Anda di halaman 1dari 47
LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN Poy, [y HAK KREDITUR TERHADAP OBYEK JAMINAN KEBENDAAN PADA KREDIT SINDIKASI YANG MACET Oleh Etty Mulyati, SH.MH. Dr.Tarsisius Muwarji,SH.MH Dibiayai oleh Dana DIPA BLU Universitas Padjadjaran ‘Tahun Anggaran 2010 Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Nomor : 1047a/H6.7./Kep/FH/2010 ‘Tanggal : 03 Mei 2010 2013010 {p otk 2013 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2010 ABSTRAK Dalam mengantisipasi pemenuhan kredit untuk debitur yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tidak melangear BMPK serta penyebaran risiko, dalam praktik timbul suatu lembaga hukum kredit sindikasi, Adanya pemberian kredit sindikasi terlihat sangat menunjang sekali pembangunan di Indonesia. Disamping itu industri perbankan semakin maju, dari hanya sindikasi diantara dua bank dengan jumlab dana yang besar, ‘menjadi sindikasi dengan belasan bahkan pululan bank bersati membiayat suatu mega proyek yang tentu saja hal ini semakin lebih rumit baik dari sudut penganalisaan kreditnya, ‘me-manage bank-bank peserta sindikasi, maupun dari sudut jaminan khususnya jaminan kebendaan dalam Kredit sindikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hak para kreditur pada kredit sindikasi terhadap obyek jaminan kebendaan apabila terjadi kredit macet dan tanggung jawab Agen Bank sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Sindikasi, Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, dan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis, penelitian ini akan menggambarkan berbagai mazalah hhukum yang diperoleh melalui inventarisasi hukum positif, penemuan asas hukum dan penemuan hukum i concreto tentang hak kreditur terhadap obyek jaminan kebendaan pada kredit sindikasi yang macet. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif kualitatif, karena penelitian ini bertittik tolak dari peraturan perundang-undangan yang ada sebagai norma hukum positif serta ditunjang oleh hasil penelitian lapangan yang dilakukan Hasil penclitian menunjukan bahwa para kreditur sindikasi dalam menjamin haknya terhadap objek jaminan kebendaan apabila terjadi kredit macet diadakan Perjanjian Pembagian Jaminan yang memuat bahwa hasil penjualan jaminan dibagi secara pari passu. tugas dan kewenangan agen didasarkan pada jenis agen yaitu facility agent yang bertugas mengadministrasikan penggunaan kredit dan Security agent yang bertanggung jawab atas pengikatan jaminan, penyelamatan kredit macet serta penyelesaiannya, ABSTRACT In anticipation of the fulfillment of credit to debitors who require large numbers of funds and it does not agains the BPMK and the distribution of risk, a credit syndicated law institution appears in practice. The existence of credit syndicated apparently really support all the development in Indonesia. Besides, the banking industry is more advanced, from only between two banks syndicated with significant amounts of funding, to be a dozen or even. tens of united bank syndicated finance a mega project that of course this is getting, more complicated not only from the point of credit analysis, managing the bank- syndicate ‘member banks, but also from the point of material security, especially security in syndicated credits. The purpose of this study/research is to recognize the creditors rights on syndicated credits on material guaranted objects, in case of bad debts and responsibilities of the Bank Agent as the holder of material in the Collateral Credit Syndication. ‘The approach method used is normative juridic, and its specification is descriptive analytical research, this study will describe the various legal issues obtained through an inventory of positive law, the discovery of legal principle and legal discovery in concreto of creditor righs to the object of collateral material on the syndicated credit jam. The method of data analysis used in this study is qualitative normative, because the study is started from the legislation which exists as a law positive norm and supported by the results of field research conducted. The result showed that the syndicate of creditors in securing property rights to object, security in ease of bad credits made Collateral Sharing Agreement that provide the note that the sale of collateral was split on a pari passu way. The agent duties and authoritiies based on the type of agent that is the facility agent in charge of administering the use of credit and security agent responsible for binding guarantees, bad debts and rescue its completion. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridha-Nya yang telah memberikan jalan untuk menyelesaikan penelitian ini dengan judul: “Hak Kreditur Terhadap Obyek Jaminan Kebendaan Pada Kredit ‘Sindikasi Yang Macet”. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran, saran, tanggapan, maupun kritik yang membangun alas kelemahan yang mungkin terdapat dalam penelitian ini Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan, Pembantu Dekan 1, IT dan IIT Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas penelitian ini, Akhirul kata semoga Allah SWT membalas amal baik semua pibak yang telah ‘membantu, Semoga penclitian ini dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin. DAFTAR ISI LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN. ABSTRAK . ABSTRACT. > KATA PENGANTAR... DAFTAR ISL BABI PENDAHULUAN BABI TINJAUAN PUSTAKA. A. Perjanjian Kredit Sindikasi Pada Perbankan B. Perjanjian Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Perbankan Sis BABI TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN BABIV METODE PENELITIAN BABY —_HASIL DAN PEMBAHASAN ‘A Hak Para Kreditur Pada Kredit Sindikasi Terhadap Obyek Jaminan Kebendaan Apabila Terjadi Kredit Macet B. Tanggung Jawab Agen Bank sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Sindikasi BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA, ii iii iv v 16 2 B 26 31 38 39 PENDAHULUAN Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk ‘melaksanakan tugas mewujudkan tyjuan nasional yang termaktub dalam pembuksan UUD"'45, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umm, mencerdaskan Lehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kkeadilan sosial Perkembangan perckonomian nasional senantiasa bergerak cepat disertai dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, kegiatan perekonomian seperti perdagangan, perindustrian, perseroan dan kegiatan-kegiatan dalam proyek pembangunan lainnya dapat ‘menunjang kemajuan ekonomi dan pembanguan nasional. Untuk menunjang tercapainya pembangunan tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang mutlak dalam pembangunan, terutama perekonomian nasional adalah tersedianya dana yang cukup. Dana merupakan masalah yang penting dalam penyelenggaraan embangunan dan sangat diperlukan sebagai modal kegiatan perekonomian, salah satu cara memperolch dana dilakukan melalui jasa perbankan yaitu melalui fasilitas kredit Kebutuhan akan kredit pada perbankan semakin beragam dan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya volume dan jenis kegiatan perekonomian Indonesia. Setiap bank akan berusaha untuk memenuhi permohonan kredit vang diajukan oleh nasabahnya kkarena antara bank dengan nasabah pemohon Kredit terdapat saling ketergantungan. "Nasabah memertukan dana untuk membiayai perusahaan, sedangkan bank memerlukan nasabah sebagai konsumen dana yang sudah dihimpun olch bank. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dan strategis dalam ‘menggerakan roda perekonomian suatu negara, lembaga perbankan haruslah mampu berperan sebagai agent of development dalam upaya mencari tujuan nasional dan tidak ‘menjadi beban dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.' Lembaga perbankan diantaranya berperan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi rasional, karena stabilitas dalam industri perbankan akan sangat mempengaruhi stablitas perekonomian secara keseluruhan. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of fund) dan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (ack of funds)? Fungsi intermediasi tersebut adalah merupakan program pemeriniah yang tercantum dalam Undang-undang No, 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Peibankan (selanjuinya disebut UU Perbankan) yang menyatakan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah penghimpun dan penyalur dana masyarakal, dan bertujuan menunjang pelaksanaan Pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak Bank dalam menyalurkan dananya antara lain melalui pemberian Kredit adalah ‘merupakan salah satu sumber dana bagi pembangunan, karena berputamya roda dunia usaha sangat tergantung kepada Kredit yang dikeluarkan oleh bank yang akan dipergunakan sebagai modal untuk berusaha, Kredit yang dikeluarkan oleh bank mengandung risiko sehingga dalam pelaksanaannya bank harus mempethatikan asas-asas perkreditan yang sehat, diantaranya yaitu:* " Hermansyah, Hulaum Perbankan Nasional Indonesia Prenada Media Group, Jakaria, Mater 2007, hima * Insukinro, Ekonomi Ung dan Bank, Teor’ dan pengalaman di Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 1997, him. *Mubamad Djuunhana, Hukum Porbankan di Indonesia, Ciea Adtya, Bandung, 2003, him 392 1). Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis. 2),Bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada usaha yang sejak semula ‘telah diperhitungkan kurang sehat dan akan menimbulkan kerugian, 3).Bank tidak diperkenankan memberikan kredit untuk pembelian sham dan modal kerja dalam jual beli saham atau 4).Memberikan kredit melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Dengan adanya ketentuan BMPK kemampuan suatu bank untuk menyalurkan Aredit kepada suatu perusahaan atau group menjadi terbatas, schingga pada kondisi fertentu bank tidak dapat memenuhi permohonan Kredit secara keseluruhan. Hal ini disebabkan jumlah kredit yang diminta oleh nasabah terlalu besar sehingga bank tidak ‘mampu memenuhinya karena bank terikat oleh aturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPR) dan atutan prinsip kehatian-hatian dalam menjaga tingkat kesehatan bank, Dalam ‘mengantisipasi pemenuhan kredit untuk debitur yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tidak melanggar BMPK serta penyebaran risiko, dalam praktik timbul suatu lembaga hukum kredit sindikasi Perjanjian kredit sindikasi merupakan perjanjian antara sindikasi dan penerima ‘kredit dan antara bank-bank peserta sindikasi itu sendiri. Dalam perjanjian kredit sindikasi ddiatur segala hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pihak pemberi kredit maupun penerima Kredit, juga ditentukan kewenangan dan kewajiban dari agen bank yang ditunjuk. Perjanjian kredit sindikasi berisi kesepakatan berbagai pihak tentang hak dan ewajiban masing-masing pihak yang akan menjadi undang-undang bagi para pihak yang ‘membuatnya, asas ini membentuk suatu hubungan konraktual serta meletakan hak dan kewajiban terhadap para pihak sesuai dengan yang disepakati bersama Pemberian Kredit sindikasi saat sekarang sering dilakukan oleh kalangan perbankan, baik diantara bank swasia atau diantua bunk pemerintah maupun diantara bank asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia Banyak juga dilakukan secara gabungan antara bank swasta dengan bank pemerintah atau bank swasta dengan bank asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia atau antara bank pemerintah dengan bank asing yang mempunyai perwakitan (dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya diantara bank swasta dan diantara bank pemerintah atau gabungan keduanya). Pemberian Kredit sindikasi ini antara tain disebabkan pihak bank di samping adanya keterbatasan karena peraturan, juga untuk penyebaran risiko dengan bank lain Peserta sindikasi terutama dalam Kredit macet, Pihak debitur juga mendapat manfaat dengan adanya pemberian kredit sindikasi antara lain untuk mendapat pembiayaan dalam Jumlah besar, karena dalam jumlah besar maka tidak mungkin hanya satu bank saja yang ‘memberikan dananya mengingat bank tersebut juga harus membiayai proyek lain, dengan sindikasi lebih mudah, sederhana dan relatif murah Adanya pembiayaan dana melalui pemberian kredit dengan sindikasi terlihat sangat menunjang sekali pembangunan di Indonesia. Dana yang banyak disalurkan oleh ‘kalangan bank secara bersama, terlihat secara fisik sudah banyak bangunan-bangunan yang menjulang tinggi terutama di kota-kota besar dimana proyek yang dibiayai tersebut berada, pembangunan jalan tol, begitupun hotel-hotel_ baru yang bertaraf internasional, serta banyaknya pabrik-pabrik disegala bidang yang bisa menyerap ribuan bahkan ratusan ribu tenaga kerja di Indonesia. Di samping itu industri perbankan menjadi semakin maju, dari yang tadinya hanya sindikasi diantara dua bank dengan jumlah dana yang lumayan, ‘menjadi sindikasi dengan belasan bahkan puluhan bank bersatu membiayai suatu mega proyek yang tentu saja hal ini semakin lebih rumit baik dari sudut penganalisaan kreditnya, me-manage bank-bank peserta sindikasi, maupun dari sudut jaminan khususnya Jaminan kebendaan dalam kredit sindikasi tersebut. Pada prakteknya dalam penyaluran kredit bank selalu meminta jaminan pada debitur. Jaminan merupakan suatu hak atau keuntungan suatu benda yang diberikan kepada kreditur, schingga apabila debitur gagal untuk membayar utangnya maka kreditur dapat memperoleh Kembali piutangnya dari benda tersebut, sehingga fungsi jaminan secara yuridis materil adalah dapat menjadi pegangan kreditur untuk kepastian hukum pelaksanaan prestasi oleh debitur* Penggolongan lembaga jaminan dibagi menjadi Jaminan kebendaan dan lembaga jaminan perorangan. Jaminan dalam bentuk kebendsan ‘maksudnya karena secara umum jaminan tersebut diberikan dalam bentuk penunjukan atau pengalihan atas kebendaan tertentu, yang jika debitur gagal melaksanakan ‘kewajibannya dalam jangka waktu yang ditentukan, memberikan hak kepada kreditur ‘untuk menjual lelang kebendaan yang dijaminkan tersebut, serta untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan tersebut, secara mendahulu dari kreditut- kreditur lainnya.* Dalam praktik, perbankan lebih menyukai jaminan dalam bentuk kebendaan, benda yang dapat menjadi obyek perjanjian jaminan adalah benda dalam perdagangan yang berupa benda tanah, Karena tanah mempunysi prospek nilai jual yang terus meningkat. Jembaga jaminan untuk benda berupa tanah adalah Hak Tanggungan. Pembebanan jaminan Hak Tanggungan dianggap lebih memberikan kepastian hukum bagi bank apabila debitur wanprestasi yang akhimya kreditnya menjadi macet. Berkaitan dengan uraian tersebut, bank didalam melayani masyarakat di bidang {jasa perkreditan, khususnya pemberian kredit dengan perjanjian kredit sindikasi tentunya banyak masalah yang dihadapi, Pada umumnya permasalahan yang timbul berupa “ Djuhacndeh Hasan, Lemhaa Jaminan Kebendoan Bagi Tanah dan Benda lin yang melekat pada Yonah dalam Kose! Pnerapen aes Pomc Horsral, Ci Ai Ha, Bande, 19%, * Gunawan Widiova dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, bim3 keterlambatan pembayaran kredit yaitu yang disebut kredit bermasalah atau kredit macet. Mengingat jumlah dana yang yang dikucurkan oleh para peserta sindikasi begitu besar, kadang ada debitur menyaiah gunakan Kredit yang diperolehnya tidak sesuai dengan tujuannya sehingga mengakibatkan usahanya gagal, atau debitur Kurang mampu ‘™mengelola usahanya sehingga proyek yang dibiayai dengan kredit sindikasi tidak berjalan dengan baik, bahkan ada debitur yang tidak beritikad baik sejak awal tidak bemiat ‘mengembalikan kredit, biasanya sebelum jatuh tempo debitur sudah melarikan diri untuk ‘menghindari dari tanggung jawabnya. Kredit macet juga merupakan salah satu akibat dari persaingan tidak sehat antar bank dalam menyalurkan kreditnya. Kredit macet akan merupakan kerugian bagi bank pemberi kredit, jika hasil eksekusi jaminan kredit tidak mencukupi atau jaminan cukup tetapi tidak dapat dieksekusi karena pengikatan jaminan kurang sempuma. Dilihat dari ‘segi usaha pokok suatu bank yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit, berarti kredit macet merupakan risiko usaha Sudah merupakan sifat dari suatu usaha apabila peristiwa/risiko yang tidak diinginkan itu terjadi, maka akan timbul erugian. Dengan demikian kredit macet adalah risiko usaba bank dan apabila risiko ‘tersebut benar-benar terjadi maka dapat mengalami kerugian.® Kredit macet pada kredit sindikasi dapat terjadi Karena beberapa faktor, dalam pemberian kredit sindikasi khususnya pada waktu pembentukan sindikasi kredit Lead Manager memberikan informasi yang salah atau menyesatkan kepada calon peserta sindikasi Iain mengenai keadaan calon penerima kredit (debitur) misalnya status perusahaannya, proyek yang akan dibiayainya dan lain-tain. Dalam praktik, apabila ‘terjadi kredit macet setelah dilakukan upaya pencegahan, penyelamatan dan penyelesaian tidak membuahkan hasil, maka bank peserta kredit sindikasi secara hukum berhak atas “ Marulak Pardede, Tinjauan terhadap Metode Bank Indonesia dalam Menciptakan Perbankan yang Profesional dan Sehat, Majalah Newsletter No.19/V/Desember/1994, him.10 obyek jaminan Kebendzan, hal ini menimbulkan Kesulitan dalam pelaksanaan eksekusinya. Peraturan-peraturan perbankan yang ada tidak mengatur secara rinci nengenai kredit sindikas, oleh karena itu perlindungan terhadap bank peserta kredit sindikasi perlu diperhatikan. Di samping itu, mengingat terdiri dari beberapa kreditur apakah setiap bank peserta kredit sindikasi tersebut dapat mengajukan eksekusi atas ‘obyek jaminan, Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalahnva adalah sebagai berikut: 1, Bagaimana hak para kreditur pada kredit sindikasi terhadap obyek jaminan kebendaan apabila terjadi kredit macet? 2. Bagaimana Tanggung Jawab Agen Bank sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Sindikasi ? BABII TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Kredit Sindikasi Pada Perbankan Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan yang stratcgis dalam pembangunan nasional terutama dalam kegiatan perckonomian, hal ini sesuai dengan tujuan dari perbankan Indonesia berdasarkan Pasal 4 UU Perbankan bahwa: “Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, ddan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak” Perbankan merupakan lembaga yang sangat diharapkan peran sertanya dalam perkembangan ekonomi suatu negara, oleh karena itu pemerintah selalu berkepentingan untuk turut serta mengatur jalannya lembaga perbankan. Lembaga perbankan sebagai sumber utama pembiayaan harus dapat memfasilitasi perkembangan ekonomi pasar. Kegiatan pemberian kredit, merupakan kegiatan yang sangat pokok dan sangat konvensional dari suatu bank. Pemberian kredit merupakan salah satu jenis usaha bank, yaitu dengan menyalurkan dana yang terhimpun dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutubkan dana. Pasal 1 angka 11 yang dimaksud dengan kredit adalah: “Kredit adalah penyediaan vang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Kredit telah memberikan berbagai kemungkinan dalam Ialu lintas ekonomi terutama dalam sektor pengembangan pembangunan di pedesaan dan perkotaan, dalam bidang perdagangan, perhubungan, pembangunan perkotaan dan permukiman dan dalam alu lintas pasar modal. Kredit sangat vital dalam membiayai pembangunan ekonomi, dengan demikian Kredit merupakan penunjang pembangunan dan merupakan urat nadi para pengusaha.’ Tujuan pemberian kredit di Indonesia adalah untuk mensukseskan pembangunan, meningkatkan aktivitas perusahaan, memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.® Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan jenis kegiatan perekonomian Indonesia, kebutuhan akan kredit juga semakin beragam dan terus meningkat. Pada kondisi tertentu bank tidak dapat memenuhi permohonan kredit secara keseluruhan, Hal tersebut disebabkan karena jumlah kredit yang diminta terlalu besar schingga bank tidak mampu memenuhinya karena bank terikat oleh aturan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan aturan prinsip kehati-hatian bank (Prudential Banking Principle) dalam menjaga kesehatan bank. Untuk mengantisipasi pemberian kredit dalam jumlah besar, dalam praktik timbul suatu Jembaga hukum kredit sindikasi Kredit sindikasi adalah bentuk kerjasama dalam pemberian kredit antara dua atau lebih lembaga keuangan atau bank yang diberikan kepada sebuah perusahaan (debitur) untuk pembiayaan suatu proyek (project financing) yang besar.” Kredit sindikasi dan sindikasi kredit adalah merupakan dua hal yang berbeda, yang dimaksudkan dengan “sindikasi Kredit” adalah suatu sindikesi yang peserta- pesertanya terdiri dari lembaga-lembaga pemberi kredit dan yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kredit kepada suatu perusahaan yang memerlukan kredit ” Djuhaendah Hasan, Hukum Jaminan Indonesia, Proyek Elips, Jakarta, 1998, him 25 * Thomas Suyatno, Kelembagaam Perbankam, PT. Gramedia, Jakarta, 1989, him 15. ° Winarto Sumarto, Peranan Kredit Sindikasi dalam Pembiayaan Dunia Usaha, Usahawam XXU, 1993, hlm.425, dikutip dari Djuhaendah Hasan, op.cit, him. 169 untuk membiayai suatu proyek. Sedangkan “kredit sindikasi” adalah Kredit yang diberikan oleh sindikasi.'° Dapat juga dikatakan bahwa Kredit Sindikasi adalah pinjaman yang diberikan oleh dua atau lebih lembaga keuangan dengan persyaratan dan kondisi yang serupa, menggunakan dokumentasi yang umum dan ditata usahakan oleh suatu agen bank, disusun oleh “arrange” yang bertugas dan bertanggung jawab mulai dari proses sosialisasi (permintaan pinjaman) nasabah ‘sampai dengan proses penandatanganan perjanjian kredit.'" Stanley Hum dalam bukunya Syndicated Loans (A Handbook for Banker and Borrower) memberikan definisi mengenai kredit sindikasi sebagaimana dikutip ‘oleh Sutan Remy Sjahdeini:"* “A Syndicated loans is a loan made be two or more lending institutions, on similar terms and conditions, using common documentation and administered by a common agent” Dari beberapa definisi tersebut telah mencakup semua unsur-unsur yang penting dari suatu kredit sindikasi yaitu: 1).Kredit sindikasi melibatkan lebih dari satu lembaga pembiayaan dalam suatu fasilitas kredit; 2),Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta sindikasi; 3),Hanya ada satu dokumentasi kredit, karena dokumentasi inilah yang menjadi egangan bagi semua bank peserta sindikasi secara bersama-sama; © Sutan Remi Sjahdeni, Kredit Sindikasi Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, PT. Pustaka ‘Utama, Jakarta, 1997, him *' Priasmoro Prawiroardjo, Pinjaman Sindikasi, Majalah Jakarta-Jakarta, dikutip dari Hasanudin Rahman, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbanken di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti Bandung, 1995, hlm.118 "2 Stanley Hurn, Syndicated Loans (New York etc: Woodhead Faulkner, 1990), him. | dikutip dari Sutan Remy Sjahdeini, op cit, hlm.2 u 4),Sindikasi tersebut diadministrasikan oleh satu agen (agent) yang sama bagi semua bank peserta sindikasi. Pada umumnya setelah sindikasi kredit terbentuk dan kesepakatan calon penerima kredit telah pula dicapai, maka kesepakatan itu dituangkan dalam suata Perjanjian kredit sindikasi. Perjanjian kredit sindikasi merupakan perjanjian antara sindikasi dan penerima kredit dan antara bank-bank peserta sindikasi itu sendir. Dalam perjanjian kredit sindikasi diatur segala hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pihak pemberi Kredit maupun penerima kredit, juga ditentukan kewenangan dan kewajiban dari agen bank yang ditunjuk. Perjanjian Kredit sindikasi berisi suatu janji oleh sindikasi untuk memberikan sejumlah dana dan suatu janji oleh penerima kredit untuk membayar kembali dana tersebut pada tanggal-tanggal tertentu, Perjanjian kredit sindikasi merupakan dokumen paling penting, karena mengatur hak dan kewajiban para pihak dan menjadi rujukan apabita terjadi perbedaan pendapat. ‘Ada beberapa ciri utama dalam suatu kredit sindikasi adalah’? 1. Terdiri atas lebih dari suatu pemberi kredit. Kredit sindikasi selalu. diberikan oleh lebih dari satu pemberi kredit sebagai peserta dari sindikasi kredit, Kredit sindikasi dibagi dalam 2 jenis: a. Club loan adalah kredit yang diberikan oleh beberapa bank saja, biasanya ‘mengandung pengertian bahwa jumlah kredit yang diberikan oleh-bank anggota club bank itu sama besarnya. b. Consortium lending adalah kredit yang diberikan oleh lebih banyak bank, apabila jumlah kredit sedemikian besarnya schingga tidak mungkin diberikan dalam bentuk suatu club transaction atau club deal. Sutan Remy Sjahdeini, op.ct, him 6 2. Besamya Jumlah Kredit. Kredit sindikasi adalah suatu teknik bagi suatu bank untuk dapat menyebarkan risiko dalam pemberian Kredit, biasanya untuk suatu Kredit dalam jumlah besar, sehingga dirasakan terlalu besar untuk dapat memikulnya sendiri. Suatu Bank pada kondisi tertentu tidak dapat memenuhi permohonan kredit secara kescluruhan atau memilih untuk tidak memberikan sendiri jumlah kredit yang diminta oleh nasabahnya walaupun seandainya belum melampaui batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dengan pertimbangan untuk penyebaran risiko. Di samping itu karena terbatasnya likuiditas bank tersebut pada waktu permohonan kredit diajukan oleh nasabahnya, schingga ‘bank tersebut perlu mengajak bank-bank Jain untuk ikut membiayai permintaan nasabahnya, 3. Jangka Waktu, Pada umumnya kredit sindikasi berjangka waktu menengah (medium term) atau berjangka waktu panjang (long term), sekalipun tidak ada alasan mengapa tidak mungkin kredit sindikasi diberikan juga dengan jangka waktu pendek (short term). Mengenai jangka waktu sindikasi baclum ada ‘esamaan mengenai apa yang dimaksud dengan short, medium dan long, namun pada umumnya short berarti sampai dengan satu tahun, medium berarti 1 sampai 5 tahun dan Jong berarti diatas 5 tahun. 4. Bunga, Bunga pada kredit sindikasi pada biasanya bersifat’ mengambang Qoating ratel), yang disesuaikan pada setiap jangka waktu tertentu, misalnya setiap 3 bulan sekali. Walaupun pada umumnya bunga dari kredit sindikasi bersifat mengambang. namun seringkali dimungkinkan pula bagi pemberian kredit sindikasi dengan bunga yang ditetapkan secara tetap sepanjang jangka waktu kredit (fixed rate), Penetapan bunga secara mengambang dirasakan lebih adil bagi bank para peserta sindikasi dan nasabah, di samping itu juga bagi bank 3 dapat lebih memberikan kepastian dalam kaitannya dengan kemampuan bank itu untuk memperoleh dana yang harus disediakan bagi pemberian kredit sindikasi ‘Tanggung Jawab Berbugi. Tanggung jawab dari masing-masing bank peserta dalam sindikasi tidak bersifat renteng, walaupun fasilitas kredit sindikasi adalah suatu totalitas bukan kombinasi dari sejumlah fasilitas bilateral, artinya bahwa masing-masing bank peserta hanya bertanggung jawab untuk bagian jumlah kredit yang menjadi komitmennya. Tanggung jawab dari masing-masing bank di dalam sindikasi tidak merupakan tanggung jawab dimana suatu bank menjamin bank lainnya, Dokumentasi Kredit. Dokumentasi kredit (Joan documentation) yang sama bagi semua peserta sindikasi merupakan ciri yang penting dari suatu kredit sindikasi. Dokumentasi Kredit terscbut adalah dasar bagi administrasi kredit sindikasi tersebut selama jangka waktunya, Untuk mencapai kescragaman dalam pelaksanaannya diantara bank-bank peserta sindikasi, maka ditunjuklah suatu bank diantara bank-bank peserta itu sebagai agent hank untuk bertindak sebagai kuasa dari bank-bank peserta sindikasi dengan tugas mengadministrasikan kredit tersebut setelah perjanjian kredit ditandatangani Publisitas (Disclosure). Kredit sindikasi yang jumlahnya sangat besar, perlu diinformasikan (dipublikasikan) kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengukur tingkat risiko yang harus dipikul nasabah. Misalnya dalam hal pembelian saham atau obligasi yang diterbitkan oleh nasabah atau dalam hal penjualan langsung (private placement). Bagi nasabah pengumuman merupakan hal yang menguntungkan, karena secara tidak langsung akan menunjukan bahwa nasabah memiliki kredibilitas yang tinggi yang dipercayai olch bank, terlebih- lebih apabila bank-bank peserta sindikasi adalah bank besar dan terkenal Publisitas tersebut dalam istilah kredit sindikasi disebut fombsione, yaitu pengumuman kepada publik setelah perjanjian kredit sindikasi ditanda tangani, Bagi bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang tidak ikut serta dalam kredit sindikasi, tombstone tersebut dicatat sebagai informasi apabila dikemudian hari bank-bank tersebut harus berhubungan dengan nasabah tersebut. Berdasarkan ciri utama tersebut, dapat dilihat perbedaannya dengan pemberian Kredit pada umumnya, karena kredit sindikasi melibatkan beberapa bank secara bersama-sama membiayai proyek yang diajukan oleh debitur, maka biasanya kreditnya dalam jumlah besar sehingga dalam prosesnya perlu langkab-langkah yang memerlukan perhatian khusus. Kredit sindikasimelibatkan pihak-pihak —yaitu, _Arranger/Lead Manager/Managing Group, yaitu pihak yang akan mengatur pembentukan sindikasi kredit, tugas ulamanya menjadi perantara antara calon penerima (debitur) ‘dengan bank-bank yang berminat menjadi peserta sindikasi. Tugas dan tanggung jawabnya dimulai dari proses permohonan kredit sampai dengan penandatanganan Kredit sindikasi. Pihak lainnya yaitu Bank Agen (Agent Bank), yaitu bank yang bertindak sebagai perantara antara bank-bank peserta sindikasi dengan debitur, tugas dan tanggungjawabnya dimulai setelah penandatanganan kredit sindikasi sampai dengan kredit itu selesai (lunas). Participani/LenderiKreditur, yaitu bank yang ikut serta (berpartisipasi) dalam pemberian kredit sindikasi. Bank yang memberikan kredit paling besar dinamakan bank utama (main bank). Debitur (Borrower), yaitu pihak nasabah pemohon Kredit, Nasabah pemohon Kredit sindikasi pada umumnya adalah 15 perusahaan-perusahaan besar yang memerlukan dana sangat besar untuk melaksanakan kegiatan usahanya, Peranan arranger atau management group yang dipimpin oleh Lead Manager berakhir setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani, selanjutnya perorganisasian kredit sindikasi akan dilakukan oleh salah satu bank peserta yang ditunjuk menjadi agen, tetapi adakalanya yang menjadi agen bukan bank peserta sindikasi, melainkan pihak ke tiga yang independen. Penunjukan Agen dilakukan setelah perjanjian kredit sindikasi ditandatangani, dan harus dinformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, agar dapat mengetahuinya dan menghubunginya apabila ada permasalahan dengan kredit sindikasi yang diageninya tersebut. Agent ‘bank mewakili para peserta sindikasi (bank-bank) dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan administrasi pemakaian kredit selama jangka waktunya. Beberapa bank hanya bersedia berpartisipasi dalam suatu sindikasi kredit apabila agent banknya sangat berpengalaman dalam transaksi-transasi Kredit sindikasi dengan demikian peranan agent bank sangat penting bagi para peserta sindikasi. Dalam perjanjian kredit perbankan melalui kredit sindikasi di kenal 2 macam agen, yaitu: facility agent dan security agent, Facility agent adalah agen yang mengoperasikan dan mengadministrasikan suatu fasilitas kredit melalui kredit sindikasi. Security agent adalah agen yang ditugaskan untuk menyelesaikan pengikatan jaminan dan dokumentasinya. Apabila tidak disebutkan secara tegas jenis-jenis agen tersebut, maka bank yang ditunjuk sebagai agen harus melaksanakan tugas facility agent dan security agent. Tugas-tugas dari agent bank antara lain adalah’ pertama memastikan bahwa conditions precedent atau syarat- syarat tangguh dari perjanjian kredit sindikasi telah dipenuhi oleh oleh nasabah ™ Sutan Remy Sjahdeini, op cit, him.71 16 sebelum penggunaan kredit. Conditions precedent atau syarat-syarat tangguh maksudnya syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum nasabah berhak menarik Kredit. Syarat-syarat itu misalnya, bahwa semua pengikatan jaminan telah dilakukan dengan baik, semua perijinan yang diperlukan telah diperoteh dari pihak yang berwenang, dan lain-lain. Selanjutnya menagih dana untuk kredit sindikasi dari bank-bank peserta dan membayarkan dana itu kepada nasabah, men tung dan memungut bunga dan fee dari nasabah dan selanjutnya membagikan kepada bank-bank peserta sindikasi sesuai dengan bagiannya masing- masing, mengawasi penggunaan kredit dan pembangunan proyek serta melaporkan kepada masing-masing peserta sindikasi atas penggunaan kredit dan pembangunan proyck yang dibiayai, Melaporkan dan meminta persetujuan dari masing- nasi peserta sindikasi apabila nasabah meminta untuk dapat melakukan sesuatu schubungan dengan organisasi perusahaan dan usahanya yang di dalam perjanjian kredit hal itu merupakan negative covenant, Negative covenant adalah klausul di dalam perjanjian kredit sindikasi yang menentukan bahwa hal-hal yang dischutkan di dalam Klausul tersebut tidak boleh dilakukan oleh nasabah tanpa terlebih dahulu memperolch persetujuan dari bank-bank peserta sindikasi Peranan agent bank sebagai kuasa dari bank-bank peserta sindikasi bertugas mengkoordinasikan setiap negosiasi, setiap pembayaran dan penagihan, dan administrasi kredit seketike setelah perjanjian Kredit dilaksanakan. dan harus melaporkan kepada masing-masing peserta sindikasi apabila ada penyimpangan atas penggunaan kredit, B. Perjanjian Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Perbankan Setiap pemberian kredit bank harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang schat, karena itu sebelum dibuat perjanjian kredit bank selalu melakukan penilaian dari berbagai aspek. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1) UU Perbankan, bank wajib mempunyai keyakinan akan kemampuan debitur untuk mengembalikan kredit pada waktunya, seperti yang telah diperjanjikan, ketentuan tentang jaminan ini secara materiil lebih mengarah kepada jaminan secara ekonomis. Praktik perbankan biasanya melakukan penilaian terhadap lima aspek kepada debitur (analisis the five C’s) yaitu: watak (character), modal (capital), Kemampuan (capacity), kondisi ekonomi (condition of economic) dan jaminan (collateral), hal tersebut yang paling penting yaitu bahwa bank dalam menyalurkan dana untuk kredit harus didasarkan kepada adanya suatu jaminan, dimana jaminan ini bukan hanya sekedar janji untuk melaksanakan atau memenuhi kewajibannya, tctapi jaminan yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pelunasan utang. atau kredit tersebut Berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang-undang Perbankan pengertian jaminan disini lebih bersifat ekonomis dan bukan secara yuridis, hal mana sangat terlihat dalam prosedur penyelesaian kredit macet, eksekusi jaminan hanya dilakukan sebagai upaya terakhir apabila upaya lain sesudah tidak dapat dilaksanakan lagi.'*Dalam praktik peran jaminan sangat menentukan, karena bank tidak berani untuk menanggung risiko tinggi kehilangan dananya yang telah disalurkan, Perangkat hukum jaminan yang dipergunakan dalam praktik perbankan ialah perangkat hukum jaminan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan ketentuan lain yang mengatur tentang jaminan tetapi tetap mengacu pada KUHPerdata. Jaminan secara umum yang diberikan undang-undang kepada kreditur sebagaimana tertera dalam Pasal 1131 KUHPerdata yaitu "* Djuhaendah Hasan, HYukum Jaminan ., op.cit. blm.60 18 “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, ‘menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diketahui bahwa semua harta kekayaan debitur baik yang ada maupun yang akan ada, baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak akan menjadi jaminan bagi hutang-hutang debitur. Namun pihak bank sebagai kreditur biasanya tidak cukup puas dengan jaminan umum berdasarkan undang-undang tersebut arena jaminan secara umum tidak memberikan preferensi kepada kreditur. Untuk itu dalam praktik bank sering meminta jaminan secara khusus dengan membuat perjenjian jaminan baik berupa perjanjian jaminan kebendaan maupun perjanjian jaminan perorangan, Jaminan dalam bentuk kebendaan maksudnya karena secara umum jaminan tersebut diberikan dalam bentuk penunjukan atau pengalihan atas kebendaan tertentu, yang jika debitur gagal melaksanakan kewajibannya dalam jangka waktu yang ditentukan, memberikan hak kepada kreditur untuk menjual lelang kebendaan yang dijaminkan tersebut, serta untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan tersebut, secara mendahulu dari kreditur-kreditur lainnya. '° Lembaga jaminan ini adalah perjanjian accessoir, yang melekat pada perjanjian pokoknya yaitu perjanjian Kredit, Perjanjian jaminan merupakan perjanjian khusus yang dibuat oleh kreditur bersama debitur atau dengan pihak kketiga yang membuat suatu janji dengan mengikatkan benda atau kesanggupan pihak ketiga dengan tujuan memberikan keamanan dan kepastian hukum pengembalian Kredit atau pelaksanaan perjanjian pokok.'” Jaminan kebendaan 6 Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, op.cit,bim.3 "”R Subekti, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian kredit (Termasuk Hak Tanggungan) Menurut -Hukum Indonesia, Ditalis kembali oleh Johanes Gunawan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, him.21 19 dalam praktik perbankan terdiri dari beberapa macam yaitu gadai, hipotik, hak tanggungan dan fidusia. Jaminan dalam bentuk gadai diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan 1160 KUHPerdata adalah merupakan jaminan yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara penyerahan benda bergerak yang digadaikan tersebut kedalam kekuasaan kreditur. Benda bergerak dalam gadai terdiri dari benda bergerak yang herwujud dan yang tidak berwujud seperti tagihan-tagihan atau piutang, surat-surat atas tunjuk dan atas bawa. Sedangkan Hipotik diatur dalam Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1178 KUHPerdata yang merupakan jaminan benda tidak bergerak yang dibuat dengan akta hipotek, namun dengan berlakunya Undang-undang Nomor 4 ‘Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah (selanjutnya disebut Undang-undang Hak Tanggungan), Maka hipotek sebagai lembaga jaminan atas kebendaan tidak bergerak, menjadi tidak berlaku lagi untuk kebendaan berupa hak-hak atas tanah berikut benda-benda yang secara hukum dianggap melekat atas bidang tanah yang diberikan hak-hak atas tanah tersebut, yang diatur dalam Undang-undang Hak Tanggungan. Hipotek hanya berlaku untuk obyek jaminan yang berupa kapal laut yang memiliki ukuran sekurang-kurangnya berbobot dua puluh meter kubik dan terdaftar sebagaimana diatur dalam Pasal 314 sampai dengan Pasal 316 KUHDagang, selain itu hipotek juga berlaku untuk obyek jaminan berupa pesawat terbang Hak Tanggungan berdasarkan Undang-undang Hak Tanggungan mengatur mengenai penjaminan atas hak-hak atas tanah tertentu berikut kebendaan yang dianggap melekat dan diperuntuken untuk dipergunakan secara bersama-sama dengan bidang tanah yang, diatasnya diatasnya terdapat hak-hak atas tanah yang dapat dijaminkan dengan Hak ‘Tanggungan. Hak Tanggungan adalah jaminan atas tanah untuk pelunasan hutang 20 tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu Maksuduya apabila debitur tidak dapat clues hhutangnyanya, maka kreditur pemegang hak tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut ketentuan yang berlaku ‘dengan hak mendahulu daripada kreditur-kreditur lain. Kedudukan utama tersebut harus memperhatikan preferensi-preferensi piutang-piutang negara Jaminan fidusia menurut Pasal 1 angka 2 disebutkan: “Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud ‘maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang, tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kredituf lainnya”. Adanya jaminan fidusia memungkinkan kepada para pemberi fidusia untuk ‘menguasai kebendaan yang dijaminkan guna menjalankan atau melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan fidusia tersebut. Penyediaan modal bagi pengusaha untuk mercalisasikan polaksanaan suatu proyek pembangunan yang memerlukan dana yang besar jumlahnya seringkali menghadapi berbagai maselah, Pada umumnya, permasalahan yang timbul berupa keterlambatan pembayaran kredit yaitu disebut kredit bermasalah dan kredit macet Pengertian kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia SK Dir BI No. 31/147/KEP/DIR tgl.12 Nopember 1998 tentang Penggolongan Kualitas Kredit adalah Kredit-kredit yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang_lancar, diragukan dan macet. Adapun pengertian kredit macet adalah adalah suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar Iunas kredit bank tepat pada waktunya.'® Dalam kebiasaan perbankan sanksi bagi keterlambatan pembayaran, Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Djambatan, Jakarta, him. 131 21 atau kredit bermasalah berupa keharusan membayar bunga tunggakan, sedangkan terhadap kredit macet sanksi secara hukum scharusnya dilakukan eksekusi benda obyek jaminan atau pembayaran oleh pihak ketiga, namun dalam praktik perbankan apabila terjadi kredit macet tidak selalu dilakukan eksekusi benda obyek jaminan Karena biasanya bank melakukan upaya-upaya penyelamatan kredit dengan cara lain sebelum akhimnya melaksanakan eksekusi tersebut.!” '° Djuhaendab Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan.... Op.cit. him 213-214 BABII ‘TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji segi-segi yuridis Hak Kreditur Tethadap Obyek Jaminan Kebendaan Pada Kredit Sindikasi Yang Macet. Secara lebih rinci tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1, Untuk mengkaji dan menentukan hak para kreditur pada kredit sindikasi terhadap obyek jaminan kebendaan apabila terjadi kredit macet 2. Untuk mengkaji dan memahami Tanggungjawab Agent Bank pada kredit sindikasi sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan apabila terjadi kredit macet B. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, 1. Secara teoritis, Hasilpenelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya Hukum Perbankan b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi literatur dan bahan untuk penelitian lebih lanjut 2. Secara Praktis ‘Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perjanjian kredit sindikasi pada Perbankan, diharapkan ‘menjadi masukan terhadap Pemerintah, Bank Indonesia, Bank BUMN, Bank swasta Nasional dan bagi mereka yang ingin mendalami masalah perbankan ‘Khususnya tentang perjanjian kredit sindikasi. 2 BABIV METODE PENELITIAN 1. Spesifikasi Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dan sistematis melalui suatu proses analisis dengan menggunakan peraturan hukum, azas hukum dan pengertian hukum mengenai Hak Kreditur ‘Terhadap Obyek Jaminan Kebendaan Pada Kredit Sindikasi Yang Macet, 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu: menelusuri, ‘mengkaji dan meneliti data sekunder yang berkaitan dengan jaminan kebendaan pada kredit sindikasi. Digunakan pendekatan yuridis, dengan pertimbangan masalah yang diteliti berkisar pada keterkaitan suatu peraturan dengan peraturan lainnya. 3. Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengkaji, mencliti dan menelusuri data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Bahan hukum primer yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain. a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata b. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-undang ‘No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan ¢. SK Dir BI No. 31/147/KEP/DIR tgl.12 Nopember 1998 tentang Penggolongan Kualitas Kredit Studi kepustakaan juga meliputi bahan-bahan hukum sekunder berupa literatur, hasil penelitian, lokakarya yang berkaitan dengan materi penelitian. 23 24 ‘Untuk melengkapi dapat digunakan bahan hukum tersier berupa kamu atau artikel pada majalah, surat kabar dan internet. Selain studi kepustakaan pengumpulan data juga dilakukan melalui ppenelitian lapangan (eld research) twjvannya mencari data-data lapangan (data primer) yang berkaitan dengan materi penelitian dan berfungsi sebagai pendukung data sekunder. 4. Teknik Pengumpulan Data ‘Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penclitian ini adalah studi kepustakaan, untuk mengumpulkan data primer dilakukan dengan wawancara dengan responden yang terpilih 5. Metode Analisis Data ‘Tethadap data yang telah dikumpulkan baik itu data sekunder maupun data primer, keseluruhannya akan dianalisis berdasarkan analisis kualitaif dan hasilnya akan dipaparkan secara deskripsi, sechingga diperoleh gambaran yang akan menyeluruh tentang permasalahan-permasalahan yang diteli 6. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian kepustaksan ini dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum Unpad, Perpustakaan Bank Indonesia. Selanjutnya penelitian lapangan dilakukan di Bank Umum BUMN dan Bank Swasta Nasional HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hak Para Kreditur Pada Kredit Sindikasi Terhadap Obyek Jaminan Kebendaan Apabila Terjadi Kredit Macet Kredit sindikasi merupakan suatu pola pembiayaan atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank secara bersama-sama dengan bank atau lembaga keuangan yang lain dalam suatu obyek fasilitas kredit, baik kredit modal kerja maupun kredit investasi, dengan jangka waktu_menegah atau panjang. Kerjasama dalam menyalurkan kredit dengan sejumlah bank melalui kredit sindikasi_ selain untuk mengurangi risiko atau penyebaran resiko kredit juga tetap mampu menyediakan Kredit kepada nasabah dalam jumlah besar tanpa melanggar ketentuan Batas Maksimum Pemberian kredit (BMPK). Berkaitan dengan perkembangan perekonomian dan pembangunan di Indonesia kecenderungan kredit sindikasi ini semakin meningkat. Hampir setiap proyek besar yang tentunya memerlukan dum yang sungat besar, maka sumber pembiayaannya tidak hanya diperoleh dari satu bank saja tetapi dari kelompok beberapa bank biasanya dengan model pembiayaan dengan pemberian kredit secara sindikasi Pemberian kredit yang cukup besar sering dapat menimbulkan risiko yang sangat tinggi bagi bank, dan sering menimbulkan masalah bagi debitur dalam pengembalian dana yang telah diterimanya sampai melebihi jatuh tempo yang telah ditetapkan, akhirnya terjadi kredit macet. Beberapa faktor terjadinya kredit macet dalam perjanjian kredit sindikasi pada umumnya selain berasal dari masalah yang berasal dari bank, juga berasal dari debitur itu sendiri, Pihak bank tidak melaksanakan prinsip-prinsip perbankan yang sehat dan menerapkan prudential banking principle. Faktor terjadinya Kredit bermasalah dan Kredit macet yang berasal dari debitur antara lain; debitur tidak menggunakan setiap kredit yang di peroleh sesuai dengan tujuannya, schingga pemakaian kredit yang menyimpang akan mengakibatkan usaha debitur gagal. atau debitur kurang mampu mengelola usahanya, Karena debitur kurang menguasai bidang usaha yang dibiayai melalui Kredit, akibainya bidang usaha tersebut tidak berjalan dengan baik dapat juga debitur beritikad tidak baik, dengan segala daya upaya mendapatkan kredit tetapi setelah diperolehnya, menggunakan kredit untuk Kepentingan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sebelum jatuh tempo kreditnya, sudah melarikan diri untuk menghindari tanggung jawabnya. Bank-bank peserta selaku kreditur dalam pemberian kredit sindikasi apabila ingin merasa aman terhadap hak-haknya atas dana yang telah disalurkan berupa keredit kepada nacabah debinur, maka hok-hak dari bank-bank fersebut harus diatur dan diformulasikan secara jelas dan tegas dalam perjanjian kredit sindikasi. Hal ini dibarapkan agar para pihak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan yang telah diperjanjikan, dan untuk menjaga kemungkinan terburuk yaitu debitur tidak dapat melaksanakan kewajibannya atau dengan kata lain debitur ccedera janji (wanprestasi) sehingga kreditnya menjadi macet, maka hak-hak dari bank peserta sindikasi melalui agennya yang ditunjuk dapat mengeksekusi antara lain obyek jaminan kebendaan yang telah diikat dengan sempurna dapat ‘memenenuihi pelunasan utang debitur. a Kitab Undang-undang Hukum Perdata telah memberikan sarana perlindungan bagi keamanan para kreditur akan kepastian pelaksanaan prestasi dari debitur. mengenai jaminan ini pengaturannya terdapat dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata Ketentuan ini merupakan jaminan secara umum atau yang lahir dari undang-undang yang ditujukan untuk kepentingan kreditur dengan jaminan semua harta kekayaan debitur, tidak ditunjuk secara khusus benda yang dijaminkan dan hal ini tidak disukai bank. Menurut Ketentuan Pasal 8 Undang-undang Perbankan, agunan hanyalah merupakan salah satu unsur dari pemberian kredit, artinya apabila dari unsur-unsur yang lain telah diperoleh keyakinan atas kemampuan dari debitur_untuk ‘mengembalikan hutangnya, maka cukup agunan berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan, Bank memerlukan jaminan secara khusus diperjanjikan terutama berupa jaminan kebendaan, hal ini dimaksudkan sebagai upaya preventif dengan tujuan pelunasan utang terhadap kemungkinan kredit macet Pengikatan jaminan dalam kredit sindikasi dan bentuk dokumentasi yang dibuat antara para kreditur dan debitur dalam suatu Kredit sindikasi adalah sama halnya dengan pemberian kredit biasa yang bukan kredit sindikasi, Di dalam suatu sindikasi yang sejak awal para krediturya sepakat untuk membiayai kredit secara bersama-sama dan kemudian diikuti dengan pembuatan dokumen pengikatan Jaminannya, maka seluruh kreditur yang berkepentingan dengan jaminan tersebut, akan disebutkan dalam dokumen pengikatan jaminan, dengan demikian para peserta kredit sindikasi dan debitur akan menjadi pihak yang menandatangani dokumen pengikatan jaminan. 28 Para kreditur dimungkinkan tidak menjadi pihak dalam pengikatan jaminan_ tetapi pihak yang mewakili seluruh kreditur sebagai agen dalam mewakili kepentingannya sehubungan dengan jaminan ini yang disebut Security Agent atau ‘Agen jaminan, Penunjukan ini harus diatur secara tegas, baik yang akan dituangkan dalam suaty klausula dalam perjanjian kredit. atau dalam suatu dokumen yang terpisah Berlainan halnya dengan perjanjian jaminan sindikasi yang terjadi tanpa ddidahului dengan kesepakatan bersama atas benda jaminan di antara para kreditur dengan tidak membuat akta pembagian jaminan terlebih dahulu. Biasanya para kreditur telah menguasai jaminan secara sendiri-sendiri, sehingga dengan demikianlah kreditur itu melakukan pengikatan jaminan, dan oleh karena itu dengan pola sindikasi semacam ini sangat diperlukan adanya perjanjian antara kreditur yang menyatukan jaminan-jaminan yang telah diikat tersebut menjadi suatu jaminan bersama. Penyatuan jaminan ini dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu 1).Menghapuskan pengikstan yang telah dilakukan oleh masing-masing kreditur, kemudian diadakan pengikatan ulang atas jaminan-jaminan tersebut dengan cara seperti halnya dalam suatu sindikasi di mana para kreditur sejak awal sepakat melakukan pembiayaan bersama_ 2).Mengadakan perjanjian di antara para kreditur yang masing-masing telah ‘melakukan pengikatan jaminan, dalam suatu perjanjian di mana jaminan telah diikat masing-masing kreditur tersebut diperjanjikan telah berlaku dan jaminan- jaminan tersebut akan menjadi hak dari para kreditur. dengan dilakukannya pola ini, maka tidak diperlukan lagi penghapusan pengikatan jaminan yang telah dibuat dan tidak diperlukan pengikatan ulang jaminan, 29 ‘Terlepas dari pengikatan jaminan yang ditempuh oleh para kreditur berdasarkan Kesepakatan sebagaimana telah disebutkan di atas, maka untuk ‘menjamin masing-masing kreditur akan memperolah haknya sebanding dengan nilai kredit yang telah diberikan apabila pada dikemudian hari debitur wanprestasi dan sumber pelunasan kredit hanya dari hasil penjualan jaminan, maka di antara para kreditur itu perlu diadakan perjanjian pembagian jaminan yang dikenal dengan istilah Security Sharing Agreement selanjuinya disebut Perjanjian Pombagian Jaminan. Perjanjian Pembagian Jaminan ini dibuat dalam suatu akta notariil, yang disebut Akta Perjanjian Pembagian Jaminan yang memwat antara lain: nama bank- bank peserta kredit sindikasi sebagai para pihak; tentang pembagian secara pari ‘Passi atas jaminan-jaminan; tentang penycbutan seluruh jaminan secara terperinci dan satu per satu yang ada dan untuk menjamin utang siapa: definisi-definisi yang dipergunakan; tentang pengangkatan satu bank sebagai agen jaminan; tentang Pengurusan perjanjian jaminan yang merupakan tugas dari agen jaminan; tentang biays-biaya bila agen bertindak dalam kapasitasnya sebagai agen; tentang, pemililuan domisili hukum di pengadilan negeri mana: tentang bahwa penunjukan agen ini juga disetujui oleh debitur. Perjanjian Pembagian Jaminan dalam kredit sindikasi, pada hakikatnya bukan membagi jaminan seperti yang telah diberikan oleh debitur kepada para kreditur, akan tetapi membagi hasil dari penjualan jaminan apabila debitur telah Wanprestasi. Pada umumnya dalam praktik hasil dari penjualan jaminan kebendaan ini dibagi secara pari passu artinya pembagian secara proporsional diantara bank- ‘bank peserta sindikasi sesuai dengan besamya piutang. Berdasarkan hal tersebut maka hak para kieditur sindikasi tethadap obyek jaminan diatur dalam Perjanjian Pembagian Jaminan. Hal penting yang harus ada dalam Perjanjian Pembagian Jaminan, yaitu pengaturan bahwa agen jaminan untuk mewakili dalam ‘menatausahakan, melakukan cksckusi jaminan dan membaginya untuk kepentingan masing-masing kreditur serta melakukan tugas-tugas lainnya, Dalam hal ini agen jaminan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diserahkan oleh para kreditur, namun apabila tidak terlaksananya tugas tersebut disebabkan adanya cacat dalam penerimaan jaminan oleh para kreditur. agen jaminan tidak bertangeuns jawab. Hal yang penting juga mengenai pengaturan bahwa agen jaminan baru akan mengadakan pembagian hasil penjualan jaminan setelah diadakannya eksekusi yang didahului adanya pernyataan dari para kreditur bahwa debitur telah wanprestasi dan tentang tugas agen jaminan untuk melakukan pembagian hasil penjualan jaminan kepada para kreditur secara pari passw sesuai dengan perjanjian piutang, para kreditur dari wakiu ke waktu. Pengaturan perbandingan piutang para kreditur dari waktu ke ‘waktu ini sangatlah penting karena pada saat debitur dinyatakan wanprestasi oleh semua kreditur belum tontu perbandingan besarnya piutang kreditur adalah sama pada saat kredit diberikan, misalnya karena sesuatu hal debitur ingin mempercepat ‘kewajiban pembayarannya pada satu atau lebih kreditur tertentu. Sebelum melakukan pembagian hasil penjualan jaminan dengan berbagai cara tersebut di atas, agen jaminan harus terlebih dahulu mengambil hasil penjualan jaminan untuk pembayaran biaya-biaya yang didahulukan yaitu seperti biaya lelang, pajak, dan sebagainya Perjanjian pembagian jaminan perlu pula memuat pengaturan berkerisait dengan kelebihan hasil eksekusi jaminan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban debitur kepada para kreditur dan biaya-biaya lain yang menjadi beban debitur. 31 Pengaturan ini bertujuan untuk melindungi hak dari debitur itu sendiri untuk memperolch Kelebihan hasil dari eksekusi jaminan dan di tain pihak untuk smonighindorkan kroditar menanént begian yang buiten menjadi halinyn scsusi'dengan apa yang telah diperjanjikan Berdasarkan hal-hal yang perlu diatur dalam suatu perjanjian pembagian jaminan sebagai mana yang disebutkan di alas, maka untuk beberapa kondisitertentu perlu diadakan pengaturan secara khusus, misalnya apabila diantara beberapa sindikosi torscbut tardapat beborapa bank pometinish, bank swasta atmpun bank asing. ‘Tanggung Jawab Agen Bank sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan dalam Pemberian Kredit Sindikasi Sotelah perjanjian Kredit sindikasi ditandatangani. peranan Arranger atau ‘management group yang dipimpin oleh lead manager diserahkan kepada atau diambil alih oleh salah satu bank peserta yang ditunjuk untuk berperan sebagai agent bank. Apabila lead manager adalah suatu bank umum (commercial bank), atau dalam hal terdapat beberapa lead manager, maka salah satu lead manager yang merupakan suatu bank umum, ditunjuk pula sebagai agen bank atau biasa disebut secara singkat agen, bisa juga yang menjadi agen adalah suatu bank lain yang independen, yaitu bank yang tidak menjadi anggota sindikasi atau menjadi pemberi kredit. Pada dasarya tugas agen adalah untuk mengelola pinjaman sindikasi dan berhubungan langsung dengan debitur, sedangkan /ead manager adalah pemimpin dari para kreditur sindikasi dalam rangka pemenuhan kesepakatan masing-masing kkreditur sindikasi kepada debitur, dalam hal salah satu kreditur sindikasi tidak mampu memenuhi kesepakatannya atau mengundurkan diri dari sindikat sebelum memenuhi 2 seluruh kesepakatannya maka /ead manager harus mencari kreditur sindikasi lain untuk menggantikannya. Kebanyakan dalam perjanjian kredit sindikasi agen dan ‘manager digabung menjadi satu yang tugasnya meliputi tugas agen dan manager dan pada umumnya manager dan agen adalah kreditur vang memberikan pinjaman yang terbesar. Agen yang ditunjuk oleh para kreditur peserta sindikasi diberi kuasa untuk melaksanakan segala hak-hak dan kewajiban mereka sebagaimana diatur dalam perjanjian kredit sindikasi dan perjanjian-perjanjian accessoimnya, Agen sebagai salah satu kreditur sindikasi mempunyai hak dan kewenangan yang sama dengan kreditur sindikasi lainnya ‘Agen mewakili para bank peserta sindikasi dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan administrasi penggunaan kredit selama jangka waktunya, apabila bank yang ditunjuk untuk menjadi agen adalah juga bank yang menjadi documentation bank, hal ini akan sangat membantu karena bank tersebut pada akhirnya akan bertugas mengadministrasikan pinjaman tersebut dengan menggunakan dokumentasi itu. Sulit bagi agen apabila ternyata dokumentasi tersebut telah dibuat oleh documentation bank tidak sesuai dengan keinginan agen atau dibuat dalam bentuk yang menyulitkan pelaksanaan administrasi dalam penggunaan kredit itu, Bagi para peserta sindikasi peranan agen sangat penting sehingga beberapa bank hanya bersedia berpartisipasi dalam suatu sindikasi kredit apabila agennya sangat berpengalaman dalam transaksi-transaksi kredit sindikasi, ‘Tugas dan kewenangan agen dalam kredit sindikasi didasarkan pada jenis agen vyaitu: 1), facility agent dan 2). security agent. 33 Facility agent bertugas mengadministrasikan penggunaan kredit sindikasi setelah perjanjiannya ditandatangani oleh debitur dan bank-bank para peserta sindikasi, sedangkan security agent selanjutnya disebut agen jaminan bertanggung jawab atas penyelesaian pengikatan jaminan dan dokumentasinya, namun dalam praktik biasanya ‘agent bank tugasnya merangkap baik sebagai facility agent maupun security agent. Hak dan kewajiban agen bank diatur dalam perjanjian kredit sindikasi, namun ada beberapa pedoman tertentu bagi agen yang ditentukan oleh hukum yang harus dipatuhi oleh agen, kecuali bila ditentukan sebaliknya dalam perjanjian kredit sindikasi yang bersangkutan. Pedoman tersebut adalah bahwa kuasanya tidak dapat dicabut, Tanpa sepakat dari agen, kuasa suatu agen yang telah diberikan oleh para peserta sindikasi tidak dapat dicabut kembali sekalipun scluruh peserta sindikasi secara bulat menyepakati untuk mencabut kuasa tersebut. Kuasa tersebut hanya dapat dicabut kembali dalam hal: disetujui oich agen itu sendiri; di dalam perjanjian terdapat suatu Klausul yang disebut power of removal clause, yaitu Klausul yang memberikan kekuasaan kepada para peserta sindikasi untuk menarik kembali kuasa yang telah diberikan oleh agen tanpa persetujuan agen: apabila agen telah melakukan ingkar janji, yaitu melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang ditentukan di dalam perjanjian Kredit sindikasi yang merupakan penyimpangan tas _kewajiban- kewajibannya, Kewajiban agen jaminan dalam kredit sindikasi adalah: 1) Bertanggung jawab atas penyelesaian pengikatan jaminan dan dokumentasinya, Agen jaminan bertindak untuk dan atas nama para kreditur peserta kredit sindikasi serta merupakan kuasa untuk mewakili para kreditur dalam melakukan semua tindakan dan menjalankan semua hak yang dimilikinya oleh para kreditur ey yang berkaitan dengan jaminan dan dokumentasi agunan/jaminan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kredit. 2) Pengurusan jaminan olch agen jaminan mewakili dan bertindak untuk dan atas nama para kreditur dalam membuat, menandatangani dan menerima semua dan setiap akta, surat, dokumen atau perjanjian berupa apapun mengenai jaminan antara lain surat kuasa membebankan Hak Tanggungan, Akta Hak Tanggungan, Akta Kuasa Menjual 3) Menyimpan dokumen agunan/jaminan pada agen jaminan dan mengawasi seria ‘memeriksa jaminan dengan melakukan pengawasan fisik terhadap jaminan setiap saat bilamana dianggap perlu. Apabila diminta oleh para kreditur wajib ‘memperlihatkannya dokumen agunan/jaminan atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan jaminan atau memberikan salinan atau fotocopy apabila diminta, Dokumen agunarjaminan tidak dapat diubah tanpa adanya persctujuan tertulis terlebih dahulu dari kreditur mayoritas dan agen jaminan tidak akan ‘mengeluarkan surat pernyataan melepaskan hak yang diberikan berdasarkan dokumen agunan/jaminan tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari para kreditur 4) Memberitahukan rineian tindakan yang akan dilakukan agen jaminan sccara tertulis kepada para kreditur. Hakchak agen jaminan adalah: 1) Agen jaminan dapat menolak melaksanakan tugasnya apabila; belum menerima pembayaran atas fee agen jaminan dan biaya lain yang dikeluarkan; pelaksanaan ‘ugas yang melanggar ketentuan perjanjian kredit, dokumen agunan/jaminan dan kta. pembagian hasil jaminan dan akan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai