Anda di halaman 1dari 12

EFEK-EFEK KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi Publik dan Massa


Dosen Pengampu:
Dr. Rusli, S. Sos, MA

Disusun
Oleh:
Kelompok 12
M. Fauzan Ramadhan (3012021052)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kita sampaikan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita tetap beriman dan Islam, serta
tetap komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan.

Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang membawa
kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni dengan agama Islam.

Makalah yang ada di tangan pembaca ini merupakan pemenuhan tugas mata kuliah Komunikasi
Publik dan Massa.Dan makalah ini tidak mungkin di selesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak.

Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
Bapak Dr. Rusli, S.Sos, MA.yang telah menjelaskan peta konsep dari mata kuliah ini sehingga
kami mendapatkan gambaran yang relative utuh dari topic perkuliahan ini. Kami juga berterima
kasih kepada teman-teman yang telah memberikan berbagai masukan terhadap makalah ini
sehingga menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah Swt, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini kedepan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Dan kepada semua pihak yang terkait telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
kiranya di berikan pahala oleh Allah Swt yang berlipat ganda, dan hidup dan kehidupan kedepan
menjadi lebih barakah dan bermanfaat Amiin.

Langsa, 15 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................................5
BAB 2 …………………………………………………………………………………………….5
Pembahasan ……………………………………………………………………………………….6
A. Jenis-Jenis Efek......................................................................................................................6
B. Teori-Teori Efek ……………………………………………………………………………8
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek komunikasi massa ……………………………..10
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

Efek Komunikasi adalah dampak yang di ikuti dari beragam bentuk pesan atau content,
komunikasi yang ditransformasikan dalam interaksi komunikasi atau komunikasi massa. Target
audience yang menjadi sasaran media dan saluran pulitik lainnya. Dalam pernyataan tersebut
terlihat bahwa efek mempunyai tujuan yang mempengaruhi komunikan setelah atau sebelum
menerima pesan. Pengaruh tersebut bisa mencangkup banyak hal, tergantung dari komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikasi bersifat efektif apabila pesan tersebut
menimbulkan efek, efek tersebut berupa perhatian yang selanjutnya menjadi berupa tata
kelakuan atau tingkah laku sesuai dengan pesan yang disampaikan. Komunikasi massa
merupakan sebuah bentuk komunikasi dimana komunikator menggunakan media massa dalam
membuat dan menyebarluaskan suatu pesan kepada publik atau masyarakat luas (baca: model-
model komunikasi). Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa cenderung bersifat
terbuka dan diterima masyarakat luas secara serentak. Komunikasi massa tentunya menimbulkan
efek tertentu terhadap targetnya, yaitu masyarakat. Kehadiran komunikasi massa ternyata dapat
mengakibatkan efek. “Efek juga disebut pengaruh yang ditimbulkan oleh
sebab/perbuatan”. Dalam kaitannya dengan efek komunikasi massa itu sendiri Donald K. Robert
mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa ‘efek hanyalah perubahan perilaku manusia
setelah diterpa pesan media massa’. Jadi dalam hal ini pesan komunikasi massa yang
disampaikan melalui media massa itu merupakan suatu sebab yang akan mengakibatkan
perubahan perilaku manusia yang diterpa pesan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Efek

1. Efek Kognitif
Komunikasi massa memberikan efek kognitif, sebab pesan yang disampaikan melalui
komunikasi tersebut memberikan informasi baru bagi penerimanya. Informasi tersebut bisa
berupa data atau gambaran mengenai suatu benda, seseorang, media, ataupun tempat yang
sebelumnya belum pernah dikunjungi secara langsung oleh komunikan.

Melalui pesan yang terkandung didalamnya, komunikasi massa memberikan manfaat yang
diinginkan oleh masyarakat, membuat masyarakat mempelajari hal baru dan memperoleh
pengetahuan baru mengenai sesuatu yang awalnya tidak diketahuinya. Contoh efek kognitif
komunikasi massa adalah penonton televisi menjadi tahu bagaimana kondisi di antartika meski
belum pernah berkunjung kesana, setelah melihat tayangan dokumenter mengenai benua
antartika di televisi (baca juga: komunikasi internasional).

2. Efek Afektif
Efek afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi (baca juga: manajemen komunikasi).
Komunikasi massa menimbulkan efek efektif, ketika pesan yang disampaikan komunikator
menimbulkan perasaan tertentu, atau merubah perasaan komunikan. Misalnya publik menjadi
merasa iba dan tergerak untuk menolong korban, ketika melihat liputan mengenai korban
bencana alam yang terjadi di suatu daerah. Contoh lain misalnya, seorang pemuda yang
terinspirasi setelah melihat tayang program televisi mengenai pengusaha muda dari sebuah
statsiun televisi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efek afektif dalam komunikasi
massa, yaitu suasana emosional, skema kognitif, situasi terpaan, predisposisi individual, serta
faktor identifikasi.
Suasana emosional disini berkaitan dengan suasana emosional penerima pesan
(komunikan). misalnya saat menonton sebuah adegan lucu di televisi, seseorang yang sedang
merasa bahagia bisa jadi akan tertawa terbahak-bahak. Namun jika orang tersebut merasa sedih,
mungkin dia tidak dapat tertawa atau hanya tertawa tipis. Skema kognitif disini berkaitan dengan
naskah alur peristiwa yang tertanam dalam pikiran kita. Misalnya ketika menonton film aksi,
dalam pikiran telah tertanam alur bahwa yang benar akan menang. Sehingga ketika sang
pahlawan sedang dalam keadaan terjepit sekalipun, penonton akan merasa yakin bahwa situasi
akan berbalik; karna pahlawan pada akhirya pasti akan menang (baca juga: prinsip-prinsip
komunikasi). Situasi terpaan berkaitan dengan kondisi kekitar komunikan, misalnya menonton
film hantu sendirian akan lebih menakutkan jika dibanding dengan menontonnya beramai-ramai.
Predisposisi individual berkaitan dengan karakteristik pribadi komunikan. Misalnya orang yang
melankolis akan lebih mudah merasa iba ketika melihat adegan sedih, dibandingkan dengan
orang yang periang. Faktor identifikasi berkaitan dengan seberapa jauh penonton (komunikasn)
merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam tayangan tersebut.

3. Efek Konatif
Efek konatif berkaitan dengan prilaku atau tindakan. Efek konatif merupakan efek yang
timbul dari perpaduan efek kognitif dan afektif. Misalnya ketika seseorang menontong berita
mengenai korban bencana alam di suatu daerah, maka timbul rasa iba dan keinginan untuk
menolong, maka kemudian dia mewujudkannya dengan tindakan, yaitu turut memberikan
sumbangan terhadap korban bencana alam tersebut (baca juga: psikologi komunikasi).

4. Efek Behavioral
Sama sepertu efek konatif, efek behavioral berkaitan dengan prilaku atau tindakan
komunikan yang terlibat dalam komunikasi massa. Efek behavioral yang terjadi pada tiap
individu akan berbeda dengan individu lainnya. Contohnya, seorang anak yang menonton berita
tawuran yang dilakukan oleh anak sekolahan sehingga menimbulkan kerusakan serta korban
yang mengalami luka parah. Anak tersebut mungkin akan mengambil tindakan untuk tidak
melakukan tawuran, karna hal tersebut berakibat buruk.
Namun bisa jadi ada anak lain, yang memandang aksi tawuran tersebut merupakan aksi yang
keren dalam membela kelompoknya, sehingga malah termotivasi untuk tawuran. Perbedaan efek
yang ditimbulkan pada khalayak yang menonton tayangan berita di televisi ini dapat terjadi
karena seseorang belajr bukan hanya dari pengalaman langsung, tapi juga hasil meniru prilaku
yang diamatinya. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang memiliki jalinan positif antara
kejadian yang diamati dengan karakteristik dirinya (baca juga: etika komunikasi).

B. Teori-teori Efek

1. Symbolic Interactionism Theory


Teori efek media massa terhadap khalayak pertama yang cukup umum digunakan
adalah symbolic interactionism atau interaksionisme simbolik. Teori ini menyatakan bahwa
kepribadian diri sendiri berasal dari perkembangan kita melalui interaksi dengan sesama
manusia. Ini menandakan bahwa cara kita bertindak terhadap seseorang atau sesuatu akan
didasarkan pada makna yang kita miliki terhadap seseorang atau sesuatu itu sendiri. Nah, untuk
berkomunikasi secara efektif, orang biasanya menggunakan simbol dengan makna cultural yang
sama. Simbol juga bisa terkonstruksi dari apa saja, termasuk barang material, pendidikan, atau
bahkan cara orang berbicara. Alhasil, simbol-simbol ini berperan penting dalam pengembangan
diri kita. Salah satu cara media menciptakan dan menggunakan simbol-simbol budaya yaitu
dengan mempengaruhi perasaan seseorang melalui iklan. Misalnya, ketika kita melihat seseorang
mengendarai BMW, apa yang kita pikirkan tentang orang tersebut? Mungkin menganggap orang
itu sukses atau berkuasa karena mobil yang dikendarainya itu. Kepemilikan mobil mewah
menandakan keanggotaan dalam kelas sosial ekonomi tertentu.

2. Spiral of Silence Theory

Teori efek media massa terhadap khalayak selanjutnya disebut juga dengan spiral of silence.
Teori ini menyatakan bahwa mereka yang memegang opini minoritas akan membungkam diri
mereka sendiri untuk mencegah isolasi sosial, di mana peran media massa dalam pembentukan
dan pemeliharaan opini terasa lebih dominan. Misalnya, sebelum dan selama Perang Dunia II,
banyak orang Jerman yang menentang Adolf Hitler dan kebijakannya. Namun, mereka
membiarkan oposisi mereka diam karena takut akan isolasi dan stigma. Karena media
merupakan salah satu alat pengukur opini publik yang paling penting, teori ini sering digunakan
untuk menjelaskan interaksi antara media dan opini publik. Menurut teori spiral of silence ini,
jika media menyebarkan opini tertentu, maka opini tersebut akan secara efektif membungkam
opini yang berlawanan melalui ilusi konsensus.
3. Agenda Setting Theory

Teori efek media massa yang ketiga adalah agenda-setting. Teori ini menyatakan bahwa
media massa lebih menentukan isu-isu yang menjadi perhatian publik daripada pandangan publik
itu sendiri. Di bawah teori ini, isu-isu yang mendapat perhatian paling besar dari media dapat
menjadi isu-isu yang didiskusikan dan diperdebatkan. Artinya, medialah yang menentukan isu
dan cerita apa yang dipikirkan publik. Maka dari itu, ketika media gak terlalu membahas isu
tertentu, hal tersebut menjadi terpinggirkan di benak publik. Contoh kasus efek media massa
untuk teori ini bisa diambil dari bagaimana bisnis besar menumbuhkan suatu citra publik yang
menguntungkan, misalnya Tesla dan Elon Musk yang selalu menjadi sorotan media. Ini adalah
salah satu bentuk dari pengaturan agenda. Sejumlah besar cerita media tentang Elon Musk
menampilkannya sebagai seorang visioner, wirausahawan pemberi solusi, dan miliarder yang
mandiri.
4. Cultivation Analysis Theory

Teori ini menyatakan bahwa paparan media yang berat menyebabkan seorang individu
mengembangkan persepsi ilusi tentang realita berdasarkan pesan yang paling berulang dan
konsisten dari media tertentu. Berdasarkan teori ini, seseorang yang banyak menonton televisi
dapat membentuk gambaran realita yang tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Misalnya
tindakan kekerasan yang ditayangkan di televisi, baik yang dilaporkan di program berita atau
yang ditampilkan di drama televisi jauh lebih banyak daripada tindakan kekerasan yang ditemui
kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jadi, seseorang yang banyak menonton
televisi mungkin akan melihat dunia ini lebih kejam dan berbahaya daripada yang sebenarnya.
5. Teori Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Theory)

Hypodermic needle theory atau yang biasa disebut juga dengan teori peluru (magic bullet
theory) merupakan salah satu teori efek media massa yang cukup dikenal, terutama di kalangan
penggiat media. Teori ini berasumsi bahwa media memiliki kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi audiens. Jadi, audiens yang terpapar media akan langsung terpengaruh dengan
pesan yang disampaikan media tersebut. Meskipun banyak dikenal, teori ini juga tidak terlepas
dari berbagai kritik. Para ahli beranggapan bahwa audiens tidaklah berperan pasif, melainkan
aktif yang dapat memilah dan memilih informasi dari media, sehingga tidak akan langsung
terpengaruh.
6. Teori Uses & Gratification

Teori efek media massa selanjutnya adalah uses & gratification theory. Dapat dibilang, teori
yang satu ini merupakan kebalikan dari hypodermic needle theory. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, teori jarum hipodermik berasumsi bahwa audiens bersifat pasif, yang mana bisa
dipengaruhi langsung oleh media. Sementara itu, uses & gratification theory beranggapan bahwa
audiens dapat secara aktif memilih, menggunakan, dan memuaskan kebutuhan mereka dengan
mengonsumsi media massa. Selain itu, audiens akan memiliki interpretasi yang bervariasi
terhadap pesan media berdasarkan latar belakang, pengalaman, dan kepentingan pribadi mereka.
7. Teori Priming

Istilah “priming” pada teori ini mengacu pada proses ketika media massa mengatur kerangka
pemikiran dan mental audiens sebelum mereka terpapar suatu informasi. Jadi, asumsi dari teori
ini adalah bahwa media massa bisa “mempersiapkan” audiens dengan cara-cara tertentu,
sehingga akhirnya audiens bisa lebih responsif terhadap suatu topik. Misalnya, saat akan
mendekati masa pemilu, media berita A terus menerus memberitakan isu tentang bagaimana
suatu kebijakan ekonomi mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.Kemudian, saat pemilu
berlangsung, banyak masyarakat akan lebih memilih kandidat yang memiliki visi untuk
mewujudkan kebijakan ekonomi yang kuat.
8. Teori Kesenjangan Pengetahuan

Teori efek media selanjutnya adalah knowledge gap theory, yang menjelaskan tentang
bagaimana media massa secara jangka panjang dapat berpengaruh terhadap kesenjangan
pengetahuan. Menurut teori ini, terdapat kesenjangan pengetahuan antar kelompok-kelompok
masyarakat, seperti kelompok berpendidikan tinggi dan rendah. Kedua kelompok tersebut
memiliki akses ke sumber daya informasi yang tidak setara, sehingga ada sebagian kelompok
memiliki pengetahuan yang cenderung lebih tinggi dari kelompok lain. Kelompok tersebut pun
mungkin akan lebih mampu memahami, mengingat, dan menggunakan informasi yang
diperolehnya dari media dalam pembentukan sikap dan pandangan mereka.
9. Teori Katharsis

Teori dampak media massa yang satu ini beranggapan bahwa media, terutama yang
menampilkan konten kekerasan atau emosional, dapat memiliki efek katarsis pada individu. Efek
katarsis yang dimaksud artinya menonton media yang mengandung kekerasan atau emosional
dapat mendorong individu untuk mengurangi emosi negatif yang dirasakan. Akan tetapi,
sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa tak ada bukti empiris yang kuat untuk dapat
mendukung teori katarsis ini.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek komunikasi massa
Dalam sistem komunikasi massa, dipelajari apa saja yang dapat mempengaruhi reaksi
komunikan atau khalayak yang menjadi sasaran komunikasi. Secara umum, beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap reaksi khalayak pada komunikasi massa, antara lain adalah sebagai
berikut.

 Gender, atau jenis kelamin, yaitu laki-laki atau perempuan.


 Usia, yaitu tingkat muda atau tuanya seseorang yang membaca pesan tersebut.
 Keyakinan individual, yaitu apa yang diyakini oleh seorang individu.
 Kelompok sosial, yaitu pada kelompok apa individu tersebut berada.
 Kebutuhan individu, atau hal-hal yang diinginkan oleh individu tersebut.
 Kecenderungan terhadap konflik, yaitu bagaimana individu tersebut mengatasi konflik atas
keyakinan yang dimiliki.
 Rasionalitas, yaitu kemampuan individu dalam memahami nilai-nilai logika suatu pesan.
 Pengetahuan, yaitu sejauh apa individu memahami apa yang sedang dibicarakan.
 Dan beberapa faktor lainnya.
BAB III

KESIMPULAN

Mengenai efek komunikasi massa ini. Terdapat berbagai macam efek komunikasi massa
yaitu efek kognitif, efek afektif, efek konatif, efek behavioral, efek terhadap individu, efek
terhadap masyarakat, efek terhadap kebudayaan, efek sosial, efek gaya hidup, efek penjadwalan
kegiatan sehari-hari, efek hilangnya atau tumbuhnya perasaan tertentu, juga efek di bidang
ekonomi, pendidikan, politik, ataupun hiburan. Komunikasi massa itu adalah komunikasi melalui
media massa yang ditunjukan kepada orang banyak dengan harapan pesan yang disampaikan
melalui media massa tersebut dapat sampai secara serentak kepada orang banyak.
Media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia pada saat ini. Hal ini terjadi karena
media massa sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

Kehadiran media massa dalam kehidupan ternyata memberikan pengaruh bagi manusia.
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi massa itu ada tiga, yaitu tidak terbatas, terbatas dan
moderat. Dalam efek tidak terbatas media memiliki kekuatan yang sangat luar biasa sekali. Teori
ini didasarkan kepada teori atau model peluru (bullet) atau jarum hipodermik (hypodermic
needle). Jadi, media massa diibaratkan peluru. Jika peluru itu ditembakan ke sasaran, sasaran
tidak akan bisa menghindar. Analogi ini menunjukan bahwa peluru memiliki kekuatan yang luar
biasa di dalam usaha “memengaruhi sasaran. Efek terbataspun hadir sebagai antitesa daripada
efek tak terbatas. Dalam efek terbatas dijelaskan bahwa tidak semua pesan yang disampaikan itu
dapat mempengaruhi perilaku audiens. Hal ini terjadi karena ada faktor psikologis dan sosial
yang mempengaruhi audiens tersebut. Selanjutnya adalah efek medium. Efek medium ini hadir
seiring dengan beredarnya zaman, efek ini bersifat pertengahan, yakni berada diantara efek tak
terbatas dan efek terbatas.
DAFTAR ISI

Ardianto, Komala Karlina. Komunikasi Massa. Bandung : simbiosa rekatama, 2014.

Ardianto, Elvinaro. Public Relations pendekatan praktis menjadi komunikator, orator, presenter
dan juru kampanye yang handal. Bandung: Widya Padjajaran, 2008.

Cangara, Hafield. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008.

Cangara, Hafield. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014 Cangara,
Hafield.

Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo, Persada, 2013 Ismail Sholihin.

Kadar Nurjaman dan khaerul Umam. Komunikasi dan Public Relation. Bandung: CV.Pustaka
Setia, 2012.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : suatu pengantar. Bandung: Remaja rodaskarya, 2010.

Anda mungkin juga menyukai