Anda di halaman 1dari 48
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENTAL SIDE TEACHING (DST) Manado, 19 April 2021 TOPIKAL APLIKAS1 FLUOR Nama : Dwi Suci Ramadhany Muchyar, SKG NIM + 18014103032 Pembimbing : drg. Vonny N. § Wowor, MKes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO. 2021 TOPIKAL APLIKASI FLUOR Nama: Dwi Suci Ramadhany Muchyar, S.1KG NIM = 18014103032 Tutor drg. Vonny N. S Wowor, MKes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO. 2021 DENTAL SIDE TEACHING TOPIKAL APLIKASI FLUOR L_ Laporan Kasus Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun berdomisili di Perkamil, datang ke klinik RSGM PSPDG UNSRAT untuk melakukan tindakan perawatan pencegahan gigi berlubang. Pada saat ini pasien sedang menggunekan gigi tiruan sebagian lepasan. Pasien belum pernah melakukan tindakan perawatan pencegahan untuk gigi berlubang sebelumnya. Tanggal pemeriksaan — : 2 Desember 2019 Gigi yang dirawat _: Gigi rahang alas dan rahang bawah IL. Pemeriksan Klinis A. Pemeriksaan Subjektif 1, Keluhan utama Pasien datang ke RSGM PSPDG FK UNSRAT atas saran dari operator untuk dilakukan, tindakan perawatan pencegahan gigi berlubang baik gigi rahang atas maupun rahang bawah. Orang tua pasien ingin gigi tersebut dilakukan perawatan untuk mencegah terjadi gigi berfubang dan pasien belum pernah melakukan tindakan perawatan, pencegahan sebelumnya, 2. Riwayat gigi terlibat Gigi tersebut tidak berlubang ataupun terasa nyeri dan tidak pemah dilakukan perawatan apapun, Pasien rutin menyikat gigi 2x sehari. 3. Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan a, Riwayat penyakit menular rtak b. Riwayat penyakit yang diidap penderita stak ¢. Riwayat alergi obat-obatan rtak 4 Riwayat alergi makanan stak B. Pemeriksaan Objektif 1, Pembengkakan ekstra oral : Tidak ada pembengkakan Pembengkakan intra oral : Tidak ada pembengkakan Fistula Gigi karies : Gigi berubah warna : Perkusi Patpasi Ee Tekanan i Karang gigi 10. Gingiva sekltar gigi : Normal 11, Tes vitalitas a, Tes Termal b. Tes Kavitas : ewe Aa wae De c. Tes Jamm Miler i C. Odontogram poe por pe er pe come) pe 1817 16 15 14 13 12 11 2 22232428 26 2728 por p)—-)—)—~))—-)—) pe Da Doo od) Ib bb p—4 a7 6 84S 2 HW D. Rencana Perawatan : Topikal Aplikasi Flour E. Prognosis Baik. Karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan objektif jaringan periodontal sekitar gigi normal, gigi tidak goyang, serta pasien masih dalam usia muda, komunikatif dan kooperatif sehingga membantu dalam jalannya keberhasilan perawatan, F. Alat dan Bahan 1. Masker, handscoon,dan alas dada pasien, 2. Gelas kumur, suction tip Tit Js 3. Diagnostic set (kaca mulut, sonde, ekskavator, dan pinset) dan Nierbekken 4, Handpiece lowspeed \ 5. Bur brush 6. Mierobrush ‘ Cotton roll dan cotton pellet 9. 10. Sediaan TAF Disclosing solution SOP Tahap Perawatan Topikal Aplikasi Flour 1. 2: Melakukan senyum salam dan sapa kepada pasien, kemudian memperkenalkan diri, Menanyakan Identitas pasien, serta apa yang menjadi keluhan utama datang ke dokter gigi. Memberikan informasi kepada pasien mengenai kasus yang dialami, serta rencana perawatan yang akan dilakukan, Meminta informed consent kepada pasien atau wali sebagai tanda persetujuan dilakukannya perawatan pada gigi tersebut. Operator mempersiapkan diri dengan cara menggunakan APD level 3, mencuci tangan dengan cara 6 langkah WHO, menggunakan masker dan handscoon. 10. M 12. 13. 14, 15. 16. CARA MENCUCI TANGAN Persiapkan alat dan bahan Melakukan persiapan pasien denggh memasangkan alas dada kepada pasien dan ‘menginstruksikan pasien untuk berkfimur. Memposisikan pasien ‘Semi supine (setengah tidur) unjhk pengerjaan pada rahang atas. Operator memposisikan diti. Posisi operator pada sebela Melakukan oral profilaksig dengan cara dioleskan disclosing solution pada permukaan gigi pasien untuk melihay/debris dan plak yang menempel pada permukaan gigi pasien, kemudian dibersihkan yfenggunakan pumish yang diolekan dengan bur brush. Pasien diminta untuk berkumur kembali Melakukan isolasi area kerja menggunakan cotton roll, kemudian mengeringkan menggunakan three ways syringe. Mengaplikasikan sediaan taf pada permukaan gigi pasien menggunakan microbrush dan. didiamkan kurang lebih 2-3 menit, Mengintruksikan membuang ludah tetapi jangan berkumur. Kemudian cotton roll dilepaskan dari mulut pasien. Menjelaskan Dental Health Education ( DHE) 17. 18. 19. 20. 21. © Menginstruksikan pasien untuk jangan makan atau minum kurang lebih 30-60 menit pasca perawatan. © Menginstruksikan pasien untuk lebih menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur © Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat berupa buah-buahan, sayur, dan susu. © Menginstruksikan pasien untuk rajin kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Menanyaken kepada ormgtua/wali pasien apabila ada yang ingin ditanyakan untuk perawatan topikal aplikasi flour. Melepaskan pengalas dada dibantu oleh asisten operator Pasien meninggaikan RSGM Operator mematikan dental unit, membersihkan semua alat dan bahan yang telah digunakcan dan membuang bahan habis pakai ke tempat sampah medis dan non medis Operator melepaskan alat pelindung diri, mefepaskan handscoon, membuka masker, membuang ke tempat sampah dan mencuci tangan sesuai dengan 6 Iangkah WHO. LANDASAN TEORI TOPIKAL APLIKASI FLOUR Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara Iangsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan kepada fluoride untuk berpenetrasi ke dalam emall gigi dan selanjutnya ion fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat meningkatkan ketahanan emall terhadap serangan asam. Aplikasi fluor secara topikal efektif untuk mengurangi karies pada permukaan halus dari gigi, tetapi kurang efektif dalam mencegah karies pada permukaan oklusal. Fluoride bekerja menghambat penyerapan pelikel dan plak, serta atau menghambat timikroba yang dapat protein saliva pada permukaan email sehingga menghambat pembenyy meningkatkan resistensi dari remineralisasi enamel terhaday pembentukan asam dan penurinan pH. Fluoride mempunyal fek mencegah karies (McDonald ef al, 2011). ‘Aplikasi fluor secara topikal dapat menggunakan beberapq/jenis sfdiaan, antara lain varnish fluor yang mengandung 5% natrium fluorida (NaF) dan gfl fuor/yang mengandung 1,23% acidulated phosphate fluoride (4PF); sedangkan untuk pit findfissufe sealant dapat digunakan beberapa jenis material restorasi, antara Iain resinmodifiedglass iorfomer cement (RMGIC) dan flowable composite. B. Tujuan Taf Tujuan penggunaan fluor untuk melindungi gigi dari kapies. Finor bekeyja dengan cara menghambat metabolisme bakteri pada plak yang dapat\mg i kofbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Reak3\kimia: C410(P04)6.(OH)2 + F & Cal0(PO4)6.(OHF) menghasiikan enamel yang lebih fa /asam sehingga dapat menghamibat proses demineralisasi dan meningkatkan remjheralisasi. Penggunaan flour juga memilikl manfaat dan fujuan praerupsi dan pasca erupsi gigi. Praerupsi © Selma pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk, © Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal apatit yang lebih resisten terhadap sam, * Pemberian yang optimal, kristal apatit lebih taban terhadap kelarutan yang disebabkan oleh asam, Pascaerupsi * Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam. ‘© Fluoroapatit lebih padat sehingga gigi lebih tahan oleh proses demineralisasi. © Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. * Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga merangsang perbaikan atau penghentian lesi karies awal * Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim yang terlibat dalam pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam streptococcus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa polisakarida, © Mencegah dernineralis enamel dalam asam rongga mulut, Dengan cara mengurangi permeabilitas enamel, maka mineral yang terkandung dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva, melalnkan digantikan oleh ion-ion fluoride pada permukaan enamel. © Memiliki sifat antibakteri, Pada keadaan pH rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam Hydrofluoride Acid. Hal ini menyebabkan fluoride menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri kariogenik sehingga menghalangi pembentukan asam. © Mempercepat remineralisasi, Dengan cara mengubah lingkungan permukaan dari |. Gigi yang diberi fluoride memiliki penarunen daya larut enamel, sehingga transfer ion antara saliva dan enamel dapat berlangsung efektif. Keadaan ini mengakibatkan proses ionisasi pada permukaan yang terdemineralisasi menjadi lebih cepat Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara: 1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor C 2. Kumur-kumur dengan lerutan yang mengandung fluor 3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor Sediaan Fluoride Fluoride Sistemik Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fuoride sistemik juga memberikan perlindungan topjiésl karena fluoride ada di dalam air tiur yang terus membasahi gigi. ¢ Fluoridasi air minum apabila dalam air minam yang dikonsumsi oleh suatu daerah, Konsentrasi optimam fluorida yang dianjurkan dalam alr mim Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwaXfluorjdasi air minum dapat menurunkan karies 40-50% pada gigi susu. © Pemberian fluor melalui makanan Kadeng-kadang makanan yang kita makan sudah mengandyng fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjaginya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa samber yang ada sehari-hari seperti/di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanen fluoride harus diberikan dengan hati-hati, Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (ferutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber aimnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak isiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. © Suplemen Fluoride Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitaminvitamin laln maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minam yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari).“Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun, Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak I mg. b. Fluoride Topikal Pasta Gigi Berfluoride Senyawa utama yang ditemukan dalam pasta gigi berfluoride adalah sodium fluoride dan sodiam monofluorofosfat, walaupun stannous flouride dan amina fluoride juga kadang digunakan, Standar WHO untuk konsentrasi fluoride dalam pasta gigi adalah antara 1000-1500 ppm. Pasta gigi dengan fluoride rendah mengandung kurang dari 1000 ppm (sekitar 400-500 ppm F) dan biasanya ditujukan untuk anak-anak. Pasta gigi dengan fluoride tinggi mengandung lebih dari 1500 ppm (biasanya berkisar antara 2000-5000 ppm F) dan tersedia untuk orang dewasa dengan risiko karies tinggi.'? Obat Kumur Berfluoride Obat kamur ini biasanya mengandung 100-500 ppm dan digunakan sekali atau dua kali sehari. Obat kumur yang mengandung fluoride 900 ppm digunakan seminggu sekali. Obat kamur berfluoride dapat menurunkan risiko karies 26%. Fluoride Varuish Fluoride varnish dapat menurunkan risiko karies sebesar 40' dalam viskositas tinggi atau rendah, dan hanya dilakukan o] Formula yang paling banyak ditemukan adalah 5% sodiam difluorosilane, dan 6% sodium fluoride ditambah 6% kalsi APF (Acidulated Phosphate Fluor) Gel APF gel merupakan gel fluoride yang paling bany campuran dari sodiam fluoride (NaF), hydrofluoric acid, di acid. APF gel dapat menurunkan karies 25-40%. Kgnsentras| yang tersedia adalah F gel memiliki pH yang rendah, yaitu sekitar pH 3.5, sehingga menyebabkan penyerapan fluoride ke ‘Varnish tersedia baik profesional/dokter gigi. (25.000 ppm), 0.9% Alouride (56.300 ppm). digunakan dan merupakan 0,1 M orthophosphoric 1.23% (setara dengan 12.3 mg ion F/g gel atau 12.300 ppm), enamel lebih cepat dan orthofosfat mencegah pemecahan enamel karena efek ion. APF gel bersifat stabil, tidak menyebabkan diskolorasi, dan rasa dapat diterima.'? * Sodium Fluoride (NaF) Sodium fluoride pertama kali digunakan pada tahun 1940 dan dapat menurunkan risiko karies sekitar 30%, Tersedia dalam konsentrasi 2% (setara dengan 10 mg Fig atau 10.000 ppm). NaF 2% memiliki pH 7 (netral), sehingga direkomendasikan untuk pasien dengan restorasi porselen dan GIC untuk menghindari kerusakan akibat pH rendah dari gel, kasus dengan erosi enamel, dentin yang terekspos, karies dentin, dan hipomineralisasi enamel. NaF bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva, tidak menyebabkan diskolorasi gigi, dan rasanya dapat diterima.'* * — Stannous Fluoride (SnF2) Percobaan pertama SnF2 dilakukan oleh Howell et al pada tahun 1955, Kelebihan SnF2 adalah penetrasi cepst fluoride dan formasi tin.fluorophosphate complex yang highly insoluble pada permuksan enamel. Kerugiannya adalah pHnya yang rendah menyebabkan astringent, menyebabkan diskolorasi gigi, rasanya seperti logam, dan tidak stabil. Untuk mengatasi kekurangan SnF2, diciptakan SnF2 solution 8-10% dan gel SnF2 yang terdiri dari 0.4% SnF2 dalam base mehylceltulose dan glycerin. Bahan ini efektif untuk pasien pasea radiasi kanker dan untuk menurunkan dekalsifikasi di sekitar band pada pasien ortodontik, “Tekuik aplikasi topikal fluor dengan larutan NaF yang dianjurkan adalah sebaghiperikut: 1. Mahkota gigi dibersihkan dan dipoles dengan pasta propilaksis, 2. Permukaan gigi yang telah dibersihkan, diisolasi dan dikeringkan depgan gulungan kapas, Oleskan larutan NaF 2% pada permukaan gigi, Biarkan gigi basah 3-4 menit. \/ Pemberian diulangi pada kwadran yang lain, Diberikan dengan interval waku | minggu, Pada akhir pengulasan fluor, pasien diperbolehkan berkamurkamur/\ kali, aa eke 8. Perawatan dianjurkan pada usia 3,7, 11 dan 13 tahun, bersamaan dengan erupsi gigi baru D. Mekanisme kerja flnoride Mekanisme kerja Fluoride secara topikal adalah dimana fluor meningkatkan remineralisasi dan mencegah demineralisasi. lon kimia yang paling diharapkan berikatan dengan hidroksi apatit adalah ion fluor, karena ion fluor memiliki efek pencegahan karies secara topikal pada gigi. Pada Proses demineralisasi fluor membentuk ion hidrofluorid acid H+P- . lon H+ masuk ke dalam dinding sel bakteri sehingga menjadi asam dan menghambat bakteri berkembang sedangkan pada ion F- menghambat enzim enolase akibatnya glikolisis pada sel bakteri terhambat, bakteri tidak menghasilkan energi yang cukup dan perkembangan bakteri terhambat, Pada proses remineralisasi fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasikan karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fuor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam, E. Indikasi 1. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi 2. Gigi dengan permukaan akar yang terbuka 3. Gigi yang sensitif 4. Anak-anak dengan kelalnan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh: Down Syndrome) 5. Pasien yang sedang dalam perawaten orthodontic F. Kontraindikasi 1. Pasien anak dengan resiko karies rendah 2. Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minam berfluor 3. Ada kavitas besar yang terbuka G. Metode Menyikat Gigi Ada macam-macam metode penyikatan gigi, yaitu: It Metode Vertikal: dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi, kedua rahang tertutnp lalu azigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbnka. Sedangkan pada metode horizontal semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, Kedua metode tersebut culup sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk dipergunakan karena dapat ‘mengakibatkan resesi gingiva dan abrasi gigi “Metode Roi: ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi dan arah bulu sikat pada margin gingiva, sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan ‘melalui permuksan gigi, Permukaan atas mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-12 ‘kali pada setiap daerah dengan sistematis. Cara pemijatan ini terutama bertujuan untuk ‘pemijatan gusi dan untuk pembersihan daerah interdental, ‘Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan pada permukean gigi (oklusal), membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan ke atas, Sikat gigi digetarkan membentuk lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat barus berkontak dengan tepi gusi. Setiap bagian dapat dibersikkan 2-3 gigi. Metode ini merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan. Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian salu gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir sama dengan teknik Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan sikat permukean belakang gigi depan. Untuk permukaan belakang gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertikal. “Metode Fones atau tekuik siriuler: bulu sikat ditempelican tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam Keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran- lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang stas dan bawah dapat disi Daerah diantara 2 gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gi gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil. iginya dan cara penyikatan t sekeligus. Metode Stillman dimodifikasi: dianjurkan untuk pembersihan pada dacrah dengan resesi gingiva yang parah disertai tersingkapnya akar gigi, guna menghindari dekstruksi yang lebih parah pada jaringan akibat abrasi sikat gigi. Jenis sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan kekerasan bulu sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau tiga baris rumpun bulu sikat. Teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada usia sekolah yaitu teknik roll. Metode penyikatan gigi pada anak lebih ditekankan agar mampu membersihkan keseluruhan giginya bagaimanapun caranya, namun dengan bertambahnya usia diharapkan metode Bass dapat dilakukan. H. Universal Precaution Mencuei tangan Meneuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir selama 40-60 detik atau dapat menggunakan handrub selama 20-30 detik yang berbahan dasar alkohol minimal 60% dan tidak memegang area wajah sebelum cuci tangan. Catt ae i) Etika batuk dan bersin 1. Jaubkan wajah dari orang lain ketika batuk/bersin 2. Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan atas bagian dalam. Hal ini agar virus tidak menyebar ke udara dan menular ke orang lain 3. Cuci tangan dengan menggunakan sabun pada air mengalir atau menggunakan handrub berbasis alkohol, dan menggunakan masker ketika batuk atau bersin. 4. Bila tidak ada masker, tutup hidung dan mulut menggunakan lengan atas bagian dalam, tisu, atau sapu tangan. Tisu yang telah dipakai segera dibuang ketempat sampah. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Kebiasaan Batuk/ Bersin Yang Salah: 1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum. 2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk/bersin. 3. Membuang ludah di sembarang tempat. 4. Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat. 5. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk Menggunakan Masker Gunakan masker medis jika memiliki gejala pemapasan. Melakukan fuci tangheSebelum. menggunakan dan saat melepaskan masker. Pastikan masker menutypi hidung dan mulut, serta tidak ada jarak antara wajah dengan masker. Jangan menyeyftuh masker saat tidak digunakan, cuci tangan apabila tersentuh Karena bisa saja foasjer tersebut_ sudah terkontaminasi virus. Ganti Masker secara rutin (Masker kain bisa dicuci dan masker medis hanya untuk sekali pakai) SUE Uta eta J Jenis-Jenis alat pelindung dit - Pelindung Mata atau Face Shield Pelindung mata (eye protector) adalah salah satu jenis alat perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi membran mukosa dari paparan dfoplet atau aerosol yang timbul saat melakukan tindakan perwatan gigi mulut, Proteksi mémbran mukosa dari mata, hidung dan mulut merupakan standar dari penanganan pasien ydng memiliki infeksi dengan penyebarannya melalui droplet. Patogen dalam droplet dapat menyebar melalui droplet dengan ukuran lebih dari Sm, sedangkan ukuran aerosol sebesar 0,01-0,05 ym. Jika menggunakan pelindung mata atau face shield yang dapat dibersihkan, maka lakukan prosedur dekontaminasi menggunakan bahan desinfeksi yang dianjurkan, Terdapat beberapa jenis pelindung mata yaitu Goggle, Face shield, kacamata pelindung (safety glass), dan respirator seluruh muka (Full-face respirators). Secara umum, pelindung mata berupa goggle yang baik idealnya harus memiliki fitur berupa ventilasi indirek, bahan yang jernih, tahan gores, seal yang baik, anti kabut dan tali yang dapat disesuaikan, sedangkan face shield (pelindung wajah) yang baik idealnya harus memiliki fitur berupa bahan yang jernih, anti kabut, menutupi seluruh bagian dan sisi wajah dan tali yang dapat disesuaikan, a, Googles Seal baik terhadap kulit wajah, Frame fleksibel yang dapat menutup seluruh kontur ‘wajah tanpa menekan terlalu dalam, Dapat menutup seluruh mata dan daerah sekitarya, Resistan tethadap pembentukan embun atau scratch (“baret”), Memiliki tali ikat kepala yang dapat disesuaikan dengan ukuran masing-masing, Dapat digunakan secara berulang setelah prosedur desinfeksi. b. Face Shield Teyana ‘ace eesutan eo peabonate seth eran ah a sen Taken ete au eat roesn tins Sealyane ik Terbuat dari plastik tembus pandang sehingga memberikan vi litas baik bagi tenaga Kesehatan dan pasien, Memiliki tali ikat kepala yang dapat disesuaikan, Sebaiknya yang resistan tethadap pembentukan embun, Dapat digunakan kembali setelah desinfel sekal i atau akai Penutup Kepala/Headcap Semua petugas kesehatan harus mengenakan penutup kepala yang menutupi kepala dan Icher, dimana penutup kepala disarankan agar yang terpisah dari gaun pelindung, sehingga dapat dilepas secara terpisah, Oleh Karena penyebaran COVID-19 melalui droplet atau aerosol maka tujuan dari penutup kepala adalah untuk melindungi kulit kepala dan leher serta rambut dari kontaminasi virus dan kemungkinan adanya transmisi virus dari lokasi tersebut ke mukosa membran mata, hidung dan mulut. Penutup kepala seb nya resistan terhadap air, untuk mencegah paparan terhadap droplet atau aerosol saliva. Seluruh rambut wajib masuk kedalam penutup kepala dan sebaiknya menggunakan penutup kepala sekali pakai, Spesifikasi dari penutup kepala 1, Sekali pakai (single use) 2. Tahan cairan (fluid resistant) 3. Dapat disesuaikan dan tidak mudah bergerak setelah disesuaikan (adjustable and immovable once adjusted) 4, Terdapat bagian terbuka (bagian wajah) yang tidak elastis, Selain menutupi wajah, panjang bagian ini adalah mencapai bagian atas gaun. Terdapat 2 jenis head cap yaitu: 1. Skull Cap 2. Bouffant Cap a Meskipun terdapat 2 jenis head cap, tidak ada perbedaan Aignifi m pencegahan resiko infeksi setelah prosedur selesai dilakukan. Masker Penggunaan masker yang digunakan masyarakat maupyf tenaga medis memiliki jenis dan standar yang berbeda-beda, Masker yang digunakay/ perlu disesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan tertentu, Berikut merupakan tipd dan Klasifikasi masker yang perlu diketahui perbedaannya: 1, Masker Bedah 3 Ply (Surgical Mask 3 Ply) Masker Bedah memiliki 3 lapisan yaitu lapisan Iuar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan tengah yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit sehingga efektif untuk memblokir pereikan (droplet) dan tetesan dalam partikel besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin. Masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala gejala fluinfluenza (batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan), melindungi pasien atau penderita dari operator/tenaga medis sebagai sumber infeksi, didalam melakukan prosedur/tindakan kepada pasien dan untuk tenaga medis di fasilitas layanan keschatan, Masker harus digunakan sesuai kontur permukaan hidung dan mulut sehingga dapat sepenuhnya menutupi mulut dan hidung (harus mengikuti instruksi pemakaian dari pabrik yang memproduksi). Masker dapat diganti atau dibuang apabila setelah selesai melakukan sebuah prosedur atau tindakan dan jika kondisi masker sudah rusak atau kotor dari menumpuknya percikan air ludah si pemakai akibat pemakaian yang terlalu lama, Instruksi pemakaian dari pabrik dapat berbeda-beda antara masker satu dengan lainnya, berdasarkan dari spesifikasi bahan dari masker tersebut (misalnya masker bedah dan masker N95). Masker N95 atau Ekuivalen Masker N9S atau ekuivalen digunakan untuk melindungi membran mukosa hidung dan mulut tidak hanya dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga hingga cairan berukuran aerosol yang terbentuk selama tindakan perawatan gigi mulut, Masker yang digunakan sebaiknya memiliki bentuk seperti “duckbill” atau “cup shape” yang tidak langsung berkontak dengan mulut, sehingga lebih aman dan lebih nyaman untuk digunakan, Masker jenis ini memiliki face seal it yang ketat schingga mendukung pemakai agar terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang dengan benar. Masker sebaiknya digunakan bersama dengan pelindung mata atau face shield. Masker yang resistan air digunakan untuk tindakan yang mepfipbulkan pembentukan aerosol Masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivafemdengan N96 yaitu FFP2 (EN 149. 2001,Eropa), KN95 (GB2626- 2906,Ciha), 42 (AS/NZA 1716:2012,Australia/New Zealand), KF94 (KMOEL-2(/17-64,Klorey{, DS (IMHLW- Notification 214,2018,Jepang). Kelompok masker ini djfekomend\éikan terutama untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat secara langsunfg dalam menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi, Idealnya masker N99 tidak untuk digunakan kembali, namun dikarenakan stok N9S yang semakin langka, Hapat dipakai ulang dengan catatan semakin sering dipakai ulang maka kemampuan filtrasi akan menurun. Jika akan digunakan kembali, masker N95 perlu dilapisi masker bedah pada bagian luamya namun apabila melakukan tindakan yang menimbulkan acrosol maka masker tidak dapat digunakan Kembali, Masker N95 dapat digunakan Kembali apabila dilakukan penyimpanan atau sterilisasi yang benar.14 Masker N9S yang telah digunakan kemudian dilepas maka tidak bolch menyentuh bagian dalam dan luar masker. Apabila tersentuh, tenaga kesehatan harus segera melakukan kebersihan tangan. Cara penggunaan masker N95 agar dapat digunakan kembali dapat disimpan di kantong kertas berlabel nama petugas, tanggal dan jam. Masker N9S dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5 kali dan penggunaan selama 8 jam, Cara Menggunakan Masker N95: 1, Genggamlah bagian luar masker N9S. Pisahkan kedua ikat kepala tersebut dan pegang tali masker dengan satu tangan 2. Posisikan masker N95 dibawah dagu anda dan sisi untuk hidung berada diatas. 3. Tariklah tali pengikat masker bagian bawah dan posisikan dibawah telinga, kemudian tarik tali bagian agak tinggi di bagian belakang kepala anda (diatas telinga) 4. Letakkan jari-jari kedua tangan diatas bagian hidung yang terbuat dari logam. Tekan sisi logam dengan dua jari (jari telunjuk dan jeri tengah) untuk masing-masing tangan mengikuti bentuk hidung anda, Jangan menekan dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan masker N9S bekerja kurang efektif| 5. Lakukan penyesuaian bagian depan masker N9S dengan kedua tangan dan bethati- a-E-& m-"- hatilah agar posisi masker tidak berubah => Gaun (Gown) Gaun medis merupakan alat pelindung tubuh dari kontaminasi virus melalui kontak atau droplet dengan cairan dan zat padat yang infeksius untuk melindungi lengan dan area tubuh tenaga keschatan selama prosedur dan kegiatan perawatan pasien. Gaun sebaiknya dibuat dari bahan yang telah terbukti resistan terhadap penetrasi darah atau cairan tubuh lainnya yang mengandung patogen. Gaun juga digunakan untuk melindungi seragam atau pakaian kerja terhadap kemungkinan kontaminasi bahan-bahan infeksius atau bahan berbahaya lainnya, terutama ketika tenaga medis mengalami koftak langsung dengan pasien saat melakukan perawatan. Dalam tindakan kedokteran gigi menimbulkan aerosol, partikel droplet dan aerosol akan jatuh kebawah sesuai gravjtasi|schingga memudahkan partikel tersebut menempel pada pakaian dokter gigi maupuf pgrawat, Sebaiknya sebelum gaun pelindung digunakan terlebih dahulu menggunakan sjrgigal scrub, Persyayatan gaun yang ideal antara lain efektif barrier (mampu mencegah pgnefrasi cairan), fungéi atau mobilitas, ferlalu besar nyaman, tidak mudah robek, pas di badan (tidal ‘au terlalu kecil), biocompatibil ity (tidak toksik) dan quality maintenance Apron Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi luar gaun yang digunakan oleh petugas kesehatan dari penetrasi cairan infeksius pasien yang bisa terbuat dari plastik sekali pakai atau bahan plastik berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali (reuseable) yang tahan terhadap Klorin saat dilakukan desinfektan. Penggunaan apron wajib digunakan selama tenaga keschatan bekerja dalam ruangan perawatan, Jika secara klinis apron mengalami kerusakan atau terkontaminasi percikan droplet maupun aerosol sebaiknya langsung diganti dengan yang baru. Apron yang digunakan sebaiknya menutupi seluruh tubuh dan resistan terhadap cairan, Sarung Tangan Double Steril Sekali Pakai Menghindari resiko transmisi virus ke tenaga kesehatan akibat adanya perforasi/kerusakan sarung tangan saat tindakan perawatan gigi mulut/akibat bahan desinfeksi seperti Klorin maka sebaiknya menggunakan sarung tangan biasa double atau sarung tangan bedah latex. Penggunaan sarung tangan double atau sarung tangan bedah ini tentunya dapat mengurangi rasa sensasi taktil saat palpasi, tetapi hal ini akan dapat menjadi terbiasa oleh petugas keschatan. Sarung tangan yang digunakan lebih dari dua tidak disarankan Karena akan menyebabkan hambatan dalam pergerakan dan kompleksitas saat melepaskan sarung tangan. Bagian luar sarung tangan sebaiknya memiliki panjang yang cukup, idealnya ‘mencapai pertengahan lengan bawah, Untuk proteksi yang lebih baik maka sarung tangan pertama (bagian dalam) harus tertutup bagian Jengan dari gaun dan sarung tangan kedua harus menutupi bagian ujung lengan dari gaun.16 Penggunaan sarung tangan sebaiknya diganti dengan yang baru setiap pergantian pasien dan dibuang diwadah yang sesuai. Tetapi jika tidak memungkinkan, maka lakukan prosedur desinfeksi, lepaskan sarung tangan kedua, lalu lakukan kembali proses desinfeksi dan gunakan sarung tangan kedua yang baru.16 Bahan desinfeksi yang digunakan adalah hand rub berbahan alkohol 70%. Sarung tangan perawatan pasien tidak boleh dieuei dan digunakan lagi, Sarung tangan berbahan nitil ditoleransi lebih baik daripada sarung tangan berbahan dasar latex. Bahan nitril ini sangat baik karena tahan terhadap bahan desinfeksi seperti klorin, = Sepatu Boot atau Sepatu Tertutup dengan Penutup Sekali Pakai AS Petugas kesehatan sebaiknya menggunakan sepatu boot tahan air (Rubber) atau pembungkus sepatu (shoe cover) dalam mencegah kontaminasi patogen virus dalam ruang perawatan dokter gigi. Sepatu boot resistan terhadap cairan lebih baif/d|gunakan dibandingkan sepatu biasa, karena sepatu boot mudah dibersihkan dan didesjAfed fu ba i. Disamping itu, sepatu boot dapat melindungi tenaga kesehatan dari alat tajam ay ertugup dan dibungkus pembungkus an korosif saat terjatuh, Jika sepatu boot tidak tersedia, menggunakan sepatu yang Syarat sepatu boot yang baik: - Tidak licin dengan permukaan PVC - Setinggi atau mencapai lutut, lebih tinggi dari tepi (disarankan posisi dokter gigi tegak saat mengerjh duduk karena akan menyebabkan gaun terbuka) - Sebaiknya dipilih warna yang terang agar/ dapat mudah dideteksi jika adanya | dibandingkan posisi saat kemungkinan kontaminasi Alat Pelindung Diri Level 3 ‘Cara Memakai APD Level 3 aeN Lepaskan semua barang-barang pribadi (jam tangan, perhiasan, dan lain-lain) Gunakan baju serub sebagai bahan lapisan pertama pakaian pelindung. Pastikan bahwa APD dalam keadaan baik, sesuai ukuran dan tidak dalam keadaan rusak Mencuci tangan 6 langkah menggunakan sabun pada air mengalir selama 60 detik atau dapat menggunakan handrub berbasis alkohol Pasang penutup kepala yang menutupi seluruh bagian kepala dan telinga dengan baik Pasang masker N95 dan pastikan seal tertutup rapat Pakai sarung tangan pertama Pasang pelindung mata (googles) rapat menutupi mata, eaenany Pakai baju hazmat dengan cara masukkan dari mulai kaki kemudian lengan dan pastikan baju hazmat terkancing dengan rapat sampai Icher dan tutup kepala menggunakan penutup kepala dibaju hazmat 10, Pasang pelindung wajah/face shield hingga menutup wajah dan daguy 11, Gunakan shoe cover pada kaki lau gunakan pelindung kaki (sepat 12, Pasang sarung tangan lapisan kedua hingga menutupi setengah lengan bawah Cara melepaskan APD Level 3 ‘Cara Melepaskan APD Level3 Pastikan tempat sampah medis tersedia pada ruangan pelepasan APD Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub berbasis alkohol selama 20 detik Membucka sarung tangan bagian luar dan dibuang ke tempat sampah medis Lakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub wr ene Lepaskan face shield dan letakkan pada tempat yang telah disediakan jika akan dilakukan desinfeksi 6. Semprotkan cairan desinfektan Kesepatu boot lalu buka sepatu boot dengan menginjak bagian belakang sepatu 7. Lakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub 8. Lepaskan baju hazmat dengan cara menggulung kebawah dan pastikan tidak menyentuh agian luar dari baju hazmat 9. Lakukan kebersinan tangan menggunakan hand rub 10. Lepaskan googles dan letakkan pada tempat yang telah disediskan jika akan dilakukan desinfeksi 11. Lakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub 12. Lepaskan masker N95 dan buang ketempat sampah medis 13. Lakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub 14, Lepaskan penutup kepala dan dibuang ke tempat sampah medis 15. Lakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub 16. Lepaskan shoe cover dan buang ketempat sampah medis 17. Lepaskan sarung tangan terdalam dan buang ke ketempat sampah medis 18. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand rub berbasis alkohol selama 20 detik 19. Mandi dan mengganti dengan baju bersih yang dibawa dari rumah Hathal yang tidak boieh dilakukan pada saat penggunaan APD ‘Menyentuh mata, hidung dan mulut saat menggunakan APD ‘Menyentuh bagian depan masker Mengalungkan masker dileher ‘Menggantung APD diruangan kemudian menggunakannya kembali Menggunakan APD keluar dari area perawatan Membuang APD dilantai Menggunakan sarung tangan berlapis saat bertugas apabila tidak dibutuhkan Menggunakan sarung tangan terus menerus tanpa indikasi SRARYEYHE Menggunakan sarung tangan saat menulis, memegang rekam medik pasien, memegang handle pintn, memegang HP 10. Melakukan kebersiban tangan saat masih menggunakan sarung tangan 1. Four handed dentistry Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal Clock Concept yang membagi zona kerja menjadi Static Zone, Assisten’s Zone, Transfer Zone, dan Operator's Zone, zona-zona ini menjadi pedoman dalam penempatan alst kedokteran gigi. Peletakan alat kedokteran gigi juga harus memenuhi prinsip ergonomis sehingga timbul keserasian atau keseimbangan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental. Dalam konsep Four Handed Dentistry konsep pembagian zona kerja disekita Dental Unit yang disebut Clock Concept, bila kepala pasien sebagai pusat dan jam 12 terletak Iurus dengan kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut dengan zona static (static zone), jam 2 sampai jam 4 ialah daerah kerja dari asisten dokter (assisten’s zone), arah jam 4 (empat) sampai jam 8 (delapan) disebut zona pertukaran alat (transfer zone), dan kemudian jam 8 sampai dengan jam I] disebut dengan operator zone yaitu sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi dan Perawat Gigi dan pada zona ini tidak boleh terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instramen Tangan dan peralatan yang dapat membuat takut pasien. Assistant's Zone adalah zona tempat Perawat Gigi bekerjs, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental Unit yang lengkep. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan yang dipertukarkan antara tangan dokter gigi dengan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operator's Zone sebagai tempat Dokter Gigi bekerja. Selain pergerakan yang terjadi di seputer Dental Unit, pergerakan lain yang peru diperhatikan ketika membuat desain, ialah tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan serla dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk ataupun saat keluar Ruang Perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi. Prinsip pada penataan alat ruang praktik dokter Gigi ialah aergonomis, yaita menyerasikan dan menyeimbangkan antara segala fasilitas yang akan digunskan. Yakni saat beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dan Tata letak hanyalah salah satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis seperti desain warua, pencahayaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan,serta desain peralatan yang digunakan, Ruang periksa merupakan mang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal dalam mendisain ‘Ruzng Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit, Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang laln dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat, Pethatian pertama dalam mendesain penempatan perslatan adalah tethadap Dental Unit. Alot ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-turunkan, Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator's Zone dan Static Zone, oleh Karena iu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 Meter, sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di Operator's Zone dan Asistant’s Zone. Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak dianatara Operator's Zone dan Assistant Zone sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. Bila Mobile Cabinet lebih dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator's Zone. Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah badan seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan untuk menempatkannya. Right handed dentist 2 Operators Eo [TOPIKAL APLIKASI FLUOR] J Dental Health Education b. Menginstruksikan pasien untuk jangan makan atau minum kurang lebih 30-60 menit pasca perawatan, Menginstruksikan pasien untuk lebih menjaga Kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat berupa ‘buah-buahan, sayur, dan susu. Menjelaskan mengenai teknik menyikat gigi dan pemilihan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung flour. Menginstruksikan pasien untuk rajin kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sckali Waerereresces OC Co Sanaa Dwi Suci Ramadhany Muchyar [18014103032] | Pembelajaran Jarak Jauh (PIJ) —IKGM 3 = Dental Side Teaching (DST) TOPIKAL APLIKASI FLOUR Owi Suci Ramadhany Muchyar 18014103032 PT TU SLT Cet Manado, 19 Aprié 2027 ke klinik RSGM PSPDG UNSRAT untuk melakukan Aindakan perawatan pencegahan gigi berlubang. Pada saat ini pasien sedahg menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan. Pasien belum pernah melakukan tindakan perawatan pencegahan untuk gigi berlubang sebelumnya. = Tanggal pemeriksaan : 21 Maret 2021 = Gigi yang dirawat : Gigi rahang atas dan rahang bawah Keluhan utama Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun berdomisili di Perkamil, datang ke klinik RSGM PSPDG UNSRAT untuk melakukan tindakan perawatan pencegahan gigi berlubang. Pada saat ini pasien sedang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan. Pasien be melakukan tindakan perawatan pencegahan untuk gigi berlubang sebelumnya terlibat Pasien telah selesai melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan Gigi tersebut tidak berlubang ataupun terasa nyeri dan tidak pernah dilakuka apapun. Pasien rutin menyikat gigi 2x sehari. = Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan Riwayat penyakit menular Riwayat penyakit yang diidap penderita Riwayat alergi obat-obatan Riwayat alergi makanan ttak ttak ttak ttak Pembengkakan ekstra oral Pembengkakan intra oral Fistula Gigi karies Gigi berubah warna Perkusi Palpasi Tekanan Karang gigi Gingiva sekitar gigi Tes vitalitas Tes Termal Tes Kavitas Tes Jarum Miler : Tidak ada pembengkakan : Tidak ada pembengkakan : Normal 1S 37 686.6 615— 64S Zz 41 0621 SS eS UL CCS 498 47 4 4 44 4 42 41 «3132 33 MH 35 36ClUTC C8 » Rencana Perawatan : Topikal Aplikasi Flour » Prognosis Baik. Karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan objektif jaringan periodontal sekitar gigi normal, gigi tidak goyang, serta pasien komunikatif dan Kooperatif sehingga membantu dalam jalannya keberhasilan perawatan. Masker, hanascoon, dan alas dada passion 4. Handpiece lowspeed 6 X 5. Bur brush Gelas kumur, suction tip cy ; Diagnostic set (kaca mulut, sonde, ekskavator, dan pinset) dan Nierbekken 10. Sediaan TAF 11. Disclosing solution Microbrush NU Cotton roll el Eee ee 8 HOW TO WASH YOUR HANDS oo og 8 5 ay BH a QO Pea w Bw Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan kepada fluoride untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat meningkatkan ketahanan email terhadap serangan asam. Aplikasi fluor secara topikal efektif untuk mengurangi karies pada permukaan halus dari gigi, tetapi kurang efektif dalam mencegah karies pada permukaan oklusal. Tujuan penggunaan fluor untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri pada plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Aplikasi fluor secara topikal dapat menggunakan beberapa jenis sediaan, antara lain varnish fluor yang mengandung 5% natrium fluorida (NaF) dan gel fluor yang mengandung 1,23% acidulated phosphate fluoride (APF). Penggunaan flour juga memiliki manfaat dan tujuan praerupsi dan pasca erupsi gigi. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara: = Topikal aplikasi yang mengandung fluor = Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor = Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor Sediaan flouride terbagi dua yaitu sistemik dan topikal Indikasi = Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi = Gigi dengan permukaan akar yang terbuka = Gigi yang sensitif » Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh: Down Syndrome) = Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic Kontraindikasi = Pasien anak dengan resiko karies rendah = Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor = Ada kavitas besar yang terbuka YM EL ELL Menginstruksikan pasien untuk jangan makan atau minum kurang lebih 30-60 menit pasca perawatan. Menginstruksikan pasien untuk lebih menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2x sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat berupa buah-buahan, sayur, dan susu. Menginstruksikan pasien untuk rajin kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. ww MENGGOSOK: Cea egg Soya Cara menyikat gigi (Ns CMG

Anda mungkin juga menyukai