Kehilangan Berduka
Kehilangan Berduka
TIPE KEHILANGAN
• Merupakan reaksi pertama • Individu mulai • Ungkapan secara • Menunjukan sikap • Pikiran pada objek yang
pada fase ini adalah syok, menyadari akan verbal pada fase ini menarik diri, tidak hilang mulai berkurang.
tidak mempercayai kenyataan yang terjadi adalah; mau bicara atau
kenyataan • Tibul respon marah kenapa harus terjadi putus asa. • Ungkapan verbal pada
• Ungkapan verbal pada fase diproyeksikan pada pada saya ? , kalau fase ini adalah” apa yang
ini biasanya individu orang lain saja yang sakit bukan • Gejala pada fase ini dapat saya lakukan agar
mengatakan itu tidak • Reaksi fisik yang timbul saya,seAndainya saya individu menolak saya cepat sembuh, yah,
mungkin, “saya tidak adalah; muka merah, hati-hati. makan, mengeluh akhirnya saya harus
percaya itu terjadi” nadi cepat, gelisah, suslit tidur, letih, operasi”
• Perubahan fisik; letih, susah tidur, tangan dorongan libido
lemah, pucat, mual, diare, mengepal, serta perilaku menurun.
gangguan pernafasan, agresif.
detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan d. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
antara lain: Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain:
a. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil a. Isolasi sosial atau menarik diri
b. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan b. Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat- minat baru
c. Reaksi emosional yang lambat c. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan
Berduka adalah
Respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individudalam merespon kehilangan yang aktual
ataupun yang dirasakan seseorang,hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinyakehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
JENIS BERDUKA.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individuyang responnya dibesar-besarkan saat individu
kehilangan secara aktual maupunpotensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipeini kadang-kadangmenjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
FASE BERDUKA
Fase I -> Fase II -> Fase III -> Fase IV -> Fase V
Shock & Tidak Percaya Berkembang Restitusi Individu mulai menekan Kehilangan yang tak dapat
Kesadaran seluruh perasaan yang dihindari.
Individu berada pada fase ini Individu berusaha negatif dan bermusuhan
seringkali menolak menerima Individu mulai mencoba untuk Pada fase ini individu harus
terhadap almarhum.
kenyataan akan kehilangan merasakan adanya sepakat/damai dengan mulai menyadari arti
yang dialami. kehilangan secara perasaan yang Bisa merasa bersalah dan kehilangan. Sehingga pada
nyata/akut dan hampa/kosong, pada fase sangat menyesal tentang fase ini diharapkan
Individu mungkin menarik diri dari ini individu kehilangan kurang perhatiannya di
mungkin mengalami seseorang sudah dapat
lingkungan sekitar, duduk malas, masih tetap tidak dapat
putus asa,marahan, masa lalu terhadap menerima kondisinya.
atau pergi tanpa tujuan. menerima perhatian yang
perasaan bersalah, almarhum Kesadaran baru telah
Reaksi fisik yang timbul pada fase ini frustasi, depresi, dan baru dari seseorang yang berkembang.
adalah pingsan, diaporesis, mual, kekosongan jiwa bertujuan untuk
diare, detak jantung cepat, tidak bisa tiba- tiba terjadi. mengalihkan kehilangan
istirahat, insomnia dan kelelahan seseorang.
INTERVENSI kepada INDIVIDU
Pengkajian
a. BHSP
Hasil pengkajian didapatkan data yaitu:
b. Berdiskusi mengenai kondisi pasien
a. Perasaan sedih berkepanjangan, sering menangis.
c. Berdiskusi cara mengatasi berduka
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan d. Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang tersedia