Anda di halaman 1dari 6

Nama : Afrian Arga Prastya

NIM : 211211001

Kelas : DA21

UTS Semester Ganjil

SOAL :

1. a.Sebutkan tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi sesuai dengan SK Dirjen Dikti No
43/DIKTI/Kep/2006 !

b.Apa kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Pancasila ?

2. Sebutkan dan jelaskan landasan Pendidikan Pancasila !

3. Jelaskan korupsi dan perilaku koruptif ditinjau dari Pendidikan Pancasila

4. a. Jelaskan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik !

b. Jelaskan pengertian nilai menurut Bapak Notonagoro !

5. Bagaimanakah perbandingan Ideologi Pancasila dengan paham ideologi besar lain di dunia ?

6. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab korupsi !

7. Sebutkan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia !

8. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai antikorupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi dalam Pancasila
sebagai sistem etika !

9. Jelaskan gerakan pengkhianatan 30 September pki tahun 1965 !

10. Kementrian apa yg mengurusi tentang aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ?

Jawab :

1. A. Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi sesuai dengan SK Dirjen Dikti No


43/DIKTI/Kep/2006
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan
masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan
Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat bangsa Indonesia.
B. Kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Pancasila

Membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dengan perilaku:
o beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang MAha Esa dan menghayati nilai-nilai
bangsa

o Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

o Bersikap rasional, dinamis, sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

o Bersifat profesional yang dijiwai kesadaran bela negara

o Aktif memanfaatkan IPTEK dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan
negara.

2. Sebutkan dan jelaskan landasan Pendidikan Pancasila

Landasan Historis
Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa Indonesia itu
sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

Landasan Kultural
Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi penerus
bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan dalam
Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
Landasan Filosofis
Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek penyelenggaraannya,
negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam sistem
perundang-undangan yang ada di Indonesia.

3. Korupsi dan perilaku koruptif ditinjau dari Pendidikan Pancasila

korupsi adalah sesorang atau sekelompok orang itu yang secara tidak wajar dan
tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik/orang lain yang telah dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Perilaku koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan, sikap dan
pengetahuan seseorang yang menjebakkan dirinya pada kegiatan korupsi.

4. A. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik

Etika politik Pancasila adalah suatu proses pengambilan keputusan dan kebijakan lainnya
yang harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, karena Pancasila mempunyai nilai yang sangat
fundamental sebagai dasar falsafah Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
UUD 1945.
B. Pengertian nilai menurut Bapak Notonegoro
Menurut Notonegoro nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

 Nilai material, Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan
jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. Maka apapun yang dapat berguna
sebagai pengisi rohani maupun fisik memiliki nilai material.
 Nilai vital, Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melakukan kegiatan atau aktivitas. Maka itulah nilai vital segala sesuatu yang
mampu membuat kita melakukan suatu aktivitas itu lah benda atau hal yang
memiliki nilai vital.
 Nilai kerohanian, Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia rohani sama dengan jiwa atau hati manusia. Nilai kerohanian tersebut
meliputi :

Segalai sesuatu yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia di sebut nilai
kebenaran.

Segala hal yang bersumber pada unsur perasaan manusia maka akan di sebut nilai
perasaan atau nilai estetik.

Nilai kebaikan atau nilai moral maka segala hal yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa) manusia itu sendri.

Nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia pada pencipta.

5. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan paham ideologi besar lain di dunia .

Agama

Pancasila : Memiliki keyakinan terhadap kebebasan untuk memilih agama, Agama tersebut
kemudian haruslah untuk dapat menjiwai dai dalam kehidupan baik itu bermasyarakat,
berbangsa dan juga bernegara

Sosialisime : Memiliki keyakinan bahwa agama harulsah mendorong berkembangnya


kebersamaan.

Komunisme : Memiliki keyakinan bahwa agama haruslah dijauhkan dari masyarakat.

Liberalisme : Memiliki keyakinan bahwa agama adalah sebuah urusan pribadi.

Politik Hukum

Pancasila : Demokrasi Pancasila, hukum dibuat sehingga untuk dapat menjunjung keadilan.

Sosialisme : Demokrasi haruslah untuk kolektivitas, lebih mengutamakan kebersamaan.


Komunisme : Demokrasi Rakyat, yang berkuasa hanyalah satu parpol.

Liberalisme : Demokrasi Liberal, hukum digunakan untuk melindungi individu.

Ekonomi

Pancasila : Peran negara hadir untuk tidak terjadi sebuah monopoli yang dimana akan
merugikan masyarkat luas.

Sosialisme : Peran negara kecil.

Komunisme : Peran negara sangatlah besar, hal ini terjadi demi kolektivitas.

Liberalisme : Peran negara sangat kecil, disini swasta dapat mendominasi.

6. Faktor-faktor penyebab korupsi


Faktor-faktor penyebab korupsi adalah faktor atau penyebab sesorang yang
menjerumuskan ke dalam perilaku korupsi. Faktor korupsi ada 2 yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi. Terdiri
dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau
perilaku misalnya pola hidup konsumtiI dan aspek sosial seperti keluarga yang mendorong
seseorang untuk berperilaku korup.
Faktor eksternal adalah Iaktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab−sebab dari
luar. Seperti aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan, aspek managemen 6 organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas
dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang−undangan dan
lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang
kurang mendukung perilaku antikorupsi.
7. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

A. Pembentukan Lembaga Antikorupsi

B. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik

C. Penceghan Sosial dan Pemberdayaan Masyarkat

D. Pembuatan berbagai Instrumen Hukum yang mendukung Pencegahan dan


Pemberantasan Korupsi.

F. Kerjasama Internasional

G. Monitoring dan Evaluasi

8. Nilai-nilai antikorupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi dalam Pancasila sebagai sistem etika

A. Nilai Nilai Antikorupsi


a. Kejujuran, menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang.

b. Kepedulian, menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan,


memperhatikan dan menghiraukan.

c. Kemandirian, Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses


mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas
dan tanggung jawabnya.

d. Kedisiplinan, menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan atau


kepatuhan kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun
sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola
militer di barak militer namun hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan
mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik−baiknya untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus.

e. Tanggung Jawab, menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa−apa boleh dituntut, dipersalahkan
dan diperkarakan).

f. Kerja Keras, Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata "kemauan"
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan,
kelaki−lakian dan pantang mundur.

g. Sederhana, Membiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan


kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Dengan menerapkan prinsip
hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya.

h. Keberanian , Keberanian adalah dimana seseorang dituntut untuk tetap


berpegang teguh pada tujuan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

i. Keadilan, Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar.

B. Prinsip Prinsip Antikorupsi


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de
facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu)
maupun pada level lembaga. Lembaga−lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis,
masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sector.
2. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan
(trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran. Dalam prosesnya, transparansi
dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses penyusunan kegiatan, proses
pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi.
3. Kewajaran
Prinsip Iairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
lainnya. Sifat−sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensiI dan
disiplin, eksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan inIormatiI.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek−aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan,
pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan.

5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul−betul eIektiI dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi
dan reIormasi.
9. Gerakan pengkhianatan 30 September pki tahun 1965

Peristiwa G30S/PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam pada
tanggal 30 September tahun 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa
orang lain dibunuh dalam satu usaha kudeta. Pemberontakan yang dilakukan PKI ini
bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Preisden Soekarno dan mengganti dari
negara kesatuan menjadi komunis. Tragedi G30S/PKI ini dipimpin oleh DN Adit yang
merupakan ketua dari PKI.
Dalam video itu Presiden Soeharto mengatakan bahwa dialah yang membubarkan
PKI, hal ini bertujuan agar kedaulatan Indonesia tidak jatuh ditangan para komunis. Serta
agar nama baik Presiden Soekarno tetap terjaga karena Presiden Soekarno tidak hanya
menjadi pemimipin Bangsa Indonesia, tetapi keepemimipinannya sudah dianut oleh
Internasional. Presiden Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret yang ditanda tangani oleh
Presiden Sokarno yang berisi perintah untuk melakukan tindakan yang tepat guna mengatasi
situasi keamanan yang buruk.
10. Kementrian yg mengurusi tentang aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
adalah Kementrian Agama

Anda mungkin juga menyukai