Anda di halaman 1dari 11

SITI HAJINAH MAWARDI DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI

ORGANISASI AISYIYAH TAHUN 1946-1965 M

Kajian historis diajukan guna mememnuhi tugas ujian akhir semester genap pada mata kuliah

Al Islam Dan Kemuhammadiyahan

Penyususn

Abdul Mun’im Marzuqi

(1986 1080 0026)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2020
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini berpedoman pada

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Nama Huruf Latin Keterangan

Arab

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Bā’ b be

‫ت‬ Tā’ t te

‫ث‬ Ṡā’ ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jīm j je

‫ح‬ Ḥā’ ḥ ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ Khā’ kh ka dan ha

‫د‬ Dāl d de

‫ذ‬ Żāl ż zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Rā’ r er

‫ز‬ zai z zet

‫س‬ sīn s es

‫ش‬ syīn sy es dan ye

‫ص‬ ṣād ṣ es (dengan titik di bawah)


‫ض‬ ḍād ḍ de (dengan titik di bawah)

‫ط‬ ṭā’ ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ ẓȧ’ ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik di atas

‫غ‬ gain g ge

‫ف‬ fā’ f ef

‫ق‬ qāf q qi

‫ك‬ kāf k ka

‫ل‬ lām l el

‫م‬ mīm m em

‫ن‬ nūn n en

‫و‬ wāw w w

‫هـ‬ hā’ h ha

‫ء‬ hamzah ` apostrof

‫ي‬ yā’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

‫مـتعدّدة‬ ditulis Muta‘addidah

‫عدّة‬ ditulis ‘iddah

C. Tā’ marbūṭah

Semua tā’ marbūtah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal ataupun

berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang “al”). Ketentuan
ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa indonesia, seperti

shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata aslinya.

‫حكمة‬ ditulis ḥikmah

‫علّـة‬ ditulis ‘illah

‫كرامةاألولياء‬ ditulis karāmah al-auliyā’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

----َ--- Fatḥah ditulis A

----ِ--- Kasrah ditulis i

----ُ--- Ḍammah ditulis u

‫فعل‬
َ Fatḥah ditulis fa‘ala

‫ُذكر‬ Kasrah ditulis żukira

‫َيذهب‬ Ḍammah ditulis yażhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif ditulis ā

‫جاهلـ ّية‬ ditulis jāhiliyyah

2. fathah + ya’ mati ditulis ā

‫َتـنسى‬ ditulis tansā

3. Kasrah + ya’ mati ditulis ī

‫كريـم‬ ditulis karīm

4. Dammah + wawu mati ditulis ū

‫فروض‬ ditulis furūḍ


F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati ditulis ai

‫بـينكم‬ ditulis bainakum

2. fathah + wawu mati ditulis au

‫قول‬ ditulis qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

A’antum ditulis ‫أأنـتم‬

U‘iddat ditulis ‫ا ُعدّ ت‬

La’in syakartum ditulis ‫لئنشكرتـم‬


H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal “al”

‫القرأن‬ ditulis Al-Qur’ān

‫القياس‬ ditulis Al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah tersebut

‫سماء‬
ّ ‫ال‬ ditulis As-Samā’

ّ ‫ال‬
‫شمس‬ ditulis Asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

Żawi al-furūḍ ditulis ‫ذوي الفروض‬

Ahl as-sunnah ditulis ‫سـ ّنة‬


ّ ‫أهل ال‬
SITI HAJINAH MAWARDI DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI

ORGANISASI AISYIYAH TAHUN 1946-1965 M

Perubahan adalah factor penting dalam kehidupan manusia, karena perubahan social

berkaitan dengan kualitas kehidupan mannusia. Tidak ada suatu masyarakat pun yang statis

secara absolut, karena perubahan itu sunnatullah. Setiap masyarakat akan mengalami
trasnformasi dalam arti waktu, sehingga tidak akan ada yang memiliki potret yang sama, apakah

masyarakat tradisional atau modern, meskipun dengan laju perkembangan yang bervariasi.

Jika di dunia barat ada Mary Wollstonecraft (1759-1797), yang merintis gerakan penyadaran

betapa pentingnya peran perempuan dalam kehidupan public, maka di Indonesia terdapat Kartini

yang dianggap sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Hal ini beradasar pada

pernyataan George Mc. Turnan Kahin (1995) yang didalam bukunya Nasionalism and

Revolution in Indonesia. Sedangkan, pelopor keterlibatan pembaruan perempuan dalam

masyarakat melalui organisasi di tunjukkan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, organisasi ini

berhasil dalam melakukan pembaruan pelaksanaan ajaran islam, karena sesungguhnya islam

tidak ada bentuk lain dalam kehidupannya kecuali dalam praktek amaliahnya. Salah satu orang

yang memliki andil besar dalam capaian kesuksesan ini adalah Ibu Siti Hajinah Mawardi pada

tahun 1946-1965 M melalui organisasi ‘Aisyiyah.

Siti Hajinah Mawardi merupakan tokoh perempuan islam Indonesia yang bergerak dibidang

da’wah melalui organisasi ‘Aisyiyah. Perannya dalam mengajarkan islam kepada kaum

perempuan, khususnya untuk anggota ‘Aisyiyah. Beliau memiliki wawasan ilmu pengetahuan

yang luas, sehingga ia mampu mengajarkan ilmu yang beliau miliki untuk khalayak umum.

Ibu Siti Hajinah Mawardi lahir di Kauman Yogyakarta pada tahun 1906 M. beliau berasal

dari keluarga pengusaha batik yang terkenal di Yogyakarta yaitu keluarga Haji Muhammad

Narju. Ibu Siti hajinah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, beliau memliki dua

saurdara laki-laki yaitu Hasdi Narju dan Barum Narju1. Ibu Siti Hajinah memperoleh pendidikan

pertamanya di Hollandsche Inlandsche School (Sekolah Kepandaian Putri). Di sekolah itu

1
Salinan dokumen wawancara dengan ibu Uswatun Hasanah Ghazali, anggota ‘Aisyiyah, Di Kauman Yogyakarta,
tertanggal 07 Oktober 2016, pukul 09.00 wib. Di download dari link Academia.edu, akses pada 24 Juni 2020 pukul
08.00 wib.
diajarkan ilmu pengetahuan umum dan ilmu kerumahtanggaan seperti menjahit, memasak, dan

ilmu-ilmu lainyya2Semasa hidup, beliau pernah menjabat sebagai ketua redaksi majalah bulanan

Suara ‘Aisyiyah apada tahun 1938, 1941, 1942, dan 1952. Beliau juga yang mengusulkan

pengadaan perpustakaan bagi perempuan serta mengusul kan juga terbitnya surat kabar atau

majalah dan kitab bagi kaum ibu.

Selain aktif di keanggotaan di ‘Aisyiyah, beliau juga menjadi tenaga pengajar di sekolah-

sekolah Belanda. Beliau juga salah satu perempuan yang menghadiri kongres perempuan

pertama Indonesia mewakili anggota ‘Aisyiyah. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua

Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah pada masa kemerdekaan selama lima periode yaitu pada tahun

1946-1949, 1953-1956, 1956-1959, 1959-1962, 1962-1965 M.

Kajian penelitian ini merupakan penelitian historis yang membahas mengenai tokoh

perempuan islam local yang bertujuan untuk mendalami latar belakang Siti Hajinah Mawardi dan

kiprah beliau dalam pemberdayaan perempuan melalui organisasi Aisyiyah, serta menjelaskan

mengenai factor pendukung dan penghambatnya.

Melalui dakwah, kehadiran Ibu Siti Hajinah Mawardi di ‘Aisyiyah membawa pengaruh besar

bagi kemajuan kaum perempuan dalam bidang pendidikan dan ilmu pengertahuan agama,

sehingga kegiatannya di ‘Aisyiyah operlu ditulis untuk dijadikan teladan bagi kaum perempuan

maupun masyarakat luas. Selain itu, Ibu Siti Hajinah yang pandai dalam bidang tulis menulis di

berbagai majalah salah satunya seperti majalah Suara ‘Aisyiyah peran beliau perlu ditulis karena

beliau merupakan pelopor intelektual dalam organisasi ‘Aisyiyah bagi kaum perempuan.

Ibu Siti Hajinah dalam perjuangan dan potensinya di organisasi ‘Aisyiyah pernah menjabat

sebagai sekretaris umum pimpoinan pusat sejak tahun 1927 hingga 1945. Beliau juga pernah
2
Yunan Yusuf, dkk, Ensiklopedi Muhammadiyah, Jilid 3, hal 233
menjabat sebagai pimpinan majalah bulanan Suara ‘Aisyiyah selama kurang lebih 17 tahun,

menjabat sebagai bendahara serta pada zaman kemerdekaan selama kurang lebih lima periode

menjabat sebagai ketua umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yakni pada tahun 19846-1949, 1953-

1956, 1956-1959, 1959-1962, dan 1962-1965. Jabatan terakhir beliau (Ibu Siti Hajinah Mawardi)

di ‘Aisyiyah adalah sebagai penasihat Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.

Kiprah Ibu Siti hajinah selama hidup dalam memajukan, mengembangkan dan merintis

kegiatan baru di ‘Aisyiyah selama lima periode beliau memimpin ‘Aisyiyah dalam bidang

agama, bidang social, maupun bidang pendidikan. Dalam bidang agama, usaha yang dilakukan

adalah mengadakan pertemuan-pertemuan Antara anggota dan para simpatisan ‘Aisyiyah,

mendirikan, memelihara, dan memberikan wakaf. Dibidang social, usaha yang dilakukan

‘Aisyiyah adalah menerbitkan atau memberi bantuan untuk penerbitan buku-buku, piagam-

piagam, brosur, dan surat kabar. Dalam bidang pendidikan, setelah adanya perubahan nama

menjadi Bustanul Athfal pengurus ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah mengambil keputusan untuk

mengubah nama menjadi Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, atau disingkat

menjadi TK ABA, hingga sekarang.

Kiprah Ibu Siti Hajinah selain didalam bidang agama, bidang social, dan bidang pendidikan,

yaitu dalam bidang agama ‘Aisyiyah mendirikan dan memelihara atau membantu tempat-tempat

ibadah seperti rumah wakaf dan musholla yang dipakai melaksanakan ibadah oleh kaum ibu,

mendidik anak-anak dan kaum perempuan supaya kelak menjadi istri yang baik.

Usaha-usaha diatas merupakan usaha yang dihasilkan Ibu Siti Hajinah Mawardi ketika

memimpin organisasi ‘Aisyiyah, yang mana dari usaha tersebut diharapkan ‘Aisyiyah mampu

bergerak maju sesuai dengan perkembangan zaman dan kegiatan yang diadakan di pusat hingga

ranting dapat bermanfaat bagi semua anggota ‘Aisyiyah maupun masyarakat luas.
Dukungan untuk kiprah Ibu Siti Hajinah mengakir begitu deras, namun tidak sedikit juga

hambatan yang dihadapi baik dari luar ataupun dari dalam ‘Aisyiyah. Adanya dukungan dari

keluarga maupun anggota ‘Aisyiyah menghidupkan semangat berjuag dan berdakwah Ibu Siti

Hajinah. Sedangkan, hambatan yang beliau peroleh dalam rangka memajukan ‘Aisyiah baik dari

dalam maupun luar ‘Aisyiyah tidak menghalangi beliau untuk tetap memperjuangkan agama

islam melalui organisasi ‘Aisyiyah yang selama ini menjadi bagian aktufitas beliau.

Ibu Siti Hajinah Mawardi merupakan sosok perempuan yang gigih dalam mencapai

keinginan. Sebagai seorang perempuan, pengabdiannya terhadap bangsa dan Negara telah

ditunjukkan dalam beberapa aktivitas yang dilakukan pada masa perjuangan maupun pada

setelah kemerdekaan. Beliau merupakan salah satu diantara perempuan Indonesia yang dapat

dijadikan contoh dan suri teladan bagi generasi muda masa kini.

Referensi :

1. Lely Qodariah, Dinamika Organisasi ‘Aisyiah Dalam Memperjuangkan Misi Pendidikan

Dan Perubahan Sosial Bagi Kaum Perempuan, Prosiding Kolokium Doktor dan Seminar

Hasil Penelitian Hibah Tahun 2016

2. Dyah Siti Nura’ini, Corak Pemikiran Dan Gerakan Aktivis Perempuan (Melacak

Pandangan Keagamaan Aisyiyah Periode 1917-1945), Profetika, Jurnal Studi islam Vol

14, No. 2 Desember 2013

3. Zur’ah Rissa Ruskistiana Aulia, Siti Hajinah Mawardi Dalam Perjuangan Perempuan

Indonesia Tahun 1928-1962, tahun 2016

4. Ika Setiya Wati, Peran Siti Walidah Dibidang Pendidikan Dan Sosial Dalam

Perkembangan ‘Aisyiyah Tahun 1917-1946

5. Biografi Tokoh Kongres Perempuan Indonesia Pertama, DepDikBud, 1991


6. 100 Tahun Muhammadiyah Menyinari Negeri, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan

Pusat Muhammadiyah, 2013

7. Suratmin, dkk, Siti Hajinah Mawardi : Tokoh Aisyiyah Pada Kongres Perempuan

Indonesia Pertama, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta 1991

8. Rekam Jejak Perempuan Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia, Edisi 59,

September-Desember 2012

Link Internet :

1. http://www.aisyiyah.or.id/id/idea/siti-hajinah-perempuan-pendobrak-dari-

muhammadiyah.html

2. http://www.umm.ac.id/id/muhammadiyah/16365.html

3. https://khazanah.republika.co.id/berita/q1jkwu320/mengenal-siti-hajinah-mawardi-motor-

dakwah-aisyiyah

4. http://m.muhammadiyah.or.id/id/download-buku--referensi-dalam-pdf.html

Anda mungkin juga menyukai