Metopel Crossection Febri New-1
Metopel Crossection Febri New-1
METODOLOGI PENELITIAN
FEBRI YANTI
G2U123018
KELAS A
PROGRAM PASCASARJANA
KENDARI
2023
DAFTAR ISI
CROSS SECTIONAL
1. Pengertian Cross Sectional........................................................... 1
2. Tujuan Cross Sectional ................................................................. 2
3. Metode Penelitian Cross Sectional ............................................... 2
3.1 Merumuskan Pertanyaan Penelitian ................................... 3
3.2 Mengidentifikasi Variabel Penelitian ................................... 3
3.3 Menetapkan Subyek Penelitian ........................................... 3
3.4 Melaksanakan Pengukuran ................................................. 3
3.5 Melakukan Analisis .............................................................. 3
4. Jenis Studi Cross Sectional .......................................................... 4
4.1 Cross Sectional Deskriptif ................................................... 4
4.2 Cross Sectional Analitik....................................................... 4
5. Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................... 5
6. Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional ................................ 6
7. Cara Menghitung Besarnya Sampel ............................................. 7
8. Contoh Penggunaan Penelitian Cross Sectional .......................... 8
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 9
1
2. Tujuan Cross Sectional
Ketiga tujuan ini merupakan pendapat dari Budiarto (2004):
Mendapatkan kebiasaan dan insidensi satu atau lebih dari suatu masalah
yang telah ditetapkan pada satu waktu di dalam masyarakat.
Terjadinya sebab akibat akan diperhitungkan secara jelas pada sebuah
permasalahan yang ada di masyarakat.
Memperkirakan risiko pada setiap golongan, relatif, risiko dan atribut.
2
3.1 Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
a. Pertanyaan penelitian yang akan dijawab harus dikemukakan dengan jelas.
b. Dalam studi cross sectionalanalitik hendaklah dikemukakan hubungan antar variabel yang
diteliti.
3
4. Jenis Studi Cross Sectional
4.1 Cross Sectional Untuk Penelitian Deskriptif
Studi cross sectional untuk penelitian deskriptif adalah studi yang bertujuan
untuk menggambarkan mengenai fenomena yang ditemukan, baik berupa faktor
risiko (paparan), ataupun efek (penyakit/masalah kesehatan), dengan peneliti melakukan
observasi atau pengukuran variabel hanya satu kali pada satu saat (Notoatmodjo,
2010).
Misalnya, penelitian mengenai pemberian ASI eksklusif di suatu
masyarakat, penelitian mengenai gambaran kejadian anemia pada remaja putri,
dan penelitian tentang pengetahuan siswa SMA mengenai kesehatan reproduksi
remaja (Timmreck, 2004).
Faktor
Risiko
Efek -
Populasi Sampel
Efek +
Faktor
Risiko
Efek -
4
5. Analisis Data Hasil Penelitian
Hasil observasi atau pengukuran variable penelitian pada studi cross
sectional untuk penelitian deskriptif kemudian dilakukan analisis, yaitu dengan
menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi berdasarkan variabel orang,
tempat dan waktu (Budiarto, 2004).
Sedangkan hasil observasi atau pengukuran factor risiko dan efek pada penelitian
analitik kemudian dianalisis adanya hubungan atau perbedaan prevalens antar
kelompok yang diteliti. Analisis ini dapat berupa suatu uji hipotesis (uji statistik)
seperti uji Chi Square (X2), uji t (t-test), regresi dan korelasi atau analisis untuk
memperoleh faktor risiko, yaitu dengan menggunakan prevalence ratio (PR).
PR adalah perbandingan antara prevalensi efek (penyakit / masalah
kesehatan) pada kelompok subjek yang memiliki faktor risiko dan prevalensi efek pada
kelompok tanpa faktor risiko. Prevalence Ratio (PR) menunjukkan peran faktor risiko
dalam terjadinya efek pada studi potong lintang. PR dapat dihitung secara sederhana, yaitu
dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Dari definisi PR diatas, rumus untuk menghitung prevalence ratio adalah sebagai
berikut:
PR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan (confidence interval) yang dikehendaki,
misalnya interval kepercayaan 95%. Interpretasi hasil PR adalah :
a) Jika nilai PR =1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam
terjadinya efek, atau dengan kata lain bukan sebagai faktor risiko terjadinya efek
(penyakit/masalah kesehatan).
b) Jika nilai PR>1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1,
berarti variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek.
5
c) Jika nilai PR<1 dan rentang kepercayaan interval tidak mencakup angka 1, berarti faktor
yang diteliti merupakan faktor protektif terjadinya efek.
d) Jika nilai interval kepercayaan PR mencakup nilai 1 maka berarti mungkin nilai
prevalensi=1, sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti
sebagai faktor risiko atau faktor protektif.
Kekurangan:
Hanya kasus prevalens dan atau yang tidak trerkena dampak tertentu yang
diteliti
Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan
efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit
yang Panjang dari pada yang yang mempunyai masa sakit pendek, karena
individu yang cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih terjaring
dalam studi.
Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
6
Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang, misalnya kanker
lambung, karena pada populasi usia 45-49 tahun diperlukan paling tidak
10.000 subyek untuk mendapatkan suatu kasus.
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens maupun prognosis.
Membetuhksn skema sampling yang terencana baiksehingga dapat
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk terpilih.
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan
pengambilan sampel secara acak. Namun apabila besar populasi (N) tidak
diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
α = derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif)
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan = 0,05 atau Z1-/2 = 1,96 atau Z2 1-/2= 1,96 atau dibulatkan menjadi
4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang diubah menjadi:
7
8. Contoh Penggunaan Penelitian Cross Sectional
Menurut Murti (2011), studi untuk mengetahui hubungan antara anemia
besi pada ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan
rancangan atau pendekatan cross sectional.
Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti dan
kedudukanya masing-masing.
- Variabel dependen (efek ) : BBL
- Variebel independen (risiko ) : anemia besi.
- Variabel independent (risiko) yang dikendalikan : paritas, umur ibu, perawatan
kehamilan, dan sebagainya.
Tahap kedua : menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya.
Subjek penelitian : ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi daerah
mana ereka akan diambil contohnya lingkup rumah sakit atau rumah bersalin.
Demikian pula batas waktu dan cara pengambilan sampel, apakah
berdasarkan tekhnik random atau non-random.
Tahap ketiga : Melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap
variabel dependen- independen dan variabel-variabel yang dikendalikan secara
bersamaan (dalam waktu yang sama). Caranya mengukur berat badan bayi yang
sedang lahir, memeriksa Hb ibu, menanyakan umur, paritas dan variabel-
variabel kendali yang lain.
Tahap keempat : Mengolah dan menganalisis data dengan cara
membandingkan. Bandingkan BBL dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan
diperoleh bukti adanya atau tidakadanya hubungan antara anemia dengan BBL.
8
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Bonita, R., Beaglehole, R., Kjellstorm, T. 2006. Basic Epidemiology. 2nd Edition.
Switzerland: WHO Press.
Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J., dan Lwanga, S.K. 1997. Besar Sampel
Dalam Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Gajahmada University Press.
Murti, Bhisma. 2011. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-
Ilmu Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Snedecor, George, W., dan William, G., Cohran. 1967. Statistical Methods. New
Delhi : Oxford & IBH Publishing. Co.
10