Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN BUPATI MAMUJU

NOMOR 6 TAHUN 2018

TENTANG

PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN


PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL YANG TIDAK
DAPAT DIRENCANAKAN SEBELUMNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAMUJU,

Menimbang : bahwa dalam rangka Pembinaan Bantuan Sosial yang tidak


dapat direncanakan sebelumnya agar tercipta tertib
administrasi perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Bantuan Sosial yang tidak dapat
direncanakan sebelumnya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tk.II di Sulawesi )lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1822);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3298);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambhan Lembaran Negara Republik Indonesia;
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
10. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1986 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3331);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Untuk Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tambahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

2
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Bupati sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
serta Kedudukan Keuangan Bupati sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Kabupaten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Peubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 540);
25. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 151);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
27. Peraturan Daerah KabupatenMamuju Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

3
(Lembaran Daerah KabupatenMamuju Tahun 2016 Nomor
66, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenMamuju Nomor
46);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Nomor 3 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Mamuju Tahun 2016Nomor 68 Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Nomor 48).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN,


PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN PERTANGGUNG
JAWABAN BANTUAN SOSIAL YANG TIDAK DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Mamuju
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah BupatiMamuju.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju.
5. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/ataumasyarakat
yang sifatnya tidak secara terus menerusdan selektif yang bertujuan untuk
melingdungi dna kemungkinan terjadinya resiko sosial;
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban Daerah.
7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan Daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut PPKD adalah
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Mamuju
sebagai Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan Angaran Pencapatan Belanja Daerah;
10. Bendahara Umum Daerah yangselanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah;
11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah Perangkat
Daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah
Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku Pengguna
Anggaran/Barang.

4
13. Resiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi
terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan
belanja sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi
wajar;
14. Bantuan sosial yang tidakdapat direncanakan sebelumnya selanjutnya
disebut bantuan adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam, yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam
kondisi wajar.
15. RKB adalah Rencana Kebutuhan Belanja selanjutnya disebut RKB uraian
kebutuhan yang akan dibelanjakan.
16. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan keluarganya.
17. Orang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar
layak namun tidak mampu membayar iuran jaminan Sosial bagi dirinya dan
keluarganya.

Pasal 2
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan yang besarannya sesuai dengan
kemampuan keuangan Daerah.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup

Pasal 3
(1) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi pelaksanaan dan
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban pemberian Belanja
Bantuan yang bersumber dari APBD.
(2) Kejadian atau peristiwa yang mendapatkan Bantuan terbagi menjadi dua
yaitu:
a. bencana; dan
b. non bencana.
(3) Bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, berdasarkan jenisnya terdiri
dari:
a. Kejadian/peristiwa bencana Alam adalah kejadian bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus,banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor
b. Kejadian/peristiwa bencana Non Alam adalah kejadian bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
c. Kejadian/peristiwa Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas Masyarakat,
teror, dan masalah sosial budaya lainnya.
(4) Bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, berdasarkan sifatnya terdiri
dari:

5
a. bencana biasa; dan
b. bencana luar biasa.
(5) Bencana luarbiasa sebagaimana yang dimaksud ayat (4) huruf b ditetapkan
dengan Surat Keputusan Bupati.
(6) Non bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b adalah kejadian yang
terjadi pada fakir miskin dan atau tidak mampu yang mengakibatkan
kerentanan sosial bila tidak mendapatkan bantuan.

BAB II
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN

Pasal 4
(1) Pelaksanaan Anggaran Belanja Bantuan berupa uang atau barang.
(2) Belanja Bantuan Sosial berupa barang yang dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk :
a. peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan aset tetap lainnya;
b. hewan dan tumbuhan; dan
c. aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak.
(3) Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana yang dapat diberikan Belanja
Bantuan Sosial, meliputi :
a. penyediaan dan penyiapan pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, berupa
air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, kesehatan, dan penampungan;
b. pemulihan darurat prasarana dan sarana;
c. bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. santunan duka cita; dan
e. santunan kecacatan.

Pasal 5
(1) Bantuan dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat
diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkan resiko sosialyang lebih besar bagi
individu dan/atau keluarga, masyarakat dan pemerintah
(2) Kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah, serta tidak biasa, yang mendesak dan tidak tertampung
dalam bentuk program dan kegiatan
(3) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi individu, pemerintah daerah dan masyarakat

Pasal 6
(1) Prosedur pencairan bantuan bagi korban bencana dan Non bencana yang
bersifat biasa.
a. kepala OPD terkait membuat laporan, atau kajian kepada Bupati yang
memuat kejadian dan akibat resiko sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya dan RKB yang memuat besaran bantuan yang dapat
diberikan;
b. laporan atau kajian sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas
melampirkan rekomendasi dari OPD terkait;
c. Bupati memberikan persetujuan untuk memberikan bantuan atas laporan
dan RKB Kepala OPD terkait sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas;
d. Bupati menerbitkan Keputusan Kepala Daerah tentang pemberian bantuan
yang berisi daftar nama penerima, alamat penerima, dokumen
kependudukan, jenis bencana, dan besaran bantuan yang diberikan;

6
e. berdasarkan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf
d di atas, PPKD menerbitkan SPP, SPM, dan SP2D;
f. bendahara PPKDmencairkandanabantuan;
g. penyaluran bantuan kepada calon penerima dapat dilakukan secara
langsung oleh bendahara PPKD atau melalui OPD terkait;
(2) Prosedur pencairan bantuan bagi korban bencana dan non bencana yang
bersifat luar biasa
a. kepala OPD terkait membuat laporan, atau kajian kepada Bupati yang
memuat kejadian dan akibat resiko sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya dan RKB yang memuat besaran bantuan yang dapat
diberikan;
b. laporan atau kajian sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas
melampirkan rekomendasi dari OPD terkait;
c. Bupati memberikan persetujuan untuk memberikan bantuan atas laporan
dan RKB Kepala OPD terkait sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas;
d. Bupati menerbitkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pemberian
bantuan tanggap darurat yang memuat:
1. pernyataan tanggap darurat dan jangka waktu tanggap darurat.
2. perintah kepada Kepala OPD terkait untuk menangani tanggap darurat
sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
e. berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada
huruf d di atas, PPKD menerbitkan SPP, SPM, dan SP2D;
f. bendahara PPKD mencairkan dana bantuan;
g. penyaluran bantuan melalui OPD terkait;

Pasal 7
(1) Persyaratan pencairan bantuan bencana dan non bencana yang bersifat biasa
memuat:
a. diserahkan langsung bendahara ke calon penerima:
1. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
2. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran
II Peraturan Bupati ini;
3. Foto Copy dokumen kependudukan atau surat keterangan domisili dari
desa/lurah;
4. Dokumentasi;
b. diserahkan bendahara melalui OPD terkait:
1. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
2. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran
II Peraturan Bupati ini;
3. Foto Copy dokumen kependudukan atau surat keterangan domisili dari
desa/lurah;
4. Dokumentasi penyerahan bantuan;
5. Surat pertanggungjawaban mutlak bermaterai cukup;
6. Surat penyataan bersedia membuat dan menyerahkan laporan
pertanggungjawaban penyaluran kepada PPKD.
(2) Persyaratan pencairan bantuan bencana dan non bencana yang bersifat luar
biasa, diserahkan bendahara melalui OPD terkait:
a. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
b. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran II
Peraturan Bupati ini;

7
c. Dokumentasi penyerahan bantuan;
d. Surat pertanggungjawaban mutlak bermaterai cukup sebagaimana format
dalam Lampiran III Peraturan Bupati ini; dan
e. Surat penyataan bersedia membeuat dan menyerahkan laporan
pertanggungjawaban penyaluran kepada PPKD sebagaimana format dalam
Lampiran IV Peraturan Bupati ini.

BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu
Pertanggungjawaban

Pasal 8
(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material
atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.
(2) Penggunaan dana bantuan dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri oleh
Bendahara Pengeluaran pada OPD yang melaksanakan fungsinya.
(3) Bendahara pengeluaran OPD terkait secara otomatis menjadi bendahara
pengeluaran bantuan.
(4) Kepala OPD yang melaksanakan fungsinya, bertanggungjawab secara fisik
dan keuangan terhadap penggunaan dana bantuan yang dikelolanya.
(5) Pertanggung jawaban atas penggunaan dana bantuan, disampaikan oleh
kepala OPD yang melaksanakan fungsinya kepada PPKD dengan
melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Pelaporan

Pasal 9
(1) Laporan penggunaan Belanja Bantuan sosial berupa uang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b disampaikan oleh OPD terkait
kepada Bupati melalui PPKD paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan
selesai.
(2) Laporan penggunaan Belanja Bantuan sosial berupa uang yang
penyalurannya dilaksanakan pada bulan desember, disampaikan kepada
PPKD paling lambat setelah tahun anggaran berakhir.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan lebih lanjut dalam bentuk
Keputusan/Surat Edaran Bupati.

8
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Mamuju.

Ditetapkan di Mamuju
Pada tanggal, 19 Januari 201818
Desember 2012
BUPATIMAMUJU,

H. HABSI WAHID

Diundangkan di Mamuju
pada tanggal 19 Januari 201818 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAMUJU

H. S U A I B

BERITA DAERAH KABUPATENMAMUJU TAHUN 2018 NOMOR 628

9
Lampiran I : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU


BADAN PENGELOLA TahunAnggaran :
KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KodeRekening :
BukuKas No. :
Tanggal :

KWITANSI
Sudah Terima Dari : Bendahara Pengeluaran PPKD

Banyaknya Uang :

Untuk Pembayaran :

TerbilangRp.

SETUJU BAYAR
Pengguna Anggaran Bendahara PPKD PENERIMA

………………………….. ………………………….. …………………………..


Nip. Nip.

BUPATI MAMUJU,

H. HABSI WAHID

10
Lampiran II : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU


BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Jalan Soekarno Hatta No. 1 Telp. (0426) 21103 Mamuju 91511

BERITA ACARA PENYERAHAN BANTUAN SOSIAL


Nomor : ……… / …… / ……… / 20…

Padahari ini ……………… tanggal ……………………. Bulan ………………. tahun ........


bertempat di Kantor Badan Pengelola Keuangandan Aset Daerah, Jl. Soekarno Hatta
Mamuju, yang bertandatangan di bawahini :

I. N A M A :
NIP :
JABATAN :
ALAMAT :
(Selanjutnya Disebut PIHAK PERTAMA)

II. N A M A :
JABATAN :
NIP :
ALAMAT :
(Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA)

1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan Bantuan Sosial (Uang-LS) sejumlah


Rp.……………………- (………………………………………………………………………………
…………….………………..) kepada PIHAK KEDUA sebagai dana Bantuan Sosial
……………………………………………………………………. yang tercantum dalam APBD
TA. 20..... Kepada …………………………………………………………. Mamuju.

2. PIHAK KEDUA menyepakatibahwa Dana Bantuan Sosial tersebut akan digunakan


untuk kepentingan Dalamrangka ……………… pada ………… TA. 20.... dengan rincian
terlampir, sesuai dengan jumlah dana yang diterima.

3. Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan prinsi ptransparansi dana akuntabilitas,


PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan
dana bantuan sosial tersebut kepada Pemerintah Kab. Mamuju melalui PIHAK
PERTAMA, Rangkap 2 (dua), asli disampaikan Kepada BPKAD-PPKD selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai.

Demikian Berita Acara Ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(.................................) (……………………………...)

*) Coret yang tidakperlu


BUPATI MAMUJU,

H. HABSI WAHID

11
Lampiran III : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertandatangan di bawahini :

Nama : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Alamat : ........................................................................

Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2677/SJ
tanggal 08 November 2007 Perihal Hibah dan Bantuan Sosial Daerah, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
danPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Dengan ini menyatakan bahwa kami sebagai penerima Bantuan Sosial melalui
Bupati Mamuju Cq. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Mamuju Tahun 20...., akan bertanggungjawab mutlak terhadap penggunaan dana
Bantuan Sosial yang kami terima.

Apabila dikemudian hari diketahui terjadi penyimpangan dalam penggunaannya


sehingga menimbulkan kerugian Daerah, makakami bersedia mengganti dan
menyetorkan kerugian tersebutke Kas Daerah serta bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan bermaterai cukup
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mamuju,…….., ……………….…20...

Mengetahui:
Kepala BPKAD Kab.Mamuju Yang Membuat Pernyataan
Selaku PenggunaAnggaran
Materai

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (…………………………….)
Pangkat. Pangkat.
Nip. Nip.

BUPATI MAMUJU,

H. HABSI WAHID

12
Lampiran IV : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018

SURAT PERNYATAAN

KESANGGUPAN MEMBUAT DAN MENYAMPAIKAN LAPORAN


PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN BANTUAN SOSIAL YANG TIDAK
DAPAT DIRENCANAKAN SEBELUMNYA

Yang bertandatangan di bawahini :


 
 Nama :
 NIP  :
 Pangkat/Gol :
Jabatan :
Alamat :

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya diberikan kepercayaan menerima


bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya yang besumber dari
APBD Kabupaten Mamujutahun 20….., maka dengan ini saya menyatakan
kesanggupan untuk membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menyampaikan
laporan ke Bupati Mamuju Melalui PPKD paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan
selesai.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggungjawab, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mamuju,…………….20… 

Mengetahui Yang Membuat Pernyataan


Kepala BPKAD Kab. mamuju
Selaku Pengguna Anggaran

(…………………………………) (……………………………)
Pangkat. Pangkat.
Nip................. Nip......................

BUPATI MAMUJU

H. HABSI WAHID

13
Lampiran V : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018

KOP DINAS
Jalan:

Mamuju, ………… 20…

Nomor : Kepada
Lampiran : Yth. Bupati Mamuju
Perihal : Di_
Mamuju

Sehubungan dengan terjadinya Bencana ………. Pada tanggal….. bulan


tahun …………

RENCANA KEBUTUHAN BELANJA (RKB)

Rincian Perhitungan Jumlah


NO URAIAN
Volume Satuan Tarif/Harga (Rp)

JUMLAH

Demikian Rencana Kebutuhan Belanja ini dibuat, sebagai bahan


pertimbangan.

Disetujui/Mengesahkan Pelaksana Kegiatan


Kepala OPD Terkait

(..........................) (.......................)
Pangkat. ................. Pangkat……………….
Nip.............. Nip.....................

BUPATI MAMUJU,

H. HABSI WAHID

14

Anda mungkin juga menyukai