Makalah Elektif Kel 1
Makalah Elektif Kel 1
Dosen Pembimbing
Dr. Yessy Dessy Arna, M.Kep., Sp.Kom
Disusun Oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapa tmenyelesaikan makalah mata
kuliah elektif
Makalah elektif ini disusun untuk memenuhi tugas mata kulaih elektif. Makalah ini
berisi tentang konsep perspektif keperawatan elektif, konsep neurobehavioe, belahan otak
kiri, belahan otak kanan dan dimensia, teknik mobilisasi lansia, motorik kasar dan halus
dan konsep pengkajian pada luka dan luka diabetik.
Makalah mata kuliah elektif tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada
Yth:
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan.Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami sekaligus bagi para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Konsep Neurobehavioe, Belahan Otak Kiri, Belahan Otak Kanan Dan
Dimensia ......................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................38
DaftarPustaka .....................................................................................................39
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada lansia terjadi terjadi keterbatasan gerak dan berkurangnya aktifitas sendi
karena disebabkan terjadinya penurunan mobilitas. Mobilitas dalan pengertiannya
adalag pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang.
Imobilitas dan intoleran aktivitas sering sekali terjadi pada lansia. Sebagian besar
lansia mengalami imobilitas dengan bermacam-macam penyebab. Beberapa
treatment dapat diberikan untuk membantu mengurangi keterbatasan gangguan
gerak yang diakibatkan oleh adanya proses degeneratif, salah satunya adalah
dengan memberikan bentuk latihan baik mandiri ataupun dengan bantuan terapis.
luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik
terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang. Perawatan luka merupakan
bagian dari ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan yang telah memperoleh banyak
perhatian sejak dahulu. Dengan makin banyaknya inovasi terbaru dalam
perkembangan produk-produk perawatan luka tersebut membuktikan bahwa
metode perawatn luka telah berkembang. Perubahan profil pasien mendukung
kompleksitas perawatan luka dimana pasien dengan kondisi penyakit degenaratif
dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan luka tercapai.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep perspektif keperawatan elektif
3
BAB II
PEMBAHASAN
1) Definisi
Kata Elektif menurut KBBI adalah bersifat pilihan. Dan keperawatan adalah segala
hal yang berhubungan dengan perawat; juga perihal cara merawat orang sakit. Secara garis
besar maka Keperawatan Elektif adalah Pelayanan professional perawat berbentuk
perawatan bio-psiko-sosio-spiritual pasien yang mengalami masalah kesehatan, dimana
perawat bisa memilih alternative perawatan yang akan dilakukannya . Keperawatan Elektif
mencakup diataranya Terapi Komplementer, Entrepreneurship, Perawatan Luka, dan
Evidence Based Practice.
1) Terapi Komplementer
a. Jenis–jenisTerapiKomplementer
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase, terapi
musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal Di Amerika terapi
komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi
(termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan Akupunktur.Menurut
National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5,
yaitu :
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai
analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul
signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan
udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%).
Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma
pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka.
Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau
hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektifitasnya.
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, Ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat
urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik
6
2) Entrepreneur
3) Perawatan Luka
7
EBP menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient centered care yang
semakin banyak digaungkan di dunia kesehatan dan keperawatan. Proses keperawatan yang
dimiliki oleh perawat dan juga petugas kesehatan lainnya dititikberatkan dan berfokus
hanya pada pasien dan semua keputusan yang berhubungan dengan kesehatan dan
perawatan pasien hanya diletakkan di tangan pasien. Artinya, pasien memiliki hak penuh
untuk menentukan nasip perawatan kesehatannya sendiri berdasarkan hasil diskusi dengan
tenaga kesehatan yang professional. Tujuan dari EBP adalah tiada lain dan tiada bukan
adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan yang
selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya membantu untuk menurunkan
hospital costs.
2.2 Konsep Neurobehavioe, Belahan otak kanan dan kiri, dan Demensia
A. Neurobehaviour
isyarat. Yang dimaksud dengan fungsi luhur yaitu, fungsi bahasa, fungsi persepsi, fungsi
memori, fungsi emosi, fungsi kognitif.
Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP menerima asupan
sensori melalui serabut sensori (dendrite) di dalam saraf spinal dan saraf kranial lalu
mengirimkan impuls-impuls motorik melalui akson-akson dalam saraf yang sama. SSP juga
mengandung sejumlah besar neuron-neuron yang secara keseluruhan saling memengaruhi.
Neuron-neuron ini disebut neuron internunsial, atau interneuron, dan dapat berada di dalam
otak dan medulla atau menghubungkan satu dengan lainnya. Masing-masing dari tujuh
bagian otak utama serta medula spinalis akan dibahas dengan singkat berikut ini.
1. Korteks
Korteks diduga untuk menjalankan semua fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi
seperti penilaian, bahasa, memori (daya ingat), kreativitas, dan berpikir abstrak. Selain
itu, juga berfungsi dalam persepsi, penempatan, dan interpretasi semua sensasi, serta
mengatur semua gerak disadari (voluntary) dan terutama aktivitas motorik diskrit
Beberapa area serebum bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu fungsi
koordinasi manusia contohnya dalam proses berkomunikasi.
2. Bangsal Ganglia
Fungsi bangsal ganglia dalam kerja samanya dengan bagian-bagian otak yang lebih
rendah dalam memberikan sirkuit untuk gerakan tubuh sadar dan di bawah sadar. Basal
ganglia ini memberikan 1) latar belakang tonus otot yang penting untuk gerakan sadar
yang mempunyai ciri tersendiri, 2) kehalusan dan koordinasi fungsi-fungsi antagonis
otot, dan 3) dasar gerakan berirama bawah sadar otomatis yang terlibat dalam
pemeliharaan keseimbangan dan berjalan. Lesi pada basal ganglia ini akan
menyebabkan berbagai abnormalitas seperti chorea, hemibalismus, dan penyakit
Parkinson.
3. Serebelum
4. Serebrum
Masing-masing dari kedua hemisfer serebri (kiri dan kanan) mempunyai lapisan
korteks yang menutupi permukaan otak. Lapisan kortikal ini terbuat dari beberapa jenis
neuron tak bermielin yang berbeda dan sel-sel glia dalam enam lapisan berbeda sesuai
jenis dan fungsi selnya. Hemisfer kanan dan kiri dihubungkan oleh serabut saraf yang
disebut korpus kalosum. Masing masing hemisfer memiliki empat lobus, di mana
secara umum terletak di bawah masing-masing tulang tengkorak berikut: frontal,
parietal, temporal, dan oksipital. Untuk sebagian besar, masing- masing hemisfer
mempersarafi sisi kontralateral tubuh (serabut-serabut bersilangan dalam SSP). Suatu
perkecualian yang jelas adalah area broka. Area korteks ini membantu semua fungsi
motorik bicara dan terletak pada area posterolateral lobus frontalis kiri pada semua
orang yang tidak kidal dan banyak pada orang kidal. Apabila terjadi kerusakan area ini
pada orang dewasa akan menyebabkan afasia motorik.
12
5. Diensefalon
Pada bagian bawah serebrum terdapat bagian otak yang lain yaitu diensefalon.
Thalamus berfungsi sebagai pusat pemancar sensorik dan motorik. Thalamus
memancarkan impuls-impuls sensori, termasuk dari penglihatan dan pendengaran, ke
korteks serebri. Selain itu, juga berfungsi dalam kesadaran kasar dari sensasi tertentu,
yang terbanyak adalah nyeri. Lokalisasi diskrit dan segala bentuk persepsi yang lebih
halus merupakan fungsi kortikal, namun sebagian kecil dari kesadaran terjadi pada
thalamus dan juga area midbrain. Thalamus memiliki traktus serabut dari sistem
pengaktivasi retikular (RAS) yang berfungsi dalam kesadaran fisik sempurna,
kesadaran mental, dan kemungkinan beberapa aspek perhatian. Hipotalamus adalah
tempat interaksi neuronendokrin. Pada bagian ini berbagai substansi neurosekretori
dibentuk hormon-hormon yang sebelumnya dihubungkan pada hipofisis posterior
(antidiuretik horman (ADH) dan oksitosin) dan yang merangsang atau yang
menghambat sekresi hormon-hormon hipofisis anterior.
Otak kita adalah organ yang luar biasa rumit. Hanya dengan berat sekitar 2 kg, ada
100 miliar sel saraf dan 100 triliun sambungan sel saraf dalam otak. Sebagai pusat
komando tubuh, secara garis besar otak membagi tugasnya menjadi dua kelompok, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Apa perbedaan otak kanan dan otak kiri?
Perbedaan otak kanan dan otak kiri, terletak pada jenis pemikiran yang dihasilkan.
Otak kanan, merupakan bagian otak yang memproses kreativitas untuk berimajinasi dan
berpikir tentang seni. Sementara itu otak kiri lebih banyak memikirkan hal-hal yang analitis
13
dan matematis. Berdasarkan perbedaan keduanya yang cukup jelas ini, peneliti pun
menyebutkan bahwa manusia memiliki satu sisi otak yang dominan.
1. Otak kanan
Otak kanan merupakan bagian paling baik untuk mengerjakan tugas yang
berhubungan dengan kreativitas, dan sesuatu yang ekspresif. Beberapa hal maupun
kemampuan yang erat kaitannya dengan otak kanan antara lain adalah:
Musik
Warna
Kemampuan mengenali wajah orang lain
Mengekspresikan emosi
Membaca emosi orang lain
Intuisi
Imajinasi
Kreativitas
Orang dengan otak kanan yang lebih dominan, lebih suka memvisualisasikan
sesuatu, dibandingkan memikirkannya dalam bentuk kata-kata. Selain itu, mereka juga
lebih bisa melihat sesuatu dari sudut pandang lebih luas, dan cara berpikir yang lebih bebas.
2. Otak kiri
14
Sementara itu, otak kiri, berfungsi untuk mengerjakan tugas-tugas yang sifatnya
logis. Bagian otak ini dinilai lebih mampu mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan:
Bahasa
Logika
Pemikiran kritis
Angka-angka
Analisis
Kelompok ndividu dengan dominasi otak kiri, dipercaya lebih detail dan cenderung
bekerja berdasarkan data dan fakta. Mereka juga senang berpikir dalam kata-kata,
dibandingkan visualisasi.
b. Namun, teori dominasi otak kanan dan otak kiri, telah dibantah
Penelitian mengenai dominasi otak kanan dan otak kiri adalah riset lama. Namun,
hasil riset masih banyak dipercaya banyak orang hingga sekarang, terutama dalam bacaan-
bacaan psikologi populer atau kuis-kuis psikologi di Internet.Namun nyatanya, menurut
penelitian terbaru, teori mengenai dominasi otak kanan dan otak kiri dinyatakan tidak
akurat. Penelitian ini dilakukan dengan melihat gambar otak tiga dimensi yang diambil dari
1.000 orang subjek penelitian. Lalu, para peneliti membandingkan aktivitas otak kanan dan
otak kiri dengan menggunakan mesin MRI. Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan dari
aktivitas kedua sisi otak tersebut. Sehingga para peneliti menyimpulkan, manusia
sebenarnya tidak memiliki sisi otak dominan, seperti yang selama ini dikira banyak orang.
Namun, perbedaan aktvitas antara dua sisi otak itu memang benar adanya. Masing-
masing sisi, memang mengerjakan dua hal yang cenderung berbeda. Namun, tidak ada satu
sisi yang lebih dominan dari sisi lainnya. Perbedaan aktivitas di kedua sisi otak ini juga
akan tergantung dari kegiatan yang sedang dijalani.
15
C. Konsep Demensia
1. Definisi Demensia
enuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan dalam otak
menyebabkan hilangnya beberapa ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan
penurunan kamampuan. Perubahan normal pada lansia tidak akan mempengaruhi fungsi.
Orang yang lanjut usia lupa pada usia bukan merupakan pertanda dari demensia atau
penyakit Alzheimer stadium awal. Pada penuaan normal, seseorang dapat lupa pada hal
detail, kemuadian akan lupa secara keseluruan peristiwa yang baru terjadi.
2. Gejala-Gejala Demensia
Menurut Pieter et al (2011), menyebutkan ada beberapa gejala antara lain : Gejala
awal yang dialami demensia adalah kemunduran fungsi kognitif ringan, kemudian terjadi
kemunduran dalam mempelajari hal-hal yang baru, menurunya ingatan terhadap peristiwa
jangka pendek, kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Pada tahap
lanjut, gejala yang diamali demensia antara lain sulit mengenali benda, tidak dapat
bertindak sesuai dengan berancana, tidak bisa mengenakan pakaian sendiri, tidak bisa
memperkirakan jarak dan sulit mengordinasinakan anggota tubuh. Gejala demensia
selanjutnya yang muncul biasanya berupa depresi yang dialami pada lansia, dimana orang
yang mengalami demensia sering kali menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif.
Kondisi seperti ini dapat saja di ikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan
memperparah kondisi lansia. Pada saat ini mungkin saja lansia menjadi sangat ketakutan
bahkan hingga berhalusinasi. Disinilah peran keluarga sangat penting untuk proses
penyembuhan, kerena lansia yang demensia memerlukan perhatian lebih dari keluarganya.
Pada tahap lanjut demensia menimbulkan perubahan tingkah laku yang semakin
mengkhawatirkan, sehingga perlu sekali keluarga mengetahui perubahn tingkah laku yang
17
dialami lansia pada demensia. Mengetahui perubahan tingkah laku pada demensia dapat
memuculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan anggota keluarga, yakni harus dengan
sabar merawat dan lebih perhatian terdapat anggota keluarga yang demensia. Perubahan
perilaku lyang dialami lansia pada penderita demensia bisa menimbulkan delusi, halusinasi,
depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi, ketidakmampuan melakukan tindakan
yang berarti, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, marah, agitasi,
apatis, dan kabur dari tempat tinggal.
Menurut Asrori dan putri (2014), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala yang
dialami pada Demensia antara lain :
a) Kehilangan memori
Tanda awal yang dialami lansia yang menderita demensia adalah lupa tentang
informasi yang baru di dapat atau di pelajari, itu merupakan hal biasa yang diamali lansia
yang menderita demensia seperti lupa dengan pentujuk yang diberikan, nama maupun
nomer telepon, dan penderita demensia akan sering lupa dengan benda dan tidak
mengingatnya.
Mungkin hal biasa ketika orang yang tidak mempunyai penyakit Demensia
lupa dengan hari atau diaman dia berada, namun dengan lansia yang mengalami
Demensia akan lupa dengan jalan, lupa dengan dimana mereka berada dan
baimana mereka bisa sampai ditempat itu, serta tidak mengetahui bagaimana
kebali kerumah.
Setiap orang dapat mengalami perubahan suasan hati menjadi sedih maupun
senang atau mengalami perubahan perasaann dari waktu ke waktu, tetapi dengan
lansia yang mengalami demensia dapat menunjukan perubahan perasaan dengan
sangat cepat, misalnya menangis dan marah tanpa alasan yang jelas. Kepribadian
seseorang akan berubah sesuai dengan usia, namun dengan yang dialami lansia
dengan demensia dapat mengalami banyak perubahan kepribadian, misalnya
ketakutan, curiga yang berlebihan, menjadi sangat bingung, dan ketergantungan
pada anggota keluarga.
19
Siku
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu. Rentang 150°
Lengan Bawah
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap keatas. Rentang 70-90°
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
kebawah. Rentang 70-90°
Pergelangan Tangan
Fleksi Menggerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam lengan
bawah. Rentang 80-90°
Ekstensi Menggerakka njari – jari tangan sehingga jari – jari, tangan,
lengan bawah berada dalam arah yang sama. Rentang 80-90°
Hiperekstens Membawa permukaan tangan dorsal kebelakang sejauh
i mungkin. Rentang 89-90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari. Rentang
30°
Jari – Jari Tangan
Fleksi Membuat genggaman. Rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari – jari tangan kebelakang sejauh mungkin.
Rentang 90°
Hiperekstens Meregangkan jari – jari tangan kebelakang sejauh mungkin.
i Rentang 30-60°
Abduksi Meregangkan jari – jari tangan yang satu dengan yang lain.
Rentang 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari – jari tangan. Rentang 30°
Ibu Jari
20
A. Konsep Luka
22
1. Pengertian Luka
Luka adalah suatu ganggua dari kondisi normal pada kulit
(Taylor,1997). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu,
zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R.Sjamsu Hidayat,
1997).
Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit
dan jaringan dibawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja,
tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superfisial atau dalam
(Koiner & Taylan).
Jadi luka merupakan sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
2. Klasifikasi Luka
a. Berdasarkan sifatnya
1) Luka Akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang
diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka
akut dengan dikategorikan sebagai:
a) Luka akut pembedahan, contoh insisi, eksisi dan skin graft
b) Luka bukan pembedahan, contoh luka bakar
c) Luka akut faktor lain, contoh abrasi, laserasi, atau injuri pada lapisan
kulit superficial
2) Luka Kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami
keterlambatan atau bahkan kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka
diabetes dan leg ulcer. Luka kronis berdasarkan kehilangan jaringan:
a) Superficial : luka hanya terbatas pada lapisan epodermis
b) Parsial (partial thickness) luka meliputi epidermis dan dermis
c) Penuh (full thickness) luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan
sub kutan bahan dengan juga melibatkan otot, tendon, dan tulang
23
b. Berdasarkan stadium
1) Stage 1
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan warna
2) Stage 2
Kehilangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dan
dermis, eritema di jaringan yang nyeri panas, dan edema
3) Stage 3
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan dengan
terbentuknya rongga (cavity), eksudat sedang sampai banyak
4) Stage 4
Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yang
melibatkan otot, tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang sampai
banyak
Terjadinya akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau kawat.
Luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya
akan melebar.
d. Berdasarkan penampilan
1) Nekrotik (hitam), Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering
atau lembab
2) Sloughy (kunin), jaringan mati yang fibrous
3) Terinfeksi (kehijauan), dengan tanda-tanda klinis adanya infeksi
seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat
4) Granulasi (merah), jaringan granulasi yang sehat
5) Epitalisasi (pink), terjadinya epitelisasi
Melihat bahwa pada luka terjadi kerusakan pada jaringan maka tubuh
akan bereaksi sama seperti yang terjadi pada perdangan. Pembuluh-
pembuluh darah di daerah yang terluka akan melebar dan mengangkut sel-
sel yang mati dan rusak. Di daerah luka akan terbentuk jaringan dari serat-
serat protein (fibrin). Jaringan ini nanti akan membentuk suatu lapisan
yang keras yang melindungi luka tersebut.
Pada saat yang bersamaan akan tumbuh pada tepi-tepi luka suatu
jaringan granulasi. Jika luka itu bersih dan karena adanya jaringan-jaringan
mati (nekrosis) yang lebih sedikit pada luka tersebut, maka pertumbuhan
dari jaringan granulasi itu yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah dan
jaringan-jaringan ikat akan berjalan lebih baik. Jika pada seluruh
permukaan luka sudah terbentuk jaringan granulasi maka keropeng luka
akan terlepas.
Kemudian akan terbentuk bekas luka terutup oleh lapisan kulit yang
tipis (bekas luka yang tertutup lapisan kulit itu adalah lapisan granulasi).
Tanda-tanda bekas ini akan memudar dan berkerut.
d. Kebersihan luka, luka yang bersih akan lebih cepat sembuh daripada
luka yang banyak nekrosisnya
e. Besarnya luka. Luka yang besar akan lebih lama sembuhnya daripada
luka yang kecil, dimana tepi luka itu lebih berdekatan
f. Kering atau tidaknya luka. Luka yang kering akan lebih cepat sembuh
daripada luka yang basah, karena luka kering akan lebih cepat tumbuh
lapisan granulasi dibawah keropeng luka
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan
terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah
lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih
banyak antibodi dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
c. Tumor
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti
yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pda area yang
mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena
peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
d. Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang yang
mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut
sehinga menimbulkan warna kemerahan.
e. Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang
mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi
maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau
bahkan tidak bisa berjalan.
1. Pengertian
2. Etiologi
Tanda dan gejala ulkus diabetik (Arisanti dalam Yunus, 2010), yaitu:
a. Sering kesemutan
g. Kulit kering.
tepat, pemeriksaan kaki secara teratur, memiliki diet yang ditentukan, rencana
latihan, tidak memiliki infeksi jamur, dan memiliki pengetahuan tentang
perawatan kaki akan melindungi penyandang DM dari ulkus diabetik. Menurut
ADA (2016), faktor risiko untuk terjadinya ulkus dan amputasi adalah:
b. Amputasi;
c. Deformitas kaki;
d. Neuropati perifer;
e. Kallus;
i. Merokok.
5. Klasifikasi
6. Penatalaksanaan
a. Debridement
Debridement luka dapat mempercepat penyembuhan dengan
menghapus jaringan nekrotik, partikulat, atau bahan asing, dan
mengurangi beban bakteri. Cara konvensional adalah menggunakan pisau
bedah dan memotong semua jaringan yang tidak diinginkan termasuk
kalus dan eschar.
b. Dressing
c. Off-loading
d. Terapi medis
e. Terapi adjuvan
lama menyandang DM, dan usaha apa saja yang telah dilakukan pasien
(Dafianto, 2016).
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan Elektif adalah Pelayanan professional perawat
berbentuk perawatan bio-psiko-sosio-spiritual pasien yang mengalami
masalah kesehatan, dimana perawat bisa memilih alternative perawatan
yang akan dilakukannya . Keperawatan Elektif mencakup diataranya
Terapi Komplementer, Entrepreneurship, Perawatan Luka, dan Evidence
Based Practice.
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan
penyakit ataupun rehabilitasi. Entrepreneur adalah bagaimana membuat
perawat menjadi lebih baik dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
untuk diri sendiri dan orang lain. Luka adalah terganggunya (disruption)
integritas normal dari kulit dan jaringan dibawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superfisial atau dalam (Koiner & Taylan).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Maria Frani Ayu Andari Dias.2017. Evidence based practice dan mengapa
ini sangat penting untuk Perawat: Sebuah pengantar dan refleksi. diakses 24
Februari 2021 https://mariafraniayu.com/2017/10/29/evidence-based-
practice-dan-mengapa-ini-sangat-penting-untuk-perawat-sebuah-pengantar-
dan-refleksi/
http://www.rsud.pulangpisaukab.go.id/perawatan-luka-di-poliklinik-rsud-
pulang-pisau-oleh-muhamad-taher-s-kep/
SEHATQ. (2020, January 5). sehatq.com. Retrieved February 25, 2021, from
www.sehatq.comn: www.sehatq.com/artikel/ini-perbedaan-otak-kanan-dan-otak-kiri-
anda-mana-yang-lebih-dominan