Anda di halaman 1dari 4

DISENTRI BASILER DAN

DISENTRI AMUBA
No. Dokumen :

No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1

Puskesmas Supriyati, SKM


Rimbo Tengah NIP.198207012011012007

1. Pengertian Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali


menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri disentri basiler yang
disebabkan oleh shigellosis dan amoeba (disentri amoeba).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan disentri basiler dan disentri amuba

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah Nomor ... tentang


Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Rimbo Tengah

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 /


MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/langkah- Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
1. Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara
terus menerus bercampur lendir dan darah
2. Muntah-muntah
3. Sakit kepala
4. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S.
dysentriae dengan gejalanya timbul mendadak dan berat, dan dapat
meninggal bila tidak cepat ditolong.

Faktor Risiko
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
1. Febris
2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
4. Tenesmus

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab.

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding
1. Infeksi Eschericiae coli
2. Infeksi Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)
3. Infeksi Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC)

Komplikasi
1. Haemolytic uremic syndrome (HUS)
2. Hiponatremia berat
3. Hipoglikemia berat
4. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rektal,
peritonitis dan perforasi

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
2. Tirah baring
3. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan
rehidrasi oral
4. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui
infus
5. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari 5
kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.
6. Farmakologis:
a. Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien
diobati dengan antibiotik. Jika setelah 2 hari
pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi diteruskan selama 5 hari.
Bila tidak ada perbaikan, antibiotik diganti dengan jenis yang lain.
b. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal Fluorokuinolon
seperti Siprofloksasin atau makrolid Azithromisin ternyata berhasil baik
untuk pengobatan disentri basiler. Dosis Siprofloksasin yang dipakai
adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan Azithromisin diberikan
1 gram dosis tunggal dan Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari.
Pemberian Siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap anak-
anak dan wanita hamil.

c. Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae


tipe 1 yang multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam nalidiksik
dengan dosis 3 x 1 gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang
dianjurkan dalam pengobatan stadium karier disentribasiler.
d. Untuk disentri amuba diberikan antibiotik Metronidazol 500mg 3x
sehari selama 3-5 hari

Rencana Tindak Lanjut


Pasien perlu dilihat perkembangan penyakitnya karena memerlukan
waktu penyembuhan yang lama berdasarkan berat ringannya penyakit.

Konseling dan Edukasi


1. Penularan disentri amuba dan basiler dapat dicegah dan dikurangi
dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan
tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi serta
penggunaan jamban yang bersih.
2. Keluarga ikut berperan dalam mencegah penularan dengan kondisi
lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan
sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang
bersih.
3. Keluarga ikut menjaga diet pasien diberikan makanan lunak sampai
frekuensi BAB kurang dari 5 kali/hari, kemudian diberikan makanan
ringan biasa bila ada kemajuan.

Kriteria Rujukan
Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan konsultasi ke
pelayanan kesehatan sekunder (spesialis penyakit dalam).

Peralatan
Laboratorium untuk pemeriksaan tinja
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya
prognosis dubia ad bonam.
6. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. unit terkait Ruang pemeriksaan umum

8. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis


2. Catatan Tindakan
8. Rekaman Histori Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai