BANDARA KEDIRI
KABUPATEN KEDIRI)
SKRIPSI
OLEH
NIM 160751615444
NOVEMBER 2020
DINAMIKA KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PADA PEMBANGUNAN
BANDARA KEDIRI
KABUPATEN KEDIRI)
SKRIPSI
Diajukan kepada
Oleh
NIM 160751615444
NOVEMBER 2020
THE CONFLICT DYNAMIC OF LAND ACQUISITION ON KEDIRI
AIRPORT CONSTRUCTION
REGENCY)
UNDERGRADUATE THESIS
BY
NIM 160751615444
NOVEMBER 2020
THE CONFLICT DYNAMIC OF LAND ACQUISITION ON KEDIRI
AIRPORT CONSTRUCTION
REGENCY)
Undergraduate Thesis
Submitted to
By
NIM 160751615444
NOVEMBER 2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 160751615444
Jenjang : S-1
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan judul Dinamika Konflik
pengambil-alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.
Materai 6000
NIM. 160751615444
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I
NIP. 196303151988121001
Pembimbing II
NIP. 198907162015041002
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Mengetahui, Mengesahkan
Ketua Jurusan Sosiologi Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dwi, Yogi. 2020. Dinamika Konflik Pembebasan Lahan pada Pembangunan Bandara
Kediri (Studi Kasus : Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri), Skripsi,
Jurusan Sosiologi, Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Malang,
Pembimbing: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Abdul Kodir, S.Sosio, M.Sosio.
i
ABSTRACT
Dwi, Yogi. 2020. The Conflict Dynamic of Land Acquisition on Kediri Airport
Construction (Case Study: Bulusari Village, Tarokan District, Kediri Regency),
Thesis (S1), Sociology Department, Study Program of Sociology Education,
Universitas Negeri Malang, Advisor: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Abdul
Kodir, S.Sosio, M.Sosio.
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Terima kasih untuk ibu Sukartini, bapak Utomo dan Yoga Karya Utama atas
kasih sayang dan limpahan doa yang dipanjatkan untuk kesuksesan saya, serta
memberikan dukungan, moril dan materil telah diberikan agar saya menjadi
2. Terima kasih untuk dosen pembimbing yaitu Bapak Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si,
dan Bapak Abdul Kodir, S.Sosio, M.Sosio yang telah sabar membimbing saya
3. Terima kasih untuk sahabat saya yang telah membantu untuk menyelesaikan
4. Terimakasih untuk keluarga besar Teori Super Royal : Benti, Karina, Wiwid,
Sandy, Wildan, Sofian, Ragil, Yoga yang menemani baik susah maupun senang.
5. Terima kasih untuk Keluarga besar GMNI UM yang telah membantu dalam
6. Terima kasih untuk Nur Aini Lailiya Hanum yang telah menjadi sahabat terbaik
7. Terima kasih untuk para informan yang telah meluangkan waktu melakukan
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan
Penelitian ini dapat terlaksana berkat adanya bimbingan dan dukungan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Malang
2. Bapak Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si dan Bapak Abdul Kodir, S.Sosio, M.Sosio
4. Keluarga besar Almarhum Bapak Saprawi yang telah memberikan dukungan dan
5. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
iv
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua keikhlasan dan kerendahan
hati para pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam skripsi. Oleh karena itu kritik dan saran yang dari
Semoga skripsi ini berguna sebagai rujukan dan peningkatan pendidikan di Indonesia.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................i
ABSTRACT .................................................................................................ii
LEMBAR PERSEMBAHAN .....................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................iv
DAFTAR ISI ................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................10
C. Tujuan Penelitian .............................................................................10
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1.Konflik .....................................................................................13
2. Dinamika Konflik ...................................................................19
B. Kerangka Teori
1. Teori Dinamika Konflik Fisher ..............................................19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .....................................................23
B. Kehadiran Peneliti ...........................................................................24
C. Lokasi Penelitian .............................................................................28
D. Sumber Data ....................................................................................29
E. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................................31
F. Analisis Data ....................................................................................34
G. Pengecekan Keabsahan Data ..........................................................37
H. Tahap-Tahap Penelitian ..................................................................38
vi
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data ...................................................................................40
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................40
2. Latar Belakang Terjadinya Konflik Masyarakat Bulusari
Dengan Panitia Proyek Bandara Kediri.......................................44
3. Dinamika Konflik Antara Masyarakat Bulusari Dengan
Panitia Proyek Bandara Kediri......................................................54
B. Temuan Penelitian ...........................................................................62
BAB V PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya Konflik Masyarakat Bulusari
Dengan Panitia Proyek Bandara Kediri .........................................64
B. Dinamika Konflik Antara Masyarakat Bulusari Dengan
Panitia Proyek Bandara Kediri .......................................................50
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................81
B. Saran ................................................................................................86
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................89
LAMPIRAN .................................................................................................65
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang kurang memadai tidak bisa diselesaikan hanya dengan melakukan impor
karena berbasis lokasi, berbeda halnya dengan kebutuhan akan makanan dan
ekonomi yang lebih cepat melainkan juga untuk pertumbuhan yang inklusif.
1
2
dan Ghosh 2005: 81). Banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
pekerjaan akan bertambah dan angka kemiskinan dapat ditekan. Selain Usaha
kebutuhan bahan baku, pupuk, dan kebutuhan lain dengan harga yang lebih
murah. Distribusi ke daerah-daerah lain juga akan lebih mudah (Thirlwall &
dalam bidang pertanian dan usaha-usaha kecil di daerah pedesaan yang dapat
daerah kota seperti kemacetan, pertumbuhan slum area, dan masalah yang
lainnya.
general and the growth of its tourism sector in particular, the demand for air
ganti rugi tidak sesuai dengan harga tanah pada umumnya. Hingga pada
tanah (Kodir, 2017: 71) kepemilikan relatif yang berarti manusia tidak
tidak memiliki kekuatan penuh atas penggunaan atau penguasaan lahan, tetapi
bentuk eksikusi atau pemaksaan dalam proses pembebesan lahan. Hal yang
pemerintah, sebab segala pendanaan akan ditanggung oleh PT. Gudang Garam
Mereka menuntut kejelas atas ganti rugi yang sudah di sepakati oleh
manajemen konflik. Teori yang digunakan adalah face negotiation theory dan
antara latar belakang, motivasi dan interest para pelaku konflik dengan
bergeser menjadi konflik antar elit serta konflik antara masyarakat pro dengan
jangka waktu sangat lama (sebelas tahun), yang memberikan ruang bagi
dengan berbagai macam dalih. Adapun yang menjadi akar konflik adalah (1)
pencaharian dan (5) Keterlibatan pihak luar. Jenis konflik bersifat vertikal dan
tali asih, dan (4) pendekatan hukum. Sementara tindakan represif dan
pembangunan bandara.
rencana pembangunan bandara meliputi sikap setuju, tidak setuju, dan netral.
Sikap masyarakat di Desa Palihan dinilai dari pandangan, alasan, dan tindakan
dirasa tidak adil untuk petani. (2) Alasan masyarakat yang setuju yaitu bahwa
kejelasan pasti terkait dengan ganti rugi lahan masyarakat dan jaminan
munculnya konflik sosial. Konflik sosial terjadi antara masyarakat yang setuju
dan menolak (konflik horizontal) dan konflik antara masyarakat yang menolak
menolak dilandasi ketakutan akan kehilangan lahan pertanian yang selama ini
menjadi sumber utama mata pencaharian mereka, baik sebagai petani (pemilik
lahan) ataupun buruh tani (penggarap). Sementara itu masyarakat pro bandara
yang pro bandara mengajukan beberapa persyaratan antara lain: ganti rugi
gratis.
dalam penelitian ini terfokus pada dinamika konflik yang terjadi pada upaya
penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini berbeda karena terfokus
10
pada dinamika konflik dan juga lokasi yang berbeda akan menghasilkan
itu perbedaan dapat di ketahui yaitu dari analisis konflik yang akan dilakukan
B. Rumusan Masalah
Kediri?
C. Tujuan
Kediri
Kediri
D. Manfaat
11
1. Manfaat Teoritis
Bandara Kediri
b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dan juga
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
c. Bagi Pemerintah
sosiologi
KAJIAN PUSTAKA
1. Konflik
a. Pengertian Konflik
13
14
konflik.
2. Perbedaan kebudayaan
3. Perbedaan kepentingan
4. Perubahan sosial
15
kejelas atas ganti rugi yang sudah di sepakati oleh pemerintah dan
warga.
c. Jenis-jenis Konflik
pihak lain dan terjadi kontak fisik sehingga menimbulkan korban jiwa.
dua jenis konflik (Susan, 2009 : 85) pertama, dimensi vertikal atau
“konflik atas”; yang dimaksud adalah konflik antara elite dan massa
diantaranya:
1. Koersi
secara psikologis.
2. Kompromi
17
3. Arbitrasi
kedua belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih
4. Mediasi
5. Konsiliasi
6. Toleransi
7. Stalemate
belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju
8. Ajudikasi
pengadilan.
2. Dinamika Konflik
kekerasan timbal balik bisa muncul dalam situasi ini. Ekskalsi konflik
yakni dengan melihat pada sumber konflik, yaitu segala potensi yang
alam, perbedaan tafsir agama, atau etnis. Setelah itu menganalisis karakter
B. Kerangka Teori
Tingkat Konflik
Konfrontasi
Stabilitas
a. Prakonflik
b. Konfrontasi
pihak atau salah satu pihak. Jika hanya ada salah satu pihak yang
c. Krisis
masal. Dalam sekala besar dalam tahap ini terjadinya perang dan
dua situasi yaitu pemenang perang atau yang kalah dalam perang dan
d. Pasca konflik
kekerasan bisa terjadi karena beberapa factor yaitu kedua belah pihak
melanjutkan konflik.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
24
25
Jenis penelitian atau strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Hal tersebut dikarenakan topik utama penelitian ini adalah
suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu
(Creswell, 2013 : 20). Kasus dalam hal ini dibatasi oleh waktu dan aktivitas.
aktivitas serta proses seperti apa yang dijalankan oleh masyarakat yang
B. Kehadiran Peneliti
dan kunci keberhasilan sebuah penelitian. Data mentah atau data primer yang
dihimpun dari lapangan didapatkan secara langsung oleh peneliti atau dengan
bantuan orang lain, sebab apa yang terjadi selama penelitian harus diuraikan
26
digunakan metode berpikir induktif yang artinya data digali dan dihimpun
dilakukan pra dan pasca pengambilan data di lapangan. Hal tersebut dilakukan
pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi
pengurusan perizinan telah selesai, maka peneliti akan meminta bantuan dari
dalam kasus konflik pembebasan lahan dan Ali Mustofa sebagai juru
27
informasi yang lain dari lokasi penelitian. Selain dari sisi masyarakat,
penggalian data juga akan dilakukan dari sisi pemerintah yakni pihak
Garam.
data jenuh dalam penelitian. Kehadiran peneliti dalam penggalian data akan
2016:167-168), yaitu:
dari lapangan dilakukan secara natural yang merupakan bagian dari proses
lapangan.
nantinya akan memperkenalkan peneliti, yaitu dalam hal ini adalah kepala
desa sebagai pemberi izin dan dua nama yang telah disebutkan di muka.
perhatian dan kesungguhan tentang apa yang dipelajari oleh peneliti dan
cukup komprehensif.
informasi.
Kehadiran peneliti dalam penelitian yang telah dilakukan ini dilakukan dalam
kegiatan :
mempertahankan pemakaman
Minggu/1 November 2020 Wawancara kepada bapak purwito selaku 5 KK
6. yang bertahan dan penolak harga pembebasan
lahan
senin/2 November 2020 Wawancara kepada Ibu Mila melalui media
7. online selaku warga yang menolak pembebasan
lahan pemakaman
8. selasa/3 November 2020 - Wawancara kepada bapak Budiman
Rabu/4November 2020 - Wawancra kepada ibu Ander Sumiwi
9. melalui media online selaku pengacara
warga
C. Lokasi Penelitian
dari ketiga kecamatan yang akan dilakukan pembebasan lahan, hanya di Desa
D. Sumber Data
tindakan (data primer), selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
Bagian ini akan dijelaskan sumber-sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Mengenai prosedur pengumpulan data akan dijelaskan pada sub
bab berikutnya.
yang telah dibuat. Orang yang diwawancari dalam penelitian ini adalah
2. Sumber Tertulis
Sumber tertulis dapat berupa sumber buku dan majalah ilmiah, arsip,
3. Foto
jelas. Foto juga mampu menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga
dan bisa digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif yang hasilnya akan
masyarakat.
jawabannya tidak akan diperoleh dari foto, tetapi foto akan memberikan
subjek-subjek penelitian.
4. Data Statistik
komposisi distribusi penduduk dilihat dari segi usia, jenis kelamin, agama
penelitian ini adalah data monografi desa. Data statistik pada umumnya
perorangan dalam segala liku kehidupannya yang unik namun utuh. Oleh
karena itu, peneliti tidak akan terlalu banyak mendasarkan diri pada data
statistik, tetapi memanfaatkan data statistik itu hanya sebagai cara yang
penelitiannya.
1. Observasi
2. Wawancara
terlibat dan 4) upaya penyelesaian konflik atau akhir dari konflik yang
terjadi.
3. Dokumentasi
surat kabar, ringkasan hasil rapat, dan laporan resmi atau dokumen pribadi
seperti jurnal pribadi, buku harian, surat, dan email. Studi dokumentasi
dalam penelitian ini telah akan mengambil dari surat kabar online dari
muka.
4. Materi Audio-Visual
Data audio-visual ini menurut Creswell dapat berupa foto, benda seni,
Terlebih dahulu peneliti akan mengidentifikasi data apa yang akan dihimpun
Informasi demografis tentang tempat dan waktu catatan lapangan juga ditulis
untuk menghindari kehilangan data akibat kerusakan alat perekam dan lekas
F. Analisis Data
oleh informan. Proses analisis data dalam penelitian ini akan mengadaptasi
Interrelating Themes/Description
Themes Description
Raw Data
(transcripts, fieldnotes, images, etc.)
sebagai berikut:
1. Mengatur dan menyiapkan data untuk di analisis, yaitu data mentah (raw
pengkodean.
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
pesantren;
dan
H. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra-lapangan
c. Mengurus perizinan
b. Memasuki lapangan
lapangan. Paparan data dan temuan penelitian akan disajikan dalam beberapa sub-
bagian, yakni: (1) Gambaran umum lokasi penelitian; (2) Latar belakang terjadinya
konflik masyarakat Desa Bulusari dengan panitia pengadaan proyek Bandara Kediri ;
(3) Dinamika konflik yang terjadi antara masyarakat Desa Bulusari dengan panitia
A. Paparan Data
41
42
lalu untuk jarak antara Desa Bulusari dari Kota atau Ibukota Kediri yaitu
antara Desa Bulusari dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yaitu 133 km
1) Jumlah Penduduk
penduduk usia 16-65 tahun dengan jumlah penduduk usia 0-15 tahun
2) Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa secara garis besar pendidikan
masyarakat di Desa Bulusari di dominasi oleh mereka yang bersekolah sampai pada
jenjang pendidikan SD yaitu sebanyak 3.647 jiwa. Dari hal tersebut diketahui bahwa
pendidikan, hanya kurang dari 1/2 % jumlah masyarakat yang lulus SMA/SMU dari
julah yang lulus SD yaitu sebanyak 1.370 jiwa. Dan untuk sampai pada jenjang
sarjana (S1) sebanyak 173 jiwa. Desa Bulusari memiliki beberapa lembaga
pendidikan formal, antara lain terdapat 6 (enam) Taman Kanak-Kanak (TK), 5 (lima)
3) Pekerjaan
906 bekerja pada sektor pertanian hal tersebut didukung oleh luas
latar belakang atau awal mula terjadinya konflik pembebasan lahan yang
oknum pejabat desa dan makelar yang memanfaatkan situasi ketidak tauan
Agustus 2017 pihak pengadaan proyek dalam hal pembebasan lahan yaitu
terindikasi dua pemakam yaitu makam Dusun Pojok dan Dusun Bulusari
Utara serta pondok pesantren, madrasah ibtidaiyah (MI) dan masjid Dusun
Bulusari Utara terkena pembebasan lahan sehingga akan ikut di bongkar dan
46
Huzer selaku tokoh masyarakat dan pemilik pondok pesantren serta MI.
apabila pondok pesantren dan MI di jual maka rumah warga yang terdapat di
zona merah yaitu masuk di dalam tracking akan ikut dijual, dan juga
sebaliknya apabila masjid, makam dan pondok pesantren tidak di jual, maka
warga juga tidak akan menjual rumahnya. Keputusan Kyai Huzer bulat
setiap pengajian dan nikahan sehingga warga Dusun Bulusari Utara sepakat
Berbeda dengan warga dusun Pojok, yaitu merespon hal tersebut pada
Kabupaten Kediri yang sekarang di sebut FPR (Forum Pojok Rembuk) yang
hanya karena dua makam Dusun Pojok dan Dusun Bulusari Utara serta
pondok pesantren, madrasah ibtidaiyah (MI) dan masjid Dusun Bulusari Utara
Kediri diantaranya sebaigai berikut : Pertama, tidak ada sosialisasi yang jelas
yang beredar bahwa peta pembangunan bandara hidup, maksut hidup disini
yaitu bisa berubah-rubah setiap waktu, hal itu terjadi pada saat makam pojok
resmi tidak di bongkar, terjadi perubahan arah peta dan juga ketidak jelasan
atas kebutuhan lahan, faktanya pada saat ini lahan yang diluar patok juga di
dan intimidasi. Intimidasi yang terjadi pada saat proses pembebasan lahan di
desa bulusari yaitu melibatkan pihak preman, Satpol PP, Polisi, Tentara,
pihak pemerintahan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten dan dinas terkait.
akan berurusan dengan hukum, otomatis orang desa yang tidak tau apa-apa
melanggar hukum atau illegal, hal tersebut dikarena adalah telah terjadi
yang melanggar ketentuan, pembelian tanah secara masal tersebut secara nyata
terhadap Tata Ruang Tata Wilayah yang mana hubungan antara hal ini adalah
berkaitan dengan pemberian ijin IPPT yang hanya dapat diberikan apabila
sesuai dengan rencana Tata Ruang Tata Wilayah Daerah yang bersangkutan.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
Kediri
himpun oleh peneliti dapat dijabarkan melalui sub bab berikut ini :
a. Suber Konflik
ibtidaiyah (MI) dan masjid Dusun Bulusari Utara. Di tambah lagi tidak
Bulusari:
Tabel 4.4 Gambaran Jaringan Aktor pada jalannya konflik pembebasan lahan di
Desa Bulusari
No. Aktor Individu / Institusi Deskripsi
1. Warga Desa Bulusari Warga Desa Bulusari ini merupakan warga
terdampak pembebesan lahan atau zona merah
dan meolak makam, masjid, pondok pesantren
dan MI.
2. Pemerintah Desa Pemerintah Desa Bulusari selaku institusi
Bulusari pemerintahan yang berada pada wilayah Desa
Bulusari. Tergabung dalam panitia
pembebasan lahan atau Tim 9
3. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan Tarokan selaku
Tarokan institusi pemerintahan yang berada pada
wilayah Desa Bulusari. Tergabung dalam
panitia pembebasan lahan atau Tim 9
4. Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Kediri selaku institusi
Kediri pemerintahan yang berada pada wilayah Desa
Bulusari. Tergabung dalam panitia
pembebasan lahan atau Tim 9
5. Badan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten
Nasional (BPN) Kediri yang merupakan sebuah lembaga atau
Kabupaten Kediri intansi yang mengatur seputar tanah atau
lahan di Kabupaten Kediri. Tergabung dalam
panitia pembebasan lahan atau Tim 9
6. Forum Rembug Pojok Kelompok social yang terbentuk atas respon
(FRP) warga menanggapi konflik yang terjadi.
selaku kelompok yang mendampingi warga
dalam proses hukum warga dalam upaya
memperoleh keadilan.
7. Pengacara Pengacara selaku individu yang mendampingi
warga dalam proses hukum warga dalam
57
yaitu tahun 2016 sudah ada pembebasan lahan secara besar-besaran yang
yaitu PT BDI (Bukit Dhoho Indah) yang merupakan anak perusahaan dari
58
dimana terindikasi dua pemakaman yaitu makam Dusun Pojok dan Dusun
ikut di bongkar dan di pindahkan. Merespon hal tersebut pada hari selasa
hukum.
1) Surat menyurat
59
2) Demonstrasi
masyarakat.
B. Temuan Penelitian
Dusun Pojok dan Dusun Bulusari Utara serta pondok pesantren, madrasah
ibtidaiyah (MI) dan masjid Dusun Bulusari Utara, 2) tidak ada sosialisasi yang
aktor atau pihak yang terlibat pada jalannya konflik dan 3) jalannya konflik
berawal dari akar masalah proses terjadi hingga upaya penyelesaian yang
PEMBAHASAN
secara simultan (Pruitt & Rubin, 2011: 21). Perbedaan pendapat atau
merupakan jenis konflik dimensi vertikal atau “konflik atas”; yaitu konflik
antara elite dan massa (rakyat). Elit disini yaitu pihak pengadaan proyek yaitu
lahan secara besar-besaran yang dilakukan oleh oknum pejabat desa dan
65
66
pemerintahan dan juga pihak pengembang. Tentu saja hal tersebut secara
anehnya setiap kali dimintai keterangan oleh warga maupun media, selalu
dijawab tidak tahu, tidak mengerti dan bahkan terkesan ditutup tutupi. (ander,
2017 :6) Untuk memenuhi syarat agar sebuah program pembangunan yang
melibatkan publik dan pemerintah adalah sah secara hukum dan berdasarkan
pada aturan sebuah kaidah aturan hukum yang berlaku. Pihak pembebasan
bawah standart. Pada awalnya konflik yang terjadi di desa Bulusari cenderung
pembebsan lahan yaitu PT BDI (Bukit Dhoho Indah) yang merupakan anak
tracking dimana terindikasi dua pemakam yaitu makam Dusun Pojok dan
Dusun Bulusari Utara serta pondok pesantren, madrasah ibtidaiyah (MI) dan
masjid Dusun Bulusari Utara terkena pembebasan lahan sehingga akan ikut di
yang masuk didalam zona merah atau tracking bandara sudah terbeli oleh
pihak pengadaan proyek yaitu pihak PT. BDI, tetapi pihak pengembang
67
Dusun Bulusari Utara serta pemukiman warga. Semua warga di dusun Blusari
keputusan kepada Kyai Huzer, apabila pondok pesantren dan MI di jual maka
rumah warga yang terdapat di zona merah yaitu masuk di dalam tracking akan
ikut dijual, dan juga sebaliknya apabila masjid, makam dan pondok pesantren
tidak di jual, maka warga juga tidak akan menjual rumahnya. Dalam proses
negoisasi pihak pembebasan lahan yaitu PT. BDI melibatkan, Polda, Polres,
Kodim, Korem, sampai melibatkan guru Kyai Huzer untuk membujuk agar
menjual masjid, makam dan pondok pesantren. Kegitan intimidasi mental dan
psikologi tersebut dilakukan berulang kali, namun keputusan Kyai Huzer tetap
bulat bahwa tidak akan menjual semua tanahnya, hal tersebut beliau
Dusun Pojok. Konflik yang terjadi di Dusun Pojok yaitu penolakan warga atas
rencana pembongkaran makam Dusun Pojok. Pada tahap ini konflik sudah
asal usul dusun, beberapa orang di kubur disitu termasuk para pejuang dan
pendiri dusun. Dengan di ketuai oleh Bapak Ali Mustofa selaku ketua FPR
68
Rembuk) yang dihadiri oleh warga masyarakat Dusun Pojok Desa Bulusari
Kabupaten Kediri yang berisi tentang sistem pembelian tanah yang tidak
bandara yaitu dalam tahap pembebasan lahan tidak ada informasi yang
masyarakat dapatkan.
terdampak yang diwakili oleh 10 orang yaitu Anggota FPR beserta kuasa
hukum, pihak pengadaan proyek yaitu PT. BDI, pemerintahan dan dinas
terkait, serta Anggota DPRD Kabupaten Kediri, sedangkan warga yang tidak
bisa ikut masuk kedalam forum karena dibatasi, berjaga jaga di luar
melakukan orasi sembari menunggu hasil audiensi. Pada hiring yang pertama
pihak terkait.
70
Pada tanggal 20 oktober 2017 Pihak pengadaan proyek yaitu PT. BDI
makam pojok tidak jadi di gusur. Surat pemberitahuan tersebut tidak membuat
aksi warga selesai, melainkan warga meminta surat resmi dari DPRD
pembangunan bandara.
informasi dari tindak lanjut pertemuan tersebut. Bahwa, permohonan ini kami
tentunya, dasar dari program tersebut harus berpedoman pada aturan sebuah
menunggu surat dari DPRD Kabupaten Kediri karena belum puas atas surat
pemberitahuan dari pihak pengadaan proyek yaitu PT. BDI. Merespon hal
dan membentuk Tim 9 sebagai solusi atas keresahan warga terhadap proses
PETA 1
PETA 2
Dusun Pojok dan Dusun Bulusari Utara serta pondok pesantren, madrasah
ibtidaiyah (MI) dan masjid Dusun Bulusari Utara mengakibatkan peta rencana
ke utara bergeser ke arah barat (lihat gambar). Dari bergesernya peta rencana
Bulusari Selatan juga menemui hambatan yaitu ada 5 rumah warga dan 2
lahan pertanian menolak untuk di bebaskan dengan alasan bahwa ganti rugi
yang ditawarkan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bentuk
pembebasan lahan dengan di ketuai oleh bapak Antio yang merupakan salah
73
yang menolak pembebasan lahan tersebut yaitu dengan tidak akan menjual
lahannya jika ada salah satu dari warga tersebut tidak sepakat atas harga yang
ditawarkan.
Bandara Kediri
pandangan Simon Fisher pada proses pembebasan lahan yang terjadi di Desa
di Desa Bulusari, kunci untuk memahami dinamika konflik yang terjadi yaitu
Aliansi (kelompok)
(advokasi)
d. Pihak yang memberikan tekanan dan teror kepada warga yaitu PT.
dengan DPRD
a. Prakonflik
di bawah standart.
b. Konfrontasi
saat konflik mulai terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa
d. Pascakonflik
harapkan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kediri
atas”; yaitu konflik antara elite dan massa (rakyat). Elit disini yaitu pihak
besaran yang dilakukan oleh oknum pejabat desa dan makelar tanah yang
standart.
82
83
pemakam yaitu makam Dusun Pojok dan Dusun Bulusari Utara serta
termasuk asal usul desa Bulusari, sehingga memantik emosi warga untuk
1. Sumber konflik
berasal dari luar, yaitu berawal dari pembebasan lahan secara besar-
berbagai pihak berkonflik atau aktor, pada analisis hubungan ini fokus
pasca konflik :
a. Prakonflik
b. Konfrontasi
85
d. Pascakonflik
BDI.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
2. Bagi Masyarakat
membutuhkan 4000 hektar tanah, dari hal ini diharapkan bagi masyarakat
bandara tidak hanya terjadi di Desa Bulusari saja, di beberapa daerah juga
proses pembangunan. Karena panitia ini mencakup berbagai elit antara lain
dari PT. BDI, pemerintah desa, kecamatan, pemkab, pertanahan, dan lain-
yang telah berlangsung selama kurang lebih 4 tahun ini, diharapkan warga
dapat memahami dan tetap berani bersuara apabila ada kejanggalan dalam
masyarakat yang lain jangan takut atas proses pembebasan lahan dengan
mengikhlaskan harga yang telah di terima karena dalam hal ini sudah
terjadi proses jual beli dan tidak bisa berubah bagaimanapun caranya.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, T., & Findlay, C. (2016). Indonesia: Structural Reform in Air Transport
Service. Diambil dari
https://www.apec.org/-/media/APEC/Publications/2017/6/Indonesia-
Structural-Reform-in-Air-Transport-Service/217_PSU_Indonesia_Air-
Transport_Final.pdf
Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (3 ed.). California, USA: SAGE Publication, Inc.
Ghosh, Buddhadeb and Prabir De (2005). ”Investigating The Linkage Between
Infrastructure and Regional Development in India”. Journal of Asian
Economics Elsevier.
Grigg, N. 1988, Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons.
Handyarto, Y. (2017). Konflik dalam Rencana Pembangunan Bandara Internasional
di Kabupaten Kulonprogo (Skripsi). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kodir, Abdul. 2017. Islam, Agrarian Struggle, and Natural Resources: The Exertion
of Front Nahdliyin for Sovereignty of Natural Resources Struggle Towards
Socio-Ecological Crisis inIndonesia.(Online)
(http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/karsa/article/download/1160/9
97) diakses pada tanggal 5 Februari 2020 Pukul 06:55
Kodoatie, R.J., (2003). Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatf. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Pamungkas, A. M. Y. (2015). Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah Dalam
Budaya Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo).
Universitas Diponegoro, Semarang.
Pruitt, Dean G, Rubin, Jeffrey Z. 2011. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta :Pustaka
Pelajar.
91
Nama : Saiku
Alamat : dusun bulusari utara desa bulusari kecamatan tarokan
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : moden
No Hp : 082334101001
Jadi gak dilepas secara cuma Cuma. Baik itu tanah pekarangan atau
rumah ataupun tanah sawah tegalan yang termasuk dalam titik titik
merah atau titik focus rantai mereka ketika ini di jual atau di lepas
oleh pemiliknya, mereka harus pindah tempat. Pindah tempatnya pun
terserah mau tetep di desa bulusari atau di desa lain. Kalau pihak desa
mengharapkan supaya tetep didesanya,tetapi berhubungan dengan
kesulitan mencari lahan dan ada beberapa desa lain yang siap
menampung atau siap mencarikan lahan. Nah sehingga warga yang
pindah atau mau gak mau harus pindah itu yang tidak mempunyai
lahan lagi di desa bulusari. Tapi begini dalam transaksi jual beli itu
tidak murni cuma jual beli jika tanah dan bangunan yang di beli
tetapi ada kompensasi atau biaya untuk pindah rumah dan juga ada
tenggang waktu sekitar 3-6 bulan untuk mencari rumah yang baru
atau mencari dan membangun rumah yang baru. Dan setelah
mendapatkan rumah waktu pemindahan barang pun juga di bantu
oleh pihak terkait yaitu BDI. Terus ada kompensasi lain jika di rumah
ada usaha ternak. Itu tadi kompensasi yang didapatkan untuk yang
kena dampak secara langsung.
Peneliti : apakah dengan kompensasi itu pihak pengada proyek dengan mudah
membebaskan lahan warga ?
Informan : maka dari itu, ada sisi lain yang ini tidak bisa di ukur dari nominal,
sepertihalnya yang berkaitan dengan sikologi sepertihalnya warga
yang beranggapan bahwa ini sebagai tanah kelahiran saya. Saya lahir
sampai besar di sini, turun temurun disini tetapi sebelum akhir
haayatnya dia harus pindah. Ini pengaruh secara psikologis sangat
kuat secara materi ini cukup tapi secara psikologis ini sangat
terganggu. Dai harus membangun interaksi baru dengan lingkungan
barunya, dia harus adabtasi lagi.
Peneliti : apakah tidak ada regulasi untuk mengatur relokasi warga ?
Informan : dalam hal ini saya anggap sifatnya liar jadi tidak ada aturan yang
mengatur sistem relokasi warga. Pihak desa itu membantu melokalir
atau membantu merelokasi warga itu dengan menyediakan lahan.
Ada beberapa tempat yang di sediakan tapi sifatnya itu bukan secara
instansi pemerintah. Tetapi ada dari salah satu aparatur pemerintah.
Hal itu di upayakan agar pihak warganya itu tetap kumpul. Tetapi
lebih banyak yang sifatnya liar.
Peneliti : untuk sistem pembelian itu bagaimana pak ?
Informan : kalau sistem pembeliannya itu banyak tangan yang terlibat disana,
101
istilahnya itu seperti calo atau makelar dan ada juga lewat tim yang
emang sengaja di bentuk oleh pihak BDI. Dari awal ada rumor bahwa
bandara akan di bangun disini itu banyak pihak pihak yang ingin
keuntungan dengan moment ini. Banyak makelar tanah yang
berusaha membeli tanah warga di sini dengan harga yang murah
sampai harga yang fantastis mahal. Orang yang tidak mengerti
menjualnya dengan harga yang sangat murah. Tetapi kalau memang
langsung tembus ke tim BDI itu harganya akan setandart, tetapi di
sini untuk makelar itu sangat banyak makanya harga itu relative. Jadi
model transaksinya itu seperti itu. Dan tim yang di bentuk kemarin
itu ada dua yang satu lewat birokrasi yang satunya non birokrasi. Dan
dari kedua tim itu harganya juga tidak sama. Makanya proses
transaksi disini ya kita cukup kerepotan juga. Lewat situ harga sekian
lewat situ harga sekian ada lagi yang lewat calo alo baru.
Peneliti : untuk awal pembebasan lahan itu dari tahun berapa pak ?
Informan : pembebasan lahan sekitar 2017
Peneliti : itu pada awal rencana tidak ada sosialisasi pembebasan lahan ?
Informan : belum ada, sosialisasinya setelah akhir malah
Peneliti : oh, jadi sosialisasinya setelah ada tanah warga yang telah di beli
lahanya ?
Informan : iya, makanya banyak calo yang memanfaatkan soalnya warga kan
belum tau untuk letaknya dimana. Yang di beli di daerah mana
daerah mana itu kan tidak ada kepastian pada awal awal itu. Kan
kalau emang ada pemberitahuan awal bahwa untuk bandara
membutuhkan tanah 3000 hektar nah karna tidak ada kepastian kan
bisa berubah rubah. Bahkan kalau dilihat sampek sekaranglah lahan
yang sudah terbeli sudah terlampaui batas. Kepentingannya ini itu
murni untuk bandara atau ada kepentingan lain. Dan itu terajadi di
kecamatan yang terdampak. Dan dengan kecamatan tarokan itu di
akhir dan berdampak yang tanahnya seharusnya itu harga standartnya
125 RU 300-400 jt itu bisa sampai laku 1,4-1,5 Milyar. Dengan
gejolak ini tadi pemerintah desa turun tangan menjembatani aspirasi
dari warga. Cuma peran pemerintah sangat lemah. Kan soalnya di
sini pemerintah bukan selaku pembeli atau tidak ikut terlibat dalam
jual beli tetapi hanya sebagai wadah aspirasi masyarakat sehingga
pada waktu itu sempat ada pertemuan dengan dewan, pertemuan
dengan beberapa instansi yang terlibat di situ. Untuk menceritakan
situasi yang terjadi di masyarakat.
Peneliti : hasil dari pertemuan itu apa pak ?
102
Informan : dari pertemuan tersebut pemerintah mulai ikut campur dalam proses
transaksi itu terjadi pada tahun 2018 akhir pemerintah memfasilitasi
transaksi dengan membentuk Tim 9 mas, isinya itu pemerintahan
mulai dari Desa, Kecamataan, Kabupaten terus BPN, dari DPRD,
Kejaksaan, Pihak BDI, Kepolisian, TNI. Cuma setelah pemerintah
ikut harganya sudah di stabilkan lagi. Dan itu memunculkan konflik.
Peneliti : berapa orang yang terkena pembebesan lahan itu pak ?
Informan : ada sekitar 320 KK mas
Peneliti : apakah dari 320 KK sudah selesai untuk pemebesan lahannya ?
Informan : belum mas, dari yang terdapak itu masih ada yang bertahan tidak
mau
menjual tanahnya, ada sekitar 5 KK. Kalau mau melihat secara
langsung keselatan itu di antara rumah yang sudah di gusur masih ada
rumah yang berdiri.
Peneliti : apa alasan mereka tidak menjual tanahnya ?
Informan : untuk persoalan itu saya kurang paham betul mas, tetapi yang
pastinya
mereka nunggu kepastian tentang perogram yang akan di laksanakan,
apakah benar benar di buat bandara untuk kepentingan pemerintah
atau ada pihak pihak yang lain. Saya rasa kalau emang itu kebutuhan
murni pemerintaah mereka mau melepas tanahnya dengan harga
berapapun. Kalau ada campur tangan swasta kami akan itung itungan
untuk masalah harga mas.
Peneliti : bentuk aksi yang dilakukan oleh warga untuk mempertahan kan
lahanya itu seperti apa pak ?
Informan : awal awal peralawan warga itu pada saat pembebasan lahan pemakan
dan pondok pesantren itu mas. Masrayakat bersatu untuk itu karna
kan pemakaman milik umum jadi gampang untuk mengumpulkan
warga. Itu terjadi sekitar tahun 2017 akhir samapai 2018 awal. Dan
itu ada 2 makam yang dan masjid dan pondok pesantren. Gerak untuk
di didusun bulusari utara itu tenang gak ada gejolak dari warga
seperti di dusun pojok, Cuma yang di pre situ kyainya aja, soalnya
warga disini itu masih kentel dengan penokohan kyai huzer itu mas,
jadi warga itu manut kata kyai. Kalau kyai jual pihak proyek gak
usah susah susah membujuk warga pasti ikut dijual. Kalau di dusun
pojok kan beda bagaimana warganya membangun kekuatan untuk
melawan penjajah menurut mereka. Maka dari itu untuk konflik yang
terjadi di desa bulusari utara itu cenderung gak rame. Kalau kata
ilmiahnya itu konflik yang terjadi itu konflik laten.
103
gratis. Saking jengkelnya warga itu sampek seperti itu. Itu konteks
perjuangan untuk mempertahankan lahan.
Peneliti : jadi pola perjuangannya seperti itu ya pak ?
Informan : iya kalau di pojok itu sampek ada forum pojok rembuk (FPR) yang di
ketuai sama pa kali mustofa. Kalau di disini itu kata kuncinya ya di
tokoh pak kyai itu kalau di pojok itu kata kuncinya itu di warga.
Kalau di sini lebih cenderung ke gerakan laten. Kalau kyai iya semua
iya. Yang paling parah itu hampir semuanya berjuang pada tahun
2018 akhir. Kalau di pojok iku cenderung ke gerakan manifest,
arogansinya ada untuk mempertahankan lahanya.
106
mencari keuntungan lewat itu tadi. Bagaimana tanah ini bisa terbeli
bisa jadi lo sini dalam tanda kutip berbaik hati untuk menanya
kejelasan soal pembelian lahan. Tetapi pihak makelar yang menutup
nutupi dan bekerjasama dengan pihak terkait sehingga tanah tersebut
terbeli. Sempat dulu itu muncul pertanyaan dari masyarakat kalau
memang program ini ingin mensejahterakan masyarakat tetapi kok
caranya tidak baik. Kalau niat bagus kan harus nya di lakukan dengan
yang bagus juga. Katanya dulu pembangunan bandara itu untuk
mensejahterakan masyarakat sekitar iming imingnya kan gitu nanti
akan membuka lapangan pekerjaan dan lain lain, pokoknya bagus
bagus mas. Tetapi kenapa kok car acara yang digunakan itu tidak
bagus gitu lo, car acara pembebasan lahan dengan intimidasi, sampek
Satpol PP di datangkan, Tentara, Polisi sering kesini sampek seperti
itu.
Peneliti : tendensi mereka datang itu apa pak ?
Informan : ya untuk menakut nakut i warga agar tanahnya di jual.
Peneliti : itu dilakukan berulangkali ?
Informan : pernah, pernah sampek dari pihak kecamatan atau pak camatnya
sendiri mendatangi rumah warga malam hari, ya bisa saja ketika
malam hari tidak mengatas namakan kecamatan tetapi warga taunya
ya itu pak camat. Nyatanya lo camat sampek malam hari dating
kesini malam hari melakukan lobi lobi ke masyarakat. sampek ada
warga belakang sini mau menanam pohon jambu itu, “ la napo di
tandoori, wong kesok tanah e ate di tuku gudang garam kok nandur
jambu” akhirnya kan masyarakat di buaat tidak jelas dengan status
kepemilikan tanahnya. “ wong tanah tanah e dewe” tapi dengan caraa
seperti itu muncul konflik di masyarakat.
Peneliti : untuk yang ke DPR itu mendapatkan hasil apa pak ?
Informan : selain mempertanyakan masalah kepastian pembangunan bandara
juga
mempertahan kan lahan pemakaman yang menjadi puncak penolakan
dari warga.
Peneliti : oh yang sempat rame di media sosial itu ya pak ?
Infoman : iya tetapi media sosial juga di beli, melihat kasus yang sebasar ini
sebenarnya sudah sangat rame tapi nyatanya hanya media media kecil
aja yang menyiarkan. Sempat ada wartawan dari media telivisi
swasta tapi tidak jadi tayang karena untuk penyiaran terserah atasaan.
Jadi mediapun juga di beli. Jadi pihak kepolisian di beli, pihak tentara
109
Nama : Budiman
Alamat : Rt 03 Rw 01 Dusun Pojok Desa Bulusari Kecamatan Tarokan
Usia : 46 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
No Hp : 085234797292
Peneliti : Jadi begini pak, topik penelitian saya mengenai dinamika konflik
dengan cakupan bahasan latar belakang terjadinya konflik, jalannya
konflik seperti apa dan penyelesaiannya seperti apa?
Informan : mengenai latar belakang konflik, yang di maksut konflik yang
mananya mas ?
Peneliti : konflik menegenai rencana pembangunan bandara kediri pak.
Informan : mengenai latar belakang konflik rencana pembangunan bandara ya
mas, yang pertama mengenai ijin prinsipnya belum terpenuhi misal
terkait status hukum. Status tanah dalam rencana tata ruang wilayah
RT/RW itu masih tanah perkebunan dan pertanian. Nah itu belum di
rumah tapi sudah di tabrak atau di eksekusi. Jadi kami berjalan itu
berdasarkan supremasi hukum. Kemudian dari segi sosialisasi itu
tidak alanya seperti sosialisasi jadi tidak ada sosialisasi pada
masyarakat. nah 2017 pembebasan lahan lewat makelar jadi
masyarakat di intimidasi kalau tanahnya tidak dilepas kamu akan
melawan hukum, menakut nakuti semacam itu, ini proyek negara
padahal ini lo swasta. Kan pembebasan lahan dari gudang garam.
Sehingga muncul konflik disitu.
Peneliti : oh jadi tidak ada sosialisasi ya pak ?
Informan : tidak ada mas keterbukaan informasi, kami menganggap
pembangunan ini tidak selayaknya pembangunan. Jadi aneh gitu mas.
Dari segi hukum di tabrak. Sosialisasi tidak selayaknya sosialisasi
111
kan begitu. Nah puncaknya itu ketika makam itu terpapar bandara,
makam umum itu lo. Udah pernah kemakam ?
Peneliti : yang makam pojok belakang sini ?
Informan : iya pojok sudah ?
Peniliti : sudah pak
Informan : nah itu kan makam itu kana apa ya termasuk asal usul dusun, jadi
asal
usul pojok ada makam itu karena beberapa orang di kubur disitu
termasuk para pejuang dan pendiri dusun dan sehingga itu memantik
emosi warga untuk mempertahankan makam itu karena dari sisi
hukum juga tidak jelas. Sempet di awal mengirim surat untuk DPRD
Kabupaten Kediri untuk meminta kejelasan Ketika kita coba hiring
ke dewan sebagai wakil rakyat dan tidak bisa jawab saling lempar
pada mana pembangunan ini sejatinya bagaimana terus makam
nantinya bagaimana DPRnya tidak bisa jawab, justru hiring yang
kedua hiring yang pertama itu tanggal 26 september 2017 hiring
kedua 20 desember 2017 hiring kedua itu sama di komisi A komisi
hukum pemerintahan. Kenapa ke komisi A karena terkait hukum dan
pemerintahan.
Peneliti : pada saat hiring yang kedua di hadiri siapa pak ?
Informan : pada hiring kedua di hadiri pihak gudang garam, dan gudang garam
menyatakan bahwa kan berkaitan potensi konflik dan gejolak warga
sehingga makam pojok tidak di gusur. Ada suratnya di map itu ada
sehingga sampai saat ini tidak di gusur cuman posisinya kan jadi
aneh. Itu dinamikanya, adanya FPR (Forum Pojok Rembuk ) itu
momentumnya ketika mempertahankan makam, karena makam di
pertahankan karena ya mememang ingin mempertahan kan di satu
sisi dari menanyakan dari sisi hukumnya apa. Nah sampai hari ini tu
ijin prinsip itu tidak di penuhi termasuk bagaimana merubah
tataruang tadi itu dikalahkan pada pertengahan 2019 ada namanya
PSN (Proyek Setrategis Nasional ) kemudian AMDAL tidak ada
sampai saat ini.
Peneliti : untuk hiring publik itu bagaimana pak ?
Informan : ketika kita hiring publik di pemda kemarin, itu katanya dari gudang
garam ini belum mulai pembangunan ini baru persiapan ini kan
berbeda dengan kondisi di lapangan menurut kami ini sudah tahap
pembangunan karena apa, sudah ada lahan sudah ada pohon sudah di
tebangi udah penyiapan lahan sudah ada dampak debu dampak
macam macam. Tetapi dari sisi pengembangnya menganggap ini
112
beli terus yang jadi broker itu juga dari oknum pemerintahan
kabupaten sampai tingkatan desa menjadi broker. Cuma karena
oknumnya banyak jadi gak bisa disebutkan. Kami juga di tutup
semua, jadi targetnya bagaimana tanah itu beralih kepemilikan
peruntukanya untuk apa katanya bandara. Karena PSN nya sudah
ada. Tetapi kami sebagai masyarakat sipil yang memegang supremasi
hukum ya menanyakannya sesuai proses hukum yang ada dan itu di
tabrak hukumnya sudah.
Peneliti : untuk mengerakan masa itu bagaimana pak untuk mempertahankan
makam ?
Informan : kita bergerak Cuma dengan warga local mas, akses yang dari luar
ditutup semua. Kalau dulu gak ada pergerakan mungkin semua tanah
sudah habis makam itu juga habis, itu tanah di beli semua rumah pa
kali juga kena kalau gak di haling halangi. Permasalahannya gini
sekarang yang punya lahan ya bisa mencari lahan yang baru mungkin
untuk bertani atau berkebun, lah kalau seperti buruh tani lahannya
udah habis bagaimana. Itukan masalahnya. Kalau bicara uang
sebagian besar kalah dengan uang, tapi ada juga yang
mempertahankan tanahya dan tidak mau kalah dengan uang. Karena
mempertahankan asal usul dusun yaitu mempertahankan makam itu.
Peneliti : untuk bentuk penolakannya itu seperti apa pak ?
Informan : jadi besoknya mau di ukur jadi para santri NU sama LDII tak suruh
bergabung, wes ojok mikir maslaah aliran di situ asal usulmu mau di
gusur. Woh orang berbondong bondong membawa parang membawa
linggis jaga di lokasi, berapa ratus orang yang jaga disana. Sementara
pemerintah menggunakan satpol PP sempet hampir keos.
Peneliti : untuk saat ini untuk konfliknya bagaimana pak ?
Informan : untuk saat ini setelah ada surat bahwa makam aman itu ya reda
Peneliti : itu surat resmi dari pemerintah ?
Informan : itu dari gudang garam saja kalau dari pemerintah enggak. Jadi posisi
pemerintah gak jelas gitu. Gak jelas tapi ikut main ikut ngambil
keuntungan bagaimana dari dinas sampai perangkat yang dibawah itu
main semua. Main makelar maksutnya. Dan modelnya intimidasi ke
aktivis.
Peneliti : intimidasi seperti apa pak ?
Infoman : kalau ke warga berbeda lagi, melibatkan pihak polisi, tentara, pak
camat pakek seragam dating kerumah gitu tapi itulah yang sudah
terjadi. Dalam proyek ini mas semua saling terikat. Semua penjualan
tanah lewat desa, terus terhubung sampek ke tingkat kabupaten.
114
Nama : Purwito
Alamat : dusun bulusari selatan desa bulusari kecamatan tarokan
Usia : 57 tahun
Pekerjaan : wirausaha
No Hp : 081259544488
Peneliti : selamat pagi bu, mohon maaf mengganggu waktunya. Nanti saya
akan
ke rumah jenegan untuk wawancara. Kira-kira jenengan dapat
ditemui jam berapa nggeh bu ? terimakasih.
Informan : maaf bukanya saya tidak mau di wawancari, kebetulan ini tadi saya
ada tamu mendadak. Bagaimana kalau sampean tak kirimi legal
opinion tentang bandara ya ? itu pendapat hukum yang saya buat.
Peneliti : engge bu boten nopo-nopo.
Informan : iya itu nanti malah lengkap, saya kirim lewat WA ya, legal opinion
itu
119
yang buat saya, saya buatkan pesenan anggota dewan. Ini nanti tak
kirim untuk sampean.
Peneliti : baik bu terimakasih. Mohon maaf kalau saya menggangu waktu
jenegan
Informan : tidak, hanya saya saja yang memang pas waktunya nggak bisa luang,
hari ini nanti saya kirim filenya
Peneliti : baik bu terimakasih.
Informan : legal opinion ini dulu saya membuatkan untuk fraksi nasdem, itu
sudah
lengkap regulasi hukum, intinya pembangunan itu tidak sesuai
dengan aturan dan nabrak undang-undang, namun di biarkan saja
bahkan didukung oleh pemerintah
Peniliti : hasil dari RDP yang kedua itu apa ya bu ?
Informan : lahkan terus penggusuran makam pojok dihentikan, titik koordinat
bandara di geser.
Peneliti : baik bu terimaksih atas waktunya.