Anda di halaman 1dari 71

STUDI HISTORIS EKSISTENSI KOMUNITAS YAHUDI,

KRISTEN, DAN ISLAM DI YERUSLEM

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:
Zikri Sulthoni
11140321000012

PROGRAM STUDI: STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
ii
iii
ABSTRAK

Zikri Sulthoni
Studi Historis Eksistensi Komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam di Yerusalem
Kota Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam.
Tidak berlebihan jika Kota Yerusalem mendapat julukan Kota Tuhan, sebab hampir
seluruh bangsa dimuka bumi ini berkiblat disana. Yahudi, Kristen, dan Islam
memiliki sejarah masing-masing dikota tersebut.
Yahudi, Kristen, dan Islam memiliki sejarah dan peradaban yang panjang di Kota
Yerusalem. Yahudi merasa bawah kota terebut sebuah tanah yang dijanjikan,
Kristen merasa bahwa kota tersebut tanah kelahiran dan penyaliban Yesus Kristus
begitupun Islam merasa bahwa kiblat pertama bagi mereka adalah baitul maqdis.
Akan tetapi, pada mulanya Kota Yerusalem terjadi sebuah konflik tentang
penyebaran paham agama seiring berjalannya waktu kota tersebut menjadi konflik
perebutan kekuasaan.

Kata Kunci: Yerusalem, Yahudi, Nasrani, dan Islam.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur marilah kita panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia berupa
kesehatan dan hikmah kepada kita semua. Dengan nikmat -Nya pula
Penulis berkesempatan menulis dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kedudukan Yerusalem Dalam Pandangan Agama-agama Semitik: Perspektif
Sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam” yang disusun untuk memenuhi persyaratan
meraih gelar S.Ag. Sebab dari pada nikmat-Nya pula, Penulis bersyukur dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Serta shalawat
beriring salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa manusia ke zaman yang terang benderang dan dapat
membawa umatnya kepada agama rahmatan lil ‘alamiin ini.
Berangkat dari uniknya dinamika yang mewarnai hubungan antar agama,
khususnya agama mayoritas dunia yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam, Penulis tertarik
untuk mengulas hal tersebut sebagai fokus utama skripsi ini.
Selanjutnya, Penulis perlu mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini, di antaranya:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Syaiful Azmi, M.A, selaku Ketua Program Studi Studi Agama-
Agama dan Ibu Lisfa Sentosa Aisyah M.A, selaku Sekretaris Program
Studi Studi Agama-Agama. Terima kasih telah memberikan Penulis
arahan dan wejangan selama mengenyam bangku kuliah.
4. Drs. Dadi Darmadi, MA, selaku dosen penasehat akademik yang
memberikan arahan dan kemudahan dalam penulisan proposal skripsi
sehingga Penulis dapat meneruskan proposal tersebut ke tahap-tahap
berikutnya.

v
5. Drs. Moh. Nuh Hasan, M.A, selaku dosen pembimbing, terima kasih
atas ilmu yang luar biasa yang telah bapak berikan dan atas bimbingan
dan kemudahan yang bapak berikan selama ini.
6. Terimakasih untuk bapak Ismatu Ropi, Ph.D yang telah meluangkan
waktu dan memudahkan Penulis dalam ujian seminar proposal.
7. Kepada seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terkhusus dosen-dosen Ushuluddin, terima kasih sudah mendidik
Penulis dengan penuh kesabaran. Serta terima kasih untuk Kak Jamil
yang membantu administrasi dan informasi terkait skripsi dan untuk
semua staf perpustakaan fakultas, juga perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terimakasih telah melayani dan mengelola
fasilitas dengan baik.
8. Terima kasih tak terhingga kepada kedua orangtua hebat Bapak
Syamsuddin dan Ibu Rosita yang telah membesarkan, mendidik, dan
mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada Penulis. Rasanya ucapan
terima kasih tidak cukup untuk menggantikan curahan kasih sayang dan
perhatian mereka selama ini.
9. Terima kasih untuk kakak dan adik, Ka Dina Khairani, Fauziah Mu’az,
dan Rayba Irsya, untuk motivasi, dorongan, dan semangat yang terus
diberikan kepada Penulis.
10. Terima kasih kepada Arifah Lutifiah Anggraini Ambarawa
Sejabodetabek yang selalu memberikan semangat agar dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih kepada Bang Dani Ramdhani, yang telah mengajarkan
banyak hal dalam berproses di kampus, berkat arahan dan do’a beliau
penulis berhasil melewati proses semasa di kampus.
12. Terima kasih untuk teman satu angkatan PA A & PA B 2014 yang telah
mengisi satu bagian mozaik hidup Penulis. Rasanya semua emosi
pernah Penulis rasakan bersama kalian. Semoga tetap ada tawa-tawa
dan temu-temu selanjutnya. Semoga kalian diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan tugas akhir dan dilapangkan ladang rezekinya
bagi yang sudah menyandang gelar S. Ag.

vi
13. Terima kasih kepada Muhammad Samtoni, Muhammad Wahyu,
Ridwan Efendi, Wahyu Febry Putra, Salwa Anwar yang telah
memperlambat skripsi penulis akibat ketika ingin mengerjakan skripsi
malah di ajak Gibah dan Mabar (main bareng) Game.
14. Terima kasih penulis ucapkan kepada Cuma Orang Kecil selaku
kumpulan yang terdiri dari orang-orang yang selalu tawadhu dan tidak
pernah merasa besar diri orang-orang tersebut yaitu: M.aulia rahman
(Pono), Tafrichul Fuady Absya (fufu), Rahmat Fajri Al-Aziz (Fajar),
Ariani Baroroh Baried (Barid), Qonita (onet), Khoiriyah (Ria), Wildan
Muzaki (Wildan), Solihin (Anu), Endik Sudikna (endik), Muhammad
Wahyu (bapak), Edi Irawan(marwoto).
15. Untaian terima kasih penulis ucapkan kepada almamater Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, juga kepada keluarga HMI
Cabang Ciputat dan HMI KOMFUF, juga kepada KOHATI, PIUSH,
serta keluarga KKN yang telah memberikan pengalaman hidup,
pembelajaran, dan relasi yang tidak dapat Penulis temukan di dalam
kelas selama menempuh perkuliahan. Terima kasih atas doa, dukungan
dan semangat yang telah kalian berikan.
16. Kepada semua orang yang dikenal atau semua yang mengenal Penulis
namun sering Penulis lupakan namanya, terima kasih atas ilmu dan
pengalaman yang diberikan. Semoga amal baik kalian dapat menuai
balasan dan limpahan rahmat Allah SWT.
Pada akhirnya kesempurnaan hanyalah milik Allah. Penulis amat menyadari
atas banyaknya kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu Penulis berharap
skripsi ini dapat dikembangkan di kemudian hari dengan lebih baik. Serta semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pendidikan
khususnya dalam ranah Studi Agama-Agama.

Jakarta, 30 Agustus 2019

Zikri Sulthoni

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. ii
ABSTRAK .........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................................... v
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ................................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................................ 9
LATAR BELAKANG SEJARAH KOTA YERUSALEM ............................................ 9
A. Asal- Usul dan Perkembangan Kota Yerusalem ..................................................... 9
B. Letak Geografi Yerusalem .................................................................................... 13
C. Masyarakat Yerusalem ......................................................................................... 19
BAB III ............................................................................................................................ 23
KEDUDUKAN KOMUNITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK DI YERUSALEM .. 23
A. Komunitas Yahudi di Yerusalem .......................................................................... 23
B. Komunitas Kristen di Yerusalem .......................................................................... 27
C. Komunitas Islam di Yerusalem............................................................................. 30
BAB IV ............................................................................................................................. 34
STUDI PERBANDINGAN KOMUNITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK DI KOTA
YERUSALEM ................................................................................................................. 34
A. Perbandingan Historis Komunitas Agama-Agama Semitik di Kota Yerusalem .. 34
B. Perbandingan Teologis Komuniatas Agama-Agama Semitik di Kota Yerusalem 40
C. Perbandingan Sosial-Politik Agama-Agama Semitik di Kota Yerusalem ............ 42
BAB V .............................................................................................................................. 56
PENUTUP ....................................................................................................................... 56

viii
A. Kesimpulan. .......................................................................................................... 56
B. Saran ..................................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 58

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yerusalem sebuah kota yang diberi nama oleh Bangsa Kanaan pada tahun
2500 SM. Kata Yerusalem di latar belakangi oleh Bangsa Kanaan seperti Dewa.
Menurut. Umar Anggara Jenie, kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dalam surat kabar Republika, Kota Yerusalem merupakan bukti yang paling
baik dalam kekunoan permukiman-permukiman bangsa Arab semitis purba di
Palestina yang telah berada di sana jauh sebelum bangsa-bangsa lainnya datang.
Kota ini didirikan oleh suku Jebus, yaitu cabang dari bangsa Kanaan. Yang pertama
mendirikan Yerusalem adalah seorang raja Bangsa Kanaan.1
Bangsa Amorit memasuki Yerusalem pada tahun 2000 SM dan disusul oleh
bangsa Fenisia dari utara. Kemudian, pada tahun 1200 SM. 2 Bani Israel yang
keluar dari Mesir bersama Nabi Musa dan Nabi Harun datang menempati Laut
Mati mendesak kedudukan bangsa Kanaan untuk merebut Yerusalem. Kerajaan
Bani Israel pun pada tahun 722 SM direbut oleh kerajaan Asuriah dan Babilonia,
sehingga Bani Israel harus terusir dari kota Yesusalem. Ketika pasukan Irak
berhasil merebut Yerusalem pada tahun 593 SM, orang-orang Yahudi yang
ditawan, diizinkan kembali ke Yerusalem.3
Setelah itu lahir seorang yang dimuliakan oleh orang-orang Kristani pada
abad ke 6 SM, yaitu Yesus Kristus atau Nabi Isa di tanah Yerusalem. Pada tahun
70 M kerajaan Romawi berhasil merebut kota Yerusalem dan membasmi orang-
orang Yahudi yang memberontak. Kerajaan Romawi berkuasa di Yerusalem dan
memberikan kebebasan beragama bagi umat Kristen bahkan kekuasaan Romawi
pun mendirikan Gereja Makam Yesus Kristus.4

1
“Palestina Dari Kanaan Hingga Tanah Yang Dijanjikan”, Republika.co.id, diakses pada
tanggal 22 Agustus 2018 pukul 13:22 dari https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id.
2
T. Taufiqul Hadi, Satu Kota Tiga Tuhan: Deskriptif Jurnalistik di Yarusalem (Jakarta:
PT Krumbok Putra Nusa, 2017), h.Iiiii.
3
Suko Waspodo, “Mengenal Sejarah Kota Yerusalem”, Kompasiana, diakses 3 Januari
2018 pukul 20:55 dari https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiania.com.
4
“Palestina Dari Kanaan Hingga Tanah Yang Dijanjikan”, Republika.co.id di akses pada
22 Januari 2018 pukul 22:47 dari https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id.

1
2

Menurut Taufiqul Hadi, Khalifah Umar bin Khattab memasuki Kota


Yerusalem pada tahun 636 M. Beliau adalah khalifah kedua setelah wafatnya
khalifah Abu Bakar. Khalifah Umar menaklukan kota Yerusalem bersama tentara
Arab pada tahun 637 M tanpa peperangan dan disambut hangat oleh penduduk
Yerusalem. Menyusul keberhasilan penaklukan Yerusalem, khalifah Umar
menandatangani perjanjian dengan Sophronius, yang isinya daulat Islam yang telah
berhasil menaklukan Yerusalem dan tidak mengubah kenyataan kepercayaan
penduduk setempat yang telah ada saat itu dan tidak mengganggu tempat ibadah,
tempat suci dan tempat tinggal mereka.5
Pemeluk agama besar di dunia, Yahudi, Kristen, dan Islam, sangat
memperebutkan kota Yerusalem, maka dari itu Kota Yerusalem ini memiliki
sejarah yang sangat panjang sebagai tanah yang diperebutkan atau disengketakan
di antara manusia di muka bumi. Hal ini tidak mengherankan, karena Yerusalem
memiliki kedudukan penting bagi semua umat manusia dan menjadi tanah utama
yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan sejak dahulu sampai hari
akhir. Kota ini merupakan kota yang disucikan bagi umat Islam, Kristen, dan
Yahudi, sebab hampir seluruh bangsa dengan tiga agama di muka bumi ini memiliki
sejarah di sana. Dengan demikian, semua merasa memiliki Kota Yerusalem, baik
umat Yahudi, Kristen dan Islam, karena kota itu tampak terbukti mempertemukan
mereka dengan keilahian. 6
Menurut kaum muslimin, Baitul Maqdis adalah suatu tempat yang
bersejarah bagi mereka di seluruh dunia.7 Baitul Maqdis bagian tak terpisahkan dari
Umat Islam, kedudukan yang sangat strategis berkaitan langsung dengan agama
Islam itu sendiri. Kedudukan strategis Baitul Maqdis paling tidak memiliki 8
kedudukan strategis bagi umat Islam, yaitu:
1. Tanah wahyu dan kenabian
2. Tanah Isra’ dan Mi’raj
3. Tanah kiblat pertama
4. Tanah yang ditaklukan tanpa perang

5
T. Taufiqul Hadi, Satu Kota Tiga Tuhan, h.14
6
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota Tiga Agama (Bandung: Mizan Media Utama,
2018), h. 28.
7
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj (Solo: AB Siti, 1993), h. 23.
3

5. Tanah kesabaran dan jihad


6. Tanah yang dijanjikan
7. Tanah ibu kota Khilafah di masa depan
8. Tanah tempat semua manusia akan dikumpulkan. 8
Menurut Umat Yahudi, Kota Yerusalem sesuatu hal yang penting. Di sana
terdapat Tembok Ratapan, yang merupakan bagian dari dinding yang tersisa dari
bangunan Bait suci. Di dalam candi yang dulu merupakan situs candi bagi umat
Yahudi. Menurut mereka, Tembok Ratapan merupakan tempat terdekat bagi kaum
Yahudi untuk berdoa ke Maha Kudus.9 Menurut anggapan mereka, Palestina adalah
bumi yang dijanjikan untuk nabi Ibrahim dan anak keturunannya selamanya.
Dasarnya adalah ayat Taurat yang berbunyi, “Berfirman Tuhan kepada Abram,
pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapakmu ini ke
negeri yang akan kutunjukan kepadamu.” (Kejadian 12:1) Lalu dalam ayat lain
yang mereka sebutkan juga, “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram, pandanganlah
sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke utara dan selatan, timur
dan barat, karena segala tanah yang kau lihat itu akan kuberikan kepadamu dan
kepada anak cucumu sampai selama-lamanya.” (Kejadian 13:15). Menurut ayat-
ayat di atas orang-orang Yahudi ini mengklaim bahwa mereka adalah bangsa
pilihan. Bangsa yang disebut sebagai keturunan Ibrahim dalam janji di atas. Semua
unsur inilah yang menjadi dasar kesadaran kebangsaan Yahudi dan di mata mereka
ini sangat sakral karena di sana ada unsur Tuhan ikut terlibat.10
Umat kristiani pun memiliki sejarah di Kota Yerusalem. Di dalam wilayah
Yerusalem ini terdapat Gereja Makam Kudus, yang menjadi situs penting bagi umat
Kristiani di seluruh dunia. Situs ini berada di tengah sejarah perjalanan Yesus,
kematiannya, penyaliban dan kebangkitan. Kota Yerusalem ini merupakan tempat
tujuan ziarah bagi umat Kristiani di seluruh dunia.11

8
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj, h. 23.
9
Thomas Koten, “Sepenggal Kisah Tembok Ratapan Yerusalem”, Netralnews.com,
diakses pada 27 Desember 2018 pada pukul 23:47 dari www.netralnews.com.
10
T. Taufiqul Hadi, Satu Kota Tiga Tuhan, h. xxxiii.
11
“Yerusalem: Tiga Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kota Suci”, BBC Indonesia,
diakses pada 7 Desember 2017 pada pukul 23:13 dari hhtps//www.google.co.id/amp/majalah-
42261448.
4

Masing-masing agama memiliki sejarah tersendiri di Kota Yerusalem. Oleh


sebab itu, karena mereka memiliki sejarah tersendiri, para pemeluk agama terbesar
di dunia ini ingin memiliki rasa kepunyaan kota tersebut. Pada akhirnya terjadi
sebuah konflik siapa yang berhak untuk menguasai daerah Kota Yerusalem.
Pada dasarnya setiap agama memiliki pandangan masing-masing terhadapa
Kota Yerusalem dan rasa ingin memiliki kota tersebut, terjadilah sebuah konflik.
Pada awalnya, konflik antara Israel dan Palestina ini sebenarnya sudah berlangsung
sejak lama. Bermula sejak kaum Yahudi yang menyebar di berbagai negara kembali
dan berkumpul ke wilayah Palestina yang kini bernama Israel. Sejak negara Israel
berdiri pada 14 Mei 1948, wilayah Palestina khususnya Jalur Gaza terus bergolak.
Wilayah seluas 365 kilometer persegi ini seolah menjadi penjara besar bagi sekitar
1,7 juta bangsa Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.12 Orang-orang Palestina
tidak bisa leluasa keluar-masuk wilayah yang berbatasan dengan Laut Tengah,
Israel, dan Mesir itu. Penduduk jalur Gaza hanya bisa keluar untuk mendapatkan
berbagai kebutuhan hidup melalui Kota Rafah yang dijaga ketat oleh pasukan Israel
dan Mesir.
Begitu banyak dinamika yang terjadi di Kota Yerusalem, Penulis berusaha
membahas studi historis eksistensi komunitas Yahudi, Kristen dan Islam di Kota
Yerusalem dalam aspek historis, teologis dan sosial-politik.

B. Rumusan Masalah

Untuk menjadikan proses penelitian ini lebih terfokus dan terarah, penulis
akan berfokus pada studi pustaka. Sementara rumusan masalah dari penelitian ini
yaitu:
Bagaimana studi historis eksistensi komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam
dari segi historis, teologis, dan sosial politik?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menemukan beberapa masalah, tentunya penulis memerlukan


beberapa tujuan yang harus dicapai, diantaranya:

12
“Awal Mula Gejolak Konflik Israel-Palestina”, Liputan 6 di akses pada 15 Juli 2014
padad pukul 22:45 dari https://www.liputan6.com/ global/read/2078375/awal-mula-gejolak-
konflik-israel-palestina.
5

1. Tujuan Formal Akademis


Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akademik sebagai sebuah
persyaratan akhir perkuliahan guna mendapatkan gelar Sarjana Agama
(S.Ag) Prodi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Tujuan Intelektualitas
Oleh karena itu adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah rasa
ingin tahu akan pengetahuan mengenai Kedudukan Yerusalem dalam
pandangan agama-agama Semitik dari segi aspek historis, teologis, dan
sosial-politik guna untuk mengetahui betapa penting nya Kota Yerusalem
bagi penganut agama-agama Semitik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat untuk penulisan ini terbagi menjadi:


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pendidikan khususnya mengenai Kedudukan Yerusalem dalam pandangan
agama-agama Semitik. Serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi
dan informasi untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam spesifik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan dapat
dijadikan dorongan juga sarana untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh
dari intuisinya. Serta diharapkan dapat bermanfaat untuk generasi
selanjutnya dalam menambah bahan rujukan dalam penelitian yang serupa,
khususnya untuk adik tingkat di Program Studi: Studi agama-agama.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk membantu penulisan penelitian ini, sampai saat ini terdapat beberapa
karya buku ataupun riset yang berkaitan dengan tema penulis:
Buku yang berjudul Satu Kota Tiga Tuhan: Deskriptif Jurnalistik di
Yarusalem yang ditulis oleh T. Taufiqul Hadi. Tulisan-tulisan buku ini meski ditulis
6

oleh seorang jurnalis tetapi menawarkan sudut pandang yang berbeda, alih-alih
melaporkan perang, buku ini justru melukiskan sisi-sisi kehidupan sehari-hari
antara dua bangsa yang terpaksa hidup bersama, meski memiliki perbedaan nyaris
tak terjembatani.
Buku yang berjudul Yerusalem: Satu Kota, Tiga Agama yang ditulis oleh
Karen Armstrong buku ini menjelaskan sejarah kota yang dipenuhi pergolakan
spiritual dan politik. Dimulai dari masa sebelum kedatangan bangsa Yahudi di
Palestina hingga kemunculan kerajaan-kerajaan Israel. Berlanjut dengan
pembuangan umat Yahudi dan kejatuhan Yerusalem ke tangan berbagai bangsa,
disusul kemunculan Yesus Kristus yang menyebabkannya menjadi kota suci umat
Kristen, kedatangan khalifah Umar secara damai yang mengubahnya menjadi kota
Islam, abad-abad pertumpahan darah Perang salib, sampai kepada konflik Arab-
Israel yang masih terus berlanjut.
Buku yang berjudul Sejarah Agama & Bangsa Yahudi yang ditulis oleh Dra.
Hermawati, M.A. buku ini menjalaskan konflik yang terjadi antara Palestina dan
Israel melibatkan negara-negara Arab disebabkan oleh penduduk wilayah Palestina
dan negara-negara Arab oleh Israel. 13 Buku ini menceritakan sejarah bagaimana
konflik di Yerusalem ini terjadi dan awal mula sejarah Negeri tersebut.
Karya bentuk skripsi ditulis oleh Andira Tri Etmaja, berjudul Arti Penting
Kota Yerusalem Bagi Umat Islam: Sejarah Perjuangan Umat Muslim Palestina
untuk Membebaskan Kota Yerusalem 1099-1999, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga. Skripsi ini membahas tentang pentingnya Kota Yarusalem bagi umat
Islam. Di sana menjelaskan kisah-kisah kota Yerusalem dan sejarah perjuangan
umat muslim untuk membebaskan negeri tersebut dari jajahan bangsa Israel.
Beberapa karya penelitian tersebut, bahwa pada penelitian ini penulis akan
memfokuskan diri kepada perspektif sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam. Meskipun,
berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di atas akan dijadikan
pijakan acuan dalam penelitian ini.

13
Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h.195.
7

F. Metode Penelitian

Metode adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh


kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan
14
kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Oleh karena itu
metodologi penelitian juga diartikan sebagai proses atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. 15 Metode
penelitian ini memiliki fungsi sebagai tolak ukur keilmiahan, hal ini meliputi
tahapan penelitian dan sistematika penelitian.
Penelitian secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.16 Sedangkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya.17
Untuk penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk
mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam
suatu latar yang berkonteks khusus.18 Denzin dan Lincoln dalam buku karangan
Lexy J.Moleong menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.19
Penelitian kualitatif memiliki proses, yaitu historis. 20 Adapun pengertian
dari proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Historis adalah fakta yang telah teruji dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya beserta keterangannya disusun dalam bentuk kisah yang
dapat dipercaya. 21 Tahap akhir penulisan, pemaparan atau pelaporan

14
https:id.m.wikipedia.org/wiki/metodologi diakses pada tanggal 27 Desember 2017
15
Sugiyoni, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 1.
16
Lihat, https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_kualitatif diakses pada tanggal 27
Desember 2018 pada pukul 01:11 WIB.
17
Lihat, https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_kuantitatif diakses pada tanggal 27
Desember 2018 pada pukul 01: 16 WIB
18
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 5.
19
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 5.
20
Kuntowidjoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), h. 11.
21
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Bharata, 1981), h. 13.
8

penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Pendeskripsian


peristiwa dipakai untuk menghasilkan suatu pemaparan yang kronologis
dalam bentuk kisah. Analisis tidak dapat ditinggalkan dalam rangka
menghasilkan keutuhan tulisan.

G. Sistematika Penulisan

Pada penyusunan skripsi ini, agar memudahkan dalam pembahasan, skripsi


tersebut terbagi menjadi beberapa bab dan sub bab, yaitu :
Bab pertama: Pendahuluan. Bab ini berisikan tentang alasan memilih judul
dengan menunjukan faktor yang mendorong pemilihan judul skripsi. Kemudian
diikuti dengan menuliskan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Secara garis besar bagian ini bertujuan untuk landasan teoritis metodologi dalam
penelitian.
Bab kedua: Lintas sejarah Kota Yerusalem. Di dalam bab ini penulis akan
menjelaskan tentang asal-usul dan perkembangan, profil dan masyarakat
Yerusalem dalam segi historis.
Bab ketiga: Komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam. Di dalam bab ini sang
penulis akan menjelaskan tentang komunitas masing-masing setiap agama-agama
semitik di Yerusalem . Dan mengapa menjadi kota suci dalam pandangan agama
semitik serta mengetahui tentang kedudukan Yerusalem dalam sejarah.
Bab keempat: Studi Perbandingan Komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam di
Yerusalem. Di dalam bab ini penulis menjelaskan perbandingan dari segi historis,
teologis, dan sosial politik di Kota Yerusalem di tinjau dari pandangan agama
semitik .
Bab kelima: Penutup, kesimpulan dan saran. Bab ini akan menjelaskan
kesimpulan yang mencakup semua isi dari skripsi, saran, dan diakhiri dengan kata
penutup.
BAB II

LATAR BELAKANG SEJARAH KOTA YERUSALEM

A. Asal- Usul dan Perkembangan Kota Yerusalem

Ada beberapa versi mengenai asal-usul nama Kota Yerusalem. Menurut


beberapa ahli dari Barat maupun Arab, nama Jerusalem berasal dari kata Jebus dan
Salem. Jebus adalah salah satu nama suku dari rumpun bangsa Kanaan, dan Salem
adalah nama Tuhan yang paling tinggi yang disembah oleh suku tersebut.22
Mulai sekitar 1600 SM sampai 1300 SM, kota tersebut berada di bawah
kekuasaan raja Mesir dan diperintah oleh para penguasa Kanaan yang tunduk pada
Fir’aun. Ada sebuah cerita bahwa orang-orang Kanaan itu adalah keturunan Shem
dan Eber, anak Nabi Nuh. Mereka inilah yang mula pertama mendirika Yerusalem
yang kemudian dijadikan ibu kota Kerajaan Israel setelah direbut oleh Raja Daud.23
Pada abad 3200 SM, kita tidak mengetahui apapun mengenai orang-orang
yang pertama kali bermukim di bukit-bukit dan lembah-lembah yang kemudian
menjadi kota Yerusalem. Di sekitaran kuburan-kuburan di atas bukit Ofel, di
sebelah selatan dinding-dinding yang kini melindungi Kota Tua, ditemukan wadah-
wadah tembikar yang diperkirakan berasal dari kota tersebut. Pada masa itu, kota-
kota mulai bermunculan di bagian-bagian lain dari Kanaan, kawasan yang menjadi
Israel masa modern. Sebagai contoh, di Megido, Yerikho, Ai, Lakhis, dan Bet-Sean,
panggilan para arkeolog mengungkapkan berbagai kuil, rumah, sanggar, jalan, dan
saluran air. Namun hingga saat ini belum ditemukan bukti tak terbantahkan bahwa
kehidupan urban telah muncul di Yerusalem pada periode itu.24
Peradaban pada masa kuno itu selalu bergantung kepada nasib. Sekitar
tahun 2300 SM, bisa dikatakan tak tersisa satu pun kota di Kanaan. Entah karena
serangan bangsa asing, perang antar suku, ataupun karena perubahan iklim,

22
Joebaar Ajoeb, dalam kata “Pengantar Penerbitan” buku terjemahan yang ditulis oleh
Putera Mahkota Hassan bin Talal, Tentang Jerusalem, terj. Joebaar Ajoeb (Jakarta: Inkultra
Foundation Inc., 1980), hlm.6
23
Trias Kuncahyono, Jerusalem Kesucian, Konflik, Dan Pengadilan Akhir, h.135.
24
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota Tiga Agama, h.35

9
10

kehidupan urban lenyap. Pada masa itu, Mesir menyaksikan gejolak dan
ketidakstabilan di kawasan Timur, hancurnya kerajaan kuno dinasti Akadia di
Mesopotamia yang digulingkan oleh orang-orang Amori, bangsa Semitik Barat
yang mendirikan ibu kota Babel. Akan tetapi kehancuran di bagian selatan Kota
Kanaan berbeda hal dengan bagian utara, seperti Megido dan Bet-Sean yang
berhasil bertahan lama. Berbagai kota baru dan dinasti baru bermunculan,
permukiman-permukiman lama dipulihkan. Pada permulaan milenium kedua, kota-
kota lama di Kanaan kembali dimukimi.
Tepat tahun 1961 ini, Yerusalem bisa dibilang memasuki sejarah. Arkeolog
Inggris bernama Kathleen Kenyon menemukan sebuah tembok, nyaris setebal dua
meter, terbentang di sepanjang lereng timur bukit Ofel dengan gerbang besar di
dekat Mata Air Gihon. Kenyon menyimpulkan bahwa tembok kota ini terus
melingkar hingga ke ujung selatan bukit dan sepanjang lereng barat. Di bagian
utara, tembok itu lenyap ditimbun tembok kota yang lebih baru. Namun insinyur
Inggris, Charles Warren, mengatakan bahwa ia menemukan saluran bermula di
celah sebuah batu kota, lubangnya turun menyerong, kemudian terjun vertikal
menuju aliran air yang berasal dari Gihon melalui saluran horizontal lain. Kendi
dan tempayan dapat diturunkan melalui lubang itu untuk mendapatkan air ketika
kota mengalami pengepungan. Akan tetapi teori ini disanggah, bahwa penduduk
kota pada saat itu sudah memiliki kemampuan teknologi untuk membangun sistem
semacam itu, kemungkinan sistem tersebut atau dikenal dengan sebutan Celah
Waren ini terjadi secara alamiah sebagai celah di dalam batu kapur, yang mungkin
dimodifikasi dan diperlebar oleh penduduk Yerusalem Kuno.25
Seorang pakar Yerusalem kuno membeli pecahan-pecahan tembikar kuno
di Luxor sekitar tahun 1925, yang telah dirangkai ulang membentuk sekitar delapan
puluh piring dan guci berukir teks hieratik (aksara Mesir Kuno). Kemudian,
diterjemahkan teks-teks tersebut memuat nama-nama negeri, kota, dan penguasa
yang dianggap sebagai musuh Mesir. Guci-guci tersebut berasal dari masa kerajaan
Fir’aun Sesostris III, memuat nama-nama sembilan belas kota Kanaan, salah
satunya adalah “Rushalimum”. Dari bagian kecil ini, segelintir pakar
menyimpulkan bahwa Yerusalem, seperti bagian dari Kanaan lainnya, telah

25
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota Tiga Agama, h.37
11

berkembang dari sebuah masyarakat kesukuan dengan banyak pemimpin, menjadi


sebuah permukiman urban yang dikuasai seorang raja. Namun kota itu sepertinya
mengandung nama dewa Asyur, Shalem, yang dihubungkan dengan matahari
terbenam atau bintang malam. 26
Informasi lainnya tentang asal-usul Yerusalem berasal dari dua catatan
Mesir. Catatan yang berasal dari kira-kira 1900-1800 tahun sebelum masehi dan
1400 sebelum masehi mengatakan adanya dua puluh negeri dan tiga puluh
pangeran. Di antara negeri-negeri itu ada yang bernama Urusalim. Nama Salem,
Salim, atau Shalem, dikaitkan dengan nama dewa, sedangkan kata Uru
kemungkinan berarti ditemukan (has faunded), selanjutnya terjadi pemaduan di
antara nama tersebut. Nama ini kemungkinan besar berasal dari bangsa Amorite.27
Dalam perkembangannya nama kota itu menjadi Jerushalayim, yang berarti Kota
Perdamaian. Sedangkan dalam bahasa Arab, Jerusalem dikenal dengan sebutan Bait
al-Muqaddas atau al-Quds, yang berarti Kota Suci.28
Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar yaitu Yahudi, Kristen,
dan Islam. Yerusalem memiliki perkembangan dari masa ke masa antara lain:
1. Yerusalem, kotanya Nabi Daud Kitab Perjanjian Lama menyebut, Raja Daud
dari dua kerajaan Judea dan Israel, merebut kota Yerusalem dari tangan bangsa
Jebusit pada tahun 1.000 SM. Daud menjadikan kota itu sebagai pusat kerajaan
dan keagamaan. Kemudian, Raja Sulaiman, putra Raja Daud, membangun
kenisah Yahweh pertama di sini sekaligus menjadikan kota itu menjadi pusat
agama Yahudi.
2. Diperebutkan Babilonia dan Persia Raja Babilonia Nebuchadnezzar II dua kali
merebut Yerusalem pada 597 dan 586 SM. Ia memenjarakan Raja Jehoiakim
dan kaum elite Yahudi lalu menghancurkan kenisah mereka. Perjanjian Lama
menyebutkan, Raja Sirius Agung dari Persia menumbangkan Babilonia pada
540 SM dan membebaskan kaum Yahudi serta membangun kembali kuil
mereka di Yerusalem.

26
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota Tiga Agama, h.38
27
H J Franken, “Jerusalem in the Bronze Age 3000-1000 BC”, dalam K J Asali (ed.),
Jerusalem in History (Victoria: Scorpion Publishing Ltd., 1989), h. 18.
28
Yisrael Shalem, “History of Jerusalem from Its Beginning to David”, Internet
Educational Activities, diakses dari Internet, tanggal 3 Januari 2019 pada pukul 21:22.
12

3. Pendudukan Romawi dan Bizantium Yerusalem berada di bawah kekuasaan


Kekaisaran Romawi sejak 63 M. Perlawanan bangsa Yahudi mencetuskan
perang pada 66 M, yang dimenangkan Romawi. Kuil mereka di Yerusalem
kembali mengalami aksi penghancuran. Romawi dan Bizantium menguasai
Palestina selama 600 tahun.
4. Masa pendudukan Muslim Di bawah pimpinan Kalifah Umar, tentara Muslim
mengepung dan menguasai Yerusalem pada 637 M. Di era pendudukan
Muslim inilah, penguasa yang saling bermusuhan dan dari berbagai mazhab
Islam silih berganti menguasai Yerusalem.
5. Perang Salib Kekalifahan Seljuk sejak 1070 M terus meluaskan kekuasaan.
Akibatnya, kaum Kristen merasa terancam yang memicu Paus Urban II
mencanangkan Perang Salib. Dalam 200 tahun selanjutnya terjadi lima kali
perang memperebutkan Yerusalem. Pada 1244 pasukan Kristen kalah total dari
tentara Muslim yang kembali menguasai Yerusalem.
6. Kekaisaran Ottoman dan pendudukan Inggris Setelah menaklukkan Mesir dan
Arabia, Kekaisaran Ottoman memasukkan Yerusalem ke dalam wilayah
hukumnya pada 1535 dan kota ini kembali mencapai kejayaannya. Namun,
pada 1917 Inggris mengalahkan Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I.
Palestina kemudian diduduki Inggris dan Yerusalem jatuh tanpa perlawanan.
Foto arsip yang diambil pada 11 Januari 2010 menunjukkan pemandangan
udara Kota Tua Yerusalem. (AFP/Marina Passos).
7. Kota yang terbelah Setelah Perang Dunia II usai, Inggris mengembalikan
mandat Palestina kepada PBB, yang kemudian memilih opsi membaginya dua
negara itu. Tujuan pembagian itu adalah untuk menciptakan negara bagi kaum
Yahudi yang selamat dari Holocaust di Eropa. Baca juga : Israel Tempatkan
Polisi di Yerusalem Sejumlah negara Arab kemudian bergabung memerangi
Israel dan menguasai sebagian Yerusalem. Sejak 1967 kota ini terbelah
menjadi wilayah Israel di sisi barat dan Yordania di sebelah timur.
8. Israel kuasai Yerusalem Timur dalam perang enam hari 1967, Israel
mengalahkan aliansi Mesir, Yordania dan Suriah. Alhasil, Israel menguasai
Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat Yordan, Dataran Tinggi Golan dan bagian timur
Yerusalem. Untuk pertama kali sejak 1949, Israel kembali menguasai Tembok
13

Ratapan di kota tua Yerusalem. Secara sepihak Israel menyebut tidak


menganeksasi Yerusalem timur, melainkan mengintegrasikan kota itu ke
dalam wilayah administratifnya.
9. Umat Muslim bisa berziarah ke Yerusalem Israel tidak menutup akses umat
Muslim ke tempat suci mereka. Bukit Shakrah berada di bawah admistrasi
otonomi Muslim. Umat Islam juga diperbolehkan berziarah ke Bukit Zaitun,
Kubah Shakrah, dan Masjid Al Aqsa serta beribadah di sana.
10. Sengketa status Yerusalem berlanjut Yerusalem hingga hari ini tetap menjadi
hambatan terbesar dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Sementara pada 1988 negara Palestina diproklamasikan dan juga mengklaim
bahwa Yerusalem adalah ibu kota. 29

B. Letak Geografi Yerusalem

Gambar 2.1. Peta Yerusalem


Sebutan Yerusalem Timur mengacu pada bagian-bagian Yerusalem yang
diambil alih oleh Yordania dalam kejadian Perang Arab-Israel 1948 dan kemudian

29
Deutsche Welle, 10 Fakta Singkat Yerusalem, Kota yang Diperebutkan sejak Zaman
Dulu", Kompas.com, Diakses tanggal 27 Agustus 2019 pada pukul 10:19 WIB dari
https://internasional.kompas.com/read/2017/12/08/20465861/10-fakta-singkat-yerusalem-kota-
yang-diperebutkan-sejak-zaman-dulu?page=2. 10 Fakta Singkat Yerusalem Kota Yang Di
Perebutkan Sejak Zaman Dahulu.
14

oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Wilayah ini mencakup Kota
Lama Yerusalem dan sebagian tempat-tempat suci Yahudi, Kristen, dan Islam,
seperti Bukit Bait, Tembok Barat, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam Kudus.
Istilah “Yerusalem Timur” dapat mengacu pada area yang dikuasai Yordania antara
tahun 1949 dan 1967 yang dimasukkan dalam kotamadya Yerusalem setelah tahun
1967, yang membentang sekitar 70 km2 atau teritori kotamadya Yerusalem pra-
1967 yang membentang 6,4 km2. Setelah Perang Arab-Israel
1948, Yerusalem dibagi menjadi dua bagian, yaitu wilayah barat yang dihuni oleh
orang Yahudi dan berada di bawah kekuasaan Israel, dan wilayah timur yang dihuni
terutama oleh orang Arab dan berada di bawah Yordania. Permukiman Arab di
Yerusalem barat, seperti Katamon atau Malha, dipaksa dikosongkan oleh para
penduduknya di wilayah itu; hal yang sama juga menimpa orang Yahudi di wilayah
timur termasuk Kota Tua dan Kota Daud. Satu-satunya wilayah timur yang masih
dikuasai Israel hingga 19 tahun kekuasaan Yordania adalah Gunung Scopus, di
mana terletak Universitas Ibrani, yang membentuk daerah kantong selama periode
itu dan karenanya tidak dianggap bagian Yerusalem Timur. Setelah Perang Enam
Hari pada 1967, bagian timur Yerusalem berada di bawah kekuasaan Israel dan
digabungkan dengan pemukiman barat bersamaan dengan beberapa desa-desa
tetangga di Tepi Barat. Pada bulan November tahun 1967, Resolusi Dewan
Keamanan PBB 242 disahkan, dan menyeru Israel untuk menarik diri “dari teritori
yang diduduki dalam konflik baru-baru ini”. Pada tahun
1980, Knesset mengesahkan Hukum Yerusalem yang menyatakan “Yerusalem,
lengkap dan bersatu, adalah ibukota Israel”, namun tanpa menetapkan batas-batas.
Deklarasi ini dinyatakan “tidak berlaku” oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB
478.30
Jika bangunan-bangunan tua di Kota Yerusalem bisa bicara, entah sudah
berapa banyak kebencian yang ditebar dalam kota ini. Tetapi ia juga bisa bersaksi
bahwa cinta-cinta yang tulus tak pernah jemu merawat toleransi antar penduduk
Yerusalem dari masa ke masa. Ada persaingan di sini, tapi juga ada toleransi.
Mungkin inilah juga sebabnya, mengapa kota ini dibagi empat.

30
Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalem_Timur di akses tanggal 20 Januari 2019
pada pukul 21:55 WIB.
15

Perumpamaan black hole, semua jenis konflik selalu dapat terjadi di


Yerusalem. Seperti nama Yerusalem sendiri yang dalam Bahasa Ibrani berarti kota
yang damai. Namun menurut Eric H. Cline’s, “kota yang damai ini ternyata pernah
mengalami penghancuran sebanyak dua kali, dikepung 23 kali, diserang sebanyak
52 kali, serta direbut dan diperebutkan kembali sebanyak 44 kali.”31 Begitu banyak
jiwa yang tumbang di dalam bentang tua Yerusalem. Tetapi tidak sedikit jiwa yang
berhasil menjelajah langit-langit spiritualitas dari kota ini. Jika bangunan-bangunan
tua kota ini bisa bicara, entah sudah berapa banyak kebencian yang ditebar dalam
kota ini. Tapi ia juga bisa bersaksi bahwa cinta-cinta yang tulus tak pernah jemu
merawat toleransi antar penduduk Yerusalem dari masa ke masa. Ada persaingan
di sini, tapi juga ada toleransi. Mungkin inilah juga sebabnya, mengapa kota ini
dibagi empat: wilayah Islam, wilayah Kristen, wilayah Armenia, dan wilayah
Yahudi.
Garis wilayah yang membedakan keempat wilayah ini adalah jalan yang
membentang mulai dari Pintu Gerbang Damaskus hingga Pintu Gerbang Zion yang
kemudian memisahkan kota ini menjadi Timur dan Barat. Sedang garis wilayah
pemisah lainnya, adalah jalan yang bermula dari Pintu Gerbang Jaffa hingga ke
Pintu Gerbang Singa yang membagi wilayah ini menjadi Utara dan Selatan.
Jika seseorang memasuki kota ini melalui Pintu Gerbang Jaffa, maka
wilayah yang pertama mereka temui adalah wilayah Kristen di sebelah kiri dan
wilayah Armenia di sebelah kanan. Bila perjalanan dilanjutkan maka seseorang
akan mendapati wilayah Yahudi di sebelah kanan dan wilayah Islam ada di sebelah
kirinya. Bila perjalanan terus dilanjutkan, maka seseorang akan langsung bertemu
dengan Kawasan Masjid Al-Aqsha, yang dalam hal ini menjadi kawasan khusus
yang tidak termasuk dalam wilayah salah satu komunitas, termasuk komunitas
Muslim.32
Secara keseluruhan, keempat wilayah ini terbagi berdasarkan hubungan dan
komunitas yang secara eksklusif mendiami wilayah tersebut. Tidak jelas kapan
pastinya terjadi pembagian seperti ini. Tetapi secara keseluruhan, masyarakat asli

31
Lihat: https://web.archive.org/web/20080603214950/http://www.momentmag.com/Excl
usive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html di akses tanggal 23 Januari 2019 pada pukul 23:56
WIB.
32
Lihat: https://ganaislamika.com/yerusalem-5-kota-yang-dibagi-empat/ di askes tanggal
24 Januari 2019 pada pukul 00:24 WIB.
16

yang tinggal di sana lebih mengganggap pembagian wilayah ini hanya bersifat tidak
alami. Salah satu contohnya adalah wilayah Armenia dengan wilayah Kristen.
Kedua-duanya adalah komunitas yang secara umum beragama Kristen. Di wilayah
Armenia terdapat juga Gereja St. James yang selalu terbuka untuk dikunjungi oleh
Umat Kristiani dari kawasan Kristen. Demikian juga sebaliknya, Gereja Makam
Yesus yang berada di kawasan Kristen selalu terbuka untuk dikunjungi oleh Umat
Kristiani yang berada di kawasan Armenia. 33
Adapun perayaan-perayaan hari besar keagamaan masing-masing, seluruh
komunitas di kawasan ini tidak jarang membaur dan sama-sama memeriahkannya.
Sebagai contoh, pada saat hari raya Paskah, ritual peringatan Penyaliban Yesus
Kristus pasti akan melalui Via Delorosa yang sebagian besar jalurnya berada di
kawasan Muslim. Dan masyarakat Muslim membuka jalan dan kawasannya untuk
digunakan oleh orang-orang Kristen dalam perayaannya.34 Dari keempat wilayah
ini, wilayah Armenia kerap yang menjadi pertanyaan. Sebutan untuk wilayah
Armenia ini dimulai pada abad ke 14 Masehi. Meski begitu, etnis ini adalah salah
satu etnis tertua di Yerusalem. Menurut catatan sejarah, bangsa Armenia pertama
kali menempati wilayah tersebut sejak pertama kali terjadinya serangan pasukan
Kaisar Titus dari Roma. Di dalam pasukan Kaisar Titus terdapat Batalion
Armenia. Setelah menaklukkan kota Yerusalem, sebagian mereka tidak ikut
kembali dan menjadi pemeluk agama Kristen di Yerusalem. Orang-orang Armenia
yang sekarang menempati wilayah Armenia adalah anak keturunan dari Batalion
Armenia ini.35
Wilayah Armenia terletak di sebelah barat daya kota tua Yerusalem. Luas
wilayah Armenia ini sekarang adalah sekitar 0.126 km², atau 14% dari luas
keseluruhan kota tua. Pada tahun 2007, bagian ini memiliki populasi sebanyak
2,424 jiwa (6.55% dari seluruh jumlah populasi kota tua). Jika disamakan dalam
kedua kriteria, bagian ini sebanding dengan wilayah Yahudi. Bagian Armenia

33
Trias Kuncahyono, Jerusalem; Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir (Jakarta:
Kompas, 2008), h. 190-192.
34
Trias Kuncahyono, Jerusalem; Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir, h. 193.
35
Trias Kuncahyono, Jerusalem; Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir, h. 194.
17

dipisahkan dengan Bagian Kristen oleh Jalan Daud (Suq el-Bazaar) dan oleh Habad
Street (Suq el-Husur) dari bagian Yahudi.36

Gambar 2.2. Wilayah Muslim


Bagian muslim atau dalam bahasa arab disebut harat al-muslimin. Bagian
ini terbagi menjadi 31 hektar dan merupakan sektor sebelah timur laut kota lama.
Bagian ini adalah bagian terluas dan paling banyak penduduknya. Populasi di
bagian muslim mencapai 22.000 jiwa.

36
Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Yerusalem_ref-WCC_34-0 diakses
tanggal 27 Januari 2019 pada pukul 02:13 WIB.
18

Gambar 2.3. Wilayah Kristiani


Bagian Kristen atau Chistian Quarter terletak di bagian Barat Laut kota tua
Yerusalem. Di wilayah ini terdapat setidaknya 40 situs dan tempat suci umat
Kristen seperti gereja makam Yesus, yang merupakan salah satu gereja tersuci
dalam agama Kristen.

Gambar 2.4. Wilayah Jewish


19

Bagian Yahudi terletak di sebelah tenggara kota tua Yerusalem. Wilayah ini
memiliki luas 116.000 meter persegi. Di awal abad ke 20, populasi Yahudi di
bagian ini mencapai 19.000.

C. Masyarakat Yerusalem

Masyarakat Yerusalem dahulu dikenal dengan sebutan bangsa Kanaan.


Sebelum bangsa Yahudi memasuki Yerusalem, penduduk mereka adalah bangsa
Yerusalem non Israel. Menurut catatan kitab suci Perjanjian Lama (Taurat) dan
sejumlah bukti arkeologis, orang Yahudi mulai menetap di tanah Kanaan pada
sekitar abad 13 SM. Musa telah membawa mereka keluar dari Mesir, yang
mengantar mereka ke dekat perbatasan tanah yang dijanjikan. Kemudian di bawah
perintah Yoshua, pengganti dari Musa, mereka membangun kekuatan yang
tangguh dan melancarkan perjuangan militer dan sedikit demi sedikit mereka
berhasil menguasai sejumlah wilayah. Setelah melalui perjuangan yang sengit pada
abad ke-12 SM, bangsa Yahudi berhasil menguasai wilayah yang sangat luas di
kedua sisi sungai Yordan. Mereka juga memperlihatkan wilayah-wilayah Israel
yang terbagi dalam 12 wilayah sesuai dengan 12 suku Bani Israel.37
Dua belas suku Bani Israel setelah menaklukan kota tersebut membagi-bagi
tanah Kanaan, tetapi antara wilayah Bani Yahuda dan Bunyamin terdapat sebuah
kota yang gagal ditaklukan, yaitu Yerusalem. Putra-putra Yehuda tidak mampu
menghalau orang-orang Yebus yang menguasai Yerusalem. Jadi orang-orang
Yebus itu masih menetap bersama-sama dengan Bani Yehuda di Yerusalem sampai
sekarang (Yoshua 15:63).
Para arkeolog telah menemukan tanda-tanda kehancuran di sejumlah
wilayah orang Kanaan, tapi tidak ada yang dapat dihubungkan secara tegas dengan
Israel. Tidak ada tanda-tanda adanya invasi asing di wilayah-wilayah pegunungan,
yang bakal menjadi tanah air Israel. Bahkan para penulis perjanjian lama
menyimpulkan, penaklukan Yoshua tidak total. Kita mendapat keterangan, dia
tidak berhasil mengalahkan Negara-Negara Kota Orang Kanaan dan juga tidak
berhasil mengalahkan orang Filistin (Yoshua 17:11-18 dan Hakim-hakim 1:27-36).

37
T. Taufiqul Hadi, Satu Kota Tiga Tuhan, h. xxxiv.
20

Pada akhirnya kejayaan umat Yahudi di Yerusalem mengalami kemunduran


bersamaan dengan ditaklukkannya kota itu oleh Pompey dari Romawi pada tahun
63 SM. Untuk sementara waktu, perselisihan dapat dihindari berkat kepemimpinan
Herod the Great. Pada tahun 40 sebelum masehi, ketika itu menjadi gubernur
Galilea. Setelah itu, Herod diangkat sebagai raja Judea oleh Senat Romawi. Herod
memerintah selama 36 tahun. Selama pemerintahannya, yang berakhir pada tahun
4 sebelum masehi, Herod telah membangun kembali kuil dan membangun benteng.
Pemeliharaan benteng yang dibangun oleh Herod untuk mempertahankan
keberadaan Temple Mount sekarang adalah Tembok Barat. Pada tahun 4 sebelum
masehi, Herod meninggal dan digantikan oleh puteranya yang bernama Archelaus.
Tetapi pada tahun 6 masehi, Archelaus dipecat dari kedudukannya. Sejak saat itu
Jerusalem diperintah oleh serangkaian pejabat Romawi, sejumlah gubernur
Romawi berkuasa di kota ini. Antara tahun 26-36 Masehi, yang berkuasa di kota
ini adalah Pontius Pilate, orang yang memvonis Jesus untuk disalib karena alasan
pengkhianatan. Karena semakin meningkatnya tekanan dari pemerintah Romawi,
banyak orang-orang Yahudi yang merasa dendam dan marah. Oleh karena itu, pada
tahun 66 masehi terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang
Yahudi. Akan tetapi pada tahun 73 masehi, pemerintah Romawi berhasil
menghancurkan pemberontakan itu. Selama perang yang terjadi pada tahun 70
masehi, bangsa Romawi menghancurkan kuil di Jerusalem. Mereka memperingati
penghancuran kuil tersebut dengan melakukan ibadah puasa dan sembahyang di
Tishah b’Ab. Tentara Roma mengambil banyak jarahan. Pasukan Titus merayakan
kemenangannya dengan mengarak para tawanan dan hasil barang rampasan di
sepanjang jalan Roma. Bangunan lengkung Titus di dalam kota Roma melukiskan
pawai kemenangan ini.38
Yerusalem berada di bawah kekaisaran Romawi, Hadrian. Pada tahun 129-
139 masehi, Kota Yerusalem dibangun kembali, dan namanya diubah menjadi
Aelia Capitolina. Aelia adalah nama dari saudara raja Hadrian dan Capitolina
adalah karena dewa-dewa Capitoline, yaitu Jupiter, Juno, dan Minerva, ditunjuk
sebagai dewa-dewa yang melindungi kota baru tersebut. Hadrian juga

38
Yisrael Shalem, “History of Jerusalem from Its Beginning to David”, Internet
Educational Activities, diakses dari Internet, tanggal 3 Januari 2019 pada pukul 21:49 WIB.
21

menghidupkan kembali negeri Palestina, dengan tujuan untuk menghapus semua


memori yang berhubungan dengan Yahudi, Judea, dan Yerusalem. Kota Yerusalem
mengalami kehancuran yang hampir total selama terjadi pemberontakan yang
dipimpin oleh Simon Bar Kokba antara tahun 132-135 M. Pada masa-masa yang
kemudian, Jerusalem kambali memperoleh kedudukan yang tinggi, baik dalam
hubungannya dengan term keagamaan, administrasi, maupun politik. Di bawah
pemerintahan Romawi, Yerusalem menjadi tempat tujuan ziarah orang-orang
Kristen, dan Gereja Holy Sepulchure dibangun pada masa kekuasaan Konstantin
the Great (303-337 M). Dukungan pemerintahan Romawi terhadap gereja dan
lembaga-lembaga keagamaan telah mejadikan kota Yerusalem semakin memiliki
tempat yang tinggi di mata orang-orang Kristen.
Yerusalem merupakan kota yang selalu diperebutkan. Ketika kota
Yerusalem dikuasai oleh orang-orang Kristen, orang-orang Yahudi dilarang sama
sekali untuk tinggal di kota tersebut. Setelah kota itu jatuh ke dalam kekuasaan
kaum Muslimin, secara berangsur sekalipun tidak banyak, kaum Muslimin mulai
tinggal di kota itu. Pada masa ini pula, orang-orang Yahudi mulai diizinkan untuk
menetap di sana.39 Terdapat perbedaan kapan tepatnya penaklukan kota ini oleh
kaum Muslimin, tetapi kebanyakan mengatakan bahwa peristiwa penyerahan
secara damai (sulh) atas kota itu adalah pada masa Khalifah Umar bin Khattab
terjadi pada tahun 638 H. Hal terpenting selain penyerahan secara damai, adalah
adanya penyerahan kekuasaan sebagian dari kota itu kepada kaum Kristen,
meskipun secara prinsip tetap berada di bawah kekuasaan gubernur Muslim untuk
kota tesebut, yaitu Amr ibn Ash.40
Di bawah kekuasaan kaum Muslimin, tempat ibadah kristiani dan penduduk
yang beragama Kristen tidak pernah diganggu, demikian dikatakan Esposito.
Tempat-tempat suci dan peninggalan-peninggalan Kristen menjadi tempat yang
selalu dikunjungi oleh orang-orang Kristen. Orang-orang Yahudi yang sejak lama
dilarang tinggal di Yerusalem oleh pemerintahan Kristen, kini diperbolehkan
kembali tinggal dan menetap serta beribadah di kota Nabi Sulaiman ini. Kurang

39
Mircea Eliade (ed.), “Jerusalem”, dalam The Encyclopedia of Religion, Vol. 8 (New
York: Macmillan Publishing Company, 1987), h. 12.
40
Syed Muhammadunnasir, Islam: Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Afandi
(Bandung: Rosdakarya, 1988), h. 173-174.
22

lebih selama lima abad, kaum Muslimin dan umat Kristen, begitu juga dengan
orang-orang Yahudi, hidup berdampingan secara damai.41

41
John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas, terj. Alwiyah Abdurrahman,
(Bandung:Mizan, 1994), h. 51.
BAB III

KEDUDUKAN KOMUNITAS AGAMA-AGAMA SEMITIK DI


YERUSALEM

A. Komunitas Yahudi di Yerusalem

Bani Israel bermula dari kurun waktu sekitar 4000 tahun yang lalu ketika di
kota Ur, tanah Khelda hidup Terah beserta keluarganya yang menyembah matahari
dan berhala. Ketika berusia 70 tahun, Terah mempunyai tiga orang putra, yaitu
Nahar, Ibrahim dan Harran. 42 Kota Ur Kashdim, merupakan salah satu kota
terpenting di negeri Mesopotamia. Secara umum negeri Mesopotamia dikenal
sebagai negeri yang subur dengan dua sungai besar Eufrat dan Tigris mengapit
daerah tersebut. Dari lembah Mesopotamia ini lahir peradaban manusia dalam
bidang pertanian.43

Pandangan pada umumnya, Yahudi itu dikenal dengan bangsa Israel. Al-
kitab memberi tahukan bahwa Bangsa Israel sebagai bangsa yang berasal dari
Mesopotamia. Selama beberapa waktu, mereka menetap di Kanaan, tetapi pada
sekitar 1750 SM dua belas suku Israel bermigrasi ke Mesir pada saat terjadi bencana
kelaparan. Awalnya mereka hidup sejahtera di Mesir, tetapi keadaan memburuk dan
kemudian menjadi bangsa budak. Akhirnya pada sekitar 1250 SM, mereka
melarikan diri dari Mesir di bawah pimpinan Musa dan hidup secara nomadik di
Semenanjung Sinai. Namun, menurut mereka itu bukan solusi yang permanen,
karena mereka percaya bahwa Tuhan Yahweh telah menjanjikan sebuah tanah yang
subur di Kanaan. Kebetulan Musa wafat sebelum mereka mendapatkan tanah
Kanaan tersebut. Tetapi di bawah kepimpinan penerusnya, Yosua, suku-suku itu
menyerbu Kanaan dan merebut tanah Kanaan tersebut lewat jalan perang, atas nama
tuhan mereka. Bangsa Israel akhirnya dapat menaklukan kota tersebut. Tetapi
antara wilayah tersebut, ada satu wilayah yang tidak dapat dihalau, yaitu di antara

42
Op.cit., Kitab Kejadian, 11:26 dalam buku Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa
Yahudi, h.25.
43
Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, h.25.

23
24

wilayah Yehuda dan Benyamin terdapat satu suku kota yang tetap bertahan, yaitu
Yerusalem. Jadi orang Yebus itu masih tetap diam bersama-sama dengan bani
Yehuda di Yerusalem. Pada akhirnya, Yerusalem menjadi sentral dari agama
bangsa Israel, tetapi pada mulanya kota itu disebut secara jelas dalam bibel sebagai
wilayah musuh.44
Tepat tidak diragukan lagi bahwa Israel telah tiba di Kanaan pada abad ke-
13 SM. Di sebuah tugu prasasti untuk memperingati keberhasilan misi Fir’aun pada
1207 SM, kita menemukan kalimat di antara daftar penaklukannya; Israel hancur
lebur, benihnya musnah. Tetapi hanya inilah satu-satunya penyebutan non-biblikal
tentang Israel dari masa itu.45
Menurut Firestone, Bangsa Israel sepenuhnya adalah manusia, mereka
secara moral lemah dan cenderung kalah terhadap godaan, mereka sering gagal
melakukan sesuatu yang baik. Di sinilah gunanya sejarah Bibel baik berupa syair
nasional, maupun kisah moral. Bahkan dengan hukum Tuhan, Israel selalu tidak
bisa berbuat sesuai dengan persyaratan ketuhanan. Kegagalan manusia merupakan
bagian dari kehidupan, namun dalam setiap peristiwa gagal, ada juga cahaya
harapan, karena Tuhan memberi maaf dan karena orang berbudi mempertunjukan
sikap kepahlawanan dan perilaku moral. Sebenarnya Israel bertahan dan masuk ke
Tanah yang dijanjikan, walaupun sebagai orang yang berkekurangan. Menjelang
tahun 1100 SM, bangsa Yahudi menaklukkan suku Bangsa Kanaan di Palestina.
Selama di Kanaan bangsa Yahudi dipimpin oleh kepala suku yang disebut Hakim.
Kemudian pemerintahannya berkembang menjadi kerajaan. Raja pertama bangsa
Yahudi adalah Saul. Tercatat pula dalam sejarah bahwa Raja Daud dan Sulaiman
(Solomon) pernah memimpin bangsa Yahudi. Di antara prestasi Daud adalah
penetapan Yerusalem sebagai kota kerajaan sekitar tahun 1000 SM, sebelum
penangkapan Daud dari kota itu dari Jebusit. Kota itu salah satu dari beberapa
bagian negeri yang tidak di bawah pengawasan seseorang atau yang lainnya dari
dua belas suku. Yerusalem dikenal sebagai tempat suci bahkan sebelum Ibrahim
karena memiliki suasana dan tempat sakral untuk menyembah Tuhan yang dikenal
sebagai El Elyon, “Tuhan Yang Mahatinggi” (Kejadian 14:1720). Kota itu

44
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota, Tiga Agama, h.58
45
Karen Armstrong, Yerusalem Satu Kota, Tiga Agama, h. 59.
25

merupakan kota sempurna bagi kerajaan Daud yang bersatu, karena kondisinya
berada di luar wilayah suku sehingga secara politik netral, karena berada di tengah,
telah dikenal sebagai kota suci, dan tetap bertahan.46
Raja Sulaiman membangun tempat ibadah pertama bangsa Yahudi, kini
tinggal puing-puingnya sebagai tembok ratapan. Sekitar tahun 900 sebelum masehi
setelah Raja Sulaiman, bangsa Yahudi terbagi dalam dua kerajaan. Sebelah utara,
terdiri dari sepuluh suku dan mengambil nama Israel. Kerajaan sebelah selatan
didominasi oleh suku Judah (Ibrani; Yehudah) dan mengambil namanya Judah.
Pada tahun 721 sebelum masehi, kerajaan Assiria menghancurkan kerajaan sebelah
utara Israel dan rakyatnya yang tinggal hanya suku Judah yang berada di sebelah
selatan dengan penduduknya disebut orang-orang Judah atau Judean (Ibrani:
Yahudim). Sejak peristiwa itu orang-orang menyebut mereka dengan Judah atau
Judean. Bangsa Israel ditangkap dan diceraiberaikan sehingga menjadi akhir dari
kerajaan bangsa Yahudi.
Selanjutnya sejarah dunia tahun 700 sebelum masehi, mencatat bahwa
Kerajaan Assiria ditaklukkan oleh Babylonia yang bangkit kembali. Sekitar tahun
600 sebelum masehi, bangsa Yahudi dideportasi ke Babylonia. Di Babylonia
bangsa Yahudi mengalami perbudakan kembali. Namun zaman berubah setelah
kekuasaan dunia berlanjut kepada kerajaan Persia setelah menaklukkan Babylonia
sekitar tahun 500 sebelum masehi, dan gelombang pertama bangsa Yahudi pulang
dari Babylonia membangun kembali tempat ibadah. Sekitar tahun 457sebelum
masehi, gelombang kedua bangsa Yahudi pulang dipimpin oleh Ezra. Ezra dikenal
dalam sejarah dunia sebagai pemimpin pembaharuan (restorasi) Agama Yahudi,
karena dia memperbaiki sistem agama dan sosial Yahudi. Sebagaimana dalam
Bibel disebutkan bahwa Ezra mengatur kembali masyarakat, membaca keras
seluruh Taurat secara umum, dan meminta orang-orang Judah kembali menyatukan
diri untuk menghormati perintah-perintah tradisi dan ritual bangsa Yahudi
(Nehemiah 9- 10).
Terdapat akibat yang ditimbulkan oleh kepemimpinan Ezra. Pertama,
mengubah Agama Yahudi dari agama etnik lokal menjadi agama universal.

46
Ilim Abdul Halim, “Agama Yahudi Sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan”,
Religious: (Jurnal Agama dan Lintas Budaya, Vol. 1, No. 2, Maret 2017), h. 193.
26

Sebelum pembuangan, semua agama-agama manusia dilokalisasi (bersifat


kedaerahan). Hal ini diduga bahwa jika seseorang pindah ke negeri lain, orang itu
akan menyembah Tuhan baru. Konsep Tuhan universal hanya datang ketika orang-
orang Judah yang terbuang mendesak untuk meneruskan menyembah Tuhan Israel
mereka, walaupun di tanah asing di Babilonia. “Tuhan Israel” membuktikan
kenyataan di Babilonia sebagaimana di Yerusalem, sehingga mempertunjukkan
keesaan dan keuniversalan Tuhan yang Mahaesa. Kedua, pembuangan itu
membuktikan orang-orang Judean bahwa mereka bisa menyembah Tuhan,
walaupun tanpa pengorbanan formal di tempat ibadah yang telah dihancurkan.
Sebelum masa pembuangan Babilonia, penyembahan Tuhan dalam semua agama
dilakukan melalui pengorbanan di tempat ibadah atau di tempat suci. Mungkin kali
pertama pengorbanan formal lainnya melebihi daripada pengorbanan binatang yang
nampaknya telah melahirkan kepentingan di Babilonia yang jauh dari tempat
ibadah Yerusalem, mereka harus merencanakan makna lain dari menyembah
Tuhan. Peristiwa ini berpengaruh pula dalam sistem ritual Sinagoge, Gereja, dan
Masjid. Namun tempat ibadah kedua ini dihancurkan oleh orang-orang Romawi.
Upaya perbaikan Agama Yahudi yang dilakukan Ezra ditemani oleh Nehemiah.
Ezra dan Nehemiah berupaya menyusun kitab Taurat itu, yang kini dijadikan kitab
yang bersifat ketuhanan, sehingga agama Yahudi berkarakter nasional, religius, dan
spiritual.
Selama masa kekuasaan Helenisme di bawah pimpinan bernama Antiochus
IV, Judea menderita dari perang sipil yang hampir menghancurkan seluruh rakyat
Yahudi. Kelompok konservatif dikenal sebagai Maccobees menang dengan
mengajukan orang–orang Helenisme radikal pada tahun 168 sebelum masehi dan
mengukir Negara Yahudi independen yang memelihara cara-cara lama.
Kemenangan atas tradisi ini ditandai dengan perayaan Hanukkah yang
mengingatkan pengabdian kembali di tempat ibadah Yerusalem, yang telah dirusak
oleh orang-orang Yunani dan sekutu Yahudi Helenatis secara radikal.
Ketika berhadapan dengan penganut Kristen, kebanyakan orang-orang
Yahudi menolak untuk menerima ke-Juru Selamat-an Yesus, karena menurut
Agama Yahudi, Juru Selamat yang benar akan membawa keselamatan dengan
segera, tidak memerlukan “kedatangan kedua”. Karena para penganut Yesus mulai
27

membutuhkan keyakinan bahwa Yesus juga diakui Anak Tuhan, Kristen bergerak
melewati batas penerimaan keyakinan Yahudi. Agama Yahudi menganggap konsep
Kristen Trinitas menjadi pelanggaran Keesaan Tuhan. Penolakan absolut yang
diberikan oleh Agama Yahudi adalah terhadap keyakinan Kristen bahwa Yesus
adalah Anak Tuhan.
Mengenai Yerusalem, orang-orang Yahudi merasa bahwa kota ini adalah
tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, berdasarkan Alkitab Ibrani kepada Bani Israel.
Janji ini pertama kali dibuat kepada Abraham (Kejadian 15:18-21) dan kemudian
sekali lagi kepada anak dia, Ishak, dan anak laki-laki Ishak, Yakub (Kejadian
28:13), cucu Abraham. Tanah yang dijanjikan diberikan kepada keturunan mereka
setelah Keluaran, dan diartikan dalam bentuk terkait wilayah, dimulai dari Sungai
Mesir ke Sungai Efrat.

B. Komunitas Kristen di Yerusalem

Ketika Alexander Macedonia (Iskandar Agung) menaklukan Persia,


yahudipun berpindah tangan di bawah penguasa raja Iskandar agung Yahudi
termasuk kedalam wilayah tersebut, dimana pada saat itu mereka sangat tertindas,
dilarang beribadah menurut keyakinan mereka, bahkan harus mengikuti ibadah
agama Yunani. Sehingga timbul pembentrokan yang dipimpin oleh Yudas
Maccabeus, dan mereka memperoleh kemenangan.47
Disebutkan bahwa tahun 586 SM adalah tahun kehancuran dan kelenyapan
pertama kerajaan-kerajaan Bani Israel di Palestina di tangan Nebukhadnesar.
Kemudian setelah Nebukhadnesar, Palestina dikuasai oleh beberapa kerajaan dari
luar, yaitu kerajaan Babilonia antara tahun 586-538 SM, kerajaan Persia antara 538-
330 SM, kerajaan Yunani antara tahun 330-200 SM, Dinasti Seleucid antara tahun
200-167 SM, Dinasti Seleucid dan Maccabee antara tahun 167-63 SM, dan
Imperium Romawi antara tahun 63 SM sampai 638 M. Pada masa Imperium
Romawi berkuasa, terutama masa Kaisar Romawi Konstantin yang sudah memeluk
Nasrani pada tahun 325 M, Palestina umumnya sudah dinasranikan. Di al-Quds,
Yerusalem, dibangun Gereja Makam Suci sebagai gereja teragung. Di puncak
Gunung Zaitun dibangun pula gereja Langit dan di Kota Bethlehem dibangun pula

47
Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, h.62-63.
28

Gereja Kiamat. Adapun orang-orang Yahudi ketika itu terutama para pedagangnya
sudah menyebar ke negara-negara Eropa. Adapun di Palestina sendiri orang Yahudi
terdesak dengan berkembangnya Nasrani yang juga didukung langsung oleh
penguasanya Nasrani. Karenanya, Yahudi di mana pun mereka berada, termasuk di
Eropa, tetap menghalang-halangi orang Nasrani. Hal itu karena Nasrani umat Nabi
Isa as membawa agama Tauhid dan mendesak keberadaan ajaran Yahudi yang
sudah menyembah patung. Orang Yahudi atau Bani Israel mendustakan nabi
terakhir mereka dengan menuduhnya melakukan sihir dan berusaha membunuh
Nabi Isa as. Bani Israel melakukan itu karena diasumsikan bahwa Nasrani telah
menghancurkan prinsip-prinsip ketuhanan dan syariat Talmud tentang keagungan
Yahudi sebagai bangsa pilihan Allah.48
Ketika Bangsa Romawi menguasai Yerusalem, lahirlah seorang tokoh besar
dari keturunan Bani Israel yaitu Isa almasih sebagai juru selamat yang lahir pada
tanggal 25 Desember tahun pertama Masehi.49
Pertentangan orang Yahudi dengan Nasrani tidak lagi di sekitar Palestina,
Irak, dan Timur Tengah umumnya, tetapi sudah pernah merambah-melebar ke
seluruh Eropa dan malah ke benua Amerika, karena Nasrani juga mulai
berkembang luas di sana. Hanya saja sifat Yahudi yang ingin memonopoli, terutama
perdagangan, maka sejumlah komoditas, seperti gandum, wol, emas, dan perak,
dikuasainya. Dengan begitu mereka bisa menguasai pasar dan malah dapat
mengontrol ekonomi negara, dan dunia pada umumnya. Mereka bertindak rentenir,
yaitu meminjamkan uang kepada orang Nasrani dengan bunga yang tinggi.
Keinginan memonopoli ini pula yang kemudian menyebabkan orang-orang Eropa
(yang Nasrani utamanya), membenci orang-orang Yahudi di mana pun mereka
berada. Klimaksnya adalah tindakan Nazi pada awal abad 20 M.50
Pertentangan Nasrani-Yahudi semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Satu hal yang menarik, walaupun upaya Yahudi untuk menghalang-halangi
pergerakan Nasrani, nama agama yang lebih popular sebutannya dengan Kristen ini
terus menunjukkan perkembangannya di Eropa yang umumnya ketika itu masih

48
Mahir Agha Ahmad, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, terj. Yadi Indrayadi (Jakarta
Timur: Qisthi Press, 2005), h. 59.
49
Hermawati, Sejarah agama & Bangsa Yahudi, h.65
50
Mahir Agha Ahmad, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, h. 60-61.
29

Pagan atau Pelbegu. Hal ini menyebabkan penganut Yahudi bertambah kesal
karena tidak rela Kristen yang menyeru kasih sayang, persamaan, cinta kasih, dan
persaudaraan tersebut mendapat momentum perkembangannya yang mudah dan
pesat di kalangan bangsa-bangsa Eropa. Karenanya, orang-orang Yahudi tidak
tinggal diam, sehingga terus mencari jurus-jurus licik, seperti mem- pengaruhi
penguasa Eropa yang pagan, Markus Urulius, kaisar Romawi pengganti pamannya
(Antonius Mulia) yang amat kesohor. Seorang Rabi Yahudi sukses membisik dan
menakut-nakuti Markus Urulius yang pagan dan bodoh itu dengan mengatakan
bahwa orang-orang Nasrani mengidap penyakit menular yang membahayakan
rakyat. Karenanya, Markus Urulius sebagai penguasa Roma yang berhasil
terperdaya dengan bisikan fitnah tersebut mengeluarkan perintah untuk membunuh
semua penduduk Roma yang beragama Nasrani.51
Dapat dipahami bahwa penderitaan yang dialami oleh Kristen atau Nasrani
pada periode awal amatlah berat, akibat kebijakan penguasanya yang termakan isu
fitnah dari orang-orang Yahudi. Keadaan yang tidak menguntungkan Nasrani
berlangsung hingga abad ke-4 Masehi. Akan tetapi dengan masuknya Kaisar
Konstantin ke dalam Nasrani, maka nasib dan keadaan orang Nasrani segera
berubah dan mendapat angin segar. Hanya saja orang-orang Yahudi tidak juga
berhenti dalam memprovokasi, bahwa mereka melalui per- dagangan yang
dikuasainya, terutama beberapa komoditas, seperti wol, sutra, gandum, emas, dan
perak, mereka ingin mengontrol kehidupan ekonomi negara secara fokus di mana
mereka berdomisili. Tidak jarang mereka menciptakan krisis di negara tersebut,
untuk menciptakan ketergantungan negara dan rakyatnya pada mereka yang
memonopoli perdagangan dan kehidupan ekonomi satu negara. Mereka menimbun
mata uang, yaitu emas dan perak. Kemudian, memonopolinya; serta meminjamkan
uang kepada orang Nasrani dengan bunga yang sangat tinggi, sehingga julukan
rentenir amat populer kepada orang Yahudi di mana pun mereka berada.52
Umat Kristen di Yerusalem memiliki pengalaman hidup untuk mendorong
mengembangkan geografi suci yang lengkap, berdasarkan pada mitologi yang
pernah mereka benci. Mereka kini memandang bahwa Yerusalem sebagai pusat

51
Mahir Agha Ahmad, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, h. 60.
52
Fuad Shibel Muhammad. Masalah Jahudi International, terj. Bustami A. Gani dan
Chatibul Umam (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 70-73.
30

dunia, sumber kehidupan, kesuburan, keselamatan, dan pencerahan. Kini mereka


berbondong-bondong rela mati demi kota mereka, yang mereka cintai lebih dari
sebelumnya. Kembalinya Yerusalem ke tangan kaisar Kristen dipandang sebagai
perbuatan Tuhan. Namun pada 632 M, satu tahun sebelum Sophronius menjadi
patriak, seorang nabi yang mengikuti perkembangan situasi di Yerusalem dengan
penuh perhatian, wafat di permukiman Arab di Madinah. Lima tahun kemudian,
pasukan para sahabat dan pengikutnya tiba di luar tembok Kota Yerusalem.53
Memang jelas kedudukan umat Nasrani di Kota Yerusalem, Mereka
memperjuangkan kota tersebut atas dasar menyebarkan ajaran ke-tauhidan yang
menurut mereka ajaran-ajaran yang dianut Bangsa Yahudi sudah tak lazim bagi
umat manusia. Maka dari itu umat Nasrani ingin merebut kota tersebut agar kembali
ke jalan Tuhan yang benar.

C. Komunitas Islam di Yerusalem

Bangsa Arab sebenarnya satu keturunan dengan bangsa Yahudi. Keduanya


keturunan Nabi Ibrahim a.s. karena Nabi ini berputra dua orang yaitu Nabi Ismail
dan Nabi Ishak. Nabi Ismail inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Arab.54
Bangsa arab ini terkenal dengan penganut agama Islam dan Muhammad adalah
keturunan Ismail pemimpin sekaligus pencetus adanya islam.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan Jazirah Arab dijabat oleh
khalifah pertama yaitu Abu Bakar, telah berubah situasinya. Mereka
menyebarluaskan Islam ke luar daerah kekuasaannya. Usaha ini belum berhasil
dengan memuaskan. Kemudian setelah digantikan Khalifah Umar bin Khattab,
Islam dapat berkembang dengan cepat. Persia dan Bizantium dihancurkan oleh
Umar bin Khattab, sebab dianggap sebagai penghalang. Usaha-usaha
mengembangkan Islam terus berlangsung hingga Khalifah Umar bin Khattab
menaklukkan dan menguasai Palestina. Para pedagang Arab yang bermukim di
Palestina semakin gembira. Selanjutnya, banyak orang Arab yang datang dan
bermukim di wilayah Palestina untuk seterusnya.55

53
Karen Armstrong, Yerusalem: Satu Kota, Tiga Agama, h. 321.
54
Hasjmy, Yahudi Bangsa Terkutuk (Banda Aceh: Pustaka Purbaya, 1970) h. 10.
55
Hasjmy, Yahudi Bangsa Terkutuk h. 10-11.
31

Yerusalem merupakan kota yang selalu diperebutkan. Seperti yang telah di


jelaskan Ketika kota Yerusalem dikuasai oleh orang-orang Kristen, orang-orang
Yahudi dilarang sama sekali untuk tinggal di kota tersebut. Setelah kota itu jatuh
ke dalam kekuasaan kaum Muslim, secara berangsur sekalipun tidak banyak, kaum
Muslim mulai tinggal di kota itu. Pada masa ini pula, orang-orang Yahudi mulai
diizinkan untuk menetap di sana.56

Ada perbedaan kapan tepatnya penaklukan kota ini oleh kaum Muslimin, tetapi
kebanyakan mengatakan bahwa peristiwa penyerahan secara damai (sulh) atas kota
itu kepada Khalifah Umar ibn al-Khattab terjadi pada tahun 638.57 Hal terpenting,
selain penyerahan secara damai, adalah penyerahan kekuasaan sebagian dari kota
itu kepada kaum Kristen, meskipun secara prinsip tetap berada di bawah kekuasaan
gubernur Muslim untuk kota tesebut, yaitu Amr ibn Ash.58 Di bawah pemerintahan
kaum Muslimin, gereja dan penduduk yang beragama Kristen tidak pernah
diganggu, demikian dikatakan Esposito. Tempat-tempat suci dan peninggalan-
peninggalan Kristen menjadi tempat yang selalu dikunjungi oleh orang-orang
Kristen. Orang-orang Yahudi yang sejak lama dilarang tinggal di Jerusalem oleh
pemerintahan Kristen, kini diperbolehkan kembali tinggal dan menetap serta
beribadah di kota Nabi Sulaeman ini. Kurang lebih lima abad, kaum Muslimin dan
umat Kristen, begitu juga dengan orang-orang Yahudi, hidup berdampingan secara
damai.59

Dibawah masa pemerintahan Muawiyah, para peziarah secara bebas dan aman
memasuki kota ini. Pada tahun 670 M, Uskup bangsa Frank yang bernama Arculf
menyatakan bahwa selama pemerintahan Muawiyah, para peziarah datang dari
berbagai negeri dan kebangsaan ke Jerusalem. 60 Hubungan penduduk antara
mayoritas Kristen, dengan kaum Yahudi dan kaum Muslimin, kurang lebih berjalan

56
Mircea Eliade (ed.), “Jerusalem”, dalam The Encyclopedia of Religion, Vol. 8 (New
York: Macmillan Publishing Company, 1987), hlm. 12.
57
K. J. Asali (ed.), Jerusalem in History (Victoria: Scorpion Publisihing LTD, 1989),
hlm.118.
58
Syed Muhammadunnasir, Islam: Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Afandi
(Bandung: Rosdakarya, 1988), hlm. 173-174.
59
John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas, terj. Alwiyah Abdurrahman,
1994), hlm. 51.
60
Steven Runciman, A History of The Crusades, Vol. I (Victoria: Penguin Books, 1965),
hlm. 42-43
32

harmonis.61 Sikap dan kebijakan Muawiyah terhadap kota ini secara aktif diikuti
oleh para penggantinya. Selama tiga abad kemudian, umat Kristen dan kaum
Muslimin hidup bersama dalam suasana bersahabat di Jerusalem.62

Sejumlah monumen besar telah di bangun di Yerusalem selama masa


pemerintahan Umayah. Khalifah Abd al-Malik ibn Marwan (685-705 M), telah
membangun Qubbah al-Syakhra (the Dome of the Rock) pada tahun 691-692 M
dan Masjid Umar ibn al-Khattab. Melalui bangunan itu, Abd al-Malik ingin
memperlihatkan kemegahan Islam secara arsitektural di kota yang bangunan
gerejagerejanya sangat megah, demikian dikatakan Maqdisi. Bangunan lain yang
monumental adalah Masjid al-Aqsa. Ada perbedaan mengenai siapa yang
membangun masjid ini antara Abd al-Malik atau Walid ibn Abd al-Malik.63

Selama abad ke-8, jumlah para peziarah dari Eropa Kristen yang pergi ke
Jerusalem semakin meningkat. Pada akhir abad ke-8 ini juga, terdapat usaha-usaha
untuk mengorganisir pelaksanaan ziarah ke Jerusalem di bawah perlindungan
Charles the Great (Charlemagne). Dalam usahanya untuk memperlancar perjalanan
peziarah ini, ia membina hubungan baik dengan Khalifah Harun al-Rasyid di
Baghdad. Atas bantuannya, pondok-pondok untuk menginap para peziarah
dibangun di Jerusalem. Banyak para biarawati dari Spanyol yang dikirim ke
Jerusalem untuk membantu para peziarah. 64 Interaksi sosial yang terjadi antara
kaum Muslimin dengan umat Kristen berjalan dengan baik. Maqdisi, seperti dikutip
Hamilton mengatakan, bahwa kaum Muslimin juga terlibat dalam perayaan-
perayaan yang dilakukan umat Kristen. Akan tetapi, pada masa Dinasti Fatimiyah,
kebijakan mereka terhadap orang-orang Kristen dan Yahudi sangat buruk.
Puncaknya adalah pada masa al-Hakim (996-1021 M), ketika ia menyuruh kaum
Muslimin menghancurkan Makam Suci pada tahun 1009 M, dan pada empat tahun
kemudian memerintahkan untuk menghancurkan semua gereja di seluruh wilayah

61
Mircea Eliade (ed.), “Jerusalem”, dalam The Encyclopedia of Religion, Vol. 8, hlm. 12.
62
Thomas Carson. (ed.), “Jerusalem”, dalam The New Catholic Encyclopedia, Vol. 7
(Washington: Thomson Gale bekerjasama dengan The Catholic University of America, 2003), hlm.
770.
63
K. J. Asali (ed.), Jerusalem in History, hlm.111.
64
Steven Runciman, A History of The Crusades, Vol. I, hlm. 42-43
33

kerajaan. Tetapi, Makam Suci ini kemudian dibangun kembali oleh khalifah
Fatimiyah berikutnya, yaitu Khalifah al-Zahir pada tahun 1027 M.65

Sekalipun terjadi pengrusakan atas Makam Suci di Yerusalem, hal itu tidak
mengurangi minat umat Kristen Eropa untuk mendatangi Kota Suci Yerusalem.
Pada abad ke-10 ini bahkan mencatat terjadinya gelombang ziarah secara besar-
besaran dari Eropa Kristen menuju Jerusalem. Peningkatan jumlah yang drastis ini
sebagai akibat dari pemikiran keagamaan yang berkembang di Eropa Kristen ketika
itu. Pemikiran keagamaan tersebut berasal dari Reformasi Cluny yang dalam
ajarannya menyetujui kalau bukan sangat menekankan ziarah ke tempat-tempat
suci. Pengaruh ajaran mereka mengenai ziarah terlihat dengan semakin
meningkatnya para peziarah ke Tanah Suci Jerusalem.66

Setelah tahun 1071 M, Bait al-Maqdis berada di bawah kekuasaan Dinasti


Saljuk. Pada akhir abad ke-11 terjadi kekacauan politik antara Dinasti Fatimiyah
dan Saljuk. Pada tahun 1098 M, al-Afdlal al-Jamali dari Dinasti Fatimiyah berhasil
mengambil alih Jerusalem dari Saljuk Suriah. Tetapi dalam hitungan waktu yang
singkat, pada tahun 1099 M, kaum Muslimin kehilangan Jerusalem. Jerusalem
jatuh ke tangan Tentara Salib.67

Umat Islam di Kota Yerusalem memiliki mayoritas penduduk terbanyak pada


saat ini. Kedudukan sosio historis Umat Islam di Kota Yerusalem memiliki
hubungan yang damai. Umat Islam datang dan menaklukan kota tanpa adanya
peperangan dan diterima oleh masyarakat Yerusalem.

Begitu banyak dinamika yang terjadi di Kota Yerusalem, setiap penganut


agama semitik ini memilik sosio historis masing-masing di kota tersebut. Maka dari
itu sudah wajar mereka ingin memiliki kota terebut. Perpindahan kekuasaan dari
bangsa Kana’an lalu direbut oleh Bangsa Yahudi kemudian direbut kembali oleh
Bangsa Nasrani dan diteruskan oleh Bangsa Islam tanpa adanya peperangan.

65
Bernard Hamilton, “The Impact of Crusader Jerusalem on Western Christendom”,
dalam (The Catholic Historical Review, Vol.LXXX, No. 4, October, 1994), h. 695.
66
Steven Runciman, A History of The Crusades, Vol. I, h. 45 dan 48.
67
K. J. Asali (ed.), Jerusalem in History, h.120.
BAB IV

STUDI PERBANDINGAN KOMUNITAS AGAMA-AGAMA


SEMITIK DI KOTA YERUSALEM

A. Perbandingan Historis Komunitas Agama-Agama Semitik di Kota

Yerusalem

Yerusalem yang telah berusia lebih dari 3.000 tahun juga menyimpan cerita
perang bersimbah darah di setiap periode zaman. Tragedi Perang Salib dan
Salahudin Al Ayubi adalah salah satu peristiwa besar dari jejak masa lalu daerah
tersebut. Bahkan sampai kini, Yerusalem tetap menjadi pusaran konflik antara
Israel dan Palestina. Melahirkan keributan tak berkesudahan antara kaum Muslim
Palestina dan bangsa Yahudi. Yerusalem memang tak bisa disamakan dengan kota-
kota besar lain di dunia. Ada banyak tempat bersejarah terkait persoalan keyakinan
beragama di sini. Satu yang paling mencolok adalah Tembok Ratapan. Di sinilah
bait suci, tempat beribadah umat Yahudi. Sudah dua kali bait suci dihancurkan saat
perang besar dan ini adalah periode ketiga dari kepingan masa lampau yang luluh
lantak.68

Wilayah Yahudi merupakan tempat bagi Kotel, atau Tembok Barat atau
dikenal sebagai Tembok ratapan, yang merupakan bagian dari dinding bagian yang
tersisa dari bangunan Bait Suci. Di dalam candi dulu merupakan terdapat ruang
Maha Kudus, yang merupakan situs suci bagi umat Yahudi. Kaum Yahudi percaya
bahwa lokasi ini merupakan lokasi batu fondasi penciptaan bumi, dan tempat
dimana Ibrahim bersiap untuk mengorbankan anaknya Ismail. Hari ini, Tembok
Ratapan merupakan tempat terdekat bagi kaum Yahudi untuk berdoa ke Maha

68
Yerusalem Kota Suci Tiga Iman, Liputan6, diakses tanggal 4 Agustus 2019 pada pukul
10:59 WIB dari https://www.liputan6.com/news/read/359470/yerusalem-kota-suci-tiga-
iman?related=deable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com%2F.

34
35

Kudus. Lokasi ini dikelola oleh Rabi dan setiap tahunnya jutaan orang Yahudi dari
seluruh dunia melakukan ziarah.69

Bukanlah sesuatu yang asing di telinga kita bahwa salah satu motivasi kuat
bangsa Yahudi menduduki Palestina adalah karena ideologi agama. Menurut
anggapan mereka Palestina adalah bumi yang dijanjikan untuk nabi Ibrahim dan
anak keturunannya selamanya. Dasarnya adalah ayat Taurat yang telah mereka
rubah-rubah. Di antaranya, “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram, ‘Pergilah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu..,” (Kejadian 12:1) Lalu dalam ayat lain yang mereka
sebutkan juga, “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram, ‘Pandanglah sekelilingmu dan
lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke utara dan selatan, timur dan barat; karena
segala tanah yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada anak cucumu
sampai selama-lamanya’.” (Kejadian 13:15). Atas dasar ayat di atas, orang-orang
Yahudi mengklaim bahwa mereka adalah bangsa pilihan. Bangsa yang disebut
sebagai keturunan Ibrahim dalam janji di atas.

Pada akhirnya, para elit-elit politik Yahudi mendoktrin para masyarakat


dengan ayat-ayat dalam kitab Taurat tersebut. Elit-elit politik Yahudi
memanfaatkan masyarakat Yahudi yang ada untuk merebut keseluruhan di kota
Yerusalem. Seharusnya, ayat-ayat yang ada di dalam kitab itu digunakan untuk
memperdamai sebuah kehidupan sosial. Pada dasarnya, setiap agama mengajarkan
tentang berbuat kebaikan bukan kerusakan. Akan tetapi, demi kepentingan semata
orang-orang yang penuh dengan dosa ini menggunakan ayat-ayat untuk mendoktrin
masyarakat agar bermusuhan dan salaing menindas agar tercapai sebuah tujuan.
Agama bukan alat untuk mencapai sebuah kepentingan pribadi. Tetapi, agama
adalah alat untuk mempersatu seluruh kehidupan yang ada di dunia.

Tidak hanya bagi umat Yahudi, bagi umat Kristen pun Kota Yerusalem
adalah kota suci dan bersejarah. Sebab di kota ini sang Juruselamat disalibkan dan

69
Rida, Mengenal Arti Penting Kota Yerusalem Bagi Umat Kristen Islam dan Yahudi,
Tribunjambi.com, diakses tanggal 4 Agustus 2019 pada pukul 10:26 WIB dari
https://jambi.tribunnews.com/2017/12/08/mengenal-arti-penting-kota-yerusalem-bagi-umat-
kristen-islam-dan-yahudi?page=2.
36

mati (Lukas 13:33; Wahyu 11:8). Di Kota Yerusalem inilah dosa manusia
diampuni, manusia berdosa disucikan. Di sinilah awal keselamatan terjadi. Di
sinilah rencana Tuhan sejak ribuan tahun lalu digenapi, yakni keselamatan kekal.

Kota Yerusalem merupakan gereja perdana di dunia dilahirkan, yakni gereja


Yerusalem yang dipimpin oleh rasul-rasul pertama Tuhan Yesus. Dari gereja inilah
seluruh gereja di dunia berasal. Itulah sebabnya Kota Yerusalem sangat penting
bagi orang Kristen, serta sering dikunjungi untuk berziarah ke tempat-tempat suci
yang ada didalamnya, khususnya tempat di mana Yesus disalibkan, dimakamkan,
dibangkitkan, dan naik ke surga (beberapa gereja dibangun di situ).70

Kristen memiliki dua 'wilayah' karena orang Armenia juga Kristen, dan
wilayah mereka paling kecil diantara yang lain, yang menjadi Pusat Armenia tertua
di dunia. Menjadi unik karena komunitas mereka telah mempertahankan budaya
sendiri dan peradaban di dalam Gereja St James Church dan biara. Di dalam
wilayah Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, yang menjadi situs penting bagi
umat Kristen di seluruh dunia. Situs ini berada di tengah sejarah perjalanan Yesus,
kematiannya, penyaliban dan kebangkitan. Menurut tradisi Kristen, Yesus disalib
di sana, di Golgotha, atau bukit Calvary, makamnya yang kosong berada di dalam
gereja dan juga menjadi lokasi kebangkitannya. Gereja dikelola secara bersama
oleh perwakilan kaum Kristen yang berbeda, sebagian besar dari Patriarkat Ortodok
Yunani, Biara Franciskan dari Gereja Katolik Roma, dan Patriarkat Armenia, tetapi
juga Ethiopia, Koptik, dan Gereja Ortodoks Suriah. Lokasi ini merupakan tempat
tujuan ziarah bagi jutaan umat Kristen di seluruh dunia.71 Di dalam wilayah Kristen
terdapat Gereja Makam Kudus, yang menjadi situs penting bagi umat Kristen di
seluruh dunia.

Bagi orang-orang Kristen mereka memiliki keyakinan tentang Kota


Yerusalem adalah kota yang bersejarah dan kota suci, namun kota itu akan di

70
10 Fakta Tentang Yerusalem Menurut Pandangan Kristen, RUBIK KRISTEN, diakses
tanggal 7 Agustus 2019 pada pukul 9:46 WIB dari https://rubikkristen.com/10-fakta-tentang-
yerusalem-menurut-pandangan-kristen/37
71
Rida, Mengenal Arti Penting Kota Yerusalem Bagi Umat Kristen Islam dan Yahudi,
Tribunjambi.com, diakses tanggal 4 Agustus 2019 pada pukul 10:26 WIB dari
https://jambi.tribunnews.com/2017/12/08/mengenal-arti-penting-kota-yerusalem-bagi-umat-
kristen-islam-dan-yahudi?page=2.
37

musnahkan. Pemusnahan Kota Yerusalem ini pada akhir zaman bersamaan dengan
pemusnahan langit dan bumi yang ada sekarang ini.

Langit dan bumi yang lama itu akan digantikan dengan langit dan bumi yang
baru (2 Petrus 3:10-13). Dan Yerusalem lama akan digantikan dengan Yerusalem
baru (wahyu 21:1-2) atau Yerusalem sorgawi (Galatina 4:26).

Langit dan bumi baru itu, atau Yerusalem yang baru, lebih kita kenal sebagai
surga. Jadi sekarang kita sedang menantikan Yerusalem baru, di mana didalamnya
tidak ada lagi kejahatan, dosa, penyakit, air mata dan penderitaan yang ada hanya
suka cita damai sejahtera, dan kebahagiaan sampai selamanya (Wahyu 21:4).

Karena itu orentasi orang Kristen bukan lagi Yerusalem sekarang ini, tetapi
Yerusalem surgawi, Yerusalem yang baru, yang disediakan Allah bagi mereka yang
percaya kepadanya.72

Begitupun halnya orang-orang kristen juga memiliki situs penting di Kota


Yerusalem. Peradaban-peradaban mereka berawal dari sana. Memang seharusnya
tidak ada yang berhak untuk mengklaim bahwa Yerusalem itu miliki siapa. Karena
pada akhirnya, Kristenpun menjaga situs-situs tersebut tidak hilang dari pradaban.

Pada masa permulaan Islam, yang menjadi kiblat shalat ialah Masjidil
Aqsha di Baitul Maqdis, yang juga menjadi kiblat bagi orang-orang Yahudi. Baitul
Maqdis adalah suatu tempat yang bersejarah bagi kaum muslimin yang ada di
penjuru dunia, di tempat itu Nabi besar Muhammad SAW shalat ketika dijalankan
(diIsra’kan) oleh Allah. Sejak dulu sampai sekarang di tempat tersebut setiap
tanggal 27 Rajab diingat dan dikenang oleh orang-orang yang menganut agama
Islam. Baitul Maqdis yang terletak di Negara Palestina letaknya jauh sekali dengan
tempat Kota Suci Makkah, dan diperkirakan perjalanan Makkah menuju Palestina
memakan waktu kira-kira dua bulan dengan mengendarai unta.73

72
10 Fakta Tentang Yerusalem Menurut Pandangan Kristen, RUBIK KRISTEN, diakses
tanggal 7 Agustus 2019 pada pukul 9:46 WIB dari https://rubikkristen.com/10-fakta-tentang-
yerusalem-menurut-pandangan-kristen/37.
73
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj, hlm. 23
38

Setelah beberapa waktu Nabi hijrah ke Madinah, kiblat shalat bagi umat Islam
pindah ke Ka’bah. Perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah di Makkah
bukan kehendak pribadi Nabi Muhammad SAW sendiri atau bukan hasil
musyawarah dari seluruh umat Islam.74 Perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsha di
Baitul Maqdis ke Ka’bah di Makkah karena mengikuti wahyu atau perintah Allah
kepada Nabi Muhammad SAW, supaya kiblat shalat pindah dari Masjidil Aqsha ke
Ka’bah, wahyu tersebut yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 144:
“Sesungguhnya kami melihat engkau menengadahkan wajahmu ke langit, hai
Muhammad. Maka Kami palingkan engkau kepada kiblat yang engkau sukai.
Hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram itu. Dimana saja engkau
berada, kesitu juga hadapkan arah mukamu. Sesungguhnya ahli-ahli kitab
mengetahui, bahwa yang demikian itu adalah kebenaran yang datang dari
pada Allah. Dan Allah tidak alpa mengenai apa yang mereka itu kerjakan.“75

Perpindahan kiblat tersebut membuat orang-orang Yahudi di Madinah menjadi


gelisah. Demikian pula orang-orang yang masih ragu-ragu terhadap Islam, terutama
bagi orang-orang Yahudi yang ada di sekitar Madinah. Perpindahan kiblat dari
Masjidil Aqsha ke Ka’bah membersihkan tuduhan bahwa agama Islam adalah
agama Yahudi pula, karena sama arah kiblatnya. Orang-orang Yahudi pada waktu
shalat menghadap ke arah Yerusalem (tempat Masjidil Aqsha berada) sebanyak tiga
kali sehari, sedangkan umat Islam menghadap Masjidil Aqsha sebanyak lima kali
sehari semalam.76

Sejak turunnya wahyu mengenai perpindahan kiblat shalat dari Masjidil Aqsha
di Baitul Maqdis ke Ka’bah di Makkah, maka sejak itu Nabi Muhammmad SAW
berkiblat ke arah Ka’bah, diikuti seluruh umat Islam.

Adapun mengenai waktu turunnya wahyu yang berisi perintah menghadap Ka’bah
ada beberapa macam keterangan seperti di bawah ini :

74
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj, hlm. 25
75
Departemen Agama RI, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an, 1979),
hlm.37.
76
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj, hlm.42
39

a. Menurut penjelasan hadist Bukhari disebutkan bahwa wahyu yang berisi


perintah menghadap Ka’bah diturunkan kepada Nabi Muhammmad SAW
pada waktu beliau mengerjakan shalat subuh di Masjid Quba’. Masjidil
Quba’ adalah masjid yang pertama kali dibuat ketika Nabi Muhammmad
SAW tiba di Madinah. Nabi Muhammad mula-mula tinggal di Makkah,
kemudian hijrah ke Madinah.
b. Menurut penjelasan hadist yang lain disebutkan bahwa wahyu yang berisi
perintah menghadap Ka’bah diturunkan kepada Nabi Muhammmad SAW
pada waktu beliau mengerjakan shalat dua rakaat. Kemudian beliau segera
mengalihkan arah ke arah Makkah, menghadap Ka’bah. Peristiwa ini terjadi
di Masjid Bani Salimah yang terletak di Madinah.77

Oleh karena Nabi Muhammmad SAW pernah menghadap dua kiblat di


dalam mengerjakan shalat di suatu masjid, di mana keterangan ini dijelaskan oleh
Imam Badhawi, masjid tersebut dinamakan Masjid Al Qiblatain yang artinya
masjid yang mempunyai dua arah kiblat, sebab di dalam masjid Nabi Muhammad
SAW pernah melakukan shalat sekali menghadap ke arah Masjidil Aqsha di Baitul
Maqdis dan sekali menghadap ke Masjidil Haram di Makkah.78

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, masjid di samping untuk tempat


sembahyang bersama-sama, juga dipakai untuk kepentingan lain. Perundingan
tentang pertahanan negara pernah pula dilakukan di masjid, demikian pula
mengenai kabar penting juga diumumkan di masjid. Namun dalam hal berniaga dan
meludah di masjid tetap dilarang, dan barang siapa hendak masuk ke masjid
haruslah ia menanggalkan sepatu. Adapun syarat yang harus diperhatikan kalau
hendak mendirikan masjid ialah bahwa sumbu gedung itu harus selalu mengarah ke
Ka’bah di Makkah.79

Islam adalah agama “berserah kepada Allah” dan takluk di bawah perintah
Allah SWT. Penyerahan diri kepada Allah yang dilakukan oleh Ibrahim dengan
anaknya pada suatu percobaan yang besar, yaitu kerelaan hati Ibrahim untuk

77
Maftuh Ahmad, Kisah Isra’ dan Mi’raj, hlm.24
78
Fuad Hasem, Sirah Muhammad Rosululloh ,(Bandung: Mizan, 1953), hlm. 45.
79
Fuad Hasem, Sirah Muhammad Rosululloh, hlm. 47
40

mengorbankan anaknya, disebut dalam Islam dengan sebuah kata kerja yang
berbunyi “aslama” (Surah 37: 103). Mungkin inilah asal kata dari nama agama
Islam.80

Dalam makna historis Kota Yerusalem sangat penting bagi penganut


agama-agama Semitik karena mereka memiliki akar sejarah yang panjang dari
zaman Bangsa Kana’an menempati kota itu. Lalu, di serang dan ditaklukan oleh
Bangsa Yahudi kemudian diruntuhkan oleh Bangsa Romawi dan dikuasai oleh
mereka. Akhirnya di masuki oleh umat Islam dengan perdamaian. Dengan seiring
berjalannya waktu Bangsa Yahudi ini bangkit dan ingin merebut kembali. Menurut
mereka tanah ini adalah sebuah tanah yang dijanjikan dan peperangan ini berlanjut
hingga saat ini.

B. Perbandingan Teologis Komuniatas Agama-Agama Semitik di Kota

Yerusalem

Makna Teologis Kota Yerusalem dalam pandangan agama Yahudi melatar


belakangi peradaban mereka di Yerusalem. Menurut pandangan mereka bahwa
Kota Yerusalem ini adalah sebuah tanah yang di janjikan bagi mereka. Yang
disebutkan oleh Tuhan dalam Perjanjian Lama. Disebutkan bahwa didalam
Perjanjian Lama, janji ini pertama kali dibuat kepada Abraham (Kejadian 15:18-
21) dan kemudian sekali lagi kepada anak dia Ishak, dan anak laki-laki Ishak,
Yakub (Kejadian 28:13), cucu Abraham. Tanah yang dijanjikan diberikan kepada
keturunan mereka setelah keluaran dalam bentuk terkait wilayah dimulai dari
Sungai Mesir ke Sungai Efrat.

Bagi Bangsa Yahudi mereka percaya bahwa Tuhan Yahweh telah menjanjikan
sebuah tanah yang subur di Kanaan. Maka, dari itu Bangsa Yahudi pada hakekatnya
tidak akan melepas tanah yang sudah dijanjikan oleh Tuhan mereka. Mereka
menganggap bahwa selama mereka memperjuangkan kota terebut maka selama itu
pula mereka berada dibawah perintah Tuhan.

80
Pilip. K. Hitti, Dunia Arab dan Sejarah Ringkas, (Bandung: Vorkink Van Hoeve, 1953),
hlm. 51
41

Selain sebuah tanah yang dijanjikan Bangsa Yahudi ini memiliki tempat yang
sakral yaitu bukit zion. Zion berasal dari bahasa Inggris, dalam latin disebut Sion,
dan bahasa Ibraninya adalah Tsyon arti dari istilah ini “bukit” yaitu bukit suci
81
Yerusalem-Yerusalem Surgawi- juga berarti Theokrasi Yahudi. Sion juga
diartikan bukit yang tinggi, tempat berdirinya bait suci yang didirikan oleh
Sulaiman. Zion juga ditunjukan bagi kota Yerusalem sebagai kota yang kentara,
kota Allah tempat tinggal Yahweh.82 Bukit ini adalah bukit yang sangat bersejarah
bagi Bangsa Yahudi maka dari itu bukit ini menjadi tempat yang sakral bagi Bangsa
Yahudi.

Di dalam wilayah Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, yang menjadi situs
penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Gereja Makam Kudus dikelola oleh
perwakilan kaum Kristen di Yerusalem Menurut tradisi Kristen, Yesus disalib di
sana, di Golgotha, atau bukit Calvary, makamnya yang kosong berada di dalam
gereja dan juga menjadi lokasi kebangkitannya. Gereja dikelola secara bersama
oleh perwakilan kaum Kristen yang berbeda, sebagian besar dari Patriarkat Ortodok
Yunani, Biara Franciskan dari Gereja Katolik Roma, dan Patriarkat Armenia, tetapi
juga Ethiopia, Koptik, dan Gereja Ortodoks Suriah.83

Bagi agama Kristen Kota Yerusalem adalah tanah kelahiran Yesus Kristus dan
penyaliban Yesus Kristus. Dalam injil disebutkan bahwa Yesus Kristus lahir di
Betlehem tanah Yudea (Matius 2:1; Lukas 2:4) sesuai nubuat nabi Mikha (Mikha
5:1-2) suatu kandang domba, kemungkinan Menara Kawanan Domba (bahasa
Ibrani: Migdal-Eder; bahasa Inggris: Tower of the Flock) sesuai nubuat nabi Mikha
(Mikha 4:8). Lalu Kota Yerusalem juga merupakan tanah wafatnya Yesus Kristus.

Umat kristiani menggangap bahwa kota ini adalah kota yang sakral karena di
kota ini Yesus kristus dilahirkan dan diwafatkan. Bagi mereka mensakralkan

81
Op.cit, hlm. 1221, dalam buku Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, hlm.84.
82
Th. C.Vriezen, Agama Israel Kuno, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1985), hlm.186 dalam
buku Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, hlm 84.
83
Ridah, Mengenal Arti Penting Kota Yerusalem Bagi Umat Kristen, Islam dan
Yahudi,Tribunjambi.com di akses pada tanggal 6 Januari 2019 pada pukul 16:59 WIB
https://jambi.tribunnews.com/2017/12/08/mengenal-arti-penting-kota-yerusalem-bagi-umat-
kristen-islam-dan-yahudi?page=2
42

tempat kelahiran dan wafat nya Yesus kristus merupakan bakti mereka terhadap
tuhan mereka. Maka dari itu mereka sangat mensakralkan kota tersebut.

Lalu menurut agama Islam Kota Yerusalem merupakan kiblat utama, tempat
terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj, dan tempat kelahiran nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad SAW. Kiblat menurut agama Islam adalah murujuk arah yang dituju
saat seorang mulisim mendirikan salat. Kiblat ini sangat sakral posisinya karena
berhubungan dengan Tuhan. Peristiwa yang sangat menabjubkanpun juga terjadi di
Kota Yerusalem yaitu Isra’ Mi’raj. Nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW
banyak yang dilahirkan di Kota Yerusalem seperti Nabi Ibrahim, Yusuf, Yaqub,
Luth, Sulaiman, Ishaq, Musa, dan Isa.

Al-qur’an menjelaskan bahwa palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram


dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya (QS. Al-
Baqarah/2: 144). Kejadian Isra’ Mi’raj pun di jelaskan dalam al-qur’an maha suci
allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam hari dari Masjidil
Al-Haram ke Masjid Al-aqsha yang di berkahi sekelilingnya untuk kami (QS. Al-
Isra/17: 1).

Bagi umat Islam kota ini merupakan kota yang sangat penting karena di kota
ini kiblat pertama mereka sebelum mereka menghadap ke Mekkah. Di tempat ini
pula nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW dilahirkan dan tempat terjadinya
peristiwa besar yang sangat bersejarah yaitu Isra’ Mi’raj. Maka tempat ini dalam
makna teologis tempat yang sangat penting bagi mereka terhadap Tuhan mereka.

C. Perbandingan Sosial-Politik Agama-Agama Semitik di Kota Yerusalem

Begitu banyak konflik yang terjadi di Kota Yerusalem yang pada mulanya
konflik itu menyebarkan sebuah agama. Pada akhirnya konflik itu berujung berebut
kekuasaan dan ingin menguasai Yerusalem dalam segi sosial-politik. Yang melatar
belakangi hal tersebut diantaranya:
1. Yerusalem Kota Daud

Menurut Kitab Suci Perjanjian Lama, Daud adalah raja untuk


kerajaan Yehuda dan Israel, yang menaklukkan Yerusalem dari orang-orang
Yebus sekitar tahun 1000 Sebelum Masehi. Daud kemudian memindahkan
43

pemerintahannya ke Yerusalem, menjadikannya sebagai ibukota dan pusat


keagamaan kerajaannya. Alkitab mengatakan bahwa putra Daud, Salomo,
membangun kuil pertama untuk Yahweh, Allah Israel. Yerusalem menjadi pusat
Yudaisme.84
Konflik yang terjadi pada masa Daud ini ketika bangsa Israel merebut
Yerusalem dari bangsa Kana’an melalui peperangan yang di pimipin oleh penerus
Musa yaitu Yosua. Pada akhirnya, bangsa Israel menguasai kota tersebut walapun
tidak sepenuhnya dikuasai oleh mereka.
2. Di Bawah Pemerintahan Romawi dan Bizantium

Sejak tahun 63 Masehi, Yerusalem berada di bawah pemerintahan


Romawi. Gerakan perlawanan cepat terbentuk, sehingga pada tahun 66 Masehi
pecah perang Yahudi-Romawi Pertama. Perang berakhir 4 tahun kemudian,
dengan kemenangan Romawi dan penghancuran kembali kuil di Yerusalem.
Orang Romawi dan Bizantium memerintah Palestina selama kurang lebih enam
ratus tahun.85
Konflik yang terjadi pada seiring berjalannya waktu Yerusalem yang
sebelumnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi akhirnya direbut oleh orang-orang
Romawi yang menganut ajaran Nasrani. Pada masa ini kota Yerusalem berada di
bawah kekuasaan bangsa Romawi.
3. Penaklukan Oleh Bangsa Arab

Selama penaklukan Islam di Suriah Raya, tentara Muslim juga tiba di


Palestina. Atas perintah Khalifah Umar, Yerusalem dikepung dan dikuasai bangsa
Arab pada tahun 637 Masehi. Di era pemerintahan Muslim berikut, berbagai
pemimpin agama yang saling bermusuhan dan terpecah belah memimpin kota itu.
Yerusalem sering dikepung dan berpindah tangan beberapa kali.
Ketika sedang gencar-gencarnya konflik yang terjadi di Yerusalem
perebutan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Romawi disela-sela itu umat

84
Yon Yoseph, Begini Sejarah Perebutan Yerusalem Sejak Ribuan Tahun Lalu, Tempo.co
di akses 18 Februari 2019 pada pukul 14:33 WIB dari https://dunia.tempo.co/read/1043200/begini-
sejarag-perebutan-yerusalem-sejak-ribuan-tahun-lalu/full&view=ok.
85
Yon Yoseph, Begini Sejarah Perebutan Yerusalem Sejak Ribuan Tahun Lalu, Tempo.co
di akses 18 Februari 2019 pada pukul 14:40 WIB dari https://dunia.tempo.co/read/1043200/begini-
sejarag-perebutan-yerusalem-sejak-ribuan-tahun-lalu/full&view=ok.
44

Islam masuk yang dipimpin khalifah Islam yaitu Umar bin Khattab. Pemimpin
umat Islam ini masuk untuk menaklukan kota tersebut tanpa peperangan dan
diterima oleh penduduk setempat dengan sukarela. Akhirnya pada masa ini kota
tersebut dikuasai oleh umat Islam tanpa jalur kekerasan.
4. Konflik Perang Salib

Konflik pada perang salib menurut para pakar sejarah, bahwa pada saat Alp
Arsenal melakukan ekspansi yang disebut dengan peristiwa Manzikart, pada tahun
464 H (1071 M), tentara Alp Arsenal yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit,
dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000
orang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, perancis dan Armenia.
Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang
Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan perang salib. Kebencian
itu bertambah setelah Dinasti Saljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 471
H dari kekuasaan Dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa saljuk
menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke sana.
Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka untuk memperoleh keleluasaan
berziarah ke tanah suci Kristen. Pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru
kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang suci. Perang ini kemudian
dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam 3 periode.86 Sumber lain
menyembut terjadi sampai beberapa periode.
Terjadinya Perang Salib yang terdiri dari tiga periode atau lebih,
memungkinkan adanya banyak tendensi yang melatarbelakanginya. Maka ada
benarnya pendapat yang menyebutkan beberapa sebab terjadinya Perang Salib
sebagai berikut:
a. Nama Perang Salib diambil dari kata salib yang menunjukkan bahwa
agama merupakan penyebab utamanya
b. Ambisi Paus untuk menghancurkan Islam.
c. Sebab-sebab perdagangan yang muncul karena keinginan mereka
untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan yang berada di Laut Tengah

86
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Ed. 1, (Cet. II, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 1994), h.76-77.
45

untuk menjadi jembatan dengan perdagangan yang berada di Timur


Jauh.
d. Menyebarnya kelaparan, perang, dan penyakit serta perampokan di
Eropa sehingga mereka harus mencari sebuah negeri yang kaya.
e. Terpecahnya dan tercabik-cabiknya front kaum muslimin.
f. Sebagai balas dendam atas kekalahan Byzantium yang sangat
memalukan pada Perang Maladzkird tahun 463 H/1071 M.87
Semua penyebab yang disebutkan di atas, sekalipun terkesan subjektif dan
cenderung emosional, tetapi kiranya dapat dipertanggungjawabkan. Boleh jadi
alasan-alasan yang disebutkan tidak ada pada setiap perang tetapi pada umumnya
alasan itu ada pada semua gelombang dalam masa Perang Salib.
5. Konflik Utsmaniyah dan Inggris

Sepuluh tahun terakhir kekuasaan Imperium Ottoman dan Transisi ke


pemerintahan Inggris di Palestina masih menjadi periode yang sangat menarik
perhatian para ilmuwan. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa pada masa
inilah Zionisme dan nasionalisme Arab muncul, sehingga menciptakan konflik
abadi Israel-Palestina hingga saat ini. Salah satu peneliti tentang masa transisi
tersebut adalah Abigail Jacobson, seorang dosen di Massachusetts Institute of
Technology. Penelitiannya berfokus pada sejarah sosial dan perkotaan komunitas
campuran perkotaan di Palestina dan Mediterania Timur selama periode akhir
Ottoman dan masa penjajahan Inggris.
Sejarah Yerusalem biasanya berkaitan dengan tempat-tempat suci, tentang
berbagai komunitas yang tinggal di kota, atau tentang tentara salib dan masa lalu
kuno. Abigail Jacobson, sang penulis buku From Empire to Empire berfokus pada
Yerusalem sebagai ruang kota dan bagaimana kota ini dipengaruhi oleh Perang
Dunia Pertama.
Jacobson berhasil menjembatani era Ottoman dan pasca-Ottoman, yang
sebelumnya sering diperlakukan sebagai periode yang terpisah. Dalam narasi-
narasi sebelumnya, masa transisi antara masa Ottoman dan pasca Ottoman, sering

87
Ahmad al-Usairy, Al-Tarikh al-Islami. Diterjemahkan oleh Samson Rahman denga judul,
Sejarah Islam; Sejak Zaman Nabi hingga Abad XX, Edisi Lux (Cet. I; Jakarta: Akarmedia, 2010),
h. 256.
46

terbengkalai. Baru-baru ini beberapa ilmuwan mulai meneliti periode yang


terlupakan ini, menyoroti bagaimana pemahaman tentang momen transisi ini
berperan penting dalam peninjauan kembali masa akhir Ottoman di Palestina dan
masa awal kekuasaan Inggris. Yerusalem sebagai kota heterogen yang juga bernilai
penting bagi agama-agama, namun pada saat bersamaan menghindari fokus tunggal
pada jenis dan dikotomi religius dan etno-nasional. Periode yang diteliti oleh
Jacobson, 1912 sampai 1920, adalah bentuk formatif dan tidak hanya transisi.
Untuk menangkap momen sentral dalam sejarah modern kota ini, Jacobson
menciptakan dan secara efektif menggunakan konsep “kota interimperial”: sebuah
kota yang “berpindah tangan” di antara dua imperium.88
Pada studinya tentang kota dalam transisi, penulis mengandalkan
pendekatan sejarah relasional. Pendekatan ini memungkinkan untuk
membandingkan dan memperlakukan orang-orang Yahudi dan Arab bukan sebagai
entitas yang terpisah, namun sebagai bagian dari proses dinamis yang melibatkan
kedua elemen ini. Buku ini mengulas tentang hubungan intra-komunal dan inter-
komunal masyarakat Yerusalem. Jacob berpendapat bahwa reorganisasi yang
dilakukan Inggris terhadap komunitas lokal mengikuti garis agama, menandai
berakhirnya identitas yang cair, yang selama itu melekat di kota Yerusalem.
6. Mandat Inggris

Desember 1917, 100 tahun yang lalu di bulan ini, Jenderal Inggris Edmund
Allenby mengambil alih Yerusalem dari Turki Ottoman. Dengan menghentikan
kudanya, dia memasuki Kota Tua dengan berjalan kaki, melewati Gerbang Jaffa,
untuk menghormati status sucinya. Bagi Inggris, Yerusalem sangat penting. Mereka
adalah orang-orang yang mendirikan Yerusalem sebagai ibu kota. Sebelumnya,
tempat itu bukan ibu kota siapapun sejak zaman Kuil Pertama dan Kedua, kata
Profesor Yehoshua Ben-Arieh, ahli geografi sejarah di Hebrew University.89
Tiga puluh tahun pemerintahan Inggris yang diikuti dengan
pengambilalihan Yerusalem oleh Allenby, membuka pintu bagi masuknya

88
“Sejarah Yerusalem Dari Kekuasaan Utsmaniyah ke Inggris”, seraamedia.org diakses
pada tanggal 20 Mei 2019 pukul 11:45 WIB dari https://www.seraamedia.org/2018/01/03/sejarah-
yerusalem-dari-kekuasaan-utsmaniyah-ke-inggris/.
89
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada tanggal 21 Mei 2019
pukul 02:07 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/12/07/
p0lfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
47

pemukim Yahudi. Mereka ditarik oleh pandangan Zionis tentang tanah air Yahudi.
Sementara penduduk Arab setempat menyesuaikan diri dengan kenyataan
runtuhnya Kekaisaran Ottoman, yang telah memerintah kota tersebut sejak 1517.
Paradoksnya, Zionisme tersingkir dari Yerusalem, terutama Kota Tua. Pertama
karena Yerusalem dianggap sebagai simbol diaspora, dan yang kedua karena situs
suci umat Kristen dan Islam dipandang sebagai komplikasi yang tidak
memungkinkan penciptaan sebuah negara Yahudi dengan Yerusalem sebagai ibu
kotanya, jelas Amnon Ramon, peneliti senior di Institut Penelitian Kebijakan
Yerusalem. Menurutnya, Zionis awal adalah kaum sosialis sekuler Eropa. Mereka
lebih termotivasi oleh nasionalisme, penentuan nasib sendiri, dan pelarian dari
penganiayaan daripada agama. Yerusalem adalah sebuah regresi terhadap budaya
konservatif yang mereka coba pindahkan. Tel Aviv adalah kota baru yang cerah di
atas bukit, enkapsulasi modernitas, papar Michael Dumper, profesor politik Timur
Tengah di Universitas Exeter di Inggris. Ia mengatakan, bagi orang Arab, ada
semacam kejutan karena mereka tidak lagi berada di Kekaisaran Ottoman. Ada
penataan kembali di masyarakat mereka. Aristokrasi Palestina setempat, keluarga
besar Yerusalem, muncul sebagai pemimpin gerakan nasional Palestina, yang tiba-
tiba dihadapkan pada migrasi Yahudi.90
Perdebatan migrasi tersebut memicu beberapa konflik mematikan yang
dilakukan orang-orang Palestina. Sementara orang-orang Yahudi menertawakan
peraturan Inggris dan pembatasan imigrasi yang diberlakukan pada 1939.
Pembatasan ini menghalangi banyak orang Yahudi yang melarikan diri dari
Holocaust untuk masuk. Setelah perang, pada 1947, PBB menyetujui sebuah
rencana partisi untuk dua negara, satu Yahudi, satu Arab. Sementara Yerusalem
diatur khusus oleh internasional karena statusnya yang unik.
7. Kota yang Terbagi

Orang-orang Arab tidak menerima rencana pembagian wilayah ini. Sehari


setelah Israel mengumumkan kemerdekaannya pada 1948, negara-negara Arab
menyerang negara baru tersebut. Di tengah kekerasan yang dilakukan oleh milisi

90
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada tanggal 21 Mei 2019
pukul 01:49 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-
israel/17/1207/polfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
48

dan massa di kedua pihak, sejumlah besar orang Yahudi dan Arab mengungsi.
Yerusalem kemudian terbagi. Bagian barat menjadi bagian dari negara baru Israel
(dan ibu kotanya, di bawah hukum Israel disahkan pada 1950). Sedangkan bagian
timur, termasuk Kota Tua, diduduki oleh Yordania. "Bagi orang-orang Palestina,
ini dilihat sebagai titik temu," kata Profesor Dumper.91
Israel dan Yordania, katanya, sebagian besar fokus di tempat lain. Israel
membangun daerah pesisir yang makmur, termasuk Haifa, Tel Aviv, dan Ashkelon,
menjadi zona komersial yang berkembang. Sementara Raja Yordania, Abdullah I,
berfokus pada pengembangan ibu kota Yordania, Amman.
Negara Israel awalnya ragu-ragu untuk terlalu fokus pada Yerusalem.
Menurut Issam Nassar, seorang sejarawan di Illinois State University, Israel
mendapat tekanan dari PBB dan Eropa. Selama 20 tahun, Israel memindahkan
banyak gedung pemerintahan ke Yerusalem. Namun, negara-negara lain
menghindari Yerusalem untuk membuka kedutaan besar mereka dan lebih memilih
Tel Aviv, demi menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.92
Pemimpin Israel Setelah menerima gagasan tentang kendali internasional
terhadap Yerusalem, mencari alternatif tempat untuk dijadikan ibu kota, mungkin
Herzliya atau suatu tempat di selatan. Israel juga menyadari, mereka tidak memiliki
kendali atas situs suci Yerusalem.
8. Yerusalem Timur Kembali ke Israel

Pada konflik perang Arab-Israel pada 1967, Israel tidak hanya berhasil
mengalahkan tentara Arab, tetapi juga mengambil alih Jalur Gaza dan Semenanjung
Sinai dari Mesir, Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Yordania, dan Dataran
Tinggi Golan dari Suriah. Poin pada 1967 ada dua kemenangan besar, termasuk
pergeseran cepat dari ketakutan akan kekalahan sebelum perang sampai euforia dan
perasaan segala sesuatu mungkin terjadi, dan dampak emosional setelah menduduki
Kota Tua, kata Menachem Klein, ilmuwan politik di Universitas Bar-Ilan di Israel.
Yerusalem menjadi pusat pengabdian seperti kultus, yang sebelumnya tidak pernah

91
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada tanggal 21 Mei 2019
pukul 02:13 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-
israel/17/1207/polfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
92
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada tanggal 21 Mei 2019
pukul 02:30 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/12/07/
p0lfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
49

ada sebelumnya. Kota ini sekarang telah difetiskan ke tingkat yang luar biasa karena
garis keras nasionalisme agama telah mendominasi politik Israel, dengan Tembok
Barat sebagai fokusnya," tambah Klein. Kemenangan partai Likud pada 1977, di
bawah kepemimpinan Menachem Begin, membantu memperkuat penekanan bahwa
Yerusalem adalah bagian integral dari identitas Israel. Pemukim agama menjadi
lebih menonjol dalam kehidupan politik di Israel. Kaum sosialis garis keras yang
berakar di Rusia dan Eropa Timur memberi jalan masuk kepada populasi Israel
yang lebih beragam, dan juga lebih religius, yang berasal dari Timur Tengah, Afrika
Utara, dan daerah lainnya.93
Pada tahun 1980 Proses ini memuncak, ketika anggota parlemen
mengeluarkan sebuah undang-undang yang menyatakan Yerusalem yang lengkap
dan bersatu, adalah ibu kota Israel. Langkah ini kemudian menimbulkan kemarahan
internasional.
9. Status Belum Terselesaikan

Yerusalem sampai sekarang menjadi penghalang bagi perdamaian antara


Israel dan Palestina. Pada tahun 1980, Israel mengumumkan seluruh kota itu
"ibukota abadi dan tak terpisahkan". Setelah Yordania menyerahkan klaimnya
kepada Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1988, negara bagian Palestina
diproklamirkan. Palestina juga menyatakan secara teori, Yerusalem sebagai
ibukotanya. Perjanjian Oslo pada 1993 mengatur pembentukan Otoritas Palestina
untuk memerintah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sementara resolusi isu-isu utama
masih ditangguhkan, yaitu isu perbatasan, pengungsi, dan status Yerusalem.
Kunjungan politisi sayap kanan Ariel Sharon pada 2000 ke kompleks suci yang
dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount dan Muslim sebagai Tempat Suci,
yang berisi Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu, memicu bentrokan. Pemberontakan
kedua ini merenggut nyawa sekitar 3.000 warga Palestina dan 1.000 warga Israel
selama lima tahun. Orang-orang Palestina mengatakan pemukim Yahudi telah
merambah Yerusalem Timur dan Israel telah menambah masalah dengan mencabut
izin tinggal warga Palestina. Meski begitu, komposisi etnis penduduk Yerusalem

93
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada Selasa, tanggal 21
Mei 2019 pukul 02:50 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-
israel/17/12/07/ p0lfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
50

tetap sekitar 30 persen sampai 40 persen warga Arab. Seluruh masyarakat


internasional telah sepakat pendudukan Israel di Yerusalem Timur sejak 1967
adalah ilegal, dan menolak untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel,"
jelas Profesor Khalidi.94
Jika Trump mengubah posisi ini, mengingat pentingnya Yerusalem bagi
orang Arab dan Muslim, sulit untuk melihat bagaimana kesepakatan Palestina-
Israel yang berkelanjutan atau normalisasi tradisional Arab-Israel akan mungkin
terjadi.
Perdamaian Yeursalem Melalui media CNN Indonesia, Sekretaris Jendral
Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menegaskan bahwa
satu-satunya cara untuk membawa perdamaian di kawasan dan mengakhiri konflik
Israel-Palestina adalah melalui solusi dua negara. "Itu adalah satu-satunya cara
untuk mencapai stabilitas, perdamaian, kemakmuran dan pembangunan di
kawasan," kata Guterres dalam pertemuan Komite Hak-hak Palestina di Markas
Besar PBB New York. Sekjen PBB juga menegaskan bahwa aktivitas
pembangunan pemukiman di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang ilegal
berdasarkan resolusi PBB dan hukum internasional harus dihentikan. Guterres juga
menegaskan pentingnya solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-
Palestina. Saya ingin sebuah negara Palestina dan Israel, berdua dengan Ibu Kota
di Yerusalem, kata Sekjen PBB tegas dia.95
Status Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina. Palestina
mendambakan Yerusalem Timur yang dijajah Israel sejak 1967, untuk menjadi ibu
kota mereka jika merdeka.
Oleh karena itu keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui
Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memicu kemarahan dan aksi demonstrasi warga
Palestina. Sedikitnya 19 warga Palestina meninggal dunia dalam bentrukan dengan

94
Fira Nursya’bani, Sejarah Konflik di Yerusalem, News diakses pada Selasa, tanggal 21
Mei 2019 pukul 03:15 WIB dari https://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-
israel/17/12/07/ p0lfzx415-sejarah-konflik-di-yerusalem.
95
Natalia Santi, Sekjen PBB: Solusi Dua Negara Perdamaian Israel-Palestina, CNN
Indonesia diakses pada tanggal, 27 Mei 2019 pada pukul 20:45 WIB dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190206094341-120-274138/sekjen-pbb-solusi-
dua-negara-perdamaian-israel-palestina.
51

pasukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza sejak deklarasi
Trump.
Situasi kemanusiaan dan ekonomi di Gaza sangat mengerikan, “kata
Gutters”. Menurutnya, Gaza akan lumpuh pada 2020, kecuali ada langkah konkret
untuk meningkatkan layanan dasar dan infrastruktur. "Gaza masih terjepit oleh
penutupan yang melumpuhkan dan kondisi darurat kemanusiaan yang terus
berlangsung," kata dia menyebut dua juta warga Gaza yang bergumul dengan
infrastruktur yang hancur, kurangnya pasokan listrik, pengangguran kronis dan
kelumpuhan ekonomi akibat blokade Israel. Beberapa rumah sakit di Gaza juga
terpaksa menghentikan layanan lantaran kekurangan listrik. Guterres juga mengaku
sangat prihatin atas berkurangnya dana bagi badan pengungsi PBB untuk Palestina
(United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near
East/UNRWA). Negara Amerika Serikat mengumumkan rencana menangguhkan
US$65 juta bantuan bagi UNRWA, yang menyediakan layanan bagi enam juga
pengungsi Palestina di wilayah pendudukan juga di Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Tidak hanya martabat, hak-hak dan keamanan dari lima juta pengungsi Palestina di
seluruh Timur Tengah yang menjadi taruhan. Tapi juga stabilitas di kawasan.
Dalam pertemuan Komite Hak-hak Palestina tersebut, sejumlah negara juga
menyerukan agar Palestina diberi keanggotaan penuh di PBB.96
Duta Besar Indonesia untuk PBB New York, Dian Triansjah Djani
menyampaikan perlunya komite meningkatkan kepedulian tentang isu Palestina.
Dia mengkhawatirkan isu tersebut akan teralihkan dengan krisis-krisis lainnya.
Terkait dengan dana UNRWA, Dubes Djani menyatakan perlunya mencari cara
baru untuk mengatasi penderitaan pengungsi Palestina.
Akan tetapi faktor yang melatar belakangi konflik di Yerusalem ini bukan
lagi perang antar agama. Melainkan kepentingan politik yang di miliki oleh
Amerika Serikat.
Menurut penjelasan Barbara Plett Usher, wartawan BBC di Kementerian
Luar Negeri AS, bahwa tidak ada strategi khusus di balik keputusan ini. "Fakta

96
Natalia Santi, Sekjen PBB: Solusi Dua Negara Perdamaian Israel-Palestina, CNN
Indonesia diakses pada tanggal, 27 Mei 2019 pada pukul 20:51 WIB dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190206094341-120-274138/sekjen-pbb-solusi-
dua-negara-perdamaian-israel-palestina.
52

bahwa Palestina, dan seperti dilaporkan, para pemimpin dunia Arab, dikejutkan
oleh keputusan ini merupakan satu tanda bahwa ini bukan merupakan bagian dari
strategi Timur Tengah yang lebih luas," menurut Usher.97 Dalam pernyataan pers
di Gedung Putih, Presiden Trump juga mengatakan Israel memiliki hak untuk
menentukan ibu kotanya. Lebih lanjut dia menyatakan, ada spekulasi bahwa Trump
berupaya untuk mengubah beberapa hal sebagai taktik persiapan di lapangan untuk
perundingan damai, namun ada lebih banyak bukti yang menunjukkan bahwa
Trump hanya berfokus pada pemenuhan janji kampanye terhadap Yahudi Amerika
pro-Israel dan kelompok Kristen Evangelis yang merupakan basis massa politisnya.
Isu ini muncul setiap enam bulan saat AS diwajibkan oleh aturan untuk
memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv atau mengabaikan tuntutan
Kongres atas alasan keamanan. Mural sosok Donald Trump yang digambarkan
berciuman dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tembok yang
memisahkan Bethlemen dan Yerusalem, 30 Oktober 2017. Pejabat AS mengatakan
bahwa mereka setuju untuk menandatangani pengabaian itu dengan janji mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan membuka proses memindahkan kedutaan
besar. "Sementara beberapa presiden sebelumnya menjadikan ini sebagai janji
utama kampanye mereka, mereka gagal memenuhinya. Hari ini, saya memenuhi
janji itu," kata Trump dengan penuh kemenangan dalam pidatonya.98
Kata lain pada konflik yang terjadi ini bukan lagi konflik yang terjadi di
abad-abad yang lalu tentang perang antar agama. Melainkan, konflik politik yang
dilakukan oleh Amerika Serikat untuk kepentingan mereka di tanah Yerusalem.
Untuk menghadirkan perdamaian di Yerusalem saya sepakat apa yang di katakan
oleh Gutters satu-satunya cara untuk membawa perdamaian di kawasan dan
mengakhiri konflik Israel-Palestina adalah melalui solusi dua negara. "Itu adalah
satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas, perdamaian, kemakmuran dan
pembangunan di kawasan," Guterres juga menegaskan pentingnya solusi dua

97
“Apa yang mendasari pengakuan Trump atas Yerusalem? Tujuh hal yang harus Anda
ketahui”, BBC diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pada pukul 21:17 WIB dari
https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42276374.
98
Apa yang mendasari pengakuan Trump atas Yerusalem? Tujuh hal yang harus Anda
ketahui, BBC diakses pada tanggal 27 Mei 2019 pada pukul 21:24 WIB dari
https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42276374.
53

negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Saya ingin sebuah negara


Palestina dan Israel, berdua dengan Ibu Kota di Yerusalem.
Sudah jelas bahwa peperangan yang terjadi itu bukan lagi peperangan
perebutan siapa penganut agama yang berhak atas kota tersebut. Melainkan, perang
yang terjadi hari ini adalah perang politik. Seharusnya, agama ini menjadi sarana
untuk perdamaian bukan menjadi alat bagi para ahli-ahli politik untuk menguasai
wilayah Kota Yerusalem.
Masa Depan Yerusalem Raja Maroko Mohammed VI dan Paus Fransiskus
menyatakan bahwa mereka sangat khawatir dengan kondisi dan tugas Yerusalem
sebagai kota damai, sebagaimana dilansir oleh Reuters. Kekhawatiran Raja Maroko
Mohammed VI dan Paus Fransiskus dinyatakan secara terbuka menyusul keputusan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memindahkan kantor kedutaan AS
dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tahun 2017 silam.99
Pernyataan yang dikeluarkan Raja Maroko Mohammed VI dan Paus
Fransiskus ini merupakan upaya mereka untuk menyampaikan kekhawatiran
dengan masa depan kota suci Yerusalem.
Raja Maroko Mohammed VI dan Paus Fransiskus menyatakan, “Kami
menilai penting untuk mempertahankan kota suci Yerusalem atau al-Quds sebagai
warisan bagi seluruh umat manusia. Khususnya umat dari tiga agama. Yerusalem
adalah sebuah tempat pertemuan dan simbol koeksistensi perdamaian, dimana sikap
saling menghormati dan dialog dapat dilestarikan,”. Raja Maroko Mohammed VI
dan Paus Fransiskus juga menyerukan agar umat Yahudi, Muslim, dan Kristen bisa
bebas mengakses Yerusalem. Kedua pemimpin ini juga meminta jaminan atas hak-
hak ketiga umat agama tersebut untuk bisa beribadah dengan damai di
Yerusalem.100
Palestina menginginkan agar Yerusalem timur menjadi ibu kota negara
tersebut sebagai sebuah negara yang berdaulat. Sementara itu, Israel tetap

99
Lukyani, Paus Fransiskus dan Raja Maroko Khawatirkan Masa Depan Kota Suci
Yerusalem, Kenapa?, Keepo di akses pada tanggal 28 Mei 2019 pada pukul 16:55 WIB dari
https://keepo.me/news/paus-fransiskus-dan-raja-maroko-khawatirkan-masa-depan-kota-suci-
yerusalem-kenapa/.
100
Lukyani, Paus Fransiskus dan Raja Maroko Khawatirkan Masa Depan Kota Suci
Yerusalem, Kenapa?, Keepo di akses pada tanggal 28 Mei 2019 pada pukul 16:55 WIB dari
https://keepo.me/news/paus-fransiskus-dan-raja-maroko-khawatirkan-masa-depan-kota-suci-
yerusalem-kenapa/.
54

bersikukuh menginginkan seluruh wilayah Yerusalem. Israel tidak ingin Yerusalem


terpecah. Konflik antara Palestina dan Israel saat ini pun kembali menegang. Aksi
protes warga Palestina di perbatasan Gaza hingga saling balas serangan kian tak
terelakkan. Tentunya ketegangan di Timur Tengah ini akan semakin memperparah
konflik dunia jika tak kunjung diredam.
Perdana Menteri Australia Scoot Morrison melemparkan gagasan
kemungkinan Australia akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke
Jerusalem.Rencana itu mengikuti AS yang sudah melangkah dan memindahkan
kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem, Mei silam.101
Masih hangat dalam ingatan, langkah AS itu mengundang reaksi dari
berbagai penjuru dunia, juga dari banyak tokoh dunia. Bukan itu saja.
Tindakan AS itu telah memicu demonstrasi di mana-mana, termasuk di
Palestina yang menelan 58 korban jiwa dan 1.200 orang lainnya terluka dalam
demonstrasi di Gaza. Kini, Australia ingin melakukan hal yang sama. Bahkan,
Morisson menyatakan, selain memindahkan kedutaan besarnya, juga
mempertimbangkan untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.102
Meskipun, Morrison mengatakan bahwa Australia tetap komit terhadap
solusi dua negara (two-state solution), tetapi perdana menteri Australia itu
berpendapat bahwa selama ini tidak ada kemajuan dalam proses perdamaian konflik
Israel-Palestina.
Karena itu, Morrison memilih mengikuti Presiden AS Donald J Trump
memindahkan kedutaan besarnya, dengan harapan akan memberikan hasil baru
bagi proses perdamaian. Apakah benar demikian bahwa pemindahan kedutaan
besar dan pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel akan mempercepat proses
perdamaian Yerusalem.
Untuk menuju Yerusalem yang damai. Seharunya dinamika yang ada
jangan jadikan agama sebagai sarana untuk mengadudombkan masyarakat
Yerusalem untuk beperang. Akan tetapi, seharusnya agama ini di jadikan untuk

101
Trias Kuncahyono, Pragmatisme dan Masa Depan Yerusalem, Wartakotalive diakses
pada tanggal 28 Mei pukul 17:17 WIB dari wartakota.tribunews.com/2018/11/28/pragmatisme-dan-
masa-depan-jerusalem.
102
Trias Kuncahyono, Pragmatisme dan Masa Depan Yerusalem, Wartakotalive diakses
pada tanggal 28 Mei pukul 17:17 WIB dari wartakota.tribunews.com/2018/11/28/pragmatisme-dan-
masa-depan-jerusalem.
55

mempersatu masyarakat Yerusalem agar terwujudnya masyarakat yang damai.


Memang sudah diajarkan dalam setiap agama itu untuk berbuat kebaikan bukan
untuk permusuhan. Jika terus agama dijadikan sarana untuk berperang tidak akan
usai konflik yang terjadi di kota tersebut. Pada dasarnya sebuah kota itu akan maju
jika masyarakatnya bersatu bukan terpecah belah dan menuju sebuah kota yang
damai, tentram dan sejahtera.
Dalam makna segi sosial-politik pada awalnya kota ini adalah peperangan
antar agama akan tetapi seiring berjalanya waktu para elit-elit politik negeri ini
memanfaatkan moment untuk mendoktrin masyarakat agar mau ikut serta
memuwujudkan kepentingan pribadi para elit-elit tersebut. Maka dari itu dalam
makna sosial-politik ini kota ini sedang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Begitu panjang sejarah yang terjadi di kota tersebut dan menjadi sebuah
eksistensi bagi komunitas disetiap agama baaik Yahudi, Kristen dan Islam. Bagi
Yahudi dalam aspek sosio historis mereke berbondong-bondong ingin menguasai
Yerusalem atas nama Tuhan mereka disebutkan sebuah tanah yang dijanjikan dan
bukit zion yang sakral bagi mereka dengan jalur peperangan dengan Bangsa
Kana’an. Bagi Nasrani dalam aspek ini mereka ingin menguasai Yerusalem karena
menurut mereka ajaran yang dibawa oleh Yahudi sudah tak lazim lagi untuk diikuti
maka dari itu mereka menguasai Yerualem dan ingin menyebarkan ajaran-ajaran
Nasrani dengan cara peperangan dengan Bangsa Yahudi. Bagi Islam beda hal
dengan Yahudi dan Nasrani, Islam menaklukan Kota Yerusalem tanpa adanya
peperangan. Memang pada saat itu Islam sedang mengekpansi kekuasaan mereka
untuk menyebarkan ajaran yang di bawa oleh Muhammad.
Kedudukan Yerusalem dalam pandangan agama-agama semitik pada aspek
historis menjadi potret kehidupan yang memiliki peradaban penting bagi agama-
agama semitik. Seperti, meninggalkan bait-bait suci dan sejarah peperangan hingga
menuju perdamaian. Jika melihat dari segi aspek teologis, bahwa Kota Yerusalem
bagi agama-agama semitik sangatlah penting. Bagi Yahudi Kota Yerusalem adalah
tanah yang di janjikan oleh Tuhan, bagi Kristen Kota Yerusalem tanah kelahiran
Yesus Kristus dan tanah wafatnya Yesus Kristus, dan bagi Islam Kota Yerusalem
kiblat pertama yaitu tempat kejadian Is’ra Mi’raj dan lahir nabi-nabi sebelum nabi
Muhammad SAW. Dalam aspek teologis ini setiap agama-agama semitik memiliki
hubungan yang erat dengan Tuhan. Pada aspek sosial-poltik dijelaskan bahwa Kota
Yerusalem bagi agama-agama semitik terjadi perpindahan kekuasaan, yang di latar
belakangi oleh penyebaran paham-paham agama. Akan tetapi, dikemudian hari
bahkan sampai berabad-abad bahwa kota ini bukan lagi melatar belakangi agama
melainkan melatar belakangi atas nama perebutan kekuasaan.
57

B. Saran

Yerusalem merupakan kota suci, sehingga Yerusalem sering disebut satu


kota tiga tuhan. Kota Yerusalem teletak di kawasan kota tua bernama Bukit Moriah
atau disebut Haram Es-Sharief. Bicara tentang Yerusalem merupakan topik yang
menarik untuk dibahas. Di berbagai media elektronik dan media cetak tidak habis-
habisnya membahas tentang Yerusalem merupakan topik yang menarik untuk
dikaji hingga kini. Apalagi membahas tentang sosial-politik di negeri tersebut.
Padahal, kota tersebut peperangan terjadi bukan atas nama agama akan tetapi, atas
nama perebutan kekuasaan. Seharusnya, agama dijadikan pemersatu antar umat
beragama bukan menjadi alat untuk penghancur umat manusia. Pada dasarnya
setiap agama mengajarkan tentang perdamaian bukan pemusuhan.
Untuk itu dengan alasan diatas diharapkan para pembaca bisa mengambil
manfaat dari tulisan skripsi ini, dan mengambil hikmah dari proses perbedaan yang
muncul di Yerusalem, bagaimana kita harus bersikap toleransi dengan suasana yang
ragam, entah perbedaan kepercayaan, perbedaan budaya ataupun etnis. Di sini bisa
ditarik benang merah Yerusalem merupakan contoh unik dari perbedaan budaya,
etnis dan kepercayaan sekaligus hasil peradaban pada masa ini. Penulis berharap
setelah membaca skripsi ini, pembaca dapat mengambil hikmah akan perbedaan
hidup dengan sikap yang toleran dan saling menghormati.
58

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Ahmad, Agha mahir, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, terj. Yadi Indrayadi
(Jakarta Timur: Qisthi Press, 2005).
Ahmad, Maftuh, Kisah Isra’ dan Mi’raj (Solo: AB Siti, 1993).
Ajoeb, Joebaar, dalam kata “Pengantar Penerbitan” buku terjemahan yang
ditulis oleh Putera Mahkota Hassan bin Talal, Tentang Jerusalem, terj. Joebaar
Ajoeb (Jakarta: Inkultra Foundation Inc., 1980).
Armstrong, Karen, Yerusalem Satu Kota Tiga Agama (Bandung: Mizan
Media Utama, 2018).
Asali, K.J, (ed.), Jerusalem in History (Victoria: Scorpion Publisihing LTD,
1989).
Departemen Agama RI, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an,
1979).
Etmaja, Tri Andira, skripsi: Arti Penting Kota Yerusalem Bagi Umat Islam:
Sejarah Perjuangan Umat Muslim Palestina untuk Membebaskan Kota Yerusalem
1099-1999 (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008).
Esposito, L. John, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas, terj. Alwiyah
Abdurrahman, (Bandung:Mizan, 1994).
Franken, H. J, “Jerusalem in the Bronze Age 3000-1000 BC”, dalam K J
Asali (ed.), Jerusalem in History (Victoria: Scorpion Publishing Ltd., 1989).
Gazalba, Sidi, , Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Bharata, 1981).
Hadi, Tauhiqul, T. Satu Kota Tiga Tuhan: Deskriptif Jurnalistik di
Yarusalem (Jakarta: PT Krumbok Putra Nusa, 2017).
Hasem, Fuad, Sirah Muhammad Rosululloh ,(Bandung: Mizan, 1953).
Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005).
Hasjmy, Yahudi Bangsa Terkutuk (Banda Aceh: Pustaka Purbaya, 1970)
Hitti Philp, K. Dunia Arab dan Sejarah Ringkas, (Bandung: Vorkink Van
Hoeve, 1953).
Muhammadunnasir, Syed, Islam: Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang
Afandi (Bandung: Rosdakarya, 1988).
59

Muhammad, Shibel Fuad, Masalah Jahudi International, terj. Bustami A.


Gani dan Chatibul Umam (Jakarta: Bulan Bintang, 1970).
Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014).
Kuncahyono, Trias, Jerusalem; Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir
(Jakarta: Kompas, 2008).
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Budaya,
1995).
Sugiyoni, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012).
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Ed. 1, Cet. II, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 1994).
Jurnal & Artikel
Carson, Thomas, “Jerusalem”, dalam The New Catholic Encyclopedia, Vol.
7 (Washington: Thomson Gale bekerjasama dengan The Catholic University of
America, 2003).
Eliade, Mircea, “Jerusalem”, dalam The Encyclopedia of Religion, Vol. 8
(New York: Macmillan Publishing Company, 1987).
Halim, Abdul Ilim, “Agama Yahudi Sebagai Fakta Sejarah dan Sosial
Keagamaan”, Religious: (Jurnal Agama dan Lintas Budaya, Vol. 1, No. 2, Maret
2017).
Hamilton, Bernard, “The Impact of Crusader Jerusalem on Western
Christendom”, dalam (The Catholic Historical Review, Vol.LXXX, No. 4, October,
1994).
Mustafa, Dg. Muhtadin, “Reorientasi Teologi Islam dalam Konteks
Pluralisme Beragama,”( Jurnal Hunafa, Vol. 3, No. 2, Juni 2006).
Ruciman, Steven, A History of The Crusades, Vol. I (Victoria: Penguin
Books, 1965).
Referensi Online
“Awal Mula Gejolak Konflik Israel-Palestina”, Liputan 6 di akses pada 15
Juli 2014 padad pukul 22:45 dari https://www.liputan6.com/
global/read/2078375/awal-mula-gejolak-konflik-israel-palestina.
60

Lihat, https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_kualitatif diakses pada


tanggal 27 Desember 2018 pada pukul 01:11 WIB.
Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalem_Timur di akses tanggal 20
Januari 2019 pada pukul 21:55 WIB.
Lihat: https://web.archive.org/web/20080603214950/http://www.moment
mag.com/Exclusive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html di akses tanggal 23
Januari 2019 pada pukul 23:56 WIB.
Lihat: https://ganaislamika.com/yerusalem-5-kota-yang-dibagi-empat/ di
askes tanggal 24 Januari 2019 pada pukul 00:24 WIB.
Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Yerusalem_ref-WCC_34-
0 diakses tanggal 27 Januari 2019 pada pukul 02:13 WIB.
“Palestina Dari Kanaan Hingga Tanah Yang Dijanjikan”, Republika.co.id,
diakses pada tanggal 22 Agustus 2018 pukul 13:22 dari
https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id.
Koten, Thomas, “Sepenggal Kisah Tembok Ratapan Yerusalem”,
Netralnews.com, diakses pada 27 Desember 2018 pada pukul 23:47 dari
www.netralnews.com.
Ridah, Mengenal Arti Penting Kota Yerusalem Bagi Umat Kristen Islam
dan Yahudi, Tribunjambi.com, diakses tanggal 4 Agustus 2019 pada pukul 10:26
WIB dari https://jambi.tribunnews.com/2017/12/08/mengenal-arti-penting-kota-
yerusalem-bagi-umat-kristen-islam-dan-yahudi?page=2.
“Sejarah Yerusalem Dari Kekuasaan Utsmaniyah ke Inggris”,
seraamedia.org diakses pada tanggal 20 Mei 2019 pukul 11:45 WIB dari
https://www.seraamedia.org/2018/01/03/sejarah-yerusalem-dari-kekuasaan-
utsmaniyah-ke-inggris.
Shalem, Yisrael, “History of Jerusalem from Its Beginning to David”,
Internet Educational Activities, diakses dari Internet, tanggal 3 Januari 2019 pada
pukul 21:49 WIB.
Waspodo, Suko, “Mengenal Sejarah Kota Yerusalem”, Kompasiana,
diakses 3 Januari 2018 pukul 20:55 dari
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiania.com.
61

“Yerusalem: Tiga Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kota Suci”, BBC
Indonesia, diakses pada 7 Desember 2017 pada pukul 23:13 dari
hhtps//www.google.co.id/amp/majalah-42261448.
Yerusalem Kota Suci Tiga Iman, Liputan6, diakses tanggal 4 Agustus 2019
pada pukul 10:59 WIB dari
https://www.liputan6.com/news/read/359470/yerusalem-kota-suci-tiga-
iman?related=deable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer
=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F.
10 Fakta Tentang Yerusalem Menurut Pandangan Kristen, RUBIK
KRISTEN, diakses tanggal 7 Agustus 2019 pada pukul 9:46 WIB dari
https://rubikkristen.com/10-fakta-tentang-yerusalem-menurut-pandangan-
kristen/37

Anda mungkin juga menyukai