0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas empat metode penafsiran Al-Quran yaitu metode tahlili, ijmali, muqarran, dan maudhu'i. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Metode-metode tersebut digunakan dalam berbagai kitab tafsir terkenal.
Dokumen tersebut membahas empat metode penafsiran Al-Quran yaitu metode tahlili, ijmali, muqarran, dan maudhu'i. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Metode-metode tersebut digunakan dalam berbagai kitab tafsir terkenal.
Dokumen tersebut membahas empat metode penafsiran Al-Quran yaitu metode tahlili, ijmali, muqarran, dan maudhu'i. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Metode-metode tersebut digunakan dalam berbagai kitab tafsir terkenal.
METODE-METODE PENAFSIRAN AL QURAN Pengertian Metode-Metode Tafsir Metode Tafsir 1. Metode Tahlily (analisis) 2. Metode Ijmali 3. Metode Muqarran 4. Metode Maudhu’i (Tematik) Pengertian Metode Tafsir Kata metode berasal dari bahasa yunani “methodos” yang berarti “cara atau jalan”. Kata tafsir berasal dari bahasa Arab, yaitu fassara, yufassiru, tafsiiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu, tafsir dapat pula berarti al idlah wa altabiyin, yaitu penjelasan dan keterangan. Imam al-Zarqhoni mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan Al-Qur’an baik dari segi pemahaman makna atau arti sesuai yang dikehendaki Allah Swt menurut kadar kesanggupan manusia. Metode-Metode Tafsir 1. Metode Tahlily (Analisis)
Kata tahliliy adalah bahasa Arab yang
berasal Hallala Yuhallilu Tahlilan yang berarti menganalisa atau mengurai. Tafsir tahliliy ialah menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf. dengan menggunakan metode Tahlily, para Mufassir menganalisis setiap kosa kata atau lafal dari aspek bahasa dan makna. Analisis dari aspek bahasa meliputi keindahan susunan kalimat ijasz, badi’, ma’ani, bayan, haqiat, majaz, kinayah, isti’arah. Dan dari aspek makna meliputi sasaran yang dituju oleh ayat, hukum, aqidah, moral, perintah larangan, relevansi sebelum dan sesudahnya, hikmah dan lain sebagainya. Kelebihan Metode Tahlily Tafsir tahliliy sebagai salah satu metode tafsir yang banyak digunakan oleh para mufasir. Adapun kelebihan metode tafsir tahliliy adalah: 1. Metode tahlili adalah merupakan metode tertua dalam sejarah Al- Quran karena metode ini telah digunakan sejak masa Nabi Muhammad SAW. 2. Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh para mufassir. 3. Metode ini memiliki corak (laun ) dan orientasi ( ittijah ) yang paling banyak dibandingka metode lain. 4. Melalui metode ini seorang mufassir memungkinkan untuk memberikan ulasan secara panjang lebar ( itnhab), atau secara ringkas dan pendek saja ( ijaz) 5. Metode tahlili pembahsann dan ruang lingkupnya yang sangat luas. Hal ini dapat berbentuk riwayat (ma’sur ) dan juga dapat berbentuk rasio ( ra’yu ) Kekurangan Metode Tahlily 1. Metode ini dijadikan para penafsir tidak jarang hanya berusaha menemukan dalil atau pembenaran pendapatnya dengan ayat-ayat Al- Quran. 2. Metode ini kurang mampu memberi jawaban tuntas terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, karena pembahsannya sering tidak tuntas, terutama masalah kontemporer seperti keadilan, kemanusiaan, sekaligus tidak banyak memberi pagar-pagar metodologi yang dapat mengurangi subjektivitas mufassirnya. 3. Dapat menghanyutkan seorang mufassir dalam penafsirannya, sehingga keluar dari suasana ayat yang dibahas. 4. Metode ini sangat subjetif. Metode-Metode Tafsir 2. Metode Ijmali Secara harfiyah, kata ijmali berasal dari kata ajmala yang berarti menyebutkan sesuatu secara tidak terperinci. Kata ijmali secara bahasa artinya ringkasan, ikhtisaran global, dan penjumlahan. Metode Ijmali (global) ialah menjelaskan ayat- ayat al-Qur’an secara ringkas namun mencakup, dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak untuk dibaca. Sistematika pembahasannya sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam Mushaf Kelebihan Metode IJmali 1. Jelas dan Mudah di pahami. 2. Bebas dari penafsiran Israiliyat. 3. Akrab dengan bahasa Al-Quran Kekurangan Metode Ijmali 1. Menjadikan petunjuk Al-Qur’an tidak utuh. 2. Penafsiran dangkal atau tidak mendalam. Metode-Metode Tafsir 3. Metode Muqorron (Komparatif)
Kata muqaran merupakan mashdar dari kata Qoorona,
Yuqoorinu, Muqoorinatun yang berarti perbandingan (komparatif). Sebagaimana yang dikutip oleh Usman dari ungkapan Al-Farmawi “Tafsir Muqarran adalah menafsirkan sekelompok ayat-ayat al-Qur’an atau sesuatu surah tertentu dengan cara membandingkan antara ayat dengan ayat, atau antara ayat dengan Hadis, atau antara pendapat para ulama’ tafsir dengan menonjolkan aspek-aspek perbedaan tertentu dari objek yang dibandingkan tersebut. Kelebihan Metode Muqarran 1. Membandingkan teks ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua kasus atau lebih, dan atau memiliki redaksi yang berbeda bagi satu kasus yang sama. 2. Membandingkan ayat-ayat al-Qur’an dengan hadis yang pada lahirnya terlihat bertentangan, dan 3. Membandingkan berbagai pendapat ulama’ tafsir dalam menafsirkan ayat al-Qur’an. 4. Memberikan wawasan relatif lebih luas. 5. Membuka pintu untuk bersikap toleran. 6. Mengungkapkan ke-i’jaz-an dan keotentikan Al-Quran 7. Membuktikan bahwa ayat-ayat Al-Quran sebenarnya tidak ada kontradiktif. 8. Dapat mengungkapkan orisinalitas dan objektifitas mufassir. 9. Dapat mengungkapkan sumber-sumber perbedaan di kalangan mufassir atau perbedaan pendapat di antara kelompok umat Islam, yang di dalamnya termasuk masing-masing mufassir 10. Dapat menjadi sarana pendekatan (taqrib) di antara berbagai aliran tafsir dan dapat juga mengungkapkan kekeliruan mufassir sekaligus mencari pandangan yang paling mendekati kebenaran. Dengan kata lain seorang mufassir dapat melakukan kompromi ( al- Jam’u wa al-Taufiq ) dari pendapat-pendapat yang bertentangan atau bahkan men-tarjih salah satu pendapat yang dianggap paling benar Kekurangan Metode Muqarran 1. Penafsiran yang menggunakan metode muqarran tidak dapat diberikan kepada pemula 2. Metode tafsir muqarran tidak dapat diandalkan untuk menjawab problem-problem sosial yang sedang tumbuh di tengah massyarakat. Hal ini disebabkan metode ini lebih mengutamakan perbandingan daripada pemecahan masalah. 3. Metode tafsir muqarran terkesan lebih banyak menelusuri tafsiran- tafsiran baru. Sebetulnya kesan serupa tidak akan timbul jika mufassir kreatif, artinya penafsiran tidak hanya sekadar mengutip tetapi juga dapat mengaitkan dengan kondisi yang dihadapinya, Metode-Metode Tafsir 4. Metode Maudhu’I (Tematik)
Metode Maudhu’i (tematik) ialah cara membahas ayat al-
Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan dihimpun kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya. Seperti Asbabu al-Nuzul, kosa kata dan lainnya. Semua dijelaskan dengan tuntas serta didukung oleh dalil- dalil atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik argumen tersebut berasal dari al-Qur’an, Hadis maupun pemikiran rasional. Kelebihan Metode Maudhu’i a. Menjawab tantangan zaman b. Praktis dan sistamatis c. Dinamis d. Membuat pemahaman menjadi utuh Kekurangan Metode Maudhu’i 1. Memenggal ayat Al-Quran 2. Membatasi pemahaman ayat, dengan adanya penetapan judul di dalam penafsiran, maka dengan sendirinya berarti membuat suatu permasalahan menjadi terbatas Kitab-Kitab Tafsir menurut Metode Metode Tahlily Metode Ijmali
1. Tafsir Al-Quran Al- 1. Tafsir Al-Jalalain karya Jalal Al-Din
‘Azhim karya Ibn Katsir Al Sayuthi dan Jalal Al-Din Al- 2. Ma’alim Al-Tanzil karya Mahalli. Al-Baghawi, Tafssir Al- 2. Shofwah Al-Bayan Lima’ani Al-Qur’an Khazin karya Al-Khazin karya Sheikh Husnain Muhammad 3. Anwar Al-Tanzil wa Asrar Mukhlaut Al-Ta’wil karya Al- 3. Tafsir Al-Qur’an Azhim karya Ustadz Baidhawy) Muhammad Farid Majdy. Kitab-Kitab Tafsir menurut Metode Metode Muqarran Metode Maudhu’i
1. Kitab Durrah Al-Tanzil wa 1. Al-Maret’ah fi Al-Qur’an Al-Karim
AlGurrah Al-Ta’wil karya Al- karya Abbas Al Aqqadi Iskafi, mengkaji perbadingan 2. Ar-Riba fi Al-Qur’an Al-Karim karya antara ayat dengan ayat. Abu A’la Al-Maududi 2. Jami’ Ahkam Al-Qur’an karya 3. Al-Aqidah fi Al-Qur’an Al-Karim karya Al-Qurtubi, kitab ini Muhammad Abu Zahrah membandingkan penafsiran 4. Al-Insan fi Al-Qur’an Al-Karim karya para mufassir DR. Ibrahim Mahnan 5. Washaya Surat Al-Isra’ karya DR Ab Al-Hayy Al-Farmawi. Kesimpulan Dengan mengetahui berbagai metode penafsiran maka kita dapat mengetahui makna isi yang ada pada Al-Qur’an dari berbagai sudut pandang sehingga menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang sangat relevan di semua zaman. TERIMAKASIH ---------------------------------------- SEMOGA ILMU YANG KITA PELAJARI BERKAH DAN BERMANFAAT