Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK

Keteladanan Abu Bakar Ash-Siddiq

Dosen Pengampu:

Nani Endri Santi M.A

Disusun Oleh:

M. Khairil Selian : (1012022043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah -Nya kepada kita semua, sehingga kita tetap beriman dan islam, serta
tetap komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman yang gelap gulita
menuju zaman yang terang benderang yakni dengan agama islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nani Endri Santi M.A selaku pembimbing mata
kuliah Pendidikan Akidah Akhlak. Karya ini berjudul “Keteladanan Abu Bakar Ash-Siddiq”
. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Aqidah Akhlak.

Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat menjadi
bahan evaluasi penulis kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
Latar Belakang.................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq.........................................................................................5
B. Lama Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq....................................................................6
C. Cara Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq.....................................................................7
D. Tugas Abu Bakar Ash-Shiddiq Selama Menjadi Khalifah..................................................8
E. Proses Terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq.......................................................................9
KESIMPULAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi salah satu orang yang
mendapat gelar Asabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Beliau
juga mendapat gelar Ash-Shiddiq lantaran beliau lah orang yang membenarkan peristiwa Isra’
dan Mi’raj Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni
632 M. Saat itu, Beliau berumur 63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat
Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon
penggantinya secara pasti, dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai
pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Setelah pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah, umat islam mendapat
pemimpin baru yang mengatur segala permasalahan kehidupan. Di masa pemerintahan beliau
terdapat beberapa peristiwa penting seperti munculnya nabi palsu, penolakan untuk
mengeluarkan zakat dan sebagainya. Gejolak dan pembangkangan yang ada dapat ditangani
beliau dengan baik. Bahkan kekuasaan Islam tetap tumbuh pada masa pemerintahan beliau
walaupun banyak hambatan dan rintangan meliputi era kekhalifahan beliau.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq ?


2. Berapa lama kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq ?
3. Bagaimankah cara kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq ?
4. Apa saja tugas Abu Bakar Ash-Shiddiq selama menjadi khalifah ?
5. Bagaimanakah proses terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq ?
6. Bagaimanakah gaya kepeminpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq


2. Untuk lama kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq
3. Untuk cara kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq
4. Untuk tugas Abu Bakar Ash-Shiddiq selama menjadi khalifah
5. Untuk proses terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq
6. Untuk gaya kepeminpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad
bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al-Quraisyi at-Taimi, yang lebih dikenal
dengan Abu Bakar ash-Shiddiq bin Abu Quhafah. Dijuluki ash-Shiddiq (orang yang selalu
membenarkan) ini setiap kali Rasulullah SAW mengabarkan sesuatu, Abu Bakar selalu menjadi
orang yang paling pertama membenarkan dan mengimaninya. Karena beliau begitu yakin bahwa
Rasulullah SAW tidak berbicara berdasarkan nafsu. Abu Bakar dilahirkan dua tahun enam bulan
setelah peristiwa penyerangan Ka’bah oleh tentara gajah. Beliau berkulit putih, berperawakan
kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya sehingga kainnya selalu turun dari pinggangnya,
wajahnya tirus, matanya cekung, berkening lebar, dan selalu mewarnai jenggotnya jenggotnya
dengan inai maupun katam (sejenis tumbuhan yang digunakan untuk menghitamkan rambut).
Beliau tumbuh di bawah naungan ayahnya Abu Quhafah yang masuk islam pada peristiwa Fathu
Makkah, dan ibunya Ummul Khair, Salma binti Sakhr bin Amir (sepupu Abu Quhafah) yang
masuk islam dan menjadi salah satu shahabat Rasulullah SAW bersama sang putra.

Masa muda Abu Bakar tidak ternodai oleh keburukan dan perilaku negatif kaum
jahiliyyah, kerena beliau memegang teguh sifat-sifat luhur bangsa Arab. Abu Bakar dikenal
sebagai pribadi yang berakhlak mulia, sosok yang menyenangkan, mudah membantu sesama,
jujur dalam setiap perkataannya, baik pergaulannya, bahkan mengharamkan atas dirinya khamar
sejak masa jahiliyyah.

Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka'bah. Nama ini diberikan kepadanya
sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi
Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Kuhafah at-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan
Rasulullah SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang
berarti 'amat membenarkan' adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera
memberikrar Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa "Isra
Mikraj".

Ayahnya bernama Usman (juga disebut Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Saad bin
Taim bin Murra bin Kaab bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya bernama
Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada neneknya
bernama Kaab bin Sa'd bin Taim bin Muarra. Kedua orang tuanya berasal dari suku Taim, suku
yang melahirkan banyak tokoh terhormat.

Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang baik dan sabar, jujur, dan lemah lembut, dia
merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati. Sifat-sifat yang mulia itu membuat ia disenangi
oleh masyarakat. la menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW semenjak keduanya masih remaja.
Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan jalan berdagang dan ia dikenal sebagai pedagang yang
jujur, berhati suci dan sangat dermawan, dan ia dikenal sebagai pedagang yang sukses.

Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Makkah yang memandang penyembahan
berhala itu suatu kebodohan dan kepalsuan belaka, ia adalah orang yang menerima dakwah tanpa
ragu dan ia adalah orang pertama yang memperkuat agama Islam serta menyiarkannya. Di
samping itu ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya sendiri dan kelembutan
hatinya. Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab (pengetahuan mengenai
silsilah keturunan). la menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku arab.
5

Dalam usia muda itu ia menikah dengan Qutailah binti Abdul Uzza. Dan perkawinannya
ini lahir dua orang anak bernama Abdur Rahman dan Aisyah. Kemudian setelah di Madinah ia
menikah dengan Habibah binti Kharijah, setelah itu menikah dengan Asma' binti Umais yang
melahirkan Muhammad.

B. Lama Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa
sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang
ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan
Madinah. Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah
(perang melawan kemurtadan) dan pahlawan yang banyak berjasa dalam perang tersebut adalah
Khalid bin Walid.

Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya
pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi,
di samping makam Nabi Muhammad SAW.

C. Cara Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan peperangan dan
mempersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang lemah. Dalam hal ini Abu
Bakar sangat di kenal dengan sebuah ungkapannya sekaligus yang menjadi komitmennya :
“Demi Allah jika mereka tidak mau membayar zakat dari harta yang mampu mereka bayar ,
padahal (dahulu) mereka membayarkannya kepada Rasulullah SAW. Maka niscaya aku akan
memerangi mereka.”

Abu Bakar yang memulai penakhlukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam mampu
menakhlukan Persia dan Romawi, bahkan beliau meninggal pada saat perang yarmuk melawan
imperium Romawi. Dalam setiap peperangan yang diperintahkan beliau adalah selalu
menanamkan nilai-nilai etika yang berdasar al Qur’an dan as sunnah. Beliau mewasiatkan pada
kaum Muslimin : “Janganlah sekali-kali membunuh pendeta biarlah mereka melaksanakan
peribadatan sesuai keyakinan mereka.

Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa
Rasulullah saw, bersifat sentral : kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan
khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun
demikian, seperti juga Nabi Muhammad saw, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat
besarnya bermusyawarah.

Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan
ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai al Hirah pada tahun 634
M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah, Amr ibnu
‘Ash, Yazid ibnu Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang
masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibnu Walid diperintahkan
meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, dia sampai ke Syria.

6
Abu Bakar ash Sidiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis al Quran. Dikatakan
bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda,
banyak penghafal al Qur’an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar ash Sidiq lantas
meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari al Qur’an. Setelah lengkap koleksi
ini, yang dikumpulkan dari para penghafal al Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media
tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid
bin Tsabit, lalu disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar bin Khattab dan juga istri dari Nabi
Muhammad saw. Kemudian pada masa pemerintahan Ustman bin Affan koleksi ini menjadi
dasar penulisan teks al Qur’an hingga yang dikenal hingga saat ini.

D. Tugas Abu Bakar Ash-Shiddiq selama menjadi khalifah

Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai dengan berbagai kekacauan dan
pemberontakan, seperti munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri
sebagai nabi (nabi palsu), pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-
orang yang ingkar membayar zakat.

Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam
belum begitu mantap, dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. Mereka
beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Dan mereka merasa tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agama
sebelumnya. Tentang orang-orang yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa
Rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk
melancarkan aktivitasnya. Diantara nabi palsu seperti Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah,
Tulaihah bin Khuwailid dari Bani As'ad Saj'ah Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al Ansi
dari Yaman.

Pemberontakan kabilah disebabkan oleh anggapan mereka bahwa perjanjian perdamaian


yang dibuat bersama Nabi SAW bersifat pribadi dan berakhir dengan wafatnya Nabi SAW,
sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Orang-orang
yang enggan membayar zakat hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap semua
golongan yang membangkang dan memberontak itu Abu bakar mengambil tindakan tegas.
Ketegasan ini didukung oleh mayoritas umat.

Untuk menumpas seluruh pemberontakan, ia membentuk sebelas pasukan masing-masing


dipimpin oleh panglima perang yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah
bin Abu Jahal, dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan
pemberontakan yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas dengan sukses.

Meskipun fase permulaan dari kekhalifahan Abu Bakar penuh dengan kekacauan, ia tetap
berkeras melanjutkan rencana Rasulullah SAW untuk mengirim pasukan ke Daerah Suriah di
bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Pada mulanya keinginan Abu Bakar ditentang oleh para
sahabat dengan alasan suasana dalam negeri sangat memprihatinkan akibat berbagai kerusuhan
yang timbul. Akan tetapi setelah ia meyakinkan mereka bahwa itu adalah rencana Rasulullah
SAW, akhirnya pengiriman pasukan itu pun disetujui.

7
Langkah politik yang ditempuh Abu Bakar itu ternyata sangat strategis dan membawa
dampak yang positif. Pengiriman pasukan pada saat negara dalam keadaan kacau menimbulkan
interpretasi di pihak lawan bahwa kekuasaan Islam cukup tangguh sehingga para pemberontak
menjadi gentar.

Di samping itu, bahwa langkah yang ditempuh Abu Bakar tersebut juga merupakan taktik
untuk mengalihkan perhatian umat Islam dalam perselisihan yang bersifat intern. Pasukan
Usamah berhasil menunaikan tugasnya dengan gemilang dan kembali dengan membawa harta
rampasan perang yang berlimpah.

E. Proses terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq

Berita wafatnya Nabi Muhammad SAW, bagi para sahabat dan kaumslimin adalah seperti
petir di siang bolong karena sangat cinta mereka kepada Rasulullah. Apalagi bagi para sahabat
yang biasa hidup bersama di bawah asuhannya. Sehingga ketika kabar wafatnya Rasulullah
beredar ada orang tidak percaya akan kabar tersebut. Di antaranya adalah sahabat Umar bin
Khattab yang dengan tegas membantah setiap orang yang membawa kabar wafatnya beliau. Di
saat keadaan gempar yang luar biasa ini datanglah sahabat Abu Bakar untuk menenangkan
kegaduhan itu, ia berkata di hadapan orang banyak; "Wahai manusia, siapa yang menyembah
Muhammad, maka Muhammad sudah wafat, dan barang siapa menyembah Allah, Allah hidup
tidak akan mati selamanya".

Sejarah mencatat, bahwa masalah yang paling krusial setelah nabi wafat adalah masalah
politik, yaitu penentuan siapa yang berhak menggantikan nabi sebagai kepala Negara (khalifah).
Begitu penting masalah ini, sehingga penguburan Nabi tertunda. Tentang penggantian Nabi
sebagai Rasul sudah di atur oleh wahyu dan memang Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul
terakhir, sedangkan penggantian sebagai kepala Negara tidak diatur oleh wahyu dan Nabi pun
tidak ada berwasiat.

Setelah kaum Muslimin dan para sahabat menyadari tentang wafatnya Rasulullah SAW,
maka Abu Bakar dikagetkan lagi dengan adanya perselisihan faham antara kaum Muhajirin dan
Anshar tentang siapa yang akan menggantikan Nabi sebagai khalifah kaum Muslimin. Pihak
Muhajirin menghendaki dari golongan Muhajirin dan pihak Anshar menghendaki pihak yang
memimpin. Situasi yang memanas inipun dapat diatasi oleh Abu Bakar, dengan cara Abu Bakar
menyodorkan dua orang calon khalifah untuk memilihnya yaitu Umar bin Khattab atau Abu
Ubaidah bin Jarrah. Namun keduanya justru menjabat tangan Abu Bakar dan mengucapkan baiat
memilih Abu Bakar.

Ada beberapa faktor yang mendasari terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, yaitu:

a. Menurut pendapat umum yang ada pada zaman itu, seorang khalifah (pemimpin) haruslah
berasal dari suku Quraisy; pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi "al-aimmah min Quraisy" (kepemimpinan itu di tangan orang Quraisy).
b. Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai khalifah karena
beberapa keutamaan yang dimilikinya, antara ia adalah laki-laki dewasa pertama yang
memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW pada saat hijrah dari
Makkah ke Madinah dan ketika bersembunyi di Gua Tsur, ia yang ditunjuk oleh
Rasulullah SAW untuk mengimami shalat pada saat beliau sedang uzur, dan ia keturunan
bangsawan, cerdas, dan berakhlak mulia.

8
c. Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, baik dalam bidang agama maupun
kekeluargaan. Beliau seorang dermawan yang mendermakan hartanya untuk kepentingan
Islam.

Sebagai khalifah Abu Bakar mengalami dua kali baiat. Pertama di Saqifa Bani Saidah yang
dikenal dengan Bai 'at Khassah dan kedua di Masjid Nabi (Masjid Nabawi) di Madinah yang
dikenal dengan Bai’at A 'mmah.

Seusai acara pembaitan di Masjid Nabawi, Abu Bakar sebagai khalifah yang baru terpilih
berdiri dan mengucapkan pidato. la memulai pidatonya dengan menyatakan sumpah kepada
Allah SWT dan menyatakan ketidak berambisiannya untuk menduduki jabatan khalifah tersebut.
Abu Bakar selanjutnya mengucapkan "Saya telah terpilih menjadi pemimpin kamu sekalian
meskipun saya bukan orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bantulah saya seandainya
saya berada di jalan yang benar dan bimbinglah saya seandainya saya berbuat salah. Kebenaran
adalah kepercayaan dan kebohongan adalah pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian
menjadi kuat dalam pandangan saya hingga saya menjamin hak-haknya seandainya Allah
menghendaki dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah dalam pandangan saya hingga
saya dapat merebut hak daripadanya. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-
Nya, dan bila saya mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya".

F. Gaya Kepeminpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala Negara dan pimpinian umat Islam, Abu
Bakar senantiasa meneladani perilaku Rasulullah SAW. Prinsip musyawarah dalam pengambilan
keputusan, seperti yang dijalankan oleh Nabi SAW, selalu praktekannya. Ia sangat
memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan.
Terhadap sesama sahabat, perhatiannya juga sangat besar. Sahabat yang telah menduduki suatu
jabatan pada masa Nabi SAW tetap dibiarkan tetap pada jabatannya, sedangkan sahabat yang
lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan dengan keterampilan yang ia miliki.

Untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga Bait al-Mal,
semacam kas Negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya diserahkan kapada Abu Ubaidah,
sahabat nabi yang digelari amin al-ummah (kepercayaan umat). Selain itu didirikan pula lembaga
pengadilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khatab. Kebjiksanaan lain yang
ditempuh Abu Bakar adalah membagai sama rata hasil rampasan peran (ganimah). Dalam hal ini,
ia berbeda pendapat dengan Umar bin Khatab yang menginkan pembagian dilakukan jasa tiap-
tiap sahabat. Alasan yang dikemukakan Abu Bakar adalah semua perjuangan yang dilakukan
atas nama Islam akan mendapat pahala dari Allah SWT di akhirat. Karena itu, biarkanlah didunia
mereka mendapat bagian yang sama.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Rasulullah wafat, umat Islam berada di ambang pintu perpecahan. Abu Bakar yang
saat itu berada dalam pihak yang benar, ketika melihat kondisi yang cukup tegang, beliau
berhasil menarik hati kaum Anshar dan mengawali pidatonya dengan melunakkan hati Anshar
dan menengakan keadaan. Barulah setelah itu ia menyampaikan kebenaran akan hadits tentang
siapa yang berhak dalam urusan kekhalifahan ini.

Kita semua tentu meyakini bahwa kita berada dalam jalan yang benar. Namun dalam
dakwah, Abu Bakar telah memberikan contohnya, bahwa kebenaran haruslah disampaikan
dengan cara yang benar sehingga tidak malah menimbulkan perpecahan yang justru merugikan.
Begitulah kebenaran yang disampaikan dengan jalan yang tidak benar akan sulit untuk
membuahkan kebaikan.

Pemerintahan Abu Bakar punya jati diri sendiri serta pembentukannya yang sempurna,
mencakup kebesaran jiwa yang sungguh luar biasa, bahkan sangat menakjubkan. Kita sudah
melihat betapa tingginya kesadaran Abu Bakar terhadap prinsip-prinsip yang berpedoman pada
Al-Qur'an sehingga ia dapat memastikan untuk menanamkan pada dirinya batas antara kebenaran
untuk kebenaran dengan kebohongan untuk kebenaran.

Prinsip-prinsip dalam Islam, dilukiskan Abu Bakar dengan mendorong kaum Muslimin
memerangi orang-orang yang ingin menghancurkan Islam seperti halnya orang-orang murtad,
orang-orang yang enggan membayar zakat, dan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi.
Oleh karena itu Abu Bakar melaksanakan perang Riddah untuk menyelamatkan Islam dari
kehancuran.

B. Saran

Pembahsan telah usai maka, kami sebagi penyusun serta penulis makalah ini berpesan atau
saran bagi semuanya supaya:

 Setelah mengetahui ini hidup makin baik dan mempunyai teladan dalam mengarungi
kehidupan.
 Bisa memahami dan mengajarkan kepada sesama agar lebih bermanfaat
 Dan juga bisa menda’wah kanya untuk memperbesar tubuh islam di dunia ini dan
semakin banyak yang tercurahkan dengan islam.

10
Daftar Pustaka

Asy-Syaikh, Abdus Sattar. 2013. 10 Shahabat yang Dijamin Masuk Surga. Jakarta: Darus
Sunnah Press.

http://uinkediri.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-biografi-khalifah-abu_30.html

http://uinkediri.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-biografi-khalifah-abu_30.html

http://fadhilah-ms3.blogspot.co.id/2014/05/islam-periode-khalifah-abu-bakar.html

Anda mungkin juga menyukai