4 Ikgm Laporan Ikgm Penyuluhan
4 Ikgm Laporan Ikgm Penyuluhan
Pembimbing:
drg. Vonny N. S. Wowor, MKes
Disusun Oleh:
Claudya Mundung, SKG (18014103018)
Dwi Suci R. Muchyar, SKG (18014103032)
Tanindy M. Sipayung, SKG (18014103025)
Vena Fernanda, SKG (18014102027)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat penyertaanNya
Pembuatan laporan ini yakni sebagai salah satu syarat untuk pemenuhan
tugas dan juga membantu instansi rumah sakit tersebut. Dalam hal ini membantu
hal-hal yang kurang dan perlu untuk diperbaiki di Rumah Sakit TNI AU Tk IV
Kami menyadari observasi dan penyusunan laporan ini tidak akan berjalan
jika tanpa bimbingan dari penanggung jawab bagian IKGM-P, kepala rumah sakit
dan bagian poli gigi serta seluruh staf yang ada di Rumah Sakit TNI AU Tk IV
Lanud Sam Ratulangi. Ucapan terima kasih yang hanya bisa kami berikan dan
biarlah laporan ini bisa bermanfaat untuk kita semua dan semoga Tuhan Yang
Gelombang 16B
i
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV ANALISIS
A. Kesimpulan ..................................................................................................115
B. Saran ............................................................................................................115
Lampiran .............................................................................................................117
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan
kemudian pada Pasal 40 ayat (1) disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal
tiga tahun sekali. Dari undang-undang tersebut diatas akreditasi rumah sakit
penting untuk dilakukan dengan alasan agar mutu dan kualitas diintegrasikan dan
1
11 Maret 1985. Status satuan kesehatan telah di ubah menjadi Rumah Sakit
Tingkat IV, namun pada saat itu sarana prasarana masih merupakan kondisi Seksi
Darurat telah di ajukan pada tanggal 30 April 1988 melalui Pangkalan TNI Sam
Provinsi Sulawesi Utara. Bangunan ini menempati areal tanah seluas 13.545 m2
dengan luas bangunan 6.033 m2. Berikut ini merupakan data dasar Rumah Sakit
77 tahun 2015 dengan sususnan Karumkit yang bertugas kepala rumah sakit;
Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga
pada penyelenggaraan rekam medis yang menjadi salah satu indikator mutu
pelayanan rumah sakit yang dapat diketahui melalui kelengkapan pengisian rekam
medis. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
yang telah diberikan kepada pasien. Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai
sebagai pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, alat bukti dalam proses
pelayanan kesehatan dan data statistik kesehatan. Sesuai dengan standar akreditasi
2
rumah sakit, sebagai bagian peningkatan kinerja, rumah sakit secara teratur
perlu diperhatikan. Salah satu yang dianggap mempunyai peranan yang penting
dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
dan mulut dalam hal ini praktik dokter gigi, sarana-sarana jasa layanan praktik
dokter gigi dari layanan kesehatan primer yang paling dekat dengan masyarakat,
misalnya Puskesmas, klinik pribadi, klinik bersama hingga layanan tingkat rumah
sakit perlu dikelola dengan optimal dan dalam hal ini sangat dibutuhkan suatu
sistem manajemen yang baik agar tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
3
3. Bagaimana sistem informasi manajemen Rumah Sakit TNI AU TK IV Lanud
Sam Ratulangi?
Ratulangi?
C. Tujuan Penelitian
Sam Ratulangi.
Ratulangi.
4
D. Manfaat Penelitian
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan
pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum.
Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau yang dirawat sebagai
individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap seperti itu pelayanan
dan holistik).
Pelayanan RS di Indonesia saat ini sudah bersifat padat modal, padat karya,
dan padat teknologi dalam menghadapi persaingan global. Dalam hal rujukan
6
sangat erat kaitannya dengan klasifikasi Rumah Sakit. Ada empat jenis RS
Kelas RS yang lebih tinggi (A) mengayomi kelas Rumah Sakit yang lebih rendah
melalui dua sistem rujukan yaitu sistem rujukan kesehatan (berkaitan dengan
upaya promotif dan preventif seperti bantuan teknologi, bantuan sarana dan
staf, tersedianya peralatan yang lebih canggih, dan lebih sempurnanya sistem
kesehatan RS
dan RS Swasta yang menggunakan dana investasi dari sumbar dalam negeri
(PMDN) dan sumber luar negeri (PMA). Jenis RS yang kedua adalah RS Umum,
RS Jiwa, RS Khusus (mata, paru, kusta, rehabilitasi, jantung, kanker, dsb). Jenis
7
kelas C dan RS kelas D (Kepmenkes No.51 Menkes/SK/II/1979). Pemerintah
susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum di Indonesia antara lain
kesehatan
8
7) Sebagai tempat penelitian
a. Direktur
tugas untuk menyiapkan fasilitas agar pelayanan medik dan keperawatan dapat
9
terlaksana dengan baik. Instalasi RS dipimpin oleh seorang kepala yang diberikan
jabatan non struktural. Beberapa jenis instalasi RS yang ada pada RS kelas A
adalah instalasi rawat jalan, rawat darurat, rawat inap, rawat intensif, bedah
menghimpun anggota yang terdiri dari para kepala Staf Medik Fungsional (SMF).
KM diberikan dua tugas utama yaitu menyusun standar pelayanan mediks dan
etika profesi.
Semua kepala SMF diangkat oleh Dirjen Yan. Medik Depkes RI berdasarkan
usulan dari Direktur RS. Dengan mengkaji struktur organisasi dan tugas-tugas
pokok RS, dapat dibayangkan bahwa manajemen sebuah RS hampir mirip dengan
manajemen hotel. Yang berbeda, tujuan mereka yang berkunjung dan jenis
pelayanan medis karena kejadian sakit yang dideritanya, sedangkan mereka yang
10
Pembentukan KM di RS sangat diperlukan untuk membantu tugas-tugas
berdasarkan SK Dirjen Yan. Medik Depkes RI sesuai dengan usul Direktur RS.
Masa kerja Wadir KM adalah tiga tahun. Di bawah Wadir KM terdapat panitia
infeksi nasokomial, panitia rekam medis, farmasi da terapi, audit medik, dan etika.
SMF yang menggantikan UPF (Unit Pelaksanaan Fungsional) terdiri dari dokter
kelas A jumlah SMF yang dimiliki minimal 15 buah yakni (1) Bedah (2)
Kesehatan Anak (3) Kebidanan dan Penyakit Kandungan (4) Penyakit Dalam (5)
Penyakit Saraf (6) Penyakit Kulit dan Kelamin (7) THT (8) Gigi dan Mulut (9)
Mata (10) Radiologi (11) Patologi Klinik (12) Patologi Anatomi (13) Kedokteran
yang dibagi lagi menjadi subbagian dan seksi (sesuai dengan SK Menkes No.
134).
Susunan RSU kelas B hampir sama dengan kelas A. Bedanya hanya terletak pada
jumlah dan jenis-jenis masing-masing SMF. Untuk RSU kelasB tidak ada
subspesialisasinya.
dengan kelas A dab B. Di sini tidak ada wakil direktur, tetapi dilengkapi dengan
11
staf khusus yang mengurus administrasi. Kondisi ini berpengaruh pada jenis
pelayanan medis dan jumlah staf profesional (medis dan paramedis) yang
akan pelayanan kesehatan juga akan ikut menentukan peningkatan kelas sebuah
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang
a. Medik :
penunjang
5) 1 dokter gigi untuk setiap jenis pelayanan medik spesilis gigi mulut
b. Kefarmasian :
12
c. Keparawatan :
sakit
merupakan salah satu faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi
untuk memenangkan persaingan global, begitu juga oleh perusahaan penyedia jasa
pelayanan kesehatan.
Jakarta banyak sekali usaha rumah sakit dengan kualitas pelayanan dan peralatan
medis yang prima dapat kita temukan di setiap sudut kota, sehingga masyarakat
konsumen yang tadinya harus ke luar negeri demi servis dan kualitas dokter yang
sakit di kota besar seperti Jakarta dapat kita jumpai pelayanan Unit Gawat Darurat
13
Bahkan ada rumah sakit yang menyediakan tempat dan sarana lengkap seperti
laboratorium dengan tenaga analis, radiologi dan tempat perawatan yang serba
spesialis yang terkenal dan pengelola rumah sakit menganggap dokter spesialis
Performance Excellence for Health Care based on MBNQA terdiri dari 7 kategori,
yaitu: Health Care Results, Patient -and Other Customer- Focused Results,
Financial and Market Results, Staff and Work System Results, Organizational
pengukuran tepat maka perusahaan akan menjadi perusahaan kelas dunia yang
dapat dilihat dari fungsi perencanaan rumah sakit dan fungsi pergerakan dan
Perumahsakitan Kemenkes RI
14
Gambar 2. Alur IGD
15
Gambar 4. Alur Pasien
suatu masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat baik secara
horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
vertikal dalam arti rujukan dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu.Secara horizontal dalam arti rujukan antar unit
ini telah diatur melalui Permenkes No. 1 tahun 2012. Macam dan Sistem Rujukan
teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab serta asal usul penyakit atau kejadian luar biasa
17
suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam,
2) Rujukan eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit unit dalam
1) Rujukan Medis
2) Rujukan Kesehatan
18
i. Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bantuan.
massal.
vi. Saran dan teknologi untuk penyediaa air bersih atas masalah
sebagainya.
atau tenaga kesehatan lainnya, dan sebagai dokumen otorisasi atau pemberian
tindakan medis.
19
Menurut Huffman yang di kutip oleh Dahlan Susilo (2010) rekam medik
rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
tentang Rekam Medik dijelaskan bahwa rekam medik adalah berkas yang
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Rekam medis yang baik adalah rekam medik yang memuat semua
atau kesehatan dan yang lainnya. Berikut merupakan peran rekam medik
secara umum:
20
ii. Untuk membuktikan bahwa seluruh proses penanganan dan tindakan
sebagai ALFRED:
pembuktian di pengadilan.
iii. Financial value, yaitu rekam medik dapat dijadikan dasar untuk
pasien.
iv. Research value, yaitu data rekam medik dapat dijadikan bahan
kesehatan.
21
vi. Documentation value, yaitu rekam medik bermanfaat sebagai
Rekam medik gigi atau yang sering juga disebut sebagai dental
keseluruhan.
Apabila rekam medik gigi dapat dijaga dengan baik, akan memiliki
22
i. Catatan rekam medik sangat penting untuk perawatan gigi yang
perawatan.
forensik.
i. Identitas Pasien
Data identitas pasien cukup di isi sekali saja pada saat pasien
23
ditangani secara cukup diisi nama dan alamat saja, data lainnya
minimal berisi:
c) Nama
d) Jenis kelamin
g) Pekerjaan
minimal berisi:
a) Golongan darah
24
c) Adakah kelainan hemofilia
HIV
iii. Odontogram
pada bagian awal dari lembar rekam medik gigi, setelah data
25
d) Jika sebelum satu tahun sudah sangat banyak restorasi
c) Hubungan oklusi
berisi:
a) Tanggal kunjungan
26
Rekam medik kedokteran gigi adalah suatu dokumentasi yang sistematis
dan akurat.
selalu mendapat nomor yang baru. Pada sistem ini, KIB dan KIUP
menggunakan formulir.
maupun pasien rawat inap dan gawat darurat serta bayi baru lahir.
27
pertama kali pasien datang ke rumah sakit atau puskesmas, dan
sangat diperlukan.
dibanding cara SNS. Tapi kekurangan ini dapat diatasi dengan cara
membuat dua loket yaitu loket untuk pasien baru dan pasien lama.
Untuk loket pasien lama dibedakan menjadi dua lagi, yaitu untuk
pasien lama yang membawa KIB dan pasien lama yang tidak
membawa KIB.
28
Kemudian setelah selesai pelayanan, berdasarkan nomor rekam
dokumen rekam medis baru dan lama dijadikan satu, dan yang
sistem ini yaitu pelayanan menjadi lebih cepat karena semua pasien
29
d. Menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis, untuk disimpan
(2000) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena
dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan.
Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu
dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung
30
Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan
tersebut ke lingkungan.
atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling
informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses
31
a. Administrasi pelayanan; meliputi biaya administrasi pendaftaran
g. Rehabilitasi medis
h. Pelayanan darah
rawat inap di fasilitasi kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS tempat
pasien dirawat berupa pemulasaran jenazah dan tidak termasuk peti mati.
Cakupan pelayanan rawat inap tingkat lanjutan adalah sesuai dengan seluruh
non intensif dan perawatan inap intensif dengan hak kelas perawatan sebagaimana
berikut;
32
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan
kelas III.
keluarganya.
negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 1,5 (satu koma lima)
kelas III.
33
2) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil
keluarganya;
3) Aggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI yang setara Pegawai
anggota keluarganya;
6) Janda, duda atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis
kemerdekaan.
negeri dengan gaji atau upah di atas 1,5 (satu koma lima) sampai
kelas I.
a. Tarif dari luar paket INA CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh
34
b. Alat kesehatan di luar paket INA CBG’s ditagihkan langsung oleh
c. Alat kesehatan diuar paket INA CBG’s adalah pelayanan yang dibatasi,
yaitu:
d. Jenis alat kesehatan di luar paket INA CBG’s adalah sebagai berikut:
1) Kacamata
4) Protesa gigi
6) Collar neck
7) Kruk
yang berlaku.
35
6. Karies dentin K.02.1
7. Karies Sementum K.02.2
8. Atrisi Gigi K.03.0
9. Abrasi Gigi K.03.1
10. Granuloma gigi/resorbsi patologis K.03.3
11. Hipersementosis K.03.4
12. Kalkulus subgingival / supragingival K.03.6
13. Pulpitis Reversibel/ Irreversibel K.04.0
14. Gangren Pulpa/Gangren Radix/Gigi nonvital K.04.1
15. Apikal Periodontitis Akut K.04.4
16. Apikal Periodontitis Kronis K.04.5
17. Abses periapikal dengan sinus K.04.6
18. Abses periapikal tanpa melibatkan sinus K.04.7
19. Kista radicular K.04.8
20. Gingivitis Akut K.05.0
21. Gingivitis Kronis K.05.1
22. Periodontitis Akut/Perikoronitis Akut K.05.2
Periodontal abses/Gumboil
23. Periodontitis Kronis/Perikoronitis kronis K.05.3
24. Periodontitis karena kalkulus K.05.6
25. Resesi Gingiva K.06.0
26. Pembengkakan gingival K.06.1
27. Epulis/kelainan pada gingival K.06.8
28. Crowding/ Diastema/ malposisi gigi K.07.3
29. Kelainan sendi temporomandibular K.07.6
30. Akar yang tertinggal /retained dental root K.08.3
31. Dry Socket K.10.3
32. Stomatitis/Sariawan K.12.0
36
4. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
setempat.
Per 1 Januari 2014, produk jaminan kesehata nasional dilebur menjadi satu,
Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS
termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia
dan telah membayar iuran. Peserta BPJS Kesehatan dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu:
37
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi
Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2)
promosi kesehatan.
masalah kesehatan/penyakit.
38
4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
Puskesmas, klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam UU Kesehatan,
serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini setiap orang atau pasien dapat
Masyarakat atau pasien dalam hal ini menuntut pihak pelayanan kesehatan yang
baik dari beberapa institusi penyelenggara di atas agar kinerjanya dapat dirasakan
oleh pasien dan keluarganya, dilain pihak pemerintah belum dapat menerapkan
dibutuhkan tenaga kesehatan yang baik, terampil dan fasilitas rumah sakit yang
baik, tetapi tidak semua institusi pelayanan medis tersebut memenuhi kriteria ter
39
2. Alur Pasien
dapat ditangani.
bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter gigi
Amerika Serikat, pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang terdiri dari
40
mandiri. Dental assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter
mulut pasien.
gigi diluar dokter gigi yaitu perawat gigi dan tekniker gigi. Perawat gigi bertugas
seperti dental assistant dan dental hygienist, sedangkan Tekniker Gigi bertugas
sama seperti dental technician. Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi
dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien yaitu dokter gigi
dan perawat gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling mendukung, ini
Konsep Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan
dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi
dengan sisi dental asistant disebelah kiri pasien.Oleh karena itulah konsep Four
Handed Dentistry menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat
kedokteran gigi.
3. Pembiayaan
terlibat di dalam sektor kesehatan (khususnya rumah sakit) atas dasar prinsip
41
of Health Care Organization, yang dikutip oleh Zulfendri, yaitu mengenai sumber
berikut:
Penyelenggaraan /
Supplier Unit Pelayanan Community
Kesehatan
mana sistem pembayaran dapat membayar sendiri atau asuransi. Secara garis
adalah dari:
42
antara lain berasal dari WHO, UNICEF serta pinjaman luar negeri dan
Raharja.
sebagai berikut :
(Spoon Excavator
Eksavator Sendok Ukuran Besar 1 Buah
Medium)
Berbentuk 1 Buah
Double
(Spoon Excavator Large)
Ended Applier and Carver 1 Buah 1 Buah
Spatula Plastic 1 Buah 1 Buah
Hatchet 1 Buah 1 Buah
Batu Asah 1 Buah 1 Buah
2. Bein Lurus Besar 1 Buah 1 Buah
3. Bein Lurus Kecil 1 Buah 1 Buah
Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet 1 Set
4. 1 Set
Handpiece (Kecepatan Tinggi) (Round, Inverted dan
5. Bor Intan Contra Angle Handpiece Convetional 1 Set 1 Set
Fissure)
6. (Kecepatan Berujung
Ekskavator Rendah) (Round, Inverted Dan Fissure)
Dua (Besar) 5 Buah 5 Buah
7. Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 5 Buah 5 Buah
8. Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm) 1 Buah 1 Buah
9. Handpiece Contra Angle 1 Buah 1 Buah
10. Handpiece Straight 1 Buah 1 Buah
11. Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 5 Buah 5 Buah
12. Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar) 1 Buah 1 Buah
13. Set Kursi Gigi Elektrik yang terdiri dari :
Kursi Gigi 2 Buah 2 Buah
Cuspidor Unit 2 Buah 2 Buah
Meja Instrument 2 Buah 2 Buah
Foot Controller untuk Handpiece 2 Buah 2 Buah
Kompresor Oilless 1 PK 2 Buah 2 Buah
14. Jarum Exterpasi 1 Set 1 Set
15. Jarum K-File (15-40) 1 Set 1 Set
16. Jarum K-File (45-80) 1 Set 1 Set
17. Light Curing 1 Buah 1 Buah
18 Micromotor Dengan Straight dan Contra Angle 1 Buah 1 Buah
19. HandpieceJari
Pelindung (Low Speed Micromotor Portable) 1 Buah 1 Buah
20. Pemegang Matriks (Matrix Holder) 1 Buah 1 Buah
21. Penahan Lidah 1 Buah 1 Buah
22. Pengungkit Akat Gigi Kanan Distal (Cryer Distal) 1 Buah 1 Buah
23. Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial) 1 Buah 1 Buah
24. Penumpat Plastis 1 Buah 1 Buah
25. Periodontal Probe 1 Buah 1 Buah
26. Penumpat Semen Berujung Dua 1 Buah 1 Buah
27. Pinset Gigi 5 Buah 5buah
28. Polishing Bur 1 set 1 set
44
29. Skeler Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel / 1 Buah 1 Buah
31. Mesial)
Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Chisel 1 Buah 1 Buah
32. Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type Chisel / 1 Buah 1 Buah
/Mesial)
Mesial)Standar, Black Kiri dan Kiri (Type Chisel / 1 Buah
33. Skeler 1 Buah
34. Mesial)
Skeler Ultrasonik 1 Buah 1 Buah
35. Sonde Lengkung 5 Buah 5 Buah
36. Sonde Lurus 5 Buah 5 Buah
37. Spatula Pengaduk Semen 1 Buah 1 Buah
38. Spatula Pengaduk Semen Ionomer 1 Buah 1 Buah
39. Set Tang Pencabutan Dewasa (Set)
Tang Gigi Anterior Rahang Atas Dewasa 1 Buah 1 Buah
Tang Gigi Premolar Rahang Atas 1 Buah 1 Buah
Tang Gigi Molar Kanan Rahang Atas 1 Buah 1 Buah
Tang Gigi Molar Kiri Rahang Atas 1 Buah 1 Buah
Tang Molar 3 Rahang Atas 1 Buah 1 Buah
Tang Sisa Akar Gigi Anterior Rahang Atas 1 Buah 1 Buah
8. Masker Kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
IV. Meubelair
Kebutuhan Kebutuhan
46
5. Surat Keterangan Sakit Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
Standar ini digunakan sebagai acuan untuk menyiapkan sarana dan prasarana
a. Fasilitas
cukup
baik
b. Peralatan
1) Peralatan penyuluhan
2) Lemari peralatan
d. Dokumen terkait
3. Standar Pelayanan
a. Pelayanan pencegahan
47
Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan: pemeriksaan gigi dan
mulut, nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai hygiene mulut, dan
3) Fissure sealent
4) Restorasi tumpatan
1) Pencatatan
2) Rekam medik
2) Anamnesa
3) Perjalanan penyakit
48
8) Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan
9) Rujukan
d. Pelaporan
1) Laporan triwulan
2) Dokumen terkait
5) Formulir laporan
49
Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi adalah
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah
satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis
seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan,
Ruang periksa merupakan ruang utama dalam praktik dokter gigi, tata letak
bagi dokter gigi, perawat gigi, berserta pasiennya ketika proses perawatan
dilakukan. Ukuran minimal ruang perawatan untuk satu dental unit adalah 2,5 X
3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah dental unit, mobile
cabinet, serta dua buah dental stool. Unsur penunjang lain dapat turut dimasukan
seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.
dental unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-
turunkan.Pada saat posisi rebah panjang dental unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di
belakang dental unit diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk operator’s zone dan
static zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah dental unit dengan
dinding belakang atau dental cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 Meter;
sementara jarak antara ujung bawah dental unit dengan dinding depan minimal
0,5 Meter. Dental unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila tray dalam
50
kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 cm. Jarak dari tiap
sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di operator’s zone dan asistant’s zone.
Mobile cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan
digunakan pada saat perawatan diletakan di static zone. Zona ini tidak akan
terlihat oleh pasien dan terletak diantara operator’s zone dan assistant zone
sehingga baik dokter gigi maupun perawat gigi akan dengan mudah mengambil
bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan bila mobile cabinet lebih
dari satu, maka mobile cabinet kedua diletakan di operator’s zone. Alat besar
terakhir yang berada di ruang perawatan adalah dental cabinet sebagai tempat
bufet setengah badan seperti kitchen cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila
hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di static zone, sedangkan bila berbentuk L,
5. Kontrol Infeksi
tidak lepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung atau tidak
infeksi lebih tinggi pada praktik kedokteran gigi. Dokter gigi didefinisikan
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang dituntut untuk bertanggung jawab secara
luas dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat yang ada, maupun dalam bidang
51
ilmu kesehatan gigi secara khusus di klinik gigi. Kontrol infeksi adalah upaya
dalam praktik.
gigi dan mulut dan pasien lain, menghadapi risiko terkena penyakit infeksi.
Staf harus dilatih untuk dapat menilai tingkat resiko dan kemungkinan akibatnya,
mengenali situasi ketika terjadi paparan dan mengetahui cara mencegah atau
sedemikian rupa, terpisah dari ruang kerja namun mudah diakses oleh para staf.
Untuk mengurangi potensi terjadinya kontaminasi pada ruangan steril, area ini
harus memiliki jalur yang membatasi hanya petugas yang dapat memasuki
ruangan ini. Proses dekontaminasi peralatan adalah rangkaian proses yang terdiri
1) Kewaspadaan Standar
52
b. Surveilans
e. Kewaspadaan Standar
1) Kebersihan tangan
4) Manajemen lingkungan.
9) Etika batuk.
1) Transmisi airborne/udara.
2) Transmisi droplet/percikan.
3) Transmisi kontak.
Gigi
infeksi silang baik pada pasien atau tenaga pelayanan kesehatan gigi, penting
untuk beranggapan bahwa setiap darah dan cairan tubuh pasien berpotensi
53
berpenyakit infeksi dan dapat menular, maka penting untuk dilakukan
a. Kewaspadaan Standar
menggunakan sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor (termasuk
permukaan dalam ruang praktik termasuk peralatan, gigi palsu, cetakan gips.
Lamanya mencuci tangan 40-60 detik. Jika tangan tidak tampak kotor,
berbasis alkohol, lamanya 20-30 detik. Metoda dan tata cara mencuci tangan
dalam “hand hygiene” tergantung pada beberapa tipe dan prosedur, tingkat
digunakan pada kulit. Untuk pelaksanaan rutin dalam praktik dokter gigi dan
prosedur non bedah, mencuci tangan dan antiseptik dapat dicapai dengan
disposable atau yang diisi ulang, dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu
54
sebelum diisi ulang.Jangan diisi ulang cairan antiseptik sebelum dibersihkan
bands, pecahan instrumen metal dan bur pada kontainer yang tepat
5) Darah, cairan suction atau limbah cair lain dibuang ke dalam drain
kepada keluarga.
c. Manajemen Lingkungan
permukaan lingkungan.
pemukaan lingkungan.
55
4) Pasang pelindung permukaan untuk mencegah permukaan kontak
pasien.
11) Hindari penggunaan karpet dan furniture dari bahan kain yang
instrumen.
56
2) Ganti linen diantara pasien.
penyimpanan.
disinfector).
peralatan.
penyimpanan.
57
f. Perlindungan Kesehatan Karyawan (Immunisasi)
tersebut.
kepada mahasiswanya.
pernyataan tidak bersedia yang dibuat oleh institusi dan diketahui oleh
pimpinan.
58
g. Penanganan Pasien
7) Jumlah alat diagnostic set yang tersedia minimal 1⁄2 jumlah rata-rata
8) Perjelas area yang dikhususkan bagi bahan dan alat yang telah
penyimpanan.
10) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perawatan sebelum
h. Perlindungan diri
59
Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut wajib menggunakan Alat
1) Sarung tangan
darah atau cairan tubuh lainnya. Sarung tangan harus diganti tiap pasien,
permukaan meja kerja, yaitu sarung tangan rumah tangga (utility gloves)
2) Masker
akibat kontaminasi aerosol serta percikan saliva dan darah dari pasien
60
wajah sehingga menutup mulut dan hidung dengan baik.Ganti masker
diantara pasien atau jika masker lembab atau basah dan ternoda selama
3) Kacamata Pelindung
berganti pasien.
4) Baju Pelindung
dan melindungi kulit dari kontaminasi darah dan cairan tubuh. Baju
pelindung ini harus dicuci setiap hari dan terbuat dari bahan yang dapat
dicuci dan dapat dipakai ulang (kain), tetapi dapat juga terbuat dari bahan
kertas kedap air yang hanya dapat sekali pakai (disposable). Lepaskan
61
ii. Setelah selesai perawatan dan seluruh instrumen kotor telah
sarung tangan.
5) Metode sterilisasi
62
ii. Bila menggunakan autoklaf digunakan temperatur 121°C, tekanan
63
dibungkus dan disterilkan kembali
air).
iii. Dengan panas kering pada suhu 180oC selama 1 jam atau 160oC
selama 2 jam
iv. Disinfeksi dengan bahan kimia (misal larutan klorin 0,5%) untuk
bahan yang cepat rusak bila terkena panas misalnya sarung tangan
64
karet (utility gloves)
tingkat tinggi.
65
Tabel 3. Sterilisasi berdasarkan kategori alat
Kategori Alat Direbus Panci Panas Autoklaf Desinfeks
Tekan Kering i
Alat Kritis ✔ ✔ ✔ ✔
antiseptik.
1) Sterilants
i. Glutaraldehyde
i. Hydrogen peroxide
iv. Iodophors
v. Synthetic Phenols
66
vi. Quaternary Ammonia Compounds
CHLORHEXIDINES
Hibiscrubsurgic
Cairan chlorhexidinegluconate 4% Cuci tangan
al scrub
untuk disinfeksidental
Bio Blue Biocide waterline unit dan botol
penampungan
IODOPHORS
67
Betadine surgical
Povidone iodine 7.5%solution Cuci tangan
scrub
ALCOHOLS
Purell,Sterillium,
Alcohol gel/solutions Hand rub
Desderman
Disinfektan permukaan
Azowipes atau
70% Isopropyl alkohol wipes keras bedahatau
Cliniwipes
permukaan luar handpiece
Haz-Tabstablet
SodiumDichloroisocyanuratesoluti
or granulesPresep Tumpahan darah atau
on tablet 4.75 g (= 2.5 g chlorine)
t tablets or cairan tubuhlainnya
atau granul
granules
Disinfektan permukaan
Sodium hipoklorit +detergen Chloros
keras bedah
TRICLOSAN
Disinfektan tangan
Triclosan 2% Aquasept
PHENOLIC
Disinfektan permukaan
Hycolin 2% solution Stericol
lingkungan,misal lantai
PERACETIC ACID
68
Disinfektan tingkat tinggi
untuk instumen yang labil
Nu-cidexGigasept
Peracetic acid terhadap panas,hanya
PA
untuk prosedur dengan
resikosedang dan rendah
c. Gunakan kode warna dan label kontainer, warna kuning untuk limbah
pecahan instrumen metal dan bur pada kontainer yang tepat yaitu tahan
e. Darah, cairan suction atau limbah cair lain dibuang ke dalam saluran
dan lain-lain).
69
2) Purifikasi biologis sekunder: pengendapan sebagian besar mikroba
bakteri : 90 – 95%, virus dan cacing. Pada tahap ini efluen masih
pasir cepat.
instalasi yang mampu mengolah limbah cair klinis yang berbahaya menjadi
aman untuk dibuang di alam atau badan air.Air limbah yang berasal dari
rawat inap harus diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak
70
BAB III
HASIL OBSERVASI
71
Gambar 6. Struktur Organisasi
KARUMKIT
TAUD KAMINMED
DUKKES GADAR
WATUM JANGKES
drg. Christi Mario Nesa, MKES dr. Atler Khairul Muslim RADIOLOGI LAB APOTIK
GUDANG JANGWAT
PAKES PAKES
PAKES
72
2. Profil Rumah Sakit
seluas 13.545 m2 dengan luas bangunan 6.033 m2. Berikut ini merupakan data
1985 tanggal 11 Maret 1985. Status satuan kesehatan telah di ubah menjadi
Rumah Sakit Tingkat IV, namun pada saat itu sarana prasarana masih
dalam pengadaan Unit Gawat Darurat telah di ajukan pada tanggal 30 April
kesehatan kepada para anggota TNI AU dan masyarakat sekitar. Rumah Sakit
Dinkesau/3501/IV/2010.
73
Dalam perkembangannya, rumah sakit terus berbenah dengan
penunjang Laboratorium. Pada tahun 2014 dibuka 1 kamar operasi dan Ruang
Recovery (Pemulihan), seiring dengan datangnya alat - alat baru dari Dinas
74
6) Sersan Udara I Maman Suherman dan Pelda Arnold Oey (1978-
1985)
1) Visi
2) Misi
75
i. Melaksanakan dukungan kesehatan pada setiap operasi dan
Manado
1. Jumlah Dokter
76
Tabel 6. Jumlah Dokter
No Jenis tenaga Jumlah
Jumlah 34 Orang
Jumlah perawat, bidan, apoteker, dan asisten apoteker di Rumah Sakit TNI
Tabel 7. Jumlah Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Apoteker, dan Asisten Apoteker
77
No Jenis tenaga Jumlah
1 Perawat 27 Orang
2 Perawat Gigi 1 Orang
3 Bidan 6 Orang
4 Apoteker 2 Orang
5 Asisten Apoteker 6 Orang
Jumlah 42 Orang
TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi, tercantum dalam tabel dibawah ini.
Tabel 8. Jumlah Tenaga Ahli Gizi, Tenaga Analisis Kesehatan, Tenaga Analisis
Laboratorium, Tenaga Perekam Medis, dan Tenaga Non Medis
No Jenis tenaga Jumlah
Jumlah 13 Orang
78
4. Jumlah Petugas Kebersihan dan Petugas Keamanan
Jumlah 4 Orang
Dari hasil wawancara pada saat dilakukan observasi Sistem informasi yang
1. Rekam Medis
Rekam medis yang digunakan di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
Ratulangi disesuaikan dengan poliklinik bagian. Rekam medis ini terdiri dari
nomor kartu pasien serta identitas pasien berupa nama, umur, alamat, nama
suami/istri, agama pekerjaan dan jenis kelamin. Kemudian terdapat tiga kolom
79
Berikut ini merupakan contoh Rekam Medis di Rumah Sakit TNI AU TK. IV
Rekam medis yang digunakan di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
a. No.RM
b. Nama
c. Jenis kelamin
d. Umur
1) Tanggal
3) Terapi
4) Kode Diagnosa
dengan sistem pembiayaan JKN dalam bentuk BPJS Kesehatan, termasuk di poli
gigi yang melayani pasien dengan keluhan pada kesehatan gigi dan mulut.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan oleh pasien peserta
JKN di poli gigi yaitu semua pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang disediakan
dan dapat dilakukan di poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
81
Ratulangi. Pelayanan pasien JKN di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
fasilitas kesehatan masing-masing pasien peserta JKN. Saat tiba di Rumah Sakit
TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi dengan rujukan, alur pelayanan pasien
peserta JKN di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi sama dengan
alur pelayanan pasien umum, yang membedakan hanya pada saat pembayaran.
1. Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas Pelayanan
v. UGD
82
vi. Klinik Mata
3) Instalasi Penunjang
instruksi untuk menuju poli klinik sesuai dengan keluhan pasien, atau menuju
dokter di poliklinik, maka obat dapat diambil di apotek rumah sakit. Setelah
Jika memerlukan perawatan yang lebih lanjut tetapi tidak dapat dilakukan
83
lebih lanjut. Untuk pasien UGD, akan menerima perawatan lebih lanjut
c. Sistem Rujukan
Mapanget, Kota Manado hanya melakukan dua jenis rujukan yaitu itu
asuransi lainnya). Rujukan manual dilakukan rujukan dari poli – poli yang
ada di RSUD ke rumah sakit tipe C (sarana dan prasarana yang lebih
lengkap) atau ke rumah sakit tipe B, misalnya dari poli Rumah Sakit TNI AU
rujukan yang saat ini dipakai di Rumah Sakit yaitu rujukan internal dan
eksternal
1) Rujukan Internal
dapat memeriksakan diri ke poli lain dengan rujukan internal dari poli
diperkenankan untuk memeriksa di poli lain di hari tersebut, hal itu dapat
2) Rujukan Eksternal
84
Rujukan eksternal di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
lainnya.
d. Alur Rujukan
akan dituju. Pasien yang mendaftar di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
yang dituju dan nomor rekam medik pasien, selanjutnya rekam medik
Pada saat merujuk ke rumah sakit yang lain dan pasien menggunakan
85
iii. Petugas pendaftaran akan memberikan nama dan nomor rekam
dipanggil
pasien
86
iii. Petugas pendaftaran akan memberikan nama dan nomor rekam
didistribusikan ke poli.
tingkat tiga.
Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi memiliki poli gigi dan
87
sementara, devitalisasi, avulsi, splinting, pencabutan gigi impaksi yang tidak
rumit dan sudah tersedia foto rontgennya, dan perawatan lainnya tidak
dilakukan karena terbatasnya alat dan bahan yang disediakan di poli gigi dan
174 pasien dengan jumlah pasien BPJS 162 pasien dan pasien umum dengan
Adapun jumlah tenaga medis di Poli Gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV
Jumlah 3 Orang
Pasien yang memiliki keluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut akan
88
Saat pasien masuk ke dalam ruang perawatan, dokter gigi akan
sesuai dengan kasus yang didapatkan. Lalu Dokter gigi akan mengisi rekam
medis yang dibawa oleh pasien dari bagian pendaftaran. Setelah itu, dokter
gigi akan melakukan tindakan sesuai dengan rencana perawatan yang telah
ditentukan. Pasien mendapat resep oleh dokter gigi jika diperlukan dan
rumah sakit. Jika pasien mengalami masalah kesehatan secara umum yang
Petugas RM membawa RM
ke poli gigi
89
Sedangkan untuk pasien yang memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) seperti BPJS kesehatan, alurnya ialah pasien datang ke bagian loket
mencetak surat eligbilitas peserta BPJS dan dikonfirmasi oleh pihak rumah
sakit, melakukan legalisasi surat eligbilitas dan setelah itu pasien akan
1) Rujukan Internal
90
Rujukan internal pada poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
poli gigi yang dirujuk ke poli lain biasanya memiliki penyakit sistemik
seperti hipertensi dan diabetes melitus. Poli lain yang menjadi tujuan
rujukan biasanya poli umum dan penyakit dalam. Dokter gigi membuat
rujukan, maka pasien akan dirujuk balik ke poli gigi disertai dengan surat
rujukan balik, namun pasien akan ditangani di poli gigi dihari berikutnya
perawatan (satu poli) per hari. Selain merujuk pasien ke poli lain, Poli
rujukan.
untuk dipanggil.
91
c) Pasien masuk ke ruang pemeriksaan di poli lain/poli
pemeriksaan.
kepada pasien.
poli rujukan.
Poli Gigi
Poli Umum
Poli Penyakit Dalam
Poli Anak
Poli Kebidanan &
Kandungan
Ruang Tunggu Poli Bedah
Poli Saraf
Poli THT
Poli Mata
Keterangan :
92
Gambar 10. Alur rujukan antar poli (poli gigi ke poli lain dan sebaliknya)
Namun, tidak tersedia alat X-ray sehingga untuk saat ini apabila terdapat
pasien yang hendak dilakukan foto rontgen maka akan dirujuk ke RSUP Prof.
2) Rujukan Eksternal
pelayanan kesehatan tingkat tiga yaitu RSUP Prof. Dr. Kandou Manado.
Pasien yang dirujuk ke RSUP Prof. Dr. Kandou Manado yaitu pasien
93
surat rujukan kepada pasien dan pasien menuju ke bagian administrasi
1. Kontrol Infeksi
Kontrol infeksi mengacu pada kewaspadaan standar atau yang dikenal dengan
yang perlu diikuti ketika melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan
darah, semua cairan tubuh dan sekrsesi, ekskresi (kecuali keringat), kulit dengan
luka terbuka dan mukosa yang bertujuan untuk melindungi dokter gigi, pasien dan
staf dari paparan objek yang infeksius selama prosedur perawatan berlangsung.
sampah medis.
Berdasarkan hasil observasi, pasien yang datang ke poli gigi Rumah Sakit
keluhan utama dan riwayat penyakit yang mungkin dimiliki oleh pasien. Untuk
melakukan pemeriksaan klinis oleh dokter gigi, perawat menyediakan alat steril
berupa alat diagnostik tanpa menggunakan sarung tangan. Alat yang steril diambil
94
Setelah melakukan pemeriksaan klinis, dokter gigi menetapkan diagnosa
kemudian mengambil rencana perawatan, hal ini lalu didiskusikan dengan pasien.
bahan yang dibutuhkan untuk perawatan. Pasien memakai pengalas dada saat
perawatan sehingga cairan yang terkontaminasi tidak dapat mengenai baju pasien.
Selain itu, dokter gigi maupun perawat gigi mencuci tangan, baik sebelum
dental unit (head rest, arm rest, lampu penerang, saklar, meja kabinet). Oleh
karena itu, penting untuk melindungi permukaan kerja dengan penutup sekali
Setelah selesai perawatan, dokter gigi membuang sarung tangan bekas pakai
yang telah terkontaminasi di tempat sampah medis. Kemudian pasien turun dari
dental unit dan menerima instruksi pasca perawatan serta mendapatkan resep
sesuai indikasi medis jika diperlukan. Perawat merapikan alat dan bahan yang
alkohol). Alat yang telah terkontaminasi dibawa oleh perawat menuju bagian
sterilisasi yang berada di ruangan OK. Jenis sterilisasi yang digunakan ialah
95
sterilisasi basah. Setelah selesai steril, alat disimpan kembali di lemari
Poli Gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi memiliki tiga
tempat pembuangan yaitu tempat sampah medis, non medis, dan safety box.
medis seperti sarung tangan, masker, suction, kapas, kasa dan bahan lain
b. Tempat sampah non medis untuk membuang limbah non medis seperti
menimbulkan kontaminasi.
c. Safety box sebagai tempat pembuangan limbah medis yang tajam seperti
jarum suntik yang memiliki potensi yang besar untuk infeksi silang.
sekali yaitu pada hari Rabu, sampah tersebut di tampung di ruangan khusus yaitu
ruangan TPS LB3 sampai sampah tersebut di angkut oleh pihak ke tiga dalam hal
ini pihak Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi bekerjasama
dengan pihak ke tiga sedangkan limbah cair langsung diolah di Rumah Sakit TNI
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berada di samping belakang Rumah Sakit.
3. Four-handed dentistry
96
Dalam mengerjakan perawatan kepada pasien, dokter gigi sebagai operator
dibantu oleh perawat gigi sebagai asisten. Asisten bertugas menyediakan serta
menyusun alat dan bahan di atas meja kerja dental unit. Selama melakukan
tindakan, dokter gigi berada pada operator zone (arah jam 8-12) dan asisten
berada pada assistant zone (arah jam 2-4). Selain menyediakan alat dan bahan,
Ruangan Praktik di Poli Gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
jendela dan ventilasi. Di dalam ruangan poli gigi terdapat 1 dental unit, 1
compressor, meja dokter, meja untuk pasien mengisi lembar informed consent,
Gambar 12. Tata letak ruangan praktik kedokteran gigi di poli gigi Rumah Sakit
TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi
97
BAB IV
ANALISIS
besarnya kegiatan dan beban kerja Rumah sakit sesuai dengan Peraturan Presiden
nomor 77 tahun 2015 . Organisasai Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas :
3. Unsur keperawatan
98
4. Unsur penunjang medis
6. Komite medis
Tata laksana yang sesuai dengan peraturan presiden nomor 77 tahun 2015 tentang
Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi
dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus dipastikan sumber
daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberi kontribusi secara
agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai yang
visi.
99
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan rujukan utama bagi masyarakat
pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin sesuai
kebutuhan pasien. Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit menjadi hal
penting yang mendukung berkembangnya rumah sakit dan menjadi tolak ukur
organisasi pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan dalam hal SDM. Sumber
daya manusia di dalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah
Sebagai pelayanan jasa, rumah sakit menghasilkan produk yang bersifat tidak
berwujud atau intangible, maka SDM merupakan unsur yang sangat penting baik
sakit.
Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
1. Tenaga kesehatan yang meliputi Dokter spesialis, Dokter umum, Dokter gigi,
100
2. Tenaga non kesehatan yang meliputi bagian keuangan, administrasi, Petugas
medisnya terdapat :
1. Medik :
dasar
penunjang
e. Terdapat 1 dokter gigi untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut
2. Kefarmasian :
3. Keperawatan :
Rumah sakit
101
Dengan adanya ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan SDM di
rumah sakit tipe C akan berbeda dengan tipe yang lain. Dari hasil observasi di
Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi Manado pada bagian poli
gigi terdapat 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut sedangkan
kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling
informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses
Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan
tersebut ke lingkungan.
102
4) Hardware (Perangkat Keras) terdiri dari: Komputer dan peralatannya,
Informasi Manajemen)
Dari hasil observasi dan wawancara di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
Sam Ratulangi Manado pada Manajemen sistem informasi yang diterapkan secara
manual dan juga Sistem pelaporan di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam
1. Rekam Medis
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medik
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
kepada pasien.
Dari hasil observasi dan wawancara di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
Sam Ratulangi Manado sistem penomoran rekam medisnya diatur dengan sistem
pemberian nomor cara unit yaitu suatu sistem penomoran dimana sistem ini
103
memberikan sutu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan maupun pasien
rawat inap dan gawat darurat serta bayi baru lahir. Setiap pasien yang berkunjung
mendapat satu nomor pada saat pertama kali pasien datang ke Rumah sakit, dan
pasien tersebut hanya tersimpan di dalam satu folder dibawah satu nomor.
Dalam rekam medik gigi, data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum
dalam blangko rekam medik gigi sehingga berfungsi sebagai check list agar selalu
a. Identitas Pasien
3) Nama
4) Jenis kelamin
7) Pekerjaan
Data keadaan umum pasien dalam Rekam Medik Gigi minimal berisi:
i) Golongan darah
104
k) Adakah kelainan hemofilia
c. Odontogram
k) Hubungan oklusi
g) Tanggal kunjungan
105
k) Paraf dokter gigi (hal ini penting terutama jika yang mengerjakan
Dari hasil observasi di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi
Manado Rekam medis di Poli gigi sudah sesuai dengan standar rekam medis
kedokteran gigi namun ada beberapa data yang belum disertakan seperti data
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Dari hasil observasi dan wawancara di Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
dengan dengan sistem pembiayaan JKN dalam bentuk BPJS Kesehatan, termasuk
di poli gigi yang melayani pasien dengan keluhan pada kesehatan gigi dan mulut.
106
1. Analisis Pelayanan Kesehatan
Dari hasil observasi alur pelayanan Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud
Sam Ratulangi Manado sudah sesuai dengan alur pelayanan Rumah sakit
107
Dari hasil observasi dan wawancara di Rumah Sakit TNI AU TK. IV
standar Rumah Sakit Umum tipe C yang terdiri dari Spesialis Kandungan dan
dilakukan rujukan dari poli-poli yang ada di RSUD ke rumah sakit tipe C
(sarana dan prasarana yang lebih lengkap) atau ke rumah sakit tipe B,
misalnya dari poli Rumah Sakit TNI AU TK IV Lanud Sam Ratulangi ke poli
diberikan oleh poli tersebut. Sistem rujukan yang saat ini dipakai di Rumah
108
2. Analisis Pelayanan Kedokteran gigi
dapat ditangani.
dengan ketentuan.
1) Pelayanan pencegahan
109
2) Pelayanan medik gigi dasar
Lanud Sam Ratulangi sesuai dengan standar pelayanan kedokteran gigi pada
Manado belum diterapkan standar tersebut akan tetapi untuk pelayanan medik
gigi.
Dari hasil wawancara dan observasi mengenai Ketersediaan alat dan bahan di
Poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi Manado sudah
2014.
110
Dari hasil wawancara dan observasi mengenai Sarana dan prasarana di Poli
gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi Manado secara
keseluruhan sudah sesuai dengan Standar acuan untuk menyiapkan sarana dan
Ruang periksa merupakan ruang utama dalam praktik dokter gigi, tata letak
bagi dokter gigi, perawat gigi, berserta pasiennya ketika proses perawatan
dilakukan. Ukuran minimal ruang perawatan untuk satu dental unit yaitu 2,5 X
3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah dental unit, mobile
cabinet, serta dua buah dental stool. Unsur penunjang lain dapat turut dimasukan
seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.
operator’s zone dan static zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah
dental unit dengan dinding belakang atau dental cabinet yang diletakkan di
belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah dental unit dengan
dinding depan minimal 0,5 Meter. Dental unit umumnya memiliki lebar 0,9
Meter, bila tray dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya
1,5 cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di operator’s zone
Mobile cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan
digunakan pada saat perawatan diletakan di static zone. Zona ini tidak akan
111
terlihat oleh pasien dan terletak diantara operator’s zone dan assistant zone
sehingga baik dokter gigi maupun perawat gigi akan dengan mudah mengambil
bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan bila mobile cabinet lebih
dari satu, maka mobile cabinet kedua diletakan di operator’s zone. Alat besar
terakhir yang berada di ruang perawatan adalah dental cabinet sebagai tempat
bufet setengah badan seperti kitchen cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila
hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di static zone, sedangkan bila berbentuk L,
ditempatkan di static zone dan assistant’s zone. Keberadaan dental cabinet akan
Dari hasil wawanacara dan observasi mengenai tata ruang praktik di bagian
Poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK. IV Lanud Sam Ratulangi Manado secara
keseluruhan pengaturannya sudah baik akan tetapi untuk tata letak Mobile cabinet
sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat
yang baik. Ruangan kerja di poli gigi telah tertata dengan rapi, namun tidak
terdapat dinding yang membatasi antara ruang kerja di dental unit dengan meja
kerja dokter. Letak kompresor berada di dalam ruangan tindakan sudah baik
4. Kontrol Infeksi
Staf harus dilatih untuk dapat menilai tingkat resiko dan kemungkinan akibatnya,
112
mengenali situasi ketika terjadi paparan dan mengetahui cara mencegah atau
sedemikian rupa, terpisah dari ruang kerja namun mudah diakses oleh para staf.
Untuk mengurangi potensi terjadinya kontaminasi pada ruangan steril, area ini
harus memiliki jalur yang membatasi hanya petugas yang dapat memasuki
Gigi karena status infeksi pasien terkadang tidak diketahui, untuk mencegah
infeksi silang baik pada pasien atau tenaga pelayanan kesehatan gigi, penting
untuk beranggapan bahwa setiap darah dan cairan tubuh pasien berpotensi
Dari hasil observasi dan wawancara di poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK IV
LANUD Sam Ratulangi, kesadaran operator akan pengontrolan infeksi sudah baik
dikarenakan sudah sesuai dengan aturan yang diatur saat menangani pasien.
Pasien memakai kain pengalas dada agar tidak ada cairan yang terkontaminasi
mengenai baju pasien. Operator dan asisten memakai masker dan sarung tangan
sekali pakai setiap kali merawat pasien. Pemeriksaan yang menyeluruh untuk
mengevaluasi pasien sudah dilakukan dengan baik, hal ini dilakukan untuk
113
Perlindungan permukaan kerja seperti menggunakan pelindung disposable pada
dental unit (lampu penerang, saklar, speaten bowl, meja dan mobile cabinet)
(alkohol). Perlindungan diri dan permukaan kerja sangat penting untuk dilakukan
oleh operator dan asisten untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Konsep four-
handed dentristry telah dilakukan dengan baik di poli gigi Rumah Sakit TNI AU
TK IV LANUD Sam Ratulangi. Pembagian area kerja antara operator dan asisten
Rumah sakit dan akses untuk mengambil alat yang telah steril di ruang OK juga
5. Four-handed dentistry
dibantu oleh perawat gigi sebagai asisten. Dari hasil observasi dan wawancara di
yang mampu mengolah limbah cair klinis yang berbahaya menjadi aman untuk
dibuang di alam atau badan air.Air limbah yang berasal dari rawat inap harus
diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL
harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain
114
atau pihak yang berwenang. Air limbah disalurkan melalui saluran tertutup.
Limbah cair bekas cucian film harus ditampung dan tidak boleh dibuang ke
poli gigi Rumah Sakit TNI AU TK IV LANUD Sam Ratulangi sudah tergolong
baik untuk limbah padat karena sudah tersedia tempat sampah untuk limbah medis
padat yang infeksius, non-infeksius, dan biohazard box untuk pembuangan jarum
mestinya.
cair dilakukan dengan menggunakan IPAL dan Limbah padat dilakukan dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan mulut, alur pelayanan, dan sistem rujukan juga sudah diterapkan dengan baik.
115
Selain itu, manajemen praktik kedokteran gigi di Poli Gigi Rumah Sakit TNI AU
Sam Ratulangi sementara dalam proses peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
ke tingkat III.
B. Saran
maksimal
DAFTAR PUSTAKA
116
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2010. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Kemenkes RI.
Publishing.
Media Group.
2010. Jakarta.
Jakarta.
2014.
117
LAMPIRAN
1. Surat
117
118
2. Absen Kehadiran
119
3. Daftar Kegiatan
120
121
4. Pengantaran Surat ke RS
122
5. Pengarahan dari Bagian Poli Gigi RS
123
6. ORTAL dan Profil RS
124
125
126
127
128
7. SDM RS
129
8. Manajemen Informasi
130
9. Pelayanan Pembiayaan
131
10. Rekam Medis umum
132
133
11. Rekam Medik Gigi
134