Anda di halaman 1dari 47

OBLIGASI SYARIAH IJARAH DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM
(Studi Kasus PT. Matahari Putra Prima Tbk.)

PROPOSAL SKRIPSI

SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ARIS SAFI’I


04380079

PEMBIMBING :

1. H. SYAFIQ M. HANAFI, M.Ag


2. ABDUL MUGHITS, S.Ag., M.Ag

MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
ABSTRAK

Banyak perusahaan yang menggunakan pasar uang dan pasar modal


sebagai sumber pembiayaan atau modal para pengusaha. Demikian juga
masyarakat yang mempunyai surplus dana semakin tertarik untuk
menginvestasikan dananya melalui pasar modal atau pasar uang.
Hal ini juga diikuti dengan berbagai instrument atau securities yang
ditawarkan oleh Pasar modal, dan salah satunya adalah obligasi.
Bagi umat Islam objek dalam melakukan usaha tidak bisa semata-mata
terpusat dalam mencari keuntungan, akan tetapi lebih dari itu juga harus tidak
bertentang dengan syariah. Untuk itu Lembaga Keuangan Syariah harus mampu
mengakomodir kebutuhan masyarakat tersebut harus sesuai dengan syari’ah.
Maka dikeluarkanlah obligasi syariah, yaitu suatu surat berharga berjangka
panjang berdasarkan prinsip syari’ah dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang
obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/margin/Fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi syariah ini terdiri dari
obligasi syariah ijarah, mudharabah, wakalah dan kafalah. Dan dalam hal ini kami
akan meneliti tentang obligasi syariah ijarah yang berkembang saat ini.
Obligasi syariah ijarah banyak digunakan atau dilaksanakan oleh para
pelaku bisnis atau perusahaan-perusahaan besar, di antaranya adalah PT. Matahari
Putra Prima Tbk.. Namun, apakah obligasi syari’ah ijarah yang ada saat ini sudah
sesuai dengan kaidah-kaidah hukum muamalat atau hukum Islam yang ada. Dan
bagaimana obligasi syariah ijarah di PT. Matahari Putra Prima Tbk.
Dilaksanakan, obligasi yang semula bertujuan guna mencari dana guna
membangun gedung. Akan tetapi malah digunakan untuk membyar sewa areal
usaha.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), dengan
pendekatan normatif yakni mengkaji data yang ada menggunakan analisis
kualitatif melalui metode berfikir induksi maupun deduksi.kemudian dibahas dan
dinilai dengan kaidah-kaidah hukum Islam.
Sehingga, dalam membahas masalah ini akan diperoleh kesimpulan bahwa
obligasi syariah ijarah dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang akad ijarah serta ketentuan tentang obligasi syariah ijarah. Demi
tercapai kemaslahatan bersama.

ii
MOTTO

‫ﻳﺎأﻳﻬﺎ اﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا ﻻ ﺗﺄآﻠﻮا أﻣﻮاﻟﻜﻢ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ إﻻ أن ﺗﻜﻮن ﺗﺠﺎرة ﻋﻦ‬

‫ﺗﺮاض ﻣﻨﻜﻢ وﻻ ﺗﻘﺘﻠﻮا أﻧﻔﺴﻜﻢ إن اﷲ آﺎن ﺑﻜﻢ رﺣﻴﻤﺎ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyanyang
kepadamu.” (An-Nisa (4):29)

vi
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini Untuk:

Ayahanda (H.Humam Dahlan) dan Ibunda (Hj. Mawardijah )Tercinta,


Dan semua yang telah membantu saya

Serta untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang Hukum Islam

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB

Transliterasi huruf-huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini


berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Departemen Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 10 September 1987
Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543 b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
‫ا‬ alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

‫ب‬ ba’ b Be

‫ت‬ ta’ t Te

‫ث‬ s\a s\ es (dengan titik atas)

‫ج‬ jim J je

‫ح‬ h} h} Ha (dengan titik bawah)

‫خ‬ kha’ kh ka dan ha

‫د‬ dal d de

‫ذ‬ z\al z\ ze (dengan titik di atas)

‫ر‬ ra’ R er

‫ز‬ zai z zet

‫س‬ sin s es

‫ش‬ syin sy es dan ye

‫ص‬ şad ş Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ dad d De (dengan titik di bawah)

‫ط‬ ţa’ ţ Te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ za’ z Zet (dengan titik di


bawah)
‫ع‬ ’ain ‘ koma terbalik di atas

‫غ‬ gain g ge

‫ف‬ fa’ f ef

‫ق‬ qaf q qi

viii
‫ك‬ kaf k ka

‫ل‬ lam l ’el

‫م‬ mim m ’em

‫ن‬ nun n ’en

‫و‬ waw w w

‫ﻩ‬ ha’ h ha

‫ء‬ hamzah ’ apostrof

‫ي‬ ya’ y ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

‫ﻣﺘﻌﻘﺪة‬ ditulis Muta’addidah

‫ﻋﺪة‬ ditulis ’iddah

C. Ta’ Marbûtah di Akhir Kata


1. Bila dimatikan tulis h

‫ﺣﻜﻤﺔ‬ ditulis H{ikmah

‫ﺟﺰﻳﺔ‬ ditulis Jizyah


2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua ini terpisah,
maka ditulis dengan h

‫آﺮاﻣﺔ اﻷوﻟﻴﺎء‬ ditulis Kara>mah al-auliya>’

3. Bila ta’ marbûtah hidup maupun dengan harakat, fathah, kasrah, dan
dammah ditulis t

‫زآﺎة اﻟﻔﻄﺮ‬ ditulis Zaka>h al-fit}r

D. Vokal Pendek

َ fathah ditulis A

ِ kasrah ditulis I

ُ dammah ditulis U

ix
E. Vokal Panjang
1. Fathah + alif ditulis a>

‫ﺟﺎهﻠﻴﺔ‬ ditulis Ja>hiliyyah

2. Fathah + ya’ mati ditulis a>

‫ﺕﻨﺴﻰ‬ ditulis Tansa>

3. Kasrah + yâ mati ditulis i<

‫آﺮﻳﻢ‬ ditulis Kari<m

4. Dammah + wawu mati ditulis u>

‫ﻓﺮوض‬ ditulis Furu>d

F. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis ai

‫ﺑﻴﻨﻜﻢ‬ ditulis bainakum

2. Fathah + wawu mati ditulis au

‫ﻗﻮل‬ ditulis qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan


apostrof

‫أأﻥﺘﻢ‬ ditulis A’antum

‫أﻋﺪت‬ ditulis U’iddat

‫ﻟﺌﻦ ﺷﻜﺮﺕﻢ‬ ditulis La’ain syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam


1. Bila diikuti huruf qomariyah

‫اﻟﻘﺮﺁن‬ ditulis Al-Qur’a>n

‫اﻟﻘﻴﺎس‬ ditulis Al-Qiya>s

x
2. Bila diikuti huruf syamsiyah ditulis menggandakan syamsiyah yang
mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.

‫اﻟﺴﻤﺎء‬ ditulis As-Sama>’

‫اﻟﺸﻤﺲ‬ ditulis Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut


penulisannya

‫ذوى اﻟﻔﺮوض‬ ditulis Źawi al-furu>d}

‫اهﻞ اﻟﺴﻨﺔ‬ ditulis Ahl as-sunnah

xi
KATA PENGANTAR

‫ﺣﻴﻢ‬‫ﲪﻦ ﺍﻟﺮ‬‫ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮ‬


‫ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇ ﹼﻻ ﺍﷲ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃ ﹼﻥ‬،‫ﺏ ﺍﻟﻌﻠﻤﲔ‬  ‫ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭ‬
‫ﺪ ﻭﻋﻠـﻰ ﺃﻟـﻪ‬‫ﺪﻧﺎ ﳏﻤ‬‫ ﺃﻟﻠﹼﻬﻢ ﺻ ﹼﻞ ﻭﺳﻠﹼﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴ‬.‫ﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ‬‫ﺪﻧﺎ ﳏﻤ‬‫ﺳﻴ‬
‫ﺎ ﺑﻌﺪ‬‫ ﺃﻣ‬.‫ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﲨﻌﲔ‬

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah

melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada diri penyusun,

sehingga skripsi ini dapat disusun sebagaimana mestinya. Salawat dan salam

semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad

Saw, para sahabat dan semua pengikutnya yang setia di sepanjang zaman. Amin.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, meskipun penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk

mencapai hasil yang terbaik. Oleh karena itu, betapapun pedas dan pahit untuk

dirasakan, kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi peningkatan dan

perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, tidak lupa penyusun haturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Syariah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta staf yang telah menyediakan dan

memberikan fasilitas dan persetujuan atas penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Riyanta, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Muamalat.

xii
3. Bapak . H. Syafiq M. Hanafi, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing I dan

merangkap Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan

dan arahan kepada penyusun.

4. Abdul Mughits, S.Ag., M.Ag., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun

5. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Jurusan muamalat yang telah

mencurahkan segala wawasan keilmuan kepada penyusun..

6. Seluruh staf Tata Usaha (TU) Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang telah mempermudah prosedur penelitian ini.

7. UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mempermudah

pengumpulan bahan penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orang tua H. Humam Dahlan dan Hj. Mawardijah yang selalu

mendo’akan dan memberikan, nasehat serta motivasi dalam penulisan skripsi

ini.

9. Kakak-kakakku pa’An, mbak Sri, mas Sur, mbak Fi’ serta ketiga keponakanku

Ica, Ian, dan Ozan. Yang selalu mendoa’akan dan memberi nasihat serta

mensuport penyusun dalam penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman Yang telah banyak membantu penyusun. Teruntuk “gadis

kecilku” Ida Fitriyah, Azizah Hefni At-Tamimi serta Rekan-rekan di MU satu

perjuangan, teman-teman Mripat, teman-teman di pondok al-Mashuriyah “IJ”

dan teman-teman di kos..

xiii
11. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak

dapat penyusun sebutkan satu persatu. Semoga memperoleh imbalan yang

setimpal dari Allah Swt dan selalu dalam lingdungan-Nya

Akhirnya penyusun hanya berharap semoga karya yang masih sangat

sederhana ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca

umumnya. Amin. Atas segala khilaf, penyusun haturkan permohonan maaf yang

sedalam-dalamnya.

Yogyakarta, 22 Juma>dil awal 1430 H


18 Mei 2009 M

Penyusun

Muhammad Aris Safi’i


04380079

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
NOTA DINAS .......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA............................................ viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. xii
DAFTAR ISI............................................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Kegunaan .................................................................................. 6
D. Telaah Pustaka ...................................................................................... 7
E. Kerangka Teoretik ................................................................................ 10
F. Metode Penelitian ................................................................................. 15
G. Sistematika Pembahasan....................................................................... 17

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP OBLIGASI SYARIAH


IJARAH .................................................................................................... 19
A. Konsep Dasar Fiqih Muamalat ..................................................................... 19
B. Akad Ijarah.................................................................................................... 23
1. Defenisi................................................................................................... 23
2. Dasar Hukum .......................................................................................... 25
3. Sifat......................................................................................................... 30

xv
4. Menyewakan Barang Sewaan................................................................. 31
5. Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ijarah .............................................. 32
6. Pengembalian Barang Sewaan................................................................ 34
7. Kemaslahatan.......................................................................................... 34
C. Obligasi Syari’ah........................................................................................... 38
D. Obligasi Syariah Ijarah.................................................................................. 42
1. Defenisi................................................................................................... 42
2. Ketentuan ................................................................................................ 43
3. Penerbitan Obligasi Syariah ................................................................... 45
BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN OBLIGASI
SYARI’AH IJARAH DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk ........ 49
A. Gambaran Umum PT. Matahari Putra Prima Tbk........................................ 49
B. Pelakasanaan Obligasi Ijarah di PT. Matahari Putra Prima Tbk.................. 52
BAB IV. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK OBLIGASI
SYARI’AH IJARAH DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk ........ 59
A. Akad dalam Obligasi Syari’ah Ijarah........................................................... 59
B. Aspek Pelaksanaan........................................................................................ 64
BAB V. PENUTUP................................................................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................................................... 67
B. Saran.............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. TERJEMAHAN ............................................................................................ I
B. BIOGRAFI ULAMA .................................................................................... II
C. CURRICULUM VITAE ............................................................................... VI

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan perkembangan zaman yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi

yang pesat, membangkitkan hasrat manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi

yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan

berdimensi d}aru>riya>t atau kebutuhan dasar (basic need) maupun kebutuhan

h}a>jiyya>t (sekunder) dan kebutuhan berdimensi tah}siniyya>t atau pelengkap,1 dan

untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dalam berusaha. Manusia

dituntut untuk inovatif dan kreatif dalam menyikapi perekonomian yang terus

berkembang.

Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang berkodrat hidup

dalam masyarakat disadari atau tidak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka

selalu berhubungan satu sama lain.2 Jadi apapun usaha manusia dalam memenuhi

kebutuhannya tidak bisa dilakukan sendiri, harus ada orang atau pihak lain yang

membantunya, seperti halnya seorang pengusaha ketika ingin memperluas

1
Sahal Mahfud, Wajah Baru Fiqih Pesantren (Jakarta: Citra Pustaka Bersama Keluarga
Mathaliul Falah (KMF), 2004), hlm. 31.

2
Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, Hukum Perdata Islam,
(Yogyakarta: UII perss,1993). hlm. 11

1
2

usahanya agar dapat mendapatkan keuntungan yang besar, dia harus bekerjasama

dengan perusahaan lain dalam usahanya, karena dia membutuhkan modal yang

lebih besar dalam menjalankan bisnisnya. Kerjasama dalam memeperoleh modal

tersebut dapat berupa peminjaman modal kepada bank, ataupun pencarian modal

melalui pasar modal.

Sekarang ini banyak perusahaan atau investor yang menggunakan pasar

uang dan pasar modal sebagai sumber pembiayaan atau pendanaan. Demikian

juga masyarakat yang mempunyai surplus dana, semakin tertarik untuk

menginfestasikan dananya melalui pasar modal atau pasar uang. Pasar modal

(capital market) sendiri merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang (obligasi)

maupun modal sendiri (saham).3 Hal ini juga diikuti dengan berbagai instrumen

atau sekuritas yang ditawarkan oleh pasar modal, dan salah satunya adalah

obligasi.

Bagi umat Islam objek dalam melakukan usaha tidak bisa semata-mata

terpusat dalam mencari keuntungan, akan tetapi lebih dari itu juga harus tidak

bertentangan dengan Syari’at. Obligasi yang merupakan surat berharga jangka

panjang yang bersifat utang yang memungkinkan bagi pemegang obligasi tersebut

untuk imbalan bunga secara periodik dan akan mendapatkan imbalan

3
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006).
3

pengembalian pelunasan pokok pada saat jatuh tempo. Praktek obligasi yang ada

pada keuangan konvensional tidak sesuai dengan Syariah, dikarenakan terdapat

unsur bunga sebagai imbalan bagi pemegang obligasi. Untuk itu Lembaga

Keuangan Syari’ah harus mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat tersebut

harus sesuai dengan Syari’ah.

Dengan adanya masalah tersebut dikeluarkanlah obligasi syari’ah, sebagai

solusinya. Penerbitan instrumen investasi ini dapat dipandang sebagai inovasi

baru dalam keuangan syariah. Obligasi syariah (sukuk) bukan instrumen utang

piutang dengan bunga (riba), tetapi diterbitkan dengan suatu underlying asset

dengan prinsip syariah yang jelas.

Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan sekaligus

investasi (investment) memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat

ditawarkan untuk tetap menghindarkan riba. Berdasarkan pengertian tersebut,

obligasi syariah dapat memberikan:

1. Bagi hasil berdasarkan akad mud{a>rabah/muqa>rad{ah/qir>ad{ atau musy>arakah.

Karena akad mud{a>rabah/musy>arakah adalah kerjasama dengan skema bagi

hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi ini akan memberikan return

dengan penggunaan term indicative/expected return karena sifatnya yang

floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.


4

2. Margin/fee berdasarkan akad murabahah atau salam atau isthis{na\ atau ija>rah.

Dengan akad mura>bahah/salam/isthis{na\ sebagai bentuk jual beli dengan

skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fixed return.

Di Indonesia, yang digunakan dalam penerbitan obligasi syariah adalah

struktur mud{a>rabah dan ija>rah baik yang telah diterbitkan maupun yang akan

diterbitkan. Sehingga yang cukup dikenal adalah obligasi syariah mud{a>rabah dan

ijarah.4 Dalam skripsi ini kami akan meneliti tentang obligasi syariah ija>rah.

Dalam obligasi syariah ijarah ini perjanjian (akad) yang dilakukan adalah

pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji

kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak pengguna atau

pemanfaat atau suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi

sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa atau upah

(ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi

objek ijarah.

Obligasi syari’ah ijarah ini bertujuan untuk menghindarkan umat dari

perbuatan riba dalam melakukan perbuatan yang bersifat muamalah sesuai dan

demi kemaslahtan umat sesuai dengan tujuan hukum Islam, karena pada

umumnya hukum Islam mempunyai tujuan melindungi kemaslahatan umat.

Hukum tidak mungkin diturunkan dengan sia-sia (‘abatan) melainkan mempunyai

4
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 88.
5

alasan yang didukung oleh kebijakan Tuhan (hikmah). Alasan yang dimaksud

adalah mewujudkankan dan melindungi kepentingan (maslahat).5

Dengan tujuan melindungi kemaslahatan umat, menarik para pelaku bisnis

atau perusahaan-perusahaan besar untuk menggunakan obligasi syari’ah ijarah

guna mengembangkan usahanya. Ketika kemaslahatan yang ada lebih condong

kepada mencari keuntungan dan memberikan celah kepada perbuatan tercela

(kecurangan), maka akan terjadi banyak penyimpangan (mafsadat) yang

dilakukan oleh para perlaku bisnis. Hal ini juga bertentangan dengan kaidah ushul

fiqh yaitu :
6
‫درء اﻟﻤﻔﺎﺳﺪ ﻡﻘﺪم ﻋﻠﻰ ﺟﻠﺐ اﻟﻤﺼﺎﻟﺢ‬

Sebagaiman diketahui tujuan obligasi syari’ah ijarah yang dilakukan PT.

Matahari Putra Prima Tbk. sebenarnya adalah bertujuan untuk mencari dana guna

membangun gedung, kemudian bangunan yang telah jadi tersebut disewakan

kepada pihak lain dan hasil sewa yang diperoleh digunakan untuk memberikan

keuntungan kepada pemegang obligasi. Kasus Matahari Putra Prima Tbk. dalam

praktiknya konsep ini dilanggar oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk. karena

pembangunan gedung dilakukan oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk. dan

5
Ibrahim bin Musa al-Garnati asy-Syatibi, al-Muwa>faq>at f>i Usu>l asy-Syari>’ah (Beirut:
Dar al-Ma’ari>f, t.t), II: 44.

6
Moh. Adi Bisri, Terjemah Al-Faraidul Bahiyyah, (Kudus: Menara, 1977). hlm. 23.
6

penyewanya pun PT. Matahari Putra Prima Tbk. sendiri..7 Seluruh dana hasil

penerbitan Obligasi Syariah Ijarah juga dimanfaatkan untuk pembayaran sewa

areal usaha. Sampai akhir 2003, PT. Matahari Putra Prima Tbk. mengoperasikan

80 gerai department store (tokoserba ada) dan 58 gerai pasar swalayan di sekitar

50 kota di seluruh Indonesia.Oleh karena itu, penyusun menganggap penting

diadakan penelitian tentang masalah tersebut agar maslahat umat yang menjadi

tujuan dari obligsi syariah dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun uraikan di atas maka

rumusan masalah yang hendak diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan Obligasi Syari’ah Ijarah di PT. Matahari Putra Prima

Tbk?

2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktek obligasi syariah ijarah di

PT. Matahari Putra Prima Tbk?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang tidak terlepas dari

pokok masalah yang menjadi inti pembahasan dan diharapkan berguna dan dapat

bermanfaat.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

7 Ika, “Obligasi Syariah Masih Bermasalah” , Republika, 7 Juni 2004.


7

1. Untuk menggambarkan praktik obligasi syari’ah ijarah di PT. Matahari

Putra Prima Tbk.

2. Menjelaskan dan memaparkan pandangan hukum Islam terhadap praktek

obligasi syari’ah ijarah PT. Matahari Putra Prima Tbk.

Adapun kegunaannya adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan kontribusi bagi upaya pengembangan pemikiran

dalam bidang hukum Islam.

2. Memperluas wawasan bagi penyusun dan bagi masyarakat pada

umumnya, khususnya yang berkaitan dengan obligasi syariah ijarah.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dan asumsi-asumsi pemikiran bagi

penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pemikiran obligasi syar’iah

dalam hukum Islam.

D. Telaah Pustaka

Pasar modal sebenarnya bukan merupakan bentuk pasar baru dalam dunia

perokonomian Islam dan di Indonesia, aktivitas pasar modal sudah dimulai sejak

tahun 1912 di Jakarta.8 Pada saat itu ulama klasik belum mencantumkan bahasan

tentang pasar modal dalam kitab yang disusunnya, karena pasar modal pada saat

itu belum dikenal. Akan tetapi, prinsip-prinsip muamalah yang menjadi dasar

8
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonosia, 2003), hlm. 171.
8

hukum kelangsungan kegiatan pasar modal dapat di jumpai dalam kitab-kitab

fiqih klasik.

Kajian tentang obligasi syariah ijarah sudah banyak dilakukan namun

yang membahas tentang pelaksanaan obligasi ijarah yang berkembang saat ini

dengan PT. Matahari Putra Prima Tbk sebagai salah satu contoh pelaksana

obligasi syariah ijarah yang dibahas dengan kajian Hukum Islam (fiqih muamalat)

secara mendalam, belum ada.

Sedangkan kajian tentang obligasi secara umum juga sudah ada, seperti

dalam skripsinya Wawan Setiawan “Zakat Obligasi Perusahaan Dalam Perspektif

Hukum Islam” menggambarkan tentang pandangan hukum Islam terhadap

obligasi dan zakat obligasi. Dan penelitian tentang zakat obligasi juga dilakukan

oleh Alifiyah “Zakat Saham dan Obligasi (Studi Terhadap Pemikiran Yusuf

Qardawi)” tentang kewajiban zakat yang dikenakan dalam saham dan obligasi

ditinjau dari pemikiran Yusuf Qardawi dan dalam makalahnya Muhammad

Kamal Zubair” Instrument Investasi Pasar Modal (Analisis Perbandingan Obligasi

dan Sukuk)” yang membahas tentang perbedaan antara sukuk dan obligasi baik

segi keuntungan dan rugi serta sudut pandang syariah tentang obligasi dan sukuk.9

9
Muhammad Kamal Zubair “Instrument Investasi Pasar Modal (Analisis Perbandingan
Obligasi dan Sukuk)”. Makalah, Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008.
9

Skripsi Ika Aisyah Ambaratni “Analisis Efisiensi Penggunaan Modal

Kerja pada PT. Matahari Putra Prima Tbk.” Tentang tingkat efisiensi

penggunanaan modal kerja pada PT. Matahari.10

Kajian tentang akad ijarah di antaranya skripsi Siti Sholikhah “Tinjauan

Hukum Islam Mengenai Wa’ad Jual Beli Dalam Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-

Tamlik (Studi Atas Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/II/2002)“, mengkaji tentang

penggunaan dua akad sekaligus dalam satu transaksi.11 Skripsi Dede Zianal

Mustafa “Tinajauan Hukum Islam Terhadap Pengaruh Harga Jual Barang Jual

Barang Jaminan Atas Biaya Ijarah Pada Pegadaian Syari’ah (Studi Di Pegadaian

Syari’ah Kusuma Negara)” tentang pengaruh biaya ijarah terhadap harga jual

barang jaminan,12 dan skripsi Nur Umi Sangadah “Pelaksanaan Al-Ijarah Al-

Mutahiyah Bi Al-Tamlik di BMT Harapan Umat Klaten” membahas tentang

bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan Al-Ijarah Al-

Mutahiyah Bi Al-Tamlik di BMT Harapan Umat Klaten.13

10
Ika Aisyah Ambaratni , “Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja pada PT.
Matahari Putra Prima Tbk.” Skripsi. Fakultas Ekonomi Universita Ahmad Dahlan, Yogyakarta
2008.

11
Siti Sholikhah, Tinjauan Hukum Islam Mengenai Wa’ad Jual Beli Dalam Al-Ijarah Al-
Muntahiyah Bi Al-Tamlik (Studi Atas Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/II/2002)”. Skripsi Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

12
Dede Zianal Mustafa, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengaruh Harga Jual Barang
Jual Barang Jaminan Atas Biaya Ijarah Pada Pegadaian Syari’ah (Studi Di Pegadaian Syari’ah
Kusuma Negara).” Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.

13
Nur Umi Sangadah, “Pelaksanaan Al-Ijarah Al-Mutahiyah Bi Al-Tamlik di BMT
Harapan Umat Klaten.” Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
10

Junaedi dalam bukunya Transaksi Saham dan Obligasi di Pasar Modal

Indonesia ditinjau dari Segi Hukum Islam, mengungkapkan bahwa transaksi di

pasar modal itu boleh selama berorientasi untuk mengembangkan dunia investasi

bukan untuk spekulasi.14 Transaksi dan investasi di pasar modal juga dikaji oleh

Nurul Huda, Mustafa Edwin dalam bukunya Investasi Pada Pasar Modal

Syariah.

Dari beberapa literatur dan penelitian yang penyusun dapatkan sebagai

bahan penelitian dalam penyusunan skripsi tentang pandangan dan hukum Islam

terhadap praktek obligasi ijarah. Belum ada yang meneliti tentang masalah

obligasi syariah ijarah secara mendalam dengan tinjauan filosofis.

E. Kerangka Teoretik

Keadaan umat manusia terus berkembang mengikuti zaman, tidak bisa

statis pada satu gerak, ruang dan waktu. Hal ini diringi dengan perkembangan

ekonomi yang pesat sehingga muncul banyak produk-produk baru di bidang pasar

modal dalam perekonomian kita.

Islam memberi keleluasaan bagi pemeluknya untuk terlibat dalam berbagi

perikatan atau transaksi baru sesuai dengan tuntutan zaman, dengan catatan harus

memenuhi prinsip-prinsip dalam bermuamalah. Prinsip tersebut yaitu :15

14
Junaedi, Transaksi Saham dan Obligasi di Pasar Modal Indonesia Ditinjau dari Segi
Hukum Islam, cet. ke-2, (Jakarta: Kalam Mulia,1995), hlm. 74

15
Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, Hukum Perdata Islam. hlm 10
11

1. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, selama tidak ada

dalil al-Qur’an atau Sunnah Rasulullah yang mengharamkannya. Artinya

hukum Islam memberi kesempatan yang luas terhadap berkembangnya

bentuk dan macam muamalah baru di Indonesia.

16
‫اﻷﺹﻞ ﻓﻰ اﻷﺷﻴﺎءاﻹﺑﺎﺣﺔ ﺣﺘﻰ یﺪل اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﺮیﻢ‬

2. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengandung unsur paksaan

dan suka sama suka antara pihak-pihak yang bertransaksi. Sehingga,

terdapat kebebasan berkehendak pada pihak yang melakukan transaksi

serta menghindarkan kecurangan dalam bertransaksi.

‫یﺎأیﻬﺎ اﻟﺬیﻦ أﻡﻨﻮا ﻻﺕﺄآﻠﻮا أﻡﻮاﻟﻜﻢ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻼ إﻻ أن ﺕﻜﻮن ﺕﺠﺎرة ﻋﻦ ﺕﺮاض ﻡﻨﻜﻢ‬
17
‫وﻻ ﺕﻘﺘﻠﻮا أﻥﻔﺴﻜﻢ إن اﷲ آﺎن ﺑﻜﻢ رﺣﻴﻤﺎ‬

3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan

menghindarkan madharat dalam kehidupan.

4. Memelihara nilai keadilan, menghindarkan unsur penganiayaan dan unsur

pengambilan kesempatan dalam kesempitan.18

16
Moh. Adi Bisri, Terjemah Al-Faraidul Bahiyyah, hlm. 11.

17
An-Nisa (4) : 29.

18
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), hlm. 8.
12

Dalam hukum Islam akad perjanjian masuk ke dalam fiqih muamalah.

Akad adalah ketertarikan keinginan diri dengan keinginan orang lain dengan cara

memunculkan adanya komitmen tertentu yang disyari’atkan. Manusia diberikan

kebebasan dalam mengikat dan melaksanakan perjanjian dan Islam tidak

mensyaratkan untuk mengambil bentuk tertentu asalkan tidak menimbulkan

kemadharatan. Jelas bentuknya meskipun tidak tertulis. Setiap orang beriman

berkewajiban untuk melaksanakan yang telah diakadkan baik berupa perkataan

maupun perbuatan sesuai dengan firman Allah swt:

‫وإن آﻨﺘﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ وﻟﻢ ﺕﺠﺪوا آﺎﺕﺒﺎ ﻓﺮهﻦ ﻡﻘﺒﻮﺿﺔ ﻓﺈن أﻡﻦ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﻓﻠﻴﺆ ّد‬

‫اّﻟﺬى اؤﺕﻤﻦ أﻡﻨﺘﻪ وﻟﻴﺘّﻖ اﷲ رﺑّﻪ‬19

Akad adalah satu sebab dari yang ditentukan syara’, yang karenanya

timbullah hukum, akad merupakan perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang

atau dua pihak berdasarkan persetujuan masing-masing pihak.

Hasbi ash-Shiddiqy mendefinisikan akad adalah perbuatan antara ijab dan

Kabul dengan cara yang dibenarkan syara’ yang menetapkan keridhaan antara

kedua belah pihak.20

Obligasi syari’ah ijarah merupakan aplikasi dari perjanjian sewa menyewa

yang diciptakan LKS. Sebelum akad ini berkembang, pada dasarnya akad ini

19
Al-Baqarah (2): 283

20
Hasbi ash-Shiddiqy, Pengantar Hukum Muamalah, cet. Ke-5, (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hlm. 95.
13

berpijak pada akad sewa-menyewa(ija>rah) dalam kajian ilmu fiqih. Syari’at Islam

menganjurkan manusia untuk mengadakan akad sewa-menyewa karena dalam

kehidupan bermasyarakat tidak semua orang mempunyai sesuatu yang

dibutuhkan.

Akad ijarah atau sewa-menyewa dibutuhkan dalam kehidupan manusia,

karena itulah maka syariat Islam membenarkannya. Seseorang terkadang dapat

memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya tanpa melakukan pembelian barang,

karena jumlah uangnya yang terbatas, misalnya meyewa rumah, sementara pihak

yang lainnya memiliki kelebihan rumah dan adapat menyewakannya untuk

memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan lainnya.

Ijarah merupakan pokok jual beli dari segala sisinya, dan semua itu boleh,

akan tetapi dalam melaksanakannya tidak meninggalkan kaidah-kaidah atau

ketentuan akad ijarah yang sesuai dengan syariah.

Obligasi Ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah. Akad

ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambilmanfaat dengan jalan penggantian.

Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk memanfaatkan objek yang

ditransaksikan melalui penguasaan sementara atau peminjaman objek dengan

manfaat tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip

dengan leasing, tetapi tidak sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai dengan

adanya perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi perpindahan kepemilikan.

Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:


14

a. Objeknya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerak,

harta perdagangan) maupun berupa jasa.

b. Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati

oleh kedua belah pihak.

c. Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara

spesifik.

d. Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk

imbalan atau sewa / upah.

e. Pemakai manfaat (penyewa) harus menjaga objek agar manfaat yang

diberikan oleh objek tetap terjaga.

f. Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.

Ketentuan-ketentuan dalam akad ijarah baik itu syarat maupun rukunnya

harus dipatuhi dan dilaksanakan agar dalam pelaksanaan akad ijarah tidak timbul

mafsadat. Begitu juga dengan ketetuan-ketentuan lain yang menyertai obligasi

syariah ijarah seperti Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia

no: 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Pada dasarnya pada bidang muamalah dalam ilmu fiqih dapat diketahui

makna dan rahasianya oleh manusia. Oleh karena itu, penelusuran hikmah

terhadap masalah muamalah menjadi penting.21

21
M. Subkhan Anshori, et. al., Peta Epistimologi Pemikiran Islam Klasik ( dari Filasafat
Al-Farabi sampai Maqasid Asy-Syatibi), (Kairo: Lakpesdam PCI NU Mesir, 2006), hlm. 151.
15

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pustaka,22 karena sumber data dari

berbagai karya tulis, sedangkan pendekatan yang akan dipakai adalah

pendekatan normatif yakni mengkaji data yang ada kemudian dibahas dan

dinilai dengan kaidah-kaidah hukum Islam.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat normatif, yaitu data yang ada disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisis. Penelitian ini menguraikan konsep

fiqih muamalat tentang akad ijarah. Kemudian, beberapa teori yang

terkandung dalam konsep tersebut diaplikasikan untuk memecahkan

permasalahan obligasi ijarah.

3. Sumber Data

Untuk menggali data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini,

penyusun merujuk pada sumber utama yaitu karya-karya ilmiah atau

penelitian tentang obligasi syariah di PT. Matahari Putra Prima Tbk dan

kitab-kitab tentang fiqih muamalat dan kitab al-muwa>faqa>t, serta beberapa

22
Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung; PT. Remaja
Rosda karya, 2001), hlm. 113.
16

buku lain yang membahas akad ijarah dan maqặsid asy-Syari’ah. Di

samping itu juga referensi yang berkaitan dengan obligasi syari’ah ijarah.

4. Pendekatan masalah

Pendekatan masalah yang penyusun gunakan adalah pendekatan

normatif, yaitu meneliti masalah dalam bingkai norma-norma yang ada

dengan mendasarkan pada teks-teks yang bersumber pada hukum Islam.

5. Metode Analisa Data

Untuk menganalisa data, digunakan analisis kualitatif melalui

metode berfikir induksi maupun deduksi.

a. Metode Induksi yang pada umumnya disebut generalisasi,23 digunakan

ketika didapati data tentang pelaksanaan obligasi syari’ah ijarah di PT.

Matahari Putra Prima Tbk. Yang memilki unsur sama. Dari data yang

sama tersebut kemudian ditarik kesimpulan umum.

b. Deduksi, yakni metode yang bertitik tolak pada data yang universal

(umum), kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.24

23
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
hlm. 67.

24
Ibid., hlm. 58.
17

Menganalisis data tentang pandangan hukum Islam terhadap

pelaksanaan obligasi syari’ah ijarah di PT. Matahari Putra Prima Tbk.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran permasalahan dengan pembahasan

permasalahan yang terarah maka penyusun menata secara sistermatis dalam lima

bab yang masing-masing bagian tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain.

Adapun susunan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I, yaitu pendahuluan yang berisi pedoman yang mengantarkan

pembahasan skripsi secara menyeluruh. Bab ini berisi latar belakang masalah,

pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitain, telaah pustaka, kerangka teoritik,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II, merupakan penunjang dari pembahasan yang meliputi konsep

fiqih muamalah. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

teori hukum Islam. Serta gambaran umum tentang obligsi syari’ah ijarah, yang

meliputi: pengertian ijarah, obligasi syariah , obligasi syariah ijarah dan unsur-

unsur di dalamnya

BAB III, membahas tentang, gambaran umum PT. Matahari Putra Prima

Tbk. dan pelaksanaan obligasi ijarah di PT. Matahari Putra Prima Tbk.

BAB IV, merupakan pembahasan tentang analisis penyusun terhadap

pelaksanaan obligasi syari’ah ijarah terutama di PT. Matahari Putra Prima Tbk.

dengan konsep hukum Islam.


18

BAB V, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, saran.

Kesimpulan merupakan sebuah bagian yang akan menjawab pertanyaan dalam

rumusan masalah skripsi ini. Saran merupakan sumbang pemikiran yang bisa

digunakan untuk memperbaiki objek yang menjadi sumber permasalahan.


BAB V.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan

lain oleh al-Qur’an dan sunnah Rasul. Dengan pengertian hukum Islam

memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam muamalat baru

sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat. Ijarah merupakan

sarana bagi manusia untuk mempermudah maerealisasikan manfaat yang mereka

butuhkan meskipun mereka tidak memilikinya. Kebutuhan terhadap manfaat (jasa)

seperti halnya kebutuhan terhadap barang-barang. Memelihara kebutuhan manusia

merupakan merupakan prinsip diberakukannya transaksi. Oleh karena itu, ijarah

disyariatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia Dari beberapa data yang ada,

dalam pelaksanaan obligasi syariah ijarah di PT. Matahari Putra Prima terjadi

pelanggaran ketika obligasi syari’ah yang berakad ijarah sebenarnya adalah

bertujuan untuk mencari dana guna membangun gedung, kemudian bangunan

yang telah jadi tersebut disewakan kepada pihak lain dan hasil sewa yang

diperoleh digunakan untuk memberikan keuntungan kepada pemegang

obligasi. Kasus Matahari Putra Prima Tbk. dalam praktiknya konsep ini

dilanggar oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk. karena pembangunan gedung

dilakukan oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk. dan penyewanya pun PT.

67
68

Matahari Putra Prima Tbk. sendiri. Kemudian Seluruh dana hasil penerbitan

Obligasi Syariah ijarah dimanfaatkan untuk pembayaran sewa areal usaha.

2. Akad ijarah atau sewa-menyewa dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena

itulah maka syariat Islam membenarkannya. Hampir semua ulama ahli fiqih

sepakat bahwa ijarah disyariatkan dalam Islam. Islam mengaharuskan manusia

agar mengambil hasil yang halal. Sesuai dengan prinsip-prinsip fiqh

muamalah. Di antaranya prinsip keadilan yaitu, menghindari unsur-unsur

penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Hal

ini menentukan bahwa segala bentuk muamalat yang mengundang unsur

penipuan tidak dibenarkan.. Islam mencegah jual-beli gharar karena

ketidaktahuan terhadap kondisi suatu barang itu merugikan salah satu pihak

dan menimbulkan madharat. Ketika dalam pelaksanaan akad ijarah melanggar

prinsip keadilan ini maka akan menimbulkan kerugian pada salah satu pihak,

sehingga akad ijarah menjadi rusak. Konsep maqa>s}id asy-syari>‘ah, secara

simpel menggambarkan sebuah hukum dengan lebih menitikberatkan pada

substansi (maqa>s}id) sebuah teks (asy-syari>‘ah), yang kemudian disinkronkan

dengan sebuah kasus dan realita. Aplikasi konsep maqa>s}id asy-syari>’ah

terhadap hukum obligasi syariah ijarah dapat dilakukan dengan menerapkan

kaidah-kaidah pokok maqa>s}id asy-syari>’ah dalam metode istinbat} hukum

obligasi syariah ijarah. Dari beberapa data yang ada, pelaksanaan obligasi

syariah ijarah di PT. Matahari putra prima lebih didominasi oleh kemafsadatan
69

dibanding dengan kemaslahatan yang terkandung di dalamnya. Dengan

demikian upaya mendapatkan keuntungan tidak dapat diprioritaskan jika

ternyata mafsadat yang ditimbulkan oleh obligasi ijarah lebih dominan

daripada manfaat yang ada di dalamnya. Sehingga dalam kondisi dan situasi

seperti ini pelaksanaan obligasi syariah ijarah di PT Matahari Putra Prima Tbk.

adalah dilarang demi tercapainya tujuan syari’ah. Menurut Syatibi, perbuatan

yang dalam skala kecil berstatus mubah, namun ketika perbuatan itu

merugikan dalam skala yang lebih luas, maka perbuatan itu menjadi makruh

atau haram. Obligasi syari’ah ijarah yang akadnya sah menurut syari’ah bukan

berarti dibolehkan dalam perspektif Islam. Maqa>s}id syari’ dalam akad ijarah}

tidak membolehkan menggunakan akad ijarah sebagai sarana memuaskan

hawa nafsu untuk memenuhi keinginan mendapatkan keuntungan lebih besar.

Sehingga dalam akad ijarah} harus memperhatikan tujuan-tujuannya yang

semestinya tidak bertentangan dengan pokok-pokok Syariat. Dengan demikian

obligasi syari’ah ijarah dan sejenisnya dibolehkan dalam frekuensi tidak

sampai mendatangkan mafsadat dan memperhatikan dampak bagi pihak lain

yang bertransaksi.
70

B. Saran

1. Penelitian ini hanya sekelumit dari sekian banyak penelitian tentang obligasi

syariah ijarah yang tentunya belumlah berarti apa-apa dalam kajian keIslaman

yang begitu marak. Namun penyusun berharap agar skripsi ini dapat dijadikan

referensi sampingan bagi para peneliti yang ingin membahas ini.

2. Dalam mengukur kemaslahatan sebuah hal, tentunya tidak cukup hanya

menggunakan parameter nalar semata, tapi perlu diperhatikan pula kaitannya

dengan pokok-pokok syariat.

3. Dikarenakan dampak yang timbul akibat pelaksanaan obligasi syariah ijarah di

PT. Matahari Putra Prima Tbk. itu cenderung kearah yang mafsadat. Oleh

karena itu, hemat penyusun dalam situasi dan kondisi masyarakat dewasa ini

praktek obligasi syariah ijarah perlu untuk ditinjau kembali, supaya tidak

terjadi pelanggaran dalam prakteknya. Yaitu tidak hanya selektif pada saat

pendaftaran efek tetapi juga aktif dalam mengawasi prakteknya.

4. Dari uraian yang sangat sederhana ini penyusun berharap agar penelitian ini

menggugah minat peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih akurat

dan valid guna melengkapi kajian ini agar lebih bisa diterima oleh para

pecinta hukum Islam.


71

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Toha


Putra. t.t
B. Hadist

Al-Bukha>ri. S}ahih al-Bukha>ri, CD Mausu`>’ah al-Hadi>s as-Syari>fah: Global


Islamic Sofware Company, 1991-1997

C. Fiqih dan ushul fiqih

Abdullah, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan 4 Mazhab,


Jakarta: Maktabah al- Hanif, 2009.

Ahmad, Mukhsin, “Tinjauan Maslahat Sebagai Penalaran dalam


Penetapan Hukum Islam Menurut Imam Asy-Syatibi”,
Yogyakarta: Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2003.

Anshori, M. Subkhan, Pemikiran Islam Klasik (dari Filsafat Al-Farabi


sampai Maqặsid asy-Syari’ah), Kairo: Lakpesdam PCI NU
Mesir, 2006.

Basyir, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata


Islam), Yogyakarta: UII Pers, 1993.

Bisri, Moh. Adi, Terjemah al-Faraidul Bahiyyah, Kudus: Menara, 1977.

Firdaus NH, Muhammad, Konsep Dasar Obligasi Syariah, Jakarta:


Renaisan, 2005.

Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 41/DSNMUI/III/2004 Tentang


Obligasi syariah ijarah, www.halalguide.info, diakses 30
November 2008.

Hasbi, ash-Shiddiqy, Pengantar Hukum Muamalah, cet. ke-5, Jakarta:


Bulan Bintang, 1976.

Junaedi, Transaksi Saham dan Obligasi di Pasar Modal Indonesia


ditinjau dari Segi Hukum Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1995.

Mahfud, Sahal, Wajah Baru Fiqih Pesantren, Jakarta: Citra Pustaka


Bersama Keluarga Mathaliul Falah (KMF), 2004.
72

Manan, Abdul, Obligasi Syariah, http://www.badilag.net.com. Akses 12


November 2008.

Mas’ud, Muhammad Khalid, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan


Sosial, penerjemah. Terj.Yudian W. Asmin, Surabaya: Penerbit
Al-Ikhlas, 1995.

Mustafa, Dede Zianal “Tinajauan Hukum Islam Terhadap Pengaruh Harga


Jual Barang Jual Barang Jaminan Atas Biaya Ijarah Pada
Pegadaian Syari’ah (Studi Di Pegadaian Syari’ah Kusuma
Negara)”, Yogyakarta: Skripsi Fakultas Syariah UIN Sunan
Kalijaga, 2007.

Muthalib, Muhammad Yasir, Terjemah al-Umm “Ringkasan Kitab al-


Umm”, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, Jakarta:


Kencana Prenada Media Group, 2006.

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal
Syariah, Jakarta: Kencana, 2007.

“Obligasi Syariah Masih Bermasalah” , Republika, 7 Juni 2004.

Sayyid, Sa>biq, Fiqih Sunnah, alih Bahasa Drs. Moh Thalib. Bandung: PT
al-Ma`arif. 1997.

Sangadah, Nur Umi, “Pelaksanaan Al-Ijarah Al-Mutahiyah Bi Al-Tamlik


di BMT Harapan Umat Klaten”, Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Sholikhah, Siti,“Tinjauan Hukum Islam Mengenai Wa’ad Jual Beli Dalam


Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-Tamlik (Studi Atas Fatwa DSN
No. 27/DSN-MUI/II/2002)“, Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Deskripsi dan


Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia, 2003.

Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Muamalah, cet. ke-5, Jakarta: Rineka


Cipta, 1976.

Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.


73

Sya>tibi>, Ibrahim bin Musa al-Garna>ti, Al-Muwa>faqa>t fi Us}u>l asy-


Syari>’ah, Beirut: Da>r al-Ma’a>rif, t.t.

Syafe’I, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004.

Ya’qub, Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Pola Pembinaan


Hidup dalam Berekonomi), Bandung: Diponegoro, 1992.
D. Lain-lain

Ambaratni, Ika Aisyah, “Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada PT.


Matahari Putra Prima Tbk. yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2002-2006”, Yogyakarta: UAD, 2008.

Kamal Zubair, Muhammad, ”Instrument Investasi Pasar Modal (Analisis


Perbandingan Obligasi dan Sukuk)”, Yogyakarta: Pasca Sarjana
UIN, 2008.

Kamil, Ahmad dan Fauzan, Muhammmad, Kitab Undang-Undang Hukum


Perbankan dan Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2007.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya, 2001.

Munawir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawir, Surabaya: Pustaka


Progessif, 1997.
TERJEMAH

No Hlm FN Terjemahan

BAB I

1 5 6 Mendahulukan menghindari mafsadat daripada mengambil


maslahat

2 11 16 Segala sesuatu itu pada dasarnya boleh, kecuali bila ada


dalil yang mengharamkannya

3 11 17 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunh dirimu,
sesungguhny Allah adalah Maha Penyanyang kepadamu

4 12 19 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu


bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana
Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya,

BAB I1

5 22 3 Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang


membuat-buat dusta terhadap Allah?. mereka itu akan
dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan
berkata: "Orang-orang inilah yang Telah berdusta terhadap
Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas
orang-orang yang zalim,

6 23 4 Akad atas suatu manfaat dengan pengganti

7 23 5 Akad suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu


dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan

I
dengan pengganti tertentu.

9 24 8 Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam


waktu tertentu dengan pengganti.

10 26 11 Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu


Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan
baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan
lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

11 26 12 Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku


ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat
dipercaya".

12 26 13 Alah berfirman : ada tiga orang yang Aku menjadi musuhnya


pada hari kiamat: seorang yang member janji kepada-Ku
kemudian mengkhianati; seseorang yang menjual orang
merdeka; dan seseorang yangh memperkerjakan seorang
pekerja, lalu pekerja itu telah menyelesaiakan pekerjaannya,
tetapi ia tidak memberikan upahnya.

13 27 15 Sesungguhnya sesuatu yang paling berhak kamu ambil


upahmya adalah kitab Allah (al-Qur’an)

14 28 17 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

15 30 22 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad

BAB IV

16 59 2 dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,


Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada
Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.

II
BIOGRAFI ULAMA
1. Asy-Sya>t}ibi>
Nama lengkapnya, Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad al-Lakhmi
asy-Sya>t}ibi>. Tempat dan tanggal lahirnya tidak diketahui secara pasti, namun
nama asy-Sya>t}ibi sering dihubungkan dengan nama sebuah tempat di Spanyol
bagian timur, yaitu Sativa atau Syatiba (Arab). Beliau meninggal pada hari Selasa
tanggal 8 Sya’ban tahun 790H atau 1388M dan dimakamkan di Gharnata. Asy-
Sya>t}ibi> mengawali pendidikannya dengan belajar tata bahasa dan sastra Arab
kepada Abu Abd Allah Muhammad bin Ali al-Fakhkhar, seorang pakar tata
bahasa di Andalusia. Mulai belajar fikih pada tahun 754 H/ 1353M, Asy-
Sya>t}ibi> berguru kepada Abu Sa’adah Ibn Lubb yang kepada orang inilah
hampir seluruh pendidikan ke-fikih-annya diselesaikan. Ibn Lubb adalah fakih
yang terkenal di Andalusia dengan tingkat ikhtiya>r, atau keputusan melalui
pilihan dalam fatwa.
Dalam bidang usul fiqh dan tasawwuf, Asy-Sya>t}ibi> berguru kepada Abu
AbdAllah al-Maqqari yang datang ke Granada pada tahun 757 H/ 1356M karena
diutus oleh Sultan Banu Marin sebagai diplomat. Kepada Abu Ali Mansur al-
Zawawi dan al-Sharif al-Tilimsani (W 771 H/ 1369M) dan Abu Ali Mansur al-
Zawawi datang ke Granada pada tahun 753H (1352 M). Asy-Sya>t}ibi> belajar
filsafat, ilmu kalam dan ilmu-ilmu lain yang dikenal dalam klasifikasi ilmu
pengetahuan Islam yakni ilmu pengetahuan tradisional, al-‘Ulu>m al- Naqliyyah.
Karya-karya Sya>t}ibi> antara lain; al-Muwa>faqa>t (at-Ta’ri>f bi Asra>r at-
Takli>f), al-I’tis}am, al-Maja>lis, Syarh} al-Khula>s}ah, ‘Unwan al-Ittifaq fi
‘Ilm al- Isytiqa>q, Us}u>l an-Nah}w, Al-Ifada>t wa al-Insyada>t, dan Fatawa
asy- Sya>t}ibi.

2. Ahmad ar-Raisuni
Seorang tokoh harakah tauhid wal Ishlah di Maroko. Beliau dilahirkan di
kota Qasra al-Kabir (sebuah daerah di tepi kota Maroko) pada tahun 1372 H atau
1953 M. Di kota kelahirannya ini beliau menempuh pendidikan dasar dan tingkat
pertama. Kemudian kuliah di Universitas Qarawain di kota Fez tahun 1978.
Kemudian menyelesaikan pendidikannya di fakltas adab dan humaniora di
Universitas Muhammad V di kota Ribath. Lalu ia menjadi dosen ushul fikih dan
maqasid syari'ah di universitas tersebut. Di samping itu juga ia aktif di beberapa
uiniversitas lainnya. Karya-karyanya antara lain; nad}ariyatul maqa>s}id 'indal
ima>m asy-sya>t}ibi>, nad}ariyatu at-taqri>b wa at-tagli>b wa tatbi>qa>tuha fil
'ulu>mil isla>miyyah, dan madkhal ila maqa>s}id asy-syari>'ah.

3. KH. Ahmad Azhar Basyir, M.A.


KH. Ahmad Azhar Basyir, MA. Dilahirkan diyogyakarta, 21 november 1928.
ia adalah alumnus Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta (1956).
Pada tahun 1965, ia memperoleh gelar magister dalam Islamic studies dari

IV
universitas kairo, mesir. Sejak tahun 1953, ia aktif menulis buku antara lain:
Terjemahan Matan Taqrib, Terjemahan Jawahirul Kalimiyah (‘Aqāid),
Ringkasan Ilmu Tafsir, Ikhtisar Ilmu Mutalah Hadīs, Ilmu Sharaf dan Soal Jawab
an-Nahwu Wadlih.

4. As-Sayyid Sabiq
Beliau dikenal sebagai salah seorang termashur di al-Azhar, Kairo. Sekitar
tahun 1356 M., beliau menjadi teman sejawat Hasan al-Basri, seorang pemimpin
terkemuka gerakan Ikhwan al-Muslimin. Beliau termasuk salah seorang yang
menganjurkan kembali adanya ijtihad serta mengajak kembali umat Islam untuk
berpegang teguh kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Adapun karyanya yang
mashur adalah Fiqh al-Sunnah dan Qaidah al-Fiqhiyyah.

V
CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Aris Safi’i


Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 12 Oktober 1985
Alamat asal : Kauman, Blondo, Mungkid, Magelang. Rt/Rw. 02/09

Nama Orang Tua


Ayah : H. Humam Dahlan
Ibu : Hj. Mawardijah

Pekerjaan Orang Tua


Ayah : PNS
Ibu : PNS

Riwayat Pendidikan
Mi.M. Blondo, Magelang : Lulus Tahun 1998
MTs Ali Maksum Yogyakarta : Lulus Tahun 2001
MA Ali Maksum Yogyakarta : Lulus Tahun 2004
UIN Sunan Kalijaga : Masuk Tahun 2004- Sekarang

VI

Anda mungkin juga menyukai