FARMAKOEKONOMI
FARMAKOEKONOMI
FARMAKOEKONOMI
Tim Dosen
Dr. apt. Lili Musnelina, M.Si.
apt. Ainun Wulandari, M.Sc.
1
4/3/2023
Materi/Topik Perkuliahan
1. Pendahuluan
2. Konsep Ekonomi dalam Farmasi dan Farmakoekonomi
3. Biaya
4. Metode Farmakoekonomi
5. Studi Kasus Cost of Illness / Analisis Biaya (1 analisis biaya dan 1 perbandingan biaya riil dan
tarif ina cbg) kelompok 1
6. Studi Kasus Cost Minimize Analysis 1
7. Studi Kasus Cost Minimize Analysis 2
8. UjianTengah Semester
9. Studi Kasus Cost Effectiveness Analysis 1
10. Studi Kasus Cost Effectiveness Analysis 2
11. Studi Kasus Cost Benefit Analysis 1
12. Studi Kasus Cost Benefit Analysis 2
13. Studi Kasus Cost Utility Analisis 1
14. Studi Kasus Cost Utility Analisis 2
15. Studi Kasus Analisis Kualitas Hidup (jurnal kuesioner generik dan kuesioner spesifik)
16. Ujian Akhir Semester
Literature
Farmakoekonomi – Prinsip dan Metodologi
Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., PhD.,Apt.
Pedomon Penerapan Kajian Farmakoekonomi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013
Farmakoekonomi
Ahmad Fuad Afdhal, Ph. D
• Drug Management Cycle, WHO
Chapter- Farmakoekonomi
2
4/3/2023
Penilaian
Kehadiran 10 %
Tugas 20 %
Analisis Jurnal, Presentasi, dan Keaktifan
UTS 35 %
UAS 35 %
Farmakoekonomi
Studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan
hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan
3
4/3/2023
Terima Kasih
4
KONSEP EKONOMI
DALAM FARMASI DAN
FARMAKOEKONOMI
Dr. Lili Musnelina, M.Si, Apt
Ilmu Ekonomi
1
Farmakoekonomi
Farmakoekonomi merupakan salah satu cabang dalam
bidang farmakologi yang mempelajari mengenai
pembiayaan pelayanan kesehatan, dimana pembiayaan
dalam hal ini mencakup bagaimana mendapatkan terapi
yang efektif, bagaimana dapat menghemat pembiayaan,
dan bagaimana dapat meningkatkan kualitas hidup.
Farmakoekonomik (pharmacoeconomics) adalah suatu
metoda baru untuk mendapatkan pengobatan dengan
biaya yang lebih efisien dan serendah mungkin tetapi efektif
dalam merawat penderita untuk mendapatkan hasil klinik
yang baik (cost effective with best clinical outcome).
Farmakoekonomi
Biaya yang dimaksud efisien dan serendah mungkin maksudnya
ialah biaya yang dibutuhkan semenjak pasien mulai menerima
terapi sampai pasien sembuh (cost) dan bukan hanya dilihat dari
biaya per item obat yang dikonsumsi pasien (price). Atau dengan
kata lain, metoda ini tidak hanya berhubungan dengan upaya
mendapatkan biaya obat yang murah, tetapi juga berhubungan
dengan efisiensi obat, efisiensi peralatan, penyediaan dan
monitoring obat ataupun proses yang berhubungan dengan
pemberian obat-obatan.
Farmakoekonomi merupakan suatu analisa ekonomi terhadap
upaya pelayanan kesehatan yaitu dalam penggunaan obat,
dengan meninjau dari segi biaya versus dampak. Dampak yang
dapat muncul akibat dari penggunaan obat-obatan dalam proses
terapi antara lain adanya perubahan fisik, emosi, spiritual, finansial
dan status sosial pada penderita, masyarakat, unit pelayanan
kesehatan atau penyandang dana (keluarga penderita,
pemerintah, kantor, asuransi).
2
Farmakoekonomi
Deskripsi dan analisis tentang biaya obat bagi sistem
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Studi
farmakoekonomik dirancang untuk menjamin bahwa
bahan-bahan perawatan kesehatan digunakan paling
efisien dan ekonomis.
Farmakoekonomi
3
Dalam kerangka dasar ini metodologi riset
mencakup minimalisasi biaya, efektivitas biaya,
manfaat biaya, biaya sakit, utilitas biaya, analisis
keputusan, kualitas hidup dan penilaian
humanistik lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan
Farmakoekonomi
4
Berapa biaya obat yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup?
Obat apa yang terbaik bagi penyakit tertentu?
Apa yang menjadi luaran terhadap pasien
sebagai hasil dari berbagai pengobatan?
Psysician Services
5
4/3/2023
BIAYA
Dr. Lili Musnelina, M.Si, Apt
Ainun Wulandari, M.Sc., Apt.
BIAYA VS HARGA
Biaya adalah besarnya sumber daya yang
dikonsumsi dalam memproduksi barang atau
jasa.
Opportunity cost
tidak selalu berupa uang
1
4/3/2023
KATEGORI BIAYA
1. Biaya Medik Langsung
Mrpkn input yg dgnkn scr lgsg untuk memberikan
terapi.
2. Biaya Non-medik Langsung
Mrpkn biaya yg tdk terkait lgsg dg terapi tetapi
dikeluarkan pasien/ keluarga krn penyakit.
3. Biaya Tidak Langsung
Biaya hilangnya produktivitas akibat mortalitas
atau morbiditas
4. Biaya Tidak Teraba/ intangible cost
2
4/3/2023
APLIKASI FARMAKOEKONOMI
Personal Times
Drugs Products
Physician Services
Hospital Services
Health Status:
- Productivity capacity
- Utility and quality of life
3
4/3/2023
B. Intermediate Services
Pharmaceutical services
Physician services
Laboratory Services
4
4/3/2023
PERSPEKTIF/SUDUT PANDANG
• Societal (masyarakat)
dihitung biaya penggunaan semua sumber daya oleh negara/masy.
• Pasien
biaya out-of pocket
bagi pasien, kualitas hidup sangat penting, demikian juga biaya
langsung & tidak langsung
• Provider
Biaya aktual utk terapi kepada pasien,
bagi RS yang paling penting adalah biaya langsung tenaga kerja
dan barang-barang habis pakai
• Payer
Bagi pemerintah atau perusahaan asuransi yg diperhatikan adalah
biaya medis langsung
5
4/3/2023
PRINSIP FARMAKOEKONOMI
• Menetapkan masalah
• Identifikasi alternatif intervensi
• Menentukan hubungan antara input & outcome
• Identifikasi & mengukur outcome dari alternatif
intervensi
• Menilai biaya dan efektivitas
• Interpretasi dan pengambilan kesimpulan
KATEGORI KONSEKUENSI/OUTCOME
• Economic outcome
Biaya
• Clinical outcome
Mortalitas
Tekanan darah (HT), HbA1C (diabetes)
Jumlah yg bisa teratasi (sembuh)
Jumlah pasien yg bebas dari penyakit
• Humanistic outcome
kualitas hidup
kepuasan pasien
yang lebih disukai pasien
6
4/3/2023
7
4/3/2023
8
4/3/2023
TUGAS FARMAKOEKONOMI
1. Analsis Biaya Terapi
2. Cost Minimize Analysis 2
3. Cost Efectivness Analysis 2
4. Cost Benefit Analysis 2
5. Cost Utility Analysis 2
6. Kualitas Hidup/QoL
9
4/3/2023
Metode Analisis
Farmakoekonomi
AINUN WULANDARI
COST OF ILLNESS
1
4/3/2023
Cost
Cost
Minimization Cost Benefit Cost Utility
Effectiveness
Analysis Analysis(CBA) Analysis(CUA)
Analysis(CEA)
(CMA)
2
4/3/2023
Keunggulan
Metode yang relatif mudah dan sederhana untuk
membandingkan alternatif pengobatan
Cost minimisasi adalah yang paling simpel dari semua
perangkat farmakoekonomi yang mana membandingkan
dua jenis obat yang sama efikasi dan toleransinya
terhadap satu pasien
Kelemahan
Pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen.
Jika asumsi tidak benar, dapat menjadi tidak akurat,
pada akhirnya studi menjadi tidakbernilai.
3
4/3/2023
4
4/3/2023
5
4/3/2023
6
4/3/2023
DIAGRAM EFEKTIVITAS-BIAYA
7
4/3/2023
8
4/3/2023
9
4/3/2023
10
4/3/2023
PER
Cost utility analysis(CUA)
Perhitungan
Sistem Klasifikasi
Status Kesehatan
11
4/3/2023
12
4/3/2023
Manfaat Analisis
Utilitas Biaya
– Skala kecil
Menentukan terapi terhadap pasien dalam suatu
pengobatan yang dipilih sehingga dengan biaya yang minimal
berdampak manfaat yang maksimal.
– Skala besar
Pemerintah dapat menentukan kebijakan dalam
hal pemberian subsidi terhadap obat atau program kesehatan.
13
4/3/2023
Generik:
WHO QoL
SF36
EQ5D
14
FARMAKOEKONOMI
COST OF ILLNESS PASIEN STROKE
KELOMPOK I :
Putri Rumbia Bulan 22344103
Sepdianti Pebiola 22344127
Ramadhan Dwiki Putra 22344132
Peggy Novita Sari 22344134
Sri Winda Maulia 22344142
Stroke
Stroke diartikan sebagai tiap-tiap gangguan neurologis mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem
suplai arteri otak.
Klasifikasi Stroke :
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :
• Stroke iskemik
• Stroke hemoragik
Faktor Risiko Stroke
Perhitungan total biaya pasien stroke rawat inap adalah sebesar Rp.
01
5.769.178.647,25 untuk 424 episode perawatan, merupakan penjumlahan
dari total biaya pasien stroke rawat inap dengan cara bayar fee for service dan
total biaya pasien stroke rawat inap dengan cara bayar prospective payment
system.
02 Total biaya riil yang dibutuhkan untuk perawatan pasien rawat inap
dengan cara bayar fee for service selama periode Januari - Juni 2014 adalah
sebesar Rp. 424.349.443,57 akumulasi dari biaya riil pasien stroke iskemik
dan stroke hemoragi rawat inap sebanyak 42 episode. Rata-rata perawatan
03
per-episode sebesar Rp. 10.103.558,18±12.431.342,95.
Hasil perhitungan total biaya pasien stroke rawat inap dengan
cara bayar prospective payment system dengan menjumlahkan biaya medik
04
langsung rawat inap pasien stroke iskemik dan hemoragi. Dari hasil perhitung-
an diperoleh total biaya sebesar Rp.5.344.829.203,68 untuk 382 episode.
Kesimpulan
• Berdasarkan hasil penelitian mengenai Cost of Illness Pasien Stroke di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, dapat diambil kesimpulan bahwa total biaya penyakit stroke iskemik dan
hemoragi dalam periode Januari - Juni 2014 (6 bulan) berdasarkan perspektif RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta adalah sebesar Rp. 5.867.281.315,97. Biaya tersebut merupakan
penjumlahan dari total biaya rawat jalan untuk 198 pasien (246 episode) sebesar
Rp. 98.102.668,72 dan total biaya rawat inap untuk 408 pasien (424 episode) sebesar
Rp. 5.769.178.647,25.
• Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Biaya Perawatan Pasien Stroke untuk Pasien Rawat
Jalan : Usia, jenis kelamin, jumlah komorbid
• Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Biaya Perawatan Pasien Stroke untuk Pasien Rawat
Inap : Usia, Jenis Kelamin, Kelas Perawatan, Lama Perawatan, Jumlah Kormobid.
Studi kasus
Cost
Minimiz
Analysis (1)
Disusun Oleh :
Obat antihipertensi yang memiliki biaya paling minimal yang dianalisis dengan
metode CMA yaitu candesartan 16 mg kombinasi amlodipin 10 mg yaitu
sebesar Rp.3.870.065.-. Dimana rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pasien
perhari nya yaitu biaya obat antihipertensi sebesar Rp.4.952.-. Sehingga total
biaya perhari yang dikeluarkan oleh pasien hipertensi di ruang rawat inap RSU
Imelda Pekerja Indonesia Medan yaitu sebesar Rp.552.866
Obat antihipertensi yang memiliki biaya paling maksimal yang dianalisis dengan
metode CMA yaitu candesartan 8 mg kombinasi amlodipin 10 mg yaitu sebesar
Rp.4.315.020.-. Dimana ratarata biaya yang dikeluarkan oleh pasien perhari nya
yaitu biaya obat antihipertensi sebesar Rp.5.810.-. Sehingga total biaya perhari yang
dikeluarkan oleh pasien hipertensi di ruang rawat inap RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan yaitu sebesar Rp.719.170
Cost minimization
analysis
KELOMP
1.OK
ROHMATUN INAYAH
22344157
2. TARA UTAMI
22344150
3. TRACY MELLISA
22344112
4. TRI PUJI LESTARI 22344124
5. WIDIA ANGGRAINI 22344232
1 Pendahuluan
2 Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara observational,
non-experimental dengan rancangan deskriptif
dan menggunakan kata retrospektif.
2 Metodologi Penelitian
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya,
biasanya dlm bentuk dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia.
4 Analisis Data
Identifikasi Biaya
Pada Gambar 2
menunjukan kasus
skizofrenia banyak
dijumpai pada pasien
dengan usia 35-44 tahun
37%.
5 Hasil Perhitungan
Analisis
Kelas / Kelompok : D / 4
Rasio
Efektivitas
efektivitas
biaya rata-
biaya
rata rasio
tambahan
(ACER)
(ICER)
ICER membandingkan biaya dan
ACER
efek relatif. ICER adalah rasio
berhubungan
perbedaan biaya antara dua
dengan
alternatif untuk perbedaan
intervensi
efektivitas antara dua alternatif
tunggal
yang sama.
• Menentukan jika nilai suatu intervensi
sangat ditentukan oleh biayanya. Tidak
hanya meliputi penentuan biaya, tapi TUJUAN CEA
juga penentuan nilai dari outcome;
• Memastikan program atau kombinasi
dari program dapat mencapai tujuan
tertentu pada biaya terendah.
Tabel 1. Karakteristik
Berdasarkan tabel 1, karakteristik mengenai jenis
Pasien kelamin termasuk dalam faktor resiko terjadinya
diabetes mellitus, sehingga diperoleh jumlah pasien
laki-laki sebanyak 8 kasus pasien dengan persentase
(23,52%) dan pasien berjenis kelamin perempuan
sebanyak 26 kasus pasien dengan persentase (76,48%).
Berdasarkan tabel 2
di atas, diketahui terdapat
perbedaan persentase
efektivitas hasil terapi.
Pada antidiabetik oral
tunggal terdapat
metformin (66,66%)
pioglitazon (50%),
glimepirid (50%), dan
gliquidon (33,33%).
Persentase efektivitas
paling tinggi untuk
penggunaan antidiabetik
oral tunggal yaitu
metformin (66,66%).
Berdasarkan tabel 3, pada obat-obatan antidiabetik
oral tunggal yang memiliki nilai ACER terendah yaitu
glimepirid dengan nilai Rp.4.523,-. Pada metode
perhitungan ACER, digambarkan melalui total biaya
alternatif suatu terapi dibagi hasil klinis tertentu.
Semakin sedikit nilai ACER, maka terapi obat tersebut
semakin cost-effective.
Tabel 3. Nilai ACER Antidiabetik
Oral Tunggal
KESIMPULAN
Kelompok 5 :
Ade Kurnia Irawan (22344147)
Dewi Sartika (22344148)
Rima Fajriani (22344125)
Septria Anggraini (22344146)
Vivit Millani Putri (22344129)
PENDAHULUAN
Gastritis adalah suatu yang dimana lapisan mukosa lambung meradang atau membengkak. Gastritis ataupun
sering juga disebut sebagai radang lambung, dapat muncul secara tiba-tiba atau berlangsung dalam waktu yang
lama (Ariestia, 2021).
Gastritis adalah proses inflamasi di lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopatologi dapat
dibuktikan adanya infiltrasi sel-sel radang dan secara endoskopi didapatkan mukosa hiperemis di bagian lapisan
mukosa lambung. Gastritis dalam klasifikasi masuk pada kategori dispepsia organik. Dispepsia merupakan rasa
tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut merupakan salah satu
gejala yaitu: nyeri ulu hati, rasa terbakar di ulu hati, rasa penuh setelah makan, cepat merasakan kenyang,
kembung pada saluran pencernaan, mual dan muntah serta sendawa.
METODE PENELITIAN
Populasi seluruh pasien gastritis rawat inap yang menggunakan obat Omeprazol
atau Lansoprazol di RS Bhayangkara. Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien
Rancangan penelitian yang rawat inap dengan diagnosa gastritis di RS Bhayangkara periode Januari-
digunakan ialah penelitian Desember 2018. Sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai
deskriptif dengan berikut:
pengambilan data secara Kriteria Inklusi :
retrospektif yang 1. Pasien gastritis dengan usia 18 Tahun.
membandingkan direct 2. Pasien gastritis yang mendapatkan terapi omeprazol atau lansoprazol.
medical cost (biaya medis Kriteria Ekslusi :
langsung) dari obat 1. Pasien gastritis yang meninggal atau/ dengan penyakit penyerta dan pulang
Omeprazole atau paksa.
Lansoprazol pada pasien 2. Pasien gastritis dengan catatan medik tidak lengkap, tidak terbaca dan hilang.
gastritis.
ANALISIS DATA
Data dianalisis secara deskriptif dan diuraikan dalam bentuk tabel. Setelah data terkumpul, dilakukan
perhitungan biaya medik langsung (biaya pengobatan gastritis, biaya perawatan dan biaya laboratorium)
01 pada tiap pasien. Lalu dijumlahkan masing-masing sesuai penggunaan obat lalu dibuat rata-ratanya
Hasil dari Analisis Efeketivitas Biaya dapat disimpulkan dengan ICER (Incremental Cost-
03 Effectiveness Ratio)
Biaya medik langsung adalah biaya yang terkait langsung dengan perawatan
kesehatan (Permenkes RI, 2013). Perhitungan biaya medik langsung terdapat
tiga komponen yaitu biaya pengobatan, biaya perawatan dan biaya
laboratorium. Dari tabel A dan B adalah Biaya pengobatan meliputi biaya obat
dan biaya alat medis yang digunakan, sedangkan biaya perawatan terdiri dari
biaya akomodasi Rp. 350.000/hari, biaya visit dokter umum Rp.50.000, biaya
visit dokter spesialis Rp. 110.000, biaya tindakan medik dan biaya administrasi
Rp. 35.000
Perhitungan Efektivitas Biaya Berdasarkan ACER
Dari tabel diatas menunjukkan hasil lama perawatan pasien yang menggunakan
omeprazol lebih singkat dibandingkan dengan pasien yang menggunakan
lansoprazol. Nilai ACER menggambarkan bahwa dengan rasio biaya
pengobatan per pasien dibanding dengan efektivitas pengobatan yang
didapatkan menunjukkan lebih efektif dan efisien pengobatan yang diberikan.
Lanjutan
Nilai ICER yang diperoleh yaitu Rp 631.023,17/hari. Nilai ICER yang diperoleh
merupakan besarnya biaya tambahan yang diperlukan untuk memperoleh 1hari
pengurangan lama rawat inap pada pasien gastritis. Atau ICER merupakan nilai yang
menunjukkan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap perubahan
satu unit outcome pengobatan.
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi kelompok, meskipun nilai ACER Omeprazole lebih tinggi
tetapi memiliki efektivitas terapi yang lebih tinggi. Menyimpulkan bahwa obat
omeprazole dikatakan obat yang paling cost-effective karena omeprazole
masuk kedalam kuadran 1 yaitu dengan biaya tinggi dan memiliki efektivitas
yang tinggi.
TUGAS ANALISIS JURNAL
MATA KULIAH FARMAKOEKONOMI
Dosen : apt. Lili Musnelida, M.Si dan apt. Ainun Wulandari, M. Sc,
Kelompok 6 KELAS D
1.Abiyya Shafa
Nabilah 22344107
2.Amelia Agnes
22344118
3.Berliana Putri
Perdana 22344116
Pengertian Cost Benefit
1.
Analysis
C
Menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans
(2004) adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang
melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan
alternative tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai
manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu
dalam pengambilan keputusan.
Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat 01 Analisis ini membutuhkan waktu dan proses yang
01 yang bersifat kualitatif maupun intangible. lama
Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi
04 kepada pengambil keputusan, tapi tidak dengan
memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada, yang
04 dalam hal ini pemilihan alternatif terbaik dilakukan sendirinya membuat keputusan.
berdasarkan alasan perbandingan antara life cycle’s
benefit dengan biaya yang dikeluarkan, melainkan
juga dapat membandingkan alternatif-alternatif Tidak ada standar dalam kuantifikasi biaya-manfaat.
tersebut. 05 Subjektivitas yang terlibat ketika mengidentifikasi,
mengukur, dan memperkirakan biaya dan manfaat
yang berbeda dapat menimbulkan penafsiran biaya
manfaat yang berbeda pula.
Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang
05 bersangkutan pada tahun-tahun ke depan.
ANALISIS JURNAL CBA
Introductio
n Adanya efektifitas biaya vaksinasi dalam hasil melawan COVID dapat
A.
biaya
yang disediakan
2.Harga vaksin (konversi € 1: Rp. 16.379,00)
3. € 15 (Rp. 245.685) : Pfizer
4. € 20 (Rp.327.580) : moderna
5. €7 (Rp. 114.653) : jansen
6. €3,5 (Rp. 57.326,5) : astra Zeneca
04.
pengenalan pembayaran bersama untuk
orang yang memutuskan untuk tidak telah menjadi strategi yang sangat sukses
divaksinasi meskipun ada bukti yang dalam hal kebijakan kesehatan.
membuktikan keamanan dan manfaat
tindakan ini., menghitung penghematan
1327 dan 8469 juta euro (227 dan 1447 juta
dari perspektif sistem kesehatan).
LITERATUR
1. Indrayani, Putu Ayu. 2016. Bahan Ajar Economic Evalution in Health Care. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2. López, F.; Català, M.; Prats,; et al. A Cost–Benefit Analysis of COVID-19 Vaccination in
Catalonia.Vaccines 2022, 10, 59. https://doi.org/10.3390/vaccines10010059 Academic
Editor: Yee-Joo Tan
Pertanyaan dan Jawaban
1. Keterbatasan apa saja yang ada pada jurnal kalian?
2.Jawab :
3.Terkait dengan modal ekonomi, penelitian ini juga memiliki keterbatasan
4.a. Dampak ekonomi makro seperti penghematan yang diperoleh dengan menghindari penutupan ekonomi wilayah tidak
diperhitungkan. Kemungkinan besar dalam scenario nonvaksinasi, pembatasan di beberapa sector atau pembatasan mobilitas
harus diberlakukan yang akan menimbulkan kerugian ekonomi yang harus dipertimbangkan
5.b. Tidak ada sumber resmi mengenai biaya per dosis vaksin, angka yang digunakan sesuai dengan consensus diantara para
penulis berupa kajian literatur. Dalam pengertiannya pekerjaan menyoroti kurangnya transparansi Lembaga dalam memberikan
data resmi.
6.c. Akan masuk akal untuk menyesuaikan biaya untuk dosis yang akan kadaluarsa diberikan dengan tidak adanya perkiraan
yang lebih baik, diamati bahwa 5,6% dari dosis yang diberikan.
7.d. Biaya untuk system perawatan Kesehatan yang disebabkan oleh underdiagnosis yang timbul dari penutupan wilayah wajib
belum dinilai, yang menurut penelitian terbaru yang dilakukan di Catalonia, bisa sangat besar
8.2. Tolong jelaskan prbedaan prespectiv social dan prespectiv healty pada slide 16?
9. jawab :
10.perspektif sistem kesehatan (mengingat penghematan pengeluaran rumah sakit dan unit ICU), sedangkan perspektif sosial
yang dimaksud adalah monetisasi pengurangan mortalitas dan morbiditas
DISUSUN OLEH :
Keen ( 2003 )
Analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik
suatu investasi harus dipilih.
MANFAAT DAN TUJUAN
COST BENEFIT ANALYS
Langkah 1
Langkah 3 Langkah 5
Menghitung total biaya
dari masing-masing
alternatif atau intervensi Menghitung total
Identifikasi alternatif atau
benefit
intervensi yang akan
dianalisis
Langkah 2 Langkah 4
Mentransformasi manfaat
Identifikasi biaya dari
dalam bentuk uang
masing-masing alternatif
atau intervensi
KELEBIHAN COST BENEFIT ANALYS
Pada studi ini, diketahui bahwa pasien yang mendapatkan home visit
(66,67%) lebih patuh dibandingkan dengan pasien yang tidak
mendapatkan home visit (48,48%).
3. Perbedaan Keterkendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi Prolanis
Hasil analisis cost benefit ratio, bahwa adanya intervensi home visit dapat mengurangi
jumlah re-admisi dan rujukan pasien ke faskes lanjutan, dari data dapat terlihat, bahwa
pada pasien home visit yang dirujuk ke faskes lanjutan lebih sedikit dari pada pasien non
home visit, sehingga ada penghematan biaya (pengurangan biaya terapi) bagi BPJS.
kesimpulan
• Cost benefit analysis adalah cara untuk menentukan apakah hasil yang menguntungkan
dari sebuah alternatif, akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya
pengambilan alternatif.
,
• Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik deskriptif observasional dengan
rancangan Cross Sectional yang dilakukan di Klinik Pratama yang melaksanakan home
visit dan tidak melaksanakan home visit di Kabupaten Bogor pada bulan September
2019 - Desember 2020. dari 142 pasien yang sudah diambil datanya didapatkan hasil
secara karakteristik pasien penderita hipertensi yang merupakan peserta prolanis dengan
jenis kelamin perempuan mendominasi, pasien hipertensi yang mendapatkan home visit
kebanyakan memiliki umur 56-65 tahun (36,36%) dan pasien hipertensi yang tidak
mendapatkan home visit kebanyakan memiliki umur 46-55 tahun (36,36%).
• Secara kepatuhan minum obat pasien yang mendapatkan home visit (66,67%) lebih
patuh dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan home visit (48,48%).
Secara keterkendalian tekanan darah Pasien yang melaksanakan home visit (18,18%)
lebih rendah tekanan darah yang tidak terkendali ≥ 3 kali dibandingkan dengan
pasien yang tidak melaksanakan home visit.
• Dari hasil analisis cost benefit ratio, bahwa adanya intervensi home visit dapat
mengurangi jumlah re-admisi dan rujukan pasien ke faskes lanjutan, dari data dapat
terlihat, bahwa pada pasien home visit yang dirujuk ke faskes lanjutan lebih sedikit
dari pada pasien non home visit, sehingga ada penghematan biaya (pengurangan
biaya terapi) bagi BPJS.
Cost Utility
Analysis
KELOMPOK 8 :
03
Metode
DEFINISI PENELITIAN
Merupakan metode analisis farmakoekonomi yang
Penelitian dilakukan secara
membandingkan biaya pengobatan dengan kualitas
Prospektif Observasional selama
hidup pasien
tiga bulan melalui wawancara
terstruktur di Klinik Insani
dengan jumlah responden 200
Pengantar CUA yang dibagi menjadi empat
(Cost Utility Analysis kelompok.
TUJUAN
MANFAA
Mengetahui kemanfaatan biaya dan kualitas hidup pasien yang T
menggunakan asuransi BPJS dan Non BPJS dengan kombinasi zat Skala kecil dapat menentukan terapi terhadap pasien
aktif Antasida Ranitidin generik (G1) dengan Antasida Ranitidin dalam suatu pengobatan yang dipilih sehingga dengan
branded generik (B1) dan Antasida Lansoprazol generik (G2) dengan biaya yang minimal berdampak manfaat yang maksimal.
Antasida Lansoprazol branded generik (B2). Skala besar pemerintah dapat menentukan kebijakan
dalam hal pemberian subsidi terhadap obat atau program 1
kesehatan. 1
4
Dispepsia merupakan kumpulan
gejala, keluhan yang terdiri dari
Latar Belakang nyeri atau rasa tidak nyaman di
epigastrium, mual, muntah,
kembung, cepet kenyang, rasa
perut penuh, sendawa, dan rasa
Dispepsia merupakan penyakit panas yang menjalar di dada.
kambuhan sehingga membutuhkan Dispepsia digolongkan menjadi
kunjungan medis berulang yang dua dispepsia organik dan
akan meningkatkan biaya disepsia fungsional.
kesehatan dan mempengaruhi
kualitas hidup pasien.
Di indonesia diperkirakan sekitar 15-
40% populasi penduduk mengalami
dispepsia, berdasarkan data profil
kesehatan tahun 2006 dispepsia
menempati urutan ke 10 dengan
34.029 kasus.
EQ-5D (EuroQol) adalah suatu
Variabel penelitian ini terdiri dari instrumen generik untuk mengukur
Analisis utilitas biaya dapat diperoleh dari hasil perhitungan biaya dibagi hasil
kuesioner dalam bentuk utilitas kemudian dihitung persentasenya dan
ditabulasikan dalam bentuk tabel.
HASIL TABEL 1
Tabel 2. merupakan rata – rata nilai utilitas dari segi VAS dan
Value Set yang dihasilkan dari ke empat kelompok. Hasilnya
bahwa semua mempunyai kualitas hidup tergolong cukup baik,
baik dan sangat baik, kemudian dilakukan uji perbedaan Utiltas
dan VAS ke empat kelompok.
HASIL TABEL 3
Secara berurutan biaya yang terendah atau unit cost terendah sampai
tertinggi adalah G1<G2<B1, biaya yang paling efisien dan efektif yaitu
pada pasien BPJS yang menggunakan kombinasi obat Antasida dan
Ranitidine. Hubungan kemanfaatan dan biaya penggunaan kombinasi
obat dengan zat aktif Antasida dan Ranitidin dengan Antasida
Lansoprazol pada pasien BPJS dan Non BPJS dengan keluhan
dispepsia dihitung berdasarkan biaya langsung total biaya obat dengan
periode kunjungan kembali (readmisi) setiap bulannya, pertambahan
usia pasien (life expectancy) dan kemafaatan (utility), Cost-Utility
Analysis (CUA) adalah biaya yang digunakan atas manfaat yang
diperoleh.
TABEL 5
HASIL
Dosen:
Apt. Dr. Lili Musnelina.,
M.Si
Ainun Wulandari S.Farm,
apt Oleh :
Disusun
TUJUAN PENELITIAN
• Sebuah studi observasional kohort prospektif • Kriteria inklusi adalah pasien rawat inap
tiga bulan dilakukan di rumah sakit jiwa umum skizofrenia akut (usia> 17 tahun) yang
di Jakarta, Indonesia dirawat di ruang akut dan menerima injeksi
• Pendekatan purposive sampling diterapkan intramuskular olanzapine atau kombinasi
dalam penelitian ini. injeksi intramuskular haloperidol dan
• Ukuran sampel ditentukan dengan diazepam selama masa studi.
menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dimana • Pasien yang meninggal selama rawat inap,
jumlah sampel untuk kelompok olanzapine pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain,
adalah 113 pasien dan untuk kelompok pasien yang dirawat beberapa kali selama
haloperidol-diazepam adalah 92 pasien (Krejcie penelitian, dan pasien yang menjalani
dan Morgan, 1970). pengobatan penelitian setelah dipindahkan
• Terdapat 193 pasien pada penelitian ini dimana ke ruangan yang tenang tidak termasuk.
102 pasien mendapatkan injeksi olanzapine dan
91 pasien diberikan kombinasi injeksi
haloperidol dan diazepam
PEMILIHAN
DESAIN STUDI PASIEN
STUDY KASUS Instrumen studi dan pengumpulan data
Biaya medis langsung (obat-obatan, alat kesehatan, bahan medis habis pakai,
kunjungan dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan
akomodasi pasien) bersumber dari catatan keuangan.
Perspektif penelitian adalah pembayar pihak ketiga
PANSS-EC
adalah instrumen yang
digunakan untuk
mengevaluasi pasien
dengan perilaku agresif
atau agitasi.
STUDY KASUS HASIL
STUDY KASUS HASIL
Tabel 3. Menguraikan biaya medis langsung untuk setiap pasien selama pengobatan akut. Total biaya pada
kelompok olanzapine secara signifikan lebih tinggi (P=0,000) dibandingkan rekannya dengan hampir Rp 2,5 juta
per pasien yang didokumentasikan pada pasien yang menerima olanzapine dibandingkan dengan sekitar Rp 1,8
juta pada mereka yang memakai haloperidoldiazepam. Selain itu, perbedaan yang luar biasa juga diamati pada
biaya pengobatan di mana biaya injeksi olanzapine hampir delapan kali lebih tinggi dibandingkan dengan injeksi
haloperidoldiazepam.
Saat mempertimbangkan QALY, kedua perawatan akut menunjukkan efektivitas yang sama
dengan yang lebih tinggi biaya ditemukan pada kelompok olanzapine daripada rekannya
menunjukkan kombinasi haloperidol-diazepam adalah pilihan hemat biaya dibandingkan
dengan olanzapine (lihatTabel 5). Dalam hal ini, kombinasi haloperidol-diazepam
merupakan pilihan yang dominan, dan perhitungan ICUR tidak perlu dilakukan.
KESIMPULAN
ANALISIS KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 BERDASARKAN POLA
PERESEPAN ANTIDIABETIK DAN KOMPLIKASI
PENDAHULUAN
Rata-rata
kualitas hidup pasien Penggunaan Penelitian yang Efek samping
Efek negatif dari
DM tipe 2 yang kombinasi insulin menunjukkan antidiabetik oral
penggunaan insulin
menerima terapi dengan metformin bahwa pasien DM yang kerap muncul
yaitu merasa
kombinasi insulin pada pasien yang tipe 2 yang misalnya metformin
takut, sakit, cemas
dengan baru didiagnosis menggunakan dapat menyebabkan
dan tidak nyaman
oral lebih tinggi DM tipe 2 dengan terapi insulin gangguan
karena efek
dibandingkan pasien kadar HbA1c > memiliki kualitas gastrointestinal
samping yang
yang menerima 7,5%, dapat hidup yang seperti mual,
ditimbulkan yaitu
monoterapi mengontrol glukosa lebih rendah pada muntah, diare serta
Hipoglikemia.
insulin dan darah dengan baik. domain fungsi fisik asidosis laktat.
monoterapi oral
PENDAHULUAN
Pasien dengan komplikasi makrovaskuler dan tanpa komplikasi lebih merasa tenang, damai, bahagia, tidak
merasa cemas, takut, sedih dan rendah hati dalam menghadapi penyakit diabetes dibandingkan kelompok lainnya.
KESIMPULAN