Anda di halaman 1dari 8

PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

Implementasi Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan


Virtual Lab Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi
Gelombang Cahaya

Diyah Prasasti Listiantomo *, Dwikoranto


Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika
Universitas Negeri Surabaya
*Email: diyahprasasti0@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.7.2.274-281

ABSTRACT
This research was conducted with the aim of analyzing the implementation of the virtual lab-assisted
guided inquiry model to analyze the results of increasing critical thinking skills in class XI students after
implementing the virtual lab-assisted guided inquiry model on the material of light waves. GroupDesign.
The subjects used in this study were 60 class XI students. The instruments used in this study were pretest
and posttest question sheets. The data obtained in this study were tested by prerequisite tests on pretest
and posttest values which included normality tests and homogeneity tests, then different tests were carried
out with dependent t-tests, independent t-tests and N-Gain tests. Based on the results and discussion of the
research, it can be concluded that the results of increasing the critical thinking skills of class XI students in
the light wave material after implementing the virtual lab-assisted guided inquiry learning model
experienced a significant increase and are in the high category. In the control class, the results of
increasing the critical thinking skills of class XI students in the light wave material after the
implementation of the conventional learning model experienced a significant increase and were in the high
category. There is a difference in the results of increasing critical thinking skills in the experimental and
control classes as shown by the independent t-test which produces = 5,72 2.

Keywords: Guided Inquiry; PhETs; Critical thinking

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis keterlaksanaan model inkuiri terbimbing
berbantuan virtual lab untuk menganalisis hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik
kelas XI setelah diimplementasikan model inkuiri terbimbing berbantuan virtual lab pada materi
gelombang cahaya Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian yaitu
nonequivalent Control Group Design. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah peserta didik kelas
XI sebanyak 60 peserta didik. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini lembar soal pretest dan
posttest. Data yang didapatkan pada penelitian ini diuji dengan uji prasyarat pada nilai pretest dan posttest
yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, lalu dilakukan uji beda dengan uji-t dependen, uji-t
independen dan uji N-Gain. Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian yang telah dapat
disimpulkan bahwa hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI pada materi
gelombang cahaya setelah diimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan virtual
lab mengalami peningkatan yang signifikan dan berada pada kategori tinggi. Pada kelas kontrol hasil
peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI pada materi gelombang cahaya setelah
diimplementasikan model pembelajaran konvensionlal mengalami peningkatan yang signifikan dan berada
pada kategori tinggi. Ada perbedaan yang hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas
eksperimen dan kontrol yang ditunjukkan oleh Uji-t independen yang menghasilkan =
5,72 2.

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing; PhET; Berpikir Kritis

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 274
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

PENDAHULUAN pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga


Salah satu investasi yang sangat berharga peserta didik kurang dalam mengembangkan
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya kreatifitasnya serta kurang mampu dalam
Manusia (SDM) adalah pendidikan, yang bersaing di masa yang terus maju (Wahyu
memiliki kemampuan untuk membangun suatu Ariyani & Prasetyo, 2021). Untuk memastikan
bangsa. (Aldila & Mukhaiyar, 2020). Kurikulum bahwa proses pembelajaran akan mencapai
2013 adalah salah satu upaya pemerintah untuk tujuan yang diinginkan, guru memberikan
meningkatkan pendidikan dengan perhatian khusus untuk menciptakan proses yang
menyempurnakan kurikulum (Yusri, 2018). Jika dapat dilihat dari pemilihan model pembelajaran
kualitas pendidikan meningkat, pembelajaran yang tepat. Peserta didik aktif, suasana mengajar
dikatakan baik. Menurut Permendikbud No. 22 yang inovatif dan menyenangkan, akan tetapi
Tahun 2016, pendidikan yang berpusat pada tidak menghilangkan pembelajaran yang akan
peserta didik harus memberikan pengalaman dicapai tuan. Selain itu, proses pengajaran itu
belajar yang membuat peserta didik senang. sendiri harus efektif, artinya peserta didik harus
tertantang, termotivasi, interaktif, inspiratif dan ikut terlibat secara langsung dalam proses
memberikan ruang agar peserta didik dapat pembelajaran. Dengan kata lain, mereka harus
mengembangkan kreativitas yang sesuai dengan melakukan lebih dari sekadar memahami
perkembangan psikis dan fisik individu setiap instruksi guru (Saputri & Wardani, 2021).
peserta didik, serta kesehatan mentalnya (Wahyu Model pembelajaran konvensional berpusat
Ariyani & Prasetyo, 2021). pada guru daripada peserta didik dan kurang
Fisika adalah bidang yang terus berkembang inovatif, sehingga menjadikan peserta didik
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kurang dalam berpikir kritis. Dengan demikian,
teknologi. Prinsip fisika tidak hanya berlaku pada pembelajaran harus memenuhi standar
pengetahuan umum melainkan juga berlaku kompetensi lulusan yang disesuaikan dalam
untuk bidang lain seperti teknologi, elektronik, kurikulum 2013. Ini berarti memperkuat
arsitektur, dan bidang terkait lainnya. Dengan pendekatan ilmiah, menerapkan pendekatan
demikian, fisika menjadi satu-satu mata pelajaran belajar berbasis penemuan, dan mendorong
yang paling menarik untuk dipelajari dan peserta didik untuk memecahkan masalah
diapresiasi oleh semua peserta didik. Fisika kontekstual. Pembelajaran yang efektif dan
adalah suatu disiplin ilmu yang dimaksudkan efisien yang mempertimbangkan umpan balik
untuk membantu peserts didik berkembang antara guru dan peserta didik selama proses
secara profesional sehingga dapat menjadi pengajaran (Wahyu Ariyani & Prasetyo, 2021).
pemikir yang kritis, memiliki keterampilan Kurikulum 2013 mewajibkan penggunaan
organisasi yang kuat, dan memelihara metode belajar yang aktif-mencari agar peserta
kedisiplinan di berbagai bidang (Fatikasari et al., didik dapat memperluas pemahaman mereka dan
2020). Objek kajian yang ada pada fisika adalah memperluas pengetahuan mereka. Sebagai
benda yang tak hidup serta fenomena-fenomena bagian dari program pendidikan Kurikulum
yang berkaitan antar lainnya. Fisika memiliki 2013, model pembelajaran yang beragam,
beberapa konsep yang abstrak dan sulit untuk kreatif, dan inovatif harus digunakan untuk
dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, meningkatkan kemampuan peserta didik. Hal ini
dengan adanya permasalahan seorang pendidik menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 telah
agar proses pembelajaran sesuai dengan apa yang berubah menjadi pembelajaran konvensional.
diharapkan maka harus memperhatikannya Pembelajaran konvensional melibatkan
(Rizaldi et al., 2020). pemberian instruksi, mendengarkan guru
Seorang guru harus mampu memutuskan berbicara, dan mencatat dalam buku catatan
strategi pembelajaran yang tepat agar peserta masing-masing. Kurikulum 2013 mengubah
didik dapat belajar secara efektif dan efisien fokus pembelajaran ke arah peserta didik
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran daripada guru. Untuk meningkatkan kemampuan
yang diharapkan (Aldila & Mukhaiyar, 2020). belajar mereka, siswa harus lebih aktif.
Pembelajaran secara konvensional akan Sehubungan dengan hal tersebut di atas, seorang
menjadikan peserta didik lebih pasif karena guru harus mampu menggunakan model

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 275
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

pengajaran yang mendorong peserta untuk lebih lama tertanam dalam ingatan peserta didik
menjadi aktif dan kreatif dalam pembelajaran (Sukma et al., 2016).
(Fauza Rahmatia, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah Tabel 1. Keterkaitan inkuri terbimbing, dan
satu guru fisika di SMA Muhammadiyah 2 Kemampuan Berpikir Kritis
Surabaya memperoleh hasil kurangnya Sintaks inkuiri Kemampuan Berpikir
antusiasnya peserta didik untuk mengikuti Terbimbing Kritis
pembelajaran karena pembelajaran masih
berpusat pada guru. Pembelajaran yang Menyajikan Memberikan
diharapkan tidak hanya menjelaskan materi saja pertanyaan atau penjelasan sederhana
namun juga praktek pada materi-materi tertentu masalah
agar meningkatkan keaktifan peserta didik dalam Membuat hipotesis Memberikan
mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil penjelasan sederhana
observasi yang telah dilakukan peserta didik Merancang Mengatur strategi dan
masih kesulitan dalam menjawab soal. Kesulitan percobaan taktik
menjawab tersebut terutama pada soal-soal yang
menjelaskan fenomena-fenomena tertentu peserta Melakukan Membangun
didik masih cenderung kesulitan untuk menjawab percobaan untuk keterampilan dasar
soal tersebut. memperoleh
Untuk mengatasi masalah tersebut, pendidik informasi
dapat menggunakan model pembelajaran yang Mengumpulkan dan Memberikan
tepat untuk membuat materi menjadi lebih menganaisis data penjelasan lanjut
menarik dan terus mengikutsertakan peserta
didik sehingga mereka lebih aktif. Model Membuat inferensi (inferring)
pembelajaran yang tepat harus memprioritaskan kesimpulan
keterlibatan peserta didik dan memberikan Berkembangnya teknologi dan informasi
peluang kepada peserta didik untuk memperoleh yang semakin pesat mampu menjadi solusi
kemampuan secara langsung. Memilih model kepada para pendidik agar memakai berbagai
pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses media pembelajaran salah satunya melalui virtual
pembelajaran adalah model pembelajaran yang lab. Pembelajaran dalam lab virtual membantu
tepat untuk mengatasi masalah tersebut (Wilfrida siswa dengan meningkatkan keterampilan umum
et al., 2023). sains, kemampuan infersi logika, dan
Pembelajaran dengan model inkuiri kemampuan membangun konsep. Akibatnya,
merupakan salah satu pembelajaran yang siswa yang belajar melalui simulasi virtual lebih
memanfaatkan kemampuan peserta didik untuk baik dalam menjelaskan dan memahami apa
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, yang mereka pelajari (Suranti et al., 2017).
logis, dan analitis sehingga mereka dapat Physics Education and Technology (PhET)
merumuskan hasil penelitian mereka dengan adalah lab virtual yang ideal untuk pembelajaran
penuh percaya diri. Dengan menerapkan model fisika karena dapat membantu siswa memahami
inkuiri, peserta didik memperoleh kemampuan konsep fisika yang lebih abstrak. Katherin
untuk menentukan masalah, membuat atau Perkins et al. dari Universitas Colorado, Amerika
menyajikan hipotesis, melakukan percobaan Serikat, merupakan seseorang yang
untuk mengetahui apa yang mereka pelajari, dan mengembangkan media simulasi ini. Setelah
membuat kesimpulan tentang apa yang mereka didownload terlebih dahulu, media simulasi
pelajari. Pekerjaan guru hanyalah menyediakan PhET dapat digunakan oleh pendidik dan peserta
informasi dalam pembelajaran model inkuiri didik baik secara online maupun offline. Media
(Nurmayani et al., 2018). Dengan menggunakan simulasi ini dirancang untuk membantu peserta
model pembelajaran inkuiri terbimbing, peserta didik memahami konsep fisika melalui
didik dapat membuat dan menciptakan ide-ide visualisasi grafik dinamis yang dapat
fisik secara mandiri. Ini akan membuat pelajaran menghidupkan model konseptual dan visual yang

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 276
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

digunakan oleh fisikawan ahli. (Rizaldi et al., Tabel 2 Desain Penelitian


2020). Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Eksperimen
Kemampuan berpikir kritis adalah kegiatan Kontrol
dalam membuat penilaian untuk menghasilkan
interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan Keterangan :
berdasarkan bukti, konsep, metode, kriteria, atau : Nilai awal (pretest) untuk mengetahui
konteks tertentu yang digunakan sebagai kemampuan berpikir kritis awal peserta didik
penilaian yang dituju. Berpikir kritis pada kelas eksperimen.
memungkinkan peserta didik menemukan : Nilai akhir (posttest) untuk mengetahui
kebenaran dan memilah informasi yang tepat kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari diberikan perlakuan berupa implementasi inkuiri
(Cahyani et al., 2021). Penelitian yang dilakukan terbimbing berbantuan PhET Simulation pada
oleh (Tapanuli et al., 2018) yang menyatakan kelas eksperimen.
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam : Peserta didik diberikan perlakuan yaitu
pembelajaran fisika menjadi meningkat ketika mengimplementasikan model pembelajaran
diterapkan model inquiry dibandingkan inkuiri terbimbing berbantuan virtual lab.
kemampuan berpikir kritis peserta didik ketika : Nilai awal (pretest) untuk mengetahui
diterapkan model konvensional. Selain itu kemampuan berpikir kritis awal peserta didik
penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian pada kelas kontrol.
yang dilakukan oleh (Iman & Khaldun, 2017) : Nilai akhir (posttest) untuk mengetahui
yang menyatakan model inkuiri terbimbing yang kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah
diterapkan berpengaruh terhadap meningkatnya diberikan perlakuan berupa pembelajaran
kemampuan berpikir kritis peserta didik. konvensional pada kelas kontrol.
Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian : Peserta didik diberikan perlakuan yaitu
yang dilakukan oleh (Alifiyanti & Ishafit, 2018) pembelajaran konvensional.
yang memaparkan bahwa pembelajaran dengan Penelitian ini dilakukan di SMA
menggunakan model inkuiri terbimbing Muhammadiyah 2 Surabaya pada tahun ajaran
berbantuan PhET simulation dapat meningkatkan 2022/2023. Populasi pada penelitian ini adalah
kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI peserta didik kelas XI dengan sampel
pada materi teori kinetik gas. penelitiannya adalah peserta didik kelas XI
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan MIPA 8 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis 9 sebagai kelas kontrol.
hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis Variabel manipulasi yang digunakan
pada peserta didik kelas XI setelah pada penelitian ini adalah model pembelajaran
diimplementasikan model inkuiri terbimbing yang digunakan berupa pembelajaran model
berbantuan virtual lab pada materi gelombang inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan
cahaya. pembelajaran model konvensional pada kelas
kontrol. Variabel Kontrol yang digunakan pada
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah sekolah yang digunakan
Pada penelitian ini menggunakan jenis untuk penelitian, materi pembelajaran yang
penelitian quasi eksperimental design dengan diajarkan, guru yang memberikan pengajaran di
design penelitiannya yaitu nonequivalent Control kelas, durasi pembelajaran, dan lembar pretest
Group Design. Pada desain ini kelas eksperimen posttes. Sehingga pada penelitian ini akan
dan kelas kontrol tidak dipilih secara acak diperoleh variabel respon berupa tingkat
(Sugiyono, 2020). Kedua kelompok tersebut kemampuan berpikir kritis peserta didik.
akan diberikan perlakukan yang berbeda. Dan Metode pengumpulan data yang
dilihat hasil peningkatan kemampuan berpikir digunakan dalam penelitian ini berupa metode
kritis dari sebelum hingga sesudah diberikan tes yang diberikan kepada siswa. Metode tes
perlakuan. berupa tes uraian sebelum diberikan perlakuan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 277
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

dan tes uraian setelah diberikan perlakuan untuk dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agustina
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. et al., 2020) yang menyatakan bahwa rendahnya
Tes terdiri dari 5 soal uraian pada materi nilai rata-rata tes awal yang didapatkan peserta
interferensi cahaya dan difraksi cahaya. didik dikarenakan peserta didik belum
Selanjutnya, data yang diperoleh diuji secara mendapatkan materi, peserta didik hanya
kuantitatif menggunakan uji normalitas, memimiliki pengetahuan dasar yang didapatkan
homogenitas, uji t dependen, uji t independen, dari sekolah menengah pertama, referensi lain,
dan uji n-gain. atau pengalaman yang telah peserta didik alami
di lingkungan sekitar. Namun setelah diberikan
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan pada kelas eksperimen dan kontrol
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tes kembali dengan soal yang sama
dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya nilai posttest yang didapatkan oleh peserta didik
diperoleh hasil berupa nilai pretest dan postest mengalami peningkatan daripada nilai
yang didapatkan oleh peserta didik pada kelas pretestnya. Nilai posttest peserta didik yang
eksperimen dan kontrol. Pembelajaran yang meningkat dikarenakan peserta didik pada kelas
dilakukan pada kelas eksperimen adalah eksperimen dan kontrol telah mendapatkan
pembelajaran model inkuiri terbimbing materi gelombang cahaya dan telah mampu
sedangkan pada kelas kontrol adalah untuk melatihkan kemampuan berpikir kritisnya
pembelajaran konvensional. Pembelajaran berdasarkan kelima indikator.
dilakukan selama 2 pertemuan pada materi
interferensi dan difraksi cahaya. Peserta didik
akan diberikan tes untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis sebelum dan setelah diberikan
perlauan. Tes tersebut digunakan untuk
mengukur kemampuab berpikir kritis peserta
didik pada kelas eksperimen dan pada kelas
kontrol. Berikut hasil rata-rata penilaian
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
kelas eksperimen dan kontrol selama 2
pertemuan ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 2. Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest
kelas eksperimen sesuai indikator kemampuan
berpikir kritis

Gambar 1. Rata-Rata Hasil Tes Peserta Didik

Gambar 1 menunjukkan adanya perbedaan


yang terjadi pada nilai pretest dan postest baik
pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada pretest
nilai yang didapatkan oleh peserta didik pada Gambar 3. Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest
kelas eksperimen dan kontrol sangat rendah kelas kontrol sesuai indikator kemampuan
dikarenakan peserta didik belum mendapatkan berpikir kritis
materi terkait gelombang cahaya belum terbiasa Gambar 2 dan 3 menunjukkan bahwa
dalam menjawab soal untuk mengukur berpikir peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas
kritis pada kelima indikator. Hal ini sejalan kontrol kemampuan berpikir kritis pada kelima

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 278
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

indikator kemampuan berpikir kritis yang dinilai Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas
mengalami peningkatan antara nilai pretest nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen
dengan nilai posttest yang didapatkan. dan kelas kontrol menunjukkan nilai
Peningkatan nilai pretest dan posttest pada sehingga nilai pretest dan
masing-masing indikator dikarenakan pemilihan posttest kelas eksperimen dan kontrol memiliki
model pembelajaran yang tepat dan juga varians yang homogen.
kemampuan peserta didik yang semakin Setelah dilakukan uji normalitas dan
meningkat pula. Peningkatan yang signifikan homogenitas diperoleh nilai pretest dan posttest
antara pretest dan postest pada asing-masing pada kelas eksperimen dan kelas kontrol normal
indikator dikarenakan pemilihan model dan homogen. Sehingga selanjutnya data tersebut
pembelajran inkuiri terbimbing yang tepat pada dilakukan uji lanjut yaitu uji-t dependen, uji-t
saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat independen, dan uji n-gain.
mendorong peserta didik mengemukakan Uji T Dependen yang dilakukan bertujuan
pandangannya, memberikan alasan yang logis, untuk mengetahui signifikasi rerata dari gain
menyimpulkan dengan tepat yang merupakan yang didapatkan dari selisih antara nilai postest
rangkaian dari kemampuan berpikir kritis peserta dan pretest pada kelas eksperimen dan kelas
diidk (Dewi et al., 2020). Berdasarkan data yang kontrol.
diperoleh pada nilai pretest dan posttest peserta Tabel 5. Hasil Uji-T Dependen
didik maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji Kelas
normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji Eksperimen 21,607
data yang diperoleh pada penelitian berdistribusi 2,042
Kontrol 14,393
normal atau tidak. Data yang dilakukan uji
normalitas merupakan data nilai pretest dan nilai Tabel 5 menunjukkan hasil uji-t dependen
posttest dari kedua kelas yang telah dilakukan pada nilai posttest dan nilai pretest menunjukkan
penelitian. nilai artinya kemampuan
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas nilai pretest berpikir kritis peserta didik pada kelas
Kelas Nilai eksperimen dengan kelas kontrol mengalami
peningkatan yang signifikan pada materi
Pretest 4,33
Eksperimen 11,07 gelombang cahaya.
Postest 4,08 Uji-T Independen yang dilakukan bertujuan
Prettest 8,53 untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
Kontrol
Posttest 5,70 hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis
Berdasarkan tabel 3 hasil uji normalitas dari antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen kinetik gas.
dan kelas kontrol menunjukkan nilai Tabel 6. Hasil Uji-T Independen
sehingga hasil penelitian
nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen Kelas
dan kontrol merupakan sampel berdistribusi Eksperimen dan
normal. Kontrol 5,7628 2
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji
data pada penelitian ini memiliki varian yang Tabel 6 menunjukkan hasil uji-T
homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas pada independen perbedaan nilai posttest dan nilai
penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4. pretest menunjukkan nilai
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest artinya ada perbedaan kemampuan berpikir
dan Posttest kritis peserta didik antara kelas eksperimen
Nilai B dengan kelas kontrol secara signifikan pada
materi gelombang cahaya setelah
diimplementasikan model pembelajaran inkuiri
Pretest 77,38 109,54 0,009
3,841 terbimbing berbantuan virtual lab.
Posttest 123,91 121,4 1,697

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 279
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

Uji N-Gain yang dilakukan bertujuan untuk kritis peserta didik menjadi lebih meningkat
mengetahui hasil peningkatan kemampuan setelah diimplementasikan model inkuiri
berpikir kritis peserta didik setelah terbimbing dengan bantuan PhET simulation. Ini
diimplementasikan model inkuiri terbimbing juga sejalan dengan penelitian (Murni, 2020)
berbantuan virtual lab dengan mengelompokkan yang menemukan bahwa model pembelajaran
berdasarkan 3 kategori yaitu rendah, sedang atau inkuiri terbimbing ini dapat meningkatkan
tinggi. Uji N-Gain ini didapatkan berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil
selisih nilai posttest dan pretest pada kelas belajar mereka. Adapun keterbatasan pada
eksperimen dan kelas kontrol. penelitian ini adalah virtual lab yang digunakan
pada penelitian ini hanya PhET simulations saja
Tabel 7. Hasil Uji N Gain diharapkan untuk penelitian selanjutnya
Kelas N-Gain Kategori menggunakan virtual lab lain yang dpaat
menunjang keberhasilan pembelajaran yang
Eksperimen 0,741 Tinggi dilakukan.
Kontrol 0,451 Sedang KESIMPULAN
Tabel 7 menunjukkan hasil uji N-Gain dari Berdasarkan hasil dan pembahasan pada
hasil rata-rata skor N-Gain pada kelas penelitian yang telah dilakukan dapat
eksperimen dan kontrol menujukkan terjadi disimpulkan bahwa hasil peningkatan
peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI
didik pada kelas eksperimen dengan kategori pada materi gelombang cahaya setelah
tinggi sedangkan pada kelas kontrol dengan diimplementasikan model pembelajaran inkuiri
kategori sedang. terbimbing berbantuan virtual lab mengalami
Perolehan hasil Uji N-Gain pada peningkatan yang signifikan dan berada pada
menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kategori tinggi. Pada kelas kontrol hasil
krtis peserta didik pada kelas eksperimen dan peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta
kelas kontrol berbeda yang menunjukkan adanya didik kelas XI pada materi gelombang cahaya
perbedaan ketika diimplementasikan model setelah diimplementasikan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan model konvensional. konvensionlal mengalami peningkatan yang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan signifikan dan berada pada kategori tinggi. Ada
oleh (Yeritia et al., 2017) di mana hasil perbedaan yang hasil peningkatan kemampuan
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol
item yang diberikan kepada siswa dalam kelas yang ditunjukkan oleh Uji-t independen yang
eksperimen lebih tinggi daripada siswa dalam menghasilkan = 5,7 2.
kelas kontrol. Dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri, peserta didik memperoleh DAFTAR PUSTAKA
pengalaman langsung dalam proses Agustina, K., Sahidu, H., & Gunada, I. W.
pembelajaran. Dengan model inkuiri terbimbing, (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
peserta didik belajar dari permasalahan yang Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media PheT
diberikan oleh guru, membuat hipotesis, Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
melakukan eksperimen untuk mendapatkan data dan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik
yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
kemudian data tersebut diolah oleh guru. Teknologi, 6(1), 17–24.
Keterbaruan pada penelitian ini adalah Aldila, S., & Mukhaiyar, R. (2020). Efektivitas
implementasi model inkuiri terbimbing dengan Model Pembelajaran Problem Based
berbantuan virtual lab mampu meningkatkan Learning. Journal of Multidicsiplinary
kemampuan berpikir kritis peserta didik, karena Research and Development, 12(2), 51–57.
belum banyak ditermukan penelitian yang sesuai Alifiyanti, I. F., & Ishafit. (2018). Penerapan
pada materi gelombang ncahaya dengan model model pembelajaran inkuiri terbimbing
inkuri berbantuan virtual lab. Sehingga pada berbantuan PhET Simulation untuk
penelitian ini diperoleh kemampuan berpikir meningkatkan kemampuan berpikir kritis

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 280
PENDIPA Journal of Science Education, 2023: 7 (2), 274-281 ISSN 2088-9364

siswa pada pokok bahasan teori kinetik gas Learning Ditinjau Dari Kemampuan
di MAN 3 Ngawi. Prosiding Seminar Pemecahan Masalah Matematika SD. Jurnal
Nasional Quantum, 25, 392–400. Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika,
Cahyani, H. D., Hadiyanti, A. H. D., & Saptoro, 5(2), 935–948.
A. (2021). Peningkatan Sikap Kedisiplinan Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
dengan Penerapan Model Pembelajaran Sukma, Komariyah, L., & Syam, M. (2016).
Problem Based Learning. Edukatif : Jurnal Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Ilmu Pendidikan, 3(3), 919–927. Terbimbing (Guided Inquiry) dan Motivasi
Dewi, C., Utami, L., & Octarya, Z. (2020). Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Saintifika, 18(1), 59–63.
Terbimbing Integrasi Peer Instruction Suranti, N. M. Y., Gunawan, G., & Sahidu, H.
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (2017). Pengaruh Model Project Based
SMA pada Materi Laju Reaksi. Journal of Learning Berbantuan Media Virtual
Natural Science and Integration, 3(2), 196. Terhadap Penguasaan Konsep Peserta didik
Fatikasari, R., Matius, B., & M. Junus. (2020). pada Materi Alat-alat Optik. Jurnal
Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Melalui Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 2(2), 73–
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri 79.
Berbantuan Media Simulasi PhET Kelas XI Tapanuli, P., Hal, S., Wahyuni, S., Nasution, R.,
IPA SMA Negeri 1 Anggana Materi Fluida Pd, S., & Pd, M. (2018). Penerapan Model
Statis. Jurnal Literasi Pendidikan Fisika Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dalam
(JLPF), 1(01), 65–72. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Fauza Rahmatia, Y. F. (2020). Pengaruh Model Pada Pembelajaran Fisika. Jurnal
Pembelajaran Problem Based Learning Education and development Institute. 3(1),
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis di 1–5.
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, Wahyu Ariyani, O., & Prasetyo, T. (2021).
4(4), 889–898. Efektivitas Model Pembelajaran Problem
Iman, R., & Khaldun, I. (2017). Meningkatkan Based Learning dan Problem Solving
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Model Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1149–
Pesawat Sederhana. Jurnal Pendidikan Sains 1160.
Indonesia, 05(01), 52–58. Wilfrida, S., Oke, N., Maing, C. M. M., Pasaribu,
Murni, S. (2020). Penerapan Model R., Studi, P., Fisika, P., Katolik, U., Mandira,
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk W., & Artikel, R. (2023). Pengaruh Model
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Harmonik
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Sederhana. 1(1), 51–58.
Journal of Classroom Action Research, 2(1), Yeritia, S., Wahyudi, W., & Rahayu, S. (2017).
57–62. The Influence of Guided Inquiry Learning
Nurmayani, L., Doyan, A., & Sedijani, P. (2018). Model on Concept Mastery and Critical
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Thinking Ability in Physics Class X SMAN
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika 1 Kuripan Academic Year 2017/2018. Jurnal
Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 3(2), 181–
IPA, 4(2), 2–7. 187.
https://doi.org/10.29303/jppipa.v4i2.113 Yusri, A. Y. (2018). Pengaruh Model
Rizaldi, D. R., Jufri, A. W., & Jamaluddin, J. Pembelajaran Problem Based Learning
(2020). PhET: Simulasi Interaktif Dalam Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Proses Pembelajaran Fisika. Jurnal Ilmiah Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri
Profesi Pendidikan, 5(1), 10–14. Pangkajene. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Saputri, Y., & Wardani, K. W. (2021). Meta Matematika, 7(1), 51–62.
Analisis: Efektivitas Model Pembelajaran
Problem Solving dan Problem Based

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 281

Anda mungkin juga menyukai