Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

PENGARUH PERSAINGAN BISNIS ANTARA MIE GAGA DAN INDOMIE TERHADAP


KONSUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

AB-45-INTRA 1

Disusun Oleh:

Muhammad Ghiffari Rahman (1501210330)


ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini berjudul "Pengaruh Persaingan Mie Gaga dan
Indomie terhadap Konsumen." Proposal ini bertujuan menganalisis dampak persaingan antara
Mie Gaga dan Indomie terhadap perilaku konsumen, memperdalam pemahaman tentang faktor-
faktor yang memengaruhi pilihan konsumen dalam produk mie instan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang memberikan dukungan. Kritik
dan saran untuk perbaikan kami harapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan menjadi
sumbangan pada pemahaman dinamika persaingan bisnis dan konsumen.

Bandung, 11 November 2023

Muhammad Ghiffari Rahman


DAFTAR ISI

ADMINISTRASI BISNIS..............................................................................................................1

BAB 1..............................................................................................................................................6

PENDAHULUAN...........................................................................................................................6

1.1 Gambaran Perusahaan........................................................................................................6

1.2 Latar Belakang.....................................................................................................................7

1.3 Rumusan masalah................................................................................................................8

1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................................8

1.5 Kegunaan Penelitian............................................................................................................8

1.6 Waktu dan Periode Penelitian............................................................................................9

BAB 2............................................................................................................................................10

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................10

2.1 Landasan Teori..................................................................................................................10

2.2 Hipotesis Penelitian............................................................................................................14

2.3 Kerangka Pemikiran..........................................................................................................15

2.4 Penelitian Terdahulu.........................................................................................................15

2.5 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................................16

BAB 3............................................................................................................................................17

METODE PENELITIAN............................................................................................................17

3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................................17

3.2 Variabel Operasional dan Skala Pengukuran.................................................................20


3.3 Populasi dan Sampel..........................................................................................................24
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Jumlah Varian rasa Mie Instan...........................................................................20

Tabel 2 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda...............................................................20

Tabel 3 Uji F.................................................................................................................................21

Tabel 4 Uji T.................................................................................................................................22

Tabel 5 pengujian hipotesis.........................................................................................................22

Tabel 6 Variabel Operasional dan Skala Pengukuran.............................................................23


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hipotesis Penelitian...................................................................................................14

Gambar 2 Konsumsi Mi Instan Indonesia Dibanding Dunia..................................................17

Gambar 3 Data Statistik Mie Instan Indonesia.........................................................................18


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Perusahaan

1.1.1 Mie GAGA

PT. Jakarana Tama didirikan pada tanggal 20 Juni 1980 berdasarkan Akta Notaris
Kusmulayanto Ongko, SH No. 107 sebagai perusahaan distribusi regional di Medan, Sumatera
Utara.
Bisnis utama perusahaan adalah memproduksi produk mie instan, makanan kalengan, sosis siap
makan dan bumbu penyedap. Menyadari pentingnya diversifikasi bisnis dan produk, perusahaan
telah menginvestasikan merek “GaGa” dalam portofolio kami. Perusahaan juga memiliki
beberapa merek lain, seperti, “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, Sosis
Loncat. Merek-merek ini melayani beberapa segmen pasar dan konsumen yang berbeda.Sejalan
dengan semakin banyaknya variasi produk, perusahaan telah memperluas distribusinya yang
tersebar di seluruh kota besar di Indonesia.

Saat ini, perusahaan telah melengkapi diri dengan inovasi produk berstandar internasional,
teknologi yang memadai dan maju dalam produksi, dengan tenaga ahli yang sangat berkualitas
untuk mendukung tujuan perusahaan secara keseluruhan dalam mengejar misi perusahaan kami.
Perusahaan ini memiliki salah satu merek mie instan terpopuler di Indonesia, Gaga, Yang terus
mendapatkan pangsa pasar dalam lingkungan yang sangat kompetitif.

1.1.2 Indomie

Pada awalnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Divisi Noodle didirikan di Jakarta
dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berdiri pada tanggal 27 April 1970
yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman. Sedangkan PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd cabang Semarang didirikan pada tanggal 31 Oktober 1987 diresmikan
oleh menteri Perindustrian Ir. Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1
Maret 1994, PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan yang berada di
lingkup Indofood Group bergabung menjadi sebuah perusahaan dengan nama PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk yang khusus bergerak dibidang pengolahan mie instant. Kemudian pada
tanggal 1
Oktober 2009, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti nama menjadi PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional
yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini,
Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya.

1.2 Latar Belakang

Industri makanan instan, khususnya mie instan, telah menjadi salah satu sektor bisnis yang
sangat kompetitif. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan bisnis antara merek-merek
terkemuka, seperti Mie Gaga dan Indomie, semakin memanas. Fenomena ini menimbulkan
pertanyaan mengenai dampak persaingan tersebut terhadap keputusan pembelian dan perilaku
konsumen. Pasar mie instan di Indonesia menjadi begitu dinamis, dengan munculnya berbagai
inovasi produk dan strategi pemasaran dari berbagai merek. Mie Gaga sebagai pemain baru
dalam industri ini, bersaing dengan merek lama yang telah mapan seperti Indomie, yang telah
lama menjadi pilihan utama konsumen. Pertumbuhan pesat dalam variasi produk, promosi, dan
strategi harga yang agresif dari kedua merek tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan ini berusaha keras untuk memenangkan hati konsumen. Dalam konteks ini, perlu
dipahami secara mendalam bagaimana persaingan bisnis antara Mie Gaga dan Indomie
berdampak pada keputusan pembelian konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi


konsumen dalam memilih antara Mie Gaga dan Indomie, serta memahami apakah persaingan ini
mendorong inovasi dan peningkatan kualitas produk. Dengan demikian, pemahaman lebih lanjut
tentang dinamika ini dapat memberikan wawasan berharga bagi kedua perusahaan dan industri
secara keseluruhan. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan strategi yang dapat
membantu perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat, sambil memastikan kepuasan
dan kesetiaan konsumen. Dengan demikian, latar belakang penelitian ini mencerminkan
relevansi dan urgensi untuk memahami lebih dalam pengaruh persaingan bisnis antara Mie Gaga
dan Indomie terhadap perilaku konsumen.
1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:

1. Apakah variabel Experiental Marketing berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan


Pembelian Indomie Goreng?

2. Apakah variabel Perceived Quality berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan


Pembelian Indomie Goreng?

3. Apakah variabel Advertising berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian


Indomie Goreng?

4. Apakah variabel Experiental Marketing, Perceived Quality dan Advertising berpengaruh


secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Indomie Goreng?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencapai hal-hal berikut:

1. Untuk mengatahui pengaruh positif citra merek terhadap keputusan pembelian produk Mie
Gaga dan Indomie

2. Untuk mengetahui pengaruh positif kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Mie
Gaga dan Indomie

3. Untuk mengetahui pengaruh positif citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian produk Mie Gaga dan Indomie

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoritis


Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan serta masukan bagi
masyarakat terutama konsumen Mie Gaga dan Indomie. Dengan menerapkan teori ini, penelitian
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas hubungan antara
persaingan bisnis dan preferensi konsumen dalam konteks industri mie instan. Implikasi teoritis
ini dapat memberikan pandangan yang holistik dan memberdayakan perusahaan untuk
mengambil keputusan strategis yang lebih baik dalam menghadapi persaingan di pasar yang
dinamis.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan yang bersangkutan


dalamhubungannya dengan kualitas produk. Sebagai input atau bahan masukan untuk perbaikan
kualitas produk guna menciptakan loyalitas pelanggan, sehingga dapat menentukan langkah-
langkah selanjutnya yang di ambil dalam mengukur kebijakan dimasa yang akan datang.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 6
November 2023 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2023, 3 hari pengumpulan data dan 4 hari
juga pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk proposal dan proses penelitian
berlangsung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

 Promosi Produk

Promosi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk
ataupun jasa. Teknik ini dikenal sebagai salah satu bagian dari strategi 4P marketing dan
merupakan elemen paling dasar untuk berkomunikasi dengan konsumen serta menciptakan
minat dan loyalitas pelanggan. Promosi tidak hanya dilakukan untuk memperkenalkan
produk baru kepada konsumen. Melalui promosi, perusahaan juga bisa mengembangkan citra
merek, memberikan informasi yang jelas kepada konsumen, menyoroti keunggulan produk
dibandingkan dengan kompetitor, dan mengubah calon pembeli menjadi konsumen yang
loyal. Dengan strategi promosi yang efektif, perusahaan dapat membangun. memperluas
pangsa pasar, dan meningkatkan penjualan. Lebih jauh lagi, promosi juga dapat membantu
perusahaan memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggannya.

 Harga

Harga adalah suatu nilai uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang
atau jasa yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna
memuaskan keinginan pelanggan. Pengertian harga menurut Swastha “Harga adalah jumlah
uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya“. Dari definisi tersebut kita dapat
mengetahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang
diberikan oleh penjualan. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari
harga tersebut. Sedangkan Menurut Kotler “Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk dan jasa. Harga berperan
sebagai penentu utama pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lain menimbulkan biaya”
 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Scniffman dan Kanuk adalah suatu keputusan seseorang
dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternative yang ada. Dengan adanya berbagai
pilihan yang ditawarkan konsumen dapat mengambil keputusan yang terbaik dari yang
ditawarkan. Assauri menyatakan bahwa: “Keputusan pembelian merupakan suatu proses
pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau
tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya".
Sedangkan menurut Kotler menyatakan bahwa: “Keputusan pembelian adalah suatu proses
penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa kebutuhan dan keinginan, pencarian
informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan
pembelian, dan perilaku setelah pembelian.”

2.1.1 Strategi Pemasaran Produk

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu
di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada, masing-masing tingkatan dan acuan
serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menanggapi lingkungan dan
keadaan pesaing yang selalu berubah. Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus
didasarkan atas analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan dari lingkungannya.

Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan
pasar atau persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan kebijakan
pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Maisng-masing faktor ini dapat
menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman atau hambatan bagi pemasaran produk suatu
perusahaan. Faktor internal perusahaan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran
adalah faktor yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perusahaan yang meliputi keuangan atau
pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan sumber daya manusia

2.1.2 Manajemen Pemasaran


Dalam sebuah perusahaan marketing management merupakan salah satu jenis manajemen
yang dibutuhkan untuk semua bisnis. Marketing management ini menyangkut produk atau jasa
agar lebih dikenal konsumen. Oleh sebab itu, pihak perusahaan harus mengerti diskursus lengkap
terkait management marketing ini. Manajemen pemasaran (marketing management) harus
diperhatikan oleh sebuah organisasi atau perusahaan karena berkontribusi banyak hal untuk
kelancaran proses pemasaran produk. Manajemen pemasaran juga bertugas mengukur dan
menganalisis strategis proses pemasaran suatu perusahaan maupun organisasi. Manajemen
pemasaran bertugas sangat penting dalam perusahaan atau organisasi karena dengan adanya
manajemen pemasaran perusahaan bisa meraih target pasar yang diinginkan dan mendapat lebih
banyak konsumen.

2.1.3 Persaingan Bisnis

Persaingan bisnis adalah kondisi saat dua bisnis atau lebih berusaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan menawarkan harga murah atau spesifikasi yang lebih
menguntungkan. Ada pula pebisnis yang menghadapi persaingan bisnis dengan cara
mempromosikan keunggulan produk atau bisnisnya dibandingkan kompetitor mereka. Dr. Rainer
Adam, ahli ekonomi asal Jerman berpendapat bahwa persaingan bisnis harus terjadi demi
mencegah munculnya kekuatan yang mendominasi dalam sistem ekonomi. Singkatnya,
persaingan bisnis dapat menjadi sarana untuk mencegah monopoli sehingga harga produk
melambung lebih tinggi dan berakhir menyusahkan konsumen. Dr. Rainer Adam juga
menganggap bahwa persaingan bisnis merupakan langkah efisien bagi sebuah bisnis dalam
mencari atau menemukan solusi baru terhadap masalah atau tantangan baru di dunia ekonomi.
Persaingan bisnis dapat menjadi peluang agar Anda berpikir lebih inovatif.

Berusaha mencari ide-ide segar sehingga melahirkan produk yang inovatif dan pasti
disukai konsumen. Tidak hanya itu, Anda pun termotivasi untuk meningkatkan pelayanan
konsumen demi menarik hati mereka. Inovasi dalam pelayanan hadir melalui fitur atau fasilitas
yang lebih lengkap dan belum tentu dimiliki oleh kompetitor. Peluang lain yang bisa diperoleh
dari persaingan bisnis adalah konsumen setia. Peningkatan kualitas layanan serta produk yang
inovatif menjadi kunci utama untuk mendapatkan konsumen yang loyal. Mereka pasti terkesan
dengan bisnis Anda sehingga tertarik membeli produk atau menggunakan jasa
daripada kompetitor.

2.1.4 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu
yang memadai. Pada dasarnya, kepuasan konsumen itu suatu keadaan dimana kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui jasa atau produk yang dikonsumsi
(Nasution, 2005). Menurut Brown (dalam Dwiastuti, dkk 2012) kepuasan konsumen adalah suatu
kondisi dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen terhadap sebuah produk dan jasa,
sesuai atau terpenuhi dengan penampilan dari produk dan jasa. Konsumen yang puas akan
mengkonsumsi produk tersebut secara terusmenerus, mendorong konsumen akan loyal terhadap
suatu produk dan jasa tersebut dan dengan senang hati mempromosikan produk dan jasa tersebut
dari mulut ke mulut.
Kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai
harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha untuk memenuhi harapan
konsumen (Mowen, 2001). Engel, Blackwell dan Miniard (1995) juga mendefinisikan kepuasan
konsumen yaitu evaluasi konsumsi yang dipilih sebagai alternatif ketika produk atau jasa
setidaknya memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kotler dan Keller (2008)
mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan
atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan
dengan harapan konsumen atas produk tersebut. Kepuasan konsumen juga merupakan persepsi
individu terhadap performansi suatu produk atau jasa dikaitkan dengan harapan konsumen
tersebut (Schiffman dalam Siagian, 2004).
Kotler (2000) menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya,
dimana jika kinerja juga gagal dalam memenuhi harapan pelanggan akan merasa tidak puas dan
jika kinerja sesuai dengan pemenuhan harapan konsumen, pelanggan akan puas. Artinya,
konsumen akan membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang sebuah produk atau jasa
yang sudah dinilai positif oleh konsumen. Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan
sesuatu atau membuat sesuatu yang memadai (Tjiptono, 2003). Menurut Mowen dan Minor
(2002) kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan
konsumen atas
barang dan jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian
evaluative pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman
menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
Pada dasarnya, kepuasan konsumen itu suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen, dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi ataupun jasa yang diterima
(Siagian, 2004). Kepuasan juga dapat terlihat dari respon konsumen terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara harapan awal (atau standar kinerja
tertentu) dengan kinerja nyata produk yang dirasakan setelah pemerolehan produk dan jasa (Day
dalam Tjiptono, 2005). Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Konsumen merupakan Hasil
perbandingan konsumen yang sesuai setelah membandingkan kinerja dengan harapannya.
2.2 Hipotesis Penelitian

Kualitas Produk

Harga Keputusan Pembelian

Promosi

Gambar 1 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mie
instan merek Indomie dan Mie Gaga

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan
merek Indomie dan Mie Gaga

3. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan
merek Indomie dan Mie Gaga

4. Kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian mie instan merek Indomie dan Mie Gaga
2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran disusun sebagai argumentasi yang menjelaskan hubungan yang


mungkin terdapat diantara berbagai faktor yang saling berkaitan dan membentuk konstelasi
permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah
yang telah diuji kebenarannya dengan memperlihatkan faktor-faktor empiris yang relevan
dengan permasalahan (Suriasumatri, 1998, hal. 128). Untuk melihat dan mengkaji strategi bisnis
pelayaran peti kemas A.P. Moller - Maersk A/S (APMM) di dalam pasar Intra-Asia, penelitian
ini mengacu pada model analisis struktural industri Michael E. Porter melalui 5 (lima) faktor
kekuatan (five forces) bersaing (Porter, 1980, hal. 6), yaitu:

1) Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

2) Intensitas Persaingan diantara Pesaing yang Ada (Intensity of Rivalry Among


Existing Competitors)

3) Tekanan dari Produk Pengganti (Pressure from Subtitute Products)

4) Kekuatan Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

5) Kekuatan Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

2.4 Penelitian Terdahulu

Menurut Randi (2018: 15) penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam
melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian peneliti. Namun peneliti mengangkat
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian ini.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian ini :
Menurut Michael Porter memperkenalkan model "Five Forces" yang memetakan faktor-
faktor yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri. Kelima kekuatan ini melibatkan
tingkat persaingan di antara pesaing, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar
pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan ancaman dari produk baru. Dan Philip Kotler,
seorang ahli pemasaran terkenal, menyoroti pentingnya pemahaman pasar dan konsumen dalam
konteks persaingan bisnis. Menurutnya, perusahaan perlu fokus pada kebutuhan dan keinginan
pelanggan untuk berhasil bersaing.

2.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 1999:6). Tujuan penelitian
kuantitatif adalah untuk membuat data dari wawancara menggunakan gform, faktual dan akurat
mengenai fakta, sifat serta hubungan antara berbagai fenomena yang diselidiki. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang Pengaruh Persaingan Bisnis
Antara Mie Gaga Dan Indomie Terhadap Konsumen.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Untuk judul ini melakukan jenis penelitian kuantitatif, Berikut hasil penelitian nya:

Gambar 2 Konsumsi Mi Instan Indonesia Dibanding Dunia

Sementara konsumsi mi instan dunia pada 2018 justru mencatat pertumbuhan 3,52%
menjadi 103,62 miliar bungkus dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam kondisi persaingan yang
semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan bahkan harus dapat berkembang. Salah
satu hal penting yang dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan
pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru supaya tidak
meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Sekarang ini sudah banyak sekali
merek-merek mie instan di Indonesia, baik yang sudah lama ada maupun yang yang baru
bermunculan. Sebut saja Indomie, mie Sedaap, Gaga mie, Nissin mie, Sarimi, mie ABC, dan
lain- lain. Sampai sejauh ini, merek yang paling mendominasi pasar dan banyak diminati 4
konsumen adalah Indomie. Sementara merek-merek yang lain menduduki peringkat di
bawah mereka.
Dengan semakin banyaknya pesaing, maka Indomie sebagai sebuah merek yang sudah ada sejak
lama, dituntut untuk lebih meningkatkan kinerja dan kualitas produknya untuk tetap dapat
mempertahankan loyalitas dari pelanggannya.

Gambar 3 Data Statistik Mie Instan Indonesia

Mie Gaga dan Indomie sedang jadi perbincangan banyak orang usai tersiar sejarah
pendirian oleh Djajadi Djaja. Bahkan Mie Gaga jadi trending nomor 1 di media sosial X,
menurut pengamatan pada Rabu (30/8/2023) pukul 10.00 WIB. Kenapa Mie Gaga dan Indomie
trending? Rupanya ada kisah unik di balik sejarah pendirian dua merek mie terkenal di Indonesia
ini, hingga muncul istilah Djajadi "ditinggalkan" oleh merek buatannya sendiri. Kisah ini
berawal dari kerja sama antara Djajadi dengan Sudono Salim untuk membangun PT Indofood
Interna. Sejarah Indomie dan Mie Gaga Pencipta Indomie adalah Djajadi Djaja Chow Ming Hua.
Sebelum terjun ke bisnis mie, ia memulai usaha di bidang penyaluran barang dengan mendirikan
firma FA Djangkar Djati bersama teman-teman sekolahnya. Selain itu, Djajadi juga mendirikan
usaha bernama Sanmaru Food Manufacturing bersama Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong
Senjaya, dan Pandi Kusuma. Djaja menjadi direktur pada tahun 1971-1978. Sanmaru Food
Manufacturing inilah perusahaan yang pertama kali memproduksi mie instan dengan nama
Indonesia Mie atau disingkat Indomie.
Mereka juga melakukan ekspor Indonesia ke luar negeri sejak tahun 1982 ke sejumlah
negara yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, beberapa negara di Eropa, Amerika,
hingga Australia. Kemudian pada tahun 1984, Djajadi bekerja sama dengan Salim Group untuk
mendirikan PT Indofood Eterna. Djajadi dkk menerima tawaran dari Salim Group untuk
memindahkan kepemilikan Indomie. Salim Group diprakarsai oleh Liem Sioe Liong yang
memiliki PT Lima Satu Sankyu dan PT Sarimi Asli Jaya. Mereka menciptakan merek mie Sarimi
dan Supermie sejak tahun 1968. Salim Group juga memiliki usaha terigu Bogasari. PT Indofood
Eterna hasil kerja sama Salim dan Djaja kemudian dipimpin oleh orang dekat Djajadi, Hendy
Rusli. Berdirinya perusahaan ini juga turut menyatukan Indomie dan Supermie dalam satu rumah
yang sama. Saham PT Indofood Eterna dibagi menjadi dua, yaitu 57,5 persen saham milik
Djajadi dan kawan kawan.
Lalu, 42,5 persen saham menjadi milik Salim Group. Meski memiliki saham lebih besar,
Djajadi dkk tetap tersingkir dari Indofood saat mereka mengalami masalah keuangan pada 1993.
Kepimilikan Indofood kemudian sepenuhnya beralih ke Salim Group. Menurut Anthony Salim,
kepemilikan beralih ke Salim karena Djajadi (dan rekan-rekannya) berkonflik, sehingga Salim
mencari peluang dari masalah Djajadi tersebut. Pada saat itu salah satu partner Djajadi di PT
Wicaksana, Pandi Kusuma justru memilih menjadi partner Salim. Namun, ada juga rumor bahwa
Salim "memaksa" Djajadi untuk menyerahkan sahamnya, misalnya dengan menghentikan suplai
terigu ke pabrik PT Sanmaru. Selain itu, pada 1993 Salim memutuskan tidak lagi memakai
perusahaan Djajadi, PT Wicaksana sebagai distributor, melainkan kini memakai anak usahanya
bernama Indomarco Adi Prima.
Walaupun demikian, pihak Salim membantah rumor bahwa Djajadi dan Salim memliki
hubungan yang tidak baik dan rumor-rumor negatif tersebut. Setelah tahun 1992, Djajadi sudah
tidak lagi memiliki saham di pabrik Indomie setelah melepas saham miliknya yang tersisa ke
Salim. Pada 1994, PT Indofood Interna dan PT Sanmaru digabung dalam perusahaan baru: PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (kemudian sejak 2009, produksinya dialihkan ke anak usahanya,
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk).
3.2 Variabel Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 1 Data Jumlah Varian rasa Mie Instan

Pada tabel 1terlihat bahwa jumlah varian rasa mie instan baik itu kuah atau goreng yang
dimiliki Gaga 100 memiliki 5 varian rasa paling sedikit diantara yang lainnya. Kurangnya variasi
produk pada Gaga 100 bisa menjadi faktor yang menyebabkankonsumen melakukan perpindahan
merek untuk menemukan variasi baru. Banyaknya pesaing yang mempunyai banyak varian
rasa dan lebih terkenal juga menjadi salah satu faktor yang membuat Gaga 100 terkalahkan oleh
produk pesaing.

Tabel 2 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Hasil Uji Regresi Linear Berganda mengacu hasil perhitungan regresi,dapat diperoleh nilai
b₁= 0.091 dan b₂ = 0.559
sedangkan untuk nilai a = 12.169.

Nilai tersebut diatas dimasukan kedalampersamaan regresi sebagai berikut :


Y = 12.169 + 0.091 X1+ 0.0559 X2
Arti persamaan diatasialah:

1. Nilai konstan sebesar

a = 12.169 menyatakan bahwa jika nilai kepuasan konsumendan pencarian variasitidak ada
perubahan atau sama dengan nol, maka nilai untuk variabel perpindahan merekadalah 12.169.
2. Koefisien regresi variabel kepuasan konsumen sebesar b₁= 0.091 menyatakan adanya
pengaruh positif, dapat diartikan bahwasetiap peningkatan kepuasan konsumen sebesar satu
satuan, maka akan mempengaruhi peningkatan perpindahan merek sebesar 0.091.3.Koefisien
regresi variabel pencarian variasi sebesar b₂ = 0.559 menyatakan adanya pengaruh positif,
artinya setiappeningkatan pencarian variasi sebesar satu satuan, maka hal tersebut akan
mempengaruhi peningkatan perpindahan merek sebesar 0.559.
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian (Uji-F)

Tabel 3 Uji F

Berdasarkan data dari tabel 3 perhitungan diatas didapatkan hasil Fhitung variable kepuasan
konsumen (X₁) dan pencarian variasi (X₂) terhadap perpindahan merek (Y)sebesar 141.147.
Nilai Fhitung tersebut dibandingkan dengan nilai Ftabel tersebut diperoleh angka
Ftabelsebesar 3,019. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu:
1. Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan yang
signifikan.
2. JikaFhitung < Ftabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan.Maka dapatdisimpukan, nilai dari Fhitung 141.147≥ Ftabel yaitu 3,019. ihasil tersebut
bahwa H0 di tolak dan Ha diterima yang artinya kepuasan konsumen dan pencarian
variasimempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap perpindahan merek
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian (Uji t)

Tabel 4 Uji T

Mengacuhasil uji diatas,dapat dijabarkan hasil sebagai berikut :

1. Berdasarkan dari data tabel perhitungan diatas didapatkan hasil Thitung ≥ Ttabel (2.926 >
1,966).Nilai signifikasi yaitu 0,004 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh positif dan signifkan antara kepuasan konsumen terhadap
perpindahan merek.
2. Berdasarkan dari data tabel perhitungan diatas didapatkan hasil Thitung ≥ Ttabel (15.014 >
1,966). Nilai signifikasi yaitu 0,000 < 0,050. Berdasarkan hal tersebut, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh positif dan signifkan antara pencarian variasi terhadap
perpindahan merek.
Pengujian hipotesis untuk perbandingan brand equity Indomie dengan Mie Gaga dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Brand Equity Indomie Brand Equity Mie gaga
Indikator Mean Indikator Mean
Brand Awareness 20.6823 Brand Awareness 20.1771
Brand Association 19.0052 Brand Association 18.3750
Preceived Quality 27.3854 Preceived Quality 26.5469
Brand Loyalty 22.9583 Brand Loyalty 22.5052
Tabel 5 pengujian hipotesis
3.2.1 Variabel Operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 6 Variabel Operasional dan Skala Pengukur


3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh unit yang dikaji dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2019)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Tujuan populasi adalah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari
anggota populasi dan untuk membatasi jangkauan generalisasi. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengaruh persaingan bisnis antara mie gaga dan indomie terhadap
konsumen. dengan jumlah penduduk sebanyak 3 juta otang.

2. Sampel

Teknik Pengambilan Sampel, Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh sebuah populasi (Sugiyono, 2012 : 81). Pada penelitian ini teknik sampling
yang digunakan adalah non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
individu atau anggota populasi untuk dapat dijadikan sampel. (Sugiyono, 2012 : 84). Karena
menggunakan teknik non probability sampling maka berapapun jumlah sampel yang digunakan
tidak dapat mewakili keseluruhan populasi.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil SPSS Reliability
 Hasil reliability pada indikator kualitas produk

 Hasil reliability pada indikator harga


 Hasil reliability pada indikator promosi

 Hasil reliability pada indikator keputusan pembelian


4.2 Hasil SPSS Correlation Bivariate
 Hasil correlation pada indikator kualitas produk

 Hasil correlation pada indikator harga


 Hasil correlation pada indikator promosi

 Hasil correlation pada indikator keputusan pembelian


4.3 Hasil SPSS Linier
 Hasil Linier pada indikator kualitas produk
 Hasil Linier pada indikator harga
 Hasil Linier pada indikator promosi
 Hasil Linier pada indikator keputusan pembelian
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.).
Aulia Agustian, A. M. (2022). The Analysis Of Consumer Satisfaction And Variety Seeking To Brand Switching
On Instant Noodles. https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/view/585/492.
eprints2.undip.ac.id. (2023). latar belakang. https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/14025/2/BAB%20I.pdf.
etheses.iainkediri.ac.id. (2017). BAB II LANDASAN TEORI.
http://etheses.iainkediri.ac.id/1588/3/931310914_BAB%202.pdf.
gagafood. (2023). Tentang Perusahaan. https://gagafood.co.id/id/board-of-directors/.
Kusnandar, V. B. (2019). Konsumsi Mi Instan Indonesia 2018 Turun 0,63 Persen.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/03/konsumsi-mi-instan-indonesia-turun.
repository.iainkudus.ac.id. (2021). Landasan teori. http://repository.iainkudus.ac.id/6834/4/04.BAB%20I.pdf.
repository.umj.ac.id. (2022). BAB I PENDAHULUAN . https://repository.umj.ac.id/9374/10/10.%20BAB
%20I.pdf.
repository.unim.ac.id. (2021). BAB I PENDAHULUAN. repository.unim.ac.id/2304/2/BAB%201%20RANI
%201.pdf.
studio, s. (2023). Jenis-jenis Promosi Produk beserta Contohnya. https://startupstudio.id/jenis-promosi-produk-
beserta-contohnya/.

Anda mungkin juga menyukai