Anda di halaman 1dari 213

PERSONAL GROWTH INITIATIVE (PGI) PADA ADOPTED CHILDREN

TANPA PENETAPAN PENGADILAN : SEBUAH KAJIAN PSIKO-


FENOMENOLOGI DI DESA CITAYAM KECAMATAN TAJURHALANG
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memenuhi Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh :
Cinta Tribuana

NIM. 43040190035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2023

i
ii
PERSONAL GROWTH INITIATIVE (PGI) PADA ADOPTED CHILDREN
TANPA PENETAPAN PENGADILAN : SEBUAH KAJIAN PSIKO-
FENOMENOLOGI DI DESA CITAYAM KECAMATAN TAJURHALANG
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna


Memenuhi Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh :
Cinta Tribuana

NIM. 43040190035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS DAKWAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2023

iii
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

iv
LEMBAR PENGESAHAN

v
DEKLARASI

vi
MOTTO

“Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang,


ingatlah kepada-Ku, karena Akulah jalan itu.”

- Jalaluddin Rumi

vii
PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya rasa syukur yang mendalam kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Taburan kasih dan cinta-Mu telah memberikan kekuatan,
ilmu serta memperkenalkan hamba-Mu ini akan cinta. Atas limpahan rahmat,
karunia dan kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan lancar. Saya persembahkan karya sederhana ini kepada
orang yang sangat saya kasihi dan saya sayangi :

1. Papa dan Bunda saya, Bapak Rudi Kurniawan dan Ibu Sri Hastuti yang saya
sayangi, terima kasih karena senantiasa selalu memanjatkan do’a untuk
keberhasilan saya, teruntuk semangat, motivasi, pengorbanan, nasihat serta
tak pernah lelah sudah mendukung semua keputusan dan pilihan dalam
hidup saya.

2. Skripsi ini juga saya persembahkan kepada Dosen Pembimbing sekaligus


orang tua saya Bapak Rovi’in, M. Ag. yang telah memberikan bantuan, doa,
dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya skripsi ini.

3. Adik saya tercinta, Genta Cakrawala Kurniawan yang selalu memberikan


dukungan dan do’a.

4. Keluarga besar saya, yang selalu mendukung, mendo’akan dan memberikan


motivasi.

5. Sahabat-sahabat saya Fiki, Diny, Fira, Mario, Bagus, Ari, Danu, yang
senantiasa selalu memberikan dukungan, motivasi dan sudah bersedia
menjadi tempat saya untuk berkeluh kesah. Kalian sudah menjadi sahabat
terbaik saya.

6. Diri saya sendiri, terimakasih atas usaha terbaik yang telah dilakukan, do’a
yang tidak pernah tehenti serta air mata yang menjadi saksi seberapa betapa
besarnya tekad untuk membuktikan diri kepada orang tua dan keluarga
bahwa engkau berhak menjadi sosok kebanggaan untuk mereka.

viii
ABSTRAK

Tribuana, Cinta. (2023). Personal Growth Initiative Pada Adopted Children


Tanpa Penetapan Pengadilan : Sebuah Kajian Psiko-Fenomenologi. Tahun
2023. Skripsi. Salatiga: Program Studi Psikologi Islam Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rovi’in, M. Ag.

Kata Kunci: Personal Growth Initiative; Adopted Children.


Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui gambaran personal
growth initiative pada adopted children tanpa penetapan pengadilan. 2) untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi personal growth
initiative pada adopted children tanpa penetapan pengadilan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi
fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini yaitu 4 orang subjek dengan status
sebagai adopted children. Sumber data primer ialah adopted children sedangkan
sumber data sekunder diperoleh dari foto dokumentasi dan keluarga subyek.
Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisi data yaitu menggunakan model Miles dan Huberman. Teknik uji
keabsahan data dilakukan dengan teknik tringulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa personal growth initiative pada
adopted children tanpa penetapan pengadilan di desa Citayam kecamatan
Tajurhalang kabupaten Bogor secara umum belum semua subjek menunjukan
aspek personal growth initiative. Selain itu ditemukan beberapa faktor yang
mempengaruhi personal growth initiative, pertama usia adalah dimana seseorang
yang memiliki usia yang masih muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi,
kedua adalah dukungan Sosial, dan yang ketiga adalah pengalaman hidup.

ix
PEDOMAN LITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal
Huruf Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ب‬ Bā’ B Be
‫ت‬ Tā’ T Te
‫ث‬ Ṡā’ ṡ es (dengan titik atas)
‫ج‬ Jīm J Je
‫ح‬ Ḥā’ ḥ ha (dengan titik bawah)
‫خ‬ Khā’ Kh ka dan ha
‫د‬ Dāl D De
‫ذ‬ Żāl Ż zet (dengan titik atas)
‫ر‬ Rā’ R Er
‫ز‬ Zā’ Z Zet
‫س‬ Sīn S Es
‫ش‬ Syīn Sy es dan ye
‫ص‬ Ṣād ṣ es (dengan titik bawah)
‫ض‬ Ḍād ḍ de (dengan titik bawah)
‫ط‬ Ṭā’ ṭ te (dengan titik bawah)
‫ظ‬ Ẓa’ ẓ zet (dengan titik bawah)
‫ع‬ ‘Ain ‘ Apostrof terbalik
‫غ‬ Ghain Gh Ge
‫ف‬ Fā’ F Ef
‫ق‬ Qāf Q Qi
‫ك‬ Kāf K Ka
‫ل‬ Lām L El
‫م‬ Mīm M Em
‫ن‬ Nūn N En
‫و‬ Wāw W We
‫هـ‬ Hā’ H Ha
‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof
‫ي‬ Yā’ Y Ye

x
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

Kata Arab Ditulis


‫م ّدة متع ّددة‬ muddah ’muta ddidah
‫رجل متفنّن متعّي‬ rajul mutafannin muta’ayyin

C. Vokal Pendek
Ḥarakah Ditulis Kata Arab Ditulis
Fatḥah A ‫من نصر وقتل‬ man naṣar wa qatal
Kasrah I ‫كم من فئة‬ kamm min fi‘ah
Ḍammah U ‫سدس وخمس وثلث‬ sudus wa khumus wa ṡuluṡ

D. Vokal Panjang
Ḥarakah Ditulis Kata Arab Ditulis
Fatḥah Ā ‫فتاّح رّزاق منّان‬ fattāḥ razzāq mannān
Kasrah Ī ‫مسكي وفقي‬ miskīn wa faqīr
Ḍammah Ū ‫دخول وخروج‬ dukhūl wa khurūj

E. Huruf Diftong
Kasus Ditulis Kata Arab Ditulis
Fatḥah bertemu wāw mati Aw ‫مولود‬ Maulūd
Fatḥah bertemu yā’ mati Ai ‫مهيمن‬ Muhaimin

F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata


Kata Arab Ditulis
‫أأنتم‬ a’antum
‫أعدت للكافرين‬ u’iddat li al-kāfirīn
‫لئن شكرتم‬ la’in syakartum
‫إعانة الطالبي‬ i’ānah at-ṭālibīn

G. Huruf Tā’ Marbūṭah


1. Bila dimatikan, ditulis dengan huruf “h”.
Kata Arab Ditulis
‫زوجة جزيلة‬ zaujah jazīlah
‫جزية مح ّددة‬ jizyah muḥaddadah

xi
Keterangan: Ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata Arab yang
sudah diserpa ke dalam Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya,
kecuali jika dikehendaki lafal aslinya.

2. Bila diikuti oleh kata sandang “al-“ serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan “h”.
Kata Arab Ditulis
‫تكملة المجموع‬ takmilah al-majmū’
‫حالوة المحبة‬ ḥalāwah al-maḥabbah

3. Bila tā’marbūṭahhidup atau dengan ḥarakah (fatḥah, kasrah, atau


ḍammah), maka ditulis dengan “t” berikut huruf vokal yang
relevan.
Kata Arab Ditulis
‫زكاة الفطر‬ zakātu al-fiṭri
‫إل حضرة المصطفى‬ ilā ḥaḍrati al-muṣṭafā
‫جاللة العلماء‬ jalālata al-‘ulamā’

H. Kata Sandang alif dan lām atau “al-“


1. Bila diikuti hirif qamariyyah
Kata Arab Ditulis
‫بحث المسائل‬ baḥs al-masā’il
‫المحصول للغزال‬ al-maḥṣūl li al-ghazālī

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah , ditulis dengan menggandakan huruf


syamsiyyah yang megikuti serta menghilangkan huruf “l” (el)-nya.
Kata Arab Ditulis
‫إعانة الطالبي‬ i’ānah aṭ-ṭālibīn
‫الرسالة للشافعي‬ ar-risālah li asy-syāfi’ī
‫شذرات الذهب‬ syażarāt aż-żahab

xii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Pertama-tama penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas akhir untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan guna
mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri Salatiga
dengan judul Personal Growth Initiative (PGI) Pada Adopted Children
Tanpa Penetapan Pengadilan: Sebuah Kajian Psiko-Fenomenologi.

Penyusun menyadari serta mengakui dengan segenap kerendahan


hati bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, hal itu disebabkan
karena keterbatasan serta kemampuan penyusun dalam mengolah data
yang ada, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang
membangun.

Selama proses pendidikan di Universitas Islam Negeri Salatiga,


terutama dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis begitu banyak
mendapatkan bantuan baik yang berupa dorongan moril maupun bantuan
teknis lainnya. Hanya ungkapan terima kasih yang dapat penulis berikan,
semoga bantuan yang telah diberikan menjadi sebuah ladang pahala
untuk pihak yang terkait.

Pada kesempatan yang berharga ini, penulis merasa sangat


bahagia untuk dapat mengucapkan ungkapan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor UIN Salatiga Bapak, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.

2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak, Prof. Dr. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A.

3. Ketua Program Studi Psikologi Islam, Bapak Reza Ahmadiansah, M. Si.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Muna Erawati, M. Si.

xiii
5. Bapak Roviin, M. Ag., selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah
sabar dan ikhlas, yang telah begitu banyak meluangkan waktu untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Psikologi Islam Fakultas Dakwah yang dengan ikhlas
telah mengarjarkan, membimbing serta mendidik dengan berbagai ilmu
pengetahuan.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan Universitas Islam Negeri Salatiga
yang tidak dapat disebutkan saru persatu.

8. Sahabat dan teman-teman angkatan 2019 yang telah mendo’akan dan


memotivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Seluruh narasumber yang bersedia terlibat dalam pembuatan skripsi ini.

Terakhir, penulis mengharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis


sendiri, maupun bagi siapapun yang membacanya.

Bogor, 7 Juni 2023

Penuli
s,

xiv
DAFTAR ISI

Contents
SKRIPSI..........................................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................v
DEKLARASI...................................................................................................................vi
MOTTO..........................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN.........................................................................................................viii
ABSTRAK.......................................................................................................................ix
PEDOMAN LITERASI ARAB-LATIN.........................................................................x
KATA PENGANTAR...................................................................................................xiii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................4
E. Penegasan Istilah....................................................................................................5
F. Sistematika Penulisan.............................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
LANDASAN TEORI........................................................................................................8
A. Landasan Teori.......................................................................................................8
B. Kerangka Berpikir................................................................................................23
C. Tinjauan Pustaka..................................................................................................24
BAB III...........................................................................................................................26
METODE PENELITIAN..............................................................................................26
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................................26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................27
C. Data dan Sumber Data..........................................................................................27
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................28
E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................................30
F. Analisis Data........................................................................................................31

xv
G. Pengecekan Keabsahan Data................................................................................32
BAB IV............................................................................................................................34
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA...........................................................................34
A. Deskripsi Data......................................................................................................34
B. Hasil Gambaran Personal Growth Initiative pada Adopted Children Tanpa
Penetapan Pengadilan...................................................................................................56
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Growth Initiative pada Adopted
Children Tanpa Penetapan Pengadilan.........................................................................68
D. Analisis Data........................................................................................................85
BAB V.............................................................................................................................95
PENUTUP.......................................................................................................................95
A. Simpulan..............................................................................................................95
B. Saran....................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................97
LAMPIRAN..................................................................................................................101

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 1Surat Izin Penelitian..................................................................................102


Lampiran 2. Informed Consent Subjek 1........................................................................103
Lampiran 3. Informed Consent Subjek 2.......................................................................104
Lampiran 4.Informed Consent Subjek 3........................................................................105
Lampiran 5.Informed Consent Subjek 4.........................................................................106
Lampiran 6.Tanda Bukti Penelitian................................................................................107
Lampiran 7.Lembar Konsultasi Skripsi..........................................................................108
Lampiran 8.Verbatim Wawancara I..............................................................................107
Lampiran 9.Catatan Observasi......................................................................................148
Lampiran 10. Dokumentasi Gambar..............................................................................107
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup.............................................................................112

xvii
xviii
xix
xx
xxi
xxii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan salah satu tujuan dari sebuah perkawinan yang
mana nantinya anak menjadi generasi penurus bagi keluarganya, di sisi
lain anak juga akan menjadi harapan bagi orang tuanya yang mana kelak
nantinya apabila orang tua sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk
mencari nafkah serta sebagai ahli waris dalam pewarisan hartanya, karena
itu setiap perkawinan pasti berharap untuk dapat memiliki keturunan
berupa anak, meskipun tidak semua pasangan suami istri dapat diberikan
kesempatan yang sama untuk memperoleh keturunan, sehingga salah satu
tindakan suami istri, ketika keturanan berupa anak yang diharapkan tidak
bisa diperoleh secara natural adalah dengan cara mengambil alih anak
orang lain.
Pengangkatan anak sampai saat ini masih menjadi pilihan
masyarakat untuk memiliki keturunan. Motivasi serta tujuan yang
berbeda-beda menjadi alasan dalam pelaksanaan adopsi atau pengangkatan
anak. Begitu pentingnya kehadiran seorang anak sehingga menimbulkan
berbagai peristiwa hukum, misalnya ketiadaan keturunan atau anak akan
menimbulkan perceraian, poligami dan pengangkatan anak yang
merupakan berbagai peristiwa hukum yang terjadi karena alasan di dalam
perkawinan itu tidak memperoleh keturunan (Noviani, 2019).

Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan


kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang
bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak
tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan
putusan atau penetapan pengadilan (Rahayu, dkk., 2022).

1
Namun pada nyatanya masih ditemukan proses pengangkatan anak
secara langsung tanpa penetapan pengadilan, dengan berbagai faktor dan
alasan yang mendorong hal tersebut, seperti karena adanya tujuan
tersendiri yang ingin dicapai, kurangnya pengetahuan mengenai
pelaksanaan pengangkatan anak, karena rumitnya proses pengangkatan
anak yang harus dijalani, atau pun anggapan bahwa penetapan di
pengadilan hanya bersifat formalitas (Noviani, 2019).

Alasan dilakukan pengangkatan anak pada hakikatnya adalah dengan


menciptakan keturunan secara buatan, dengan tujuan untuk mengatasi
ketidakpunyaan keturunan. Namun ada hal yang tidak dapat dipungkiri
bahwa adanya perbedaan antara anak kandung dengan anak adopsi, yang
mana suatu saat nanti anak adopsi akan dikagetkan dengan kenyataan
bahwa dirinya hanyalah seorang anak adopsi. Pada umumnya anak adopsi
tidak pernah bisa mengerti alasan apapun yang membuat dirinya harus
diberikan kepada orang lain. Bila hal tersebut terjadi pada anak adopsi
akan memunculkan perasaan individu tanpa identitas, dengan kata lain
anak adopsi akan mengalami krisis identitas. Padahal identitas diperlukan
manusia dalam mengembangkan sikap dan perilaku untuk penyesuaian
diri. Akibatnya anak dalam kondisi demikian akan mengalami gangguan
sulit menyesuaikan diri (beradaptasi), berekspresi atau memiliki gangguan
emosional (Fitriaswaty, 2013).

Setiap invidu baik anak kandung maupun anak adopsi menginginkan


adanya suatu perubahan dalam hidupnya serta tujuan untuk merasakan arti
dari sebuah kebahagiaan dalam hidup, dimana diharapkan anak yang
diadopsi dapat dengan bebas berekspresi, nyaman, gembira, dapat,
melewati tekanan dengan tetap bersikap positif serta mampu menerima
diri sendiri dan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock yang
mengatakan bahwa kebahagian merupakan gabungan adanya sikap
menerima, kasih sayang dan prestasi. Sikap menerima orang lain
dipengaruhi oleh sikap menerima diri sendiri dalam penyesuain sosial

2
dimana dalam penyesuain sosial diperlukan daya tarik fisik yang akan
menimbulkan rasa sayang dan penerimaan diri orang lain dan akan
menghasilkan cinta (Hurlock, dalam Vanesha, 2022).

Demi mendapatkan suatu kebahagian serta kehidupan yang lebih baik


di masa depan maka diperlukan adanya perubahan yang dilakukan
individu atas dasar inisiatif yang muncul. Perubahan tersebut dapat
diartikan sebagai personal growth initatitive yang merupakan keterlibatan
individu secara intensif untuk berubah dan berkembang sebagai manusia
(Saraswati & Amalia, 2019).

Penelitian ini berjudul “Personal Growth Initiative (PGI) Pada Adopted


Children Tanpa Penetapan Pengadilan: Sebuah Kajian Psiko-
Fenomenologi Di Desa Citayam Kecamatan Tajurhalang Kabupaten
Bogor”. Penelitian menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti ingin
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut prespektif peneliti
sendiri (Gunawan, 2022).

Dari judul tersebut peneliti ingin memberikan informasi kepada


masyarakat dan pembaca mengenai Personal Growth Initiative pada
Adopted khususnya anak adopsi tanpa penetapan pengadilan. Dengan
adanya informasi ini yang jelas diharapkan akan membuat masyarakat
lebih terbuka dan memahami tentang Personal Growth Initiative. Alasan
penting mengenal Personal Growth Initiative karena invidu cenderung
mengalami tantangan, situasi merugikan yang membutuhkan perubahan
dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain dan menangani berbagai
situasi, termasuk situasi krisis atau perubahan-perubahan lainnya (Effendy,
dkk., 2020). Sterotype negatif yang tertanam di masyarakat sudah
berdampak pada adopted children untuk menyesuaikan diri,
mengembangkan potensi diri dan merubah hidupnya menjadi pribadi yang
lebih baik. Informasi ini bertujuan untuk memotivasi adopted children
dalam menjalani kehidupan sehari-hari secara positif.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana gambaran personal growth initiative pada adopted
children tanpa penetapan pengadilan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhipersonal growth
initiative pada adopted children tanpa penetapan pengadilan ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran personal growth initiative pada
adopted children tanpa penetapan pengadilan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi personal growth initiative pada adopted children
tanpa penetapan pengadilan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
keilmuan dan menambah pengetahuan serta wawasan dalam bidang
Ilmu Psikologi, terutama dalam hal personal growth initiative pada
adopted children tanpa penetapan pengadilan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
a. Adopted Children
Adopted Children agar lebih bijaksana dalam mengambil
cara untuk menghadapi masalah yang terjadi, serta lebih menyadari
bahwa ada banyak hal positif yang dapat dilakukan seperti
meningkatkan kemampuan diri.

b. Masyarakat

4
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
agar bisa mengetahui terkait personal growth initiativepada
adopted children tanpa penetapan pengadilan. Karena jika hal
tersebut diabaikan dapat menyebabkan berbagai macam masalah
terutama terhadap masalah kesehatan mental, serta dapat
berpengaruh bagi masa depan nya.
c. Peneliti
Peneliti akan meningkatkan pengetahuan dan teori di
bidang Psikologi agar bisa lebih teliti lagi dalam menganalisa
setiap peluang yang ada untuk dijadikan sarana meningkatkan
penelitian selanjutnya.

E. Penegasan Istilah
1. Personal Growth Initiative
Personal Growth Inisiative adalah keterlibatan individu secara
intesif untuk berubah dan berkembang sebagai seorang manusia.
Personal growth initiative (inisiatif individu untuk bertumbuh)
merupakan proses yang sadar dan aktif, individu tersebut akan
mengusahakan perubahan dengan intensi tertentu sehingga menjadi
pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, meski
individu tersebut memiliki masalah maka ia akan tetap berubah
menjadikan dirinya berkembang menjadi lebih baik (Saraswati &
Amalia, 2019).
2. Adopted Children
Fauzan memberikan definisi anak angkat, yaitu anak angkat dalam
konteks adopsi, adalah seorang anak dari seorang ibu dan bapak yang
diambil oleh manusia lain untuk dijadikan anak sendiri. Anak adopsi
tersebut mengambil nama orang tua angkatnya yang baru dan
terputuslah hubungan nasab dengan orang tua aslinya. Peristiwa
pengangkatan anak adalah peristiwa perpindah milik. Bertukar darah
daging, dan keturunan dengan segala konsekuensinya (Noviani, 2019).

5
3. Tanpa Penetapan Pengadilan
Menurut Mukti Arto putusan ialah pernyataan hakim yang
dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam
sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
gugatan (kontentius). Sedangkan penetapan ialah juga pernyataan
hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh
hakim dalam sidang terbuka untuk umum sebagai hasil dari
pemeriksaan permohonan (voluntair). Dapat diartikan bahwa tanpa
penetapan pengadilan adalah suatu perkara yang ditetapkan tanpa
adanya putusan resmi dari hakim atau lembaga
pengadilan(Safarianingsih, 2022).
4. Studi Fenomenologi
Phenomenology (Inggris) berasal dari “phainomenon” dan “logos”
(Yunani). Phainomenon berasal dari kata “phaenoo”, yang berarti
tampak atau memperlihatkan. Logos adalah ilmu atau ucapan. Dengan
demikian, fenomonelogi dapat diartikan ilmu tentang fenomena yang
menampakkan diridari kesadaran peneliti. Dalam artian luas,
fenomenologi adalah ilmu tentang gejala atau hal-hal apa saja yang
tampak (Yusuf, 2014).

6
F. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal skripsi ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri
dari sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,


serta tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istlah.

: Menguraikan tentang landaan teori dan konsep-konsep yang


BAB II
relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan
pemecahan masalah yang pernah dilakukan terkait masalah yang
dikaji dalam penelitian ini.

: Menyajikan tentang metode penulisan yang dipergunakan, baik


BAB III
yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data sampai teknik
analisis data dan informasi.

: Menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas.


BAB IV
Dalam bab ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandasan pada
informasi serta teori-teori yang ada.

BAB V : Merupakan bab penutup dari proposal penelitian ini,

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Personal Growth Initiave
a. Pengertian Personal Growth Initiative
Personal Growth Initiative (PGI) atau inisiatif untuk
tumbuh merupakan konstruk yang dikemukakan oleh Robitschek
(1998), dimana PGI ini pertama kali dicetuskan atas dasar adanya
pandangan tentang tujuan dari sebuah konseling, dimana individu
diharapkan dapat mempelajari proses mengembangkan diri yang
akhirnya bisa diterapkan ke seluruh aspek hidup (Salim dan
Yuliawati, 2021).

Menurut Freitas, dkk (2016), proses perubahan yang secara


sengaja dikembangkan oleh individu disebut sebagai Personal
Growth Initiative (PGI) atau inisiatif pertumbuhan diri. PGI adalah
perspektif yang fokus pada masa depan di mana individu percaya
mereka akan dapat meningkat diri. Hal ini melibatkan keinginan
untuk terlibat dalam pertumbuhan, kemampuan yang dirasakan
untuk mengenali sumber daya yang diperlukan, dan rencana
tertentu yang akan memungkinkan individu untuk mewujudkan
tujuan pertumbuhan diri mereka (Robitscheck, dalam Leoni 2019).

Robitscheck (2003) mengatakan bahwa perubahan diri


dapat berupa kognitif, perilaku atau afeksi dan dapat terjadi di
aspek kehidupan yang lain. Definisi tersebut menunjukan sebuah
konsep bahwa seseorang dapat mengarahkan dirinya dalam proses
pertumbuhan. Hal itu terlihat seperti memerlukan beberapa tingkat
minimal dalam motivasi pribadi untuk bertumbuh dan kapasitas
untuk bergerak mandiri. Freitas, Damasio, Tobo, Kamei, dan
Koller (2016) menekankan bahwa kesadaran dan intensitas

8
perilaku individu merupakan ciri utama dari perkembangan
inisiatif pertumbuhan pribadi. PGI juga merupakan kemampuan
yang dapat ditransfer, yaitu kemampuan umum untuk pertumbuhan
pribadi yang dapat digunakan pada variasi kesempatan bertumbuh
lainnya (Suryaputri, 2019).
Jadi dapat disimpulkan bahwa personal growth initiative
adalah sebuah proses yang dilakukan individu secara sadar dan
aktif yang dimana individu tersebut akan berusaha untuk
melalukan serta membuat perubahan pada konsep hidupnya
sehingga diharapkan akan menjadi pribadi yang lebih baik untuk
masa yang akan datang.
b. Dimensi-Dimensi Personal Growth Initiative
Menurut Borowa et al (2016) personal growth initiative
dibagi menjadi empat dimensi utama yaitu planfullnes
(kematangan rencana), intentional behaviour (perilaku disengaja),
readiness for change(kesiapan untuk berubah) dan using resources
(menggunakan sumber daya).
1) Planfullnes (Kematangan Rencana)
Planfulness adalah kemampuan individu untuk
merencanakan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk
terlibat dalam perubahan, hal ini terdiri dari dimana individu
memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat
perubahan dan kemampuan dalam menentukan strategi untuk
perbaikan diri dan perlibatan anggota keluarga (Suryaputri,
2019).
2) Intentional Behaviour (Perilaku Disengaja)
Dimensi intentional behaviour (perilaku yang disengaja)
dalam inisiatif pertumbuhan diri dimana individu sadar dan
mempunyai rencana untuk melakukan perubahan agar
tujuannya tercapai, dengan indikator melihat suatu hal menjadi

9
sebuah kesempatan mengembangkan diri baik hal yang berhasil
atau gagal dilakukan (Suryaputri, 2019).
3) Readiness For Change (Kesiapan untuk Berubah)
Dimensi readiness for change (kesiapan untuk berubah)
berperan untuk mengetahui sejauh mana individu siap untuk
melakukan perubahan diri kearah yang lebih baik, dan penuh
perencanaan agar tujuannya tercapai (Romayanti dan Amir,
2020), dengan indikator mengetahui waktu yang tepat untuk
mengubah diri beserta sebab yang mendasarinya, hal yang
pernah dilakukan pribadi untuk mengubah diri dan menyadari
keperluan untuk berubah (Suryaputri, 2019).
4) Using Resources (Menggunakan Sumber Daya)
Using resources (menggunakan sumber daya) mengacu
pada kemampuan individu untuk berinisiatif memanfaafkan
sumber-sumber dari luar yang dimiliki individu untuk
membantu individu dalam proses pengembangannya
(Robitschek dalam, Salim dan Yuliawati, 2021), dengan
indikator sumber daya internal dan eksternal.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat penulisan simpulkan
bahwa dimensi dalam personal growth initiative terbagi
menjadi empat dimensi yaitu planfullness (kematangan
rencana) dan readiness for change (kesiapan untuk berubah)
termasuk kedalam aspek kognitif, sedangkan intentional
behaviour (perilaku disengaja) dan using resources
(menggunakan sumber daya) termasuk ke dalam aspek
perilaku.

10
c. Faktor-Faktor Personal Growth Initiative
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inisiatif
pertumbuhan diri masih terbatas. Faktor-fakor yang mempengaruhi
adalah kepribadian dan fungsi keluarga. Faktor fungsi keluarga
yang sebelumnya sudah digali pada penelitian terdahulu hanya ada
tiga fungsi yaitu, proses, organisasi dan dukungan keluarga (Palupi
dan Salma, 2020). Prochaska dan Di Clemete mengatakan bahwa
personal growth sendiri dapat dibentuk dengan proses
perkembangan, proses lingkungan dan proses yang disengaja
(Salim dan Yuliawati, 2021).
Diungkapkan dalam penelitian Ningrum, et al. (2022)
terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi personal growth
initiative yang dimiliki seseorang, antara lain perilaku pengambilan
resiko, efikasi diri, sistem keluarga dan pengalaman puncak.
Kemudian, keberhasilan seseorang dalam mengalami
personal growth, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ryff
faktor yang pertama adalah usia, dimana seseorang yang memiliki
usia yang masih muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi personal growh adalah
dukungan sosial dan pengalaman hidup (Ryff, dalam Wahyuni,
dkk., 2023). Terakhir faktor spiritualitas sebagai salah satu
indikator berhasilnya pertumbuhan pribadi sehingga individu lebih
mau belajar tentang pengetahuan spiritual secara mendalam
(Mohammad, dkk., dalam Wahyuni, dkk., 2023)
Berdasarkan beberapapenjelasan dari penelitian
sebelumnya di atas dapat penulisan simpulkan bahwa faktor-faktor
personal growth initiative, antara lain kepribadian, perilaku
pengambilan resiko, efikasi diri, keluarga, pengalaman individu,
usia dan spiritualitas.

11
d. Manfaat Personal Growth Initiave
Memberikan perhatian khusus tentang personal growth
dapat memberikan perspektif terkait kelebihan serta kekurangan
pada diri sendiri, namun disisi lain personal growth memiliki
beberapa manfaat yaitu, memberikan motivasi untuk segala aspek
kehidupan, mempererat hubungan dengan individu atau
masyarakat lain, sebagai cara untuk menambah wawasan baru dan
skill, menjadikan pribadi yang lebih positif, dan meningkatkan
fokus diri untuk meraih tujuan yang ingin dicapai.
Pernyataan di atas di dukung dengan pendapat Ryff yang
menyatakan bahwa seseorang yang memiliki inisiatif pertumbuhan
diri maka mereka memiliki niat untuk terus berkembang. Individu
seperti itu akan melihat dirinya tumbuh, mampu menyadari
potensinya, terbuka untuk pengalaman baru, berubah dengan cara
yang mencerminkan pengetahuan dan kesuksesan, dan melihat
peningkatan diri dan perilaku dari waktu ke waktu (Romayanti dan
Amir, 2020). Individu yang memiliki personal growth initiative
tinggi cenderung khawatir akan masa depan, sehingga
mempersiapkan diri dengan berinisiatif mengembangkan diri.
Sebaliknya, individu yang memiliki personal growth initiative
rendah cenderung kurang atau bahkan tidak memikirkan masa
depan, sehingga tidak mempersiapkan diri dengan baik (Mutiasari
dan Sunawan, 2021). Hal ini sejalan dengan Robitschek dan Cook
yang menyatakan bahwa individu dengan persoal growth initiave
yang baik, tidak hanya sadar bahwa dirinya harus berkembang dari
waktu ke waktu, tetapi terus aktif dalam proses perubahan tersebut,
secara intensif mencari kesempatan untuk berkembang. Invidu
yang memiliki personal growth initiave yang baik akan aktif
mencari solusi dari konflik atau masalah yang dihadapinya
(Saraswati dan Amalia, 2019).

12
Berdasarkan uraian di atas dapat penulisan simpulkan
bahwa personal growth initiave harus dimiliki oleh adopted
children karena nantinya akan bermanfaat bagi adopted children
itu sendiri dan orang lain, manfaat tersebut diantaranya
memberikan motivasi untuk segala aspek kehidupan, mempererat
hubungan dengan individu atau masyarakat, sebagai cara untuk
menambah wawasan baru dan skill, menjadikan pribadi yang lebih
positif dan meningkatkan fokus diri untuk meraih tujuan yang
ingin dicapai.
2. Adopted Children
a. Sejarah Islam Pengangkatan Anak
Secara historis, adopsi atau pengangkatan anak sudah
dikenal jauh sebelum Islam berkembang. Mamud Syaltut (dalam
Farhani, 2011) menjelaskan, bahwa tradisi pengangkatan anak
sebenarnya di praktikan oleh masyarakat dan bangsa-bangsa lain
sebelum kedatangan Islam, seperti yang dipraktikan bangsa
Yunani, Romawi, India dan beberapa bangsa pada zaman kuno.
Imam Al-Qurtubi (ahli tafsir klasik) menyatakan bahwa
sebelum kenabia. Rasulullah SAW sendiri pernah mengangkat
Zaid bin Zaid bin Haritsah menjadi anak angkatnya. Bahkan Nabi
tidak lagi memanggil Zaid berdasarkan nama ayahnya (Haritsah),
tetapi ditukar oleh Rasulullah SAW dengan nama Zaid Bin
Muhammmad. Pengangkatan Zaid sebagai anaknya diumumkan
oleh Rasulullah Muhammad SAW di depan kaum Quraisyi. Nabi
Muhammad juga menyatakan bahwa dirinya dan Zaid saling
mewarisi. Zaid kemudian dinikahkan dengan Zainab binti Jahsyi,
putri Aminah binti Muthalib, bibi Nabi Muhammad SAW. Oleh
karena Nabi Muhammad telah menganggapnya sebagai anak,
makapara sahabatnyapun kemudian memanggilnya dengan Zaid
bin Muhammad (Farhani, 2011).

13
b. Pengertian Adopted Children
Menurut Fuad Muhammad Fachruddin memberikan
definisi anak angkat yaitu, anak angkat dalam konteks adopsi
adalah seorang anak dari seseorang ibu dan bapak yang diambil
oleh manusia lain untuk dijadikan sebagai anak sendiri. Anak
adopsi tersebut mengambil nama orang tua angkatnya yang baru
dan terputuslah hubungan nasab dengan orang tua aslinya.
Peristiwa pengangkatan anak merupakan bentuk perpindahan
milik. Bertukar darah daging, dan keturunan dengan segala
konsekuensinya (Noviani, 2019). Hal ini sejalan dengan pendapat
yang diberikan Muhammad Syaltut yang mengemukakan
setidaknya ada dua pengertian pengangkatan anak. Pertama,
mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan penuh
perhatian dan kasih sayang tanpa diberikan status anak kandung
kepadanya. Kedua mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri
dan ia diberi status sebagai anak kandung. Sehingga ia berhak
memakai nama keturunan (nasab) orang tua angkatnya dan saling
mewarisi harta peninggalan serta hak-hak lain sebagai akibat
hukum antara anak angkat dan orang tua angkatnya (Fitria, 2020).

Jadi dapat disimpulkan anak adopsi adalah anak yang diambil


dari anak orang lain untuk diasuh dan dididk dengan penuh
perhatian, kasih sayang dan diperlakukan layaknya anak kandung
oleh orang tua angkatnya.

c. Hak dan Kewajiban Adopted Children


1) Hak Anak Adopsi
Semua anak di Indonesia berhak mendapakan
perlindungan, termasuk anak adopsi bertujuan untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

14
diskriminasi (Noviani, 2019). Hak-hak yang harus diperoleh
oleh anak antara lain, hak beribadah menurut agamanya, berhak
untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, berhak
mendapat perlindungan disatuan pendidikan dari kejahatan
seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, sesama peserta didik dan/atau pihak lain, bagi
penyandang cacat (disabilitas) berhak memperoleh pendidikan
luar biasa, mendapat perlindungan hukum, membela diri dan
hak untuk mendapatkan rehabilitasi atas nama baik apabila
dalam suatu tuntutan akhir ternyata anak telah menjadi korban
dari perbuatan melawan hukum.
2) Kewajiban Anak Adopsi
Disamping adanya hak-hak yang melekat pada anak telah
digariskan pula kewajiban dan tanggung jawab tersebut yang
telah diatur antara lain, menghormati orang tuanya, wali dan
guru, mencintai keluarga dan menyayangi teman, mencintai
tanah air dan Negara, menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya, melaksanakan etika dan akhlak yang mulia
(Rusmini, 2021).
d. Syarat-Syarat Pengangkatan Anak
Dalam ketentuan pengangkatan anak Islam telah mengatur
mengenai syarat-syarat yang harus terpenuhi. Tujuan utama adanya
persyaratan yang mengatur tentang pengangkatan anak demi
meminimalisir adanya hal yang tidak diinginkan terjadi. Adapun
syarat syarat yang telah diatur sesuai dengan sudut pandang Islam
sebagai berikut (Qadharwi, dalam Fahrani 2011) :
1) Tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat
dengan orang tua kandung dan keluarganya.
2) Anak angkat tidak berkedudukan sebagai ahli waris dari orang
tua angkat, melainkan tetap sebagai ahli waris dari orang tua

15
kandungnya, demikian juga orang tua angkat tidak
berkedudukan sebagai ahli waris dari anak angkatnya.
3) Hubungan keharta bendaab antara anak angkat dengan orang
tua angkatnya hanya diperbolehkan dalam hubungan wasiat
dan hibah.
4) Anak angkat tidak boleh menggunakan nama orang tua
angkatnya secara langsung kecuali sekedar sebagai tanda
pengenal atau alamat.
5) Orang tua angkat tidak dapat bertindak sebagai wali dala
perkawinan terhadap anak angkatnya.
6) Antara anak yang diangkat dengan orang tua angkat seharusnya
sama-sama orang yang beragama Islam, agar Si anak yang
diangkatnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam telah
mengatur mengenai beberapa syarat yang harus dipenuhi terkait
dengan mengangkat, memelihara, memungut dan mendidik anak
adopsi demi kesejahteraan anak tersebut tanpa memutuskan nasab
atau hubungan dengan orang tua angkatnya.
e. Pengangkatan Anak dalam Sudut Pandang Islam
Para ulama fikih sepakat menyatakan bahwa Hukum Islam
melarang praktik pengangkatan anak yang memiliki implikasi
yuridis seperti pengangkatan anak yang dikenal oleh hukum Barat
atau hukum sekuler dan praktik masyarakat Jahiliyah yang dalam
pengertiannya pengangkatan anak yang menjadikan anak angkat
menjadi anak kandungnya, anak angkat terputus hubungan dengan
orang tua kandungnya, anak angkat memiliki hak waris sama
dengan anak kandung, orang tua angkat menjadi wali mutlak
terhadap anak angkat. Hukum Islam hanya mengakui
pengangkatan anak dalam pengertian beralihnya kewajiban untuk
memberi nafkah, mendidik, memelihara, dan lain lain dalam
konteks beribadah kepada Allah SWT (Fitria, 2020).

16
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengangkatan anak dalam Islam hanya terbentuknya hubungan
kasih sayang dan bentuk tanggung jawab sesama manusia tanpa
adanya perpindahan nasab antara anak angkat dengan orang tua
angkatnya, maka dari itu anak angkat dengan orang tua angkat
harus tetap menjaga mahram. Hal ini dibuktikan dengan Rasullah
SAW yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menikahi janda
Zaid bin Haritsah anak angkatnya yaitu Zainab. Hal tersebut telah
membuktikan bahwa antara Rasullah SAW dengan Zaid bin
Haritsah tidak memiliki hubungan nasab.
3. Tanpa Penetapan Pengadilan
Penetapan adalah putusan yang berisi diktum penyelesaian
permohonan yang dituangkan dalam bentuk ketetapan pengadilan.
Suatu penetapan pengadilan dapat dikeluarkan berdasarkan adanya
permohonan atau gugatan voluntair yang ditandatangani oleh pemohon
(baik perorangan maupun badan hukum) atau kuasanya yang
ditunjukan kepada ketua pengadilan negeri.
Penetapan pengadilan yang dapat memberikan kepastian hukum
haruslah bersifat melakukan solusi autoritatif, efesiensi (prosesnya
harus cepat, murah, dan biaya ringan), sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, mengandung aspek stabilitas (dapat memberikan
rasa tertib dan rasa aman dalam masyarakat), dan mengandung equality
(mengandung kesamaan bagi siapa saja).
Berdasarkan paparan di atas, penetapan pengadilan adalah putusan
berisi diktum tentang penyelesaian permohonan yang dituangkan
dalam bentuk ketetapan pengadilan, sedangkan tanpa penetapan
pengadilan adalah suatu perkara yang diselesaikan tanpa melibatkan
lembaga pengadilan dalam arti lain suatu putusan yang diambil
berdasarkan inisiatif perorangan.

17
4. Studi Fenomenologi
a. Pengertian Fenomenologi
Phenomenology (Inggris) berasal dari “phainomenon” dan
“logos” (Yunani). Phainomenon berasal dari kata “phaenoo”, yang
berarti tampak atau memperlihatkan. Logos adalah ilmu atau
ucapan. Dengan demikian, fenomonelogi dapat diartikan ilmu
tentang fenomena yang menampakkan diridari kesadaran peneliti.
Dalam artian luas, fenomenologi adalah ilmu tentang gejala atau
hal-hal apa saja yang tampak.
Dalam konteks penelitian kualitatif, fenomena merupakan
sesuatu yang hadir dan muncul dalam kesadaran peneliti dengan
menggunakan cara tertentu, sesuatu menjadi tampak dan nyata.
Peneliti mendeskripsikan sesuatu seperti penampilan fenomena,
seperti barangnya sendiri tanpa mengandalkan praduga-praduga
konseptual. Penelitian fenomenologi selalu difokuskan pada
menggali, memahami dan menafsirkan arti fenomena, peristiwa,
dan hubungannya dengan orang-orang biasa dalam situasi tertentu.
Sedangkan Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa
fenomenologi merupakan suatu tipe atau jenis penelitian kualitatif
yang berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan interaksi
orang dalam situasi tertentu (Yusuf, 2014).
Mengenai pengertian dari fenomenologi dapat penulis
simpulkan bahwa fenomenologi adalah suatu penelitian kualititaf
yang mana nantinya peneliti akan berusaha untuk memahami suatu
makna berdasarkan suatu peristiwa dan interaksi orang dalam
situasi tertentu khususnya yang terkait dengan obyek yang akan
dituju.

18
b. Karakteristik penelitian Fenomenologi
Tidak lain dari jenis penelitian yang lain bahwasanya
penelitian fenomenologi juga memiliki karakteristik tersendiri,
seperti yang diungkapkan oleh Tom Donoghue dan Keith Punch
Ed (dalam Hadi, 2018) bahwasanya penelitian fenomenologi
memiliki empat karakteristik, diantaranya adalah :
1) Deskripsi
Tujuan fenomenologi adalah deskripsi fenomena, dan
bukan menjelaskan fenomena. Fenomena termasuk apapun
yang muncul seperti emosi, pikiran, dan tindakan manusia
sebagaimana adanya.Fenomenologi berarti menggambarkan
suatu ke “hal itu sendiri”. Pengandaian menjadi tidak perlu
karena tujuannya adalah untuk menyelidiki sebagaimana yang
terjadi.
2) Reduksi
Reduksi adalah sebagai suatu proses di mana asumsi dan
prasangka tentang fenomena ditunda dalam bracketing untuk
memastikan bhawa prasangka-prasangka tidak mencemari
deskripsi hasil pengamatan dan memastikan bahwa wujud
deskripsi sebagai the things themselves.
3) Esensi
Esensi adalah makna inti dari pengalaman individu dalam
fenomena tertentu sebagaimana adanya. Pencarian esensi, tema
esensial atau hubungan-hubungan esensial dalam fenomena apa
adanya melibatkan eksplorasi fenomena dengan menggunakan
proses imaginasi secara bebas, intuisi dan refleksi untuk
menentukan apakah suatu karakteristik tertentu merupakan
esensi penting. Sebagai contoh, dalam kasus esensi
pembelajaran, seorang fenomenolog akan mempertimbangkan
apakah perubahan dan perkembangan merupakan esensi
penting dari proses belajar.

19
4) Intensionalitas
Menurut Husserl, intensionalitas mengacu sebagai korelasi
antara noema dan noesis yang mengarahkan interpretasi
terhadap pengalaman. Noema adalah pernyataan obyektif dari
perilaku atau pengalaman sebagai realitas, sedangkan noesis
adalah refleksi subyektif (kesadaran) dari pernyataan yang
obyektif tersebut.
Dapat disimpulkan berdasarkan uraian di atas bahwa
penelitian fenomenologi memiliki empat karakteristik yaitu
deskripsi, reduksi, esensi dan intensionalitas.
c. Ciri- Ciri Penelitian Fenomenologi
Creswell (dalam Rianto, 2020) menyebutkan beberapa ciri
peneletian fenomenologi. Beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Sesuai dengan penyebutanya, studi fenomenologi menekankan
pada dimensi fenomena atau pengalaman.
2) Eksplorasi fenomena itu dilakukan pada kelompok individu,
bukan individual. Ini karena studi fenomenologi hendak
mendeskripsikan apa yang dialami dan bagaimana individu-
individu itu mengalami suatu peristiwa untuk kemudian dicari
esensi atau pengalaman yang sifatnya universal.
3) Dalam beberapa kasus, studi fenomenologi mensyaratkan
peneliti mengurung pengalaman dirinya dan memisahkannya
sehingga peneliti dapat memfokuskan diri pada pengalaman
partisipan.
4) Prosedur pengumpulan data dilakukan memalui wawancara
meskipun hal itu bukan satu-satunya cara yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data. Namun, upaya menyingkap
pengalaman individu hanya memungkinkan dapat disingkap
dengan baik melalui wawancara lalu dilengkapi dengan data-
data lainnya seperti puisi, pengamatan, dan lain sebagainya.

20
5) Analisis data dapat menggunakan teknik analisis data yang
sifatnya sistematis. Peneliti dapat bergerak dari satuan analisis
yang sempit menuju kesatuan yang lebih luas. Misalnya,
peneliti dapat melakukan analisis dari pernyataan-pernyataan
penting yang spesifik menuju ke analisis yang sifatnya detil
mengenai apa dan bagaimana partisipan mengalami hal itu
(Cresswell, 2016: 109).
6) Fenomenologi diakhiri engan deskripsi mengenai esensi dari
pengalaman individu-individu yang menjadi partisipan
penelitian. Menurut Cresswell (2016: 109). “esensi” atau
intisari adalah aspek puncak dari studi fenomenologi”.
d. Fokus dalam Penelitian Studi Fenomenologi
Studi fenomenologi mencari jawaban tentang makna dari
suatu fenomena. Pada dasarnya, ada dua hal utama yang menjadi
fokus dalam penelitian fenomenologi, yakni (Hadi, 2018):
1) Textural description, apa yang dialami oleh subyek penelitian
tentang sebuah fenomena. Apa yang dialami adalah aspek
objektif, data yang bersifat faktual, hal yang yang terjadi secara
empiris.
2) Structural description, bagaimana subyek mengalami dan
memaknai pengalamannya. Deskripsi ini berisi aspek subyektif.
Aspek ini menyangkut pendapat, penilaian, perasaan, harapan,
serta respons subyektif lainnya dari subyek penelitian berkaitan
dengan pengalamannya itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
fokus dalam penelitian fenomenologi, yaitu textural description
dan structural description yang mana dalam textural description
pola pertanyaan akan berbentuk “apa” sedangkan dalam structural
description pola pertanyaan akan berbentuk “bagaimana”.

21
e. Langkah-Langka Penelitian Fenomenologi
Pada penelitian fenomenologi juga terdapat langkah-
langkah penelitian yang perlu dapat mendapat perhatian yang mana
akan dipaparkan sebagai berikut (Yusuf, 2014) :
1) Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui
penelitiain kualitatif.
2) Analisis fenomeno tersebut apakah cocok diungkapkan melalui
fenomenologi.
3) Tentukan subyek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.
4) Pengumpulan data ke lapangan.
5) Pembuatan catatan, termasuk foto.
6) Analisis data.
7) Penulisan laporan.
Analisis data telah berlangsung sejak awal penelitian,
reduksi data dan tringulasidata (termasuk di dalam reduksi
fenomenologis, reduksi eidetis, dan reduksi trasendental), sehingga
penggambaran fenomena yang sesungguhnya dilakukan secara
teliti dan hati-hati.

22
B. Kerangka Berpikir

Keterangan :

: Sangat Berhubungan Erat

: Berhubungan Erat

23
C. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini peneliti menggali informasi dari beberapa
penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai
kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu peneliti juga
menggali informasi dari buku-buka, jurnal maupun skripsi dalam rangka
mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang
berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori
ilmiah.
Penelitian yang dilakukan oleh Sifa Faradiba (2022) dengan judul
“Gambaran Personal Growth Initiative Pada Remaja Yang Mengalami
Kematian Orang Tua Karena Covid-19” dari penelitian ini diperoleh hasil
bahwa seluruh partisipan masih bisa mencapai keempat aspek inisiatif
pertumbuhan pribadi, yaitu keteraturan, kesiapan untuk beruba, perilaku
yang disengaja, dan menggunakan sumber daya. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa faktor yang memicu keempat aspek personal growth
initiative tersebut, ialah faktor dukungan lingkungan maupun keluarga dan
juga rasa ingin tumbuh karena orang tua yang sudah meninggal.
Selanjutnya penelitian dari Brigitia Mutia Monik (2020) dengan
judul “Gambaran Personal Growth Initiative Pada Remaja Yang Pernah
Mengalami Kehamilan Pranikah” dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
remaja yang hamil pranikah dapat mencapai keempat aspek inisiatif
pertumbuhan pribadi, yaitu keteraturan, kesiapan untuk berubah, perilaku
yang disengaja dan menggunakan sumber daya. Berdasarkan hasil
penelitian terjadinya keempat aspek personal growth initiative tersebut,
didukung oleh lingkungan maupun keluarga, dan juga anaknya. Hal ini
menunjukan bahwa seorang remaja yang hamil pranikah ternyata memiliki
inisiatif untuk perubahan pada dirinya.
Dari penelitian Dhini Rama Dhania, Suryanto, Fendy Suhariadi
dan Fajrianthi yang berjudul “Personal Growth Initiative of Millenials
Woman Leader in Qualitative Study” dari penelitian ini diketahui hasilnya

24
menunjukan tiga tema utama, terdapat perbedaan makna terkait inisiatif
pertumbuhan pribadi pada pemimpin perempuan, ada beberapa kendala
yang bersumber dari luar dan dalam diri pemimpin perempuan milenial di
dalam proses inisiatif pertumbuhan pribadi, faktor yang mendorong
inisiatif pertumbuhan pribadi pemimpin perempuan milenial adalah faktor
eksternal dan internal.
Sedangkan dari penelitian Alberta Praswin Suryaputri (2019) yang
berjudul “Inisiatif Pertumbuhan Pribadi Pada Remaja Yang Memiliki
Saudara Penyandang Autisme” dari penelitian ini menunjukan gambaran
personal growth initiative semua partisipan yang terlibat sesuai dengan
aspek dan indikator personal growth initiave berdasarkan teori
Robitschek. Partisipan melibatkan anggota keluarga dan
mempertimbangkan kondisi saudaranya yang menyandang autisme.
Partisipam memiliki rencana jangka panjang dan jangka pendek.
Pertumbuhan personal growth initiative pada partisipan terbantu dengan
optimalnya penggunaan sumber daya yang dimiliki partispan.
Terakhir penelitian dari Wynona Geovenska Leoni (2019) yang
berjudul “Inisiatif Pertumbuhan Pribadi Pada Narapidana Remaja” dari
penelitian ini menunjukan hasil bahwa terdapat beberapa faktor utama
yang mempengaruhi keempat subyek, yaitu keluarga yang sangat berperan
penting bagi personal growth initiativesubyek serta keimanan yang
mereka perkuat selama mereka berada di Lembaga Permasyarakatan
semakin memperkuat juga keinginan mereka untuk berubah. Peneliti juga
menemukan perbedaan jenis kelamin memberikan sedikit pengaruh pada
personal growth initiative karena ditemukan bahwa pada subyek
perempuan, aspek planfulness lebih dapat digambarkan secara rinci atau
dengan kata lain, subyek perempuan lebih memiliki rencana lebih detail
mengenai apa yang akan mereka lakukan kedepannya.
Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang
personal growth initiative. Perbedaannya yaitu terletak pada lokasi

25
penelitian, subyek penelitian yaitu adopted children, dan waktu penelitian
yang berbeda dengan penelitian terdahulu.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
dibutuhkan dalam menjawab persoalan yang menjadi masalah dalam
penelitian ini. Penelitian kuliatatif adalah jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya. Berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut prespektif
peneliti sendiri. Dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting).
Metode kualitatif lebih berdasarkan pada sifat fenomenologis yang
mengutamakan penghayatan (verstehen) (Gunawan, 2022).
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi fenomenologi.
Melalui pendekatan ini peneliti dimampukan memahami informan dan
masalahnya. Studi fenomenologi mencari jawaban tentang makna dari
suatu fenomena. Fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filosofis
yang menyelediki pengalaman manusia. Fenomenologi bermakna metode
pemikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang ada dengan langkah-langkah logis,
sistematis, kritis, tidak berdasarkan apriori atau prasangka dan tidak
dogmatis (Hadi, dkk., 2021).Peneliti menilai bahwa metode pendekatan
fenomenologi sangat cocok digunakan dalam penelitian ini. Salah satu
fokus dalam penelitian fenomenologi, yaitu structural description sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui kondisi dan menemukan faktor personal growth
initiave pada adopted children tanpa penetapan pengadilan. Sedangkan
fokus penelitian fenomenologi structural description dapat memberikan

26
jawaban tentang bagaimana subyek mengalami dan memaknai
pengalamannya. Deskripsi ini berisi aspek subyektif. Aspek ini
menyangkut pendapat, penilaian, perasaan, harapan, serta respons
subyektif lainnya dari subyek penelitian berkaitan dengan pengalamannya
itu (Hadi, dkk., 2021).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Adapun pemilihan lokasi dari penelitian yang berjudul “Sebuah
Kajian Psiko-Fenomenologi: Personal Growth Initiative (PGI) Pada
Adopted Children Tanpa Penetapan Pengadilan” dilaksanakan di Desa
Citayam, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi ditentuntukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa ditemukan di daerah tersebut terdapat individu yang
memiliki karakteristik yang dibutuhkan terkait dengan permasalahan yang
akan diangkat dalam penelitian ini.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan
bulan Juni 2023.

C. Data dan Sumber Data


1. Data
Data menurut Webster New World Dictionary, data adalah things
know or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui
atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah tejadi merupakan fakta
(bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Data memuat sekumpulan informasi atau nilai yang
diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa
angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Beberapa macam
data antara lain; data populasi dan data sample, data observasi, data
primer dan data sukender. Menurut cara memperolehnya, data
dibedakan menjadi dua :
a. Data Primer

27
Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari
objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkut
yang dapat berupa interview, observasi.

b. Data Sekunder
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh
atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau
yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak
langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Syafrizal
& Muslich, 2014).
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
data primer dan data sekunder guna memperoleh infomasi yang
mendalam terkait dengan topik permasalahan yang ada. Sumber data
primer pada penelitian ini adalah adopted children tanpa penetapan
pengadilan. Sedangkan keluarga subyek dan lampiran foto
dokumentasi dijadikan sebagai sumber data sekunder. Pemilihan
subyek penelitian berdasarkan fenomena yang terkait dengan topik
penelitian yang dibahas.

D. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Creswell (2009: 266) teknik pengumpulan data
merupakan usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui
observasi, dan wawancara baik terstruktur maupun tidak, dokumentasi,
materi-materi visual, serta usaha merancang protocol untuk merekam dan
mencatat informasi.
1. Wawancara
Wawancara berasal dari istilah Perancis, entrvuc yang berarti
“melihat satu dengan lainnya atau bertemu”. Wawancara

28
didefinisikan sebagai hubungan tatap muka (face to face
relationship) Berger (dalam Rianto, 2020). Secara lebih rinci,
wawancara adalah komunikasi antara dua pihak atau lebih yang
bisa dilakukan dengan tatap muka di mana salah satu pihak
berperan sebagai interviewer dan pihak lainnya berperan sebagai
interviewee dengan tujuan tertentu, misalnya untuk mendapatkan
informasi atau mengumpulkan data. Interviewer menanyakan
sejumlah pertanyaan kepada interviewee untuk mendapatkan
jawaban (Fadhallah, 2021).
Dalam penelitian ini wawancara yang diperlukan adalah
pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur dan
bersifar terbuka yang dirancang dengan tujuan memunculkan
pandangan, opini dari para partisipan. Wawancara yang akan
dilakukan oleh peneliti sebagian besar akan menggunakan teknik
berhadap-hadapan (face to face) dengan subyek yang akan diteliti
dimana nantinya peneliti akan mengunjungi kediaman subyek dan
melakukan wawancara secara pribadi. Wawancara dilakukan guna
memperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah disusun dalam
rumusan masalah yaitu mengenai gambaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi personal growth initiative pada adopted children.
Peneliti akan melibatkan subyek yang terkait (adopted children)
dan keluarga subyek sebagai orang yang akan diwawancara.
2. Observasi
Menurut Creswell (dalam Rianto, 2020) menjelaskan bahwa
observasi berarti memperhatikan fenomena di lapangan melalui
kelima indera peneliti, seringkali dengan instrumen atau perangkat,
dan merekamnya untuk tujuan ilmiah. Secara luas observasi
diarahkan pada kegiatan memperhatikan fenomena secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Banister, dalam
Ni’matuzahroh & Prasetyaningrum, 2018). Pengamatan yang

29
dilakukan harus secara alami (naturalistic) dimana pengamat harus
larut dalam situasi realistis dan alami yang sedang terjadi
(Kerlinger, dalam Ni’matuzahroh & Prasetyaningrum, 2018) dan
dengan memperhatikan kejadian gejala atau sesuatu secara fokus
(Garayibah, dalam Ni’matuzahroh & Prasetyaningrum, 2018).
Sementara orang yang melakukan pengamatan disebut sebagai
observer. Untuk itu istilah observer ini akan digunakan penulis
dalam ulusan-ulasan selanjutnya (Ni’matuzahroh & Susanti, 2018).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan yang
terkait dengan personal growth initiative pada adopted children,
sikap maupun aktivitas yang dilakukan para subyek (adopted
children), khususnya di lokasi yang akan diteliti. Observasi
dilakukan guna untuk menjawab pertanyaan terkait faktor-faktor
yang mempengaruhi personal growth initiative pada adopted
children serta mendukung pernyataan dalam wawancara dengan
subjek sehingga data yang diperoleh tidak terjadi bias.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Creswell (dalam Hafnan, 2021) adalah
metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk
mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen atau daftar
buku. Dokumen dalam penelitian ini antara lain: data subyek,
gambar atau foto ketika penelitian serta dokumen-dokumen
penting tentang subyek. Penggunaan dokumentasi sebagai sumber
data sekunder telah mendapat ijin dari subyek yang bersangkutan.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data diawali dengan
peneliti mengkonfirmasi kesedian subyek, yaitu adopted children tanpa
penetapan pengadilan untuk terlibat dalam penelitian ini yang nantinya
akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini. Tahap kedua,
peneliti mengunjungi kediaman subyek yang beralamat di Desa Citayam,

30
Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor bertujuan untuk menentukan
waktu dan tempat penelitian. Tahap ketiga, yaitu melakukan wawancara
terstruktur dan melakukan observasi. Proses ini dilakukan sebanyak satu
sampai empat kali.

F. Analisis Data

Pada penelitian ini data akan terkumpul dari beragam sumber

seperti wawancara, catatan lapangan melalui observasi, dokumentasi dan

data-data lainnya selama proses penelitian berlangsung. Langkah

berikutnya adalah melakukan analis data dan interpretasi atas data.

Noeng Muhadjir (dalam Rijali, 2018) mengemukakan pengertian


analisis data sebagai “upaya mencari dan menata secara sistematis catatan
hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan
bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna”.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu proses
penganalisaan data ini akan terus dilakukan sampai dengan memperoleh
data jenuh. Kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data
atau infomasi baru (Huberman & Miles dalam, Pahleviannur, dkk., 2022).
Miles dan Huberman (dalam Rianto, 2020) mengemukakan bahwa
analisis data mencakup tiga alur, yakni reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses penyortiran atau
pemilihan data-data yang dikumpulkan, melakukan pemusatan
perhatian dan penyederhanaan atas data-data yang ada,
pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang dihasilkan
selama proses pengumpilan data. Miles dan Huberman mengatakan

31
bahwa reduksi data tidak terlepas dari analisis. Menurutnya,
“reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Ia
merupakan bagian analisis. Pilihan-pilihan peneliti mengenai
bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola
mana yang meringkas sejumlah bagian yang terseba, cerita-cerita
apa yang sedang berkembang”.
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Rianto, 2020) penyajian
data dipahami sebagai usaha untuk menyajikan atau menyusun
informasi (dari data kualitatif) yang memungkinkan data-data itu
diambil kesimpulan. Dalam tekniknya Miles dan Huberman
menyarankan bahwa dalam rangka menyajikan data-data itu
peneliti dapat mengembangkan kolom-kolom untuk menempatkan
mana data-data yang diangap penting dan punya makna ataupun
cerita-cerita yang menarik untuk ditampilkan dalam penelitian
yang nantinya untuk membangun deskripsi dan penarikan
kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Tahap ketiga analisis adalah penarikan kesimpulan. Namun, ini
bukan penarikan kesimpulan dalam pengertian hasil akhir
penelitian. Sebaliknya, ia lebih dekat ke arah “makna” atas data
yang telah disortir dan disajikan.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Creswell (dalam Zuhri dan Christiani, 2019) menjelaskan bahwa
uji keabsahan atau validitas pada penelitian kualitatif merupakan upaya
pemeriksaan terhadap keakuratan hasil penelitian dengan menerapkan
prosedur tertentu. Validitas ini didasarkan pada suatu kepastian apakah
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sudah akurat dari sudut
pandang peneliti, partisipan, ataupun pembaca secara umum.

32
Ada bermacam-macam strategi yang dapat digunakan dalam uji
keabsahan pada penelitian kualitatif, teknik uji keabsahan data yang
digunakan oleh peneliti yaitu dengan mengtringulasi (tringulate).
Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan keabsahan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini tringulasi dapat
dikatakan sebagai teknik pengumpulan data sekaligus menguji kredibilitas
atau keabsahan data (Widiati, dkk., 2020).
Dengan demikian pada penelitian ini peneliti menggunakan strategi
keabsahan dengan mengtringulasi(tringulate) sumber-sumber data yang
berbeda. Tringulasi dilakukan dengan memeriksa bukti-bukti dari berbagai
sumber yang kemudian menggunakannya untuk membangun justifikasi
tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun berdasarkan sejumlah
sumber data akan menambah validitas penelitian (Creswell dalam Zuhri
dan Christiani, 2020). Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan
(member check) dengan sumber data terkait.

33
BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data
1. Lokasi Penelitian
a. Profile Desa Citayam
Citayam adalah desa di kecamatan Tajurhalang, kabupaten
Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Desa Citayam memiliki batas
wilayah, sebelah Utara berbatasan dengan Duren Seribu atau
Pengasinan; sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah
Sasakpanjang; sebelah Timur berbatasan dengan wilayah
Ragajaya; dan sebelah Barat berbatasan dengan wilayah
Pemagarsari.
b. Visi dan Misi Desa Citayam
1) Visi
Menjadikan masyarakat kecamatan Tajurhalang yang
mandiri, maju berlandaskan iman dan taqwa.
2) Misi
a) Meningkatkan pelayanan prima di seluruh sektor
pemerintahan.
b) Meningkatkan kesalehan sosial dalam kehidupan
kemasyarakatan di kecamatan Tajurhalang.
c) Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan
serta menciptakan perekonomian masyarakat yang
maju.

34
35
2. Profile Subjek
a. Subjek I
1) Identitas Anak
Inisial nama :DN (D)
Usia :22 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Anak ke :1
Pendidikan :SMA
2) Identitas Orang Tua
Nama Ayah :M
Umur Ayah :52 tahun
Pekerjaan Ayah : (Meninggal)
Tingkatan Pendidikan Ayah : SD
Nama Ibu :N
Umur Ibu : 61 tahun
Pekerjaan Ibu :Ibu Rumah Tangga
Tingkatan Pendidikan Ibu : SD
Alamat :Kp. Ragamukti RT 01 RW 01, Desa Citayam,
Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor

Subjek penelitian pertama berinisial D, ia adalah seorang


perempuan berusia 22 tahun yang merupakan anak adopsi dari bapak M
dan ibu N (inisial nama). D merupakan seorang tamatan SMA yang kini
masih tinggal bersama dengan ibu N di alamat Kp. Ragamukti RT 01 RW
01, desa Citayam, kecamatan Tajurhalang, kabupaten Bogor. Beragama
Islam. Saat ini subjek D juga sudah menikah dan memiliki 1 orang anak
perempuan usia 1 tahun.
Bapak M ayah angkat subjek telah meninggal dunia sejak tahun
2004, hal tersebut yang membuat subjek D hanya tinggal dengan ibu
angkatnya saja. Subjek D merupakan anak tunggal dari pasangan bapak M
dan ibu N.

36
Pada hari Senin, 8 Mei 2023 peneliti melakukan kunjungan
pertama ke rumah subjek D, pada saat itu peneliti disambut dengan baik
oleh ibu angkat subjek D dan subjek D sendiri. Ibu angkat subjek D dan
subjek D juga sangat terbuka dengan kedatangan peneliti. Pada pertemuan
pertama peneleiti menjelaskan kembali maksud kedatangan peneliti,
sekaligus melakukan observasi pertama serta melakukan pendekatan.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara mendengarkan cerita
subjek D terkait masalah yang dialami perihal permasalahan
perekonomian keluarganya. Pada observasi pertama diketahui bahwa
subjek D memiliki keinginan melakukan perubahan karena kondisi yang
terjadi pada keluarganya dan kebutuhan pribadi hal ini sesuai dengan
ungkapan subjek dalam petikan sesi wawancara berikut :

“ Aku ada rencana mau kerja kak, ya buat bantu-bantu suami sama
nyenengin diri sendiri sama umi.”

Serta mempunyai alasan mengapa subjek D melakukan perubahan.


Hal tersebut diperkuat dengan ungkapan subjek D dalam sesi wawancara :

“Tujuan aku, aku mau mengubah keadaan kak, keadaan ekonomi ya


terutama, karena mau nyenengin umi, diri sendiri apalagi sekarang udah
punya anak kebutuhan udah banyak banget, satu sisi juga aku sama suami
suka debat perkara uang.”

Selajutnya pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu, 10 Mei


2023. Terlihat subjek D memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibu
angkatnya, hal tersebut sesuai dengan ungkapan yang dikatkannya dalam
petikan wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana pandangan dan relasi Anda dengan keluarga ?”
Subjek D :“Sangat baik kak, terutama sama umi karena ya selama ini aku
kan cuma hidup sama umi jadi ya udah kayak temen aja.”

37
Dalam sela-sela wawancara dengan subjek D,ibu angkat subjek D
yaitu, ibu N menjelaskan mengenai alasan mengapa suaminya, bapak M
dan Ibu N memutuskan untuk mengadopsi subjek D dijelaskan ibu N yang
menyatakan sebagai berikut :

“Dulu alasan umi sama bapak ngadopsi D karena bapak gak bisa
menghasilkan anak dan punya rencana untuk adopsi.”

Orang tua angkat subjek D mengadopsi subjek D pada tahun 2000


di sebuah rumah sakit di daerah Bogor. Dalam sesi wawancara ibu angkat
subjek D menceritakan mengenai kronologis yang terjadi, sebagai berikut :

“ Dulu kan emang umi sama bapak gak bisa punya anak, terus kebetulan
saudara umi yang di Bogor ngasih tau umi kalau ada perempuan hamil
yang ga bisa merawat anaknya dan anaknya itu mau dibuang atau dititip ke
panti asuhan, denger hal kayak gitu umi sama bapak langsung iba dan
akhirnya mutusin buat ngambil D jadi anak umi dan bapak. Ceritanya tuh,
ibu kandung si D hamil di luar nikah yang mana ibu kandung D gak siap
nerima keberadaan D, kalau ayah kandungnya D diketahui ternyata udah
nikah sama orang lain dan udah punya anak juga. Jadi ibu kandung D gak
sanggup kalau harus membesarkan D sendirian.”

Kemudian peneliti menanyakan pertanyaan kepada ibu angkat


subjek D sebagaimana yang dapat dilihat dalam kutipan sesi wawancara
berikut :

Peneliti : “Di mata umi, D dinilai seperti apa ?”


Ibu N : “Gimana ya.. yaa.. di mata umi tuh dia anak yang luar biasa manja,
manjanya cuman kayak apa ya.. kayak biasanya tuh dia yang masih jadi
entar apa apa umi, apa apa umi begitu, itu kan namanya manja begitu, jadi

38
masih kayak anak kecil, abis gimana ya umi juga mau gimana namanya
juga itu anak, umi juga kasian kalau ga umi bantu, gitu neng.”

Dimata ibunya subjek D merupakan sosok yang manja pada


ibunya, menurut ibu angkat subjek, walaupun subjek D sudah berkeluarga
subjek D masih sangat bergantung pada ibunya. Selain itu, ibu subjek D
memiliki harapan untuk hidup subjek D kedepannya sepert yang dapat
dilihat dalam kutipan percakapan wawancara berikut :

Peneliti : “Bagaimana harapan umi ke D?”


Ibu N : “Harapan untuk D nya, umi Cuma bisa berdoa supaya kedepannya
lebih baik, lebih bisa rumahnya tangganya lebih baik, biar punya anak
yang sholehah, yang berbakti gitu, mudah-mudahan dia bisa mandiri, bisa
berdiri di kakinya sendiri untuk mencari nafkah ga ngandelin suami gitu
loh.”

Mengetahui kenyataan yang ada awalnya subjek D tidak


menyangka dan tidak dapat menerima statusnya sebagai anak adopsi. Jauh
sebelum subjek D mengetahui kenyataannya, subjek D sudah menaruh
curiga pada ibu angkatnya,pasalnya subjek D menyadari bahwa dari
bentuk wajah, warna kulit dan postur tubuh semua berbeda dari kedua
orang tuanya. Hal ini diungkapkan subjek D dalam kutipan berikut :

“ Sebenernya aku udah curiga dari lama kak sama umi, dari waktu masih
sekolah,aku kan tipe anak yang suka overthinking ya, pernah aku tuh mikir
dan sadar kenapa ya dari bentuk muka, postur badan dan warna kulit tuh
ga ada yang mirip sama umi dan bapak. Kayak bentuk hidung yang mana
aku mancung umi sama bapak sebaliknya, aku yang punya kulit putih umi
sama bapak kulitnya sawo mateng, aku tinggi umi yang pendek terus juga
badan aku yang berisi umi sama bapak ga ada yang kayak gitu. Ditambah
lagi, umi tuh sering kayak liat berita kan perihal anak yang dibuang sama

39
orang tuanya atau anak yang dititp dipanti asuhan, terus umi tuh selalu
nanya aku (“kalau kamu ada diposisi itu gimana?), nanya kayak gitu tuh
cukup sering sampai kadang aku kesel dan makin curiga aja, tapi umi
selalu ngeyakinin aku kalau aku tuh anaknya umi sama bapak dan aku tuh
miripnya sama kakek nenek.”
Kemudian peneliti melanjutkan kembali sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Apakah kamu pernah merasakan putus asa ?”
Subjek D : “Pasti pernah kak, dulu waktu aku baru pertama tahu kalau
memang ternyata aku bukan anak kandung umi aku bener-bener putus asa
banget, aku sampai kabur dari rumah waktu itu, sangking aku sedih, marah
dan kecewanya sama kenyaataan hidup. Kayak aku mikir sejahat apa sih
aku sama orang sampai-sampai aku punya jalan hidup yang kayak gini
banget, kok orang tua kandung aku tega banget sampai-sampai aku
diadopsi sama orang lain dan yang lebih sakitnya lagi kak tetangga sama
saudara sekitar rumah tuh udah pada tau semua kenyataan tentang diri aku,
jadi ya aku udah sempet putus asa banget.”

Seperti yang diakuinya dalam wawancara tersebut subjek D pernah


merasa putus atas dengan hidup, dimana hidupnya membawa kenyataan
bahwa dia adalah seorang anak adopsi dari orang tua angkatnya. Namun
saat ini subjek D telah berhasil berdamai dan memaafkan tentang masalah
serta kenyataan tesebut. Subjek D merasa hidup harus terus berjalan.
Subjek D menganggap lebih baik dia melakukan perubahan untuk
hidupnya kedepan seperti ingin mencari pekerjaan dan saat ini subjek D
sedang membuka usaha kecil-kecil yang akan dia pasarkan secara online.
Kemudian pertemuan ketiga dilakukan pada hari Jum’at , 19 Mei
2023. Seperti biasanya peneliti datang ke rumah subjek D untuk kembali
melakukan observasi. Seperti yang dapat peneliti perhatikan dalam
observasi berikut :

40
“Berkeinginan untuk merubah keadaan keluarganya menjadi lebih baik.”

Subjek D memulai usaha online berjualan snack, proses pembuatan


tersebut dipersiapkan sedari jam 06.00-08.00, disambi dengan subjek D
membuat sarapan untuk orang rumah.
“Bertekad untuk mengangkat derajat orang tunya dengan usahanya
sendiri.”

Subjek D menyadari kondisi yang ada sebagai sebuah kesempatan untuk


melakukan perubahan.

“Ingin membuktikan diri kepada orang-orang yang telah merendahkan


keluarganya.”

Mengetahui alasan atau motivasi diri mengapa subjek D


memerlukan perubahan.

“Melakukan perubahan atas kemauan diri sendiri.”

Subjek D dengan inisiatifnya melakukan aksi perubahan


berdasarkan kemauan dirinya sendiri.

“Bergaul dengan lingkungan yang positif.”

Subjek D menghindari pergaulan dari lingkungan masyarakat yang


dianggap hal tersebut membawa dampak yang tidak baik.
“Membutuhkan orang lain untuk mendukung perubahan
diri.”

Subjek D memerlukan orang lain seperti keluarga dan teman-teman


dekatnya untuk mendukung perubahannya.
Pada hari Selasa, 22 Mei 2023 peneliti kembali datang ke rumah

41
subjek untuk melakukan observasi. Pada pukul 06.00 WIB sampai dengan
pukul 08.30 WIB mempersiapkan bahan dagang yang akan dijual disambi
dengan membuat sarapan. Setelah itu subjek D mandi pada pukul 09.00
WIB. Setelah mandi subjek mengecek pekerjaan rumah lainnya yang
belum dikerjakan, sekitar pukul 09.30 WIB subjek mulai melakukan
pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, menghangatkan nasi, dan
memasak. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah pukul 11.00 WIB
memandikan anaknya, lalu menyupi anaknya makan. Setelah itu mengajak
anaknya main hingga pukul 14.00 WIB. Dilanjutkan memberikan ASI
anaknya untuk tidur. Sekitar pukul 16.00 WIB setelah anaknya bangun,
subjek D memandikan anaknya, lalu menyuapi anaknya makan sore
sambil mengajaknya bermain. Pada 17.30 WIB pulang dan masuk
kerumah sambil mengajak anaknya menonton.

b. Subjek II
1) Identitas Anak
Inisial nama :FJ (F)
Usia :21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- :3
Pendidikan : SMA
3) Identitas Orang Tua
Nama Ayah :E
Umur Ayah : 64 tahun
Pekerjaan Ayah : Satpam
Tingkatan Pendidikan Ayah : SMP
Nama Ibu : RW
Umur Ibu : 45 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Tingkatan Pendidikan Ibu : SMP

42
Alamat : Kp. Ragamukti RT 03 RW
01 Desa Citayam, Kec.
Tajurhalang, Kab. Bogor.

Subjek penelitian kedua berinisial F, anak ketiga dari pasangan


bapak E dan ibu RW (nama inisial). Merupakan seorang perempuan yang
berusia 21 tahun. Beragama Islam. Ayah subjek F bekerja sebagai
satpamsalah satu SMA di Tajurhalang, sedangkan ibunya adalah seorang
ibu rumah tangga. Saat ini subjek F tinggal bersama ibunya di alamat Kp.
Ragamukti RT 3 RW 1 desa Citayam kecamatan Tajurhalang kabupaten
Bogor. Subjek F memiliki dua kakak, satu laki-laki dan satu perempuan,
serta memiliki satu adik laki-laki.
Subjek F diadopsi oleh bapak E dan ibu RW pada tahun 2001.
Pada saat itu subjek F diambil dari salah satu klinik bidan yang ada di
dekat rumah subjek F. Ketika subjek F lahir orang tua kandungnya sengaja
meninggalkan subjek F begitu saja di klinik tersebut. Diketahui dari hasil
wawancara dengan ibu RW tentang kronologis yang terjadi, alasan orang
tua kandung subjek F meinggalkannya di klinik tersebut adalah karena
orang tua kandung subjek F memiliki kesulitan finansial. Awalnya orang
tua kandung subjek F menitipkan subjek F di klinik tersebut dan akan
kembali untuk mengambil kembali anaknya setelah memiliki biaya untuk
membayar keperluan adminitrasi klinik pasca melahirkan, tetapi dalam
waktu hitungan bulan orang tua subjek F tidak kembali.
Pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2023, peneliti membuat janji temu
dengan subjek F, hal tersebut disetujui oleh subjek F yang mana akan
bertemu setelah subjek F pulang dari kerjanya. Kemudian peneliti dan
subjek F bertemu di salah satu malldi kawasan Depok di pukul 16.30
WIBuntuk membicarakan terkait penelitian yang sedang diteliti oleh
peneliti dan subjek F pun setuju untuk turut andil dalam penelitian ini. Hal
tersebut terungkap dalam petikan wawancara berikut :

43
“Aku ga keberatan kok kak, justru aku seneng banget bisa
sharing dan bisa jadi inspirasi atau motivasi buat banyak
orang yang mungkin posisinya sama kaya aku.”

Subjek F menyatakan kebersediaannya dengan alasan selain untuk


membantu dalam proses penelitaian in, subjek F bisa berbagi pengelaman
serta memotivasi orang-orang diluar sana yang memiliki cerita hidup yang
sama dengannya.
Kegiatan subjek F sehari-hari adalah bekerja dari pukul 9.00 WIB
sampai dengan pukul 16.00 WIB. Setelah pulang kerja biasanya subjek
hanya menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarganya. Setelah itu
peneliti langsung mengambil kesempatan untuk masuk ke dalam topik
wawancara sebagai berikut :
Peneliti : “Bagaimana pandangan dan relasi kamu dengan
keluarga kamu ?”
Subjek F : “Kalau ditanya gitu jujur aja kak kondisi
keluarga aku kurang harmonis, aku juga anak broken home di
rumah. Mama sama ayah aku cerai, kakak dan adik aku juga
udah nikah dan udah pada sibuk sama keluarganya masing-
masing.”

Selain menyandang status sebagai adopted children, subjek F juga


merupakan anak broken home. Saat ini subjek F tinggal bersama ibu
angkatnya (ibu RW) dan ayah tirinya. Sedangkan ayah angkatnya yaitu
bapak E, kini tinggal dengan anak bungsunya yang kini telah berkeluarga.
Kemudian pertanyaan dilanjutkan kembali :
Peneliti : “Apa pernah kamu merasa putus asa?”
Subjek F : ” Putus asa pernah kak, aku ngerasa aku ga
dapat dukungan dari siapa pun, ditambah sekarang kayak
mama udah punya suami lagi, kakak semuanya udah nikah,
ade aku juga gitu, udah sibuk masing-masing.”

Saat ini subjek F merasa bahwa dia sendirian tidak mendapatkan

44
dukungan dari siapa pun dikarenakan kondisi keluarganya yang saat ini
sudah berbeda. Tetapi teruntuk hal tersebut subjek F telah berhasil untuk
menerima dan ikhlas dengan kondisi nya. Hal tersebut terungkap dalam
petikan wawancara berikut :
“Sekarang ngerasa lebih pemaaf aja, lebih sabar, lebih
bisa nerima diri sendiri sama lebih ikhlas sih.”
“Ada kak, karena kalau kita hidup masih stay disitu-situ
aja ga malakukan perubahan apapun, ya hidup juga ga akan
berubah kak.”

Subjek F menyadari secara inisiatif untuk melakukan perubahan


untuk hidupnya sendiri, subjek F memiliki alasan bahwa dia harus
membuktikan diri kepada orang lain kalau dirinya pun juga mampu
menjadi sosok yang dapat membanggakan keluarga. Kemudian peneliti
melanjutkannya sesi wawancara dengen subjek F dalam petikan
wawancara berikut :

Peneliti : “Ketika ingin berubah, apakah kamu tahu hal


apa saja yang harus kamu lakukan ?”
Subjek F : “Kalau dari aku ya kak mungkin, pendekatan
diri dari segi agama, memiliki lingkungan yang positif dan
terakhir membangun banyak relasi dengan orang yang
berpotensi, karena menurut aku teman itu sangat membawa
pengaruh.”

Beradasarkan ungkapannya dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek


F mengetahui hal-hal apa saja yang dirasa harus diubah. Menurut subjek F
memiliki rencana untuk perubahannya merupakan hal yang perlu
dilakukan karena dengan begitu dengan adanya rencana hasil yang akan
didapat pasti akan lebih baik.
Kemudian peneliti kembali untuk menemui subjek F pada hari
Rabu, 17 Mei 2023. Peneliti datang ke rumah subjek F setelah subjek F

45
pulang kerja dan bertemu dengan bapak E (ayah angkat subjek F) untuk
melakukan observasi, yang mana dilihat oleh peneliti sebagai berikut :
“Meminta masukan orang lain tentang keputusan yang
akan diambil.”

Subjek F meminta pendapat ayah angkatnya terkait masalah yang


sedang dirinya dan pasangan hadapi. Menurut subjek F ayah angkatnya
adalah sosok yang lebih bisa mengerti dirinya daripada ibu angkatnya.
“Memiliki rencana untuk masa depan.”

Subjek F telah memikirkan tentang ingin menjadi wanita karir di


masa depan hal ini pun diungkapkan juga olehnya dalam petikan berikut :
“Untuk minat aku suka menjadi wanita karir kak.”

Dalam sela-sela obrolan antara peneliti dan subjek, bapak E (ayah


angkat subjek F) juga ikut serta dalam obrolan hal itu dijadikan
kesempatan oleh peneliti untuk bertanya terkait subjek F, terungkap dalam
petikan wawancara berikut :
Peneliti : “Dimata ayah, F dinilai seperti apa ?”
Bapak E : “Ayah mah bangga benget sama F walaupun
perempuan tapi dia kuat banget, ngeliat kondisi keluarganya
yang berantakan tapi dia tetep mau gitu ketemu ayahnya, suka
bawa makanan kalau kerumah, kalau ayah sakit juga larinya
ke F. Kadang ayah malah yang ngerasa malu suka nyusahin F
mulu, satu sisi juga ayah udah tua gini. Tapi intinya mah
bersyukur banget punya anak begitu”
Peneliti : “Bagaimana harapan ayah ke F ?”
Bapak E : “Harapan ayah sih semoga F bisa menjadi anak
yang dibanggakan, semoga juga bisa lebih baik dari orang
tuanya, ya minal hidup dia lebih baik lah dari orang tuanya.
Ya baik secara ekonomi maupun baik nantinya ketika udah
berkeluarga.”

46
Setelah peneliti amati subjek F memiliki hubungsn yang cukup
dekat dengan ayahnya. Subjek F menerima keadaan yang terjadi dalam
hidupnya dan tetap menjaga hubungan baik dengan orang tuanya.
Selanjutnya pada hari Jum’at tangal 19 Mei 2023 peneliti kembali
bertemu dengan subjek F untuk mengajaknya berbincang sekaligus
melakukan observasi lanjutan. Subjek F banyak bercerita tentang pasangan
dan hidupnya, beberapa kali meminta pendapat peneliti terkait hal
tersebut. Di dalam observasi tersebut dapat peneliti liat bahwa :
“Meminta bantuan orang lain untuk perencanaan yang
akan dibuat”
“Sharing dan bercerita sebagai cara yang dianggap efektif
untuk melakukan perubahan diri.

Kemudian pada hari Sabtu 20 Mei 2023 seperti biasa subjek F


melakukan kegiatan rutin nya. Bangun tidur pada pukul 07.00 WIB untuk
mandi dan siap-siap bekerja. Pukul 08.00 WIB berangkat ke kantor tempat
subjek F bekerja. Pukul 09.00 WIB sampai kantor dan akan kembali
pulang pada pukul 16.00 WIB. Setelah sampai rumah subjek F makan,
melakukan kegiatan lain. Pukul 10.00 subjek F tidur.
c. Subjek III
1) Identitas Anak
Inisial nama : AA
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Anak ke- :2
Pendidikan : SMA
2) Identitas Orang Tua
Nama Ayah : AS
Umur Ayah :46
Pekerjaan Ayah :Karyawan Swasta
Tingkatan Pendidikan Ayah : SLTA
Nama Ibu : AN

47
Umur Ibu :51
Pekerjaan Ibu : Wirausaha
Tingkatan Pendidikan Ibu : SLTA
Alamat: Kp. Baru RT 05 RW 05 Desa Citayam, kec.
Tajurhalang, kab. Bogor

Subjek penelitian yang ketiga berinisial A. Subjek A merupakan


seorang adopted children, sekaligus anak kedua dari pasangan suami istri
bapak AS dan ibu A (inisial nama). Berjenis kelamin laki-laki. Saat ini
subjek A berusia 22 tahun. Beragama Islam. Saat ini subjek A masih
tinggal di rumah bersama orang tua angkatnya yang beralamat di Kp. Baru
RT 05 RW 05 desa Citayam kec. Tajurhalang, kab. Bogor. Ayah subjek A
bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu subjek bekerja sebagai
wirausaha. Ibu subjek A memiliki usaha warung nasi uduk yang telah
dirintisnya sejak tahun 2011.
Pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2023 peneliti datang ke rumah
subjek A untuk melakukan wawancara dan observasi. Subjek A pun
menyetujui untuk turut andil menjadi subjek di penelitian ini. Pada saat
datang kerumahnya peneliti juga bertemu dengan ibu subjek A dan
menerima kedatangan peneliti dengan senang hati. Subjek A diketahui
diadopsi sejak dirinya masih bayi. Sebelum masuk dalam sesi wawancara,
ibu A menceritakan mengenai kronologis yang dulu terjadi, saat itu ibu
nya (nenek subjek A) adalah seorang dukun beranak yang cukup terkenal
di perkampungan tesebut. Secara kebetulan nenek subjek A mendapatkan
seorang pasien ibu hamil ysng akan melahirkan (ibu kandung subjek A).
Namun setelah ibu tersebut melahirkan ibu tersebut meminta bantuan pada
nenek subjek A untuk menitipkan anaknya, diketahui alasannya ibu
kandung subjek A adalah wanita yang hamil diluar nikah, ayah kandung
subjek A tidak mau bertanggung jawab. Ibu kandung subjek A merasa
tidak sanggup untuk merawat bayinya, selain usianya yang masih muda
dari pihak keluarga tidak ada yang bersedia untuk menerima bayi tersebut.
Hal tersebut yang secara terpaksa membuat ibu kandung subjek A

48
menitipkan subjek A pada neneknya. Ibu angkat subjek A dan bapak AS
yang mengetahui kejadian tersebut merasa miris mendengarnya dan secara
inisiatif menyetujui untuk mengadopsi subjek A. Sampai sekarang subjek
A tidak pernah mengetahui siapa ibu kandungnya. Karena dari cerita yang
di dapat pasca melahirkan ibu kandung subjek A langsung dibawa pindah
ke luar kota bersama keluarganya. Kemudian peneliti mencoba untuk
menggiring topik untuk masuk ke dalam sesi wawancara, seperti yang
dapat dilihat dalam petikan wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana pandangan dan relasi kamu dengan
keluarga ?”
Subjek A : “Kalau dibilang akrab yang akrab banget gitu
engga, Cuma ya care aja gitu tapi bukan care dalam bentuk
kata-kata segala macem atau dalam perilaku yang
overprotective, tapi cuma yang kayak care aja dalam hal
tertentu, misalnya kayak lagi sakit.”

Subjek A memiliki hubungan yang cukup baik dengan


keluarganya, keluarga subjek A juga tidak pernah menuntut subjek A
dengan hal apapun dan membebaskan subjek A untuk memiliih setiap
langkahnya.
Kegiatan subjek A sekarang ini di rumah saja membantu ibu nya
dalam menyiapkan bahan-bahan untuk jualan. Diketahui subjek A juga
baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya dan sekarang subjek A
masih mencari pekerjaan baru. Sebelumnya subjek A bekerja sebagai
captain strore di salah satu franchise minuman yang cukup terkenal di
wilayah Jabodetabek bahkan Amerika. Kemudian peneliti melanjutkan
sesi wawancara sebagai berikut :
Peneliti : “Apakah kamu pernah merasakan putus asa ?”
Subjek A : “Kalau putus asa sih ga pernah ya, karena aku
diadopsi dan aku bener-bener diurus dan di sayang. Karena
menurut aku walaupun bukan orang tua kandung, tapi mereka kan

49
yang jadi figur orang tua buat aku dan itu ga ada masalah.
Semuanya saling peduli satu sama lain.”

Subjek A tidak pernah putus asa dengan kenyataan hidup yang ada.
Menurutnya tidak ada alasan baginya untuk putus asa memiliki orang tua
angkat yang sayang dengannya itu sudah cukup, selain itu subjek A juga
meyakini bahwa segala yang diatur sudah merupakan seadil dan sebaik-
baiknya rencana Allah SWT. Walaupun menyandang status sebagai
adopted children hal tersebut tidak membuatnya tidak memiliki peluang
untuk maju untuk melakukan perubahan, seperti yang dikatakan subjek A
setelah mendapat pertanyaan dari peneliti terkait hal tersebut dalam
petikan wawancara berikut :
“Ada lah, hidupkan masih panjang, masih bisa cari banyak
pengalaman dimanapun dan kapanpun.”

Selama ini subjek A selalu belajar dari pengalaman-pengalaman


yang terjadi dalam hidupnya. Menurutnya pengalaman menjadi pelajaran
yang paling berharga, baik itu belajar dari pengalaman yang salah ataupun
sebaliknya. Oleh karena itu subje A memilih membiarkan semua rencana
hidupnya dibiarkan mengalir begitu saja, hal ini diketahui dari
ungkapannya dalam sesi wawancara sebagai berikut :
“Biarkan mengalir tapi tepi terarah”

Walaupun dibiarkan mengalir tapi subjek A ingin membuat


rencananya juga memiliki arah dan tujuan. Supaya dapat dikendalikan dan
terkontrol olehnya.
Kemudian peneliti kembali datang ke rumah subjek A pada hari
Sabtu tanggal 20 Mei 2023 untuk melakukan observasi kembali, sekaligus
membeli sarapan di warung nasi ibu angkat subjek A. Pada saat itu peneliti
datang pada pukul 08.00 WIB dan melihat subjek A sedang membantu
ibunya mencuci piring sisa makan pelanggannya. Kesempatan itu
digunakan peneliti untuk bertanya pada ibu angkat subjek mengenai
kepribadian subjek di rumah, seperti yang dapat dilihat dalam petikan

50
wawancara berikut :
Peneliti : “Dimata ibu, A dinilai seperti apa?”
Ibu AN : “Ibu bersyukur banget punya anak kayak A, si A tuh
beda banget sama abangnya neng (panggilan untuk peneliti),
kalau A mah anaknya lebih rajin, kalau apa-apa tuh tekun
ngerjainnya, mama suruh buat dimintain tolong dia selalu mau
dan ga pernah nolak. Beda sama abangnya.”

Kemudian peneliti menanyakan kembali pada ibu subjek A


mengenai apa harapan ibu subjek untuk anaknya, seperti yang dapat dilihat
dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana harapan ibu ke A ?”
Ibu AN : “Ibu mah ga minta yang neko-neko sama A, gak
pernah nuntut buat jadi apa jadi apa, yang penting jadi anak yang
sholeh, sholat 5 waktu, yang penting bisa menghargai orang lain.”

Pada saat itu juga kebetulan subjek A sudah rapih, subjek A


mengatakan akan menghadiri wawancara kerja di salah satu cafe tempat
sepupu subjek A bekerja.
Selanjutnya peneliti kembali menemui subjek A pada hari Minggu,
21 Mei 2023. Seperti biasa kegiatan subjek A pada pukul 08.00-10.00
WIB membantu ibunya ketika sedang berjualan. Kemudian sehabis selesai
membantu ibunya waktunya digunakan untuk istirahat. Sehabis zuhur
subjek pergi untuk tidur dan akan bangun pada pukul 16.00 untuk sholat
dan membantu ibunya belanja kebutuhan untuk dagang. Sehabis maghrib
subjek A membantu ibunya membuat lontong untuk dagang besok
paginya,
Pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2023 peneliti kembali datang ke
rumah subjek A untuk melakukan observasi, seperti yang dapat peneliti
amati tentang subjek A sebagai berikut :
“Ingin mencari pekerjaan.”

Subjek A sedang mencari pekerjaan kembali, sebagai bentuk upaya

51
atau niat melakukan suatu perubahan dari kondisi yang ada.
“Mengubah kondisi finansial.”

Subjek A memiliki alasan untuk melakukan perubahan. Subjek A


berusaha untuk merubah kondisi finansial baik untuk dirinya maupun
untuk kepenting keluarganya.

d. Subjek IV
1) Identitas Anak
Inisial nama : BAPN
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke- :1
Pendidikan : S1 (Mahasiswa Aktiif)
2) Identitas Orang Tua
Nama Ayah :JP
Umur Ayah : 47 tahun
Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta
Tingkatan Pendidikan Ayah : SMK
Nama Ibu : SL
Umur Ibu : 48 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Tingkatan Pendidikan Ibu : SMA
Alamat : Kp. Baru RT 04 RW 05 Desa Citayam, Kec.
Tajurhalang, Kab. Bogor.

Subjek penelitian yang terakhir berinisial B, dirinya adalah anak


pertama dari pasangan suami istri bapak JP (inisial nama) dan ibu SL
(inisial nama). Saat ini subjek B masih tinggal bersama orang tua
angkatnya yang beralamat di Kp. Baru RT 04 RW 05 desa Citayam kec.
Tajurhalang kab. Bogor. Ayah subjek B bekerja sebagai karyawan swasta
dan ibu subjek B bekerja sebagai ibu rumah tangga.

52
Subjek B merupakan seorang mahasiswa di Universitas Negeri
Jakarta yang saat ini sudah menginjak kaki di semester akhir. Subjek
memilih jurusan teknik mesin untuk bidang yang ingin dirinya geluti,
karena sedari SMK dirinya sudah tertarik pada bidang tersebut.
Subjek B diadopsi oleh bapak JP dan ibu SL sedari masih bayi
diketahui dari cerita yang di dapat peneliti dari subjek B. Saat pertama kali
tahu tentang kenyataan tersebut, kenyataan dimana subjek B adalah
seorang adopted children, saat itu subjek B masih duduk di bangku SMK
kelas 12 dimana sudah mendekati momen kelulusan dirinya. Diketahui ibu
kandung subjek B adalah seorang mahasiswa yang mengalami kehamilan
diluar nikah. Awalnya informasi tersebut didapatkan orang tua angkat
subjek B dari pihak keluaganya yang ada di Jawa diceritakannya bahwa
ada seorang mahasiswi hamil (ibu kandung subjek B)di lingkungan tempat
mereka tingal yang ingin memberikan anaknya pada orang lain sebab
kekasih dari mahaswi tersebut tidak mau untuk bertanggung jawab, pada
saat itu mahasiswi tersebut meminta persyaratan jika anaknya diadopsi
maka pihak yang mengadopsi harus membayar biaya persalinannya.
Mendengar hal tersebut bapak JL dan Ibu SL merasa sangat iba dan
akhirnya sepakat untuk mengadopsi subjek B dan sampai saat ini subjek B
tidak pernah bertemu dengan orang tua kandungnya.
Pada saat subjek B baru mengetahui kenyataan yang terjadi pada
dirinya, subjek B merasa kecewa dan marah dirinya tidak siap menerima
kenyataan tersebut. Subjek B bercerita hal tersebut adalah hal yang paling
membuatnya terpuruk, subjek B mengakui ia jadi mengenal dunia malam,
rokok, memasuki pergaulan yang negatif, terlibat tauran hal tersebut
menjadi pelarian bagi subjek B atas rasa kecewanya. Namun saat ini
subjek B sudah tersadar untuk bisa berdamai dan memaafkan masa lalunya
dan ingin fokus pada pendidikan dan karirnya nanti.
Pada hari Kamis tepatnya tanggal 18 Mei 2023 peneliti meminta
janji temu dengan subjek B di rumahnya untuk melakukan wawancara
serta observasi dan subjek B pun menyetujuinya. Di rumahnya peneliti

53
juga bertemu ibu subjek B, dengan menjelaskan niat dan maksud
kedatangan peneliti, ibu subjek pun mengerti dan mempersilakan nya
dengan senang hati. Akhirnya peneliti langsung menggiring topik untuk
masuk ke dalam sesi wawancara, yang mana dapat diketahui dalam
petikan wawancara berikut ini ;
Peneliti : “Bagaimana pandangan dan relasi kamu dengan
keluarga ?”
Subjek B : “Baik-baik aja, tapi aku lebih deket sama ibu
karena kalau ayah kan kerja terus pulang malem terus jadi ya
waktunya lebih sedikit aja.”

Seperti yang diakui subjek B dalam ungkapan jawaban di atas,


bahwa subjek B lebih dekat dengan ibunya dikarenakan ayahnya yang
sibuk bekerja dan membuat waktu dengannya sangat terbatas. Menjadi
adopted children dari orang tua yang sudah membesarkan tidak
menjadikan subjek B mundur dalam meraih impiannya. Dahulu memang
sempat dirinya kecewa atas kenyataan yang ada tetapi hal tersebut tidak
sampai membuatnya mundur untuk mengembangkan diri, hal tersebut
dikatakan nya dalam petikan wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu setelah kamu mengetahui status
kamu sebagai adopted children adakah peluang untuk
mengembangkan diri ?”
Subjek B : “Ada dong, selagi kita punya kemauan,
kesadaran dan inisiatif, kenapa engga.”

Walaupun berstatus sebagai adopted children meraih impian


adalah hal yang harus dilakukan dan subjek B tidak pernah merasa putus
asa atas hidupnya. Terungkap dalam petikan wawancara berikut :
“Engga sih, karena masih punya banyak harapan dan
pikiran positif.”

Menurut subjek B memiliki harapan dan selalu berpikiran positif


adalah cara agar dirinya tidak akan pernah merasa putus asa. Selain itu

54
memiliki target atau rencana yang jelas dan mengetahui langkah-langkah
apa saja yang akan dilakukan untuk melakukan perubahan merupakan hal
yang tidak kalah penting. Ungkapan tersebut sesuai dengan petikan
wawancara berikut :
“Terencana, karena aku suka hal-hal yang terstruktur,
rapih dan sistematis.”
“Mungkin harus mulai dari kebiasan-kebiasaan baik ya
kayak dari rutinitas bangun pagi, bekerja keras, belajar
dengan giat, jangan pernah ngerasa cukup, selalu ingat sama
Allah.”
Selanjutnya peneliti juga melakukan observasi dan seperti
yang peneliti lihat dalam observasi berikut :
“Memiliki daftar tujuan yang ingin dicapai.”

Subjek B memiliki perencanaan untuk mencapai perubahan yang


diinginkan serta mengetahui tahapan yang sesuai untuk melakukannya.
“Memiliki impian yang akan dicapai.”

Pada saat di rumahnya subjek B juga menunjukan bahwa caranya


untuk memotivasi diri untuk terus melakukan perubahan adalah dengan
cara mencacat serta menempel daftar-daftar keinginan nya di dinding.
Setelah selesai mengacukan beberapa pertanyaan dengan subjek B,
peneliti mengambil kesempatan untuk berbincang dengan ibu subjek untuk
mengetahui tentang pandangan ibu subjek B terhadapnya, seperti yang
dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut ini :
Peneliti : “Dimata ibu, B dinilai seperti apa ?”
Ibu SL : “Mas Alif (panggilan keluarga) tuh orang nya
tekun banget mba kalau sama kerjaan, ya.. entah itu kerjaan
atau kuliah ya, mas Alif juga galak sama adik-adiknya, bukan
galak sih ya (ketawa) mungkin lebih ke tegas aja karena dia
juga kan anak pertama jadi ya mungkin udah sewajarnya jadi
seorang kakak.”

55
Peneliti juga bertanya tentang harapan yang ibu subjek B miliki
terhadap anaknya, sebagaimana terungkap dalam sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana harapan ibu terhadap B ?”
Ibu SL : “Sama seperti orang tua lainnya sih mba, yang
pengen anaknya sukses, berada di jalan yang lurus, bisa
berguna buat banyak orang.”

Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 21 Mei 2023 peneliti


kembali melakukan observasi, kegiatan subjek diawali dengan berolah
raga. Kemudian dilanjutkan untuk mandi dan bersih-bersih pukul 08.00
sampai dengan pukul 11.00 WIB. Kemudian dilanjutkan kembali sehabis
zuhur mengerjakan skripsi sampai pukul 16.00 WIB. Setelah sholat ashar
subjek B istirahat atau menghabiskan waktu untuk menonton film. Pukul
21.00 WIB olahraga, setelah itu mandi dan tidur pukul 22.00 WIB.
Pada hari Senin tanggal 22 Mei 2023 peneliti kembali datang
kembali ke rumah subjek B. Seperti biasanya subjek B menjalankan
kegiatan hariannya seperti yang telah tertulis di dalam daftarnya. Yaitu,
pada pukul 04.00 WIB subjek bangun, dilanjutkan sholat subuh pada
pukul 05.00 WIB. Selanjutnya pada pukul 06.00 WIB sampai dengan
pukul 09.00 WIB waktu tersebut diisi untuk olah raga, mandi, sarapan dan
mengerjakan tugas. Dilanjutkan pada pukul 10.00 WIB sampai pukul
11.00 WIB subjek B biasa membersikan rumah dan kamar pribadinya dan
istirahat sambil menunggu adzan zuhur. Pada pukul 12.00 WIB sampai
dengan pukul 15.00 WIB waktu tersebut dipakai kembali untuk
mengerjakan tugas. Dilanjutkan pada pukul 16.00 WIB sampai dengan
pukul 19.00 WIB digunakannya waktu tersebut untuk sholat, mandi,
bersih-bersih rumah dan makan sore. Pukul 20.00 WIB kembali istirahat
dan akan dilanjutkan pada pukul 21.00 WIB untuk olahraga. Terakhir
pukul 22.00 saatnya subjek B tidur.
Kemudian pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2023, subjek B pergi
untuk mengunjungi perusahan tempat dirinya melakukan penelitian untuk
skripsinya. Subjek B bercerita kalau dirinya pergi kesana untuk

56
mengambil data-data yang diperlukan untuk penelitiannya.
Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti
tapatnya penelitian yang dilakukan di desa Citayam kec. Tajurhalang kab.
Bogor pada adopted children tanpa penetapan pengadilan perlu dijelaskan
secara ringkas mengenai bagaimana profil dari keempat adopted children
tanpa penetapan pengadilan menjadi informan pada penelitian ini. Hal ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Cresswell (dalam, Kuswarno,
2009) yaitu, untuk memaparkan studi fenomenologis, penjelasan diawali
dengan gambaran umum termasuk di dalamnya gambaran tentang
informan yang terlibat.
Jumlah subjek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 4 orang
yang berstatus sebagai adopted children tanpa penetapan pengadilan di
desa Citayam kec. Tajurhalang kab. Bogor. 2 subjek bejenis kelamin
perempuan dan 2 subjek lainnya berjenis kelamin laki-laki. Perkenalan
pertama dengan para subjek peneliti menciptakan situasi kesengajaan atau
adanya keinginan untuk mengenal lebih jauh para subjek yang
menyandang status sebagai adopted children tanpa penetapan pengadilan
dengan sengaja mendatangi tempat tinggal masing-masing untuk melihat
dan mengetahui aktivitas harian para subjek. Peneliti juga turut andil
dalam aktivitas yang dilakukan para subjek sambil mengajak mereka
mengobrol tentang kesehariannya mereka dan rencana-rencana tentang
masa depan. Selain bertemu di rumah peneliti dan subjek juga bertemu di
salah satu mall, seperti yang dilakukan terhadap subjek F. Peneliti
mengikuti kegiatan sehari-hari keempat subjek tersebut.

B. Hasil Gambaran Personal Growth Initiative pada Adopted Children


Tanpa Penetapan Pengadilan
1. Gambaran Personal Growth Initiave pada Adopted Children Tanpa
Penetapan Pengadilan (Subjek D)
Aspek Personal Growth Initiative :
a. Planfulness (Kematangan Rencana)

57
Dari hasil wawancara subjek, menunjukan subjek D
mampu untuk merencanakan langkah-langkah apa yang
diperlukan untuk terlibat dalam perubahan.
“Pastinya harus tau ya kak kenapa kita hidup harus
berubah ke versi yang lebih baik, karena kalau kita gak tahu
berubah untuk apa ya percuma aja kita bakal kayak orang gak
tahu arah. Pertama tuh intropeksi diri dan konsisten ya, yang
kedua aku ada rencana mau kerja kak, ya buat bantu-bantu
suami sama nyenengin diri sendiri sama umi.”
Subjek menunjukan bahwa subjek memiliki rencana
untuk dirinya melakukan suatu perubahan. Menurut subjek
bekerja adalah suatu langkah yang akan membuat hidupnya
berubah.
“Intinya sih aku mau cari kerja kak, kalau anak udah
bisa ditinggal sama neneknya, aku langsung mau cari kerja.”
b. Intentional Behaviour (Perilaku yang Disengaja)
Melakukan perubahan secara inisiatif perlu dilakukan
untuk menempuh tujuan-tujuan hidup yang diinginkan, dengan
kata lain menjalankan setiap rencana yang disusun tanpa
adanya suatu paksaan dari pihak manapun.
“Inisiatif sendiri kak, karena ya mau ga mau hidupkan
terus berjalan dan kita ga bisa diam di tempat terus.”
Menurut subjek diirnya bisa melakukan perubahan dan
memiliki tujuan untuk melakukan perubahan, hal itu
dikarenakan subjek telah berhasil keluar dan berdamai dengan
masa lalunya, subjek mengatakan bahwa setelah mengetahui
statusnya sebagai adopted children dirinya masih memiliki
peluang untuk mengembangkan diri.
“Ada kak, mungkin ya karena aku ngerasa udah
berhasil berdamai dengan kenyataan yang ada, jadi aku pikir
aku ga punya halangan apapun untuk mengembangkan diri.”

58
c. Readiness for Change (Kesiapan untuk Berubah)
Dalam usaha-usahanya melakukan perubahan subjek
telah mengetahui terkait hal-hal apa saja yang dirasa ingin
diubah pada dirinya.
“Mungkin aku lebih mau semangat aja kak dalam
menjalani hidup, terus bisa sering-sering memotivasi diri
sendiri untukmenghadapi masalah-masalah yang ada dan
mungkin yang terakhir meningkatkan rasa bangga atas diri
sendiri.”

Subjek juga telah menyadari tentang hal-hal apa saja yang


dirasa perlu dicapai sebelum melakukan perubahan.
“Bangkit secara ekonomi sih kak dan meningkatkan
kualitas diri.”
d. Using Resources (Menggunakan Sumber Daya)
Dalam melakukan perubahannya subjek membutuhkan
orang lain untuk mendukung setiap langkahnya dalam menggapai
perubahan yang subjek inginkan, menurut subjek melibatkan orang
lain dalam proses perubahannya merupakan hal yang penting.
“Kalau menurut aku orang lain ikut andil itu penting ya
kak sebagai support sistem”

Setiap prosesnya dalam melakukan perubahan pasti terjadi


kendala atau suatu masalah yang terjadi dalam proses tersebut.
Namun subjek mengetahui jalan apa yang harus diambil ketika
mengalami kesulitan selama proses perubahan diri yaitu dengan
bercerita kepada orang lain untuk mendapatkan solusi.
“Kalau aku tuh tipe yang lebih sering memendam kalau
lagi ada masalah kak, mungkin ya kalau memang dirasa udah ga
kuat, aku bakal cerita ke orang lain buat nyari masukan.”
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan
mengamati subjek D, peneliti mendapat gambaran bahwa subjek D

59
adalah seorang adopted children yang memiliki keinginan untuk
melakukan suatu perubahan atas kondisi hidupnya. Subjek D memiliki
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, karena menurutnya menjadi seorang
adopted children bukan berarti dirinya tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan dirinya. Subjek D juga melibatkan orang
terdekatnya untuk turut serta andil mendukung perubahannya, dan
tentunya dalam melakukan perubahan-perubahan tersebut subjek D
memiliki rencana serta mengetahui langkah-langkah apa saja yang
ingin dilakukannya demi melakukan perubahan yang dirinya inginkan.
2. Gambaran Personal Growth Initiave pada Adopted Children Tanpa
Penetapan Pengadilan (Subjek F)
Aspek Personal Growth Initiative :
a. Planfulness (Kematangan Rencana)
Dari hasil wawancara yang dilakukan, subjek F memiliki
langkah-langkah yang telah dipikirkan untuk melakukan suatu
perubahan untuk dirinya.
“Membangun rasa percaya diri, mencari lingkungan
pertemanan yang positif, menjadikan masalah sebagai acuan demi
kehidupan yang lebih baik.”
Tentunya subjek F memiliki tujuan mengapa dirinya
melakukan perubahan. Subjek F melakukan perubahan dengan
tujuan dirinya ingin membuktikan diri bahwasanya subjek F juga
bisa seperti yang lainnya, tetap optimis menjalankan hidup.
“Mungkin karena udah masuk ke dalam fase dewasa kali
ya kak, jadi secara otomatis menjadi sebuah dorongan untuk
membuktikan diri bahwa aku juga bisa seperti yang lain.”
b. Intentional Behaviour (Perilaku yang Disengaja)
Melakukan perubahannya subjek F menyadari bahwa
segala yang dirinya lakukan atas dasar inisiatifnya sendiri.
“Inisiatif pastinya.”

60
Disamping itu saat sedang dalam proses melakukan
perubahan dirinya, subjek F pernah merasakan putus asa karena
menurutnya subjek F tidak menemukan sosok yang
mendukungnya. Tetapi subjek F menyadari bahwa dirinya harus
tetap menjalankan hidupnya dan merasa bahwa seorang adopted
children pun memiliki peluang untuk mengembangkan diri.
“Ada kak, karena kalau kita hidup masih stay disitu-situ
aja ga malakukan perubahan apapun, ya hidup juga ga akan
berubah kak.”
c. Readiness for Change (Kesiapan untuk Berubah)
Dalam menyusun setiap langkah-langkahnya subjek F telah
memiliki perencanaan yang akan dirinya lakukan untuk
mendukung perubahannya.
“Kalau aku mungkin aku harus punya kesiapan diri, terus
konsisten sama hal-hal yang dihadapi, meningkatkan semangat
hidup terakhir tahu letak mana yang harus diubah.”
Selain itu, subjek F juga mengetahui serta menyadari terkait
hal-hal apa saja yang harus diubah pada dirinya.
“Mengubah cara berpikir yang lebih positif kak, karena
aku tuh anak yang sering punya pikiran yang engga-engga gitu
dan mungkin aku juga mau ngubah dan ningkatin kualitas diri.”
d. Using Resources (Menggunakan Sumber Daya)
Untuk mendukung perubahannya, subjek F membutuhkan
orang lain untuk terlibat di dalamnya.
“Perlu banget sih kak kalau aku, terutama pasangan
karena ya keluarga juga udah sibuk masing-masingkan. Makaya
psangan tuh jadi kayak segalanya dan aku harus cari pasangan
yang bener.”
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
subjek F memiliki keinginan untuk melakukan perubahan pada
dirinya. Subjek F telah merencanakan langkah-langkah yang akan

61
dirinya ambil guna melakukan perubahan. Walaupun sebelumnya
subjek F pernah merasa putus asa atas hidupnya sebagai adopted
children sekaligus anak dengan keluarga broken home hal tersebut
tidak memudarkan pandangnya bahwa seorang adopted children
pun memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri.
Untuk mendukung perubahannya subjek F membutuhkan orang
lain yang mana seseorang tersebut bisa mendukung dan
memberinya saran untuk melakukan perubahan tersebut.
3. Gambaran Personal Growth Initiave pada Adopted Children Tanpa
Penetapan Pengadilan (Subjek A)
Aspek Personal Growth Initiative :
a. Planfulness (Kematangan Rencana)
Dari hasil wawancara subjek, menunjukan subjek A mampu
untuk merencanakan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk
terlibat dalam perubahan. Menurutnya untuk melakukan perubahan
belajar merupakan langkah yang akan dilakukan subjek A.
“Belajar, belajar, belajar. Belajar kan konteksnya banyak
dan besar, belajar dari pengalaman, belajar dari kesalahan.
Intinya belajar untuk perkembangan diri demi hidup yang lebih
baik.”
Tentunya melakukan perubahan ada tujuan yang ingin
dicapai oleh subjek A.
“Untuk menggapai kebebesan finansial, karena menurut
aku uang adalah sumber kebahagian manusia.”
b. Intentional Behaviour (Perilaku yang Disengaja)
Dalam inisiatif pertumbuhan dirinya subjek A melakukan
secara sadar dan mempunyai rencana untuk melakukan perubahan
agar tujuannya tercapai.
“Inisiatif diri sendiri”
Selama proses perubahannya subjek A tidak pernah merasa
putus asa akan kenyataan hidupnya, yang memberikan kenyataan

62
bahwa dirinya adalah seorang adopted children, baginya memiliki
orang tua yang sayang padanya dan sangat peduli itu sudah cukup.
Bagi subjek A menjadi seorang adopted children peluang untuk
mengembangkan diri tetap ada.
“Ada lah, hidupkan masih panjang, masih bisa cari banyak
pengalaman dimanapun dan kapanpun.”
c. Readiness for Change (Kesiapan untuk Berubah)
Dalam menyusun setiap langkah-langkahnya subjek A telah
memiliki perencanaan yang akan dirinya lakukan untuk
mendukung perubahannya.
“Pertama konsistensi, yang kedua kemerdekaan dalam
berfikir.”
d. Using Resources (Menggunakan Sumber Daya)
Subjek A memiliki pendapat dan pandangan bahwa secara
otomatis orang lain akan terlibat dalam proses perubahannya,
sebaliknya bukan karena subjek A membutuhkan orang lain.
“Sebenarnya bukan perlu ga perlu ya, sebenernya untuk
melakukan perubahan secara ga langsung kan karena orang lain,
jadi orang lain bagian dari perubahan”
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati bahwa
subjek A memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan atas
dirinya. Dalam melakukan perubahannya subjek A memilih untuk
membuat perubahannya mengalir begitu saja tetapi memiliki arah
dan tujuan sebagai alasannya melakukan perubahan, hal ini
dibuktikan oleh subjek A dalam ungkapannya ““Biarkan mengalir
tapi tepi terarah”. Subjek A juga tidak pernah putus asa dengan
kenyataan yang ada dengan tetap meyakini bahwa seorang adopted
children juga memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan diri.

63
4. Gambaran Personal Growth Initiave pada Adopted Children Tanpa
Penetapan Pengadilan (Subjek B)
Aspek Personal Growth Initiative :
a. Planfulness (Kematangan Rencana)
Dari hasil wawancara subjek, menunjukan subjek B mampu
untuk merencanakan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk
terlibat dalam perubahan.
“Ada beberapa hal yang bakal aku lakuin mengejar atau
menyelesaikan kuliah, masuk perusahaan multinasional,
menggapai posisi top perusahan.”
Adanya inisiatif untuk melakukan perubahan tidak terlepas
dari tujuan yang ingin dicapai oleh subjek B.

“Punya, aku ingin bisa membantu banyak orang.”


Subjek B juga mengetahui tentang hal-hal apa saja yang
harus dilakukan sebagai sebuah bentuk keinginan untuk berubah.
“Mungkin harus mulai dari kebiasan-kebiasaan baik ya
kayak dari rutinitas bangun pagi, bekerja keras, belajar dengan
giat, jangan pernah ngerasa cukup, selalu ingat sama Allah.”
b. Intentional Behaviour (Perilaku yang Disengaja)
Dalam inisiatif pertumbuhan dirinya subjek A melakukan
secara sadar dan mempunyai rencana untuk melakukan perubahan
agar tujuannya tercapai.
“Inisiatif, aku pengin semuanya berjalan dan aku punya
kendali atas diri sendiri.”
Subjek juga mengungkapkan bahwa setelah mengetahui
kenyataan yang mana subjek B adalah seorang adopted children,
dirinya meyakini bahwa dirinya memiliki kesempatan yang sama
untuk mengembangkan diri.
“Ada dong, selagi kita punya kemauan, kesadaran dan
inisiatif, kenapa engga.”

64
c. Readiness for Change (Kesiapan untuk Berubah)
Mengenai kesiapannya untuk berubah, subjek B
mengetahui hal-hal apa saja yang harus diubah pada dirinya.
“Aku pengin bisa bahasa asing sama aku tuh orannya
moodyan banget dan hal itu tuh jelek banget aku mau ngubah itu
sih.”
Selain itu subjek B juga menyadari serta mengetahui
tentang hal-hal apa saja yang dirasa perlu dicapai sebelum berubah.
“Intinya kalau jangka pendeknya aku mau lulus kuiah dan
cari kerja.”
d. Using Resources (Menggunakan Sumber Daya)
Subjek merasa perlu melibatkan orang lain dalam proses
perubannya.
“Perlu sih buat saling sharing aja satu sama lain.”
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti amati, subjek B
memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan dirinya. Subjek B
juga memiliki tujuan sebagai alasan mengapa dirinya melakukan
perubahan. Dalam menerima kenyataan subjek B tidak pernah
merasa putus asa dengan statusnya sebagai adopted children, hal
ini dikarenakan subjek B selalu berfikiran positif dan memiliki
harapan yang tinggi atas hidupnya, sesuai dengan apa yang subjek
B ungkapkan “Engga sih, karena masih punya banyak harapan
dan pikiran positif.” Subjek B lebih memilih untuk fokus untuk
masa depannya. Subjek B juga merupakan orang yang terencana.

Pembahasan :
Robitschek et. al (2012) menyatakan bahwa bahwa personal
growth initiative konstruksi yang mencakup dua aspek kognitif dan aspek
perilaku. Pertama Readiness fo Change artinya, kesiapan untuk berubah.
Kedua Planfulness, artinya kematangan rencana. Aspek pertama dan
kedua masuk ke dalam aspek kognitif, sedangkan aspek ketiga Using

65
Resources artinya menggunakan sumber daya dan keempat Intentional
Behaviour artinya perilaku disengaja termasuk ke dalam aspek perilaku.
Subjek D dan subjek F adalah seorang anak yang memiliki status
sebagai adopted children yang pada awalnya merasa putus asa dengan
kenyataan hidup yang menimpanya. Mereka harus menerima kenyataan
bahwa mereka bukanlah anak kandung dari orang tuanya. Namun seiring
berjalannya waktu dan subjek pun telah memahami untuk berusaha
menerima kenyataan yang ada dalam hidupnya. Subjek berusaha untuk
bangkit dan memiliki inisiatif pribadi untuk melakukan perubahan pada
dirinya. Hal ini telah sejalan dengan aspek personal growth initiave itu
sendiri yang menjelaskan bahwa seseorang melihat suatu hal menjadi
kesempatan mengembangkan diri baik hal yang berhasil atau gagal
dilakukan (Robitschek et al. 2012).
Aspek lain dari Robitschek et al. (2012) yakni, using
resourcesadalah mampu untuk mengidentifikasi dan menggunakan aset
diluar diri sendiri yang membantu meningkatkan pertumbuhan pribadi
pada subjek. Seperti halnya yang dilakukan oleh subjek dimana subjek
membutuhkan orang lain untuk turut terlibat dalam perubahan yang telah
direncanakan guna dijadikan sebagai bentuk dukungan dan motivasi para
subjek melakukan perubahan. Selain itu subjek memanfaatkan orang lain
sebagai cara untuk mencari solusi dengan cara bercerita atau sharing jika
dalam proses perubahannya mengalami kendala atau masalah.
Menurut Robitschek et al. (2020) pengembangan keterampilan
personal growth initiativedapat mengarahkan seseorang untuk menjadi
lebih peduli dan lebih aktif melakukan perubahan demi masa depannya.
Seseorang juga akan lebih cenderung melihat tantangan sebagai peluang
untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadinya.
Penjelasan di atas sejalan dengan kenyataan yang terjadi pada
subjek. Dibuktikannya subjek dengan inisiatif dirinya melakukan
perubahan serta mengetahui tentang hal-hal apa saja yang ingin mereka
lakukan. Seperti yang dilakukan subjek D berusaha untuk melakukan

66
perubahan untuk dirinya dan hidupnya dengan cara berjualan dan akan
mencari pekerjaan. Subjek F yang saat fokus bekerja. Subjek B yang
sedang fokus dengan kuliahnya dan subjek A yang sedang berusaha untuk
mencari pekerjaan. Hal tersebut yang membuktikan juga bahwa subjek
turut aktif untuk melakukan pengembangan atas dirinya. Tepatnya sejalan
dengan aspek Robitschek et al. (2012) intentioanal behaviour yang
menjelaskan bahwa dimana seseorang secara sadar dan mempunyai
rencana untuk melakukan perubahan agar tujuannya tercapai.
Mengembangkan makna dalam hidup bisa menjadi makna yang
sulit yang mana membutuhkan upaya terus-menerus menuju pertumbuhan
pribadi, bereaksi positif terhadap kesulitan dan membangun upaya
pertumbuhan sebelumnya yang mana semua itu merupakan keunggulan
dari personal growth initiative itu sendiri (Thoen dan Robitschek, 2012)
Seseorang yang dapat melewatinya dirinya merupakan pribadi yang
behasil melakukan personal growth initiative.
Dalam melakukan upayanya melakukan perubahan subjek D dan
subjek F telah berhasil berdamai dengan masa lalunya hal tersebut yang
dijadikan sebagai upaya untuk terus bergerak menuju pertumbuhan pribadi
mereka. Disamping itu subjek juga memiliki reaksi yang positif
sebagaimana yang diketahui bahwa subjek menyadari tentang hal-hal apa
saja yang harus diubah dalam dirinya seperti mengubah cara berpikir
menjadi lebih positif, meningkatkan kualitas diri dan memotivasi diri
sendiri untuk menghadapi masalah yang ada. Hal ini sejalan dengan aspek
Readiness for Change sebagai mana aspek yang telah dikemukakan oleh
Robitschek et al. (2012) yang mana artinya seseorang mempunyai
kesiapan untuk berubah dan tahu mengenai hal apa yang harus diubah.
Memikirkan langkah apa yang harus diambil merupakan makna
dari Planfulness, yaitu aspek yang diungkapkan oleh Robitschek et al.
(2012) dalam melakukan perubahan merupakan salah satu aspek
keberhasilan dalam membangun personal growth initiative pada diri
seseorang adopted children. Hal ini telah sejalan dengan apa yang

67
dilakukan subjek D dan subjek F yang mana mereka telah memiliki
rencana yang ingin dilakukan sebagai bentuk keinginan untuk berubah,
seperti berkeinginan untuk bekerja, ingin membangun lingkungan
pertemanan yang postif serta membangun banyak relasi.
Dalam penelitian sebelumnya (Robitschek 1998; Robitschek et al.
2012) dengan menggunakan populasi di negara Amerika ditemukan bahwa
laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara signifikan dalam tingkat
keterampilan personal growth initiative (Robitschek et al. 2020).
Sebagaimana sesuai dengan pernyataan dalam penelitian tersebut,
dalam penelitian ini menghasilkan hasil yang sama. Subjek A dan subjek
B merupakan seorang adopted children yang berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan subjek D dan subjek F merupakan seorang adopted children
dengan jenis kelamin perempuan. beberapa aspek yang ada antara subjek
perempuan dan subjek laki-laki memiliki perbedaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek A dan subjek B
mereka tidak pernah merasa putus asa dengan kenyataan yang ada.
Harapan, pemikiran positif, memiliki keluarga yang menyayangi subjek
dan sangat peduli dengan subjek merupakan alasan mengapa mereka tidak
merasa putus asa atas kenyataan hidupnya. Hal tersebut sejalan dengan
aspek personal growth initiativeyang dikemukakan Robitschek et al.
(2012) yaitu, aspek intentional behaviour yang bermakna perilaku yang
disengaja atau menerapkan langkah-langkah sebelumnya dan dengan
sengaja membuat perubahan yang dimaksudkan.
Menurut Robitschek et al. (2012) dari salah satu aspeknya yaitu
Planfulness yaitu seseorang yang memiliki rencana dalam memikirkan
langkah-langkah untuk perubahan dirinya. Dalam hal ini subjek D, subjek
F dan subjek B memiliki persamaan yang mana mereka melakukan
perubahannya dengan terencana. Mereka meyakini bahwa hal yang
terencana akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan apa yang mereka
inginkan. Namun pada nyatanya pendapat tersebut tidak sama dengan
subjek A, subjek A lebih memilih untuk membiarkan perubahannya

68
berjalan dengan mengalir begitu saja dengan catatan memiliki arah dan
tujuan. Subjek A tidak terpaku dengan rencana yang dirinya buat. Baginya
belajar dari pengalaman baik atau buruk akan menjadikan dirinya dapat
meraih tujuan untuk meraih perubahan diri.
Seseorang yang dapat mengidentifikasi tentang hal apa yang harus
diubah dalam dirinya dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan
perubahan tersebut berarti dirinya sudah memiliki kesiapan untuk
melakukan perubahan. Makna ini lah yang dimaksud aspek Readiness fo
Change yang dikemukakan oleh Robitschek et al. (2012). Bagi subjek A,
subjek A menyadari hal yang dirasa perlu dicapai sebelum berubah yakni
memiliki kebebasan dalam berfikir maksudnya adalah dalam melakukan
proses perubahannya subjek sudah bisa secara mantap membedakan
keputusan benar dan sebaliknya. Sedangkan bagi subjek B hal yang dirasa
perlu dicapai sebelum berubah yakni dirinya bisa lulus kuliah dan cari
kerja.
Aspek lain dari personal growth initiative adalah using resources
(Robitschek et al. 2012). Menggunakan sumber daya adalah kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menggunakan aset di luar diri seseorang yang
membantu meningkatkan pertumbuhan pribadi. Sumber daya bisa berupa
materi. Dalam hal ini bagi subjek merasa bahwa tidak perlu orang lain
tahu tentang proses perubahannya, kecuali orang-orang terdekatnya saja.
Subjek B mendapatkan dukungan dari orang tuanya berupa dukungan
materi dikarenakan subjek B adalah seorang mahasiswa yang belum
bekerja. Sedangkan tiga subjek lainnya tidak mendapatkan dukungan dari
luar berupa materi.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Growth Initiative pada


Adopted Children Tanpa Penetapan Pengadilan
Keberhasilan seseorang dalam mengalami prosespersonal growth,
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ryff faktor yang pertama
adalah usia, dimana seseorang yang memiliki usia yang masih muda akan

69
aktif untuk pertumbuhan diri pribadi. Faktor kedua yang mempengaruhi
personal growh yaitu dukungan sosial. Faktor terakhir adalah pengalaman
hidup (Wahyuni, dkk., 2023).
Hasil wawancara yang telah peneliti dilakukan di desa Citayam
kec. Tajurhalang kab.Bogor pada adopted children tanpa penetapan
pengadilan adalah sebagai berikut :
Subjek pertama dengan inisial D sebagai adopted children tanpa
penetapan pengadilan untuk faktor pertama Usia, adalah dimana seseorang
yang memiliki usia yang masih muda akan aktif untuk pertumbuhan diri
pribadi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui subjek
merupakan seorang wanita berusia 22 tahun yang berstatus sebagai
adopted children. Dirinya secara aktif dan inisiatif ingin mewujudkan
setiap rencana yang sudah direncanakan. Hal tersebut dijadikannya
sebagai upaya untuk melakukan perubahan pada dirinya seperti yang
dikatakanya terkait hal yang menurutnya penting untuk ditujudi usianya
yang sekarang, sesuai dengan ungkapannya dalam kutipan sesi wawancara
berikut :

Peneliti : “Menurut kamu di usia yang sekarang, apa sih hal yang
paling penting untuk dituju ?”

Subjek D : “Apa ya.. bisa punya keluarga yang sejahtera, punya


kerjaan terakhir tuh terkait soal keadaan dan punya kenyataan yang mana
aku bisa mewujudkan keinginan-keinginan aku.”

Dalam usinya yang sekarang menurut subjek memiliki hidup yang


sejahtera, memiliki pekerjaan merupakan hal yang penting untuk dituju
dikatakannya demikian dikarenakan subjek D memiliki harapan untuk
hidupnya yang lebih baik. Terkait dengan hal yang ingin dituju subjek D
juga memikirkan mengenai target usia dalam melakukan pencapaiannya
itu, seperti yang diungkapkan olehnya dalam kutipan wawancara berikut :

70
Peneliti : “Untuk melakukan pencapaian dan perubahan apa kamu
punya target usia ? atau dibiarkan mengalir saja ?
Subjek D : “Kalau bisa tahun ini, mulai di umur yang sekarang
aku udah punya kerjaan.
Selanjutnya, faktor kedua adalahDukungan Sosial, merupakan
suatu gambaran perilaku yang mendukung individu dengan berdasarkan
emosi positif dari orang-orang yang berarti dalam hidup individu, terutama
keluarga (Ryff, dalam Izzati 2021). Berikut adalah kutipan dalam sesi
wawancara :

Peneliti : “Apakah kamu rasa kamu perlu melibatkan orang lain


dalam proses perubahan diri Kamu ?”
Subjek D : “Kalau menurut aku orang lain ikut andil itu penting ya
kak sebagai support sistem.”
Sebagai seseorang yang ingin melakukan sebuah perubahan dalam
hidupnya subjek D mengakui bahwa dirinya membutuhkan orang lain
sebagai support sistem atau dukungan untuk dirinya, tidak hanya sekedar
membutuhkan baginya dukungan merupakan sebuah hal yang penting
untuk mendukung setiap langkah yang akan diambil oleh
subjek.Walaupun subjek D merupakan seorang adopted children sekaligus
anak tunggal di keluarganya, subjek D mendapatkan dukungan dari orag-
orang terdekatnya, seperti ibu dan teman-temannya, subjek D mengaku
bahwa ibu dan teman-temannya selalu mengsupport dirinya dalam segala
hal. Tertera dalam kutipan wawancara berikut ini :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan keluarga
terhadap kamu ?”
Subjek D : “Besar banget ya, umi tuh kalau aku ada apa-apa
kayak yang selalu sigap banget, kalau ga ada umi sekarang gatau deh
bakal gimana.”
Bukan hanya mendapatkan dukungan dari ibunya saja tetapi juga
dari teman-temannya.
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan teman-teman

71
kamu atau pasangan terhadap kamu ?”
Subjek D : “Dukungan paling besar tuh dari umi ya, kedua baru
temen, yang paling support aku dalam segala hal tuh mereka gitu.”
Faktor ketiga Pengalaman Hidup, Ryff mengemukakan bahwa
pengalaman hidup dapat mempengaruhi kondisi personal growth seorang
individu. Pengalaman-pengalaman tersebut mencakup berbagai bidang
kehidupan dalam berbagai periode kehidupan (Wahyuni, dkk.,
2023).Subjek D yang merupakan anak tunggal, menjadikan dirinya merasa
memiliki tanggung jawab penuh sebagai perwujudan dari harapan orang
tuanya. Subjek D merasa dirinya harus melakukan perubahan tersebut
untuk mengangkat nama baik orang tuanya dimata masyarakat. Hal ini
disampaikannya dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Bisa diceritakan, bagaimana harapan kamu dimata
keluarga ?”
Subjek D : “Harapan yang pasti karena aku anak tunggal bisa
merubah kondisi ekonomi yang mana ekonomni rendah pasti digunjing
sama orang, direndahin sama orang, nah aku pengen banget merubah
itu.”
Sedari subjek masih kecil, subjek D selalu diajarkan tentang nilai
kebersamaan terhadap orang lain, tentang nilai kesopanan dan subjek D
mengaku tidak pernah diajarkan tentang menghutang pada orang lain
sebagaimana hal tersebut sedang banyak terjadi di lingkungan masyarakat
rumah subjek D tinggal. Hal tersebut dikatakannya dalam kutipan
wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana penilaian kamu terhadap cara didik orang
tua kamu selama ini ?”
Subjek D : “Baik baik aja, maksudnya kalau dalam segi agama
emang ga dalem dalem banget, tapi kalau hal sesama maksudnya kayak
masalah kesopanan sama sekarang kan lagi banyak banget masalah utang
piutang itu hal yang ga pernah diajarin sama umi.”
Subjek D juga mengatakan bahwa dirinya masih ingat segala

72
kenangan kecilnya, subjek D menceritakan pengalamannya ketika dirinya
masih kecil sebagai berikut :
Peneliti : “Apakah ada pengalaman dimasa kecil yang masih kamu
ingat sampai sekarang ?”
Subjek D : “Semuanya masih inget sih, yang paling inget tuh aku
pernah kecebur kali, dimana umi yang ga bisa nolongin, akhirnya untung
ada bapak.”
Subjek D memiliki hubungan yang baik juga dengan teman-
temannya tetapi ada hal yang menurut subjek, dimana dirinya tidak bisa
menjalin hubungan yang sangat dekat dengan semua teman-temannya,
karena subjek D merupakan tipikal orang yang tidak bisa terbuka untuk
semuanya. Diketahui dalam petikan wawancara berikut :
“Baik, kalau aku kan semua orang bisa jadi temen, tapi kalau
sampe yang kayak deket banget tuh engga. Apalagi aku tipikal yang ga
bisa seterbuka itu sama orang gitu, jadi ya paling deket sama 1 atau 2
orang aja.”
Terungkap alasan subjek D yang mana dirinya tidak bisa terbuka
untuk semua teman-temannya dikarenakan hal sebagai berikut :
“Menurut aku tuh ya mereka ada yang baik dan sebaliknya,
kadang ada yang manipulatif, kadang ada yang emosian, pasangan juga
sama kayak gitu.”
Hasil wawancara dengan subjek kedua, yaitu subjek dengan inisial
F. sebagai adopted children tanpa penetapan pengadilan untuk faktor
pertama Usia, adalah dimana seseorang yang memiliki usia yang masih
muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui subjek
merupakan seorang wanita berusia 21 tahun yang berstatus sebagai
adopted children. Dirinya secara aktif dan inisiatif ingin mewujudkan
setiap rencana yang sudah direncanakan. Hal tersebut dijadikannya
sebagai upaya untuk melakukan perubahan pada dirinya seperti yang
dikatakanya terkait hal yang menurutnya penting untuk dituju di usianya

73
yang sekarang, sesuai dengan ungkapannya dalam kutipan sesi wawancara
berikut :

Peneliti : “Menurut kamu di usia yang sekarang apa sih hal yang
paling penting untuk dituju ?”
Subjek F : “Kebahagiaan untuk diri sendiri, karir dan mungkin
menikah.”
Menurut subjek F, membahagiakan diri sendiri, mengejar karir dan
menikah merupakan hal penting yang ingin dituju oleh subjek.
Selanjutnya, peneliti menanyakan terkait adakah target usia untuk
merealisasikan tujuannya kepada subjek F, yang mana dapat dilihat dalam
kutipan wawancara berikut :
“Punya, paling untuk sekarang ini diusia sekarang mau kerja terus
nabung terus ditahun depan mungkin pas umur aku 23 aku bisa nikah.”
Selanjutnya, faktor kedua adalah Dukungan Sosial, merupakan
suatu gambaran perilaku yang mendukung individu dengan berdasarkan
emosi positif dari orang-orang yang berarti dalam hidup individu, terutama
keluarga (Ryff, dalam Izzati 2021). Berikut adalah kutipan dalam sesi
wawancara :

Peneliti : “Apakah kamu rasa kamu perlu melibatkan orang lain


dalam proses perubahan diri Kamu ?”

Subjek F : “Perlu banget sih kak kalau aku, terutama pasangan


karena ya keluarga juga udah sibuk masing-masingkan. Makaya
pasangan tuh jadi kayak segalanya dan aku harus cari pasangan yang
bener.”
Dalam hal dukungan sosial subjek F merasa perlu untuk
melibatkan orang lain sebagai upaya bentuk dukungan untuk dirinya.
Selanjutnya, peneliti menanyakan lebih lanjut tentang dukungan sosial
yang di dapatkan subjek F, yang mana dapat dilihat dalam kutipan
wawancara berikut :

74
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan keluarga
terhadap kamu ?”
Subjek F : “Mmm..apa ya.. aku ngerasa kurang dapet dukungan
dari keluarga.”
Subjek F merasa kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya,
tetapi subjek F mengakui dirinya mendapatkan dukungan lain yaitu dari
teman-teman dan juga pasangannya, seperti yang dikatakannya dalam
kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan teman-teman
kamu atau pasangan terhadap kamu ?”
Subjek F : “Besar banget ya, justru dukungan dari temen dan
pasangan tuh yang jauh lebih besar dari keluarga sendiri.”
Faktor ketiga Pengalaman Hidup, Ryff mengemukakan bahwa
pengalaman hidup dapat mempengaruhi kondisi personal growth seorang
individu. Pengalaman-pengalaman tersebut mencakup berbagai bidang
kehidupan dalam berbagai periode kehidupan (Wahyuni, dkk.,
2023).Menjadi seorang adopted children tentunya subjek F juga memiliki
harapan untuk keluarganya sebagaimana yang dirinya ungkapkan dalam
kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Bisa diceritakan, bagaimana harapan kamu dimata
keluarga ?”
Subjek F : “Mmm.. harapan aku, aku bisa jadi anak yang berhasil
ngebuktiin diri kalau aku beda dari saudara-saudara aku yang lain.”
Sama seperti subjek lainnya yang mana subjek F juga memiliki
penilaian tentang cara didik orang tuanya selama ini, orang tuanya
cenderung untuk cuek dan membaskan subjek F untuk menjalani
kehidupannya hal ini diungkapkan oleh subjek F dalam kutipan sesi
wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana penilaian kamu terhadap cara didik orang
tua kamu selama ini ?”

75
Subjek F : “Apa ya.. orang tua aku cenderung kayak ga mikirin
anaknya gitu, jadi apa-apa ya kayak ngurus sendiri, jadi kesannya akau
dicari kalau ada butuhnya doang, seringnya gitu.”
Selanjutnya subjek F juga masih mengingat tentang pengalaman
semasa kecilnya, yang mana dirinya harus berjuang untuk bekerja sebagai
model yang mana uang tersebut akan digunakan untuk makan sehari-
harinya. Sebagai mana yang dikatakannya oleh subjek F sebagai berikut :
Peneliti : “Apakah ada pengalaman dimasa kecil yang masih kamu
ingat sampai sekarang ?”’
Subjek F : “Banyak sih, lebih banyak ga enaknya (ketawa), apa
ya.. kayak.. dari masih SMP aku tuh udah kayak mulai ngejob model terus
ketemu banyak orang buat di lobby dan kayak gitu cuma buat nyari uang
buat makan.”
Subjek F memiliki hubungan yang baik juga dengan teman-
temannya, subjek F mengatakan kalau teman-temannya selalu ada untuk
diirnya ketika subjek F sedang ada masalah dan selalu memberikan
dukungan, sebagaimana yang dikatakannya dalam kutipan wawancara
berikut :
Peneliti : “Bagaimana hubungan kamu dengan teman-teman atau
pasangan mu ?”
Subjek F : “Baik kok, mereka sering kasiih support juga terus
kayak selalu sigap aja kalau aku lagi ada masalah.”
Subjek F menjelaskan bahwa teman-temannya dan pasangan
merupakan rumah ke dua untuk dirinya, seperti yang diungkapkannya
dalam sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu teman-teman atau pasangan kamu sosok
yang seperti apa ?”
Subjek F : “Apa ya.. kayak udah jadi rumah kedua aja sih, karena
dengan kondisi keluarga aku yang kurang harmonis, aku mau lari kemana
lagi selain ke mereka kalau lagi ada masalah.”

76
Hasil wawancara dengan subjek ketiga, yaitu subjek dengan inisial
A. sebagai adopted children tanpa penetapan pengadilan untuk faktor
pertama Usia, adalah dimana seseorang yang memiliki usia yang masih
muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui subjek
merupakan seorang laki-laki berusia 22 tahun yang berstatus sebagai
adopted children. Dirinya secara aktif dan inisiatif ingin mewujudkan
setiap rencana yang sudah direncanakan, seperti berusaha untuk mencari
pekerjaan. Hal tersebut dijadikannya sebagai upaya untuk melakukan
perubahan pada dirinya seperti yang dikatakanya terkait hal yang
menurutnya penting untuk dituju di usianya yang sekarang, sesuai dengan
ungkapannya dalam kutipan sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu di usia yang sekarang apa sih hal yang
paling penting untuk dituju ?”
Subjek A : “Punya karir yang bagus, kerja.. karena ya gimana ya,
bahagia butuh uang (ketawa)”
Menurut subjek A untuk melakukan perubahannya, subjek tidak
memikirkan tentang target usia, dirinya lebih memilih untuk memiarkan
rencananya mengalir begitu saja, intinya dirinya hanya memikirkan untuk
mendapatkan pekerjaan sebagai rencana jangka dekatnya. Hal ini sesuai
dengan ungkapannya dalam sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Kalau kamu sendiri apa punya target usia ? atau
dibiarkan mengalir saja ?”
Subjek A : “Untuk saat ini belum ada sih, lebih dibiarkan mengalir
aja, intinya dalam waktu dekat aku pengen dapat kerja dulu.”
Selanjutnya faktor kedua adalah Dukungan Sosial, merupakan
suatu gambaran perilaku yang mendukung individu dengan berdasarkan
emosi positif dari orang-orang yang berarti dalam hidup individu, terutama
keluarga (Ryff, dalam Izzati 2021). Berikut adalah kutipan dalam sesi
wawancara :

Peneliti : “Apakah kamu rasa kamu perlu melibatkan orang lain

77
dalam proses perubahan diri Kamu ?”
Subjek A ; “Sebenarnya bukan perlu ga perlu ya, sebenernya untuk
melakukan perubahan secara ga langsung kan karena orang lain, jadi
orang lain bagian dari perubahan.”
Jadi menurut subjek A ketika seseorang akan melakukan
perubahan secara tidak langsung seseorang pasti akan membutuhkan orang
lain, dapat disimpulkan secara tidak langsung subjek A membutuhkan
prang lain untuk melakukan perubahannya. Peneliti juga menanyakan
tentang dukungan keluarga subjek terhadap subjek sebagai berikut :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan keluarga
terhadap kamu.”
Subjek A : “Besar banget lah, karena kalau kita lagi susah kan
mau ga mau larinya ke keluarga.”
Selanjutnya peneliti juga menanyakan terkait bagaimana dukungan
sosial yang di dapatkan subjek A dari orang-orang sekitarnya, seperti
teman-teman, hal tersebut diungkapkan dalam kutipan sesi wawancara
berikut :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan teman-teman
kamu atau pasangan terhadap kamu ?”
Subjek A : ” Ga ada sih (ketawa), karena mereka ya punya
masalah masing-masing, yang mana masalah mereka juga ribet gitu.”
Jadi subjek A merasa tidak mendapat dukungan apapun dari
temannya. Hal ini dikarenakan teman-teman subjek juga memiliki masalah
yang membuat mereka fokus pada masalahnya masing-masing.
Kemudian faktor ketiga adalah Pengalaman Hidup, Ryff
mengemukakan bahwa pengalaman hidup dapat mempengaruhi kondisi
personal growth seorang individu. Pengalaman-pengalaman tersebut
mencakup berbagai bidang kehidupan dalam berbagai periode kehidupan
(Wahyuni, dkk., 2023). Peneliti menanyakan pertanyaan pada subjek,
seperti yang dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut :

78
Peneliti : “Bisa diceritakan, bagaimana harapan kamu dimata
keluarga ?”
Subjek A : “Harapan aku orang tua cukup memahami aja jangan
terlalu banyak protes gitu, karena gini loh belum tentu kan ekspektasi
mereka tuh sama kayak kenyataan yang bakal aku jalanin nanti, masanya
mereka sama masa sekarang kan beda.”
Subjek A memiliki harapan untuk keluarganya untuk melakukan
proses perubahannya. Baginya keluarga cukup untuk mensupport saja
setiap langkahnya untuk menuju perubahan. Peneliti juga menanyakan
terkait pengalaman yang dimiliki subjek ketika kecil bersama keluarganya,
dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Apakah ada pengalaman dimasa kecil yang masih kamu
ingat sampai sekarang ?”
Subjek A : “Banyak ya.. mmm.. tapi yang paling aku inget tuh dulu
aku punya kehidupan yang lumayan lah enak gitu, tapi semenjak nenek
sama kakek aku udah ga ada, jadi udah bener-bener caos aja.”
Selain itu subjek juga memberikan penilaiannya terhadap cara
didik orang tua subjek, sebagaimana diketahui dalam kutipan sesi
wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana penilaian kamu terhadap cara didik orang
tua kamu selama ini ?”
Subjek A : “Ada dua sudut pandang sih dari segi buruknya cara
mendidik mereka yang cenderung cuek dimana anak tuh bener-bener
dibiarin buat cari jalannya sendiri, sudut pandang lain dengan adanya
cara mereka yang kayak gitu aku sebagai anak ngerasa kayak bisa lebih
bertanggung jawab karena kan semua keputusan dalam hidup aku tuh aku
yang handle sendiri jadi ya sekalipun aku ada masalah aku bisa lebih
tanggung jawab aja.”
Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan lain tentang hubungan
dengan teman-teman subjek guna mengetahui pengalaman sosial subjek,
sebagai berikut :

79
Peneliti : “Bagaimana hubungan kamu dengan teman-teman atau
pasangan mu ?”
Subjek A : “Baik sih.”
Jadi Subjek memiliki hubungan yang baik dengan teman-
temannya. Subjek juga mengungkapkan sosok teman-teman adalah sosok
yang kurang dekat dengan subjek seperti yang diungkapkannya sebagai
berikut :
Peneliti : “Menurut kamu teman-teman atau pasangan kamu sosok
yang seperti apa ?”
Subjek A : “Apa ya.. kalau aku tuh lebih suka sendiri sih, jadi
kalau temen tuh yaudah sekedar kenal dan negur aja. Ga sampe yang
memberikan hal yang gimana-gimana.”
Hasil wawancara dengan subjek keempat yaitu subjek dengan
inisial Bsebagai adopted children tanpa penetapan pengadilan, untuk
faktor pertama Usia, adalah dimana seseorang yang memiliki usia yang
masih muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui subjek
merupakan seorang laki-laki berusia 21 tahun yang berstatus sebagai
adopted children. Dirinya secara aktif dan inisiatif ingin mewujudkan
setiap rencana yang sudah direncanakan, seperti sekarang ini dirinya
adalah seorang mahasiswa. Hal tersebut dijadikannya sebagai upaya untuk
melakukan perubahan pada dirinya seperti yang dikatakanya terkait hal
yang menurutnya penting untuk dituju di usianya yang sekarang, sesuai
dengan ungkapannya dalam kutipan sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu di usia yang sekarang apa sih hal yang
paling penting untuk dituju ?”
Subjek B : “Selesai kuliah, punya kerja sehabis itu nikah.”
Di usianya yang sekarang ini subjek memiliki rencana tentang hal
penting yang akan dituju. Selain itu bagi subjek memiliki target usia dalam
merencanakan hal apa yang akan diraih merupakan suatu hal yang penting.

80
Jadi teruntuk hal tersebut subjek telah memikirkan tentang target usianya
seperti yang dikatakan dalam wawancara berikut :
Peneliti : “Kalau kamu sendiri tuh punya target usia ? atau
dibiarkan mengalir saja ?”
Subjek B : “Ada sih, kalau diusia sekarang pengen nyelesain
kuliah habis itu kerja, umur 25 bisa punya tabungan, 26 aku bisa beli
rumah, 27 nikah.”
Selanjutnya faktor kedua adalah Dukungan Sosial, merupakan
suatu gambaran perilaku yang mendukung individu dengan berdasarkan
emosi positif dari orang-orang yang berarti dalam hidup individu, terutama
keluarga (Ryff, dalam Izzati 2021). Berikut adalah kutipan dalam sesi
wawancara :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan keluarga
terhadap kamu ?”
Subjek B : “Besar banget dong, apalagi sekarang kan masih
kuliah, mau ga mau kan ada campur tangan dari orang tua juga.”
Jadi subjek mendapatkan dukungan dari keluarganya dikarena saat
ini subjek masih menempuh pendidikannya di perguruan tinggi. Selain itu
subjek mendapatkan hubungan yangg besar juga dari teman-temannya
sebagaimana yang diungkapkanya dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu seberapa besar dukungan teman-teman
kamu atau pasangan terhadap kamu ?”
Subjek B : “Besar sih”
Selanjutnya peneliti kembali mengajukan pertanyaan terkait
apakah subjek memerlukan melibatkan orang lain dalam proses
perubahannya, diungkapkan subjek B dalam sesi wawancara sebagai
berikut :
Peneliti : “Apakah Kamu rasa Kamu perlu melibatkan orang lain
dalam proses perubahan diri Kamu ?”
Subjek B : “Perlu sih buat saling sharing aja satu sama lain.”

81
Jadi Subjek merasa perlu melibatkan orang lain dalam proses
perubannya. Selanjutnya untuk mengetahui faktor yang ketiga adalah
Pengalaman Hidup, Ryff mengemukakan bahwa pengalaman hidup dapat
mempengaruhi kondisi personal growth seorang individu. Pengalaman-
pengalaman tersebut mencakup berbagai bidang kehidupan dalam
berbagai periode kehidupan (Wahyuni, dkk., 2023). Peneliti menanyakan
pertanyaan pada subjek, seperti yang dapat dilihat dalam kutipan
wawancara berikut :
Peneliti : “Apakah ada pengalaman dimasa kecil yang masih kamu
ingat sampai sekarang ?”
Subjek B : “Semua manusia pastikan ada baik dan buruknya juga
kan ya, dulu aku inget nih dulu aku waktu SD suka main di empang jadi
aku tuh dulu SD kaki ku pernah korengan gitu, jadi tuh aku sempet
ngerasa malu kalau pergi ke sekolah. Tapi ga sampe di bully.”
Jadi subjek masih mengingat tentang pengalaman semasa subjek
masih kecil dahalu, pengalaman tersebut lah yang menjadi pengalaman
yang subjek ingat. Selain itu subjek juga mengungkapkan mengenai
harapannya dimata keluarga, terungkap dalam sesi wawancara berikut :
Peneliti : “Bisa diceritakan, bagaimana harapan kamu dimata
keluarga ?”
Subjek B : “mmm. dari sudut pandang aku aja ya, jadi aku tuh
pengen menjadi seorang anak yang bisa membanggakan kedua orang tua
dan membahagiakan.
Subjek berharap bisa menjadi anak yang membanggakan untuk
kedua orang tunya. Peneliti juga menanyakan pertanyaan selanjutnya
kepada subjek, yang mana diketahui dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana penilaian kamu terhadap cara didik orang
tua kamu selama ini ?”
Subjek B : “mmm.. dalam mendidik gimana ya.. jadi, kedua orang
tua aku ini kan secara latar belakang tidak terlalu tinggi ya cuma kayak

82
SMA atau SMK, menurut aku sendiri orang tua aku belum mengerti ilmu
parenting yan baik dan benar istilahnya.”
Menurut subjek, dalam cara orang tua subjek mendidik subjek
masih memiliki kekurangan alam perihal parenting dikarenakan latar
pendidikan orang tua subjek yang tidak terlalu tinggi. Selain itu peneliti
juga menanyakan bagaimana hubungan subjek dengan teman-temannya
seperti dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Bagaimana hubungan kamu dengan teman-teman atau
pasangan mu ?”
Subjek B : “Baik-baik aja sih, maksudnya dia selalu welcome pas
aku datang, kayak seneng aja kalau ada aku. Aku tuh suka ngelawak kan
ya (ketawa).”
Subjek mengaku bahwa teman-temannya selalu menerima subjek
secara terbuka jika subjek memiliki masalah dan memiliki hubungan yang
baik dengan teman-temannya. Diceritakan nya temannya merupakan sosok
yang selalu mendukungnya, diketahui dalam kutipan wawancara berikut :
Peneliti : “Menurut kamu teman-teman atau pasangan kamu sosok
yang seperti apa ?”
Subjek B : “Macem-macem sih, ada yang.. apa ya.. aku bingumg
jawabnya. Kalau temen-temen ku selalu support, selalu dengerin kalau
ada masalah.”
Jadi subjek B menjalin dan memiliki hubungan yang baik dengan
teman-temannya.teman-teman subjek selalu memberikan support terhadap
subjek saat subjek B mengalami atau sedang memiliki masalah.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil di atas dapat dipahami bahwa personal growth
initiative pada adopted children tanpa penetapan pengadilan sesungguhnya
memperlihatkan dimensi-dimensi personal growth initiativeDevelopment
and psychometric evaluation of the personal growth initiative scale-II,
Journal of Counseling Psychology, No. 59 Vol. (2), 274–287.meliputi
seluruh dimensi-dimensi terkait personal growth initiative yang telah

83
dipaparkan. Dalam hal ini seseorang yang memiliki personal growth
initiative yang tinggi akan senantiasa terus aktif dalam melakukan
perubahan-perubahan serta dapat dikatakan inidividu tersebut peduli
tentang bagaimana masa depan yang diimpikan dapat terwujud, sebaliknya
seseorang yang memiliki personal growth initiative yang rendah
cenderung kurang peduli atau cenderung tidak memikirkan tentang masa
depannya. Pernyataan ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mutiasari dan Sunan (2020) yang menyatakan bahwa individu yang
memiliki personal growth initiative tinggi akan cenderung khawatir
dengan masa depan, sehingga mempersiapkan diri dengan berinisiatif
mengubah diri. Sebaliknya, individu yang memiliki personal growth
initiative rendah cenderung kurang atau bahkan tidak memikirkan masa
depan, sehingga tidak mempersiapkan diri dengan baik.
Jadi personal growth initiative haruslah dibangun atas dasar
inisiatif dari individu itu sendiri, yang mana bukan merupakan suatu
paksaan atau tuntunan dari lingkungan luar, tetapi merupakan suatu
dorongan yang muncul dari dalam diri individu yang memiliki tujuan
utama yaitu, merencanakan serta mempersiapkan masa depan dengan
suatu hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Terbangunnya personal growth initiative pada diri seseorang yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi personal growth
initiative itu sendiri akan memberikan manfaat bagi individu yang
melakukannya, seperti memberikan motivasi untuk segala aspek
kehidupan, mempererat hubungan dengan invidu atau masyarakat, sebagai
cara untuk menambah skill dan wawasan, menjadikan pribadi yang lebih
positif dan meningkatkan fokus diri untuk meraih tujuan yang ingin
dicapai.
Keberhasilan seseorang dalam mengalami proses personal growth,
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ryff faktor yang pertama
adalah usia, dimana seseorang yang memiliki usia yang masih muda akan
aktif untuk pertumbuhan diri pribadi. Faktor kedua yang mempengaruhi

84
personal growh yaitu dukungan sosial merupakan suatu gambaran perilaku
yang mendukung individu dengan berdasarkan emosi positif dari orang-
orang yang berarti dalam hidup individu, terutama keluarga (Ryff, dalam
Izzati 2021). Faktor terakhir adalah pengalaman hidup Pengalaman Hidup,
Ryff mengemukakan bahwa pengalaman hidup dapat mempengaruhi
kondisi personal growth seorang individu. Pengalaman-pengalaman
tersebut mencakup berbagai bidang kehidupan dalam berbagai periode
kehidupan (Wahyuni, dkk., 2023). (Wahyuni, dkk., 2023). Faktor-faktor
yang mempengaruhi personal growth initiative pada subjek D, F, A dan B
yaitu:
1. Menerima diri sepenuhnya atas kondisi yang terjadi dalam
hidupnya.
2. Adanya dukungan sosial yang di dapatkan baik dari keluarga atau
pun orang-orang disekitar.
3. Pengalaman hidup sebelumnya baik yang berasal dari lingkungan
keluarga maupun yang berasal dari lingkungan sosial.
4. Memikirkan dan memiliki target usia untuk merealisasikan rencana
yang telah dibuat.
5. Aktif dalam melakukan perubahan sehingga dapat merealisasikan
tujuaan untuk melakukan perubahan itu sendiri.
6. Adanya harapan serta tujuan yang ingin dicapai sehingga
mendapatkan kondisi hidup yang lebih baik di masa depan.
Selain itu, faktor utama penentu keberhasilan adalah penerimaan
diri atas kondisi yang terjadi dalam hidupnya. Penerimaan diri ini sangat
menentukan keberhasilan inidividu dalam membangun personal growth
initiative nya. Dengan adanya penerimaan diri individu akan secara aktif
dalam merencanakan langkah-langkah yang akan di ambil sebagai upaya
melakukan perubahan, selain itu terbangunnya motivasi untuk
mewujudkan harapan serta tujuan yang akan dicapai, sejalan dengan
pendapat Shorey et al (2007)inisiatif pertumbuhan diri juga terkait dengan
harapan dan optimisme karenainisiatif pertumbuhan diri berorientasi masa

85
depan , dengan adanya penerimaan diri inidividu akan lebih leluasa
menjalani kehidupan sehari-harinya dan yang terakhir dengan adanya
penerimaan diri secara otomatis menjadikan kejadian yang di masa lalu
menjadi sebuah pengalaman hidup yang nantinya akan diaplikasikan
dalam kehidupan mendatang. Hal penting lainnya adalah adanya dukungan
sosial baik dari keluarga ataupun orang-orang disekitar individu yang
sedang melakukan proses personal growth. Dukungan sosial, terutama
dukungan yang berasal dari keluarga nyatanya memberikan dampak yang
cukup besar dalam membangun motivasi serta keinginan individu untuk
melakukan perubahan. Dukungan-dukungan tersebut diwujudkan dalam
bentuk apresiasi, perhatian, wadah untuk saling bertukar pikiran,
menolong ketika membutuhkan bantuan, maupun hal yang bersifat materil.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bodla, Saima dan Amara (2012)
yang memaparkan bahwa dukungan sosial dari keluarga terdekat atau dari
lingkungan berupa rasa nyaman, perhatian, penghargaan atau pertolongan
yang menjadikan adopted children dapat menerima keadaan dirinya untuk
tumbuh secara pribadi (personal growth) sehingga sejahtera secara
psikologis.

D. Analisis Data
1. Gambaran Personal Growth Initiative Pada Adopted Children
Tanpa Penetapan Pengadilan
Berdasarkan temuan lapangan yang diperoleh peneliti dari hasil
wawancara dan juga observasi dengan narasumber, peneliti menemukan
gambaran-gambaran personal growth intiative pada adopted children yang
nantinya akan dianalisis dengan menggunakan teori-teori. Ryff yang
menggambarkan bahwa seseorang yang memiliki niat untuk terus
berkembang. Individu seperti itu akan melihat dirinya tumbuh, mampu
menyadari potensinya, terbuka untuk pengalaman baru, berubah dengan
cara yang mencerminkan pengetahuan dan kesuksesan, dan melihat

86
peningkatan diri dan perilaku dari waktu ke waktu (Romayanti dan Amir,
2020). Terdapat beberapa aspek-aspek dalam personal growth initiative
yaitu, yang pertama adalah Planfulness (kematangan rencana) adalah
kemampuan individu untuk merencanakan langkah-langkah apa yang
diperlukan untuk terlibat dala perubahan, hal ini terdiri dari dimana
individu memahami langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat
perubahan dan kemampuan dalam menentukan strategi untuk perbaikan
diri dan perlibatan anggota keluarga. Kedua, Readiness for
Change(kesiapan untuk berubah) adalah berperan untuk mengetahui
sejauh mana individu siap untuk melakukan perubahan diri kearah yang
lebih baik, dan penuh perencanaan agar tujuannya tercapai. Yang ketiga,
Intentional Behaviour (perilaku yang disengaja) dimana individu sadar dan
mempunyai rencana untuk melakukan perubahan agar tujuannya
tercapai.Dan yang terakhir, Using Resources (menggunakan sumber daya)
mengacu pada kemampuan individu untuk berinisiatif memanfaatkan
sumber-sumber dari luar yang dimiliki individu untuk membantu individu
dalam proses pengembangannya. Keempat aspek tersebut nantinya akan
menjadi tolak ukur bagaimana gambaran personal growth initiative pada
adopted children tanpa penetanapan pengadilan di desa Citayam
kecamatan Tajurhalang kabupaten Bogor. Adapun yang akan diuraikan
sebagai berikut :
Aspek Planfulness (kematangan rencana) adalah kemampuan
individu untuk merencanakan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk
terlibat dala perubahan, hal ini terdiri dari dimana individu memahami
langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat perubahan dan
kemampuan dalam menentukan strategi untuk perbaikan diri dan
perlibatan anggota keluarga.
Subjek D menunjukan bahwa subjek memiliki rencana dalam
melakukan perubahannya, subjek D membuat perubahannya dengan
terencana karena subjek lebih menyukai dengan sesuatu yang pasti, jadi
segala target yang akan dicapai dapat diketahui secara jelas. Subjek F

87
melakukan perubahannya dengan terencana yang mana menurutnya jika
dilakukan dengan terenana hasilnya akan baik juga. Selanjutnya, subjek A
tidak melakukan perubahan secara terencana, subjek A lebih memilih
untuk membiarkan perubahan mengalir begitu saja. Kemudian, subjek B
yang mana dirinya melakukan perubahan dengan terenana hal tersebut
dilakukannya karena subjek B menyukai hal yang terencana, terstruktur
dan sistematis.
Kesimpulan gambaran personal growth initiative dalam aspek
Planfulness dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dari keempat subjek
memiliki perbedaan, yang mana subjek D, subjek F dan subjek B
menyusun proses perubahannya dengan terencana, sedangkan subjek A
sebaliknya, membiarkan perubahannya dibiarkan untuk mengalir saja.
Aspek yang kedua Readiness for Change(kesiapan untuk berubah)
adalah berperan untuk mengetahui sejauh mana individu siap untuk
melakukan perubahan diri kearah yang lebih baik, dan penuh perencanaan
agar tujuannya tercapai.
Dalam mempersiapkan perubahannya Subjek D telah mengetahui
tentang hal-hal apa saja yang harus dicapainya sebelum melakukan
perubahan, subjek D akan meningkatkan kualitas diri kemudian bangkit
secara ekonomi. Kemudian subjek F, menurutnya hal-hal yang dirasa perlu
dicapai sebelum berubah adalah memiliki kesiapan diri, kemudian
konsisten dengan hal-hal yang dihadapi, meningkatkan semangat hidup
dan yang terakhir adalah mengetahui letak mana yang mau diubah. Subjek
A, baginya hal-hal yang dirasa perlu dicapai sebelum berubah adalah
memiliki kebebasan berpikir, kebebasan berpikir disini diartikan sebagai
subjek harus mengerti dahulu tentang hal yang benar dan salah ketika
melakukan proses perubahannya. Selanjutnya terakhir subjek B, bagi
subjek B dirinya hanya ingin untuk dapat segera menyelesaikan kuliahnya
sebagai rencana jangka pendek dalam mempersiapkan proses
perubahannya.

88
Kesimpulan gambaran personal growth initiative dalam aspek
Readiness for Change dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dari keempat
subjek telah menyadari hal-hal yang dirasa perlu dicapai sebelum
melakukan proses perubahan atau dalam kata lain keempat subjek telah
memenuhi aspek ini.
Aspek ketiga Intentional Behaviour (perilaku yang disengaja)
dimana individu sadar dan mempunyai rencana untuk melakukan
perubahan agar tujuannya tercapai.
Subjek D menunjukan bahwa dirinya sempat merasa putus asa
terhadap kenyataan yang ada dimana dirinya adalah seorang adopted
children, tetapi subjek D menunjukan bahwa dirinya punya keinginan
secara inisiatif untuk melakukan perubahan dan melihat peluang yang ada
sebagai sebuah kesempatan untuk melakukan perubahan. Subjek F juga
merasakan hal yang sama merasa putus asa dengan kenyataan yang
menimpa dirinya yang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang adopted
children disamping itu subjek F memiliki kesadaran secara inisiatif untuk
melakukan perubahan untuk hidupnya dan memandang bahwa seorang
adopted children pun memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan
peluang mengembangkan diri. Subjek A, berbeda dari subjek D dan subjek
F bahwasanya dirinya tidak pernah merasa putus asa dengan kenyataan
yang ada, dengan telah mengetahui kenyataan yang ada subjek A
melakukan perubahan secara inisiatif untuk menjadikan dirinya lebih baik
di masa depan dan subjek A pun memiliki pandangan bahwa seorang
adopted children juga memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan diri. Selanjutnya subjek B, sama halnya dengan subjek
A, subjek B tidak pernah merasa putus asa dengan kenyataan hidupnya hal
itu dikarenakan dirinya memiliki harapan dan memiliki pikiran yang
positif, subjek B melakukan secara sadar dan inisiatif untuk melakukan
perubahan, selain itu subjek B pun memiliki pandangan yang sama dengan
ketiga subjek lain, bahwasanya seorang adopted children juga memiliki
peluang untuk mengembangkan diri.

89
Kesimpulan gambaran personal growth initiative dalam aspek
Intentional Behaviour dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dari keempat
subjek memilki sedikit perbedaan dalam melakukan proses perubahannya,
subjek D dan subjek F pernah merasa putus asa sebelum dirinya
memutuskan secara inisiatif melakukan perubahan, sedangkan subjek A
dan subjek B justru merasa sebaliknya, mereka tidak merasa putus.
Persamaannya dari keempat subjek adalah subjek secara sadar dan inisiatif
melakukan perubahan dan memiliki pandangan yang sama bahwa seorang
adopted children juga mempunyai peluang yang sama dalam
mengembangkan diri.
Aspek keempat Using Resources (menggunakan sumber daya)
mengacu pada kemampuan individu untuk berinisiatif memanfaatkan
sumber-sumber dari luar yang dimiliki individu untuk membantu individu
dalam proses pengembangannya.
Subjek D menujukan bahwa subjek merasa perlu melibatkan orang
lain dalam proses perubannya dengan alasan orang lain bisa
mendukungnya untuk melakukan perubahan dengan catatan hanya untuk
orang-orang terdekatnya saja seperti keluarga, dalam hal materil subjek D
tidak mendapatkan dukungan dari keluarganya untuk melakukan
perubahan. Subjek F dalam melakukan perubahannya subjek F juga
memerlukan melibatkan orang lain dalam proses perubannya. Berbeda dari
subjek D, subjek F memerlukan pasangannya untuk mendukung dirinya
melakukan proses perubahan, hal tersebut dikarenakan hubungan keluarga
subjek F yang tidak harmonis, selain itu subjek F pun tidak mendapatkan
dukungan secara materil dari keluarganya. Kemudian subjek A, subjek A
membutuhkan orang lain untuk melakukan perubahannya walaupun
ungkupan tersebut dikatakan secara tersirat dan baginya orang lain tidak
perlu mengetahui tentang proses perubahan yang sedang dilakukannya.
Dalam dukungan secara materil subjek A tidak mendapatkan hal tersebut.
Subjek B menunjukan bahwa dalam melakukan perubahannya subjek B
memerlukan untuk melibatkan orang lain dengan alasan orang lain dapat

90
untuk diajak tukar pikiran dan baginya orang-orang tidak perlu tahu
tentang proses perubahannya terkecuali dengan orang terdekat. Selain itu
subjek B juga mendapatkan dukungan materil dari keluarganya hal ini
karena subjek B seorang mahasiswa.
Kesimpulan gambaran personal growth initiative dalam aspek
Using Resources dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dari keempat
subjek memilki sedikit perbedaan dalam proses perubahannya. Persamaan
dari keempat subjek yaitu memiliki pandangan yang sama bahwanya
melibatkan orang lain untuk proses perubahannya merupakan hal perlu,
sedangkan untuk perbedaannya adalah hanya subjek B saja yang
mendapatkan dukungan secara materil untuk melakukan perubahannya.
Kesimpulan dalam gambaran aspek personal growth initiative
secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwasanya secara umum keempat
subjek tidak semuanya menunjukan bahwa subjek telah memenuhi kriteria
dari aspek personal growth initiative, yang dimana personal growth
initiative merupakan sebuah perspektif yang berfokus pada masa depan.
Dimana hal ini melibatkan keinginan untuk terlibat dalam pertumbuhan,
kemampuan yang dirasakan untuk mengenali sumber daya yang
diperlukan, dan rencana tertentu yang akan memungkinkan individu untuk
mewujudkan tujuan pertumbuhan diri mereka. Kamei dan Koller
menekankan bahwa kesadaran dan intensitas perilaku individu merupakan
ciri utama dari personal growth initiative. Merencanakan dengan matang
mengenai perubahan-perubahan yang akan dilakukan merupakan bagian
yang penting dalam proses personal growth initiative.
2. Faktor-Faktor Apa Saja yang Dapat Mempengaruhi Personal
Growth Initiative pada Adopted Children Tanpa Penetapan
Pengadilan
Keberhasilan seseorang dalam mengalami proses personal growth,
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ryff faktor yang pertama
adalah usia, dimana seseorang yang memiliki usia yang masih muda akan
aktif untuk pertumbuhan diri pribadi. Faktor kedua yang mempengaruhi

91
personal growh yaitu dukungan sosial. Faktor terakhir adalah pengalaman
hidup (Wahyuni, dkk., 2023).
Faktor pertama usia adalah dimana seseorang yang memiliki usia
yang masih muda akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi. Subjek D
menunjukan bahwa subjek D aktif dalam melakukan perubahannya di
usianya yang sekarang ini, selain itu subjek D juga memiliki target usia
untuk menjalankan rencananya akan dicapai. Subjek F juga demikian,
subjek mengetahui mengenai hal penting apa yang ingin dituju di usianya
yang sekarang ini dan juga memiliki rencana tentang kapan akan
merealisasikannya. Selanjutnya subjek A, berbanding terbalik dengan
subjek D dan subjek F bahwasanya subjek A lebih memilih rencananya di
bairkan mengalir saja dan dirinya tidak memiliki target yang pasti untuk
merealisasikan rencananya. Sedangkan subjek B sejalan dengan subjek D
dan subjek F dimana dirinya memiliki rencananya yang matang berupa
target usia yang jelas untuk merealisasikan rencananya, selain itu subjek B
juga sudah memiliki hal penting apa yang akan dituju di usianya sekarang
ini, subjek B juga aktif dalam melakukan perubahannya yang mana saat ini
subjek B sedang duduk dibangku kuliah.
Kesimpulan faktor personal growth initiative dalam aspek usia,
dari keempat subjek, satu subjek memiliki pandangan yang berbeda
diantara tiga subjek lainnya, yang mana subjek A tidak memiliki target
usia dalam menjalankan rencananya.
Selanjutnya faktor kedua adalah Dukungan Sosial, merupakan
suatu gambaran perilaku yang mendukung individu dengan berdasarkan
emosi positif dari orang-orang yang berarti dalam hidup individu, terutama
keluarga. Subjek D mendapatkan dukungan dari keluarganya terutama dari
ibunya hal ini dikarenakan subjek D hanya tinggal bersama ibunya saja,
subjek D mengakui dirinya selalu mendapatkan dukungan dari ibunya
yang sangat besar untuk dirinya bisa melakukan perubahan, walaupun
dukungan tersebut tidak berupa dukungan materil. Berbeda dengan subjek
F, subjek F mengakui kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya,

92
hal ini diketahui karena subjek F memiliki keluarga yang saat ini sudah
tidak harmonis lagi tetapi disisilain subjek F mengakui bahwa dirinya
mendapatkan dukungan yang besar dari teman-temannya dan juga
pasangannya. Subjek A mendapatkan dukungan yang besar dari
keluarganya baginya keluarga adalah hal penting untuk diirnya dimana
jika subjek A mengalami kesulitan subjek A pasti akan meminta bantuan
keluarganya, tetapi dilain sisi subjek A tidak mendapatkan dukungan dari
teman-temannya hal ini dikarenakan teman-temannya memiliki
permasalahnya tersendiri. Selanjutnya subjek B, sama dengan dua subjek
lainnya subjek B mendapatkan dukungan dari keluarganya termasuk
dukungan secara materil hal ini juga yang membedakan dari ketiga subjek
sebelumnya, selain itu subjek B juga mendapatkan dukungan dari teman-
temannya berupa support.
Kesimpulan faktor personal growth initiative dalam aspek
dukungan sosial, dari keempat subjek memiliki perbedaan yang mana
ketiga subjek yaitu, subjek D, subjek A dan subjek B mendapatkan
dukungan dari keluarganya, bahkan teruntuk subjek B dirinya
mendapatkan dukungan berupa dukungan materil. Sedangkan subjek F
sebaliknya dirinya hanya mendapatkan dukungan dari teman-temannya
dan pasangannya.
Faktor yang ketiga adalah Pengalaman Hidup, Ryff
mengemukakan bahwa pengalaman hidup dapat mempengaruhi kondisi
personal growth seorang individu. Pengalaman-pengalaman tersebut
mencakup berbagai bidang kehidupan dalam berbagai periode kehidupan.
Subjek D mendapatkan pengalaman hidup dari cara didik orang tuanya
yang mana subjek D selalu diajarkan tentang nilai-nilai kebersamaan dan
kesopanan. Subjek D juga memiliki hubungan yang baik dengan teman-
temannya, selain itu subjek D juga memiliki harapan dimata keluarganya
untuk bisa berubah lebih baik lagi. Subjek F juga mendapatkan
pengalaman hidup dari cara didik orang tuanya, yang mana orang tuanya
cenderung cuek dan membiarkan subjek F untuk menjalani hidupnya

93
begitu saja. Disisi lain subjek memiliki hubungan yang baik dengan
teman-temannya, subjek F juga memiliki harapan dimata keluarganya
yang mana dirinya ingin membuktikan diri untuk keluarganya. Subjek A,
sama seperti subjek F subjek A mendapatkan pengalaman hidupnya dari
cara didik kedua orang tuanya yang cenderung untuk lebih membebaskan
subjek A untuk memilih jalan hidupnya, disisi lain hal itu menjadi sebuah
hal positif yang mana menurut subjek A cara didik seperti itu bisa
membuatnya lebih bertanggung jawab untuk hidupnya. Subjek A memiliki
hubungan yang baik dengan teman-temannya, selain itu subjek A juga
memiliki harapan dmata keluarganya. Kemudian subjek B, berdasarkan
penilaian cara didik orang tuanya subjek B mendapatkan pengalaman
hidup yang mana baginya memiliki ilmu tentang parenting merupakan hal
yang penting untuk anaknya, selain itu subjek B memiliki harapan dimata
keluarganya. Subjek B juga memiliki hubungan yang baik dengan teman-
temannya.
Kesimpulan faktor personal growth initiative dalam aspek
pengalaman, dari keempat subjek memiliki perbedaan. Dua subjek yaitu
subjek A dan subjek F memiliki pengalaman hidup yang harus serba
mandiri hal ini dikarenakan dengan cara didik orang tua nya. Sedangkan
untuk hubungan baik dengan teman-temannya keempat subjek telah
memenuhi aspek.
Kesimpulan faktor-faktor yang mempengaruhi personal growth
initiative pada adopted children tanpa penetapan pengadilan di desa
Citayam kecamatan Tajurhalang kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :
1. Menerima diri sepenuhnya atas kondisi yang terjadi dalam
hidupnya.
2. Adanya dukungan sosial yang di dapatkan baik dari keluarga atau
pun orang-orang disekitar.
3. Pengalaman hidup sebelumnya baik yang berasal dari lingkungan
keluarga maupun yang berasal dari lingkungan sosial.

94
4. Memikirkan dan memiliki target usia untuk merealisasikan rencana
yang telah dibuat.
5. Aktif dalam melakukan perubahan sehingga dapat merealisasikan
tujuaan untuk melakukan perubahan itu sendiri.
6. Adanya harapan serta tujuan yang ingin dicapai sehingga
mendapatkan kondisi hidup yang lebih baik di masa depan.

95
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan analisis data mengenai studi
fenomenologis mengenai personal growth initiative pada adopted children
tanpa penetapan pengadilan di desa Citayam kecamatan Tajurhalang
kabupaten Bogor, peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Gambaran personal growth initiative pada adopted children tanpa
penetapan pengadilan di desa Citayam kecamatan Tajurhalang
kabupaten Bogor yang mana terdapat empat aspek yaitu,
Planfulness, Intentional Behaviour, Readiness for Change, Using
Resources bahwa secara umum belum semua subjek
menunjukanaspek personal growth initiative yang merupakan
suatu perspektif yang fokus pada masa depan dimana individu
percaya mereka akan dapat meningkatkan diri. Hal ini melibatkan
keinginan untuk terlibat dalam pertumbuhan, kemampuan yang
dirasakan untuk mengenali sumber daya yang diperlukan, dan
rencana tertentu yang akan memungkinkan individu untuk
mewujudkan tujuan pertumbuhan diri mereka.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal growth initiative pada
adopted children tanpa penetapan pengadilan di desa Citayam
kecamatan Tajurhalang kabupaten Bogor ditemukan beberapa
faktor yang mempengaruhi personal growth initiative, pertama usia
adalah dimana seseorang yang memiliki usia yang masih muda
akan aktif untuk pertumbuhan diri pribadi, kedua adalah dukungan
Sosial, merupakan suatu gambaran perilaku yang mendukung
individu dengan berdasarkan emosi positif dari orang-orang yang
berarti dalam hidup individu, terutama keluarga dan ketiga adalah
pengalaman hidup mengemukakan bahwa pengalaman hidup dapat
mempengaruhi kondisi personal growth seorang individu.

96
Pengalaman-pengalaman tersebut mencakup berbagai bidang
kehidupan dalam berbagai periode kehidupan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan
beberapa saran meliputi :
1. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang personal growth initiative pada adopted
children tanpa penetapan pengadilan. Bahwa tidak semua adopted
children memiliki empat aspek , Planfulness, Intentional
Behaviour, Readiness for Change,dan Using Resources yang
optimal.
2. Bagi adopted children yang sedang melakukan proses membangun
personal growth initiative diharapkan dapat meningkatkan inisiatif
dan mematangkan rencana dengan semestinya.
3. Bagi masyarakat diharapkan dapat mendukung dan memberikan
motivasi dalam proses personal growth initiative agar
meningkatkan semangatnya dalam meraih perubahan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti tidak hanya meneliti adopted
children namun dengan subjek-subjek lain yang dirasa cocok untuk
diteliti lebih dalam tentang personal growth initiativenya.

97
DAFTAR PUSTAKA

Bodla, G. M. (2012). Social Support and Psychological Wellbeing among Parents


of Intellectually Challenged. International Journal of Rehabilitation, 7 (2),
29-35.

Dhini Rama Dhania, S. F. (2021). Personal Growth Initiative of MillenialsWoman


Leader in Indonesia: a Qualitative Study. Jurnal of Educational, Health
and Community Psychology, 10 (1), 48-67.

Dominika Borowa, M. M. (2020). Personal Growth Initiative’s Relation to Life


Meaning and Satisfaction. Current Psychology, 39. 1648–1660.
https://doi.org/10.1007/s12144-018-9862-2.

Eko Setiawan, R. N. (2021). Kesejahteraan Anak Adopsi Usia Prasekolah (3-5


Tahun). Jurnal Perspektif, 10 (2), 609-615. DOI:
10.31289/perspektif.v10i2.4893.

Fadhallah. (2021). Wawancara. Jakarta: UNJ Press.

Fahima Mutiasari, S. (2021). Hubungan Future Time Perspective dengan Personal


Grwoth Initiative Mahasiswa. Junal Al-Taujih, 7 (2), 89-96.

Farhani, Z. A. (2011). Proses Pengangkatan Anak (Adopsi) Dalam Prespektif


Hukum Islam . UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta: Skripsi. Fakultas
Syariah dan Hukum.

Fitria, R. (2020). Proses Adopsi Anak Sebagai Upaya Mewujudkan Kesejahteraan


Anak di Yayasan Sayap Ibu Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
Skripsi. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

Fitriaswaty, D. (2013, Januari 11). Blogger. Diambil kembali dari Psikolog


Malang: Diakses pada 21 Maret 2023, dari
http://www.psikologmalang.com/2013/01/permasalahan-yang-muncul-
dalam.html?m=1

98
Gunawan, I. (2022). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Ira Wahyuni, N. A. (2023). Personal Growth on Adolescent Sexual Abuse


Offender Who Have Passed the Detetion Period. Psikologia : Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 18 (1), 1-13.

kuswarno, E. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi "Fenomenologi"


(Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya). Bandung: Widya
Pedjajaran.

Leoni, W. G. (2019). Inisiatif Pertumbuhan Pribadi Pada Narapidana Remaja.


Universitas Negeri Jakarta: Jakarta: Skripsi. Fakultas Pendidikan
Psikologi.

M. Abdul Malik Zuhri, L. C. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Instagram


Sebagai Media Promosi Library Based Community (Studi Kasus
Komunitas Perpustakaan Jalanan Solo @Koperjas). Jurnal Ilmu
Keperpustakaan, 7 (2), 21-30.

Mahardhani, A. J. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Timur: Pradina


Pustaka.

Manangin, J. C. (2016). Pengangkatan Anak (Adopsi) Ditinjau Dari Perspektif


Hukum Islam. Lex Privatum, 4 (5), 53-62.

Ni'matuzahroh, S. P. (2018). Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi.


Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Noviani, L. (2019). Kedudukan Hukum dan Pemenuhan Hak Anak Adopsi Tanpa
Penetapan Pengadilan Ditinjau dari Hukum Positif dan Hukum Islam.
Universitas SATU Tulungagung: Tulungangung.
Http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/12429: Skripsi. Fakultas Syariah dan
Ilmu Hukum.

99
NoviaWoro Palupi, S. (2020). Persepsi Terhadap Harapan Orang tua Sebagai
Prediktor Inisiatif Pertumbuhan Diri Pada Mahasiswa Generasi Z. jurnal
Empati, 9 (4) 327-335.

Nurlaila Effendy, L. T. (2020). Peran Meaning dan Personal Grwoth Initiative


(PGI) pada Pandemi Covid-19 (Tatanan Dunia Baru). Buletin Psikologi,
28 (2), 166-181.

Putri Saraswati, P. A. (2019). Personal Growth Initiative (Inisiatif Pertumbuhan


Individu) Sebagai Prediktor Kemampuan Individu untuk Mengatasi
Konflik Dengan Pasangan Pada Remaja. Naskah Prosiding Termilnas XI
IPPI, 20 (21), 553-559.

Rahman, A. (2017). Metode Penelitian Psikologi : Langkah Cerdas


Menyelesaikan Skripsi . Bandung: PT. Rosdkarya.

Rianto, P. (2020). Modul Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit


Komunikasi UII.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 81-95.

Robitscheck, C. ,. (2012). Development and psychometric evaluation of the


personal growth initiative scale-II. Journal of Counseling Psychology, 59
(2), 274–287. https://doi.org/10.1037/.

Rusmini. (2021). Praktik Pengangkatan Anak Tanpa Penetapan Pengadilan


Agama. STAI Darul Ulum Kandangan: Kandangan: Skripsi. Fakultas
Hukum Keluarga Islam.

Safarianingsih, R. (2022). Akibat Hukum Pengangkatan Anak Tanpa Penetapan


Pengadilan. Jurnal PERAHU, 10 (2), 25-39.

Suryaputri, A. P. (2019). Inisitif Pertumbuhan Pribadi Pada Remaja Yang


Memiliki Saudara Kandung Penyandang Autisme. Fakultas Psikologi:
Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

100
Syafrizal Helmi Situmorang, M. L. (2014). Analisis Data Untuk Riset Manajemen
dan Bisnis : Edisi 3. Medan : USU Press.

Syifa Putri Ramayanti, Y. A. (2019). Hubungan Antara Inisiative Pertumbuhan


Diri dengan Prokrastinasi Aktif Pada Mahasiswa. Prosding Seminar
Nasional Pengamatan Riset dan Luarannya Sebagai Budaya Akademik di
Perguruan Tinggi memasuki Era 5.0, 277-291.

Wike Wahyu Safitri, W. F. (2019). Penyesuaian Diri Anak Angkat Setelah


Mengetahui Status Sebagai Anak Adopsi. Jurnal Penelitian dan
Pengabdian, 7 (2), 212-224.
Https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/turast/index.

Yuliawaiti, I. R. (2021). Bertumbuh dan Mendapat Nilai Bagus ? Peran Personal


Growth Initiative, Motivasi Ekstrinsik, dan Prokrastinasi Akademik.
Jurnal Psibernetika, 14(2), 68-82.

Yuni Widiati, K. A. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Ditinjau


dari Persepsi Siswa Terhadap Materi Operasi Aljabar di Kelas VII SMP.
Jurnal Penelitian dan Pendidikan Matematika, 6 (2), 83-90.

Yusuf, A. M. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

101
LAMPIRAN

102
Lampiran 1 1Surat Izin Penelitian

103
Lampiran 2. Informed Consent Subjek 1

104
Lampiran 3. Informed Consent Subjek 2

105
Lampiran 4.Informed Consent Subjek 3

106
Lampiran 5.Informed Consent Subjek 4

107
Lampiran 6.Tanda Bukti Penelitian

108
Lampiran 7.Lembar Konsultasi Skripsi

109
Lampiran 8.Verbatim Wawancara I
Nama : DN (Subjek D) Waktu : Rabu, 10 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Komponen Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Identitas diri partisipan  DN Subjek tidak menyadari tentang
(nama, tempat tangal  Bogor, 2 September 2000 potensi dan minat yang ada pada
1. Latar Belakang lahir, pendidikan dirinya
 SMA
terakhir, potensi, minat Kalau untuk potensi atau minat jujur
dan keterbatasan diri) sampai sekarang aku masih bingung.
Keterbatasan diri, aku ngerasa suka
berpikir berlebihan, kurang percaya
diri dan agak sensitif pada perasaan
Bagaimana pkamungan Sangat baik kak, terutama sama umi Subjek memiliki hubungan yang
dan relasi Kamu dengan karena ya selama ini aku kan cuma sangat baik dengan ibu angkat dan.
keluarga ? hidup sama umi jadi ya udah kayak
temen aja.
Planfulness Ketika ingin berubah, Pastinya harus tau ya kak kenapa kita Subjek mengetahui tentang hal-hal
2. Kognitif (kematangan apakah kamu tahu hal hidup harus berubah ke versi yang apa saja yang harus dilakukan
rencana) apa saja yang harus lebih baik, karena kalau kita gak tahu sebagai sebuah keinginan untuk
Kamu lakukan ? berubah untuk apa ya percuma aja kita berubah.
bakal kayak orang gak tahu arah.
Pertama tuh intropeksi diri dan
konsisten ya, yang kedua aku ada
rencana mau kerja kak, ya buat bantu-
bantu suami sama nyenengin diri
sendiri sama umi.
Planfulness
Kognitif Apakah Kamu Kalau aku lebih suka terencana kak, Subjek melakukan perubahan dengan
(Kematangan
melakukannya dengan karena aku lebih suka sesuatu yang terencana.
Rencana)
terencana atau dibiarkan pasti kak, jadi segala target yang mau
mengalir saja ? dicapai tuh jelas.
Apakah Kamu memiliki Tujuan aku, aku mau mengubah Subjek memiliki tujuan kenapa harus
tujuan kenapa Kamu keadaan kak, keadaan ekonomi ya melakukan perubahan.
harus melakukan terutama, karena mau nyenengin umi,
perubahan ? diri sendiri apalagi sekarang udah
punya anak kebutuhan udah banyak
banget, satu sisi juga aku sama suami

108
suka debat perkara uang.
Apa saja kira-kira Intinya sih aku mau cari kerja kak, Subjek mengetahui langkah apa yang
langkah yang Kamu kalau anak udah bisa ditinggal sama akan dilakukan untuk melakukan
ambil dalam proses neneknya, aku langsung mau cari perubahan.
perubahan Kamu ? kerja.
Apakah Kamu merasa Mungkin aku lebih mau semangat aja Subjek mengetahui hal-hal apa saja
3. Kognitif Readiness for ada hal dalam diri Kamu kak dalam menjalani hidup, terus bisa yang harus diubah pada dirinya.
Change yang harus diubah ? sering-sering memotivasi diri sendiri
(kesiapan untuk menghadapi masalah-masalah
untuk berubah) yang ada dan mungkin yang terakhir
meningkatkan rasa bangga atas diri
sendiri.
Hal-hal apa yang Kamu Bangkit secara ekonomi sih kak dan Subjek menyadari hal-hal yang
rasa perlu Kamu capai meningkatkan kualitas diri. dirasa perlu dicapai sebelum
terlebih dahulu sebelum berubah.
berubah ?
Apakah Kamu pernah Pasti pernah kak, dulu waktu aku baru Subjek pernah merasa putus asa atas
merasakan putus asa ? pertama tahu kalau memang ternyata kenyataan hidup yang subjek alami.
aku bukan anak kandung umi aku

109
Intentional bener-bener putus asa banget, aku
Perilaku Behaviour sampai kabur dari rumah waktu itu,
(perilaku yang sangking aku sedih, marah dan
4. disengaja) kecewanya sama kenyaataan hidup.
Kayak aku mikir sejahat apa sih aku
sama orang sampai-sampai aku punya
jalan hidup yang kayak gini banget,
kok orang tua kandung aku tega
banget sampai-sampai aku diadopsi
sama orang lain dan yang lebih
sakitnya lagi kak tetangga sama
saudara sekitar rumah tuh udah pada
tau semua kenyataan tentang diri aku,
jadi ya aku udah sempet putus asa
banget.
Sejauh ini, apa saja yang Aku merasa aku berhasil keluar dari Subjek menyadari bahwa subjek
telah Kamu rasa bahwa masalah adopsi itu kak, ngerasa udah telah berhasil melakukan suatu
Kamu telah melakukan berhasil berdamai dan memaafkan aja. perubahan.
suatu perubahan ?

110
Apakah Kamu Inisiatif sendiri kak, karena ya mau ga Subjek melakukan perubahan atas
melakukannya dengan mau hidupkan terus berjalan dan kita inisiatif dirinya sendiri.
inisiatif atau terpaksa ? ga bisa diam di tempat terus.
Menurut Kamu setelah Ada kak, mungkin ya karena aku Subjek memiliki tekad untuk
Kamu tau mengetahui ngerasa udah berhasil berdamai mengembangkan diri setelah tahu
status Kamu sebagai dengan kenyataan yang ada, jadi aku tentang kenyataan yang ada.
adopted children adakah pikir aku ga punya halangan apapun
peluang untuk untuk mengembangkan diri.
mengembangkan diri ?
5. Apa yang akan Kamu Kalau aku tuh tipe yang lebih sering Subjek mengetahui jalan apa yang
Using lakukan jika Kamu memendam kalau lagi ada masalah harus diambil ketika mengalami
Perilaku Resources menemukan kesulitan kak, mungkin ya kalau memang dirasa kesulitan selama proses perubahan
(menggunakan dalam proses perubahan udah ga kuat, aku bakal cerita ke diri yaitu dengan bercerita kepada
sumber daya) diri Kamu ? orang lain buat nyari masukan. orang lain untuk mendapatkan solusi

Apakah Kamu rasa Kalau menurut aku orang lain ikut Subjek merasa perlu melibatkan
Kamu perlu melibatkan andil itu penting ya kak sebagai orang lain dalam proses perubannya.
orang lain dalam proses support sistem
perubahan diri Kamu ?

111
Bagaimana cara Kamu Ngeliat orangnya dulu sih kak, kayak Subjek mengetahui cara menemukan
untuk menemukan orang enak atau engga diajak ngobrol, orang yang dirasa nyaman untuk
yang Kamu rasa nyaman apalagi aku bukan tipe yang suka dimintai bantu.
untuk Kamu mintai cerita kalau ada masalah.
bantuan ?
Bagaimana cara Kamu Dengan sharing aja kak Subjek mengetahui cara meminta
meminta bantuan ? bantuin.
Siapa saja orang-orang Paling ya untuk orang-orang terdekat Subjek merasa orang lain perlu tahu
yang perlu tahu proses aja kak kaya umi dan suami. tentang proses perubahannya.
perubahan Kamu ? Terutama orang terdekat, seperti
keluaraga.

112
Nama : DN (Subjek D) Waktu : Rabu, 10 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Menurut kamu seberapa besar Dukungan paling besar tuh dari umi ya, kedua Subjek mendapatkan dukungan
dukungan teman-teman kamu baru temen, yang paling support aku dalam besar dari ibunya dan teman-
atau pasangan terhadap kamu ? segala hal tuh mereka gitu. temannya.
1. Dukungan Menurut kamu seberapa besar Besar banget ya, umi tuh kalau aku ada apa- Subjek mendapat dukungan
Sosial dukungan keluarga terhadap apa kayak yang selalu sigap banget, kalau ga dari kelurganya.
kamu ? ada umi sekarang gatau deh bakal gimana.
Menurut kamu di usia yang Apa ya.. bisa punya keluarga yang sejahtera, Subjek memiliki hal penting
sekarang, apa sih hal yang punya kerjaan terakhir tuh terkait soal yang akan dituju di usia nya
paling penting untuk dituju ? keadaan dan punya kenyataan yang mana aku yang sekarang.
2. Usia bisa mewujudkan keinginan-keinginan aku.
Untuk melakukan pencapaian Kalau bisa tahun ini, mulai di umur yang Subjek memiliki target di
dan perubahan apa kamu punya sekarang aku udah punya kerjaan. usianya yang sekarang.
target usia ? atau dibiarkan
mengalir saja ?

113
Pengalaman Dirumah kamu paling deket Sekarang karena punya nya cuma umi jadi ya Subjek dekat dengan ibunya,
3. Hidup di sama siapa ? deketnya sama umi aja.
lingkungan Menurut kamu, apakah Berperan penting banget lah ya, karena aku Subjek merasa keluarganya
keluarga keluarga kamu memegang juga anak tunggal, jadi ya umi tuh jadi memegang peran penting
peran penting dalam hidup support sistem. dalam hidupnya.
kamu ?
Bagaimana kedekatan kamu Aku anak tunggal kan ya kebetulan. Subjek merupakan anak
dengan saudara-saudara tunggal.
kamu ?
Dimata orang tua kamu, kamu Ya apa ya pasti masih disangka kayak anak- Subjek memiiki penilaianya
dinilai seperti apa ? anak yang mana perlu bimbingan, dan sendiri tentang dirinya di mata
semacamnya. orang tua nya.
Aktivitas apa yang biasa kamu Paling ya bantu-bantu kerjaan rumah, atau Subjek memiliki aktivitas
lakukan bersama keluarga ? pergi ke tempat sodara. dengan keluarga.
Bisa diceritakan, bagaimana Harapan yang pasti karena aku anak tunggal Subjek memiliki harapan untuk
harapan kamu dimata bisa merubah kondisi ekonomi yang mana keluarga.
keluarga ? ekonomni rendah pasti digunjing sama orang,
direndahin sama orang, nah aku pengen
banget merubah itu.

114
Bagaimana penilaian kamu Baik baik aja maksudnya kalau dalam segi Subjek memiliki penilaian
terhadap cara didik orang tua agama emang ga dalem dalem banget, tapi terhadap cara didik orang
kamu selama ini ? kalau hal sesama maksudnya kayak masalah tuanya.
kesopanan sama sekarang kan lagi banyak
banget masalah utang piutang itu hal yang ga
pernah diajarin sama umi.
Apakah ada pengalaman Semuanya masih inget sih, yang paling inget Subjek mengingat
dimasa kecil yang masih kamu tuh aku pernah kecebur kali, dimana umi yang pengalamannya di waktu kecil.
ingat sampai sekarang ? ga bisa nolongin, akhirnya untung ada bapak.
Bagaimana hubungan kamu Baik, kalau aku kan semua orang bisa jadi Subjek memiliki hubungan
dengan teman-teman atau temen, tapi kalau sampe yang kayak deket yang baik dengan teman-
pasangan mu ? banget tuh engga. Apalagi aku tipikal yang ga temannya.
4. Pengalaman bisa seterbuka itu sama orang gitu, jadi ya
Hidup di paling deket sama 1 atau 2 orang aja.
lingkungan Menurut kamu teman-teman Menurut aku tuh ya mereka ada yang baik dan Subjek memiliki pandangan
sosial. atau pasangan kamu sosok sebaliknya, kadang ada yang manipulatif, tersendiri tentang teman-
yang seperti apa ? kadang ada yang emosian, pasangan juga temannya.
sama kayak gitu.
Apakah kamu pernah Kalau ke temen pasti pernah ya, kalau ke Subjek menceritakan masalah

115
menceritakan masalah mu pasangan ga begitu, karena dia tipe orang ke temannya dari pada ke
sama teman-teman atau yang ga bisa diajak cerita. pasangannya
pasangan ?
Adakah pengalaman bersama Kalau dalam hal umum tuh banyak banget Subjek mengingat
mereka yang masih kamu ingat sih, tapi yang paling inget banget waktu pengalamannya bersama
sampai sekarang? jaman masih sekolah SMA dulu. teman-temannya.

Significant Other
No. Pertanyaan Jawaban Interpretasi
(inti jawaban)
1. Dimata umi, D Gimana ya.. yaa.. di mata umi tuh dia anak yang luar biasa manja, manjanya cuman subjek adalah
dinilai seperti kayak apa ya.. kayak biasanya tuh dia yang masih jadi entar apa apa umi, apa apa umi sosok yang
apa ? begitu, itu kan namanya manja begitu, jadi masih kayak anak kecil, abis gimana ya umi manja di mata
juga mau gimana namanya juga itu anak, umi juga kasian kalau ga umi bantu, gitu ibunya.
neng..
2. Bagaimana Harapan untuk D nya, umi Cuma bisa berdoa supaya kedepannya lebih baik, lebih bisa Ibu subjek
harapan umi ke rumahnya tangganya lebih baik, biar punya anak yang sholehah, yang berbakti gitu, memiliki
D? mudah-mudahan dia bisa mandiri, bisa berdiri di kakinya sendiri untuk mencari nafkah harapan kepada

116
ga ngandelin suami gitu loh. subjek.
Nama : FJ (Subjek F) Waktu : Rabu, 13 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Komponen Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Identitas diri partisipan  FJ Subjek menyadari tentang
(nama, tempat tangal  Bogor, 1 Juni 2001 potensi dan minat yang ada
1. Latar Belakang lahir, pendidikan terakhir,  SMA pada dirinya
potensi, minat dan Aku ngerasa punya potensi dalam
keterbatasan diri) bernyanyi dan seni modeling, untuk
minat aku suka menjadi wanita karir
kak. Mungkin keterbatasan diri aku
sering berpikir secara berlebihan dan
kurang percaya diri sih kak.
Bagaimana pkamungan Kalau ditanya gitu jujur aja kak kondisi Subjek memiliki hubungan
dan relasi Kamu dengan keluarga aku kurang harmonis, aku yang kurang harmonis dengan
keluarga ? juga anak broken home di rumah. keluarganya.
Mama sama ayah aku cerai, kakak dan

117
adik aku juga udah nikah dan udah
pada sibuk sama keluarganya masing-
masing.
Ketika ingin berubah, Kalau dari aku ya kak mungkin, Subjek mengetahui tentang
apakah kamu tahu hal apa pendekatan diri dari segi agama, hal-hal apa saja yang harus
saja yang harus Kamu memiliki lingkungan yang positif dan dilakukan sebagai sebuah
Planfulness lakukan ? terakhir membangun banyak relasi keinginan untuk berubah.
2. Kogniti (kematangan dengan orang yang berpotensi, karena
f rencana) menurut aku teman itu sangat
membawa pengaruh.
Apakah Kamu Dengan rencana sih kak, karenakan Subjek melakukan perubahan
melakukannya dengan kalau dipersiapkan hasilnya akan baik dengan terencana.
terencana atau dibiarkan juga.
mengalir saja ?
Apakah Kamu memiliki Mungkin karena udah masuk ke dalam Subjek memiliki tujuan
tujuan kenapa Kamu fase dewasa kali ya kak, jadi secara kenapa harus melakukan
harus melakukan otomatis menjadi sebuah dorongan perubahan.
perubahan ? untuk membuktikan diri bahwa aku
juga bisa seperti yang lain.

118
Apa saja kira-kira Membangun rasa percaya diri, mencari Subjek mengetahui langkah
langkah yang Kamu lingkungan pertemanan yang positif, apa yang akan dilakukan
ambil dalam proses menjadikan masalah sebagai acuan untuk melakukan perubahan.
perubahan Kamu ? demi kehidupan yang lebih baik.
Apakah Kamu merasa Mengubah cara berpikir yang lebih Subjek mengetahui hal-hal apa
Readiness for ada hal dalam diri Kamu positif kak, karena aku tuh anak yang saja yang harus diubah pada
3. Kogniti Change yang harus diubah ? sering punya pikiran yang engga-engga dirinya.
f (kesiapan untuk gitu dan mungkin aku juga mau ngubah
berubah) dan ningkatin kualitas diri.
Hal-hal apa yang Kamu Kalau aku mungkin aku harus punya Subjek menyadari hal-hal
rasa perlu Kamu capai kesiapan diri, terus konsisten sama hal- yang dirasa perlu dicapai
terlebih dahulu sebelum hal yang dihadapi, meningkatkan sebelum berubah.
berubah ? semangat hidup terakhir tahu letak
mana yang harus diubah.
Intentional Apakah Kamu pernah Putus asa pernah kak, aku ngerasa aku Subjek pernah putus asa atas
4. Perilaku Behaviour merasakan putus asa ? ga dapat dukungan dari siapa pun, kenyataan hidup yang subjek
(perilaku yang ditambah sekarang kayak mama udah alami.
disengaja) punya suami lagi, kakak semuanya
udah nikah, ade aku juga gitu, udah

119
sibuk masing-masing.
Sejauh ini, apa saja yang Apa ya kak, sekarang ngerasa lebih Subjek menyadari bahwa
telah Kamu rasa bahwa pemaaf aja, lebih sabar, lebih bisa subjek telah berhasil
Kamu telah melakukan nerima diri sendiri sama lebih ikhlas melakukan suatu perubahan.
suatu perubahan ? sih.
Apakah Kamu Inisiatif pastinya. Subjek melakukan perubahan
Intentional
melakukannya dengan atas inisiatif dirinya sendiri.
Behaviour
inisiatif atau terpaksa ?
(perilaku yang
Menurut Kamu setelah Ada kak, karena kalau kita hidup masih Subjek memiliki keinginan
disengaja)
Kamu tau mengetahui stay disitu-situ aja ga malakukan untuk mengembangkan diri
status Kamu sebagai perubahan apapun, ya hidup juga ga setelah tahu tentang kenyataan
adopted children adakah akan berubah kak. yang ada.
peluang untuk
mengembangkan diri ?
Apa yang akan Kamu Mencoba buat nyari jalan keluar Subjek mengetahui jalan apa
Using lakukan jika Kamu dengan cara sharing dengan teman atau yang harus diambil ketika
5. Perilaku Resources menemukan kesulitan sama orang yang lebih berpengalaman. mengalami kesulitan selama
(menggunakan dalam proses perubahan proses perubahan diri.
sumber daya) diri Kamu ?

120
Apakah Kamu rasa Kamu Perlu banget sih kak kalau aku, Subjek merasa perlu
perlu melibatkan orang terutama pasangan karena ya keluarga melibatkan orang lain dalam
lain dalam proses juga udah sibuk masing-masingkan. proses perubannya.
perubahan diri Kamu ? Makaya pasangan tuh jadi kayak
segalanya dan aku harus cari pasangan
yang bener.
Bagaimana cara Kamu Dengan cara percaya sama orang lain. Subjek mengetahui cara
untuk menemukan orang menemukan orang yang dirasa
yang Kamu rasa nyaman nyaman untuk dimintai bantu.
untuk Kamu mintai
bantuan ?
Bagaimana cara Kamu Kalau aku bakal ngajak cerita, telfon Subjek mengetahui cara
meminta bantuan ? atau chatting. meminta bantuin.
Siapa saja orang-orang Keluarga, pasangan, teman. Subjek merasa orang lain
yang perlu tahu proses tidak perlu tahu tentang proses
perubahan Kamu ? perubahannya. Kecuali orang
terdekat.

Nama : FJ (Subjek F) Waktu : Rabu, 13 Mei 2023

121
Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Menurut kamu seberapa besar Besar banget ya, justru dukungan dari Subjek mendapatkan
dukungan teman-teman kamu atau temen dan pasangan tuh yang jauh lebih dukungan yang besar dari
1. Dukungan sosial pasangan terhadap kamu ? besar dari keluarga sendiri. teman dan pasangannya.
Menurut kamu seberapa besar Mmm..apa ya.. aku ngerasa kurang dapet Subjek kurang mendapat
dukungan keluarga terhadap kamu dukungan dari keluarga. dukungan dari kelurganya.
?
2. Usia Menurut kamu di usia yang Kebahagiaan untuk diri sendiri, karir dan Subjek memiliki hal penting
sekarang apa sih hal yang paling mungkin menikah. yang akan dituju di usia nya
penting untuk dituju ? yang sekarang.
Kalau kamu sendiri apa punya Punya, paling untuk sekarang ini diusia Subjek memiliki target usia
target usia ? atau dibiarkan sekarang mau kerja terus nabung terus untuk rencananya.
mengalir saja ? ditahun depan mungkin pas umur aku 23
aku bisa nikah.
Dirumah kamu paling deket sama Lebih suka ngobrol sama ayah sih, karena Subjek dekat dengan
siapa ? kalau ayah tuh apa ya.. enak aja diajak ayahnya.

122
ngobrolnya, lebih apa ya.. lebih realistis
aja, lebih bijaksana juga, kalau apa-apa
juga ayah yang lebih care gitu.
3. Pengalaman Menurut kamu, apakah keluarga Gimana ya.. aku bingung jawabnya.. kalau Subjek merasa bingung.
Hidup di kamu memegang peran penting aku dari dulu udah dituntut buat apa-apa
lingkungan dalam hidup kamu ? sendiri jadi ngerasa kayak dibebasin aja
keluarga buat ngelakuin suatu hal, tapi disatu sisi
mereka juga penting gitu ya namanya
keluarga kan.
Bagaimana kedekatan kamu Baik, deket juga ya namanya saudara, Subjek memiliki hubungan
dengan saudara-saudara kamu ? kalau lagi susah juga pasti kan sama yang baik dengan
saudara. saudaranya.
Dimata orang tua kamu, kamu apa ya.. sumber uang kali ya (ketawa), Subjek dinilai menjadi
dinilai seperti apa ? karena ya gimana kayak mama sekarang tulang punggung keluarga.
udah nikah lagi kadang buat kebutuhan
sehari-hari masih dari aku, sekarang ayah
aku udah pensiun, terus ade aku juga
belum kerja lagi, teteh aku udah punya
kebutuhan keluarganya sendiri, ditambah

123
abang udah kayak jauh sama keluarga, mau
gamau kan aku.
Aktivitas apa yang biasa kamu apa ya.. paling kayak main bareng aja sama Subjek bermain dengan
lakukan bersama keluarga ? ponakan gitu, jalan-jalan deket-deket keponakannya.
rumah.
Bisa diceritakan, bagaimana Mmm.. harapan aku, aku bisa jadi anak Subjek memiliki harapan
harapan kamu dimata keluarga ? yang berhasil ngebuktiin diri kalau aku untuk keluarganya.
beda dari saudara-saudara aku yang lain.
Bagaimana penilaian kamu Apa ya.. orang tua aku cenderung kayak ga Subjek memiliki penilaian
terhadap cara didik orang tua mikirin anaknya gitu, jadi apa-apa ya terhadap cara didik
kamu selama ini ? kayak ngurus sendiri, jadi kesannya akau keluarga.
dicari kalau ada butuhnya doang, seringnya
gitu.
Apakah ada pengalaman dimasa Banyak sih, lebih banyak ga enaknya Subjek mengingat
kecil yang masih kamu ingat (ketawa), apa ya.. kayak.. dari masih SMP pengalaman di masa
sampai sekarang ? aku tuh udah kayak mulai ngejob model kecilnya.
terus ketemu banyak orang buat di lobby
dan kayak gitu cuma buat nyari uang buat
makan.

124
Bagaimana hubungan kamu Baik kok, mereka sering kasiih support Subjek memiliki hubungan
dengan teman-teman atau juga terus kayak selalu sigap aja kalau aku yang baik dengan teman dan
pasangan mu ? lagi ada masalah. pasangannya.
3. Pengalaman Menurut kamu teman-teman atau Apa ya.. kayak udah jadi rumah kedua aja Subjek memiliki pandangan
Hidup di pasangan kamu sosok yang seperti sih, karena dengan kondisi keluarga aku tersendiri tentang teman-
lingkungan apa ? yang kurang harmonis, aku mau lari temannya
sosial. kemana lagi selain ke mereka kalau lagi
ada masalah.
Apakah kamu pernah Sering, karena ya kalau cerita ke keluarga Subjek pernah cerita ke
menceritakan masalah mu sama kayak kurang aja, kadang tuh ga sesuai temannya.
teman-teman atau pasangan ? dengan apa yang kita mau.
Adakah pengalaman bersama Banyak sih, mungkin pas masih sekolah Subjek mengingat
mereka yang masih kamu ingat yang mana dulu suka bolos jam pelajaran pengalamannya bersama
sampai sekarang? buat ke kantin atau ke ruang ekskul. temannya.

Significant Other

125
No. Pertanyaan Jawaban Interpretasi
(inti jawaban)
1. Dimata ayah, F dinilai Ayah mah bangga benget sama F walaupun perempuan tapi dia kuat Ayah subjek merasa
seperti apa ? banget, ngeliat kondisi keluarganya yang berantakan tapi dia tetep bangga dengan F.
mau gitu ketemu ayahnya, suka bawa makanan kalau kerumah, kalau
ayah sakit juga larinya ke F. Kadang ayah malah yang ngerasa malu
suka nyusahin F mulu, satu sisi juga ayah udah tua gini. Tapi intinya
mah bersyukur banget punya anak begitu.
2. Bagaimana harapan ayah Harapan ayah sih semoga F bisa menjadi anak yang dibanggakan, Ayah subjek memiliki
ke F ? semoga juga bisa lebih baik dari orang tuanya, ya minal hidup dia harapan kepada subjek.
lebih baik lah dari orang tuanya. Ya baik secara ekonomi maupun
baik nantinya ketika udah berkeluarga.

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Rabu, 14 Mei 2023

126
Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

No. Aspek Komponen Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Identitas diri partisipan  AA Subjek tmenyadari
(nama, tempat tangal  Depok, 30 April 2001 tentang potensi dan
1. Latar Belakang lahir, pendidikan minat yang ada pada
 SMA
terakhir, potensi, minat Aku ngerasa punya potensi di bidang dirinya
dan keterbatasan diri) leadership dan ngerasa bisa berdiri sendiri.
Untuk minat aku minat terhadap sesuatu hal
yang tidak terikat dalam suatu aturan, ini
tuh dari segi karir dan hal-hal yang dapat
dipelajari secara mandiri.Keterbatasan diri
mungkin lebih ke tidak menemukan wadah
dan cara kak untuk mengeluarkan potensi.
Bagaimana pkamungan Kalau dibilang akrab yang akrab banget gitu Subjek memiliki
dan relasi Kamu dengan engga, Cuma ya care aja gitu tapi bukan hubungan yang tidak
keluarga? care dalam bentuk kata-kata segala macem begitu akrab dengan
atau dalam perilaku yang overprotective, keluarganya, namun

127
tapi cuma yang kayak care aja dalam hal saling peduli dengan
tertentu, misalnya kayak lagi sakit. keluarganya.
Ketika ingin berubah, Kalau menurut aku berubah tuh ga ada, Subjek merasa kalau
apakah kamu tahu hal orang itu berkembang bukan berubah, individu itu
apa saja yang harus misalnya orang males nih jadi rajin, itu kan berkembang bukan
Planfulness Kamu lakukan ? berkembang ada tahapnya ga langsung berubah.
2. Kognitif (kematangan berubah, jadi intinya ga ada yang harus
rencana) diubah karena semua itu berkembang,
bukan diganti tapi kasarnya tuh di upgrade.
Orang males jadi rajin kan ada yang
berkembang misalnya pola pikirnya
berkembang. Orang berkembang tuh ga
akan ada habisnya. Intinya harus belajar sih.
Apakah Kamu Biarkan mengalir tapi tepi terarah Subjek melakukan
melakukannya dengan perubahan dengan
terencana atau dibiarkan mengalir.
mengalir saja ?
Apakah Kamu memiliki Untuk menggapai kebebesan finansial, Subjek memiliki tujuan
tujuan kenapa Kamu karena menurut aku uang adalah sumber kenapa harus

128
harus melakukan kebahagian manusia. melakukan perubahan.
perubahan ?
Apa saja kira-kira Belajar, belajar, belajar. Belajar kan Subjek mengetahui
langkah yang Kamu konteksnya banyak dan besar, belajar dari langkah apa yang akan
ambil dalam proses pengalaman, belajar dari kesalahan. Intinya dilakukan untuk
perubahan Kamu ? belajar untuk perkembangan diri demi hidup melakukan perubahan.
yang lebih baik.
Apakah Kamu merasa Pertama konsistensi, yang kedua Subjek mengetahui hal-
Readiness for ada hal dalam diri Kamu kemerdekaan dalam berfikir. hal apa saja yang harus
3. Kognitif Change yang harus diubah ? diubah pada dirinya.
(kesiapan untuk Hal-hal apa yang Kamu Ya itu tadi kebebasan dalam berpikir. Aku Subjek menyadari hal
berubah) rasa perlu Kamu capai harus mencapai kemerdekaan berpikir, yang dirasa perlu
terlebih dahulu sebelum kebebasan dalam berpikir jadi dalam dicapai sebelum
berubah ? perubahan itu aku tau mana yang benar dan berubah.
salah
Apakah Kamu pernah Kalau putus asa sih ga pernah ya, karena Subjek tidak pernah
merasakan putus asa ? aku diadopsi dan aku bener-bener diurus merasa putus asa
4. dan di sayang. Karena menurut aku
Intentional walaupun bukan orang tua kandung, tapi

129
Perilaku Behaviour mereka kan yang jadi figur orang tua buat
(perilaku yang aku dan itu ga ada masalah. Semuanya
disengaja) saling peduli satu sama lain.
Sejauh ini, apa saja yang Terkait soal pengalaman dalam Subjek menyadari
telah Kamu rasa bahwa mengeksplor dunia, sekarang tuh sedikit bahwa subjek telah
Kamu telah melakukan banyaknya jadi tahu mana yang bijak dan berhasil melakukan
suatu perubahan ? mana yang engga, mana yang tepat mana suatu perubahan.
yang engga, mana yang baik dan mana yang
benar.
Apakah Kamu Inisiatif diri sendiri. Subjek melakukan
melakukannya dengan perubahan atas inisiatif
inisiatif atau terpaksa ? dirinya sendiri.
Menurut Kamu setelah Ada lah, hidupkan masih panjang, masih Subjek memiliki tekad
Kamu tau mengetahui bisa cari banyak pengalaman dimanapun untuk mengembangkan
status Kamu sebagai dan kapanpun. diri setelah tahu tentang
adopted children adakah kenyataan yang ada.
peluang untuk
mengembangkan diri ?
5. Apa yang akan Kamu Intropeksi diri, lebih memahmi diri. Subjek mengetahui

130
Using lakukan jika Kamu jalan apa yang harus
Perilaku Resources menemukan kesulitan diambil ketika
(menggunakan dalam proses perubahan mengalami kesulitan
sumber daya) diri Kamu ? selama proses
perubahan diri
Apakah Kamu rasa Sebenarnya bukan perlu ga perlu ya, Subjek merasa perlu
Kamu perlu melibatkan sebenernya untuk melakukan perubahan melibatkan orang lain
orang lain dalam proses secara ga langsung kan karena orang lain, dalam proses
perubahan diri Kamu ? jadi orang lain bagian dari perubahan. perubannya.
Bagaimana cara Kamu Orang yang dapat dipercaya dan jujur, Subjek mengetahui cara
untuk menemukan orang apapun itu. menemukan orang yang
yang Kamu rasa nyaman dirasa nyaman untuk
untuk Kamu mintai dimintai bantu.
bantuan ?
Bagaimana cara Kamu Kalau mau minta bantu ya kayak ngobrol Subjek mengetahui cara
meminta bantuan ? aja sih, sharing. meminta bantuan.
Siapa saja orang-orang Gak ada, orang ga perlu tau. Orang yang Subjek merasa tidak
yang perlu tahu proses deket sama kita pasti ngerasa kok kalau ada perlu orang lain tahu
perubahan Kamu ? yang berubah. Perubahan kan ga cuma tentang proses

131
dirasain sama kita doang tapi sama orang perubahannya, kecuali
lain juga. orang terdekat.

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Rabu, 14 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

No. Aspek Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Menurut kamu seberapa besar Ga ada sih (ketawa), karena mereka ya Subjek merasa tidak
dukungan teman-teman kamu punya masalah masing-masing, yang mana mendapat dukungan

132
1. atau pasangan terhadap kamu ? masalah mereka juga ribet gitu. apapun dari temannya.
Dukungan sosial Menurut kamu seberapa besar Besar banget lah, karena kalau kita lagi Subjek mendapat
dukungan keluarga terhadap susah kan mau ga mau larinya ke keluarga. dukungan dari
kamu ? kelurganya.
Menurut kamu di usia yang Punya karir yang bagus, kerja.. karena ya Subjek memiliki hal
2. Usia sekarang apa sih hal yang paling gimana ya, bahagia butuh uang (ketawa) penting untuk dituju si
penting untuk dituju ? usia sekarang.
Kalau kamu sendiri apa punya Untuk saat ini belum ada sih, lebih dibiarkan Subjek tidak memiliki
target usia ? atau dibiarkan mengalir aja, intinya dalam waktu dekat aku target diusia sekarang,
mengalir saja ? pengen dapat kerja dulu. lebih membiarkan
semuanya mengalir.
Dirumah kamu paling deket Sama mamah, karena enak kalau diajak Subjek lebih dekat
sama siapa ? cerita banyak solusinya. dengan ibunya.
Menurut kamu, apakah keluarga Iya, karena, pertama aku termotivasi dari Subjek merasa
3. Pengalaman Hidup kamu memegang peran penting ayah aku, karena dari ayah aku belajar keluargaber
di lingkungan dalam hidup kamu ? menjadi sosok sepertinya. Dan yang kedua
keluarga kelebihan ayah aku cocok aja kalau aku
terapin ke dalam konsep hidup aku.
Bagaimana kedekatan kamu ya biasanya aja, selayaknya saudara. Subjek memiliki

133
dengan saudara-saudara kamu ? hubungan yang baik
dengan saudaranya.
Dimata orang tua kamu, kamu Aku pernah dikasih tau sama mamah kalau Subjek merupakan sosok
dinilai seperti apa ? ayah sama mama tuh bangga sama aku, yang dibanggakan di
alasan pastinya aku gatau sih kenapa, keluarga.
mungkin karena aku beda aja dari abang
atau adek.
Aktivitas apa yang biasa kamu Biasanya bantu mamah buat jualan, aku juga Subjek membantu ibunya
lakukan bersama keluarga ? yang belanja untuk keperluan dagang berjualan.
mamah.
Bisa diceritakan, bagaimana Harapan aku orang tua cukup memahami aja Subjek memiliki harapan
harapan kamu dimata keluarga ? jangan terlalu banyak protes gitu, karena untuk keluarganya.
gini loh belum tentu kan ekspektasi mereka
tuh sama kayak kenyataan yang bakal aku
jalanin nanti, masanya mereka sama masa
sekarang kan beda.
Bagaimana penilaian kamu Ada dua sudut pandang sih dari segi Subjek memiliki
terhadap cara didik orang tua buruknya cara mendidik mereka yang penilaian terhadap cara
kamu selama ini ? cenderung cuek dimana anak tuh bener- didik keluarga.

134
bener dibiarin buat cari jalannya sendiri,
sudut pandang lain dengan adanya cara
mereka yang kayak gitu aku sebagai anak
ngerasa kayak bisa lebih bertanggung jawab
karena kan semua keputusan dalam hidup
aku tuh aku yang handle sendiri jadi ya
sekalipun aku ada masalah aku bisa lebih
tanggung jawab aja.
Apakah ada pengalaman dimasa Banyak ya.. mmm.. tapi yang paling aku Subjek mengingat
kecil yang masih kamu ingat inget tuh dulu aku punya kehidupan yang pengalaman di masa
sampai sekarang ? lumayan lah enak gitu, tapi semenjak nenek kecilnya.
sama kakek aku udah ga ada, jadi udah
bener-bener caos aja.
Bagaimana hubungan kamu Baik sih Subjek punya hubungan
dengan teman-teman atau yang baik dengan teman-
4. Pengalaman Hidup pasangan mu ? temannya.
di lingkungan Menurut kamu teman-teman Apa ya.. kalau aku tuh lebih suka sendiri sih, Subjek memiliki
sosial. atau pasangan kamu sosok yang jadi kalau temen tuh yaudah sekedar kenal pandangan tersendiri
seperti apa ? dan negur aja. Ga sampe yang memberikan tentang teman-temannya.

135
hal yang gimana-gimana.
Apakah kamu pernah Pernah, pasti.. tapi ke yang bener-benar Subjek pernah cerita ke
menceritakan masalah mu sama deket aja, itu juga cerita ga sampe dalem- temannya.
teman-teman atau pasangan ? dalem banget, lebih ke sharing aja sih.
Adakah pengalaman bersama Banyak sih, yang paling aku inget tuh aku Subjek mengingat
mereka yang masih kamu ingat pernah kecelakaan bareng sama temen aku. pengalamannya bersama
sampai sekarang? temannya.

Significant Other

No. Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
1. Dimata ibu, A dinilai Ibu bersyukur banget punya anak kayak A, si A tuh beda Ibu subjek merasa bersyukur
seperti apa ? banget sama abangnya neng (panggilan untuk peneliti), kalau memiliki anak seperti subjek
A mah anaknya lebih rajin, kalau apa-apa tuh tekun A.
ngerjainnya, mama suruh buat dimintain tolong dia selalu
mau dan ga pernah nolak. Beda sama abangnya.
2. Bagaimana harapan ibu Ibu mah ga minta yang neko-neko sama A, gak pernah nuntut Ibu subjek memiliki harapan
ke A ? buat jadi apa jadi apa, yang penting jadi anak yang sholeh, terhadap subjek.

136
sholat 5 waktu, yang penting bisa menghargai orang lain.

Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Kamis, 18 Mei 2023

Umur : 21 Tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Komponen Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Identitas diri partisipan  BAPN Subjek tidak
(nama, tempat tangal lahir,  Jakarta, 28 Juni 2001 menyadari tentang
1. Latar Belakang pendidikan terakhir, potensi, potensi dan minat
 Mahasiswa
minat dan keterbatasan diri) Potensi aku ngerasa jago yang ada pada

matematika, kalau minat

137
aku tertarik sama olahraga, dirinya
design dan otomotif, bakat
mungkin renang. Untuk
keterbatasan diri aku
kurang pkamui public
speaking, kurang bahasa
asing.
Bagaimana pkamungan dan Baik-baik aja, tapi aku Subjek memiliki
relasi Kamu dengan lebih deket sama ibu hubungan yang
keluarga ? karena kalau ayah kan sangat baik dengan
kerja terus pulang malem ibu angkat dan.
terus jadi ya waktunya
lebih sedikit aja.
Ketika ingin berubah, apakah Mungkin harus mulai dari Subjek mengetahui
kamu tahu hal apa saja yang kebiasan-kebiasaan baik ya tentang hal-hal apa
harus Kamu lakukan ? kayak dari rutinitas bangun saja yang harus
Planfulness pagi, bekerja keras, belajar dilakukan sebagai
2. Kognitif (kematangan dengan giat, jangan pernah sebuah keinginan
rencana) ngerasa cukup, selalu ingat untuk berubah.

138
sama Allah.
Apakah Kamu melakukannya Terencana, karena aku suka Subjek melakukan
dengan terencana atau hal-hal yang terstruktur, perubahan dengan
dibiarkan mengalir saja ? rapih dan sistematis. terencana.
Apakah Kamu memiliki Punya, aku ingin bisa Subjek memiliki
tujuan kenapa Kamu harus membantu banyak orang. tujuan kenapa harus
melakukan perubahan ? melakukan
perubahan.
Apa saja kira-kira langkah Ada beberapa hal yang Subjek mengetahui
yang Kamu ambil dalam bakal aku lakuin mengejar langkah apa yang
proses perubahan Kamu ? atau menyelesaikan kuliah, akan dilakukan
masuk perusahaan untuk melakukan
multinasional, menggapai perubahan.
posisi top perusahan.
Apakah Kamu merasa ada hal Aku pengin bisa bahasa Subjek mengetahui
Readiness for dalam diri Kamu yang harus asing sama aku tuh orannya hal-hal apa saja yang
3. Kognitif Change diubah ? moodyan banget dan hal itu harus diubah pada
(kesiapan untuk tuh jelek banget aku mau dirinya.
berubah) ngubah itu sih.

139
Hal-hal apa yang Kamu rasa Intinya kalau jangka Subjek menyadari
perlu Kamu capai terlebih pendeknya aku mau lulus hal-hal yang dirasa
dahulu sebelum berubah ? kuliah dan cari kerja. perlu dicapai
sebelum berubah.
Apakah Kamu pernah Engga sih, karena masih Subjek tidak pernah
Intentional merasakan putus asa ? punya banyak harapan dan merasa putus asa
4. Perilaku Behaviour pikiran positif. atas kenyataan hidup
(perilaku yang yang subjek alami.
disengaja) Sejauh ini, apa saja yang telah Lebih punya banyak Subjek menyadari
Kamu rasa bahwa Kamu telah rencana untuk masa depan bahwa subjek telah
melakukan suatu perubahan ? dan lebih konsisten. berhasil melakukan
suatu perubahan.
Apakah Kamu melakukannya Inisiatif, aku pengin Subjek melakukan
dengan inisiatif atau semuanya berjalan dan aku perubahan atas
terpaksa ? punya kendali atas diri inisiatif dirinya
sendiri. sendiri.
Menurut Kamu setelah Kamu Ada dong, selagi kita Subjek memiliki
tau mengetahui status Kamu punya kemauan, kesadaran tekad untuk
sebagai adopted children dan inisiatif, kenapa engga. mengembangkan diri

140
adakah peluang untuk setelah tahu tentang
mengembangkan diri ? kenyataan yang ada.
Apa yang akan Kamu lakukan Mnta solusi dengan orang Subjek mengetahui
jika Kamu menemukan dekat. jalan apa yang harus
kesulitan dalam proses diambil ketika
perubahan diri Kamu ? mengalami kesulitan
selama proses
perubahan diri yaitu
dengan bercerita
kepada orang lain

Using Resources untuk mendapatkan


5. Perilaku (menggunakan solusi

sumber daya)
Apakah Kamu rasa Kamu Perlu sih buat saling Subjek merasa perlu
perlu melibatkan orang lain sharing aja satu sama lain. melibatkan orang
dalam proses perubahan diri lain dalam proses
Kamu ? perubannya.
Bagaimana cara Kamu untuk Orang itu bisa mngerti Subjek mengetahui
menemukan orang yang kondisi dan situasi yang cara menemukan

141
Kamu rasa nyaman untuk aku hadapi orang yang dirasa
Kamu mintai bantuan ? nyaman untuk
dimintai bantu.
Bagaimana cara Kamu Cerita sama temen, kan Subjek mengetahui
meminta bantuan ? dari cerita itu pasti tau gitu. cara meminta
bantuin.
Siapa saja orang-orang yang Kalau aku lebih keep buat Subjek merasa tidak
perlu tahu proses perubahan sendiri aja, kecuali orang perlu orang lain tahu
Kamu ? itu emang deket sama aku. tentang proses
perubahannya,
kecuali orang
terdekat.

142
Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Kamis, 18 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
Menurut kamu seberapa besar Besar sih Subjek mendapat
dukungan teman-teman kamu dukungan besar dari
1. Dukungan sosial atau pasangan terhadap kamu ? temannya.
Menurut kamu seberapa besar Besar banget lah, karena kalau kita lagi Subjek mendapat
dukungan keluarga terhadap susah kan mau ga mau larinya ke keluarga. dukungan dari
kamu ? kelurganya.
Menurut kamu di usia yang Selesai kuliah, punya kerja sehabis itu nikah. Subjek memiliki hal
2. Usia sekarang apa sih hal yang paling penting untuk dituju di
penting untuk dituju ? usia sekarang.
Kalau kamu sendiri tuh punya Ada sih, kalau diusia sekarang pengen Subjek memiliki target
target usia ? atau dibiarkan nyelesain kuliah habis itu kerja, umur 25 untuk usianya.
mengalir saja ? bisa punya tabungan, 26 aku bisa beli

143
rumah, 27 nikah.
Dirumah kamu paling deket Paling deket sama ibu Subjek dekat dengan
sama siapa ? ibunya.
Menurut kamu, apakah keluarga mmm.. apa ya.. penting. Ya kan karena aku Bagi subjek keluarga
kamu memegang peran penting di didik dari kecil karena orang tua ya, memegang peran
dalam hidup kamu ? kayak misalnya untuk biaya sekolah itu penting.
sama orang tua. Dulu pas aku SD sampe
SMP tuh selalu di support kayak di daftarin
3. Pengalaman Hidup
les di Primagama.
di lingkungan
Bagaimana kedekatan kamu Gitulah.. maksudnya ya kayak seorang Subjek memiliki
keluarga
dengan saudara-saudara kamu ? sodara aja, kayak adek abang. hubungan yang baik
dengan saudaranya.
Dimata orang tua kamu, kamu Mmm.. aku belum pernah nanya ke orang Subjek tidak mengetahui
dinilai seperti apa ? tua aku kayak gitu. tentang nilai dirinya di
mata orang tua nya.
Aktivitas apa yang biasa kamu Apa ya.. nonton film bareng, makan, jalan- Subjek memiliki aktivitas
lakukan bersama keluarga ? jalan bareng. bareng dengan keluarga.
Bisa diceritakan, bagaimana mmm. dari sudut pandang aku aja ya, jadi Subjek memiliki harapan
harapan kamu dimata keluarga ? aku tuh pengen menjadi seorang anak yang untuk dirinya bisa

144
bisa membanggakan kedua orang tua dan membanggakan dan
membahagiakan. membahagiakan.
Bagaimana penilaian kamu mmm.. dalam mendidik gimana ya.. jadi, Subjek memiliki
terhadap cara didik orang tua kedua orang tua aku ini kan secara latar penilaian terhadap cara
kamu selama ini ? belakang tidak terlalu tinggi ya cuma kayak didik keluarga.
SMA atau SMK, menurut aku sendiri orang
tua aku belum mengerti ilmuparenting yan
baik dan benar istilahnya.
Apakah ada pengalaman dimasa Semua manusia pastikan ada baik dan Subjek memiliki
kecil yang masih kamu ingat buruknya juga kan ya, dulu aku inget nih pengalaman yang masa
sampai sekarang ? dulu aku waktu SD suka main di empang kecil yang dia ingat.
jadi aku tuh dulu SD kaki ku pernah
korengan gitu, jadi tuh aku sempet ngerasa
malu kalau pergi ke sekolah. Tapi ga sampe
di bully.
Bagaimana hubungan kamu Baik-baik aja sih, maksudnya dia selalu Subjek memiliki
4. Pengalaman Hidup dengan teman-teman atau welcome pas aku datang, kayak seneng aja hubungan yang baik
di lingkungan pasangan mu ? kalau ada aku. Aku tuh suka ngelawak kan dengan teman-temannya.
sosial. ya (ketawa).

145
Menurut kamu teman-teman Macem-macem sih, ada yang.. apa ya.. aku Subjek mengangap
atau pasangan kamu sosok yang bingumg jawabnya. Kalau temen-temen ku teman-temannya adalah
seperti apa ? selalu support, selalu dengerin kalau ada sosok yang bisa
masalah. mensupport dan selalu
mendengarkan kalau
Pengalaman Hidup
subjek ada masalah.
di lingkungan
Apakah kamu pernah Pernahlah pasti tapi ga setiap orang aku Subjek pernah
sosial.
menceritakan masalah mu sama ceritain, jadi kayak udah bener-bener deket menceritakan
teman-teman atau pasangan ? aja. masalahnya pada
temannya.
Adakah pengalaman bersama Banyak dong, aku ngerjain tugas bareng Subjek memiliki
mereka yang masih kamu ingat sampe tengah malem, sampe pagi malahan, pengalaman dengan
sampai sekarang? ketawa-ketawa bareng, cerita-cerita bareng. temannya.

146
Significant Other

No. Pertanyaan Jawaban Interpretasi


(inti jawaban)
1. Dimata ibu, B dinilai seperti apa ? Mas Alif (panggilan keluarga) tuh orang nya tekun subjek dimata ibunya adalah orang
banget mba kalau sama kerjaan, ya.. entah itu yang tekun dan tegas.
kerjaan atau kuliah ya, mas Alif juga galak sama
adik-adiknya, bukan galak sih ya (ketawa)
mungkin lebih ke tegas aja karena dia juga kan
anak pertama jadi ya mungkin udah sewajarnya
jadi seorang kakak.
2. Bagaimana harapan ibu ke B ? Sama seperti orang tua lainnya sih mba, yang Ibu subjek memiliki harapan pada
pengen anaknya sukses, berada di jalan yang lurus, subjek
bisa berguna buat banyak orang.

147
Lampiran 9.Catatan Observasi
Data Observasi Subjek I

Nama : DN (Subjek D) Waktu : Senin, 8 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin mencari pekerjaan.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki niat untuk melakukan perubahan
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Ingin lebih membahagiakan dan berterimkasih pada
memerlukan perubahan ibu angkatnya.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan perubahan atas inisiatif sendiri tanpa
kemauan diri. ada paksaan dari pihak manapun.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Menunggu kondisi dan waktu yang tepat untuk

148
Planfulness perubahan yang diinginkan serta mencari pekerjaan karena telah memiliki bayi.
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan orang terdekat sebagai support system.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Berjualan cemilan.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Sering memotivasi diri sendiri.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Bercerita dengan teman atau orang yang dianngap
intensional)
melakukan perubahan diri tepat.
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Menunggu waktu saat anaknya sudah bisa ditinggal
disusun dengan situasi dan kondisi yang dengan neneknya.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan dari ibu angkatnya dan
Using Resources untuk mensupport perubahan diri. sahabat.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Masih bingung dengan potensi yang di miliki.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Merasa tidak memiliki bakat apapun.

149
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga yang pas-pasan.
keluarga.

Catatan Observasi II

Nama : DN (Subjek D) Waktu : Rabu, 10 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Memiliki keinginan mencari pekerjaan dalam waktu
melakukan perubahan diri atas suatu dekat.
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Berhasil berdamai dan memaafkan kejadian di masa
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan lalu.
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Memiliki keinginan untuk membahagiakan diri
memerlukan perubahan sendiri.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan perubahan dengan inisiatif diri sendiri.

150
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Mencoba membuka usaha online dan mencari
Planfulness perubahan yang diinginkan serta pekerjaan dalam waktu dekat.
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan ibu angkatnya.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Membuat kenyataan masa lalu menjadi acuan untuk
untuk melakukan perubahan diri. berubah.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Bersedia melakukan perubahan diri dengan cara
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada terus belajar dari kesalahan yang ada.
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku √
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk Bersosialisasi dengan mesyarakat sekitar rumah.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mengukur kemampuan diri dengan kondisi yang
disusun dengan situasi dan kondisi yang ada.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman
untuk mensupport perubahan diri. dekat.

151
Using Resources Mengetahuui potensi diri √ Belum menyadari potensi diri
4. (penggunaan Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Belum mengetahui tentang minat dan bakat yang
sumber daya) dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Dari kecil hidup dengan sederhana.
keluarga.

Catatan Observasi III

Nama : DN (Subjek D) Waktu : Jum’at, 19 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Berkeinginan untuk merubah keadaan keluarganya
melakukan perubahan diri atas suatu menjadi lebih baik.
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Bertekad untuk mengangkat derajat orang tunya
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan dengan usahanya sendiri.
(kesiapan perubahan.
mengubah diri)
Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Membuktikan diri kepada orang-orang yang telah

152
memerlukan perubahan merendahkan keluarganya.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan atas kemauan diri sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Telah mengetahui langkah-langkah yang ingin
Planfulness perubahan yang diinginkan serta dilakukan.
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan keluarga dan teman untuk untuk
campur tangan orang lain di dalamnya. memperoleh dukungan
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Meningkatkan kualitas diri dengan cara belajar dari
untuk melakukan perubahan diri. masa lalu.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Bersedia untuk terus belajar.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Bergaul dengan lingkungan yang positif.
intensional)
melakukan perubahan diri

153
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mempersiapkan rencana cadangan yang telah
disusun dengan situasi dan kondisi yang dibuat.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Membutuhkan orang lain untuk mendukung
Using Resources untuk mensupport perubahan diri. perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Belum menyadari.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Belum mengetahui.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga pas-pasan
keluarga.

Catatan Observasi IV

Nama : DN (Subjek D) Waktu : Selasa, 22 Mei 2023

Umur : 22 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 01/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin merubah diri menjadi lebih baik lagi.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.

154
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Tidak mejadikan status adopted children sebagai
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan halangan untuk maju
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Mengurangi persepsi masyarakat yang buruk
memerlukan perubahan terhadap keluarganya.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Berdasarkan inisiatif pribadi.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memikirkan langkah-langkah yang akan diambil.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Membutuhkan keluarga dan teman dekat sebagai
campur tangan orang lain di dalamnya. orang yang mendukung keputusannya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Melibatkan diri pada kegiatan yang ada di
untuk melakukan perubahan diri. masyarakat.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Bersedia untuk belajar dari hal yang salah dan
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada benar.
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku √
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk Melibatkan diri pada kegiatan yang dianggap positif

155
intensional) melakukan perubahan diri dan meninggalkan hal yang membawa dampak
tidak baik.
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mengerti tentang peran yang dijalani.
disusun dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan untuk setiap keputusan
Using Resources untuk mensupport perubahan diri. yang diambil.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Belum mengetahui
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Belum menyadari
Mendapatkan dukungan materil dari √ Dibesarkan dari keluarga yang sederhana.
keluarga.

Data Observasi Subjek II

156
Nama : FJ (Subjek ) Waktu :Sabtu, 13 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Menjalankan peran sebagai wanita yang bekerja.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Tidak menjadikan kenyataan yang menimpa dirinya
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan sebagai penghalang untuk berubah,
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Membuktikan diri kepada orang tua dan saudaranya
memerlukan perubahan yang lain.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan atas dasar inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memiliki langkah-langkah yang akan dilakukan.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.

157
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Meminta pendapat orang terdekat tentang rencana
campur tangan orang lain di dalamnya. yang akan dibuat.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Mulai meniti karir dengan bekerja.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Meminta masukan orang lain tentang keputusan
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada penting yang akan diambil.
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku √
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk Sharing atau bercerita.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mengukur kemampuan diri dengan target yang
disusun dengan situasi dan kondisi yang ingin dicapai.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan support dari pasangannya dan
Using Resources untuk mensupport perubahan diri. sahabat.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki
Mendapatkan dukungan materil dari √ Hidup dari keluarga pas-pasan
keluarga.

158
Catatan Observasi II

Nama : FJ (Subjek F) Waktu : Rabu, 17 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Mengejar karir.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Tidak ingin larut pada kenyataan yang ada.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Membuktikan diri.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Atas dasar inisitif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memiliki rencana untuk masa depan.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
mengetahui tahapan yang sesuai untuk

159
2. (perencanaan) melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Meminta pendapat dengan orang terdekat.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Mulai meniti karir.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Meminta masukan orang lain tentang keputusan
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada yang akan diambil.
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Sharing atau bercerita.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Berusaha mengukur kemampuan diri yang dimiliki.
disusun dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari pasangan dan sahabat.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki.

160
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga pas-pasan
keluarga.

Catatan Observasi III

Nama : FJ (Subjek F) Waktu : Jum’at, 19 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Mulai fokus pada karir.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Berdamai pada kenyataan yang ada.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri)
Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Ingin membuktikan diri.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Berubah atas dasar inisiatif sendiri.
kemauan diri.

161
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memiliki rencana untuk masa depannya.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Meminta masukan dari orang terdekat.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Mulai meniti karir.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Berusaha meminta masukan dari orang lain.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Sharing dan bercerita.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mengukur kembali kemampuan diri yang dimiliki.
disusun dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan dari sahabat dan pasangan.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki

162
sumber daya)
Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga pas-pasan.
keluarga.

Catatan Observasi IV

Nama : FJ (Subjek F) Waktu : Sabtu, 20 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Ragamukti RT 03/RW 01

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Menjalankan peran menjadi wanita karir.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Tidak larut pada kenyataan yang ada.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri)
Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Ingin membuktikan diri.
memerlukan perubahan

163
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan atas inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memikirkan langkah-langkah yang akan diambil.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Sharing dengan maksud meminta masukan.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Mulai meniti karir.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Berusaha meminta masukan dari orang lain.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku √
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk Sharing dan bercerita.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Mengukur kemampuan diri.
disusun dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapat dukungan dari pasangan dan sahabat.

164
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga pas-pasan.
keluarga.

Data Observasi Subjek III

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Minggu, 14 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

165
No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan
Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin memiliki karir yang bagus.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki semangat untuk meraih apa yang
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan diinginkan.
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Untuk mengubah kondisi finansial keluarga dan diri
memerlukan perubahan sendiri.
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Berdasarkan inisiatif pribadi.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membiarkan semuanya mengalir begitu saja.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Menganggap orang lain tidak perlu tahu.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Melanjutkan hidup dengan belajar dari pengalaman
untuk melakukan perubahan diri. dan kesalahan.

166
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Belajar dari segala hal.
kembali hal-hal yang menuntun pada
Intentional perubahan diri.
3. Behavior Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Intropeksi dan lebih memahami diri sendiri.
(perilaku melakukan perubahan diri
intensional) Menyesuaikan kembali rencana yang √ Melakukan penyesuaian rencana dengan situasi dan
disusun dengan situasi dan kondisi yang kondisi yang ada.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki
Mendapatkan dukungan materil dari √ Hidup dari keluarga yang sederhana.
keluarga.

Catatan Observasi II

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Sabtu, 20 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

167
No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan
Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin memiliki karir yang bagus.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Mempunyai semangat untuk meraih tujuan yang
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan ingin dicapai.
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Mengubah kondisi finansial.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan perubahan dengan inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membiarkan semuanya mengalir sendiri.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Baginya orang lain tidak perlu tahu.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Belajar dari kesalahan dan pengalaman yang terjadi.
untuk melakukan perubahan diri.

168
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Belajar dari segala hal.
kembali hal-hal yang menuntun pada
Intentional perubahan diri.
3. Behavior Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Intropeksi diri dan lebih memahami diri.
(perilaku melakukan perubahan diri
intensional) Menyesuaikan kembali rencana yang √ Melakukan penyesuain rencana dengan situasi dan
disusun dengan situasi dan kondisi yang kondisi yang ada.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari orang-orang terdekat.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga sederhana.
keluarga.

Catatan Observasi III

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Minggu, 21 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

169
No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan
Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin memiliki karir yang bagus.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki semangat untuk melakukan perubahan.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Mengubah kondisi finansial.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Atas dasar inisiatif pribadi.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membiarkan semuanya mengalir.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Orang lain tidak perlu tahu.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Belajar dari kesalahan dan pengalaman.
untuk melakukan perubahan diri.

170
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Bersedia untuk terus belajar dari hal apa pun.
kembali hal-hal yang menuntun pada
Intentional perubahan diri.
3. Behavior Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Intropeksi dan memahami diri sendiri.
(perilaku melakukan perubahan diri
intensional) Menyesuaikan kembali rencana yang √ Melakukan penyesuain rencana dengan situasi dan
disusun dengan situasi dan kondisi yang kondisi yang ada.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari orang-orang terdekat.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang dimiliki
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga sederhana.
keluarga.

Catatan Observasi IV

Nama : AA (Subjek A) Waktu : Selasa, 23 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 05/RW 05

171
No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan
Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin mencari pekerjaan
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Semangat untuk melakukan perubahan.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) √
Mengetahui alasan atau motivasi diri Mengubah kondisi finansial.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membiarkan semuanya mengalir.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Orang lain tidak perlu tahu.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Belajar dari kesalahan dan pengalaman.
untuk melakukan perubahan diri.

172
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Bersedia terus belajar dari hal apa pun.
kembali hal-hal yang menuntun pada
Intentional perubahan diri.
3. Behavior Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Intropeksi dan memahami diri sendiri
(perilaku melakukan perubahan diri
intensional) Menyesuaikan kembali rencana yang √ Melakukan penyesuain rencana dengan situasi dan
disusun dengan situasi dan kondisi yang kondisi yang ada.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari orang-orang terdekat.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi diri yang dimiliki.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat yang dimiliki
Mendapatkan dukungan materil dari √ Berasal dari keluarga sederhana.
keluarga.

173
Data Observasi Subjek IV

Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Kamis, 18 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Menyelesaikan kuliahnya.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki banyak rencana dan tujuan yang ingin
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan dicapai.
(kesiapan perubahan.

174
mengubah diri) Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Bisa membantu banyak orang.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Atas dasar inisiatif pribadi.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Memiliki daftar tujuan yang ingin dicapai.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan orang yang sangat dekat dengan subjek.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Menciptakan versi diri yang lebih baik.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Memiliki daftar list kegiatan dan impian yang akan
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada dicapai.
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Punya target yang jelas.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
disusun dengan situasi dan kondisi yang

175
ada. keluarga.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Keluarga
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang ada.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Menyadari minat dan bakat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Karena berstatus mahasiswa.
keluarga.

Catatan Observasi II

Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Minggu, 21 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Menyelesaikan kuliahnya dan ingin cepat bekerja.
melakukan perubahan diri atas suatu
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki susunan rencana untuk masa depan.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan

176
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Dapat membantu banyak orang sekitar.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Melakukan perubahan dengan inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Menuliskan rencana-rencana yang akan diraih.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan orang terdekat.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Membuat versi diri yang lebih baik.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Memiliki daftar kegiatan yang terencana.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku √
Mencari cara yang efektif dan efisien untuk Memiliki target-target yang jelas untuk dicapai.
intensional)
melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi

177
disusun dengan situasi dan kondisi yang keluarga.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari keluarga.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi yang ada.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat dan bakat yang ada.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Karena masih berstatus mahasiswa.
keluarga.

Catatan Observasi III

Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Senin, 22 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Ingin segera menyelesaikan kuliah dan ingin cepat
melakukan perubahan diri atas suatu bekerja.
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Adanya susunan rencana yang akan dicapai.

178
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Ingin menolong orang banyak.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Inisiatif diri sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membuat catatan rencana yang akan dilakukan.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Orang yang sangat dekat.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Meningkatkan kualitas diri.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Memiliki daftar kegiatan yang terencana.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada
3. Behavior perubahan diri.

179
(perilaku Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Membuat target-target yang jelas untuk dicapai.
intensional) melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
disusun dengan situasi dan kondisi yang keluarga.
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Dari keluarga.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui tentang potensi yang dimiliki.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui tentang minat dan bakat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Karena masih berstatus mahasiswa.
keluarga.

Catatan Observasi IV

Nama : BAPN (Subjek B) Waktu : Selasa, 23 Mei 2023

Umur : 21 tahun Alamat : Kp. Baru RT 04/RW 05

No. Aspek Observasi Ya Tidak Catatan


Muncul kesadaran atau niatan untuk √ Dapat segera menyelesaikan kuliahnya dan segera

180
melakukan perubahan diri atas suatu bekerja.
kondisi yang muncul.
Readiness for Menyadari kondisi yang ada sebagai √ Memiliki rencana untuk masa depan.
1. Change sebuah kesempatan untuk melakukan
(kesiapan perubahan.
mengubah diri) Mengetahui alasan atau motivasi diri √ Dapat membantu banyak orang.
memerlukan perubahan
Melakukan aksi perubahan berdasarkan √ Atas dasar inisiatif sendiri.
kemauan diri.
Memiliki perencanaan untuk mencapai √ Membuat rencana yang akan dilakukan.
Planfulness perubahan yang diinginkan serta
2. (perencanaan) mengetahui tahapan yang sesuai untuk
melakukannya.
Perencanaan yang dibuat menyertakan √ Melibatkan orang terdekat.
campur tangan orang lain di dalamnya.
Mengambil kesempatan pada suatu titik √ Meningkatkan kualitas diri.
untuk melakukan perubahan diri.
Bersedia berusaha untuk mengulang √ Memiliki daftar kegiatan yang terencana.
Intentional kembali hal-hal yang menuntun pada

181
3. Behavior perubahan diri.
(perilaku Mencari cara yang efektif dan efisien untuk √ Membuat target yang jelas untuk dicapai.
intensional) melakukan perubahan diri
Menyesuaikan kembali rencana yang √ Memperhatikan kondisi keluarga.
disusun dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Mendapatkan dukungan dari orang lain √ Mendapatkan dukungan dari keluarga.
Using Resources untuk mensupport perubahan diri.
4. (penggunaan Mengetahuui potensi diri √ Mengetahui potensi diri yang dimiliki.
sumber daya) Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki. √ Mengetahui minat dan bakat yang dimiliki.
Mendapatkan dukungan materil dari √ Karena masih belum bekerja.
keluarga.

182
Lampiran 10. Dokumentasi Gambar

Peneliti meminta persetujuan Mengikuti aktivitas sehari-hari subjek D


menjaga anaknya.
subjek D untuk melakukan
penelitian.

Sesi wawancara dengan subjek Peneliti bertemu dengan ibu subjek D.


D.
Peneliti membuat janji temu
dengan subjek F di salah satu Subjek F menandatangani lembar persetujuan
mall kawasan Depok. penelitian.

Peneliti bertemu ayah subjek F


Subjek F menyuapi ayahnya bukti kedekaan
dan adik subjek F. subjek F dengan ayahnya.

108
Subjek A menyetujui lembar Subjek A membantu ibunya melakukan
penelitian. pekerjaan rumah, saat ibunya berdagang.

Peneliti mengikuti kegiatan Subjek A sedang membuat gorengan untuk


subjek A sehari-hari yaitu dijual.
membantu ibunya berdagang.

109
Subjek B sedang Subjek B setuju melakukan penelitian.
menandatangani lembar
persetujuan penelitian.

Peneliti melakukan wawancara Peneliti melakukan observasi dan

dengan subjek B. mendokumentasikan daftar kegiatan harian


subjek B.

110
Daftar target subjek B yang ingin Peneliti mengikuti kegiatan subjek A berolah
dicapai. raga.

Catatan :

Peneliti tidak memakai almamater untuk membuat suasana penelitian tidak


mengitimidasi subjek dan subjek A meminta peneliti untuk menyamarkan foto
dirinya.

111
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama : Cinta Tribuana

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 September 2001

NIM : 43040190035

Jurusan : Psikologi Islam

Alamat : Ds. Susukan, Kec. Bojonggede, Kab. Bogor

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

E-mail : cinta.kurniawan26@gmail.com

Jenjang Pendidikan :

1. SDN Pabuaran 03 lulus tahun 2013


2. SMPN 2 Cibinong lulus tahun 2016
3. SMAN 1 Tajurhalang lulus tahun 2019
4. S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Dakwah UIN Salatiga (2019-
2023)

112

Anda mungkin juga menyukai