Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEWA GUNA USAHA (LEASING)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023
Sewa Guna Usaha (Leasing)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan


Dosen Pengampu: Anita Handayani, S.E, M.SM

Disusun Oleh:
Mariza Ayu Putri Lestari (220301051)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023

i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap
kami jungjungkan kepada Nabi besar Muhammad s.a.w. yang telah membawa kita
dari jaman kebodohan sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.
Makalah yang berisikan tentang Sewa Guna Usaha(Leasing) ini kami susun guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan .Tujuan membuat makalah ini
agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui Sewa Guna Usaha(Leasing)
dan diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori Sewa Guna Usaha
(Leasing)
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang secara
langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala ikhtiar kita. Amin
Gresik ,12 Desember
2023

Penulis

ii
Daftar Isi
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................1
1. 1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1. 2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1. 3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
Bab II Pembahasan.....................................................................................................................2
2.1. Definisi Leasing/Sewa Guna Usaha............................................................................2
2.2. Sejarah Leasing/Sewa Guna Usaha di Indonesia........................................................2
2.3. Tujuan Perusahaan melakukan Leasing/Sewa guna usaha..........................................5
2.4. Kendala/Hambatan menggunakan Leasing/Sewa Guna Usaha...................................5
2.5. Keuntungan menggunakan Leasing/Sewa guna usaha................................................7
2.6. Istilah istilah dalam Leasing/Sewa guna usaha...........................................................8
2.7. Lebih baik mana mendanai menggunakan modal sendiri,hutang,atau melalui leasing
beserta alasan.........................................................................................................................9
2.8. Contoh Perusahaan Leasing/Sewa guna usaha di Indonesia.......................................9
2.9. Contoh Perhitungan Leasing/Sewa guna usaha...........................................................9
2.10. DAFTAR GAMBAR.............................................................................................12
Bab III Penutup........................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................15

iii
Bab I
Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan
dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung
digunakan berproduksi yang dapat diangsur.
1. 2. Rumusan Masalah
1. Definisi Leasing/Sewa Guna Usaha
2. Sejarah Leasing/Sewa Guna Usaha di Indonesia
3. Tujuan Perusahaan melakukan Leasing/Sewa guna usaha
4. Kendala atau hambatan menggunakan Leasing/Sewa guna usaha
5. Keuntungan menggunakan Leasing/Sewa guna usaha
6. Istilah-Istilah dalam Leasing/Sewa guna usaha
7. Lebih baik mana mendanai menggunakan modal sendiri,hutang,atau melalui
leasing,serta alasannya
8. Contoh Perusahaan Leasing/sewa guna usaha di Indonesia
9. Contoh perhitungan Leasing/sewa guna usaha
1. 3. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang Sewa Guna
Usaha/Leasing dalam manajemen keuangan.

1
Bab II
Pembahasan

2.1. Definisi Leasing/Sewa Guna Usaha


Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk
digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan
(Lessor). Pengadaan barang modal melalui leasing juga dapat dilakukan dengan cara
pembelian barang Penyewa Guna Usaha (Lessee) oleh Perusahaan Pembiayaan
(Lessor) yang kemudian disewagunausahakan kembali oleh Penyewa Guna Usaha.
Pengadaan dengan cara ini disebut Sales and Lease Back. Sepanjang perjanjian Sewa
Guna Usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal obyek transaksi berada pada
Perusahaan Pembiayaan.
2.2. Sejarah Leasing/Sewa Guna Usaha di Indonesia
Sejarah Leasing di Indonesia
Kehadiran industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia sesungguhnya belumlah
terlalu lama, terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju Dari beberapa
sumber, diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya
didasarkan pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Setahun setelah
dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga Nasional
pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT (Persero)
PANN Multi Finance. Kemudian, melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.61/1988,
yang ditindaklanjuti dengan SK
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi
bagi bisnis pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring,
consumer finance, modal ventura dan kartu kredit. Sebagai sesama industri keuangan,
perkembangan industri leasing relative tertinggal dibandingkan yang lain, perbankan,
misalnya. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan perbankan pasca Pakto 1988. Pada
era inilah bank muncul
2
3

dan menjamur bagai musim hujan. Deregulasi yang digulirkan pemerintah di bidang
perbankan telah membuahkan banyak sekali bank, walaupun dalam skala gurem.
tetapi banyak kalangan menuding, justru Pakto 88 inilah menjadi biang keladi
suramnya industri perbankan di kemudian hari. Puncaknya, terjadi pada 1996 ketika
pemerintah melikuidasi 16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan
dimasukkannya beberapa bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang
cukup mengesankan. Hingga saat ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah dalam
pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat. Jika
sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada
keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian. Hal ini mengindikasikan
multi finance kian dikenal pelaku usaha nasional. Ada beberapa hal menarik jika kita
mencermati konsentrasi dan perkembangan perusahaan leasing. Pada era 1989,
misalnya, industri ini di Indonesia cenderung berupaya memperbesar asset. perburuan
asset tersebut diantaranya disebabkan tantangan perekonomian menuntut mereka
tampil lebih besar, sehat dan kuat. Perusahaan yang tidak beranjak dari skala semula,
tampak terguncang-guncang dana akhirnya tutup sama sekali.
Dengan asset dan skala usaha yang besar, muncul anggapan Perusahaan lebih andal
dibandingkan yang lain. Bagi yang kapasitasnya memang terbatas, mereka berupaya
agar tetap tampil megah dan gagah. Maka, dimulailah saling lirik dan penjajakan di
antara sesamanya. Skenario selanjutnya, banyak perusahaan leasing yang melakukan
penggabungan menjadi satu grup. Tampaknya, langkah ini membuahkan hasil positif.
Selain modal dan asset menggelembung, kredibilitas dan penguasaan pasar pun ikut
terdongkrak. Namun gairah menggelembungkan asset tersebut berangsur-angsur
mulai pudar. Karena pada tahun berikutnya (1990), industri leasing mulai kembali
pada prinsip dasar ekonomi. mereka lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-
besarnya. sebetulnya, berubahnya orientasi ini dipicu oleh kian sengitnya persaingan
di industri leasing. Akibatnya, kehati-hatian menjadi agak terabaikan. Indikasinya
persyaratan untuk memperoleh sewa guna usaha menjadi semakin longgar. Bahkan,
kabarnya di Bengkulu, orang bisa mendapatkan sewa guna usaha hanya dengan
menyerahkan selembar kartu tanda penduduk (KTP).Pada tahun 1991, kembali terjadi
perubahan besar-besaran pada perusahaan pembiayaan. Seiring dengan kebijakan
uang ketat (TMP = tight money policy) – yang lebih dikenal dengan Gebrakan
Sumarlin I dan II – suku bunga pun ikut meroket naik. Akibatnya, banyak kredit yang
4

sudah disetujui terpaksa ditunda pencairannya. Dari sisi permodalan, TMP membuat
perusahaan multi finance seperti kehabisan darah. Aliran dana menjadi seret.
kalaupun ada, harganya tinggi sekali. Itulah sebabnya banyak di antara mereka yang
menggabungkan usahanya. Dengan bergabung, mereka lebih mudah dalam
memperoleh kredit, termasuk dari luar negeri
A. Asosiasi Leasing (ALI)
Sebetulnya, organisasi ini punya nama lain, seperti yang disebutkan dalam Pasal 1
Anggaran dasar (AD)-nya, yaitu Asosiasi Lembaga Pembiayaan Indonesia (ALPI).
Tetapi nama yang pertama lebih dikenal para pelakunya dan Masyarakat luas. ALI
didirikan sebagai satu-satunya wadah komunikasi bagi perusahaan- perusahaan
pembiayaan. Di sini mereka secara bersama-sama membicarakan dan memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi. ALI juga hadir untuk memperjuangkan kepentingan
anggotanya kepada pemerintah. Di sisi lain, organisasi ini juga bermaksud menjadi
jembatan untuk meneruskan keinginan dan bimbingan pemerintah kepada para
anggota. Sederet sasaran ideal menjadi tujuan didirikannya ALI. Paling tidak, pasal 6
AD-nya menyebutkan lima tujuan utama organisasi ini. Di antaranya memajukan dan
mengembangkan peranan lembaga pembiayaan di Indonesia serta memberikan
sumbangsih bagi kemajuan perekonomian nasional. Dalam perjalanan sejarahnya,
ALI mengalami pasang naik dan pasang surut. Para pengurus yang silih-berganti
berupaya memberikan yang terbaik guna
pemecahan, kemajuan dan perkembangannya. Sejak didirikan, tercatat sudah 12 kali
terjadi pergantian kepengurusan. Sebetulnya, periodisasi kepengurusan ditetapkan tiap
dua tahun. Namun dalam beberapa kasus, terjadi pergantian kepengurusan sebelum
masa jabatan berakhir.
B. Dari ALI ke APPI
Pada awalnya, tepatnya tanggal 2 Juli 1982 telah dibentuk Asosiasi Leasing Indonesia
(ALI) yang berkedudukan di Jakarta sebagai satu-satunya wadah komunikasi bagi
perusahaan-perusahaan leasing di Indonesia. Kehadiran ALI telah dirasakan
manfaatnya oleh seluruh pelaku usaha leasing di Indonesia dan ALI telah berhasil
melakukan berbagai aktivitas guna kepentingan para anggotanya, termasuk membantu
pengembangan industri usaha leasing di Indonesia Bersama pemerintah, Seiring
dengan pertumbuhan sektor usaha jasa pembiayaan dan guna menampung aspirasi
seluruh anggota maka pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil keputusan untuk
mengubah ALI menjadi ASOSIASI PERUSAHAAN
5

PEMBIAYAAN INDONESIA(APPI). Keputusan diatas sejalan dengan keberadaan


usaha para anggota sebagai perusahaan pembiayaan yang dapat melakukan aktivitas
usaha: sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen
(consumer finance)dan kartu kredit (credit card). Dalam perkembangannya pada
tanggal 21 Desember 2000 Asosiasi Factoring Indonesia (AFI) juga telah bergabung
ke dalam APPI. Sesuai dengan tujuan didirikannya, APPI bersama pemerintah terus
berupaya memberikan andil dan peran lebih berarti dalam peningkatan perekonomian
nasional khususnya pada sektor usaha jasa pembiayaan
2.3. Tujuan Perusahaan melakukan Leasing/Sewa guna usaha
Tujuan Leasing Aktivitas leasing dilakukan dengan didasari tujuan tertentu.
Dikutip dari buku Bank dan FinTech: Eksistensi Bank Kini dan Esok karya Lenny
Dermawan, dkk, berikut tujuan leasing:
A. Mendapatkan barang-barang kebutuhan yang harganya tinggi dalam waktu
yang cepat, sehingga kamu dapat langsung menggunakannya sembari
mengangsur.
B. Menghemat biaya produksi, disebabkan oleh pembelian alat tidak dilakukan
dalam satu waktu. Pihak pemberi leasing biasanya akan menjalankan
pembiayaan ini untuk mendapat penghasilan dari bunga pinjaman
Leasing memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengurangi pajak yang harus kedua
belah pihak bayar. Lessor sebagai penyedia aset dapat mengklaim depresiasi,
sedangkan lessee dapat mengklaim master limited partnership (MLP), yaitu bisnis
dalam bentuk kemitraan terbatas yang diperdagangkan secara publik, lalu
mendapatkan pengurangan pajak dengan cara yang mirip. Kedua, menghindari
kepemilikan beserta risikonya untuk mencegah investasi uang ke dalam aset. Secara
tidak langsung, hal ini menjaga leverage, atau utang untuk membeli suatu aset, tetap
rendah sehingga kesempatan untuk meminjam uang tetap terbuka. Dengan leasing,
suatu entitas dapat menyewa aset dengan mudah, meskipun harganya sangat tinggi.
Sementara itu, lease melindungi lessor dari segala kerusakan atau perubahan yang
mungkin dilakukan terhadap asetnya. Lease juga penting bagi lessee agar lessor tidak
seenaknya menaikkan harga sewa, kecuali jika kontraknya berakhir atau diperpanjang.
Lease berguna untuk mencegah perselisihan yang mungkin terjadi antara penyedia
dan Penyewa.
2.4. Kendala/Hambatan menggunakan Leasing/Sewa Guna Usaha
6

Sebagai usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat yang
didirikan secara khusus yang mulai banyak bermunculan saat ini dengan tujuan untuk
mengatasi permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang beragam di
masyarakat. Dengan demikian timbul usaha-usaha dibidang lembaga pembiayaan
timbul usaha-usaha di bidang pembiayaan untuk mengatasi permasalahan di
masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan pengahasilan
yang tidak tergolong besar. Selayaknya sebagaimana visi dan misinya lembaga
keuangan yang ada di masyarakat menyandang konsep keadilan sosial, tapi sering
sekali hal yang timbul menjadi masalah dalam masyarakat yang tidak di inginkan,
perusahaan lembaga pembiayaan mendapatkan posisi yang tinggi dibandingkan
konsumennya, sehingga masyarakat banyak yang merasakan kerugian akibat hal
tersebut, sebagaimana halnya perusahaan ada kendala dalam proses pelaksanaan
lembaga pembiayaan.
Permasalahan lembaga pembiayaan leasing dalam masyarakat dan akibat yang
timbul dari perjanjian leasing bagi lembaga pembiayaan leasing. Dengan semakin
berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang terjun ke dunia
bisnis. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia bisnis, maka
semakin banyak kebutuhan dana dan modal yang harus dipenuhi oleh berbagai
perusahaan. Hal tersebut mendorong industry bisnis yang bergerak dalam bidang
pembiayaan yang disebut lembaga pembiayaan. Leasing termasuk ke dalam salah satu
bentuk lembaga pembiayaan karena yang dikatakan dengan lembaga pembiayaan
adalah suatu badan usaha yang di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing
termasuk salah satu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang modal. Lembaga Pembiayaan leasing merupakan
salah satu perusahaan leasing yang bergerak dalam bidang pembiayaan otomotif. Dan
Terdapat beberapa hambatan yang Perusahaan leasing dan lembaga pembiayaan
7

lainnya akan menjadi sector bisnis yang dapat membantu masyarakat luas yang masih
awam dalam sisi pendanaan yang nantinya akan banyak menarik para pengusaha
untuk masuk ke dalam dunia bisnis.
2.5. Keuntungan menggunakan Leasing/Sewa guna usaha
Karena dengan adanya penyedia alat atau modal melalui aktivitas leasing,
sehingga memudahkan masyarakat atau pebisnis untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan.Bukan hanya itu saja, terdapat berbagai macam keuntungan leasing
lainnya yang dapat Anda rasakan, antara lain:
A. Tidak perlu adanya jaminan
Keuntungan leasing yang pertama yaitu tidak memerlukan jaminan.Jika
Anda menggunakan penyedia leasing, Anda tidak perlu memberikan jaminan
atau agunan pada pihak tersebut.Karena hak kepemilikan sah atas barang
leasing serta pembayarannya yang sesuai penghasilan dapat dijadikan sebagai
jaminan.Keuntungan leasing ini dapat membantu menjadikan banyak orang
untuk melakukan leasing.
B. Fleksibel
Keuntungan leasing ke dua yaitu bersifat fleksibel.Leasing menggunakan
sistem kontrak yang dapat dikatakan fleksibel.Hal ini dimaksudkan agar
besaran jangka waktu maupun nominal pembayaran dapat disesuaikan
dengan kondisi keuangan atau kebutuhan nasabah.Keuntungan inilah juga
menjadi salah satu alasan banyak orang untuk melakukan leasing untuk
mendapatkan modal yang digunakan pada bisnisnya.

C. Pelayanan yang cepat


Keuntungan leasing yang banyak dipuji orang-orang yaitu memiliki
pelayanan cepat. Pelayanannya pun dapat terbilang sederhana dan sangat
cepat, sehingga Anda dapat lebih mudah dan efisien dalam memperoleh
suatu barang.

D. Capital Saving
Capital saving merupakan salah satu keuntungan leasing. Artinya nasabah
tidak perlu mengeluarkan modal awal sepeserpun. Hal ini dikarenakan
pembiayaan tersebut telah disediakan oleh pihak leasing sebesar 100%. Dan
8

biaya yang diberikan tersebut dapat Anda gunakan untuk kebutuhan lainnya.

E. Dilindungi hukum
Keuntungan leasing lainnya yaitu mendapatkan perlindungan hukum. Pihak
leasing ataupun nasabah akan memperoleh perlindungan hukum karena
didalamnya terdapat sebuah peraturan yang tidak bisa dibatalkan dan diubah.
Meskipun kondisi keuangan nasabah berubah-ubah.

F. Terhindar dari inflasi


Leasing adalah salah satu cara yang dapat Anda pilih untuk menghindari
kerugian inflasi. Anda dapat berlindung pada leasing dari risiko penurunan
nilai mata uang.Hal tersebut dikarenakan pembayaran leasing hanya akan
dilakukan sesuai dengan keuangan dalam perjanjian kesepakatan yang telah
dilakukan sebelumnya.Keuntungan leasing inilah yang menjadi alasan
banyak orang untuk melakukan aktivitas leasing.

G. Cara mendapatkan aktiva


Leasing menjadi salah satu cara yang dapat Anda jadikan pilihan untuk
memperoleh aktiva atau barang modal ketika memikirkannya namun
terkendala biaya.Keuntungan leasing ini dapat menjadi pilihan untuk bisnis
Anda.

H. Pembayaran sebagai biaya operasional


Keuntungan leasing yang terakhir yaitu pembayaran angsuran dapat
dimasukkan ke dalam biaya operasional perusahaan.Pembayaran pada
leasing akan dihitung dalam penentuan laba rugi perusahaan.Sehingga
perhitungannya bukan dari laba yang terkena pajak, melainkan dari
pendapatan sebelum pajak.
2.6. Istilah istilah dalam Leasing/Sewa guna usaha
Dalam aktivitas leasing, terdapat beberapa istilah yang umum digunakan. Istilah-
istilah tersebut antara lain:
A. Lease adalah kontrak sewa atas penggunaan harta dengan jumlah sewa tertentu di
dalam periode tertentu.
B. Lessee, adalah pihak nasabah atau pengguna baik individu maupun perusahaan
9

yang ingin menggunakan modal dari pembiayaan perusahaan pihak leasing.


C. Lessor, merupakan pihak penyedia modal atau pemiliki aktiva yang akan
menyediakan untuk digunakan oleh nasabah atau lessee.
D. Residual Value adalah nilai lease asset yang telah diprediksi dapat direalisasikan
saat memasuki akhir waktu periode sewa.
E. Lease Term merupakan jangka waktu yang telah ditetapkan dan bersifat mutlak
sehingga tidak dapat dibatalkan atau dirubah.
2.7. Lebih baik mana mendanai menggunakan modal sendiri,hutang,atau
melalui leasing beserta alasan
Kalau menurut saya semua metode itu memiliki kelebihan masing masing tetapi
Sebagian Perusahaan lebih baik memilih leasing,karena perusahaan dapat
memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai
kompensasi manfaat yang dinikmati, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk
membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. ini menunjukkan
bahwa leasing merupakan alternatif pembelanjaan yang menguntungkan bagi lessee.
Hal ini antara lain disebabkan leasing dapat dilakukan tanpa pembayaran uang muka,
pinjaman dana dari bank sangat sulit diperoleh pada saat krisis, dan leasing
memungkinkan penggantian aset dengan cepat.
2.8. Contoh Perusahaan Leasing/Sewa guna usaha di Indonesia
Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis perusahaan leasing yang menyediakan
layanan pembiayaan, beberapa diantaranya :

A. PT. Federal International Finance (FIF)


B. PT. Astra Credit Companies (ACC)
C. PT. Bussan Auto Finance (BAF)
D. PT. OTO Multi Artha
E. PT. BCA Finance
F. PT. Summit Oto Finance
G. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
H. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)

2.9. Contoh Perhitungan Leasing/Sewa guna usaha


Harga mesin Rp200 juta, nilai sisa Rp25 juta, dan umur ekonomis 5 tahun.
Tingkat bunga 18% per tahun, biaya pemeliharaan mesin dengan leasing Rp6 juta
pertahun. Tingkat pajak 10% danreturn 20%.Bila diperoleh dengan cara tunai, dengan
fasilitas pinjaman Bank, tingkat bunga15%/tahun dan biaya pemeliharaan Rp7,5 juta
per tahun. Penyusutan secara garis lurus, tingkat pajak 10%,return 20%.Mana cara
10

yang dipilih?

Jadi Total Biaya Leasing/tahun = Biaya leasing/tahun + Biaya Pemeliharaan


= 55,956 + 6
= Rp61,956 juta
11

jadi Total PV COF Pinjaman = PV COF - PV Nilai Sisa Tahun ke-5


= 181,885 - (0,402 x 25)
= 181,885 - 10,05
= Rp171,835 juta

KESIMPULAN:
PV COF dengan pinjaman bank = Rp171,835 juta
PV COF dengan leasing = Rp166,721 juta
selisih = Rp5,114 juta
Perusahaan sebaiknya menggunakan leasing sebagai alternatif pembiayaan jangka
panjang karena PV COF lebih kecil sebesar Rp5,114 juta dibandingkan dengan
pinjaman bank.
12

2.10. DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1

GAMBAR 2
13

GAMBAR 3

GAMBAR 4
Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Sewa Guna Usaha (leasing) adalah opsi finansial yang memungkinkan
perusahaan untuk menggunakan aset tanpa kepemilikan. Kesimpulannya, leasing
dapat memberikan fleksibilitas operasional dan keuangan, tetapi perlu
dipertimbangkan biaya total, persyaratan kontrak, dan dampak keuangan jangka
panjangnya.

14
15
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/FentiAnitasari/makalah-sewa-guna-usaha
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/82
http://repository.ikopin.ac.id/501/5/BAB%204.pdf
https://finance.detik.com/solusiukm/d-6353885/leasing-adalah-sejarah-tujuan-
jenis-dan-manfaatnya
https://www.hashmicro.com/id/blog/leasing-adalah/
https://fe.ummetro.ac.id/ejournal/index.php/JM/article/view/81

16

Anda mungkin juga menyukai