Anda di halaman 1dari 50

TELAAH ATAS KRITIK IBNU ‘ABD AL-HA<DI<>

TERHADAP AL-SUBKI><
(Studi Kitab al-S{a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>)

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:
KEMAS MUHAMMAD INTIZHAM
NIM. 10532039

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
Motto

“Berhenti tak ada tempat di jalan ini. Sikap lamban berarti


mati. Siapa bergerak dialah yang maju ke depan. Siapa
berhenti, sejenak sekalipun, pasti tergilas.”
(Mohammad Iqbal)

v
Karya ini kupersembahkan kepada

Bapak (alm) dan Ibu yang selalu memberikan yang


terbaik untuk anaknya,
Serta sahabat dan teman-temanku yang telah
menemaniku di setiap suka dan duka,
Almamamterku yang selalu jaya:
UIN SUNAN KALIJAGA

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan


skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987
dan Nomor 0543b/U/1987

I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ba‘ b be
ta' t te
s\a s\ es (dengan titik di atas)
jim j je
h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah)
kha' kh ka dan ha
dal d de
z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ra‘ r er
zai z zet
sin s es
syin sy es dan ye
s}ad s} es (dengan titik di bawah)
d{ad d{ de (dengan titik di bawah)
t}a'> t} te (dengan titik di bawah)
z}a' z} zet (dengan titik di bawah)
‘ain ‘ koma terbalik ( di atas)
gain g ge

vii
fa‘ f ef
qaf q qi
kaf k ka
lam l el
mim m em
nun n en
wawu w we
ha’ h h
hamzah ’ apostrof
ya' y Ye

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta’addidah
ditulis ‘iddah

III. Ta’ Marbutah diakhir kata


a. Bila dimatikan tulis h

ditulis H}ikmah

ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke


dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.

ditulis Kara>mah al-auliya>’

c. Bila Ta' marbu>t}ah hidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah
ditulis t.

viii
ditulis Zaka>t al-fit}rah

IV. Vokal Pendek


َ fath}ah ditulis a
kasrah ditulis i
d{ammah ditulis u

V. Vokal Panjang

1 FATHAH + ALIF ditulis a>


ditulis Ja>hiliyah
2 FATHAH + YA’MATI ditulis a>
ditulis Tansa>
3 FATHAH + YA’MATI ditulis i>
ditulis Kari>m
4 DAMMAH + WA>WU MATI ditulis u>
ditulis Furu>d{

VI. Vokal Rangkap

1 FATHAH + YA’ MATI ditulis Ai


ditulis bainakum
2 FATHAH + WA>WU MATI ditulis Au
ditulis qaul

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
ditulis a antum
ditulis u’iddat
ditulis la’in syakartum

ix
VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah
ditulis dengan menggunakan "al"

ditulis al-Qur’a>n

ditulis al-Qiya>s

ditulis al-Sama>'

ditulis al-Syams

IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya

ditulis Z|awī al-Furu>d{

ditulis Ahl al-Sunnah

x
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

‫الحمد اهلل رب العا لمين و به نستعين على أ مورالد نيا والد ين أشهد أن ال اله إالاهلل‬

‫وأشهد أن محمدا رسول اهلل والصالة والسالم على سيد نا محمد وعلى أ له و أصحا به أجمعين‬

Alhamdulillah, berkat rahmat dan pertolongan Allah swt, peneliti akhirnya

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Telaah atas Kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

terhadap al-Subki> (Studi Kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki)>. Meskipun

demikian, semaksimal usaha manusia tentunya tidak akan lepas dari kekurangan dan

kelemahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. Oleh karenanya, saran

dan kritik membangun dari berbagai pihak senantiasa peneliti harapkan.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Musa Asy’ari, M.A. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2. Dr. Syaifan Nur M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Studi Agama

dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

xi
3. Bapak Dr. Phil. Sahirom Syamduddin, M. A. selaku Ketua Jurusan Tafsir

Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga sekaligus sebagai ketua

pengelola Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

4. Bapak Afdawaidza, S. Ag. M. Ag. selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga sekaligus sebagai pengelola

Program Beasiswa Santri Berprestasi. Terima kasih atas kritik dan saran

serta motivasinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. selaku Penasehat

Akademik penulis. Terimakasih atas nasehatnya dan yang senantiasa

mendengar curhat dan keluhan penulis selama kuliah.

6. Bapak Dadi Nurhaedi, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah meluangkan waktunya demi memberikan saran dan motivasai yang

sangat bernilai. Terima kasih atas kesabaran dan keikhlasannya, semoga

Allah swt. mencatatnya sebagai amal yang tak terhingga.

7. Semua dosen Jurusan Tafsir Hadis (Bpk Prof. Dr. Suryadi, M. Ag. Bpk

Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag. Bpk Prof. Dr. Fauzan Naif, M.A. Bpk Dr. M.

Alfatih Suryadilaga, M.Ag. Bpk Dr. Mahfudz Masduki, M.A. Bpk

Yusron, M.A. Bpk Drs. Mansur, M.Ag. Bpk Drs. Yusuf, M.Ag. Bpk Dr.

Singgih Basuki, M.Ag. Bpk Drs. Indal Abror, M.Ag. Bpk KH. Dr. Hilmi

Muhammad, M.A. Bpk Ali Imron, S.TH.I., M.Si. Bpk Ahmad Rafiq, S.

Ag., M. Ag. Ibu Dr. Nurun Najwah, M.Ag. Ibu Dr. Inayah Rohmaniyah,

M.Hum. Ibu Adib Shofia, S.S, M.Hum.), staf karyawan TU Fakultas

xii
Ushuluddin, khususnya kepada mas Mujtaba, serta seluruh staf

Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.

8. Kepada kedua orang tua penulis, Kemas Nachrawi (alm) dan Nasrah.

Terima kasih yang tak terhingga atas semua kasih, do’a dan didikannya.

Tidak ada yang patut penulis persembahkan melainkan do’a, semoga

Allah swt memberikan kebahagiaan lahir batin di dunia maupun di

akhirat, serta menempatkan keduanya pada tempat termulia penuh ridho di

sisi-NYA.

9. Keluargaku, Ade’- kakakku, (Ayah Hamdan yang selama ini menjadi

waliku, Bang Sunardi, ka’ Zet, ka’ Taslimah, ka’ Thaiyyibah, de’

Mubarak, de’ Chairul dan semua yang tidak bisa penulis sebut satu

persatu). Senyum kalian adalah motivasi dan semangat terbesar saya.

10. Keluarga besar PonPes An-Nur Tangkit. Terkhusus kepada ayahanda DR.

KH. Marwazi, M. Ag. dan Ibu Hj. Istiana sebagai pimpinan pondok yang

telah membimbing penulis serta tak pernah bosan memberikan

nasehatnya. Terimakasih atas didikan dan bekal ilmu yang telah diberikan

kepada penulis dan selalu mendoa’kan kesuksesan penulis sebagai

santrinya.

11. Ponpes Pangeran Diponegoro-Depok serta jajarannya. Khususnya kepada

KH. Syakir Ali, M. Si. terimakasih atas wejangan dan keikhlasannya serta

tidak kenal lelah dalam memberikan ilmu agama sebagai bekal yang

berharga dalam mengarungi samudera kehidupan ini.

xiii
12. Kepada KH. Said Asrori juga seluruh santri PP Raudlotut Thullab,

Prejegsari serta seluruh warga Prejegsri, Tempuran, Magelang, terima

kasih telah menerima dan menampung kami selama KKN 2 (dua) bulan.

Banyak ilmu dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama

bergaul dengan santri dan masyarakat.

13. Saudara-saudaraku di CSS MoRA UIN SUKA Angkatan 10 (Ten Go);

Wisnu, Udin, Ghe, Lili, Mangil, Taher, Saiful, Asy’ari, Mad Shol, Jaki,

Tolib, Bojan, Wali, Eko, Helmi, Hilman, Ridho, Aslam, Imam, Reno,

Gatot, Susilo, khusunya kepada Asep yang banyak mengajari penulis, juga

de’ Ibay temanku ribut setiap hari, teman-teman putri Jannah, Ulvah, Risa,

Sahilah, Masulah, Nilda, Reda, Nafis, Faza, Halimah, Ida, Syifa, Sifaz,

Yuha (angkatan ’07, ’08 dan ‘09) serta adik2 angkatan semuanya. (CSS

MoRA: Loyalitas Tanpa Batas!)

14. Mas-mas: Mas Qadir, Mas Dunan, Mas Ade, Mas Atno, Mas Arif, Mas

Faiz yang banyak mengajari penulis tentang keorganiasian, menasihati,

menyemangati dan banyak lagi. Sungguh sebuah nikmat yang besar diberi

kesempatan untuk bergaul dan bertemu dengan kalian semua. Semoga

penulis bisa menjadi orang hebat seperti kakak-kakak.

15. Ade’-ade’ kelasku (Ponpes An-Nur); Muhammad Sugeng (Css UGM),

Sajid, Farid, Sri Rahmah (Css UIN Sunan Ampel), Munir, Unggul (Css

IAIN Walisongo) semoga kalian cepat lulus dan kembali lagi ke Pesantren

tercinta untuk mengabdikan semua yang telah didapat selama ini.

xiv
16. Orang-orang terkasih yang turut berjasa dalam penyelesaian skripsi ini

Semoga bantuan semua pihak tersebut menjadi amal saleh serta mendapat

ganjaran yang berlipat ganda dari Allah swt, akhirnya mudah-mudahan skripsi ini

dapat bermanfaat. Amin . . . Ya Rabb al-'alamin.

Yogyakarta, 11 Juni 2014

Penulis

Kemas M Intizham
NIM. 10532039

xv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xvi

ABSTRAK ....................................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................. 6

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 7

E. Metode Penelitian .................................................................... 10

F. Sistematika Pembahasan ......................................................... 12

xvi
BAB II. PROFIL IBNU ‘ABD AL-HA<DI< DAN AL-SUBKI SERTA KITABNYA

A. Al-Subki> dan Kitabnya Syifa> al-Siqa>m fi> Ziya>rah Khair al-Ana>m.

........................................................................................................ 15

1. Biografi alSubki> ................................................................. 15

2. Kitab Syifa> al-Siqam fi> Zia>rah Khair al-Ana>m ................. 18

B. Bigrafi Ibnu ‘Abd al-Ha>di> ........................................................ 19

1. Setting Historis-Bigrafis Ibnu ‘Abd al-Ha>di> ..................... 19

2. Latar Intelektual ................................................................ 20

a. Guru-guru .................................................................... 20

b. Kedekatan dengan Ibnu Taimiyyah ............................ 22

c. Murid-murid ................................................................ 24

d. Pendapat Ulama tentang Ibnu ‘Abd al-Ha>di> .............. 26

e. Karya ........................................................................... 28

f. Sakit dan Wafat ........................................................... 36

C. Kitabnya ................................................................................... 37

1. Latar belakang Penyusunan.................................................. 37

2. Metode Penyusunan Kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala>

al-Subki>. ............................................................................... 39

3. Sitematika Penyusunan Kitab al-S}a>rim al-Munki> .............. 44

xvii
BAB III. TELAAH ATAS KRTIK IBNU ‘ABD AL-HA<DI< TERHADAP AL-SUBKI>>

DALAM KITAB AL-SA>RI>M AL-MUNKI> FI> AL-RAD ‘ALA<

AL-SUBKI

A. Motif Awal Terjadinya Kritik ................................................. 52

B. Perkataan Ibnu Taimiyyah terkait Ziarah Makam Nabi saw .. 53

C. Poin-poin Kritik ....................................................................... 55

1. Kritik Eksternal Sanad (al-Naqd al-Kha>riji>> ......................... 56

2. Kritik Internal/Matan (al-Naqd al-Da>khili>) ........................ 67

3. Kritik Legalitas Ziarah ke Makam Nabi Kalangan Ulama. 74

a. Tidak Bisa Menempatkan Wacana Secara Proporsional

............................................................................................. 74

b. Kontroversi Berdoa dan Tawassul di Makam Nabi ........ 76

1) Kritik Jalur Sanad ....................................................... 77

2) Berdoa di Makam Nabi. ............................................. 79

3) Tawassul. .................................................................... 81

D. Analisis atas Kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap al-Subki. ..... 84

1. Kritik Eksternal .................................................................... 84

a. Kecenderungan dalam al-Jarh wa al-Ta’dil. .................... 84

b. Perbedaan Metode dan Pendekatan Kritik hadis. ........... 90

2. Kritik Internal: Pengaruh Perbedaan Motivasi dalam Pemaknaan

Redaksi Hadis. ....................................................................... 99

xviii
3. Kritik Legalitas Ziarah ke Makam Nabi di Kalangan Ulama.

… ............................................................................................ 100

a. Perspektif Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terkait Hukum Ziarah

Kubur…….. ....................................................................... 100

b. Pemaknaan yang Berbeda tentang Tawassul. ............... 101

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 102

B. Saran-Saran .............................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107

CURRICULUM VITAE .................................................................................. 109

LAMPIRAN.. ................................................................................................... 110

xix
ABSTRAK

Tradisi dialog dan kritik lewat sebuah karya tulis merupakan suatu
khazanah intelektual yang dimiliki umat Islam, termasuk dalam wacana studi
hadis. Pada gilirannya, wacana tersebut juga memasuki wilayah khila>fiah atau
perdebatan dalam persoalan hukum fiqh. Hal ini merupakan suatu keniscayaan,
mengingat kemunculan beberapa aliran atau mazhab dalam fiqh pada dasarnya
dilatarbelakangi oleh perbedaan penafsiran atas teks-teks induk, yakni al-Qur’a>n
dan al-Hadi>s\. Hal ini juga memunculkan suatu polarisasi di kalangan para
pengkaji hadis antara kritik hadis versi ulama hadis dan kritik hadis versi ulama
fiqh. Di antara perdebatan tersebut, misalnya dapat ditemui dalam salah satu
karya Ibnu ‘Abd al-Ha>di> yang berjudul al-S}a>rim al-Munki> fi al-Rad ‘ala al-Subki>.
Kitab ini berisi tentang penolakannya terhadap kitab Syifa> al-Siqa>m karya al-
Subki terkait kontroversi sekitar hadis-hadis tentang ziarah ke makam Nabi saw.
Secara garis besar, penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan
menelaah model kritik hadis yang digunakan Ibnu ‘Abd al-Ha>di>. Selain itu, fokus
penelitian ini juga berkaitan \dengan penelusuran motif, afiliasi, serta latar yang
melandasi perbeadaan antara Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dan al-Subki> terkaitpemahaman
hadis-hadis tentang ziarah ke makam Nabi saw.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif-analitis.
Sedangkan, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis yang
berusaha mencari penjelasan mengenai sesuatu gejala di masa lampau. Sumber
primer dalam penelitian ini adalah Kitab al-S}arim al-Munki> karya Ibnu ‘Abd al-
Ha>di>. Di samping itu, untuk memetakan model kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap
al-Subki>, kitab Syifa> al-Siqa>m dijadikan sebagai referensi pelengkap.
Dengan menggunakan metode dan pendekatan yang telah disebutkan di
atas terdapat beberapa kesimpulan. Pertama, kitab al-S}ar>im al-Munki berisi
kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap al-Subki> dalam tiga hal: (1) kritik eksternal,
(2) kritik interal, dan (3) kritik legalitas ziarah di kalangan ulama. Kedua,
terdapat perbedaan tendensi antara Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dan al-Subki> terkait al-
Jarh} wa al-Ta’di>l. Ketiga, perbedaan metodologi antara keduanya dalam
pendekatan dan metodologi kritik. Ibnu ‘Abd al-Ha>di> misalnya, hampir
mendasarkan seluruh pendapatnya kepada komentar para kritikus hadis
dibanding penelusuran terhadap beberapa variasi jalur sanad atau jalur
periwayatan dalam beberapa kitab hadis. Sedangkan, al-Subki> lebih cenderung
menjadikan variasi jalur periwayatan dalam berbagai kitab sebagai referensi
utamanya. Keempat, terdapat perbedaan motif antara keduanya dalam
memandang hadis-hadis terkait ziarah ke makam Nabis saw. Baik al-Subki>
maupun Ibnu ‘Abd al-Ha>di> sama-sama memiliki motif tertentu dalam menyikapi
hadis-hadis ziarah kubur. Pemahaman al-Subki> terhadap hadis terkait ziarah
kubur sebagai suatu landasan tentang keutamaan berziarah kubur ke makam Nabi
dilatarbelakangi oleh motif awalnya yang hendak membantah kelompok yang
membid’ahkan ziarah kubur. Begitu juga dengan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> yang
memang motif awalnya untuk membela pandangan Ibnu Taimiyyah dari al-
Subki>.

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian mengenai kritik otentisitas dan validitas sebuah hadis

merupakan suatu tema yang menarik bagi para peneliti hadis. Hal ini

dikarenakan hadis berbeda dengan al-Qur’an yang terjamin otentisitasnya

karena bersifat qat{’i al-wuru>d. Hadis, berdasarkan perspektif sejarah baru

dikodifikasikan sekitar dua abad pasca wafatnya Nabi Muh}ammad.

Hadis sebagai penjelasan mengenai syari’at selain al-Qur’a>n1 telah

mengalami perkembangan. Hasbi Al-S{iddi>qi> membagi periodesasi

perkembangan hadis ke dalam tujuh periode yaitu: (1) Masa Rasul, (2) Masa

Khulafa> al-Ra>syidi>n, (3) masa sahabat kecil dan tabi’in besar, (4) masa

pembukuan dan pengumpulan, (5)masa koreksi hadis dan penyusunan

kaidahnya, (6) masa penertiban kodifikasi hadis, (7) masa kritik dan era

modern dalam studi hadis.2

Hadis pada masa awal masih belum begitu populer. Nabi melarang

para sahabat untuk menulis sesuatu darinya selain al-Qur’a>n. Penulisan hadis

dilarang karena khawatir tercampur ke dalam lembaran al-Qur’a>n.3Larangan

1
Lebih lanjut lihat Muhammad ‘Ajaj al-Kha>t}ib, Us}u>l al-Hadi>s\, terj. Qodi>run Nu>r dan
Ah{mad Musya>fiq (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hlm. 21.
2
Tengku Muhammad Hasbi al-S{iddi>qi-. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadi>s\ (Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1988), hlm. 46-47.
3
Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim: “Janganlah kamu tulis
sesuatu yang telah kamu terima dariku selain al-Qur’a>n. Barang siapa yang menuliskan yang ia

1
2

menulis hadis Nabi bersifat umum, karena sabdanya memang ditujukan pada

para sahabat pada umumnya.4 Dalam waktu bersamaan Rasulullah khusus

mengisnstruksi dan memberi izin5 beberapa sahabat untuk menulis hadis

beliau6. Mereka menghafal semua yang mereka terima dari Nabi. Untuk

menjaga hafalan, sebagian mereka membuat catatan kecil yang hanya

mereka peruntunkkan untuk pribadi. Mereka masih terfokus pada penulisan

al-Qur’a>n yang pada waktu itu memang merupakan perintah dari Rasulullah.

Selanjutnya periode ke dua pada masa Khulafa> al-Ra>sydi>n dikenal

dengan masa membatasi dan menyedikitkan riwayat. Misalnya pada masa

‘Umar bin al-Khat}t}a>b, dia meminta dengan keras supaya menyelidiki riwayat

Hadis dan tidak membenarkan orang yang memperbanyak periwayatan.7

Periode ketiga adalah masa berkembang dan meluasnya periwayatan

hadis. Hal ini dikarenakan sesudah masa Ustman dan Ali timbullah usaha

terima dariku selain al-Qur’a>n hendaklah ia hapus. Ceritakan apa saja yang kamu terima dariku,
tidak mengapa. Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah ia menempati
tempat duduknya di Neraka.(HR. Muslim) lebih lanjut lihat, Fatchur Rahman, Ikhtisa>r
Mus}t}alah}ul Hadi>s\ (Bandung: PT al-Ma’arif, 1974), hlm. 29.
4
Subhi Al-S{a>lih, Membahas Ilmu-ilmu Hadis, terj. Tim Pustaka Firdaus (Jakarta:
Pustaka Firdaus) hlm. 29.
5
Misalnya hadis Abu Hurairah tentang Abu> Syah seorang laki-laki yang berasal dari
Yaman berdiri dan bertanya kepada Rasulullah ketika ia berpidato: “ Ya Rasullah tulislah
untukku! Jawab Rasul, tulislah kamu sekalian untuknya!”. Lebih lanjut lihat,Ikhtishar
Musthalahul Hadis, hlm. 30.
6
Tercatat setidaknya ada dua sahabat yang diklaim memiliki beberapa naskah hadis
antara lain: al-S{ah}i>fah al-S{adi>qah milik ‘Abudlla>h bin Amr bin ‘A<s{, S{ah>ifah Ja>bir bin ‘Abdulla>h
al-Ans{a>ri>.
7
Berdasarkan informasi dari Ibnu Qutaibah, Umar merupakan seorang yang sangat
menetang periwayat yang banyak meriwayatkan hadis atau berita tentang hukum yang tidak
memiliki bukti dan dia memerintahkan untuk menyedikitkan riwayat dengan tujuan agar tidak
menyebar luas dikalangan kaum muslim. Lihat Muhammad Ajjaj al-Khati>b, al-Sunnah Qabla a-
Tadwi>n (Kairo: Maktabah Wahbiyah, 1988), hlm.93.
3

yang lebih sungguh-sungguh untuk mencari dan menghafal hadis serta

menyebarkannya ke masyarakat luas dengan mengadakan perlawatan-

perlawatan untuk mencari hadis.8

Pada periode ke empat atau masa pemerintahan Khalifah Umar bin

Abdul Aziz barulah hadis diperintahkan untuk ditulis9. Perintah ini muncul

dilatarbelakangi oleh kekhawatiran Khali>fah ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azi>z akan

lenyapnya riwayat Nabi beriringan dengan banyaknya para ahli maupun

penghafal hadis yang meninggal dunia. Pada awalnya tindakan ini

menimbulkan perlawan dari sebagian orang yang menolak. Mereka berasalan

bahwa penulisan hadis belum pernah dilakukan pada masa Rasul.

Periode selanjutnya (lima, enam, tujuh) merupakan masa

pentashihan10 dan perintisan kaidah (ulumul hadis)11, dan penertiban

kodifikasi hadis.12 Pada masa ini para ulama fokus dalam menertibkan kitab-

8
Lihat, al-Sunnah Qabla al-Tadwi>n, hlm. 110.
9
Umar bin Abdul Aziz mengirimkan surat kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Hazm
, yang mengatakan: “Periksalah dan tulislah semua hadis-hadis Nabi, sunnah-sunnah yang sudah
dikerjakan, atau hadis tentang umrah; karena saya khawatir itu akan punah. Lebih lanjut lihat,
Bukhari, al-Ta>rikh al-S}agi>r (Beirut Libanon: Da>r al-Ma’rifat, tth.), Juz. 1, hlm. 249.
10
Masa ini dimulai dari abad ke tiga di mana aktivitas stdi hadis terpusat pada
penyeleksian hadis yang bercampur dengan fatwa-fatwa. Pada masa ini bermunculan ulama
semisal Musa al-Abbasi, Musaddan al-Bashri Asad bin Musa, Ahmad bin Hambal dll yang
menyusun kitab musnad. Lihat, Ikhtishar Must}alah al-Hadis\, hlm. 38.
11
Pada masa ini, perintisan kaidah diawali dengan tradisi meng-isnadkan hadis kepada
Nabi SAW mengingat berkecamuknya kedustaan atas nama Nabi. Az-Zuhri berkat: “Isnad itu
bagian dari agama, sekiranya tidak ada isnad tentulah ia dapat mengatakan apa yang ia
kehendaki. Selanjutnya muncul embrio ilmu al-Jarh wa at-Ta’dil atau ilmu Mizan al-i’tidal untuk
menetapkan orang yang diterima riwayatnya atau tidak. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, hlm.
96-100.
12
Pada masa ini titik tekan studi hadis adalah penklasifikasian kitab hadis dengan
menghimpun hadis yang sejenis kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab
4

kitab hadis, menyaringnya dan menyusun kitab-kitab takhrij, serta membuat

kitab-kitab Jami’ yang umum, kitab-kitab yang mengumpulkan hadis

hukum, mentakhrijkan hadis-hadis yang terdapat dalam beberapa kitab,

mentakhrijkan hadis-hadis yang terkenal dalam masyarakat dan menyusun

kitab atraf.13

Pada masa ini pula studi hadis mulai bersinggungan dengan wacana

fiqh. Beberapa kitab hadis antologi yang bertemakan hukum fiqh mulai

disusun pada masa ini. Sebut saja al-Muntaqa> min al-Akhba>r karya Ibnu

Taimiyyah, al-Muh}arrar fi Aha>dis\ al-Ahka>m karya Ibnu Abd al-Hadi, Bulu>g

al-Mara>m karya Ibnu H{ajar al-‘As\qala>ni. Karya-karya tersebut merupakan

sebuah representasi dari persinggungan studi hadis dan fiqh Islam.

Pada gilirannya, wacana studi hadis juga memasuki wilayah khila>fiah

atau perdebatan dalam persoalan hukum fiqh. Hal ini merupakan suatu

keniscayaan, mengingat kemunculan beberapa aliran atau mazhab dalam fiqh

pada dasarnya dilatarbelakangi oleh perbedaan penafsiran atas teks-teks

induk, yakni al-Qur’an dan al-Hadis. Hal ini juga memunculkan suatu

polarisasi di kalangan para pengkaji hadis antara kritik hadis versi ulama

hadis dan kritik hadis versi ulama fiqh.

Salah satu perdebatan yang muncul ketika itu adalah persoalan ziarah

kubur yang dialamatkan kepada Ibnu Taimiyyah. Dalam hal ini ia

melontarkan beberapa pendapat yang oleh beberapa kalangan ditafsirkan

disamping memberikan komentar atas hadis tersebut. Lebih lanjut lihat, Ikhtis}ar Must}alah al-
Hadis\, hlm. 41.
13
Subh}i Al-S}a>lih}, Membahas Ilmu-ilmu Hadis, hlm. 105.
5

sebagai penolakan terhadap ziarah kubur dan menganggapnya sebagai

bid’ah.14 Dalam perdebatan ini para ulama juga terbagi menjadi dua kubu,

yakni kelompok yang mendukung Ibnu Taimiyyah dan kelompok yang

mengkritik. Diantara representasi kedua kelompok di atas adalah Ibnu ‘Abd

al-Ha>di> sebagai ulama hadis sekaligus murid dari Ibnu Taimiyyah dan al-

Subki sebagai salah satu pemuka ulama fiqh Sya>fi’i. Keduanya terlibat

dalam suatu perdebatan yang cukup sengit terkait wacana kritik hadis, yakni

kontroversi terkait hadis ziarah ke makam Nabi.

Al-Subki> yang notabene merupakan seorang ulama fiqh bermazhab

Sya>fi’i> adalah perwakilan kelompok yang mendukung legalitas ziarah kubur

berikut berbagai ritual keagamaan di dalamnya seperti bertawassul, berdo’a

di makam Nabi, membaca shalawat dan salam kepada Nabi dan melakukan

perjalanan dalam rangka untuk berziah baik ke makam Nabi saw. atau ke

makam lainnya. Ia mengarang sebuah kitab yang secara khusus

didedikasikan untuk mengkritik pandangan Ibnu Taimiyyah terkait ziarah

kubur yang berjudul Syifa >al-Siqa>m fi> Ziya>rah Khair al-Ana>m.

Sedangkan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> merupakan perkawakilan kelompok

yang bersebrangan dengan al-Subki>. Dalam hal ini, ia mengarang al-S{a>rim

al-Munki> fi al-Rad ‘ala> al-Subki>, sebuah kitab untuk mengkritik pandangan

14
Lihat Taqiyuddin al-Subki>, Syifa> al-Siqa>m fi> Ziya>rah Khair al-Ana>m, Tahqiq
Muhammad Ali Syukri (Beirut: Dal al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), hlm. 83.
6

al-Subki> dalam Syifa> al-Siqa>m sekaligus sebagai suatu pembelaan terhadap

gurunya, Ibnu Taimiyyah.15

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tradisi dialog dan kritik

lewat sebuah karya tulis merupakan suatu khazanah intelektual yang dimiliki

oleh umat Islam. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji

kitab al-Sarim al-Munki fi al-Rad ‘ala> al-Subki> karya Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

yang merupakan representasi perdebatan di atas. Dalam hal ini penulis

hendak menunjukkan suatu segmen intelektual dalam wacana Islam klasik

(turas\).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap al-Subki> dalam

kitab al-S{a>rim al-Munki> fi al-Rad ‘ala> al-Subki?

2. Bagaimana afiliasi masing-masing dalam menilai kualitas sebuah hadis ?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah

diatas adalah:

a. Mengetahui medote kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>.

15
Lebih lanjut lihat Ibnu Abd al-Hadi, al-S}a>rim al-Munki> fi al-Rad ‘ala> al-Subki>
(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1985).
7

b. Mengetahui afiliasi dari Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dan al-Subki> dalam

menilai kualitas sebuah hadis.

2. Kegunaan

Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk:

a. Memaparkan biografi Ibnu ‘Abd al-Ha>di> secara lugas dan

kontribusinya dalam bidang hadis.

b. Menjelaskan suatu fenomena kritis dalam wacana studi hadis

secara historis.

c. Memberikan kontribusi dalam wacana kritik hadis.

D. Telaah Pustaka

Sebagaimana telah diketahui bahwa studi kritik dalam bidang hadis

telah banyak dilakukan oleh ahli hadis. Untuk itu, guna mendukung

penelitian ini, maka perlu diadakan studi kepustakaan. Dalam hal ini, penulis

hanya memaparkan beberapa karya yang dianggap memiliki kedekatan

dalam penelitian. Sumber-sumber yang penulis temukan dapat

diklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, karya-karya tentang Ibnu ‘Abd al-

Ha>di> dan juga kitabnya al-S}a>rim al-Munki> fi al-Rad ‘ala> al-Subki>. Kedua,

karya-karya yang mengkaji tentang ziarah kubur. Hal ini dikarenakan fokus

kritik yang dilakukan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> adalah terkait ziarah kubur, khusus

ke makam Nabi saw. Ketiga, karya-karya yang juga melakukan tela’ah kritik

yang sebagaimana penelitian ini.


8

Berdasarkan penelusuran penulis terhadap karya ilmiah yang

mengkaji atau membahas seputar pengkajian kitab al-S{a>rim al-Munki> fi al-

Rad ‘ala> al-Subki> telah pernah dikaji sebelumnya, yaitu kitab Nus}rah al-

Ima>m al-Subki> bi Rad al-S}a>rim al-Munki> karya Ibra>him al-Samnaudi>. Kitab

ini berisi komentar dari Ibra>him al-Samaudi> kepada Ibnu ‘Abd al-Ha>di> atas

kritiknya kepada al-Subki>. Meskipun demikian, fokus penulis pada penelitian

ini adalah mengkaji aspek metodologi kritik yang digunakan oleh Ibnu ‘Abd

al-Ha>di>. Hal ini yang tidak ada dalam kajian yang dilakukan oleh Ibra>him al-

Samnaudi> tersebut.16

Di antara karya yang mengkaji tentang ziarah ke makam Nabi saw. adalah

sebagai berikut:

Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi yang merupakan terjemahan dari

buku The Prophet, Commemorations, Visitation, and his Knowledge of the

Unseen: Encyclopedia of Islamic Doctrine karya Hisya>m Kabba>ni>. Dalam

buku ini, Hisya>m Kabba>ni> mengkritik pemahaman kaum Wahabi terkait

Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi. Menurutnya, penolakan kaum Wahabi

dalam berziarah ke makam Nabi adalah sebuah kekeliruan dan bertentangan

dengan kebanyakan ulama. Kemudian, salah satu hal yang menjadi dasar atas

penolakan kaum Wahabi adalah pemahaman mereka atas ucapan ‘Ali> bin

Abi> T{al> ib ra., “Rasulullah saw. menyuruhku agar aku tidak hanya

16
Lihat Ibra>hi>m al-Samnaudi>, Nus}rah al-Ima>m al-Subki>> bi Rad al-S}a>rim al-Munki>
(Kairo: Da>r al-Haqi>qah, 2008).
9

mengabaikan kuburan yang dikeramatkan, tetapi meratakannya dengan

tanah dan tidak sekedar mengabaikan patung, tetapi melenyapkannya.”17

Tawassul, Tabarruk, Ziarah Kubur Karomah Wali Termasuk Ajaran

Islam: Kritik atas Paham Wahabi karya Ja’far Subhani. Buku ini juga berisi

tentang kritik terhadap pemikiran Wahabi terkait Ziarah ke Makam Nabi.

Dalam buku ini juga dijelaskan dalil-dalil yang digunakan kaum Wahabi

dalam menolak adanya syafa>’at. Selain itu buku ini juga berisi tentang

tawassul kepada para wali beserta hadis yang membicarakannya.18

Adapun karya yang melakukan tela’ah kritik sebagaimana penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Skripsi dari Ahmad Zarkasyi yang berjudul Kritik Niya>zi ‘Izz al-Di>n

terhadap S}ah}i>h} al-Bukha>ri> (Studi atas Kitab Di>n al-Sult}a>n: al-Burha>n).

Skripsi ini mengulas tentang pendekatan sejarah yang digunakan Niya>zi> ‘Izz

al-Di>n dalam mengkritik hadis-hadis S}ah}i>h al-Bukha>ri>. Selain itu, ia juga

membahas tentang model kritik yang digunakan oleh Niya>zi> ‘Izz al-Di>n.

Selain itu, skripsi yang berjudul Kritik Abu> Rayyah terhadap Abu>

Hurairah dalam Kitab Ad}wa>’ ‘ala> al-Sunnah al-Muhammadiyah karya

Suniyah. Karya ini menjelaskan sedikit kritik dari Abu> Rayyah yang

ditujukan kepada Abu> Rayyah. Menurutnya, Abu> Hurairah dinilai sebagai

perawi yang mudallis. Hal ini karena pernah ditemukan bahwa Abu> Hurairah

17
Muhammad Hisyam Kabbani, Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi terj. Al-Syamsu
Rizal (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007).
18
Lihat Ja’far Subh}a>ni, Tawassul Tabarruk Ziarah Kubur Karamah Wali, tej. Zahir
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1995).
10

meriwayatkan hadis dari orang yang tidak pernah bertemu dengannya atau

menjadikan hadis yang diriwayatkan dari Ka’ab bin al-Ahba>r sebagai hadis

Nabi.

Setelah melihat dan menelaah satu persatu dari penelitian di atas,

penulis belum menemukan pembahasan mengenai metodologi kritik yang

digunakan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dalam kitabnya al-S}arim al-Munki> fi al-Rad

‘ala> al-Subki>. Hal inilah yang membuka peluang bagi penulis untuk

melakukan kajian lebih mendalam terkait kitab tersebut.

E. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah diperlukan untuk mengunakan model

dan metode yang jelas. Hal tersebut bertujuan agar penelitian yang

dilakukan terarah dan mempermudah peneliti. Metode yang dimaksud di

sini merupakan cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran

penelitian yang bersangkutan.19 Dengan kata lain, metode ini merupakan

kegiatan analisis yang dilakukan peneliti dalam kajian ilmiahnya. Terkait

dengan metode, ada beberapa poin yang penulis tegaskan:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau kajian literatur

(library research), maksudnya penelitian ini akan didasarkan pada teks-

teks tertulis yang berkaitan dengan pokok bahasan yang diangkat. Baik

19
Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997),
hlm. 7.
11

itu bersumber dari kitab, buku, jurnal, artikel maupun karya ilmiah yang

lainnya yang sesuai dengan objek kajian.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan historis

yaitu pendekatan yang berusaha mencari penjelasan mengenai sesuatu

gejala di masa lampau20. Selain itu pendekatan yang dipakai dalam

penelitian ini adalah pendekatan sosiologis yang berusaha mencari

kejelasan mengenai setting sosial yang terjadi pada masa tersebut21.

Bagaimana tingkah laku sosial yang terjadi pada masa itu ketika beliau

menyusun kitab22. Pendekatan ini dijadikan alat untuk mengupas objek

kajian sehingga pemahaman terhadap objek tersebut lebih komprehensif.

Penelitian ini lebih menitik beratkan kepada sosio-historis tokoh

tersebut beserta kitabnya.

3. Sumber Data

Data ini akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diambil dari kitab al-S}a>rim al-Munki fi al-Rad

‘ala> al-Subki> karangan Ibnu Abdil Hadi dan kitab-kitab karangan beliau.

Selain itu kitab Syifa> al-Siqa>m fi> Ziya>rah Khair al-Ana>m karya al-Subki>.

Sedangkan data sekunder diambil dari buku, kitab, jurnal dan karya

20
Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah
(Bandung: CV Tarsito, 1972), hlm. 123.
21
Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik..., hlm. 123.
22
Abdul Mustaqim dkk, Paradigma Integrasi-Interkoneksi dalam Memahami Hadis
(Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008).
12

ilmiah lainnya yang membahas mengenai pemikiran Ibnu Abdil Hadi

mengenai Hadis.

4. Metode Analisis Data

Data-data yang diperoleh tersebut akan dianalisis dengan menggunakan

metode deskriptif- analisis. Maksudnya data-data yang sudah

dikumpulkan akan dipaparkan secara terperinci setelah itu data-data

akan dianalisis dengan mengkroscek ulang data-data yang ada dengan isi

kitab tersebut. Apakah sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh si

pengarang dalam kitabnya atau sebaliknya. Sehingga memunculkan

kesimpulan yang lebih akurat menganai metode kitab tersebut.

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika pembahasan karya

ilmiah yang terdiri dari lima bab dengan sub bab pada masing-masing bab.

Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang diawali dengan

pemaparan latar belakang masalah yang berisi kegelisahan akademik dan

alasan pengambilan judul tersebut. Selanjutnya rumusan masalah yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk membatasi pembahasan

didalamnya. Kemudian tujuan penelitian yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah dan kegunaan penelitian. Setelah itu, dipaparkan telaah

pustaka untuk menandakan keorisinalan penelitian ini. Selanjutnya metode


13

yang dipakai untuk meneliti dan sistematika pembahasan. Supaya

pembahasan ini lebih terarah.

Bab kedua berisi ulasan mengenai biografi dan sosio-historis baik

Ibnu ‘Abd al-Ha>di> maupun al-Subki>. Pada bagian awal dari bab ini akan

ditulis terlebih dahulu sketsa biogragis dari al-Subki>. Kemudian akan

digambarkan secara garis besar metode dan sistematika beserta isi dari kitab

yang dikritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>, yakni Syifa> al-Siqa>m fi Ziya>rah Khair al-

Ana>m. Setelah itu akan dibahas mengenai biografi dari Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

mulai dari latar belakang kehidupan si pengarang, perjalanan keilmuannya

sampai beliau mengarang kitab ini. Pembahasan ini menjadi urgen untuk

dibahas guna melacak historisitas Ibnu ‘Abd al-Ha>di> untuk kemudian

dijadikan acuan dalam menelusuri pemikirannya, khususnya dalam kitab al-

S{a>rim al-Munki fi al-Rad ‘ala> al-Subki>. Selanjutnya bahasan mengenai Kitab

al-S{a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki. Pertama-tama penulis

menyebutkan latar belakang ditulisnya kitab tersebut beserta kondisi sosial

pada masa itu. Dalam bab ini, penulis juga akan membuat sistematika dari

isi kitab agar mempermudah pembaca dalam mamahaminya.

Bab ketiga merupakan bahasan mengenai kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

terhadap al-Subki>. Pada bagian ini akan dikemukakan kritik Ibnu ‘Abd al-

Ha>di> terhadap al-Subki terkait hadis-hadis ziarah kubur. Dalam hal ini,

terlebih dahulu penulis akan mendeskripsikan kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

terhadap al-Subki> dengan mengambil beberapa sampel dari lima bab pokok
14

yang dijadikan objek kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di>. Selanjutnya penelusuran dari

afiliasi metodologis yang digunakan oleh keduanya.

Bab keempat merupakan bab terakhir sebagai penutup dalam

penelitian ini. Pada bagian akhir ini berisikan tentang kesimpulan dari

seluruh pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya secara

global, saran-saran, dan diakhiri dengan kata penutup.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diurai di atas dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>merupakan sebuah kitab

yang berisi tentang kritik Ibnu Abd al-Hadi terhadap kitab Syifa> al-Siqa>m

karya al-Subki> terkait kontroversi validitas beberapa hadis ziarah kubur.

Kitab Syifa> al-Siqa>m sendiri merupakan kitab yang mengkritik beberapa

pandangan Ibnu Taimiyyah terkait hadis ziarah kubur. Dalam hal ini Ibnu

‘Abd al-Ha>di> yang notabene murid Ibnu Taimiyyah, dengan kitab al-

S{a>rim al-Munki>bermaksud membela gurunya dari serangan al-Subki>.

2. Salah satu pangkal permasalahan yang menjadi kegelisahan Ibnu ‘Abd al-

Ha>di> dalam kitab al-S}a>rim al-Munki> fi al-Rad ‘ala> al-Subki> adalah

kesalahpahaman dari al-Subki> terhadap beberapa pandangan Ibnu

Taimiyyah terkait hal ziarah. Menurut Ibnu ‘Abd al-Ha>di>, al-Subki>

dengan kitabnya Syifa> al-Siqa>mfi> Ziya>rah Khair al-Ana>m telah

melakukan kesalahan dalam penilaian atas beberapa pandangan Ibnu

Taimiyyah di samping ketidaktelitian dalam menganalisis hadis-hadis

tentang ziarah.

3. Secara umum kitab al-S}a>rim al-Munki>berisi kritik terhadap al-Subki>

dalam tiga aspek utama:

102
103

a. Kritik Eksternal (al-Naqd al-Kha>riji>)

Salah satu contoh kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dari sisi eksternal adalah

terkait kontroversi salah seorang periwayat dari kalangan Ta>bi al-

Ta>bi’i>n terkait hadis tentang syafa>’at Rasul bagi orang yang berziarah

ke makamnya, yakni ‘Ubaidilla>h bin ‘Umar (pola tasgi>r) yang sekali

waktu juga dipahami sebagai saudaranya ‘Abdulla>h bin ‘Umar (pola

mukabbar). Perbedaan antara al-Subki> dan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> dalam

menilai hadis tersebut juga beranjak dari kontroversi nama periwayat

ini. Al-Subki> memilih pendapat yang menyatakan ‘Ubaidilla>h bin

‘Umar (pola tasgi>r) sebagai periwayat tersebut yang berstatus s\iqah

sehingga berimplikasi kepada kualitas hadis yang dianggapnya

berstandar minimal h{asan. Sedangkan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> lebih

memilih pendapat yang menyatakan ‘Abdulla>h bin ‘Umar (pola

mukabbar) sebagai periwayat tersebut yang berstatus d{a’i>f. Dengan

demikian ia menganggap hadis tersebut sebagai hadis munkar.

b. Kritik Internal (al-Naqd al-Da>khili>)

Dalam al-S}a>rim al-Munki>, Ibnu ‘Abd al-Ha>di> mengkritik pemaknaan

al-Subki>terhadap hadis tentang membaca salam kepada Nabi sebagai

suatu landasan dalam konterks ziarah kubur. Menurut Ibnu ‘Abd al-

Ha>di> hadis tersebut harus dipahami secara umum dan tidak bisa hanya

dipahami dalam konteks ziarah kubur.

c. Kritik Legalitas Ziarah ke Makam Nabi di Kalangan Ulama


104

Diantara contoh kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> adalah terkait kontroversi

tawassul. Ibnu ‘Abd al-Ha>di> mengkritik pengertian tawassul versi al-

Subki> yang cenderung menjadikan Rasulullah sebagai sarana atau

mediator dalam berdoa. Dalam hal ini ia juga mengkritik penafsiran

al-Subki> terhadap as\ar ‘Umar bin al-Khat}t}a>b.

4. Berdasarkan penelusuran atas krtitik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap al-Subki>

terdapat beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam dialog keduanya:

a. Kecenderunganal-Jarh} wa al-Ta’di>l

Perbedaan afiliasi keduanya, misalnya terlihat dalam perdebatan

tentang hadis terkait syafa>’at Nabi bagi orang yang ziarah ke

makamnya. Al-Subki> dalam Syifa> al-Siqa>m banyak mengutip

beberapa riwayat dari al-Da>ruqut}ni> dan menghindari riwayat al-

Baihaqi>. Sebaliknya Ibnu ‘Abd al-Ha>di> menjadikan riwayat al-Baihaqi>

dalam Syu’ab al-I<ma>n sebagai referensi utama ketika menganalisi

hadis di atas. Namun pada saat yang sama ia juga menghindari

riwayat-riwayat al-Da>ruqut}ni>.

b. Perbedaan Metodologi Kritik dan Pendekatan

Salah satu aspek yang membedakan antara al-Subki> dan Ibnu ‘Abd al-

Ha>di> adalah terkait metodologi dalam kritik hadis. Secara umum bisa

dikatakan al-Subki> lebih cenderung menjadikan variasi jalur

periwayatan dalam berbagai kitab sebagai referensi utamanya. Lain

halnya dengan Ibnu ‘Abd al-Ha>di> yang hampir mendasarkan seluruh

pendapatnya kepada komentara para kritikus hadis dibanding


105

penelusuran terhadap beberapa variasi jalur sanad atau jalur

periwayatan dalam beberapa kitab hadis. Hal ini terlihat ketika

keduanya mencoba menelusuri kebenaran tentang salah satu nama

periwayat hadis di atas, yakni ‘Ubaidilla>h yang sering disalahpahami

sebagai ‘Abdulla>h.

c. Perbedaan Motif dalam Tendensi Pemaknaan Redaksi Hadis

Baik al-Subki> maupun Ibnu ‘Abd al-Ha>di> sama-sama memiliki motif

tertentu dalam menyikapi hadis-hadis ziarah kubur. Pemahaman al-

Subki> terhadap hadis terkait ziarah kubur sebagai suatu landasan

tentang keutamaan berziarah kubur ke makam Nabi dilatarbelakangi

oleh motif awalnya yang hendak membantah kelompok yang

membid’ahkan ziarah kubur. Begitu juga dengan Ibnu ‘Abd al-Ha>di>

yang memang motif awalnya untuk membela pandangan Ibnu

Taimiyyah dari al-Subki>.

B. Saran-Saran

Setelah melalui proses pembahasan dan pengkajian atas kritik Ibnu

‘Abd al-Ha>di> terhadap al-Subki> dalam kitabnya alS}a>rim al-Munki> fi al-Rad

‘ala> al-Subki>, terdapat beberapa rekomendasi yang kiranya dapat berguna

untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penulis menyadari bahwa belum banyak kajian terhadap pemikiran Ibnu

‘Abd al-Ha>di>. Hal tersebut mengakibatkan minimnya data yang tersedia,

terutama terkait sejarah hidup dan riwayat akademiknya. Oleh karena itu,
106

penulis berharap agar kajian selanjutnya dapat menyempurnakan

kekurangan tersebut.

2. Dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan kepada beberapa tema

besar hadis saja yang terdapat dalam kitab al-S}arim al-Munki> fi> al-Rad

‘ala> al-Subki>, seperti hadis terkait syafa>’at Nabi kepada mereka yang

ziarah ke makam Nabi. Penulis berharap untuk penelitian selanjutnya

dapat menambah objek kajiannya dalam tema-tema lain yang ada dalam

kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>.

Demikianlah penelitian mengenai kritik Ibnu ‘Abd al-Ha>di> terhadap

al-Subki> dalam kitabnya al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>yang dapat

dipaparkan. Tentunya akan terdapat banyak kekurangan dari penelitian ini.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran konstruktif sebagai

evaluasi dan refleksi untuk penelitian ini dan penelitian selanjutnya. Besar

harapan penulis agar penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan

islam, khususnya studi kritis dalam bidang hadis. Wa Allahu a’la>m bi al-

s}awwa>b wa al-h}amdu li Allahi rabbi al-‘a>lami>n.


DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi>,Al-. Syu’ab al-I<ma>n. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah. 1410 H.


Bukha>ri>, al-.al-Ta>rikh al-S{agi>r. Beirut Libanon: Da>r al-Ma’rifat. Tth.
Da>ruqut}ni>, al. Sunan al-Da>rqut}ni. Beirut: Da>r al-Ma’rifah. 1966. Juz 2.

Dimasyqi, Nasiruddin al-. Rad al-Wa>fir. Beirut: al-Maktab al-Islami, 1393 H.


Ha>di>, Ibnu ‘Abd al-. Tanqi>h at-Tahqi>q fi Ahadits at-Ta’liq. Riyadh: Da>r Adwa’
al-Salaf. 2007.
________________. al-Muh}arrar fi al-Hadi>s\. Beirut: Darul Ma’rifah. 1985.
________________. al-Uqu>d al-Durriah min Manaqib Syaikh al-Islam Ahmad
Ibnu Taimiyyah. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, tth.
Ha>di>, Ibnu ‘Abd al- Majmu’ Rasa>il al-H{a>fiz{ Ibnu ‘Abd al-Ha>di>. Kairo: al-Faru>q
al-Hadi>s\ah li al-T{ab’ah wa al-Nasyr. 2006.

Ha>di>, Ibnu ‘Abd al- Risa>lah Lat}i>fah fi> Ah}a>dis\ Mutafarriqah Da’i>fah. Da>r al-Huda>
li al-Nasyr. 1983.
Ha>di>, Ibnu ‘Abd al- al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>. Beirut: Da>r al-
Kutub al-Ilmiah. 1985.
H{anbali>, ‘Abdul H{ay bin Ah}mad bin Muhammad al-. Syaz\z\a>rah al-Z|ahab fi
Akhba>r man Z|ahab. Beirut: Da>r Ibnu Kas\i>r. 1986. Juz. 6.
Kabbani, Muhammad Hisyam. Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi terj. Al-
Syamsu Rizal. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2007.

Kas\i>r, Ibnu al-Bida>yah wa al-Niha>yah. Da>r al-Hijr. 1998.


Kha>t}ib, Muh}ammad ‘Ajja>j al-. Us}u>l al-Hadis\. terj. Qodirun Nur dan Ahmad
Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007.
Kha>t}ib, Muh}ammad ‘Ajja>j al-. al-Sunnah Qabla al-Tadwi>n. Kairo: Maktabah
Wahbiyah. 1988.
Koentjaningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
1997.

Maqdisi>, Ibnu Quda>mah al-. al-Mugni> fi> Fiqh al-Ima>m Ah}mad Ibnu H{anbal.
Beirut: Da>r al-Fikri>. 1405.

107
Mustaqim, Abdul dkk. Paradigma Integrasi-Interkoneksi dalam Memahami
Hadits. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008)
Rahman, Fatchur. Ikhtishar Musthalahul Hadits. Bandung: PT al-Ma’arif, 1974.
Rajab, Ibnu. Z|ail al-T{abaqa>t, (Mekah: Maktabah Abikan, 2004), Juz 4.

S}afadi>, S}ala>huddi>n Khali>l bin Aybak al-. al-Wa>fi> bi al-Wafaya>t. Beirut: Da>r Ihya’
al-Tura\s al-‘Arabi>. 2000. Juz 2,
Sala>mi>, Taqiyuddi>n Abi al-Ma’ali Muhammad bin Rafi’ al-. al-Wafaya>t. Beirut:
Muassasah al-Risa>lah. 1982. Juz 1.

Samnaudi, Ibrahim al- Nus}rah al-Ima>m al-Subki> bi Rad al-S}a>rim al-Munki>.


Kairo: Da>r al-H}aqi>qah. 2008.
S}a>lih}, Subhi Al-. Membahas Ilmu-ilmu Hadits, terj. Tim Pustaka Firdaus.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
S}iddi>qi>, Tengku Muhammad Hasbi al-. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis.
Jakarta: PT Bulan Bintang. 1988.
Subh}a>ni, Ja’far. Tawassul Tabarruk Ziarah Kubur Karamah Wali tej. Zahir.
Bandung: Pustaka Hidayah. 1995.

Subki, Taqiyuddi>n al-. Syifa> al-Siqa>m fi> Ziya>rah Khair al-Ana>m. Tahqi>q
Muhammad Ali Syukri. Beirut: Dal al-Kutub al-Ilmiyah. 2008.
Surachmad, Winarno. Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.
Bandung: CV Tarsito. 1972.

Taimiyyah, Ibnu. Iqtidha al-Sirat al-Mustaqim fi Mukhalafah al-Ashab al-Jahim.


Tahqiq Nasir Abd al-Karil al-Aql.(Beirut: Dar Alam al-Kutub. 1999. Juz 2.

Tami>mi>, Ah}mad bin ‘Ali> bin al-Mus\anna> bin Abi> Ya’la> al-Muwasili al-. Musnad
Abi Ya’la. Dimasyq: Da>r al-Ma’mu>n li al-Turas\. 1984.

108
CURRICULUM VITAE

Nama : Kemas Muhammad Intizham


NIM : 10532039
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
TTL : Jambi, 29 Juli 1992
No. HP : 082176670046
Email : izhaem@gmail.com
Orang Tua : Ayah : Kemas Nachrawi
: Ibu : Nasrah
Alamat Asal : Jl. H. Ibrahim, Gg. Budaya, RT 21, Kel. Rawasari, Kec.
Kota Baru, Kota Jambi, Prov. Jambi
Pondok Asal : Pondok Pesantren An-Nur Tangkit, Kec. Sungai Gelam,
Kab. Muaro Jambi, Jambi.
Alamat di Jojga : Kompleks Pesantren Diponegoro, RT/RW: 01/38,
Sembego, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY
Pendidikan Formal : SDN 147 Kota Jambi : 1998-2004
: MTs An-Nur : 2004-2007
: MAS An-Nur : 2007-2010
: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2010-2014
Pengalaman Organisasi :
- Ketua Sie. Bahasa dan Pengajaran, Organisasi Pelajar Ponpes An-Nur (OPPN)
periode 2008-2009.
- Anggota Css MoRA UIN Sunan Kalijaga.
- Staf Redaksi Majalah Sarung, CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga periode 2012-
2013.

109
Lampiran-lampiran
Sampul Kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>

110
Halaman awal Kitab al-S}a>rim al-Munki> fi> al-Rad ‘ala> al-Subki>

111
Sampul Kitab Syifa> al-Siqa>m fi Ziya>rah Khair al-Ana>m

112
NO Redaksi Hadis Perawi Sahabat Kitab Pengarang
1

113
8

10

11

12

13

14

114
15

16

17

18

19

20

115
21

22

23

24

25

26

27

28

116

Anda mungkin juga menyukai