Muhammad Haikal - (1411623050)
Muhammad Haikal - (1411623050)
BERKELANJUTAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Geografi
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul ‘Pariwisata Berkelanjutan’ dapat selesai. Saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Muhammad Haikal
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
”Berkelanjutan” dapat diartikan dengan kelestarian yang menyangkut aspek fisik, sosial, dan
politik dengan memperhatikan pengelolaan sumber daya alam (resources management) yang
mencakup hutan, tanah, dan air, pengelolaan dampak pembangunan terhadap lingkungan, serta
pembangunan sumber daya manusia (human resources development).
Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional.
1
1.4 Manfaat Makalah
2
BAB II PEMBAHASAN
4
Akademisi, kelompok penekan dan praktisi juga sering menyarankan bahwa
pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan harus memiliki sebanyak
mungkin karakteristik tersebut. Semua sektor seperti masyarakat lokal, perekonomian,
Lingkungan dan industri-industri harus memiliki fokus yang sama dan mencapai kepuasan yang
setara. Tetapi, situasi konflik terjadi karena tujuan sektor sektor tersebut belum tentu sama dan
pariwisata berkelanjutan tidak dianggap sebagai fenomena tunggal yang seragam.Dalam
industri ini, masalah biaya dan motif keuntungan mendominasi. Pencapaian pariwisata
berkelanjutan tidak termasuk dalam daftar prioritas . Padahal, pariwisata adalah industri yang
dipimpin oleh pasar, didominasi oleh perusahaan multinasional yang memainkan peran penting
dalam memanipulasi permintaan konsumen.
Pada akhirnya, permintaan tersebut yaitu wisatawan itu sendiri yang menentukan sifat
dan tingkat kegiatan pariwisata internasional. Perusahaan multinasional menyediakan
mekanisme penyelenggaraan pariwisata. Mereka mengangkut wisatawan ke tujuan liburan
mereka di mana mereka mengatur akomodasi dan layanan lainnya, seperti kunjungan ke
tempat-tempat wisata. Oleh karena itu mereka mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
bentuk pariwisata dan ukuran industri yang menjadi tuan rumah bagi pemerintah dan
masyarakat lokal.
Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan terhadap pariwisata menjadi peran penting
di wilayah yang menjadi objek pariwisata, dimana daya yang dimiliki untuk menghasilkan
pariwisata sangat terbatas, dan tidak banyak diminati oleh konsumen dan industri.
.
Pariwisata berkelanjutan adalah istilah umum yang luas, yang memiliki beberapa
subkategori yang berbeda. Memahami berbagai jenis pariwisata berkelanjutan dapat
menjadi sangat penting bagi mereka yang terlibat dalam pemasaran pariwisata.
- Ekowisata
Ekowisata adalah nama yang diberikan untuk pariwisata yang bertanggung jawab atau
hijau ke daerah keindahan alam, dengan fokus khusus pada konservasi ekologi. Tujuan
ekowisata adalah untuk melindungi lingkungan alam, menemukan cara untuk memberi
manfaat bagi masyarakat lokal – sambil menghormati budaya mereka – dan untuk
mendidik para pelancong tentang pentingnya perjalanan yang bertanggung jawab.
Efisiensi energi, konservasi air dan perlindungan satwa liar dan masyarakat adat adalah
kuncinya.
5
- Wisata Komunitas
Pariwisata pedesaan mengacu pada perjalanan yang berpusat di sekitar daerah pedesaan,
bukan daerah perkotaan. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari perjalanan hiking dan
berkemah, hingga agrowisata, di mana wisatawan dapat berpartisipasi dalam kegiatan
pertanian dan mengalami gaya hidup pertanian. Pada akhirnya, jenis pariwisata ini
berfokus pada fitur alam, seperti hutan, bukit, gunung, ladang, dan air terjun, daripada
kota, tempat wisata, dan area terbangun.
Soft tourism adalah bentuk perjalanan wisata yang mengutamakan pengalaman lokal,
edukasi, penghormatan terhadap budaya lokal dan menghindari hot spot wisata. Hal ini
dapat dikontraskan dengan hard tourism, atau mass tourism, yang berskala besar dan
terfokus pada atraksi dan destinasi wisata populer. Perusahaan yang beroperasi sesuai
dengan prinsip pariwisata lunak akan memprioritaskan masa tinggal yang lebih lama,
pekerjaan untuk penduduk setempat, dan langkah-langkah untuk menghindari
kepadatan berlebih.
Kita telah memahami jenis pariwisata berkelanjutan. Mari kita sekarang bahas
mengenai keuntungan dari pariwisata berkelanjutan.
6
beralih dengan cepat ke lokasi yang lebih terpencil dan kurang komersial, hal ini terjadi
karena tingkat kepuasan mereka menurun.
Banyak usaha yang didorong oleh sektor swasta, meskipun seringkali dilakukan
dengan persetujuan dan/atau dukungan pemerintah. Pemerintah juga bisa mengambil
tindakan langsung melalui perencanaan yang diwajibkan dan kebijakan yang
diterapkan. Sebagai contoh, industri pariwisata di Selandia Baru dengan jelas
menggambarkan bahwa, meskipun masih terdapat permasalahan, seperti besarnya
pasar, keterpencilan dari pasar utama, rendahnya kesadaran masyarakat lokal terhadap
rencana yang ada, dan kebisingan di daerah terpencil, namun ada upaya yang dilakukan
hingga saat ini telah bergerak menuju pencapaian tingkat keberlanjutan yang lebih besar
dalam industri yang penting bagi perekonomian. Dibangun berdasarkan lingkungan
hidup, serangkaian pendekatan yang digunakan merupakan upaya untuk
memperkenalkan praktik yang baik, salah satu upayanya yaitu dengan diberlakukannya
pembatasan pengunjung ke beberapa taman nasional dalam upaya melindungi
lingkungan, sehingga memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi
pengunjung. Selain itu, perencanaan di tingkat nasional, regional, dan lokal yang
didukung bersamaan dengan percobaan teknik pengelolaan pengunjung merupakan
upaya tepat yang harus dilakukan untuk pariwasata massal yang lebih Berkelanjutan.
7
usaha berskala kecil, direncanakan secara hati-hati, dimiliki dan dikelola secara lokal,
dan terintegrasi erat dengan sektor-sektor lain.
Meski begitu, terdapat contoh ekowisata yang relatif sukses. Sebagai contoh, di
Amerika Serikat, penerapan sistem kuota yang ketat telah berhasil menghindari
kerusakan pada lingkungan lokal, sekaligus memberikan pengunjung kesempatan untuk
menikmati pengalaman di lingkungan tersebut secara langsung.
Menariknya, taman nasional yang berada di Situbondo, Jawa Timur ini juga dikenal sebagai
“Little Afrika” di Jawa, karena memiliki suasana savana yang khas. Ditambah lagi, menurut
Jurnal Ilmiah Domestic Case Study, yang dikutip dari Katadata menyebutkan, di Taman
Nasional Baluran terdapat 444 jenis tumbuhan, 28 jenis mamalia, serta 196 aves, pisces, dan
reptil.
8
Tak hanya kawasan Taman Nasional saja yang menarik dikunjungi, di sekitar Baluran juga
terdapat berbagai objek wisata yang tak kalah indah. Seperti Pantai Bilik Sijile, Gunung
Baluran, dan Savana Bekol.
Itu menjadi salah satu alasan mengapa Taman Nasional Baluran merupakan salah satu contoh
Penerapan Pariwisata Berkelanjutan atau Ekowisata.
3.1 Kesimpulan
Pariwisata didasarkan pada migrasi sementara tahunan jutaan orang. Secara tradisional,
mereka melakukan perjalanan dari wilayah industri perkotaan besar di negara maju, dimana
permintaan terfokus, ke wilayah pasokan yang lebih terpinggirkan. Upaya untuk mengurangi
dampak negatif telah mendorong pencarian pendekatan yang lebih berkelanjutan terhadap
pariwisata. Meskipun demikian, beberapa keberhasilan telah dicapai dengan secara bertahap
memperkenalkan serangkaian langkah-langkah yang lebih berkelanjutan pada semua jenis
kegiatan pariwisata Taman Nasional yang merupakan upaya yang dilakukan pemerintah
Indonesia untuk penerapan pariwisata berkelanjutan yang lebih baik lagi di Indonesia.
Oleh karena itu Penerapan pendekatan berkelanjutan menjadi isu serius dan mendesak.
Sebagai mata pelajaran interdisipliner, solusinya memerlukan kontribusi dari berbagai bidang
studi. Ahli geografi memiliki peran krusial dalam meneliti dan menerapkan pengetahuan serta
keterampilan mereka pada berbagai isu kontroversial yang muncul dalam upaya mencapai
aktivitas pariwisata yang lebih berkelanjutan. Mengumpulkan dan menerapkan praktik terbaik
dari berbagai lokasi menjadi titik awal yang berguna dalam pencarian ini.
3.2 Saran
Balai Taman Nasional Baluran . (2010). Baluran National Park Birding Competition.
Situbondo
Balai Taman Nasional Baluran. (2003). Buku Informasi Taman Nasional Baluran.
Situbondo
Balai Taman Nasional Baluran. (2003). Buku Informasi Taman Nasional Baluran.
Situbondo
Balai Taman Nasional Baluran. (2007). Laporan Kegiatan Kajian Zonasi Taman Nasional
Baluran. Situbondo
Hjalager, A.M. (1996) Tourism and the environment: The innovation connection. The Journal
of Sustainable Tourism 4(4).
Lane, B. (1990) Sustaining host areas, holiday makers and operators alike. Paper to the
Sustainable Tourism Development Conference, Queen Margaret College,
November.
Muller, H. (1994) The thorny path to sustainable tourism. Journal of Sustainable Tourism
Zealand. Tourism. The Journal of the Tourism Society 94, Autumn, 14.
Pacione, Michael (1999). Applied Geography : Principles and pratice. London Routledge
Balai Taman Nasional Baluran. (2003). Buku Informasi Taman Nasional Baluran. Situbond
Balai Taman Nasional Baluran. (2003). Buku Informasi Taman Nasional Baluran. Situbondo
Balai Taman Nasional Baluran. (2007). Laporan Kegiatan Kajian Zonasi Taman Nasional
Baluran. Situbondo
Balai Taman Nasional Baluran . (2010). Baluran National Park Birding Competition. Situbondo
10
Setijawan, A. (2018). Pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam perspektif sosial ekonomi.
Jurnal Planoearth, 3(1), 7-11.
11