Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKHNIK ASEPTIK

REKONSTITUSI PANTOPRAZOLE INJEKSI

Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
M. Noval Saputra (332198422015)
Ratna Amelia Ningsih (332198422153)
Rizky Firdiyan (332198422140)

DOSEN PEMBIMBING :

1. Meiana Dwi Andini.,S.Si,M.Farm.,Apt

2. Umul Angga Brahmono.,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES IKIFA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah tekhnik aseptik ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Jakarta, 14 Desember 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

ii
MAKALAH TEKHNIK ASEPTIK......................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
A. Teori Umum.................................................................................................................5
B. Teori Pendukung..........................................................................................................5
C. Aseptic Dispensing......................................................................................................6
BAB III PROSEDUR PENELITIAN..................................................................................7
A. Alat dan Bahan.............................................................................................................7
B. Prosedur Kerja..............................................................................................................8
C. Pengemasan................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pantoprazole adalah obat untuk meredakan gejala akibat peningkatan asam lambung,
seperti rasa panas di dada, asam lambung naik, atau sulit menelan. Obat ini umum
digunakan pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), esofagitis erosif,
tukak lambung, atau sindrom Zollinger-Ellison.

Merek dagang pantoprazole: Ciprazol, Erprazol, Fiopraz Fastzol, Pantera 20, Pantomex,
Pantopump, Pepzol 20, Pantomet, Pantopump 40, Pantozol 40, Pantozol IV, Pepzol,
Pantocapri, Pantoprazole, Pantoprazole Sodium, Pantoprazole Sodium Sesquihydrate,
Prazopump, Panvell, Propanzol, Panloc, Pranza, Topazol, Ulcan, Vomizole

B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Tekhnik aseptis pada obat pantoprazole?

C. Tujuan
bertujuan untuk menciptakan keadaan yang steril atau tidak
terkontaminasi (Hendarto, Lestari, Sudarsih, & Suharmadi, 2014).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Pantoprazole bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung. Cara kerja
tersebut membantu proses penyembuhan jaringan lambung atau kerongkongan yang
rusak akibat asam lambung yang berlebihan.

B. Teori Pendukung
Permenkes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
BAB III No. 10 Tentang Dispensing Sediaan Steril
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan teknik aseptik
unutk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat
berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
Dispensing sediaan steril bertujuan:
a. menjamin agar pasien menerima Obat sesuai dengan dosis
b. yang dibutuhkan;
c. menjamin sterilitas dan stabilitas produk;
d. melindungi petugas dari paparan zat berbahaya dan
e. menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat. Kegiatan dispensing sediaan
steril meliputi :
Pencampuran Obat Suntik
Melakukan pencampuran Obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin
kompatibilitas dan stabilitas Obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang ditetapkan.
Kegiatan:
1) mencampur sediaan intravena ke dalam cairan infus;
2) melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk
3) dengan pelarut yang sesuai dan
4) mengemas menjadi sediaan siap pakai.

5
5) Faktor yang perlu diperhatikan.
6) ruangan khusus;
7) lemari pencampuran Biological Safety Cabinet dan
8) HEPA Filter
Kalbemed.com, EZOMEB (Esomeprazole Injeksi) Tiap vial mengandung:
Esomeprazole sodium steril (lyophilized) setara dengan Esomeprazole 40 mg
Pelarut : NaCl 0,9 %
Cara Penggunaan : secara Interavena
Penyimpanan : Disimpan pada suhu dibawah 30°C
Batas Penyimpanan : 12 jam setelah direkonstitusi

C. Aseptic Dispensing
Aseptic dispensing adalah metode untuk meminimalisir sediaan farmasi dari bahaya
pirogen dan kontaminan.
Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur
kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko
paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptis
dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi penting untuk mengontrol faktor-
faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis. Pencampuran sediaan steril harus
memperhatikan perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk
penanganan sediaan sitostatika selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan
terhadap petugas, produk dan lingkungan. Penanganan sediaan sitostatika yang aman
perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk mencegah risiko yang tidak
diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika bersifat karsinogenik yang berarti
dapat menyebabkan kanker, mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetic,
dan teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.
Adapun mekanisme cara terpaparnya obat kanker ke dalam tubuh adalah Inhalasi
(Terhirup pada saat rekostitusi), Absorpsi (Masuk dalam kulit jika tertumpah), dan Ingesti
(Kemungkinan masuk jika tertelan). Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam
transportasi, penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi dan pemberian sediaan
sitostatika.Pencampuran sediaan steril memerlukan SDM yang terlatih, fasilitas dan
peralatan serta prosedur penanganan secara khusus.

6
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat-alat :

• Sarung tangan

• Syringe

• Needle

• Vial

• Kasa steril

• Pinset

• Tempat sampah biohazard

2. Bahan-bahan :
• Larutan NaCL
• Alkohol 70%
• Aquadest

7
B. Prosedur Kerja
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap
(lampiran 3)
c. Menghidupkan Laminar Air Flow (LAF) sesuai prosedur tetap
d. Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap
cairan dalam LAF.
e. Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas
obat.
f. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.
g. Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
h. Melakukan pencampuran secara aseptis
 Tehnik memindahkan sediaan obat dari vial:
1) Membuka vial larutan obat
a) Buka penutup vial.
b) Seka bagian karet vial dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
15
c) Berdirikan vial
d) Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kanton
buangan tertutup
2) Pegang vial dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam vial.
3) Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan
perlahanlahan memutar untuk melarutkan obat.
4) Ganti needle dengan needle yang baru.
5) Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam
spuit kosong sesuai volume yang diinginkan.
6) Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit
tersebut.
7) Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan larutan
obat ke dalam botol
infus dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar
tidak berbuih dan
tercampur sempurna.
8) Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan
ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
9) Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi
jarum ke atas angkat jarum dan buang ke kantong buangan

8
tertutup.
10) Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup dengan
”luer lock cap”.
11) Seka cap dan syringe dengan alkohol.
12) Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah
terkontaminasi ke dalam kantong buangan tertutup.
a) Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus
yang sudah berisi obat hasil pencampuran.
b) Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil
untuk obat-obat yang harus terlindung dari cahaya.
c) Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk
pengiriman.
d) Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus
melalui pass box.
e) Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam
wadah pembuangan khusus

9
C. PENGEMASAN

Pengemasan pada vial yang telah direkonstitusi dapat


dikemas dengan 2 cara yaitu:
a. Wadah sediaan vial yang sudah direkonstitusi bisa
langsung disimpan dalam lemari pendingin atau pada
suhu dibawah 30°C dengan diberi label waktu
pengerjaan rekonstitusi dan tanggal kadaluwarsa pada
wadah vial (maksimal penyimpanan 12 jam)
b. Jika sediaan akan diberikan dengan cairan pembawa
seperti larutan infus, maka hal yang perlu dilakukan:
1. Siapkan spuit untuk mengambil larutan obat dalam
vial.
2. Tarik udara sebanyak 1/2 atau 3/4 dari volume yang
dibutuhkan.
3. Usap (desinfeksi) tutup karet dari vial dengan alkohol
swab.
4. Tusukkan jarum spuit pada karet vial dengan sudut
45°, kemudian ditegakkan dengan sudut 90°.
5. Balik botol vial larutan obat agar memudahkan saat
pengambilan larutan, posisikan jarum berada didekat
leher vial agar tidak ada udara yang terambil.
6. Tarik dan dorong plunger secara terus menerus untuk
memudahkan pengambilan larutan.
7. Ambil larutan obat sesuai volume yang dibutuhkan,
dan pastikan tidak ada gelembung udara di dalam
spuit.
8. Siapkan cairan pembawa yang akan digunakan.
9. Bersihkan karet penutup larutan pembawa dengan
alkohol swab.
10. Ambil larutan obat yang sudah direkonstitusi pada
spuit.

10
11. Masukkan larutan obat ke dalam larutan pembawa
dengan menusukkan jarum spuit pada karet penutup
dengan gerakan tarik-dorong plunger.
12. Usap kembali karet penutup larutan pembawa dengan
alkohol swab.
13. Ambil parafilm untuk menutup karet botol agar tidak
terkontaminasi bakteri dan agar tidak bocor.
14. Lekatkan bagian tengah film pada karet botol,
kemudian tarik parafilm sampai menutupi leher botol
(penggunaan parafilm dilakukan sebanyak 2 lapisan).
15. Tempelkan label etiket pada botol obat.
16. Larutan obat bisa disimpan pada lemari pendingin
atau pada suhu dibawah 30°C dan harus digunakan
dalam 12 jam.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Aceptik Dispensing | PDF (scribd.com)
2. https://www.alodokter.com/pantoprazole
3. https://youtu.be/UjBGr5S8wjg?si=n3pH6VjhuJD3skgW

12

Anda mungkin juga menyukai