Anda di halaman 1dari 13

SALINAN

WALIKOTA BATU

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA BATU


NOMOR 25 TAHUN 2016

TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU,

Menimbang : bahwa untuk menindaklanjuti Peraturan Daerah Kota


Batu Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa, perlu
menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999


tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4118);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
11. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);

Halaman 2 dari 13 hlm…


14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
18. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
1990 tentang Pegawai Negeri Sipil yang
Diangkat/Dipilih Menjadi Kepala Desa;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

Halaman 3 dari 13 hlm…


atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun
2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa;
23.Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;lik
24. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2015
tentang Desa;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG STRUKTUR


ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH
DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Batu.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
4. Walikota adalah Walikota Batu.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu.
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota
Batu.
7. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah
negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

Halaman 4 dari 13 hlm…


10. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
11. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang
dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan adat istiadat Desa.
12. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
13. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
14. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai
Perangkat Daerah Kota Batu.
15. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin
kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
16. Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat
Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas, dan kewajiban untuk menyelenggarakan
rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas
dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
17. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
18. Dusun adalah pembagian wilayah di tingkat Desa
yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
pemerintahan Desa dan dibentuk berdasarkan
adat istiadat dan asal usul Desa.
19. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa adalah satu sistem dalam kelembagaan
dalam pengaturan tugas dan fungsi, serta
hubungan kerja.

Halaman 5 dari 13 hlm…


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI

Bagian Kesatu
Struktur Organisasi

Pasal 2

(1) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu oleh


Perangkat Desa.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. Sekretariat Desa;
b. Pelaksana Kewilayahan; dan
c. Pelaksana Teknis.
(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala
Desa.
(4) Struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah
Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(5) Penetapan struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) ditetapkan dengan berpedoman pada
Peraturan Walikota ini.
(6) Bagan struktur organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.

Pasal 3

(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 ayat (2) huruf a dipimpin oleh
Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf
sekretariat.
(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan yaitu
urusan tata usaha dan umum, urusan
keuangan, dan urusan perencanaan.
(3) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dipimpin oleh Kepala Urusan.

Halaman 6 dari 13 hlm…


Pasal 4

(1) Pelaksana Kewilayahan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan unsur
pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas
kewilayahan.
(2) Jumlah unsur Pelaksana Kewilayahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
secara proporsional antara pelaksana kewilayahan
yang dibutuhkan dengan kemampuan keuangan
desa serta memperhatikan luas wilayah kerja,
karakteristik, geografis, jumlah kepadatan
penduduk, serta sarana prasarana penunjang
tugas.
(3) Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
(4) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Dusun.

Pasal 5

(1) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 ayat (2) huruf c merupakan unsur
pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
(2) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu seksi
pemerintahan, seksi kesejahteraan rakyat, dan
seksi pelayanan.
(3) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dipimpin oleh Kepala Seksi.

Bagian Kedua
Mekanisme Pembentukan

Pasal 6

(1) Kepala Desa mengusulkan Rancangan Peraturan


Desa tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa kepada BPD.
(2) BPD bersama Kepala Desa membahas Rancangan
Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Halaman 7 dari 13 hlm…


(3) BPD bersama Kepala Desa menyepakati
Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dituangkan dalam
Berita Acara Kesepakatan Bersama.
(4) Rancangan Peraturan Desa yang telah
mendapatkan kesepakatan bersama sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
(5) Pengundangan Peraturan Desa dilakukan oleh
Sekretaris Desa.

Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi

Pasal 7

(1) Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala


Pemerintah Desa yang memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan
Pemerintahan Desa, melaksanakan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti
tata praja pemerintahan, penetapan peraturan
di desa, pembinaan masalah pertanahan,
pembinaan ketrentaman dan ketertiban,
melakukan upaya perlindungan masyarakat,
adminitrasi kependudukan, serta penataan dan
pengelolaan wilayah;
b. melaksanakan pembangunan, seperti
pembangunan sarana prasarana perdesaan,
dan pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan;
c. pembinaan kemasyarakatan, seperti
pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,
partisipasi masyarakat, sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan;
d. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas
sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang
budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga,
dan karang taruna; dan
e. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga
masyarakat dan lembaga lainnya.

Halaman 8 dari 13 hlm…


Pasal 8

(1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur


pimpinan Sekretariat Desa.
(2) Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa
dalam bidang administrasi pemerintahan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Sekretaris Desa
mempunyai fungsi:
a. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti
tata naskah, administrasi surat menyurat,
arsip, dan ekspedisi;
b. melaksanakan urusan umum seperti penataan
administrasi perangkat desa, penyediaan
prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian aset,
inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum;
c. melaksanakan urusan keuangan seperti
pengurusan adminitrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan,
dan administrasi penghasilan Kepala Desa,
Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya;
d. melaksanakan urusan perencanaan seperti
menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja desa, menginventarisir data-data dalam
rangka pembangunan, melakukan monitoring
dan evaluasi program, serta penyusunan
laporan; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Desa.

Pasal 9

(1) Kepala Urusan berkedudukan sebagai unsur staf


sekretariat.
(2) Kepala Urusan bertugas membantu Sekretaris
Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Kepala Urusan
mempunyai fungsi:
a. Kepala Tata Usaha dan Umum memiliki fungsi
melaksanakan urusan ketatausahaan seperti
tata naskah, administrasi surat menyurat,
arsip, ekspedisi, penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana

Halaman 9 dari 13 hlm…


perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi,
perjalanan dinas, dan pelayanan umum;
b. Kepala Urusan Keuangan memiliki fungsi
melaksanakan urusan keuangan seperti
pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan
dan administrasi penghasilan Kepala Desa,
Perangkat Desa, BPD, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya; dan
c. Kepala Urusan Perencanaan memiliki fungsi
mengoordinasikan urusan perencanaan seperti
menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja desa, menginventarisir data-data dalam
rangka pembangunan, melakukan monitoring
dan evaluasi program, serta penyusunan
laporan.

Pasal 10

(1) Kepala Seksi berkedudukan sebagai pelaksana


teknis.
(2) Kepala Seksi bertugas membantu Kepala Desa
sebagai pelaksana tugas operasional.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) Kepala Seksi mempunyai
fungsi:
a. Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi
melaksanakan manajemen tata praja
pemerintahan, menyusun rancangan regulasi
desa, pembinaan masalah pertanahan,
pembinaan ketentraman dan ketertiban,
pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, penataan dan pengelolaa
wilayah, serta pendataan dan pengelolaan
profil desa;
b. Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi
melaksanakan pembangunan sarana
prasarana perdesaan, pembangunan bidang
pendidikan, kesehatan, tugas sosialiasi, serta
motivasi masyarakat di bidang budaya,
ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga,
dan karang taruna; dan
c. Kepala Seksi Pelayanan mempunyai fungsi
melaksanakan penyuluhan dan motivasi
terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi
masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

Halaman 10 dari 13 hlm…


(4) Selain melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), juga melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Pasal 11

(1) Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya


berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang bertugas membantu Kepala
Desa dalam pelaksanaan tugas di wilayahnya.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Kepala
Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:
a. pembinaan ketentraman dan ketertiban,
pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
mobilitas kependudukan, serta penataan dan
pengelolaan wilayah;
b. mengawasi pelaksanaan pembangunan di
wilayahnya;
c. melaksanakan pembinaan kemasyarakatan
dalam meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungannya;
d. melakukan upaya-upaya pemberdayaan
masyakarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Desa.

BAB III
TATA KERJA

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Desa


bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan
bawahannya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.

BAB IV
PEMBINAAN, PENGAWASAN,
DAN EVALUASI KINERJA

Pasal 13

(1) Untuk meningkatkan kinerja Perangkat Desa,


Camat dapat melakukan pembinaan, pengawasan,
dan evaluasi terhadap kinerja Perangkat Desa.

Halaman 11 dari 13 hlm…


(2) Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
kinerja Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan berdasarkan
laporan Kepala Desa.
(3) Berdasarkan hasil pembinaan, pengawasan, dan
evaluasi yang dilakukan oleh Camat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Camat dapat memberikan
rekomendasi kepada Kepala Desa atau Penjabat
Kepala Desa untuk memberikan sanksi
administratif sampai dengan sanksi
pemberhentian kepada Perangkat Desa yang
kinerjanya menurun atau lalai terhadap tugas dan
fungsinya.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal 6


Januari 2016.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Batu
pada tanggal 19 April 2016

WALIKOTA BATU,

ttd

EDDY RUMPOKO
Diundangkan di Batu
pada tanggal 19 April 2016
SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU,

ttd

WIDODO

BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2016 NOMOR 25/D

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA


KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA KOTA BATU

MUJI DWI LEKSONO,SH.MM


Pembina TK.I (IV/b)
NIP.19641010 198503 1 017

Halaman 12 dari 13 hlm…


Lampiran Peraturan Walikota Batu
Nomor : 25 Tahun 2016
Tanggal : 19 April 2016

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA
[
BPD
[

SEKDES
[

KASI
[[
KASI KASI KESRA KAUR KAUR TATA KAUR
PELAYANAN PEMERINTAHAN PERENCANAAN USAHA DAN KEUANGAN
UMUM N
N

KASUN

WALIKOTA BATU,

ttd

KET: EDDY RUMPOKO


GARIS KOORDINASI
GARIS KOMANDO

Anda mungkin juga menyukai