Anda di halaman 1dari 93

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENINGKATNYA PENGAJUAN

PERMOHONAN DISPENSASI KAWIN DIPENGADILAN AGAMA


SENGETI KELAS 1B.

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1)
Dalam Ilmu Hukum Keluarga Islam
Pada Fakultas Syariah

PAIDIL IMAR
SHK. 162124

PEMBIMBING:
DR. H. M.UMAR YUSUF,M.H.I
DIAN MUSTIKA,S.H.I.,M.A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 1443 H/2020 M
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Paidil Imar
NIM : SHK.162124
Jurusan : Hukum Keluarga Islam
Fakultas : Syari‟ah
Alamat : Desa Lidung Rt.06 Kec. Sarolangun, Kab. Sarolangun, Provinsi
Jambi.

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsiyang berjudul: Faktor-Faktor


Penyebab Meningkatnya Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di
Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b, adalah hasil karya pribadi yang tidak
mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis
orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung
jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, 04 Desember 2020


Yang Menyatakan,

Paidil Imar
NIM. SHK.162124

i
Pembimbing I : Dr. H. M. Umar Yusuf, M.H.I
Pembimbing II : Dian Mustika, S.H.I,. M.A
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi, 04, Desember, 2020


Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum wr wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara Paidil Imar Shk 162124 yang berjudul:
“Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya Pengajuan Permohonan Dispensasi
Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b”.
Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi
syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan Hukum
Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. M. Umar Yusuf, M.H.I Dian Mustika, S.H.I., M.A


NIP.195912311992031003 NIP. 198306222011012012

ii
MOTTO

    


       

   

Artinya:”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka”

iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakann pedoman
tranliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543
b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai
berikut:
A. Konsonan Tunggal
Huruf Nama Huruf Latin Keterangan
Arab
‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ة‬ Ba´ B Be
‫ت‬ Ta´ T Te
‫ث‬ Sa´ Ṡ Es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ha´ Ḥ Ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ Kha´ KH Ka dan Ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Źal Ż Zat (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra´ R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin SY Es dan Ye
‫ص‬ Sád Ṣ Es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ Dad Ḍ De (dengan titik di bawah)
‫ط‬ Ta´ Ṭ Te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ Za´ Ẓ Zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ Ain ´ Koma terbalik di atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qāf Q Qi
‫ك‬ Kāf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫و‬ Mim M Em
ٌ Nun N En
‫و‬ Wawu W We
ِ Ha´ H Ha
‫ء‬ Hamzah ' Apostrof
‫ى‬ Ya´ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah di tulis Rangkap


‫يتعد دّة‬ Ditulis Muta„adiddah
‫عدّة‬ Ditulis „Iddah

v
C. Ta„ Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan tulis h
‫حكًة‬ Ditulis Hikmah
‫عهة‬ Ditulis „illah
Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang
sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat,dan
sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
‫كر ية األ و نيب ء‬ Ditulis Karamatul al-auliya‟
Bila ta’ marbutha hidup atau harakat, fathah, kasrah dan dommah ditulis t
‫ز كبة انفطر‬ Ditulis Zakatul fitri

D. Vokal Pendek
َ Ditulis A
َ Ditulis I
َ Ditulis U

E. Vokal Panjang
Fathah alif Ditulis Ā
‫جب ههية‬ Ditulis Jāhiliyyah
Fathah ya‟ mati Ditulis ā
‫يسعي‬ Ditulis yas‟ā
Kasrah ya‟ mati Ditulis Ĭ
‫كريى‬ Ditulis Karĭm
Dammah wawu mati Ditulis ũ
‫فروض‬ Ditulis furũd

F. Vokal Rangkap
Fathah alif Ditulis Ai
‫بيُكى‬ Ditulis Bainakum
Fathah wawu mati Ditulis Au
‫قول‬ Ditulis Qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan


Apostrof
‫ااَتى‬ Ditulis A‟antum
‫اعد ت‬ Ditulis U‟iddat
‫نئٍ شكرتى‬ Ditulis La‟in syakartum

H. Kata Sandang Alif Lam


1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
ٌ‫انقر ا‬ Ditulis Al-Qur‟an
‫انقيب س‬ Ditulis Al-Qiyas

vi
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkankan huruf/ (el)
nya
‫انسًبء‬ Ditulis As-Sama‟
‫انشًس‬ Ditulis Asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat


Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya
‫ذوً انفروض‬ Ditulis Zawi al-furud
‫اهم انسُة‬ Ditulis Ahl as-sunnah

vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Faktor-Faktor Penyabab Meningkatnya Pengajuan
Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b”.
Permasalahan mengenai meningkatnya permohonan dispensasi kawin di
Pengadilan Agama Sengeti. Di dalam Laporan Tahunan Pengadilan Agama
Sengeti pada tahun 2017 hingga 2020 terdapat peningkatan yang begitu
siknifikan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi/penyebab meningkatnya pengajuan permohonan dispensasi
kawin tersebut di Pengadialan Agama Sengeti Kelas 1B Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatanyuridis empiris. Jenis dan
sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa Laporan Tahunan
Pengadilan Agama Sengeti dan data sekunder berupa buku-buku, karya ilmiah,
dan lainnya. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Adapun hasil dari penelitian ini.
Pertama, pengajuan permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti
Kelas 1B harus melewati mekanisme yang berlaku, proses pertama pengadilan
menerima surat pemohon, setalah itu permohonan deregister untuk mendapat
nomor perkara, setelah itu Ketua Pengadilan Agama mempelajari berkas
pemohon, sebelum penunjukan panitera sidang, setelah penunjukan panitera maka
ditetapkanlah PMH (Penetapan Majelis Hakim), dan membuat PHS (Penetapan
Hari Sidang), dan memanggil para pihak melalui juru sita, setelah sidang selesai
Meja 3 menerima berkas dari Majelis Hakim, untuk memberi tahu hasil putusan
perkara, terakhir panitera pemohon mendata perkara dan mengarsipkan., Kedua,
Adapun faktor-faktor penyebab meningkatnya pengajuan permohonan dispensasi
kawin di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B adalah, Faktor Hamil Diluar Nikah,
Faktor Lemahnya Pendidikan Agama, Faktor Budaya, Faktor Ekonomi, Faktor
Media Sosial, Faktor Khawatir Timbul Fitnah, Faktor Perubahan UU mengenai
usia perkawinan.

Kata Kunci :Dispensasi Kawin, Faktor Penyebab.

viii
KATA PENGANTAR

ً‫ والصال ة والسال م عل‬.‫الحود هللا الذ ٌ أًز ل الهدي فٍ قلى ب العلن‬


‫اشزف اال ًبُا ء والوز سلُي سُد ًا هحود وعلً اله و صحبه والتا بعُي‬
‫ أشهد اى ال اله اال هللا وأشهد اى سُد ًا‬.‫لهن با حسا ى الً َىم الد َي‬
 .‫هحودا عبده ورسى له‬
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula diringan shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya

Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti

Kelas 1b.” merupakan suatu penelitian yang mencari sebuah fakta untuk

mengetahui faktor-faktor penyebab meningkatnya pengajuan permohonan

dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Kabupaten Muaro

Jambi.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis dapatkan baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada Yang Terhormat:

ix
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ar,MA., Ph.D, sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti,S.Ag.,M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.IR., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Ruslan Abdul Ghani, S.H., M.Hum, sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H. Ishaq,

S.H., M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

4. Ibu Mustiah RH, S.Ag., M.Sy Sebagai Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam,

dan Bapak Irsadunas Noveri, S.H., M.H, Sekretaris Prodi Hukum Keluarga

Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. M. Umar Yusuf, M.H.I sebagai Pembimbing I. dan Ibu Dian

Mustika, S.HI, M. A sebagai Pembimbing II.

6. Bapak dan Ibu Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

8. Keempat orang tua saya, saudara saya besetra teman-teman Hukum Keluarga

Islam dari angkatan 16-17 dan Sahabat/I PMII Rayon Syari‟ah, juga

terkhusus kepada Abng AliMudin Bharsyah dan Abng Ade Kurnia Utama

setra sahabat Zulkifli, Oktari Dwijaya, Desy Wahnasari, Nela Firdayati, Mila

Mertiana dan sahabat Jasman yang selalu membantu ketika menghadapi

kesulitan.

x
9. Seluruh keluarga besar di Pengadilan Agama Sengeti, yang selama PPL

memberi saya kesan yang baik dengan menganggap saya sebagai keluarga

sendiri, serta pemberi informasi dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, penulis sadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memberi kemaafatannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai oleh Allah SWT.

Jambi, 04, Desember, 2020


Penulis

Paidil Imar
SHK. 162124

xi
PERSEMBAHAN

sembah dan sujudku serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan daya dan upaya kepadaku tanpa berhenti sedikitpun dengan
rahmatnya yang baik berupa kesehatan, kesempatan, dan karunianya, danAtas
semua yang telah engkau berikan itu maka akhirnya tugas akhir ini dapat
diselesaikan. Dan tak luput saya panjatkan Sholawat serta salam kepada
manusia yang agung, tauladan, pemimpin dan pemberi safaat seluruh umat
yaitu baginda Nabi Muhammad SAW.
Saya memberikan ucapan terima kasih yang tidak pernah habis kepada
dua manusia yang sangat saya cintai dan mereka saya anggap sebagai malaikat
yang allah berikan kepada saya yang sangat berarti luar biasa untuk saya yaitu
umak dan bapak yang telah banyak berkorban untuk saya baik tenaga dan
pikiran. Walau sebesar apapun seseuatu yang dapat saya berikan kepadanya
tidak akan pernah membalas pengorbanan dan kebaikannya. Kini study ku telah
selesai berkat doa dan restumu malaikatku, besar harapan anakmu ini ingin
menjadi kebanggaanmu tapi itu semua tidak akan terwujud tanpa doa dan restu
darimu, dan pada kesempatan ini anakmu ingin memintak maaf apabila selama
ini telah menyusahkannmu walau kalian tidak pernah mengeluh dan tidak
pernah mengatakan tidak terhadap apa yang anakmu ini perlukan. Dan kini
hanya baru ucapan terima kasih yang bisa anakmu ucapkan dan ananda berdoa
semoga allah memasukkan kalian kedalam surganya, aamiin. seutas doa untuk
semua guruku yang telah ikhlas membagikan ilmunya, tulus dan selalu
menuntun muridnya demi mencapai cita-cita yang diinginkan. Semoga Allah
SWT membalas amal baik guru semua.
Untuk keluargaku tercinta Abng-abngku, ayuk, makwo, pakwo, maktam,
Oom,terimak kasih kalian semua telah membantu baik berupa doa dan tenaga
semoga ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaaat dan membanggakan kalian
semua. Serangkai harapan untuk adik-adikku tersayang, semoga kalian bisa
lebih sukses dan insaallah Abng tidak akan pernah melupakan kalian semua
yang sangat Abang sayangi.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada keluargaku Mahasiswa
Jurusan Hukum Keluarga Islam dan sahabat-sahabatku di Posko 04 Gelombang
III Tahun 2019, serta seluruh Sahabat/I PMII Rayon Syari’ah. Semoga kita
semua menjadi orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua serta
bertemu kembali suatu saat nanti. Aku juga berharap agar hubungan kita selalu
terjalin walau dipisahkan oleh jarak dan waktu.

xii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .......................................... i


PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 5
E. Kerangka Teori dan Konseptual................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 16
BAB II .................................................................................................................. 18
METODE PENELITIAN ................................................................................... 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 18
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 19
C. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 20
D. Unit Analisis............................................................................................... 21
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 22
F. Jadwal Penelitian........................................................................................ 24
BAB III ................................................................................................................. 25
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................................. 25

xiii
A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti Muara Jambi ..................................... 25
B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti ........................................................ 27
C. Sturktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti ........................................ 31
D. Program Kerja Hakim ................................................................................ 32
2. Wakil Ketua ............................................................................................... 33
E. Standar Operasional Prosedur (SOP) ......................................................... 34
F. Aspek Perkara Tahunan Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B ................. 38
BAB IV ................................................................................................................. 44
PEMBAHASAN .................................................................................................. 44
A. Prosedur Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama
Sengeti Kelas 1B ............................................................................................... 44
B. Faktor-Faktor Menikatnya Pengajuan Permohonan Dispensai Kawin Di
Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B ................................................................ 49
BAB V................................................................................................................... 63
PENUTUP ............................................................................................................ 63
A. Kesimpulan ................................................................................................ 63
B. Saran........................................................................................................... 64
C. Kata Penutup .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
A. Kitab dan Buku/Literatur ........................................................................... 67
B. Undang-Undang/Peraturan......................................................................... 68
C. Karya Ilmiah, Skripsi dan Jurnal ................................................................ 68
D. Lain-lain ..................................................................................................... 69
TABELIX ............................................................................................................. 71
DAFTAR INFORMAN ....................................................................................... 71
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
A. Daftar Gambar............................................................................................ 72
DAFTAR PERTANYAAN ................................................................................. 73
A. Daftar Pertanyaan Kepada Majelis Hakim, Dan Pegawai Pengadilan
Agama................................................................................................................ 73
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 74

xiv
Identitas Diri ...................................................................................................... 74
Riwayat Pendidikan Formal .............................................................................. 74
Riwayat Pendidikan Non Formal ...................................................................... 74
Pengalaman Organisasi ..................................................................................... 75

xv
DAFTAR SINGKATAN

1. As : Alaih as-salam

2. Hlm : Halaman

3. H : Hijriah

4. KHI : Kompilasi Hukum Islam

5. M : Masehi

6. UU : Undang-undang

7. UIN : Universitas Islam Negeri

8. Q.S : Al-Qur’an Surah

9. SAW : Shollallahu Aalaihi Wasalam

10. SWT : Subhanahu Wata’ala

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel I Jadwal Penelitian................................................................................... 21

Tabel II Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti ................................ 23

Tabel III Standar Operasional Prosedur ............................................................ 32

Tabel IV Perkara yang diputuskan tahun 2017 ................................................. 36

Tabel V perkara yang diterima menurut tingkat usia 2017 ............................... 37

Tabel VI Perkara yang diputuskan tahun 2018 ................................................. 38

Tabel VII Perkara yang diterima menurut tingkat usia 2018 ............................ 38

Tabel VIII Perkara yang diputuskan tahun2019 ................................................ 39

Tabel IX Daftar Informan.................................................................................. 68

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia. Dispensasi artinya

pengecualian dari aturan umum untuk keadaan yang khusus; pembebasan dari

suatu kewajiban atau larangan.1

Dispensasi perkawinan memiliki arti keringanan akan sesuatu (batas

umur) didalam melakukan ikatan antara seorang pria dan wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Permohonan dispensasi nikah adalah sebuah perkara permohonan

yang diajukan oleh pemohon perkara agar pengadilan memeberikan izin

kepada yang dimohonkan dispensasi untuk bisa melangsungkan pernikahan,

karena terdapat syarat yang tidak terpenuhi oleh calon pengantin tersebut,

yaitu pemenuhan batas usia perkawinan.2

Pengertian dispensasi nikah adalah suatu upaya kelonggaran yang

diberikan oleh pengadilan kepada calon suami isteri yang belum mecapai

batas umur terendah agar dapat melangsungkan perkawinan.Permohonan

dispensasi nikah bersifat voluntair produknya berbentuk penetapan.Yang

disebut dengan penetapan adalah putusan pengadilan atas perkara

permohonan.Dan tujuannya hanya untuk menetapkan suatu keadaan atau

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
10/Cet. IV, (Jakarta: Balai Pustaka,1995), hlm.238
2
Muhammad Amin Sunma, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm 46.

1
2

status tertentu bagi diri pemohon.Dalam memeriksa dan mengadili perkara

dispensasi nikah hakim harus benar-benar memiliki dan mempertimbangkan

perkara dari berbagai segi, baik itu keadilan, maslahat dan manfaat untuk

anak jauh ke masa depannya.3

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang

berkaitan dengan usia perkawinan, calon mempelai baik pria maupun wanita

telah mencapai usia 19 (Sembilan belas) tahun baru diizinkan untuk

melangsungkan perkawinan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) UUP, jika terjadi

penyimpangan dari persyaratan usia perkawinan tersebut, maka perkawinan

baru dapat dilangsungkan setelah mendapatkan dispensasi dari pengadilan.

Orang tua atau wali calon mempelai laki-laki atau perempuan yang belum

mencapai usia perkawinan harus mengajukan permohonan dispensasi kawin

ke pengadilan. Pengadilan Agama bagi yang beragama islam dan Pengadilan

Negeri Bagi yang beraagama lain.

Dalam ayat (2) dan (3) Revisi Undang-Undang Perkawinan dijelaskan

apabila terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria atau orang tua pihak wanita

dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan alasan sangat mendesak

disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.4

3
Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti.
4
Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 7.
3

Dalam artian bahwa penetapan usia perkawinan oleh pemerintah

tidaklah bertentangan dengan syari‟at islam ( maqasidu al-shari‟ah) dalam

menjaga keselamatan jiwa anak (hifzhu al-nafs), kelanjutan pendidikan anak

(hifzu al-aql), dan keselamatan keturunan (hifzu al-nasl). Batas usia

perkawinan ditetapkan berdasarkan „urf yang berlaku ditengah masyarakat

dengan pertimbangan kemajuan ekonomi, sosial, budaya, teknologi informasi,

dan pertimbangan kemaslahatan lainnya.

Dalam penjelasan umum revisi UUP, dijelaskan bahwa menaikan usia

perkawinan bagi wanita bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya

perkawinan pada usia anak, karena definisi anak menurut Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak adalah seseorang yang

belum mencapai usia 18 (delapan belas) tahun. Selain mengantisipasi

pernikahan anak, menaikkan usia perkawinan bagi wanita juga bertujuan

untuk menekan angka perceraian, mendapatkan keturunan yang sehat dan

berkualitas, menurunkan resiko kematian ibu dan anak, serta guna memenuhi

hak-hak anak berupa hak tumbuh kembang yang baik, mendapatkan

pendampingan dari orang tua, serta mengakses pendidikan setinggi mungkin. 5

Dispensasi nikah merupakan salah satu ranah Hukum Perdata yaitu

masuk dalam hal perkawinan. Sehingga permohonnnya diajukan kepada

Pengadilan Agama yang memiliki kewenangan menerima, memutus dan

menyelesaikan perkara-perkara bagi orang-orang yang bergama Islam.

Permohonan tersebut dapat dikabulkan maupun ditolak, sesuia dengan

5
Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
4

pertimbangan hakim yang telah diberi kewenangan untuk mengadili perkara

tersebut.6

Dalam hal ini Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B yang berada di

Kabupaten Muaro Jambi. Dengan jumlah penduduk tiga ribu lebih dengan

sebelas kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, angka permohonan dispensasi

nikah terus meningkat setiap tahunnya. Yang mana dalam catatan laporan

tahunan Pengadilan Agama Sengeti tercatat pada tahun 2018 ada 20 perkara

dispensasi kawin yang diajukan, sedangkan pada tahun 2019 meningkat yang

mana pengajuan permohonan dispensasi kawin ada 43 perkara yang diajukan,

dan tercatat pada dari Februari sampai November 2020 meningkat secara

draktis yaitu sebanyak 105 pengajuan permohonan dispensasi kawin, disini

menunjukan bahwa Kabupaten Muaro Jambi terjadi peningkatan pernikahan

di bawah umur setiap tahunnya.7

Maka dari itu kebijaksanaan dan kehati-hatian dari pihak Pengadilan

sangat berperan dalam menetapkan permohonan dispensasi nikah baik dalam

mengabulkan maupun menolak yang harus sesuai dengan alasan yang kuat,

sehingga jumlah laju permohonan dispensasi nikah dapat ditekan.8Berangkat

dari uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Faktor-Faktor Penyabab Meningkatnya Pengajuan Permohonan

Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B”.

6
Wawancara dengan Panitera Muda Permohonan Pengadilan Agama Sengeti
7
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti, (2018, 2019)
8
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika) hlm 204
5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis ceritakan diatas, maka

muncul pokok permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian

proposal skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengajuan permohonan dispensasi kawin di

Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B?

2. Apa faktor yang menyebabkan meningkatnya pengajuan permohonan

dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti Kelas IB?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak

menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas, maka penulis

membatasi pembahasan ini pada masalah Faktor-Faktor Penyabab

Meningkatnya Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1B Pada Tahun 2017-2020.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai melalui penelitian tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui prosedur pengajuan permohonan dispensasi kawin

di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B

b. Untuk mengetahui faktor-faktor meningkatnya pengajuan dispensasi

perkawinan di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B.

2. Kegunaan Penelitian
6

a. Kegunaan Akademis

1) Hasil dari penelitian ini sebagaisumbangsi ilmu pengetahuan yang

diharapkan memberikan kontribusi pemikiran pada dunia

akademis khusus nya tentang dispensasi nikah.

2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna memberikan ide

dan gagasan dalam penerapan ilmu pengetahuan khususnya

tentang dispensasi nikah.

b. Kegunaan Praktis

1) Hasil dari penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) dalam ilmu

Hukum Keluarga Islam, pada Fakultas Syari‟ah.

2) Diharapkan berguna untuk menjadi acuan/pertimbangan bagi

penerapan suatu ilmu dilapangan atau masyarakat.

3) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna memberikan ide

dan gagasan yang menjadi acuan dalam mengambil pertimbangan

hakim pada saat menetapkan permasalahan di Pengadilan Agama

Khususnya tentang dispensasi nikah.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka teori

a. Teori Penemuan Hukum


7

Teori penemuan hukum yang dilakukan oleh hakim

sebagaimana yang dikemukakan oleh J.J.H. Brungink, Achmad Ali,

Curzon, dan B. Arif Sidharta, biasanya menggunakan metode

intrepetasi hukum atau kontruksi hukum. Kontruksi hukum terjadi

apabila tidak ditemukan ketentuan Undang-Undang yang secara

langsung.Penemuan hukum merupakan konsep atau teori yang

memberikan arah bagaimana hakim menemukan aturan yang sesuai

dengan peristiwa atau fakta hukum yang terungkap di

persidangan.Penemuan hukum dilakukan dengan penyelidikan yang

sistematis dan komprehensif terhadap sekalian perundang-undangan

dan sumber hukum lainnya yang relevan dengan peristiwa atau fakta

hukum tersebut.9

Kegiatan kehidupan manusia itu sangat luas, tidak terhitung

jumlah dan jenisnya, sehingga tak mugkin tercakup dalam satu

peraturan perundang-undangan yang dapat mencakup keseluruhan

kegiatan kehidupan manusia, sehingga tak ada peraturan perundang-

undangan yang dapat mencakup keseluruhan kegiatan kehidupan

manusia, sehingga tidak ada perturan perundang-undangan yang

lengkap selengkap-lengkapnya dan jelas sejelas-jelasnya. Oleh karena

hukumnya tidak lengkap dan tidak jelas, maka harus dicari dan

diketemukan.10

9
Jaenal Aripin, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi hukum di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 126.
10
Sudikno Mertokusumo, Penemuan hukum (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2010), hlm.48.
8

Ketentuan undang-undang yang berlaku umum dan bersifat

abstrak,tidak dapat diterapkan begitu saja secara langsung pada

peristiwa konkret, oleh karena itu, ketentuan undang-undang harus

diberi arti, dijelaskan atau ditafsirkan dan disuaikan dengan

peristiwanya untuk diterapkan pada peristiwanya itu. Peristiwa

hukumnya harus dicari lebih dahulu dari peristiwa konkretnya,

kemudian undang-undang ditafsirkan untuk dapat diterapkan.11

Penemuan hukum merupakan proses pembentukan hukum oleh

subyek atau pelaku penemuan hukum dalam upaya menerapkan

peraturan hukum umum terhadap peristiwanya berdasarkan kaidah-

kaidah atau metode-metode tertentu yang dapat dibentuk dalam ilmu

hukum. Kaidah- kaidah atau metode-metode tersebut digunakan agar

penerapan aturan hukumnya terhadap peristiwa atas peristiwanya

tersebut dapat dilakukan secara tepat dan relevan menurut hukum,

sehingga hasil yang diperoleh dari proses tersebut juga dapat diterima

dan dipertanggung jawabkan dalam ilmu hukum.12

b. Maslahah Al-Mursalah

Secara etimologi, kata" ‫ "الصلحت‬, ‫ "الصل ح‬berarti sesuatu yang

baik, yang bermanfaat, dan ia merupakan lawan dari keburukan atau

11
Achmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011),hlm. 4.
12
Ibid.hlm.5
9

kerusakan dan di dalam bahasa Arab sering pula disebut dengan ‫"الخُز‬

"‫ والصىاب‬, yaitu yang baik dan benar.13

Maslaha Al-Mursalah adalah kebaikan yang tidak ada dalam

nash al-Qur‟an maupun as-sunnah. Menurut ushul fiqh, Maslahah

Mursalah adalah adalah menetapkan ketentuan hukum yang tidak ada

sama sekali dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah karena pertimbangan

kebaikan dan kerusakan merujuk dalam kehidupan bermasyarakat. 14

Menurut bahasa Maslahah Mursalah artinya kebaikan yang

dikirimkan atau kebaikan yang terkandung, Maslahah Mursalah yang

dimaksudkan oleh ahli ushul fiqh adalah:

“Bahwa terdapat suatu makna yang dirasa ketentuan itu cocok

dengan akal sedangkan dalil yang disepakati tentang(hal tersebut)

tidak terdapat”.15

Pendapat Imam al-Ghazali Dalam menjelaskan pengertian al-

maslahah beliau mengemukakan bahawa al-maslahah pada dasarnya

adalah suatu gambaran dari pada meraih manfaat atau menghindarkan

mudarat yaitu ke arah memelihara tujuan syarak. Oleh itu dapat

difahami bahawa yang dimaksudkan dengan al-maslahah adalah

meraih manfaat dan menolak mudarat dalam rangka memelihara

tujuan syarak, yang meliputi lima perkara, yaitu memelihara agama,

jiwa, akal, keturunan, dan harta. Jadi, kemaslahatan menurut al-

13
Romli, Pengantar Ushul Fiqh Metode Penelitian Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 188-189.
14
Masruk Zuhdi, Pengantar Hukum Syari‟ah, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm, 83.
15
Ibid, Hlm, 85.
10

Ghazali harus sejajar dengan hukum syarak, meskipun bertentangan

dengan kepentingan. Hal ini disebabkan tidak selamanya

kemaslahatan manusia didasarkan pada kehendak syarak, bahkan

sering kali didasarkan kepada kemampuan akal yang terbatas dan

kadang- kadang pula didasarkan pada kehendak hawa nafsunya. Maka

dengan demikian, jika sesuatu keperluan manusia bertentangan

dengan syarak tidak dapat disebut dengan al-maslahah, tetapi

sebaliknya hal itu disebut al-mafsadah. Dalam hal ini beliau berkata:

“Semua yang mengandungi pemeliharaan tujuan syarak yang lima ini

adalah al-maslahah dan semua yang mengabaikan tujuan ini adalah al-

mafsadah.16

Hakim mengedepankan konsep maslahah murshalah yaitu

pertimbangan kebaikan dan menolak kerusakan dalam masyarakat

serta upaya mencegah kemudharatan. Maslahat mursalah itu adalah

maslahah yang hakiki dan bersifat umum, dalam arti dengan

dikabulkannya dispensasi usia perkawinan terhadap anak yang belum

cukup usia untuk melakukan perkawinan dapat diterima oleh akal

sehat bahwa ia betul-betul mendatangkan manfaat bagi kedua calon

mempelai serta keluarga masing- masing mempelai dan

menghindarkan mudharat dari perbuatan- perbuatan dosa yang

dilakukan pasangan muda-mudi diluar perkawinan. Yang dinilai akal

sehat sebagai suatu maslahah yang hakiki betul-betul telah sejalan

16
H. Said Agil Husin Al-Munawar, Konsep al-Maslahah Sebagai Salah Satu Sumber
Perundangan Islam, ISLAMIYYAT 18 & 19 (1998),hlm. 62.
11

dengan maksud dan tujuan syara‟ (membangun rumah tangga

yang utuh) dalam menetapkan setiap hukum, yaitu mewujudkan

kemaslahatan bagi umat manusia. Yang dinilai akal sehat sebagai

suatu maslahah yang hakiki dan telah sejalan dengan tujuan syara‟

dalam menetapkan hukum itu tidak bertentangan dengan dalil syara‟

yang telah ada, baik dalam bentuk nash Al- Quran dan sunnah,

maupun ijma‟ ulama‟terdahulu. Maslahah mursalah itu diamalkan

dalam kondisi yang memerlukan dalam hal ini hakim mengabulkan

dispensasi usia perkawinan, yang seandainya maslahatnya tidak

diselesaikan dengan cara ini, maka umat akan berada dalam

kesempitan hidup, dengan arti harus ditempuh untuk menghindarkan

umat dari kesulitan dalam penyaluran nafsu biologis sehingga

terhindar dari perangkap perbuatan mesum diluar pagar pernikahan.17

2. Kerangka Konseptual

a. Dispensasi Nikah

Dispensasi nikah adalah suatu keloggaran atau keringanan yang

diberikan oleh pengadilan kepada calon suami istri yang belum

memenuhi syarat materil dalam perkawinan yaitu belum mencapai

batas umur minimal.18

Dalam hal mendesak amat penting adakalanya perlu untuk

mempersamakan seorang anak yang masih dibawah umur dengan

17
Mila Mertiana, Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Dispensasi Nikah
Dipengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN STS Jambi, 2020.
Hlm 14.
18
Ibid. hlm 19
12

seorang yang sudah dewasa, agar anak tersebut dapat bertindak sendiri

dalam hal-hal tertentu. Oleh karena itu dalam masalah pernikahan

diadakan peraturan tentang proses persamaan status bagi anak yang

masih dibawah umur dengan orang yang sudah dewasa yaitu melalui

proses “Dispensasi Nikah” dispensasi nikah itu sendiri memiliki

kekuatan hukum sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 2019 perubahan

UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 7 ayat (2);

“Dalam hal penyimpangan ayat (1) pasal ini dapat meminta


dispensasi kawin ke Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
kedua orang tua pihak pria maupun wanita.”19

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia merupakan ijma‟ para

ulama Indonesia. Dan pada adasarnya apa yang termuat dalam

Kompilasi Hukum Islam yang berhubungan dengan perkawinan

semuanya telah dimuat dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan hanya saja dalam Kompilasi Hukum islam

muatannya lebih terperinci larangan dipertegas dan menambah

beberapa point sebagai aplikasi dari peraturan perundang-undangan

yang telah ada.20

Undang-Undang Perkawinan ini bertujuan untuk mencegah

terjadinya perkawinan anak-anak, agar pemudah pemudi yang akan

menjadi suami istri benar-benar telah masak jiwa dan raganya dalam

membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal

19
UU Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 ayat (2).
20
Abdul manan, Aneka masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: Kencana,
2006), hlm.27.
13

berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Begitupula dimaksudkan untuk

dapat mencegah terjadinya penceraian muda dan dapat membenahi

keturunan yang baik dan sehat, serta tidak berakibat laju kelahiran

yang lebih tinggi sehingga mempercepat pertambahan penduduk.Selain

itu bahwa batas umur yang lebih rendah bagi wanita untuk kawin

mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi dan berakibat pula

pada kematian ibu hamil yang relatif tinggi, pengaruh buruk lainnya

adalah kesehatan reproduksi wanita jadi terganggu. 21

b. Batas Usia Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam

Selain peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

perkawinan ada juga peraturan yang dimaksud dalam pengertian

Undang-undang perkawinan dalam ketentuan yang secara efektif telah

dijadikan oleh hakim di Pengadilan Agama sebagai pedoman yang

harus diikuti dalam penyelesaian perkara perkawinan, yaitu Kompilasi

Hukum Islam.

Kompilasi Hukum Islam mengatur mengenai batas usia

perkawinan. Dimana diatur dalam pasal 15 ayat (1)

“Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya


boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang
ditetapkan dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 16 tahun 2019
perubahan undang-undang Nomor 1 tahun 1974 yakni calon suami
dan istri yang ingin melangsungkan perkawinan sekurang-kurangnya
berumur 19 tahun”.

21
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika),
hlm.205.
14

Hukum positif di Indonesia atau hukum yang berlaku di

Indonesia telah memberikan batasan secara “Lex Speciale” atau secara

khusus mengenai perkawinan tersebut yakni melalui Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang dikuatkan dengan

Kompilasi Hukum Islam (KHI), seperti kita ketahui bahwa suatu

aturan ataupun hukum yang berlaku di Indonesia maupun beberapa

negara lain bersifat tidak hanya menjangkau legalitas formal saja atau

pengesahan saja tetapi juga menganut pertimbangan moral, sosial,

politis dan historis, sosiologis dan yuridis.

Mengenai penerapan umur bagi calon pengantin Kompilasi

Hukum Islam mempertimbangkan kemaslahatan keluarga dan rumah

tangga perkawinan. Kompilasi dalam pasal 15 ayat (1) jo pasal 7 ayat

(9) Undang-undang Nomor 16 tahun 2019 menetapkan bahwa umur

calon laki-laki dan calon perempuan 19 tahun. Penetapan umur ini

tidak disinggung dalam fiqh , jadi merupakan hasil ijtihadiyah para

perumus KHI. Dasar yang digunakan adalah

surat An-Nisa‟: 9.22

           

    

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka”.23

22
Rahma maulida, Dinamika Hukum Perdata Islam Di Indonesia (KHI), (Ponorogo:
STAIN Po PRESS, 2011), hal. 78.
23
Al-Quran Surah An-Nisa ayat 49.
15

Ayat diatas bersifat umum, tetapi secara tidak langsung

menunjukkan perkawinan yang dilakukan pasangan usia muda akan

menghasilkan keturunan yang dikhawatirkan kesejahteraannya. 24

c. Kompetensi Absolut dan Relatif

Peradilan Agama adalah sebutan (titelateur) resmi bagi salah satu

diantara empat lingkungan Peradilan Negara atau Kekuasaan

Kehakiman yang sah di Indonesia. Tiga Peradilannya Adalah Peradilan

Umum, Peradilan Militer, Dan Peradilan Tata Usaha Negara. 25Bahwa

kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara

Republik IndonesiaTahun 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka

yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan Peradilan

Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer,

lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah

Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan.26

Putusan yaitu putusan pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan

adanya suatu sengketa atau perselisihan, dalam arti putusan merupakan

produk pengadilan dalam perkara-perkara contentiosa, karena adanya 2

(dua) pihak yang berlawan dalam perkara (Penggugat dan Tergugat)27

24
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia. .. .,hlm 78
25
Roihan A Rasyid, Hukum Peradilan Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm. 5.
26
Undang-Undang nomor 48 Tahun 2009 Huruf .a,Tentang Kekuasaan Kehakiman.
27
Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟ah, …., hlm.
118.
16

F. Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang dispensasi nikah banyak diteliti dan dikaji

dalam berbagai bentuk karya tulis baik dalam bentuk buku, skripsi, atau yang

lainnya dengan berbagai judul dan permasalahan yang bisa dijadikan sumber

informasi dari sekian banyak karya tulis ilmiah mengenai dispensasi nikah ini

ada beberapa pembahasan yang berhubungan terhadap topik yang akan diteliti

penulis. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mila Mertiana UIN STS

Jambi, Skripsi, “.Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Izin Dispensasi

Pernikahan Di Bawah Umur di Kantor Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B

Kabupaten Muaro Jambi”.28

Penelitian kedua, yang dilakukan Oleh Oktari Dwijaya.Skripsi,

UIN STS Jambi “pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara dispensasi

nikah dalam keadaan hamil (studi kasus di Pengadilan Agama Sengeti pada

perkara No 48/PDT.P/2018/PA.SGT).29

Penelitian ketiga, yang dilakukan oleh Faruq Nurhuda,M.H, IAIN

Ponorogo, ia mengambil judul tentang “Faktor-faktor meningkatnya

dispensasi nikah di Pengadilan Agama Magetan Ditinjau dari teori

penegakan hukum (studi analisis terhadap penetapan dispensasi nikah dari

tahun 2013-2015)”.30

28
Skripsi Mila Mertiana, Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Dispensasi Nikah
Dipengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B, Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN STS Jambi, 2020.
29
Skripsi Mila Mertiana, pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara dispensasi
nikah dalam keadaan hamil (studi kasus di Pengadilan Agama Sengeti pada perkara No
48/PDT.P/2018/PA.SGT), Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN STS Jambi, 2020.
30
Faruq Nurhuda, Faktor-faktor meningkatnya dispensasi nikah di Pengadilan Agama
Magetan Ditinjau dari teori penegakan hukum (studi analisis terhadap penetapan dispensasi
nikah dari tahun 2013-2015), Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam IAIN Ponorogo, 2017.
17

Penelitian klimaArtikel , Imrotul Jamilah tentang “Faktor-faktor

penyebab pengajuan dispensasi nikah dipengadilan agama gersik tahun 2012

( Analisis Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan)”.31

Dari keempat penelitian terdahulu maka berbeda dengan penelitian

yang sudah dilakukan oleh peneliti. Karena dalam penelitian ini berangkat

dari permasalahan-permashan yang ada mengenai. Faktor-Faktor Penyabab

Meningkatnya Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1B. Dan peneliti akan lebih menekankan apa faktor

penyebab meningkatnya permohonan dispensasi perkawinan di Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1B Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2018-2020.

31
Imarotul Jamilah, Faktor-faktor penyebab pengajuan dispensasi nikah dipengadilan
agama gersik tahun 2012 ( Analisis Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan), Tahun
2012.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pengadilan Agama Sengeti Kelas

1B, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Dengan pertimbangan

bahwa lokasi tersebut dapat memperoleh data yang diperlukan untuk

menyusun serta menyelesaikan skripsi ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan 6 hari terhitung daritanggal 6

Oktober hingga tanggal 12 November 2020.

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis

empiris yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam

peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta

norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat, selain itu dengan

melihat singkronisasi suatu aturan dengan aturan lainnya secara

hirarki.

18
19

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

a. Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti.Data primer

adalah data yang berasal dari lapangan dan diperoleh dari responden.32

Semua keterangan untuk pertama kalinya dicatat oleh peneliti. Data

primer ini diambil juga dari Laporan Tahunan Pengadilan Agama

Sengeti, serta berkas-berkas yang berkaitan dengan judul skripsi ini,

juga informasi dari Hakim dan Panitera yang menangani perkara

dispensasi perkawinan di Pengadilan Agama Sengeti. Kemudian data-

data tersebut dianalisis dengan cara menguraikan dan menghubungkan

dengan masalah yang dikaji, sumber data primer yang diproleh dari

Pengadilan Agama Sengeti adalah sebagai berikut:

1. Ketua Pengadilan Agama Sengeti

2. Hakim Pengadilan Agma Sengeti

3. Panitera Pengadilan Agama Sengeti

4. Sekretaris Pengadilan Agama Sengeti

5. Panitera Pengganti Pengadilan Agama Sengeti

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh sumber perantara dan

diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain.33Baik berupa Buku-

32
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis serta Disertasi,
(Bandung; Alfabeta,2017),hlm, 71.
33
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan skripsi.....hlm 34-35
20

buku, Undang-undang, Jurnal, Kompilasi Hukum Islam, website, dan

artikel yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

2. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research)

yang berlokasi di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Kabupaten Muaro

Jambi. Dalam penulisan ini permasalahan utama yang ingin diteliti dalam

penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Penyabab Meningkatnya Pengajuan

Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B”.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian.Untuk penelitian kualitatif, alat

yang digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human instrument). 34

Instrumen pengumpulan data juga termasuk cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian

jenis lapangan ini (field research), penulis menggunakan tiga instrumen data

berupa, wawancara, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan laangsung dengan yang


35
diwawancarai. wawancara berguna untuk memperoleh informasi

langsung dari responden yang dilakukan secara sistematis serta memiliki

34
Sayuti Una(ed), Pedoman Penulisan Skripsi. .. .,hlm 37
35
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
(jakarta: Kencana, 2012), hlm. 138.
21

nilai validitas dan realibitas.36Wawancara ini dilakukan bertujuan untuk

mendaptkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para informan.Dalam melakukan penelitian

ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan informan yaitu

hakim Pengadilan Agama Sengeti, Panitera Muda Hukum dan Panitera

muda Permohonan.Wawancara ini digunakan untuk mengadili data dari

sumber aslinya yakni Hakim Pengadilan Agama Sengeti

mengenai.Faktor-faktor Penyabab Meningkatnya Pengajuan Permohonan

Dispensasi Kawin Di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen. Metode dokumentasi dilakukan

dengan cara memperoleh data dengan menelusuri data-data mengenai

jumlah permohonan dispensasi yang masuk di pengadilan Agama

Sengeti, serta salinan penetapan hakim yang berhubungan dengan

penetapan dispensasi nikah di Pengadilan agama. Serta dokumen lainnya

yang mendukung data primer peneliti.

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila

penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan

populasi dan sampel.37Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah Kantor

36
Ishaq, Metode Penelitian Hukum. . .. . ., hlm. 115.
37
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi,. ... . .,hal. 62.
22

Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Kabuapten Muaro Jambi. Penetapan

unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan

populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen yang

berasal dari Kantor Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Kabuapten Muaro

Jambi dan informasi-informasi yang berasal dari aparat-aparatnya saja.

Maka yang menjadi informannya adalah: Hakim Pengadilan Agama

Sengeti, Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Sengeti, Panitera Muda

Permohonan. Jadi, keseluruhan informannya berjumlah 3 orang.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalaam

periode tertentu. Menurut Miles dan Hbermaan analisis data kualitatif

adalah suatu proses analisis yang terdiri dri tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan, yitu data reduction, data display dan conclusion. 38

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data reduction adalah merangkum, memilih data-data yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.Artinya

data-data umum yang diperoleh selama penelitian di Pengadilan Agama

Sengeti.Data-data penelitian dirangkum dan diambil bagian yang pokok

38
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm 85.
23

supaya dapat memberi gambaran yang jelas, sehingga mempermudah

peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. 39

2. Penyajian data atau Data display

Penyajian data atau Data displayadalah meyajikan data dalam bentuk

uraian singkat atau sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Penyajian data dapat juga berbentuk matriks, grafik, jaringan,

dan bagan.Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi tersusun

dalam bentuk yan g padu dan mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan Conclusion Drawing

Penarikan kesimpulan(Conclusion Drawing) adalah analisis data untuk

terus menerus baik selma maupun sesudah pengumpulan data untuk

menarik kesimpulan yang dapat menggambarkan hal yang terjadi.40

39
Sugiyono, Metode Peneletian Pendidikan (pendekatan kualitatif), (Bandung:
Alfabet,2016), hlm 338.
40
Sugiyono, Metode penelitian,. . .. .,hal. 345.
24

F. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka

penulis menyusun jadwal sebagai berikut:

Tabel I
Jadwal Penelitian
Tahun 2019-2020

November
Desember

Desember
Oktober

Oktober
Januari
No

Juni
Kegiatan
.

1 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 4
1. Pengajuan x
Judul
2. Pembuatan x X
Proposal
3. Penunjukan X
Dosen
Pembimbing
4. Keluar Jadwal X
Seminar
5. Ujian Seminar X
Proposal
6. Pengesahan X
Judul
7. Surat Izin X
Riset
8. Pengumpulan X X X X X
Data
9. Pengelolaan X
dan Analisis
Data
10. Bimbingan dan X X
perbaikan
Skripsi
11. Agenda dan
Ujian Skripsi
12. Perbaikan dan
Penjilidan
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti Muara Jambi

Eksistensi PA Sengeti didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia

Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002 . PA Sengeti sebelumnya

merupakan bagian dari PA Muara Bulian. PA Seneti diresmikan oleh

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan

Haji Drs. H. Taufiq Kamil pada tanggal 23 April 2003 di Kantor Bupati

Muaro Jambi.Pada periode awal Kantor PA Sengeti menempati rumah

penduduk Desa Sengeti yang bernama Drs. Thohri Yasin dan

Endrawati.Pada tahun 2004 Kantor PA pindah dan memakai gedung Dinas

Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi.41

Pada tahun 2005 mulailah dibangun Gedung PA Sengeti yang

permanen dan selesai pada tahun itu.Gedung PA Sengeti terletak di

komplek perkatoran Bukit Cinto Kenang Pemerintahan Daerah Kabupaten

Muaro Jambi yang diresmikan pada hari Senin.

Tanggal 20 Februari 2006 M bertepatan dengan tanggal 21

Muharram 1427 H oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik

Indonesia Bidang Non Yudisial dan ditanda tangani oleh Drs. H.

Syamsuhadi Irsyad, SH.,MH. Pada saat yang sama diresmikan pula

Gedung PA Tebo dan Sabak yang juga masuk Wilayah Pengadilan Tinggi

Agama Jambi.

41
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.

25
26

Ketua PA Sengeti yang pertama dijabat oleh Drs. Usman Karim dan

wakilnya adalah Drs. H. Wachid Ridwan. Panitera/Sekretaris dijabat oleh

Drs. Thohri Yasin.Setelah Ketua memasuki masa purnabakti tahun 2004,

jabatan Ketua dilaksanakan oleh wakil ketua sebagai PLH Ketua PA

Sengeti.42

Tabel II

Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti43

No Nama Masa Jabatan

1. DRS. USMAN KARIM 2003-2004

2. DRS. SYEKHAN AL JUFRI 2005-2009

3. DRS. AZWAR, S.H. 2009-2013

4. DRA. HJ. SARTINI,S.H. MH 2014-2016

5. DRS.M. JHON AFRIJAL, SH.,M.H 2016-2017

6. DRS. H. ABDAN KHUBBAN, S.H. 2018-2019

M.H

7. Dra.MA’RIPAH 2020- Sekarang

42
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.
43
Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2020.
27

B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti

1. Visi:

“Terwujudnya Pengadilan Agama Yang Agung”

Visi Pengadilan Agama Sengeti tersebut merupakan kondisi yang

diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan-karyawati Pengadilan

Agama Sengeti dalam menjalankan aktivitas. Pernyataan visi Pengadilan

Agama Sengeti tersebut memiliki pokok pengertian sebagai berikut:

Bahwa yang ingin dicapai melalui visi ini adalah menjadikan

Pengadilan Agama Sengeti sebagai lembaga peradilan yang dihormati,

yang dikelola dan diawasi oleh hakim dan pegawai yang memiliki

kemuliaan, kebesaran dan keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan

tugas pokoknya memutus perkara.44

2. Misi

a. Menjaga kemandirian lembaga peradilan

Maksudnya adalah bahwa syarat utama terselenggaranya suatu

proses peradilan yang obyektif adalah adanya kemandirian lembaga

yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan peradilan

sebagai sebuah lembaga (kemandirian institusional), serta

kemandirian hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian

individual/fungsional). Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha

melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.

44
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020
28

Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan

peradilan telah mendapatkan kewenagan atas urusan organisasi,

administrasi, dan finansial (konsep satu atap), maka fungsi

perancanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, administrasi,

dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan

secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak menganggu pelaksanaan

tugas kekuasaan kehakiman yang diembangnya. Hal penting lain yang

perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran

berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk

alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk

memberikan jaminan penyelenggaraan Pengadilan di seluruh

Indonesia.45

Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan

juga mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus

(kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan

penyelenggaraan Pengadilan.Tujuan penyelenggaraan Pengadilan

yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan,

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil bagi setiap

manusia.Selain itu, juga perlu membangun pemahaman dan

kemampuan yang setara di antara para hakim menegenai masalah-

masalah hukum yang berkembang.

45
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi,04
November 2020.
29

b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan,

Maksudnya adalah tugas badan peradilan adalah

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan.Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan

Pengadilan Agama Sengeti mempertimbangkan kepentingan pencari

keadilan dalam memperoleh keadilan. Adalah keharusan bagi setiap

badan peradilan untuk meningkatkan pelayanan public dan

memberikan jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan bagi para

pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif,

Karena adil menurut satu pihak belum belum tentu adil bagi pihak

lain. Penyelenggaraan peradilan atau penegakkan hukum harus

dipahami sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang

adil, dalam rangka menghasilkan putusan yang mempertimbangkan

kepentingan (keadilan menurut) kedua belah pihak.46

Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Agama Sengeti,

selain subtansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan

meliputi peningkatan pelayanan administrative sebagai penunjang

berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya

pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan

putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.

46
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.
30

c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan,

Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan

kualitas dan kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Dalam

system satu atap, peran pimpinan badan peradilan, selain menguasai

aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan kebijakan-

kebijakan non-teknis (kepemimpinan dan manajerial).Terkait aspek

yudisial, seorang pimpina Pengadilan bertanggungjawab untuk

menjaga adanya kesatuan hukum diPengadilan yang

dipimpinnya.Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpina

badan peradilan dibantu oleh pelaksanaan urusan administrasi.

Dengan kata lain, pimpinan badanperadiln harus memiliki

kompetensi yudisial dan non-yudisial. Demi terlaksannya upaya-

upaya tersebut, Pengadilan Agama Sengeti menitikberatkan pada

peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan

membangun dan mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan

non-yudisial (kepemimpinan dan manajerial).47

d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor

penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada

badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan

mengefektifkan sistem pembinaan, pengawasan, serta publikasi

putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabka. Selain sebagai

47
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.
31

pertanggungjawaban publik, adanya pengelolaan organisasi terbuka,

juga akan membangun kepercayaan pengemban kpentingan di dalam

badan peradilan itu sendir. Melalui keterbukaan informasi dan

pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan

mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan

pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang

mungkin mereka dapatkan. Terlaksannya prinsip transparansi,

pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang ujur dan

adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk

bekerja secara professional dan menjaga integritasnya. 48

C. Sturktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti

Untuk menjalankan peradilan, Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi.Dilengkapi dengan tiga pembagian manajemen, yaitu dari

Majelis Hakim, Kepaniteraan, dan Kesekretariatan.49

Pertama, majelis hakim, adalah sebagai yang melakukan tugas

kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama dan juga melakukan

pengawasan terhadap jalanya peradilan.50

Kedua, kepaniteraan pengadilan agama adalah aparatur tata usaha

Negara yang dalam menjalakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan

48
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020
49
Wawancara Dengan Ibu Ema Neli, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 04 November 2020.
50
Wawancara Dengan Ibu Ema Neli, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 04 November 2020.
32

tanggungjawab kepala pengadilan agama.Kepaniteraan mempunyai tugas

melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi

perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitn dengan perkara.51

Ketiga, kesekrtariatan pengadilan agama adalah tata usaha Negara

yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada ketua pengadilan agama.Kesekretariatan

mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang

administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana

prasarana di lingkungan pegandilan agama.52

D. Program Kerja Hakim


1. Ketua

a. Tugas Pokok

1. Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan

tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat

pertama;

2. Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas

dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera Pengganti dan Jurusita

serta Pejabat Struktural di daerah Hukumnya; dan

3. Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para hakim.

51
Wawancara Dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 04 November 2020.
52
Wawancara Dengan Yudistira Adi Pinto, Sekretaris Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 04 November 2020.
33

b. Fungsi

1. Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau

surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara yang

diajukan ke Pengadilan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan;

dan.

2. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili

berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu

yang karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili,

maka perkara itu didahulukan.53

2. Wakil Ketua
Tugas Pokok

Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang

melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Fungsi

Wakil Ketua Pengadilan Negeri berfungsi sebagai Koordinator

Pengawasan di daerah Hukumnya. 54

3. Hakim

Tugas Pokok

53
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.
54
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04
November 2020.
34

Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan

kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara

pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Fungsi

Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang

dengan memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagipara

Pejabat strukturl maupun Fungsional.55

E. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Untuk mendorong penyelenggaraan pemerintah yang lebih efektif,

efisien dan akuntabel,Pemerintah telah

mencanangkanpenerapanprinsip-prinsip penyelenggaraan tata kelola

kepemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean

government) melalui penerapan reformasi birokrasi, yang secara umum

ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Secaraoperasionalwujudpeningkatankualitaspelayanankepada

masyarakatadalahberupa perbaikan dan penyempurnaan proses

penyelenggaraanadministrasipemerintahan sehinggalebih mencerminkan

birokrasi yang mampu menjalankan fungsi pelayanan umum yang

berkualitas, memuaskan, transparan,dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas

tersebut, diperlukan ketersediaan Standar Operasional Prosedur sebagai

55
Wawancara dengan Ibu Ema Neli, Majelis Hakim, Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 04 November 2020.
35

pedoman/petunjuk bagi para aparatur dalam melaksanakan tugas pelayanan

dan bagi masyarakat pengguna layanan (pelanggan) untuk

mengetahui/memahami akan suatu prosedur pelayanan yang dilakukan oleh

aparatur. Oleh karna itu Mahkamah Agung menerbitkan SEMA 02 Tahun

2012 Tentang Pedoman Standar Operasional Prosedur. Dokumen Standar

Operasional Prosedur sebagai sebuah pedoman pelaksanaan kegiatan yang

mengikat seluruh unsur yang ada di Pengadilan Agama Sengeti. Ketua

Pengadilan Agama Sengeti menetapkan SOP Pengadilan Agama Sengeti

dan selanjutnya disetujui oleh Ketua Pengadilan Tingkat Banding, kemudian

disahkan oleh Sekretaris Mahkamah Agung. Adapun SOP Pengadilan

Agama Sengeti terdiri dari :

Tabel III
Standar Operasional Prosedur (SOP)

N Pengadilan Jumlah Terdiri dari Ket


o AgamaSengeti
I Teknis Tingkat
Pertama
1. Ketua 4 1. SOPPMH
2. SOP MembuatPutusan
3. SOPPengawasan
4. SOP PenilaianSKP
5. SOPLaporan
2. Wakil Ketua 4 1. SOPPMH
2. SOPPersidangan
3. SOP MembuatPutusan
4. SOPPengawasan
3. Hakim 5 1. SOPPersidangan
2. SOP MembuatPutusan
3. SOP PublikasiPutusan
4. SOP LaporanPengawan
5. SOPMediasi
4. Panitera 6 1. SOP MembuatBAS
2. SOP Minutasi BerkasPerkara
3. SOP Penebitan AktaCerai
4. SOP penilaianSKP
5. SOPEksekusi
6. SOPLaporan
36

5. Wakil Panitera 5 1. SOP MembuatBAS


2. SOP Minutasi BerkasPerkara
3. SOP Penebitan AktaCerai
4. SOP penilaianSKP
5. SOPLaporan
6. Panmud Gugatan 4 1. SOP MembuatBAS
2. SOP Minutasi BerkasPerkara
3. SOP PengisianRegister
4. SOPPanjarBiayaPerkaraGugatan
7. Panmud Permohonan 4 1. SOP MembuatBAS
2. SOP Minutasi BerkasPerkara
3. SOP PengisianRegister
4. SOPPanjarBiayaPerkaraPermohonan
8. Pamud Hukum 14 1. SOPPengelolaanSuratMasuk
KepaniteraanHukum
2. SOPPengelolaanSuratKeluar
KepaniteraanHukum
3. SOP Pembuatan Laporan Bulanan
4. SOP Pembuatan Laporan Triwulan
5. SOPPembuatanLaporanSemester
6. SOPPembuatanLaporanTahunan
7. SOP PapanInformasi Perkara
8. SOPLaporanKeuanganPerdata
9. SOPPenangananMejaInformasi
10.SOPPenangananDirektoriPutusan
11.SOP Penanganan SuratKeterangan
Penelitian
12. SOPPengesahanBadanHukum
13. SOPPenangananSuratKeteranganTidak
Dicabut HakPilih
14. SOPPengaduan
SOPPenataanArsipBerkasPerkara
9. Panitera Pengganti 2 1. SOPMembuatBeritaAcaraSidang
2. SOP Minutasi BerkasPerkara

10 Jurusita 3 1. SOP Memanggil ParaPihak


2. SOPPemberitahuanIsiPutusan
3. SOPEksekusi

II Nonteknis Tingkat
Pertama
1 Sekretaris 4 1. SOPPengawasan
2. SOPPenilianSKP
3. SOP PengelolaanDIPA
4. SOPLaporan
2 Kasubang Umum dan 22 1. SOP Pengelolaan Aplikasi Persediaan
Keuangan (kegiatanharian)
2. SOP Pelaporan Aplikasi Persediaan
Persemester danPertahun
3. SOPAplikasiSIMAKBMN(kegitanharian)
4. SOPPelaporanSIMAKBMNPersemester
danPertahun
5. SOPPelaporanSIMAKBMNTingkat
Korwil
6. SOPPengajuanBelanjaPegawai(gaji
induk)
7. SOPPengajuanBelanjaPegawai(gaji
37

susulan)
8. SOPPengajuanBelanjaPegawai
(kekurangangaji)
9. SOPPengajuanBelanjaPegawai
(pembayaran uangmakan)
10. SOPPengajuanBelanjaPegawai(uang
lembur)
11. SOP Pengelolaan Administrasi Keuangan
(pembuatanSpesiment)
12. SOP Pengelolaan Administrasi Keuangan
(pembuatanKIPS)
13. SOP Pengejuan Tunjangan Khusus
Kinerja(remunerasi)
14. SOP Pengelolaan Surat Keluar
15. SOP Pengelolaan Surat Masuk
16. SOP Pembuatan Laporan Keuanga
17. SOP PenyetoranPNBP
18. SOP Pembuatan Laporan PNBP
19. SOP Permintaan Barang Persediaan
20. SOPPenyusunanTugasTenagaSatpam dan
PetugasKebersihan
21. SOP Pengelolaan Perpustakaan
22. SOPPemeliharaanPeralatandanMesin
3 Kasubag Perencanaan 14 1. SOPPengelolaanSuratMasukSub
TI dan Pelaporan BagianPTIP
2. SOPPengelolaanSuratKeluarSub
BagianPTIP
3. SOPPenyusunanRencanaKerja
Anggaran(RKAKL)
4. SOP Revisi DIPA /POK
5. SOPPerencanaanKebutuhanSaranadan
Prasaran
6. SOP Pembaharuan/pengelolaanWebsite
7. SOP SIPPAdministrator
8. SOP Penanganan Gangguan Sistem
Operasi
9. SOP Penanganan Hardware Pengolah
DataRusak
10. SOPPemeliharaanPerangkatLunak
11. SOP Penggunaan User SIPP
12. SOPPenyusunanLaporanTahunan
13. SOP Penyusunan Pengelolaan rencana
Kerja Tahunan danPokja
14. SOP PenyusunanLKJiP
5 Kasubbag Kepegawaian 22 1. SOP Pengelolaan SuratDinas
Organisasi dan Tata 2. SOPInventarisasiPegawai(Bezetting)
Laksana 3. SOPDaftarUrutSenioritasHakim
4. SOPDaftarUrutKepangkatanPNS
5. SOPRekapitulasiDaftarHadirHakimdan PNS
6. SOPPembuatanSuratKeputusanKetua
7. SOPPengusulanKenaikanPangkat
8. SOPPengusulanKenaikanGajiBerkala
9. SOPPenangananMutasiHakimdanPNS
10.SOPUsulanPromosiJabatan
11.SOP Usulan Penghargaan Satyalencana
38

12.SOP Pembuatan SKP


13.SOP Penyelesaian Surat Tugas 14.SOP
Penyelesaian Permohonan Cuti
Hakim dan PNS
15.SOP Usulan Pensiun Hakim dan PNS
16.SOP Pembuatan Pengantar Hukum
Disiplin Bagi Hakim dan PNS
17.SOP Pembuatan KP4
18. SOP Penyelesaian Dokumen Pelantikan
danPenyumpahan
19. SOPPenyelesaianTaspen,Karpeg,Karis
danKarsu
20. SOPPembuatanSKSusunanMajelis
Hakim
21. SOPPembuatanSKHakimPengawas
Bidang
22. SOPPembuatanSKPengelolaAnggaran

F. Aspek Perkara Tahunan Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B

1. Perkara yang diterima dan diputus tahun 2017

Sisa Perkara tahun 2016 ......................................................= 56 perkara

Perkara yang diterima tahun 2017........................................= 550

perkaraJUMLAH .............................................................................= 606

perkara

Secara umum jenis perkara yang diterima pada tahun 2017 adalah sebagai

berikut: Perkara Gugatan tahun .........................................= 486 perkara

Perkara Permohonan tahun 2017 .......................................= 64 perkara

JUMLAH ...........................................................................= 550 perkara

Rincian Penyelesaian Perkara Pengadilan Agama Sengeti tahun 2017 adalah

sebagai berikut:
39

Jumlah sisa perkara yang putusMenurut Jenis Perkara adalah sebagai berikut

Perkara yang diterima tahun 2017 ditambah sisa tahun 2016 menurut jenis

perkara adalah sebagai berikut :

Tabel IV
Perkara yang diputuskan Tahun 2017 56

N JENIS PERKARA JUMLAH


O
1 Cerai Gugat 404
2 Cerai Talak 128
3 Izin Poligami 2
4 Dispensasi Kawin 19
5 Isbat Nikah 33
6 Penguasaan Anak 1
7 Pengangkatan Anak 1
8 Perwalian 2
9 Kewarisan 1
1 Penetapan Ahli Waris 13
0
1 Harta Bersama 1
1
1 Ekonomi Syariah 1
2
JUMLAH 606

56
Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Sengeti, hlm 18.
40

Perkara yang diterima tahun 2017 ditambah sisa tahun 2016 menurut tingkat
usia adalah sebagai berikut :

Tabel V
Perkara Yang Diterima Menurut Tingkat Usia 2017

NO KATE UMUR P
GORI
1 < 20 Tahun 32 orang
2 21 - 30 Tahun 267 orang
3 31 - 40 Tahun 246 orang
4 41 - 50 Tahun 36 orang
5 51 - 60 Tahun 15 orang
6 61 -70 Tahun 7 orang
7 71 – Dst 3 orang
JUM 606 orang
LAH

2. Perkara yang diterima dan diputus tahun 2018


Pengadilan Agama Sengeti memiliki sisa perkara pada tahun 2017

sebanyak 66 Perkara dan 605 Perkara yang di terima sepanjang Januari

sampai Desember Tahun 2018. Adapun perkara – perkara tersebut di

selesaikan melalui Program Utama yakni Program Peningktan Manajemen

Peradilan Agama yakni Pos Bantuan Hukum, Pembebasan Biaya (Prodeo)

bagi masyarakat kurang mampu serta Sidang di Luar gedung Pengadilan /

Sidang Terpadu.

Rincian Perkara yang di terima pada Pengadilan Agama Sengeti Tahun

2018 dapat di lihat pada tabel di bawah ini ;


41

Tabel VI
Perkara yang diputuskan tahun 2018 57

NO JENIS PERKARA JUMLAH


1 Cerai Gugat 440
2 Cerai Talak 146
3 Dispensasi Kawin 36
4 Isbat Nikah 32
5 Hibah 2
6 Pengangkatan Anak 3
7 Wali Adhol 1
8 Kewarisan 1
9 Penetapan Ahli Waris 7
10 Harta Bersama 3
JUMLAH 671

Perkara yang diterima tahun 2018 ditambah sisa tahun


2017menurut tingkat usia adalah sebagai berikut :
Tabel VII
Perkara Yang Diterima Menurut Tingkat Usia 2018

NO KATEGORI UMUR P
1 < 20 Tahun 38 Orang
2 21 - 30 Tahun 295 orang
3 31 - 40 Tahun 208 orang
4 41 - 50 Tahun 95 orang
5 51 - 60 Tahun 20 orang
6 61 -70 Tahun 10 orang
7 71 – Dst 5 orang
JUMLAH 671 orang

57
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2018, Hlm. 53.
42

3. Perkara yang diterima dan diputus tahun 2019

Penyelesaian perkara pada tahun 2019 adalah meliputi sisa perkara

tahun lalu (2018) ditambah dengan perkara yang diterima sejak awal

Januari 2019 hingga akhir Desember 2019.

Selama tahun 2019 Pengadilan Agama Sengeti menerima 757 perkara,

terdiri dari 653 perkara gugatan dan 104 perkara permohonan. Dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel VIII
Perkara yang diputuskan tahun 201958

58
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2018, Hlm 7
43
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Prosedur Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1B

Dispensasi kawin diperlukan bagi calon pengantin pria dan wanita

yang belum berumur 19 tahun. Sebagaimana ditentukan dalam Undang-

Undang Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah

mencapai umur 19 tahun Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Pasal 7 ayat

(1) perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Jika terjadi penyimpangan terhadap ayat (1) dapat diminta dispensasi kepada

Pengadilan atau pejabat lain, yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria

maupun wanita Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan pasal 7 ayat (2).

Dipengadilan Agama ada bentuk perkara permohonan, adapun

mekanisme pengajuan perkara permohonan di Pengadilan Agama adalah

sebagai berikut :

1. Meja 1, menerima surat permohonan yang berisi, identitas para pihak,

fundamentum petedi/posita, petitum, menaksir panjar biaya perkara dan

menuliskannya pada Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Bagi yang

tidak mampu dapat diijinkan secara prodeo (cuma-cuma).

2. Kasir, pemohon menyerahkan surat permohonan dan SKUM. Kasir

kemudian; menerima uang tersebut dan mencatat jurnal perkara,

44
45

menandatangani dan member nomor perkara serta tanda lunas pada

SKUM, mengembalikan surat permohonan dan SKUM kepada pemohon.

3. Meja 2, mendaftar permohonan dalam register, member nomor perkara

dengan nomor SKUM, menyerahkan kembali kepada penggugat atau

pemohon yang telah terdaftar , mengatur berkas perkara dan

menyerahkannya pada wakil panitera untuk disampaikan ke Ketua

Pengadilan Agama melalui Panitera.

4. Ketua pengadilan Agama, mempelajari berkas dan membentuk PMH

(Penetapan Majelis Hakim).

5. Penitera, menunjuk panitera sidang dan menyerahkan berkas

permohonan/gugatan ke majelis.

6. PMH (Penetapan Majelis Hakim), membuat PHS (Penetapan Hari

Sidang), memanggil para pihak melalui juru sita dan menyidangkan

perkara.

7. Meja 3, menerima berkas dari majelis hakim, memberitahukan isi

putusan kepada pihak-pihak lewat jurusita, memberitahukan ke meja II

dan kasir yang bertalian dengan tugas mereka, menetapkan kekuatan

hakim, menyerahkan salinan putusan kepada pemohon dan instansi

terkait, menyerahkan berkas kepada panitera muda.

8. Panitera Muda Pemohon, mendata perkara, melaporkan dan

mengarsipkan.59

59
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, ( Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2007), hlm 61.
46

“Permohonan dispensasi kawin diajukan oleh orang tua pemohon yang


anaknya masih dibawah umur minimal perkawinan, baik orang tua pihak
laki-laki maupun orang tua pihak perempuan kepada Ketua Pengadilan
Agama yang wilayah tempat tinggalnya pemohon. Setelah memerikasa dalam
persidangan, dengan memutuskan atas dasar pertimbangan Hukum dan
bukti-bukti yang ada dengan memungkinkan untuk diberikan dispensasi
kawin, maka Pengadilan Agama memrikan dispensasi kawin dengan satu
penetapan dibuat dan diberikan kepada pemohon sebagai syarat untuk
melangsungkan perkawinan”.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan permohonan dispensasi
kawin adalah:
1) Surat permohonan
2) Surat pengantar Desa/Lurah
3) Surat penolakan dari Kantor Urusan Agama (KUA);
bermatrai 6.000.
4) Poto copy KTP Pemohon
5) Poto copy Akta Kelahiran yang akan menikah bermatrai
6.000
6) Poto copy KTP yang akan menikah bermatrai 6.000
7) Poto copy Surat Nikah Ayah pemohon bermatrai 6.00060
Pengajuan permohonan dispensasi kawin dilakukan setelah terjadinya

penolakan untuk menikahkan para calon mempelai, maka surat penolakan

dari Kantor Urusan Agama (KUA) dijadikan sebagai dasar mengajukan

permohonan dispensasi kawin. Permohonan dispensasi kepada Pengadilan

Agama, tahap pertama yang dilakukan adalah orang tua calon mempelai

membuat surat permohonan yang diajukan ke Pengadilan Agama setempat.

Surat permohonan tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu identitas pemohon

dengan menyebutkan kedua calon mempelai yang hendak menikah, kemudian

alasan-aslasan mengajukan permohonan dispensasi kawin yang menyebutkan

inti dari permohonan setelah didaftarkan disertai dengan membayar biaya

perkara kemudian aka nada panggilan sidang ke alamat pemohon kemudian

ketika persidangan pemohon menghadirkan para calon mempelai, bukti surat

60
Wawancara Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Emaneli. Pada tanggal 04
November 2020.
47

dan saksi, setelah menjalani persidangan maka majelis hakim yang

memeriksa perkara akan dikeluarkan penetapan atau putusan izin pernikahan.

Proses penyelesaian perkara permohonan dispensasi kawin di

Pengadilan Agama. Ketua Majelis Hakim setelah menerima berkas perkara,

bersama-sama hakim anggotanya mempelajari berkas perkara. Kemudian

menetapkan hari dan tanggal serta jam kapan perkara itu disidangkan serta

memerintah agar para pihak dipanggil untuk datang menghadap pada hari,

tanggal dan jam yang telah ditentukan. Kepada para pihak diberitahukan pula

bahwa mereka dapat mempersiapkan bukti-bukti yang diajukan dalam

persidangan.

Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh

Ketua Majelis Hakim, maka para pihak yang berperkara dipanggil keruangan

persidangan. Kemudian Ketua Majelis membacakan surat permohonan yang

telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Agama. Selanjutnya ketua

majelis memulai pemeriksaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

kepada pemohon, anak dan calon anak pemohon secara berganyian.

Kemudian ketua majelis melanjutkan pemeriksaan bukti surat, dan peohon

menyerahkan surat.

a. Foto copy surat kelahiran atas nama anak pemohon yang dikeluarkan

oleh kepala desa atau lurah.

b. Surat pemberitahuan penolakan melangsungkan pernikahan Model N-9

yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama.


48

Selanjutnya ketua majelis menyatakan sidang diskors untuk

musyawarah.Prmohon, anak pemohon dan calon anak pemohon dipersilahkan

ke luar ruangan persidangan.Setelah musyawarah selesai, skors dicabut dan

pemohon dipanggil kembali masuk keruang persidangan, kemudian

dibacakan penetapan yang amarnya sebagai berikut mengadili.

1) Mengabul permohonan pemohon

2) Menetapkan member dispensasi kepada pemohon untuk menikahkan

anaknya bernama xx dengan xxx.

3) Membebankan biaya perkara sebesar Rp….(…) kepada pemohon.

Setelah membacakan penetapannya, Ketua Majelis Menyatakan

sidang ditutup. Jika pemohon tidak puas dengan penetapan hakim, pemohon

bisa langsung kasasi, bukan banding. 61

61
Depertemen Agama RI ,Badan Penyuluhan Hukum, (Jakarta; Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999/2000), hlm.188.
49

B. Faktor-Faktor Menikatnya Pengajuan Permohonan Dispensai Kawin Di

Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (2)

disebutkan bahwa penyimpangan terhadap ketentuan ayat (1) mengenai batas

minimal usia perkawinan , dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan

Agama atau pejabat lain yang ditunjuk oleh orang tua pihak laki-laki maupun

pihak perempuan. Jadi, berdasarkan pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor

16 Tahun 2019 Tentang perkawinan, hakim diberi kewenangan untuk

mengabulkan permohonan dispensasi usia perkawinan.

Sedangkan dalam pengajuan Dispensasi Umur Perkawinan di

Pengadilan Agama Sengeti kelas 1B Kabupaten Muaro Jambi terjadinya

peningkatan setiap tahunnya terhitung dari tahun 2017-2020 disebabkan oleh

beberapa faktor.Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa

faktor yang menjadi penyebab diajukan permohonan dispensasi umur

perkawinan.Dalam hal ini pihak Pengadilan Agama Sengeti.Menyebutkan

meningkatnya pengajuan dispensasi perkawinan adalah karena faktor hamil

sebelum melangsungkan perkawinan, faktor budaya, dan paktor pendidikan

agama, faktor media sosial dal lain-lain. Untuk lebih jelasnya maka penulis

akan Uraikan sebagai berikut:

1. Hamil Diluar Nikah

Masa remaja adalah masa dimana sebuah transisi antara masa anak-

anak dengan masa dewasa.Pada masa ini banyak orang mengatakan


50

dimana seseorang sedang mencari jati dirinya, masa ini juga dikenal

dengan masa pertumbuhan, timbul cirri-ciri seks sekunder, dan terjadi

perubahan-perubahan kognitif dan fisikologis.Semasa remaja adalah

masa pubertas, yaitu perubhan morfologis dan fisikologis yang pesat dari

masa anak-anak ke masa dewasa.

Pada masa remaja, banyak mengalami perubahan baik secara fisik

maupun secara psikologis, sehingga mengakibatkan perubahan sikap dan

tingkah laku, seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai

tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan memicu

perasaan cinta, akan timbul dorongan seksual, yang kemudian beralasan

untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh Agama untuk melakukan

hubungan intim walaupun tidak terikat perkawinan terlebih dahulu

sehingga memicu melakukan hal-hal negatif yang tidak dibenarkan.

Wanita hamil diluar nikah kenyataanya memang sudah sering

ditemukan, hal ini menurut Ahmad Fariq, disebabkan semakin

longgarnya norma-norma moral dan etika sebagian masyarakat kita,

terlebih mereka yang masih remaja dan kesadaran keagamaannya labil.62

Dalam pemaparan Ibu Emaneli salah seorang Hakim Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1B beliau menyampaikan faktor yang

melatarbelakangin diajukannya permohonan dispensasi kawin di

Pengadilan Agama Sengeti salah satunya hamil diluar nikah.

62
Baharudin Ahmad dan Yuliatin, Hukum Perkawinan Umat Islam Di Indonesia,
(Jakarta, Lamping Publishing, 2015), hlm 93
51

“selama 2017 hingga 2019 terhitung peningkatan pengajuan


permohonan dispensasi kawin, yang mana pada tahun 2017 itu ada
19 perkara permohonan dispensasi kawin yang diputuskan, pada
tahun 2018 ada 20 perkara permohonan dispensasi kawin yang
diputuskan, pada tahun 2019 melakukan peningkatan lagi yaitu
43 perkara permohonan dispensasi kawin yang diputuskan, dan
terhitung dari Januari 2020 hingga Nopember ada 105 kasus
pengajuan dispensasi kawin, ini peningkatan yang sangat draktis,
dari banyaknya perkara pengajuan dispensasi kawin tersebut
penyebabnya dikarenakan hamil diluar nikah dan menghindari
fitnah, hamil diluar nikah merupakan faktor yang mendominasi
terjadinya dispensasi kawin dari tahun 2017 hingga 2020, karena
dispensasi kawin dijadikan jembatan untuk menutupi aib keluarga
dan juga mencegah kerusakan yang lebih jika tidak dinikahkan.
Hal ini dipengaruhi juga semakin berkembangnya zaman dan
kecanggihan teknologi semakin mudah pula seseorang menjalin
suatu hubungan dan semakin mudah hubungan antara lawan jenis
tanpa ada batasan sehingga mengakibatkan pergaulan bebas
kemudian terjadilah kehamilan diluar nikah”.63

Di zaman yang serba canggih ini anak-anak sekolah semakin

mudah untuk mengakses hal-hal yang menyimpang, apalagi dibantu

dengan gejetnya yang bisa membuka dunia internet yang begitu mudah,

tanpa bimbingan dari orang tua maka anak-anak tidak terkontrol

prilakunya, karna diusia yang masih remaja anak sangat lah butuh

bimbingan dan dampingan dari orang tuanya.

Dari hasil wawancara tersebut mengenai faktor penyebab

pengajuan dispensasi kawin, Ibu Siti Patimah Selaku Hakim juga

memaparkan pendapatnya mengenai faktor pengajuan dispensasi kawin

tersebut:

“kami selaku hakim yang memeriksa perkara permohonan tentu cukup


banyak tau alasan yang dominan mengapa dispensasi kawin ini selalu
meningkat setiap tahunnya di kabupaten muaro jambi, ya kasus yang

63
Wawancara Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Ema Neli. Pada tanggal 04
November 2020
52

dominan itu adalah karna anak-anak tersebut sudah hamil diluar nikah,
jika kita lihat di 2019 ada 43 kasus dispensasi, dari 43 kasus tersebut
perkara yang diputuskan dengan alasan bahwa wanita tersebut telah
hami ada 27 kasus sedangkan di 2020 ini ada 105 kasus dari 105 kasus
tersebut terdapat 54 kasus yang telah hamil. Maka dengan pertimbangan
juga wanita hamil diluar nikah akan dihina dan dikucilkan oleh
masyarakat dan banyak pertimbangan lain maka kami kabulkanlah
permohonan itu”.64

2. Faktor Lemahnya Pendidikan Agama

Pendidikan adalah karunia pengetahuan yang tidak dapat dicuri dan

dapat membantu setiap anak pada usia yang sangat muada, belajar untuk

mengembangkan dan menggunakan kekuatan mental, moral dan fisik

mereka, yang mereka peroleh melalui berbagai jenis pendidikan.

Pendidikan membawa pengetahuan kepada anak untuk mencapai puncak

impiannya.Pendidikan sangat penting bagi setiap orang.

Tingkat pendidikan membantu orang mendapatkan rasa hormat dan

pengakuan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dan kehidupan baik

secara pribadi maupun sosia. Pendidikan Agama Islam sangat erat sekali

kaitannya dengan pendidikan pada umumnya, pendidikan islam bertujuan

untuk meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT. Tujuan

pendidikan Islam yang sejalan dengan misi Islam adalah pembentukan

akhlak yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, jiwa

yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yangbbenar dan akhlak yang

tinggi.

64
Wawancara Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Siti Patimah. Pada tanggal
04 November 2020
53

Pendidikan Agama dan bimbingan dimulai sejak kecil tujuannya

adalah agar membuat anak memiliki kepribadian yang Islami, dengan

karakter dan moral yang baik, prinsip-prinsip islami yang kuat, memiliki

sarana untuk menghadapi tuntutan hidup dengan cara yang matang dan

bertanggung jawab. Dengan diberikan pendidikan Agama pada anak

sejak usia dini akan menjadikan seseorang menjadi lebih baik, beragama,

bermoral, dan berbudi pakerti yang baik.65

Dalam hal kurangnya pendidikan Agama pada anak, kita jangan

heran banyak terjadi penyimpangan pada prilaku remaja pada saat ini, hal

ini dikarnakan tidak adanya nilai-nilai moral yang tertanam dalam anak-

anak, remaja, dewasa.Maka dari itu pentingnya pendidikan Agama Islam

untuk masyarakat kita.Dari kenyataan yang ada kita perlu

mempertanyakan peran dari tokoh-tokoh agama, pendidikan dan peran

pemerintah.Apakah mereka telah melupakan pentingnya menanamkan

nilai-nilai moral pada masyarakat.

Dalam kasus pengajuan permohonan dispensasi kawin di

Pengadilan Agama Sengeti, begitu meningkat setiap tahunnya hal ini

beberapa hakim Pengadilan Agama Sengeti saat diwawancarai

mengatakan salah satu faktor meningkatnya permohonan dispensasi

kawin adalah kurannya Pendidikan Agama pada anak-anak.

65
Sella Ayuni Bonde, Kurannya Pendidikan Agama Islam Berdampak Pada Pendidikan
Moral Anak, https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sellaayunibonde/
kurangnya-pendidikan–agama-islam-berdampak-pada-pendidikan-(moralanak
56498a357197733c12db12c1diakses pada 05 November 2020, pukul 19:40).
54

Ibu Siti Patimah selaku Hakim Pengadilan Agama Sengeti

memaparkan mengenai salah satu faktor penyebab meningkatnya

permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti Kelasa 1B:

“karena minimnya pemahaman agama pada anak maka kekuatan iman


pada anak sebagai benteng pada dirinya sendiri itu kurang maka
terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan, sebab itulah mereka berani
melakukan hubungan badan padahal umur mereka masih katagori anak-
anak”66
Sedangkan pemaparan Ibu Ema Neli ia mengatakan:

”diera kecanggihan teknologi yang begitu canggih seperti saat sekarang


ini maka sangatlah perlu pendalaman pendidikan agama pada anak,
pembelajaran moralitas pada anak, sebab dari berbagai kasus yang
kami tangani selama ini khususnya tentang dispensasi kawin,
kebanyakan anak-anak yang melakukan pernikahan dibawah umur itu
kami melihat mereka kurangnya atau minimnya pendidikan Agamanya
sehingga mereka tidak mengetahui pembatasan antara laki-laki dan
perempuan yang belum muhrim, sehinggu mereka tidak ada rasa takut
untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti hamil sebelum
melakukan pernikahan, hingga terjadilah peningkatan setiap tahunnya
permohonan dispensasi nikah tersebut”.67

3. Faktor Budaya

Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah penduduk tiga ribu lebih

dengan sebelas kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, mempunyai

masalah serius dibidang kependudukan. Lonjakan jumlah penduduk

meningkat setiap tahunnya.

BKKBN Provinsi Jambi, Pantun Bakti mengatakan bahwa

persoalan kependudukan yang terjadi Kabupaten Muaro Jambi didorong

oleh lonjakan fenomena kawin pertama usia muda (pernikahan dini).

66
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Siti Patimah,
pada tanggal 04 November 2020.
67
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Ema Neli, pada
tanggal 04 November 2020
55

“perkawinan usia muda menjadi budaya di masyarakat Kabupaten


Muaro Jambi. Bahkan ada istilah bahasa sindiran yang mengharuskan
anak itu menikah dan itu membuat orang tua si gadis malu. Sehingga
secara tidak langsung mendorong orang tua untuk menikahi anak
mereka,”68

Di zaman yang sudah begitu modern namun masih banyak juga

masyarakat yang mempunyai pola pikir terbelakang, contohnya saja

dikabupaten muaro jambi masih ada saja masyarakat yang melakukan

perkawinan atau menikahi anaknya dengan alasan budaya turun temurun

agar anak tidak menjadi gadis atau bujang tua, hal ini dipaparakan oleh

Ibu Siti Patimah selaku Hakim Pengadilan Agama sengeti.

”dari beberapa kasus permohonan dispensasi kawin yang kami


tangani di Pengadilan Agama Sengeti ini masih ada beberapa yang
beralasan bahwa takut nanti anak nya menjadi gadis tua atau bujang tua
maka dan dengan berbagai alasan lainnya, jika kita persenkan dalam
beberapa kasus ditahun 2020 ini ada 105 kasus, dari 105 kasus
permohonan dispensasi tersebut bisa dikatakan ada sekitar 5 persen
tidak terlalu mendominasi seperti hamil diluar niakah”.69

4. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi masyrakat yang lemah menyebabkan orang tua

tidak bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, untuk

meringgankan beban keluarga maka orang tua lebih memilih menikahkan

anaknya dengan orang yang dianggap mampu agar beban hidup nya

berkurang.Karena alasan pemohon sudah tidak sanggup lagi menjalani

beben hidup sehingga jalan terakhir yaitu menikahkan anaknya meskipun

belum cukup umur dan dimintakan dispensasi nikah di Penggadilan.

68
Dodi Saputra “Lonjakan Penduduk di Muaro Jambi”, Antara Jambi,
https://jambi.antaranews .com/berita/310984/lonjakan-penduduk-di-muarojambi, (Senin,7 Maret
2016 , 08:33 WIB).
69
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Siti Patimah, pada
tanggal 04 November 2020
56

Banyak kasus yang terjadi dalam persoalan kemiskinan yang

menyebabkan maraknya perkawinan di bawah umur, ketika orang tua

menggalami masalah ekonomi; anak perempuanlah yang dikorbankan,

kemudian anak tersebut diminta untuk berhenti sekolah untuk sekedar

membantu orang tuanya. Dengan menggawinkan anak

perempuannya,orang tua berharap beban hidupnya berkurang. Sayangnya

terkadang para gadis ini juga menikah dengan pria bersetatus ekonomi

tidak jauh beda,sehingga malah menimbulkan kemiskinan baru.70

Bagi kalangan masyarakat miskin, menikahkan anaknya

merupakan sebuah pelepasan beban. Orang tua akan merasa beban

hidupnya berkurang, karena sianak sekarang sudah menjadi tanggung

jawab suaminya. Mereka merasa.semakin cepat anak gadisnya

kawin,semakin baik bagi kehidupan mereka. Bukan karena kebahagian si

anak, tetapi karna pertimbanggan berat ringannya beban hidup yang akan

mereka tanggung.

Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Sengeti bapak Husni

Jayadi memberi penjelasan mengenai pengaruh atau faktor dari ekonomi

juga mempengaruhi pengajuan permohonan dispensasi kawin sebagai

berikut:

“dari berbagai kasus yang kami tangani selama saya menjadi


panitera di Pengadilan Agama Sengeti, saat dalam persidangan perkara
dispensasi, paktor ekonomi juga mempengaruhi pengajuan dispensasi
kawin ini, sebab saat orang tua memberikan keterangan mengapa ingin
menikahkan anaknya begitu cepat, sedangkan belum mencapai umur 19

70
Imrotul Jamilah, Faktor-faktor Penyebab Pengajuan Dispensasi Kawin di Pengadilan
Agama Gersik Tahun 2012, hlm 10-11
57

tahun, banyak juga yang menjelaskan bahwa ada orang yang telah
melamarnya maka ya kami tidak bisa untuk menolak karna untuk
menyekolahkannya lagi kami tidak begitu mampu untuk membiayainya
maka jika sudah ada seorang laki-laki untuk menikahinya ya kami juga
bersyukur, karna judohnya sudah datang dengan cepat, maka dari itu
kami ingin menikahinya”.71

5. Faktor Media Sosial

Faktor permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti

salah satunya dipengaruhi oleh kehadiran media sosial dan mudahnya

mengakses internet telah membawa pengaruh besar pada anak-anak

remaja. Sehingga hal ini menjadi pemicu pernikahan usia dini di

kabupaten muaro jambi, hakim Pengadilan Agama sengeti memaparkan

hal ini saat penulis wawancarai:

“untuk saat ini di kabupaten muaro jambi salah satu penyebab


permohonan dispensasi kawin itu juga dipicu dengan hadirnya media
sosial. Bahwa kita tahu dari internet anak-anak dibawah usia 19 tahun
bisa dengan muda mengakses film porno dari internet, semua pergaulan
barat yang tidak sesuai dengan budaya kita mereka praktekkan, hal itu
lah membuat anak-anak tersebut melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan”.72

6. Khawatir Timbul Fitnah

Salah satu faktor penyabab meningkatnya pengajuan permohonan

dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti adalah kekhawatiran

orang tua terhadap anak nya yang sudah cukup lama pacaran dan terlalu

sering pergi berduaan. Hal tersebut banyak menimbulkan pandangan

negatif dalam masyarakat apabila sepasang, pasangan kekasih dalam

suatu lokasi. Apalagi kita di Indonesia, Muaro Jambi khususnya adalah

71
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B bapak Husni Jayadi,
pada tanggal 04 November 2020
72
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Ema Neli, pada
tanggal 04 November 2020
58

masyarakat yang mayoritas beragama muslim, yang mana seorang

muslim memiliki kultur atau budaya yang begitu santun dalam

bersosialisai di msyarakat. Sehingga dengan hal itu lah masyarakat

banyak berpandangan positif mengenai pasangan kekasih yang berduaan

terlalu dekat yang dikhawatirkan akan melakukan perzinahan. Dengan

begitu orang tua dari pasangan kekasih tersebut beralasan yang kuat

untuk menikahi anaknya, namun dalam penemuan tersebut rata-rata

mereka yang ingin melakukan perkawinan malahan belum mencukupi

umur, hal ini terbukti juga bahwa rata-rata masyarakat belum memahami

Undang-Undang tentang perkawinan yang tercatat dalam UU No 16

Tahun 2019 Perubahan dari UU No 1 Tahun 1974 bahwa dalam ayat (1)

dijelaskan, perkawinan hanya diizinkan apabila seorang pria dan wanita

tersebut sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun . Sedangkan

dalam ayat (2) dijelaskan dalam penyimpangan ayat (1) pasal ini dapat

meminta dispensasi kawin kepada pengadilan atau pejabat lain yang

ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun wanita 73. Hal ini lah

alasan mengapa pengajuan dispensasi kawin terus meningkat di

Pengadilan Agama Sengeti.

Dalam budaya baru atau pergaulan anak zaman sekarang mereka

apabila telah pacaran dan begitu lama hingga kedekatan mereka sudah

begitu intim, sehingga mereka tidak tau lagi batsan-batasan yang dilarang

oleh agama, mereka hanya mengikuti hawa nafsu yang ada, sehingga itu

73
Undang_Undang Nomor 16 Tahun 2019.
59

lah yang membuat kekhawatiran dari orang tuanya, agar tidak mencemar

nama baik kelurga atau tidak mempermalukan keluarga maka mau tidak

mau orang tuanya ingin menikahi anaknya, apabila juga tidak dinikahi

malah akan mempertumpuk dosa. Sebagaimana hal ini dipaparkan oleh

ibu Ema Neli selaku Hakim Agama Sengeti sebagai berikut:

“saat kami para hakim menyelesaikan perkara dispensasi kawin


ini, kami juga menemukan beberapa alasan para orang tua yaitu mereka
saat memberi keterangan mengatakan takut akan timbul fitnah
dimasyarakat karena anak kami sudah terlalu lama pacaran, walaupun
alasan ini tak sebanyak alasan karena pengajuan telah hamil diluar
nikah, dengan hal ini lah untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan
terburuk, maka dari itu hakim mempertimbangkan perkara ini, dan
mengabulkan permintaan pemohon dispensasi kawin tersebut”.74

7. Faktor Perubahan UU Perkawianan Tentang Dispensasi Kawin

Semenjak perubahan usia pernikahan perempuan, dalam UU No.

16 tahun 2019 perubahan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan

telah menaikkan usia minimal kawin perempuan dari yang sebelumnya

16 (enam belas) tahun menjadi 19 (Sembilan belas) tahun. Dengan

demikian, usia kawin perempuan dan laki-laki sama-sama 19 tahun.

Dalam pertimbangan batas usia minimal perkawinan yang berbeda

antara laki-laki dan perempuan tidak saja menimbulkan diskriminasi

dalam konteks pelaksanaan hak untuk membentuk keluarga sebagai mana

dijamin dalam pasal 28B ayat (1) UU 1945, melainkan juga telah

menimbulkan diskriminasi terhadap perlindungan dan pemenuhan hak

anak sebagaimana dijamin dalam pasal 28B ayat (2) UU 1945. Dalam hal

74
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Ema Neli
Patimah, pada tanggal 04 November 2020.
60

ini ketika usia minimal perkawinan bagi wanita lebih rendah

dibandingkan pria , maka secara hukum wanita lebih cepat untuk

membentuk keluarga. Oleh karena itu hal tersebut, dalam amar

putusannya mahkamah konstitusi memerintah kepada pembentuk

undang-undang untuk dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun

melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974

tentang perkawinan.75

Perubahan norma dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang perkawinan ini menjangkau batas usia untuk melakukan

perkawinan, perbaikan norma menjangkau dengan menaikkan batas

minimal umur perkawinan bagi wanita, dalam hal ini batas minimal umur

bagi wanita dipersamakan dengan batas minimal umur perkawinan bagi

pria, yaitu 19 (Sembilan belas) tahun. Batas usia tersebut dinilai telah

matang jiwa dan raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan

agardapat meujutkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada

perceraian dengan mendapat keturunan yang sehat dan berkualitas.

Diharapkan juga kenaikan batas umur yang lebih tinggi dari 16 (enam

belas) tahun untuk kawin akan mengakibatkan laju kelahiran yang lebih

rendah dan menurunkan resiko kematian ibu dan anak. Sehingga itu juga

mendapat terpenuhi hak-hak anak sehingga mengoptimalkan tumbuh

kembang anak termsuk pendamping orang tua serta memberikan akses

anak terhadap pendidikan setinggi mungkin.

75
Salinan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.
61

Namun dengan berubahnya usia perkawinan pada wanita, UU

perkawinan tetap mengatur izin pernikahan dibawah usia 19 tahun.

Syaratnya, kedua orang tua calon mempelai meminta dispensasi ke

pengadilan.

Dalam hal ini Pengadilan Agama sengeti menerima begitu banyak

pengajuan permohonan dispensasi kawin, jika dihitung dari berlakunya

UU tersebut pada tahun 2019 tercatat ada 43 kasus permohonan

dispensasi kawin, sedangkan setelah berlakunya Undang-undang Nomor

16 Tahun 2019 di Pengadilan Agama Sengeti kelas 1B, pengajuan

permohonan dispensasi kawin meningkat angka yang begitu tinggi

tercatat dari februari tahun 2020 hingga November ada 105 kasus

pengajuan permohonan dispensasi kawin.

Hakim Pengadilan Agama Sengeti Ibu Ema Neli memberi

penjelasan mengenai pengaruh atau faktor dari perubahan usia menikah

dari UU No 19 tahun 2019 Pasal 1 ayat (1) perubahan UU No 1 tahun

1974 sebagai berikut:

“sejak berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 pada


pasal 7 ayat (1) yang berbunyi perkawinan hanya diizinkan apabila
seorang pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas
tahun) dengan berlakunya UU ini di pengadilan agama sengeti sangat
terbukti melonjaknya peningkatan pengajuan permohonan dispensasi
kawin, jika kita bandingkan dengan tahun lalu 2019 sebelum berlakunya
UU ini maka tercatat dalam tahun 2019 hanya ada 43 kasus permohonan
dispensasi kawin, sedangkan terhitung semenjak berlakunya UU ini dari
januari 2020 sampai Nopember ada 105 kasus pengajuan permohonan
dispensasi nikah ini menunjukan sangat berpengaruh perubahan UU
tersebut sedangkan sosialisasi UU tersebut kepada masyarakat sangat
minim”.
62

Pengadilan Agama Sengeti telah memutus dan menetapkan dengan

peraturan-peraturan yang berlaku di Negara Indonesia. Dimana dalam hal

ini para hakim Pengadilan Agama Sengeti dalam menetapkan sudah

berpedoman pada Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

kekuasaan kehakiman dan hakim dalam menetapkan mengambil sumber

hukum dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, peraturan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang

pedoman pengendali permohonan dispensasi kawin, peraturan mentri

agama Nomor 11 Tahun 2007 tentang pencatatan nikah dan Kompilasi

Hukum Islam (KHI).

Hakim juga tidak hanya berpacu pada undang-undang karena

apabila hakim menggunakan pendekatan metodologi dalam kajian hukum

islam (fiqh) mengenai permohonan usia nikah, perlu dipertimbangkan

maslahat mursalah.76

Dalam permohonan dispensasi usia perkawinan, hakim lebih

mengedepankan asas kemanfaatan hukum. Dari sudut pandang sosiologi

hukum, tujuan hukum dititik beratkan pada segi kemanfaatan.Asas

kemanfaatan hukum lebih melihat kepada manusia dan bukan manusia

ada untuk hukum.77

76
Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta; Sinar Grafika, 2006), hlm
14
77
M.Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta;
Sinar Grafika, 2003), hlm 132-133.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil tulisan skripsi penulis mengenai faktor-

faktor penyebab meningkatnya pengajuan permohonan dispensasi kawin di

Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B, yang telah dipaparkan dari bab-bab

sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian atau

pembahasan yang penulis analisis sebagai berikut:

1. Prosedur pengajuan permohonan dispensasi kawin di di ajukan oleh

orang tua atau wali, melalui tahap-tahap dan memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan oleh Pengadilan Agama, hinga mengikuti persidangan

hingga sampai adanya putusan Majelis Hakim.

2. Terhitung kasus dari tahun 2018 hingga 2020 adanya peningkatan

pengajuan permohonan dispensasi kawin, yang mana pada tahun 2018

ada 36 kahsus, 2019 ada 43 kasus dan 2020 ada 105 kasus. Adapun

faktor-faktor penyebab dari peningkatan kasus tersebut adalah hamil

diluar nikah, lemahnya pendidikan agama, faktor budaya, faktor

ekonomi, faktor media sosial, khawatir timbul fitnah, faktor perubahan

UU usia perkawinan. Dari banyaknya kasus yang dikabulkan oleh hakim

dengan alasan agar terhindar dari kemudoratannya.

63
64

B. Saran

Berdasarkan pemasalahan dalam penelitian ini, maka perkenankanlah

penulis untuk memberikan saran-saran yang penting untuk diperhatikan

sebagai berikut:

1. Pernikahan memang sangat penting untuk dilakukan, karena ini lah cara

yang sah menurut agama untuk memperoleh keturunan. Namun dalam

hal ini kita perlu tau bahwa melakukan pernikahan dini adalah resiko

yang sangat besar, resiko kematian pada ibu dan anak, resiko

perekonomian, dan juga ketangguhan mental dan kedewasaan, maka dari

itu besar harapan penulis untuk para generasi muda, generasi penerus

bangsa ini, untuk mengetahui segala aspek-aspek yang berkaitan dengan

persiapan sebelum melanjutkan pernikahan, baik itu secara kemanfaatan

nya dan kemudoratanya, karena apa bila pernikahan dini ini terus

menerus terjadi terus meningkat setiap tahunnya, maka akan meningkat

pula angka kemiskinan, anak cacat, kurang gini, dan peningkatan jumlah

penduduk yang melebihi kapasitas dari lapangan pekerjaan juga akan

terjadi, maka dari itu dari hasil penulisan skripsi ini, penulis berharap

agar seluruh aspek masyarakat pada umunya mengetahuti faktor-faktor

mengapa terjdinya peningkatan pada permohonan dispensasi kawin, agar

untuk tahun-tahun selanjutnya bisa memperkecil angkat permohonan

dispensasi kawin tersebut.

2. Kepada pejabat Negara khusunya mengenai pembuatan dan

pensosialisasi regulasi mengenai UU No 16 Tahun 2019 perubahan UU


65

No Tahun 1974 Tentang perkawinan, Khusu pada pasal 7 ayat (1) dan (2)

mengenai dispensasi kawin, hal ini saya sangat menyarankan agar

mensosialisasikan UU tersebut secara menyeluruh kepada masyarakat,

mengenai usia pernikahan tersebut, mensosialisasikan juga maksud dan

tujuan pemerintah mengapa usia perkawinan di indonesia dibataskan

umur 19 tahun, menjelaskan poin negatif yang terjadi apa bila terjadi

terus menerus meningkat pernikahan dibawah umur ini.

C. Kata Penutup

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan

seru sekalian alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan

karunia-Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhiryang berbentuk skripsi sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada prodi

Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan kita para

pengikutnya sampai akhir zaman.

Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini

dengan semaksimal mungkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang

dikemukakan dalam tugas akhir ini. Meskipun demikian penulis menyadari

dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, karena penulis menyadari masih kurangnya pengetahuan


66

mengenai masalah ini serta keterbatasan kadar dan kemampuan dan

kelemahan penulis.

Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada

penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisis data yang diperoleh

penulis dan lain sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak

sesuai dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang sifatnya membangun dari pembaca guna menyempurnakan

pembahasan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, menjadi amal ibadah bagi penuliS, serta menjadi bahan tambahan

rujukan khazanah keilmuan untuk penelitian dimasa yang akan datang.

Kepada Allah saya mohon ampun. Ihdinash-shiroothol-mustaqim. Aamiin.


67

DAFTAR PUSTAKA

A. Kitab dan Buku/Literatur

A Rasyid, Roihan, Hukum Peradilan Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2013).
Agama Departemen, Badan Penyuluhan Hukum, (Jakarta; Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999/2000).
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam di Indonesia. (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2017).
Ahmad,Baharudin, dan Yuliatin, Hukum Perkawinan Umat Islam Di Indonesia,
(Jakarta, Lamping Publishing, 2015).
Ali, Zainudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta; Sinar Grafika, 2006).
Al-Munawar,Said Agil Husin, Konsep al-Maslahah Sebagai Salah Satu Sumber
Perundangan Islam, ISLAMIYYAT 18 & 19 (1998).
Amin Sunma, Muhammad, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004).
Aripin, Jaenal, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi hukum di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2008).
Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, ( Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2007).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
10/Cet. IV, (Jakarta: Balai Pustaka,1995).
Harahap, M.Yahya, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(Jakarta; Sinar Grafika, 2003).
Harahap, M.Yahya, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(Jakarta; Sinar Grafika, 2003).
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis serta Disertasi,
(Bandung; Alfabeta,2017).
Manan,Abdul, Aneka masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta:
Kencana, 2006).
68

Maulida, Rahma, Dinamika Hukum Perdata Islam Di Indonesia (KHI),


(Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2011).
Masruk Zuhdi, Pengantar Hukum Syari‟ah, (Jakarta: Kencana, 2017).
Mertokusumo, Sudikno, Penemuan hukum (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2010).
Noor,Juliansyah, Metodologi Penelitian: skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah, (jakarta: Kencana, 2012).
Rifai,Achmad, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2011).
Romli, Pengantar Ushul Fiqh Metode Penelitian Hukum Islam, (Jakarta:
Kencana, 2017).
Sugiyono, Metode Peneletian Pendidikan (pendekatan kualitatif), (Bandung:
Alfabet,2016)..
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi
-----, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika).
Tholabi,Ahmad, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika).
Usman,Husainidan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
(jakarta: Bumi Aksara, 2008).
B. Undang-Undang/Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019


Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.
Undang-Undang nomor 48 Tahun 2009 Huruf .a,Tentang Kekuasaan Kehakiman.
UU Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Pasal 7 ayat (2).
C. Karya Ilmiah, Skripsi dan Jurnal

Dwijaya, Okta, pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara dispensasi


nikah dalam keadaan hamil (studi kasus di Pengadilan Agama Sengeti
pada perkara No 48/PDT.P/2018/PA.SGT), Fakultas Syari‟ah dan
Hukum UIN STS Jambi, 2020.
69

Jamilah,Imarotul, Faktor-faktor penyebab pengajuan dispensasi nikah


dipengadilan agama gersik tahun 2012 ( Analisis Undang-undang No 1
tahun 1974 tentang perkawinan), Tahun 2012.
Mertiana, Mila, Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Dispensasi Nikah
Dipengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B, Fakultas Syari‟ah dan Hukum
UIN STS Jambi, 2020.
Nurhuda, Faruq, Faktor-faktor meningkatnya dispensasi nikah di Pengadilan
Agama Magetan Ditinjau dari teori penegakan hukum (studi analisis
terhadap penetapan dispensasi nikah dari tahun 2013-2015), Fakultas
Syari‟ah dan Ekonomi Islam IAIN Ponorogo, 2017.
D. Lain-lain

Ayuni Bonde, Sella, Kurannya Pendidikan Agama Islam Berdampak Pada


PendidikanMoralAnak,https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.
com/amp/sellaayunibonde/kurangnyapendidikanagamaislamberdampak-
padapendidikan(moralanak56498a357197733c12db12c1diaksespada0N
ovember2020,pukul19:40).
Daftar Informan Tahun 2020
Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi,04
November 2020.
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti, Tahun 2017.

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti, Tahun 2018.

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Sengeti, Tahun 2019.

Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2020.


Saputra,Dodi“Lonjakan Penduduk di Muaro Jambi”, Antara Jambi,
https://jambi.antaranews .com/berita/310984/lonjakan-penduduk-di-
muarojambi, (Senin,7 Maret 2016 , 08:33 WIB).
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B bapak Husni
Jayadi, pada tanggal 12 November 2020
70

Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Ema Neli,
pada tanggal 04 November 2020
Wawancara Dengan Hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B Ibu Siti Patimah,
pada tanggal 04 November 2020
Wawancara Dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten
Muaro Jambi, 04 November 2020.
Wawancara Dengan Siti Hairiah Panitera Muda Permohonan Pengadilan Agama
Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, pada tanggal 12 November 2020.
Wawancara Dengan Yudistira Adi Pinto, Sekretaris Pengadilan Agama Sengeti,
Kabupaten Muaro Jambi, 04 November 2020.
71

TABELIX

DAFTAR INFORMAN78

No. Nama Jabatan

1. Ema Neli Majelis Hakim

2. Siti Patimah Majelis Hakim

3. Idwal Maris Panitera

4. Yudistira Adi Pinto Sekretaris

5. Said Hasan Panitera Muda Gugatan

6. Husni Jayadi Panitera Muda Hukum

7. Hasril Hadi Jurusita

8. Arif Mustaqim Panitera Pengganti

78
Daftar INforman Tahun 2020
72

LAMPIRAN

A. Daftar Gambar

Wawancara dengan ibu Siti Patimah, Majelis Hakim Pengadilan


Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi.

Wawancara dengan ibu Ema Neli, Majelis Hakim Pengadilan


Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi.
73

DAFTAR PERTANYAAN

A. Daftar Pertanyaan Kepada Majelis Hakim, Dan Pegawai Pengadilan

Agama

1. Bagaimana sejarah Peradilan Agama Sengeti?

2. Bagaimana struktur Peradilan Agama Senegeti?

3. Apa tugas hakim Peradilan Agama Senegeti?

4. Apa tugas panitera Peradilan Agama Senegeti?

5. Apa tugas sekretaris Peradilan Agama Senegeti?

6. Apa Visi Misi Peradilan Agama Senegeti?

7. Bagaimana Prosedur Pengajuan Permohonan Dispensasi Kawin Di

Pengadilan Agama Sengeti?

8. Apa saja faktor penyebab meningkatnya pengajuan permohonan

dispensasi kawin di Pengadilan Agama Sengeti?

9. Berapa banya kasus permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama

Sengeti Selama 2017 sampai 2020?


74

CURRICULUM VITAE

Identitas Diri

Nama : Paidil Imar

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Lidung, 02 Mei 1997

Alamat Asal : Desa Lidung Rt 06, Kec Sarolangun, Kab.


Sarolangun, Provinsi Jambi

Alamat Sekarang : Lorong Kesehatan 1, Rt 15, No 42, Buluran


Kenali, Kec. Telanai Pura, Kota Jambi,
Jambi36361, Indonesia

No. Telp/HP : 0822-8268-6565

Nama Ayah : Muhalis

Nama Ibu : Nuryani

Riwayat Pendidikan Formal


SD/MI, Tahun Lulus : SDN 140 Lidung Kecematan Sarolangu,
2009

SMP/MTs, Tahun Lulus : SMPN 17 Sarolangun 2012

SMA/MA, Tahun Lulus : SMA N 1 Sarolangun, 2015

Riwayat Pendidikan Non Formal


Akadmi Sepak Bola :SSB Gelora Sarolangun Emas
Kursus Bahasa Inggris : Amsterdam Pare Kadiri
75

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Osis SMA N 1 Sarolangun

2. PMII ( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) 2016 Bergabung

3. Ketua HMP HKI ( Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga

Islam) 2018-2019

4. Anggota Bidang Olaharaga PMII Rayon Syari‟ah 2018-2019

5. Anggota Forum Mahasiswa Hukum Islam Indonesia Nasonal (

FORMAHII), 2018-2019.

6. Anggota Forum Mahasisawa Hukum Islam Indonesia Dewan

Perwakilan Wilayah Sumatera (FORMAHII DPW-Sumatera) 2018-

2019.

7. Ketua Bidang Keagamaan Fik-R Ataqwa UIN STS Jambi 2018-2019

8. Ketua Bidang Keilmuan PMII Rayon Syari‟ah UIN STS Jambi 2019-

2020

Anda mungkin juga menyukai