L.pengaduan Komisi C DPRT SBT
L.pengaduan Komisi C DPRT SBT
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS UKAR SENGAN
KECAMATAN SERAM TIMUR
Jl. Pendidikan Urung - 97594
SURAT PERNYATAAN
Kepada Yth.
Koordinator Komisi C DPRD dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten SBT
Di _
Bula
Dengan Hormat
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Haikal Alzubedy, Amd. Kep
Jabatan : Perawat (Kepala Pustu Mugusinis)
Pekerjaan : PNS
Alamat : Desa Manggis, Kcamatan Seram Timur,
Kabupaten Seram Bagian Timur
Nomor : Hp.0822-3970-8652
Dengan ini kami melakukan penolakan kepada Kepala Puskesmas Ukar Sengan
dengan alasan sebagai berikut:
1. Bahwa pengelolaan program kerja BOK harusnya sesuai dengan prosedur dan
mekanisme yang berlaku, sesuai tahap demi tahap, namun pada program kerja
BOK pada puskesmas ukar sengan tidak sesuai dengan tahap-tahap itu karena
cenderung tertutup dan tidak transparan, ada tendensi dimonopoli oleh kepala
puskemas ukar sengan. Misalnya Tidak ada pertemuan atau pemberitahuan
kepada staf pegawai mengenai pelaksanaan kegiatan posyandu, baik lisan
maupun Via Grup Whatsapp Puskesmas Ukar sengan.
2. Program Kerja BOK adalah program kerja dengan anggaran yang cukup besar
dengan jumlah mencapai ratusan juta rupiah dengan mekanisme penyaluran 3
(tiga) tahap tiap tahunnya, untuk membiayai masing-masing bidang program
kerja. Meskipun pencairan anggaran BOK tiga tahap dalam setahun namun,
pemengan program kerja harus pandai mengelola keuangan sehingga tiap bulan
program kerja dapat terealisasi dengan baik dalam memberikan pelayanan
Kesehatan kepada masyarat dan tidak terkendala dengan anggaran.
3. Puskesmas Ukar sengan setiap tahunnya selalu mendapatkan anggaran BOK, dan
selalu dilaporkan terealisasi dengan baik oleh Kepala Puskesmas Ukar sengan
penanggung jawab program BOK bahkan mendapatkan pujian laporan terbaik dari
dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur. Namun faktanya laporan
Realisasi tersebut dapat dipastikan 80% adalah fiktif, karena faktanya realisasi
program kerja BOK yang Real adalah hanya dilakukan 4 kali saja dalam setahun
sehingga 8 bulan tidak ada realisasi program kerja BOK dilingkungan kerja
puskesmas Ukarsengan atau 8 (Delapan) bulan lamanya tidak ada pelayanan
Kesehatan untuk masyarakat yang menggunakan anggaran BOK.
4. Dipertegas lagi bahwa anggaran BOK yang harus di realisasikan kerjakan secara
rutin setiap bulanya dalam 12 bulan, faktanya hanya terealisasi 4 kali saja setiap
tahunya, dan sisa 9 bulan adalah program kerja fiktif diatas kertas dan tidak
perna dikerjakan dilapangan.
5. Bahwa program posyandu dan imunisasi anak adalah sesuatu yang tidak
mungkin dilakukan wilayah kerja puskesmas ukar sengan, karena posyandu dan
imunisasi adalah kegiatan yang berkesinambungan setiap bulannya, bukan setiap
3 bulan atau 4 bukan sekali.
6. Bahwa kegiatan minlok dilaksanakan dalam setahun dari januari sampai
Oktober,hanya dilaksankan 3 kali minlok, yang seharusnya dilaksankan setiap
bulan berkesimbungan.
7. Kegiatan posyandu dilaksankan dalam setahun hanya 5 kali ditahun 2022 dan 4
kali kegiatan posyandu ditahun 2023, padahal kegiatan wajib dilaksankan 12 kali
dalam satu tahun. Kemudian yang paling parahnya adalah Pemberian Imunisasi
tidak dilakukan sesuai Tindakan yang sebenarnya, melainkan hanya sekedar
simulasi (untuk pemenuhan dokumentasi Laporan Realisasi Program kerja).
Itulah mengapa bidan Puskesmas sendiri tidak perna mengimunisasi anak
kandungnya sendiri di puskemas Ukar sengan. (miris)
8. Kegiatan Posyandu program Imunisasi dari tahun 2021-2022, pemegam program
Kerja atau penanggungjawab program kerja menggandeng Asisten Jurim bergelar
S.Sos. (tidak kompeten) yang merupakan adik kandung dari Terlapor sendiri,
padahal diwajibkan orang yang berlatar belakang pendidikan kesehatan.
9. Pembagian PMT (Pemberian Makanan tambahan) dijalankan atau dilaksanakan
oleh adik terlapor yang bukan berlatar berlakang pendidikan kesehatan (tidak
kompeten).
10.Bahwa jabatan Bendahara BOK atas nama Abdul Kadir Wairoy merupakan
jabatan tanpa kekuasaan, artinya Abdul Kadir Wairoy tidak memiliki kekuatan
(power) sama sekali mengelola anggaran BOK, karena yang mengelola anggaran
BOK adalah terlapor sendiri. (Ajaib)
b. Memperkaya diri sendiri atau orang lain dari hasil pengelolaan Anggaran BOK
Puskesmas.
Demikian laporan pengaduan ini kami buat, besar harapan kami kepada bapak
Bupati Seram Bagian Timur, untuk menindak lanjuti laporan kami. Atas
perhatiannya kami sampaikan terimakasih.