PSIKOLOGI KOMUNIKASI
“PSIKOLOGI KOMUNIKATOR DAN PSIKOLOGI PESAN”
Dosen Pengampu:
Zulkarnain, S.Ag, MA
Disusun Oleh:
Segala puji serta syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah -Nya kepada kita semua, sehingga kita
tetap beriman dan islam, serta tetap komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu
pengetahuan. Shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membawa kita dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang
terang benderang yakni dengan agama islam.
penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat
menjadi bahan evaluasi penulis kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
Latar Belakang.................................................................................................................................
B.Rumusan Masalah........................................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. PSIKOLOGI KOMUNIKATOR........................................................................................
B. PSIKOLOGI PESAN..........................................................................................................
C. PESAN VERBAL (LINGUISTIK).....................................................................................
D. PESAN NON VERBAL ....................................................................................................
E. Penelitian terkait Psikologi Komunikator dan Pesan.........................................................
KESIMPULAN..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
A. Latar Belakang
Psikologi Komunikator
what he is. Dia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang
Unsur ‘siapa’ merujuk pada orang yang menyampaikan pesan, profesi atau
komunikan yang berpengaruh tidak hanya apa yang ia katakan, tetapi juga
terdiri atas pikiran yang baik (good sense), akhlak yang baik (good moral
character), dan maksud yang baik (good will). Hovland dan Weiss membagi
ethos terdiri dari dua unsur, yaitu keahlian (expertise) dan dapat dipercaya (trustworthiness).
Saran dari seorang penyuluh yang diikuti karena memiliki keahlian di bidang pertanian
merupakan contoh dari expertise, sedangkan antara atasan dengan bawahan saling
mempercayai sehingga menimbulkan suasana kerja yang nyaman dan setiap orang dapat
bekerja dengan semangat tanpa saling mencurigai merupakan contoh dari trustworthiness.
pengaruh karena perilaku yang dianjurkan sesuai dengan nilai yang dimiliki atas dasar
rasional. Misalnya seseorang akan berhenti merokok atas dasar saran dokter, karena ingin
memelihara kesehatan dan merokok tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Identifikasi
terjadi bila seseorang memilih perilaku yang berasal dari orang/kelompok lain karena
berkaitan dengan hubungan yang memperjelas diri secara memuaskan dengan orang atau
kelompok itu. Misalnya siswa yang meniru perbuatan gurunya. Ketunduka (compliance).
Ketundukan terjadi bila seseorang menerima pengaruh dari orang lain karena berharap
memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang tersebut. Contohnya bawahan yang
Kredibilitas itu tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada diri komunikan.
Menurut Jalaluddin (2011) kredibilitas terdiri dari dua komponen yaitu keahlian dan
bersemangat, aktif, tegas dan berani. Sosiabilitas merupakan kesan tentang komunikator
sebagai orang yang periang dan senang bergaul. Koorientasi merupakan kesan
komunikator mewakili kelompok orang yang kita senangi. Karisma digunakan untuk
2. Atraksi
Atraksi adalah daya tarik komunikator yang bersumber dari fisik. Seorang komunikator
daya tarik (persuasif). Misalnya seseorang cenderung lebih disukai banyak orang karena
cantik dan memiliki kemampuan yang lebih. Pada umumnya komunikator yang memiliki
daya tarik akan lebih efektif daripada komunikator yang tidak menarik.
3. Kekuasaan
lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting. Kekuasaan terdiri atas lima
jenis kekuasaan:
Kekuasaan legal (legitimate power), berasal dari seperangkat peraturan norma yang
B. Psikologi pesan
Dalam ilmu psikologi pesan terdapat konsep yang berupa teknik pengendalian perilaku orang
lain yang disebut bahasa. Bahasa adalah pesan dalam bentuk kata-kata dan kalimat, yang
disebut linguistik. Bahasa merupakan seperangkat kata yang disusun secara berstruktur
sehingga menjadi suatu kalimat yang mengandung makna (Riswandi, 2009). Setiap manusia
mengucapkan kata-kata atau kalimat dengan cara-cara tertentu untuk mengendalikan perilaku
orang lain. Setiap cara berkata memberikan maksud tersendiri. Cara-cara tersebut adalah
seorang laki-laki mendekat kepadanya. Manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara
lain selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat, biasa disebut sebagai pesan
ekstralinguistik.
Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berkomunikasi, sehingga makna dari
pesan itu sendiri memperlancar interaksi sosial antar manusia. Sementara tujuan dari
komunikasi akan tercapai bila makna pesan yang disampaikan komunikator sama dengan
makna yang diterima komunikan. Pesan disampaikan melalui dua bentuk, yaitu pesan verbal
dan nonverbal.
menggunakan bahasa sebagai media. Pesan verbal di transmisikan melalui kombinasi bunyi-
bunyi bahasa dan digunakan untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud. Dengan
kata lain, pesan verbal adalah pesan yang diungkapkan melalui bahasa yang menggunakan
Bahasa dapat memecahkan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan kita
untuk menjadi (code) peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, kita dapat
kepada orang lain dan menerima pemikiran lainnya. Psikolingustik adalah psikologi yang
mempelajari bagaimana maksud komunikator diubah menjadi pesan dalam lambang yang
diterima secara kultural dan bagaimana signal-signal ini diubah menjadi penafsiran
1. Definisi fungsional : melihat bahasa dari segi fungsinya bahasa dapat diartikan sebagai
2. Definisi formal: dalam definisi ini menyatakan bahwa bahasa merupakan sebagai semua
kalimat yang terbayangkan yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Tata bahasa
meliputi tiga unsur, yaitu fonologi (bunyi-bunyi dalam bahasa), sintaksis (cara
Teori principle of linguistic relativity yang dikembangkan oleh Von Humboldt dan Whrof
menjelaskan bahwa bahasa menyebabkan seseorang memandang realitas sosial dengan cara
tertentu. Misalnya pandangan Whrof tentang dunia dibentuk oleh bahasa, dan karena bahasa
berbeda maka pandangan seseorang tentang dunia juga berbeda. Kategori gramatikal suatu
bahasa menunjukkan kategori kognitif dari pengguna bahasa itu. Dalam hubungannya
dengan berpikir, konsep bahasa cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran
tertentu.
Terdapat tiga teori yang menjelaskan bagaimana cara orang belajar bahasa, yaitu:
1. Operant Conditioning
Teori ini dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioralisti yaitu B.F. Skinner
(1957). Teori menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon) atau
dikenal dengan teori S-R. Teori ini menyatakan bahwa jika suatu organisme dirangsang
oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan bereaksi. Dalam konteks belajar bahasa,
anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang
2. Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh ahli psikologi kognitif Noam Chom-sky. Teori ini
menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang dia tampilkan. Bahasa
memiliki korelasi dengan pikiran, karena itu Chomsky mengatakan bahwa kemampuan
berasa yang ada pada manusia adalah pembawaaan biologis yang dibawa dari lahir.
Pendapat ini didukung oleh Eric Lenneberg (1964), bahwa seorang anak manusia
bagaimanapun dia diisolasi, dia tetap memiliki potensi untuk bisa berbahasa.
3. Mediating Theory
Teori ini dikembangkan oleh Charles Osgood, seorang ahli psikologi behavioralsitik.
tidak saja bereaksi terhadap stimuli yang diterima dari luar, tetapi dipengaruhi oleh proses
internal yang terjadi dalam dirinya. Osgood memberi contoh pada bayi yang lapar akan
menangis dan menyentak-nyentakkan tangan dan kakinya sebagai isyarat yang ditujukan
kepada ibunya. Dorongan internal ini mendukung reaksi anak untuk membentuk dan
Pesan nonverbal yaitu pesan yang menggunakan isyarat sebagai media komunikasi. Larry A.
semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang mempunyai nilai
pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Riswanto, 2009). Mark L. Knapp juga
Repetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah di sajikan secara verbal. Contoh:
sepatah katapun tetapi ia menggeleng maka orang lain akan tahu bahwa itu sebagai tanda
tidak setuju.
mengiyakan dan menganggukan kepala saat diminta mendekat namun dia lari secepat-
cepatnya.
Komplemen, melengkapi dan memperkarya pesan non verbal. Contoh: wajah memelas
memukul lemari.
adalah bahwa faktor -faktor non verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal, perasaan dan emosi akan lebih cermat di sampaikan lewat pesan non verbal.
Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud dengan relatif bebas. Pesan ini berfungsi
komunikasi yang lebih efektif dan merupakan sarana sugesti yang paling cepat dalam
Dalam pesan nonverbal juga dikenal istilah parabahasa. Parabahasa atau vokalika (vocalics)
mengacu pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan
berbicara, nada (tinggi —rendah), intensitas (volume), suara, intonasi, dialek, suara terputus-
putus, suara gemetar, sultan, tawa, erangan, desahan, gumaman, gerutuan, dan sebagainya.
Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran. Suara yang terengah-
pembicaraan orang bukan karena isi atau materi yang disampaikannya, melainkan karena
Organisasi pesan adalah pesan yang memiliki struktur lengkap mulai dari pesan deduktif-
induktif, kronologis, spasial, topikal dan psikologis. Pesan yang diorganisasikan dengan baik
lebih mudah dimengerti daripada pesan yang tidak tersusun baik (Beighley). Orang lebih
mudah mengingat pesan yang tersusun,walaupun organisasi pesan kelihatan tidak
Penyajian pesan tersusun lebih efektif daripada penyajian pesan yang tidak tersusun. Tidak
ada satu penelitian pun yang membuktikan bahwa pesan yang tidak tersusun baik mempunyai
pengaruh yang lebih efektif dari pesan yang tersusun baik. Cara-cara menyusun pesan
dan bukti.
Induktif: pesan yang disampaikan dengan mengemukakan rincian yang dapat menarik
kesimpulan.
Topikal: pesan yang disusun berdasarkan pembicara, klasifikasinya dari yang penting
kepada yang kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar,dari yang dikenal
Sesudah urutan-urutan pesan diatas, psikologi komunikasi menambahkan lagi satu urutan
yang boleh kita sebut sebagai urutan psikologis. Urutan ini mengikuti sistem berfikir manusia
seperti yang dipolakan oleh John Dewey. Alan H. Monroe pada akhir tahun 1930-an
menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan (motivated sequence ), yaitu attention
(tindakan). Pesan yang disampaikan kepada khalayak dimana pesan tidak sepaham dan
komunikator harus bisa menentukan bagian (struktur) yang penting dari pesan yang dapat
diterima.
Imbauan pesan merupakan pesan yang disampaikan untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga pesan yang dibuat harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong
Imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian
bukti-bukti.
meresahkan.
Imbauan motivasional pesan yang menggunakan imbauan motif yang menyentuh kondisi
Persamaan Perbedaan
1. Komunikator dan pesan 1. Muatan psikologi komunikator terletak
merupakan komponen pada persepsi komunikan, yaitu pada
penting dari komunikasi. pikiran dan perasaan komunikan terhadap
Kemudian dianalisis dari komunikator, jadi tidak melekat pada diri
perspektif psikologi komunikator.
2. Dalam kedua unsur tersebut 2. Muatan psikologi sebuah pesan yang
terdapat dimensi kognitif, disampaikan oleh komunikator terletak
afektif, dan peilaku pada pemahaman komunikan terhadap
komunikan termasuk dalam pesan itu dan kesukaannya pada
bentuk tindakan komunikasi. komunikator yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku
3. Psikologi komunikator termaktub adanya
konsep kredibilitas, sementara psikologi
pesan dikenal adanya bahasa.
Salah satu misi perpustakaan adalah memberikan pelayanan yang baik bagi pemustaka.
dari layanan perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan perpustakaan itu sendiri,
yakni harus dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat kepada
Pemberian informasi yang cepat, tepat dan akurat, akan sangat membantu pemustaka,
oleh karena itu pustakawan juga harus menjadikan informasi sebagai komoditas yang
siap digunakan bagi yang membutuhkan. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
yang beranekaragam, mulai dari keberagaman usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi
dan lain-lain.
2017). Interaksi yang aktif antara pemustaka dan pustakawan akan menimbulkan
kepuasan tersendiri bagi kedua pihak. Interaksi ini akan terbentuk jika keduanya
memiliki persepsi yang positif terhadap lawan interaksinya. Keramahan dan daya tarik
pemustaka kepada pustakawan akan menimbulkan kenyamanan dalam menikmati
layanan perpustakaan. Selain itu pengetahuan dan respon cepat pemustaka juga
Kualitas layanan merupakan peranan yang sangat penting dalam kegiatan perpustakaan.
Kualitas layanan dalam penelitian ini juga befungsi sebagai pesan yang dikirmkan oleh
dibutuhkan pada saat diminta. Pelayanan yang berkualitas akan menimbulkan kepuasan
terhadap kebutuhan pustaka kemudian perilakunya akan baik. Dia merasa dihargai dan
bangga menjadi anggota perpustakaan. Perilaku pemustaka yang baik juga akan
juga akan lebih percaya diri, merasa bermanfaat, mendapat pengakuan sehingga
sesuai standar yang telah ditentukan. Tanpa sikap profesional dari pustakawannya,
perpustakaan yang modern, lengkap dan canggih akan kurang berarti. Sehingga perlu
Keterampilan ini merupakan suatu hasil belajar berupa penguasaan konsep maupun
tamahan. Apabila pustakawan ramah terhadap pemustaka, mereka akan nyaman untuk
berkomunikasi dengan para pustakawan. Melalui jalinan komunikasi yang baik inilah
dapat tercapai relevansi yang tinggi terhadap informasi yang dibutuhkan pemustaka.
Komunikasi dalam lingkup perpustakaan ini tidak hanya terbatas pada komunikasi “face
to face” pustakawan dan pemustaka saja. Komunikasi disini dapat diartikan sebagai suatu
proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau informasi dari seseorang ke orang
lain. Komunikasi ini tidak akan terjadi apabila tidak ada komunikator, yaitu pesan yang
2. Proses komunikasi interpersonal antara terapis dengan anak autis di Esya Terapi Center
Sidoarjo dalam proses terapi wicara (Sitompul, 2013)
Anak autis yang memiliki berbagai macam permasalahan dalam berkomunikasi dan
berelasi, karena mereka bagian dari mahkluk sosial yang membutuhkan sebuah relasi yang
bisa terbangun lewat komunikasi. Namun anak autis memiliki keterbatasan dalam
terutama untuk mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Untuk menangani realita
tersebut, perlu adanya sebuah lembaga formal yang memadai dan memfasilitasi terapis
tersebut.
Dalam proses terapi, terapis menyampaikan pesan dalam bentuk verbal dan non verbal.
Pesan yang dikomunikasikan secara verbal, dikalimatkan dalam bentuk kalimat yang
tegas, jelas, dan singkat. Seperti “Selamat pagi, tiru, ayo buka bukunya”. Bentuk pesan
yang disampaikan biasanya berupa ajakan, sapaan, pujian, teguran dan sesi terapi yang
akan diajarkan kepada para murid terapis. Bentuk pesan seperti ini merupakan contoh
Instruksi yang diberikan terapis dapat diikuti oleh anak autis disebabkan adanya kedekatan
antara keduanya. Kedekatan ini timbul karena perasaan yang nyaman dan kepercayaan
anak-anak autis kepada terapis. Kedekatan dalam relasi akan membantu meningkatkan
kualitasnya (Wulandari dan Rahmi, 2018). Ketika secara emosi sudah dekat, maka pesan
yang disampaikan juga bisa lebih mengena kedalam diri komunikan. Hal ini disebabkan
karena, komunikator sudah bisa memahami bagaimana proses penyampaian yang efektif
Dalam melakukan proses terapi, kata-kata yang digunakan adalah yang positif yang bisa
memunculkan semangat murid yang diterapi. Ketika mereka bisa melakukan hal yang
terapis inginkan, maka diberikan reward yaitu hal yang menjadi kesukaan murid dan
hukuman ketika tidak bisa melakukan sesuai yang diinginkan. Pemberian penghargaan
merupakan salah satu bentuk apresiasi atas kerja keras murid dalam mengikuti terapi.
Sedangkan untuk pemberian hukuman bertujuan untuk melatih rasa perjuangan untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkan harus melalui sebuah usaha yang keras. Selain itu
pemberian hukuman juga bisa dijadikan sebuah stimulus ketika murid enggan belajar. .
Terapis memilih penggunaan pesan dengan mempertimbangkan efek dan implikasi yang
masyarakat, salah satunya adalah motivasi. Motivasi seseorang masuk dalam kelompok
dapat bervariasi, antara lain adanya tujuan yang hendak dicapai, kelompok dapat
memenuhi kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis, kelompok mendorong
pengembangan konsep diri dan mengembangkan harga diri seseorang, kelompok dapat
Komunikasi pada suatu kelompok atau komunitas dapat mempengaruhi konsep diri
komunitas Cosplay Surabaya menunjukkan bahwa dengan komunikasi yang terjadi antar
anggota dalam kelompok ini, mereka yang pada awalnya memiliki konsep diri negatif
dapat mengubah diri mereka dan mengembangkan konsep diri mereka ke arah yang
positif.
Perubahan konsep diri pada kelompok ini disebabkan oleh sikap saling membantu dan
memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Bagi anggota yang baru akan diterima dengan
tangan terbuka oleh anggota lainnya dan menawarkan jika anggota tersebut kesulitan
dalam sesuatu hal, maka mereka akan membantu anggota tersebut. Hal ini membuat
anggota baru merasa diterima dan nyaman dengan kelompok barunya sikap negatif yang
ada pada dirinya akan berubah. Karaktristik komunikator yaitu anggota lama akan
Sikap saling menghargai antar sesama anggota kelompok juga mendorong perubahan
komunikasi dilihat dari seberapa jauh akibat-akibat dari tingkah laku komunikator sesuai
ditentukan oleh kemampuan untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin
disampaikan, menciptakan kesan yang diinginkan atau mempengaruhi dengan cara
berlatih mengungkapkan maksud keinginan, menerima umpan balik tentang tingkah laku,
ditimbulkan oleh tingkah laku komunikator dalam diri komunikan itu seperti yang
dimaksudkan.
komunikasi yang harmonis antara penyuluh dan petani serta antara petani dan petani
membuat pertukaran informasi akan aktif dan efektif (Firmansyah, 2015). Informasi yang
4. Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung di Portal
Berita Balipost.com (Panuju, 2018)
Studi ini membahas pemberitaan bencana Gunung Agung di Balipost.com dari aspek etika
jurnalistik dan jurnalisme bencana. Berita yang disampaikan yaitu pmerintah dan pihak
lain ikut berpartisipasi dalam meringankan beban akibat bencana, sehingga diharapkan
tumbuh optimisme. Pembaca diajak turut waspada terhadap meletusnya kembali Gunung
Agung dan diimbau bermukim. Gubernur juga rajin memberikan motivasi melalui media
agar masyarakat tidak panik menghadapi segala kemungkinan. Berita memberi peringatan
berita yang bersifat religius untuk menguatkan mental para pengungsi. Berita tersebut
dapat menggugah rasa empati yang membangkitkan simpati dalam bentuk mobilisasi
Madiun Kota Gadis adalah sebuah identitas yang dibuat oleh Pemerintah Kota Madiun
yang meyakini bahwa dukungan warga kota semestinya dilibatkan dalam branding
partisipatif IKM dalam mendukung branding Madiun sebagai Kota Gadis tahun 2016.
Hasil analisis terhadap isi jurnal ditemukan beberapa uraian yang menerapkan psikologi
Salah satu upaya mengenalkan brand Kota Madiun kepada masyarakat adalah dengan
memasang tulisan “MADIUN KOTA GADIS” pada ruang iklan yang dipasang di jalan
besar Kota Madiun. Tim promosi dan sosialisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Kota
pengetahuan dan menyamakan persepsi mengenai identitas Kota yang diinginkan oleh
Partisipasi Industri Kecil Menengah (IKM) berupa keikutsertaan industri tersebut dalam
pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Pertemuan rutin dengan anggota kelompok
industri juga dilakukan apabila pihak Disperindagkoppar akan melakukan pembinaan atau
menjadwalkan pertemuan dengan kelompok industri. Informasi yang disampaikan
Pada partisipatif dialogis, para anggota kelompok industri kerupuk puli Jalan Gajahmada
menghargai setiap pendapat yang diutarakan saat musyawarah. Ketua kelompok dan para
Penerimaan hasil musyawarah dari semua anggota kelompok menandakan bahwa tidak
ada tekanan saat penyampaian setiap pendapat. Hubungan yang harmonis, saling mengisi,
dan membantu tercipta antara ketua kelompok dan anggota kelompok industri. Bentuk
komunikasi partisipatif juga muncul seperti pada respon kelompok industri terhadap
menanam tanaman. Walaupun hanya sejengkal tanah, semua anggota kelompok industri
Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan
Indonesia, meme digunakan sebagai ekspresi lelucon sekaligus refleksi kaum muda
Bebas dan mudah dalam membuat serta mendistribusikan meme tidak menjadikan
fenomena ini sepi dari kritik. Permasalahan seperti hak cipta gambar dilontarkan oleh
yang memiliki power dan pengaruh lebih besar pasti lebih berpotensi untuk direplikasi
berkomunikasi dan berdemokrasi secara digital. Pakar media baru bahkan menyebutnya
sebagai genre dalam kultur media baru. Tulisan ini membuktikan bahwa meme adalah
sebuah artefak digital yang sanggup menunjukkan konteks dan situasi sosial dan politik
serta sikap masyarakat pada saat itu. Melaluinya, kita bisa lebih mudah melihat
keberagaman dimensi kognitif generasi muda ketika meme tersebut bertebaran di media
baru
DAFTAR PUSTAKA
Alifiansyah, S. 2016. Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 13(2): 151-164
Astuti, P. 2014. Komunikasi sebagai Sarana Akulturasi antara Kaum Urban dengan
Masyarakat Lokal di Pasar Segiri Samarinda. Journal lmu Komunikasi, 2(1): 305-320.
Daulay, M. 2015. Penerapan Ilmu Psikologi pada Perpustakaan. Jurnal Iqra’, 9(1): 14-28.
Dewi, M., dan Nulul, NA. 2018. Komunikasi Partisipatif Masyarakat Industri dalam
Mendukung Branding Kota Madiun. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(1): 75-90.
Firmansyah, AS. 2015. Fungsi Komunikasi Penyuluh dalam Meningkatkan Hasil Panen Padi
pada Petani Sawah Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak Sri Indrapura. JOM FISIP 2
(2): 1-15.
Hadi, AP. 2009. Strategi Komunikasi dalam Mengantisipasi Kegagalan Penerapan Teknologi
oleh Petani. Journal of Rural Studies, 2(2).
Hanum, F. 2017. Psikologi Layanan terhadap Pemustaka dan Kualitas Layanan Prima. Jurnal
Iqra’, 1(1): 101-113.
Panuju, R. 2018. Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung
di Portal Berita Balipost.com. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(2): 219-232.
Sitompul, HUM. 2013. Proses Komunikasi Interpersonal antara Terapis dengan Anak Autis
di Esya Terapi Center Sidoarjo dalam Proses Terapi Wicara. Jurnal Komunikasi, 1(3):
1-10.
Wonodiharjo, F. 2014. Komunikasi Kelompok yang Mempengaruhi Konsep Diri dalam
Komunitas Cosplay “COSURA” Surabaya. Jurnal E-Komunikasi, 2(3): 1-10.
Wulandari, R., dan Rahmi, A. 2018. Relasi Interpersonal dalam Psikologi Komunikasi.
Islamic Comunication Journal, 3(1): 56-73.