TENTANG
BUPATI MAMUJU,
2
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Bupati sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
serta Kedudukan Keuangan Bupati sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Kabupaten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Peubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 540);
25. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 151);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
27. Peraturan Daerah KabupatenMamuju Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
3
(Lembaran Daerah KabupatenMamuju Tahun 2016 Nomor
66, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenMamuju Nomor
46);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Nomor 3 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Mamuju Tahun 2016Nomor 68 Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju Nomor 48).
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Mamuju
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah BupatiMamuju.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju.
5. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/ataumasyarakat
yang sifatnya tidak secara terus menerusdan selektif yang bertujuan untuk
melingdungi dna kemungkinan terjadinya resiko sosial;
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban Daerah.
7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan Daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut PPKD adalah
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Mamuju
sebagai Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan Angaran Pencapatan Belanja Daerah;
10. Bendahara Umum Daerah yangselanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah;
11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah Perangkat
Daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah
Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku Pengguna
Anggaran/Barang.
4
13. Resiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi
terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan
belanja sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi
wajar;
14. Bantuan sosial yang tidakdapat direncanakan sebelumnya selanjutnya
disebut bantuan adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam, yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam
kondisi wajar.
15. RKB adalah Rencana Kebutuhan Belanja selanjutnya disebut RKB uraian
kebutuhan yang akan dibelanjakan.
16. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan keluarganya.
17. Orang tidak mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar
layak namun tidak mampu membayar iuran jaminan Sosial bagi dirinya dan
keluarganya.
Pasal 2
Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan yang besarannya sesuai dengan
kemampuan keuangan Daerah.
Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 3
(1) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi pelaksanaan dan
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban pemberian Belanja
Bantuan yang bersumber dari APBD.
(2) Kejadian atau peristiwa yang mendapatkan Bantuan terbagi menjadi dua
yaitu:
a. bencana; dan
b. non bencana.
(3) Bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, berdasarkan jenisnya terdiri
dari:
a. Kejadian/peristiwa bencana Alam adalah kejadian bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus,banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor
b. Kejadian/peristiwa bencana Non Alam adalah kejadian bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
c. Kejadian/peristiwa Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas Masyarakat,
teror, dan masalah sosial budaya lainnya.
(4) Bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, berdasarkan sifatnya terdiri
dari:
5
a. bencana biasa; dan
b. bencana luar biasa.
(5) Bencana luarbiasa sebagaimana yang dimaksud ayat (4) huruf b ditetapkan
dengan Surat Keputusan Bupati.
(6) Non bencana sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b adalah kejadian yang
terjadi pada fakir miskin dan atau tidak mampu yang mengakibatkan
kerentanan sosial bila tidak mendapatkan bantuan.
BAB II
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
Pasal 4
(1) Pelaksanaan Anggaran Belanja Bantuan berupa uang atau barang.
(2) Belanja Bantuan Sosial berupa barang yang dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk :
a. peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan aset tetap lainnya;
b. hewan dan tumbuhan; dan
c. aset tetap tidak berwujud seperti perangkat lunak.
(3) Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana yang dapat diberikan Belanja
Bantuan Sosial, meliputi :
a. penyediaan dan penyiapan pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, berupa
air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, kesehatan, dan penampungan;
b. pemulihan darurat prasarana dan sarana;
c. bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. santunan duka cita; dan
e. santunan kecacatan.
Pasal 5
(1) Bantuan dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat
diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkan resiko sosialyang lebih besar bagi
individu dan/atau keluarga, masyarakat dan pemerintah
(2) Kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah, serta tidak biasa, yang mendesak dan tidak tertampung
dalam bentuk program dan kegiatan
(3) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi individu, pemerintah daerah dan masyarakat
Pasal 6
(1) Prosedur pencairan bantuan bagi korban bencana dan Non bencana yang
bersifat biasa.
a. kepala OPD terkait membuat laporan, atau kajian kepada Bupati yang
memuat kejadian dan akibat resiko sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya dan RKB yang memuat besaran bantuan yang dapat
diberikan;
b. laporan atau kajian sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas
melampirkan rekomendasi dari OPD terkait;
c. Bupati memberikan persetujuan untuk memberikan bantuan atas laporan
dan RKB Kepala OPD terkait sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas;
d. Bupati menerbitkan Keputusan Kepala Daerah tentang pemberian bantuan
yang berisi daftar nama penerima, alamat penerima, dokumen
kependudukan, jenis bencana, dan besaran bantuan yang diberikan;
6
e. berdasarkan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf
d di atas, PPKD menerbitkan SPP, SPM, dan SP2D;
f. bendahara PPKDmencairkandanabantuan;
g. penyaluran bantuan kepada calon penerima dapat dilakukan secara
langsung oleh bendahara PPKD atau melalui OPD terkait;
(2) Prosedur pencairan bantuan bagi korban bencana dan non bencana yang
bersifat luar biasa
a. kepala OPD terkait membuat laporan, atau kajian kepada Bupati yang
memuat kejadian dan akibat resiko sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya dan RKB yang memuat besaran bantuan yang dapat
diberikan;
b. laporan atau kajian sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas
melampirkan rekomendasi dari OPD terkait;
c. Bupati memberikan persetujuan untuk memberikan bantuan atas laporan
dan RKB Kepala OPD terkait sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas;
d. Bupati menerbitkan Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pemberian
bantuan tanggap darurat yang memuat:
1. pernyataan tanggap darurat dan jangka waktu tanggap darurat.
2. perintah kepada Kepala OPD terkait untuk menangani tanggap darurat
sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
e. berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada
huruf d di atas, PPKD menerbitkan SPP, SPM, dan SP2D;
f. bendahara PPKD mencairkan dana bantuan;
g. penyaluran bantuan melalui OPD terkait;
Pasal 7
(1) Persyaratan pencairan bantuan bencana dan non bencana yang bersifat biasa
memuat:
a. diserahkan langsung bendahara ke calon penerima:
1. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
2. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran
II Peraturan Bupati ini;
3. Foto Copy dokumen kependudukan atau surat keterangan domisili dari
desa/lurah;
4. Dokumentasi;
b. diserahkan bendahara melalui OPD terkait:
1. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
2. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran
II Peraturan Bupati ini;
3. Foto Copy dokumen kependudukan atau surat keterangan domisili dari
desa/lurah;
4. Dokumentasi penyerahan bantuan;
5. Surat pertanggungjawaban mutlak bermaterai cukup;
6. Surat penyataan bersedia membuat dan menyerahkan laporan
pertanggungjawaban penyaluran kepada PPKD.
(2) Persyaratan pencairan bantuan bencana dan non bencana yang bersifat luar
biasa, diserahkan bendahara melalui OPD terkait:
a. Kwitansi Bermaterai cukup sebagaimana format dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini;
b. Berita acara penyerahan bantuan sebagaimana format dalam Lampiran II
Peraturan Bupati ini;
7
c. Dokumentasi penyerahan bantuan;
d. Surat pertanggungjawaban mutlak bermaterai cukup sebagaimana format
dalam Lampiran III Peraturan Bupati ini; dan
e. Surat penyataan bersedia membeuat dan menyerahkan laporan
pertanggungjawaban penyaluran kepada PPKD sebagaimana format dalam
Lampiran IV Peraturan Bupati ini.
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Pertanggungjawaban
Pasal 8
(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material
atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.
(2) Penggunaan dana bantuan dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri oleh
Bendahara Pengeluaran pada OPD yang melaksanakan fungsinya.
(3) Bendahara pengeluaran OPD terkait secara otomatis menjadi bendahara
pengeluaran bantuan.
(4) Kepala OPD yang melaksanakan fungsinya, bertanggungjawab secara fisik
dan keuangan terhadap penggunaan dana bantuan yang dikelolanya.
(5) Pertanggung jawaban atas penggunaan dana bantuan, disampaikan oleh
kepala OPD yang melaksanakan fungsinya kepada PPKD dengan
melampirkan bukti-bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 9
(1) Laporan penggunaan Belanja Bantuan sosial berupa uang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b disampaikan oleh OPD terkait
kepada Bupati melalui PPKD paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan
selesai.
(2) Laporan penggunaan Belanja Bantuan sosial berupa uang yang
penyalurannya dilaksanakan pada bulan desember, disampaikan kepada
PPKD paling lambat setelah tahun anggaran berakhir.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan lebih lanjut dalam bentuk
Keputusan/Surat Edaran Bupati.
8
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Mamuju
Pada tanggal, 19 Januari 201818
Desember 2012
BUPATIMAMUJU,
H. HABSI WAHID
Diundangkan di Mamuju
pada tanggal 19 Januari 201818 Desember 2012
H. S U A I B
9
Lampiran I : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018
KWITANSI
Sudah Terima Dari : Bendahara Pengeluaran PPKD
Banyaknya Uang :
Untuk Pembayaran :
TerbilangRp.
SETUJU BAYAR
Pengguna Anggaran Bendahara PPKD PENERIMA
BUPATI MAMUJU,
H. HABSI WAHID
10
Lampiran II : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018
I. N A M A :
NIP :
JABATAN :
ALAMAT :
(Selanjutnya Disebut PIHAK PERTAMA)
II. N A M A :
JABATAN :
NIP :
ALAMAT :
(Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA)
Demikian Berita Acara Ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
(.................................) (……………………………...)
H. HABSI WAHID
11
Lampiran III : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018
Nama : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Alamat : ........................................................................
Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2677/SJ
tanggal 08 November 2007 Perihal Hibah dan Bantuan Sosial Daerah, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
danPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Dengan ini menyatakan bahwa kami sebagai penerima Bantuan Sosial melalui
Bupati Mamuju Cq. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Mamuju Tahun 20...., akan bertanggungjawab mutlak terhadap penggunaan dana
Bantuan Sosial yang kami terima.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan bermaterai cukup
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mamuju,…….., ……………….…20...
Mengetahui:
Kepala BPKAD Kab.Mamuju Yang Membuat Pernyataan
Selaku PenggunaAnggaran
Materai
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (…………………………….)
Pangkat. Pangkat.
Nip. Nip.
BUPATI MAMUJU,
H. HABSI WAHID
12
Lampiran IV : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018
SURAT PERNYATAAN
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggungjawab, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mamuju,…………….20…
(…………………………………) (……………………………)
Pangkat. Pangkat.
Nip................. Nip......................
BUPATI MAMUJU
H. HABSI WAHID
13
Lampiran V : Peraturan Bupati Mamuju
Nomor : 6 Tahun 2018
Tanggal : 19 Januari 2018
KOP DINAS
Jalan:
Nomor : Kepada
Lampiran : Yth. Bupati Mamuju
Perihal : Di_
Mamuju
JUMLAH
(..........................) (.......................)
Pangkat. ................. Pangkat……………….
Nip.............. Nip.....................
BUPATI MAMUJU,
H. HABSI WAHID
14