Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern, roti bakar sudah menjadi salah satu makanan ringan yang

banyak digemari masyarakat. Di perkotaan maupun pedesaan, roti bakar sangat

digemari sebagai camilan di waktu malam hari bersama dengan keluarga, kerabat,

maupun teman. Selain untuk camilan, roti bakar juga dapat dikonsumsi di pagi hari

sebagai bekal maupun sarapan yang simpel dan praktis. Kandungan gizi produk

olahan dari tepung ini cukup tinggi. Di dalam ilmu pangan, roti bakar dikelompokkan

dalam produk bakery bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, cracker, dan pie.

Proses pembuatan roti cukup banyak meliputi: pemilihan bahan, penimbangan

bahan, pencampuran bahan (mixing), peragian, pengukuran atau pembagian adonan,

pembulatan adonan (rounding), pengembangan singkat (intermediate proof),

pembentukan adonan (moulding), peletakan adonan dalam cetakan (panning), dan

pembakaran roti setengah jadi dengan oven. Proses ini harus dilakukan dengan

berurutan agar hasil rotinya memuaskan. Akan tetapi kendala yang sering terjadi

dalam proses pembuatan roti bakar setengah jadi yaitu pada proses pengukuran dan

pembagian adonan. Proses ini berjalan lambat dikarenakan dikerjakan secara manual.

Jika dilakukan dengan cara manual, maka proses pembagi adonan akan membutuhkan

waktu yang lama dan hasil pembagiannya tidak terbagi dengan sama. Hal inilah yang

memberikan gagasan bagi penulis untuk melakukan perancangan mesin pembagi dan

pemotong adonan roti.(prinsip kerja alat ini)

Mesin pembagi adonan roti (dough divider) merupakan alat yang digunakan

untuk proses membagi adonan menjadi potongan-potongan adonan yang sama ukuran
dan bentuknya. Mesin pembagi adonan roti ini juga merupakan elemen penting dalam

industri pembuatan roti bakar setengah jadi, baik skala menengah dan skala besar.

Dalam mendukung kelancaran pengoperasian mesin, maka dibutuhkan perawatan

yang terencana (planned maintenance).

Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga kondisi mesin

agar dapat beroprasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama

digunakan untuk proses jangka waktu tertentu yang sudah direncanakan. Salah satu

metode perawatan terencana yang ada yaitu metode perawatan jishu hozen. Perawatan

dengan metode jishu hozen memberikan tanggung jawab perawatan rutin kepada

operator atau pemilik mesin. Selain pemilik mesin dapat menggunakan mesin

tersebut, pemilik mesin juga diharapkan dapat melakukan pembersihan, pemberian

cairan lubrikasi/minyak, pengecekan transmisi, hingga inspeksi pada motor mesin.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan informasi dan kendala yang telah dikemukakan di atas terdapat

rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana perancanaan perawatan pada mesin dough divider dengan metode

jishu hozen ?

2. Bagaimana penjadwalan perawatan pada mesin dough divider ?

3. Berapa estimasi biaya yang diperlukan pada perawatan mesin dough divider ?

1.3 Batasan masalah

Diperlukan batasan masalah dalam melakukan penelitian sehingga

pembahasan dapat lebih terarah dan jelas. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini yaitu metode perawatan yang digunakan pada penelitian ini

hanya menggunakan metode jishu hozen.


1.4 Tujuan

Tujuan yang inggin di capai dari tugas akhir ini adalah:

1. Dapat merencanakan perawatan pada mesin dough divider dengan metode jishu

hozen .

2. Dapat membuat penjadwalan pada kegiatan perawatan mesin dough divider?

3. Dapat membuat perencana biyaya untuk perawatan mesin dough divider?

1.5 Manfaat

Adanya Laporan Tugas Akhir ini di harapkan dapat mencapai beberapa

manfaat, yaitu :

1. Bagi mahasiswa

a) Dapat melatih kemampuan mahasiswa dalam proses pembuatan dan

perawatan pada mesin pembagi adonan (dough divider).

b) Mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang di dapat di kampus Politeknik

Negeri Malang PSDKU Kediri.

2. Bagi Perguruan Tinggi

a) Sebagai bahan masukan (feedback) yang dapat di gunakan untuk bahan

evaluasi program kerja dan metode pengajaran pada jurusan dan prodi.

3. Manfaat Bagi Mitra UMKM

a) Mempermudah proses produksi dalam industry yang menjalin mitra kerja..

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut :


1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian.

2. Bab II tinjauan pustaka

Bab ini berisi tentang konsep dan dasar teori yang digunakan dalam

penelitian.

3. Bab III Metode dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian

dan membahas pengumpulan data dan proses pembahasan beserta analisisnya.

4. Bab IV Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

penelitian dan pembahasan serta memberikan saran untuk hasil penelitian dari

pengolahan data tersebut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian untuk mencari perbandingan dan

disamping itu kajian terdahulu memnbantu penelitian dalam memposisikan penelitian

serta menunjukan orisinilitas dari penelitian. Penelitian ini merupakan pengembangan

dari penelitian yang telah di lakukan oleh :

No Nama Judul Kesimpulan


Peneliti
Penerapan autonomous
maintanance berkurangnya
cacat produk dan kerusakan
Autonomus maintannance,
Supriatna, et pada mesin,berkurang di
1 Pada plant II PT.Ingres
al.(2017) karenakan waktu pemeliharaan
Malindo Ventures
terjadwal sehingga dapat
mengantisipasi rusaknya
komponen dan mesin.

Dindin Penerapan autonomous Penerapan Autonomous


2 Hidayat maintanance dalam Maintenance pada mesin
(2020) mengurangi technical Departemen Can Making
Stopages Departement di PT. Frisian menemukan hasil
Can making di PT.Frisian untuk mesin Parting sebanyak
Flag Indonesia Plant 178.16 jam dan Body maker
Ciraces sebanyak 184.93 jam.

Nur Cholis Autonomous Maintenance Penerapan perawatan


3 Syambudi Mesin Bor Duduk Tipe menggunakan metode Jishu
(2020) ZJ- 4116 Kapasitas 16 Hozen pada mesin bor duduk
MM Pada Bengkel tipe ZJ-4116 kapasitas 16 MM
Micron Teknik mendapatkan hasil efisiensi
kerja dan efisien peralatan serta
biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan mesin kurang dari
Rp.1.402.950

2.2 Roti Bakar

Roti bakar didefinisikan sebagai makanan yang dibuat dari tepung terigu yang
diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan biasanya ditambahkan

garam, gula, susu, lemak dan bahan-bahan pelezat seperti coklat, kismis dan sukade.

Di pasaran roti umumnya dijual dalam bentuk roti bakar dan roti tawar.

Pada awalnya roti dibuat dari bahan yang sederhana dengan cara pembuatan

yang sederhana pula, roti dibuat dari gandum yang digiling menjadi terigu murni dan

dicampur air, kemudian dibakar diatas batu panas atau oven. Perkembangan

teknologi, menghasilkan roti yang lebih bervariasi dari segi ukuran, penampilan,

bentuk, tekstur, rasa, dan isiannya. Hal itu dipengaruhi oleh perkembangan

pengetahuan tentang pembuatan roti meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran,

dan metode pengembangan adonan.

Roti bakar yang berkualitas dihasilkan dari bahan yang berkualitas, komposisi

bahan yang tepat, proses pembuatan yang tepat dan didukung oleh bahan penunjang

yang tepat. Kriteria roti manis yang baik adalah teksturnya lembut, tingkat

kekenyalannya cukup tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek, jika ditekan roti

akan kembali seperti semula, berpori kecil, warna kulit luar bagian atas kuning

kecoklatan sedangkan kulit luar bawah kuning muda atau coklat muda, remah halus

tanpa gumpalan putih dan beraroma harum. Berikut ini adalah tabel bahan pembuatan

roti bakar pada tabel 2.1 .

Tabel 2. 1.Tabel Bahan Pembuatan Roti Bakar

Bahan roti bakar Jumlah %

Tepung terigu 100.00


Ragi instan 2.00
Garam halus 1.20
Gula susu 20.00
Margarin mentega 10.00
Pengembang 10.00
Sumber : Penulis,2023

Proses pembuatan roti bakar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara

straight dough dan cara sponge and dough. Adapun komposisi dari roti manis yang

sering digunakan menurut formula dasar, yang dapat divariasi sesuai dengan

keinginan.

2.3 Dough Divider

Dough divider atau yang lebih dikenal dengan mesin pembagi adonan

merupakan alat yang digunakan untuk proses membagi adonan menjadi potongan-

potongan adonan yang sama ukuran dan bentuknya. Mesin pembagi adonan belum

terlalu banyak digunakan pada industri pembuatan roti, cake dan sebagainya di daerah

kabupaten kediri.

Mesin pembagi adonan roti ini juga merupakan elemen penting dalam industri

roti baik skala menengah dan skala besar, selain itu mesin ini membantu dalam proses

pembagian adonan dengan menggunakan sistem pemotongan teratur sehingga lebih

efisien dalam segi waktu karena dapat membagi dan mencetak adonan dengan waktu

yang lebih singkat dibandingkan dengan tenaga manual dan dari segi kualitas yang

dihasilkan pun lebih baik karena dapat mencetak adonan sesuai dengan spesifikasi

yang diinginkan.

2.4 Komponen Mesin Dough Divider

Dalam suatu mesin pasti memiliki part/komponen dari masing masing mesin
tak terkecuali yang ada pada mesin dough divider.

2.4.1 Conveyor Ulir ( screw conveyor)

Screw conveyor merupakan salah satu bentuk system penyalur adonan

pada mesin dough divider. Alat ini memiliki arah putaran searah jarum jam,

dimana jarak antar ulir yang satu dengan yang lain sama.

Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi

suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup Pisa berpilin ini disebut flight.

Macam-macam flight adalah Sectional flight, Helicoid flight, dan Special

flight. Ketiga im terbagi atas cast iron flight, ribbon flight, dan cut flight.

Konveyor berflight section dibuat dari pisa-pisau pendek yang disatukan tiap

pissu berpili sata putaran pesh dengan cara disambung tepat pada tiap ujung

sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan

yang panjang. Cara kerjanya sendiri yaitu putaran seperti putaran ulir, bahan

yang akan diangkut dimasukkan ke ujung umpan perangkat dan diangkut ke

ujung pembuangan dengan perpindahan putaran seperti ulir.

gambar 4. 1 screw conveyor


Sumber :Dok, Penulis, 2023
2.4.2 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi

listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan

rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Pada

motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan

dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak

dan kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka dapat memperoleh gerakan jika kita

menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet

yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

2.4.2.1 Jenis – Jenis Motor Listrik

Tipe atau jenis motor listrik yang ada saat ini beraneka ragam jenis dan

tipenya. Semua jenis motor listrik yang ada memiliki 2 bagian utama yaitu stator dan

rotor. Stator adalah bagian motor listrik yang diam dan rotor adalah bagian motor

listrik yang bergerak (berputar). Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis

sumber tegangan kerja yang digunakan. Berdasarkan sumber tegangan kerjanya motor

listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Motor Listrik Arus Bolak-balik (AC) adalah jenis motor listrik yang beroperasi

dengan sumber tegangan arus listrik bolak balik.

b. Motor Listrik Arus Searah (DC) adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan

sumber tegangan arus listrik searah.


2.4.2.2 Cara Kerja Motor Listrik

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus listrik

dalam medan magnet akan memberikan gaya. Jika kawat yang membawa arus

dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop yaitu, pada sudut

kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan

gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan . Motor-motor

memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang

lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang

disebu kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti

apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga

putar/torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.

gambar 4. 2 Gambar motor listrik


Sumber : Dok. Penulis, 2023

2.4.3 Gear Box

Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang disebut

sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan

mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindel

mesin maupun melakukan gerakan feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur

kecepatan gerak dan torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan

mundur.
Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindah tenaga yaitu gearbox

yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin

lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik

putaran maupun pergeseran. Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan

untuk menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang berputar, dan

gearbox juga adalah alat pengubah daya dari motor yang berputar menjadi tenaga

yang lebih besar.

gambar 4. 3 Gambar Gear box


Sumber : www.core.ac.uk.com

2.4.4 Rantai Transmisi

Rantai atau Chain merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk

mentransmisikan daya (Power Transmision). Dalam penggunaannya rantai memiliki

keuntungan seperti :

 Mampu meneruskan daya yang besar karena kekuatannya yang besar

 Tidak memerlukan tegangan awal

 Keausan kecil pada bantalannya

 Mudah dalam pemasangannya

Disamping keuntungan-keuntungan yang dimiliki oleh rantai, dipihak lain

rantai juga memiliki kekurangan, yaitu:


 Variasi kecepatan yang tak dapat dihindari karena lintasan busur pada

sprocket yang mengait pada mata rantai

 Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar gigi sprocket

 Perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang diakibatkan oleh

gesekan dengan sprocket.

2.5 Definisi Perawatan

Perawatan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang

diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat

berfungsi dengan baik seperti kondisi awalnya. Perwatan didefinisikan sebagai bentuk

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang mampu mengembalikan item atau

mempertahankannya pada kondisi yang selalu dapat berfungsi. Perawatan juga

merupakan kegiatan pendukung yang selalu dapat berfungsi. Perawatan juga

merupzakan kegiatan pendukung yang menjamin kelangsungan mesin dan peralatan

sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan yang diharapkan.

Sehingga kegiatan perawatan merupakan seluruh rangkaian aktivitas yang dilakukan

untuk mempertahankan unit-unit pada kondisi operasional dan aman, dan apabila

terjadi kerusakan maka dapat dikendalikan pada kondisi operasional yang handal dan

aman. Perawatan mesin perlu dilakukan untuk meminimasi Downtime, sehingga

aktivitas proses transformasi bahan baku menjadi produk dapat berjalan dengan baik,

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Konsep ini juga harus dapat menunjang

sistem kesiapan sarana produksi, sehingga perlu dilakukan program perawatan.

2.5 Tujuan perawatan

Proses perawatan secara umum bertujuan untuk memfokuskan dalam langkah

pencegahan utnuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan


dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya

perawatan. Proses perawatan atau sistem perawatan merupakan sub sistem dari sistem

produksi, dimana tujuan sistem produksi tersebut adalah :

 Memaksimasi profit dari peluang pasar yang tersedia

 Memperhatikan aspek teknik dan ekonomis pada proses konversi

material menjadi produk

Sehingga sistem perawatan dapat membantu tercapainya tujuan tersebut

dengan adanya peningkatan profit dan kepuasan pelanggan, hal tersebut dilakukan

dengan pendekatan nilai fungsi dari fasilitas/perawatan produksi yang ada dengan

cara :Duffuaa et al ( 1999) dalam Ansori & Mustajib (2013)

 Meminimasi downtime

 Memperbaiki kualitas

 Meningkatkan produktivitas

 Menyerahkan pesanan tepat waktu

Tujuan utama dilakukannya sistem manajemen perawatan lain menurut

Institute of Plan Maintenance dan Consultant TPM India, secara detail disebutkan

sebagai berikut (Ansori & Mustajib, 2013) :

 Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi

 Menjamin tingkat ketersediaan optimum dari fasilitas produksi

 Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan

untuk pemakaian darurat

 Menjamin keselamatan operator dan pemakai fasilitas

 Mendukung kemampuan mesin dapat memenuhi kebutuhan sesuai

dengan fungsinya
 Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang diluar batas

dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan

mengenai investasi tersebut

2.6 Klasifikasi Perawatan

Kurniawan (2013) menyatakan Perawatan itu mencakup dua pekerjaan, yaitu

perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mencegah

kerusakan,sedangkan perbaikan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk memperbaiki

kerusakan. Secara umum, perawatan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Perawatan terprogram

Perawatan terpogram adalah aktivitas perawatan yang dilakukan secara

terencana, sehingga mekanismenya dapat terlaksana sebelum terjadinya

kerusakan dan frekuensi perawatannya sudah terjadwal.

2. Perawatan tidak terpogram

Aktivitas Perawatan yang dilakukan setelah kerusakan terjadi, dan

kerusakan tersebut biasanya tidak dapat diduga sebelumnya, sehingga

perusahaan mengalami kerugian dikarenakan adanya gangguan terhadap

kontiunitas proses produksi.

2.7 Jenis Jenis Perawatan

pada pelaksanaa proses perawatan atau pemeliharaan ada beberapa macam

jenis yang biasa di lakukan berdasarkan waktu pengerjaanya :


Bentuk-bentuk Perawatan :

1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)

Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk

pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk:

inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan

atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

2. Perawatan Korektif Adalah

pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang

dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan

sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan

agar peralatan menjadi lebih baik.

3. Perawatan Berjalan

Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan

dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-


peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. 4.

Perawatan Prediktif Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui

terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari

sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan

panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

4. .Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)

Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan,

dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-

alat dan tenaga kerjanya.

5. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)

Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi

kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.tt

Anda mungkin juga menyukai