Anda di halaman 1dari 29

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MODEL PENGEMBANGAN ASSURE

Kelompok 6:
Marilyn Furtado (22020104026)
Syifa Khoerunisa (22020104060)
R.R Salsabila Febrina L. (22020104088)
Nailatulloh Saffana A. (22020104077)
Solfi Indah Yansi (22020104112)

KELAS 2022B
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG
PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
2023
PRAKATA

Segala puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
penulis mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran serta pemahaman hingga dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dengan judul
“Model Pengembangan ASSURE” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dan juga
sebagai penambahan nilai dalam mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat membawa manfaat sebesar-besarnya bagi penulis
khusunya sekaligus pembaca sekalian umumnya. Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca makalah ini akan penulis terima
dengan hati terbuka.

Surabaya, 21 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ ii

BAB I.................................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2

1.3. Manfaat ............................................................................................................................................. 2

BAB II .................................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................................................. 3

2.1. Definisi Model Pengembangan ASSURE............................................................................... 3

2.2. Prosedur dan Media Pembelajaran Model Pengembangan ASSURE ........................ 3

2.3. Contoh Penerapan Model Pengembangan ASSURE ....................................................... 11

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan ASSURE ...................................... 20

BAB III............................................................................................................................................................... 22

PENUTUP......................................................................................................................................................... 22

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................... 22

3.2. Saran ................................................................................................................................................ 22

LAMPIRAN ...................................................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi digital saat ini berpengaruh besar pada cara belajar
siswa, terutama bagi generasi Z. Kegiatan sehari-hari mereka tidak lepas dari
penggunaan media berbasis internet, mulai dari mencari informasi, membaca berita,
berkomunikasi, hingga mencari referensi untuk pembelajaran. Ketergantungan pada
dunia digital mencakup aktivitas di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, sehingga
siswa perlu memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang mereka terima.
Melihat kebiasaan penggunaan teknologi internet oleh siswa, maka sudah waktunya
untuk menciptakan inovasi dengan menyesuaikan model pembelajaran agar sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Model pembelajaran sendiri merupakan konseptualisasi struktural yang berisikan
langkah-langkah sistematis dalam mengatur suatu proses belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. Fungsinya sebagai panduan bagi perancang pembelajaran dan guru
untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai alat perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk
merancang kegiatan pembelajaran serta mengarahkan kegiatan belajar di kelas atau
tempat lain dimana pembelajaran berlangsung.
Model pembelajaran menjadi elemen penting yang memiliki dampak signifikan
pada hasil belajar. Penelitian menemukan bahwa implementasi pembelajaran melalui
simulasi dan komunikasi digital di sekolah menengah kejuruan masih dihadapkan pada
sejumlah tantangan terkait dengan waktu, pengadaan ruang, pemilihan model, media,
sumber belajar, dan mengatasi hambatan psikologis pada siswa. Secara optimal, pada
mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital, sebanyak 40% materi teori sebaiknya
disampaikan, sementara 60% lebih ditekankan pada praktik. Namun, implementasi ini
belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan RPP.
Dalam hal ini, penggunaan model konvensional seperti ceramah serta penggunaan
metode hafalan dirasa kurang efektif. Selain membuat suasana belajar terasa
membosankan, banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik namun tidak
memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan
teknologi guna mendukung model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah

1
satu model pembelajaran yang dapat digunakan yakni model pembelajaran ASSURE.
Model ASSURE merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan
media dan teknologi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang beragam dan
interaktif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi model pengembangan ASSURE?
2. Bagaimana prosedur dan media pembelajaran dari model pengembangan
ASSURE?
3. Apa saja contoh penerapannya dalam model pengembangan ASSURE?

1.3. Manfaat
1. Memahami definisi dari model pengembangan ASSURE.
2. Memahami prosedur dan media pembelajaran dari model pengembangan
ASSURE.
3. Memahami contoh penerapannya sesuai dengan model pengembangan ASSURE.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Model Pengembangan ASSURE

Model ASSURE adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada


pemanfaatan media dan teknologi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang
efektif. Salah satu aspek penting dalam model ini adalah pengetahuan awal siswa, yang
dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Model ASSURE menekankan penggunaan
teknologi dengan pendekatan terstruktur dalam pembelajaran, dengan fokus pada
perencanaan teknologi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung
perkembangan siswa. Kelebihan model ini meliputi kemampuannya untuk
mengidentifikasi berbagai komponen kunci dalam proses pembelajaran dan
mempromosikan partisipasi aktif siswa melalui pemanfaatan teknologi.
Dalam model ASSURE, ada enam langkah yang harus diikuti guru dalam
merancang pembelajaran, yaitu menganalisis karakteristik siswa, menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih model, metode, dan media, mengimplementasikan model, metode,
dan media tersebut dalam pembelajaran, mendorong partisipasi siswa, dan melakukan
evaluasi serta revisi.
Sebaliknya, dalam pembelajaran konvensional, peran guru sebagai sumber utama
informasi masih dominan, dan siswa cenderung menjadi penerima pasif dari penjelasan
guru. Model ASSURE memberikan alternatif yang lebih interaktif dan berfokus pada
partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Dengan demikian, model ASSURE adalah alat yang berguna bagi guru dalam
merancang pengalaman pembelajaran yang efektif dengan memahami karakteristik
siswa, memilih metode dan media yang tepat, dan memanfaatkan teknologi dengan baik.
Model ini menggambarkan pergeseran dari pembelajaran konvensional ke pendekatan
yang lebih modern dan interaktif dalam proses pembelajaran.

2.2. Prosedur dan Media Pembelajaran Model Pengembangan ASSURE

3
Terdapat enam prosedur dalam
pengembangan model ASSURE,
diantaranya adalah sebagai berikut:

• Analyze (Menganalisis karakteristik


dan kebutuhan peserta didik)
Langkah pertama dalam proses ini
adalah menganalisis atribut peserta didik
yang dilakukan oleh guru. Analisis ini
harus difokuskan pada karakteristik
peserta didik terkait dengan hasil belajar yang diinginkan. Meskipun kondisi dan
informasi terkait peserta didik dapat bervariasi, ada beberapa elemen penting
yang umumnya relatif sama. Informasi yang dikumpulkan akan membantu
pengembang dalam membuat keputusan terkait langkah-langkah berikutnya
dalam proses pengembangan. Misalnya, ketika menentukan profil peserta didik,
hal ini akan mempengaruhi pemilihan strategi dan sumber daya yang khusus
untuk mendukung proses pembelajaran.
Walaupun analisis peserta didik dapat sangat bervariasi tergantung pada
kebutuhan pengembang dan situasi yang dihadapi, ada beberapa aspek inti yang
biasanya dilakukan dalam analisis peserta didik:
1. General characteristics. Merupakan karakteristik umum peserta didik.
Seperti usia, kemampuan akademik, jenis kelamin, minat, budaya, sosial,
ekonomi, dll.
2. Specific entry competencies atau kompetensi masuk khusus merupakan
kemampuan yang dimiliki sebelumnya.
3. Learning styles atau gaya belajar, dapat berupa kecerdasan majemuk,
kekuatan dan preferensi konseptual, gaya berpikir, motivasi, pendengaran,
visual, atau kinestetik.
Selain ketiga elemen ini, analisis lain dapat ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan yang dihadapi. Untuk lebih memfokuskan pada kebutuhan spesifik
peserta didik, penting untuk terlebih dahulu memahami apa saja kebutuhan
tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan melalui survei, focus group discussion,
wawancara, dan jika perlu, melakukan analisis pembelajaran sebelumnya untuk

4
mengeksplorasi sifat dan tingkat pengalaman yang dimiliki audiens. Observasi
juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi indikasi gaya belajar mereka,
seperti jenis media pembelajaran yang paling efektif bagi mereka atau
bagaimana mereka menyerap informasi.

• State (Penetapan tujuan pembelajaran dan perilaku yang diharapkan)


Ketika ingin memulai pelajaran, guru tentu harus menyatakan standar dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran sendiri adalah
pernyataan yang merinci kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diharapkan siswa dapat capai setelah mengikuti proses pembelajaran. Hal
tersebut dapat dirumuskan dengan format ABCD serta mengaitkannya dengan
pengembangan media pembelajaran dan evaluasi hasil belajar peserta didik.
Dengan menggunakan pendekatan ABCD, guru atau pengembang media
pembelajaran dapat:
1. Mengidentifikasi Sasaran Peserta Didik (Audience)
Ini menjelaskan untuk siapa tujuan pembelajaran tersebut ditujukan.
Mengidentifikasi dengan jelas siapa peserta didik yang akan mengikuti
pembelajaran ini. Dengan begitu, guru atau pengembang dapat merancang
konten yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik.
2. Mendefinisikan Perilaku yang Diharapkan (Behavior)
Ini merujuk pada perilaku atau kinerja konkret yang diharapkan dari peserta
didik setelah selesainya pembelajaran. Apa yang mereka mampu lakukan?
Dengan begitu, tujuan pembelajaran menjadi lebih spesifik dan terukur
sehingga ini memungkinkan penilaian yang lebih objektif terhadap
pencapaian tujuan tersebut.
3. Menentukan Kondisi Pembelajaran (Conditions)
Ini menggambarkan kondisi atau konteks di mana perilaku atau kinerja
peserta didik akan diamati atau diterapkan. Dengan begitu, guru atau
pengembang dapat mempersiapkan sumber daya dan lingkungan yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Mengukur Tingkat Penguasaan (Degree)

5
Merumuskan tingkat pemahaman atau keterampilan yang diharapkan
membantu dalam merancang evaluasi yang sesuai. Ini juga memberi
pemahaman yang jelas tentang sejauh mana peserta didik diharapkan
menguasai materi.
Dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur, kami dapat
mengukur keberhasilan peserta didik, mengarahkan pengajaran, dan
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta didik tentang apa yang
mereka akan capai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran yang
baik juga membantu dalam merancang evaluasi yang sesuai untuk mengukur
pencapaian tujuan tersebut.

• Select (Memilih metode pengajaran, media pembelajaran, dan materi yang


sesuai)
Pada huruf S yang kedua dalam ASSURE ini, terdapat tiga tahapan penting
untuk kelangsungan pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Menentukan strategi/metode yang tepat untuk kegiatan belajar pada
pembelajaran tertentu.
Terdapat dua kategori metode yang dapat dipilih, yaitu strategi yang
berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa.
Di mana dalam strategi guru merupakan rencana aktivitas pengajaran
seorang guru yang akan diterapkan dalam pembelajaran tertentu, seperti
memperkenalkan suatu topik melalui sebuah video. Sebaliknya, strategi
yang berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam aktivitas yang
mendorong pembelajaran aktif, seperti memperdebatkan kelebihan dan
kekurangan suatu mata pelajaran, melakukan pencarian online, dan
membaca artikel.
2. Memilih format media yang sesuai dengan strategi/metode yang
digunakan.
Ada banyak metode lain untuk menyampaikan pembelajaran selain melalui
ceramah. Seorang guru dapat menggunakan teknologi dan media yang
relevan setelah ia memilih metode terbaik. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan ketika memilih teknologi dan media, antara lain:

6
Pilih format media yang selaras dengan standar, hasil, dan tujuan
pembelajaran.
• Memuat informasi terkini, bahasa yang sesuai dengan usia murid.
• Tingkat minat dan keterlibatan murid pada media yang digunakan,
• Kualitas teknis, kegunaan, dan keamanan harus bagus dan tidak ada
kendala apapun.
3. Merancang, memodifikasi, memilih, atau memproduksi bahan ajar
Terdapat beberapa kriteria ketika akan memilih bahan ajar, diantara:
• Pilih bahan materi yang tersedia.
• Menggunakan kembali materi yang digunakan sebelumnya dengan
berbagai modifikasi yang telah dilakukan.
• Membuat materi yang inovatif sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami apa yang disampaikan.
Dengan demikian, bahan ajar dapat disesuaikan dengan dari ketiga metode
di atas dan dapat dimodifikasi untuk memenuhi tujuan pembelajaran.

• Utilize (Pemanfaatan teknologi, model, media, dan metode pembelajaran)

Utilize technology, media, and material dalam model pembelajaran ASSURE


berarti teknologi, media, dan material yang digunakan dalam menunjang
jalannya proses pembelajaran. Setelah menentukan titik awal dan akhir dari
suatu pembelajaran, baru lah kita dapat menentukan strategi pembelajaran,
teknologi dan media yang sesuai, serta materi yang akan digunakan.
Dalam tahapan pemanfaatan teknologi, media, dan materi peran dari
seorang guru atau pun calon guru menurut Smaldino dan beberapa ahli lainnya
dapat mengikuti proses "5Ps", yaitu sebagai berikut :
1. Preview The Technology, Media, and Materials
Melakukan peninjauan teknologi, media, dan materi sebelum diterapkan
pada peserta didik.
2. Prepare The Technology, Media, and Material
Melakukan persiapan Teknologi, Media, dan Materi yang akan digunakan.
3. Prepare The Environment
Mempersiapkan lingkungan yang akan digunakan sebagai tempat
pembelajaran.
7
4. Prepare The Learners
Mempersiapkan para peserta didik yang akan mengikuti kegiatan
pembelajaran.
5. Provide The Learning Experience
Membuat suatu pengalaman belajar yang berkesan sehingga dapat lebih
mudah diingat, dipahami, dan dikenang oleh peserta didik.

• Require (Mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan peserta didik)

Langkah ini sebenarnya merupakan bagian dari langkah sebelumnya, yaitu


memastikan bahwa pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap materi yang diajarkan. Ditunjukkan dengan adanya latihan dan umpan
balik. Hal ini perlu ditekankan baik pada tingkat kelas maupun tingkat individu.
Salah satu langkah mendasar yang dapat diambil adalah memungkinkan
partisipasi siswa dalam diskusi kelas. Pendekatan yang lebih maju akan
mewajibkan siswa untuk menyiapkan pertanyaan dan komentar di rumah untuk
dibahas di kelas. Kita bahkan dapat memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk memimpin diskusi dengan gaya seminar atau sesuai dengan
preferensi mereka.
Saat mengembangkan media pembelajaran, penting untuk merencanakan
dengan cermat bagaimana peserta didik akan terlibat dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimana mereka akan mempelajari
informasi dan teknik yang termasuk dalam materi pelajaran? Rencana ini harus
lebih terperinci daripada sekadar menyatakan bahwa mereka akan
mendengarkan dan memahami materi. Sama halnya dengan semua strategi
pembelajaran, penting untuk memastikan semangat dan keterlibatan peserta
didik dalam setiap tahap. Tanggapan dari mereka akan membantu dalam
menentukan mana yang lebih efektif dan apa yang perlu dimodifikasi untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Dengan melibatkan mereka, mereka akan
merasa menjadi bagian penting dari proses pembelajaran yang lebih besar.

• Evaluation (Melakukan evaluasi terhadap efektivitas proses pembelajaran dan


melakukan revisi jika diperlukan)

8
Langkah terakhir dari model pengembangan ASSURE yaitu evaluasi dan
revisi. Hal ini dapat diartikan bahwa dampak produk yang dikembangkan pada
pembelajaran siswa melalui tahap evaluasi, seperti evaluasi strategi pengajaran,
materi, media, dan semua yang dikembangkan. Berikut ini merupakan beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan dalam tahap evaluasi.
1. Apakah tujuan pembelajaran sudah terpenuhi sesuai yang direncanakan?
2. Apakah peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran?
3. Apakah media pembelajaran yang digunakan sudah efektif?
4. Bagaimana cara menilai efektivitas seluruh elemen pembelajaran?

Dalam tahap evaluasi, langkah terakhir yang harus difokuskan yaitu umpan
balik dari para peserta didik. Hal ini berkaitan dengan bagaimana pengalaman
mereka dapat berdampak positif atau tidak serta bagaimana efektivitas dari
kinerja produk yang dibangun. Selain itu, proses pembelajaran juga harus
beradaptasi dengan perubahan teknologi yang semakin berkembang, sehingga
peserta didik mendapatkan sumber daya terbaik.
Pada penerapannya, model pembelajaran ASSURE mempertimbangkan
berbagai jenis media guna mendukung proses pembelajaran. Media dalam
model ASSURE mengacu pada alat atau teknologi yang digunakan untuk
mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Berikut adalah beberapa
media yang dapat digunakan dalam model pembelajaran ASSURE:
1. Buku Teks dan Materi Bacaan
Buku teks, artikel, dan bahan bacaan lainnya adalah media tradisional yang
dapat digunakan untuk menyediakan informasi kepada siswa.
2. Presentasi Multimedia
Presentasi dengan menggunakan media seperti PowerPoint, Keynote, atau
Prezi dapat membantu menyajikan informasi dengan lebih menarik dan
visual.
3. Video Pembelajaran
Video dapat digunakan untuk memperjelas konsep, menunjukkan
demonstrasi, atau menyajikan materi dengan cara yang lebih dinamis.
4. Audio dan Podcast
Rekaman audio atau podcast dapat menjadi sumber informasi atau
pendukung materi pembelajaran.
9
5. Simulasi dan Permainan Edukatif
Permainan dan simulasi komputer atau fisik dapat digunakan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
6. Aplikasi dan Perangkat Lunak Pendidikan
Ada berbagai aplikasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran, baik untuk mengajarkan keterampilan khusus
atau untuk mengelola dan memantau kemajuan siswa.
7. Internet dan Sumber Daya Online
Akses ke internet memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai sumber
daya online seperti artikel, video, simulasi interaktif, dan banyak lagi.
8. Papan Tulis Interaktif (Interactive Whiteboard)
Teknologi papan tulis interaktif memungkinkan guru untuk menampilkan
dan berinteraksi dengan materi pelajaran menggunakan layar sentuh.
Contohnya seperti penggunaan SMART Board dan Promethean Board.
9. Alat-Alat Pemodelan atau Demonstrasi
Model fisik atau digital, serta alat demonstrasi, dapat digunakan untuk
memvisualisasikan konsep atau proses tertentu. Contohnya seperti model
anatomi dan alat eksperimen.
10. Alat-Alat Kreatif dan Seni
Pensil, kertas, cat, dan media seni lainnya dapat digunakan untuk
mendukung ekspresi kreatif dan belajar melalui seni.
11. Alat Pengukur (Measuring Tools)
Alat seperti penggaris, jangka sorong, atau alat pengukur lainnya digunakan
untuk membantu siswa memahami konsep pengukuran.
12. Alat Penyajian (Display Tools)
Papan buletin, poster, atau bahan visual lainnya digunakan untuk
menampilkan informasi dan memfasilitasi pemahaman.
13. Perangkat Teknologi Mobile
Ponsel cerdas, tablet, dan perangkat mobile lainnya dapat digunakan untuk
akses dan pembelajaran melalui aplikasi atau situs web edukatif.
Penting untuk memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
materi pelajaran, dan karakteristik siswa. Penggunaan media yang tepat
tentunya akan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

10
2.3. Contoh Penerapan Model Pengembangan ASSURE
• Contoh 1

Jenis penelitian Skripsi/Artikel

Judul “An ASSURE-Model Instructional Design Based on Active Learning


Skripsi/Artikel Strategies and Its Effect for 1st Intermediate Student's Higher Order
Thinking Skills in Teaching Science textbook”

(Desain Instruksional Model ASSURE Berdasarkan Strategi


Pembelajaran Aktif dan Pengaruhnya terhadap Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas 1 SMP dalam Pengajaran Buku
Teks Sains)

Tahun Terbit 2019

Nama Jurnal Psihologija

Nama Universitas Al-Qadisiyah


Universitas

Nama Penulis 1. Sami Hameed Kadhim Al-Khattat

2. Raheemah Rwayyih Habeeb

3. Ali Raheem Mohammed

Abstrak “The Present paper aims at designing an ASSURE-Model


Instructional Design Based on Learning Strategies and Its Effect for
1st Intermediate Student's Higher Order Thinking Skills in Teaching
Science text books The proposal design consists of six stages (A-S-
S-U-R-E). A Higher Order Thinking Test has also been constructed

11
while consists of (40) Multiple Choses Question items, all steps of
tests construction have been adhered to in building this test. Whose
effectiveness has been proved by the find results of this paper.”

Hasil Analisis Kelebihan Skripsi/Artikel :


Kelompok
1. Pemaparan materi penelitian cukup jelas dan mudah dipahami.

2. Adanya tabel dan bagan membuat artikel tampak lebih menarik


serta memudahkan dalam memahami materi.

3. Tujuan, sasaran dari penelitian diaplikasikan secara baik di dalam


artikel.

Kekurangan Skripsi/Artikel :

1. Artikel asli menggunakan Bahasa Asing, sehingga perlu waktu


lebih untuk memahami hasil terjemahan dari artikel.

2. Menggunakan anak laki-laki saja sebagai sampel penelitian, akan


lebih baik apabila diuji cobakan baik ke laki-laki maupun
perempuan guna mengetahui apakah gender mempengaruhi dalam
penerapan model pembelajaran ASSURE, serta respon yang
diperoleh dapat lebih beragam.

3. Pada bagian Evaluasi kurang dijelaskan secara mendetail terkait


umpan balik dari siswa.

• Contoh 2

Jenis penelitian Skripsi/Artikel

12
Judul “Penggunaan Model ASSURE Dalam Pengembangan Video Animasi
Skripsi/Artikel Pengajaran Bahasa Inggris 2D Berbasis Studi Islam untuk Siswa
Raudhatul Athfal”

Tahun Terbit 2022

Nama Jurnal Ilmiah Potensia

Nama UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu


Universitas

Nama Penulis 1. Andri Saputra

2. M. Arif Rahman Hakim

3. Yuda Septian Kurniawan

4. Ade Riska Nur Astar

5. Ulya Rahmanita

Abstrak “Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh para penulis
di Enam Raudhatul Athfal yang ada di kota Bengkulu, semua
institusi pendidikan tersebut masih merasa kesulitan dalam
menemukan bahan ajar Bahasa Inggris yang sesuai ekspektasi para
guru pengajar dan siswanya. Studi ini menggunakan metode
penelitian pengembangan dengan tujuan menghasilkan produk
pengajaran berupa video animasi dua dimensi (2D) berdurasi lima
menit yang diharapkan dapat menjadi solusi dan bahan ajar
tambahan bagi kelas Bahasa Inggris pada Raudhatul Athfal di kota
Bengkulu. Penelitian pengambangan ini menggunakan model
ASSURE yang telah melalui tahapan analisis pembelajaran,
penentuan standar dan tujuan, pemilihan strategi, teknologi, media

13
dan bahan ajar, serta mengikutsertakan partisipasi peserta didik.
Dari segi konten bahan ajar, produk ini juga menambahkan nilai-
nilai Islami kedalam materi yang disajikan. Berdasarkan pada hasil
uji coba yang telah dilakukan di enam Raudhatul Athfal, produk ini
mendapat respon positif dari 100% guru pengajar dan 90% siswa
yang menyatakan produk bahan ajar yang dikembangkan menarik
serta terbukti memiliki kebermanfaatan membantu lembaga dalam
menyelesaikan beberapa permasalahan dalam proses kegiatan
belajar mengajar.”

Hasil Analisis Kelebihan Skripsi/Artikel :


Kelompok
1. Bahasa yang digunakan sangat jelas dan mudah untuk dipahami
kepada para pembaca.

2. Pemilihan partisipan penelitian yang bervariasi merupakan


tindakan penelitian yang tepat sehingga hasil/respon yang
diperoleh pun juga bervariasi dan dapat digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengetahui efektivitas dari produk penelitian.

3. Penjelasan materi dan tujuan dari penelitian sangat detail dan


jelas sesuai dengan capaian yang diinginkan.

Kekurangan Skripsi/Artikel :

1. Kurangnya media gambar (kegiatan penelitian), tabel (hasil


wawancara partisipan dalam penelitian), atau bagan yang dapat
membuat artikel menjadi lebih menarik.

2. Tidak adanya bukti konkret yang menunjukkan apakah hasil


penelitiannya sesuai dengan apa yang dipaparkan dalam artikel
atau tidak.

14
• Contoh 3

Jenis penelitian Skripsi/Artikel

Judul “Penerapan Model Pembelajaran Assure Dalam Upaya


Skripsi/Artikel Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (Ipa) Kelas V Sd Negeri 177 Bengkulu Utara”

Tahun Terbit 2021

Nama Jurnal -

Nama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)


Universitas

Nama Penulis 1. Arif Budiman

Abstrak “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model


pembelajaran Assure dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD N 177 Bengkulu Utara.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 177
Bengkulu Utara sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini terdiri dari observasi, tes dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran
assure sebagai strategi pembelajaran IPA dapat meningkatkan
ketuntasan belajar, yaitu sebelum penelitian dilakukan peneliti
mengadakan observasi awal yaitu pra siklus nilai rata-rata peserta
didik adalah 56,29 nilai terendah 20 dan nilai tertinggi adalah 80 ,
siswa yang mendapat nilai dibawah 75 sebanyak 20 orang
mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran assure yakni dengan nilai rata-

15
rata peserta didik adalah 75,92, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi
adalah 80, siswa yang mendapat nilai dibawah 75 sebanyak 9 orang,
dan hal ini kembali mengalami perbaikan pada siklus II nilai rata-
rata peserta didik adalah 81,11 nilai terendah 70 dan nilai tertinggi
adalah 90, siswa yang mendapat nilai dibawah 75 sebanyak 2 orang,
jika dipersentasekan yaitu 92,59%. Berdasarkan hasil analisa data
diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
assure dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Negeri 177 Bengkulu Utara.”

Hasil Analisis Kelebihan Skripsi/Artikel :


Kelompok
1. Penjelasan yang sangat mendetail.

2. Pemilihan kalimat yang baku dan tidak berbelit membuat mudah


di pahami.

3. Teknik pengumpulan data yang digunakan digunakan pada


penelitian mampu diterapkan dengan baik.

Kekurangan Skripsi/Artikel :

1. Yang dijadikan titik ukur dalam penelitian tersebut lingkupnya


terlalu kecil sehingga hasilnya tidak terlalu akurat menggambarkan
orang banyak. Serta kesimpulan yang didapatkan tidak bisa
digeneralisasikan.

2. Adanya salah pengetikan pada beberapa kata.

• Contoh 4

Jenis penelitian Skripsi/Artikel

16
Judul “Penerapan Model Assure Dengan Menggunakan Media Power
Skripsi/Artikel Point Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha
Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Man
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”

Tahun Terbit 2014

Nama Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pengajaran

Nama Universitas Sebelas Maret


Universitas

1. Heri Achmadi
Nama Penulis

Abstrak “There are still many shortcomings and is not optimal in the
learning process. Teachers as professionals are supposed to find
and fix the learning process that used to be the assumption that
learning English difficult and boring can be eliminated, otherwise
can increase students' motivation to learn English, so researcher
applying one of which is the application of the model using the
ASSURE Model and Powerpoint media.The subject of this research
was X grade students of MAN Sukoharjo senior high school
academic year 2012/2013, consisting of 21 students. This research
was conducted at state in. Types of research used in this study are:
CAR (Classroom Action Research). The researcher conducted three
cycles of action research and each cycle consisted of a series of
steps, namely: identifying the problems, planning the action,
implementing the action, observing the action, reflecting the
observation result, and revising the plan. The data of the research
were collected by using some techniques including observation,
interview, documents, and tests. Then, the qualitative data were

17
analyzed by Interactive Model: data reduction, data display, and
conclusion drawing or verification. The quantitative data were
analyzed by using descriptive statistics (DS) to calculate the mean
score of pretest and post-tests 1, 2, and 3.The results of the research
was score: pretest 64;test on Cycle 1 68;test on Cycle 2 74;test on
Cycle 3 79,52. This post test is higher than the English passing grade
(KKM/ Kriteria Ketuntasan Minimal) that is 70. According the
results above, the researcher can get the conclusions are:(1) In
applying the ASSURE Model is a model that is strongly influenced by
the teacher's creativity in integrating the materials, methods, and
media. (2) In model ASSURE students are also given the opportunity
to evaluate himself, teachers, and schools, so that the
implementation needs to support all components of the school. (3)
Teachers are advised to master the concept of learning by ASSURE
Model.”

Hasil Analisis Kelebihan Skripsi/Artikel:


Kelompok
1. Penelitian dijelaskan secara rinci dan jelas, mulai dari metode
penelitian yang terstruktur hingga berbagai teknik
pengumpulan data, seperti wawancara, observasi, angket,
dokumentasi.
2. Penelitian menggunakan beberapa referensi dan teori
pendidikan yang kuat untuk mendukung argumennya,
sehingga menambah kepercayaan pembaca terhadap
penelitian tersebut.
3. Format dan struktur paragraf yang rapi.

Kekurangan Skripsi/Artikel:

1. Abstrak menggunakan Bahasa Inggris, sehingga mempersulit


pembaca yang tidak memahami bahasa tersebut.

18
2. Memiliki beberapa kesalahan ejaan dan tata bahasa

• Contoh 5

Jenis penelitian Skripsi/Artikel

Judul “Mendesain Pembelajaran Efektif Berdasarkan Model ASSURE”


Skripsi/Artikel

Tahun Terbit 2018

Nama Jurnal Prosiding PKM-CSR

Nama Universitas Mataram


Universitas

Nama Penulis 1. Nawawi

Abstrak “Tujuan ideal pelaksanaan pembelajaran adalah tercapainya tujuan


pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. Tetapi dalam
kenyataannya sering terjadi sebagian (besar atau kecil) atau tidak
sama sekali hal tersebut dapat dicapai. Hal tersebut disebabkan
karena guru tidak membuat rencana pembelajaran berdasarkan
keselarasan antara tuntutan kurikulum yang dijalankan dan
kebutuhan peserta didik. Assure adalah suatu model yang dapat
diacu untuk merencanakan sekaligus menjalankan suatu
pembelajaran dengan media tertentu. Adapun langkah-langkah dari
model ‘Assure’ adalah: menganalisis peserta didik, merumuskan
tujuan khusus pembelajaran, memilih metode, media dan bahan
ajar, menggunakan media dan materi, menuntut partisipasi peserta
didik dan melakukan evaluasi dan revisi.”

19
Hasil Analisis Kelebihan Skripsi/Artikel:
Kelompok
1. Pemaparan materi jelas dan mudah dipahami.

2. Menyertakan langkah-langkah model pembelajaran ASSURE


secara lengkap dan jelas sesuai dengan model pembelajaran
ASSURE itu sendiri.

3. Setiap langkah-langkah model pembelajaran ASSURE disertakan


masing-masing contoh sehingga dapat dipahami secara lebih
mendalam.

Kekurangan Skripsi/Artikel:

1. Terdapat beberapa kata yang kurang tepat penulisannya, seperti


kesalahan penulisan spasi, typo, dan penulisan kata serapan dari
bahasa Inggris yang kurang sesuai dengan KBBI.

2. Tidak adanya contoh nyata seperti objek yang diteliti langsung,


sehingga tidak bisa diketahui apakah desain pembelajarannya
berjalan dengan baik atau tidak.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan ASSURE


• Kelebihan
1. Memanfaatkan sumber eksternal dan teknologi.
2. Memberikan kesempatan pada guru untuk kreatif dalam memilih dan
mengaplikasikan media dan teknologi terkini.
3. Dapat merancang berbagai jenis aktivitas.
4. Kebutuhan siswa dan levelnya ikut dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran.
• Kekurangan
1. Hanya terfokus pada satu topik.
2. Memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mempersiapkan pembelajaran.

20
3. Materi yang didapatkan secara online bisa saja bentuk iklan suatu organisasi
atau produk.
4. Evaluasi dilakukan di langkah terakhir, sedangkan evaluasi yang dilakukan
selama pembelajaran diabaikan.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa model ASSURE adalah sebuah metode perancangan
pembelajaran yang terdiri dari enam tahapan, masing-masing direpresentasikan oleh
setiap huruf dalam "ASSURE" yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi instruksi dan
pembelajaran dengan fokus pada penggunaan teknologi, multimedia, dan materi
pembelajaran yang tepat.
Dengan menggunakan model ASSURE, guru dapat merancang pengalaman
pembelajaran yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Model ini
memungkinkan guru untuk memanfaatkan teknologi dan media pembelajaran secara
lebih terstruktur, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Jadi, model
ASSURE merupakan model pembelajaran yang bermanfaat dalam merancang
pembelajaran yang efisien dan efektif.

3.2. Saran
Berdasarkan analisis dalam makalah ini, terdapat beberapa saran untuk
penggunaan Model Pembelajaran ASSURE dalam praktik pengajaran:
1. Integrasi Teknologi Secara Bijak.
Guru sebaiknya memanfaatkan teknologi dengan bijak, memilih alat atau
platform yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan peserta
didik.
2. Fleksibilitas dalam Desain Pembelajaran.
Guru perlu mempertimbangkan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik
dalam merancang dan menyajikan materi pembelajaran.
3. Melakukan evaluasi berkelanjutan.
Penting bagi guru untuk melakukan evaluasi secara teratur untuk memantau
kemajuan peserta didik dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran jika
diperlukan.
4. Melibatkan orang tua dan pihak terkait lainnya agar dapat meningkatkan
dukungan dan keberhasilan pembelajaran.

22
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan potensi Model Pembelajaran
ASSURE dapat diperoleh secara maksimal untuk menciptakan pengalaman pembelajaran
yang lebih bermakna dan efektif bagi peserta didik.

23
LAMPIRAN

24
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Heri. 2014. Penerapan Model Assure Dengan Menggunakan Media Power Point
Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai USAha Peningkatan Motivasi Dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Man Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
https://www.neliti.com/publications/141693/penerapan-model-assure-
dengan-menggunakan-media-power-point-dalam-pembelajaran-b diakses pada
23 September 2023 11:21 WIB

Reza, Muhammad. 2018. Langkah Menerapkan Desain Pembelajaran Model ASSURE.


https://www.mandandi.com/2018/11/desain-pembelajaran-model-assure.html
diakses pada 25 September 2023 11:17 WIB
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/download/18164/9390 diakses
pada 25 September 2023 12:50 WIB
Albiah, Siti. 2021. Mengenal Model ASSURE Dalam Perencanaan Pembelajaran,
https://www.kompasiana.com/sitisalbiah30/60710c1c8ede483a110c2604/me
ngenal-model-assure-dalam-perencanaan-pembelajaran#section2 diakses pada
25 September 2023 09:00 WIB
Nawawi. 2018. Mendesain Pembelajaran Efektif Berdasarkan Model Assure.
https://scholar.google.com/scholar?as_q=pembelajaran+model+assure&as_epq=
MODEL+ASSURE&as_oq=ASSURE&as_eq=&as_occt=any&as_sauthors=&as_public
ation=&as_ylo=2013&as_yhi=2023&hl=id&as_sdt=0%2C5#d=gs_qabs&t=16956
34881735&u=%23p%3Dr2-9trEbmvkJ diakses pada 25 September 2023 10:00
WIB
Yaumi, M. 2018. Penerapan model assure Dalam Pengembangan media Dan Teknologi
pembelajaran pai. Repositori UIN Alauddin Makassar.
Ghofur, M. A. 2021. Model pengembangan media Pembelajaran assure.
https://maglearning.id/2020/07/29/model-pengembangan-media-
pembelajaran-assure/ diakses pada 22 September 2023 12:50 WIB
Fiandra, Y. A., Jalinus, N., Ridwan, R., Abdullah, R. 2022. The effect of prior knowledge and
assure model on simulation and Digital Communication Learning Outcomes in
vocational high school. Jurnal VARIDIKA, 1(1), 53–62.

25
Sami, Al-Khattat. 2019. An ASSURE-Model Instructional Design Based on Active Learning
Strategies and Its Effect for 1st Intermediate Student's Higher Order Thinking Skills
in Teaching Science text book. Al-Qadisiyyah:Psihologija.

26

Anda mungkin juga menyukai