Oleh:
Suharni
NIM: 19211324
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Syukron, MA.
i
ii
iii
iv
MOTTO
v
بسمميحرلا نمحرلا هللا
KATA PENGANTAR
1. Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M. Hum selaku Rekor Institut Ilmu Al-
Qur‘an (IIQ) Jakarta, ibu Dr. Hj. Romlah Widayati warek I, Bapak Dr. H.
Dawud Aruf Khan, S.E., M.Si., AK, CPA., selaku warek II, dan ibu Hj.
Mutmainnah, M.A., selaku warek III Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta.
2. Dekan Fakultas Usuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ)
Jakarta Bapak Dr. Ulinnuha. Lc. M.A.
vi
vii
3. Kaprodi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta
Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag.
4. Dosen pembimbing Penyusunan Skripsi Bapak Dr. Ahmad Syukron, M.A.
5. Dosen Penguji I Bapak Dr. Sofian, M.A. dan penguji II Bapak Dr. Ahmad
Hawasi, M.Ag.
6. Orang Tua yang selalu mendukung saya dalam perjalanan hidup ini dari
segala aspek, doa maupun materi dan lain sebagainya.
7. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari tahap dari awal mulai
menyusun skripsi ini.
Dalam penyusunan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan serta tata cara penulisannya, karenanya saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya, dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.
PEDOMAN TRANSLITERASI
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
viii
ix
س Sin S Es
غ Gain G Ge
ؼ Fa F Ef
ؽ Qaf Q Ki
ؾ Kaf K Ka
ؿ Lam L El
ـ Mim M Em
ف Nun N En
x
و Wau W We
ﮬ Ha H Ha
ي Ya Y Ye
b. Bila Ta‟Marbuthāh diikuti dengan kata sandang ―al‖ serta bacaan kedua
itu terpisah, maka ditulis dengan h.
c. Bila Ta‟ Marbuthah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan
dhammah, ditulis t.
4. Vokal Pendek
5. Vokal Panjang
1 Fathah + alif Ditulis Ā
6. Vokal Rangkap
1 Fathah + ya‟ Ditulis Ai
xii
mati
xiv
xv
xvi
ABSTRACT
Suharni (19211324) "Terrorism Perspective of the Koran"
(Examination of the Verses of Jihad in Tafsir Al-Munir). Thesis of the
Faculty of Usuluddin and Da'wah, Department of Al-Qur'an Science and
Tafsir, Jakarta Institute of Al-Qur'an Sciences.
This research is motivated by the fact that terrorism is an act that has
roots in beliefs, doctrines and ideologies that can attack people's awareness.
The history of violence and radicalism often carries the name of religion.
This is understandable because religion has tremendous power, which
exceeds political, social and cultural power. Religion can even be elevated to
a supernatural level. Jihad is a term that always invites a lot of debate. The
term is simply often interpreted as a holy war (The Holy War), although the
true meaning of the term is an earnest effort to get closer to Allah SWT. The
Qur'an has alluded to many terms regarding jihad. And the many mistakes of
many groups in understanding the true meaning of jihad. So this is the
background of the author in this research.
This research is in line with research conducted by Tomi Liansi
(2019), Bustami Saladin (2021), Siregar Zakaria (2020), the three studies
both examined jihad verses. However, there are differences in choosing the
characters and the model for interpreting these jihad verses. In this case the
author also uses qualitative research with a library research study, namely a
study that utilizes library sources for data collection.
This research shows that the meaning of jihad according to Wahbah
Az-Zuhaili (W. 1434 H) can be summarized as follows: Jihad is all the effort
and toil that is borne by believers against their desires, upholding truth and
rejecting falsehood. The meaning of jihad is broader than the war to defend
and defend religion. , Jihad is the identity of a believer's most distinctive and
a sign of love for Allah and His Messenger, Jihad is a test of faith and life,
Jihad aims to uphold truth, goodness and benefit and cleanse the earth from
corruption. And the interpretation of Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) in
surah Al-Anfal verse 60, Al-Furqon verse 52, and Al-Maidah verse 32 is very
irrelevant to what terrorist groups have done today in the name of jihad in
their acts of violence.
Keywords: Terrorism, jihad, Al-Qur‘an.
xvii
خلاصث
المنيد) .أطصوخث كليث أصيل الدين والدغية ،كسم عليم اللصآن والخفسيد ،مػىس جاكصحا
لػليم اللصآن.
اسم الدين .وشا مفىيم لأن للدين كية وائلة حخجاوز اللية السياسيث والاجخماغيث والرلافيث.
ً
يمكن للدين أن يصحقي إلى مسخيى خارق للطبيػث .الجىاد مصطلح يسغي دائما إلى الكريد من
النلاشً .
غالبا ما يخم حفسيد المصطلح على أنه خصب ملسسث (الحصب الملسسث) ،على الصغم
من أن المػنى الحليقي للمصطلح وي محاولة جادة للاكتداب من اهلل ستدانه وحػالى .للس
ألمح اللصآن إلى الػسيس من المصطلدات المخػللث ةالجىاد .والػسيس من الارطاء التي
ارحكبخىا جماعات كريدة في فىم المػنى الحليقي للجىاد .إذن وشه ني خلفيث المؤلف في وشا
البدد.
الجىاد .لكن وناك ارخلافات في ارتيار الشزصيات ونميذج حفسيد وشه الآيات الجىاديث.
ً
في وشه الحالة ،يسخزسم المؤلف أيضا البدد النيعي مع دراسث بحثيث للمكتتث ،أي دراسث
يتين وشا البدد أن مػنى الجىاد غنس ووتث الضخيلي يمكن حلزيصه في الآتي:
الجىاد وي كل جىس وكس يخدمله المؤمنين ضس شىياتهم وإغلاء الحق ونتش الباطل.
ً
الحصب للدفاع غن الدين والدفاع غنه ،والجىاد وي وييث المؤمن الأكثد حميذا وغلامث خب
xix
xx
هلل ورسيله ،والجىاد ارتتار للإيمان والحياة ،والجىاد وي إغلاء الحق والخيد والنفع
وحطىيد الأرض .من الفساد .وحفسيد ووتث الضويلي في سيرة الأنفال الآيث ، 31والفصكين
آيث ، 29والآيث ، 29لا غلاكث له ةما فػلخه الجماعات الإرواةيث الييم ةاسم الجىاد في أغمال
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terorisme bukan persoalan siapa pelaku, kelompok dan jaringannya.
Namun, lebih dari itu terorisme merupakan tindakan yang memiliki akar
keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran
masyarakat. Tumbuh suburnya terorisme tergantung di lahan mana ia tumbuh
dan berkembang. Jika ia hidup di tanah gersang, maka terorisme sulit
menemukan tempat, sebaliknya jika ia hidup di lahan yang subur maka ia
akan cepat berkembang. Ladang subur tersebut menurut Hendropriyono
adalah masyakarat yang dicemari oleh paham fundamentalisme ekstrim atau
radikalisme keagamaan.1
Terorisme dari zaman ke zaman merupakan berita hangat yang sering
disajikan oleh media massa, terutama pada era modern ini. Terorisme terjadi
di banyak negara dengan sasaran yang relative sangat luas dan beragam, serta
tingkat kekejaman dan korban yang sangat menyedihkan. Dunia dibuat
seolah mencekam dan diliputi oleh perasaan cemas, takut, khawatir dan tidak
aman. Bagaimana tidak, teroris bergerak tidak mengenal waktu, tempat,
obyek, dan keadaan.
Tidak ada yang menyangkal bahwa tindakan terorisme adalah kejahatan
dan ancaman umat manusia di muka bumi. Apapun bangsa, etnis dan
agamanya, semua umat manusia yang memiliki akal sehat dan nurani sepakat
bahwa terorisme harus dijadikan musuh bersama (common enemy) yang
harus dihentikan dan dilenyapkan dari muka bumi ini. Karena aktivitas terror
1
Hendroprioyono, Terorisme: 7 `we1ms, Jakarta: Kompas, 2009, hlm. 13
1
2
yang menjadi korbannya adalah kebanyakan warga sipil yang tidak bersalah
dan tidak mengetahuai apa-apa.2
Sejarah kekerasan dan radikalisme sering kali membawa nama agama.
Hal ini dapat dipahami karena agama memiliki kekuatan yang dahsyat, yang
melebihi kekuatan politik, sosial dan budaya. Agama bahkan bisa diangkat
sampai pada tingkat supranatural. Atas nama agama, kemudian radikalisme
diabsahkan dalam berbagai tindakan. Mulai dari mengkafirkan orang-orang
yang tak sepaham (takfîr) sampai melakukan pembunuhan terhadap musuh
yang tidak seideologi dengannya.3
Melihat konflik yang terjadi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir,
Poso menjadi titik pusat konflik yang ada di pulau Sulawesi. Konflik di Poso
selama ini belum di ketahui kapan akan berakhir, sebab salah satu ciri
terorisme adalah menciptakan suasana ketakutan berkepanjangan yang
mengejutkan dengan tindakan brutal. 4
Jihad merupakan istilah yang selalu mengundang banyak perdebatan.
Istilah tersebut secara sederhana sering dimaknai sebagai perang suci (The
Holy War), walaupun makna sesungguhnya dari istilah tersebut adalah upaya
5
yang sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al-
Qur‘an telah menyinggung banyak term mengenai jihad. Perintah jihad yang
turun pada awal periode Islam mempunyai arti berdakwah, yaitu dengan cara
dialog antara umat Islam dengan kaum Quraisy.6 Pada periode Makkah juga
turun ayat-ayat yang memerintahkan berdakwah dengan menggunakan Al-
2
Totong Heri, Terorisme Perspektif Al-Qur‟an Dan Al-Hadits, Vol. 16, No. 1 Maret
2020, h. 85. file:///C:/Users/HP/Downloads/2460-6030-1-PB.pdf
3
Hamdan Hasan, Penanggulangan Radikalisme Dan Terorisme Menurut Al-Qur‟an
4
Muhammad Nur Ali, Studi Terorisme di Sulawesi Tengah, Vol 16 No 2 December
2016, h. 497. http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au
5
Tim Mata Air Publishing,Jihad, (Jakarta: MataAir Publishing, 2006), hal. V.
6
Ahmad Al-Tayyeb, dkk, Jihad Melawan Teror: MeluruskanKesalahpahaman tentang
Khilafah, Takfir, Jihad, Hakimiyah,Jahiliyah dan Ekstrimitas. (Jakarta: Lentera Hati, 2016),
h. 154
3
Qur‘an kepada orang suku Quraish pada masa itu.7 Melihat fenomena
pendangkalan makna Jihad dalam Islam maka dibutuhkan upaya untuk
penggalian makna ulang kata Jihad dalam Al-Qur‘an agar diperoleh
pemahaman yang utuh dan komprehensif sehingga tidak terjadi distorsi atas
makna Jihad dalam Al-Qur‘an.
Jihad menurut Al-Qur‘an adalah perjuangan untuk mewujudkan al-
Salam, al-Salamah, al-Salah dan ihsan yaitu perjuangan untuk mewujudkan
perdamaian, kesejahteraan dan perbaikan kualitas hidup sesuai dengan ajaran
Al-Quran. Perjuangan untuk mewujudkan pesan perdamaian Al-Qur‘an ini
dinamakan jihad fī sabilillah atau perjuangan pada jalan Allah. Sabil secara
bahasa adalah jalan Allah. Menurut Ibnu Manzhur sabilillah atau jalan Allah
memiliki 3 pengertian, yaitu (1) jalan hidayah/jalan petunjuk yang Allah
mengajak manusia kepadanya, (2) semua jenis kebaikan yang diperintahkan
Allah termasuk di dalamnya jalan, cara atau sistem ajaran untuk kembali
kepada Allah, (3) sebuah nama yang mengacu kepada semua perbuatan baik.
Jihad di dalam Al-Qur‘an dapat berarti dapat bermakna perang, moral dan
dakwah.8
Poso dan wilayah sekitarnya telah menjadi arena teroris dengan
intensitas yang tergolong tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain di
tanah air. Karakteristik teror yang terjadi selama ini memicu konflik-konflik
horisontal dan vertikal. Konflik horisontal bernuansa Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan (SARA) tergelar dengan membenturkan perbedaan yang ada
di dalam masyarakat9. Sedang konflik vertikal yang bernuansa politik
7
QS. al-Furqan/25 :52: 22 Artinya :―Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang
kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur‟an dengan jihad yang besar.”
8
Tafsir al-Qu‘ran Tematik, jilid 1, (jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur‘an, 2018), h. 82.
9
Provokasi untuk memperluas dan memperumit konflik melalui pembenturan
perbedaan SARA sering dilakukan, misalnya pengeboman Pura Agung di Poso Pesisir.
Melalui peristiwa itu terindikasi bahwa ada upaya untuk menyeret umat dan etnik tertentu
yang selama ini pasif, agar masuk dalam arena konflik seperti umat dan etnik lainnya. Patut
disyukuri karena provokasi itu tidak mendapat respon negatif oleh kalangannya.
4
10
Muhammad Nur Ali, Studi Terorisme di Sulawesi Tengah, Vol 16 No 2 December
2016, h. 497-498. http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au
11
https://www.antaranews.com/berita/2159170/warga-napu-poso-enggan-beraktivitas-
di-kebun-karena-takut-teroris
12
Bustami Saladin, Penafsiran Jihad Dan Radikalisme Menurut Quraish Shihab Dalam
Tafsir Al Misbah, Sanabil, 2021, h.
5
جاوسوا المشهكين:غن أنص رضي اهلل غنه أن النبي صلى اهلل عليه وسلم كال
13
) (رواه اةي داود والدارمي والجسائ وأحمس.ةأميالكم و أنفسكم و ألسجخكم
Dari Anas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, Berjihadlah melawan orang-
orang musyrik dengan menggunakan harta, jiwa, dan lisan.”
Yang demikianlah yang menarik untuk diteliti, karena dalam mengkaji
penafsiran Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) mengenai jihad serta
mengimplementasikan perjuangan hidup. Maka dari itu penulis mencoba
membuat penelitian skripsi yang berjudul ―Terorisme perspektif Al-Quran
(Telaah ayat-ayat jihad dalam tafsir Al-Munir) karya Wahbah Az-Zuhaili
(W. 1434 H).
B. Permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan, maka
penulis akan menguraikan permasalahan yang sesuai dengan tema yang telah
disebutkan, maka penting menjelaskan beberapa hal berikut:
13
Abi Daud Sulaiman bin al-Asy‘as, Sunan Abi Daud Juz Tiga (Kairo: Dar Al-Hadits,
1999), h. 1084.
6
1. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan yang telah penulis sebutkan dalam latar belakang,
maka identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a. Keberadaan teroris di Indonesia membuka masalah besar.
b. Pemahaman jihad yang berkembang saat ini dekat dengan pemahaman
para teroris.
c. Reaktuatualisasi makna jihad merupakan masalah yang urgen untuk
menangkal terorisme.
d. Terorisme menggunakan ayat jihad sebagai doktrin yang melandasi
gerakan mereka.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti adalah masalah yang tercantum pada
poin C yaitu reaktualisasi makna jihad merupakan masalah yang urgen untuk
menangkal terorisme. Dalam hal ini peneliti akan mengkaji penafsiran ayat-
ayat jihad dalam Al-Qur‘an dengan menganalisa karya tafsir Wahbah Az-
Zuhaili (W. 1434 H) yaitu kitab tafsir Al-Munir.
Dalam penelitian ini penulis menyebutkan beberapa term-term yang
berkaitan dengan jihad yaitu al-qital, al-harb, al-gazwu (al-gazwah), al-Nafr.
Akan tetapi penulis membatasi penelitian ini dengan mengambil term jihad
dan irhab dalam Al-Quran surah Al-Anfal ayat 60, Al-Furqon ayat 52, dan
Al-Maidah ayat 32
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pandangan Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) pada penafsiran
ayat jihad?
b. Bagaimana relevansi penafsiran ayat tersebut dengan terorisme?
7
C. Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian tentu harus memiliki tujuan yang kuat dan jelas. Maka
berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah penulis sampaikan, maka
tujuan dari adanya penelitian ini yaitu:
a. Memahami pandangan Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) pada penafsiran
ayat jihad
b. Memahami relevansi penafsiran ayat tersebut dengan terorisme
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis yang dapat berguna sebagai bahan informasi atau masukan bagi
berbagai pihak penanggulangan terorisme menurut prespektif Al-Qur`an.
Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan literatur
mengenai cara menanggulangi terorisme menurut prespektif Al-Qur`an
sebagai khazanah ilmu pengetahuan secara umum dan bagi kajian keilmuan
tafsir Al-Quran. Selain itu penelitan ini diharapkan dapat menjadi bahan
perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi kaum
muslimin Indonesia khususnya mengenai cara menanggulangi terorisme
menurut prespektif Al-Qur`an agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
mayoritas muslim. Semoga penelitian ini juga menambah wawasan penulis
dalam memahami makna-makna yang tertera dalam Al-Qur`an mengenai
penanggulangan terorisme.
8
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan proposal ini, telah dilakukan tinjaukan pustaka
terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki judul atau objek
maupun subjek penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang
penulis teliti, namun tidak menggunakan arah dan fokus pembahasan yang
sama persis. Dengan adanya tinjaukan pustaka ini dapat dilihat perbedaan
penelitian penulis dengan penelitian-penelitian yang lain. Setelah ditelusuri
ada beberapa judul penelitian yang dapat membantu penelitian penulis,
sebagai berikut:
1. Tesis yang ditulis oleh Tomi Liansi Program Studi Ilmu Al-Qur‘an Dan
Tafsir Fakultas Usuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul ―Epistemologi Tafsir
Ayat-Ayat Jihad (Studi Pemikiran Muhammad Chirzin dan Sahiron
Syamsudin) tahun 2019, dalam tesis ini Hamdan Hasan membahas
mengenai radikalisme dan terorisme menurut Al-Qur‘an dengan
menelaah ayat-ayat perang dalam tafsir Ibn Katsir. Persamaan penelitian
tersebut dengan penelitian penulis, sama-sama meneliti terorisme dalam
ayat-ayat Al-Quran, dan pembedanya adalah buku yang digunakan di
skipsi ini adalah, karya kitab tafsir Al-Munir yang ditulis oleh Wahbah
Az-Zuhili.14 Kontribusi penelitian tersebut terhadap penetian penulis
adalah penulis mendapat informasi mengenai terorisme dalam Al-
Qur‘an.
2. Jurnal yang ditulis oleh Ilovia Aya Regita Widayat, Diana Mutiara
Bahari, Azka Azzahra Salsabila, Nabila Rizky Sri Handayani & Hanna
Khairunnisa Adjie, Program Studi Magister Ilmu Hubungan
International, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia,yang
14
Tomi Liansi, ―Epistemologi Tafsir Ayat-Ayat Jihad‖ (Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, 2019).
9
15
Totong Heri, ―Terorisme Perspektif AL-Qur‘an Dan Al-Hadits‖ 16, no. 1 (2020).
16
Bustami Saladin, Penafsiran Jihad Dan Radikalisme Menurut Qurash Shihab Dalam
Tafsir Al-Misbah, 2021.
10
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif dalam
bentuk penelitian kepustakaan (library research), yang meliputi kegiatan
mengidentifikasi dan menganalisis dokumen-dokumen yang memuat
informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis kaji.
2. Sumber data
Data merupakan catatan atas kumpulan fakta-fakta serta keterangan-
keterangan yang akan dikelola didalam suatu kegiatan penelitian. Sumber
data yang digunakan pada penelitian ini meliputi sumber data primer dan
sumber data sekunder. Adapun sumber data primer penelitian ini bersumber
dari kitab Tafsir. Sedangkan sumber sekunder penelitian ini bersumber dari
buku-buku/literatur/jurnal yang membahas mengenai terorisme. Serta
berbagai kitab tafsir yang membahas mengenai ayat-ayat jihad dalam Al-
Qur‘an.
17
Zakaria Siregar, ―Jihad Dalam Tafsir Tematik Alquran ( Tafsir Maudhu ‘ I Qs Al
Furqan : 52 Dan Al Baqarah : 217),‖ Wahana Inovasi 7, no. 2 (2020): 1–10.
11
18
M. Quraish Shihab,Membumikan Al-Qur‟an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat...,hlm. 114-115.
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah rangkaian penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
Terorisme adalah perbuatan yang menghalalkan segala cara untuk mencapai
semua yang diinginkan termasuk cara kekerasan, maka dari itu jelas
terorisme sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.
1. Makna jihad menurut Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) dapat
disimpulkan secara umum adalah segala usaha dan jerih payah yang
ditanggung oleh orang beriman melawan hawa nafsu, menegakkan
kebenaran dan menolak kebatilan, Makna jihad lebih luas dari pada
perang membela dan mempertahankan agama, Jihad adalah identitas
seorang mukmin paling khas dan tanda kecintaan kepada Allah dan
Rasulnya, Jihad merupakan ujian keimanan dan kehidupan, Jihad
bertujuan menegakkan kebenaran, kebaikan, serta kemashlahatan dan
membersihkan bumi dari kerusakan.
2. Penafsiran Wahbah Az-Zuhaili (W. 1434 H) dalam surah Al-Anfal ayat
60, Al-Furqon ayat 52, dan Al-Maidah ayat 32 sangat tidak relevan
dengan apa yang telah dilakukan kelompok-kelompok terorisme pada
zaman sekarang yang mengatas namakan jihad dalam perbuatan
kekerasannya.
B. Saran-saran
1. Penting dilakukan kembali pemaknaan jihad beserta kontekstualisasi
guna menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
2. Jangan mengatasnamakan jihad bagi siapapun yang menganggap perang
suci dan melegalkan tindakan yang mengakibatkan melanggar hak orang
lain.
101
102
Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam. Cet. 1. Jakarta: Ichtiar Baru
van Hoeve, 1996.
Abdul Karim Zaydan. Usul Al-Dakwah. Baghdad: Maktabah al-Manar al-
Islamiyah, 1981.
Abdul Moqsit Ghazali. Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi
Berbasis Al-Qur‟an. Depok: Kata kita, 2009.
Abdul Syukur. ―Mengenal Corak Tafsir Al-Qur‘an.‖ El-Furqonia 1 no. 2
(2015).
Abdullah Yusuf Ali. The Holy Qur‟an. Terj. Ali Audah Quran Terjemah Dan
Tafsirnya. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.
Abi Daud Sulaiman bin al-Asy‘as. Sunan Abi Daud Juz Tiga. Kairo: Dar Al-
Hadits, 1999.
Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya. Mu‟jam Maqayis Al-Lughah.
Beirut: Dar Ittihad al-Arabi, 2002.
Ahmad Warson al-Munir. Al-Munawwir: Kamus Arab- Indonesia.
Yogyakarta, 1984.
Ainol. ―Metode Penafsiran Al-Zuhayli Dalam Al-Tafsir Al-Munir.‖
Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis 1 no. 2 (2011).
Al-Fida, Abi, and Ismail bin Umar Katsir al-Qurasy. Al-Qur‟an Adzim.
Lebanon, 2000.
Ali, Faizah Syibromalisi, and Jauhar Azizy. Membahas Kitab Tafsir Klasik-
Modern. Edited by cet. ke-1. Jakarta: lembaga Penelitian Syarif
Hidayatullah, 2011.
Alwi Shihab. Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama.
Bandung: Mizan, 1999.
Arni, Jani. Metode Penelitian Tafsir. Riau: Daulat Riau, 2013.
Asfahani, Al-Ragib. Mu‟jam Mufradat Li Alf}az Al-Qur‟an. Beirut: Dar al-
Fikr, n.d.
Azka Jauhar Kamila. ―Isi Kandungan Surah Al-Maidah Ayat 32, Miliki
Makna Mendalam Bagi Kehidupan Manusia.‖ Mantra Sukabumi. Com.
103
104
Sukabumi, 2022.
Azyumardi Azra. Islam Substantif. Bandung: Mizan, 2000.
———. Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme Modernisme
Hingga Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina, 1996.
Baihaki. ―Studi Kitab Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili Dan
Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama.‖ Analisis XVI
no. 1 (2016).
Bustami Saladin. Penafsiran Jihad Dan Radikalisme Menurut Qurash Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah, 2021.
Dr. Musa Syahin Lasyin. Taisir Shahih Bukhari. Edited by Maktabah Al-
Syuruq Al-Dauliyah. Kairo, 2004.
Faizah. ―Radha‘ah Dalam Al-Qur‘an.‖ Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta, 2019.
Hamka. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Gema Insani Press, 1970.
Hermansyah. ―Studi Analisis Terhadap Tafsir Al-Munir Karya Prof Dr.
Wahbah Az-Zuhaili.‖ ElHikmah VIII no. 1 (2015).
Imam Ahmad bin Hanbal. Musnad Imam Ahmad Bin Hanbal. Beirut: Al-
Resalah, 1999.
Islamiyah. ―Mufassar Dan Mujmal Dalam Tafsir Al-Munir.‖ al-Thiqah 3 no.
2 (2020).
Jahroni, Jajang, and Jamhari Makruf. Memahami Terorisme: Sejarah,
Konsep, Dan Model. Edited by Jajang Jahroni and Jamhari Makruf. Cet.
ke 1. Tangerang Selatan: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat
(PPIM, 2016.
Jalaludin as-Suyuthi. Al-Dur Al-Mansur. Kairo: Mesir, 2003.
Kasjim Salenda. Terorisme Dan Jihad Dalam Perspektif Hukum Islam. Cet.
II. Makassar: Pustaka al-Zikra, 2011.
Lisa Rahayu. ―Makna Qaulan Dalam Al-Quran; Tinjauan Tafsir Tematik
Menurut Wahbah Az-Zuhaili.‖ Fakultas Usuluddin Universitas UIN
SUSKSA Riau Pekanbaru, 2010.
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudhui Atas Berbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.
105
M.Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. 5th ed. Jakarta: Penerbit Lentera Hati,
2012.
Misrawi, Zuhairi, and Khamami Zada. Islam Melawan Teroris. Ciputat:
LSIP, 2004.
Muhammad Ali Tashkiri. ―Towards a Definition of Terrorism.‖ Al-Tauhid
Islamic Journal 5, no. 1 (1408): 1–10.
Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfaz Al-Qur‟an
Al-Karim. Kairo: Darul Hadits, 1996.
Muhammad Sa‘id al-Ashmawi. Al-Islam Al- Siyasi. Kairo: Sina Li al-Nasr,
1987.
Muhammad Sa‘id Ramadhan al-Buti. Al-Jihad Fi Al-Islam. Beirut: Dar al-
Fikr al-Mu‘ashir, 1993.
Muhammad Sayyid Thanthawi. At-Tafsir Al-Washit Li Al-Qur‟an Al-Karim.
Ed ke-1. Kairo: Dar An-Nahdhah, 1997.
Muhammad Tahir-ul-Qadri. Fatwa Tentang Terorisme Dan Bom Bunuhdiri.
Edited by Dudung Ramdani. Cet. ke 1. Jakarta: LPPI, 2014.
Muhammmadun. ―Pemikiran Hukum Islam Wahbah Az-Zuhaili Dalam
Pendekatan Sejarah.‖ Jurnal Kajian Hukum Islam 2 no. 2 (2017).
Musri, Ali, and Semjan Putra. ―Terorisme Sebab Dan Penanggulangannya.‖
Jurnal Diasat Islamiyah 1, no. 2 (2014): 1–30.
Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahas Indonesia, 2008.
Accessed June 14, 2023.
https://docs.google.com/file/d/0B2G4jv3joSnQaEtXS1pzcEpJaDA/edit?
pli=1&resourcekey=0--omhXC2qeYIA40bKdodu9w.
Putri Ajeng Fatimah. ―Waris Kalalah Dalam Pandangan Wahbah Az-
Zuhaily.‖ Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2022.
Riyadi, Ahmad. ―Penafsiran Surat Al-Anfal Ayat Ke-60 Melalui Pendekatan
Semiotika (Aplikasi Teori Semiotika Komunikasi Roman Jakobson).‖
jurnal Universitas Islam Negeri Mataram 2, no. 2 (2017): 1–15.
Rohimin. JIHAD: Makna Dan Hiikamh. Jakarta: Erlangga, 2006.
Sadiani Abdul Khair. ―Analisis Kritis Pemikiran Wahbah Az-Zuhaili Tentang
106
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, serta
motivasi dari kedua orang tua sehingga penulis mampu untuk terus menuntut
ilmu dan terus berproses untuk menyelesaikan studi di Institut Ilmu Al-
Qur‘an Jakarta, hingga pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, dan
harapannya kelak semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
108