Anda di halaman 1dari 6

Laporan Hasil Analisis

Undang-Undang No. 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren

Diajukan guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Manajemen Pondok Pesantren

Dosen Pengampu : Dr. Istikomah, M. Ag

Disusun oleh :

ABDUL MUN’IM MARZUQI

(1986 1080 0026)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri,
maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan
seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dn eksploitasi. Di sinilah letak afinitas dari
aspek pedagogic, yaitu membebaskan manusia secara komprehensif dari ikatan-ikatan yang
terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai suatu yang mengikat kebebasan seseorang.
Maka dari pada itu, pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam
menjalani kehidupan, karena dari sepanjang perjalanan hidup manusia, pendidikan merupakan
barometer untuk mencapai maturitas nilai-nilai kehidupan.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan
sangat mustahil satu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya
untuk maj, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka.
Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap rida kepemimpinan.
Maka dalam hal ini system pendidikan nasional masih belum mampu secara maksimal untuk
membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini, banyak kalangan yang mulai mencermati
system pendidikan Pesantrensebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang
tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut
dapat dimengerti, karena pesantran memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya
tujuan yang dimaksud.
Relevan dengan hal tersebut, maka pemerintah mengesahkan RUU tentang Pesantren
menjadi undang-undang. Hal tersebut termaktub secara detail dalam UU nomer 18 tahun 2019
tentang Pesantren
Rumusan Masalah
I. Apa pertimbangan pemerintah mengesahkan UU No. 18 tahun 2019?
II. Apa yang menjadi landasan pengesahan UU Pesantren tersebut?
III. Apa pengertian Pesantren menurut UU No. 18 tahun 2019?
IV. Apa poin pokok yang terdapat pada UU No. 18 tahun 2019?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
- Untuk memahami pertimbangan pemerintah mengesahkan UU No. 18 tahun 2019
- Untuk mengetahui landasan pengesahan UU Pesantren
- Untuk pengertian Pesantren menurut UU No. 18 tahun 2019
- Untuk mengetahui pokok –pokok yang terdapat pada UU No. 18 tahun 2019
C. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan tambahan wawasan pengetahuan, dan dalam lingkup pendidikan
islam; UU No.18 tahun 2019 tentang Pesantren ini sangat erat kaitannya dengan
manajemen pendidikan islam. Yang menurtu Aa’la (2006) hal ini bisa dikatakan
sebagai variant baru dalam pengelolaan melalui manajemen pendidikan yang
bernuansakan islam, melalui internalisasi nilai-nilai dalam tradisi Pesantren.
b. Sebagai bahan kajian bahwa pendidikan islam khususnya Pesantren dan system
pendidikan yang diterapkan pemerintah ada keterkaitan yang kuat. Hal ini
dibuktikan dengan disahkannya UU No. 18 tahun 2019 tentang Pesantren.
D. Kajian Teori
Banyak yang berpandangan bahwa system pendidikan Pesantren dengan system
pendidikan yang diterapkan pemerintah adalah sesuatu yang dipaksakan dan diberikan
label islam. Namun pandangan tersebut tidaklah benar, karena jika mengacu kepada
pendapat Hendricks (1996) yang menyatakan bahwa disiplin ilmu harus berangkat dari
landasan sosiologis-filosofis, sesuai dengan kondisi social masyarakat saat ini yang
dibenturkan dengan kegelisahan, merosotnya nilai social keagamaan dan terjadinya krisis
di berbagai multidimensional pada semua sector kehidupan, termasuk didalamnya bidang
pendidikan islam. Oleh karena itu, dibutuhkan sesuatu yang baru dalam pengelolaan
pendidikan melalui manajemen pendidikan yang bernafaskan islam.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bisa dikatakan penelitian kualitatif deskriptif, karena hasil
dari penelitian ini hanyalah identifikasi dan deskripsi mengenai objek penelitian
mengenai sistem pendidikan Pesantren yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2019 tentang Pesantren.
BAB III
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian (Hasil Penelitian)
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen Pondok Pesantren.
Data penelitian ini di peroleh dari studi kepustakaan murni, dengan sumber
utama salinan UU No. 18 tahun 2019 tentang Pesantren, serta sumber-sumber pendukung
melalui buku-kuku, jurnal terakreditasi, tesis ataupun disertasi yang relevan dengan topic
penelitian.
Dari hasil telaah objek penelitian dari objek yang relevan dengan topic,
sebagian besar objek penelitian dapat dismpulkan bahwa masih banyak yang
beranggapan system pendidikan islam daklam hal ini Pesantren dan yang sejenisnya tidak
ada kaitannya dengan system pendidikan umum yang diterapkan pemerintah.
Namun, anggapan tersebut dapat di sanggah dengan hasil temuan yang terdapat
pada UU No. 18 tahun 2019 tentang Pesantren.
B. Pembahasan
Pembahasan ini dimulai dari pertimbangan pemerintah mengesahkan RUU
yang sekarang menjadi UU. Pemerintah berkeyakinan :
a. Bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya serta
memilih pendidikan dan pengajaran dalam satu system pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal tersebut relevan dengan amanah UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945
b. Bahwa dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia,
Pesantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah banyak
memberikan kontribusi penting dalam mewujudkan islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuanganmeraih
kemerdekaan maupun pembangunan nasional dalam kerangka NKRI.
c. Bahwa untuk menjamin penyelenggaraan Pesantren dalam fungsi pendidikan, fungsi
dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat, diperlukan pengaturan untuk memberikan
rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi berdasarkan tradisi dan kekhasannya.
d. Bahwa pengaturan mengenai Pesantren belum sceara optimal mengakomodasi
perkembangan, aspirasi, dan kebutuhan hokum masyarakat serta penempatan pengaturan
hukumnya dalam peraturan undang-undang yang terintergrasi dan komprehensif.
Berdasarkan pertimbangan diatas dan landasan undang-undang pada Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 28C, Pasal 28E, Pasal 29, dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republikj Indonesia
Tahun 1945. Maka dirancanglah konsep UU yang mengatur pesantren yang disebut RUU
Pesantren yang kemudian disetujui dan di sahkan menjdai UU Pesantren.
Dalam Bab 1, UU nomer 18 tahun 2019 tentang Pesantren disebutkan bahwa definisi
istilah Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah, atau sebutan lain yang kemudian disebut
Pesantren adalah suatu lembaga atau instansi yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh
perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat islam, dan/atau masyarakat yang menanamkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menyemaikan akhlak mulia serta memegang teguh
ajaran islam rahmatan lil ‘alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan,
moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah islam,
keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara kestuan Republik Indonesia.
Berdasar pada definisi Pesantren yang di jabarkan oleh pemerintah dalam UU, maka
dari UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren sedikitnya ada lima pokok yang dapat
disimpulkkan sebgai hasil analisa UU ini, yaitu :
1. Menggunakan kurikulum Kitab Turast atau kitab kuning. Setelah RUU tentang Pesantren
disetujui dan disahkan menjadi UU, lembaga pendidikan Pesantren harus mengajarkan
para siswanya atau santrinya menggunakan kurikulum kitab kuning. Hal ini senada
dengan pasal 1 ayat 2 dan 3 dalam UU Pesantren.
2. Pesantren sebagai lembaga mandiri, sebelum disahkan menjadi UU, salah satu point
yang terdapat dalam RUU Pesantren adalah bahwa keberadaan Pesantren sebagai
lembaga mandiri. Hal ini disebabkan, Pesantren memiliki ciri khas sebagai institusi yang
menanamkan nilai-nilai keimanan kepada Allah SWT. Setelah disahkan menjadi UU,
poin ini msih berlaku
3. Memiliki kyai yang berpendidikan Pesantren. Dalam pasal 5 UU Pesantren, disebutkan
bahwa Pesantren harus memiliki kyai. Namun, pada pasal 1 ayat 9 terdapat kriteria kyai,
yaitu kyai adalah seorang pendidik yang memiliki kompetensi ilmu agama berlatar
belakang pendidikan Pesantren.
4. Terkait proses pembelajaran. RUU Pesantren yang setelah disahkan menjadi UU
Pesantren, mengesahkan proses pembelajaran yang khas, yakni ijazah kelulusannya
memiliki kesetaraan dengan lembaga formal atau disebut dengan ijazah muadalah
dengan memenuhi jaminan mutu pendidikan.
5. Diberikan anggaran dana abadi. Pada salah satu point RUU Pesantren yang setelah
disahkan menjadi UU, terdapat penjelasan bahwa pesantren akan mendapatkan dana
abadi dari pemerintah, sebagaimana tertera pada pasal 49. Namun, hal tersebut
disesuaikan dengan kondisi keuangan Negara dan ketentuan perundang-undangan
sebagaimana pada pasal 48 ayat 2
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil paparan analisa dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemerintah sudah menyetujui dan menyetarakan sistem pendidikan islam dalam kionteks ini
adalah pesantren, jadi penadapat beberapa praktisi atau ahli bahwa pemberian label islam pada
istilah sistem pendidikan adalah suatu istilah yang dipaksakan, adalah suatu kesalahpahaman.
Karena pendidikan islam telah dipraktikkan sejak 1400an tahun yang lalu jika menggunakan
tahun hijriyah bahkan lebih.
B. Saran dan Masukan
Akhir kata, peneliti mohon maaf karena banyak point yang belum terjelaskan dengan
baik, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dari peneliti selain kesibukan pribadi peneliti.
Oleh karena itu peneliti mohon bimbingan dari bapak dosen pengampu dan teman-teman
seperjuangan, agar kedepannya laporan penelitian ini bisa lebih baik lagi.

Daftar Pustaka
1. Salinan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
2. Manajemen Pendidikan Islam, Buku daras, Dra. Romlah, M.Pd.I, tahun 2016. Pdf
3. Manajemen Pendidikan Islam, Dr. KH. U. Saefullah, M. M. Pd, Pustaka Setia, Cetakan 1,
Februari 2012, Pdf
4. Eksistensi pesantren sebagai sub system pendidikan nasional, perspektif sejarah
pendidikan di Indonesia, Muhammad Rais

Anda mungkin juga menyukai