Misbahul Khair
1902016007
ب ِ ِ ص ْيب ِّم َّما َتر َك الْوالِ ٰد ِن وااْل َقْربو ۖنَ ولِلن ِ ِ لِ ِّلرج
ٌ ِّساۤء نَص ْي َ َ ُْ َ َ َ َ ٌ َال ن َ
ِ َِّم َّما َتر َك الْوالِ ٰد ِن وااْل َقْربو َن ِم َّما قَ َّل ِم ْنهُ اَو َكثُ َر ۗ ن
ص ْيبًا ْ ُْ َ َ َ َ
ضا ً َّم ْف ُر ْو
“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua
orang tua dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak
bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orang tua dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang
telah ditetapkan.” (Q.S. 4 [An-nisa’]: 7)1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 101
iv
PERSEMBAHAN
Saudara Kandungku,
Roma Iriansyah, Lia Yunita, Muharrati, dan Miftahul Jannah,
yang selalu memberi semangat dan doa kepada saya. Semoga
Allah SWT selalu meriḍoi langkah kalian Semua.
v
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Nama Latin Huruf Latin Keterangan
Arab
Tidak Tidak
ا Alif
dilambangkan dilambangkan
ب Ba’ B Be
ت Ta’ T Te
Es (dengan
ث ṡa ṡ
titik diatas)
ج Jim J Je
Ha (dengan
ح Ha’ h}
titik dibawah)
خ Kha’ kh Ka dan Ha
د Dal D De
Zet (dengan
ذ Zal Ż
titik diatas)
Ra’ R Er
ر
vii
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ف Fa’ F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Ha’ H Ha
viii
ه Wawu W We
ي Ya’ Y Ya
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda saddah ditulis rangkap
C. Ta’ Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h, terkecuali untuk kata-kata Arab
yang sudah terserap menjadi Bahasa Indonesia
هبة Ditulis Hibbah
D. Vokal Pendek
ix
ﹷ Kasrah I
ﹻ Fathah A
ﹹ Dammah U
E. Vokal Panjang
Fathah + alif Ditulis Ā
جاهلية Ditulis Jāhiliyyah
Fathah +
Ditulis Ā
ya’maqsurah
يسعى Ditulis Yas’ā
Kasrah +
Ditulis Ī
ya’mati
كريم Ditulis Karīm
Dammah +
Ditulis Ū
wawu mati
فروض Ditulis Furūd
F. Vokal Rangkap
Fathah + ya’mati Ditulis Ai
بينكم Ditulis Bainakum
Fathah + wawu
Ditulis Au
mati
x
قول Ditulis Qaulun
xi
قولي Ditulis Qauliy
xii
ABSTRAK
xiii
KATA PENGANTAR
Amin YaRobbal’Alamin
Misbahul Khair
NIM. 1902016007
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................i
PENGESAHAN.....................................................................................iii
MOTTO.................................................................................................iv
xvi
PERSEMBAHAN..................................................................................v
DEKLARASI.........................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLATER ARAB-LATIN........................................vii
ABSTRAK.............................................................................................xii
KATA PENGANTAR...........................................................................xiii
DAFTAR ISI.........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................8
D. Manfaat Penelitian....................................................................8
E. Tinjauan Pustaka.......................................................................9
F. Metode Penelitian.....................................................................13
G. Sistematika Penulisan...............................................................17
BAB V PENUTUP................................................................................75
A. Kesimpulan...............................................................................75
B. Saran.........................................................................................76
xviii
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewarisan dalam Islam menurut bahasa Arab berasal dari
kata َو ِم َراثًا- اggً اِرْ ث- ث
ُ رg َ َو َر, yang secara bahasa dimaknai
ِ gَ ي- ث
berpindah harta dari seseorang kepada orang lain. Adapun
secara terminologi, dimaknai sebagai pemberian harta
kekayaan orang yang sudah meninggal dunia kepada ahli
Waris. Sedangkan menurut Syariat, memberi undang-undang
sebagai pedoman antara orang yang sudah meninggal dan ahli
Waris, dan apa saja yang berkaitan dengan ahli Waris
tersebut. Jadi hukum waris adalah salah satu hukum
kekeluargaan Islam yang paling penting berkaitan dengan
kewarisan. Kematian seseorang itu membawa dampak kepada
beberapa orang lain yang ditinggalkanya, yang disebut
Warasah, yakni ahli Waris dan Wali.2
Dalam beberapa literatur Islam ditemui beberapa istilah
untuk menamakan Hukum Kewarisan Islam seperti fiqh
mawaris, ilmu Faraid, dan hukum kewarisan. Perbedaan
dalam penamaan ini terjadi karena perbedaan arah yang
dijadikan titik utama dalam pembahasan. 3 Hukum waris atau
yang lazimnya disebut ilmu fara’id. Dalam literatur hukum
Islam adalah salah satu bagian dari keseluruhan hukum Islam
yang mengatur tentang peralihan harta dari orang yang telah
meninggal kepada keluarganya yang masih hidup.4
2
Muhammad Ali Ash-shabuni, Pembagian waris menurut Islam,
(Jakarta:Gema Insani: 1995), 33.
3
Mohammad Muhibbin, Hukum Kewarisan Islam (Sebagai
Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia), (Jakarta: Sinar Grafika,2009), 5.
1
2
8
Muhammad Bushar, Pokok-Pokok Hukum Adat. (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2006), 206.
7
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan di atas, penulis mengemukakan beberapa
permasalahan yang memerlukan penjelasan yang mendalam.
Adapun permasalahan yang penulis angkat adalah :
1. Bagaimana praktek pembagian harta keluarga pada adat
Tunggu Tubang dalam Suku Semende Darat Ulu?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pembagian
harta keluarga pada adat Tunggu Tubang dalam Suku
Semende Darat Ulu?
8
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa permasalahan di atas, penulis memiliki
tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah :
1. Untuk Mengetahui bagaimana praktek pembagian harta
keluarga pada adat Tunggu Tubang dalam Suku Semende
Darat Ulu
2. Untuk Mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam
terhadap pembagian harta keluarga pada adat Tunggu
Tubang dalam Suku Semende Darat Ulu
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan berupa kegunaan atau
pentingnya penelitian yang dilakukan. Penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi seluruh pihak
dan masyarakat secara umum. Adapun Manfaat dalam
penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu, manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis :
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat Kec. Semende
Darat Ulu yang menggunakan sistem adat Tunggu
Tubang dalam pembagian harta keluarga yaitu sebagai
sumbangan pemikiran dan memperkaya wawasan
mengenai pembagian harta keluarga pada adat Tunggu
Tubang dalam suku Semende Darat Ulu.
2. Manfaat Praktis
Berharap supaya masyarakat umum bisa mengambil
pelajaran sehingga memahami dan mengetahui terhadap
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pembagian
harta keluarga pada adat Tunggu Tubang dalam
9
E. Tinjauan Pustaka
Sebuah penelitian ilmiah harus berpedoman pada data
objektif yang digunakan. Peneliti dilarang meniru atau
melakukan plagiarisme terhadap karya ilmiah orang lain.
Oleh karenanya, tinjauan pustaka diperlukan guna melacak
penelitian lain yang memiliki relevansi dengan milik penulis.
Kegunaan dari menelaah pustaka terdahulu adalah agar
supaya tidak terjadi penanggulangan materi secara mutlak
pada penelitian selanjutnya. Di sini penulis akan
menerangkan beberapa karya penelitian yang dipandang
memiliki relevansi dengan skripsi ini adalah :
1. M. Rendy Praditama Hamka pada tahun 2014 dengan
judul Sikap Masyarakat Tunggu Tubang Di Desa Pulau
Panggung Kecamatan Semende Darat Laut Kabupaten
Muara Enim. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan sikap masyarakat
terhadap adat tunggu tubang di Desa Pulau Panggung
Kecamatan Semende Darat Laut Kabupaten Muara
Enim. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui
bahwa sikap masyarakat terhadap adat tunggu tubang di
Desa Pulau Panggung Kecamatan Semende Darat Laut
Kabupaten Muara Enim adalah netral.9
Adapun perbedaan antara penelitian M. Rendy
Praditama Hamka dengan penelitian ini yaitu penitian
9
M. Rendy Praditama, “Sikap Masyarakat Tunggu Tubang di Desa
PulauPanggung”,http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/
view/191
10
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau
langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola
data serta menganalisis data dengan menggunakan teknik dan
cara tertentu
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis penelitian
12
Arwin Rio Syaputra, “Persepsi Masyarakat Semende Terhadap
Pembahagian Harta menurut Tunggu Tubang”
https://www.e-jurnal.com/2014/05/persepsi-masyarakat-semende
14
13
Peter mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta:
Kencana,2011), 126.
14
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Grafik Grafika,
2011), 105.
15
15
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (NTB:Mataram University)
16
b. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. Dalam
metode observasi adalah pengumpulan data yang
paling efektif, yaitu melengkapi dengan format atau
blanko pengamatan sebagai instrumen. Observasi
yang dipakai dalam penelitian ini, adalah
menggunakan observasi non-partisipan. Observasi
non-partisipasi (Non Partici pant Observation) yaitu
observer tidak diambil bagian secara langsung di
dalam situasi kehidupan yang di observasi. Dalam hal
ini peneliti hanya sebagai pengamat dan pencatat
terhadap semua gejala yang berkaitan peristiwa yang
langsung terjadi yaitu tentang pembagian harta
keluarga pada adat Tunggu Tubang dalam suku
Semende Darat Ulu di Kecamatan Semende Darat
Ulu.16
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dan bahan-
bahan berupa dokumen, catatan, buku, surat kabar,
majalah dan sebagainya.17 Dalam hal ini dokumentasi
yang diperoeh di antaranya meliputi arsip jumlah
penduduk, ekonomi, agama, kesehatan, pendidikan,
kemudian foto-foto selama penelitian berlangsung
dan catatan lapangan atau hasil wawancara yang
nantinya akan diolah menjadi analisis data.
BAB I : PENDAHULUAN.
Bab ini berisi gambaran umum
tentang penelitian yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, telaah
pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB V : PENUTUP.
Bab kelima Penutup. Bab ini berisi
kesimpulan yang merupakan hasil
pemahaman, penelitian dan
pengkajian yang terhadap pokok
masal.
BAB II
LANDASAN TEORI
0
Amin Husein Nasution, Hukum Kewarisan : Suatu Analisis
Komparatif Pemikiran Mujtahid dan Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2012). 49
0
Hasbi ash-Shiddieqy, Fiqhul Mawaris Hukum-hukum Warisan
Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), 18.
21
0
Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: 2007),
114
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 101
22
س مِم َّا َتَر َك اِ ْنُ الس ُد ُّ اح ٍد ِّمْن ُه َما ِ َفلَها النِّصْ فُ ۗ واِل َبوي ِه لِ ُك ِّل و
َ ْ ََ َ َ
ُ ُكن لَّهٗ ولَ ٌد َّوو ِرثَهٗ ٓ اَب ٰوه فَاِل ُِّم ِه الثُّل ِ
ۚث ُ َ َ َ ْ ُ ََكا َن لَهٗ َولَ ٌد ۚ فَا ْن مَّلْ ي
س ِم ۢ ْن َب ْع ِد َو ِصيَّ ٍة يُّ ْو ِص ْي ِ
بِهَٓا ُ الس ُدُّ فَاِ ْن َكا َن لَهٗ ٓ ا ْخ َوةٌ فَاِل ُِّم ِه
ۤ
ۗ ك ْم نَ ْفعًا
ُ َب لُ اَْو َدي ٍْن ۗ اٰبَاُۤؤ ُك ْم َواَ ْبنَاُؤ ُك ۚ ْم اَل تَ ْد ُر ْو َن اَيُّ ُه ْم اَْقَر
ضةً ِّم َن هّٰللا ِ ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َعلِْي ًما َح ِكْي ًما َ ْفَ ِري
“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu
tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki
sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Dan jika anak itu semuanya perempuan yang
jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika
dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia
memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan).
Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-
masing seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika
dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan
dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang
meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka
ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi)
wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar)
utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara
mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu.
Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha
23
اج ُك ْم اِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن هَّلُ َّن َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن ُ ف َما َتَر َك اَْز َو ُ ص
ِ
ْ َولَ ُك ْم ن
ِ ٍِ ِ ۢ مِم
َ الربُ ُع َّا َتَر ْك َن ِم ْن َب ْعد َوصيَّة يُّ ْوصنْي ُّ َكا َن هَلُ َّن َولَ ٌد َفلَ ُك ُم
الربُ ُع مِم َّا َتَر ْكتُ ْم اِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن لَّ ُك ْم َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن ُّ بِهَآ اَْو َد ْي ٍن ۗ َوهَلُ َّن
َكا َن لَ ُك ْم َولَ ٌد َفلَ ُه َّن الث ُُّم ُن مِم َّا َتَر ْكتُ ْم ِّم ۢ ْن َب ْع ِد َو ِصيَّ ٍة
ٌث َك ٰللَةً اَ ِو ْامَراَة ِ
ُ ص ْو َن بِهَٓا اَْو َد ْي ٍن ۗ َوا ْن َكا َن َر ُج ٌل يُّ ْو َر ُ ُت ْو
اح ٍد ِّمْن ُه َما ال ُّس ُد ۚسُ فَاِ ْن َكانُ ْٓوا اَ ْكَثَر ِ َّولَهٗ ٓ اَ ٌخ اَو اُخت فَلِ ُك ِّل و
َ ٌ ْ ْ
صى بِهَٓا ٰ ث ِم ۢ ْن َب ْع ِد َو ِصيَّ ٍة يُّ ْو ِ ُالثل
ُّ ك َف ُه ْم ُشَر َكاۤءُ ىِف ِ
َ ِم ْن ٰذل
صيَّةً ِّم َن هّٰللا ِ ۗ َوال ٰلّهُ َعلِْي ٌم َحلِ ْي ۗ ٌم
ِ ض ۤارٍّ ۚ و
َ َ اَْو َدي ۙ ٍْن َغْيَر ُم
“Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua
dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu,
jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka
(istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang
mereka buat atau (dan setelah dibayar)
hutangnya. Para istri memperoleh seperempat
harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 101-102
24
b. Dalil Hadits
Hadits merupakan salah satu dari dasar hukum
Islam. Dalam hal ini penulis mencantumkan hadits
kewarisan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim :
قال رسول اهلل صلى:عن ابن عباس رضىي اهلل عنهما قال
َأِلوىَل َر ُج ٍل ِ ِ ِعليه وسلم َأحْلُِقوا الْ َفراِئض ب
ْ َأهل َها فَ َما بَق َي َف ُه َو
ْ َ َ ْ
) ذَ َك ٍر ( رواه البخاري و مسلم
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 108
26
0
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Fiqh Mawaris:Hukum Pembagian
Warisan Menurut Syariat Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013), 30
30
0
Hasanudin, Fiqh Mawaris Problematika dan Solusi, 21
31
0
M. Fahmi Al Amruzi, Akulturasi Hukum Waris (Yogyakarta: K-
Media, 2018), 97
0
Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqh, 20
0
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), 115
32
0
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), 114
33
0
Muhib Sabry, Fiqih Mawaris, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya,
2020), 26
0
Hasanudin, Fiqh Mawaris Problematika dan Solusi, (Jakarta:
Kencana 2020) cet.3, 49
0
Ibid., 35
34
0
Hasanudin, FIQH MAWARIS Problema dan Solusi, (Jakarta :
Kencana, 2020) 127
0
Hasanudin, Fiqh Mawaris Problematika dan Solusi.
37
0
Zainudin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2010), 8-9
0
Ibid., 9
0
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Kewarisan di Indonesia,
(Yogyakarta: Gadja Mada University Press, 2012), 34
39
0
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Beirut: Maktabah Da’wah
al-Islamiyah, 1956), 89
43
0
Ibid., 90
44
0
Satria Effendi, Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2017), 143.
BAB III
HASIL PENELITIAN
Tabel 3.1
Data Jumlah Penduduk Semende Darat Ulu
Nama Nama Jumlah Jumlah Total
Wilayah Desa Laki- Perempua
laki n
0
Kantor Camat Semende Darat Ulu, pada Tanggal 14 Desember 2022
47
Agung
Perkebunan strawberry
Gambar 3.2
0
Imyari, Pemilik Kebun Strawberry, Wawancara, pada Tanggal 14
Desember 2022
51
0
Puskesmas Semende Darat Ulu, pada Tanggal 15 Desember 2022
53
0
KUA Semende Darat Ulu, pada Tanggal 15 Desember 2022
0
R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Waris Adat Indonesia, (Jakarta:
Sumur Bandung, 1980), 12.
54
0
Ibid., 138
55
0
M. Rendi Praditama, “Sikap Masyarakat Terhadap Adat Tunggu
Tubang Di Desa Pulau
Panggung” ,http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/1951
0
Tholhon Abd Ra’uf, Jagat Besemah Lebar Semende, 12-13
56
0
Buya Akrama, Tokoh Adat, Wawancara, pada Tanggal 16 Desember
2022
0
Herwandi, Tokoh Adat, Wawancara, pada Tanggal 16 Desember
2022
60
0
Darlena, Perempuam Semende Darat Ulu, Wawancara, pada Tanggal
8 Mei 2023
61
0
R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Waris Adat Indonesia, (Jakarta:
Sumur Bandung, 1980), 12.
64
65
ب مِّمَّا َتَر َك ِ ِ صيب مِّمَّا َتر َك الْوالِ ٰد ِن َوااْل َ ْق َربُوْ ۖنَ ولِلن ِ ِ ِ
ٌ ِّساۤء نَصْي
َ َ َ َ ٌ ْ َل ِّلر َجال ن
ضا ِ َالْوالِ ٰد ِن وااْل َ ْقربو َن مِم َّا قَ َّل ِمْنه اَو َكثُ َر ۗ ن
ً صْيبًا َّم ْفُر ْو ْ ُ ُْ َ َ َ
67
ِ ِ لذ َك ِر ِمثْل ح ِّ اْل َّ ِيُو ِصْي ُكم ال ٰلّهُ فِ ْٓي اَْواَل ِد ُكم ل
ًظ ا ُ ْنثَيَي ِْن ۚ فَا ْن ُك َّن ن َساۤء َ ُ ْ ُ ْ
ۗ ُاح َدةً َفلَ َها النِّصْ ف ِ َفو َق ا ْثنََت ِ َفلَه َّن ثُلُثَا ما تَ َركَ ۚ واِ ْن َكانَت و
َ ْ َ َ ُ نْي ْ
ِ ِ اح ٍد ِّمنهما السد مِم ِ واِل َبوي ِه لِ ُك ِّل و
ْس َّا َتَر َك ا ْن َكا َن لَهٗ َولَ ٌد ۚ فَا ْن مَّل ُ ُ ُّ َ ُ ْ َ ْ ََ َ
يَ ُك ْن لَّهٗ َولَ ٌد َّو َو ِرثَهٗ ٓ اََب ٰوهُ فَاِل ُِّم ِه الثُّلُ ُث ۚ فَاِ ْن َكا َن لَهٗ ٓ اِ ْخ َوةٌ فَاِل ُِّم ِه
س ِم ۢ ْن َب ْع ِد َو ِصيَّ ٍة يُّ ْو ِص ْي بِهَٓا اَْو َدي ٍْن ۗ اٰبَاُۤؤ ُك ْم َواَ ْبن َۤاُؤ ُك ۚ ْم اَل ُ الس ُدُّ
ضةً ِّم َن هّٰللا ِ ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َعلِْي ًما َ ْب لَ ُك ْم نَ ْفعًا ۗ فَ ِريُ تَ ْد ُر ْو َن اَيُّ ُه ْم اَْقَر
َح ِكْي ًما
“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu
tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu,
(yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan
bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak
itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari
dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu
seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta
yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak,
bagian masing-masing seperenam dari harta yang
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 101
68
0
Asy-Syatibi, al-Muwafaqat Ushul al-Syari’ah, Jilid II, (Makkah:
Dar al-Baz, t.t.), 6
70
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Fokusmedia, 2010), 101
0
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsir As-Sa’di, (Jakarta:
Pustaka Sahifa, 2007), 522.
71
0
Ibid., 524
72
0
KH. Muhizar, Tokoh Agama, Wawancara, pada Tanggal 16
Desember 2022
73
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya mengenai
tinjauan hukum Islam terhadap pembagian harta keluarga pada
adat Tunggu Tubang dalam suku Semende Darat Ulu, maka
penulis menyimpulan beberapa poin penting sebagai berikut :
1. Praktek pembagian harta keluarga pada adat Tunggu
Tubang dalam suku Semende Darat Ulu di Kecamatan
Semende Darat Ulu.
Dalam praktek pembagian harta keluarga pada adat
Tunggu Tubang dalam suku Semende Darat Ulu di
kecamatan Semende Darat Ulu dilakukan dengan dua
cara: (a) Pembagian harta pusaka tinggi. Dalam praktek
pembagian harta pusaka tinggi ini yaitu dibagikan secara
turun temurun yang menarik garis keturunan Ibu. Yang
mana dalam kewarisan adat, pembagian harta pusaka
tinggi ini menggunakan sistem matrilineal mayorat
perempuan. Dalam hal ini harta pusaka tinggi dibagikan
atau diserahkan kepada anak perempuan pertama
(Tunggu Tubang), baik sebelum orang tua meninggal
dunia atau setelah orang tua meninggal dunia. Namun
harta pusaka tersebut tidak boleh diperjual belikan karena
harta pusaka tinggi bersifat turun temurun. Dan (b)
Praktek pembagian harta pusaka rendah yaitu dibagikan
sesuai dengan musyawarah keluarga mau dibagikan
menurut hukum Islam atau dibagikan sama rata kepada
seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan.
75
76
Buku-buku :
Wawancara :
DOKUMENTASI
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRANN III
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP