Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS INDONESIA

PERSENTASE PENGGUNAAN OBAT DILUAR


FORNAS PADA 5 KELAS TERAPI TERBANYAK DI
PUSKESMAS KECAMATAN GROGOL
PETAMBURAN TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS KHUSUS


PRAKTEK KERJA DI PUSKESMAS KECAMATAN
GROGOL PETAMBURAN

SAILA SALSABILA
2106805073

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI APOTEKER
DEPOK
UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTEK KERJA DI
PUSKESMAS KECAMATAN GROGOL
PETAMBURAN PERIODE BULAN APRIL TAHUN
2022

LAPORAN PRAKTEK KERJA

Diajukan sebagai salah satu syarat umtuk memperoleh gelar


Apoteker

SAILA SALSABILA
2106805073

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI APOTEKER
DEPOK
APRIL 2022
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

laporan ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai peraturan yang berlaku di

Universitas Indonesia.

Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Penyusun,

Saila Salsabila
PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktek Kerja ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Saila Salsabila

NPM : 2106805073

Tanda Tangan :

Tanggal :
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja ini diajukan oleh:


Nama : Saila Salsabila
NPM : 2106805073
Program Studi : Apoteker
Judul : Persentase Penggunaan Obat diluar FORNAS pada 5 Kelas
Terapi Terbanyak di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
Tahun 2021

Telah disetujui dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang


diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia.

PEMBIMBING

Pembimbing I : apt. Ika Rianawati, S.Si ( )

Pembimbing II: apt. Dr. Nadia Farhana Syafhan ( )

Mengetahui:
Ketua Program Studi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

Apt. Dr. Catur Jatmika, M.Si.


NIP. 198901092012121001

Ditetapkan di : Depok
Tanggal :
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Ibu Apt. Ika Rianawati, S.Si., selaku Koordinator Pelayanan Farmasi dan
Koordinator Apoteker yang telah membimbing, membantu, berbagi ilmu,
dan pengalaman selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker;
(2) Ibu Apt. Dr. Nadia Farhanah Syafhan, selaku pembimbing yang dengan
sangat baik telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam
membimbing jalannya praktik kerja profesi apoteker, serta proses
penyusunan dan perbaikan laporan ini;
(3) Bapak dr. Darus Sahmedi selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan yang telah mengizinkan dan memberi fasilitas kepada kami
selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker;
(4) Ibu dr. Diah Hartanti selaku penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan
Laboratorium Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan yang telah
mengizinkan dan memberi fasilitas kepada kami selama pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker;
(5) Ibu Nanik Siswantini selaku Koordinator Kepegawaian dan Koordinator
Rumah Tangga yang telah mengizinkan dan memberi fasilitas kepada
kami selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker;
(6) Bapak dan Ibu pegawai Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan yang
telah memberikan pengalaman dan pembelajaran dalam melaksanakan
setiap kegiatan praktik kerja profesi.
(7) Bapak Apt. Prof. Dr. Arry Yanuar, M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia atas kesempatan dan dukungan yang diberikan
untuk mengikuti program studi ini;
(8) Bapak Apt. Dr. Catur Jatmika, M.Si., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia atas kesempatan dan
dukungan yang diberikan untuk mengikuti program studi ini; serta
(9) Keluarga, sahabat, teman sekelompok PKPA serta pihak-pihak lainnya
yang juga membantu dan selama penulisan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan ini
berlangsung. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun. Akhir kata,
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada laporan ini dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Depok, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME......................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1. FKTP.................................................................................................................2
2.2. JKN...................................................................................................................2
2.3. Penggunaan Obat Rasional..............................................................................3
2.4. Formularium Obat...........................................................................................4
BAB 3 METODE PENELITIAN......................................................................................6
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................6
3.2. Metode Penelitian..................................................................................................6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................7
4.1. Hasil........................................................................................................................7
4.2. Pembahasan...........................................................................................................8
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................................10
5.1. Kesimpulan..........................................................................................................10
5.2. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR ACUAN............................................................................................................11
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Penggunaan Obat diluar FORNAS terbanyak di Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan Tahun 2021

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Persentase Penggunaan Obat diluar FORNAS Puskesmas Kecamatan


Grogol Petamburan Tahun 2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 2016 terdapat 9.799 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
milik Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sehingga
wajib menggunakan FORNAS dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya.
Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 atas kesesuaian penggunaan FORNAS
di fasilitas kesehatan memberikan hasil berupa kesesuaian penggunaan FORNAS
pada FKTP di Dinkes Kabupaten/Kota sebesar ±70,77%.

FORNAS disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi fasilitas pelayanan
kesehatan dalam menjamin aksesibilitas obat yang berkhasiat, bermutu, aman, dan
terjangkau dalam sistem JKN. Oleh karena itu kepatuhan penggunaan FORNAS
di fasilitas kesehatan sangat perlu dipantau. Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan sebagai salah satu bagian dari FKTP juga memerlukan adanya
pemantauan untuk mengetahui apakah obat-obatan yang digunakan telah
memasuki standar ketetapan nasional atau sekiranya dibutuhkan perbaikan yang
lebih mendalam dalam pemilihan dan perencanaan obatnya.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mengidentifikasi 5 kelas terapi obat diluar FORNAS yang digunakan oleh
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021
2. Menganalisa bagaimana penggunaan obat rasional di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. FKTP
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 71 tahun 2013, Fasilitas
kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat nonspesialistik (primer). Fungsi
pokok fasilitas kesehatan tingkat pertama terdiri dari empat fungsi pokok
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan tempat pertama yang


dikunjungi peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan
2. Hubungan fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan peserta dapat
berlangsung secara berkelanjutan sehingga penanganan penyakit dapat
berjalan optimal
3. Fasilitas kesehatan tingkat pertama memberikan pelayanan kesehatan
yang komprehensif terutama untuk pelayanan promotif
4. Fasilitas kesehatan tingkat pertama melakukan koordinasi pelayanan
dengan penyelenggara kesehatan lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai kebutuhannya.
Selanjutnya diketahui bahwa FKTP terdiri dari puskesmas atau yang
setara, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama atau yang setara, dan
rumah sakit kelas D atau yang setara. Jejaring FKTP adalah bidan, apotek
jejaring, dan laboratorium jejaring, dan atau fasilitas kesehatan penunjang
yang bekerjasama langsung dengan BPJS Kesehatan. Yang termasuk fasilitas
penunjang diantaranya ialah apotek PRB dan laboratorium (Kemenkes RI,
2013).

2.2. JKN
Menurut Undang Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN, Jaminan
sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak dimana
pada Pasal 18 disebutkan bahwa Jenis program jaminan sosial meliputi :

1. Jaminan kesehatan (JKN)


2. Jaminan kecelakaan kerja (JKK)
3. Jaminan hari tua (JHT)
4. Jaminan pensiun (JP)
5. Jaminan kematian (JKm)
Jaminan Kesehatan atau JKN ialah nama programnya sedangkan BPJS
merupakan badan penyelenggaranya serta KIS ialah nama kartu pesertanya.
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)
merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh
Pemerintah (BPJS, 2020).

Manfaat Jaminan Kesehatan sendiri bersifat pelayanan perseorangan


berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang
diperlukan. Peserta JKN adalah setiap orang termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia (BPJS, 2020).

2.3. Penggunaan Obat Rasional


Menurut WHO (2018), penggunaan obat dikatakan rasional ialah apabila
pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup serta dengan biaya yang
terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat. Dalam hal ini meliputi
ketepatan penilaian kondisi pasien, tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis
obat, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat informasi, dengan
memperhatikan keterjangkauan harga, kepatuhan pasien dan waspada efek
samping.

Penggunaan obat rasional meliputi dua aspek pelayanan yaitu pelayanan


medik oleh dokter dan pelayanan farmasi klinik oleh apoteker. Oleh karena
itu, diperlukan kolaborasi yang berkesinambungan dan sinergis antara dokter
dan apoteker dalam pelayanannya terhadap pasien sehingga keamanan pasien
(patient safety) dapat terjamin. Adanya ketidakrasionalan dalam penggunaan
obat dapat menyebabkan menurunnya mutu pelayanan kesehatan dan
meningkatnya anggaran kebutuhan obat yang pemerintah harus berikan.
Penggunaan obat dikatakan tidak rasional jika tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara medik (Rokom, 2018).

Di Indonesia, pedoman pemilihan obat yang rasional dapat dilihat melalui


Formularium Nasional (FORNAS). FORNAS adalah daftar obat terpilih yang
dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Daftar obat-obatan yang
termuat di dalam FORNAS adalah obat yang telah dipilih dengan
mempertimbangkan mutu, khasiat dan biaya yang paling efisien serta
diharapkan mampu mengatasi 80% penyakit yang diderita oleh masyarakat.
Selain itu, FORNAS juga telah mengatur jenis obat yang dapat digunakan di
setiap tingkatan fasilitas kesehatan (TK1, TK2, TK3) juga dosis serta
peresepan maksimal yang dapat diberikan sebagai upaya untuk mencegah
penggunaan obat yang tidak rasional (Winda, 2018).

2.4. Formularium Obat


Formularium Obat adalah buku yang memuat daftar obat terpilih yang
paling dibutuhkan dan harus tersedia di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Seleksi obat merupakan salah satu tahap penting dalam proses
pengobatan. Seorang praktisi medik harus menetapkan jenis obat yang benar
benar diperlukan bagi pasien serta efektif dan aman bagi pasien (Dirjen
Binfaralkes, 2011).

Rumah sakit dan beberapa fasilitas kesehatan daerah dapat menyusun


Formularium nya sendiri. Formularium Rumah Sakit sendiri memiliki definisi
yaitu sebagai dokumen yang selalu diperbaharui secara terus-menerus yang
berisi sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan lainnya yang
merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik rumah sakit.
Umumnya proses penyusunan Formularium RS dilakukan melalui:
pengusulan formularium oleh Komite Satuan Medis (KSM) ke KFT, analisis
dan penyeleksian usulan KSM oleh KFT, dan penetapan formularium oleh
Direktur RS (Winda, 2018).
Selain adanya formularium RS, daerah melalui Dinas Kesehatan juga
memiliki formularium daerah atau formularium khusus yang disusun berupa
misalnya formularium balai kesehatan untuk daftar obat yang dibutuhkan
tetapi tidak ada dalam FORNAS (misal: Balai paru di Kab. Banyumas), SK
Kepala Dinas Kesehatan untuk obat di luar FORNAS (Kab. Malang) yang
dapat digunakan pada FKTP, Surat persetujuan Dinas Kesehatan untuk
penggunaan obat di luar FORNAS dan E-catalogue yang diajukan oleh FKTP
(Kab. Aceh Besar) (Winda, 2018).
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan di Jl. Wijaya III No.14, RW.9, Wijaya Kusuma,
Kec. Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Praktik kerja ini dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat selama dua minggu
dari tanggal 11 – 22 April 2022. Pelaksanaan Praktik Kerja dimulai dari pukul
07.00-14.30 WIB.

3.2. Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan menggunakan data berupa daftar konsumsi
atau penggunaan obat Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021
yang selanjutnya diklasifikasi berdasarkan obat yang ada di e-FORNAS dan obat
yang diluar e-FORNAS. Perhitungan persentase penggunaan obat ialah sebagai
berikut.

Total Pemakaian Obat x Kekuatan Obat (gram)


% Penggunaan Obat=
ddd
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. Daftar Penggunaan Obat diluar FORNAS terbanyak di Puskesmas


Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021
N KESESUAIAN PERSEN
KELAS
O. NAMA OBAT DENGAN FORNAS PENGGUNA
TERAPI
(Ya/Tidak) AN
1. Ambroksol Syr
Mukolitik Tidak 1,68%
15mg/5ml 60 Ml
2. Analgesik non
Piroksikam Tablet
narkotik, Tidak 1,12%
10 mg
antiinflamasi
3. Ambroksol tab 30
Mukolitik Tidak 0,98%
mg
4. Gliserin Guaiakolat
Ekspektoran Tidak 0,43%
100 mg
5. Obat Batuk Pilek Analgesik,
Sirup Anak Antipiretik, Tidak 0,04%
(Parasetamol) AINS, Antipirai

Persentase Penggunaan Obat diluar FORNAS pada 5 Kelas


Terapi Terbanyak Puskesmas Kecamatan Grogol Petam-
buran Tahun 2021

Mukolitik
Analgesik non narkotik, anti-
inflamasi
Mukolitik
Ekspektoran
Analgesik, Antipiretik, AINS,
Antipirai
Gambar 4.1. Persentase Penggunaan Obat diluar FORNAS Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021

4.2. Pembahasan
Fasilitas kesehatan dapat menggunakan obat di luar FORNAS
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan pada pelaksanaan
pelayanan kesehatannya penggunaan obat dapat disesuaikan dengan standar
pengobatan program terkait dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika dalam
pemberian pelayanan kesehatan pasien membutuhkan obat yang belum tercantum
di FORNAS, maka hal ini dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Penggunaan obat di luar FORNAS di Fasilitas Kesehatan Rujukan


Tingkat Lanjutan (FKRTL) hanya dimungkinkan setelah mendapat
rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dengan
persetujuan Komite Medik dan Kepala/Direktur Rumah Sakit.
2. Pengajuan permohonan penggunaan obat di luar FORNAS dilakukan
dengan mengisi Formulir Permintaan Khusus Obat Non Formularium.
3. Pengajuan permohonan penggunaan obat di luar FORNAS dilakukan
dengan langkah -langkah sebagai berikut:
a. Dokter yang hendak meresepkan obat di luar FORNAS harus
mengisi Formulir Permintaan Khusus Obat di luar FORNAS.
b. Formulir tersebut diserahkan kepada KFT untuk dilakukan
pengkajian obat, baik secara farmakologi maupun
farmakoekonomi.
c. Setelah proses kajian obat selesai, maka KFT akan memberikan
catatan rekomendasi pada formulir tersebut dan menyerahkan ke
Komite Medik dan Direktur Rumah Sakit.
d. Formulir dengan rekomendasi dari KFT diserahkan kepada Komite
Medik dan Direktur Rumah Sakit untuk meminta persetujuan
e. Setelah mendapat persetujuan dari Komite Medik dan Direktur
Rumah Sakit, obat dapat diserahkan ke pasien.
Menurut Direktorat Pelayanan Farmasi (2016), target persentase kesesuaian
obat dengan FORNAS dalam JKN untuk kategori Layanan Kesehatan FKTP
Kabupaten/Kota ialah 70%. Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan memiliki
rata-rata % kesesuaian penggunaan obat FORNAS sebesar ±95% yang berarti
jauh dari cukup atau sudah tergolong sangat baik dalam kepatuhannya karna tidak
melewati batas target yang ditetapkan pemerintah.

Menurut Peraturan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan


RI Nomor: HK.02.03/i/2318/2015, saat ini kewajiban proporsi kesesuaian
penggunaan FORNAS baru terbatas pada Rumah Sakit. Hal ini berarti Puskesmas
sebagai FKTP juga memiliki kewajiban melakukan penyesuaian formulariumnya
dengan FORNAS namun regulasi batasan-batasan masih mengikuti panduan atau
arahan dari pemerintah pusat yaitu Kemenkes.

Selanjutnya diketahui dari hasil akumulasi dan perhitungan data


penggunaan obat Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan pada tahun 2021,
didapatkan penjumlahan total persentase penggunaan 5 kelas terapi obat diluar
FORNAS oleh Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan sebesar 4,25%. Obat
serta kelas-kelas terapi nya antara lain ialah:

1. Mukolitik Sirup Ambroksol 1,68%


2. Analgesik non narkotik-Antiinflamasi Tablet Piroksikam 1,12%
3. Mukolitik Tablet Piroksikam 0,98%
4. Ekspektoran Tablet Gliserin Guaiakolat 0,43%
5. Analgesik-Antipiretik-AINS-Antipirai Obat Batuk Sirup Anak
Paracetamol 0,04%
Kelas-kelas terapi obat diatas tergolong dalam kategori obat yang aman
digunakan secara bebas atau bebas terbatas sehingga ketidaksesuaiannya dengan
Formularium Nasional atau FORNAS tidak terlalu bermasalah. Penggunaan obat-
obat ini juga masih berada di rentang persentase yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan obat-obat didalam FORNAS yang digunakan oleh
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan sehingga tidak diperlukan intervensi
lain mengenai pemilihan obat-obat kelas terapi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pemantauan konsumsi obat


Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan didapatkan hasil yang berada dalam
kategori sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku sehingga terapi
tergolong rasional. Selanjutnya pada penggunaan obat di waktu kedepannya
diharapkan akan memiliki kesesuaian dengan FORNAS yang tetao atau bahkan
lebih baik lagi dari sekarang.

BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. 5 kelas terapi obat-obat diluar FORNAS yang digunakan oleh Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Tahun 2021 antara lain Mukolitik Sirup
Ambroksol 1,68%; Analgesik non narkotik-Antiinflamasi Tablet
Piroksikam 1,12%; Mukolitik Tablet Piroksikam 0,98%; Ekspektoran
Tablet Gliserin Guaiakolat 0,43% dan Analgesik-Antipiretik-AINS-Antipirai
Obat Batuk Sirup Anak Paracetamol 0,04%.
2. Penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Tahun
2021 tergolong dalam pengobatan obat yang rasional karna telah mencapai
atau melebihi target kesesuaiannya dengan FORNAS.
5.2. Saran
Sebaiknya penerapan pemilihan obat dan penyesuaian obat dengan
FORNAS yang baik ini dioptimalkan lagi sehingga dapat tercipta penggunaan
obat yang rasional, konstan dan menyeluruh untuk semua pasien Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan.
DAFTAR ACUAN
BPJS. (2020). Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Jakarta
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional:
Kurikulum Pelatihan Penggunaan Obat Rasional (POR).
Kemenkes Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta
Presiden Republik Indonesia. (2004). Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta
Rokom Redaksi Sehat Negeriku. (2018). Inilah Penggunaan Obat Rasional yang
Harus Dipahami Masyarakat. Diakses pada tanggal 10 Juni 2022.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180329/3525429/inilah-
penggunaan-obat-rasional-yang-harus-dipahami-masyarakat/#:
%7E:text=Penggunaan%20obat%20dikatakan%20rasional
%20menurut,baik%20untuk%20individu%20maupun%20masyarakat.
Winda, Syahdu. (2018). Formularium Nasional (FORNAS) dan e-Catalogue Obat
Sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Volume 4. Penerbit : Integritas

Anda mungkin juga menyukai