Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh:
ALI IKHWAN
NIM. 43030190039
i
ii
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT OLEH
KEMETERIAN PUPR MELALUI PROGRAM BEDAH
RUMAH BAGI KELUARGA PENERIMA BANTUAN
DI DESA TERTEG KECAMATAN PUCAKWANGI
KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ALI IKHWAN
NIM. 43030190039
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN
SKRIPSI
v
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
viii
10. Sahabat seperjuangan saya Alm mas Rahmatullah Yasin Mubarok, yang selalu
bersama, saling mengingatkan, saling membantu, saling memotivasi dalam
melakukan banyak hal. Yang baru meninggal pada 02 Oktober 2023, semoga
amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan semoga dosa-dosanya diampuni
oleh Allah SWT. Amiin Amiin ya Robbal Allamin…
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam angkatan 2019.
12. Seluruh teman-teman KKN Posko 65 Dusun Pager Desa Bateh Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang yang telah mendukung dan membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini
13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ix
ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Program bedah rumah yang ada
di desa Terteg merupakan program dari kementrian PUPR yang ditujukan untuk
memperbaiki rumah masyarakat yang tidak layak dengan system swadaya. Bantuan
ini diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bentuk bantuan
yang didapatkan dari program bedah rumah ini adalah material dan uang untuk
membayar tukang, jumlah dana yang diberikan 20 juta. Ada 3 tahapan sebelum
bantuan itu cair yaitu Pertama, sosialisasi tentang program bedah rumah. Kedua,
pendataan penerima bantuan bedah rumah. Ketiga, pengumpulan berkas
persyaratan sebagai penerima bantuan. (2) Faktor yang menghambat pelaksanaan
program bedah rumah yang dialami perangkat desa antara lain, adanya
pengunduran diri secara mendadak yang dilakukan oleh penerima bantuan. Adanya
kepercayaan jawa. Sedangkan faktor penghambat yang dialami oleh penerima
bantuan yaitu bahan material tidak bisa langsung sampai di rumah penerima
bantuan. Faktor lainnya yaitu kurangnya tenaga teknis (tukang). (3) Kekurangan
dari program bedah rumah ini adalah keterbatasan anggaran, pemilihan penerima
bantuan, dan kekurangan lainya adalah pengawasan dan transparansi. (4) Program
bedah rumah ini dapat meningkatkan kualitas rumah, fasilitas rumah, kesehatan
keluarga, kepercayaan diri di masyarakat, ibadah keluarga dan bedah rumah ini juga
dapat meningkatkan hubungan keluarga dengan masyarakat.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Konsonan Tunggal
xi
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
C. Vokal Pendek
Harakah Ditulis Kata Arab Ditulis
Fathah A قتل و نصر من man masar wa
qatal
Kasrah I فئه من كم kamm min fi’ah
Dammah U ثلث و خمس سدس و sudus wa khumus
wa sulus
D. Vokal Panjang
E. Huruf Diftong
xii
G. Huruf Tā’ Marbūṭah
1. Bila dimatikan, ditulis dengan huruf “h”
Kata Arab Ditulis
جزيلة زوجة zaujah jazīlah
محدّدة جزية jizyah addadah
Keterangan:
Ketentuan ini berlaku terhadap kata-kata Arab yang sudah Bahasa
Indonesia, seperti alat, zakat, dan sebagainya, kecuali jika dikehendaki
lafal aslinya.
Bila diikuti oleh sandang “al-” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan “h”.
Kata Arab Ditulis
المجموع تكملة takmilah al-majmū‘
المحبة حال وة ḥalāwah al-maḥabbah
2. Bila tā’ marbūṭah hidup atau dengan ḥarakah (fatḥah, kasrah, atau
ḍammah), maka ditulis dengan “t” berikut huruf vokal yang relevan.
Kata Arab Ditulis
الفطر زكاة zakātu al-fiṭri
المصطفى حضرة الى ilā ḥaḍrati al-muṣṭafā
العلماء جال لة jalālata al-‘ulamā’
xiii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
selalu memberikan rahmat, nikmat, karunia, taufiq, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Etika
Komunikasi Remaja Karang Taruna dalam Berorganisasi di Desa Beji Lor
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang” guna memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana dalam Fakultas Dakwah UIN Salatiga
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang mengantarkan umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini, serta telah membimbing umatnya
menuju jalan yang lurus, yakni agama islam, semoga kita semua termasuk orang-
orang yang mendapat syafa‟atnya di hari kiamat kelak. Aamiin.
Penelitian skripsi ini tentunga tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis untuk menghaturkan rasa
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor UIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Muh Irfan Helmy. Lc., M.A. selaku dekan Fakultas Dakwah
UIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A. selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Bapak Imam Subqi, M.S.I., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing saya dengan baik.
5. Bapak Dr. Achmad Maimun, M. Ag. Selaku Dosen pembimbing skripsi dan
pengarahan sampai skripsi ini selesai.
6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf UIN Salatiga yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, Bimbingan, pendidikan, serta dukungan dan motivasi.
7. Bapak/Ibu Staf Akademik Fakultas Dakwah UIN Salatiga, yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
xiv
8. Bapak/Ibu kepala desa, perangkat desa, dan penerima bantuan program bedah
rumah di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati yang sudah
bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi yang
tidak dapat disebutkan semuanya
Harapan besar penulis semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan
diridhoi oleh Allah SWT. Tidak lupa, penulis juga mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Dengan ini penulis
berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis serta para pembaca pada
umumnya. Amin
Penulis
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
xvi
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 24
BAB III............................................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 28
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 28
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................................ 29
1. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 29
2. Waktu Penelitian ............................................................................................. 29
C. Data Dan Sumber Data Penelitian .................................................................... 29
1. Data ................................................................................................................... 29
2. Sumber Data .................................................................................................... 30
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................. 31
1. Observasi........................................................................................................... 31
2. Wawancara........................................................................................................ 32
3. Dokumentasi ..................................................................................................... 33
E. Analisis Pengumpulan Data ............................................................................... 34
F. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................. 35
1. Triangulasi Sumber ........................................................................................... 36
2. Triangulasi Teknik/Metode ............................................................................... 37
3. Triangulasi Waktu ............................................................................................. 37
BAB IV ............................................................................................................................. 38
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ........................................................................... 38
A. Gambaran Umum Desa Terteg .......................................................................... 38
1. Kondisi Geografis............................................................................................ 38
2. Kondisi Demografi .......................................................................................... 38
3. Kondisi Ekonomi ............................................................................................. 39
4. Tingkat Kesejahteraan Keluarga .................................................................. 41
5. Visi dan Misi Desa Terteg .............................................................................. 42
6. Daftar Pengurus Pemerintahan Desa Terteg ............................................... 43
7. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati .................................................................................. 44
8. Daftar Penerima Bantuan Bedah Rumah ..................................................... 44
B. Temuan Penelitian .............................................................................................. 46
xvii
1. Pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam Usaha Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat ................................................................................................................ 46
2. Hasil dari Program Bedah Rumah dalam Usaha Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat ................................................................................................................ 55
C. Analisis Data ........................................................................................................ 64
1. Pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam Usaha Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat ................................................................................................................ 64
2. Hambatan Pelaksanaan Program Bedah Rumah ............................................... 66
3. Kekurangan Program Bedah Rumah ................................................................. 67
4. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat............................................................ 69
5. Respon Kepala Desa Tentang Program Bedah Rumah ..................................... 70
6. Respon Perangkat Desa Tentang Program Bedah Rumah ................................ 71
7. Respon Warga Desa Tentang Program Bedah Rumah ..................................... 71
BAB V .............................................................................................................................. 72
PENUTUP........................................................................................................................ 72
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 72
B. Saran .................................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 77
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR LAMPIRAN
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang. Negara
Indonesia menjadikan kesejahteraan masyarakatnya sebagai salah satu
tujuan dari dibentuknya atau didirikannya negara ini. Rumusan
kesejahteraan sosial juga sudah tertuang dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Dijelaskan juga dalam Bab XIV pada pasal 33 tentang
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial (Dampriyanto, 2009).
Maka dari itu, ciri dari tercapainya suatu tujuan dari negara tersebut menurut
Bung Karno dalam bukunya yang berjudul Lahirnya Pancasila yang
berisikan tentang tidak adanya kemiskinan. Namun, hingga saat ini
kesejahteraan yang menjadi cita-citanya negara Indonesia belum tercapai
bahkan masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat
maupun pendiri dari negara ini.
Permasalah yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang
berkembang adalah permasalah tentang kesejahteraan dari warga
negaranya, Kesejahteraan telah menjadi bagian yang sangatlah penting dari
suatu negara. Sebab, tujuan dari dibentuknya atau didirikannya suatu negara
yaitu dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Dalam
mencapai tujuan tersebut tentunya di butuhkan berbagai cara, alat, aturan,
metode, pendekatan, ataupun sebuah kebijakan untuk mencapainya.
Diperlukan juga dorongan lainnya yang meliputi berbagai nilai dan institusi
sosial yang nantinya dapat menjadi instrument bagi terciptanya tatanan
kehidupan yang lebih teratur dan lebih baik sehingga bisa disebut sebagai
bentuk kesehjateraan. Kesejahteraan dari masyarakat dan negara merupakan
salah satu yang diidealkan (Soetomo, 2014).
Kesejahteraan Sosial merupakan suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
1
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin, yang
memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhannya dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia, sesuai dengan Pancasila. Kesejahteraan Sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. (UU Nomor 11 Tahun 1999).
Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan
kesejahteraan sosial perlu menunjukan peranan dan memberikan
sumbangan yang nyata bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional, agar
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur yang merata, baik dari
material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Pembangunan kesejahteraan sosial pada hakekatnya dilaksanakan
oleh pemerintah bersama-sama masyarakat, dengan demikian diperlukan
lingkungan kebijakan yang konduktif, yang mendorong masyarakat untuk
dapat berperan aktif secara optimal dalam pembangunan kesejahteraan
sosial.
Dalam AL-Qur’an telah dijelaskan bahwa Allah telah menjamin
kesejahteraan bagi hamba-hambanya dan semua makhluk yang bernyawa,
sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Hud; 6, yaitu:
ۤ
ّٰ ض اَِّْل َعلَى
اللِ ِرْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَ َقَّرَها َوُم ْستَ ْوَد َع َها ۗ ُكلٌّ ِ ِْف ِ َوَما ِم ْن َدابٍَّة ِِف ْاْلَْر
ٰب ُّمبِ ْيٍ كِت
Artinya: Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi
melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui
tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua
(tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(Q.S. Hud ayat
: 16)
Ayat diatas menjelaskan bawasanya Allah SWT akan menjamin
bagi siapa saja yang aktif untuk mencari rezeki, bukan orang yang hanya
2
diam untuk menanti rezeki, jamianan kesejahteraan yang diberikan Allah
kepada hambanya tidak dapat diperoleh tanpa berusaha terlebih dahulu.
3
Menurut badan pusat statistik Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2022 penerima bantuan stimulan perumahan swadaya yang dilakukan oleh
kementrian PUPR di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 29.674unit yang
tersebar di 32 Kota/Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Penerima bantuan
stimulan perumahan swadaya yang paling banyak berada di Kabupaten
Boyolali dengan jumlah bantuan 2.287 unit, sedangkan penerima bantuan
stimulan perumahan swadaya yang paling sedikit berada di kota tegal
dengan jumlah bantuan 45 unit. setelah melihat data tersebut dapat diketahui
bahwa tingkat kesejahteraan yang ada di Provinsi Jawa Tengah belum
merata dikarenakan di setiap kota/kabupaten mendapatkan bantuan yang
tidak sama. Semakin sedikit bantuan yang diberikan maka semakin tinggi
tinggkat kesejahteraan yang ada di kota/kabupaten tersebut.
Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten yang ada di
Provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan bantuan stimulant perumahan
swadaya dengan jumlah yang banyak yaitu 2.057 unit yang terbagi ke 21
Kecamatan, 5 Kelurahan, dan 401 Desa yang ada di Kabupaten Pati. Desa
Terteg merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Pucakwangi yang
mendapatkan bantuan stimulant perumahan swadaya dengan total bantuan
11 unit rumah. Bantuan dana yang di berikan pada tahun 2022 yaitu 20 juta
dengan pembagian tuju belas juta lima ratus (17,5 juta) digunnakan untuk
membeli material dan sisanya dua juta lima ratus (2,5 juta) digunakan untuk
membayar tukang yang mengerjakan pembangunan. Uang bantuan
stimulant perumahan swadaya langsung masuk ke toko material dan tidak
ke pemilik rumah.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati. Ditemukan bahwa program bedah rumah yang
ada di sana memiliki permasalah tentang anggaran yang diberikan
pemerintah tidak cukup, sehingga penerima bantuan harus menambahkan
uang pribadi untuk menutupi kekurangan dana tersebut. Program bantuan
stimulant perumahan swadaya (BSPS) adalah program dari kementrian
PUPR yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
4
ada disana. Dari hasil penelitian tersebut maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Melalui Program Bedah Rumah Bagi Keluarga Penerima Bantuan Di
Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati?
2. Apakah program bedah rumah dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui hasil dari program bedah rumah dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan maupun
pengetahuan baru di bidang sosial masyarakat terhadap jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam UIN Salatiga.
5
b) Mengembangkan keilmuan yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan dan menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai
problematika program bedah rumah bagi masyarakat penerima
bantuan di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan
manfaat bagi penerima bantuan maupun masyarakat luas untuk
menumbuhkan perekonomian maupun untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati.
b) Manfaat Bagi Pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran
atau masukan kepada pemerintahan Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati dalam pelaksanaan program bedah
rumah bagi masyarakat penerima bantuan yang ada di sana.
c) Manfaat Bagi Penulis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai program bedah rumah yang
ada di masyarakat, serta sebagai sarana untuk menerapkan ilmu
pengetahun yang sudah diperoleh dari bangku perkuliahan di
lapangan.
E. Penegasan Istilah
Upaya yang dilakukan peneliti untuk menghindari adanya kesalah
pahaman dalam memahami makna pada judul skripsi ini, maka perlu adanya
penjelasan masing-masing istilah, pembatasan masalah dan ruang lingkup
lingkungan dari pembahasan. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai
berikut:
6
1. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Peningkatan adalah suatu proses atau cara untuk menaikkan
segala sesuatu atau usaha kegiatan yang bertujuan untuk memajukan
suatu keadaan yang lebih baik daripada keadaan yang sebelumnya.
Kesejahteraan Masyarakat adalah sebuah tata kehidupan yang
meliputi dari aspek sosialnya, materialnya, dan aspek spiritualnya yang
diikuti dengan adanya rasa keselamatan, rasa kesusilaan dan rasa
ketentraman secara lahir maupun batin dalam hal menunjang kualitas
hidupnya bagi diri mereka sendiri, rumah tangga, serta masyarakatyang
ada di lingkunganya.
2. Program Bedah Rumah
Program adalah pernyataan yang berisi informasi dari beberapa
harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, mencapai
tujuan yang sama. biasanya program mencakup semua kegiatan unit
administrasi yang sama, atau tujuan yang saling bergantung dan saling
melengkapi, yaitu Semua itu harus dilaksanakan secara bersamaan atau
berurutan (Monica. D. (2019).
Bedah Rumah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Perumahan
Swadaya adalah rumah atau perumahan yang dibangun atas prakarsa
dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau berkelompok, yang
meliputi perbaikan, pemugaran/perluasan atau pembangunan rumah
baru beserta lingkungan.
Program Bedah Rumah adalah program yang ditujukan
pemerintah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang
mempunyai keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga
perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk memperoleh
rumah yang lebih layak huni (Aidin Sutrisno, 2014).
3. Masyarakat Penerima Bantuan
Masyarakat adalah sekumpulan individu/orang yang hidup
bersama. Masyarakat disebut dengan “society”, yang berarti
interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa persatuan. Berasal dari
7
bahasa Latin socius, yang berarti (teman). Dapat disimpulkan bahwa
masyarakat adalah sekelompok orang yang berinteraksi dalam
hubungan sosial. Mereka berbagi budaya, tempat dan identitas yang
sama, dengan adat istiadat, tradisi, sikap dan rasa solidaritas yang
diikat oleh kesamaan (Prasetyo. D. (2019)
Pemberian bantuan sosial atau penerima bantuan adalah segala
upaya yang dirancang, disusun dan diarahkan untuk meringankan
penderitaan, melindungi dan memulihkan kondisi fisik, mental dan
kehidupan termasuk kondisi psikososial dan ekonomi serta untuk
memberdayakan potensi yang dimiliki seseorang, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat mengalami masalah kehidupan
sosial dan kerentanan agar dapat hidup lebih baik (Permensos pasal
5).
Penerima Bantuan Sosial memiliki kriteria masalah sosial
yang meliputi: Kemiskinan, Keterlantaran, Kedisabilitasan,
Keterpencilan, Ketunaan sosial atau penyimpangan perilaku,
Korban bencana (Permensos pasal 12)
F. Sistematika Penulisan
Secara keseluruahan pembahasan proposal skripsi ini akan terbagi
menjadi lima bab. Pembahasan setiap bab berfokuskan pada penjelasan
masalah tertentu tetapi hubungan antara satu bab dengan bab yang lain
saling berkaitan, sehingga menjadi sebuah hasil pemikiran yang utuh dan
menyeluruh.
Bab I Pendahuluan
Pada bab 1 ini berisi tentang penjelasan Latar belakang dari masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penegasan
istilah dan Sistematika Penulisan.
8
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang kajian teori yang meliputi problematika
program dan program bedah rumah. Sedangkan tinjauan pustaka memuat
hasil penelitian terdahulu
Pada bab ini memuat tentang penjelasan mengenai deskripsi data dan
analisis data dari problematika program bedah rumah bagi masyarakat
penerima bantuan di kelurahan blotongan kota salatiga.
Bab V Penutup
Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
Kesimpulan pada bab ini memuat dari seluruh bab yang telah di jelaskan
dalam penelitian dan saran pada penelitian ini berdasarkan pada hasil yang
ditemukan oleh peneliti pada saat penelitian agar nantinya menjadi lebih
baik lagi.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat
Istilah dari kata kesejahteraan masyarakat berasal dari Bahasa
inggris yaitu welfare dan community. Kata walfare yang berarti
kesejahtera dan kata community yang berarti masyarakat atau
komunitas (Hornby, 2000). Sedangkan menurut kamus besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kesejahteraan masyarakat diartikan sebagai 2 kata
yang memiliki arti yang berbeda dan saling berhubungan yaitu kata
kesejahteraan dan kata masyarakat. kata kesejahteraan yang berarti
adanya situasi atau keadaan dimana seseorang itu sudah merasa
sejahtera yang kesejahteraan itu meliputi rasa aman, makmur, selamat
dan rasa nyaman dalam kehidupannya. Sedangkan, kata masyarakat
yang memiliki arti yaitu sekumpulan orang yang ada di dalam
kelompok-kelompok tertentu yang kemudian membentuk komunitas
yang memiliki tujuan yang sama.
Kesejahteraan merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan
dari sosial masyarakat. kesejahteraan dapat dilihat dari terpenuhinya
kebutuhan material maupun kebutuhan spiritual seseorang maupun
masyarakat tertentu yang meliputi adanya rasa aman, nyaman, selamat,
kesusiilaan dan rasa ketentraman diri dalam kehidupannya. Setiap
orang atau warga negara berhak untuk melakukan usaha-usaha untuk
dapat memenuhi kebutuhan mereka masing-masing meliputi kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial yang mereka anggap baik bagi dirinya,
keluarga maupun masyarakat yang saling menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia (Liony, dkk; 2013).
Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai titik ukur bagi seseorang
atau masyarakat yang berarti untuk mengetahui sudah atau tidaknya
seseorang atau masyarakat tersebut pada kondisi yang sejahtera. Kata
10
sejahtera sendiri memiliki arti yaitu seseorang atau masyarakat sudah
dalam keadaan makmur, dalam keadaan damai dan dalam keadaan
sehat, sehingga diperlukan usaha untuk dapat mencapai tujuan tersebut
dengan menggunakan usaha-usaha yang sesuai dengan kemempuan
yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat itu sendiri.
Menurut Fahrudin, kesejahteraan adalah sebuah kondisi dimana
seseorang atau masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka
yang meliputi kebutuhan makanan yang cukup, pakaian yang layak, air
yang bersih, tempat tinggal yang layak untuk di huni, tingkat
pendidikan yang cukup dan memiliki pekerjaan yang layak dan
memadai untuk dapat mengangkat drajatnya dan dapat menunjang
kualitas hidupnya sehingga terhindar dari kebodohan, kemiskinan, dan
ketakutan sehingga seseorang tersebut hidupya menjadi aman dan
tentram, baik lahir maupun batin (Rosni R, 2017:55-66).
Menurut Rambe, kesejahteraan merupakan sebuah tata kehidupan
dan penghidupan sosial masyarakat yang meliputi kebutuhan material
dan kebutuhan spiritual yang terdiri dari adanya rasa aman, kesusilaan,
keselamatan dan rasa ketentraman diri, keluarga maupun masyarakat
secara lahir dan batin yang semua warga negara baik individu naupun
kelompok untuk dapat melakukan usaha-usaha pemenuhan
kebutuhannya, baik itu kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmani
dan sosialnya yang sebaik-baik mungkin dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi dari manusia itu sendiri. (Sofiana, N., & Subadriyah,
2021:67-72).
Adapun menurut Imron, kesejahteraan masyarakat dapat
dipahami juga sebagai kesejahteraan sosial. Pada pasal 1 ayat 1 dalam
Undang-Undang No.11 pada tahun 2001 tentang kesejahteraan sosial
yang berbunyi: “kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan spiritual, material dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya”. Dari Undang-Undang diatas terdapat beberapa
11
indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu (1) adanya
kesehatan individu maupun keluarga yang kualitatif; (2) adanya
investasi perekonomian seseorang atau keluarga berupa tabungan yang
ada; (3) adanya peningkatan penghasilan seseorang maupun keluarga
secara kuantitatif. Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia merupakan
tujuan dari kesejahteraan sosial yang ada di Indonesia yaitu kehidupan
yang sejahtera (Suharto,2007).
12
Menurut Mendoza yang dikutip dari Fahrudin (2012)
menyatakan bahwa ada tiga dari tujuan usaha kesejahteraan sosial
yaitu;
a) Tujuan Kemanusian dan Keadilan Sosial (Humanitarian and
Sosial Justice Goal)
Tujuan kemanusian dan keadilan sosial bersumber dari
gagasan ideolodi demokrasi yang ada di negara Indonesia
tentang keadilan sosial, dan juga bersumber dari keyakinan
bahwa setiap individu-individu manusia mempunyai hak yang
sama yaitu hak untuk dapat mengembangkan potensi-potensi
yang dimilikinya. Meskipun untuk dapat mengembangkan
potensi dari seseorang terdapat beberapa faktor yang diantarnya
adanya hambatan fisik yang orang itu miliki, hambatan,
ekonomi, sosial, kejiwaan dan hambatan-hambatan lainya.
Usaha kesejahteraan sosial masyarakat ini yaitu untuk
menjebatani seseorang atau kelompok-kelompok tertentu yang
memiliki kekurangan seperti kelompok yang perlu diberikan
perhatian lebih, seseorang atau kelompok yang terlantar, dll.
b) Tujuan yang terkait dengan Pengendalian Sosial (Sosial Control
Goal)
Tujuan tentang pengendalian sosial berkembang dengan
pesat bersamaan dengan berkembangnya pemahaman tentang
individu atau kelompok-kelompok yang tidak diuntungkan,
kurang mendapatkan perhatian, atau tidak terpenuhinya
kebutuhan hidupnya, akan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat merugikan pihak lain seperti melakukan serangan atau
ancaman, sehingga pihak yang mendapatkan ancaman maupun
serangan harus dapat mengamankan dirinya sendiri. Misalnya
ada sebuah perusahaan tetentu di suatu wilayah, maka
perusahaan tersebut harus mengalokasikan sedikit dananya
untuk memberikan bantuan kepada masyarakat-masyarakat
13
yang ada disekitaran lokasi perusahaan tersebut, agar para
masyarakat tidak melakukan ancaman maupun serangan
terhadap perusahaan tersebut, seperti perusakan property dari
perusahaan atau pencegatan di jalan yang mengarah ke
perusahaan.
c) Tujuan yang terkait dengan Pembangunan Ekonomi (Ekonomi
Development Goal)
Tujuan ini diprioritaskan pada program-program yang
telah dirancang untuk dapat meningkatkan produktifitas dari
barang dan jasa, serta bebagai sumber daya yang dapat
menunjang atau memberikan secara langsung atau tidak
langsung terhadap pembangunan ekonomi yang ada di wilayah
tertentu.
3. Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki
banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur, Thomas dkk. dalam
Heni Widiyawati menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat
menengah ke bawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup
masyarakat ditandai oleh:
a) Terentaskannya kemiskinan
b) Tingkat kesehatan yang lebih baik
c) Perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan
produktifitas masyarakat
14
c) Kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan,
lingkungan budaya, dan sebagainya.
d) Kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian
penyesuaian, dan sebagainya (Rosni, 2017: 58).
15
Layak huni merupakan rumah tempat tinggal individu atau
kelompok yang nyaman untuk di tempati, terlindung dari panasnya
sinar matahari, terhindar dari guyuran hujan, dan terlindung juga dari
debu-debu namun, karena keterbatasan ekonomi dari individu atau
kelompok tidak semua orang khususnya bagi warga yang
berpenghasilan rendah yang tidak dapat atau mampu untuk
membanguan rumah yang layak untuk dihuni (Nur Fadillah Ramadani,
2022).
16
seseorang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi
kembali secara wajar dalam masyarakat. fungsi ini juga mencakup
tentang fungsi pemulihan atau bisa disebut sebagai rehabilitasi.
c) Fungsi Pengembangan (Development)
Dalam fungsi pengembangan kesejahteraan sosial
masyarakat berfungsi untuk memberikan sumbangan secara
langsung ataupun memberikan sumbangan secara tidak langsung
dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan
sumber-sumber daya sosial yang ada dalam masyarakat.
d) Fungsi Penunjang (Supportive)
Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan
kesejahteraan sosial yang lain (Fahrudin, 2012: 12).
17
1) Tahapan Keluarga Prasejahtera (KPS)
Yang termasuk kedalam Keluarga Prasejahtera yaitu keluarga-
keluarga yang tidak atau belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya (basic needs) seperti kebutuhan sandang, pangan,
kesehatan, papan dan kebutunan pendidikannya sehinga belum bisa
di sebut sebagai keluarga sejahtera I.
2) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I)
Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga-keluarga yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic needs) secara
minimal tetapi belum atau tidak dapat memenuhi kebutuhan
psikologis (psychological needs) keluarganya, seperti halnya
kebutuhan ibadahnya, makanan yang mengandung berbagai protein,
pakaian yang kurang, kesehatan yang kurang, penghasilan yang
tidak tetap, bisa membaca maupun menulis dan program keluarga
berencana. Indikatornya sebagai berikut:
a. Keluarga yang sejahtera pada umumnya makan dua kali atau
lebih dalam sehari
b. Bila ada salah satu dari anggota keluarga yang sedang sakit di
bawa ke sarana kesehatana yang ada
c. Setiap anggota keluarga memiliki pakaian-pakaian yang
berbeda dalam melakukan aktivitas masing-masing seperti
pakain untuk bekerja, untuk di rumah, untuk bersekolah dan
pakaian untuk bepergian.
d. Anak yang berumur 7-15 tahun yang ada dalam keluarga harus
sudah bersekolah
e. Tempat tinggal atau rumah yang di tempati kelurga sudah layak
untuk dihuni mulai adanya atap, dinding yang layak dan lantai
yang baik
3) Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS II)
Keluarga Sejahtera Tahap II yaitu keluarga-keluarga yang
sudah atau dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic
18
needs) dan kebutuhan psikologinya (psychological needs), tetapi
belum dapat untuk memenuhi keseluruhan dalam kebutuhan
pengembangannya (development needs) seperti kebutuhan untuk
menabung, kebutuhan untuk meningkatkan agama, ikut dalam
pelaksanaaan program kegiatan yang ada di masyarakat dan mempu
memperoleh informasi dari media sosial. Beberapa indikator dalam
Keluarga Sejahtera Tahap yang ke II yaitu;
a. Setiap orang dari anggota dapat melaksankan ibadah sesuai
dengan kepercayaannya masing-masing
b. Minimal seminggu sekali keluarga makan-makanan yang enak
seperti daging, ikan, atau telur
c. Setiap anggota kelurga sudah terpenuhinya pakaian baru setiap
tahunnya
d. Ada dari salah satu anggota kelurga yang bekerja untuk dapat
memperoleh penghasilan
e. Setiap orang yang ada di keluarga harus bisa membaca mulai
dari umur 10-60 tahun
4) Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS III)
Keluarga Sejahtera Tahap yang ke III yaitu keluarga-keluarga
yang dapat atau sudah memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs),
kebutuhan psikologisnya (psychological needs) dan kebutuhan
pengembangannya (development needs), namun kesejahteraan pada
tahap ini belum dapat untuk memberikan kontribusi maupun
sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya, seperti memberikan sumbangan baik
berupa materian maupun non material dan ikut aktif dalam
kepengurusan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya. Beberapa indikator yang sesuai
dengan Tahapan Kesejahteraan III yaitu;
a. Setiap keluarga berupaya untuk meningkatkan pengetahuan
tentang agama
19
b. Sebagian uang yang di dapatkan di tabung dalam bentuk uang
maupun dalam bentuk barang
c. Keluarga berperan aktif dengan masyarakat dalam kegiatan
yang ada di lingkungan
d. Keluarga mendapatkan berbagai informasi melalui banyak
sumber seperti ri surat kabar, radio, majalah, televise dan dari
internet.
5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III+)
Keluarga Sejahtera Tahap ke III Plus yaitu keluarga-keluarga
yang sudah atau dapat memenuhi semua kebutuhannya mulai dari
kebutuhan dasarnya (basic needs), kebutuhan psikologisnya
(psychological needs), kebutuhan pengembangannya (development
needs) sampai dengan dapat memberikan sumbangan baik material
maupun non material dan juga dapat berperan aktif sebagai pengurus
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dalam yayasan-yayasan yang
ada di lingkunganya. Indikator Keluarga Sejahtera Tahap yang ke III
Plus yaitu;
a. Secara sukarela memberikan sumbangan untuk kegiatan-
kegiatan secara teratur
b. Adanya salah satu anggota yang aktif dalam kepengurusan
harian institusi masyarakat maupun yayasan-yayasan yang ada
disana.
20
sehingga membutuhkan bantuan dari pemerintah. untuk mendapatkan
bantuan ditentukan dengan kriteria-kriteris dan persyaratannya yaitu;
1) Kriteria Penerima Bantuan
a. Warga Negara Indonesia (WNI)
b. Sudah berkeluarga
c. Masyarakat yang berpenghasila rendah dengan penghasilan
tetap atau tidak tetap
d. Rumah yang diperbaiki dalam keadaan dihuni atau digunakan
oleh pemiliki rumah
e. Memiliki tanah dengan dibuktikan hak milik sertifikat tanah
f. Belum memiliki rumah atau memiliki rumah tetapi rumah
tersebut tidak layak untuk dihuni
g. Belum atau tidak pernah mendapatkan bantuan program
rumah sebelumnya
h. Program diberikan kepada orang yang mempunyai rencana
untuk membangun atua meningkatkan kualitas rumah
2) Kriteria Objek Bantuan
a. Pembangunan Rumah Baru (PB)
Pembangunan rumah baru merupakan kegiatan
pembuatan bangunan rumah yang layak huni di atas tanang
yang dimilikinya sendiri. Kriteria objek bantuan pembangunan
rumah baru yaitu;
1) Pembangunan berada di tanah pribadi
2) Lahan atau tanah tidak dalam keadaan sengketa
3) Kondisi rumah sudah dalam keadaan yang rusak parah dan
lantai yang tidak memenuhi standar
4) Luar dari per anggota keluarga 9 meter persegi per
orangnya
5) Luas lantai bangunan paling rendahnya yaitu 36 meter
persegi dan yang paling tinggi yaitu 45 meter persegi
21
b. Peningkatan Kualitas Rumah (PK)
Peningkatan kualitas rumah ini merupakan kegiatan
memperbaiki bagian-bagian rumah atau memperluas rumah
agar dapat memenuhi syarat sebagai rumah yang layak huni,
bantuan ini di berikan kepada keluarga yang memiliki tingkat
kerusakan yang tinggi atau paling banyak. Kriteria objek
bantuan bedah rumah untuk meningkatkan kualitas rumah
yaitu;
1) Merupakan rumah satu-satunya yang dimilki
2) Rumah dalam kondisi rusak ringan atau rusak sedang
3) Luas lantai kurang dari 36 meter persegi
4) Tidak atau belum mempunyai kamar mandi yang sesuai
standar MCK
5) Lantai rumah masih terbuat dari tanah, dinding masih
memakai kayu belum memakai tembok dan atap rumah
yang belum memenuhi standar
c. Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas Umum (SPU)
Yang dimaksud pembangunan sarana, prasarana dan
utilitas umum yaitu berupa jalan-jalan yang ada, saluran air,
penerangan jalan, kamar mandi umum, tempat pembuangan
sampah, listrik, tempat ibadah atau balai desa dan sarana-
sarana lainnya.
3) Kriteria Kota/Kabupaten
Kota atau Kabupaten yang menerima bantuan bedah rumah
harus dapat memenuhi kriteria umumnya. Kriteria umum yang
dimaksud yaitu;
a. Kabupaten tersebut termasuk ke dalam daerah yang tetinggal
b. Tingkat kemiskinan yang tinggi
c. Tingginya keluarga yang tidak memiliki rumah untuk dihuni
atau ditempati
d. Tingginya jumlah rumah yang tidak layak untuk dihuni
22
7. Program Bedah Rumah
Program bedah rumah merupakan program pemerintah yaitu
program dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang
ditunjukkan untuk merehabilitasi atau memperbaiki rumah masyarakat
yang tidak layak untuk dihuni. Program bedah rumah ini bertujuan
untuk memberikan kesejahteran bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR). Program ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian
bantuan bahan bangunan dan tukang (tenaga teknisi) untuk membangun
atau merenovasi rumah masyarakat yang tidak layak huni. Program ini
juga ditunjukkan untuk rumah yang tidak memenuhi persyaratan dari
segi keselamatan bangunan dan kesehatan bagi penghuni rumah
tersebut. Rumah yang layak huni adalah rumah yang kalau ditinggali
dengan keadaan nyaman, aman, kesehatan terjamin, terhindar dari sinar
matahari dan juga hujan. Sehingga apabila suatu rumah penduduk yang
tidak memenuhi aspek layak tersebut, maka keluarga tersebut berhak
mendapatkan bantuan program bedah rumah.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah Keluarga yang mempunyai
penghasilan maksimun Rp. 1,5 juta perbulan. Berdasarkan (Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011) Bedah
Rumah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS) adalah rumah atau perumahan yang
dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau
berkelompok, yang meliputi perbaikan, pemugaran/perluasan atau
pembangunan rumah baru (MENPERA 2012).
Program Bedah Rumah adalah program yang ditujukan
pemerintah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang
mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan
pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak untuk dihuni. Standar
layak huni adalah persyaratan yang harus dipenuhi suatu bangunan
rumah. Agar pemanfaatan dana bantuan stimulan perumahan swadaya
23
lebih tepat sasaran dan tepat penggunaan, perlu ada kriteria dan
persyaratan penerima bantuan, obyek bantuan, dan kabupaten/kota
yang jelas dan tegas.
B. Tinjauan Pustaka
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Heni Widiyawai (2017) dari
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Dampak Program Bedah
Rumah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Desa Hargorejo
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo)”. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukannya memperoleh hasil yaitu bantuan program bedah rumah
yang ada disana benar-benar memberikan dampak bagi penerima bantuan
tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari program bedah rumah tersebut
termasuk dampak yang positif yaitu dengan adanya program tersebut dapat
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan dapat mengentaskan
kemiskian yang ada di wilayah tersebut. Selain adanya dampak positif yang
di timbulkan, ada beberapa hambatan yang dialami oleh keluarga penerima
bantuan yaitu dana yang diberikan oleh pemerintah tidaklah mencukupi
untuk melakukan program bedah rumah tersebut.
Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara penelitian yang
terdahulu dengan penelitian ini yaitu perbedaannya, penelitian yang
terdahulu lebih memfokuskan penelitiannya tentang dampak yang
ditimbulkan dari program bedah rumah terhadap kesejahteraan masyarakat
di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, dan
penelitian terdahulu juga berfokus membahas tentang beberapa hambatan
yang dialami selama pelaksanaan program bedah rumah. Ssedangkan
penelitian ini berfokus membahas tentang pelaksaan program bedah rumah
dan hasil dari adanya program bedah rumah yang ada di Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati, sedangkan persamaan penelitian
yang terdahulu dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang
program bedah rumah yang ada dan persamaan lainnya yaitu keduannya
sama-sama menggunakan metode kualitatif sebagai jenis penenlitian yang
digunakan.
24
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Iksa Nuraini (2023) dari
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo dengan judul “Peran
Pemerintah Desa Dalam Melaksanakan Program Pembangunan Desa
Untuk Kesejahteraan Masyarakat di Desa Salujambu Kecamatan Lamasi
Kabupaten Luwu”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan hasil
yaitu bahwa program bedah rumah yang dilakukan disana sudah terlaksana
dan berjalan dengan baik, program bedah rumah yang dilakukan disana juga
berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat terutama terhadap
tempat tinggal atau rumah yang awalnya tidak layak huni menjadi rumah
yang layak untuk dihuni.
Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu perbedaannya teletak pada lokasi penelitian dimana penelitian
terdahulu melakukan penelitiannya di desa Selambu, Kecamatan Lamasi,
Kabupaten Luwu. Sedangkan pada penelitian ini penaliti melakukan
penelitianya di Desa Terteg, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati.
Perbedaan lainya yaitu penelitian terdahulu lebih memfokuskan
penelitiannya tentang kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah desa
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa salujambu. Adapun
persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah dua-
duanya membahas tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
program bedah rumah.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Gede Wirya Krishna Armawa
dan Ni Luh Karmini (2020) dari Universitas Udayana (UNUD) Bali dengan
judul “Analisis Dampak Program Bedah Rumah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Dan Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tejakula
Buleleng”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan hasil
bahwa adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah adanya
pelaksanaan program bantuan bedah rumah dan juga meningkatnya
pengentasan kemiskinan yang ada di wilayah tersebut.
Adapun perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian ini yaitu perbedaanya terletak pada lokasi penelitiannya dimana
25
penelitian yang terdahulu melakukan penelitiannya di Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng. Sedangkan penelitian ini dilakukan di Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Perbedaan lainnya yaitu penelitian
yang terdahulu berfokus pada pembahasan tentang dampak dari program
bedah rumah terhadap pengentasan kemiskinan dan dampak program bedah
rumah terhadap kesejahteraan masyarakat yang ada di Kecamatan Tejakula
Kabupaten Buleleng. Sedangkan penelitian ini berfokus pada pelaksanaan
dan hasil dari program bedan rumah bagi kesejahteraan masyarakat bagi
keluarga penerima bantuan. Adapun persamaan antara penelitian yang
terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang
program bedah rumah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Aidin Sutrisno (2014)
dengan judul “Problematika Program Bedah Rumah Bagi Masyarakat
Penerima Bantuan (Studi Kasus Pada Penerima Program Bedah Rumah Di
Kelurahan Pematang Gubernur Kota Bengkulu)”. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pada saat pelaksanaan program
bedah rumah yang ada di Kelurahan Pematang Kota Bengkulu ditemukan
berbagai problem-problem yang ditimbulkan sehingga membuat keluarga
penerima bantuan merasa terbebani, untuk dapat menyelesaikan bedah
rumah keluarga juga mengeluarkan biaya sendiri, bahkan sebagian keluarga
penerima bantuan yang ada di Kelurahan Pematang melakukan peminjaman
uang ke saudara-saudaranya.
Adapun perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah perbedaan penelitian terdahulu melakukan penelitian
dengan fokus penelitian tentang problematika program bedah rumah yang
ada di Kelurahan Pematang Kota Bengkulu, sedangkan penelitian ini
melakukan penelitian dengan focus yang membahas tentang peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui program bedah rumah yang ada di Desa
Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Adapun persamaan anatara
penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu keduanya membahas
26
tentang program bedah rumah yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakatnya.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Aat Muslihat (2022) dari
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“Evaluasi Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni Oleh BAZNAS Dalam
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Penerima Manfaat Di Desa Seuat
Kabupaten Serang”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
temukan bahwa setelah dilakukannya evaluasi proses orogram bedah rumah
adanya hasil yaitu sudak baik dilaksanakan dan pelaksanaan programnya
sesuai dengan rencana yang sudah direncanakan sebelumnya. Dengan
adanya program bedah rumah yang ada di Desa Seuat menjadikan
terpenuhinya kebutuhan dasar yaitu kebutuhan tentang tempat tinggal, yang
mulanya tidak layak untuk di huni sekarang menjadi layak untuk dihuni atau
ditempati.
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
adalah perbedaan penelitian terdahulu yaitu berkaitan dengan lokasi yang
dipilih oleh penelitian terdahulu di Desa Seuat Kabupaten Serang, penelitian
terdahulu juga memfokuskan penelitian tentang bagaimana evaluasi-
evaluasi yang dilakukan pemerintah kabupaten serang untuk program bedah
rumah yang ada di Desa Seuat dengan tujuan agar program bedah rumah
yang akan dilaksankan sesuai dengan perencanaan awal. sedangkan
penelitian berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
program bedah rumah bagi masyarakat penerima bantuan yang ada di Desa
Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Adapun persamaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah anatara kedua penelitian
melakukan penelitian tentang program bedah rumah yang dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penelitian kualitatif. Menurut Murdiyanto (2020:19) penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilakan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan prosedur-prosedur statistik
atau dengan cara kuantitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang sebenarnya, dimana peneliti sebagai
instrument umtuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
triangulasi (Sugiono, 2021: 9). Maka dapat dikatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah Penelitian yang digunakan untuk menggambarkan,
memahami, mengungkapkan, menyelidiki, suatu peristiwa dalam
kehidupan sosial yang berlangsung pada kondisi yang alami.
Jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif adalah metode
penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran keadaan obyek
penelitian mengenai situasi dan kejadian yang berlandaskan pada
keadaan saat ini berdasarkan fakta (Sugiyono, 2016). Menurut Anggito
(2018:11) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif merupakan penulisan
data serta fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar, sehingga
penulisan berdasarkan fakta yang telah diungkap pada saat dilapangan.
Metode penilitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
kualitatif dengan menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif.
Dimana peneliti menggambarkan atau memaparkan keadaan suatu
objek (realitas atau fenomena) secara apa adanya, sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Dengan menggunakan metode deskriptif ini, peneliti dapat
mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan program
bedah rumah yang dilakukan oleh kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi
28
Kabupaten Pati dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian bersifat deskriptif sebagai upaya penulis untuk
menggambarkan data yang ditemukan di lapangan, yang mana subjek
dari penelitian ini adalah pelaksanaan bantuan program bedah rumah
dan objek penelitian ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat
bagi keluarga penerima bantuan di Desa Terteg.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2023
sampai dengan bulan Oktober tahun 2023. Waktu yang ditentukan
bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
29
diperlukan dalam penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif bukan
bersifat kuantitatif (angka). Data kualitatif tidak dapat diukur dan
hitung secara akurat, dan umumnya dinyatakan dalam kata-kata
bukan angka (Kusumastuti & Khoiron, 2019:30). Berikut beberapa
data yang diambil dalam penelitian yaitu:
2. Sumber Data
Dalam setiap penelitian, data merupakan faktor penting yang
harus didapatkan oleh peneliti. Penelitian ini diperoleh dari 2 (dua)
sumber data, yaitu:
a) Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan pengambilan data yang
didapatkan secara langsung oleh peneliti. Sumber data pada
penelitian ini diperoleh langsung dari responden. Dalam
penelitian ini yang yang menjadi responden adalah penerima
30
bantuan program bedah rumah dan pihak lembaga desa terteg.
Data yang dikumpulkan berupa pendapat mereka tentang
program bedah rumah yang dilakukan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
ada di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.
b) Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari
sumber data yang sudah ada. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini diperoleh dari balai desa dalam bentuk arsip atau
dokumen mengenai kondisi desa, keadaan ekonomi
masyarakat, dan status masyarakat yang ada di Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini juga diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah atau hasil penelitian yang berhubungan dengan
program bedah rumah.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik yang mudah dan hemat. Pada
teknik ini peneliti menggunakan indra pengelihatan yaitu mata
yang digunakan sebagai alat untuk melihat data dan menilai
keadaan suatu lingkungan. Namun, observasi juga tidak harus
dipahami secara sederhana yaitu hanya melihat dan mengamati.
Makna esensial dari observasi memang mengamati (Widiawati,
2020: 138).
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data secara detail
dan secara langsung pada saat pelakasanaan program bedah rumah
yang dilakukan oleh kemetrian PUPR dengan tujuan untuk
31
meningkatkan kesejahteraan masyarakat bagi keluarga penerima
bantuan tersebut. Dengan adanya observasi ini peneliti akan lebih
leluasa dalam mendapatkan dan mengumpulkan data. Adapun data
yang diperoleh dari observasi ini adalah gambaran tentang
pelaksanaan program bedah rumah yang ada di Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau
sekelompok orang (Moleong, 2014: 5). Menurut Afifuddin
(2009:131) wawancara adalah metode pengambilan data dengan
cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi
informan atau responden. Jadi wawancara adalah kegiatan tanya
jawab yang dilakukan dua orang atau lebih yang dilakukan secara
langsung untuk mendapatkan informasi tertentu.
Pada proses wawancara ini, peneliti menggali data secara
detail dengan melakukan tanya jawab kepada pihak lembaga Desa
Terteg dan penerima bantuan program beda rumah yang ada di desa
Terteg. Dalam pelaksanaan wawancara ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi atau data yang berkaitan pada pelaksanaan
program bedah rumah yang dilakukan oleh kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati.
Proses wawancara dilakukan secara terstruktur, yaitu
peneliti memberikan batasan dari pertanyaan terhadap informan
dengan sudah mempersiapkan pertanyaan secara tertulis, sehingga
proses wawancara dan apa yang ditanyakan kepada informa tidak
menyimpang dari fokus penelitian (Annisa, 2020: 122).
32
3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:206) metode
dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda
dan sebagainya. Dokumen adalah sumber data yang digunakan
untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,
gambar (foto), dan karya- 33 karya monumental, yang semuanya
itu memberikan informasi bagi proses penelitian (Murdiyanto
2020:64). Dokumen merupakan hal yang sangat penting dalam
mengungkap sebuah kasus. Keberadaan dokumen tidak dapat
untuk dikesampingkan dalam melakukan penelitian secara
kualitatif, meskipun aplikasinya perlu dilengkapi dengan teknik
pengumpulan data lain (Halim, 2014: 17).
Beberapa Dokumentasi digunakan oleh peneliti agar
mendapat keterangan yang berkaitan dengan penelitian ini seperti:
a) Visi dan Misi Desa
b) Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Terteg
c) Kondisi Sosial Ekonomi Desa Terteg
d) Letak Geografis Desa Terteg
e) Kondisi Demografi Desa Terteg
f) Kondisi Ekonomi Desa Terteg
33
E. Analisis Pengumpulan Data
Analisis data pada penelitian kualitatif adalah sebagai proses
pelacakan dan pengaturan sistematis dari transkip wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan agar dapat
meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat
diinterpretasikan temuannya kepada orang lain (Zuriah, 2007).
Ada 3 (tiga) prosedur analisis data, yaitu reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
(conclusion drawing) (Sugiyono, 2013: 246).
1) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasaan dan kedalaman wawasan
yang tinggi (Sugiyono, 2013: 249). Reduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, fokus pada hal-hal yang
penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan peneliti dalam pengumpulan data berikutnya.
Dalam tahapan ini peneliti akan mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan pelaksanaan program bedah rumah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat bagi keluarga penerima
bantuan di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati
pada tahun 2022.
2) Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data secara sederhana dalam bentuk kata-kata
dapat dilakuakan dengan membentuk bagan, grafik, dan sejenisnya.
Melalui penyajian data, maka data akan lebih terorganisir dan
tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif (Sugiyono,
2013: 249).
34
Untuk penarikan kesimpulan perlu dilakukan penyajian
sekumpulan informasi guna penyederhanaan isi tanpa perlu
mengubahnya. Penyajian data dilakukan untuk melihat gambaran-
gambaran tertentu pada sebuah 40 penelitian. Penyajian data
dilakukan untuk melihat gambaran-gambaran tertentu pada sebuah
penelitian. Pada tahap ini peneliti menyusun data yang relevan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan untuk bisa
dilanjutkan ke langkah selanjutnya
3) Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kasual, interaktif atau teori (Sugiyono,
2013: 253).
Penarikan kesimpulan menjadi tahap akhir dari
pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini peneliti akan
menyimpulkan berdasarkan data-data yang sudah diperolehnya.
Maka dari peneliti akan menyimpulkan tentang pelaksanaan
program bedah rumah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat bagi keluarga penerima bantuan di Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati pada tahun 2022.
35
berbagai macam metode pengumpulan data seperti wawancara dan
dokumentasi.
Keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
Karena penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran secara
objektif. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi. Dengan kata lain, triangulasi
merupakan usaha untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang
diperoleh dari berbagai sudut pandang (Fiantika, 2022:14).
Dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) teknik triangulasi
untuk mengukur keabsahan data diantaranya triangulasi sumber, teknik
pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2013: 273).
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber merupakan triangulasi yang mengharuskan
peneliti mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atu
informasi (Helaluddin & Wijaya, 2019: 22). Teknik ini dilakukan
dengan cara memeriksa data yang telah diperoleh atau yang
didapatkan dari beberapa sumber. Teknik ini menggunakan
berbagai sumber dalam memperoleh data seperti dari dokumen,
arsip, hasil wawancara, hasil dari observasi dan juga bisa langsung
mewawancarai lebih dari satu orang yang dianggap memiliki
pemahaman maupun sundut pandang yang berbeda. Peneliti
menggunakan 10 informan yaitu kepala desa, perangkat desa,
penerima bantuan bedah rumah, tetangga penerima bantuan dan
warga desa. Peneliti melakukan wawancara pada Kepala desa dan
warga desa untuk mengetahui pendapat mereka tentang program
bedah rumah, wawancara pada perangkat desa untuk mengetahui
mekanisme pelaksanaan program bedah rumah, wawancara pada
penerima bantuan untuk menggali data tentang pelaksanaan
program bedah rumah, dan wawancara pada tetangga penerima
bantuan untuk menggali data tentang pendapat mereka tengtang
pelaksanaan program bedah rumah tersebut.
36
2. Triangulasi Teknik/Metode
Triangulasi teknik yaitu menggunakan lebih dari satu teknik
untuk melakukan cek dan ricek. Jika pada awalnya peneliti
menggunakan teknik wawancara selanjutnya peneliti
menggunakan teknik observasi ataupun dokumentasi (Helaluddin
& Wijaya, 2019: 21). Teknik ini dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode untuk melakukan penelitian terhadap suatu hal.
Dalam menggunakan metode penelitian kualitatif sering
menggunakan banyak sekali metode-metode dalam satu penelitian
saja. Pada penelitian ini peneliti menggunaka metode wawancara,
observasi dan dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Teknik triangulasi waktu merupakan teknik yang dilakukan
dengan observasi secara berulang-ulang atau secara terus hingga
mendapatkan data-data yang diinginkan dan yang sesuai. Biasanya
teknik observasi ini dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda
yang bertujuan untuk mendapatkan keabsahan data dan
pengecekan informasi secara berulang-ulang dan dilakukan pada
waktu yang berbeda-beda juga. Peneliti mulai melakukan observasi
pada bulan Januari sampai bulan Oktober 2023.
37
BAB IV
2. Kondisi Demografi
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa Tahun 2022,
jumlah penduduk Desa Teteg terdiri dari 898 KK, Dengan jumlah total
38
2.332 jiwa, dengan rincian 1.157 penduduk laki-laki dan 1.175 jumlah
penduduk perempuan, sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Dari tabel di atas, dapat dilihat pada desa terteg bahwa penduduk
yang paling sedikit yaitu pendududk yang berusia 5-7 tahun dan
penduduk yang paling banyak di desa terteg yaitu penduduk yang
berusia 40-56 tahun. Sedangkan kalau di liat dari table di atas bahwa
penduduk perempuan lebih banyak dari pada penduduk laki-laki dengan
selisih 19 jiwa, penduduk perempuan berjumlah 1.176 sedangkan
penduduk laki-laki berjumlah 1.157 (Arsip data desa tahun 2023, 10
September 2023).
3. Kondisi Ekonomi
Secara umum mata pencaharian warga desa erteg terbagi menjadi
beberapa sector, yaitu pertanian, buruh tani, buruh migran perempuan,
buruh migran laki-laki, pegawai negeri sipil, pengerajin industri rumah
tangga, pedagang keliling, bidan swasta, pensiunan TNI/ POLRI dan
lainnya. Berdasarkan pada data yang ada, masyarakat yang berkerja
39
sebagai petani berjumlah 1.983 orang, yang bekerja sebagai buruh tani
berjumlah 1.166 orang, yang bekerja buruh migran berjumlah 90 orang,
yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil berjumlah 6 orang, yang
bekerja sebagai pegawai industry rumah tangga berjumlah 4 orang, yang
bekerja senagai pedagang keliling berjumlah 8 orang, yang bekerja
sebagai bidan swasta berjumlah 3 orang, dan yang bekerja sebagai
pensiunan TNI/ POLRI berjumlah 1 orang. Dengan demikina jumlah
penduduk yang mempunyai mata pencaharian atau bekerja berjumlah
3.195 orang. Berikut adalah jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian.
9. Pensiunan TNI/ 1 0 1
POLRI
Total Keseluruhan 1.623 1.572 3.195
Sumber: Laporan Tahunan Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi
Kabupaten Pati Tahun 2023
40
petani yang ada di Desa Terteg berjumlah 1.983 orang atau sebesar 85%
dari mata pencaharian warga Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi
Kabupaten Pati (Arsip data desa tahun 2023, 10 September 2023).
Jumlah penduduk kurang mampu yang ada di desa terteg yaitu
1079 jiwa yang terbagi kedalam 526 KK yang termasuk kedalam
kelurga kurang mampu (miskin). Berikut adalah tabel jumlah penduduk
kurang mampu (miskin).
41
Tabel 4.4 Tingkat Kesejahteraan Keluarga
RT Prasejahtera KS I KS II KS KS III
III Plus
01 8 20 16 11 6
02 7 23 14 12 7
03 6 19 20 8 7
04 6 18 220 10 9
05 6 19 11 9 7
06 7 20 12 11 10
07 7 24 14 12 8
08 5 16 17 14 7
09 6 17 19 10 9
10 5 19 13 10 8
11 6 23 20 9 10
12 7 20 16 7 7
13 7 16 15 13 6
14 6 18 17 11 8
15 5 19 16 12 10
Jumlah 98 275 250 155 120
Sumber: Laporan Tahunan Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun 2023
42
2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan
berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya local yang
tersedia
3) Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif
4) Menumbuhkembangkan kelompok-kelompok usaha melalui
BUMDES dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk
kemajuan ekonomi
5) Peningkatan kemampuan SDM yang unggul, beriman dan
bertaqwa
6) Peningkatan kualitas ketentraman dan ketertiban masyarakat
desa berdasarkan kebutuhan masyarakat desa
7) Peningkatan kualitas hidup masyarakat
43
7. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati
44
Tabel 4.6 Penerima Bantuan Tahun 2022
No Penerima bantuan RT/RW
1 Lasno 03/01
2 Sardi 03/01
3 Sutarno 04/01
4 Supardi 04/01
5 Suwarno 05/01
6 Daman 01/03
7 Nyari 03/03
8 Sufa’at 06/02
9 Karyati 06/02
10 Minan Nurohman 02/01
11 Kasman 01/01
Total 11 KK
Sumber: Laporan Tahunan Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi
Kabupaten Pati Tahun 2023
45
Tabel 4.7 Penerima Bantuan Tahun 2023
No Penerima Bnatuan RT/RW
1 Jam’an 01/01
2 Purwadi 01/01
3 Tarsho 02/01
4 Yarman 01/03
5 Wantono 04/03
Total 5 KK
Sumber: Laporan Tahunan Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi
Kabupaten Pati Tahun 2023
B. Temuan Penelitian
1. Pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam Usaha Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
a. Sosialisasi Program Bedah Rumah
Sebelum mendapatkan bantuan bedah rumah pihak dari
pemerintah desa melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada
masyarakat desa tentang program bedah rumah. hal ini diungkapkan
oleh Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat peneliti
melakukan wawancara:
46
b. Pendataan Penerima Bantuan Bedah Rumah
47
Dalam pengurusan berkas sampai dengan dana bedah rumah
cair diperlukan waktu kurang lebih 3 sampai dengan 5 bulan. Perilah
ini diungkapkan oleh Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat
peneliti melakukan wawancara:
“Ya lumayan lama sih kalau nggak salah ya minimal antara
3 sampai lima bulan” (Wawancara pada hari Selasa, 5
September 2023)
48
Bentuk bantuan bedah rumah yang didapatkan oleh penerima
bantuan yaitu berupa uang sebesar 20 juta dengan pembagian uang
yang 17,5 juta digunakan untuk membeli bahan material dan yang
2,5 juta digunakan untuk membayar tukang. Hal ini di sampaikan
oleh Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat peneliti
melakukan wawancara:
49
Pada tahun 2022 Desa Terteg menerima bantuan bedah
rumah sebanyak 11 rumah sedangkan pada tahun 2023 Desa Terteg
menerima bantuan bedah rumah sebanyak 5 rumah. hal ini
diungkapkan oleh Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat
peneliti melakukan wawancara:
50
dari DPR ada, mungkin biar orang-orang yang rumahnya
ditak layak dihuni biar menjadi layak untuk dihuni, biar
orang yang menerima bantuan itu tidurnya nyenyak biar
aman dan nyaman, maksudnya pemerintah ya itu mas.”
(Wawancara pada hari Sabtu, 9 September 2023)
Perihal pelaksanaan program bedah rumah ini juga
diungkapkan oleh Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat
peneliti melakukan wawancara:
51
Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat peneliti melakukan
wawancara:
52
diberikan oleh pemerintah itu tidak cukup untuk membangun rumah
sehingga memerlukan dana pribadi, padahal persyaratanya rumah
harus sudah pondasinan, tembok keliling dan lantai minimal sudah
di cor. Hal ini disampaikan oleh penerima bantuan bedah rumah
Bapak Suwarno pada saat peneliti melakukan wawancara:
“Kekurangannya mungkin dari masalah dana yang diberikan
tidak cukup, diperkirakan 20 juta tetapi malah melebihi 30,
dan dituntut pemerintah tembok keliling sudah selesai terus
lantai harus sudah di cor, dikira cukup ternyata kurang.”
(Wawancara pada hari Selasa, 5 September 2023)
53
bisa habis total 15 jutaan.” (Wawancara pada hari Jumat, 8
September 2023)
54
“Pendamping bedah rumah itu yang mengurusi keuangan
maupun pengawasaan terhadap pelaksanaan program bedah
rumah, pengawasan itu di tunjuk langsung dari pusat,
pengawas tahun kemarin dan tahun ini berasasl dari
Kabupaten Blora” (Wawancara pada hari Selasa, 5
September 2023)
Perihal kekurangan program bedah rumah juga di sampaikan
oleh salah satu warga desa Bapak Parju pada saat peneliti melakukan
wawancara:
55
Hal ini juga disampaikan oleh salah satu warga desa Bapak
Parju pada saat peneliti melakukan wawancara:
56
Perihal ini juga diungkapkan oleh penerima bantuan bedah
rumah Bapak Suwarno pada saat peneliti melakukan wawancara:
57
rumah sekarang sudah memakai cor, dan yang paling menonjol
tentang kebersihan wc, selain itu peningkatan fasilitas rumah lainya
adalah adanya teras rumah. Perihal ini disampaikan oleh Perangkat
Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat peneliti melakukan wawancara:
58
d. Meningakatan Kesehatan Keluarga
Program bedah rumah dapat meningkatkan kesehatan dari
keluarga penerima bantuan bedah rumah. hal ini diungkapkan oleh
Perangkat Desa Bapak Eko Prasetyo pada saat peneliti melakukan
wawancara:
59
e. Meningkatkan Kepercayaan Diri di Masyarakat
Program bedah rumah juga dapat meningkatkan kepercayaan
diri di masyarakat. hal ini diungkapkan oleh Perangkat Desa Bapak
Eko Prasetyo pada saat peneliti melakukan wawancara:
“Ya kalau itu udah biasa wae mas, lha namanya juga orang
banyak yang bermasyrakat, jadi kalau dapat bantuan ya
begitu-begitu aja, ya intine karo masyarakat biasa saja”
(Wawancara pada hari Jumat, 8 September 2023)
60
mendapatkan bantuan bedah rumah. hal ini disampaikan oleh
penerima bantuan bedah rumah Bapak Lasno pada saat peneliti
melakukan wawancara:
61
mendapatkan uang untuk membangun rumah yang lebih baik
dan layak” (Wawancara pada hari Jumat, 8 September 2023)
62
Hal serupa juga disampaikan oleh penerima bantuan bedah
rumah Bapak Suwarno pada saat peneliti melakukan wawancara:
63
“Ya kaya biasane mas, serawung sama tetangga tetanggane”
(Wawancara pada hari Jumat, 8 September 2023)
C. Analisis Data
1. Pelaksanaan Program Bedah Rumah dalam Usaha Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil peneliti, program bedah rumah merupakan
program dari kemeterian PUPR yang ditunjukan untuk merehabilitasi
atau memperbaiki rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi
rumah yang layak huni. Program bedah rumah ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat golongan menengah ke
bawah dan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, program ini bukan
ditunjukan kepada orang kaya. Program bedah rumah ini juga
ditunjukan untuk rumah yang tidak memenuhi persyaratan dari segi
keselamatan bangunan dan kesehatan bagi penghuni rumah tersebut.
Pada tahun 2022 penerima bantuan bedah rumah di Desa Terteg
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati ada 11 orang yaitu Jam’an,
Purwadi, Tarsho, Yarman, Wantono, lha kalau pada tahun 2022 itu ada
11 orang yaitu Lasno, Sardi, Sutarno, Supardi, Suwarno, Daman, Nyari,
Sufa’at, Karyati, Minan Nur Rohman, Kasman.
Kriteria yang cocok sebagai penerima bantuan bedah rumah di
Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati adalah bantuan ini
diberikan kepada masyarakat yang ekonominya menengah kebawah
dan yang mempunyai swadaya. Yang dimaksud ekonomi kebawah
adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dikarenakan bantuan
bedah rumah ini bentuknya swadaya, jadi kalau seseorang sudah dipilih
sebagai calon penerima bantuan tetapi orang tersebut tidak siap atau
tidak mempunyai swadaya yang cukup untuk mendukung pelaksanaan
program bedah rumah, maka program bedah rumah tersebut akan
dipindahkan untuk diberikan kepada orang lain yang sudah siap dari
segi swadayamya.
64
Pelaksanaan program bedah rumah ini dilakukan dengan
memberikan bantuan berupa bahan bangunan (material) dan uang yang
digunakan untuk membayar tukang (tenega teknis) untuk membangun
atau merenovasi rumah masyarakat yang tidak layak huni sehingga
rumah tersebut layak untuk dihuni. Jumlah bantuan yang diberikan
bervariasi ada yang 17 juta dan ada yang 20 juta. Pada tahun 2022 dan
2023 jumlah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada penerima
bantuan bedah rumah sebesar 20 juta dengan rincian uanga yang 17,5
juta digunakan untuk membeli bahan bangunan (material) dan sisanya
2,5 juta digunakan untuk membayar tukang (tenaga teknis). Dana untuk
program bedah rumah bersumber dari APBN yang diberikan kepada
kementerian PUPR yang kemudian diberikan kepada DPRD kabupaten
pati setelah itu diberikan kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaan program bedah rumah tentunya harus
melewati 3 tahapan sebelum menerima bantuan bedah rumah tersebut.
3 tahapan tersebut yaitu sosialisai program, pendataan penerima
bantuan dan pengumpulan berkas-berkas persyaratan.
65
b. Pendataan Penerima Bantuan Bedah Rumah
66
pengunduran diri secara tida-tida yang dilakukan oleh calon penerima
bantuan pada saat dana mau cair, sehingga harus dicarikan pengganti
yang mau menerima bantuan bedah rumah tersebut. Masalah lainnya
yaitu tentang warga desa masih mempercayai kepercayaan jawa,
dimana pada saat tanggal pelaksanaan bedah rumah sudah ditentukan
tetapi ada beberapa yang menolak rumahnya dibangun pada tanggal
maupun hari tersebut, sehingga pelaksanaan program bedah rumah
harus di undur.
Berdasarkan hasil penelitian, hambatan atau masalah juga
dialami oleh penerima bantuan bedah rumah. Faktor penghambat yang
dialami yaitu truck pengangkut material tidak bisa sampai ke depan
rumah penerima bantuan, sehingga penerima bantuan harus
memindahkan sendiri material yang diturunkan di pinggir jalan ke
rumah penerima bantuan untuk pembangunan rumah tersebut hal
tersebut juga membuat pelaksanaan pembangunan rumah jadi lebih
lama. Faktor penghambat lainnya yaitu berkaitan dengan waktu
pelaksanaan program yang relatif lama dikarenakan kurangnya tenaka
teknis (tukang) yang bekerja, sehinga penerima bantuan harus rela
mengantri tenaga teknis (tukang) untuk membangun rumahnya.
67
berpondasi, dinding rumah juga harus tembok keliling dan lantai
rumah harus minimal sudah cor. Dalam memenuhi persyaratan
yang diberikan oleh pemerintah maka penerima bantuan bedah
rumah harus menambahkan uang pribadinya untuk dapat
memenuhi persyaratan tersebut. Penerima bantuan menghabiskan
dana berbeda-beda ada yang habis lebih dari 30 juta, ada yang habis
kurang lebih 20 juta itupun rumahnya belum jadi 100%, ada juga
yang menghabiskan dana 30 juta dan ada yang hanya
menambahkan sedikit uang tetapi penerima bantuan tersebut sudah
memiliki kayu untuk membuat pintu dan jendela, sehingga
kayunya tidak usah membeli.
b. Pemilihan Penerima Bantuan
Dalam proses pemilihan penerima bantuan program bedah
rumah biasanya terjadi masalah yaitu beberapa orang yang
sebenarnya membutuhkan dan berhak menerima bantuan program
bedah rumah tersebut terkadang malah tidak mendapatkan bantuan
tersebut, sementara yang mendapatkan bantuan program bedah
rumah tersebut merupakan orang-orang yang tidak terlalu
membutuhkan program bantuan tersebut. Hal yang sama juga
terjadi di Desa Terteg, dimana bantuan tersebut biasanya diberikan
kepada yang masih saudara dengan perangkat desa.
c. Pengawasan dan Transparansi
Dalam pelaksanaan program bedah rumah, pengawasan dan
transparansi dalam hal penggunaaan anggaran sangatlah penting
sehingga tidak ada praktik korupsi. Dalam pelaksanaan program
bedah rumah yang ada di Desa Terteg diawasi oleh pengawas yang
bukan berasal dari kabuppaten pati melainkan dari luar Kabupaten
Pati. pada tahun ini pengawas pelaksaan program bedah rumah
berasal dari Kabupaten Blora.
68
4. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
a. Peningkatan Kualitas Rumah
Program bedah rumah dapat meningkatkan kualitas rumah
bagi penerima bantuan yang dulunya rumahnya tidak layak huni
sekarang rumahnya menjadi layak untuk dihuni. Peningkatan
tersebut meliputi rumah yang sekarang sudah memiliki pondasi,
dinding sudah terbuat dari batu bata tidak terbuat dari kayu lagi dan
wc yang lebih bersih dan tertata.
b. Peningkatan Fasilitas Rumah
Program bedah rumah dapat meningkatkan fasilitas rumah.
Fasilitas yang meningkat yaitu sekarang rumahnya sudah memiliki
wc yang rapi dan bersih. Sekarang juga sudah adanya teras rumah
c. Peningkatan Kesehatan Keluarga
Program bedah rumah juga dapat meningkatkan kesehatan
bagi keluarga penerima bantuan bedah rumah. Peningkatan
kesehatan keluarga ini didasari karena peningkatan kualitas rumah
setalah adanya program bedah rumah yang didapatkan. Setelah
pelaksanaan program bedah rumah keadaan rumah menjadi lebih
baik dan tertata, sekarang rumah tidak kotor dan wc menjadi lebih
bersih sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
d. Peningkatan Kepercayaan Diri di Masyarakat
Program bedah rumah ini juga dapat meningkatkan tingkat
kepercayaan keluarga di masyarakat. peningkatan ini didasari
karena dulu rumahnya tidak layak dihuni sekarang rumahnya
menjadi layak huni, sekarang rumahnya bisa sama dengan rumah
orang lain. Ada juga yang bersikap biasa saja tentang kepercaayaan
kelurga di masyarakat. Dan ada juga yang tingkat kepercayaan
keluarga menurun disebabkan mendapatkan bantuan program
bedah rumah dikarenakan banyaknya cibiran dari beberapa orang
yang merasa iri tidak mendapatkan bantuan program bedah rumah.
69
e. Peningkatan Kualitas Ibadah Keluarga
Program bedah rumah dapat meningkat ibadah dari penerima
bantuan, peningkatan tersebut didasari karena sekarang sudah
adanya tempak untuk beribadah dengan khusu’ dan juga
meningkatnya ibadah kelurag di masjid hal ini didasai dengan
menambahnya rasa syukur terhadap kenikmatan yang diberikan
oleh Allah SWT kepada hambanya.
f. Peningkatan Hubungan Keluarga dengan Masyarakat
Program bedah rumah ini juga dapat meningkatkan
hubungan antara penerima bantuan bedah rumah dengan
masyarakat. peningkatan ini berupa ketika pelaksanaan
pembongkaran program bedah rumah dilakukan dengan cara
gotong royong bersama-sama dengan masyarakat. bahkan
penerima bantuan juga sekarang lebih aktif mengikuti dalam acara-
acara kepemudaan, bukan Cuma aktif melainkan juga ikut
mendukung kegiatan tersebut. Meskipun tidak meningkatkan
secara maksimal tetapi sudah bisa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dari segi spiritual.
70
6. Respon Perangkat Desa Tentang Program Bedah Rumah
Perangkat desa juga merespon tentang program bedah rumah
yang ada di desa. Perihal ini disampaikan oleh bapak eko prasetyo,
beliau mengatakan tentunya program bedah rumah dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dikarenakan dengan bantuan dari program
bedah rumah tersebut penerima bantuan tidak memikirkan banyak dana
yang dikeluarkan untuk membangun rumah. Program bedah rumah ini
tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai dari
bentuk fisik rumah sampai dengan hubungan antara keluarga dengan
masyarakat.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti
mengenai peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program bedah
rumah bagi keluarga penerima bantuan di Desa Terteg Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Program bedah rumah yang ada di desa Terteg merupakan program dari
kementerian PUPR yang ditujukan untuk memperbaiki rumah
masyarakat yang tidak layak huni dengan system swadaya. Bantuan ini
diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau
golongan ekonomi menengah ke bawah. Bentuk bantuan yang
didapatkan dari program bedah rumah ini adalah material dan uang
untuk membayar tukang, jumlah dananya 20 juta yang di bagi untuk
membeli bahan bangunan 17,5 juta dan yang 2,5 juta digunakan untuk
membayar tukang. Ada 3 tahapan sebelum bantuan itu cair yaitu
Pertama, sosialisasi tentang program bedah rumah. Kedua, pendataan
penerima bantuan bedah rumah. Ketiga, pengumpulan berkas
persyaratan sebagai penerima bantuan. Dalam pelaksanaan program
bedah rumah memiliki permasalahan dimana dana yang di berikan oleh
pemerintah itu tidak cukup sehingga penerima bantuan harus
menambahkan uang pribadi untuk menutupi kekurangan dana tersebut.
Penerima bantuan tentunya berbeda-beda saat menambahkan uang
pribadinya ada yang menambahkan 30 juta, 20 juta dan ada juga yang
10 juta, semua tergantung pada ukuran rumah dan kualitas rumahnya.
2. Kegiatan Program bedah rumah ini dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan kesejahteraan tersebut berupa peningkatan
kualitas rumah, fasilitas rumah, kesehatan keluarga, kepercayaan diri di
masyarakat, kualitas ibadah keluarga dan bedah rumah ini juga dapat
meningkatkan hubungan keluarga dengan masyarakat.
72
B. Saran
Setelah melakukan penelsitian mengenai pelaksanaan program
bedah rumah yang ada di Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten
Pati, maka peneliti akan menyampaikan beberapa hal sebagai saran dalam
skripsi ini.
1. Bagi Penerima Bantuan
Bagi penerima bantuan bedah rumah, peneliti mengharapkan
keluarga penerima bantuan bisa memanfaat dengan sebaik-baiknya
bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Penerima bantuan bisa lebih
bersyukur setelah mendapatkan bantuan bedah rumah tersebut, dengan
meningkatkan ibadahnya kepada Allah SWT.
2. Bagi Perangkat Desa
Diharapkan perangkat desa bisa memaksimalkan bantuan dari
pemerintah untuk diberikan kepada warga yang benar-benar
membutuhkan, sehingga masyarakat bisa merasa puas atas kinerja dari
perangkat desa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat menjadikan sebagai
referensi dan mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan
metode yang berbeda sehingga diharapkan adanya pengembangan
penelitian tentang program bedah rumah.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anggito, Albi, Johan Setiawan. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Suka bumi:
Jejak.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 130.
74
Halim, Abdul. 2014. Pendidikan Berwawasan Lingkungan Berbasis Nilai Kearifan
Lokal (Studi Kasus Ritual “Among Tani” di Legoksari Tlogomulyo
Temanggung). Semarang: LP2M UIN Walisongo.
Helaluddin, & Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif. Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray.
Imron Mawardi, D., & Widiastuti, T. (2015). Kesejahteraan dan Kemiskinan dalam
Perspektif Islam.
Muslihat, A. Evaluasi Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni oleh BAZNAS
dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Penerima Manfaat di Desa
Seuat Kabupaten Serang (Bachelor's thesis, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
NURAINI, I. (2023). Peran Pemerintah Desa Dalam Melaksanakan Program
Pembangunan Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Salujambu
Kecamatan Lamasi Kabupaten Luwu (Doctoral dissertation, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Palopo).
75
Ratnawati, R. (2018). Studi Deskriptif Dampak Psikologi Masyarakat Terhadap
Program Stimulan Bedah Rumah Di Desa Cahaya Negeri Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Seluma (Doctoral Dissertation, IAIN Bengkulu).
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah. Jurnal Ilmu Dakwah.
17(33).
Rosni, R. (2017). Analisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di desa dahari
selebar kecamatan talawi kabupaten batubara. Jurnal Geografi, 9(1), 53-
66.
Sari, D. M. (2019). Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah (Studi Kasus
Kecamatan Kotabumi Selatan) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
Soetomo. Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif Masyarakat
Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Sofiana, N., & Subadriyah, S. (2021). Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Melalui Pengembangan Usaha Kue Jepit. Darma Sabha Cendekia, 3(2),
67-72.
Sugiono. 2013. Metode penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV
Sutrisno, A., Putra, N. H. J., & Gumay, S. (2014). Problematika Program Bedah
Rumah Bagi Masyarakat Penerima Bantuan (Study Kasus Pada Penerima
Program Bedah Rumah Di Kelurahan Pematang Gubernur Kota Bengkulu)
(Doctoral dissertation, Universitas Bengkulu).
Sutrisno, A., Putra, N. H. J., & Gumay, S. (2014). Problematika Program Bedah
Rumah Bagi Masyarakat Penerima Bantuan (Studi Kasus pada Penerima
Program Bedah Rumah di Kelurahan Pematang Gubernur Kota
Bengkulu). Undergraduated Thesis.
Widiawati, N. (2020). Metodologi Penelitian Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Tasikmalaya: Edi Publisher.
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
77
Lampiran 1
78
79
Lampiran 2
80
Lampiran 3
Lembar Konsultasi
81
82
83
84
85
Lampiran 4
86
Lampiran 5
87
Kriteria penerima Perangkat Wawancara 5. Apa saja
bantuan desa dan kriteria untuk
observasi mendapatkan
program bedah
rumah tersebut?
9. Berapa
jumlah dana
yang didapatkan
88
untuk program
bedah rumah
tersebut?
Hambatan Perangkat Wawancara 10. Apa saja
pelaksanaan program desa, dan hambatan yang
penerima observasi dirasakan selama
bantuan pelaksanaan
dan bedah rumah
tetangga dilakukan?
penerima
bantuan
Berkas-berkas: Perangkat Wawancara 11. Berkas-
1. Yang harus desa dan dan berkas apa saja
disiapkan penerima observasi yang harus
2. Lama bantuan dipersiapkan
pengurusan untuk penerima
bantuan program
bedah rumah?
89
Kabupaten
Pati
Kualitas hidup dari Perangkat Wawancara 13. Apakah
segi fisik, seperti desa, bantuan bedah
kesehatan tubuh, penerima rumah ini dapat
lingkungan alam, dan bantuan meningkatkan
sebagainya dan kesehatan
tetangga keluarga?
penerima
bantuan
Kualitas hidup dari Perangkat Wawancara 14. Apakah
segi mental, seperti desa, bantuan bedah
fasilitas, lingkungan penerima rumah ini dapat
budaya, dan bantuan meningkatkan
sebaginya dan fasilitas rumah?
tetangga
penerima 15. Apakah
bantuan bantuan ini juga
dapat
meningkatkan
tingkat
kepercayaan diri
di masyarakat?
90
penerima 17. Apakah
bantuan bantuan program
bedah rumah ini
dapat
meningkatkan
moral keluarga
dengan
masyarakat
sekitar?
91
Lampiran 6
TRANKSRIP WAWANCARA
Hari/tanggal : selasa/ 05 September 2023
Waktu : 18.30
Informan : Suwanto (tetangga penerima bantuan)
Fokus : Respon tetangga terhadap program bedah rumah
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan informan yang bernama bapak
suwanto. Wawancara ini dilakukan di rumah bapak Suwanto yang berada di rt 05 rw
01 di desa terteg. Beliau adalah salah satu dari tetangga dari mbah suwarno yang
mendapatkan bantuan bedah rumah. beliau menceritakan beberapa hal yang di ketahui
beliau tentang bantuan yang diberikan kepada mbah suwarno. Berikut ini petikan
wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kualitas rumah dari mbah
suwarno?
Informan
Ya bisa meningkatkan kualitas rumah lah, yang dulunya jelek sekarang menjadi bagus,
kalau dilihat juga ya pantas, mbiyen kan nek dilihat kurang pantas
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah dapat meningkatkan kesehatan dari mbah suwarno
sekeluarga?
Informan
Ya kesehatan meningkat, yang dulu rumahnya jelek dan sekarang rumahnya menjadi
bersih yang dulunya kotor menjadi tidak kotor dan juga kesehatanya otomatis
meningkat, kalau dilihat-lihat ya nyaman dan juga pasti kalau d tempati ya nyaman
92
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan fasilitas rumah mbah suwarno?
Informan
Kalau fasilitas tentunya meningkat sih, yang dulunya oranya nggk punya wc sekarang
punya wc jadinya ya lebih enak.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri keluarga mbah
suwarno di masyarakat?
Informan
Untuk tingkat kepercayaan diri di masyarakat tentunya meningkat ya, soalnya sekarang
rumahnyameningkat jadi enak untuk di tempati, ruamahnya juga menjadi bagus bersih
ya intinya enaklah.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan ibadah mbah suwarno
sekeluarga?
Inforrman
Wah kalau ibadahnya tentunya meningkatlah daripada yang dulu kurang sregep
sekarang ya meningkat soalnya rumahnya dah bagus
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral mbah suwarno
dan keluarga dengan masyarakat sekitar?
Informan
Ya kalau tentang moral ya, sebelum rumahnya di bedah juga atau masih jelek belum
bagus seperti ini ya sama-sama aja sih mas, hubungane antara tonggo masyarakat tetap
baik yan enaklah.
Refleksi
Program bedah rumah yang diberikan kepada mbah suwarno sudah baik, bisa dikatakan
sudah bisa meningkatkan kesejateraan masyarakat terutama kesejahteraan bagi mbah
suwarno dikarenkan mbah suwarno sudah dapat memenuhi 4 indikator kesejahteraan
93
dalam kehidupan yaitu kualitas hidup dari segi materi seperti kualitas rumah, kualitas
hidup dari segi fisik seperti kesehatan tubuh, kualitas hidup dari segi mental seperti
fasilitas rumah dan kualitas hidup dari segi spiritual seperti ibdah, etika, moral.
94
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 19.30
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah dari bapak
Fandhori. Beliau adalah salah satu tetangga dari mbah suwarno. Beliau menceritakan
beberapa hal tentang mbah suwarno yang mendapatkan bantuan bedah rumah. berikut
ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kualitas rumah dari mbah
suwarno?
Informan
Ya jelas, meningkatkan kualitas rumah karna yang dulunya apa itu, dindingnya kayu
sekarang sudah rapi yaitu menjadi tembok. terus yang dulunya belum pondasinan
sekarang sudah pondasinan pakai batu, sekarang rapi.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah dapat meningkatkan kesehatan dari mbah suwarno
sekeluarga?
Informan
95
Ya untuk kesehatan jelas meningkat, karna apa karna yang dulunya fasilitas apa itu
untuk buang air besar sekarang menjadi rapi dengan adanya wc.
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan fasilitas rumah mbah suwarno?
Informan
Ya jelas meningkatlah, karna dulunya tidak ada teras sekarang ada teras dan menjadi
bagus, yang dulunya biasa aja sekarang dah bagus
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri keluarga mbah
suwarno di masyarakat?
Informan
peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan ibadah mbah suwarno
sekeluarga?
Inforrman
Jelas sangat meningkat, sekarang yang dulunya agak males untuk berjamaah sekarang
lebih intens sergep jamaah ke masjid lagi.
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral mbah suwarno
dan keluarga dengan masyarakat sekitar?
96
Informan
Ya jelas meningkatlah karna beliau aktif juga dan sering hadir dalam acara-acara,
bahkan beliau sering ikut dalam acara kegiatan kepemudaan, sering hadir dalam acara
kaya semisal di desa terteg kan ada acara selapanan ansor beliau aktif ikut mendukung
dalam mendukung kegiatan-kegiatan ansor di desa terteg.
Refleksi
Program bedah rumah yang diberikan kepada mbah suwarno sudah baik, bisa dikatakan
sudah bisa meningkatkan kesejateraan masyarakat terutama kesejahteraan bagi mbah
suwarno dikarenkan mbah suwarno sudah dapat memenuhi 4 indikator kesejahteraan
dalam kehidupan yaitu kualitas hidup dari segi materi seperti kualitas rumah, kualitas
hidup dari segi fisik seperti kesehatan tubuh, kualitas hidup dari segi mental seperti
fasilitas rumah dan kualitas hidup dari segi spiritual seperti ibdah, etika, moral
97
TRANSKRIP WAWANCARA
Hari/tanggal : selasa/ 05 September 2023
Waktu : 19.50
Informan : Suwarno (penerima bantuan bedah rumah)
Fokus : Pelaksanaan program dan hasil dari program tersebut
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah dari bapak
Suwarno. Beliau adalah salah satu dari penerima bantuan bedah rumah pada tahun
2022. Beliau menceritakan beberapa hal dari awal sampai akhir tentang bantuan bedah
rumah yang didapatnya. berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
Jadi bentuk bantuanya yaitu berupa material semua, bukan berupa uang semuanya, dan
yang berupa uang Cuma 2,5 juta soalnya buat membayar tukang, itupun uangnya
belakangan.
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
Program bedah rumah ini dananya bersumber dari APBD, Nominal uang 20 juta yang
17,5 juta untuk material dan sisanya yaitu uang 2,5 juta dibuat untuk membayar tukang
Peneliti
Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan bedah rumah?
Informan
Penghambatnya mungkin material tidak bisa langsung sampai ke depan rumah mas,
soalnya mobil material di bisa sampai depan rumah karna gang rumahnya sempit. dari
98
masalh dana yang diberikan tidak cukup, diperkirakan 20 juta tetapi malah melebihi
30, dan dituntut pemerintah tembok keliling sudah selesai terus lantai harus sudah di
cor, dikira cukup ternyata kurang.
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Ya rumahnya sehat ya secara otomatis kesehatan juga tambah sehat, tidak kumuh kan,
lebih rapi tidak menjadi sarang nyamuk dan bersih
99
Peneliti
Informan
Ya tetep meningkat wc jadi bersih, lantai dulu tanah sekarang sudah cor, dulu
dindingya pakai kayu sekarang sudah tembok semua, dan juga dulu belum ada
pondasinya jadi sekarang sudah ada pondasinya
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Ya agak tambah percaya diri dulu rumahnya agak reot sekarang agak mendinganlah
untuk ditempati
Peneliti
Informan
Ya tambah meningkat sekarang sudah ada tempat ibadahnya sendiri sebelum dibedah
belum ada dan sekarang tambah khusyu’
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
Ya justru meningkat mas, lha pekerjaane pelaksanaan program bedah rumah wae
dilakukan dengan gotong royong bersama masyarakat kok, coro wong njowo yo
ngunggahno kayu yo gotong royong, gak poocokan sambatan, saling tolong menolong.
100
Refleksi
Program bedah rumah yang dilakukan sudah bisa untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi penerima bantuan, meskipun ada beberapa hambatan yang
terjadi pada saat pelaksanaan program tersebut yang salah satunya yaitu tentang dana
yang diberikan pemerintah itu tidak menyukupi sehingga penerima bantuan harus
menambahkan uang pribadi untuk melakukan program bedah rumah tersebut.
101
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 16.50
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah dari bapak
Sutarno. Beliau adalah salah satu dari penerima bantuan bedah rumah pada tahun 2022.
Beliau menceritakan beberapa hal dari awal sampai akhir tentang bantuan bedah rumah
yang didapatnya. berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
Bahan material yang totalnya 17,5 juta dan uang untuk membayar tukang 2,5 juta jadi
totalnya ada 20 juta
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
Junlah dana yang didapatkan yaitu 20 juta, untuk bahan material 17,5 juta dan sisanya
buat untuk mbayar tukang
Peneliti
102
Apa saja hambatan yang dirasakan selama pelaksanaan bedah rumah?
Informan
Masalahe yo kuwi tentang dana, tambahan dari uang sendiri lebih banyak, tambahe
kurang lebih ya 20 an juuta juga, itu aja belum jadi 100% masih perlu di renovasi lagi.
Soalnya dananya sudah habis
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
Peneliti
Infoman
Peneliti
Informan
Ya dapat meningkatkan, dari pada nggk dapat kan dapat meningkatkan, intinya dapat
membantu lah
Peneliti
Informan
103
Ya kalau untuk kesehatan, sebelum di bedah juga udah sehat kok keluargane tapi
setrelah ono lah peningkatan, dadi tambah sehat sitik
Peneliti
Informan
Kalau peningkatan fasilitas ya jelas terlihat to mas, kaya sekarang sudah pondasinan,
didinya sudah tembok, tapi kalau wc dari dulu sudah ada mas
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Ya kalau itu udah biasa wae mas, lha namanya juga orang banyak yang bermasyrakat,
jadi kalau dapat bantuan ya begitu-begitu aja, ya intine karo masyarakat biasa saja
Peneliti
Informan
Meningkat a, tambah satu anak e sehabis di bedah rumah e, ya kalau soal ibadah shalat
ya sama-sama aja masa, sebelum dan sesusah tidak ada
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
104
Refleksi
Program bedah rumah yang dilakukan sudah bisa untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi penerima bantuan tetapi belum maksimal, ada hambatan
yang terjadi pada saat pelaksanaan program tersebut yaitu tentang dana yang diberikan
pemerintah itu tidak menyukupi sehingga penerima bantuan harus menambahkan uang
pribadi untuk melakukan program bedah rumah tersebut. Agar bedah rumah tersebut
dapat memenuhi syarat yang diberikan oleh pemerintah.
105
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 17.05
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah dari ibu Ngasinah
Musrifah. Beliau adalah salah satu dari penerima bantuan bedah rumah pada tahun
2022. Beliau menceritakan beberapa hal dari awal sampai akhir tentang bantuan bedah
rumah yang didapatnya. berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
Jumlah danane 20 juta, 17,5 juta dibuat untuk material dan sisanya di gunakan untuk
membayar tukang
Peneliti
106
Informan
Ya kalau hambatan lebih ke dananya sih mas, kan bantuanya ada 20 juta tapi
kekuranganya itu banyak mas, kalau Cuma menghandalkan itu saja ya berat mas. Kalau
di hitung-hitung ya mas saya menambahi pakai uang pribadi itu ada sekitar 30 jutaan
kok, itu aja masih kurang kok mas
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
Tiba-tiba dulu saya di samperin perangkat terus dimintai KTP sama KK aja
Peneliti
Infoman
Peneliti
Informan
Eh ya meningkatkan mas yang dulunya rumahnya masih pakai kayu sekarang sudah
tembok, jadi ya emang bedah rumah ini dapat meningkatkan
Peneliti
Informan
107
Peneliti
Informan
Ya meningkat mas, sebenere wc itu udah ada mas tetapi setelah mendapatkan bantuan
bedah rumah sekarang wc nya menjadi lebih baik
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
Ya kalau tentang etika denga warga masyarakat terutama tetangga, biasa wae mas
sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan tetep baik hubungan etika bermasyarakat
Refleksi
Program bedah rumah yang dilakukan sudah bisa untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi penerima bantuan, meskipun ada hambatan yang terjadi
108
pada saat pelaksanaan program tersebut yaitu tentang dana yang diberikan pemerintah
itu tidak menyukupi sehingga penerima bantuan harus menambahkan uang pribadi
untuk melakukan program bedah rumah tersebut agar dapat memenuhi standart
penerima bedah rumah.
109
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 18.10
Prolog
Wawancara ini dilakukan pada waktu setelah shalat magrib dan dilakukan secara
langsung dengan mendatangi rumah dari bapak Lasno. Beliau adalah salah satu dari
penerima bantuan bedah rumah pada tahun 2022. Beliau menceritakan beberapa hal
dari awal sampai akhir tentang bantuan bedah rumah yang didapatnya. berikut ini
petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
Material semua kan 20 juta lha niku seng 17,5 juta berupa material dan yang 2,5 juta
uang buat mbayar tukang
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
Jumlah total dana 20 juta, yang 17,5 juta buat membeli material yang 2,5 juta buat
membantu membayar tukang
110
Peneliti
Informan
Hamabatan ya material tidak sampai depan rumah mas, sehingga harus mengambil
material di pinggir jalan kemudian di pindah secara manual ke depan rumah dengan
menggunakan alat seperti angkong. harus tentu tentang dana, dimana tambahan dana
digunakan dari uang pribadi, kalau tambahan berupa uang Cuma sedikit sih mas,
soalnya kayu saya punya sendiri tidak usah beli, kayu tersebut digunakan sebagai bahan
untuk pembuatan pintu dan jendela. Itu aja kalau dicaikan uang kayu itu minimal ya
jelek-jeleknya kayu ya harga 6 jutaan dan kalau di total sama dengan pengeluaran
makannya juga bisa habis total 15 jutaan.
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
Peneliti
Infoman
Peneliti
Informan
Ya bisa, dari sebelum kurang layak menjadi layak kan meningkatkan mas
111
Peneliti
Informan
Yo nek masalah kuwi yo biasa wae lah, kan tetep awal tekan akhir sehat-sehat wae mas
Peneliti
Informan
Fasilitas tambah bersih, tambah pantes dipandang, wc juga meningkat mas kaya
sekarang lebih tertata dan bersih
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Ya kalau kepercayaan diri di masyarakat biasa wae mas, saya anggap biasa kayak
biasane, malah saya ngerasa gimana gitu, tidak merasa bangga karna dapat bantuan,
malah saya merasa kepercayaan saya dan keluarga menurun dikarenakan pasti menjadi
tempat cibiran beberapa orang yang iri karna tidak menerima bantuan lbedah rumah,
tapi yang saya pengen dapet
Peneliti
Informan
Iya termasuk meningkat, yang menjadikan tambah syukur langsung bisa mendapatkan
uang yang tak terduga bisa mendapatkan uang untuk membangun rumah yang lebih
baik dan layak
112
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
Refleksi
Program bedah rumah yang dilakukan sudah bisa untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi penerima bantuan, meskipun ada hambatan yang terjadi
pada saat pelaksanaan program tersebut yaitu tentang dana yang diberikan pemerintah
itu tidak menyukupi sehingga penerima bantuan harus menambahkan uang pribadi
untuk melakukan program bedah rumah tersebut agar dapat memenuhi standart
penerima bedah rumah.
113
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 18.30
Prolog
Wawancara ini dilakukan pada waktu setelah shalat magrib dan dilakukan dengan
secara langsung dengan mendatangi rumah dari bapak Daman. Beliau adalah salah satu
dari penerima bantuan bedah rumah pada tahun 2022. Beliau menceritakan beberapa
hal dari awal sampai akhir tentang bantuan bedah rumah yang didapatnya. berikut ini
petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
Jadi bantuan yang di dapatkan itu uang 20 juta dibagi 2,5 juta untuk bayar tukang, dan
uang yang 17,5 juta buat membeli material, dibuat membeli wesi, semen, pasir, kricak,
batu bata, cakar ayam, ventelasi udara, membeli cat juga, begel yang besar dan kecil,
begel reng, begel slup, begel tiang, ya pokoknya material yang di gunakan untuk
membangun rumah mas
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
114
Totalnya itu ada 20 juta, uang yang digunakn untuk membeli material itu totalnya ada
17,5 juta, lha yang wujud uang 2,5 juta itu buat bayar tukang, clear niku
Peneliti
Informan
Ya lancar-lancar aja sih, tapi kalau hambatannya ya masalah dana sih, dananya tambah
banyak, soalnya saya membangun rumah dari nol, perkiraan ya tambahanya 30 an juta,
soalnya saya memulai membangun rumah dari nol dari belum ada pondasinya sama
sekali
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
KTP ro KK tok
Peneliti
Infoman
Lama ta sebentar ya tapi kaya sebentar sih mas, tapi nek bantuan yang tahun ini yang
lama pengurusan berkasnya
Peneliti
Informan
115
Meningkatkan mas, kan bisa dilihat juga dulu belum ada pondasinya dindingnya masih
memakai kayu dan sekarang sudah ada pondasinya terus dinding sudah tembok keliling
Peneliti
Informan
Meningkat mas, yang dulunya bisa dikatakan rumahnya kumuh sekarang sudah tertata
rapi, wc juga sekarang lebih bersih
Peneliti
Informan
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Ya kalau kepercayaan diri ya biasalah mas, ya biasane gimana gitu dengan masyarakat
Peneliti
Informan
Nek ibadah e biasa-biasa a mas, kadang iku kadang ora lha wong ngeniki, sebelum di
bedah dan setelah di bedah biasa-biasa wae mas ngibadahe
Peneliti
116
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
Nek hubungane dengan masyarakat ya baik-baik aja mas, etika maupun moral
bermasyarakat biasa saja
Refleksi
Program bedah rumah yang dilakukan sudah bisa untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan terutama bagi penerima bantuan, meskipun ada hambatan yang terjadi
pada saat pelaksanaan program tersebut yaitu tentang dana yang diberikan pemerintah
itu tidak menyukupi sehingga penerima bantuan harus menambahkan uang pribadi
untuk melakukan program bedah rumah tersebut agar dapat memenuhi standart
penerima bedah rumah.
117
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 20.15
Prolog
Wawancara ini dilakukan secara langsung dengan bertemu dengan bapak eko prasetyo.
Beliau merupakan salah satu perangkat desa yang mengetahui tentang program bedah
rumah. beliau menceritakan tentang pelaksanaan bedah rumah yang ada di desa Terteg.
Berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Berapa jumlah penerima bantuan program bedah rumah pada tahun 2022 dan tahun
2023?
Informan
Kalau penerima bantuan bedah rumah tahun 2023 itu ada 5 orang Yaitu Jam’an,
Purwadi, Tarsho, Yarman, Wantono, lha kalau pada tahun 2022 itu ada 11 orang yaitu
Lasno, Sardi, Sutarno, Supardi, Suwarno, Daman, Nyari, Sufa’at, Karyati, Minan Nur
Rohman, Kasman
Peneliti
Apakah ada sosialisasi dari pihak pemerintah desa kepada masyarakat sebelum
pelaksanaan program?
Informan
118
Ada, setiap ada program pasti ada sosialisasi bagiaimana caranya bagaimana
prosedurnya tetep ada sosialisasi karna bedah rumah itukan membutuhkan swadaya
kalau tidak di sosialisasikan ya nanti akan kaget dikira bantuan seluruhnya dari
pemerintah.
Peneliti
Apa saja kriteria untuk mendapatkan program bantuan bedah rumah tersebut?
Informan
Kriterianya adalah bantuan ini berikan kepada orang ekonominya menengah kebawah,
maksudya yaitu ekonomi masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak harus orang
miskin, kebanykan orang yang yang berpenghasilan rendah. Dikarenakan bantuan ini
bentuknya swadaya, jadi kalau orang yang akan menerima bantuan kok tidak
mempunyai swadaya maka bantuan tersebut tidak jadi untuk diberikan dan kemudian
dialihkan kepada orang lain yang memiliki swadaya.
Peneliti
Informan
Untuk pendataan pelaksanaan program bedah rumah itu langsung dari pemerintah desa
yang berasal dari pengusulan-pengusulan nama calon penerima dari perangkat desa
terus kemudian mana nanti yang di realisasi atau dipilih sebagai penerima program
bantuan bedah rumah
Peneliti
Apa bentuk bantuan yang didapatkan dari program bedah rumah tersebut?
Informan
119
Bantuan yang didapatkan berupa material dan upah total dan jika ditotal keseluruhan
yaitu ada 20 juta, 17 juta lima ratus untuk material sedangkan 2,5 juta untuk upah
tukang dan yang material itu langsung dikirim dari toko material, penerima bantuan
meneriam bantuan dari toko material yang sudah ditunjuk oleh pendamping bedah
rumah. pendamping bedah rumah itu yang mengurusi keuangan maupun pengawasaan
terhadap pelaksanaan program bedah rumah, pengawasan itu di tunjuk langsung dari
pusat, pengawas tahun kemarin dan tahun ini berasasl dari kabupaten blora.
Peneliti
Dari mana dana yang digunakan untuk pelaksanaan program bedah rumah tersebut?
Informan
Dana tersebut bersumber dari pusat dana APBN yang kemudian di berikan kepada
kementrian PUPR yang kemudian diberikan lagi kepada DPRD kabupaten pati terus
baru diberikan kepada masyarakat.
Peneliti
Berapa jumlah dana yang didapatkan untuk program bedah rumah tersebut?
Informan
Jumlah dana per keluarga pada tahun 2022 ada 20 juta, setiap tahun itu berbeda-beda,
ada juga yang mendapatkan 17 juta, dan pada tahun 2023 ini jumlah dana yang diterima
bagi penerima program bedah rumah 20 juta.
Peneliti
Informan
Hambatanya yaitu waktu pelaksanaan di data di usulkan dari desa hambatannya ada
yang yang mengundurkan diri dengan alasan nggak siap dengan alasan nggk ada
120
swadayanya pas di usulkan dia sanggup setelah dana mau cair setelah di konfirmasi
ternya nggk bisa, otomatis harus dicarikan pengganti yang mau mendapatkan bantuan
dana tersebut. Hamabatan lain yaitu disinikan masih orang jawa, jadi pada saat dana
turun sudah cair untuk itung-itungan orang jawa belum waktunya, coro jowo durung
wayae garap durung wayae dandan, kepercayaan orang jawa, hambatan lainya yaitu
kurangnya tukang yang bekerja sehingga penerima bantuan harus antri tukang karena
tukang gentian.
Peneliti
Berkas-berkas apa saja yang harus dipersiapkan bagi penerima bantuan bedah rumah?
Informan
Yang dipersiapkan yaitu adalah KK sama KTP ya itu yang diminta oleh pendamping
pelaksanaan program bedah rumah
Peneliti
Informan
Ya lumayan lama sih kalau nggak salah ya minimal antara 3 sampai lima bulan
Peneliti
Informan
Tetap secara otomatis dapat meningkatkan kualitas rumah, terutama pada bagian fisik
rumah yaitu pondasi rumah yang sebelumnya belum memiliki pondasi rumah sekarang
sudah ada pondasinya, rumahnya juga sekarang Makai nya tembok batu bata tidak
menggunakan kayu, lantai rumah juga harus minimal di cor
121
Peneliti
Informan
Ya kalau rumahnya sehat ya secara otomatis kesehatan dari penerima bantuan juga
tambah sehat, kan rumahnya setelah di bedah tidak kumuh kan, sekarang rumahnya
lebih rapi dan tertata
Peneliti
Informan
Ya tetep meningkat ya mas, yang dulunya rumanhya belum pondasinan dan sekarang
sudah pondasinan, yang dulunya rumahnya masih memakai kayu sekarang rumahnya
sudah tembok keliling, yang dulunya lantainya masih tanah sekarang minimal udah
cor-cor an. terutama peningkatan yang signifikan adalah tentang wc yang awalnya
belum punya wc atau sudah punya wc tapi tidak rapi sekarang mempunyai wc yang
bersih dan tertata
Peneliti
Apakah bantuan bedah rumah ini dapat meningkatkan kepercayaan diri di masyarakat?
Informan
Peneliti
122
Informan
Ya seharunya meningkat sih, soalnya sekarang sudah mungkin ada tempat untuk
ibadahnya sendiri sebelum dibedah belum ada, dan kalau untuk ibadah ya mas mungkin
itu pribadi masing-masing mas
Peneliti
Apakah bantuan program bedah rumah ini dapat meningkatkan moral keluarga dengan
masyarakat sekitar?
Informan
Peneliti
informan
Program bedah rumah adalah program pemerintah yang dilakukan oleh kementerian
PUPR yang diberikan kepada DPR yang kemudian diberikan kepada masyarakat.
program bedah rumah diberikan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah,
intinya golongan menengah kebawah. Secara otomatis dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dikarenakan dia tidak usah memikir lagi untuk merenovasi
rumahnya karna sudah mendapat bantuan yang berupa material dan uang, BSPS itukan
bantuan stimulant perimahan swadaya dan dapat di lihat sekarang to mas, adanya
program bedah rumah ini tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan mulai dari
bentuk fisik rumah sampai dengan hubungannya dengan masyarakat sekitar rumahnya.
Program ini tentunya dapat meningkatkan tetapi program bedah rumah ini juga
memiliki kekurangan yaitu program ini tidak bisa diberikan kepada orang miskin yang
123
tidak memiliki swadaya sehingga banyak orang miskin yang mengeluhkan masalah ini,
lalu program ini juga setiap tahun kuota penerima bantuannya berubah-ubah pada tahun
kemarin itu ada 11 keluarga dan sekarang hanya 5 keluarga sehingga banyak keluarga
yang seharusnya dibantu tetapi nggak jadi karena kuota penuh.
Refleksi
Adapun respon dari perangkat desa tentang program bedah rumah ini sang baik, dimana
bedah rumah tersebut sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan dimana sudah terpenuhinya 4 indikator kesejahteraan dalam kehidupan.
Meskipun ada hambatan selama pelaksanaan program bedah rumah tersebut.
124
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 13.00
Prolog
Wawancara ini dilakukan pada waktu setelah shalat jumat dan dilakukan dengan secara
langsung dengan mendatangi rumah dari mbah Parju. Beliau adalah salah satu dari
warga Desa Terteg Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Beliau memberikan
pendapatnya sebagai warga desa tentang bantuan program bedah rumah yang ada di
desa. berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Informan
125
TRANSKRIP WAWANCARA
Waktu : 18.30
Prolog
Wawancara ini dilakukan pada waktu setelah shalat magrib dan dilakukan dengan
secara langsung dengan mendatangi rumah dari bapak Nur Khamim. Beliau adalah
kepala Desa Terteg. Beliau menceritakan beberapa hal tentang program bedah rumah
dan bedah rumah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi
penerima bantuan. berikut ini petikan wawancara yang peneliti lakukan.
Peneliti
Bagaiman pendapat anda tentang program bedah rumah yang ada di desa ini dan
apakah program bedah rumah ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Informan
Program bedah rumah ini merupakan program yang dilakukan oleh Kementerian PUPR
diberikan kepada DPR kemudian diberikan kepada orang yang ndak punya, rumah
yang tidak layak untuk dihuni agar dibantu oleh DPR, itu adalah bantuan dari DPR
untuk masyarakat yang kecil bila untuk rumah yang layak singgah, yang kurang layak
jadi yang layak huni gitu, itu program dari DPR mas, mungkin ada yang 20 juta, ada
yang 17 juta, mungkin bantuan berbeda-beda, tapi Alhamdulillah saya aspirasi untuk
masyarakat disini ada yang 17 juta ada yang 20 juta ada, untuk orang miskin yang
rumah tidak layak dihuni itu dari aspirasi. Jadi program ini layak untuk meningkatkan
126
kesejahteraan bagi masyarakat yang tidak punya bagi rumah yang tidak layak untuk
dihuni menjadi layak huni, untuk masyarakat kecil, istilahnya begini mas, kalau bedah
rumah itu bukan untuk orang kaya tapi untuk orang yang kebawah menengah biar
rumahnya menjadi layak dihuni, program dari desa atau dari aspirasi pemerintah dari
DPR.
Tambahan mas, bedah rumah adalah program untuk orang kecil yang dikasihkan orang
kecil biar layak dihuni orang kecil ini adalah program dari pemerintah dari aspirasi ada,
dari DPRD ada, mungkin biar orang-orang yang rumahnya ditak layak dihuni biar
menjadi layak untuk dihuni, biar orang yang menrima bantuan itu tidurnya nyenyak
biar aman dan nyaman, maksudnya pemerintah ya itu mas.
Program ini juga memiliki kekurangan mas, kekurangane ya tentang kuota yang
diberikan oleh pemerintah itu gak konsisten artinya berubah ubah mas, sehingga
banyak masyarakat yang belum mendapatkan.
127
Lampiran 7
Dokumentasi Wawancara
128
Wawancara dengan penerima bantuan bantuan bedah rumah ibu Ngasinah
129
Wawancara dengan penerima bantuan bedah rumah bapak Parju
130
Wawancara dengan penerima bantuan bedah rumah bapak Suwarno
131
Wawancara dengan tetangga penerima bantuan bedah rumah bapak Suwanto
132
Dokumentasi Pelaksanaan Program Bedah Rumah
133
134
Dokumentasi Hasil Program Bedah Rumah
135
Rumah Bapak Sutarno Sebelum dan Sesudah
136
Rumah Bapak Daman Sebelum dan Sesudah
137
Rumah Bapak Lasno Sebelum dan Sesudah
138
Rumah Bapak Suwarno Sebelum dan Sesudah
139
Lampiran 8
A. Data Diri
4. Nama : Ali Ikhwan
5. Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 03 Maret 2002
6. Alamat : Desa Terteg (05/01), Pucakwangi Pati
7. Jenis Kelamin : Laki-laki
8. Nama Ayah : Suwanto
9. Nama Ibu : Puji Nur Lestari
10. Agama : Islam
11. No. HP : 088228961618
12. Email : ali03minote@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. SD N Terteg : (2006-2013)
2. MTS SA Raudhlatul Falah : (2013-2016)
3. MA PK As-Sa’adah : (2016-2019)
4. UIN SALATIGA : (2019-2023)
140