Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH BISNIS KELUARGA

Dibuat Oleh :
Baradhieng Among Raganata
21.92.0366
KWU02

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN


FAKULTAS EKONOMI & SOSIAL
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
2023
1. Perusahaan keluarga telah menjadi penggerak penting bagi modernisasi industri di
banyak negara, silakan saudara berikan contoh tiga perusahan keluarga yang sukses di
Indonesia.
Di Indonesia, perusahaan keluarga telah memainkan peran yang signifikan
dalam mendorong modernisasi industri. Berikut adalah tiga contoh perusahaan keluarga
yang sukses di Indonesia:
• Salim Group: Salim Group adalah salah satu kelompok perusahaan terbesar di
Indonesia yang didirikan oleh Sudono Salim pada tahun 1972. Saat ini, Salim
Group bergerak dalam berbagai sektor, termasuk makanan, agribisnis,
perbankan, dan properti. Mereka memiliki investasi dalam perusahaan makanan
terkemuka seperti Indofood, yang dikenal dengan merek-merek seperti
Indomie, salah satu merek mie instan paling terkenal di Indonesia dan di seluruh
dunia.
• Sinar Mas Group: Sinar Mas Group adalah kelompok perusahaan Indonesia
yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja pada tahun 1962. Mereka memiliki
kehadiran yang kuat di sektor keuangan, pertanian, kehutanan, dan properti.
Grup ini terkenal dengan Sinarmas Land, salah satu pengembang properti
terbesar di Indonesia, dan APP (Asia Pulp & Paper), salah satu produsen kertas
dan pulp terkemuka di dunia.
• Lippo Group: Lippo Group adalah kelompok perusahaan yang didirikan oleh
Mochtar Riady pada tahun 1950. Mereka memiliki bisnis di berbagai sektor,
termasuk properti, ritel, layanan kesehatan, dan pendidikan. Grup ini memiliki
Lippo Karawaci, salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, dan
Matahari Department Store, jaringan toko ritel terkemuka di Indonesia.

Ketiga perusahaan keluarga ini adalah contoh sukses dari bagaimana


perusahaan keluarga di Indonesia telah memainkan peran kunci dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi dan modernisasi industri di negara tersebut.

2. Ada jargon yang sering mengemukan yakni “generasi pertama merintis dan
membangun, generasi kedua menikmati, sedangkan generasi ketiga menghabiskan,”
istilah ini dikenal sebagai sindrom dalam perusahan keluarga, silakan saudara jelaskan
jargon tersebut.
Jargon "generasi pertama merintis dan membangun, generasi kedua menikmati,
sedangkan generasi ketiga menghabiskan" merujuk pada pola perilaku umum yang
terlihat dalam banyak perusahaan keluarga. Istilah ini menggambarkan siklus
perkembangan perusahaan keluarga sepanjang generasi.
Generasi Pertama (Merintis dan Membangun):
o Merintis: Generasi pertama biasanya terdiri dari pendiri perusahaan atau
individu yang memulai usaha dari awal. Mereka penuh dengan semangat,
dedikasi, dan inovasi untuk membangun bisnis dari nol.
o Membangun: Generasi pertama juga bekerja keras untuk membangun fondasi
perusahaan, menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan berinvestasi dalam
pertumbuhan. Mereka menciptakan nilai dan mengukir tempat perusahaan
dalam industri.
Generasi Kedua (Menikmati):
o Menikmati: Generasi kedua adalah keturunan langsung pendiri perusahaan.
Mereka sering kali tumbuh dalam kemakmuran yang dibangun oleh generasi
pertama. Dalam fase ini, perusahaan sudah mapan dan menghasilkan
keuntungan yang stabil. Generasi kedua cenderung menikmati hasil kerja keras
generasi sebelumnya. Mereka mungkin mengambil alih manajemen perusahaan
atau menduduki posisi eksekutif.
Generasi Ketiga (Menghabiskan):
o Menghabiskan: Generasi ketiga, atau kadang disebut juga "generasi
keemasan," terbiasa dengan kenyamanan dan kekayaan yang ada. Sayangnya,
dalam banyak kasus, mereka mungkin tidak memiliki pengalaman yang sama
dengan tantangan dan ketekunan yang dialami oleh pendiri atau generasi kedua.
Oleh karena itu, mereka mungkin cenderung menghabiskan kekayaan yang
telah dibangun tanpa memperhatikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Ini
dapat mengarah pada penurunan perusahaan jika manajemen tidak memadai.

Sindrom ini menggambarkan bagaimana perubahan sikap dan nilai-nilai


antargenerasi dapat mempengaruhi arah dan kesuksesan perusahaan keluarga. Bagi
perusahaan keluarga yang bertahan lama, penting untuk mengelola transisi
antargenerasi dengan bijak, memastikan bahwa nilai-nilai, dedikasi, dan semangat
untuk mempertahankan dan memperluas bisnis tetap ada dalam setiap generasi yang
datang. Pelibatan dan pelatihan generasi berikutnya juga penting untuk menjaga
kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.

3. Jelaskan perbedaan antara perusahan keluarga dan non keluarga dengan lengkap.
Perbedaan antara perusahaan keluarga dan perusahaan non-keluarga melibatkan
struktur kepemilikan, pengambilan keputusan, nilai-nilai inti, serta berbagai aspek lain
yang mempengaruhi operasi dan budaya perusahaan. Berikut adalah beberapa
perbedaan utama antara keduanya:
• Struktur Kepemilikan:
o Perusahaan Keluarga: Perusahaan keluarga dimiliki oleh satu
keluarga atau beberapa keluarga. Kepemilikan seringkali bersifat
pribadi dan berfokus pada keluarga sebagai pemilik utama.
o Perusahaan Non-Keluarga: Perusahaan non-keluarga umumnya
dimiliki oleh sejumlah besar pemegang saham individu, lembaga, atau
pemilik modal ventura. Kepemilikan sering tersebar di antara banyak
pemegang saham.
• Pengambilan Keputusan:
o Perusahaan Keluarga: Keputusan utama seringkali dibuat oleh
anggota keluarga yang memiliki saham atau posisi manajemen di
perusahaan. Keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor keluarga,
seperti hubungan dan warisan.
o Perusahaan Non-Keluarga: Keputusan utama biasanya dibuat oleh
dewan direksi yang mewakili pemegang saham, manajemen eksekutif,
atau komite-komite khusus. Keputusan lebih terpusat pada aspek bisnis
dan finansial.
• Siklus Waktu:
o Perusahaan Keluarga: Perusahaan keluarga cenderung memiliki visi
jangka panjang dan orientasi generasional. Mereka berupaya
mempertahankan bisnis untuk generasi yang akan datang.
o Perusahaan Non-Keluarga: Perusahaan non-keluarga sering lebih
fokus pada kinerja jangka pendek dan pertumbuhan finansial dalam
jangka pendek. Mereka mungkin lebih rentan terhadap tekanan dari
pemegang saham untuk mencapai laba yang lebih besar.
• Pengelolaan Risiko:
o Perusahaan Keluarga: Perusahaan keluarga mungkin cenderung
kurang bersedia mengambil risiko besar karena mereka ingin
melindungi warisan dan keberlanjutan perusahaan bagi generasi
berikutnya.
o Perusahaan Non-Keluarga: Perusahaan non-keluarga dapat lebih
cenderung mengambil risiko yang lebih besar dalam usaha mencapai
pertumbuhan dan keuntungan yang lebih besar.
• Peningkatan Keterampilan:
o Perusahaan Keluarga: Generasi yang datang mungkin memiliki lebih
sedikit pengalaman di luar perusahaan keluarga, yang dapat
menghambat diversifikasi dan inovasi.
o Perusahaan Non-Keluarga: Perusahaan non-keluarga sering
mengakses beragam bakat dan pengalaman dari luar, yang dapat
mendukung inovasi dan perkembangan bisnis.
• Nilai-nilai dan Budaya:
o Perusahaan Keluarga: Perusahaan keluarga sering dipengaruhi oleh
nilai-nilai keluarga, seperti loyalitas, keberlanjutan, dan tanggung jawab
terhadap warisan keluarga.
o Perusahaan Non-Keluarga: Perusahaan non-keluarga mungkin
memiliki budaya yang lebih beragam dan lebih terpusat pada pencapaian
kinerja.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu tipe perusahaan yang lebih baik
daripada yang lain. Setiap jenis perusahaan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing, dan faktor-faktor seperti tujuan perusahaan dan lingkungan bisnis juga
memainkan peran dalam menentukan jenis kepemilikan yang paling sesuai. Beberapa
perusahaan keluarga telah mencapai kesuksesan yang besar, sementara perusahaan non-
keluarga juga telah mencapai pencapaian yang luar biasa.

Yogyakarta, 23 Oktober 2023

Baradhieng Among Raganata


21.92.0366

Anda mungkin juga menyukai