Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ Kepribadian Individu ”

DOSEN PENGAMPU : Wan Nova Listia, S.Pd. M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Gabriel Josua Saputra Siregar 3232122001

2. Gadis Au Nauli Napitupulu 3233122025


3232422019
3. Yohanes B.M Sagala

4. Naomi Angela Butar-Butar 3233122060

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan Rahmat, Karunia, serta
Taufik dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Kepribadian
Individu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini kami susun
dengan maksud sebagai menyelesaikan dan menuntaskan tugas yang ada. Penulis berterima kasih
kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya dan dapat berguna dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
kita semua.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Medan, 1 November 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

“ Kepribadian Individu ”.................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….……………………………6

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………6

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................5

2.2 Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan Kepribadian individu..........................6

2.3 Peran pendidikan dalam membentuk kepribadian individu............................................7

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan kepribadian individu...................8

2.5 Pengaruh kepribadian imdividu terhadap kualitas interpersonal..................................8

2.6 Cara individu dengan kepribadian tertentu dalam menghadapi stres dan tantangan
dalam hidup.......................................................................................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11

3.2 Saran....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi oleh individu juga
akan semakin kompleks. Hal ini dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, misalnya tekanan
untuk sukses dalam karir dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan stres berlebih dan gilirannya
dapat mempengaruhi kepribadian sesorang tersebut dan membuat orang tesebut menjadi lebih
tertutup, mudah marah, atu bahkan depresi.
Selain itu lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi kepribadian individu. Misalnya seseorang
yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak mendukung atau bahkan meremehkan mereka, hal itu
mungkin akan mengembangkan rasa rendah diri dan menjadi pemalu atau tertutup. Penting untuk
diingkan bahwa setiap individu memiliki cara mereka sendiri untuk menghadapi masalah dan
tantangan dalam hidup, dan cara ini dapat mempengaruhi kepribadian mereka. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam tentang latar belakang masalah kepribadian individu sangat penting
untuk membantu mereka dalam mengatasi dan tantangan yang mereka hadapi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Kepribadian Individu?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan kepribadian
individu?
3. Bagaimana peran pendidikan dalam membentuk kepribadian individu ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian individu ?
5. Bagaimana pengaruh kepribadian individu terhadap kualitas hubungan interpersonal
mereka ?
6. Bagaimana cara individu dengan kepribadian tertentu dalam menghadapi stres dan
tantangan dalam hidup ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami pengertian dari Kepribadian Individu
2. Untuk memahami pengaruh lingkungan terhadap Kepribadian Individu
3. Untuk mengetahui peran pendidikan dalam Kepribadian Individu
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian Individu

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian Individu

Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi


perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone, 2010). Sedangkan kepribadian
menurut Allport (dalam Alwisol, 2009) adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik
seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Menurut Feist
& Feist (2008) kepribadian adalah pola sifat (watak) dan sebuah karakter unik, yang memberikan
konsisten sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang. Phares mendefinisikan kepribadian
sebagai pola yang khas dari pikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakan orang yang satu
dengan yang lain dan tidak berubah lintas waktu dan situasi (Kurniawaty, 2008). Berbagai definisi
tentang kepribadian memiliki lima persamaan yaitu sebagai berikut (Alwisol, 2009) :
- Kepribadian bersifat umum, maksudnya kepribadian menunjuk kepada sifat umum seseorang
berupa fikiran, kegiatan, dan perasaan yang berpengaruh secara sistematik terhadap
keseluruhan tingkah lakunya.
- Kepribadian bersifat khas, maksudnya kepribadian dipakai untuk menjelaskan sifat individu
yang membedakan seseorang dengan orang lain, semacam tandatangan atau sidik jari
psikologik, dan bagaimana individu berbeda dengan orang lain.
- Kepribadian berjangka lama, maksudnya kepribadian dipakai untuk menggambarkan sifat
individu yang awet, tidak mudah berubah sepanjang hayat. Perubahan kepribadian biasanya
bersifat bertahap atau akibat merespon sesuatu kejadian yang luar biasa.
- Kepribadian bersifat kesatuan, maksudnya kepribadian dipakai untuk memandang diri
sebagai unit tunggal, struktur atau organisasi internal hipotetik yang membentuk kesatuan
dan konsistensi.
- Kepribadian dapat berfungsi baik atau buruk, maksudnya kepribadian adalah cara bagaimana
orang berada di dunia. Berdasarkan beberapa penyataan para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kepribadian merupakan karakteristik khas yang membedakan setiap
orang dan kecendrungan seseorang dalam proses menyesuikan diri dengan lingkungan.

1. Dimensi Kepribadian Big Five


Dimensi - dimensi kepribadian Big five Costa & McCrae adalah sebagai berikut :
 Extraversion atau Ekstraversi
Extraversion menggambarkan seseorang yang cenderung penuh kasih sayang, ceria, senang
berbicara, senang berkumpul, menyenangkan (McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010)
semangat, antusias, dominan, ramah dan komunikatif (Friedman & Schustack, 2006).
Sebaliknya, individu yang memiliki skor extraversion yang rendah biasanya pendiam
(Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), penyendiri,
pasif, tertutup, tidak mempunyai cukup kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang kuat
(McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010) cenderung pemalu, tidak percaya diri
5
(Friedman & Schustack, 2006).
 Agreeableness atau Kesepakatan
Agreeablesness menggambarkan seseorang yang cenderung ramah, mudah percaya
(Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010) kooperatif,
hangat (Friedman & Schustack, 2006), murah hati, pengalah, mudah menerima, dan
memiliki perilaku yang baik (McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010). Seseorang
dengan skor agreableness rendah cenderung dingin, konfrontatif, kejam (Friedman &
Schustack, 2006), penuh curiga, pelit, tidak ramah, mudah kesal, dan penuh kritik terhadap
orang lain (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010). Conscientiousness atau Kegigihan
Conscientiousness menggambarkan seseorang yang cendrung teratur, berhati-hati (Friedman
& Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), dapat diandalkan,
bertanggung jawab (Friedman & Schustack, 2006), pekerja keras, tepat waktu, dan mampu
bertahan (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010). Sebaliknya, seorang dengan skor
rendah pada dimensi ini cenderung ceroboh, tidak dapat diandalkan (Friedman & Schustack,
2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), berantakan (Friedman & Schustack,
2006), pemalas serta tidak memiliki tujuan (McCrae & Costa, dalam Feist & Feist, 2010).
 Neuroticism atau Neurotisisme
Neuroticism menggambarkan seseorang yang cenderung gugup, sensitif tegang, mudah
cemas (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010),
temperamental, mengasihi diri sendiri, sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional dan
rentan terhadap gangguan yang berhubungan dengan stres (McCrae dan Costa, dalam Feist &
Feist, 2010). Sebaliknya, seorang dengan skor rendah dalam dimensi ini cenderung santai,
tenang (Friedman &Schustack, 2006; McCrae dan Costa, dalam Feist & Feist, 2010), tidak
tempramental, puas terhadap dirinya sendiri dan tidak emosional (McCrae dan Costa, dalam Feist &
Feist, 2010). Openness to Experience atau Keterbukaan Openness to experience menggambarkan
seseorang yang cenderung terlihat imajinatif, kreatif (Friedman & Schustack, 2006; McCrae dan
Costa, dalam Feist & Feist, 2010), menyenangkan, artistik (Friedman & Schustack,
2006), penuh rasa penasaran, terbuka dan lebih memilih variasi (McCrae & Costa, dalam Feist &
Feist, 2010). Orang dengan skor rendah pada dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau
sederhana (Friedman & Schustack, 2006), konvensional, rendah hati, konservatif, dan tidak terlalu
penasaran terhadap sesuatu (McCrae & Costa, dalam Feist & feist, 2010).

2.2 Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan Kepribadian individu.


Pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan individu sangatkah signifikan.
Lingkungan sosial yang terdiri dari keluarga, teman, sekolah, masyarakat, dan budaya sekitar
individu, hal ini dapat membentuk kepribadian individu dan perilaku seseorang. Berikut ini adalah
beberapa cara dimana lingkungan sosial mempengaruhi perkembanagn individu :
1. Interaksi Sosial: Lingkungan sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain. Interaksi ini membentuk pola pikir, perilaku, dan keterampilan sosial individu.
Misalnya, melalui interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat, individu belajar
tentang norma sosial, cara berkomunikasi, dan membangun hubungan interpersonal.
6
2. Norma dan Nilai: Lingkungan sosial mempengaruhi norma dan nilai yang dianut oleh
individu. Individu belajar tentang apa yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk,
melalui pengaruh lingkungan sosial. Norma dan nilai ini membentuk pandangan dunia dan
mengarahkan perilaku individu.
3. Pendidikan dan Pengajaran: Lingkungan pendidikan, seperti sekolah, juga memainkan peran
penting dalam perkembangan individu. Di sekolah, individu belajar keterampilan akademik,
sosial, dan emosional. Guru dan teman sekelas mempengaruhi perkembangan kognitif dan
sosial individu.
4. Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi, seperti kehilangan orang terdekat, keberhasilan,
atau kegagalan, juga mempengaruhi perkembangan individu. Pengalaman ini dapat
membentuk sikap, nilai-nilai, dan pandangan hidup individu.
5. Media dan Teknologi: Lingkungan media dan teknologi juga memiliki pengaruh yang
signifikan. Konten media yang dikonsumsi, seperti film, musik, dan media sosial, dapat
membentuk preferensi, sikap, dan perilaku individu. Interaksi dengan teknologi juga dapat
mempengaruhi cara individu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain

2.3 Peran pendidikan dalam membentuk kepribadian individu.

Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian individu.
Berikut adalah beberapa cara di mana pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang:
1. Pembentukan nilai dan moral: Pendidikan membantu individu memahami nilai-nilai yang
penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, kerjasama, dan tanggung jawab. Melalui proses
pendidikan, individu belajar tentang etika dan moralitas, yang membantu membentuk karakter
dan kepribadian mereka.
2. Pengembangan keterampilan sosial: Pendidikan memberikan kesempatan bagi individu
untuk berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang terstruktur. Ini membantu mereka
mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi efektif, kerjasama, empati, dan
pemecahan masalah. Keterampilan sosial ini penting dalam membentuk kepribadian yang baik
dan memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain.
3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman: Pendidikan memberikan akses ke pengetahuan
dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia di sekitar kita. Melalui pendidikan, individu dapat
mempelajari tentang berbagai topik, termasuk sejarah, ilmu pengetahuan, seni, dan budaya.
Pengetahuan ini membantu membentuk pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan
dunia, yang pada gilirannya mempengaruhi kepribadian seseorang.
4. Pembentukan minat dan bakat: Pendidikan memberikan kesempatan bagi individu untuk
mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Melalui eksposur terhadap berbagai mata pelajaran dan
kegiatan ekstrakurikuler, individu dapat menemukan apa yang mereka sukai dan apa yang
mereka kuasai. Mengembangkan minat dan bakat ini membantu membentuk identitas dan
kepribadian seseorang.
5. Peningkatan kemandirian: Pendidikan juga membantu individu menjadi lebih mandiri.
Melalui pembelajaran yang terstruktur, individu belajar untuk mengambil tanggung jawab atas
7
kehidupan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan, dan
mengatasi tantangan. Kemandirian ini penting dalam membentuk kepribadian yang kuat dan
percaya diri.
Dalam kesimpulan, pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
kepribadian individu. Melalui pembentukan nilai dan moral, pengembangan keterampilan sosial,
peningkatan pengetahuan dan pemahaman, pembentukan minat dan bakat, serta peningkatan
kemandirian, pendidikan membantu individu menjadi pribadi yang baik dan berkembang.

2.4 ktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan kepribadian individu


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian individu. Berikut adalah
beberapa faktor utama:
1. Genetika: Faktor genetika atau warisan genetik dari orang tua dapat mempengaruhi
pembentukan kepribadian individu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat
kepribadian seperti ekstrovert atau introvert dapat memiliki komponen genetik yang kuat.
2. Lingkungan: Lingkungan tempat individu tumbuh dan berkembang juga memiliki peran
penting dalam pembentukan kepribadian. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku
individu.
3. Pengalaman dan Pembelajaran: Pengalaman hidup dan pembelajaran yang dialami oleh
individu juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Pengalaman positif atau negatif,
interaksi sosial, dan pendidikan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan keterampilan individu.
4. Budaya dan Nilai: Budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh individu dan masyarakat di
sekitarnya juga memiliki pengaruh dalam membentuk kepribadian. Nilai-nilai budaya seperti
individualisme atau kolektivisme dapat mempengaruhi cara individu berpikir, bersikap, dan
berinteraksi dengan orang lain.
5. Faktor Psikologis: Faktor psikologis seperti kecerdasan, emosi, dan temperamen juga dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian individu. Misalnya, individu yang memiliki
kecerdasan yang tinggi mungkin memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih analitis dan
rasional dalam pengambilan keputusan.

2.5 Pengaruh kepribadian imdividu terhadap kualitas interpersonal.


Kepribadian individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hubungan
interpersonal mereka.
1. Komunikasi: Kepribadian individu mempengaruhi gaya komunikasi mereka dengan orang lain.
Individu yang memiliki kepribadian yang terbuka, ramah, dan empatik cenderung memiliki
kemampuan komunikasi yang baik. Mereka mampu mendengarkan dengan baik,
mengungkapkan diri dengan jelas, dan memahami perspektif orang lain. Hal ini dapat
memperkuat komunikasi yang efektif dalam hubungan interpersonal.
2. Empati: Kepribadian individu juga mempengaruhi tingkat empati mereka terhadap perasaan dan
pengalaman orang lain. Individu yang memiliki kepribadian empatik cenderung lebih peka
8
terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka dapat memberikan dukungan emosional
dan memahami perspektif orang lain, yang berkontribusi pada hubungan interpersonal yang
lebih baik.
3. Konflik dan Penyelesaian Masalah: Kepribadian individu juga mempengaruhi cara mereka
menghadapi konflik dan menyelesaikan masalah dalam hubungan interpersonal. Individu yang
memiliki kepribadian yang kooperatif, fleksibel, dan terbuka terhadap solusi cenderung lebih
mampu menavigasi konflik dengan bijaksana dan mencapai penyelesaian yang saling
menguntungkan bagi semua pihak.
4. Kejujuran dan Kepercayaan: Kepribadian individu juga mencerminkan sikap dan nilai-nilai
seperti kejujuran dan kepercayaan. Individu yang memiliki kepribadian yang jujur, dapat
diandalkan, dan memiliki integritas cenderung membangun hubungan interpersonal yang kuat
berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati.
5. Sifat Sosial: Kepribadian individu juga mempengaruhi tingkat keinginan dan keterlibatan mereka
dalam interaksi sosial. Individu yang memiliki kepribadian yang ekstrovert cenderung lebih
aktif dalam mencari interaksi sosial dan membangun hubungan interpersonal yang luas. Di sisi
lain, individu yang memiliki kepribadian yang introvert cenderung lebih memilih hubungan
interpersonal yang lebih dalam dan terbatas.

Penting untuk diingat bahwa hubungan interpersonal melibatkan dua individu dengan
kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran diri dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan kepribadian orang lain untuk memperkuat hubungan
interpersonal.

2.6 Cara individu dengan kepribadian tertentu dalam menghadapi stres dan tantangan
dalam hidup

Cara individu menghadapi stres dan tantangan dalam hidup dapat bervariasi tergantung pada
kepribadian mereka. Berikut adalah beberapa cara umum yang dapat digunakan oleh individu
dengan kepribadian tertentu dalam menghadapi stres:

1. Kepribadian Ekstrovert:

Mencari dukungan sosial: Individu dengan kepribadian ekstrovert cenderung mencari dukungan
dari orang lain dalam menghadapi stres. Mereka mungkin berbagi masalah mereka dengan teman
atau keluarga untuk mendapatkan perspektif dan dukungan emosional.

Mencari kegiatan sosial: Kepribadian ekstrovert cenderung merasa energik dan terstimulasi oleh
interaksi sosial. Mereka dapat mengatasi stres dengan mengikuti kegiatan sosial yang
menyenangkan seperti bertemu teman, berpartisipasi dalam kelompok hobi, atau menghadiri
acara sosial.

2. Kepribadian Introvert:

9
Refleksi dan introspeksi: Individu dengan kepribadian introvert cenderung lebih suka merenung
dan memproses stres secara internal. Mereka mungkin mengatasi stres dengan cara menghabiskan
waktu sendiri untuk merenung, menulis jurnal, atau bermeditasi.

Membatasi stimulasi: Kepribadian introvert cenderung sensitif terhadap stimulasi eksternal.


Untuk mengatasi stres, mereka mungkin memilih menghindari situasi yang terlalu ramai atau
mengatur waktu sendiri untuk mengisi ulang energi.

3. Kepribadian Kreatif:

Ekspresi kreativitas: Individu dengan kepribadian kreatif cenderung mengekspresikan diri melalui
seni atau kreativitas. Mereka dapat mengatasi stres dengan cara melukis, menulis, bermain musik,
atau terlibat dalam kegiatan kreatif lainnya.

Menggunakan imajinasi dan visualisasi: Kepribadian kreatif sering kali memiliki imajinasi yang
kaya. Dalam menghadapi stres, mereka dapat menggunakan imajinasi dan visualisasi positif
untuk mengubah persepsi mereka terhadap situasi dan menemukan solusi kreatif.

4. Kepribadian Analitis:

Perencanaan dan pemecahan masalah: Individu dengan kepribadian analitis cenderung memiliki
kecenderungan untuk merencanakan segala sesuatunya dengan cermat. Mereka dapat mengatasi
stres dengan cara merumuskan rencana, menganalisis situasi, dan mencari solusi yang rasional
dan logis.

Menggunakan pemikiran kritis: Kepribadian analitis cenderung menggunakan pemikiran kritis dan
logika dalam menghadapi stres. Mereka mungkin mengambil langkah mundur, mengevaluasi situasi
dengan obyektif, dan membuat keputusan berdasarkan fakta dan bukti.

Penting untuk diingat bahwa ini hanya beberapa contoh umum dan setiap individu unik dalam
cara mereka menghadapi stres. Penting bagi individu untuk mengenali kepribadian mereka
sendiri dan menemukan strategi yang paling efektif bagi mereka dalam mengatasi stres dan
tantangan dalam hidup.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa setiap kepribadian individu dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti lingkungan sosial, pendidikan, karir, hubungan interpersonal, dan kemampuan
mengatasi stres. Lingkungan sosial juga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian
individu, karena interaksi dengan orang lain dan norma sosial dapat juga membentuk nilai-nilai,
sikap, dan perilaku seseorang. Pendidikan juga memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk
kepribadian individu, karena melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan keterampilan,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang membentuk kepribadian mereka. Selain itu, Setiap individu
memiliki kepribadian yang unik dan berbeda, yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan
dunia sekitar mereka. Kepribadian tidak hanya menentukan bagaimana kita merespons situasi
tertentu, tetapi juga berpengaruh pada pilihan kita dalam hidup, seperti karir, hubungan, dan gaya
hidup.
kepribadian individu juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam karir dan kualitas
hubungan interpersonal. Kemampuan individu dalam mengatasi stres dan tantangan dalam hidup
juga berperan dalam membentuk kepribadian mereka. Kesimpulannya, kepribadian individu adalah
hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
karakteristik, sikap, pikiran, dan perilaku seseorang.

3.2 Saran
Kepribadian individu seharusnya dimulai dari lebih memahami kelebihan dan kekurangan,
minat, serta kencenderungan kepribadian sendiri agar bisa memaksimalkan potensi yang ada.
Teruslah belajar dan berkembang agar bisa membuka peluang baru dalam hidup, serta selalu
menjaga kesehatan fisik dan mental supaya bisa menghindari stres yang berlebih dan jangan
takut untuk keluar dari zona nyaman agar bisa mengembangkan kebranian dan membangun
sebuah kepercayaan diri yang besar, dan memberikan sebuah kontribusi pada masyarakat dengan
melakukan kegiatan sukarela. Hal ini dapat membantu dalam mengembagkan rasa empati, belas
kasih dan kepedulian pada orang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/muchammadrafiq/57e4cbd7339773630f94ed79/pengaruh-
lingkungan-terhadap-individu
https://www.psychologytoday.com/us/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201707/
education-and-its-role-personality-development
https://www.psychologytoday.com/us/basics/personality
https://www.liveabout.com/business-finance-6504671
https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201403/the-power-personality-
how-introverts-and-extroverts-handle

12

Anda mungkin juga menyukai