Anda di halaman 1dari 21

Makalah Parameter Pragmatik

ABSTRAK

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang ini,

walaupun pada kira-kira dua dasa warsa yang silam, ilmu ini jarang atau hampir tidak pernah

disebut oleh para ahli bahasa. Hal ini dilandasi oleh semakin sadarnya para linguis, bahwa upaya

untuk menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari

pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi

(Leech, 199! 1". Leech (199! #" juga mengartikan pragmatik sebagai studi tentang makna

dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situasions".

Pragmatik sebagaimana yang telah diperbincangkan di $ndonesia dewasa ini, paling tidak dapat

diedakan atas dua hal, yaitu (1" pragmatik sebagai sesuatu yang diajarkan, (%" pragmatik sebagai

suatu yang mewarnai tindakan mengajar. &agian pertama masih dibagi lagi atas dua hal, yaitu (a"

pragmatik sebagai bidang kajian linguistik, dan (b" pragmatik sebagai salah satu segi di dalam

bahasa atau disebut 'ungsi komunikati) (Purwo, 199*!%".

Pragmatik ialah berkenaan dengan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya bahasa

dalam komunikasi (+&&$, 199! 1". enurut Leinson (19#! 9", ilmu pragmatik

dideinisikan sebagai berikut!

(1" /Pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan

pengertian bahasa0. i sini, /pengertian2pemahaman bahasa0 menghunjuk kepada akta bahwa

untuk mengerti sesuatu ungkapan2ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata

dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya.


(%" /Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahsa mengaitkan kalimat-kalimat dengan

konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu0.

(3ababan, 19#! %"

Pragmatik juga diartikan sebagai syarat-syarat yang mengakibatkan serasi-tidaknya pemakaian

bahasa dalam komunikasi4 aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang

memberikan sumbangan kepada makna ujaran (+ridalaksana, 199! 1". enurut 5erhaar

(1996! 17", pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang

termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai

pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal /ekstralingual0 yang dibicarakan.

+ata +unci ! Pragmatik, Kesantunan, Parameter


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan keharibaan 8uhan ang aha :sa karena telah diberi

karunia berupa kemudahan berpikir sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang

Parameter Pragmatik sesuai dengan yang diharapakan.

akalah ini berisi inormasi tentang Pragmatik yang dikhususkan untuk membahas

Parameter Pragmatik. 8entang pengertian Parameter Pragmatik dan ;enis-;enis <kala +esantunan

menurut para ahli Parameter Pragmatik.

iharapkan akalah ini dapat memberikan inormasi kepada kita semua tentang Parameter

Pragmatik. +ami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersiat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

=khir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. <emoga =llah <>8 senantiasa meridhai

segala usaha kita. =min.

Lubuklinggau, % aret %*1

PENULIS
DAFTAR ISI

H=L==3 <=P?L ................................................................................................... i

=&<8@=+ ..................................................................................................................... ii

+=8= P:3A=38=@ .................................................................................................... i

=B8=@ $<$ ................................................................................................................... 

&=& $. P:3=H?L?=3 ....................................................................................... 1

=. Latar &elakang ...................................................................................... 1

&. @umusan asalah ................................................................................. %

C. 8ujuan Penulisan akalah ................................................................... %

. anaat ................................................................................................. 

&=& $$. P:&=H=<=3 ......................................................................................... 7

=. Pengertian Parameter Pragmatik .......................................................... 7

&. <kala +esantunan ................................................................................. D

1. <kala +esantunan Leech ................................................................ D

%. <kala +esantunan &rown dan Leinson ........................................ 

. <kala +esantunan @obin Lako .................................................... 9

C. 8eori uka oleh Aoman, &rown, dan Leinson ............................... 1*

1. uka Positi (Positive Face).......................................................... 1%

%. uka 3egati (Negative Face)....................................................... 1

. Pengancaman uka (Face Treathening Act)................................. 1D

&=& $$$. P:3?8?P ................................................................................................... 1

+esimpulan .................................................................................................. 1

=B8=@ P?<8=+= ..................................................................................................... 1#


BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
&erbahasa adalah aktiitas sosial. +arenanya kegiatan berbahasa baru terwujud bila

melibatkan manusia. enurut >ijana (1996!7D", /i dalam berbicara, penutur dan lawan tutur

sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan

bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.0


=llan (dalam >ijana!1996!7D" menambahkan bahwa, /<etiap peserta tindak tutur

bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam

interaksi lingual.0
alam berbicara, tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersiat tekstual. 8etapi

seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersiat interpersonal.


&ila sebagai retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerjasama (cooperatie

principle". alam komunikasi yang wajar, seorang penutur mengartikulasikan ujaran untuk

mengomunikasikan sesuatu kepada lawan bicara dan berharap lawan bicaranya dapat memahami

apa yang disampaikan.


Pertuturan yang wajar terbentuk karena penutur dan lawan tutur melakukan kerjasama.

<etiap peserta pertuturan sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur

tindakannya, penggunaan bahasanya dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan

ucapan lawan tuturnya.


Lebih tegas lagi, dipaparkan >ijana (1996!76" bahwa ada semacam prinsip kerjasama yang

harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi itu berjalan lancar.
<ementara sebagai retorika personal, menurut >ijaya (1996!DD", pragmatik membutuhkan

prinsip kesopanan. Prinsip ini, berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain. Penutur harus

menyusun tuturannya sedemikian rupa agar lawan tuturnya sebagai indiidu merasa

diperlakukan secara santun.


Prinsip kesopanan diterapkan dalam tindak tutur sesuai beberapa indikator. +arenanya,

diperlukan strategi pemilihan tingkat kesopanan yang berbeda-beda. $nilah yang disebut dengan

parameter pragmatik. >ijana (1996!6" memberikan contoh bahwa dalam memerintah

pembantu, tuturan yang dipilih adalah <apulah lantai ini, meskipun dinilai kurang sopan

dibanding =pakah =nda bersedia menyapu lantai iniE


&erdasarkan hal-hal di atas, dalam makalah ini penulis mencoba membahas persoalan yang

berkaitan parameter pragmatik.

B. Rumuan Maalah
1. &agaimana Pengertian Parameter PragmatikE
%. &agaimana <kala +esantunan enurut Para =hliE
. &agaimana 8eori uka enurut Para =hliE

!. Tu"uan Penulian Makalah


8ujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan reerensi tentang

Parameter Pragmatik bagi penulis maupun pembaca. an juga untuk memenuhi tugas mata

kuliah Pragmatik.

D. Man#aat
1. anaat 8eoritis
enambah pengetahuan dan reerensi tentang Parameter Pragmatik
%. anaat &agi Pembaca dan Penulis
BAB II.
PEMBAHASAN

A. Pangertian Parameter Pragmatik

<emakin panjang bentuk tuturan semakin besar pula keinginan penutur untuk berlaku

sopan kepada lawan tuturnya. Hal-hal yang yang mengatur strategi pemilihan bentuk-bentuk

yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda ini disebut parameter pragmatik.

Parameter ialah garis-garis yang menentukan atau menandakan keluasan atau batasan

sesuatu, keluasan yang ada batasan-batasannya. Contoh kalau ditinjau secara objekti, parameter

kesetiaan seseorang berkisar dalam ruang bulatan yang berlegar dan bertindih4 watak-watak

didalamnya bertingkah laku secara konkrit dalam lingkungan.

+esopanan adalah amalan tingkah laku yang mematuhi peraturan-peraturan sosial yang

terdapat dalam sesebuah masyarakat. <eseorang yang tidak mematuhi peraturan-peraturan soaial

ini dianggap tidak sopan. Perilaku yang menonjolkan ketidaksopanan lebih merujuk kepada

perilaku seseorang yang ditonjolkan secara personal yang boleh menimbulkan suasana konlik

dan ketegangan yang lebih besar. engan kata lain setiap orang harus bertindak dengan penuh

kesopanan antara satu dengan lainnya berdasarkan norma kesopanan dalam sesebuah

masyarakat.

Parameter pragmatik harus diamati secara cermat agar lawan tutur tidak merasa kehilangan

muka (ace". enurut Aoman (>ardaugh, 19#6, %#74 =llan, 19#6, 1*" dalam percakapan yang

kooperati para peserta percakapan menerima 'muka) yang ditawarkan oleh lawan bicaranya.

=dapun yang dimaksud dengan 'muka) dalam hal ini adalah citra diri yang harus diperhatikan

oleh lawan tutur. 'uka) yang ditawarkan itu berbeda-beda bergantung pada situasi pembicaraan.
uka yang ditawarkan penutur memiliki dua kemungkinan, yakni muka positi dan muka

negati. uka positi terwujud bila ide-ide, atribut, milik, prestasi, tujuan, dan sebagainya. ang

dimiliki oleh seseorang dihargai oleh lawan tuturnya. uka negati adalah keinginan seseorang

untuk tidak diserang, diejek, atau dihinakan oleh lawan tuturnya. alam konteks pemakaian

bahasa dua aspek ini dapat menimbulkan sesuatu yang tidak mengenakkan bila pemuasan salah

satu aspek mengandung pelanggaran terhadap yang lain.

B. Skala Keantunan

8erdapat tiga skala pengukur peringkat kesantunan berbahasa yang sampai kini masih

banyak digunakan sebagai dasar acuan penelitian kesantunan berbahasa dengan kerangka

linguistik pragmatik. <kala kesantuan tersebut adalah!

1. <kala +esantunan Leech

alam model kesantunan Aeorey 3. Leech (199", dijelaskan bahwa setiap maksim

interpersonal di dalam kerangka pragmatik dapat dimanaatkan untuk menentukan peringkat

kesantunan dari sebuah tuturan.

a. Cost-benefit scale atau skala kerugian-keuntungan. <kala kesantutan berbahasa ini menunjuk

kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur di

dalam peristiwa pertuturan tertentu. <emakin dampak dari sebuah tuturan tersebut merugikan

bagi diri si penuturnya sendiri, maka cenderung akan semakin dianggap santunlah tuturan itu.

emikian sebaliknya, semakin tuturan tersebut menguntungkan bagi diri penuturnya sendiri dan

merugikan bagi sang mitra tuturnya, akan semakin dianggap tidak santunlah tuturan itu.

b. Otionalit! scale atau skala pilihan. <kala kesantunan ini menunjuk kepada banyak atau

sedikitnya alternatie pilihan (otions) yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur dalam
praktik bertutur yang sebenarnya. <emakin pertuturan memungkinkan si penutur atau mitra tutur

itu menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan semakin dianggap santunlah tuturan

tersebut. <ebaliknya apabila pertuturan itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan untuk

menentukan pilihan bagi penutur dan mitra tutur, tuturan tersebut akan dianggap sangat tidak

santun.

c. "n#irectness scale atau skala ketidaklangsungan. <kala kesantunan berbahasa ini menunjuk

kepada peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud dari sebuah tuturan. <emakin tuturan

itu bersiat langsung, to the oint, apa adanya, tidak berbelit-belit, tidak banyak basa-basi, akan

cenderung dianggap semakin tidak santunlah tuturan yang demikian itu. emikian juga

sebaliknya, semakin tidak langsung maksud sebuah tuturan, semakin banyak sasmita, sanepo,

samudana dan isyarat yang dikandung di dalamnya, akan dianggap semakin santunlah tuturan

tersebut.

d. Authorit! scale atau skala keotoritasan atau skala kekuasaan. <kala kesantunan berbahasa ini

menunjuk kepada hubungan status sosial antara si penutur dan si mitra tutur yang terlibat di

dalam proses pertuturan tertentu. itegaskan dalam skala kesantunan berbahasa ini, bahwa

semakin jauh distansi atau jarak peringkat sosial (rank rating" antara si penutur dengan si mitra

tutur, tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin sopan dan kian santun.

<ebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial diantara kedua belah pihak tersebut

dalam bertutur, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan yang digunakan itu

dalam keseluruhan aktiitas bertutur itu.

e. $ocial #istance scale atau skala jarak sosial. <kala kesantunan ini menunjuk kepada peringkat

hubungan sosial antara si penutur dan mitra tutur yang terlibat di dalam pertuturan. =da

kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial diantara keduanya, akan menjadi
semakin berkurang santunlah tuturan itu. emikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat

sosial antara penutur dengan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang digunakan itu.

engan orang-orang yang belum benar-benar dekat dan akrab, orang sudah sangat sering

menggunakan bentuk-bentuk kebahasaan yang cenderung inormal dan cenderung akrab. aka

lalu yang muncul adalah tuturan-tuturan yang dipandang tidak sopan dan kurang santun,

penuturnya juga akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun sama sekali.

%. <kala +esantunan &rown an Leinson

odel kesantunan berbahasa dari &rown dan Leinson (19#" terdapat tiga skala penentu

tinggi rendahnya peringkat kesantunan berbahasa yang muncul di dalam sebuah pertuturan

sebenarnya. +etiga skala tersebut adalah !

a. <kala peringkat jarak sosial antara penutur dan mitra tutur (social #istance bet%een seaker an#

hearer" skala ini banyak ditentukan oleh parameter perbedaan di dalam hal umur, jenis kelamin,

dan latar belakang sosiokultural seseorang. &erkenaan dengan perbedaan umur antara si penutur

dan mitra tutur itu, laFimnya didapatkan kenyataan bahwa semakin tua umur seseorang peringkat

kesantunan dalam bertuturnya akan menjadi semakin tinggi. &egitu pula sebaliknya. Grang yang

berjenis kelamin wanita, laFimnya juga memiliki peringkat kesantunan yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan orang yang berjenis kelamin pria atau laki-laki. Latar belakang

sosiokultural seseorang memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan peringkat

kesantunan yang dimilikinya. Grang yang memiliki jabatan tertentu di dalam masyarakat

cenderung memiliki peringkat kesantunan lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang.

b. <kala peringkat status sosial antara penutur dan mitra tutur (the seaker an# hearer relative

o%er" atau sering kali disebut juga dengan peringkat kekuatan atau kekuasaan (o%er rating".
<kala pengukuran kesantunan ini didasarkan pada kedudukan asimetrik antara si penutur dan si

mitra tutur.

c. <kala peringkat tindak tutur atau tindak ujar, atau sering pula disebut dengan rank rating& <kala

kesantunan berbahasa itu lengkapnya berbunyi, the #egree of imosition associate# %ith the

re'uire# een#iture of goo#s or services didasarkan atas kedudukan relati tindak tutur yang

satu dengan tindak tutur yang lainnya di dalam sebuah praktik pertuturan yang sesungguhnya.

<ebagai contohnya, di dalam situasi yang sangat khusus, bertamu di rumah seorang wanita

dengan melewati batas waktu bertamu yang wajar, akan dikatakan sebagai orang yang tidak tahu

sopan santun dan bahkan melanggar norma kesantunan yang berlaku pada masyarakat tutur

tertentu. 3amun demikian, hal yang sesungguhnya persis sama akan dapat dianggap sangat wajar

terjadi di dalam situasi yang tidak sama. isalnya saja, pada saat di suatu kota terjadi kerusuhan

dan pembakaran gedung-gedung dan kompleks perumahan, bisa saja orang berada di rumah

orang lain atau rumah tetangganya bahkan sampai pada waktu yang tidak ditentukan, dia tetap

akan dianggap sopan, bahkan ketika dia menjerit-jerit karena ketakutan sekalipun.

. <kala +esantunan @obin Lako

@obin Lako (19" menyatakan adanya tiga ketentuan pokok untuk dapat dipenuhinya

skala kesantuan di dalam kegiatan bertutur di dalam masyarakat. +etiga ketentuan itu secara

berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut ! (1" skala ormalitas (formalit! scale), (%" skala

ketidaktegasan (besitanc! scale), dan (" skala kesamaan atau kesekawanan (e'ualit! scale)&

&erikut uraian dari setiap skala kesantunan tersebut satu demi satu.

a. <kala ormalitas (formalit! scale), dinyatakan bahwa agar para peserta tutur dapat merasa benar-

benar nyaman dan sungguh kerasan di dalam keseluruhan proses kegiatan bertutur, tuturan yang

digunakan tidak boleh bernada memaksa dan tidak boleh berkesan angkuh atau congkak terhadap
pihak lainnya. i dalam kegiatan bertutur, masing-masing peserta tutur harus dapat menjaga

keormalitasan dan mampu menjaga jarak yang sewajarnya dan senatural-naturalnya antara pihak

yang satu dengan pihak lainnya. 8anpa memperhatikan hal tersebut, tuturan yang muncul

dipastikan tidak akan memenuhi standar kesantunan berbahasa yang berlaku di dalam

masyarakat tuturnya.

b. <kala kesantunan @obin Lako yang kedua, yakni skala ketidaktegasan atau

keraguan (besitanc! scale) atau sering kali disebut juga dengan pilihan (otionalit! scale),

menunjukan bahwa agar si penutur dan mitra tutur dapat saling merasa nyaman dan tetap kerasan

di dalam aktiitas bertutur sapa, pilihan-pilihan dalam bertutur itu harus selalu diberikan oleh

kedua belah pihak secara benar-benar memadai dan proporsional. alam hal ini, orang tidak

diperbolehkan untuk bersikap terlalu tegang dan teramat kaku di dalam aktiitas bertutur yang

sesungguhnya, karena akan dianggap sebagai orang yang tidak santun di dalam masyarakat

bahasanya.

c. <kala kesantunan dari @obin Lako yang ketiga, yakni peringkat kesekawanan atau kesamaan,

menunjukan bahwa agar dapat berciri sopan santun, orang harus senantiasa ramah dan selalu

mempertahankan persahabatan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. =gar dapat

tercapai maksud yang demikian itu, penutur harus dapat menganggap sang mitra tutur benar-

benar sebagai teman atau sahabat bagi dirinya. engan menganggap pihak yang satu sebagai

sahabat bagi dirinya. engan menganggap pihak yang satu sebagai sahabat bagi piak lainnya,

rasa kesekawanan, rasa solider, dan rasa kesejajaran sebagai salah satu prasyarat hadirnya

kesopanan atau kesantunan akan dapat tercapai dengan benar-benar baik. <ayang bahwa yang

umumnya terjadi pada masyarakat, rasa kesejajaran atau kesederajadan ini telah banyak melemah

atau bahkan meluntur. enga begitu pula, kesantunan yang ada di dalam masyarakat itu juga
semakin rendah peringkat atau kadarnya. $nilah keprihatinan, yang barangkali perlu segera,

mendapat tanggapan dari setiap warga masyarakat $ndonesia, agar kita-kita ini tidak tercerabut

dari budaya kita sendiri.

!. Te$ri Muka $leh G$##man% Br$&n% 'an Le(in$n

enurut &rown dan Leinson (19#", yang mana terinspirasi oleh Aoman (196",

bahwasanya bersikap santun itu adalah bersikap peduli pada /uka0 atau /muka,0 baik milik

penutur, maupun milik mitra tutur. /uka,0 dalam hal, ini bukan dalam arti rupa isik, namun

/uka0 dalam artian ublic image, atau mungkin padanan kata yang tepat adalah /harga diri0

dalam pandangan masyarakat.

+onsep uka ini berakar dari konsep tradisional di Cina, yang dikembangkan

oleh Konfusiusterkait dengan nilai-nilai kemanusiaan (=FiF, %**#". Pada uka, dalam tradisi

Cina, melekat atribut sosial yang merupakan harga diri, sebuah penghargaan yang diberikan oleh

masyarakat, atau dimiliki secara indiidu. uka, merupakan /pinjaman masyarakat,0

sebagaimana sebuah gelar akademik yang diberikan oleh sebuah perguruan tinggi, yang kapan

saja bisa ditarik oleh yang memberi. Gleh karena itu, si pemilik uka itu haruslah berhati-hati

dalam berprilaku, termasuk dalam berbahasa.

;ika Aoman (196" menyebutkan bahwa uka adalah atribut sosial, maka &rown dan

Leinson (19#" menyebutkan bahwa uka merupakan atribut pribadi yang dimiliki oleh setiap

insan dan bersiat uniersal. alam teori ini, uka kemudian dipilah menjadi dua jenis! uka

dengan keinginan positi (positie ace", dan uka dengan keinginan negati (negatie ace".

uka positi terkait dengan nilai solidaritas, ketakormalan, pengakuan, dan kesekoncoan.

<ementara itu, uka negati bermuara pada keinginan seseorang untuk tetap mandiri, bebas dari
gangguan pihak luar, dan adanya penghormatan pihak luar terhadap kemandiriannya itu (=FiF,

%**#!%". elihat bahwa uka memiliki nilai seperti yang telah disebutkan, maka nilai-nilai itu

patut untuk dijaga, dan salah satu caranya adalah melalui pola berbahasa yang santun, yang tidak

merusak nilai-nilai uka itu.

+esantunan itu sendiri memiliki makna yang berbeda dengan kesopanan. +ata sopan

memiliki arti menunjukkan rasa hormat pada mitra tutur, sedangkan kata santun memiliki arti

berbahasa (atau berprilaku" dengan berdasarkan pada jarak sosial antara penutur dan mitra tutur.

+onsep uka di atas benar-benar berkaitan dengan persoalan kesantunan dan bukan kesopanan.

@asa hormat yang ditunjukkan melalui berbahasa mungkin berakibat santun, artinya, sopan

berbahasa akan memelihara uka jika penutur dan mitra tutur memiliki jarak sosial yang jauh

(misalnya antara dosen dan mahasiswa, atau anak dan ayah". eskipun demikian, bersikap

santun dalam berbahasa seringkali tidak berakibat sopan, terlebih lagi jika penutur dan mitra

tutur tidak memiliki jarak sosial yang jauh (teman sekerja, konco, pacar, dan sebagainya". ?ntuk

lebih memahami konsep uka ini, berikut akan saya suguhkan contoh-contoh, baik uka positi

maupun negati, dalam konsep kesantunan berbahasa.

1. uka Positi (Positive Face)

<ebagaimana telah disebutkan bahwa uka positi berkaitan dengan nilai-nilai keakraban antara

penutur dan mitra tutur. Perhatikan contoh percakapan dua orang sopir angkot berikut ini (mohon

maa jika contoh ini mengandung kata-kata kasar"!

<opir =! us, ngana so #aa kabar mengenai ngana e $TNK !ang olisi tahan tuh* (us,

apakah kamu sudah mendapatkan kabar mengenai <83+ kamu yang ditahan polisi ituE"
<opir &! + amabo, seak kaan ngana fa#uli kita e hal* .olong ini, tara tau #ong so bakar

ka aa itu (eh.. pemabuk, sejak kapan kamu peduli persoalankuE &elum nih, tidak tahu

mungkin mereka sudah bakar"

<opir =! Ce me itu lucur kasana #oi barang /01 la #orang urus su#ah (=h kasih saja uang

1D* biar mereka urus secepatnya"

<opir &! 2a astaga ngana kira olisi itu ngana e aa mantu* Kita so coba tai #orang tara

mau. (=staga, kamu pikir polisi itu mertua kamuE <udah aku coba, tapi mereka tidak mau".

<ejenak jika dilihat, percakapan singkat antara dua sopir angkot ini terkesan kasar, tidak sopan.

ungkin sebagian berpendapat bahwa wajar mereka berkomunikasi seperti ini, dengan alasan

bahwa mereka adalah teman dekat, dan mungkin berpendidikan rendah. 8idak ada yang salah

dengan pendapat-pendapat ini. ari aspek kesopanan, cara mereka berkomunikasi memang

ganjil4 tetapi dari aspek kesantunan, melalui konsep uka positi, cara berkomunikasi ini adalah

untuk memelihara uka masing-masing.

8uturan sopir & memiliki muatan positi agar jarak keakraban antara mereka (sopir = dan sopir

&" terjaga. 8uturan sopir &, dengan mengatakan /pemabuk0 adalah untuk menunjukan kedekatan

jarak sosial, rasa kekoncoan (camaraderie", sehingga secara psikologis tidak ada jarak pula.

+edekatan jarak sosial yang direleksi oleh penggunaan bahasa semacam di atas memiliki nilai

uka positi. <eandainya sopir & merespon pertanyaan sopir = dengan irama sopan semacam

/belum ada kabar pak0 maka tentu saja jarak sosial antara mereka menjadi renggang, dan

uka mereka terancam.

aksud dari mengancam uka (ace threatening" adalah mengancam jatidiri sebagai sahabat

dekat, konco, dan sebagainya. $su sentral dari mengancam uka adalah kerenggangan jarak

sosial yang diakibatkan oleh penggunaan bahasa yang relati tidak santun, atau tidak memenuhi
kaidah-kaidah konsep uka positi. engenai pengancaman uka (ace threatening act" ini

akan diulas kemudian.

%. uka 3egati (Negative Face)

&erbeda dengan uka positi, yang mana penutur dan mitra tutur mengharapkan terjaganya

nilai-nilai keakraban, ketakormalan, kesekoncoan, maka uka negati ini dimana penutur dan

mitra tutur mengharapkan adanya jarak sosial. Perhatikan contoh percakapan antara dua orang

penumpang angkot yang tidak saling kenal antara satu sama lain di bawah ini!

Penumpang =! aaf e, tan!a sa#iki, $asa tu masih ao ka* (maa yah, numpang tanya, apakah

<asa masih jauh dari siniE"

Penumpang &! 3a#oh mas, ini skarang so same #i Kastela& emangn!a mas mo turun #imana

kong* (>ah mas, ini sekarang sudah sampai di +astela. emangnya mas mau turun dimanaE"

Penumpang =! $a!a ta#i bilang #i soir turun #i $asa, maaf nih, a#i $asa masih ao ka* (<aya

tadi bilang ke sopir kalau saya mau turun di <asa, maa, jadi apakah <asa masih jauhE"

Penumpang &! .ukann!a masih ao mas, tai so le%at ao& angkali lebe bae mas turun #isini

saa, nanti baru nae oto #ari ba%a saa, nanti bilang turun #i $asa& (&ukannya masih jauh mas,

tapi sudah kelewat jauh. ungkin lebih baik mas turun disini saja, nanti naik angkot lagi dari

selatan, nanti bilang turun di <asa".

Penumpang =! 3ah, tarima kasih e* (waduh, terima kasih yahE"

Penumpang &! $ama-sama mas (terima kasih kembali mas".

<angat terlihat jelas bahwa kedua partisipan (penutur dan mitra tutur" dalam percakapan ini

menunjukkan ketidakakraban, atau keormalan. $ni bisa dilihat dari penggunaan kata /maa0

yang diulang sebanyak dua kali oleh penumpang =. Penggunaan dan pengulangan penggunaan
kata /maa0 oleh penumpang = ini untuk menjaga uka negati penumpang &. =rtinya,

penumpang = tidak ingin terkesan akrab dan sesuka hati, dan tidak ingin mengganggu wilayah

indiidu penumpang &.

emikian pula dengan penggunaan kata /mas0 yang berulang-ulang oleh penumpang &, yang

merupakan sapaan sopan untuk penumpang = yang dicurigai sebagai pendatang, bukan

masyarakat asli. engan menggunakan dan mengulang kata /mas0, penumpang & berusaha

untuk menunjukkan bahwa dia menghargai jatidiri penumpang = sebagai indiidu yang dihargai

atribut indiidualnya, termasuk sebagai pendatang dan bukan masyarakat asli.

elalui dua contoh yang menjelaskan dua konsep uka di atas, jelaslah bahwa dalam

berbahasa, kita harus senantiasa mempertimbangkan jarak sosial antara kita dan mitra tutur.

+esantunan berbahasa bukan terletak pada diksi, melainkan terletak pada tingkat keakraban atau

jarak sosial, termasuk usia, gender, strata sosial, dan strata akademik.

. Pengancaman uka (Face Threatening Act)

<ebagaimana telah dijelaskan dengan berbagai contoh, kesantunan (dan kesopanan" berbahasa

dapat diartikan sebagai sebuah penunjukan mengenai kesadaran terhadap uka orang lain (ule,

%**6!1*7". uka seseorang akan mengalami ancaman ketika seorang penutur menyatakan

sesuatu yang mengandung ancaman terhadap harapan-harapan indiidu yang berkenaan dengan

nama baiknya sendiri (hal.1*6".

Pengancaman uka melalui tindak tutur (speech act" akan terjadi jikalau penutur dan mitra tutur

sama-sama tidak berbahasa sesuai dengan jarak sosial. Perhatikan contoh berikut ini, dimana

terjadi interaksi antara tetangga yang berusia sudah tua dan yang masih muda!
8ua! 4e so malam #eng aa kong baribut same, tara#a rumah ka* (Heh ini kan sudah

malam, kok ribut bangetE 8idak ada rumah yaE"

uda! $a!a, om& aaf lagi (<aya, om. +ami minta maa".

alam konteks interaksi seperti di atas, penutur tua melakukan pengancaman uka dengan

mengatakan /tidak ada rumah yaE0 ini disebut pengancaman uka karena jarak sosial (usia dan

mungkin juga jarak keakraban" antara mereka jauh. &ahkan, hal ini bukan hanya mengancam

uka mitra tutur muda, bahkan uka penutur tua itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya

/harga diri0 sosial dengan menggunakan pernyataan yang kasar.

@espon dari mitra tutur muda merupakan tindak penyelamatan uka (ace saing act"4 yaitu

dengan cara melakukan kesantunan negati dengan mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan

kesadaran atas jarak sosial dan uka negati penutur tua. =rtinya, mitra tutur muda menyadari

keinginan uka penutur tua untuk merdeka dan memiliki hak untuk tidak terganggu.

Pengancaman terhadap uka ini juga bersiat positi dan juga negati. ;ika penutur dan mitra

tutur memiliki jarak sosial dekat, maka pengancaman uka bersiat negati. <ementara itu, jika

penutur dan mitra tutur memiliki jarak sosial yang jauh, maka pengancaman uka bersiat

positi.

$ntinya, uka positi adalah keinginan partisipan untuk diterima oleh mitra tutur sebagaimana

kedekatan sosial antara mereka4 uka negati adalah keinginan untuk bebas dari interensi,

tekanan, atau gangguan dari pihak lain, termasuk mitra tutur. ;ika keinginan uka positi tidak

tercapai dalam bertutur, maka ancamannya pada uka positi. an jika keinginan uka negati

tidak tercapai, maka ancamannya pada uka negati. +onsekuensi logis dari ancaman uka ini

adalah kehilangan uka (loosing ace", atau dengan istilah sederhana adalah malu atau hilang

harga diri.
BAB III.
PENUTUP

Keim)ulan

Parameter Pragmatik (+esantunan" merupakan hal-hal yang yang mengatur strategi

pemilihan bentuk-bentuk yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda. alam parameter

pragmatik terdapat skala-skala kesantunan, antara lain !

1. <kala +esantunan Leech


a. <kala kerugian-keuntungan
b. <kala Pilihan
c. <kala +etidaklangsungan
d. <kala +eotoritasan
e. <kala ;arak <osial
%. <kala +esantunan &rown dan Leinson
a. <kala Peringkat ;arak <osial
b. <kala Peringkat <tatus <osial
c. <kala Peringkat 8indak 8utur
. <kala +esantunan @obin Lako
a. <kala Bormalitas
b. <kala +etidaktegasan
c. <kala Peringkat 8indak 8utur

alam parameter pragmatik juga terdapat teori uka yaitu antara lain ! uka Positi, uka

3egati, dan Pengancaman uka. <ehingga dapat disimpulkan bahwa parameter pragmatik

memberikan batasan tentang kesantunan berbahasa, apakah bahasa itu santun atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

=lwi, Hasan, dkk. %**. Kamus .esar .ahasa "n#onesia. Cetakan $$$ edisi ke-. ;akarta! &alai

Pustaka.

=FiF, :. =. (%***". 5efusing in "n#onesian6 $trategies an# Politeness "mlications. isertasi,

=ustralia! onash ?niersity.

=FiF, :. =. (%**#". 4orison .aru Teori Kesantunan .erbahasa6 embingkai !ang Terserak,

enggugat !ang $emu, enuu 7niversalisme !ang 4akiki. Pidato Pengukuhan Auru &esar,

$ndonesia! ?niersitas Pendidikan $ndonesia.

&rown, P I <.C. Leinson. (19#". ?niersals in Language ?sage! Politeness Phenomena. $n

:.3. Aoody (ed". 8uestions an# Politeness6 $trategies in social interaction, 09-:;<. Cambridge!

Cambridge ?niersity Press.

Arice, HP. 19D. =>ogic an# Conversation?& $!ntac an# $emantics, $eech Act @. 3ew ork!

=cademnic Press.

Aoman, :. (196". "nteraction 5itual. Aarden City, 3! oubleday.

Http!22citraindonesiaku.blogspot.com2%*1%2*%2parameter-pragmatik.html

Http!22Fainurrahmans.wordpress.com2%*112*%2%2teori-kesantunan-berbahasa2

3ababan, P.>.;. 19#. "lmu Pragmatik. ;akarta! epartemen Pendidikan dan +ebudayaan.

@ohmadi, uhammad. %**7. Pragmatik6 Teori #an Analisis& ogyakarta! Lingkar edia.

8homas, ;. (199D". eaning in "nteraction6 An "ntro#uction to Pragmatics. London! Longman.

>ijana, $ ewa Putu. 1996. asar-asar Pragmatik. ogyakarta! =ndi.

ule, A. (%**#". Pragmatik. $ndonesia! Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai