PKN 12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

NAMA:R.

ALYA HAERUNNISA
NIM:20230080331
1.APA YANG DI MAKSUD DENGAN GOOD GOVERNANCE
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada
proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang
dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara.Governance juga dapat
diartikan sebagai cara mengelola urusan–urusan publik. World Bank dalam
Mardiasmo (2004:23) memberikan definisi governance sebagai ”the way
state power is used in managing economic and social resources for
development of society”. Sedangkan United Nation Development Program
(UNDP) mendefinisikan governance sebagai “the exercise of political,
economic, and administrative authority to manage a nation‟s affair at all
levels“.World Bank dan OECF dalam Rahardjo Adisasmita(2011:23)
mensinonimkan good governance dengan penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan
demokrasi dan pasar yang efisien, pencegahan korupsi, baik secara politik
maupun administratif, dan menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal and political frameworks (kerangka dasar hukum dan politik) bagi
tumbuhnya kewiraswastaan. UNDP memberikan beberapa karakteristik
pelaksanaan good governance, meliputi: partisipasi, rule of law, transparansi,
responsive, consensus orientation, equity, efisien dan efektif, akuntabilitas
dan strategic vision.
2.JELASKAN MAKNA GOOD GOVERNANCE
Good governance (Susanto, 2019) adalah pemerintahan yang membangun
dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparasi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supermasi hukum dan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
3.APA YANG MENJADI KARAKTERISTIK DAN PENERAPAN GOOD
GORVERNANCE
Dalam melaksanakan pengurusan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)PUPN/DJKN diharapkan memiliki tata kelola pemerintahan yang baik
dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang terdiri dari 5 (lima)
unsur berdasarkan maklumat Komite Nasional Kebijakan Governance(2006).
Adapun kelima unsur tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Transparansi :
Prinsip transparansi merupakan penyediaan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku
kepentingan. Pemerintah wajib memberikan informasi yang relevan secara
tepat dan jelas kepada para pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.Jika dikaitkan dengan pengurusan piutang negara, pegawai
seksi piutang negara KPKNL wajib memberikan informasi yang relevan
kepada para pemangku kepentingan dalam hal ini penyerah piutang
(kreditor) dan penanggung hutang (debitor) serta pihak lain yang terkait
sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka optimalisasi pengurusan
piutang negara.Pihak KPKNL harus transparan dalam pelayanan publik yang
meliputi kejelasan tentang kewajiban atau syarat-syarat dan biaya
Pengurusan Piutang Negara kepada para stakeholder jelas. Pemberian
informasi mengenai kejelasan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)
pelayanan Pengurusan Piutang Negara yang mudah di pahami oleh
masyarakat sebagai pengguna layanan.
1. Akuntabilitas:
Prinsip akuntabilitas merupakan prinsip dalam pelayanan publik yang
meliputi kepastian dan ketepatan waktu pelayanan kepada masyarakat dan
memperhatikan apakah pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan SOP
pelayanan yang berlaku. Di Indonesia, kewajiban instansi pemerintah untuk
menetapkan sistem akuntabilitas kinerja berlandaskan pada Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 77 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Dalam penyelenggaraan akuntabilitas pengurusan piutang
negara PUPN/DJKN, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut
Harus ada komitmen yang kuat dari pimpinan DJKN dan seluruh pegawai di
bidang piutang negara.Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin
kegunaan sumber-sumber daya di bidang piutang negara secara konsisten
dengan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.Harus dapat
menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran bidang piutang
negara.Harus berorientasi kepada pencapaian visi dan misi DJKN khususnya
di bidang piutang negara serta hasil dan manfaat yang diperoleh. Harus jujur,
obyektif, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen pengurusan
piutang negara dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran
kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas di bidang piutang negara.
2. Responsibilitas:
Prinsip responsibilitas merupakan prinsip dimana pemerintahan harus
mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat berjalan dengan
baik dan pemerintahan dapat dikelola dengan baik dan benar.Sedangkan
menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) (2003:27) prinsip responsibilitas
adalah: Setiap institusi/lembaga-lembaga publik dan prosesnya harus
diarahkan pada upaya melayani berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders).Dalam melaksanakan pengurusan piutang negara PUPN/DJKN
haruslah mematuhi peraturan yang berlaku di bidang piutang negara dan
berorientasi pada kepentingan stakeholder sesuai dengan nilai-nilai
Kementerian Keuangan dalam pengurusan piutang negara.
3. Independen:
Prinsip independen merupakan prinsip penting dalam penerapan good
governance di Indonesia. Independensi atau kemandirian adalah suatu
keadaan dimana lembaga pemerintah dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip pemerintahan yang sehat.Independensi sangat penting dalam
proses pengambilan keputusan. Hilangnya independensi dalam proses
pengambilan keputusan akan menghilangkan objektivitas dalam
pengambilan keputusan tersebut.Dalam pengambilan keputusan terkait
pengurusan piutang negara, PUPN/ DJKN haruslah independen tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
independensi dalam pengambilan keputusan di bidang piutang negara,
PUPN/DJKN hendaknya mengembangkan beberapa aturan, pedoman, dan
praktek di tingkat pengurusan piutang negara, terutama di Kantor Pusat DJKN
yang membidangi pengurusan piutang negara.
4. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran):
Secara sederhana prinsip kesetaraan dan kewajaran (fairness) dapat
didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-
hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundangan yang berlaku.
Dengan demikian, PUPN/ DJKN harus senantiasa memperhatikan
kepentingan kreditor dan debitor serta pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran. Prinsip fairness juga melindungi
hak-hak stakeholder dalam implementasi penegakan hukum di bidang
piutang negara dan mencegah praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
serta keputusan-keputusan yang dapat merugikan stakeholder dalam
pengurusan piutang negara.
4.BAGAIMANA AGENDA GOOD GOVERNANCE
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara
bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan
sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

5. Apapendapat saudara tentang pelaksanaan good gavernance di


indonesia
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut
telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses
demokrasi yang bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat
Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika
dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini,
penerapan Good Governance diIndonesia belum dapat dikatakan berhasil
sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak
ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan
akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya
yang dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang
baik, diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap
publik mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan
pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut
agar kelak lebih baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan
lembaga – lembaga penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang
dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik
pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era
Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai agent of development
bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang
sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak
positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan
lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan
akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan
amanah

Anda mungkin juga menyukai