Ekspertise Kasus
Ekspertise Kasus
A. KASUS
DATA TAMBAHAN
Anamnesis
Keluhan Utama:
Badan lemas sejak 2 hari yang lalu
Pemeriksaan Fisik:
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5 ℃
2
Perkusi : paru kanan-kiri sonor
Auskultasi : bronkovesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Tanggal 3 Agustus 2021
Makroskopik : 2 potong jaringan putih kecoklatan, kenyal padat dan sudah
dibelah ukuran 20x12x3 cm penampang putih kecoklatan dengan bagian yang
rapuh. A. Dari massa, 5 cup. B. Dari bagian lain 1 cup, sisa (+)
Mikroskopik :
a. Dari massa mikroskopik tampak potongan jaringan dengan stroma jaringan
ikat mengandung proliferasi sel-sel yang poligonal, unifrom, inti besar, ditengah,
kromatin granular halus, anak inti besar ditengah, beberapa tampak multipel,
mitosis mudah ditemukan, sitoplasma banyak jernih, membran sel tampak jelas.
Sel-sel ini tersusun membentuk sarang-sarang dan lembaran solid dipisahkan oleh
septa jaringan ikat yang bersebukan ringan-sedang limfosit, histiosit dan sel
plasma serta kapiler-kapiler yang hiperemis. Tampak pula kelompokan padat
limfosit, histiosit dan sel plasma serta diantara sel tumor serta area-area nekrosis
3
yang luas.
b. Dari bagian lain mikroskopik tampak potongan jaringan ikat dan lemak
mengandung pembuluh-pembuluh darah yang hiperemis sebagian berdinding
tebal. Lumen ada yang berisi kelompokan sel-sel tumor seperti sediaan A.
Kesimpulan: Seminoma
1. Seminoma Testis
Seminoma testis adalah tumor testis yang berasal dari sel germinalatau
jaringan stroma testis. Kanker testis merupakan 1-2% dari seluruh tumor pada
laki-laki pada rentang umur 15-35 tahun. Jenis germ cell tumor (GCT) merupakan
95% dari keseluruhan kanker testis. Germ cell tumor (GCT) dibagi menjadi
seminoma dan non seminoma berdasarkan bukti histologi dan kriteria
laboratorium. Serum tumor marker berperan penting dalam penetuan nodus tumor
dan staging metastasis kanker testis. Penentuan staging kanker testis dapat
dipastikan setelah radikal orchiectomy (Syamsuhidayat et al, 2017).
1.2 Epidemiologi
Insidens tumor testis terdapat variasi nyata geografis dan etnis. Denmark
memiliki insidens tertinggi, disusul orang kulit putih Amerika Utara dan Eropa
Barat, sedangkan Asia dan Afrika serta orang kulit hitam Amerika Utara memiliki
insidens terendah. Insidens di Cina sekitar 1:100,000 (Desen W, 2008). Faktor
penyebab karsinoma testis tidak jelas. Penderita kriptorkismus atau pasca
orchidectomy mempunyai risiko lebih tinggi untuk tumor testis ganas.
Kriptorkismus merupakan suatu ekpresi disgenesia gonad yang berhubungan
dengan transformasi ganas (Syamsuhidayat et al, 2017).
Setiap testis memiliki 200-300 lobus yang dipisahkan oleh septum. Setiap
lobus memiliki 1-4 convulated seminifirous tubules. Testis secara anatomi
merupakan bagian pars genitalia masculina interna. Testis berfungsi untuk
menghasilkan spermatozoa dan juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon androgen yang berguna untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder. Testis bersama tunica vaginalis propria terletak dalam cavum scroti,
letak testis normal sebelah kiri lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelah
kanan (Brennan et al, 2020)
5
Stuktur anatomi testis jika dipotong dari margo anterior ke margo posterior
maka akan terlihat tunica albuginea. Tunica albuginea memberi lanjutan-lanjutan
ke dalam parenchim testis, yang disebut septula testis. Septula testis ini membagi
testis menjadi beberapa lobus testis (Brennan et al, 2020).
Daerah dekat margo posterior yang tidak dicapai oleh septula testis,
tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang memadat yang disebut mediastinum testis.
Parenkim testis yang terletak dalam lobulus testis terdiri atas tubulus seminiferus
contortus, ini merupakan daerah yang nampak seperti benang-benang halus yang
berkelok-kelok. Tubulus seminiferus yang mendekati mediastinum testis
bergabung membentuk tubukus seminiferi recti (Brennan et al, 2020).
6
daripada testis normal. Meskipun sudah dilakukan orkidopeksi, risiko timbulnya
degenerasi maligna masih tetap ada (Desen W, 2013; Baird et al., 2018)
1.5 Patogenesis
Gambaran khas tumor testis adalah benjolan di dalam skrotum yang tidak
nyeri. Tumor terbatas dalam testis sehingga mudah dibedakan dari epididimis
pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk dan ibu jari. Gejala dan tanda lain
seperti nyeri pinggang, kembung perut, dispnea atau batuk, dan ginekomastia
menunjukkan adanya metastasis yang luas. Metastasis ke paru menyebabkan
sesak napas. Gonadotropin yang mungkin disekresi oleh sel tumor dapat
7
menyebabkan ginekomastia. Transiluminasi dan ultrasonografi sangat berguna
untuk membedakan tumor dari kelainan lain seperti hidrokel (Syamsuhidayat et
al, 2017).
1.7 Diagnosis
Sebagian besar tumor testis primer berasal dari sel germinal sedangkan
sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma
(SGCT = seminoma germ cell tumor) dan non seminoma (NSGCT = non
8
seminoma germ cell tumor). Seminoma paling sering dijumpai (sekitar 40%),
karsinoma sel embrional dan teratoma. Sekitar 25% tumor testis berupa tumor
campuran, mengandung berbagai jenis sel, diantaranya yang tersering adalah
karsinoma sel embrional dan teratoma. Seminoma berbeda sifat-sifatnya dengan
non seminoma, antara lain sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi, dan
prognosis tumor (Chung PW et al, 2010; Purnomo BB, 2016).
Metastasis tumor testis kadang berbeda sekali dari tumor induk, yang
berarti tumor primer terdiri atas berbagai jenis jaringan embrional dengan daya
invasi yang berbeda. Tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe yaitu di
paraaorta kiri setinggi L2 tepat dibawah hilus ginjal dan disebelah kanan antara
aorta dan vena kava setinggi L3 dan prakava setinggi L2. Metastasis di kelenjar
inguinal hanya terjadi setelah penyusupan tumor ke dalam kulit skrotum atau
setelah dilakukan pembedahan pada funikulus spermatikus (Syamsuhidayat et al,
2017).
9
Pemeriksa ultrasonografi yang berpengalaman dapat membedakan dengan
jelas lesi intra atau ekstratestikuler dan massa padat atau kistik. Namun
ultrasonografi tidak dapat mempelihatkan tunika albuginea, sehingga tidak dapat
dipakai untuk menentukan penderajatan tumor testis. Berbeda halnya dengan
ultrasonografi, MRI dapat mengenali tunika albuginea secara terperinci sehingga
dapat ipakai untuk menentukan luas ekstensi tumor testis. Pemakaian CT scan
berguna untuk menentukan ada tidaknya metastasis pada retroperitoneum.
Sayangnya pemeriksaan CT scan tidak mampu mendeteksi mikrometastasis pada
kelenjar limfe retroperitoneal (Purnomo, 2016).
1.9 Penatalaksanaan
1.10 Prognosis
2.1.1 Definisi
11
tumor dalam jumlah yang bervariasi kemudian dilepaskan ke sirkulasi (Sinsini,
2015)
Gambar 2.2 Rantai Alfa hCG dan Beta hCG (Sinsini, 2015)
12
Gambar 2.3 Sumber, Sel Target, Jalur Pensinyalan dan Fungsi hCG
(Nwabuobi et al, 2017)
a. Preanalitik
b. Stabilitas Reagen
Reagen peemriksaan β-hCG disimpan pada suhu 2-8°C dan tidak boleh
dalam keadaan beku.
c. Prinsip Pemeriksaan
13
Pemeriksaan β-hCG menggunakan alat Cobas e411 dengan prinsip
pemeriksaan sandwich. Lama pemeriksaan adalah 18 menit dengan proses sebagai
berikut:
d. Interferensi
e. Linearitas
Rentang baca alat untuk pemeriksaan β-hCG pada alat Cobas e411 adalah
0,1-10.000 mIU/mL.
14
diproduksi oleh yolk sac (endodermal sinus) tumor. Pasien dengan AFP yang
tinggi memerlukan terapi yang agresif. Konsentrasi AFP yang tinggi akan
membantu dalam diagnosis NSGCT atau melihat apakah ada metastasis ke hepar
(Laguna et al, 2019; Lempiainen et al, 2008).
3. DISKUSI
15
seminoma untuk pemeriksaan imunoserologi. Pasien datang dengan keluhan
lemas sejak dua hari yang lalu. Pasien telah rutin menjalani kemoterapi setelah
dilakukan tindakan operasi orchiectomy pada tanggal 30 Juli 2021.
Pemeriksaan AFP pada pasien ini dalam batas normal. Pemeriksaan AFP
pada seminoma bertujuan salah satunya untuk membedakan dengan jenis kanker
testis non seminoma. Pemeriksaan AFP pada seminoma akan menunjukkan hasil
yang normal sedangkan pada non seminoma akan terjadi peningkatan AFP
(Lempiainen et al, 2008).
16
Prognosis penyakit pada pasien ini tergolong baik. Prognosis seminoma
testis baik dengan angka survival 86%, jika tidak ada metastasis ke paru,
konsentrasi AFP normal, nilai β-hCG dan LDH dapat naik atau turun. Prognosis
buruk ditentukan berdasarkan adanya tumor primer pada mediastinum dengan
peningkatan nilai AFP >10.000 ng/mL, nilai β-hCG > 50.000 IU/L (10.000
ng/mL) atau nilai LDH > 10 kali batas atas rentang nilai normal (Laguna et al,
2019).
17
18