Anda di halaman 1dari 40

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

UKM PENGEMBANGAN

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN INDERA

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SKRINING INDERA

a. Pendahuluan
Pengendalian ganggguan indera berfokus pada gangguan penglihatan dan
pendengaran seperti yang dijelaskan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 48,
yaitu penyelenggaraan upaya kesehatan salah satunya dalam bentuk kegiatan
penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran (17 kegiatan),
serta pasal 95 dan 96, yaitu penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran merupakan semua kegiatan yang dilakukan meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yag ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masyarakat, merupakan tanggung
jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Indera penglihatan sangat menentuan kualitas sumber daya manusia, karena
83% informasi sehari – hari masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui
indera pendengaran. Berdasarkan data gangguan penglihatan global terakhir yang
dikumpulkan pada tahun 2015, diperkirakan terdapat 253 juta orang menderita
gangguan penglihatan. Dari jumlah tersebut, 36 juta orang menderita kebutaan dan
217 juta orang menderita gangguan penglihatan sedang atau berat. Sekitar lebih
dari 75% gangguan penglihatan yang terjadi merupakan gangguan penglihatan
yang dapat dihindari sehingga mereka dapat dikembalikan penglihatannya atau
dicegah
untuk tidak menjadi gangguan penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Timbulnya disabiitas dilatarbelakangi masalah kesehatan yang timbul sejak
lahir, penyakit kronis (akibat PTM) maupun akut dan cedera yang dapat diakibatkan
oleh kecelakaan, perang, kerusuhan, bencana dan sebagainya. Seiring
meningkatnya populasi lanjut usia, maka akan meningkatkan jumlah penyandang
disabiliitas yang disebabkan meningkatnya gangguan kesehatan akibat penyakit
kronis dan degeneratif yang mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan Laporan Bank
Dunia dan WHO tahun 2011, diperkirakan 15% dari populasi dunia, khususnya
populasi di negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah orang dengan
disabilitas. Sedangkan di Indonesia prevalensi nasional disabilitas pada penduduk
umur 18 – 59 Tahun berdasarkan Riskesdas tahun 2018 sebesar 22%.
b. Latar Belakang
Indera penglihatan merupakan organ vital bagi manusia untuk memperoleh
informasi dalam bentuk visual yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari. Kesehatan Indera penglihatan merupakan faktor penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Penurunan indera penglihatan mulai
banyak terjadi dari yang ringan sampai yang berat.
Dikatakan bahwa masyarakat yang memiliki Pendidikan rendah akan
berdampak pada tidak adanya pemahaman, pengetahuan, dan kesadaran akan
penyakit katarak tersebut. Pengetahuan berkaitan dengan kekurangan informasi
dan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan membuat masyarakat
semakin tidak paham mengenai tanda-tanda penyakit katarak tersebut sehingga
akan berpengaruh juga pada keinginan pasien untuk mendapatkan pengobatan.
Masyarakat yang memiliki pengetahuan baik akan segera ke puskesmas atau
rumah sakit karena mereka mengetahui apa yang akan terjadi jika terlambat
mengobati penyakitnya sehingga mereka langsung mengobati dengan segera.
Status sosial ekonomi juga dapat berpengaruh pada pasien katarak.
Masyarakat dari golongan ekonomi rendah lebih memilih untuk melakukan
pengobatan di balai kesehatan mata, sedangkan masyarakat dari golongan
ekonomi tinggi lebih memilih untuk melakukan pengobatan di rumah sakit atau klinik
swasta yang memiliki sarana dan prasarana lebih lengkap karena masyarakat
golongan ekonomi tinggi lebih mampu untuk membiayai kesehatannya.

c.Tujuan Umum Dan Khusus


Maksud dan tujuan dibuatnya suatu kerangka acuan dalam setiap
pelaksanaan kegiatan sebuah program yaitu agar pelaksanaan kegiatan
tersebut dapat berjalan sesuai rencana sehingga dapat terukur, terjangkau
dan dapat di evaluasi.
Tujuan secara umum :
 Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan
mandiri dengan memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya.
 Untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan
pendengaran guna mewujudkan masyarakat yang berkualitas.
Tujuan secara khusus :
 Adanya managemen yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat sesuai dengan SOP yang ada
 Pelayanan kesehatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada
 Masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan
mudah dan terjangkau serta saling menghormati
 Adanya penigkatan kualitas sumber daya manusia untuk
mengembangkan
 profesionalisme dan proporsionalitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
 Meningkatan pelayanan kesehatan progam kesehatan indera
penglihatan & pendengaran
 Meningkatkan kesadaran,sikap dan prilaku masyarakat untuk
memelihara kesehatan penglihatan & pendengaran
 Meningkatkan temuan kasus gangguan indera penglihatan &
pendengaran

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan baik secara umum
maupun secara khusus perlu adanya langkah- langkah kongkrit yang harus
dilaksanakan, oleh karena itu perlu disusun secara sistematis yaitu :
1. Melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan
2. Melakukan perencanaan diantaranya :
3. Inventarisasi kebutuhan
 Siapa pelaksana dan penanggung jawabnya
 Waktu dan tempatnya kegiatan akan dilaksanakan
 Indikator yang harus dicapai
 Biaya atau sumber dana

e. Cara melaksanakan kegiatan


Setelah perencanaan dibuat maka selanjutnya mulai pelaksanaan yaitu
dengan melakukan:
a) Membentuk tim kerja
b) Mengadakan pertemuan tim kerja guna membahas pelaksanaan
rencana yang sudah disusun bersama
c) Kerjasama lintas program untuk melakukan penjaringan anak
sekolah & melakukan case finding katarak
d) Pelaksanaan :
1. Menyusun SOP
2. Menyusun langkah - langka kegiatan kesehatan indera
3. Melakukan kegiatan kesehatan indera
4.Sasaran

f. Sasaran
 Meningkatnya Skrining kelainan / gangguan refraksi pada anak
sekolah
 Meningkatkan penanganan kasus kelainan refraksi seluruh siswa
kelas 5 – 9
 Meningkatkan cakupan kasus pendengaran di SD /MI kelas1
 Meningkatkan penanganan penyakit katarak
 Meningkatkan cakupan kegiatan penjaringan penemuan kasus
gangguan penglihatan dan pendengaran

g. Jadwal pelaksanaan kegiatan


NO WAKTU KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR
PELAKSANAKAN
1 FEB-NOV Melakukan skrining Untuk 70 % cakupan
Indera pada mengetahui skrining
masyarakat lebih awal indera
kelainan pada
fungsi indera
h . Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan segera setelah kegiatan
berlangsung

i . Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dilakukan setiap selesai melaksanakan kegiatan. Pelaporan dilakukan
setiap bulan sekali maksimal tanggal 05 Bulan berikutnya,berupa laporan internal
puskesmas dan laporan yang ditujukan ke Dinas melalui Dinkes Kab.Soppeng
dan Aplikasi Sehat Indonesiaku.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo, Kab. Soppeng 90862
Website : https :// pkm-goarie.soppeng.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAYANAN USIA LANJUT
PUSKESMAS GOARIE
a. Pendahuluan

Perkembangan ilmu Kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada pradigma baru,
sehingga kini pradikma sehat menjadi orientasi baru pembangunan Kesehatan di dunia ini,
termasuk di Indonesia yang di rumuskan dan suatu visi, “Indonesia sehat 2010” hal yang mendasar
dari paradigma sehat antara lain, terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (Medical Care)
pemeliharaan Kesehatan (health care) sehingga setiap Upaya penanggulangan masalah Kesehatan
lebih menonjolkan aspek kegiatan (promotiv) dan pencegahan (preventiv) dibandingkan
pengobatan (curativ) pergeseran dari program terpilah-pilah (fragmented program) ke program
terpadu (integrated program) yaitu lebih berpihak kepada menyehatkan keluarga dan masyarakat,
pergeseran dini dan keinginan kebutuhan sehingga pelayanan masyarakat dari suatu daerah akan
berbedah dengan daerah lainnya, pergeseran dari pemerintah ke swasta sehingga secara bertahap
peran pemerintah akan berkurang, kontribusi swasta dan masyarakat akan meningkat, pergeseran
pelaksanaan program dari terpusat menjadi otonomi, serta pergeseran dari partisipasi menjadi
kemiktraan.
Pendekatan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program kegiatan adalah pendekatan
keluarga dan masyarakat serta lebih memprorioritaskan Upaya memelihara dan menjaga yang sehat
semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Oleh karena berbagai Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini dengan baik,
diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan Kesehatan,
khususnya untuk penduduk usia lanjut. Salah satu bentuk kegiatan yang perlu di galakkan agar
tujuan dimaksud dapat kita capai lebih cepat adalah mendorong pembentukan dan pemberdayaan
berbagai Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) khususnya usia lanjut antara lain
kelompok usia lanjut pusat santunan keluarga dan lain-lain.
b. Latar Belakang
Keberadaan kelompok usia lanjut yang telah mulai berkembang dari seluruh provinsi akhir-
akhir ini, merupakan wujud nyata dan cerminan kebutuhan masyarakat khususnya para usia lanjut
terhadap pelayanan terjangkau, berkelanjutan dan bermutu dalam rangka mencapai masa tua yang
sehat, Bahagia, berdaya guna dan produktiv selama mungkin.
Pelaksanaan kelompok usia lanjut saat ini sangat bervariasi dan beragam sesuai dengan
kebutuhan setempat. Jenis dan kegiatan kelompok usila di suatu provinsi dapat saja berbeda dengan
provinsi lainnya baik dari segi jenis kegiatan ataupun dari segi kualitas kegiatannya. Sehubungan
dengan kegiatan tersebut, sangat beralasan bilamana departemen Kesehatan mengambil inisiatif
untuk Menyusun “pedoman pengelolaan kegiatan pembinaan Kesehatan di kelompok usia lanjut
dengan melibatkan sektor program terkait diberbagai tingkat administrasi dari para pakar dan
pedoman ini pulalah yang dijadikan sebagai bahan refrensi dalam pembuatan kerangka acuan
dalam lingkup puskesmas Goarie.
c. Tujuan
Adapun tujuan dari kerangka acuan pelayanan usia lanjut diantaranya adalah :
1. Tujuan umum
Meningkatakan kesejahteraan usia lanjut melalui kegiatan kelompok usia lanjut yang mandiri
dalam masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya buku pedoman pengelolaan kelompok usia lanjut di bidang Kesehatan sebagai acuan
bagi petugas Kesehatan, petugas lain, dan pengelolah kelompok dalam melaksanakan pembinaan.
b. Meningkatkan kemudahan usia lanjut dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan
c. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatn usia lanjut, khusunya apek peningkatan
dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan
d. Berkembangnya kelompok usia lanjut yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik
secara berkesinambungan.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok
1. Pendataan sasaran lansia
2. Pelayanan Posyandu usila
3. Penyuluhan Kelompok Usila
Rincian kegiatan
1. Pendaftaran
2. Mengukur tinggi badan
3. Mengukur berat badan
4. Mengukur tekanan darah
5. Merujuk ke sarana Kesehatan bila ada yang bermasalah
6. konsultasi
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
Untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok,
mekanisme pelayanan Kesehatan ini sebaiknya yang digunakan adalah system lima tahap atau lima
meja diantaranya :
1. Tahap pertama yaitu pendaftaran kelompok usia lanjut sebelum pelaksanaan kegiatan
2. Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta pertimbangan berat badan serta
pengukuran tinggi badan
3. Tahap ketiga yaitu pengukuran tekanan darah, pemeriksan Kesehatan dan pemeriksaan status
maternal
4. Tahap ke empat yaitu pemeriksaan urine dan kadar darah (Laboratorium) sederhana
5. Tahap kelima yaitu pemberian penyuluhan atau konseling
Mekanisme tersebut dapat pula dilihat dalam bentuk table sebagai berikut
SARANA YANG
TAHAP KEGIATAN PELAKSANA
DIBUTUHKAN
Pendaftaran Meja, kursi, alat tulis, Kader
buku
I
register/pencataatn,
kegiatan, dan KMS
1. Pencatatan Meja, kursi, alat tulis, Kader
kegiatan sehari- KMS, timbangan Petugas
hari meteran
II 2. Penimbangan
berat badan dan
pengukuran tinggi
badan
1. Pengukuran Meja, kursi, alat tulis Petugas (biasa di
tekana darah KMS, stetoskop, bantu kader)
2. Pemeriksaan tensimeter
III
Kesehatan
Pemeriksaan
status mental
1. Pemeriksaan TB Talquitst, sahli, Petugas Kesehatan
Hemoglobin cuprisulfat, dan
IV
2. Pemriksaan combur test
urine
1. Penyuluhan Meja, kursi, KMS, Petugas kesehatan
V
2. konseling poster
(kegiatan Kesehatan di Kellompok Usia Lanjyt dengan system ima meja)
Sesusai dengan perkembangan dan kodisi masing-masing daerah,kelompok dapat saja
menggunakan model mekanisme pelasanaan kegiatan selain lima system tahap ini antara lain :
1. Terintegrasi dengan kelompok yang sudah ada (majelis taklim dan kelompok arisan)
2. Kegiatan khusus di sarana Kesehatan (hari khusus untuk pelayanan kelompok usia lanjut.
f. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pembinaan usia lanjut terbagi atas dua yaitu sasaran langsung dan sasaran
tidak langsung.
1. Sasaran langsung
a. Prausia lanjut (virilitas /prasenilis) 45 – 49 tahun
b. Usia lanjut 60 - 69 tahun
c. Usia lanjut resiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun
dengan masalah Kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga dimanausia lanjut berada
b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut
c. Organisasi social diamana peduli terhadap pembinaan Kesehatan usia lanjut
d. Petugas lain yang melayani kelompok usia lanjut
e. Petugas lain melayanai kelompok usia lanjut masyarakat luas
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiaan
Posyandu Usila dilaksanakan satu kali dalam satu bulan dari 4 desa wilayah puskesmas Goarie
NAMA DESA NAMA POSYANDU JADWAL
KEGIATAN
Desa Marioritengnga Abbatungnge Tanggal 15
Desa Goarie Lausa Tanggal 10
Desa Barae Walimpong Tanggal 11
Desa Soga bellalao Tanggal 17

h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Pelaksanaan Posyandu Usila di evaluasi sekali dalam sebulan setiap akhir bulan dan dilakukan
pencatatan pelaporan dalam bentuk format laporan bulanan posyandu serta laporan bulanan logistic,
kemudian dilaporkan ke dinas Kesehatan kota.
i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan
a. Buku Register Usila
b. Buku KMS usila
2. Pelaporan
Format Laporan Usila
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK ASMAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN TRADISIONAL


PEMBINAAN KELOMPOK ASMAN UPTD PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan tradisional yang merupakan upaya pengembangan di Puskesmas
memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk memelihara kesehatan secara mandiri, yaitu
mendorong masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya, serta mengatasi gangguan
kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri.
Asuhan mandiri kesehatan tradisional adalah upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gagguan kesehatan ringan dan
memelihara kesehatan secara mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau
masyarakat dengan memanfaatkan TOGA (Taman Obat Keluarga) dan Ketrampilan
(akupressure). Diharapkan masyarakat dapat melakukan kunjungan ke puskesmas untuk
konsultasi masalah kesehatannya dalam rangka meningkatkan upaya promotif dan preventif.
Gerakan Asuhan Mandiri kesehatan tradisional adalah suatu upaya dari semua
stakeholder terkait asuhan mandiri dengan mamanfaatkan TOGA dan ketrampilan melalui:
(1) pembentukan dan pengembangan kelompok ashuan mandiri; (2) kegiatan kelompok
asuhan mandiri secara benar dan berkesinambungan,dan; (3) pelaksanaan pembinaan asuhan
mandiri secara berjenjang.
Dengan melakukan asuhan mandiri berarti kita telah berupaya merubah paradigma
pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif, yang bermanfaat untuk efisiensi dan
efektifitas bagi keluarga dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. Sehingga
kunjungan ke Puskesmas merupakan kunjungan dalam rangka konsultasi kesehatan bukan
untuk mengobati sakitnya, untuk hal tersebut di atas perlu diselenggarakan dalam bentuk
pertemuan yang mencakup peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi petugas
Puskesmas dan masyarakat dalam pemanfaatan TOGA dan akupresure untuk meningkatkan
kemampuan melakukan asuhan mandiri.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai visi UPTD Puskesmas Goarie yaitu Terwujudnya Pelayanan
Kesehatan yang PRIMA menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Lebih Baik sesuai tata
nilai UPTD Puskesmas Goarie yang telah ditetapkan yaitu Profesional, Ramah, Inovatif,
Mandiri, Amanah (PRIMA)
Misi UPTD Puskesmas Goarie :
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas yang Berorientasi Kepada
Masyarakat dan Pasien
2. Meningkatkan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas yang PRIMA
3. Meningkatkan Kinerja, Mutu Puskesmas, dan Mutu Klinis serta Mengutamakan
Keselamatan Pasien

b. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kesehatan tradisional melalui asuhan mandiri (self care) dengan pemanfaatan
taman obat keluarga dan keterampilan yaitu akupresure merupakan petunjuk yang sangat
bermanfaat dan dapat dilakukan secara mandiri di keluarga maupun masyarakat.
Arah kebijakan ini memperkuat upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit serta
pemberdayaan masyarakat dapat dipenuhi salah satunya oleh pelayanan kesehatan tradisional
yang berorientasi pada upaya menyehatkan dan mempertahankan sekaligus meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Peningkatan kesadaran, motivasi, dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat akan mempercepat pencapaian status kesehatan yang optimal.
Selama ini Indonesia mempunyai pengalaman dalam upaya menjaga danmemelihara
kesehatannya secara mandiri dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang
diwariskan secara turun temurun pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk minuman jamu,
ramuan yang dioleskan, dihirup dan dikombinasi dengan pijat. Keadaan ini perlu terus
dilestarikan dengan berbagai upaya melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dan
masyarakat.
Asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga
(TOGA) dan akupresure merupakan upaya kesehatan tradisional yang dapat dilakukan sendiri
oleh masyarakat/keluarga dalam mengatasi gangguan kesehatan ringan yang ada didalam
keluarga, sehingga dengan asuhan mandiri kesehatan tradisional diharapkan masyarakat dapat
mewujudkan keluarga sehat secara mandiri.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilakukan
berbagai upaya dan pelayanan kesehatan terutama melalui upaya promotif dan prefentif
dalam pendekatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai usaha pe masyarakat dibidang kesehatan
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanaman dan pemanfaatan tanaman
obat keluarga dan Akupresur di masing-masing rumah warga untuk menunjang
kesehatan maupun sebagai pengobatan disamping pengobatan modern.
c. Meningkatkan kerjasama Lintas Prorgram dan lintas Sektor terkait dalam Pembinaan
Asman Toga dan Akupresur
d. Meningkatkan derajat kesehatan kelurga dan masyarakat.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
Melakukan pembentukan Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur di
masyarakat
2. Rincian Kegiatan
Membentuk Kader-kader Asman toga dan akupresure di tiap desa wilayah UPTD
Puskesmas Goarie.
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan pembinaan kader-kader asman toga dan
akupresure di tiap pokja PKK di tiap-tiap desa.
f. Sasaran
Ketua PKK kecamatan dan desa dan Kader-kader Asman Toga dan Akupresur.
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
No Ket
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pembentukan √ √ √ √
kelompok
Asman

h. Evaluasi Pelaksana Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan dilaksanakan setelah kegiatan dengan melihat pencapaian hasil
sosialisasi apakah dapat dilaksanakan serta ditindak lanjuti oleh peserta hingga pembentukan
kelompok ASMAN sebagai tujuan selanjutnya. Laporan dibuat pada saat akhir kegiatan oleh
penanggung jawab kegiatan, laporan tersebut dibuat setiap bulan dan disampaikan pada saat
lokmin lintas program yang selanjutnya disampaikan pada dinas kesehatan kabupaten
Soppeng.
i. Pencatatan,pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan pelaporan disesuaikan dengan bentuk laporan yang ada, pada lembar SPM dan
RPK Puskesmas yang diperuntuk untuk pencapaian program yaitu program pengembangan
puskesmas yang dilaksanakan dalam satu tahun.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN KELOMPOK ASMAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN TRADISIONAL


PEMBINAAN KELOMPOK ASMAN UPTD PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Sebagai salah satu negara yang kaya akan tanaman obat, penggunaan ramuan herbal di Indonesia
memang tidak asing lagi. Secara turun-temurun masyarakat sudah menggunakan tanaman obat
sebagai alternatif dalam menyembuhkan berbagai penyakit.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional,
mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit serta produktif melalui upaya
promotif dan preventif. Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalah mendorong masyarakat
agar mampu memelihara kesehatannya, serta mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri
melalui kemampuan asuhan mandiri.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai visi UPTD Puskesmas Goarie yaitu Terwujudnya Pelayanan
Kesehatan yang PRIMA menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Lebih Baik sesuai tata nilai UPTD
Puskesmas Goarie yang telah ditetapkan yaitu Profesional, Ramah, Inovatif, Mandiri, Amanah
(PRIMA)
Misi UPTD Puskesmas Goarie :
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas yang Berorientasi Kepada Masyarakat
dan Pasien
2. Meningkatkan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas yang PRIMA
3. Meningkatkan Kinerja, Mutu Puskesmas, dan Mutu Klinis serta Mengutamakan Keselamatan
Pasien

b. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kesehatan tradisional melalui asuhan mandiri (self care) dengan pemanfaatan
taman obat keluarga dan keterampilan yaitu akupresur merupakan petunjuk yang sangat
bermanfaat dan dapat dilakukan secara mandiri di keluarga maupun masyarakat.
Arah kebijakan ini memperkuat upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
serta pemberdayaan masyarakat dapat dipenuhi salah satunya oleh pelayanan kesehatan tradisional
yang berorientasi pada upaya menyehatkan dan mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas
hidup seseorang. Peningkatan kesadaran, motivasi, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
akan mempercepat pencapaian status kesehatan yang optimal.
Selama ini Indonesia mempunyai pengalaman dalam upaya menjaga danmemelihara
kesehatannya secara mandiri dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang
diwariskan secara turun temurun pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk minuman jamu,
ramuan yang dioleskan, dihirup dan dikombinasi dengan pijat. Keadaan ini perlu terus dilestarikan
dengan berbagai upaya melalui peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dan masyarakat.
Secara bertahap mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 diharapkan 75% puskesmas
di Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional, termasuk didalamnya
puskesmas melakukan pembinaan terhadap kelompok asuhan mandiri dalam memanfaatkan
TOGA dan Akupresur Dengan melakukan asuhan mandiri berarti kita telah berupaya merubah
paradigma pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif, yang bermanfaat untuk efisiensi
dan efektivitas bagi keluarga dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarganya. Sesuai
dengan anjuran Menteri kesehatan, diharapkan kunjungan masyarakat ke Puskesmas merupakan
kunjungan dalam rangka konsultasi kesehatan bukan untuk mengobati sakitnya
Asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga
(TOGA) dan akupresure merupakan upaya kesehatan tradisional yang dapat dilakukan sendiri oleh
masyarakat/keluarga dalam mengatasi gangguan kesehatan ringan yang ada didalam keluarga,
sehingga dengan asuhan mandiri kesehatan tradisional diharapkan masyarakat dapat mewujudkan
keluarga sehat secara mandiri.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilakukan berbagai
upaya dan pelayanan kesehatan terutama melalui upaya promotif dan prefentif dalam pendekatan
keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai usaha pe masyarakat dibidang kesehatan
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanaman dan pemanfaatan tanaman obat
keluarga dan Akupresur di masing-masing rumah warga untuk menunjang kesehatan maupun
sebagai pengobatan disamping pengobatan modern.
c. Meningkatkan kerjasama Lintas Prorgram dan lintas Sektor terkait dalam Pembinaan Asman
Toga dan Akupresur
d. Meningkatkan derajat kesehatan kelurga dan masyarakat.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
Melakukan pembinaan Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur di
masyarakat
2. Rincian Kegiatan
Membina Kader-kader Asman toga dan akupresure di tiap desa wilayah UPTD Puskesmas Goarie.
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan pembinaan kader-kader asman toga dan akupresure
di tiap pokja PKK di tiap-tiap desa.
f. Sasaran
Ketua PKK kecamatan dan desa dan Kader-kader Asman Toga dan Akupresur.
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Waktu Pelaksanaan


No Ket
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pembinaan √ √ √ √
kelompok
Asman

h. Evaluasi Pelaksana Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Evaluasi
meliputi kesesuaian prosedur, jadwal dan lokasi pelaksanaan. Pencatatannya dilakukan pada
formulir monitoring rencana pelaksanaan kegiatan harian. Selain itu evaluasi bisa didapatkan
dari sasaran kegiatan program dengan mengisi formulir umpan balik yang sudah di siapkan oleh
satuan pelaksana UKM.
i. Pencatatan,pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan kegiatan dilakukan setiap kali melakukan kegiatan meliputi nama kegiatan, tempat
kegiatan, tanggal pelaksanaan, nama pelaksana kegiatan , saran & masukan sasaran kegiatan &
hambatan yang dihadapi. Pelaporan dilakukan dalam bentuk Laporan / Surat Pertanggung
jawaban kegiatan. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3 bulan dalam rapat evaluasi program di
UPTD Puskesmas Goarie yang dilakukan bersama dengan kepala satuan pelaksana UKM.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN POS UKK
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBINAAN POS UKK
PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Dalam implementasi visi pembangunan kesehatanyang ditetapkan oleh
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia yaitu ; masyarakat sehat yang mandiri dan
berkualitas, program UKK Kesehatan UPTD Puskesmas Goarie mempunyai tugas
melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan memperhatikan derajat Kesehatan
pekerja di wilyah Puskesmas melalui pembentukan pos UKK kelompok pekerja.
Selaras dengan visi Departemen Kesehatan RI yaitu memandirikan masyarakat
untuk hidup sehat, maka kegiatan yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat
untuk hidup sehat, harus mendapatkan prioritas yang utama. Untuk mempercepat
pencapaian visi tersebut, Depkes RI membentuk Desa siaga/ kelurahan siaga yang
didalamnya terdapat Poskesdes/ Pustu yang bertujuan untuk
mendekatakan/penyelidikan pelayanan Kesehatan dasar bagi masyarakat kelurahan/
desa dan sebagai coordinator dari penyelenggaraan UKBM yang ada termasuk Pos
UKK yang ada di desa/kelurahan.
b. Latar Belakang
Untuk mewujudkan Desa siaga / kelurahan siaga tersebut, maka kegiatan
memandirikan masyarakat untuk hidup sehat harus dilakukan pada seluruh lapisan
masyarakat termasuk didalamnya adalah masyarakat pekerja. Hal ini penting karena 60%
penduduk Indonesia tergolong usia pekerja. 80% pekerja informal dan sisanya pekerja
formal.
Salah satu Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di desa
dengan mensosialisasikan dan mengadakan pembinaan Upaya Kesehatan kerja yang telah
di bentuk di desa dan kelurahan dalam bentuk pos Upaya Kesehatan kerja agar berjalan
baik dan benar. Dengan begitu masyarakat desa akan bekerja secara sehat, aman dan
produktif.
Meningkatnya pengetahuan penduduk tentang Kesehatan merupakan basis
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
c. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terlaksananya program UKK sesuai dengan rencana dan target yang sudah di
tetapkan.
b. Tujuan khusus
1. Pelaksana program UKK mengetahui landasan hukum tujuan dan sasaran dari
program UKK.
2. Pelaksanaan program UKK mengetahui rencana kerja program UKK selama satu
tahun.
3. Pelaksanaan program UKK mengetahui target program UKK.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pembinaan pos UKK terdiri dari :
1.Perencanaan pembinaan pos UKK
2.Penyebaran undangan pembinaan pos UKK
3.Pelaksanaan pembinaan pos UKK
4.Pendokumentasian kegiatan pembinaan pos UKK
5.Pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan pembinaan pos UKK
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
1.Perencanaan pembinaan pos UKK
a. Sebelum melaksanakan kegiatan pembinaan pos UKK maka dilakukan perencanaan
kegiatan (segala sesuatu yang berhubungn dengan kegiatan UKK tahun 2016), lalu
dilakukan koordinasi dengan kepala UPTD Puskesmas.
b. Penyerahan undangan/pemberitahuan kegiatan pembinaan pos UKK,
c. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembinaan pos
UKK
2.Penyerahan undangan pembinaan pos UKK
Undangan/pemberitahuan yang sudah dibuat disetujui dan ditandatangani Kepala UPTD
Puskesmas Goarie, kemudian di serahakan kepada kader pos UKK, untuk diumumkan
keanggota pos UKK
3.Pelaksanaan program UKK terdiri dari :
a. Pembukaan, memperkenalkan diri, dan menyampaikan tujuan
b. Penyampaian materi Kesehatan kerja
c. Penyampaian materi tentang penyakit pekerja
d. Pemeriksaan Kesehatan anggota pos UKK
e. Pendokumentasian kegiatan pembinaan UKK
f. Penutup.
4.Pembuatan pelaporan pelaksanaan pembinaan pos UKK. Setelah dokumentasi
terkumpul, maka disusun laporan pelaksanaan program pembinaan pos UKK dengan
menyerahkan dokumen tersebut.
f. Sasaran
Sasaran dari kegiatan pembinaan pos UKK:
Anggota pos UKK
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pembinaan pos UKK dilaksanakan setiap tiga bulan sekali
h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dilakukan minimal 2 kali setahun
i. Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap bulannya dan melaporkan ke Dinas Kesehatan
kabupaten Soppeng.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN TOGA
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN


TRADISIONAL PEMBINAAN TOGA UPTD
PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Arah kebijakan kesehatan yang memperkuat upaya kesehatan dan pencegahan penyakit
sera pemberdayan masyarakat dapat dipenuhi salah satunya oleh pelayanan kesehatan
tradisional yang berorientasi pada upaya menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang
sehat sekaligus meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Pelayanan kesehatan tradisional yang merupakan upaya pengembangan di Puskesmas
memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk memelihara kesehatan secara mandiri, yaitu
mendorong masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya, serta mengatasi gangguan
kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri.
Asuhan mandiri kesehatan tradisional adalah upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gagguan kesehatan ringan dan
memelihara kesehatan secara mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau
masyarakat dengan memanfaatkan TOGA (Taman Obat Keluarga) dan Ketrampilan
(akupressure). Diharapkan masyarakat dapat melakukan kunjungan ke puskesmas untuk
konsultasi masalah kesehatannya dalam rangka meningkatkan upaya promotif dan preventif.
Gerakan Asuhan Mandiri kesehatan tradisional adalah suatu upaya dari semua
stakeholder terkait asuhan mandiri dengan mamanfaatkan TOGA dan ketrampilan melalui:
(1) pembentukan dan pengembangan kelompok ashuan mandiri; (2) kegiatan kelompok
asuhan mandiri secara benar dan berkesinambungan,dan; (3) pelaksanaan pembinaan asuhan
mandiri secara berjenjang.
Dengan melakukan asuhan mandiri berarti kita telah berupaya merubah paradigma
pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif, yang bermanfaat untuk efisiensi dan
efektifitas bagi keluarga dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. Sehingga
kunjungan ke Puskesmas merupakan kunjungan dalam rangka konsultasi kesehatan bukan
untuk mengobati sakitnya, untuk hal tersebut di atas perlu diselenggarakan dalam bentuk
pertemuan yang mencakup peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi petugas
Puskesmas dan masyarakat dalam pemanfaatan TOGA dan akupresure untuk meningkatkan
kemampuan melakukan asuhan mandiri.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai visi UPTD Puskesmas Goarie yaitu Terwujudnya
Pelayanan Kesehatan yang PRIMA menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Lebih Baik
sesuai tata nilai UPTD Puskesmas Goarie yang telah ditetapkan yaitu Profesional, Ramah,
Inovatif, Mandiri, Amanah (PRIMA)
Misi UPTD Puskesmas Goarie :
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas yang Berorientasi Kepada
Masyarakat dan Pasien
2. Meningkatkan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas yang PRIMA
3. Meningkatkan Kinerja, Mutu Puskesmas, dan Mutu Klinis serta Mengutamakan
Keselamatan Pasien

b. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kesehatan tradisional melalui asuhan mandiri (self care) dengan
pemanfaatan taman obat keluarga dan keterampilan yaitu akupresur merupakan petunjuk
yang sangat bermanfaat dan dapat dilakukan secara mandiri di keluarga maupun
masyarakat.
Arah kebijakan ini memperkuat upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
serta pemberdayaan masyarakat dapat dipenuhi salah satunya oleh pelayanan kesehatan
tradisional yang berorientasi pada upaya menyehatkan dan mempertahankan sekaligus
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Peningkatan kesadaran, motivasi, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat akan mempercepat pencapaian status
kesehatan yang optimal.
Selama ini Indonesia mempunyai pengalaman dalam upaya menjaga danmemelihara
kesehatannya secara mandiri dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang
diwariskan secara turun temurun pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk minuman
jamu, ramuan yang dioleskan, dihirup dan dikombinasi dengan pijat. Keadaan ini perlu
terus dilestarikan dengan berbagai upaya melalui peningkatan kemampuan tenaga
kesehatan dan masyarakat.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas puskesmas dan
masyarakat dalam asuhan mandiri melalui pemanfaatan TOGA dan Ketrampilan
(akupresure).
2. Tujuan Khusus
a) Kebijakan dalam Pemanfaatan TOGA dan pelayanan akupresure
b) Konsep dasar TOGA dan Pengenalan tanaman obat pada TOGA
c) Tata laksana Pemanfaatan TOGA dalam Asuhan Mandiri (untuk gangguan
kesehatan ringan) serta contoh pembuatan ramuan untuk asuhan mandiri dan hal-hal
yang perlu di perhatikan.
d) Konsep pemanfaatan akupresur untuk asuhan mandiri
e) Melakukan akupresure dan pemanfaatannya dalam asuhan mandiri.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
Melakukan pembinaan kelompok Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan
Akupresur di masyarakat
2. Rincian Kegiatan
Pembinaan Kader-kader Asman toga dan akupresure di tiap desa wilayah UPTD
Puskesmas Goarie.
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan melakukan pembentukan kader-kader asman toga dan
akupresure di tiap pokja PKK di tiap-tiap desa.
f. Sasaran
Ketua PKK kecamatan dan desa dan Kader-kader Asman Toga dan Akupresur.
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
No Ket
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pembinaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Toga

h. Evaluasi Pelaksana Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
Evaluasi meliputi kesesuaian prosedur, jadwal dan lokasi pelaksanaan. Pencatatannya
dilakukan pada formulir monitoring rencana pelaksanaan kegiatan harian. Selain itu
evaluasi bisa didapatkan dari sasaran kegiatan program dengan mengisi formulir umpan
balik yang sudah di siapkan oleh satuan pelaksana UKM.
i. Pencatatan,pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan kegiatan dilakukan setiap kali melakukan kegiatan meliputi nama kegiatan,
tempat kegiatan, tanggal pelaksanaan, nama pelaksana kegiatan , saran & masukan
sasaran kegiatan & hambatan yang dihadapi. Pelaporan dilakukan dalam bentuk
Laporan / Surat Pertanggung jawaban kegiatan. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3
bulan dalam rapat evaluasi program di UPTD Puskesmas Goarie yang dilakukan
bersama dengan kepala satuan pelaksana UKM.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN


TRADISIONAL PENDATAAN HATRA UPTD PUSKESMAS
GOARIE

a. Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan yang tertera dalam GBHN adalah meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat dan mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana terutama
melalui upaya pencegahan dan peningkatan upaya pemerataan pelayanan kesehatan agar
terjankau oleh masyarakat sampai kepelosok pedesaan, maka upaya pengobatan tradisional
merupakan suatu alternatif yang tepat sebagai pendamping pengobatan modren. Undang-
undang No. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal 2 ayat 4 yang berbunyi:
Usaha-usaha pengobatan tradisional berdasarkan ilmu atau cara lain daripada ilmu
kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat. SKN
menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdayaguna
terus dilakukan pembinaan dan bimbingan serta dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan pengobatan tradisional
yang mencakup cara obat dan pengobatan atau perawatan cara lainnya dapat dipertanggung
jawabkan maknanya. Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktek pengobat
tradisional sebagai penyelenggara pengobatan alternatif kepada masyarakat. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyehat tradisional (HATTRA) dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat maka dilakukan monitoring evaluasi kegiatan
HATTRA.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional turun temurun
berdasarkan resep nenek moyang,adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai visi UPTD Puskesmas Goarie yaitu Terwujudnya
Pelayanan Kesehatan yang PRIMA menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Lebih Baik
sesuai tata nilai UPTD Puskesmas Goarie yang telah ditetapkan yaitu Profesional, Ramah,
Inovatif, Mandiri, Amanah (PRIMA)
Misi UPTD Puskesmas Goarie :
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas yang Berorientasi Kepada
Masyarakat dan Pasien
2. Meningkatkan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas yang PRIMA
3. Meningkatkan Kinerja, Mutu Puskesmas, dan Mutu Klinis serta Mengutamakan
Keselamatan Pasien

b. Latar Belakang
Program ini akan menjadi acuan kerja penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan
penyehat tradisional ramuan dan keterampilan di puskesmas Goarie, dengan harapan proses
penyelenggaraan akan dapat terlaksana secara efisien dan efektif serta dapat meningkatkan
kinerja yang tinggi.
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional baik secara tersendiri atau terpadu
pada sistem pelayanan kesehatan peripurna, dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian penyehat tradisional adalah merupakan salah
satu alternatif yang relatif lebih disenangi masyarakat. Oleh karenanya kalangan kesehatan
berupaya mengenal dan jika dapat mengikut sertakan pengobatan tradisional tersebut.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a) Tujuan Umum
Pendataan penyehat tradisional
b) Tujuan Khusus
Menginventarisasi jumlah penyehat tradisional, jenis dan cara pengobatannya
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
Pendataan penyehat tradisional
2. Rincian kegiatan
 Memberi tahu maksud dan tujuan kunjungan rumah.
 Melakukan pendataan penyehat tradisional yang di wilayah puskesmas Goarie
 Memberi arahan dan cara pengisian form pembuatan STPT

e. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan Pendataan Hattra ramuan dan keterampilan adalah sebagai berikut :
Metode : Sharing, Tanya jawab dan diskusi serta cara pengisian formulir untuk
mengajukan ijin praktek.
Materi : Regulasi tentang Hattra ramuan dan keterampilan
Alat : form laporan

f. Sasaran
Semua penyehat tradisional di wilayah UPTD Puskesmas Goarie.

Kegiatan Waktu Pelaksanaan


No Ket
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pendataan √
Hattra
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

h. Evaluasi Pelaksana Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi input : SDM, Dana, Sarana-prasarana
Evaluasi proses : Ada tidaknya kendala selama kegiatan berlangsung
Evaluasi output : Jumlah penyehat tradisional yang berhasil di data
Pelaporan kegiatan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan
i. Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
a. Dokumentasi foto
b. Bukti tiba
c. Rekap hasil pendataan
Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN HAJI

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


KUNJUNGAN RUMAH JAMAAH HAJI
PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang no 13 tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Pemerintah wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Haji agar jamaah haji dapat menunaikan ibadah dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam.
Kementrian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan Kesehatan
haji sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, di perjalanan pergi dan pulang, selama di
Arab Saudi dan setelah Kembali ke Indonesia.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
442/MENKES/SK/VI/2009 tentang pedoman Penyelenggaraan Ibadah Haji, tujuan
Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah meningkatkan kondisi adalah meningkatkan
kondisi Kesehatan haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jamaah haji dalam kondisi
sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba di Tanah Air dan mencegah terjadinya
transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa/ masuk oleh jamaah haji.
Pelayanan Kesehatan haji di Puskesmas Goarie terdiri dari pelayanan Gedung seperti
pemeriksaan Kesehatan, pembinaan Kesehatan, perlindungan Kesehatan dan pelayanan di
luar Gedung seperti kunjungan rumah jamaah haji sebelum berangkat dan sesudah pulang
dari Mekah
b. Latar Belakang
Puskesmas Goarie terletak di wiliyah Desa Maroiritengnga, Kecamatan Marioriwawo
terdiri dari 4 desa dengan jumlah penduduk 12.636 jiwa.
c. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan jamaah haji sebelum
keberangkatan dan sesudah kepulangan melalui kunjungan rumah.
b. Tujuan khusus
1. Tercapainya identifikasi status jamaah haji berkualitas.
2. Tersedianya data Kesehatan sebagai dasar Upaya perawatan dan pemeliharaan
serta Upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jamaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status Kesehatan dan faktor resiko jamaah haji
secara benar dan lengakap dalam Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH)
Indonesia atau print out entri data Kesehatan calon jamaah haji di Siskohadkes.
4. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan layak Kesehatan ( istitho’ah)
jamaah haji.
5. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular
berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/ Indonesia.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Kunjungan rumah pada jamaah haji Kunjungan rumah dilakukan sebelum jamaah
haji berangkat dan dalam waktu 14 hari
setelah jamaah haji pulang dari Mekah.
Petugas memeriksa tanda-tanda vital,
memberikan KIE pola hidup sehat dan
menganjurkan untuk kontrol ke Puskesmas
bila ada keluhan dan hasil pemeriksaan yang
tidak normal.

e. Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas Sektor
Program
1 Kunjungan rumah pada Kunjungan Perkesmas : Koordinasi
jamaah haji rumah di lakukan Koordinasi dengan kadus
sebelum jamaah dalam dalam
haji berangkat melakukan melengkapi
dan setelah kegiatan luar dokumen bukti
jamaah haji Gedung telah
pulang dari ( kunjungan melaksanakan
Mekah ( 14 hari rumah). kunjungan
kedatangan). rumah

f. Sasaran
Calon jamaah haji yang sudah melakukan pelunasan BPIH atau yang telah mendapat
informasi dan dinyatakan akan berangkat haji di tahun 2023.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No Ket
kegiatan

1 Kunjungan x
rumah calon
jamaah haji
sebelum
berangkat
2 Kunjungan x
rumah
jamaah haji
setelah dari
Mekah

h. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Kegiatan kunjungan rumah jamaah haji dilaksanakan oleh programer haji puskesmas dan
Kerjasama dengan bagian perkesmas dalam kegiatan diluar Gedung.
i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Laporan pelaksanaan akan dipertanggung jawabkan setelah pelaksanaan kegiatan kepada
penanggung jawab Upaya Kesehatan masyarakat, Kepala Puskesmas dan Dikes.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

UPTD PUSKESMAS GOARIE


DINAS KESEHATAN KAB. SOPPENG
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GOARIE KECAMATAN MARIORIWAWO
Sanuale, Desa Marioritenga, Kec. Marioriwawo Kab. Soppeng 90862
Website : https://pkm-goarie.soppengkab.go.id Email : pkmgoarie9091@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM


UPAYA KESEHATAN KERJA UPTD PUSKESMAS GOARIE

a. Pendahuluan
Secara umum Puskesmas dapat diartikan sebagai satu satuan organisasi yang diberikan
kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan untuk melaksanakan tugas-tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja/Kecamatan. Ada tiga fungsi yang dijalankan
Puskesmas yaitu, 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2)
Memberdayakan masyarakat dan keluarga, 3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. UPTD Puskesmas Goarie adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kab. Soppeng yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo. Dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan di wilayah kerja, perlu dilaksanakan pelayanan kesehatan kerja dii
masyaraat.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai visi UPTD Puskesmas Goarie yaitu Terwujudnya
Pelayanan Kesehatan yang PRIMA menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Lebih Baik
sesuai tata nilai UPTD Puskesmas Goarie yang telah ditetapkan yaitu Profesional, Ramah,
Inovatif, Mandiri, Amanah (PRIMA)
Misi UPTD Puskesmas Goarie :
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas yang Berorientasi Kepada
Masyarakat dan Pasien
2. Meningkatkan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas yang PRIMA
3. Meningkatkan Kinerja, Mutu Puskesmas, dan Mutu Klinis serta Mengutamakan
Keselamatan Pasien

b. Latar Belakang
Sosialisasi dan Pembentukan Kader Kesehatan Kerja perlu dilaksanakan karena melihat
potensi di desa yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Goarie yang terletak di
dataran tinggi yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah bertani dan berkebun serta
beberapa kelompok kerja kecil lainnya.
Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok kerja informal utamanya di dalam upaya
promotif dan preventif untuk melindungai pekerja agar hidup sehat dan bebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan, karena masih ada sebagian
masyarakat maupun kelompok kerja yang belum memiliki kesadaran dan kemauan untuk
dating ke fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan umum adalah untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar oleh
puskesmas dalam rangka meningkakan derajat kesehatan masyarakat pekerja
Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja di masyarakat
b. Terelenggaranya kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pekerja

d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Pendataan kelompok kerja baru
2. Pembinaan Pos UKK

e. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Cara melaksanakan pemberdayaan masyarakat adalah dengan pendataan kelompok kerja
baru yang dilakukan pada awal tahun
2. Pembinaan Pos UKK dilakukan bersama lintas program (Program PTM, Promkes)

f. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan pelayanan kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Waktu Pelaksanaan


No Ket
Pokok Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Pendataan √
Kelompok
Kerja Baru
2 Pembinaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pos UKK

h. Evaluasi Pelaksana Kegiatan dan Pelaporan


Setiap kegiatan dievaluasi oleh Kepala puskesmas dan penanggung jawab UKM, apakah
kegiatan terlaksana sesuai Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau terjadi perubahan
jadwal.

i. Pencatatan,pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pelaksana upaya melaporkan kepada kepada UPTD Puskesmas, kepala Tata Usaha,
Penanggung Jawab UKM dan Kepada Dinas Kesehatan setiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai