Oleh :
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Humaniora
Program Studi Agama dan Filsafat
Konsentrasi al-Qur’an dan Hadis
YOGYAKARTA
2016
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
Motto:
Persembahan
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ب ba’ b be
ت ta’ t te
ج jim j je
د dal d de
ر ra’ r er
س sin s es
غ gain g ge
ف fa f ef
ق qaf q qi
ك kaf k ka
و waw w w
ه ha’ h ha
ي ya Y ye
D. Vokal Pendek
َ
_____ Fath}ah ditulis A
E. Vokal Panjang
1 Fath}ah + alif ditulis Ā
F. Vokal Rangkap
1 Fath}ah + ya’ mati ditulis Ai
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof
اانتم ditulis a’antum
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Alh{amdulilla>h Rabb al-‘A>lami>n. Segala puji bagi Allah SWT semata,
yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua. S{alawat serta
salam semoga tercurah kepada sebaik-baiknya manusia dan suri tauladan umat,
Nabi Muhammad SAW.
Setelah melewati masa yang cukup panjang, akhirnya karya ini dapat
terselesaikan juga meskipun masih dalam kategori yang jauh dari sempurna.
Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada:
Fauzi, Lubab, Okta, Rulli, Zen, terutama dedek Zulfikar yang selalu penulis
xv
ABSTRAK
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... xv
B. Rumusan Masalah................................................................................... 14
A. Definisi ................................................................................................. 30
1. Al-Qira>’at ....................................................................................... 41
2. Al-Riwa>yat ..................................................................................... 41
3. Al-T}ari>q .......................................................................................... 42
4. Al-Wajh .......................................................................................... 43
BAB III. Profil Abu> H}ayya>n dan Tafsir Al-Bah}ru Al-Muh}i>t} ......................... 125
xviii
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Tidak banyak orang yang tertarik dengan ilmu Qira>’at dikarenakan ilmu ini tidak
samping itu, ilmu ini tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
disampaikan serta diajarkan oleh Nabi Muhammad saw kepada para sahabatnya,
sesuai dengan wahyu yang diterima oleh beliau melalui perantara malaikat Jibril.
ta>bi’i>n, dan para ta>bi’i>n pun menyampaikan serta mengajarkannya kepada para
Muhammad Saw masih hidup, dan beliau mengajar para sahabat sebagaimana
1
Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur’a>n dan Qira>’at (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1996), hlm.
117.
2
Ah}mad Fatoni, Kaidah Qira>’at Tujuh (Jakarta: Da>r al-‘Ulu>m Press, 1996), Jilid. I, hlm.
4.
1
2
yang diajarkan Jibril. Qira>’at al-Qur’a>n yang dikenal dan dipelajari oleh kaum
muslimin sejak zaman Nabi Muhammad saw masih hidup hingga sekarang,
ternyata tidak hanya satu macam versi Qira>’at sebagaimana yang terbaca dalam
mus}h}af yang dimiliki umat Islam sekarang, tetapi juga memiliki berbagai versi
Pada masa sahabat telah muncul banyak ahli Qira>’at yang menjadi
panutan masyarakat dan menjadi sumber Qira>’at al-Qur’an bagi sebagian besar
sahabat dan tābi’īn. Mereka adalah Ubay bin Ka’ab, ‘Ali bin Abi> T{al> ib, Zaid bin
S|a>bit, Ibnu Mas’u>d, dan Abu> Mu>sa al-Asy’ari.4 Kalangan sahabat sendiri
mengambil bacaan al-Qur’an dari Nabi berbeda-beda. Ada yang membaca dengan
satu huruf atau bacaan, dua huruf, ada juga yang lebih. Setelah itu, mereka
tersebar di beberapa pelosok. Kemudian para ta>bi’i>n mengikuti bacaan dari guru-
gurunya (para sahabat), begitu juga ta>bi’ al-ta>bi’īn hingga sampai pada para
Imam Qira>’at (baik yang tujuh, sepuluh, maupun yang empat belas)”.5
Variasi bacaan tersebut erat kaitannya dengan posisi bangsa Arab yang
sepanjang jazirah Arab. Setiap suku mempunyai format dialek yang khas dan
3
Hasanuddin AF, Perbedaan Qira>’at dan Pengaruhnya terhadap Istinba>t} Hukum dalam
al-Qur’a>n (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 5-6.
4
Ah}mad Fatoni, Kaidah Qira>’at Tujuh (Jakarta: Da>r al-‘Ulu>m Press, 1996), Jilid. I, hlm.
4.
5
Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil al-Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Juz. I, hlm.
413.
3
berbeda dengan suku-suku lainnya. Perbedaan dialek tersebut sesuai dengan letak
kemudahan kepada umat dalam membaca kitab suci, sehingga tidak merasa
dinyatakan Rasulullah, bahwa di antara mereka (umat Islam) ada yang masih
buta aksara, ada yang sudah tua dan ada pula yang masih muda belia. Mereka
6
Rosihon Anwar, Pengantar ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 129.
7
Rosihon Anwar, Pengantar ‘Ulu>m al-Qur’a>n, hlm. 129.
8
Jala>l al-Di>n Al-Suyu>t}i>, al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Beirut: Da>r al-Fikr, 1979), Juz. II,
hlm. 54.
4
mempunyai bahasa dan lah}jah (dialek) yang berbeda-beda dan sangat sulit bagi
satu kelompok meniru dialek kelompok lain. Padahal mereka semuanya telah
menjadi satu bangsa sebagai pemeluk agama Islam. Kondisi yang heterogen
seperti itu tentu sangat rasional bila diatur dengan aturan yang heterogen pula,
Rasulullah dalam membaca al-Qur’an, maka mereka semakin tertarik pada Islam,
kehidupan mereka di muka bumi ini agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Selain itu, variasi bacaan tersebut mempunyai nilai yang sama, tidak
ada kelebihan atau keistimewaan antara bacaan yang satu dengan bacaan yang
Salah satu cara yang dilakukan para sarjana muslim klasik untuk
diturunkan dalam tujuh huruf ()إن هذا القران أنزل على سبعة أحرف. Namun,
9
Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm. 95. Misalnya ketika orang Huzail membaca “ ”حتى حينdengan “”عتى حين, padahal yang
dikehendaki adalah “”حتى حين, Nabi tidak menyalahkan karena begitulah orang Huzail
mengucapkan dan menggunakannya. Begitu juga ketika orang Asadi membaca “َ ”تَعْلَ ُموْنdengan
“َ”تِعْلَ ُموْن, Nabi pun memperbolehkan karena demikianlah orang Asadi membaca dan
menggunakannya. Lihat Muh}ammad Bakar Isma>’i>l, Dira>sa>t fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Kairo: Da>r al-
Mana>r, 1991), hlm. 84.
5
pada beberapa hadis Nabi yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat bahwa
diturunkan adalah tujuh dialek bahasa dalam satu huruf dan satu kata karena
,َِاَلي,ِ َتعَال, ْ َاقْبِل, َّ َهُلمdan lain sebagainya yang lafaz}-lafaz}nya berbeda karena
perbedaan ucapan tetapi maknanya sama, meskipun secara lisan berlainan dalam
Salah satu hadis Nabi yang menyatakan dan membenarkan bahwa al-
Qur’an itu memiliki peluang untuk dibaca dengan berbagai versi bacaan, adalah
hadis tentang perselisihan bacaan antara ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b dengan Hisya>m
ibn H{aki>m:
10
Farid Esack, Samudera al-Qur’an, terj. Nuril Hidayah (Yogyakarta: Diva Press, 2002),
hlm. 170.
11
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakir AS (Bogor: Pustaka
Litera AntarNusa, 2009), hlm. 238.
6
(tujuh dialek bacaan). Maka bacalah ia, sesuai dengan dialek bacaan yang
12
kalian bisa.”. (H.R. Bukhari, nomor: 4608).
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti salah satu kitab tafsir yang
banyak memuat Qira>’at sya>z|z|ah yaitu tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t} karya Abu>
mengutip kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh mufassir sebelumnya dari berbagai
mempertajam makna suatu kata melalui analisa kebahasaan secara detail. Hal
inilah yang menjadi inspirasi bagi nama kitab tafsir yang dihasilkan yaitu al-
Abu> H}ayya>n adalah salah satu mufassir yang banyak menuangkan Qira>’at
sya>z|z|ah dalam kitab tafsirnya. Abu H}ayya>n menjadikan Qira>’at sya>z|z|ah sebagai
12
Muh}ammad ibn Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m al-Bukh>ari, S}ah}i>h} Bukha>ri (Beirut: Da>r al-Fikr,
1981), Juz. II, hlm. 851. Lihat juga hadis yang setema dalam Abi> Da>wu>d Sulayma>n ibn al-As}'as|
al-Sajasta>ny, Sunan Abi> Da>wu>d (Beirut: Dār al-Fikr, t.t.), Juz I, hlm. 331. Muslim ibn al-H{ajja>j
al-Naysa>bu>ri, S{ah}i>h} Muslim (t.t.p.: al-Qana>’ah, t.t.), Juz. I, hlm. 325. Abi> ‘I<sa Muh}ammad ibn
‘I<sa ibn Sawrah, Sunan al-Tirmiz|i (Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.), Juz. IV, hlm. 433. Abu> ‘Abd al-
Rah}ma>n Ah}mad ibn Syu’aib, Sunan al-Nasa>’i (Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.), Juz. I, hlm. 162-163. Atau
Ah}mad ibn Muh}ammad ibn H{anbal al-Syayba>ni, Musnad Ah}mad ibn H{anbal (Beirut: Da>r al-Fikr,
t.t.h), Juz. V, hlm. 41, 114, 124 dan 132. Hadis-hadis tentang turunnya al-Qur’an dengan tujuh
huruf diriwayatkan oleh 21 sahabat sehingga hadis ini masuk dalam kategori hadis mutawa>tir.
Mereka adalah ‘Umar, ‘Us|ma>n, Ibn Mas’u>d, Ibn ‘Abba>s, Abu> Hurayrah, Abu> Bakar, Abu> Jah}m,
Abu> Sa’i>d al-Khudri, Abu> T{alh}ah al-Ans}a>ri, Ubay ibn Ka’ab, Zaid ibn Arqa>m, Samurah ibn
Jundub, Salma>n ibn S}urad, ‘Abd al-Rah}ma>n ibn ‘Auf, ‘Amr bin Abi> Salamah, ‘Amr bin ‘A<s},
Mu’a>z| ibn Jabal, Hisya>m ibn H{aki>m, Anas, H{uz|aifah, dan Ummu Ayyu>b (istri Abu Ayyu>b al-
Ans}a>ri). Lihat Muh}ammad ‘Abd al-Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir:
‘I<sa al-Ba>bi al-H{alabi, t.t.), Juz. I, hlm. 139.
13
Muh}ammad ibn H}ayya>n ibn Abi> H}ayya>n al-Andalu>si, Tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}
(Beirut: Dar al-Fikr. 1403 H), Juz. I, hlm. 5.
8
memenuhi salah satu kriteria atau lebih dari kriteria-kriteria keabsahan Qira>’at
diriwayatkan secara mutawa>tir meskipun mempunyai sanad s}ah{i>h dan sesuai tata
bahasa Arab. Dengan klasifikasi tersebut, akan banyak dijumpai Qira>’at sahabat
yang tergolong sya>z|z|ah karena tidak sesuai dengan rasm mush}af Us|ma>ni. Qira>’at
tersebut dianggap sya>z|z|ah meskipun dari segi bahasa benar dan Qira>’at ini
banyak dijadikan rujukan oleh mufassir dalam menafsirkan al-Qur’a>n. Dalam hal
tafsir ini, Qira>’at sya>z|z|ah tetap dapat dijadikan h{ujjah dalam menjelaskan makna
diriwayatkan secara mutawatir, tetapi dinukil secara ah}ad, baik itu sanadnya
s}ah}ih atau tidak. Misalnya Qira>’at ‘Umar Ibn Khat}t}a>b dan Ibn mas’u>d serta Ibn
14
Muhammad H}usein al-Z|ahabi, al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n (Kairo: Da>r al-Hadis, 2005),
Juz. II, hlm. 273.
15
Jala>l al-Di>n Al-Suyu>t}i>, al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Juz. I, hlm. 129.
16
Romlah Widayati, Implikasi Qira’ah Syadzdzah Terhadap Istinbat Hukum: Analisis
terhadap Penafsiran Abu Hayyan dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith (Jakarta: Kementrian Agama
Republik Indonesia, 2014), hlm. 46.
9
tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui”.
Qira>’at yang memiliki sanad s}ah}ih dan sesuai dengan tata bahasa Arab, tetapi
penafsiran sahabat dan ta>bi’i>n. Di antara para sahabat yang dijadikan sebagai
sumber penafsiran adalah ‘Ali ibn Abi> T}al> ib, ‘Abdullah Ibn ‘Abba>s, ‘Abdullah
Ibn Mas’u>d, Ubay Ibn Ka’ab, Zayd bin S|a>bit, ‘Abdullah Ibn ‘A>mir Ibn al-‘A>s}.
Adapun dari kalangan ta>bi’i>n yang menjadi sumber penafsirannya adalah al-
H}asan Ibn Abi> al-H}asan, Muja>hid Ibn Jabr, Sa’i>d Ibn Jubair, ‘Alqamah, al-
maupun sya>z|z|ah, Abu> H}ayya>n memberikan penjelasan dari sisi kedudukan i’rab,
17
Muh}ammad ibn H}ayya>n ibn Abi> H}ayya>n al-Andalu>si, Tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}, Juz.
VIII, hlm. 265.
18
Ibid, Juz. I, hlm. 25.
19
Muh}ammad ibn H}ayya>n ibn Abi> H}ayya>n al-Andalu>si, Tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}
(Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993), Juz. I, hlm. 60.
10
berkaitan dengan rasm mus{h}af ‘Us|ma>ni, maka Abu> H}ayya>n sering memberikan
komentar “ ل
ِ ْس ِبي
َ علَى
َ ن
َ ْال ُب َد َانْ َي ُكو
َ حفِ َو
َ ْذِهِ الْ ِقرَا َء ُة ُمخَاِلفٌ ِلسَوَا ِد الْ ُمص
سيْ ِر
ِ ْ( ”الَّتفQira>’at ini tidak sesuai dengan rasm yang terdapat di berbagai mus}h}af
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara (mereka) wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Ada dua perbedaan bacaan pada lafaz| ُالّصَالِحَات. Pertama, jumhur ulama’
Qira>’at membaca seperti redaksi di atas. Kedua, Abdullah Ibnu Mas’ud membaca
َحوْا اَِليْهِن
ُ ِحوَا ِفظٌ لِلْغَ ْيبِ بِمَا حَ ِفظَ اللّهُ فَاَْْل َ فَال. Kedua Qira>’at tersebut
َ ٌصوَالِحُ َقوَا ِنت
20
Ibid, Juz. II, hlm. 424.
11
segi makna kedua Qira>’at tersebut tidak ada perbedaan, namun posisinya sebagai
Qur’a>n termasuk Qira>’at sya>z|z|ah. Abu> H{ayya>n juga selalu menjelaskan bahwa
ulama’ Qira>’at, sedangkan untuk Qira>’at sya>z|z|ah, maka Abu> H}ayya>n akan
menampilkan salah satu bacaan dari sahabat maupun ta>bi’i>n yang banyak
dasar untuk memahami makna yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan
berbagai bidang ilmu, antara lain bahasa, Hadis, Qira>’at, sejarah, bahasa Arab,
21
Ibid., Juz. IV, hlm. 250.
22
Ibid., Juz. II, hlm. 23.
12
al-Bah}ru al-Muh}i>t} adalah kitab tafsir yang juga banyak dirujuk oleh mufassir-
mufassir sesudahnya, seperti al-Alu>si> (w. 1263) dalam Ru>h} al-Ma’a>ni>, al-S}a>bu>ni
Dari berbagai macam versi Qira>’at, ada sebagian yang berkaitan dengan
ayat-ayat hukum dalam al-Qur’a>n kurang lebih 500 ayat, meliputi prinsip-prinsip
pemahaman serius dari ulama karena terkait erat dengan penerapan hukum dalam
kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, syaikh Manna>’ al-Qat}t}a>n mengutip
23
Muhammad H}usein al-Z|ahabi, al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n, Juz. II, hlm. 273.
24
Syiha>b al-Di>n Muh}ammad al-Alu>si, Ru>h} al-Ma’a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m wa al-
Sab’ al-Mas|a>ni> (t.t.p: Da>r al-Fikr, 1398 H). Lihat juga Muh}ammad ‘Ali> al-S}abu>ni>, S}afwah al-
Tafa>si>r (Jiddah: Da>r al-Qalam, 1399 H).
25
Hasanuddin AF, Perbedaan Qira>’at dan Pengaruhnya terhadap Istinba>t} Hukum dalam
al-Qur’a>n hlm. 7.
26
Mukhta>r Na’i>m, Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan Dengan
Hukum (Jakarta: Hasanah, 2001), hlm. 5-10.
27
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>h}is fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Riyad: Mansyu>ra>t al-‘As}r al-H{adi>s,|
1990), hlm. 181.
13
Qira>’at sya>z|z|ah yang dijadikan h}ujjah dalam istimbat hukum. Ada ulama’ yang
menerima dan ada yang menolak. Ulama’ yang menolak Qira>’at sya>z|z|ah adalah
dari golongan Malikiyyah dan Syafi’iyyah. Alasan mereka adalah, bahwa Qira>’at
sya>z|z|ah bukanlah al-Qur’a>n sehingga tidak bisa dijadikan h}ujjah. Qira>’at sya>z|z|ah
Imam Abu> H}ani>fah adalah salah satu Imam yang mendukung Qira>’at
sebagaimana yang dikutip oleh Nu>r al-Di>n, mengatakan bahwa meskipun Qira>’at
sya>z|z|ah tidak mutawa>tir, tetapi Qira>’at sya>z|z|ah diriwayatkan langsung dari Nabi
muhammad saw oleh para sahabat, hanya saja diriwayatkan secara ah}ad. Oleh
‘Abd al-H}ami>d al-Gazali, yaitu bahwa Qira>’at sya>z|z|ah yang diriwayatkan secara
ataukah khabar ah}ad. Padahal keduanya (al-Qur’a>n dan hadis) adalah dasar
hukum Islam, maka tidak dibenarkan menolak Qira>’at sya>z|z|ah sebagai dasar
28
Muh}ammad Ibn Yu>suf Ibn ‘Ali Ibn Ah}mad Ibn Hazm, al-Ih}ka>m fi> Us}u>l al-Ah}ka>m
(Beirut: Da>r al-Afaq al-Jadi>dah, 1400), Juz. IV, hlm. 170-171.
29
Nu>r al-Di>n ‘Itr, ‘Ulum al-Qur’a>n al-Kari>m (Damaskus: Mathba’ah al-Sabl, 1993), hlm.
154.
30
Muh}ammad Ibn Muh}ammad ‘Abd al-H}ami>d al-Gaza>li, al-Mustas}fa> min al-‘Ilm al-Us}u>l
(Beirut: Da>r al-Fikr, t.t), Juz. I, hlm 102.
14
Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik mengkaji dan meneliti
lebih dalam pada ayat-ayat hukum surat al-Nisa>’ dalam tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}
yang di dalamnya tidak hanya diuraikan Qira>>’at mutawa>tirah tetapi juga Qira>’at
sya>z|z|ah yang tidak banyak dilakukan oleh ulama tafsir sebelumnya. Penelitian ini
H}ayya>n dengan memakai Qira>’at sya>z|z|ah ada sekitar 158 ayat, tetapi penulis
hanya membatasi pada surat al-Nisa>’ agar lebih fokus dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini mengarah pada persoalan yang akan dituju, maka
permasalahan. Hal ini dilakukan supaya penelitian ini fokus pada kerangka topik
yang sedang penulis teliti. Dari latar belakang masalah di atas, permasalahan
yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
al-Bah}ru al-Muh}i>t?
15
Dari judul yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dan juga dari
latar belakang masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk memahami secara lebih dalam tentang penerapan Qira>’at
tafsir yang dihasilkannya, sehingga bisa menghadirkan sebuah kitab tafsir yang
memuat banyak Qira>’at. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
al-Muh}i>t. Tidak lengkap rasanya jika penelitian ini tidak menampilkan relevansi
Qira>’at sya>z|z|ah terhadap istimbat hukum dalam tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t surat al-
Nisa>’. Karena kitab tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t memuat banyak Qira>’at sya>z|z|ah dan
kontribusi dalam studi ‘ulum al-Qur’a>n, kaitannya dengan penerapan Qira>’at dan
literatur untuk Prodi Agama dan Filsafat terutama bagi Konsentrasi Studi Qur’a>n
dan Hadis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi
ilmu Qira>’at.
16
D. Telaah Pustaka
Kajian ini telah banyak dilakukan, baik dalam literatur bahasa Arab maupun
bahasa Indonesia, berbentuk buku atau pun yang masih dalam bentuk skripsi atau
tesis. Dalam hal ini, penulis hanya memaparkan beberapa karya yang dianggap
penelitian sebelumnya.
Istinbath Hukum dalam al-Qur’a>n karya Hasanuddin AF. Dalam karyanya ini,
Menurutnya, qira>’at dalam kaitannya dengan istinbat hukum dibagi menjadi dua,
Qira>’at yang berpengaruh pada penentuan hukum dan qira>’at yang tidak
membahas secara detail kajian tentang Qira>’at, mulai dari pengertian Qira>’at,
mencontohkan surat al-Baqarah ayat 222, yaitu tentang perbedaan cara membaca
kata “َ ” َيطْهُرْنdengan “َ” َيطَهَرْن, yang punya implikasi hukum yang berbeda.31
31
Hasanuddin AF, Anatomi al-Qur’an: Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap
Istinbath Hukum dalam al-Qur’an (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 181-236.
17
itu, beliau juga memaparkan manhaj (metode) dari masing-masing Imam Qurra>’
kajian dalam buku ini. Dengan demikian, objek studi ini mencakup keseluruhan
Tesis yang berjudul “Qira>’at dalam Tafsir Muqa>til bin Sulaima>n: Telaah
atas Kualifikasi dan Fungsi Qira>’at dalam Tafsir” karya Siti Jubaedah. Dalam
dengan menggunakan pendekatan Qira>’at. Jadi Jubaedah tidak fokus pada satu
surat saja. Jubaedah menjelaskan bahwa Qira>’at yang dipakai Muqatil banyak
32
Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur’a>n dan Qira>’at (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1996), hlm.
117-189.
33
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an (Tangerang Selatan: Pustaka
Alvabet, 2013).
18
mutawa>tirah hanya karena tidak sesuai dengan kaidah gramatika bahasa Arab
penafsiran Abu Hayyan yang berkaitan dengan Qira>’at sya>z|z|ah. Adapun ayat-
34
Siti Jubaedah, “Qira>’at dalam Tafsir Muqa>til Ibn Sulaima>n: Telaah atas Kualifikasi
dan Fungsi Qira>’at dalam Tafsir”, Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015.
35
Abdul Wadud Kasyful Humam, “Pandangan al-Zamakhsyari Tentang Qira’at dan
Implikasinya Terhadap Penafsiran Surat al-Baqarah”, Skripsi Jurusan Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
36
Romlah Widayati, Implikasi Qira’ah Syadzdzah Terhadap Istinbat Hukum: Analisis
terhadap Penafsiran Abu Hayyan dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith (Jakarta: Kementrian Agama
Republik Indonesia, 2014), hlm. 46.
19
Ada perbedaan mendasar dari skripsi Humam, buku Hasanuddin AF, buku
Romlah Widayati dengan penelitian yang akan penulis lakukan, baik dari aspek
judul atau pun objek yang dikaji. Misalnya, Humam hanya terbatas meneliti
ragam, kualitas Qira>’at yang terdapat dalam surat al-Baqarah dan implikasi
fokus kepada penggunaan Qira>’at tidak hanya Qira>’at mutawa>tirah, tetapi juga
Qira>’at sya>z|z|ah dan pengaruhnya terhadap istimbat hukum dalam tafsir al-Bah}ru
al-Muh}i>t} karya Abu> H}ayya>n dalam surat al-Nisa>’. Begitu juga Hasanuddin AF,
pada satu kitab tafsir saja. Sedangkan Romlah Widayati, meskipun menjelaskan
Qur’an dengan Qira>’at dan tajwid. Romlah juga tidak konsisten dalam
dalam tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t, tetapi penulis hanya terfokus pada surat al-Nisa>’,
sedangkan Romlah pada beberapa ayat-ayat hukum dalam al-Qur’an (tidak hanya
satu surat).
E. Kerangka Teori
tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t} karya Abu> H}ayya>n: Studi ayat-ayat hukum dalam surah
20
qara’a, qira’ah, dan mushaf. Misalnya qara’a Ibnu ‘Abba>s, fi qira’ah Ubay bin
macam:
1. Qira>’at S}ah}i>h}ah, yaitu Qira>’at yang diterima oleh para ulama’. Suatu Qira>’at
bisa dikatakan s}ah}i>h jika memenuhi tiga syarat yang telah ditentukan oleh
a. Sesuai dengan kaidah bahasa Arab meskipun hanya dari salah satu wajah.
c. Memiliki mata rantai sanad yang s}ah}i>h karena yang paling inti dalam
dan Qira>’at ‘asyrah atau Qira>’at Imam lain yang bisa diterima
periwayatannya.
37
‘Abd al-Qayyu>m ibn ‘Abd al-Ghafu>r al-Sindi, S}afaha>t fi ‘Ulu>m al-Qira>’at (Beirut: Da>r
al-Basya>’ir al-Isla>miyyah, 2001), hlm. 16.
21
2. Qira>’at Sya>z|z|ah atau D}a’i>fah atau Ba>t}ilah merupakan Qira>’at yang tidak
tidak terpenuhi.38
yang tidak memenuhi salah satu kriteria atau lebih dari kriteria-kriteria
keabsahan Qira>’at yang ditetapkan ulama’.39 Jadi seluruh Qira>’at selain Qira>’at
mempunyai sanad s}ah}i>h} dan sesuai tata bahasa Arab. Dengan klasifikasi tersebut,
akan banyak dijumpai Qira>’at sahabat yang tergolong sya>z|z|ah karena tidak
meskipun dari segi bahasa benar dan banyak dijadikan rujukan oleh mufassir
dalam menafsirkan al-Qur’an. Dalam hal tafsir, Qira>’at sya>z|z|ah tetap dapat
dijadikan hujjah dalam menjelaskan makna atau maksud isi kandungan al-Qur’an.
Karena hal demikian pernah dilakukan para sahabat ketika al-Qur’an masih
dalam proses turun, dengan menyisipkan kata atau kalimat dalam rangka
menjelaskan suatu kata atau kalimat-kalimat tertentu atau bisa jadi Qira>’at itu
sebelum ayatnya dinaskh pada saat menjelang akhir hayat Nabi saw. Di antara
para Sahabat yang banyak meriwayatkan Qira>’at sya>z|z|ah antara lain Abdullah
ibn Mas’u>d, Ubay ibn Ka’ab, Abdullah ibn ‘Abba>s, Sa’ad ibn Abi Waqqas,
38
Muh}ammad Ibn Muh}ammad Abu> al-Khair Ibnu al-Jazari, Al-Nasyr fi> Qira>’at al-‘Asyr
(Kairo: Da>r al-Fikr, t.t), Juz. I, hlm. 9.
39
Jalal al-Din Al-Suyuthi, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), Juz. I,
hlm. 129.
22
Abdullah ibn Zubair.40 Selain dari kalangan sahabat, Qira>’at sya>z|z|ah juga bisa
dijumpai di kalangan tabi’in, misalnya empat Imam Qira>’at arba’a ‘asyrah, yaitu
ada yang memiliki dasar periwayatan s}ah}i>h} dan dasar kebahasaan yang dapat
dijadikan hujjah, ulama’ berbeda pendapat. Menurut ulama’ ahli bahasa, boleh
kebahasaan dalam rangka memahami ayat-ayat al-Qur’an. Hal ini juga yang
sebagai dasar menafsirkan al-Qur’an dan ada juga mufassir yang menolak sebagai
Qur’an. Akan tetapi, di antara mereka ada yang tidak memperkuat pendapatnya
dengan Qira>’at sya>z|z|ah dengan alasan karena Qira>’at sya>z|z|ah tidak termasuk al-
40
Romlah Widayati, Implikasi Qira’ah Syadzdzah Terhadap Istinbath Hukum, hlm. 46.
41
Ah}mad al-Billy, Ikhtila>f Baina al-Qira>’at, hlm. 112-113.
23
Qira>’at sya>z|z|ah sebagai hujjah. Perbedaan tersebut tidak lain dilatar belakangi
oleh adanya status Qira>’at sya>z|z|ah yang dinilai bukan al-Qur’an. Golongan
Mereka memandang kedudukan Qira>’at sya>z|z|ah sama dengan khabar ahad yang
Qira>’at sya>z|z|ah termasuk al-Qur’an atau khabar ah}ad. Padahal keduanya (al-
Qur’an dan hadis atau khabar ahad) adalah dasar hukum Islam. Karena itu tidak
42
Nabi>l ibn Muh}ammad Ibra>hi>m, Ilmu al-Qira>’at: Nasy’atuhu, Athwaruhu, Atsaruhu fi
al-‘Ulum al-Syar’iyyah (Riyadh: Maktabah al-Taubah, 2000), hlm. 271-272.
43
Muh}ammad ibn Muh}ammad ‘Abd al-H}amid al-Ghazaly, al-Mustas}fa Min al-‘Ilm al-
Us}u>l (Beirut: Da>r al-Fikr, t.t), Juz. I, hlm. 102.
24
rangka untuk mempertegas hukum yang telah ditetapkan berdasarkan dalil yang
kuat, tetapi apabila dijadikan dasar utama dalam menetapkan hukum sehingga
F. Metode Penelitian
yang jelas. Metode adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi
sasaran penelitian yang bersangkutan.46 Metode juga berarti cara kerja yang
yang ditentukan.47
penelitian itu sendiri yang mencakup pengumpulan data beserta cara dan teknik
serta prosedur yang ditempuh. Kedua, metode kajian (analisis) yang melibatkan
44
Ibnu H}ajar Ah}mad ibn Muh}ammad al-Hais|ami, Tuhfah al-Muh}taj bi Syarh al-Minhaj
(Beirut: Da>r Ihya’ al-Turas| al-‘Araby, t.t), Juz. VIII, hlm. 289.
45
Nabi>l ibn Muh{ammad Ibra>him, Ilmu al-Qira>’at: Nasy’atuhu, At}waruhu, As\a>ruhu fi al-
‘Ulum al-Syar’iyyah, hlm. 271-272.
46
Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta; Gramedia, 1997),
hlm. 7.
47
T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik: Rancangan Metode Penelitian dan
Kajian (Bandung: Refika Aditama, 2006), hlm. 1.
25
Dalam dunia akademik, ada lima pendekatan dalam studi agama yang
dan berhubungan dengan tujuan penelitian yang telah penulis sebutkan, maka
intelektual. Pendekatan ini sesuai untuk mengkaji pandangan Abu H{ayya>n dalam
sya>z|z|ah dalam penafsiran (istimbat hukum) yang tidak banyak dilakukan oleh
mufassir sebelumnya.
Data yang dipakai dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber
primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kitab tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t} karya Abu> H}ayya>n terutama tafsir surah al-Nisa>’.
sumber sekunder yang dipakai adalah merujuk pada buku-buku ‘ulum al-Qur’a>n
dan ilmu Qira>’at, seperti kitab Mana>hil al-Irfa>n f ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya al-
al-Nasyr fi> Qira>’at al-‘Asyr karya Ibn al-Jazary, kitab Mu’jam al-Qira>’at karya
48
Alasan itu adalah untuk menemukan pemahaman baru yang menjadi perkembangan
dalam penafsiran Abu> H}ayya>n dalam tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}, menemukan latar belakang
penafsirannya, untuk menemukan latar belakang sejarah qira>’at, dan seberapa jauh pengaruh
qira>’at sya>z|z|ah dalam tafsir al-bah}ru al-Muh}i>t}. Karena qira>’at sumbernya adalah riwa>yat,
sedangkan riwa>yat berhubungan dengan sejarah, maka sudah selayaknya memakai pendekatan
sejarah dalam penelitian ini.
26
‘Abd al-Lat}i>f, buku sejarah Islam, ensiklopedia, atau artikel, baik yang berbahasa
Semua sumber primer dan sekunder yang digunakan dalam tesis ini dalam
bentuk cetakan yang diterbitkan untuk umum dan telah diketahui dengan pasti
siapa yang membuat atau menyusunnya, kapan, dimana dari bahan dan dalam
sistematik dan standar. Adapun yang dimaksud dengan data dalam penelitian
adalah segala bahan keterangan atau informasi mengenai suatu gejala atau
metode pengumpulan data yang mengambil atau mencari sumber data dari
diuji otentisitas dan kredibilitasnya (kritik ekstern dan intern), selanjutnya diberi
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis
49
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hlm.
3.
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993), hlm. 202.
27
data adalah usaha untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau
eksplanasi yang dilakukan dalam tesis ini tidak hanya menjelaskan faktor
penyebab dan penyebaran ide penafsiran Abu> H}ayya>n dalam kitab tafsir al-Bah}ru
dan perifeal.
51
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1991), hlm.
263.
52
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 3.
53
Kuntowijoyo ysng menjelaskan operasionalisasi tahap-tahap metode sejarah
menjadikan eksposisi sebagai langkah kelima setelah pemilihan topik, pengumpulan data,
verivikasi dan interpretasi. Lihat Kontowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya, 1997), hlm. 83-87.
28
sejarah analitis. Karena itu, dalam penyajian itu ada bagian tertentu yang
fakta yang tampak atau memberikan data yang ada serta memberikan penjelasan
terhadapnya.54
atau cara penanganan terhadap suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan
G. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan ini tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari
isi dari pokok pembahasan, tujuan dan signifikansi penelitian tesis, telaah
54
Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1996), hlm. 73.
55
Anton Bakker dan Ahmad Chairus Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat
(Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 27.
29
dengan istilah-istilah dalam ilmu Qira>’at, latar belakang dan penyebab timbulnya
kondisi sosial dan politik pada masanya, karya-karya ilmiah, latar belakang
untuk mengenal tokoh yang dikaji secara personal, juga untuk mengetahui
Bab ini dibagi lagi menjadi tiga sub bab. Pertama: penerapan Qira>’at dalam tafsir
dihasilkannya. Sub bab kedua: Penggunaan Qira>’at sya>z|z|ah dalam tafsir al-Bah}ru
Bab kelima merupakan bab penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan,
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tesis dengan judul Qira>’at Sya>z|z|ah dalam Tafsir al-
Bah}ru al-Muh}i>t} karya Abu> H}ayya>n: Studi Ayat-ayat Hukum pada Surah al-Nisa>’,
ada beberapa hal yang bisa ditarik kesimpulan sekaligus menjawab rumusan
karena Abu> H}ayya>n adalah seorang mufassir yang sangat memperhatikan unsur
bahasa dan sastra. Abu> H}ayya>n banyak memunculkan kajian bahasa (Nahwu
kebahasaan, Abu> H}ayya>n dapat menjelaskan bahwa dari segi bahasa, Qira>’at
yang dianggap menyimpang (sya>z|z|ah) tidak menyalahi kaidah tata bahasa Arab.
Menurut Abu> H}ayya>n, Qira>’at sya>z|z|ah adalah Qira>’at yang tidak diriwayatkan
secara mutawatir, tetapi dinukil secara ah}ad, baik itu sanadnya s}ah}ih atau tidak.
Qira>’at mutawa>tirah maupun sya>z|z|ah dari segi bahasa. Dalam kitab tafsirnya,
Abu>> H}ayya>n> tidak hanya mencantumkan Qira>’at mutawa>tirah, tetapi juga Qira>’at
maupun sya>z|z|ah, Abu> H}ayya>n memberikan penjelasan dari sisi kedudukan i’rab,
267
268
ini tidak sesuai dengan rasm yang terdapat di berbagai mus}h}af mayoritas, namun
al-Qur’an).
Ketiga, Abu H}ayya>n adalah salah satu mufassir yang menerima Qira>’at
sebagai h}ujjah dalam istimbat hukum, Abu> H}ayya>n membuat ketentuan yang
penafsiran atau istimbat hukum, yaitu: (a) menguasai ilmu lughah atau bahasa,
Ilmu gramatika meliputi ilmu nahwu dan sharaf. (b) Menguasai ilmu baya>n dan
badi>’ untuk mengetahui uslub bahasa al-Qur’a>n. (c) Menguasai ilmu hadis, untuk
mengetahui tentang makna kata yang masih mubham dan mujmal. (d) Menguasai
ilmu ushul fiqh, untuk mengetahui redaksi yang digunakan al-Qur’a>n baik
mujmal, mubayyan, ‘am, khas}, mut}laq, dan muqayyad. (e) Menguasai ilmu
kalam, untuk mengetahui tentang sifat wajib Allah dan sifat-sifat mustahil bagi
Allah swt. (f) Menguasai ilmu Qira>’at, untuk mengetahui sisi perbedaan Qira>’at
jadi membawa implikasi terhadap perbedaan makna. Jadi Abu> H}ayya>n tidak
tetapi ada beberapa pedoman atau syarat yang harus dipenuhi seorang mufassir.
269
Adapun hukum membaca Qira>’at sya>z|z|ah, baik ketika s}alat maupun di luar s}alat
adalah tidak boleh dan statusnya adalah khabar ah}ad. Salah satu rukun s}alat
dengan Qira>’at yang jelas mutawa>tir. Adapun di luar s}alat, apabila dilakukan
kepada Allah swt, maka juga tidak diperkenankan. Akan tetapi apabila dalam
rangka belajar untuk mengkaji tentu saja diperbolehkan sebagaimana hadis Nabi.
B. Saran-Saran
Qira>’at sya>z|z|ah dalam tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t karya Abu> H}ayya>n: Studi ayat-
ayat hukum dalam surat al-Nisa>’. Untuk kajian ke depan, menurut penulis,
cakupan wilayah penelitian ini bisa diperluas lagi, yaitu tidak terpaku pada dua
varian Qira>’at, namun bisa mencakup perbedaan Qira>’at dalam dua kitab tafsir.
Semua macam Qira>’at ini diteliti kaitannya dengan penerapan dan penggunaan
Selain itu, dalam ruang lingkup penelitian tentang Qira>’at sya>z|z|ah dalam
tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t} secara lebih luas yang mencakup seluruh surat al-Qur’an
komperehensif menurut tinjauan berbagai aspek disiplin ilmu. Hal tersebut tidak
berbagai bidang secara kolektif, secara pakar linguistik, para mufassir, Qurra’,
Daftar Pustaka
‘Abba>s, Fad}l H}asan, Itqa>n al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Oman: Da>r al-Furqa>n,
1997.
Abu> al-Fath, Sayyid Laysyin dan Kha>lid Muh}ammad, Taqri>b al-Ma’a>ni fi Syarh
H}irz al-Ama>ni, Madi>nah: Maktabah Da>r al-Zaman, 1420 H.
Abu> al-Fad}l Jama>l al-Di>n Muh}ammad ibn Mukarram Ibnu Manz}u>r, Lisa>n al-
‘Arab, Beirut: Da>r al-Fikr, 1990.
Ah}mad bin Syu’aib, Abu> ‘Abd al-Rah}ma>n, Sunan al-Nasa>’i, Beirut: Da>r al-Fikr,
t.t.
Akaha, Abduh Zulfidar, al-Qur’a>n dan Qira>’at, Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1996.
‘Ala>ni al-, Muh}ammad al-H}abi>b, “Maqa>yis Ibn Muja>hid fi> Ikhtiya>r al-Qurra’ al-
Sab’ah”, makalah seminar international I: al-Qira>’at al-Qur’a>niyyah fi>
‘Ala>m al-Islami>, Maroko, 2013.
Andalusi> al-, Muh}ammad ibn H>a} yya>n ibn Abi> H}ayya>n, Tafsir al-Bah}ru al-Muh}i>t}.
Beirut: Da>r al-Fikr, 1993.
Ans}a>ri al-, Abu> T{ah> ir Isma>’i>l bin Khalaf, al-‘Unwa>n fi> al-Qira>’a>t al-Sab’i, t.t.p.:
t.p., t.t.
As}baha>ni> al-, Abu> Bakar Ah}mad ibn al-H}usain ibn Mah}ra>n, al-Mabsu>t} fi> al-
Qira>’at al-‘Asyr, Damaskus: Majma’ al-Lugah al-‘Arabiyyah, 1980.
Bagda>di al-, ‘Ali ibn ‘Us|ma>n ibn Muh}ammad ibn Ah}mad, Mus}t}alah} al-Isya>ra>t fi>
al-Qira>’a>t al-Zawa>id al-Marwiyyah ‘an al-S|iqa>t, t.t.p.: t.p., t.t.
Baihaqi> al-, Ah}mad ibn al-H{usain, al-Sunan al-S{ugra, Madi>nah: Maktabah al-
Da>r, 1989.
Baili al-, Ah}mad, al-Ikhtila>f baina al-Qira>’a>t, Beirut: Da>r al-Jail, 1988.
Banna> al-, Ah}mad ibn Muh}ammad, Ittih}a>fu Fud}ala>i al-Basyar bi> al-Qira>’a>t al-
Arba’ata ‘Asyar, Beirut: ‘A<lim al-Kutub, 1987.
Billy, Ah}mad al-, Ikhtila>f Bayna al-Qira>’at, Beirut: Da>r al-Jail, 1988.
Bukh>ari al-, Muh}ammad ibn Isma>’i>l ibn Ibra>hi>m, S}ah}i>h} Bukha>ri, Beirut: Da>r al-
Fikr, 1981.
Dimasyqi> al-, Abu Sya>mah, Ibra>z al-Ma’a>ny min H}irz al-Ama>ny fi al-Qira>’at al-
Sab’ li al-Ima>m al-Sya>t}ibi, Mesir: Maktabah Mus}t}afa al-Albany al-
H}alaby wa Aula>duhu, t.t.
Dimasyqi> al-, Abu> al-Fida>’ al-H}afi>z} ibn Kas|i>r, al-Bida>yah wa al-Niha>yah, Beirut:
Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000.
273
Dimya>t}i al-, Ah}mad ibn Muh}ammad Albana>, Ittih}a>f Fud}ala>’ al-Basyr bi al-
Qira>’a>t al-Arba’ata ‘Asyr, Beirut: ‘Alim al-Kutub, 1987.
Fad}li al-, ‘Abd al-Ha>di>, al-Qira>’at al-Qur’a>niyyah, Beirut: Da>r al-Majma’ al-
‘Ilmi, 1979.
Farmawi al-, ‘Abd al-H}ayy, Metode Tafsir Mawdhu’iy: Suatu Pengantar, terj.
Suryan A Jamrah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.
Fatoni, Ah}mad, Kaidah Qira>’at Tujuh, Jakarta: Da>r al-‘Ulu>m Press, 1996.
Gafu>r al-, ‘Abd al-Qayyu>m ibn ‘Abd, S}afah}a>t fi> ‘Ulu>m al-Qira>’a>t, Beirut: Da>r al-
Basya>ir al-Islamiyyah, 2001.
Gaza>li> al-, Muh}ammad ibn Muh}ammad ‘Abd al-H}ami>d, al-Mustas}fa min al-‘Ilm
al-Us}ul> , Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.
Hays|ami al-, Ibnu H}ajar Ah}mad ibn Muh}ammad, Tuhfah al-Muh}ta>j bi Syarh al-
Minhaj, Beirut: Da>r Ihya’ al-Tura>s| al-‘Araby, t.t.
H}assan, H}assan Ibra>him, Islamic History and Culture From 62-1968, terj. Jahdan
Humam, Yogyakarta: Kota Kembang, 1989.
Hitti, Philip K., History of The Arabs, London: Macmillan Press, t.t.
Ibnu al-D}ahhak, Muhammad ibn 'Isa ibn Saurah ibn Musa, Sunan al-Tirmiz|i>
dalam Software Lidwa Pusaka Kitab 9 Imam Hadis.
274
Ibnu al-Jazari> al-, Muh}ammad Ibn Muh}ammad Abu> al-Khayr, al-Nasyr fi> Qira>’at
al-‘Asyr, Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.
Ibnu Bahr, Ahmad ibn Syu’aib bin Ali ibn Sinan, Sunan al-Nasa>’i dalam
Software Lidwa Pusaka Kitab 9 Imam Hadis.
Ibn Bardizbah, Muh}ammad ibn Isma>'il ibn Ibra>him ibn al-Mugi>rah, S}ah}i>h}
Bukha>ri dalam Software Lidwa Pusaka Kitab 9 Imam Hadis.
Ibn Gaila>n, Ma>lik ibn Anas ibn Ma>lik ibn Abi ‘A>mir ibn Amru ibn al-H}a>ris|,
Muwat}t}a’ Ma>lik dalam Software Lidwa Pusaka-Kitab 9 Imam Hadis.
Ibn H}azm, Muh}ammad Ibn Yu>suf ibn ‘Ali ibn Ah}mad, al-Ih}ka>m fi Us}ul> al-
Ah}ka>m, Beirut: Da>r al-Afa>q al-Jadi>dah, 1400 H.
Ibnu Kha>lawaih, H}asan Ibn Ah}mad, Mukhtas}ar fi> Syawa>z| al-Qur’a>n min Kita>b
al-Badi>’, Kairo: Maktabah al-Mutanabbi, t.t.
Ibn Qasim, Abu> H}afs} Umar, al-Mukarrar fi al-Qira>’at al-Sab’, Mesir: Mus}t}afa al-
Ba>b al-H}alabi, 1959.
Ibn Salla>m, Abu> ‘Ubaid al-Qa>sim, Fad}ai> l al-Qur’a>n, Beirut: Da>r Ibn Kas|ir, t.t.
Ibnu Sawrah, Abi> ‘I<sa Muh}ammad ibn ‘I<sa, Sunan al-Tirmiz|i>, Beirut: Da>r al-Fikr,
t.t.
Ibn Zakariyya>, H}usain Ah}mad ibn Fa>ris, Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah, Beirut: Da>r
al-Fikr, 1994.
Ibya>ri al-, Ibra>hi>m, Ta}ri}kh al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-Kita>b al-Mis}ri, 1991.
‘Itr, Nu>r al-Di>n. ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m. Damaskus: Mat}ba’ah al-Sabl, 1993.
Isma>’i>l, Muh}ammad Bakar, Dira>sa>t fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-Mana>r,
1991.
Jabr, Muja>hid Ibn, Tafsir al-Ima>m Muja>hid ibn Jabr, Nas}r: Da>r al-Fikr al-islami
al-Hadi>s|ah, 1989.
Jas}s}a>s} al-, Abu> Bakar Ah}mad al-Ra>zi, Ah}ka>m al-Qur’a>n, Beirut: Da>r al-Fikr,
1993.
Khat}i>b al-, ‘Abd al-Lat}i>f, Mu’jam al-Qira’a>t, Damaskus: Da>r Sa’d al-Di>n, 2000.
La>hi>n, Mu>sa Sya>hi>n, al-La’a>li’i al-H{isa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-
Syuru>q, 2002.
Mah}}mu>d, Mani’ ‘Abd H}ali>m, Manhaj al-Mufassiri>n, terj. Syahdianor dan Faisal,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Mun’im al-, T{a>hir ibn ‘Abd, al-Taz|kirah fi> al-Qira>’a>t al-S|ama>n, t.t.p.: t.p., 1991.
Muzayni al-, ‘Abd al-‘Azi>z ibn Sulaima>n Ibrahi>m, Maba>hi} >s| fi ‘Ilm al-Qira>’at,
Riya>d}: Da>r al-Kunu>z , 2011.
Naysa>bu>ri al-, Muslim ibn al-H{ajja>j ibn Muslim ibn Kausya>z al-Qusyayri, S{ah}i>h}
Muslim, t.p.: al-Qana>’ah, t.t.
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1996.
Qad}a>t al-, Ah}mad Muflih}, dkk. Muqaddima>t fi> ‘Ilm al-Qira>’at, Oman: Da>r
‘Ammar, 2001.
277
Qa>di> al-, ‘Abd al-Fatta>h ‘Abd al-Gani>, al-Budu>r al-Za>hirah fi> al-Qira>’a>t al-‘Asyr
al-Mutawa>tirah, Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi, t.t.
Qat}t}a>n, Manna>’ Khali>l al-, Maba>hi} s fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Riya>d}: Mansyu>ra>t al-
‘As}r al-H{adi>s|, 1990.
-----------------, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, Bogor: Pustaka Litera
Antar Nusa, 2009.
-----------------, Nuzu>l al-Qur’a>n ‘ala> Sab’ati Ah}ruf, Kairo: Maktabah Wahbah, t.t.
Qisiy, Makki> ibn Abi> T{a>lib H}ammu>sy al-, al-Iba>nah ‘an Ma’a>ni al-Qira>’at, Mesir:
Da>r Nah}d}ah, t.t.
Qudsy, Muh}ammad Arwa>ni> ibn Muh}ammad Ami>n al-, Fayd}u al-Baraka>t fi> Sab’
al-Qira>’a>t, Kudus: PTYQ, 2001.
Rahma>n, Fah}d ‘Abd al-, Ittija>h al-Tafsir fi al-Qarn al-Rabi’ ‘Asyr, Mamlakah al-
‘Arabiyyah al-Su’udiyah: t.p, 1986.
Ra>zi, Abu> ‘Abdillah Muh}ammad ibn ‘Umar ibn H}usain Fakhr al-Di>n al-, Mafa>tih
al-Gaib, Mesir: Maktabah al-Taufi>qiyyah, t.t.
Ru’ayni, Abu> ‘Abdillah Muh{ammad bin Syuraih{ al-, al-Ka>fi fi> al-Qira>’a>t al-Sab’i,
t.t.p: t.p., t.t.
278
Sabt, Kha>lid bin Us|ma>n al-, Qawa>’id al-Tafsi>r Jam’an wa Dira>satan, Kairo: Da>r
Ibn ‘Affan, 1421 H.
S{a>bu>ni, Muh}ammad ‘Ali al-, al-Tibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Beirut: ‘A<lim al-
Kutub, 1985.
Sajasta>ny, Abi> Da>wu>d Sulaima>n ibn al-As}'as| al-, Sunan Abi> Da>wu>d, Beirut: Dār
al-Fikr, t.t.
S{a>lih}, S{ubh{i al-, Maba>his| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Beirut: Da>r al-Ilm li al-Malayin,
1977.
Sijistani al-, Abu> Bakar ‘Abdullah ibn Sulaima>n, Kita>b al-Mas}a>hi} >f, Beirut: Da>r
al-Basya>r al-Islamiyyah, 2002.
Sindi al-, ‘Abd al-Qayyu>m ibn ‘Abd al-Gafu>r, S}afah}at> fi> ‘Ulu>m al-Qira>’at,
Beirut: Da>r al-Basya>’ir al-Isla>miyyah, 2001.
Suyu>t}i> al-, Jala>l al-Di>n, al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Kairo: Da>r al-Fikr, 1979.
----------------------, al-Itqa>n fi> ‘Ulu>>m al-Qur’a>n, Damasykus: Da>r Ibnu Kas|i>r, t.t.
Syayba>ni al-, Ah}mad ibn Muh}}ammad ibn H{anbal, Musnad Ah}mad ibn H{anbal,
Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.
T}abari> al-, Abu< Ja’far Muh}ammad ibn Jari>r, Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l A>yi al-
Qur’a>n, Beirut: Da>r al-Fikr, 1984.
Tami>mi> al-, Abu> Bakar Ah}mad ibn Mu>sa> ibn al-‘Abba>s Ibnu Muja>hid, Kitab al-
Sab’ah fi> al-Qira>’at, Kairo: Da>r al-Ma’a>rif, t.t.
T{awi>l al-, Sayyid Rizq, Fi> ‘Ulu>m al-Qira>’a>t: Madkhal wa Dira>sa>t wa Tah}qi>q,
Makkah: al-Maktabah al-Fais}aliyyah, 1985.
‘Umar, Ah}mad Mukhta>r dan ‘Abd al-Sa>lim al-Mukarram, Mu’jam al-Qira>’a>t al-
Qur’a>niyyah, Kairo: ‘A<lim al-Kutub, 1997.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007.
Zamakhsyari al-, Abu> al-Qasim Ja>rullah Mah}mu>d ibn ‘Umar, al-Kasysya>f ‘an
H{aqa>iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l, Beirut: Da>r al-
Ma’rifah, t.t.
Zarkasyi al-, Badruddin Muh}ammad ibn Abdillah, al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n,
Beirut: Da>r al-Ma’rifah, 1391 H.
280
Zarqa>ni al-, Muh}ammad ‘Abd al-Az}i>m, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n,
Mesir: ‘I<sa al-Ba>bi al-H{alabi, t.t.
CURICULLUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Unun Nasihah, S.Th.I
TTL : Jepara, 9 Desember 1985
Alamat : Jln. H. Ridwan, Rt/Rw:22/05, No. 33. Jambu Barat-
Mlonggo-Jepara
Telp./Hp : 08562901774/085225905574
Alamat Jogja : Jln. Dr. Rajimin. No. 13. Pangukan-Tridadi-Sleman.
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
Tk Nusa Indah Jepara : 1990-1992
SDN Jambu Xi Jepara : 1992-1998
MTs Mathali’ul Falah Pati : 1999-2002
MA Mathali’ul Falah Pati : 2002-2005
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2009-2013
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2014-2016
2. Pendidikan Non Formal
Taman Pendidikan Al-Qur’an : Hidayatus Shibyan Jepara(1990-1998)
Madrasah Diniyah : Mathali’ul Falah Pati (1998-1999)
3. Pendidikan Informal
Pon-pes APIK Kajen-Pati : 1998-2005
Pon-pes MUSYQ Kudus : 2005-2006
Pon-pes Yanbu’ul Qur’an Kudus : 2006-2009
C. Riwayat Pekerjaan
Rumah Tahfidz Karang Gayam : 2011-2012
Taman Pendidikan Al-Qur’an Timoho : 2012-2013
282