Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Ekologi hewan

Kelompok 2
1. Syientike Melia Neparasi
2. Sepriani Tesa Boimau
3. Remon Sabuin
4. Susanti Mantolas

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU 1945 NTT
KUPANG 2023

KATA PENGANTAR

1
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan Hikmat
sertahidayah-Nya terutama Hikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ekologi hewan dengan juduL
“SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM RESPIRASI PADA SERANGGA”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Biologi manusia dan gisi. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kupang,15 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................2
Daftar isi....................................................................................3

2
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................4
1. Latar belakang..........................................................................4.
2. Tujuan....................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................5
1. Sistem pencernaan pada
serangga....................................................................................5
2. Sistem respirasi pada
serangga....................................................................................15

BAB III
PENUTUP....................................................................................19
Kesimpulan................................................................................19

Daftar Pustaka

BAB I
Pendahuluan
I. Latar belakang

3
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi.
Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis
mereka terdapat dimana-mana.
Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia , tanpa mereka
manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari
proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang
penelitian dan kedokteran. Dan yang sangat pentingnya adalah serangga sebagai
pemakan bahan organik yang membusuk, sehingga membantu merubah tumbuhan
dan hewan yang mati menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan dikembalikan ke
tanah.
Sebaliknya, banyak serangga adalah berbahaya atau sebagai perusak.
Mereka menyerang berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang tumbuh, termasuk
tanaman yang bernilai bagi manusia dan makan tumbuh-tumbuhan tersebut.
Serangga menyerang harta benda manusia, termasuk rumah-rumah, pakaian,
persediaan makanan, menghancurkan, merusak dan mencemarinya. Mereka
menyerang manusia dan hewan, banyak serangga adalah agen-agen dalam
penularan berbagai penyakit.
Berdasarkan dua kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut di
atas maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memikirkan bagaimana
mengendalikan mahluk yang bernama serangga ini agar fungsinya tetap dapat
dirasakan sedangkan kerugian karena kehadiran mereka dapat dihindarkan. Oleh
karena itu ilmu mengenai serangga khususnya fisiologi serangga dapat digunakan
sebagai dasar pengetahuan bagaimana serangga dapat dikendalikan. Khusus untuk
itu dalam tulisan ini disajikan bagian dari fisiologi serangga yaitu sistem
pencernaan serangga.

2. Tujuan
 Mengetahui bagaimana proses pencernaan pada serangga.
 Mengetahui bagaimana proses respirasi pada serangga.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. . SISTEM PENCERNAAN
a) Saluran Pencernaan

5
Serangga makan hampir segala zat organik yang terdapat di dalam,
dan sistem-sistem pencernaan mereka menunjukkan variasi yang besar.
Saluran pencernaan adalah suatu buluh, biasanya berkelok, yang
memanjang dari mulut sampai anus. Sistem percernaan ini sangat beragam
tergantung macam-macam makanan yang dimakan. Kebiasaan-kebiasaan
makan bahkan mungkin sangat beragam pada satu jenis tunggal. Larva dan
serangga dewasa biasanya mempunyai kebiasaan makan yang sama sekali
berbeda dan hal ini tentu akan menyebabkan perbedaan dalam sistem-
sistem pencernaan.
b) Stuktur Umum
Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu: saluran pencernaan depan (Stomodeum), saluran pencernaan
tengah (Mesenteron), saluran pencernaan belakang (Proktodeum).
Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda,
saluran pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal
dan saluran pencernaan tengah berasal dari jaringan endodermal. Bentuk
saluran pencernaan ini dipengaruhi oleh cara makan dan makanan
serangga, sehingga hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan-
perbedaan (penyesuaian-penyesuaian) diantara bentuk pencernaan
serangga.
Pada banyak serangga bagian-bagian utama ini terbagi menjadi
bagian lain dengan berbagai fungsi yaitu faring, esofagus, crop dan
proventrikulus pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus pada
bagian pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada
pencernaan bagian belakang. Beberapa sistem yang mendukung fungsi
sistem pencernaan adalah sistem syaraf pusat, sistem syaraf stomatogastik,
sistem endokrin dan sistem pernapasan. Serangga dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yaitu: Fitophagus, yaitu serangga pemakan
tumbuhan, segala sesuatu yang berasal atau dihasilkan oleh tumbuhan.
Zoophagus, yaitu serangga pemakan hewan lain baik vertebrata maupun
invertebrata. Serangga yang bersifat predator dan parasit termasuk ke

6
dalam kelompok ini. Saprophagus, yaitu serangga pemakan materi organik
atau organisme lain yang telah mati. Omnivorus, yaitu serangga pemakan
hewan maupun tumbuhan.
c) Saluran Pencernaan Depan
Pencernaan depan berasal dari jaringan ektodermal maka saluran
pencernaan bagian depan dilapisi kutikula yang disebut intima, yang
dilepaskan setiap pergantian kulit. Saluran pencernaan depan lebih
berfungsi sebagai penyimpan makanan dan sedikit melakukan pencernaan.
Pencernaan pada tempat ini disebabkan masih adanya enzim-enzim yang
terbawa dari mulut.
Saluran pencernaan depan tersusun dari otot-otot yang memanjang
(longitudinal), otot-otot melingkar (circular), sel-sel ephitelium yang pipih,
sel-sel yang bersifat impermeable. Akibat pergerakan otot-otot melingkar
dan longitudinal menyebabkan makanan dapat bergerak ke saluran tengah.
Saluran pencernaan depan terdiri dari beberapa bagian dan fungsi sebagai
berikut :
 Rongga mulut sebagai masuknya makanan
 Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah rongga
mulut yang berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus. Otot-
otot yang menempel pada faring berkembang dengan baik, hal ini
sesuai dengan perannya yang mendorong makanan dari mulut ke
oesophagus . Pada serangga dengan tipe menusuk dan mengisap pada
faring terdapat pompa faringeal yang dipakai untuk mengambil cairan.
 Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi yang
berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembolok.
 Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang berfungsi
sebagai penyimpan makanan. Seringkali bila tembolok kosong akan
melipat secara longitudinal dan tranversal tetapi pada Periplanata
(Dictyoptera) tembolok hanya mengalami perubahan kecil pada
volumenya karena apabila tembolok tidak berisi makanan, tembolok
tersebut diisi oleh udara. Pada umumnya sekresi dan penyerapan tidak

7
terjadi di dalam tembolok, tetapi kadang kala terjadi secara enzimatik.
Enzim didapat dari makanaan yang tercampur air liur yang bergerak ke
belakang menuju tembolok serta enzim dari mesenteron yang
dimuntahkan dari usus tengah. Walaupun proventrikulus bertindak
sebagai klep yang membatasi gerakan-gerakan makanan ke belakang
tetapi tidak menghalangi muntahan cairan.
 Proventrikulus, bagian ini mengalami modifikasi yang beraneka ragam
pada berbagai serangga. Pada serangga pemakan bahan padat,
proventrikulus berfungsi sebagai pemecah makanan, sedangkan pada
serangga pemakan cairan proventrikulus termodifikasi menjadi katup.
Pada lipas dan jangkrik, intima di daalm proventrikulus berkembang
menjadi enam keping otot yang keras atau geligi yang berfungsi untuk
memecah makanan. Proventrikulus secara keseluruhan mengontrol
jalannya makanan dari stomadeum ke mesenteron.
d) Saluran Pencernaan Tengah
Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan
penyerap makanan. Saluran ini berasal dari mesodermal sehingga saluran
ini tidak memiliki kutikula dan sebagai gantinya adalah lapisan peritropik
yang halus. Otot-otot pada saluran ini berkembang. Menurut chapman
(1982) saluran pencernaan ini disususn oleh otot longitudinal, otot
melingkar, sel-sel epityelium yang berbentuk kolumnar, sel-sel regeneratif
(penghasil enzim) dan membran peritropik.
Pergerakan makanan ke saluran belakang pada saluran ini lebih
disebabkan oleh membran peritropik. Membran peritropik adalah suatu
lapisan yang meliputi lumen untuk melindungi sel-sel kolumnar yang
berada di bawahnya dari makanan dan mikroba. Membran peritropik
terdiri atas khitin dan protein. Ada dua pendapat mengenai terjadinya
membran tersebut, pendapat pertama mengatakan bahwa lapisan
dihasilkan oleh bagian depan saluran pencernaan tengah, sedangkan
pendapat kedua mengatakan bahwa lapisan dihasilkan oleh sel-sel
kolumnar sendiri.

8
Lumen memiliki mikropili yang merupakan tonjolan-tonjolan pada
sel yang dapat membentuk started border. Mikropili ini juga berfungsi
memperbesar luas permukaan penyerapan. Pada sel-sel ini terdapat banyak
mitokondria sebagai penghasil energi (ATP) untuk pergerakan makanan.
Pada sel ini juga terdapat banyak retikulum endoplasma sebagai tempat
sintesis protein untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Pada sel epitelium yang kolumnar ditemukan sel Goblet. Pada
selaput dasar memiliki banayak lekukan-lekukan dan disana banyak
terdapat mitokondria yang panjang-panjang sehingga hal tersebut menjadi
pembeda dengan sel-sel lain. Saluran pencernaan tengah terdiri dari
grastrik kaekum dan ventrikulus, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis dan absorbsi nutrisi.
e) Saluran Pencernaan Belakang
Saluran pencernaan belakang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak terserap dan memaksimalisasi
penyerapan sisa makanan yang tidak terserap pada saat di mesenteron.
Saluran pencernaan belakang ini berasal dari jaringan ektodermal sehingga
saluran ini memiliki kutikula yang disebut intima. Pada saluran inilah sifat
hemoestasis serangga terdapat. Saluran pencernaan belakang menurut
Snogras (1935) tersusun dari otot melingkar, otot longitudinal, sel-sel
epitel tipis yang berbentuk kubus, intima yang bersifat permiabel.
Otot-otot pada saluran ini lebih berkembang sehingga dapat
menyebabkan sisa makanan dapat bergerak ke belakang dan keluar melalui
anus. Saluran pencernaan belakang ini terdiri dari :
 Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung
malphigi
 Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimfa atau juga
penyerapan amonia pada serangga “blowfly”. Pada rayap di illeum ini
terdapat kantung-kantung tempat organisme lain bersimbiosis
(Chapman, 1982)

9
 Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada
serangga tertentu memiliki insang trakea. Pada rektum ini terjadi
diferensiasi sel-sel, ada yang memanjang dan ada yang membentuk
bantalan
 Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya feces.

Gambar: Saluran pencernaan serangga


Terdapat beberapa jenis kelenjer yang dapat beradsosiasi dengan
sistem pencernaan diantaranya adalah kelenjer mandibel, kelenjar maksila,
kelenjar faring dan kelenjar labium.
f) Pencernaan Dan Penyerapan
Pencernaan adalah pemecahan molekul-molekul besar dan
komplek (makro molekul) menjadi molekul-molekul kecil dan sederhana
(mikro molekul) yang dapat melewati seluruh jaringan tubuh. Enzim-
enzim yang berikatan dengan pencernaan ada di dalam air liur dan dalam
sekresi usus bagian tengah. Kecuali itu pencernaan dipermudah oleh
mikroorganisme. Terdapat dua jenis pencernaan yaitu :
1. Pencernaan Di Luar Saluran Usus (Ekstrainstestinal
Digestion)

10
Jenis pencernaan dimana makanan sebelum masuk ke dalam
perut terlebih dahulu telah mendapat perlakuan pencernaan
sebelumnya. Karena air liur mengandung enzim, seringkali
pencernaan dimulai sebelum makanan ditelan. Hal ini terjadi pada
serangga-seranggga pengisap cairan. Enzim disemprotkan pada
makanan sehingga larut sebelum ditelan.
2. Pencernaan Di Bagian Dalam Usus (Intrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan ini kebanyakan dilakukan oleh mahluk hidup
dimana pencernaan terjadi didalam perut setelah makanan dimakan.
Saluran pencernaan berperan terutama untuk pencernaan dan
penyerapan makanan. Pada umumnya pencernaan terjadi sebagian
besar di dalam usus bagian tengah, dimana enzim-enzim pencernan
bayak diproduksi. Enzim-enzim ini berfungsi memecahkan subtansi
yang komplek di dalam makanan menjadi subtansi yang lebih
sederhana sehingga dapat diserap dan kemudian diasimilasi oleh
serangga.
Kebanyakan karbohidrat diperoleh menjadi monosakarida.
Kebanyakan serangga tidak memiliki enzim yang dapat memecahkan
selulosa yang biasanya terdapat didalam makanan serangga. Dalam
proses pencernaan dan penyerapan makanan ini, untuk melaksanakan
tugas enzim secara optimal dipengaruhi oleh kisaran pH dan Suhu.
 pH
pH pencernaan bagian depan sangat dipengaruhi oleh
makanan dan berbeda-beda menurut zat hara karena tidak ada
buffer yang cocok untuk isi pencernaan bagian depan. Lipas yang
makan zat hara protein mempunyai pH 6,3, dengan maltose 5,8 dan
makan glukosa 4,5-4,8. pH yang lebih asam dengan memakan gula
yang kemudian dirubah oleh mikroorganisme menjadi asam
organik.
Pencernaan bagian tengah mempunyai buffer sehingga
tercapai pH yang relatif tetap. Pada Aphis memiliki dua macam

11
sistem buffer, yang pertama adalah asam-asam organik komplek
dan garam-garam yang memiliki pengaruh maksimum pada pH 4,2
dan sistem yang kedua adalah serangkaian monohidrogen dan
dihidrogen fospat yang mempunyai pengaruh maksimum pada pH
6,8.
Di dalam pencernaan bagian tengah pH tersebut biasanya
berkisar antara 6,0-8,0 tetapi pada larva Lepidoptera, kisaran
umumnya 8,0-10,0. pH basa lebih umum pada serangga fitopagus
daripada serangga karnivora (Chapman, 1982). Sedangkan menurut
Lai dan Tamishiro dalam Raffiudin (1991) untuk rayap pH
pencernaan bagian tengah sampai belakang 6,0-7,5.

 Suhu

Aktivitas Enzim akan meningkat dengan naiknya suhu,


tetapi hal ini terjadi untuk periode yang singkat karena pada suhu
tinggi enzim mengalami denaturasi dan suhu tinggi dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan enzim rusak.

g) Penyerapan
Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus tengah tempat
dimana enzim disekresikan, tetapi karena cairan-cairan usus bagian tengah
dimuntahkan kembali, sejumlah pencernaan dapat terjadi juga di
tembolok. Enzim yang berkaitan dengan pencernaan terdapat dalam air
liur dan sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat di bagian usus
tengah disesuaikan dengan makanan. Bila suatu serangga utamanya
memakn protein maka protease menjadi penting, sedangkan serangga yang
makan madu tidak terdapat protease. Serangga yang memakan bagian
floem yang tidak mengandung polisakarida atau protein tidak terdapat
amilase dan protease, tetapi invertase.
Produk pencernaan diserap di dalam usus tengah dan sedikit pada
usus bagian belakang. Terdapat sejumlah penyerapan kembali dari air seni

12
pada usus bagian belakang ini. Sel-sel yang berhubungan dengan
penyerapan mirip dengan sel-sel yang menghasilkan enzim. Tidak terjadi
fagositas terhadap partikel makanan, semua subtansi diserap dalam bentuk
cairan.
Proses penyerapan dapat terjadi akibat proses yang aktif dan pasif
terutama tergantung pada konsentrasi relatif subtansi di dalam dan di luar
usus, difusi terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang
rendah. Pergerakan air yang pasif yang mencakup pergerakan dari larutan
yang mempunyai tekanan osmosis yang rendah ke tekanan osmisis yang
tinggi. Pergerakan aktif tergantung dari beberapa proses metabolik untuk
pergerakan subtansi terhadap konsentrasi.

h) Efisiensi Penggunaan Makanan


Efisiensi serangga mengkonsumsi makanannya sangat bervariasi
tetapi kebanyakan serangga fitofaghus mencerna dan meyerap hanya
relatif kecil dari makan yang dimakan dan sebagian besar makanan
dikeluarkan tanpa perubahan sebagai faeses.
Penggunaan makanan beraneka ragam dari suatu serangga ke
serangga lainnya. Pada serangga penghisap cairan sedikit atau tidak ada
sisa zat padat. Penggunaan makanan sangat tinggi pada serangga-serangga
seperti ini. Sebaliknya pada aphid penggunaan makanan biasanya jelek.
Cairan tumbuhan diambil dari tumbuhan dan mengalir terus, kebanyakan
keluar dari duburnya sebagai tetes embun madu. Kira-kira 50-60 %
nitrogen yang dimakan diambil dari tumbuhan.
Biasanya pada serangga fitopagus penggunaan makanan juga
buruk. Pada larva instar kelima Schistocera menggunakan hanya 35 %
berat kering makanannya, tetapi pada instar pertama menggunakan 78 %
dari berat kering makanannya. Hal ini terjadi pada keadaan makanan
berlimpah. Bila serangga kelaparan makanan tertahan di usus jangka yang
lama dan penggunaanya lebih efisien.

13
2. SISTEM RESPIRASI SERANGGA
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem
terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum
(spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen
tubuh.
Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka
dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.

Gbr. Trakea pada serangga


Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang
lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi

14
cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi
antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama
dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai
berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya
COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali
pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan
tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh
tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi
ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat
menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral.
Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea

VIII. SISTEM EKSKRESI SERANGGA


Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi
berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya
melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga

15
juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang
berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara
konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi
bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal
yang tidak larut.

Gambar sistem ekskresi pada serangga


Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang.
Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian
proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan
sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya
secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan
sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses.

16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Sistem pencernaan serangga merupakan sistem pencernaan tertutup. Pada


serangga, saluran pencernaan terdapat 3 bagian utama; Saluran pencernaan depan
atau Stomodeum, Saluran pencernaan tengah atau Mesenteren dan Saluran
pencernaan belakang atau Proktodeum.
Alat pernapasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan O2 keseluruh tubuh serta mengeluarkan CO2 . Trakea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar
keseluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan
sistem transportasi darah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sastrdihardjo.1984. Pengantar Entomologi Terapan. Bandung: Penerbit ITB


Anonim.2010. Reproduction male .http://insectspedia.blogspot.com/2010/08
/reproduction-male.html. [Diakses tanggal 17 oktober 2010].
Anonim.2010. Reproduction female. http://insectspedia.blogspot.com
/2010/08/reproduction-female.html. [Diakses tanggal 17 oktober
2010].
Anonim.2010.Animalia.http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_IX_ANIMALIA
[ diakses tanggal 4 ktober 2010]
Force,delta.2010.fhttp://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/
file.php/1/materi/Biologi/INVERTEBRATA%202.pdf. [ diakses
tanggal 4 ktober 2010]
Tabin,amin.2010. Sistem Syaraf Pada Invertebrata. http://amintabin.blogspot.
com/2010/03/sistem-saraf-pada-invertebrata.html[ diakses tanggal 4
ktober 2010]
Anonim.2008.Entomologi.http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?
menu=bmpshort_detail2&ID=67 diakses tanggal 14 Oktober 2010]

18

Anda mungkin juga menyukai