Anda di halaman 1dari 95

TRANSAKSI TOP-UP DALAM OVO-PAY

(Studi Terhadap Aplikasi OVO)

Diajukan Untuk Mengikuti Seminar Skripsi

Oleh:
AI NURJANNAH
NIM: 20170201005

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH HIDAYATULLAH
BALIKPAPAN
2022 M/ 1443 H
TRANSAKSI TOP-UP DALAM OVO-PAY

(Studi Terhadap Aplikasi OVO)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Skripsi

Oleh:

AI NURJANNAH

NIM: 20170201005

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH HIDAYATULLAH

BALIKPAPAN

2022 M/ 1443 H

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ai Nurjannah

NIM : 20170201005

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Transaksi Top-Up dalam OVO-PAY

(Studi terhadap Aplikasi OVO)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika di

kemudian hari terbukti dia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang

lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh

karenanya batal demi hukum.

Balikpapan, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Ai Nurjannah

ii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth:

Ketua STIS Hidayatullah Balikpapan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Setelah melakukan bimbingan, arahan, masukan dan koreksi, maka skripsi yang
berjudul:
TRANSAKSI TOP-UP DALAM OVO-PAY
(STUDI TERHADAP APLIKASI OVO)
Yang ditulis oleh:
Nama : Ai Nurjannah
NIM : 20170201005
Jenjang : S1
Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Saya berpendapat bahwa skripsi ini telah memenuhi syarat untuk mengikuti
ujian meja di Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Hidayatullah Balikpapan. Demikian surat
dari kami, mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Balikpapan, 28 Desember 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdurrohim, M.S.I. M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E.

iii
PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul : Transaksi Top-Up dalam OVO-PAY

(Studi terhadap Aplikasi OVO)

Ditulis oleh : Ai Nurjannah

NIM : 20170201005

Jurusan : Muamalah

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya

untuk dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu

Syari’ah Hidayatullah Balikpapan.

Balikpapan, 28 Desember 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abdurrohim, M.S.I. M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E.

Mengetahui:
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah
Hidayatullah Balikpapan,

Muh. Zaim Azhar, Lc., M.H.

iv
ABSTRAK

Ai Nurjannah, 2021, Transaksi Top Up dalam OVO-PAY (Studi terhadap Aplikasi


OVO). Skripsi, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah. Pembimbing: (1) Dr.
Abdurrohim, M.S.I. Pembimbing: (2) M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan perkembangan teknologi yang semakin


pesat. Sehingga hal ini mentransformasi kegiatan muamalah masyarakat dalam
kehidupan sehari-harinya. Salah satunya dalam hal bertransaksi, hari ini bertransaksi
tidak harus melakukannya dengan face to face. Dompet digital telah menggantikan
kegiatan transaksi yang awalnya harus bertemu langsung unuk melakukan transaksi.
Aplikasi OVO merupakan salah satu dompet digital yang menjadi pilihan masyarakat
dalam menggunakannya.kemudahan-kemudahan yang ditawari dengan menggunakan
Aplikasi OVO membuat masyarakat tertarik untuk memakainya. Namun dari
banyaknya kemudahan tersebut terdapat keuntungan yang diberikan oleh pihak
penerbit kepada pengguna atas dana yang di top up kan pengguna. Sehingga dengan
adanya penulisan ini bertujuan untuk mengetahui transaksi top up yang terdapat
dalam dompet digital Aplikasi OVO dan tinjauan Hukum Ekonomi Islam terhadap
transaksi top up dalam dompet digital di Aplikasi OVO.
Jenis penulisan ini adalah penulisan sekunder yang bersifat deskriptif-analitik
dengan mengumpulkan data kepustakaan, kemudian data tersebut dianalisis
berdasarkan landasan teori yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan
penulisan.
Hasil dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa dalam transaksi top up
melibatkan pihak ketiga yaitu bank, sebagai perantara suksesnya transaksi top up
tersebut. karena hanya pihak bank yang mempunyai wewenang dalam menerbitkan
uang rupiah ke dalam uang elektronik. Kemudian transaksi antara uang rupiah ke
dalam uang elektronik itu sendiri itu merupakan sharf. Penukaran tersebut boleh
dilakukan, dikarenakan penukarannya dilakukan secara tunai antara keduanya. Jadi
tidak menimbulkan riba. Karena proses serta waktu dalam penukaran uang elekrtonik
tersebut telah sesuai dengan syariat.

v
MOTTO

‫ك فَ ۡٱر َغب‬ ۡ ‫فإِذا ف ر ۡغت ف‬


َ ِ‫ٱنصب َوإِ َ َٰل َرب‬
َ َ َ ََ َ َ

Iman itu harus ekspansif. Kalau ada program, “Mana lagi

tugas yang bisa saya kerjakan?”

Kalau iman tiarap “Jangan. . .Jangan saya lagi yang dapat

tugas.”

(Ustadz Abdurrahman Muhammad)

“Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan

walaupun melewati jalan yang sulit.

Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan

walaupun ia berada di jalan yang mulus.

vi
PERSEMBAHAN

Terkhusus untuk orang tuaku tercinta yang selalu ingin

ku membanggakannya, yang tidak ingin ku mengecewakannya

sekalipun dan ingin ku memberikan yang terbaik untuknya,

mahkota dan jubah yang sedang ku perjuangkan untuk ku

berikan padanya, dan menjadi anak mereka hingga akhirat

kelak.

Untuk tiga adek mujahidku, Aa, Adnin, dan Aziz, maaf

belum bisa menjadi teteh teladan untuk kalian. So kalian yang

sungguh sangat menakjubkan.

Untuk teman-teman At-ONE terima kasih yang sudah

menjadi bagian dari cerita hidupku selama 3 tahun terakhir.

Untuk teman-teman El-QUDS terima kasih yang sudah

mau menerimaku di angkatan kalian.

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari

1988.

Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ ba' b Be

‫ت‬ ta' t Te

‫ث‬ ṡa' ṡ Es (dengan titik di atas)

‫ج‬ jim j Je

‫ح‬ ḥa' ḥ Ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ kha' kh Ka dan Ha

‫د‬ dal d De

‫ذ‬ żal ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ ra' r Er

‫ز‬ zai z Zet

‫س‬ sin s Es

‫ش‬ syin sy Es dan Ye

‫ص‬ ṣād ṣ Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ ḍaḍ d} De (dengan titik di bawah)

viii
‫ط‬ ṭa' ṭ Te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ ẓa' ẓ Ze (dengan titik di bawah)

‫ع‬ 'ain ‘ Koma terbalik di atas

‫غ‬ Gain g Ge

‫ف‬ fa' f Ef

‫ق‬ qāf q Qi

‫ك‬ kāf k Ka

‫ل‬ lam l El

‫م‬ mim m Em

‫ن‬ nun n En

‫و‬ wawu w We

‫ه‬ ha' h Ha

‫ء‬ hamzah ' Apostrof

‫ي‬ ya' Y Ye

Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

Ta' marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

‫هبة‬ Ditulis Hibah

‫جزية‬ Ditulis Jizyah

ix
2. Bila diikuti kata “al” serta dibacaan kedua ituterpisah, maka ditulis dengan “h”

‫كرامة األولياء‬ Ditulis Karāmah al-auliyā'

3. Bila ta' marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis “t”

‫زكاة الفطر‬ Ditulis Zakātulfiṭri

Vokal Pendek

____ Kasrah Ditulis I

____ fathah ditulis a

____ dammah ditulis u

Vokal Panjang

fatḥah + alif Ditulis Ā

‫جاهلية‬ ditulis jāhiliyyah

fatḥah + ya' mati ditulis ā

‫يسعى‬ ditulis yas‘ā

Kasrah + ya' mati ditulis ī

‫كريم‬ ditulis karīm

ḍammah + wawu mati ditulis ū

x
‫فروض‬ ditulis furūḍ

Vokal Rangkap

fatḥah + ya' mati Ditulis Ai

‫بينكم‬ ditulis bainakum

fatḥah + wawu mati ditulis au

‫قول‬ ditulis qaulun

xi
KATA PENGANTAR

‫احلمدهلل الذى ﺃرسل رسوله ابهلدى و دين احلق ليظهره على الدين كله ولو كره‬
‫ ﺃشهد ﺃن ال اله إال هللا و ﺃشهد ﺃن حممدا‬.‫الكافرون ولو كره املشركون ولو كره املنافقون‬
.‫ ال نيب بعده‬.‫عبده ورسوله‬
Puji syukur kepada Allah swt atas segala nikmat, hidayah dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Transaksi Top Up

Dalam OVO-PAY (Studi Terhadap Aplikasi OVO). Meskipun karya ini adalah

sebuah karya sederhana, semoga bermanfaat bagi umat. Ṣhalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬beserta keluarga, para sahabat dan

pengikutnya hingga hari akhir.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, tak sedikit bantuan,

dorongan semangat serta bimbingan yang penulis rasakan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah Balikpapan.

2. Ustadz Muh. Zaim Azhar, Lc., M.H. selaku ketua STIS Hidayatullah Balikpapan,

yang senantiasa memberi motivasi dan selalu mengingatkan agar kami senantiasa

memperbaiki niat setiap memulai sebuah pekerjaan.

3. Ustadz M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E., selaku Wakil Ketua I, terima kasih

atas segala peran penting dan segala kebijakan dalam berlangsungnya pendidikan

dan penyelesaian tugas akhir ini di STIS ini.

4. Ustadz Kuat, S.H.I., M.M., selaku Wakil Ketua II, atas bimbingan dan ilmunya

selama menjadi salah satu dosen penulis di kampus ini.

xii
5. Ustadz Arifudin, S.H., selaku Wakil Ketua III, atas segala jasanya dalam

berlangsungnya pendidikan di kampus ini.

6. Ustadzah Ummi Salami, S.H.I., M.H., selaku Pembantu Wakil Ketua IV bidang

kemahasiswiaan STIS Hidayatullah Balikpapan.

7. Ustadz M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E., selaku ketua prodi Hukum Ekonomi

Syariah yang telah berjuang untuk terakreditasinya Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah ini.

8. Ustadz Dr. Abdurrohim, M.S.I., Selaku Pembimbing I, atas masukan dan

bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

9. Ustadz M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E. Selaku pembimbing II, atas masukan

dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

10. Segenap staf pengurus dan dosen STIS Balikpapan yang telah meluangkan

waktunya dan mencurahkan banyak ilmu kepada penulis.

11. Perpustakaan STIS yang telah meminjamkan kitab-kitab sebagai referensi.

Balikpapan, 28 Desember 2021

Penyusun

Ai Nurjannah

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iii

PERSETUJUAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
D. Signifikansi Penelitian ........................................................... 6
E. Definisi Operasional............................................................... 6
F. Kajian Pustaka........................................................................ 7
G. Metode Penelitian ................................................................... 14
1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ............................... 14
2. Data dan Sumber Data .................................................... 15
3. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 16
4. Metode Pengolahan Data ................................................ 16
5. Teknik Analisis Data ....................................................... 17
6. Prosedur Penelitian ......................................................... 18
H. Sistematika Pembahasan ........................................................ 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Transaksi dalam Islam............................................................ 20

xiv
1. Pengertian Transaksi dalam Islam ..................................... 20
2. Dasar Hukum Transaksi dalam Islam ............................... 22
3. Pembagian Akad ................................................................ 23
4. Prinsip Dasar Transaksi Syariah........................................ 28
5. Transaksi yang Sesuai Syariah .......................................... 28
6. Alasan Transaksi dalam Islam ........................................... 29
B. Uang Elektronik ................................................................... 30
1. Pengertian Uang Elektronik ............................................ 30
2. Fungsi Uang Elektronik ................................................... 30
3. Pengaturan Tentang Uang Elektronik Syariah ................. 32
4. Uang Elektronik Syariah dalam Fatwa Nomor 116/DSN-
MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah ............. 32
C. Sharf ...................................................................................... 35
1. Pengertian Sharf ................................................................ 35
2. Syarat-syarat Valas ............................................................ 36
3. Rukun-rukun Valas............................................................ 36
4. Para Pelaku Pasar Valas .................................................... 39
5. Alur Kegiatan Pasar Valas..................................................... 40
6. Manfaat Adanya Pasar Valas...................................................41
7. Macam-macam Valas..............................................................41
8. Praktek dalam Kurs Valas..................................................... 45
D. Tinjauan Maqasid Asy-Syari’ah terhadap Aplikasi OVO ..... 47
1. Dharuriyyat ....................................................................... 49
2. Hajiyyat ............................................................................. 49
3. Tahsiniyyyat....................................................................... 50
4. Hubungan antara Dharuriyyat, Hajiyyat, serta Tahsiniyyat
........................................................................................... 50

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ............................................ 52

A. Gambaran Umum Tentang Aplikasi OVO ............................. 52


1. Perkembangan Transaksi Financial Technology
(Fintech)………………………………………………… 52
2. Perkembangan Dompet Digital ........................................ 56
3. Sejarah dan Profil Singkat PT.Visioner Internasional ..... 57
4. Visi dan Misi PT.Visioner Internasional.......................... 59
B. Pelaksanaan Transaksi Top-Up Dalam OVO-PAY ............... 59
1. Pengertian Top-Up .......................................................... 59
2. Syarat dan Ketentuan Top-Up ......................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Akad pada Transaksi Top Up dalam OVO-PAY pada Aplikasi OVO


............................................................................................. 61

xv
B. Tinjauan Hukum Ekonomi Syari’ah terhadap Transaksi Top Up
dalam OVO-PAY Aplikasi OVO ........................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 73
B. Saran....................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

RIWAYAT HIDUP PENULIS

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang telah Allah swt ciptakan, artinya

sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bantuan orang lain disekitarnya,

sudah menjadi fitrahnya manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain.

Kehidupan manusia yang mengharuskan saling berinteraksi sosial di antara keduanya.

Agar dapat memenuhi segala kebutuhannya dan tercapainya apa yang di cita-

citakannya. Dalam hubungan Islam itu sendiri, hubungan manusia antara manusia

yang lainnya disebut dengan Muamalah.1 Muamalah cakupannya sangat luas,

sehingga apapun bentuk interaksi yang melibatkan antara dua orang atau lebih itu

dinamakan muamalah.2

Muamalah telah bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebelum munculnya teknologi muamalah dilakukan dengan face to face, namun hari

ini bermuamalah telah berubah melalui teknologi. Teknologi telah berkembang

dengan cepat serta canggih, dan dengan hadirnya terknologi tersebut memberikan

banyak fasilitas yang memudahkan bagi masyarakat dalam menjalani kegiatan sehari-

harinya. Hari ini dengan teknologi kegiatan jual beli dan transaksi lainnya tidak lagi

melakukan interaksi langsung atau face to face antara penjual dan pembeli. Cukup

1
Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1994), 57.
2
Ibid., 57.

1
2

dengan adanya jaringan internet serta media pendukungnya, maka kebutuhan

masyarakat terpenuhi atau belanja online.

Perkembangan zaman yang semakin pesat mengharuskan adanya solusi yang

tepat untuk masalah media dalam pembayaran dan untuk penyimpanan dana. Yaitu

media pembayaran melalui elektronik (e-payment).3 Dalam e-payment dana yang

disetorkan akan disimpan, diproses, dan diterima oleh pengguna melalui informasi

digital. Komponen-komponen yang harus terdapat dalam sistem pembayaran

elektronik diantaranya: sebuah aplikasi untuk memindahkan dana, infastruktur sistem

dari jaringan serta prosedur yang memberikan perintah dari kegunaan dari sistem

yang digunakan.4

Pembayaran telah diatur dalam Bank Indonesia melalui uang elektronik ini

yaitu “Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/08/PBI/2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elekronik

(Elektronik Money) dalam ketentuan Pasal 1 Angka 3”, yang berbunyi:

“Elektronik money adalah suatu alat pembayarn yang harus mengandung

unsur-unsur berikut (a) uang yang akad disetorkan berdasarkan nilai yang lebih dulu

disetorkan kepada pihak penerbit; (b) uang yang disetor tersebut akan disimpan dalam

3
Rahmadi Usman, “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Pembayaran,” Yuridika 31, 1
(n.d.): 135.
4
Deni Trihasta, “Proceeding Seminar Ilmiah Nasional Komputer Dan Sistem Intelijen” (n.d.):
616.
3

suatu media server atau chip; (c) alat pembayaran dalam bertransaksi; (d) dana

tersebut bukan merupakan dana simpanan.”5

Dari ketentuan tersebut telah di paparkan dapat diketahui bahwasanya uang

digital (e-money) ini sama, hanya saja hakikatnya uang elektronik ini sebagai

pengganti uang tunai (cash money). Mekanisme dari uang elektronik ini adalah ketika

uang pengguna disetor, maka saldonya akan secara otomatis tersimpan di server atau

chip. Setelah uang pengguna tersebut tersimpan di servernya, maka pengguna dapat

menggunakan uang tersebut untuk berbagai keperluan dengan merchant atau toko

melakukan kerja sama dengan pihak yang menerbitkan elektronik money tersebut.

Bahwasanya elektronik money adalah uang yang telah tersimpan didalam

server atau chip. Nilai dari uang yang disimpan pengguna akan menipis ketika

pengguna bertransaksi dan membayarnya dengan uang yang didalam media tersebut.

Uang yang terdapat di pihak penerbit tersebut di kelola tidak menggunakan otoritas

online namun offline.

Menurut tempat penyimpanannya, uang elektronik terbagi menjadi dua

kategori, yaitu e-money atau uang elektronik dengan menggunakan kartu (chip based)

dan e-wallet atau yang berbasis aplikasi (server based). Adapun contoh dompet

digital adalah OVO, Shoppe Pay, Dana dan Go-Pay. sedangkan contoh uang

elektronik adalah Tap Cash BNI, atau E-money Mandiri,

Perkembangan zaman yang semakin pesat membuat penggunaan e-money

tersingkir dengan adanya dompet digital (e-wallet). Dikarenakan jangkauan

5
Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/08/PBI/2014 Perubahan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 11/12/PBI/2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009).
4

penggunaan e-wallet dan berbagai promo yang diberikan oleh pihak penyedia

layanan.6

Dompet digital yang telah berkembang sangat pesat salah satunya adalah

OVO. Sejak adanya Aplikasi OVO pada tahun 2017, penggunanya telah tumbuh

hingga 400 %, dengan tiga transaksi terbesarnya yaitu e-commerce, ritel, dan

transportasi. Kerjasama dalam bidang transportasi yaitu dengan perusahaan Grab, e-

commerce yaitu dengan Tokopedia yang merupakan terkemuka di Indonesia.7

Namun dalam mekanisme transaksi top up tersebut, hukumnya tidak

sesederhana itu, mekanisme yang terjadi ketika transaksi top up tersebut

membutuhkan proses yang panjang. Mulai dari pengguna yang menyetorkan uang

untuk top up lewat bank. Mekanisme pengguna dengan bank sebagai penyedia jasa.

Karena uang yang di top up kan oleh pengguna untuk mengisi akun OVO-PAY nya,

adalah harus melalui pihak bank. Karena dalam hal ini, bank adalah pihak yang diberi

wewenang oleh OJK untuk menerbitkan uang elektronik.

Untuk itu hal yang menjadi krusial dalam OVO-PAY ini adalah mekanisme

pengisian isi ulang uang (top up) oleh pengguna kepada pihak penerbit OVO melalui

pihak ketiga, yaitu dalam hal ini adalah pihak bank sebagai pihak yang menyediakan

jasa layanan transfer uang tunai atau non-cash.

6
https://easypay.co.id/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021
7
Adam Rizal, “OVO Sukses Jadi Platform Pembayaran Digital Terbesar Di Indonesia,” n.d.,
https://infokomputer.grid.id. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2021.
5

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan penulis , melalui Penelitian

yang alamiah ini, penulis akan mencoba mengangkat topik permasalahan tersebut

dengan judul “Transaksi Top-Up dalam OVO-PAY (Studi terhadap Aplikasi

OVO) ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana transaksi top-up dalam OVO-PAY yang terdapat di Aplikasi

OVO?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap transaksi top-up dalam OVO-

PAY yang terdapat di Aplikasi OVO?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui transaksi top-up dalam OVO-PAY yang terdapat di

Aplikasi OVO.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap transaksi top-up dalam

OVO-PAY yang terdapat di Aplikasi OVO.

D. Signifikansi Penelitian

Penulis berharap penelitian ini akan mempunyai manfaat yaitu:

1. Secara akademis, semoga yang diteliti ini dapat dijadikan rujukan dan bahan

pertimbangan penulis yang akan datang dengan pembahasan yang saat ini

diteliti oleh penulis.


6

2. Secara teoritis, mengenai hal tersebut dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis dan juga sebagai salah satu kontribusi sumber

informasi tentang yang terjadi pada masa kini.

3. Secara praktis, bertujuan agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana

informasi dan sumber rujukan bagi para pihak yang memiliki penyelesaian

permasalahan terkait hal yang penulis teliti.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional Penelitian harus dirumuskan guna memahami judul

Penelitian untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengumpulkan data untuk itu

perlu diuraikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Transaksi adalah “persetujuan akad antara dua pihak yang telah saling

meridhoi.”8

2. Top-Up adalah “pengisian ulang uang atau menambahkan sejumlah dana

tertentu ke rekening agar dapat melakukan transaksi.”9

F. Kajian Pustaka

Jurnal Nur Anisah, Hizkia Franzias Crisnata, JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan

Keuangan Dewantara, 2021, dengan judul Analisis Tingkat Literasi Keuangan

8
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
9
https://kumparan.com/kabar-harian/apa-arti-top-up-ini-penjelasan-dan-cara-menerapkannya-
1wrIYdLYNn7/1, n.d.
7

10
Pengguna Fintech Payment OVO. Menyatakan bahwa pengguna sudah memiliki

pengetahuan yang umum mengenai pembayaran secara financial technology (fintech),

juga kepercayaan terhadap aplikasi atau produk yang berbasis dengan pembayaran

yang menggunakan teknologi finansial, termasuk hal yang berada didalamnya,

memahami kegunaan maupun resiko yang terjadi dari penggunaan fintech tersebut,

serta ketika menggunakan fintech payment memahami hak maupun kewajiban, dan

keterampilan yang bertujuan agar pengguna memberikan keputusan yang bijak

terhadap apa yang telah diketahuinya.

Jurnal Irna Kumala, Intan Mutia, Seminar Nasional Riset dan Teknologi,

2020, dengan judul Pemanfaatan Aplikasi dompet digital terhadap Transaksi Retail

Mahasiswa.11 Menyatakan bahwasanya mahasiswa-mahasiswa sangat tergantung

terhadap promo yang diberikan oleh provider secara berkala berupa diskon maupun

cashback ketika akan memesan. Pemberian cashback yang hanya 30% ataupun

diskon 20% dari merchat telah membuat mahasiswa tertarik untuk terus bertransaksi

menggunakan e-wallet. Para provider telah membuat para mahasiswa tertarik dengan

promo yang membuat mahasiswa terus ingin melakukan transaksi daring. E-wallet

merupakan alat pembayaran yang aman, mudah efisien serta inovatif sehingga

memudahkan mahasiswa ketika akan melakukan transaksi retail seperti transportasi

10
Nur Anisah Crisnata Hizkia Franzias, “Analisis Tingkat Literasi Keuangan Pengguna
Fintech Payment OVO,” JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara 04, 01 (2021): 56.
11
Irna Kumala Mutia Intan, “Pemanfaatan Aplikasi DOMPET DIGITAL Terhadap Transaksi
Retail Mahasiswa,” Seminar Nasional Riset dan Teknologi (SEMNAS RISTEK (2020): 67–69.
8

maupun memesan makanan kepada merchant yang telah bekerjasama dan transaksi e-

commerce lainnya.

Jurnal Yusri Husen, Puji Isyanto dan Asep Darojatul Romli, Journal for

Management Student (JFMS), 2021, dengan judul Pengaruh Promosi dan Persepsi

Manfaat terhadap Keputusan Pembelian Aplikasi dompet digital OVO pada


12
Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan Karawang. Menyatakan bahwa

mahasiswa Universitas Buana Perjuangan Karawang setuju bahwa promosi dan

persepsi manfaat yang ditawarkan aplikasi dompet digital OVO dapat mempengaruhi

konsumen untuk menggunakan aplikasi dompet digital OVO. Mahasiswa tersebut

juga setuju untuk menggunakan aplikasi dompet digital OVO karena dipengaruhi

beberapa faktor contohnya seperti promosi dan persepsi manfaat yang ditawarkan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang saat ini penulis teliti, selain

berbeda dalam objek penelitian, juga dalam pendekatan masalah yang diteilti, karena

pada penelitian ini memfokuskan penelitiannya terhadap transaksi top up dan hukum

uang elektronik yang terdapat di Aplikasi OVO yang sesuai dengan hukum ekonomi

syariah.

Tahun Penulis/Judul Persamaan Perbedaan Hasil

Nur Anisah, Objek Tingkat Bahwasanya:

Hizkia Penelitian. literasi “pengguna

Franzias keuangan mempunyai

12
Yusri Husen, Puji Isyanto, and Asep Darojatul Romli, “Pengaruh Promosi Dan Persepsi
Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Aplikasi DOMPET DIGITAL OVO Pada Mahasiswa
Universitas Buana Perjuangan Karawang,” Journal for Management Student (JFMS), 01, 01 (2021): 8.
9

Crisnata, pengguna pengetahuan

terhadap umum

STIE PGRI Aplikasi OVO mengenai

Dewantara tersebut. pembayaran

Jombang, fintech,

2021 kepercayaan

Analisis terhadap item

Tingkat produk fintech

Literasi payment, fitur-

Keuangan fitur yang telah

Pengguna ada di dalam

Fintech fintech

Payment payment,

OVO. mengetahui

kegunaan yang

akan

didapatkan

maupun resiko

yang akan

terjadi, dan

mengetahui

hak serta
10

kewajiban

dalam

menggunakan

fintech

payment, dan

keterampilan

yang

memungkinkan

untuk

membuat

keputusan

yang tepat.”

Irna Kumala, Dompet Pemanfaatan Bahwasanya:

Intan Mutia, digital. aplikasi “penggunaan

dompet digital uang

Universitas dalam elektronik

Indraprasta transaksi dalam dompet

PGRI, mahasiswa. digital

memiliki

Pemanfaatan pengaruh dan

2020 Aplikasi signifikan

dompet terhadap
11

digital perilkau

terhadap mahasiswa.

Transaksi Hal ini dompet

Retail digital jauh

Mahasiswa. lebih mudah,

aman, dan

efisien serta

inovatif

membuat

mahasiswa

mudah dalam

mengeluarkan

uang terutama

untuk transaksi

retail yaitu

transportasi

online,

pemesanan

makanan di

vendor yang

bekerjasama

dan transaksi
12

e-commerce.”

Yusri Husen, Objek Menganalisis Bahwasanya

et.al. Penelitian respon mahasiswa

OVO. mahasiswa sangat

Universitas terhadap terpengaruh

Buana promosi dan menggunakan

Perjuangan persepsi Aplikasi OVO

2021 Karawang, manfaat yang disebabkan

terdapat karena

dalam pengaruh

Pengaruh Aplikasi promosi dan

Promosi dan OVO. persepsi

Persepsi manfaat yang

Manfaat ditawarkan

terhadap oleh aplikasi

Keputusan dompet digital

Pembelian OVO.

Aplikasi

dompet

digital OVO

pada

Mahasiswa
13

Universitas

Buana

Perjuangan

Karawang.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber sekunder atau

penelitian dengan melalui perantara atau tidak langsung, dengan lebih banyak

menganalisis ketentuan-ketentuan yang terdapat di Aplikasi OVO sebagai

referensi yang utama. Sumber pendukung yang kedua adalah dari fikih

muamalah, jurnal, literatur bacaan lainnya.

b. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam metode ini bersifat deskriftif-analitik, yaitu

cara atau metode dalam Penelitian dengan diteliti objeknya terlebih dahulu

untuk mendeskripsikannya dengan sistematis dan objektif terhadap fakta yang

terjadi, sifat dari penelitian, kriteria serta hubungannya fakta yang telah ada

dan kejadian yang terjadi.13 Hal ini menggambarkan bahan yang ada dari

13
Kaelan M S, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma, 2005),
58.
14

sumber sekunder yang ada kaitan dengan masalah utama yaitu tentang

transaksi top up dalam OVO-PAY di Aplikasi OVO.

2. Data dan Sumber Data

Penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data kepustakaan

(library research). Jenis data yang digunakan adalah sumber data sekunder.

a. Data

Data-data yang terkait dengan penelitian ini adalah sejumlah literatur

yang secara langsung mengenai financial technology yang membahas tentang

transaksi dalam OVO-PAY di Aplikasi OVO. Data yang dikumpulkan yaitu

sebagai berikut:

1) Gambaran umum mengenai Financial Technology (fintech)

2) Gambaran umum Aplikasi OVO

3) Transaksi top up dalam OVO-PAY di Aplikasi OVO.

b. Sumber Data Sekunder

1) Sumber Utama

Penelitian ini sumber utama yang dipakai adalah dari Aplikasi

OVO itu sendiri, dengan menganalisis akad-akad yang terdapat dalam

Aplikasi OVO.

2) Sumber Pendukung

Penelitian ini ada sumber pendukungnya yaitu dari buku-buku fikih

muamalah, jurnal, literatur serta bacaan lainnya yang mengenai akad-akad

yang terdapat di Aplikasi OVO.


15

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan ini adalah serangkaian kegiatan membaca,

mencatat, mengutif data yang terdapat di berbagai buku fikih muamalah,

jurnal, artikel, dan berbagai bacaan lainnya yang berhubungan dengan topik

pembahasan yang akan diteliti.

b. Studi Aplikasi

Teknik ini adalah dengan menganalisis ketentuan-ketentuan transaksi

yang terdapat dalam Aplikasi OVO. Menghubungkannya dengan Hukum

Ekonomi Syariah.

4. Metode Pengolahan Data

Terdapat dua cara tahap pengolahan yaitu sebagai berikut:14

a. Pemeriksaan Data

Editing merupakan cara untuk mengecek atau mengoreksi data yang

telah masuk dan terkumpul tersebut harus valid dan sesuai realita, serta

masalahnya sama dengan yang diteliti.

b. Rekontruksi data

Rekontruksi data adalah pengolahan data dengan menata ulang data

yang telah didapatkan secara beraturan, bertahap, dan sesuai dengan logika

serta dipahami dengan mudah.

14
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif (Jakarta: Rajawali Pers, 1998).
16

5. Teknik Analisis Data

Model Miles and Huberman adalah data yang ada dikelola secara

berkesinambungan sehingga data yang dikelola menjadi padat. Tahapan yang

dilakukan dengan menggunakan model analisis Miles and Huberman dilakukan

menjadi tiga tahap yaitu :15

a. Reduksi data (reduction)

Mengambil data-data yang dianggap penting dari data yang diperoleh

di lapangan setelah itu dikelompokkan, data yang tidak perlu dibuang serta

dari kesimpulan tersebut diambil kesimpulan.

b. Penyajian data (data display)

Gambaran semua kumpulan informasi yang telah disusun dalam upaya

menarik kesimpulan dan mengambil langkah selanjutnya. Setelah

mengklasifikasikannya berdasarkan kategori data yang telah dikumpulkan.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification)

Tahap conclusion ini, data dan kesimpulan telah ada atau telah

tersedia, namun masih bersifat terbuka. Setelah itu data yang ada telah valid

dan kokoh dalam setiap kesimpulan yang ada. Namun perlu diverifikasi ulang

mengenai kesimpulan tersebut, sehingga setelah diverifikasi ulang akan dapat

menjawab dari rumusan masalah yang ada.

6. Prosedur Penelitian

a. Tahapan Perencanaan

15
Ismail Nurdin, Sri Hartati, Metodologi Pe nelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat
Cendikia, 2019), 205.
17

Tahapan perencanaan adalah penulis mengadakan observasi terhadap

permasalahan yang akan diteliti, kemudian penulis menyusunnya dalam

bentuk proposal penelitian. Setelah itu, dikonsultasikan kepada dosen Ketua

Program Studi, kemudian masuk ruang verifikasi untuk di diskusikan dengan

dosen Program Studi yang bersangkutan. Apabila telah dinyatakan layak oleh

LPPM, maka ditentukan dosen pembimbing, kemudian diadakan konsultasi

selanjutnya untuk seminar proposal.

b. Tahapan Pengumpulan Data

Tahap ini adalah tahapan yang dimulai setelah lulus seminar proposal

kemudian mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mempermudah

tahapan selanjutnya.

c. Tahapan Pengolahan Data dan Analisis Data

Telah lengkap dan terkumpul data-data yang akan diperlukan, diolah

dengan cara mengedit serta mengklasifikasikan data tersebut. Data tersebut

akan dianalisis secara kualitatif berdasarkan apa yang ada pada landasan teori.

d. Tahapan Penyusunan

Tahapan penyusunan data merupakan tahapan ketika data lengkap

dan tersusun berdasarkan sistematika dalam menulis dan setelah berkonsultasi

dengan kedua pembimbing, hal ini telah layak untuk disebut sebagai karya

ilmiah dalam bentuk skripsi dan telah siap untuk di munaqosah kan bersama

penguji yang ditentukan.


18

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dan memberi gambaran dalam memahami materi

skripsi yang penulis tulis, maka akan disusun berdasarkan sistematika berikut:

Bab I: Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, signifikansi penelitian, definisi operasional, tinjauan pustaka, dan

sistematika penelitian.

Bab II: Landasan Teori, akan mengemukakan secara umum 4 pembahasan yaitu

pertama, transaksi dalam Islam; kedua sharf; ketiga, uang elektronik; serta keempat,

tinjauan Maqasid Asy- Syari’ah terhadap Aplikasi OVO.

Bab III: Laporan Hasil Penelitian mengenai gambaran umum mengenai Aplikasi

OVO, serta bentuk transaksi top-up dalam OVO-PAY studi terhadap Aplikasi OVO.

Bab IV: Hasil Penelitian dan pembahasan, menguaraikan hasil penelitian yang terdiri

dari beberapa sub pembahasan yaitu akad yang terdapat di Aplikasi OVO, dan

tinjauan hukum islam terhadap transaksi dalam OVO-PAY studi terhadap Aplikasi

OVO.

Bab V: Penutup, pada bab ini mencakup kesimpulan berdasarkan hasil Penelitian dan

jawaban terhadap masalah pokok yang telah diteliti dalam batasan rumusan masalah,

serta saran yang penulis cantumkan.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Transaksi Dalam Islam

1. Pengertian Transaksi dalam Islam

Transaksi dalam bahasa Arab disebut sebagai “al-Mu’amalat”. Dan

ilmu fiqh yang membahas tentang mu’amalat disebut fiqh Mu’amalat. 16 Fiqh

mu’amalat mempunyai cakupan yang sangat luas, meliputi hukum-hukum

tentang ta’widh, kejahatan, kontrak serta hukum yang mengatur hubungan

sosial manusia dalam bermuamalah, baik itu secara pribadi maupun

kelompok. 17

Sistem ekonomi pada dasarnya akan berakhir dengan suatu transaksi.

Suatu transaksi itu sendiri merupakan kegiatan yang melibatkan orang lain

atau lebih supaya bisa mengerjakan tukar-menukar, pinjam-meminjam

ataupun ikut serta dalam suatu kerjasama usaha atas dasar kedua belah pihak

saling suka sama suka dalam urusan mereka maupun sesuai dengan ketentuan

dan syariat yang berlaku dalam masyarakat.

Transaksi itu sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni transaksi yang

dihalalkan merupakan suatu hal yang dibolehkan oleh syariat Islam,

sedangkan yang diharamkan merupakan suatu hal yang dilarang dalam

syariat. Kehalalan maupun keharaman suatu transaksi dalam bermuamalah

16
Mohammad Hashim Kamali, Islamic Cimmercial Law (Cambridge: Islamic Texts
Society, 2000).
17
Wahbah az Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu, vol. 1, 4 (Beirut: Dar al-Fikr,
1997), 19.

19
20

tergantung dari objek yang dijadikan transaksi tersebut, apakah suatu objek

tersebut halal atau haram dan apakah cara dalam bertransaksi tersebut

menggunakan cara-cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw atau

sebaliknya, bertentangan dengan cara bertransaksi dalam syariat Islam.

Menurut Mustafa Ahmad az-Zarqa’ bahwasanya “fiqh Mu’amalat

merupakan hukum-hukum tentang perbuatan dan hubungan-hubungan sesama

manusia mengenai harta kekayaan, hak-hak dan penyelesaian sengketa

tentang hal-hal tersebut.” 18

Menurut Mohammad Ma’sum Billah, bahwasanya “fiqh Mu’amalat

yaitu suatu bentuk kesepakatan menguntungkan yang terjadi antara manusia

untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehari-hari, khususnya dalam urusan

yang berkaitan dengan perdagangan dan perniagaan.”19

Dapat disimpulkan bahwasanya fiqh mu’amalat merupakan salah satu

kajian dalam ilmu fiqh yang pembahasannya mengenai hukum tentang

tingkah laku perbuatan dan hubungannya antar sesama dalam amwal, hak

serta solusi masalah yang mengenai hal-hal tersebut dengan tujuan untuk bisa

terpenuhinya kebutuhan hidup manusia dengan berlandaskan syariah.

2. Dasar Hukum Transaksi dalam Islam

a. Dalil Al-Qur’an

1) Surat Al- Ma’idah [5]: 1:

ِ ‫“َي أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا أَوفُوا ِابلْع ُق‬


” ‫ود‬ ُ ْ َ َ َ َ
18
Mustafa Ahmad az Zarqa’, Al Madkhal Al- Fiqhi al-‘Am, 1 (Damaskus al- Adib, 1967),
30.

Mohd. Ma’sum Billah, Modern Financial Transaction Under Syariah (Petaling Jaya:
19

Ilmiah Publishers Sdn. Bhd., 2003), 11.


21

2) Surat Al- Isra’ [17]: 34:

”‫“ َوأ َْوفُوا ِابلْ َع ْه ِد إِ َّن الْ َع ْه َد َكا َن َم ْسئُ ًوال‬

b. Dalil Hadits

،ُ‫ َحدَّثَنَا َزَك ِرََّيء‬،‫ َحدَّثَنَا أَِِب‬،ُّ‫“ َحدَّثَنَا ُحمَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد هللاِ بْ ِن ُُنٍَْْي ا ْهلَْم َد ِاِن‬
ِ‫ول هللا‬ ِ ُ ‫ ََِسعتُه ي ُق‬:‫ال‬ ِ ِ ‫ ع ِن الن‬،‫ع ِن الشَّعِ ِيب‬
َ ‫ت َر ُس‬ ُ ‫ ََس ْع‬:‫ول‬ َ ُ ْ َ َ‫ ق‬،‫ُّع َمان بْ ِن بَش ٍْي‬ ْ َ ْ َ
- ‫صبَ َعْي ِه إِ ََل أُذُنَْي ِه‬ْ ِِ‫ُّع َما ُن ِب‬
ْ ‫ َوأ َْه َوى الن‬- :‫ول‬ ُ ‫ يَ ُق‬،‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ
‫ات َال يَ ْعلَ ُم ُه َّن َكثِْيٌ ِم َن‬
ٌ ‫ َوبَْي نَ ُه َما ُم ْشتَبِ َه‬،‫ّي‬ ْ ‫ َوإِ َّن‬،‫ّي‬
ٌ َِ‫احلََر َام ب‬ ْ ‫«إِ َّن‬
ٌ َِ‫احلَََل َل ب‬
‫ َوَم ْن َوقَ َع ِِف‬،‫ َوعِ ْر ِض ِه‬،‫استَ ْ َْبأَ لِ ِدينِ ِه‬ ِ
ْ ‫ فَ َم ِن اتَّ َقى الشُّبُ َهات‬،‫َّاس‬ ِ ‫الن‬
‫ك أَ ْن يَْرتَ َع‬ ُ ‫وش‬ ِ ‫ ي‬،‫احلِمى‬ ِ َّ ‫ َك‬،‫احلرِام‬ ِ ِ
ُ َ ْ ‫الراعي يَْر َعى َح ْو َل‬ ََْ ‫الشُّبُ َهات َوقَ َع ِف‬
ْ ‫ أََال َوإِ َّن ِِف‬،ُ‫ أََال َوإِ َّن ِِحَى هللاِ َحمَا ِرُمه‬،‫ك ِِحًى‬
‫اْلَ َس ِد‬ ٍ ِ‫ أََال وإِ َّن لِ ُك ِل مل‬،‫فِ ِيه‬
َ َ
،ُ‫اْلَ َس ُد ُكلُّه‬
ْ ‫ فَ َس َد‬،‫ت‬ ْ ‫ َوإِ َذا فَ َس َد‬،ُ‫اْلَ َس ُد ُكلُّه‬
ْ ‫صلَ َح‬ َ ،‫ت‬ ْ ‫صلَ َح‬َ ‫ إِ َذا‬،ً‫ضغَة‬ ْ ‫ُم‬
”)‫ب(متفق عليه‬ ِ
ُ ْ‫أََال َوه َي الْ َقل‬

Artinya: “Dari An Nu’man bin Basyir, ia berkata: aku mendengar


Rasulullah saw bersabda “ ,Yang halal itu telah jelas dan yang
haram pun telah jelas, di antara keduanya ada hal-hal yang samar.
Perumpamaan dari itu bagaikan seorang menggembala ternaknya di
sekitar padang rumput yang terlarang. Sesungguhnya daerah
larangan Allah swt ialah apa saja yang telah diharamkannya.
Barangsiapa yang menggembala di sekitar daerah yang terlarang,
maka dikhawatirkan ia terjerumus di dalamnya; sesungguhnya
orang yang melalukan hal yang samar, maka dikhawatirkan ia
terjerumus ke dalam yang haram.” (H.R Bukhori).20

20
Muslim bin Hijaj Abu Hasan al Qasyiri an Naisaburi, “Musnad Shahih Mukhtashor,” 3
(Maktabah Syamela, n.d.), 1219.
22

3. Pembagian Akad

Para ulama fiqh berpendapat bahwa pembagian akad dapat dibedakan

menjadi beberapa bagian berdasarkan sudut pandang yang berbeda, yaitu:

a. Berdasarkan keabsahannya menurut ketentuan syara’

1) Akad shahih

Akad shahih adalah akad yang memenuhi rukun dan syarat yang

diterapkan oleh syara’. Hukum dari akad shahih ini adalah berlakunya

seluruh akibat hukum yang ditimbulkan akad itu dan mengikat kepada

pihak-pihak yang berakad. Akad shahih ini terbagi pula kepada dua

yaitu:

a) Akad nafiz yaitu akad yang sempurna dilaksanakan, artinya akad

yang dilangsungkan sesuai ketentuan syara’ dengan terpenuhinya

rukun dan syarat dan tidak ada penghalang untuk

melaksanakannya.

b) Akad mauquf yaitu akad yang dilakukan seseorang yang cakap

bertindak hukum, tetapi dia tidak memiliki kewenangan untuk

melangsungkan dan melaksanakan akad itu, seperti akad yang

dilakukan oleh anak kecil yang sudah mumayyiz. Dalam kasus

seperti ini akad tersebut baru dianggap sah secara sempurna dan

memiliki akibat hukum apabila sudah mendapat izin dari walinya.

2) Akad yang tidak shahih

Akad yang tidak shahih adalah akad yang tidak memenuhi rukun

dan syaratnya sebagaimana yang ditetapkan oleh syara’ sehingga


23

seluruh akibat hukum akad itu tidak berlaku dan tidak mengikat pihak-

pihak yang berakad. Demikian akad ini tidak berdampak hukum atau

tidak sah.

Akad yang tidak shahih dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Akad bathil adalah akad yang tidak memenuhi salah satu dari

rukun akad, dengan demikian syaratnya juga tidak terpenuhi atau

terdapat larangan syara’. Seperti tidak jelasnya objek yang

diakadkan.

b) Akad fasid adalah akad yang semua rukunnya terpenuhi, namun

ada syarat yang tidak terpenuhi.

Jumhur ulama selain Hanafiyah menyamakan akad bathil dan

fasid dan keduanya terdapat kekurangan pada rukun atau syarat-

syaratnya, sehingga seluruh akibat hukum akad itu tidak berlaku dan

tidak mengikat pihak-pihak yang berakad. Sedangkan menurut ulama

Hanafiyah, mereka membedakan antara fasid dan bathil. Menurut ulama

Hanafiyah, akad bathil adalah akad yang tidak memenuhi rukun atau

tidak ada barang yang diakadkan seperti akad yang dilakukan oleh salah

seorang yang bukan golongan ahli akad.21

b. Berdasarkan dari segi penamaan

1) Akad musamma yaitu akad yang telah ditetapkan syara’ dan telah

ada hukum-hukumnya, seperti bai’ (jual beli), hibah, qarḍh

(pinjaman) dan ijarah (sewa menyewa).

21
Rafiq Yunus al-Mishry, Fiqh Al-Muamalah, n.d, 59.
24

2) Ghairu musamma yaitu akad yang penamaannya ditetapkan oleh

masyarakat sesuai dengan keperluan dan kebutuhan mereka di

sepanjang zaman dan tempat. Seperti istishna’, bai’ al-wafa dan lain-

lain.22

c. Berdasarkan disyariatkan atau tidaknya akad

1) Akad musyara’ah ialah akad-akad yang dibenarkan syara’ untuk

dilaksanakan dan tidak ada larangan padanya, seperti gadai dan jual

beli.

2) Akad mamnu’ah ialah akad-akad yang dilarang oleh syara’ untuk

dilaksanakan, seperti akad donasi harta anak di bawah umur, dan

menjual anak kambing dalam perut ibunya.23

d. Berdasarkan tanggungan, kepercayaan bersifat ganda

1) Akad dhaman yaitu akad yang mengalihkan tanggungan resiko atas

kerusakan barang kepada pihak penerima pengalihan sebagai

konsekuensi dari pelaksanaan akad tersebut, sehingga kerusakan

barang yang telah diterimanya melalui akad tersebut berada dalam

tanggungannya. Misalnya akad sewa menyewa, ketika barang yang

disewa merupakan amanah di tangan penyewa, akan tetapi di sisi lain,

manfaat barang yang disewanya merupakan tanggungannya sehingga

apabila ia membiarkan barang yang disewanya tanpa ia manfaatkan,

maka terhadap barang yang disewa tanpa dimanfaatkannya merupakan

tanggungannya, dan dia wajib membayar sewanya.

22
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, n.d, 108.

23
Mardani, Fikih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), 84.
25

2) Akad amanah yaitu akad ketika barang yang dialihkan melalui barang

tersebut merupakan amanah di tangan penerima barang tersebut,

sehingga dia tidak berkewajiban menanggung resiko atas barang

tersebut, kecuali kalau ada unsur kesengajaan dan melawan hukum.

Jadi tanggung jawab kerusakan berada di tangan pemilik benda, bukan

oleh yang memegang benda. Seperti akad titipan atau wadi’ah.

3) Akad gabungan antara dhaman dan amanah yaitu akad yang

mengandung dan dipengaruhi oleh dua unsur, dimana salah satu

seginya adalah dhaman dan segi yang lain merupakan amanah, seperti

akad rahn atau gadai.24

e. Berdasarkan waktu dalam pelaksanaannya

1) Akad fauriyah yaitu akad-akad yang dalam pelaksanaannya tidak

memerlukan waktu yang lama, pelaksanaannya akadnya hanya sebentar

saja seperti jual beli.

2) Akad istimrar atau zamaniyah yaitu akad yang dalam pelaksanaannya

membutuhkan waktu dan terus berjalan selama waktu yang disepakati

dalam akad tersebut, seperti ‘ariyah.

f. Berdasarkan akad pokok dan tambahan atau mengikut

1) Akad asliyah yaitu akad yang berdiri sendiri tanpa memerlukan adanya

sesuatu yang lain seperti jual beli, sewa menyewa, ‘ariyah dan lain-

lain.

2) Akad tabi’iyah yaitu akad yang keberadaannya tidak berdiri sendiri,

tetapi tergantung kepada suatu hak yang menjadi dasar ada atau tidak

24
Ibid., 86.
26

adanya yang lain, seperti akad rahn tidak akan dilakukan tanpa adanya

hutang.

g. Berdasarkan tujuan atau niat si pelaku akad

1) Akad tabarru yaitu akad yang dimaksudkan untuk menolong dan

murni karena mengharapkan pahala dari Allah, jadi tidak ada unsur

untuk mendapatkan keuntungan. Seperti akad hibah, wasiat dan wakaf

dan lain-lain.

2) Akad tijari yaitu akad yang dimaksudkan untuk mencari dan

mendapatkan keuntungan. Jadi akad ini merupakan akad bisnis yang

bersifat komersial, seperti akad jual beli, sewa menyewa dan lain-

lain.25

4. Prinsip Dasar Transaksi Syariah26

Prinsip dasar transaksi syariah adalah sebagai berikut:

a. Hal-hal dalam bermuamalah boleh diaplikasikan tanpa ada nash yang

mengharamkannya mengenai muamalah tersebut.

b. Kebebasan dalam membuat kontrak berdasarkan kesepakatan yang telah

disepakati bersama dan berkewajiban memenuhi akad tersebut.

c. Pelarangan dan penghindaran transaksi terhadap : riba, maysir dan gharar.

d. Etika (akhlak) dalam bertransaksi harus sesuai dengan syariah.

e. Adanya kwitansi atau kertas untuk transaksi tidak tunai, agar ada tanda

bukti mengenai akad tersebut.

25
Ibid., 77.
26
httpsbmtitqan.orgartikeldetail10bertransaksi-sesuai-syariah.html
27

5. Transaksi yang Sesuai Syariah27

Transaksi yang sesuai syariah adalah sebagai berikut:

a. Transaksi yang diperbolehkan dalam Islam yaitu transaksi tidak

mengandung unsur kedzaliman.

b. Bukan termasuk ke dalam golongan transaksi ribawi.

c. Transaksi yang akan dilakukan tidak merugikan siapapun.

d. Transaki yang tidak mengandung materi-materi atau objek yang telah

diharamkan.

e. Transaksi yang tidak mengandung unsur: maysir, penipuan, monopoli atau

ihtikar, mengeksploitasi, pura-pura tidak tahu, menutup-nutupi,

merekayasa seakan-akan banyak pembeli, merekayasa riba, merekayasa

pembeli tidak mempunyai pilihan, dan memanfaatkan ketidaktahuan

konsumen tentang informasi harga.

6. Alasan Transaksi dalam Islam

Tujuan adanya penetapan hukum dalam bertransaksi28 yaitu:

a. Untuk memposisikan manusia sesuai dengan statusnya sebagai makhluk

Allah swt yang mulia. Aturan syariat selalu mengedepankan kejujuran

akal dan perilaku. Untuk itu, bertransaksi telah berkontribusi untuk

membangun kepribadian manusia dalam kehidupannya. Allah swt

sangat murka terhadap manusia yang melewati batas yang telah

27
Ibid.
28
Mohd. Ma’sum Billah, Modern Financial Transaction Under Syariah (Petaling Jaya:
Ilmiah Publishers Sdn. Bhd., 2003), 19.
28

ditetapkan-Nya, transaksi merupakan salah satunya dari hal yang telah

ditetapkan-Nya.

b. Untuk menjadikan manusia yang mandiri dalam hal finansial, untuk itu

mereka harus banyak terlibat secara aktif dalam bertransaksi khususnya

perdagangan. Dalam hal ini, Rasulullah saw sebagai manusia teladan

yang mendorong agar umatnya melakukan perdagangan juga.

Sebagaimana sabdanya:

“Sembilan persepuluh rezeki itu terdapat dalam perdagangan”.

c. Agar kedua belah pihak tidak terjadi kesalahpahaman. Hukum-hukum

dalam transaksi Islam memberikan pedoman yang sangat terperinci

dalam bertransaksi. Apabila masing-masing pihak yang saling

bertransaksi mematuhinya, tentu mereka akan terhindar dari

kecurangan, penipuan, dan pelanggaran yang akan terjadi.

d. Agar saling percaya karena kejujuran dan keadilannya dalam berniaga.

Sebagaimana artinya sebagai berikut:

“Sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan


timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S Al- Isra’[17] : 35)
e. Upaya menjaga kesahannya suatu transaksi agar terhidar dari transaksi

yang telah diharamkan.

f. Ketika salah seorang pihak yang bertransaksi telah setuju dan pihak

tersebut memberikan persyaratan yang sesuai syariat, sehingga pihak

tersebut menerima konsekuensi dari kesepakatannya tersebut.

g. Pihak pembeli berkewajiban menyerahkan barang yang dijualnya.

Sebaliknya penjual berkewajiban menyerahkan barang yang dijualnya.

Agar memperjelas hak dan kewajiban antar keduanya.


29

h. Untuk mempererat kekeluargaan, karena akan mendatangkan manfaat

dari transaksi tersebut.

i. Agar terciptanya keamanan serta rasa damai di hati masyarakat.

B. Uang Elektronik

1. Pengertian Uang Elektronik Syariah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Fatwa Nomor 116/DSN-

MUI/IX/2017 tentang uang elektronik syariah adalah uang elektronik yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Fungsi Uang Elektronik

Beberapa fungsi atau manfaat serta kelebihan penggunaan uang

elektronik dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran

nontunai lainnya, antara lain:29

a. Lebih praktis dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai,

khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment),

disebabkan nasabah tidak perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk

suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Selain itu,

tidak akan terjadi kesalahan dalam menghitung uang kembalian

apabila menggunakan uang elektronik (e-money).

b. Waktu yang diperlukan dalam bertransaksi dengan uang elektronik (e-

money) dapat dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan dengan kartu

kredit atau kartu debit, karena tidak harus memerlukan proses

otentifikasi online, tanda tangan maupun PIN. Menggunakan (e-

29
Firmansyah, Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam (Lampung: CV Iqro, 2018), 81-
82.
30

money) memerlukan waktu yang sedikit daripada menggunakan uang

tunai.

c. Electronic Value dapat diisi ulang kedalam kartu (e-money) melalui

berbagai sarana yang disediakan oleh issuer. Apabila nilai uang pada

kartu elektronik telah habis maka pengguna dapat melakukan

pengisian ulang sehingga tidak perlu membeli baru uang elektronik.

d. Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang akibat

pedagang tidak mempunyai uang kembalian kecil.

e. Sangat aplicable (berlaku) untuk transaksi masal yang nilainya kecil

namun frekuensinya tinggi, seperti transportasi, parkir, tol, fast food,

dan lain-lain.

3. Pengaturan Tentang Uang Elektronik Syariah

Uang elektronik telah diatur oleh Bank Indonesia yang merupakan

sebagai lembaga yang memiliki kewenangan di bidang moneter. Regulasi

tersebut tertuang di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/2009

tanggal 13 April 2009 tentang Uang Elektronik (Elekrtonic Money) dan Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP tanggal 13 April 2009 prihal

Uang Elekrtonik (Elektronic Money).

Kehadiran uang elektronik disambut baik oleh masyarakat Indonesia

dikarenakan banyaknya kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat, dan

masyarakat pun menginginkan hadirnya pembayaran dengan uang elektronik

yang terhindarkan dari segala bentuk ribawi. Kemudian pada tanggal 19

September 2017 Majelis Ulama Indonesia menerbitkan Fatwa Nomor


31

116/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah yang menjadi

penanda baru revolusi industri uang elektronik syariah di Indonesia.

4. Uang Elektronik Syariah Dalam Fatwa Nomor 116/DSN-

MUI/IX/2017 Tentang Uang Elektronik Syariah

Bahwasanya uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi

unsur-unsur berikut:

a. Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor terlebih

dahulu kepada penerbit;

b. Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu media

yang teregistrasi;

c. Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan

merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang

yang mengatur mengenai perbankan; dan

d. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan

merupakan penerbit uang elekrtonik tersebut.

Kemudian dalam pelaksanaan uang elektronik syariah ini harus

berlandaskan nilai syariat yaitu terbebas dari segala macam transaksi riba,

gharar, maysir, tadlis, risywah, dan israf dan transaksi atas objek yang

diharamkan atau masuk kategori maksiat. Lalu untuk akad yang digunakan

dalam uang elektronik syariah ini sebagaimana disebutkan di dalam fatwa

DSN-MUI berupa:

a. Akad wadi’ah adalah akad penitipan uang dari pemegang uang

elekronik kepada penerbit dengan ketentuan pemegang uang elektronik

dapat mengambil/menarik/menggunakan kapan saja sesuai kesepakatan.


32

b. Akad qarḍ adalah akad pinjaman dari pemegang uang elektronik

kepada penerbit dengan ketentuan bahwa penerbit wajib

mengembalikan uang yang diterimanya kepada pemegang kapan saja

sesuai dengan kesepakatan.

c. Akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran atau upah.

d. Akad ju’alah adalah akad untuk memberikan imbalan (reward) tertentu

atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.

e. Akad wakalah bi al-ujrah adalah akad walakah dengan imbalan (ujrah).

Kebijakan yang diberikan untuk melindungi kepentingan dari

nasabah pengguna uang elektronik syariah apabila nasabah mengalami

musibah kerusakan atau kehilangan media uang elektronik ada biaya yang

dikenakan penerbit kepada pemegang berupa:

a. Biaya penggantian media uang elektronik untuk penggunaan pertama

kali atau penggantian media uang elektronik yang rusak atau hilang;

b. Biaya pengisian ulang (top up) melalui pihak lain yang bekerja sama

dengan penerbit atau menggunakan delivery channel pihak lain;

c. Biaya tarik tunai melalui pihak lain yang bekerjasama dengan penerbit

atau menggunakan delivery channel pihak lain; dan/atau

d. Biaya administrasi untuk uang elektronik yang tidak digunakan dalam

jangka waktu tertentu.

Ketentuan khusus fatwa tentang uang elektronik apabila nasabah

kehilangan media uang elektronik:


33

a.Jumlah nominal uang elektronik yang ada pada penerbit harus

ditempatkan di bank syariah.

b.Dalam hal kartu yang digunakan sebagai media uang elektronik hilang

maka jumlah nominal uang yang ada di penerbit tidak boleh hilang.

C. Sharf

1. Pengertian Sharf

Sharf adalah pertukaran mata uang atau bisa juga diartikan jual beli

suatu valuta dengan valuta lain.30 Secara harfiah sharf adalah penambahan,

penukaran, penghindaran atas transasi jual beli. Secara terminologis sharf

adalah pertukaran dua jenis barang yang berharga, pertukaran mata uang

suatu negara dengan negara yang lain atau bisa juga jual beli uang dengan

uang yang biasa disebut dengan valas.31

Valas juga selalu berkaitan dengan pertukaran mata uang sehingga

kegiatan perekonomian dunia tidak akan dapat dipisahkan dengan

perdagangan valuta asing.32

Valas dapat diartikan akad jual beli antara valuta yang satu dengan

valuta yang lainnya. Valas juga dapat diartikan dengan mata uang yang dapat

digunakan dan dikeluarkan sebagai alat bertransaksi yang sah dalam suatu

negara lain. Sedangkan jual beli mata uang merupakan transaksi jual beli

dalam bentuk finansial yang mencakup beberapa hal sebagai berikut:

30
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), 109.
31
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah : Fiqh Muamalah, 2013th ed. (Jakarta:
Kencana, n.d.), 318.
32
Daud Darmawan, Mengenal Bisnis Valuta Asing (Yogyakarta: Pinus, 2007), 9.
34

pertukaran mata uang, pembelian mata uang, dan pembelian barang dengan

uang tertentu.

2. Syarat-Syarat Valas

Ulama telah bersepakat bahwa akad sharf disyariatkan dengan syarat-

syarat sebagai berikut, yaitu:

a. Pertukaran uang valas tersebut harus dilaksanakan secara tunai (spot)

artinya masing-masing pihak harus menerima atau menyerahkan

masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.

b. Adanya pertukaran dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu

transaksi perdagangan barang dan jasa antar bangsa.

c. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misal A menyetujui membeli barang

dari B dengan syarat B harus membelinya kembali barang tersebut pada

tanggal tertentu dimasa yang akan datang.

d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini

mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau jual beli

tanpa hak kepemilikan.33

Sedangkan syarat dari akad sharf secara sederhana, yaitu:

a. Valuta (sejenis atau tidak sejenis) apabila sejenis, harus ditukar dengan

jumlah yang sama. Apabila tidak sejenis, pertukaran dilakukan sesuai

dengan nilai tukar.

b. Waktu penyerahan (spot).34

33
Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan
Praktik), 1 (Malang: UIN- Maliki Malang Press, 2018), 149.
35

3. Rukun-Rukun Valas

Berikut merupakan rukun-rukun yang harus terpenuhi yaitu:

a. Serah terima sebelum iftirak (berpisah)

Transaksi tukar menukar dilakukan sebelum kedua belah pihak

berpisah. Hal ini berlaku terhadap pertukaran mata uang yang berjenis

sama maupun yang berbeda, oleh karena itu kedua belah pihak harus

melakukan serah terima sebelum keduanya berpisah meninggalkan tempat

transaksi dan tidak boleh menunda pembayaran salah satu diantara

keduanya. Apabila persyaratan ini tidak terpenuhi, maka jelas hukumnya

tidak sah.

b. At Tamatsul (sama rata)

Pertukaran uang yang nilainya tidak sama rata maka hukumnya

haram, syarat ini berlaku pada pertukaran uang yang satu atau sama jenis.

Sedangkan pertukaran uang yang jenisnya berbeda, maka dibolehkan.

Misalnya, menukar mata uang dolar Amerika dengan dolar Amerika, maka

nilainya harus sama. Namun apabila menukar mata uang dolar Amerika

dengan rupiah, maka tidak dipersyaratkan at- tamatsul atau syarat ini tidak

berlaku. Hal ini praktis diperbolehkan mengingat nilai tukar mata uang

masing-masing negara di dunia ini berbeda. Apabila diteliti, hanya ada

beberapa mata uang tertentu yang populer dan menjadi mata uang

penggerak di perekonomian dunia, dan tentunya masing-masing nilai mata

uang itu sangat tinggi nilainya.

34
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012),
109.
36

c. Pembayaran dengan tunai

Tidak sah hukumnya apabila di dalam transaksi pertukaran uang

terdapat penundaan pembayaran, baik penundaan tersebut berasal dari satu

pihak atau disepakati oleh kedua belah pihak. Syarat ini terlepas dari

pertukaran antara mata uang yang sejenis maupun mata uang yang tidak

sejenis.

d. Tidak mengandung akad khiyar syarat

Apabila terdapat khiyar syarat pada akad sharf, baik syarat tersebut

dari sebelah pihak maupun dari kedua belah pihak, maka menurut jumhur

ulama hukumnya tidak sah. Sebab salah satu syarat sah transaksi adalah

serah terima, sementara khiyar syarat menjadi kendala untuk kepemilikan

sempurna. Hal ini tentunya dapat mengurangi makna kesempurnaan serah

terima. Menurut ulama Hambali, sharf dianggap tetap sah, sedangkan

khiyar syaratnya menjadi sia-sia.

Batasan-batasan pelaksanaan valuta asing yaitu adalah sebagai

berikut:

a. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersil,

yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa antar bangsa, bukan dalam

rangka spekulasi.

b. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini

mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.


37

c. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau dengan

kata lain tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan

(bai’ainiah).35

4. Para Pelaku Pasar Valas

Para pelaku pasar valas adalah:

a. Perusahaan : melakukan ekspor atau impor barang dan jasa dengan

negara lain membutuhkan transaksi jual beli valas untuk memenuhi

kewajiban yang dimilikinya.

b. Masyarakat atau perorangan: dapat melakukan transaksi valuta asing

untuk spekulasi dan memenuhi kebutuhannya. Contoh, seorang ayah

akan mengirim uang buat anaknya yang sekolah di Amerika maka dia

harus membeli USDollar.

c. Bank Umum: melakukan transaksi jual beli mata uang asing untuk

berbagai keperluan antara lain melayani nasabah (perusahaan) yang

ingin bertransaksi jual-beli valas, berusaha memperoleh keuntungan

dari perubahan harga valuta asing di pasar memenuhi kewajiban valuta

asing yang dimiliki.

d. Broker atau perantara : orang atau perusahaan ynag tugasnya menjadi

perantara terjadinya valas. Mereka biasanya berusaha membantu

pembeli mencapai penjual dan sebaliknya.

e. Pemerintah: melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan

antara lain membayar cicilan hutang luar negeri, penerimaan hutang

luar negeri baru yang harus ditukar ke valuta sendiri.

35
Heli Charisma Berlian, Mengenal Valuta Asing (Yogyakarta: Gajdah Mada University
Press, 2006), 4-5.
38

f. Bank sentral: dapat melebarkan interval batas atas bawah dengan

menaikkan batas atas sekaligus menurunkan batas bawah secara

proporsional dari nilai parinya.36

5. Alur Kegiatan Pasar Valas

Alur kegiatan pasar valas ialah:

a. Perusahaan atau perorangan yang melakukan transaksi karena

kebutuhannya akan menghubungi bank untuk melakukan transaksi. Dia

membeli atau menjual valas dengan pihak bank.

b. Pihak bank pada saat melakukan transaksi dengan nasabah, biasanya

langsung masuk ke pasar valas antar bank untuk melakukan transaksi.

Misal, bank membeli USD dan menjual Rupiah dengan perusahaan,

pada saat yang bersamaan bank melakukan transaksi menjual USD dan

membeli dari pasar valas antar bank. Ini dilakukan untuk mengurangi

risiko yang dihadapi, terutama risiko pergerakan kurs.

c. Transaksi valas antar bank ada dua cara, pertama bank mencari sendiri

bank lain untuk membeli USD dan menjual Rupiah atau kedua bank

mencari broker untuk mencari bank lain yang mau membeli USD dan

menjual Rupiah.

d. Bank sentral biasanya melakukan transaksi valas untuk menstabilkan

nilai tukar valuta.37

7. Manfaat Adanya Pasar Valas

Manfaat adanya pasar valas ialah:

36
Jose Rizal Joesoef, Pasar Uang & Pasar Valuta Asing (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
13.
37
Charisma Berlian, Mengenal Valuta Asing, 4-5.
39

a. Memungkinkan untuk terjadinya transfer daya beli dalam nilai suatu

mata uang ke mata uang lain transfer of purchasing power.

b. Dalam pasar valuta asing, mata uang suatu negara diperdagangkan

dengan mata uang negara lainnya dalam rangka meningkatkan

kemudahan dan efisiensi penyelesaian transaksi. 95 % transaksi di pasar

valuta asing bersumber dari transaksi non perdagangan, terutama lalu

lintas modal. Dengan demikian hanya 5 % transaksi di pasar valuta

asing yang bersumber dari perdagangan internasional.38

8. Macam-Macam Valas

Macam-macam pertukaran, antara lain:

a. Transaksi spot

Pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat

itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka

waktu dua hari. Misal, kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan

dan ditutup pada tanggal 1 Maret 2022, penyerahan dan penyelesaian

kontrak tersebut dilakukan pada tanggal 1 Maret 2002. Apabila pada

tanggal 1 Maret 2022 tersebut kebetulan hari libur, maka penyelesaiannya

adalah pada hari kerja berikutnya. Tanggal penyelesaian transaksi seperti

ini disebut value date. Penyerahan dana dalam transaksi spot pada

dasarnya dapat dilakukan dalam beberapa cara berikut ini:

1) Value today, yaitu penyerahan dana dilakukanpapada tanggal (hari)

yang sama dengan tanggal (hari) diadakannya transaksi (kontrak).

38
Mandala Manurung and Prathama Rahardja, Uang, Perbankan, Dan Ekonomi Moneter
(Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004), 73-74.
40

2) Value tomorrow, yaitu penyerahan dana dilakukan pada hari kerja

berikutnya atau hari kerja setelah diadakannya kontrak.

3) Value spot, yaitu penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah

tanggal transaksi.39

b. Transaksi Forward

Transaksi forward merupakan transaksi valas yang pengiriman

mata uang dilakukan ada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Kurs

dimana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat

kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual.

Transaksi forward biasanya terjadi bola eksportir, importir dan pelaku

ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valuta asing harus membayar atau

menerima sejumlah mata uang asing pada waktu tertentu di masa

mendatang.40

c. Transaksi swap

Transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu

mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian

dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama.

Jenis transaksi swap yang umumnya adalah spot terhadap forward. Dealer

membeli suatu mata uang dengan transaksi spot dan secara simultan

menjual kembali jumlah yang sama kepada bank lain yang sama dengan

kontrak forward. Karena itu dilakukan sebagai sebagai suatu transaksi

39
Ahmad bin ’Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Fatwa-Fatwa Jual Beli (Bogor: Pustaka Imam
Syafi’i, 2005), 454-455.

40
Mudrajad Kuncoro, Manajemen Keuangan Internasional Pengatar Ekonomi Dan
Bisnis Global (Yogyakarta: BPFE, 1996), 106.
41

tunggal dengan bank lain yang sama, dealer tidak akan menghadapi resiko

valas yang tidak diperkirakan. Seperti yang telah diketahui bahwasa pada

prinsipnya transaksi swap merupakan transaksi tukar pakai suatu mata

uang untuk jangka waktu tertentu.

Transaksi swap berbeda dengan transaksi spot atau forward. Dalam

mekanisme swap, terjadi dua transaksi sekaligus dalam waktu yang

bersamaan yaitu menjual dan membeli atau menjual dan membeli suatu

mata uang yang sama. Sementara pada spot dan forward, transaksi terjadi

hanya sekali saja yaitu membeli dan menjual. Penggunaan transaksi swap

sebenarnya dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian

yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang. Swap dapat

dilakukan antara nasabah dengan banknya dan antara bank dengan bank

Indonesia (disebut reswap). Pemberian fasilitas reswap tersebut dilakukan

atas dasar swap point yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Transaksi

swap antara bank dengan BI.

a) Swap likuiditas, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif BI untuk

dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Posisi likuiditas ini

untuk setiap bank maksimum 20% dari modal bank tersebut.

b) Swap investasi, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank

berdasarkan swap bank dengan nasabah yang dananya berasal dari

pinjaman luar negeri untuk keperluan investasi di Indonesia.

Perbedaan dari tiga jenis transaksi diatas adalah transaksi swap

terjadi dua transaksi pada saat yang sama (double transaction), yaitu jual
42

beli atau beli dan jual. Sedangkan pada spot dan forward hanya terjadi satu

kali transaksi saja (one single transaction), yaitu jual saja beli saja.41

d. Transaksi option

Kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak

untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing

pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram

karena mengandung unsur maisir (spekulasi).42

9. Praktek dalam Kurs Valas

Kurs valas adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam

nilai mata uang negara lain. Artinya kurs valas merupakan repretasi jumlah

uang domestik yang dibutuhkan. Jenis valas adalah semua mata uang negara-

negara di dunia. Sedangkan jenis-jenis kurs, sebagai berikut:

a. Kurs jual yaitu kurs yang ditentukan oleh bursa valas untuk menjual

satu unit mata uang asing (valas) tertentu.

b. Kurs beli yaitu kurs yang ditentukan oleh bursa valas untuk membeli

satu unit mata uang asing (valas) tertentu.

c. Kurs tengah yaitu rata-rata dari harga kurs jual dan kurs beli.

Perhitungan kurs valuta asing.

Transaksi sharf merupakan salah satu transaksi yang diperbolehkan

dalam Islam dengan ketentuannya adalah memenuhi segala rukun dan

syarat yang telah ditentukan oleh ulama’ terdahulu, sebagaimana firman

Allah swt dalam surat an-Nisa’ ayat 29:

41
Abdurrazzaq bin ’Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Fatwa-Fatwa Jual Beli, 456.

42
Amir Machmud Rukmana, Bank Syariah (Teori, Kebijakan Dan Studi Empiris Di
Indonesia) (Jakarta: Erlangga, n.d.), 40.
43

ِ ‫َي أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا َال ََتْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم ِابلْب‬
ً‫اط ِل إَِّال أَ ْن تَ ُكو َن ِِتَ َارة‬ َ ْ َْ ْ َ ْ َ َ َ َ
‫اَّللَ َكا َن بِ ُك ْم َرِح ًيما‬
َّ ‫اض ِمْن ُك ْم َوَال تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم إِ َّن‬
ٍ ‫َع ْن تَ َر‬

Sharf dalam pelaksanaannya harus mempunyai peraturan atau tata

cara yang harus terpenuhi seperti rukun dan syarat. Rukun sharf yaitu:

a. Pelaku akad, yaitu penjual sebagai pihak yang memilik valuta, dan

pembeli sebagai pihak yang membutuhkan atau pembeli valuta.

b. Objek akad, atau bisa juga diartikan harga dari suatu mata uang yang

digambarkan dalam jenis mata uang yang lainnya.

c. Shighah, yaitu sebuah pernyataan dan persetujuan dari adanya transaksi

sharf yang di sampaikan sewaktu akad tersebut berlangsung.43

Sharf juga memiliki syarat-syaratnya dalam proses transaksi

tersebut diantaranya:

a. Adanya serah terima atau pernyataan setuju kedua belah pihak sebelum

berpisah diri.

b. Adanya sebuah kesamaan ukuran antara dua barang yang ditukarkan,

jika barang dari jenis yang sama.

c. Terbebas dari khiyar syarat, karena ditakutkan menghalangi hak

kepemilikan ini.

d. Akad yang dilakukan harus secara kontan tidak boleh ada unsur

penangguhan. 44

43
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara Dan Pasar,
n.d, 240.

44
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara Dan Pasar,
n.d, 240.
44

Sharf memiliki jenis-jenis dan golongannya, seperti:

a. Transaksi spot, yaitu transaksi jual beli valuta asing yang

penyelesainnya paling lambat 2 hari.

b. Transaksi forward, yaitu transaksi jual beli valas yang nilainya telah

ditetapkan sekarang dan pemberlakuannya untuk waktu yang akan

datang, antara 2 hari sampai dengan 1 tahun.

c. Transaksi swap, yaitu sebuah kontrak jual beli valas dengan spot yang

dikombinasikan dengan jual beli valas model forward, kombinasi ini

hanya sebatas penyamaan harga dengan metode forward.

d. Transaksi option yaitu suatu hak dalam rangka membeli dan hak untuk

menjual yang tidak harus dilakukan atas unit valas pada harga dan

jangka waktu atau tanggal tertentu.

e. Transaksi future non delivery tranding (margin tranding), yaitu

transaksi penjualan dan pembelian valas yang tidak diikuti oleh

pergerakan dana dan hanya menggunakan cash margin dalam

persentase tertetu, misalnya 10% sebagai jaminannya.45

D. Tinjauan Maqasid Asy- Syari’ah terhadap Aplikasi OVO

Menurut bahasa maqashid syari’ah terdiri dari dua kata, yaitu maqashid

serta asy-syari’ah. Maqashid (jamak) yang artinya tujuan, sedangkan asy-syari’ah

merupakan subjek dari syara’ yang artinya “jalan menuju sumber air sebagai

sumber kehidupan.” Maqashid syari’ah sendiri mempunyai tujuan yaitu agar

45
Mardani, Fiqih Ekonomi Syari’ah “Fiqh Muamalah, 319-321.
45

terciptanya keselamatan serta hilangnya hal yang menjadi mafsadat. Dalam kitab

al-Muwafaqat Imam as-Syathibi ada 5 bentuk maqashid syari’ah yaitu Kulliat al-

Khamsah (lima prinsip umum).

1) Wad’u asy-syari’ah yaitu syariah yang mempunyai tujuan untuk

memelihara dan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

2) Wad’u asy-syariah lil ifham yaitu syariat yang dapat dipahami.

3) Dukhul mukhallaf tahta ahkami syari’ah yaitu orang yang telah

diwajibkan melakukan kewajiban hukum.

4) Wad’u asy-syariah litaklif yaitu memberikan ketentuan Islam itu sesuai

dengan kesanggupan orang.46

Menurut As-Syathibi dalam al-Muwafaqat ada lima maqashid yaitu

sebagai berikut:

a) Hifẓ ad-din (menjaga agama)

b) Hifẓ an-nafs (menjaga jiwa)

c) Hifẓ al-aql’ (menjaga akal)

d) Hifẓ al-mal (menjaga harta)

e) Hifẓ an-nasb (menjaga keturunan).47

Maqashid syariah merupakan rumusan suatu hukum yang bertujuan untuk

kebaikan umat, yang semuanya bersumber dari Al-Qur’an, Hadits serta Ijma’ para

ulama.48

46
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema
Insani, 2008), 120.
47
Oni Syahroni and Adiwarman Karim, Maqashid Bisnis Dan Keuangan Islam (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), 4-5.
48
Nurhadi, “Maqashid Ammah Dan Khassah Oprasional Bank Syariah,” Ekonomi Islam
Journal 9, 2 (Pekanbaru 2018), 156.
46

Aplikasi OVO merupakan dompet digital terbaru yang berbasis financial

technology, untuk itu perlu adanya pengklasifikasian terhadap kategori tingkatan

kebutuhan dengan tujuan untuk mencapai kemaslahatan. Menurut as-Syatibi hal itu

adalah:

1. Dharuriyyyat

Tingkat kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer. Ketika

kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka akan terancam keselamatan umat

manusia. Kebutuhan ad-dharuriyyat ini akan tercapai manakala lima hal yang

menjadi tujuan ini terpenuhi, seperti: keselamatan agama, keselamatan akal,

keselamatan nyawa, berlangsungnya nasab serta agar terlindungi kehormatan

dan harga diri seseorang, serta melindungi harta yang dimilikinya. Kelima hal

tersebut merupakan hal yang mutlak yang harus ada pada diri manusia yang

merupakan tujuan utama dari adanya syariat ini (Maqashid Asy-Syari’ah).49

2. Hajiyyat

Hajiyyat merupakan kebutuhan yang sifatnya sekunder atau nomor

kedua, hal ini apabila tidak terpenuhinya kebutuhan ini, maka tidak akan

mengancam keselamatan seseorang, namun seseorang akan mengalami

kesukaran atau kesulitan bahkan mungkin akan berkepanjangan. Tetapi hal

ini tidak akan menyebabkan kepunahan atau sama sekali tidak berdaya. Jadi

yang membedakan ad-dharuriyyat dengan al-hajiyyat adalah pengaruhnya

terhadap keberadaan manusia. Namun dengan adanya hal tersebut,

keberadaannya dalam kehidupan dibutuhkan dengan tujuan untuk

Al Yasa’ Abubakar, Metode Istishlahiah Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dalam Ushul


49

Fiqh (Banda Aceh: CV Diandra Primamitra Media, 2012), 39-40.


47

memberikan kemudahan serta menghilangkan kesukaran serta kesulitan

dalam kehidupan manusia.

3. Tahsiniyyat

Tahsiniyyat merupakan kebutuhan yang tersier. Tahap ini kehidupan

manusia dalam mode nyaman menjadi lebih nyaman lagi, mudah menjadi

lebih mudah lagi, cepat menjadi lebih cepat lagi dan seterusnya. Dengan

istilah lainnya tahapan ini merupakan keperluan yang dibutuhkan manusia

agar kehidupannya berada dalam kemudahan, kenyamanan, dan kelapangan.50

4. Hubungan antara dharuriyyat, hajiyyat serta tahsiniyyat

Hubungan antara ketiga kategori tersebut dalam hal ini bertahap,

mulai dari yang terpenting dalam kehidupan hingga hanya sebagai pelengkap

saja, yaitu ad-dharuriyyat (keperluan dan perlindungan yang bersifat primer,

al-hajiyyat yaitu yang bersifat sekunder serta at-tahsiniyyat yaitu yang

bersifat tersier). Menurut as-Syatibi hubungan diantara keduanya adalah

sebagai berikut:

a) Ad-dharuriyyat adalah hal yang paling dasar bagi al-hajiyyat dan at-

tahsiniyyat.

b) Kerusakan ad-dharuriyyat akan menyebabkan kerusakan seluruh dari

al-hajiyyat serta at-tahsiniyyat.

c) Kerusakan al-hajiyyat dan at-tahsiniyyat tidak akan menyebabkan

kerusakan ad-dharuriyyat.

d) Kerusakan seluruh al-hajiyyat dan at-tahsiniyyat akan mengakibatkan

kerusakan sebagian ad-dharuriyyat.


50
Yusuf Al- Qaradhawi, Fiqih Praktis Bagi Kehidupan Modern (Kairo: Maktabah
Wabah, 1999), 79.
48

e) Kebutuhan dan perlindungan al-hajiyyat dan at-tahsiniyyat perlu

dipelihara untuk kepentingan ad-dharuriyyat.


BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang Aplikasi OVO

1. Perkembangan Transaksi Financial Technology (Fintech)

Teknologi finansial atau yang sering disebut Fintech. Teknologi

finansial yang terdapat dalam peraturan Bank Indonesia Nomor

19/12/PBI/2017 merupakan penggunaan teknologi dengan sistem keuangan

yang dapat menghasilkan produk, layanan, teknologi atau dengan model

bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem

keuangan, efisiensi, kelancaran, keamanan, serta kehandalan dalam sistem

pembayarannya.

Penyelenggaraan teknologi finansial dalam hal ini meliputi sistem

pembayaran, pendukung pasar, manajemen investasi dan manajemen resiko,

pinjaman, pembiayaan dan penyedia modal, dalam jasa finansial lainnya.51

Teknologi telah mempengaruhi kehidupan manusia dalam berperilaku

khususnya dalam mengakses berbagai macam layanan yang berbasis

elektronik.52 Berkembangnya teknologi internet merupakan salah satu

51
Tri Inda Fadhila Rahma, “Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan
Finansial Technology,” Jurnal 3, no. 1 (2018), 644.
52
Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto, “Analisis Swot Implementasi Teknologi
Finansial Terhadap Kualitas Layanan Perbankan Di Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,
20, no. 01 (April 2017).

49
50

perkembangan dalam teknologi informasi.53 Adanya internet telah

mempermudah kegiatan manusia saat ini.54

Financial Technology (fintech) adalah industri yang didalamnya

terdapat perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi agar sistem

keuangan dan pelayanan keuangannya lebih efisien. Financial technology

juga merupakan teknologi yang inovatif dalam bidang jasa keuangan,55

dengan ide kreatifnya serta teknologinya yang inovatif, financial technology

telah menawarkan pilihan terbarunya bagi pengguna dalam melaksanakan

kegiatan bayar-membayar, kirim-mengirim uang, internediasi dana dan

investasi.56

Pertumbuhan financial technology yang semakin canggih dan pesat

dan dengan dibarengi era generasi millenial yang semakin beranjak dewasa

membuat pasar menjadi sangat potensial. Generasi yang telah sadar dengan

hadirnya teknologi ini enggan ketika dihadapkan dengan lembaga keuangan

yang masih harus bergelut dengan mesin dan membutuhkan waktu yang lama,

sehingga menjadi pendorong tumbuhnya Fintech. Konsumen hari ini dapat

menikmatinya. Salah satu contohnya adalah pembayaran yang hari ini

dilakukan lewat via smartphone, mengakses pembiayaan dengan melakukan

pemberian pinjaman kepada individu atau bisnis dan sebaliknya atau

Abdul Halim Barkatullah and Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce :Studi Sistem
53

Keamanan Dan Hukum Di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 1.


54
Sugeng Santoso, “Sistem Transaksi E-Commerce Dalam Perspektif KUH Perdata Dan
Hukum Islam,” Jurnal AHKAM 4, no. 2 (November 2016).
55
Muhammad Afdi Nizar, “Teknologi Keuangan (Fintech): Konsep Dan
Implementasinya Di Indonesia,” Warta Fiskal 5 (2017).

Sariguna Johnson Kennedy, “Tantangan Terhadap Ancaman Disruptif Dari Financial


56

Technology Dan Peran Pemerintah Dalam Menyikapinya.", 172.


51

crowdfunding ( rintisan yang menyediakan penggalangan dana yang akan

disalurkan kembali kepada orang-orang yang membutuhkan).57

Perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang finansial

diharapkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kehidupan

masyarakat. Sehingga bidang financial technology tumbuh untuk memenuhi

kebutuhan bagi masyarakat.58

Pada era saat ini financial menjadi salah satu bidang yang sangat

mendukung dalam pertumbuhan perekonomian suatu Negara.59

perkembangan terbarunya fintech akan terus tumbuh di Indonesia. Sehingga

dalam hal ini Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan PBI

18/40/PBI/2016 tanggal 14 November 2016 tentang “penyelenggaraan

pemrosesan transaksi pembayaran.” Selaku lembaga yang mempunyai

kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi semua kegiatan

Fintech maka mengeluarkan kebijakan Fintech yaitu peraturan OJK Nomor

77/PJOK.01/2016 tanggal 29 Desember 2016 tentang Layanan Pinjam

Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, bahwasanya layanan ini

bertujuan untuk mempertemukan pihak pemberi pinjaman dengan pihak

penerima pinjaman melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan

57
Ibid., 172.
58
Simon Iqbal Pahlevi, “Peran Tenologi Finansial Serta Regulasinya Di Indonesia,”
www.jurnal.id/id/blog/peran-teknologi-finansial-serta-regulasinya-di-indonesia, n.d.

Khairunnisa, “Posisi Financial Technology Di Mata Ekonomi Islam,”


59

www.foseiums.blogspot.com(Online, n.d.
52

internet.60 Hal ini regulator telah membuat kebijakan walaupun regulasi

sendiri baru mengatur transaksi konvensional. 61

2. Perkembangan Dompet Digital

Konsep dompet digital sudah berkembang sejak lama, pada masa itu

mekanisme pembayarannya dengan menggunakan ponsel yang dikirimkan ke

ponsel mereka untuk membayar tagihan. Pembayaran tagihan tersebut akan

dibayar dengan pulsa, dengan cara operator akan memotong pulsa seluler

pengguna. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pada

hari ini pembayaran sudah berbasis elektronik.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat di era digital saat ini

menyebabkan pihak bank dan institusi keuangan terus melakukan

transformasi agar bisa mengadopsi sistem yang telah mengglobal.

Penggunaan internet dalam dunia perbankan tidak hanya sebatas melakukan

transfer melalui mobile banking, namun saat ini telah berkembang sangat jauh

yaitu untuk melakukan pembayaran melalui digital payment. Hari ini telah

hadir pembayaran non tunai (cashless) yang diperkenalkan oleh Bank

Indonesia (BI) sejak tahun 2014 silam, ketika itu, BI telah merencanakan

membuat Gerakan Nasional Non Tunai atau yang biasa disingkat GNNT.

Perencanaan tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,

pelaku bisnis, dan juga lembaga masyarakat untuk menyuarakan pembayaran

melalui non tunai. Sejak adanya peraturan tersebut maka secara serempak

60
Sasmita Flouridanimgrum, “Mengapa Memilih Fintech Syariah,” Jurnal Hukum
Fintech, Teknologi, Telekomunikasi & Perbankan Syariah Prihatwono Law Research 1 (June
2018).
61
Murniati Mukhlisin, Jurnal Hukum Fintech, Teknologi, Telekomunikasi & Perbankan
Syariah, Prihatwono Law Research 1 (n.d.).
53

bank-bank konvensional yang berada di bawah pengawasan BI menerbitkan

e-money. Namun pembayaran melalui online yang dikeluarkan oleh bank

konvensional menjadi terkalahkan dengan adanya pembayaran melalui

dompet digital (dompet elektronik) yang telah dikeluarkan oleh beberapa

perusahaan fintech.

Namun, hari ini telah terjadi kesenjangan terhadap penggunaan

dompet digital yang telah diterbitkan oleh fintech dengan e-money yang

diterbitkan oleh bank. Walaupun e-money yang diterbitkan oleh bank-bank

nasional sudah dapat digunakan untuk bertransaksi, namun pengguna tidak

mendapat keuntungan yang besar seperti dengan halnya menggunakan

dompet digital yang menghadirkan kemudahan, dan beberapa keuntungan

seperti promosi dan cashback yang sangat besar.

Masa pandemi saat ini mendorong kenaikan pemakaian dompet

digital, karena pembatasan kegiatan mendorong masyarakat melakukan

belanja secara daring.

3. Sejarah dan Profil Singkat PT. Visionet Internasional

Perusahaan PT. Visionet Internasional yang beralamat Millennium

Centennial Center Jl. Jendral Sudirman, Jakarta Selatan. Perusahaan ini

didirikan pada bulan September 2017 dan resmi mendapatkan izin sebagai

penyelenggara Uang Elektronik dari Bank Indonesia berdasarkan Surat dan

Tanggal Izin No. 19/661/DKSP/Srt/Bertanggal 7 Agustus 2017 dan Tanggal

Efektif Opersional 22 Agustus 2017.62

62
“httpsfintech.ididmemberdetail109,” n.d, diakses pada tanggal 22 Oktober 2021
54

Aplikasi OVO merupakan salah satu perusahaan fintech lending yang

sudah mendapatkan izin dari OJK. OVO juga merupakan salah satu jenis

model pembiayaan dan pendanaan yang diawasi oleh otoritas jasa keuangan

(OJK). Seperti telah diatur dalam Pasal 112 PJOK Nomor 47/PJOK.05/2020

tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan

Perusahaan Pembiayaan Syariah.63

OVO merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam digital

payment milik perusahaan Lippo yang telah terbentuk pada September 2017.

Namun setelah itu, OVO dapat berdiri sendiri dibawah naungan PT Visionet

Internasional. Aplikasi ini mencoba mengakomodasi berbagai kebutuhan

mengenai cashless dan mobile payment. Aplikasi OVO pada saat ini telah

tersedia untuk platform Android dan iOS. Untuk menjaga dan meningkatkan

transaksi konsumen, perusahaan memberikan sistem reward atau OVO Point.

Indonesia saat ini mempunyai platform terkemuka dalam bidang layanan

finansial, rewards, serta pembayaran digital yaitu Aplikasi OVO.

Saat ini perusahaan OVO telah bekerja sama dengan berbagai macam

perusahaan yaitu Grab, Tokopedia, Taralite, Prudential serta yang lainnya.

Kehadiran OVO telah diterima di lebih dari 500,000 merchant yang tersebar

di seluruh Indonesia.

Perusahaan OVO agar bisa menjalin kerja sama dengan industri mana

pun, maka OVO membangun strategi open ecosystem agar terus membuka

industri lain bisa bergabung dengan perusahaanya. Industri terbesar yang

bekerja sama dengan OVO adalah Tokopedia dari e-commerce dan Grab dari
63
Moch. Amin Nurdin, “Perlukah Dompet Digital Dijamin LPS?,” Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia, 2019, 1-2.
55

bidang transportasi online. Kedua platform ini dalam pembayarannya

menggunakan OVO. Aplikasi OVO juga memilki banyak fitur atau

keunggulan lain diantaranya:

a. Poin: dalam fitur ini konsumen dapat mengumpulkan poin dari setiap

belanja konsumen di merchant yang bekerjasama dengan OVO. Poin ini

merupakan bentuk loyalty rewards.

b. Fitur promo: OVO menawarkan beragam penawaran menarik bagi

penggunanya seperti diskon dan cashback.

c. Merchant: OVO telah bekerjasama dengan merchant-merchant lain

untuk memudahkan penggunanya dalam bertransaksi.

d. Pembayaran lebih cepat: media pembayaran cashless yang

mempercepat dalam pembayaran.

e. Fitur untuk mengatur keuangan: konsumen dapat memonitor

pengeluaran.

f. Transaksi untuk beragam kebutuhan: banyak transaksi yang digunakan

antara lain asuransi, pulsa, paket data, PLN, BPJS, TV kabel serta iuran

lingkungan.

4. Visi dan Misi PT. Visionet Internasional

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam penyedia layanan keuangan

di Indonesia, OVO atau PT Visionet Internasional memiliki visi yaitu

“Mendorong percepatan akses dan inklusi keuangan yang merata, dengan

menghadirkan layanan yang bermanfaat bagi pengguna serta merchant. Serta

menjadi platform pembayaran digital yang menjawab kebutuhan pengguna


56

kapan pun dan dimana pun.” Misi yang dicoba untuk diwujudkan oleh

perusahaan adalah:

a. Memberikan layanan finansial yang berkualitas dan dapat diakses oleh

seluruh masyarakat.

b. Mendukung pemerataan ekonomi secara digital dan meningkatkan

inklusi keuangan.

c. Membrikan dukungan kepada pemerintah dalam Gerakan Nasional Non

Tunai (GNNT) agar lebih cepat terwujud.

B. Pelaksanaan Transaksi Top-Up Dalam Dompet Digital

1. Pengertian Top up

Top up adalah pengisian ulang uang atau menambahkan sejumlah

dana tertentu ke rekening untuk dapat melakukan transaksi. Top up juga bisa

diartikan sebagai pemberian pinjaman yang bertujuan untuk meningkatkan

kredit jumlah peminjam.

Sistem pembayaran elektronik telah ditetapkan dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik. Pembayaran

dengan menggunakan dompet digital bisa memberikan pengguna fasilitas top

up melalui mesin ATM, indomart, atau alfamart. Setelah top up, pengguna

dapat memakainya untuk membeli dan bertransaksi online suatu barang atau

jasa.

Tiga flatform pembayaran yang bisa digunakan untuk aplikasi dompet

digital, yaitu QR Code, Near-Field Communication (NFC), dan One Time


57

Password (OTP), yang memerlukan verifikasi dari pengguna di setiap

transaksi yang akan dilakukan.

2. Syarat dan Ketentuan Top-Up

a. Proses pembayaran dalam Aplikasi OVO hanya berlaku satu kali.

Apabila ingin melakukan top up lagi, pastikan transaksi pertama telah

berhasil.

b. Pihak fasilitator top up tidak akan bertanggung jawab apabila pihak

pengguna melakukan kesalahan.

c. Pihak fasilitator tidak meminta akun e-mail maupun password

pengguna, untuk itu agar pengguna tidak memberitahukan hal tersebut

kepada siapapun.

d. Tidak ada ketentuan yang jelas tentang harga, artinya harga selalu

fluktuatif.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Transaksi Top-Up dalam OVO-PAY yang terdapat dalam Aplikasi OVO

Aplikasi OVO merupakan aplikasi dompet digital (e-wallet) berbasis

Financial technology (fintech) yang mudah, cepat, dan efisien. Penggunanya yang

telah banyak menggunakannya. Sehingga hal ini telah menjadikan kebutuhan

yang penting bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang hidup di perkotaan.

Namun tentunya sebagai seorang muslim, tentunya ketika bermuamalah harus

mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berada dalam koridor syariah serta

merujuk kepada Kitab dan Sunnah-Nya.

‫األصل ىف املعامَلت اإلابحة اال أن يدل دليل على حترميها‬

“Pada dasarnya semua muamalah boleh dilakukan, terkecuali ada dalil

yang mengharamkannya.”64

Dompet digital adalah hasil karya cipta dari zaman yang semakin

berkembang pesat dan canggih. Tentu dalam pembuatan Aplikasi ini telah diatur

sedemikian rupa sehingga terciptalah karya ini. Prosedur yang cukup rumit juga

ketika ingin menggunakan Aplikasi ini agar tidak ada penyalahgunaan dalam

mengoperasikan dompet digital ini. Namun tentu dompet digital ini masih banyak

yang perlu diperbaiki, khususnya dalam akad-akad yang terdapat dalam dompet

64
Fathurrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, 1st ed. (Lembaga Pemberdayaan
Kualitas Ummat (LPKU) Banjarmasin, 2015),135.

58
59

digital tersebut. Untuk itu, penggunaan dompet digital menjadi mubah selama hal

tersebut tidak melanggar ketentuan Allah swt dalam pengimplementasiannya.

Aplikasi OVO memberikan banyak kemudahan dalam bertransaksi di era

digital ini. Untuk berbelanja, layanan transportasi serta pembayaran-pembayaran

yang lainnya. Namun pengguna dapat menggunakan aplikasi ini untuk

pembayaran transaksi online tersebut harus dengan dengan memanfaatkan

jaringan internet yang terhubung (online).

Mekanisme transaksi top up yang terjadi di Aplikasi OVO adalah antara

pengguna dan bank sebagai pihak penyedia jasa. Karena pada dasarnya ketika

pengguna men-top up kan uangnya ke dalam e-wallet, akan melalui bank terlebih

dahulu. Karena bank yang punya legalitas dalam menerbitkan uang elektronik.

Atau legalitas ISP (Internet Service Person) wewenang untuk menyimpan uang

dalam bentuk uang digital. Uang yang di-top up kan pengguna tidak akan masuk

kedalam akun OVO apabila tidak melalui bank. Untuk itu bank sebagai penyedia

jasa yang menyalurkan uang dari rekening pengguna kedalam akun OVO

mempunyai peranan yang sangat penting agar berhasilnya transaksi top up. Untuk

itu semua kegiatannya berada dalam pengawasan OJK karena semua bentuk

transaksi keuangan berhubungan langsung dengan bank. Bank adalah pihak ketiga

sebagai penyedia jasa yang membuat suksesnya proses top up dari rekening

pengguna ke akun OVO-PAY pengguna. Untuk itu bank mempunyai peranan

yang sangat penting bagi lancarnya transaksi top up tersebut.

Transaksi mata uang elektronik dengan mata uang rupiah yang terjadi

ketika top up, karena ketika top up pengguna mentransfer uang dari rekening ke
60

akun OVO-PAY nya, ada proses pertukaran mata uang kertas ke uang elektronik.

Pertukaran ini dapat dianalogikan dengan pertukaran antara emas dan perak

(sharf). Harga atau pertukaran dalam transaksi ini di tentukan berdasarkan

kesepakatan antara penjual dan pembeli. Maksud penjual di sini adalah pihak

bank yang mempunyai legalitas bolehnya pertukaran uang dari uang kertas ke

uang elektronik atau digital. Pembeli yaitu pihak pengguna yang ingin

menukarkan uangnya dari uang kertas ke uang digital untuk mengisi akun OVO-

PAY nya.

Tinjauan maqashid syari’ah, penggunaan Aplikasi OVO merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk melindungi harta orang yang sudah mukallaf (hifẓ

al-mal), yang bertujuan agar orang yang mempunyai harta bisa menggunakan

harta miliknya untuk kepentingan dirinya sendiri, tanpa dirugikan oleh pihak yang

lain.

1. Mekanisme Pendafaran OVO

Agar Aplikasi OVO ini bisa digunakan, maka pengguna harus

melakukan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

a) Mendownload dan menginstall OVO lewat Google Play Store untuk

pengguna Android dan App Store untuk pengguna iPhone.

b) Data pribadi kemudian diisi dengan benar.

c) Kode OTP akan masuk lewat SMS atau e-mail, kemudian masukan ke

tahapan tersebut.

d) Calon pengguna menunggu hal tersebut diproses kemudian memilih

kode pengaman untuk akunnya.


61

e) Pengguna menunggu beberapa saat karena akunnya tersebut bisa segera

dipakai.

2. Mekanisme Penggunaan Aplikasi OVO

a) Saldo OVO yang kosong

b) Ketika pengguna melakukan transaksi Top up

c) Saldo OVO yang telah diisi


62

d) Transaksi yang bisa dilakukan dalam Aplikasi OVO

e) Beranda pada Aplikasi OVO, kemudian klik Scan untuk melakukan

transaksi offline.

f) Scan Barcode untuk merchant yang menggunakan aplikasi Scan QR.


63

B. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Transaksi Top-Up Dalam

OVO-PAY Aplikasi OVO

Kegiatan transaksi dapat dikatakan sah apabila telah berdasarkan al-Qur’an

dan as-Sunnah. Kedua belah pihak telah saling ridho terhadap kesepakatan mereka

berdua.65 Transaksi top up yang dilakukan oleh pengguna dan pihak penerbit telah

memenuhi kriteria rukun dan syarat menurut Hukum Ekonomi Islam. Suatu akad

dalam sebuah transaksi akan sah ketika telah terpenuhinya rukun dan syaratnya,

dan syarat adalah hal yang wajib dalam suatu akad.

Mekanisme transaksi top up dalam OVO-PAY yaitu ketika pihak

pengguna mengisi akun OVO-PAY nya melalui pihak bank. Pihak bank sebagai

pihak ketiga yang mempunyai legalitas dalam menerbitkan uang elektronik.

Karena uang yang akan dipakai dalam dompet digital haruslah uang elektronik, itu

artinya uang tersebut harus melalui proses yaitu dengan melalui pihak bank.

Namun dalam pihak ketiga atau bank memanfaatkan uang yang pengguna

isi untuk akun OVO-PAY nya. Sehingga dalam hal ini akad yang digunakan oleh

pihak bank yaitu akad qarḍ. Akad qarḍ terjadi karena pengguna mengisi akun

OVO-PAY nya kemudian pihak bank mengelola dana top up tersebut. Qarḍ

adalah suatu potongan atas harta yang telah dipinjamkan dari salah satu pihak ke

pihak lain yang sedang membutuhkan atas harta tersebut.66 Harta yang telah

dipinjamkan yaitu potongan atau bagian dari harta yang dimiliki oleh si pemilik

harta atau pemberi pinjaman. Maksud dari meminjamkan harta tersebut adalah

65
Juliati Nur Jannah, “Perjanjian Pinjam Meminjam Secara Online (Financial
Technology) Perspektif Hukum Perdata Dan Hukum Islam,” riset.unisma.ac.id 1, No 1 (2020): 14.
66
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah (Kuala Lumpur: Victoria, n.d.).
64

untuk memberi bantuan modal dalam bisnis maupun usaha yang dimiliki oleh

orang yang telah meminjam harta tersebut. Pinjaman atas harta tersebut tidak

dikenakan bunga atau tambahan oleh orang yang meminjamkan harta tersebut

atau pemilik harta karena tujuannya berdasarkan asas saling membantu atau

tolong-menolong sesama manusia.

Namun dalam hal ini, orang yang meminjam harta tersebut wajib

mengembalikannya sesuai dengan nominal atau jumlah yang telah dipinjam dari

awal wajib sama dan tidak menggantungkan pada keuntungan dan kerugian dari

usaha yang dijalankan oleh peminjam harta tersebut.

Berdasarkan firman Allah T dalam surat al-Maidah : 2:

‫َوتَ َع َاونُوا َعلَى الِْ ِْب َوالتَّ ْق َوى َوَال تَ َع َاونُوا‬

“...tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah


kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.”

Firman Allah swt surat al-Hadid ayat 11:

ِ َ ‫ضا حسنًا فَي‬ ِ


ٌ‫َجٌر َك ِري‬
ْ ‫ضاع َفهُ لَهُ َولَهُ أ‬ ُ َ َ ً ‫اَّللَ قَ ْر‬
َّ ‫ض‬ ُ ‫َم ْن ذَا الَّذي يُ ْق ِر‬

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,


maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak.”

Berdasarkan firman Allah swt dalam surat an-Naml: 89:

‫َم ْن َجاءَ ِاب ْحلَ َسنَ ِة فَلَهُ َخ ْْيٌ ِمْن َها َوُه ْم ِم ْن فَ َزٍع يَ ْوَمئِ ٍذ ِآمنُو َن‬
65

“Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan)


yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang
yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu.”
Landasan berdasarkan Ijma’ atas ajaran agama yang sangat

memperhatikan kebutuhan atas umatnya. Oleh sebab itu, para ulama

memperbolehkan praktik akad qarḍh karena akad tersebut bersifat dianjurkan

(mandub) bagi orang yang mengutangi (muqridh) dan mubah bagi orang yang

dihutangi (muqtaridh) dalam kesepakatan ulama mengenai akad qarḍh ini, juga

berdasarkan atas sifat manusia yang membutuhkan rasa saling tolong-menolong

dan membantu sesama yang membuthkan karena tidak semua orang di dunia ini

mempunyai barang atau harta yang dia butuhkan.67

Namun dalam transaksi top up dalam OVO-PAY yang terjadi pada

Aplikasi OVO, merupakan salah satu qarḍhun hasan, sehingga top up tersebut

boleh dilakukan dalam Aplikasi OVO.

Transaksi mata uang antara mata uang elektronik dengan mata uang rupiah

merupakan sharf. Pada prinsipnya praktek jual beli al-sharf diperbolehkan dalam

Islam berdasarkan firman Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 275:

ِ ‫اَّللُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬


‫الرَاب‬ َ ‫ َوأ‬...
َّ ‫َح َّل‬

Kemudian ada beberapa hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬yang berkaitan dengan

transaksi al-sharf, berikut merupakan hadiṡ Rasulullah ‫ ﷺ‬yang dijadikan acuan

dalam transaksi jual beli.

Hadiṡ lain yang menerangkan tentang keabsahan jual beli yaitu hadiṡ

yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

67
Sri Sudiarti, Fiqih Mu’amalah Kontemporer (Medan: FEBI UIN Sumatra Utara, n.d.),
170.
66

‫ َحدَّثَنَا َعْب ُد‬:‫ال‬َ َ‫ َحدَّثَنَا َم ْرَوا ُن بْ ُن ُحمَ َّم ٍد ق‬:‫ال‬ َ َ‫الد َم ْش ِق ُّي ق‬
ِ ‫يد‬ِ ِ‫حدَّثَنَا الْعبَّاس بن الْول‬
َ ُْ ُ َ َ
ٍ ِ‫ ََِسعت أَاب سع‬:‫ال‬ ِ ِ ‫ عن داود ب ِن‬،‫الْع ِزي ِز بن ُحم َّم ٍد‬
‫يد‬ َ َ ُ ْ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أَبِيه‬،‫صال ٍح الْ َم َدِِِن‬ َ ْ َُ َ ْ َ َ ُْ َ
»‫اض‬ ٍ ‫ «إَُِّنَا الْبَ ْي ُع َع ْن تَ َر‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫ا ْْلُ ْد ِر‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ول‬
ُ ‫ يَ ُق‬،‫ي‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abbas bin Walid ad-


Dimasyqi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Marwan bin
Muhammad, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz
bin Muhammad, dari Dawud bin Shalih al-Madaniy, dari ayahnya, ia
berkata: ‘Aku telah mendengar Abu Sa’id Al-Khudri, berkata:
Rasulullah Saw bersabda: ‘sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan
suka sama suka’.” (HR. Ibnu Majah)68

Selain dalam hal bertransaksi harus saling suka sama suka antara kedua

belah pihak, tentunya juga dalam hal ini harus jelas dalam pertukaran barang

transaksinya, apa telah sesuai dengan syariat untuk diterapkan.

‫ث‬ِ ‫ عن أَِِب ْاألَ ْشع‬،َ‫ عن أَِِب قِ ََلبة‬،‫احل َّذ ِاء‬ ٍِ ِ


َ َْ َ َْ َْ ‫ َع ْن َخالد‬،‫ َع ْن ُس ْفيَا َن‬،‫يع‬ ٌ ‫َحدَّثَنَا َوك‬
" :‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ِ ‫الص ِام‬
َّ ‫ َع ْن عُبَ َادةَ بْ ِن‬،‫اِن‬ ِِ ‫الصْن َع‬
َ ‫ول هللا‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ت ق‬ َّ
ِ ‫ضةُ ِابلْ ِفض‬
،‫ َوالت َّْم ُر ِابلت َّْم ِر‬،‫ َوالشَّعِْيُ ِابلشَّعِ ِْي‬،‫ َوالْ ُُّْب ِابلْ ُِْب‬،‫َّة‬ َّ ‫ َوالْ ِف‬،‫ب‬
ِ ‫الذ َهب ِاب َّلذ َه‬
ُ َّ
ِ ِ ْ ‫ فَإِذَا اختَ لَ َف‬،‫والْ ِملْ ِح ِابلْ ِملْ ِح ِمثْ ًَل ِبِِثْ ٍل ي ًدا بِي ٍد‬
‫ف‬َ ‫ فَبِيعُوا َكْي‬، )1( ‫اف‬ ُ َ‫َصن‬ْ ‫ت فيه ْاأل‬ ْ َ َ َ
69
)2( " ‫ِشْئ تُ ْم إِ َذا َكا َن يَ ًدا بِيَ ٍد‬

Artinya: diriwayatkan oleh Abu Ubadah ibn ash-Shamid berkata,


bahwasanya Rasulullah telah bersabda: emas hendaklah dibayar dengan
emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir,
kurma dengan kurma, dan garam denngan garam, sama dan sejenis
haruslah dari tangan ke tangan (cash). Maka apabila berbeda jenisnya,
juallah sekehendak kalian dengan syarat kontan.” (HR. Muslim dalam
kitab al-Musaqah).
68
Ibnu Majah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwiyniy, Sunan Ibnu Majah,
No. 2185, Juz. 2, n.d, 737, Maktabah Syamela.
69
Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad Bin Hanbali
(Muassasar Risaalah, 1421), Juz 37, 397.
67

Dalam hadits tersebut menjelaskan bahwasanya emas dan perak sebagai

mata uang tidak boleh ditukarkan dengan sejenisnya (rupiah dengan rupiah atau

dollar dengan dollar) kecuali sama jumlahnya. Namun apabila berbeda jenisnya,

rupiah dengan yen, dapat ditukarkan sesuai dengan market rate dengan catatat

harus naqdan atau spot.70

Begitu hal nya dengan yang terjadi pada transaksi pertukaran dari mata

uang rupiah ke dalam uang elektronik. Dalam hal ini, pertukaran antara kedua

tersebut merupakan pertukaran yang beda jenis. Karena secara realita, yang satu

jenisnya merupakan mata uang kertas uang tunai kemudian ditukar menjadi mata

uang elektronik yang notabene berbeda secara fisiknya. Namun memang jelas

jumlah nya tetap sama.

Transaksi spot merupakan transaski valuta asing dengan penyerahan dan

pembayaran saat itu juga. Untuk itu tidak ada celah waktu antara keduanya.

Sehingga walaupun berbeda jenis namun cara pembayaran merupakan tunai.

Maka hukum transaksi pertukaran uang rupiah kedalam uang elektronik

merupakan hal yang boleh dilakukan.

70
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, 197.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Transaksi top up dalam OVO-PAY merupakan transaksi pengisian isi

ulang uang ke akun OVO, melalui pihak bank sebagai pihak ketiga.

Karena hanya bank yang mempunyai legal untuk menerbitkan uang

elektronik untuk mengisi akun OVO-PAY.

2. Dalam tinjauan hukum ekonomi syariah, transaksi top up dalam OVO-

PAY pada Aplikasi OVO, melibatkan bank sebagai pihak ketiga karena

hanya bank yang mempunyai wewenang dalam menerbitkan uang

elektronik. Kemudian hukum penukaran uang dari uang rupiah ke uang

elektronik merupakan transaksi sharf. Hal ini mubah dilakukan. Karena

pada proses penukaran tersebut dilakukan secara tunai, sehingga tidak ada

hal yang mengandung riba dalam proses penukaran tersebut.

B. Saran

1. Kepada para pengguna Aplikasi OVO agar lebih memperhatikan segala

bentuk transaksi yang terdapat di dalam Aplikasi OVO tersebut. mulai dari

transaksi top up sampai pada transaksi-transaksi lainnya yang berhubungan

dengan Aplikasi OVO.

2. Kepada pihak perpustakaan STIS Hidayatullah Balikpapan agar dapat

menambah buku-buku referensi terkait permasalahan hukum ekonomi

syariah.

68
69

3. Kepada seluruh mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan untuk bisa

melanjutkan penelitian ini baik dari segi Aplikasi lain, kasus, metodologi

maupun pendekatan lainnya yang bisa memberikan pencerahan untuk

kehidupan masyarakat di masa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

’Abdurrazzaq Ad-Duwaisy, Ahmad bin. Fatwa-Fatwa Jual Beli. Bogor: Pustaka


Imam Syafi’i, 2005.

Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwiyniy, Ibnu Majah. Sunan Ibnu
Majah, n.d.

Abubakar, Al Yasa’. Metode Istishlahiah Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dalam


Ushul Fiqh. Banda Aceh: CV Diandra Primamitra Media, 2012.

Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Abu Abdullah. Musnad Imam Ahmad Bin
Hanbali. Muassasar Risaalah, 1421.

Al- Qaradhawi, Yusuf. Fiqih Praktis Bagi Kehidupan Modern. Kairo: Maktabah
Wabah, 1999.

Amin Nurdin, Moch. “Perlukah Dompet Digital Dijamin LPS?” Lembaga


Pengembangan Perbankan Indonesia, 2019.

Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah : Fiqh Muamalah. 2013th ed. Jakarta:
Kencana, n.d.

Ascarya. Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012.

Azhari, Fathurrahman. Qawaid Fiqhiyyah Muamalah. 1st ed. Lembaga


Pemberdayaan Kualitas Ummat (LPKU) Banjarmasin, 2015.

Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia.”


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Bakry, Nazar. Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 1994.

Billah, Mohd. Ma’sum. Modern Financial Transaction Under Syariah. Petaling


Jaya: Ilmiah Publishers Sdn. Bhd., 2003.

Charisma Berlian, Heli. Mengenal Valuta Asing. Yogyakarta: Gajdah Mada


University Press, 2006.

Darmawan, Daud. Mengenal Bisnis Valuta Asing. Yogyakarta: Pinus, 2007.

Farroh Hasan, Akhmad. Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori
Dan Praktik). 1. Malang: UIN- Maliki Malang Press, 2018.

Firmansyah. Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam. Lampung: CV Iqro, 2018.


Halim Barkatullah, Abdul, and Teguh Prasetyo. Bisnis E-Commerce :Studi Sistem
Keamanan Dan Hukum Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Haroen, Nasru. Fiqh Muamalah, n.d.

Hartati, Ismail Nurdin, Sri. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media


Sahabat Cendikia, 2019.

Kamali, Mohammad Hashim. Islamic Cimmercial Law. Cambridge: Islamic Texts


Society, 2000.

Khairunnisa. “Posisi Financial Technology Di Mata Ekonomi Islam.”


Www.foseiums.blogspot.com(Online, n.d.

Kuncoro, Mudrajad. Manajemen Keuangan Internasional Pengatar Ekonomi Dan


Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE, 1996.

Machmud Rukmana, Amir. Bank Syariah (Teori, Kebijakan Dan Studi Empiris Di
Indonesia). Jakarta: Erlangga, n.d.

Manurung, Mandala, and Prathama Rahardja. Uang, Perbankan, Dan Ekonomi


Moneter. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004.

Mardani. Fikih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group, 2013.

———. Fiqih Ekonomi Syari’ah “Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana, 2019.

Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara Dan


Pasar, n.d.

Rizal Joesoef, Jose. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat,
2008.

S, Kaelan M. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:


Paradigma, 2005.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Kuala Lumpur: Victoria, n.d.

Naisaburi, Muslim bin Hijaj Abu Hasan al Qasyiri an. Musnad Shahih
Mukhtashor. 3. Maktabah Syamilah, n.d.

Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Pers, 1998.

Sudiarti, Sri. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Medan: FEBI UIN Sumatra Utara,
2018.

Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2008.
Syahroni, Oni, and Adiwarman Karim. Maqashid Bisnis Dan Keuangan Isla.
Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Yunus al-Mishry, Rafiq. Fiqh Al-Muamalah, n.d.

Zarqa’, Mustafa Ahmad az. Al Madkhal Al- Fiqhi al-‘Am. 1. Damaskus al- Adib,
1967.

Zuhaili, Wahbah az. Al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu. Vol. 1. 4. Beirut: Dar al-
Fikr, 1997.

Referensi Jurnal
Adhitya Wulanata Chrismastianto, Imanuel. “Analisis Swot Implementasi
Teknologi Finansial Terhadap Kualitas Layanan Perbankan Di Indonesia.”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 20, no. 01 (April 2017).

Afdi Nizar, Muhammad. “Teknologi Keuangan (Fintech): Konsep Dan


Implementasinya Di Indonesia,.” Warta Fiskal 5 (2017).

Crisnata, Nur Anisah, Hizkia Franzias. “Analisis Tingkat Literasi Keuangan


Pengguna Fintech Payment OVO.” JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan Dewantara 04. 01 (2021): 56.

Flouridanimgrum, Sasmita. “Mengapa Memilih Fintech Syariah.” Jurnal Hukum


Fintech, Teknologi, Telekomunikasi & Perbankan Syariah Prihatwono
Law Research 1 (June 2018).

Husen, Yusri, Puji Isyanto, and Asep Darojatul Romli. “Pengaruh Promosi Dan
Persepsi Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Aplikasi Dompet
Digital OVO Pada Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan Karawang.”
Journal for Management Student (JFMS), 01. 01 (2021): 8.

Inda Fadhila Rahma, Tri. “Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap


Penggunaan Finansial Technology.” Jurnal 3, no. 1 (2018).

Iqbal Pahlevi, Simon. “Peran Tenologi Finansial Serta Regulasinya Di Indonesia.”


Www.jurnal.id/id/blog/peran-teknologi-finansial-serta-regulasinya-di-
indonesia, n.d.

Jannah, Juliati Nur. “Perjanjian Pinjam Meminjam Secara Online (Financial


Technology) Perspektif Hukum Perdata Dan Hukum Islam.”
riset.unisma.ac.id 1, No 1 (2020): 13.

Mukhlisin, Murniati. Jurnal Hukum Fintech, Teknologi, Telekomunikasi &


Perbankan Syariah, Prihatwono Law Research 1 (n.d.).
Mutia, Irna Kumala, Intan. “Pemanfaatan Aplikasi Dompet Digital Terhadap
Transaksi Retail Mahasiswa.” Seminar Nasional Riset dan Teknologi
(SEMNAS RISTEK (2020): 67–69.

Nurhadi. “Maqashid Ammah Dan Khassah Oprasional Bank Syariah.” Ekonomi


Islam Journal 9. 2 (Pekanbaru 2018).

Rizal, Adam. “OVO Sukses Jadi Platform Pembayaran Digital Terbesar Di


Indonesia,” n.d. https://infokomputer.grid.id.

Santoso, Sugeng. “Sistem Transaksi E-Commerce Dalam Perspektif KUH Perdata


Dan Hukum Islam.” Jurnal AHKAM 4, no. 2 (November 2016).

Sariguna Johnson Kennedy, Posma. “Tantangan Terhadap Ancaman Disruptif


Dari Financial Technology Dan Peran Pemerintah Dalam Menyikapinya.”
Jurnal Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) VI (2017).

Trihasta, Deni. “Proceeding Seminar Ilmiah Nasional Komputer Dan Sistem


Intelijen” (n.d.): 616.

Usman, Rahmadi. “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Pembayaran.” Yuridika


31. 1 (n.d.): 135.

Https://kumparan.com/kabar-harian/apa-arti-top-up-ini-penjelasan-dan-cara-
menerapkannya-1wrIYdLYNn7/1, n.d.

, N.d. httpsfintech.ididmemberdetail109.
LAMPIRAN TERJEMAHAN AL-QUR’AN

NO HALAMAN AYAT

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-


aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
1 20 dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya.” (Q.S Al-Maidah[5]: 1)
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat)
sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya
2 21
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”
(Q,S Al-Isra’ [17]: 34).
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ai Nurjannah

NIM : 20170201005

Judul Skripsi : Transaksi Top Up dalam OVO-PAY (Studi terhadap


Aplikasi OVO)

Pembimbing I : Dr. Abdurrohim, M.S.I.

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Paraf

1 18 September 2021 BAB I

2 12 Oktober 2021 REVISI BAB I

3 6 Desember 2021 BAB I-V

4 12 Desember 2021 REVISI BAB I-V

5 18 Desember 2021 REVISI BAB I-V

6 24 Desember 2021 REVISI BAB I-V

7 28 Desember 2021 SKRIPSI UTUH

Pembimbing I Penulis

Dr. Abdurrohim, M.S.I. Ai Nurjannah


LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ai Nurjannah

NIM : 20170201005

Judul Skripsi : Transaksi Top Up dalam OVO-PAY (Studi terhadap


Aplikasi OVO)

Pembimbing II : M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E.

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Paraf

1 18 September 2021
BAB I

2
12 Oktober 2021 REVISI BAB I

3 6 Desember 2021 BAB I-V

4 12 Desember 2021 REVISI BAB I-V

5 18 Desember 2021 REVISI BAB IV-V

6 24 Desember 2021 REVISI BAB IV-V

7 5 Januari 2022 SKRIPSI UTUH

Pembimbing II Penulis

M. Rizky Kurnia Sah, S.H.I., M.E. Ai Nurjannah


RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas Diri

1. Nama : Ai Nurjannah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Garut, 06 September 1998

3. Anak Ke : 1 (Pertama)

4. Status Pernikahan : Belum Menikah

5. Agama : Islam

6. Alamat Rumah : Jl. Raya Talegong Lama Garut-Jawa Barat

44167

B. Riwayat Pendidikan

1. SD : SDN SUKAMAJU 1

2. MTS : MTs Al- Hikmah 1 Talegong

3. MA : MAS Al- Hikmah Talegong

C. Organisasi

1. Bendahara OSIS MTs Al- Hikmah 1 Talegong

2. Anggota Pramuka MTs Al- Hikmah 1 Talegong

3. Anggota Departemen Pendidikan MAS Al- Hikmah Talegong

4. Anggota Pramuka MAS Al- Hikmah Talegong

5. Anggota PASKIBRAKA MAS Al- Hikmah Talegong

6. Anggota Departemen IT Badan Eksekutif Mahasiswi (BEM) STIS

Hidayatullah Balikpapan (2017-2018)

7. Anggota Departemen IT Badan Eksekutif Mahasiswi (BEM) STIS

Hidayatullah Balikpapan (2018-2019)


8. Bendahara Badan Eksekutif Mahasiswi (BEM) STIS Hidayatullah

Balikpapan (2019-2020)

9. Musyrifah (Cahaya Ramadhan di Panti) DPW DKI Jakarta, kolaborasi

BAZNAS DKI Jakarta dengan Pemprov. DKI Jakarta (2021).

D. Riwayat Pekerjaan : -

E. Identitas Orang Tua

1. Ayah

Nama : Enih Sutardi

Alamat : Jl. Raya Talegong Lama Garut- Jawa Barat 44167

Pekerjaan : Petani

2. Ibu

Nama : Eli Khotimah

Alamat : Jl. Raya Talegong Lama Garut-Jawa Barat 44167

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai