Anda di halaman 1dari 50

Komunitas Bebas Riba Bebas Utang (BRBU)

Komunitas Bebas Riba Bebas Utang (BRBU)

Rambu Rambu Syariah


agar Syirkah Mudhorabah
Menjadi Berkah
Penyusun : M. Nugroho, MAg

Penyusun : M. Nugroho, MAg


2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamiin. Was sholatu wassalamu 'ala asyrofil anbiyaa iwal
mursalin, sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa ash-habihi ajmaiin ..

Saat ini umat Islam telah makin banyak yang sadar untuk mematuhi semua
perintah Allah dalam perkara ekonomi/muamalah, pendidikan, politik,
kenegaraan dan lain lain. Kesadaran ini harus senantiasa didukung oleh edukasi
edukasi aturan Islam dalam berbagai hal tersebut agar umat Islam memahami
kerangka berfikir dan bersikap yang benar sebagai seorang muslim kaffah, bukan
muslim yang masih tercampur pehamahannya dengan kapitalisme dan sosialisme
sehingga membuat mereka menjadi separuh Islam separuh kapitalis/sosialis.

Termasuk paradigma berfikir yang masih mendominasi umat Islam adalah


mereka menduga bahwa transaksi-transaksi yang biasa mereka lalukan telah
sesuai dengan aturan Islam. Mereka tidak sadar bahwa meskipun negeri ini
adalah negeri Islam namun sistem ekonominya kebanyakan lahir dari pemikiran
para ekonom pro kapitalis.

Di sisi yang lain, Ahamdulillah, sudah banyak umat Islam yang sudah memahami
akad-akad syariah secara umum, namun masih belum hukum-hukum yang
terperinci sehingga pelaksaannya ada yang bertabrakan dengan ketentuan
syariah. Perbedaan pemahaman ini pada akhirnya rentan menimbulkan
keretakan antara pemodal dan pengelola yang notabene sesama muslim dan
bersemagat untuk berbisnis sesuai syariah.

Booklet ini mencoba membantu memaparkan ketentuan-ketentuan syara dan


tips-tips teknis bagi umat Islam yang sedang terjun atau berminat untuk
melakukan investasi bisnis baik dalam bentuk syirkah mudharabah baik sebagai
pemodal atau pengelola agar berjalan sepenuhnya diatas rambu-rambu syariah.

Balikpapan 24 April 2022

M. Nugroho, MAg
Komunitas Bebas Riba Bebas Hutang (BRBU) – Balikpapan.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 1


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
BAHAYA RIBA DAN ANCAMAN BAGI YANG MELAKUKAN ....................... 4
KEUTAMAAN SYIRKAH .............................................................................................. 7
JENIS-JENIS SYIRKAH .................................................................................................... 8
RAMBU RAMBU BAGI KEDUA PIHAK (PEMODAL DAN PENGELOLA) ...11
1. Aspek Dzahir : .................................................................................................11
2. Apek Batin : ......................................................................................................12
RAMBU RAMBU BAGI PEMODAL/INVESTOR :..................................................13
1. Sikap Dasar : ....................................................................................................13
2. Memilih Bisnis yang Tepat untuk Investasi ................................................13
3. Memilih Calon Pengelola ...............................................................................15
4. Mempelajari Penawaran dan Verifikasi Data.............................................16
5. Meninjau Calon Tempat Usaha....................................................................17
6. Negosiasi Skema Kerjasama dan Nisbah Bagi Hasil ................................18
7. Menambahkan Persyaratan di Kontrak Kerjasama .................................19
8. Menyepakati Akad Mudhorobah .................................................................20
9. Menyerahkan Modal .......................................................................................21
10. Mengontrol Pekerjaan Pengelola .................................................................22
11. Membagi Keuntungan/Kerugian dan Menutup Kerjasama .....................24
RAMBU RAMBU BAGI PENGELOLA :....................................................................25
1. Aspek Mendasar :............................................................................................25
2. Menyiapkan Bisnis yang Akan Ditawarkan ................................................26
3. Memilih Sumber Pendanaan Bisnis ..............................................................27
4. Membuat Proposal Mudharabah..................................................................28
5. Memilih Calon Investor .................................................................................29
6. Presentasi ke Calon investor .......................................................................31
7. Negosiasi Kontrak Kerjasama ......................................................................32
8. Menyepakati Kontrak Kerjasama ................................................................33
9. Meminta Penyerahan Modal .........................................................................33
10. Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Bunyi Kontrak Kerjasama ...................34
11. Memberikan Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir .....................35
12. Menyerahkan Hasil Penjualan dan mendapatkan bagian ........................37

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 2


RAMBU - RAMBU LAINNYA ...................................................................................38
1. Pembatasan Waktu Mudhorobah ...............................................................38
2. Amil Menyerahkan Pengelolaan Mudhorobah ke Pihak Lain ................39
3. Bila Amil Menghentikan Kerjasama di Tengah Jalan................................41
4. Amil Mengambil Bagian-nya sebelum Mudharabah Selesai. ...................42
5. Sahibul Mal menugaskan wakilnya untuk mengawasi amil .....................43
6. Memasukkan Harta Orang Lain atau Harta si Amil sendiri di dalam
Mudhorobah...............................................................................................................44
7. Sahibul Mal meminta jaminan kepada amil ................................................45
8. Penyeleseaian Sengketa Mudharabah .........................................................46
PENUTUP ........................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................48

DAFTAR TABEL
Table 1- Perbandingan antara Saham dan Mudhorobah .......................................14
Table 2 - Contoh NPS vs GPS pada usaha penggemukan kambing 1 tahun ....18
Table 3 - Apabila sahibul mal menyertakan asset-nya dalam pengelolaan ........22
Table 4 - Contoh kemungkinan penyimpangan klausul & keanehan harga .......23
Table 5 - Perbandingan Untung Rugi Pembiayaan ..................................................27
Table 6 - Perbandingan Keuntungan dengan GPS dan NPS dengan variasi biaya
Operasional .....................................................................................................................28
Table 7 - Ilustrasi penerapan konsep marketing AIDA untuk mencari calon
investor ............................................................................................................................30
Table 8 - Skema bagi hasil bila calon pengusaha memasukkan assetnya dalam
mudhorobah....................................................................................................................31
Table 9 - Contoh perbedaan pendapat dalam muamalah yang ikhtilafiyah.......32
Table 10 - Contoh laporan cash flow untuk perdagangan, modal berkembang
langsung diinvestasikan .................................................................................................36

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 3


BAHAYA RIBA DAN ANCAMAN BAGI YANG MELAKUKAN
Tidak disangkal lagi bahwa sistem ekonomi kapitalis ditengah kita membuat
riba seakan menjadi darah yang mengalir dalam sirkulasi ekonomi dan finansial
sehari-hari, sejak dari penerbitan uang hingga uang itu kembali ke perbankan.
Sebagian besar kegiatan ekonomi baik tabungan, jual beli, hutang atau investasi
sudah terbiasa mendapatkan supply “vitamin” riba hingga badan masyarakat kita
malah merasa tidak nyaman bila diberikan jamu berupa solusi ekonomi syariah.

Benarlah sabada Rasulullah SAW :

‫خاره‬ ُ َ ُْ ْ َ ِّ َ َ َّ ٌ َ ‫ى‬ ٌ َ َّ َّ‫َ َ ن‬


ِ ‫ فإن لم يأكله أصابه ِمن ب‬،‫اس زمان ال يبق أحد إَّل أكل الربا‬
ِ ‫لي ِأتي عىل الن‬
Akan datang suatu masa dimana tidak ada seorang manusia kecuali dia memakan
riba, kalau tidak memakannya maka dia terkena asapnya (HR Ibnu Majah)
َ َ ٌ َ َّ َ َّ‫َ َ ْ َ ن‬
‫الل ْأم ِمن َحرا ٍم‬ َ ْ َ َُْ
ٍ ‫ ِأمن ح‬،‫بال المرء بما أخذ المال‬
ُ
ِ‫ ال ي ي‬،‫اس زمان‬
ِ ‫الن‬ ‫ليأ ِتي عىل‬
Akan datang suatu masa dimana manusia tidak menyadari darimana mengambil
hartanya apakah dari harta halal atau haram (HR Bukhari)
Riba semisal bunga bank ibaratnya telah
menjadi bagi candu yang disadari bisa
merusak badan namun enggan untuk
disingkirkan. Hal ini tidak lepas dari
dogma ekonomi barat yang mengatakan
bahwa suku bunga akan menyebabkan
inflasi tinggi dan inflansi tinggi akan
menurunkan penganguran seperti yang
digambarkan dalam curva phillips
disamping. Namun kebenaran curva
sendiri telah banyak dibantah oleh
ekonom amerika sendiri bahkan seperti
Mield Friedman yang menegasikan
asumsi dari philips. Artinya inflasi akibat
kenaikan bunga tidak terkait langsung
dengan berkurangnya pengangguran.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 4


Allah SWT telah memberi petunjuk kepada manusia termasuk dalam
masalah ekonomi mikro makro sehingga tidak perlu mengikuti teori-teori
makro ekonomi barat yang memang dibangun atas dasar econometric yang
mengkuantifikasi gejala ekonomi seakan menjadi suatu ilmu pasti. Cukup bagi
umat Islam untuk meyakini bahwa kesejahteraan akan tercapai hanya dengan
menerapkan aturan-aturan Allah SWT termasuk dalam kegiatan ekonomi.
ٰ
‫ض َول ِك ْن‬ ْ َ ْ َ ۤ َ َّ َ ِّ ٰ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ ْ ُ َ ٰ ٰٓ ُ ْ َ ‫َو َل ْو َا َّن َا ْه‬
ِ ‫ل القرى ا َمن ُوا واتْقوا لفتحنا علي ِهم برك ٍت من السما ِء واْلر‬ ْ َ ََ َّ َ
َ
‫كذ ُب ْوا فاخذن ُه ْم ِب َما كان ْوا َيك ِس ُب ْون‬
Kalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
limpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi
ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka
sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al-A’raf 96)
Termasuk mendustakan ayat Allah SWT adalah dengan melanggar perintah-
Nya yang melarang riba sehingga akhirnya terjadilah kegoncangan ekonomi dan
mental pada dirinya atau dalam skala besar menggoncang sendi kehidupan
masyarakat. Firman Allah SWT di Surat Al-Baqarah : 275
َ ِّۗ ِّ َ ْ َ ُ ْ َّ ُ ُ َّ َ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َّ َ
‫س ذ ِلك‬ ‫ال ِذين يأكلون الربوا َّل يقومون ِاَّل كما يقوم ال ِذي يتخبطه الشيطن ِمن الم‬
ِّۗ ِّ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ ‫َ َّ ُ ْ َ ُ ْٰٓ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ِّ ۘ َ َ َ َّ ه‬
‫الربوا ف‬ ‫ِبانهم قالوا ِانما البيع ِمثل الربوا واحل اّٰلل البيع وحرم‬
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Allah SWT mengancam akan mengekalkan (melama-lamakan) di neraka bagi
mereka yang tahu keharaman riba namun masih tetap melaksanakannya
َ ٰۤ ُ َ َ َ ‫َ َ ٗ َ َ َ َ ِّۗ َ َ ْ ٰٗٓ َ ه‬ َ ْ َ ِّ َّ ْ ِّ ٌ َ ْ َ ٗ َ ۤ َ ْ َ
‫اّٰلل ِّۗ َو َم ْن عاد فاول ِٕىك‬
ِ ‫ف َمن جاءه مو ِعظة من رب ٖه فانتٰه فله ما سلف وام ُره ِال‬
َ ُ ُ َّ َ
‫ا ْصح ُب الن ِار ۚ ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬
Barangsiapa yang mendapat peringatan dari Tuhannya (mengenai riba),
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi milik-
nya dan urusannya kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka
itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah : 275)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 5


Riba datang dengan berbagai bentuk, yang secara garis besar adalah :
- Riba Qardh yaitu riba dalam hutang duit semisal pinjam 10 juta dan
kembali 11 juta dalam waktu sebulan
- Riba Jahiliyah yaitu riba dalam hutang duit semisal pinjam 10 juta sebulan,
bila melewati sebulan maka akan ditambahkan dalam hutangnya.
- Riba Fadhl, yaitu jual beli barang ribawi (emas, perak, gandum, jemawut,
kurma, garam) semisal seseorang membeli emas 10 gram dengan emas 11
gram yang berbeda bentuknya
- Riba Nasi’ah, yaitu riba dalam jual-beli kredit dimana seharusnya dibayar
tanggal 10 namun dibayar tanggal 11 sehingga ada selisih harga 1 hari. Riba
Qardh dan Riba Jahiliyah bisa juga dimasukkan dalam jenis dari riba nasiah.

Yang menjadi fokus di buku yang kami sajikan ini adalah menghindarkan
para pengusaha khususnya dari Riba Qadrh, yaitu berupa peminjaman modal
berbunga di bank atau lembaga keuangan lain untuk pengembangan bisnisnya.
Peminjaman modal ke bank atau institusi keuangan memang sarana mudah
sebab lembaga-lembaga tersebut ada di tengah-tengah kita bahkan tidak jarang
mendatangi langsung ke setiap orang semisal ke pedagang-pedangang di pasar.
Islam memberi solusi hutang yang tidak berbunga bagi kebutuhan konsumtif
berupa qordhul hasan (hutang tanpa bunga) dan solusi berupa syirkah bagi
pengusaha yang memerlukan modal dan menempatkannya berbagi risiko bisnis
bersama pengusaha. Dengan sharing risiko, maka bisnis tidak akan dijalankan
dengan tidak profesional sebab dalam skema mudhorobah, pengusaha nantinya
tidak mendapat duit bila tidak ada keuntungan. Disamping itu, pengusaha-pun
secara langsung atau tidak langsung akan mendapatkan pengawasan bantuan dari
pemodal sehingga bisnisnya menjadi lebih aman dan terkendali.
َ‫الرب ٰٓوا ا ْن ُك ْن ُت ْم ُّم ْؤمن ْ ن‬ َ ‫ٰٓي َا ُّي َها َّالذ ْي َن ٰا َم ُنوا َّات ُقوا ه‬
َ َ ‫اّٰلل َو َذ ُر ْوا َما َب ى‬
‫ي‬ ِ ِ ِ ِّ ‫ق ِمن‬ ‫ي‬ ِ ِ
ۚ ْ ُ َ َ ‫َ ْ َّ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ِّ َ ه‬
‫اّٰلل ورسو ِل ٖه‬
ِ ‫ف ِان لم تفعلوا فأذنوا ِبحر ٍب من‬

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa riba jika kamu memang beriman. Jika kamu tidak
melaksanakannya, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu”. (QS Al-Baqarah : 275)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 6


KEUTAMAAN SYIRKAH
Firman Allah Ta’ala :
َ ْ ُ ْ َ َ ‫ه َ َّ ه‬ ُ َّ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ۖ ْ َّ َ ِّ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ
‫اب‬
ِ ‫وتعاونوا عىل ال ِب والتقوى وَّل تعاونوا عىل ِاَّلث ِم والعدو ِان ۖواتقوا اّٰلل ِِّۗان اّٰلل ش ِديد ال ِعق‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada
Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya” (QS Al-Maidah: 5).

Hadits Qudsi :
ُ
‫اح َبه‬ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ ‫ي َم َالم َي ُخن َأ َح ُد ُه َما َص‬ َ ََ ٌ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ
‫يك ن‬
ِ ‫ ف ِإذاخان أحدهما ص‬،‫احبه‬
ِ ِ ‫ أنا ث ِالث‬: ‫ِإن هللا تعال يقول‬
ِ ‫الش‬
ُ َ
‫خ َرجت ِمن َب ِين ِه َما‬

“Allah SWT berfirman : Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak
telah berkhianat, Aku keluar dari mereka. ”(HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh
alHakim, dari Abu Hurairah).

Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib :


ُ َ َ ْ َ َ َْ ُ َ ْ ٌ َ َ َ َ َ َّ َ َ ََ ُ َّ َّ َّ َّ َ
،‫ َوال ُمق َارضة‬،‫ ال َب ْي ُع ِإل أ َج ٍل‬:‫ ثالث ِف ْي ِه َّن ال َِ َبكة‬:‫ال‬‫هللا عل ْي ِه َو ِآل ِه وسلم ق‬ ‫ب َصىل‬ ِ ‫أن الن‬
ْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َّ ِّ ُ ْ ‫َ َ ْ ُ ي‬
)‫وخلط ال ِب ِبالش ِع ِب ِللبي ِت ْل ِللبي ِع (رواه ابن ماجه عن صهيب‬
"Nabi SAW bersabda : Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual." (HR. Ibnu Majah).

Bahwa Allah SWT menyertai dua orang lebih yang bersyirkah merupakan
indikasi bahwa syirkah lebih utama daripada kerja sendirian. Menurut kami,
diantara hikmahnya adalah semakin banyak pihak terlibat maka akan semakin
banyak orang yang mendoakan kesuksesan, makin banyak yang mengontrol dari
kesalahan serta makin banyak juga pihak yang meng-endorse/promosi bisnis
yang digeluti bersama.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 7


JENIS-JENIS SYIRKAH

Syirkah (‫ ) َشكاة‬secara makna bahasa adalah ikhtilat (‫ )االختالط‬atau percampuran.


Secara definisi atau makna istilah adalah akad kerjasama antara dua orang atau
lebih untuk mendapatkan keuntungan dimana masing-masing mempunyai
kontribusi, dan berbagi keuntungan atau kerugian.

Pembagian secara umum :

 Syirkah Amlak.
Kepemilikan bersama dua orang atau lebih terhadap asset, baik asset tetap
atau asset bergerak, dimana nilai/harga unit-nya bisa terus meningkat atau
bisa juga menurun karena terdepresiasi.
Contoh : Kepemilikan bersama tanah, bangunan, kendaraan, budak, dll

 Syirkah Uqud
Kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan
kegiatan usaha atau permodalan dengan membagi keuntungan berdasarkan
nisbah/rasio yang disepakati bersama.

Terdapat 5 jenis Syirkah Uqud :

1. Syirkah ‘Amal / Abdan

Kerjasama antara amal dengan amal, yakni dua orang atau lebih untuk
melakukan suatu pekerjaan (amal) berdasarkan keahlian masing-masing
pihak tanpa melibatkan kepesertaan modal harta didalamnya.

Contoh :
o Kerjasama antara tukang bangunan dengan home designer
exuntuk mengerjakan kontrak pembangunan rumah atau
ditambah lagi dengan melibatkan tukang taman.
o Kerjasama antara sopir dan kuli untuk mengirim dan angkat-
angkut material bangunan.
o Kerjasama antara web developer / programmer dengan web
designer untuk mengerjakan project website.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 8


2. Syirkah Mudhorobah (Qirodh)

Kerjasama modal dengan amal yakni dua orang atau lebih dimana salah
satu pihak sebagai pengelola dan satu pihak lain (satu orang atau lebih)
bertindak sebagai pemodal.
Contoh :
o Kerjasama pembangunan atau perbaikan rumah atau gedung
antara pemodal dan developer.
o Kerjasama penggemukan ternak (kambing, ayam, sapi dll)
antara pemodal dengan peternak.
o Kerjasama penjualan antara pemodal dengan pedagang.

Mudharabah (‫ )مضاربة‬berasal dari kata dhoroba (‫ ) نضب‬yang berarti


memukul atau berjalan. Mudharabah berasal bentukan dari, yaitu “Ad-
dhorbu fil ardhi” bermakna berpergian untuk berdagang. Sedangkan
Qiradh (‫ )قراض‬berasal dari kata Qardhu (‫ )قرض‬atau potongan dimana
pemilik harta memotong sebagian dari hartanya untuk menjadi modal.

Mudharabah dan Qiradh adalah istilah yang sama dimana pada asalnya
istilah Mudharabah digunakan oleh orang Irak, sementara orang Hijaz
(Jazirah Arab) menyebutnya dengan istilah qiradh.

Adalah Rasulullah SAW sebelum diutus menjadi nabi, beliau melakukan


mudharabah dengan Bunda Khadijah RA untuk berdagang di Syam.
Demikian juga setelah hijrah, para sahabat juga melakukan mudharabah,
antara lain Umar bin Khattab, Abu Musa Al-Asyari, Ibnu Mas’ud, Hakim
bi Hizam dan tidak ada sahabat yang menyelisihnya sehingga hal ini
menunjukkan ijma’ kebolehannya.

3. Syirkah Inan (Musyarokah)

Kerjasama antara modal + amal dengan modal + amal, yaitu dua orang
atau lebih dimana masing-masing mempunyai kegiatan usaha baik yang
sama atau yang berbeda, dan masing-masing tetap terlibat didalam
kegiatan usaha yang dijalankan baik kegiatan yang sama atau kegiatan
yang berbeda.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 9


Contoh :
o Kerjasama antara dua toko atau lebih yang berdekatan dan
dilebur menjadi minimarket
o Kerjasama antara perusahaan penghasil energi dari baterai
listrik dan perusahaan otomotif menghasilkan mobil bertenaga
listrik merek tertentu.
o Kerjasama antara pemilik perumahan dengan fasilitas olahraga
(golf, kolam renang, gymnasium dll) menjadi satu fasilitas
terpadu dengan nama baru.

4. Syirkah Wujuh

Kerjasama antara modal/amal dengan reputasi bisnis dimana dua orang


atau lebih dimana salah satu pihak tidak berkontribusi pada amal
ataupun modal modal namun memiliki reputasi bisnis yang bisa
digunakan untuk memperbesar market dan keuntungan.

Contoh :
o Kerjasama antara individu atau firma hukum yang masih kecil
dan perusahaan firma hukum yang besar yang mencantumkan
nama Firma X & Accociates.
o Kerjasama antara hotel kecil dengan jaringan perhotelan
ternama semisal dengan OYO, RedDorz dll.

5. Syirkah Muwafadhoh

Campuran dari berbagai jenis syirkah diatas.

Contoh :
o Kerjasama antara pengembang perumahan dengan developer
yang bekerjasama dengan arsitek/designer dll
o Kerjasama antara perumahan dengan jaringan perhotelan dan
dengan perusahaan perawat jalan/taman
o Kerjasama antara pemodal peternakan dengan peternak dan
dengan pedagang/marketing

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 10


RAMBU RAMBU BAGI KEDUA PIHAK (PEMODAL DAN
PENGELOLA)
1. Aspek Dzahir :
1. Memastikan dana yang akan digunakan dalam investasi adalah dana yang
halal dan memastikan bahwa kegiatan yang akan dikerjakan adalah
kegiatan yang diperbolehkan syara’ baik secara jenis pekerjaan ataupun
perincian pelaksanaan, misalkan permodalan untuk pengembangan
peternakan (mubah) hewan yang halal.
2. Terpenuhinya akad syrikah mudhorobah (qirodh), yaitu :
a. Aqidaani atau dua pihak yang berakad.
 Lelaki/wanita
 Sudah baligh dan rusydhu (besar/dewasa) bisa berfikir
untuk membedakan benar - salah
 Pemodal : memang pemilik harta yang berhak dia
kelola, bukan harta orang lain
 Muslim atau bisa juganon Muslim
b. Ma'qud Alaih (Objek Kerjasama)
 Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan
 Jumlah modal yang akan diberikan
 Nisbah bagi hasil antara pemodal dan pengelola
c. Sighot Ijab Qobul (Redaksional Akad).
 Diutamakan tertulis, bukan lisan
 Menyebutkan ma’qud alaih dan juga keterangan lain
seperti lokasi usaha, waktu memulai, kriteria waktu
berakhirnya kerjasama, batasan kegiatan, dan
ketentuan syarat lainnya.
 Saling bersepakat dengan bersalaman mengucapkan
persetujuan akad kerjasama atau menandatangani
dokumen kontrak kerjasama oleh kedua belah pihak,
bisa ditambahkan saksi dari masing-masing pihak.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 11


2. Apek Batin :

 Niat yang Baik:


o Bertujuan untuk saling memberikan manfaat atau keuntungan
bagi kedua belah pihak. Tidak berniat untuk merugikan pihak
lainnya.
o Tidak sengaja memilih partner yang berpotensi error dengan
tujuan untuk mengakali partner-nya.

 Menjaga Ukhuwah
o Selalu mengedanpankan prinsip ukhuwah islamiyah bila
bekerjasama dengan sesama muslim, dengan tujuan untuk
menguatkan umat Islam dengan cara mengembangkan kapasitas
dan harta sesama muslim lainnya

Nabi SAW bersabda :


ُ ُ ُّ ُ ْ ْ َ ْ ْ ْ ْ
‫ال ُمؤ ِم ُن ِلل ُمؤ ِم ِن كال ُبن َي ِان َيشد َب ْعضه َب ْعضا‬
“Mukmin yang satu dan lainnya bagaikan bangunan yang
menguatkan antara satu bagian dan bagian lainnya”
(HR. Bukhari, Muslim)

o Menyampaikan penolakan dengan baik kepada pemberi


proposal bila tidak tertarik dengan kerjasama yang ditawarkan
o Tidak marah / baper bila tawaran kerjasamanya ditolak dan
segera mengambil pelajaran dan koreksi dari penolakan.

 Ikhlas
o Selalu menanamkan kesadaran bahwa seluruh kegiatan adalah
untuk mengejar ridho Allah SWT termasuk dalam bisnis dan
merupakan bentuk ibadah, bukan semata untuk tujuan dunia.
o Senantiasa berdoa kepada Allah SWT untuk dilapangkan rezeki
termasuk dari syirkah-syirkah yang sedang dijalankan serta
mendoakan kelancaran kegiatan dari partner-nya.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 12


RAMBU RAMBU BAGI PEMODAL/INVESTOR :
1. Sikap Dasar :
a. Memahami bahwa investasi dengan skema syirkah modhorobah
tidak sama dengan menghutangi pekerja dengan bunga sebagaimana
deposito. Tidak boleh berasumsi modal pasti balik beserta
tambahan keuntungan. Dalam syirkah ada potensi untung dan ada
potensi rugi atau bahkan hangus.
b. Tidak terburu-buru untuk menyetujui tawaran untuk berinvestasi
tanpa mempertimbangkan risiko usaha dan potensi untung rugi
dengan matang.
c. Memahami bahwa nantinya selaku investor tidak boleh bertindak
sebagai pengelola. Begitu modal diserahkan maka jalannya bisnis
akan sepenuhnya di tangan pengelola. Business owner dalam bisnis
dengan syirkah mudhorobah adalah pengelola, bukan pemodal.
d. Memahami bahwa tujuan investasi adalah mengembangkan harta,
bukan untuk sedekah sehingga melalaikan pengawasan.
e. Memahami bahwa sangat mungkin terjadi pengelola akan
melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak dia harapkan selama tidak
termuat larangannya di dalam bunyi akad/kontrak kerjasama.

2. Memilih Bisnis yang Tepat untuk Investasi


Pada dasarnya prinsip pemikiran dari para pemodal atau investor adalah
tidak peduli jenis usaha yang akan dia modali, yang penting minim risiko
kehilangan modal dan bisa memberi keuntungan terbaik. Pemikiran seperti
ini tidak salah namun tidak tepat bila diterapkan pada syirkah mudhorobah.
Pemikiran setiap invetasi pasti akan menguntungkan, hanya terjadi investasi
yang memastikan pihak kedua mengembalikan (memberi keuntungan) yang
tetap seperti obligasi di perbankan ribawi atau bisa juga mekanisme
kerjasama murabahah (kredit konsumtif) yang juga biasa dijalankan pada
lembaga keuangan Islam. Itupun dengan catatan pada skema murabahah
masih ada peluang gagal bayar atau mangkir sehingga modal tidak kembali.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 13


Bagi calon investor yang baru pertama mengenal mudharabah lebih
mudahnya adalah mengasosiasikan mudharabah dengan investasi saham,
dimana investor saham juga bisa merugi bila pilihan bisnisnya tidak tepat.
Terdapat kesamaan dan perbedaan antara investasi saham dengan syirkah
mudhorobah dimana keduanya sama-sama merupakan bentuk penyertaan
modal, namun terdapat perbedaan prinsip mendasar yang membedakan
antara keduanya yang membuat saham terkategori akad yang batil/rusak,
sebagai berikut :

Saham Mudharabah
Pembentukan Kerjasama antara Kerjasama antara pemodal
Perusahaan pemodal dengan dengan pengelola (amil)
pemodal
Pengelola Eksekutif yang ditunjuk Pengusaha yang mendapatkan
Perusahaan oleh dewan direksi. bagian keuntungan /kerugian
Keputusan Bisnis Oleh Eksekutif Oleh pengusaha selama
sepersetujuan dewan dalam batasan di kontrak
direksi. kerjasama
Pelepasan Bagian Bisa dijual belikan ke Kepesertaan tidak bisa dijual
Kepesertaan orang lain tanpa belikan. Masuknya pemodal
diketahui oleh eksekutif baru harus sepersetujuan
pengelola
Table 1- Perbandingan antara Saham dan Mudhorobah

Karena dalam mudharabah ada potensi pemodal merugi, maka sudah


seharusnya pemodal tidak asal berinvestasi, namun memilih jenis usaha
dengan mempertimbangkan risiko usaha, antara lain :
o Tingkat kemudahan/kesulitan dalam menjalankan usaha
o Ketersediaan market atau tempat pemasaran produk
o Kelestarian input produk (makanan, supply barang, dll)
o Faktor perizinan dan keamanan di lokasi usaha
o Risiko-risiko lainnya.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 14


3. Memilih Calon Pengelola
Setelah memilih jenis usaha yang tepat untuk menanamkan modalnya,
maka pemodal akan dihadapkan pada pilihan tempat atau pengelola
investasi. Bisa saja pemodal mencari informasi tawaran bisnis dan pengelola-
nya dari sumber informasi terbuka seperti internet, atau mungkin ada calon
pengelola yang menawarkan langsung ke pemodal, baik dengan bertemu
langsung atau dengan sarana komunikasi elektronik.

Agar terhindar salah investasi, maka hendaknya pemodal memilih


pengelola antara lain dengan kriteria berikut :
a. Seseorang yang telah dikenal dengan baik, bukan yang baru dikenal
semisal baru bertemu di suatu seminar bisnis atau baru bergabung
di grup WA. Hendaknya mempelajari lebih dalam riwayat
pengalaman bisnis yang pernah dijalankan sebelumnya.
b. Lebih aman utama untuk berinvestasi ke pengusaha yang bisnisnya
sudah lama berjalan dengan baik dan dia menawarkan modal untuk
pengembangan usahanya.
c. Bisa juga tawaran kerjasama datang dari seseorang yang belum
pernah berbisnis namun pernah bekerja bisnis tersebut dan ingin
memulai usaha sendiri dan butuh modal. Disini pemodal harus me-
mastikan bahwa CP juga telah menguasai pasar dan memiliki
manajemen yang baik. Lebih utama bila si CP sebelumya adalah
karyawan senior yang lama bergelut di bisnis yang ditawarkan.
d. Bisa juga ada tawaran kerjasama dari pengusaha yang bangkrut dan
perlu modal untuk berusaha kembali. Disini pemodal hendaknya
menggali lebih jauh penyebab kebangkrutan dan memverifikasi
informasi tersebut dari pihak lain.

Allah SWT berfirman :


َ ْ ُّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ
ُ‫اْلم ْ ن‬
‫ي‬ ِ ‫ِان خ َب م ِن استأج ْرت الق ِوي‬
“sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil
sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat
dipercaya.” (QS Al-Qoshosh : 26)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 15


Pemilihan calon pengelola termasuk penelusuran rekam jejak bisnisnya
bukan hal yang tabu dalam bisnis dan tidak bermaksud untuk mencari aib
orang lain, namun justru untuk mencegah memburuknya ukhuwah sesama
muslim dibelakang hari akibat kekecewaan dalam berbisnis dengan
partnernya.

4. Mempelajari Penawaran dan Verifikasi Data


Meski pada dasarnya setiap calon investor (CI) hanya peduli profit,
namun CI juga tidak boleh tutup mata dan sembrono dalam berinvestasi.
CI harus mempelajari dengan baik setiap jenis usaha serta record bisnis dari
pelaku usaha yang akan dia modali, baik pengusaha tersebut merupakan
perusahaan yang besar dan bonafit, atau individu yang berpengalaman dan
sukses, atau bahkan mungkin baru mau terjun ke bisnis tersebut.

CI harus meminta proposal kerjasama usaha dari calon pengelola


beserta informasi portofolio bisnis yang pernah dijalankan dan perlu
penambahan modal. Laporan portofolio perusahaan termasuk penawaran
kepesertaan modal mungkin saja tersedia di perusahaan besar/ kecil yang
menawarkan publik untuk menjadi pemodal. Perusahan/individu profesional
bisnisnya berjalan baik yang perlu modal tambahan biasanya juga sudah
menyiapkan proposal dan laporan-laporan tersebut

Bila calon pengelola belum pernah menjalankan bisnis yang ditawarkan,


maka dia harus memberikan estimasi prospek usaha dan data-data
pendukung di lapangan, semisal harga aktual pakan ternak di calon lokasi
peternakan, pasar penjualan ternak terdekat dan potensi pembeli. Calon
pengelola tidak boleh menggunakan data dari lokasi lain yang biayanya tentu
berbeda dengan biaya di calon lokasi yang akan dikembangkan.

Bila calon pengelola tidak bisa membuat proposal yang tertulis karena
tidak bisa mengoperasikan komputer dll, maka CI mesti menggali informasi
proses bisnis yang pernah/ sedang dijalankan beserta cashflow-nya dan
menuliskannya untuk diverifikasi kembali juga oleh si calon pengelola untuk
memastikan kelengkapan informasinya.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 16


Dalam tahapan ini, calon pengelola (CP) diminta membuat estimasi
biaya real pengelolaan bisnis berdasarkan pengalamannya saat ini atau dia
kumpulkan dari sumber lain yang mendekati kondisi real, semisal :
 Kerjasama peternakan : biaya pakan, kandang, harga jual dll
 Kerjasama pembangunan : biaya material, biaya tukang, harga jual dll
 Kerjasama dagang : biaya harga beli dan harga jual, biaya transport dll

CI harus bisa mendeteksi apabila ada keanehan pada proposal dan


laporan portofolio bisnis yang pernah dilakukan semisal lokasi bisnis yang
tidak pas, harga jual produk yang tidak sesuai harga pasar, waktu pengerjaan
yang tidak realistis. Hal ini bukan untuk su-udzan kepada CP, tapi untuk
memastikan bagaimana bisa mendapatkan angka/harga tersebut.

5. Meninjau Calon Tempat Usaha


Bila calon investor (CI) tertarik dengan proposal bisnis yang
ditawarkan, maka sebaiknya, CI melihat langsung lokasi usaha atau calon
lokasi usaha. Observasi lokasi penting untuk memastikan bahwa risiko-
risiko bisnis telah atau bisa dieliminasi, agar modal yang ditanam
memberikan keuntungan, dan tidak merugi, antara lain :
 Lokasi pembangunan rumah memang di lokasi yang besar peluang untuk
didatangi orang baik akses jalannya, keamanan, fasiltas umum dll
termasuk rencana harga jual juga normal untuk di daerah tersebut
 Lokasi peternakan di daerah yang higienis dan jauh dari warga sehingga
tidak memicu complaint warga, dekat dengan sumber pakan dan air dll.
 Lokasi dan toko dagang cukup nyaman bagi pembeli, mudah terjangkau
kendaraan termasuk kemudahan parkir dll.

Observasi tempat usaha bisa dilakukan beberapa kali baik disertai oleh
CP ataupun datang sendirian. Manfaat lain dari observasi tempat usaha
adalah juga untuk mendapatkan gambaran dari komunitas setempat
mengenai potensi dan kelayakan usaha di tempat usaha termasuk informasi
pasar di sekitar ataupun juga informasi terkait si CP dll.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 17


6. Negosiasi Skema Kerjasama dan Nisbah Bagi Hasil
Setelah mendapatkan gambaran lebih detail dari bisnis yang ditawarkan
dan melihat risiko bisnis dinilai cukup rendah dan akan memberikan profit,
CI bisa mulai memberikan sinyal ketertarikan investasi ke CP dan mulai
membicarakan besaran modal serta nisbah bagi hasil keuntungannya.

Calon investor bisa mengajukan pilihan skema bagi hasil :


 Gross Profit Sharing (GPS) = Hasil Penjualan - Modal
 Net Profit Sharing (NPS) = Hasil Penjualan – Modal – Biaya Operasional
Berikut contoh penerapan GPS atau NPS dalam usaha penggemukan
kambing selama 1 tahun (10 bulan) dimana harga adalah semata ilustrasi:
Biaya Biaya
1 Kambing 5 bulan x 10 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
2 Sewa Kandang 1 tahun Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
3 Pakan & Vitamin 10 bulan Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
4 Biaya Operasional (2+3) Rp 13,000,000 Rp 13,000,000 Rp 13,000,000
5 Modal + Operasional Rp 18,000,000 Rp 18,000,000 Rp 18,000,000

Penjualan Normal Diatas Pasar Dibawah Pasar


6 Harga Jual Kambing setelah 10 bln Rp 2,500,000 Rp 3,000,000 Rp 2,000,000
7 Harga Jual 10 kambing Rp 25,000,000 Rp 30,000,000 Rp 20,000,000
Skema Bagi Laba Net Profit (50 : 50) - Operasional masuk biaya modal
8 Keuntungan Net (6 - 5) modal + ops Rp 7,000,000 Rp 12,000,000 Rp 2,000,000
9 Bagian Pemodal (50%) Rp 3,500,000 Rp 6,000,000 Rp 1,000,000
10 Bagian Pengelola (50%) Rp 3,500,000 Rp 6,000,000 Rp 1,000,000
11 Net Bagian Pemodal (1 + 9) Rp 8,500,000 Rp 11,000,000 Rp 6,000,000
12 Net Bagian Pengelola (4 + 10) Rp 16,500,000 Rp 19,000,000 Rp 14,000,000
Skema Bagi Hasil Gross Profit (80 : 20) - Operasional ditanggung pengusaha
13 Keuntungan Gross (6 - 1) modal saja Rp 20,000,000 Rp 25,000,000 Rp 15,000,000
14 Bagian Pemodal (20%) Rp 4,000,000 Rp 5,000,000 Rp 3,000,000
15 Bagian Pengelola (80%) Rp 16,000,000 Rp 20,000,000 Rp 12,000,000
16 Net Bagian Pemodal (1 + 15) Rp 9,000,000 Rp 10,000,000 Rp 8,000,000
17 Net Bagian Pengelola (14 - 4) Rp 3,000,000 Rp 7,000,000 -Rp 1,000,000
Table 2 - Contoh NPS vs GPS pada usaha penggemukan kambing 1 tahun

Pada contoh tabel diatas dapat tergambar bahwa hasil dari NPS 50:50
kurang lebih setara dengan GPS 80:20. Tergambar juga bahwa bila harga
penjualan diatas pasar maka yang didapatkan pemodal akan dengan skema
NPS lebih tinggi dari GPS sedangkan bila harga jual rendah maka pemodal
akan mendapatkan untung lebih banyak bila menggunakan GPS.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 18


Secara hukum syara tidak masalah untuk menggunakan skema GPS atau
NPS sebagaimana bisa kita jumpai perbedaan pendapat di Fiqh Ala Madzahib
Arba’ah sebagai berikut :

‫وقيل يصح اإلنفاق بقدر ما يزيد عىل نفقاته كالكراء والباس الالزم للسفر ونحو ذلك مما‬
‫ن‬
‫ وهذا‬.‫فيعتب خسارة‬
ِ ‫يقتضيه السفر يف العرف ويحسب من الرب ح فإن لم يحصل الرب ح‬
‫ن‬
‫القول وإن كان ضعيفا فإنه أقرب إل عرف التجار وأسهل يف عمل التجارة‬

(Pendapat Madzhab Syafi’iyah) : dibenarkan untuk mengeluarkan dana (dari


harta pemodal) menurut kadar yang cukup untuk menyewa, pakaian, untuk
berpergian dan semisalnya yang secara umum memang semestinya perlu
dilakukan, dan itu diambil dari keuntungan. Namun bila tidak ada
keuntungan, maka dianggap sebagai bagian kerugian (pemodal). Ini adalah
pendapat yang meskipun lemah namun lebih dekat ke kebiasaan
perdagangan dan lebih memudahkan untuk kegiatan perdagangan.

7. Menambahkan Persyaratan di Kontrak Kerjasama


Disamping mengajukan revisi biaya dan nisbah bagi hasil, calon investor
juga sebaiknya menambahkan persyaratan-persyaratan di dalam kontrak
bahkan meskipun hal tersebut sebenarnya sudah mafhum umum misalkan :
 Perumahan : mensyaratkan agar menggunakan tukang dari sekitar lokasi
pekerjaan, agar tidak menggunakan besi bekas, agar tidak melanjutkan
ke pemasangan batu bata sebelum pondasi di cek pemodal dll.
 Peternakan : mensyaratkan agar kambing anakan yang dibeli seberat
mimimum sekian kilo, kandang dibersihkan setiap hari, diberikan
vitamin dan dimandikan seminggu sekali dll.
 Perdagangan : mensyaratkan agar toko buka setiap hari dibuka mulai pk
08 sampai pk 18, agar tidak menerima pembeli yang berhutang, agar
tidak membeli barang jualan dari pasar di daerah x, dll.

Dengan penambahan persyaratan-persyaratan dari CI, maka


berubahlah status mudharabah dari mudharabah mutlaqoh, menjadi
mudharabah muqoyyadah yaitu terikat dengan klausul-klausul tertentu.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 19


َ َ َ ْ ‫ا َ ا‬ ََ َ َّ ْ ُ ‫ان ْال َع َّب‬
َ َ
" ‫اح ِب ِه‬ ِ ‫اس ْب ُن َع ْب ِد ال ُمط ِل ِب ِإذا دف َع َماَّل ُمض َارَبة اش ى َبط َعىل َص‬ ‫ك‬
ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ‫َ َ َ ْ ى‬ َ َ ‫ن‬ ْ‫َ َ َ ن‬ ْ َ َ ُ ْ َ َ َْ
‫ ف ِإن‬, ‫ وَّل يش ِبي ِب ِه ذا ك ِب ٍد رطب ٍة‬, ‫ وَّل ي ِبل ِب ِه و ِاديا‬, ‫أن َّل يسلك ِب ِه بحرا‬
َّ َ ُ َّ َّ َ َّ
‫اّٰلل َعل ْي ِه َو َسل َم‬ ‫اّٰلل صىل‬ ُ َ َ ُ َ َ ََ َ َ َ َ ٌ َ َ ُ َ ُ َ َ َ
ِ ‫ول‬ ِ ‫ فرفع شطه َ ِإ َل َرس‬,‫فعله فهو ض ِامن‬
‫فأ َجاز ُه‬
”Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah
harta dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada
mudharib, agar harta itu tidak dibawa melewati lautan, tidak menuruni
lembah dan tidak dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar
syarat-syarat tersebut, maka ia bertanggung jawab menanggung risiko.
Syarat-syarat yang diajukan Abbas tersebut sampai kepada Rasulullah
SAW, lalu Beliau membenarkannya”. (HR Ath - Thabrani).

8. Menyepakati Akad Mudhorobah


Bila CI berniat pada bisnis yang ditawarkan, CI bisa meminta perbaikan
klausul kontrak kerjasama termasuk terutama skema bagi hasil termasuk
menambahkan persyaratan-persyaratan. Proses negosiasi ini tidak boleh
terburu buru sampai tercapai titik temu. Tidak masalah pada akhirnya CI
atau CP untuk menerima atau menolak usulan, dan salah satu pihak tidak
boleh merasa terpaksa, karena muamalah harus dilakukan dengan saling
ridho. Bisa saja CI berinvestasi dengan niat membantu memberikan
kesempatan kepada CP yang mau memulai usaha. Bila demikian maka
tentunya CI juga sudah siap dengan kondisi bila ternyata nantinya si CP
tidak memberikan hasil sebagaimana pengusaha yang sudah berpengalaman.

Allah SWT berfirman :


‫ا‬ َ ُ َ ْ َ ٰٓ َّ
‫اط ِل ِاْل ان تك ْون ِت َج َارة َع ْن‬ َ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْٰٓ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
ِ ‫يايها ال ِذين امنوا َّل تأ كلوا امو َالكم بينك ُم ِبالب‬
ْ
ِّۗ ‫اض ِّمنك ْم‬ َ
ٍ ‫تر‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
(QS An-Nisa :29)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 20


Apabila CI sudah mantap dengan rancangan investasi, besaran modal,
skema mudhorobah, nisbah bagi hasil, awal dan – akhir waktu kerjasama,
kesesuaian persyaratan-persyaratan dan sebagainya, maka CI dan CP
melakukan ijab qobul akad syirkah mudhorobah. Ijab qobul bisa dilakukan
dengan lisan namun lebih baik lagi bila menggunakan lembar kontrak
kerjasama yang ditandatangani kedua belah pihak, dan masing-masing pihak
menyertakan saksi yang ikut bertanda-tangan. Hikmah dari penanda-
tanganan dan menyertakan saksi adalah agar bisa saling mengingatkan di
belakang hari bila salah satu pihak ada yang lupa konten kerjasama.

Allah SWT berfirman :


ٰٓ َ َ َّ َ ْ َ َ َّ َْ ‫ُْ َْ َ ُ َْ ه‬
‫اّٰلل َواق َو ُم ِللش َهاد ِة َواد ن ٰٓن اَّل ت ْرت ُاب ْوا‬
ِ ‫ذ ِلكم اقسط ِعند‬
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan
kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan
(QS Baqarah : 283)

Setelah kerjasama disepakati, secara resmi jadilah calon pemodal


menjadi pemodal betulan atau investor atau shahibul mal (‫ )صاحب المال‬/
robul mal (‫ )رب المل‬dan calon pengelola menjadi pengelola / ‘amil (‫ )عامل‬/
mudhorib (‫)مضارب‬.

9. Menyerahkan Modal
Tugas pertama dari shahibul mal (SM) adalah menyerahkan modal atau
ro’sul mal (‫ )رأس المال‬ke ‘amil. Menurut jumhur madhzab, modal haruslah
berupa uang tunai bukan barang/asset. Disebutkan dalam kitab Rohmatul
‫ن‬
Umah fiy Ikhtilafil Aimah (‫ )رحمة األمة يف اختالف األئمة‬sbb :

‫الشفع و‬
‫ي‬ ‫ بعها و اجعل ثمنها قراضا فهذا عندا مالك و‬: ‫فلو اعطاه سلعة و قال له‬
‫ هو قراض صحيح‬: ‫ وقال ابو حنيفة‬,‫أحمد قراض فاسد‬

Kalau diberikan kepadanya (amil) (oleh shahibul mal) barang dagangan


dan kemudian SM berkata : jual-lah dan jadikan duitnya sebagai modal
qirodh, maka menurut Maliki, Syafi’i dah Ahmad ini adalah qirodh yang
fasid sedangkan menurut Abu Hanifah itu adalah qirodh yang sah.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 21


Bila SM mempunyai barang/asset yang memang inginnya dimanfaatkan
dalam bisnis untuk menekan biaya operasional, maka caranya adalah
memasukkan penggunaan barang/asset tersebut dalam persyaratan dan
kemudian menambahkan porsinya di nisbah bagi hasil semisal berikut :
Biaya Biaya
1 Kambing 5 bulan x 10 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
2 Sewa Kandang 1 tahun Rp 3,000,000 Pemodal
3 Pakan & Vitamin 10 bulan Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
4 Biaya Operasional (2+3) Rp 13,000,000 Rp 10,000,000
5 Modal + Operasional Rp 18,000,000 Rp 15,000,000
Penjualan
6 Harga Jual Kambing setelah 10 bln Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
7 Harga Jual 10 kambing Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Skema Bagi Laba Net Profit 50 : 50 65 : 35
8 Keuntungan Net (6 - 5) modal + ops Rp 7,000,000 Rp 10,000,000
9 Bagian Pemodal Rp 3,500,000 Rp 6,500,000
10 Bagian Pengelola Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
11 Net Bagian Pemodal (1 + 9) Rp 8,500,000 Rp 11,500,000
12 Net Bagian Pengelola (4 + 10) Rp 16,500,000 Rp 13,500,000
Skema Bagi Hasil Gross Profit 20 : 80 35 : 65
13 Keuntungan Gross (6 - 1) modal saja Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
14 Bagian Pemodal Rp 4,000,000 Rp 7,000,000
15 Bagian Pengelola Rp 16,000,000 Rp 14,000,000
16 Net Bagian Pemodal (1 + 15) Rp 9,000,000 Rp 12,000,000
17 Net Bagian Pengelola (14 - 4) Rp 3,000,000 Rp 4,000,000

Table 3 - Apabila sahibul mal menyertakan asset-nya dalam pengelolaan

Dari tabel diatas tergambar bahwa apabila SM menyertakan/mensyarat-


kan assetnya sebagai bagian dari kerjasama, maka yang dilakukan bukan
dengan menghitung nilai asset menjadi modal karena hal demikian tidak
sesuai dengan ketentuan mudharabah. SM tinggal merubah saja nisbah hasil
semisal untuk skema NPS dari 50 : 50 menjadi 65 : 35 atau bila meng-
gunakan GPS dirubah dari 20 : 80 menjadi 35 : 65.

10. Mengontrol Pekerjaan Pengelola


Dalam tahap pengelolaan, Shahibul mal (SM) seharusnya meminta
laporan rutin kepada ‘amil misalnya setiap bulan untuk memantau apakah
pelaksanaan bisnis telah sesuai dengan klausul-klausul yang disepakati.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 22


Apabila kontrak kerjasama menggunakan skema NPS (Net Profit Sharing)
dimana biaya operasional dimasukkan dalam modal, maka SM juga perlu
memastikan bahwa biaya operasional memang sesuai harga umum atau
tidak. Beberapa penyimpangan klausul atau keanehan harga misalkan :

Penyimpangan klausul Kontrak Keanehan Harga


Peternakan Amil tidak bisa menemukan kandang harga vitamin
yang dekat lapangan rumput sehingga lebih tinggi dari
memerlukan tambahan biaya transpor harga umum
Perumahan Amil tidak menemukan tukang dan harga material
buruh dari lokal sehingga harus bangunan lebih
mendatangkan dari luar dan memer- tinggi dari harga
lukan biaya untuk akomodasi umum
Penjualan Amil tidak menemukan toko di depan harga pembelian
lokasi yang diharapkan (misal di depan barang daganan
masjid, sekolah dll) lebih tinggi
Table 4 - Contoh kemungkinan penyimpangan klausul & keanehan harga

Apabila ada penyimpangan klausul dan/atau ada nilai yang tidak wajar
maka shahibul mal (SM) bisa mengingatkan ‘amil agar menjalankan sesuai isi
kontrak dan/atau mengeluarkan biaya modal yang wajar. SM berhak untuk
menentukan akan terus melanjutkan atau menghentikan kontrak bila
penyimpangan terus berlanjut karena menilai akan berpotensi menyebab-
kan kerugian atau keuntungan yang tidak sesuai dengan perkiraan.
Apabila kontrak dihentikan atas inisiatif SM misalkan untuk mencegah
kerugian yang lebih besar, maka semua harta kembali ke SM dan ‘amil
mendapatkan ujrah mitsli atau bayaran sepadan atas aktivitas-aktivitas yang
telah dia lakukan.

Tertuang di Fiqh Ala Madzahib Arba’ah juz III/35 sebagai berikut :


‫ن‬
‫بمعب أن الرب ح جميعه‬ ‫إذا فسدت البمضاربة يكون حكم المضارب حكم األجب‬
‫ن‬
‫يكي لرب المل و الخسارة تكون عليه و للمضارب أجر مثله‬
Bila mudhorobah difasadkan, maka jadilah hukum mudhorib/amil
menjadi ajir/pegawai yakni bahwa semua keuntungan dan kerugian milik
pemilik modal dan bagi muhdorib/amil mendapatkan ujrah mitsli.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 23


11. Membagi Keuntungan/Kerugian dan Menutup Kerjasama
Setelah obyek bisnis telah selesai dikerjakan, maka hasil penjualan
seluruhnya diserahkan ke SM, semisal ternak hasil penggemukan telah dijual
semua atau renovasi rumah telah selesai dan telah dibayar. Harta hasil
penjualan ibaratnya adalah menjadi harta bersama dan terjadi semisal
syirkah amwal antar keduanya sebelum akhirnya harta dipisahkan.

Setelah seluruh dana hasil kegiatan diberikan ke SM, SM kemudian


memeriksa laporan akhir baik laporan keuangan maupun laporan
pelaksanaan kegiatan beserta laporan penjualan dan bukti-buktinya. Apabila
ada penyimpangan pendanaan atau alokasi modal yang tidak tepat, maka hal
tersebut dikonfirmasi ke amil. Apabila kemudian itu diakui sebagai
kesalahannya dan semestinya tidak di charge ke SM, maka bagian tersebut
dikembalikan ke SM sebelum kemudian dibagikan keuntungan sesuai porsi
masing-masing. Amil juga berhak untuk menyata-kan bahwa
“penyimpangan” itu bukan kecurangan tapi disebabkan semisal karena amil
memang kurang paham bila ada biaya lebih murah dll sehingga menyatakan
selisih tersebut semestinya tidak dibebankan ke dirinya.

Tertuang di Fiqh Ala Madzahib Arba’ah juz III/35 sebagai berikut :


‫إذا خلف ن‬
َ ‫المضب َشطا من‬
‫ و حكم الغاصب أنه يكون اثما و‬.‫الشوط يكون غاصبا‬
‫يجب عليه رد المغصوب‬

Bila mudhorib/amil menyelisihi salah satu dari banyak syarat maka


berarti dia adalah seorang curang. Dan hukum dari seorang curang
adalah berdosa dan wajib baginya untuk mengembalikan harta ke yang
dicurangi.

Setelah pembagian telah selesai dilakukan. SM dan amil sebaiknya


menandatangani berita acara pembubaran syirkah dan masing-masing pihak
telah menuaikan kewajibannya dan telah mendapatkan hak masing-masing
atas dasar ridho, bukan karena keterpaksaan.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 24


RAMBU RAMBU BAGI PENGELOLA :
1. Aspek Mendasar :
a. Memahami bahwa bekerja termasuk didalamnya mengelola bisnis
adalah bentuk ibadah yang mulia

Rasulullah SAW bersabda :


ُ
‫كسبكم‬ ‫من‬ ‫م‬ْ ‫أطيب ما َأ َك ُلت‬
َ َّ
‫إن‬
ِ
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian makan adalah hasil
dari usaha kalian” (HR Tirmidzi)

b. Tidak terburu-buru untuk merencanakan dan menawarkan usaha


sebelum memastikan dirinya mampu berhasil menjalankan bisnis
yang dia tawarkan antara lain dengan sudah mengetahui tempat
mendapatkan sumber/input yang tepat, paham ruwetnya
pelaksanaan pekerjaan teknis, tahu tempat penjualan yang tepat dll.
c. Memahami bahwa dalam bertindak sebagai pengelola, dia
bertanggung jawab terhadap harta pemodal yang bisa jadi dia adalah
sahabat karibnya yang sangat mempercayainya.
d. Memahami bahwa harta modal yang dia pegang bukanlah miliknya
alias milik orang lain sehingga harus amanah dan menggunakan
modal semata untuk menjalankan bisnis sesuai dengan kontrak.
e. Memahami bahwa dia sebagai pengelola bertanggung-jawab
terhadap jalannya bisnis, sehingga harus bertindak mandiri dan tidak
sering berkonsultasi ke pemodal untuk menempatkan pemodal
sebagai pengambil keputusan.
f. Memahami bahwa pengelola tidak boleh bersikap seperti “juragan”,
tapi harus amal/pekerjaan dan bertanggung jawab atas tindakan
yang dia lakukan.
g. Memahami bahwa sangat mungkin pengelola tidak membaca
dengan detail bunyi kontrak sehingga akan sering bertanya untuk
memastikan apakah bisnis berjalan sebagaimana yang dia harapkan.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 25


2. Menyiapkan Bisnis yang Akan Ditawarkan
Dalam syirkah mudharabah, pengelola/mudharib/amil adalah pemilik/
owner bisnis, bukan sebagai pekerja dari pemodal seingga mudharib
berharap mendapatkan coaching terus dari contract owner atau
“dimaklumi” bila menjalankan bisnis dengan tidak profesional. Karena itu
maka bisnis yang ditawarkan ke pemodal adalah suatu bisnis yang nantinya
dia memang benar-benar mampu menjadi owner bisnis tersebut.

Bentuk bisnis yang ditawarkan sebagai bisa berupa :


a. Yang sedang dia jalankan dan memerlukan tambahan modal untuk
memperbesar bisnis.
b. Yang pernah dia jalankan namun berhenti dan akan dimulai lagi
c. Yang belum pernah dia jalankan namun sudah mengetahui proses-
prosesnya karena pernah menjadi pekerja di bisnis tersebut
d. Yang belum pernah dia jalankan dan belum pernah terjun dibidang
tersebut sama sekali

Calon pengelola (CP) harus memiliki alasan kuat namun untuk


menjalankan bisnis yang akan dia kembangkan terlepas dari mana sumber
pembiayaannya nantinya, apakah dari kerjasama pemodalan atau pembiayan
mandiri dan lain sebagainya. CP harus meyakini bisa sukses di 4 aspek :
a. Sukses dalam mendapatkan input yang dibutuhkan selama proses
pekerjaan semisal material bangunan, pakan ternak dll
b. Sukses dalam menjalankan pekerjaan dengan kualitas yang baik, baik
oleh dirinya sendiri atau melibatkan karyawan lainnya.
c. Sukses dalam quality control produk dan pemasarannya agar sesuai
dengan harga yang diharapkan.
d. Sukses dalam manajemen proyek diantaranya sukses dalam
administrasi finansial, manajemen waktu dan tenaga kerja.

Keyakinan bisa sukses pada ke-4 aspek diatas harus terukur, bukan
hanya dugaan atau angan-angan semata. Karenanya, mereka yang pernah
menjalankan bisnis apalagi sudah pernah jatuh bangun di bisnis tersebut
akan mendapatkan keyakinan lebih kuat apakah bisnis yang akan dijalankan
bisa sukses atau tidak.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 26


3. Memilih Sumber Pendanaan Bisnis
Setelah menyiapkan bisnis yang akan dijalankan, calon pengelola tentu
akan memikirkan sumber pendanaan bisnis, dengan alternatif dan plus-
minus sebagai berikut :

Faktor Duit Hutang Tanpa Modal Orang Modal Sendiri


Sendiri Bunga Lain + Orang Lain
Untung Keun- Keuntungan Dapat untung Dapat untung
Rugi tungan maksimal, sebagian namun sebagian
maksimal, kerugian tidak namun tidak
kerugian maksimal menangung menangung
juga namun bisa kerugian modal kerugian
maksimal menunda modal
pembayaran
Keter- Pribadi, Belum tentu Pemodal lain Pemodal lain
sediaan mungkin ada yang mau takut risiko lebih mau
Pendanaan terbatas menghutangi jatuh sendirian ikut, sharing
risiko modal
Tipe Risiko Rendah Rendah Tinggi Menengah
Bisnis
Table 5 - Perbandingan Untung Rugi Pembiayaan

Logikanya bila bisnis yang akan akan dijalankan minim risiko alias
umumnya akan berjalan sukses atau minimal tidak akan rugi modal, semisal
jualan beras dari hasil sawah sendiri, maka pengelola tidak perlu repot
mencari modal dari orang lain. Namun bila model bisnisnya adalah beternak
ayam yang meski pasar terbuka lebar, namun rawan mati atau
berpenyakitan, maka lebih aman pagi pengelola untuk memilih pendanaan
dari orang lain yang mau ambil risiko untung rugi bisnis peternakan ayam.
Sebaliknya harus dipahami juga bahwa dari sisi pemodal, mereka tentu akan
memilih bisnis barang yang tidak mudah rusak sehingga bila tidak untung-
pun maka modal akan bisa tetap kembali meski dalam waktu yang lama.

Kaidah Fiqih :
ُ ُْ
‫الغن ُم بالغ ْ ِرم‬
“Keuntungan itu sebanding dengan (risiko) kerugian.”

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 27


4. Membuat Proposal Mudharabah
Apabila calon pengusaha (CP) sudah memutuskan untuk memilih
pembiayaan dengan menggunakan selain dana sendiri alias dana dari orang
lain (investor), maka CP membuat proposal kerjasama dengan perincian
bentuk kegiatan, waktu & tempat, total biaya pelaksanaan, estimasi
pendapatan serta pilihan bentuk bagi hasil apakah dengan Gross Profit
Sharing (GPS) atau Net Profit Sharing (NPS) sebagaimana di table-2
(Contoh NPS vs GPS pada usaha penggemukan kambing), di halaman 18.
Sebagai pertimbangan, sebagaimana tergambar di table-2, bagi CP yang
belum berpengalaman yakni yang baru terjun bisnis dan belum menguasai
sepenuhnya proses input produk dan pemasaran, maka lebih aman untuk
memilih NPS dimana biaya operasional masuk di dalam biaya modal juga.
Namun bagi CP yang sudah berpengalaman maka akan lebih mudah untuk
menggunakan skema GPS dimana CP akan lebih dapat keuntungan lebih
tinggi bila selama kontrak bisa mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, atau
bila mendapatkan input yang lebih rendah semisal di gambaran berikut :
Biaya Biaya Normal Diatas Pasar Dibawah Pasar
1 Kambing 5 bulan x 10 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
2 Sewa Kandang 1 tahun Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
3 Pakan & Vitamin 10 bulan Rp 10,000,000 Rp 12,000,000 Rp 8,000,000
4 Biaya Operasional (2+3) Rp 13,000,000 Rp 15,000,000 Rp 11,000,000
5 Modal + Operaional Rp 18,000,000 Rp 20,000,000 Rp 16,000,000

Penjualan
6 Harga Jual Kambing setelah 10 bln Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
7 Harga Jual 10 kambing Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Skema Bagi Laba Net Profit (50 : 50) - Operasional masuk biaya modal
8 Keuntungan Net (6 - 5) modal + ops Rp 7,000,000 Rp 5,000,000 Rp 9,000,000
9 Bagian Pemodal (50%) Rp 3,500,000 Rp 2,500,000 Rp 4,500,000
10 Bagian Pengelola (50%) Rp 3,500,000 Rp 2,500,000 Rp 4,500,000
11 Net Bagian Pemodal (1 + 10) Rp 8,500,000 Rp 7,500,000 Rp 9,500,000
12 Net Bagian Pengelola (4 + 9) Rp 16,500,000 Rp 17,500,000 Rp 15,500,000
Skema Bagi Hasil Gross Profit (80 : 20) - Operasional ditanggung pengusaha
13 Keuntungan Gross (6 - 1) modal saja Rp 20,000,000 Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
14 Bagian Pemodal (20%) Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
15 Bagian Pengelola (80%) Rp 16,000,000 Rp 16,000,000 Rp 16,000,000
16 Net Bagian Pemodal (1 + 15) Rp 9,000,000 Rp 9,000,000 Rp 9,000,000
17 Net Bagian Pengelola (14 - 4) Rp 3,000,000 Rp 1,000,000 Rp 5,000,000
Table 6 - Perbandingan Keuntungan dengan GPS dan NPS dengan variasi biaya Operasional

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 28


Dalam mudharabah, CP tidak boleh memasukkan biaya-biaya yang
memang selazimnya adalah tugasnya sebagai dari amil/pelaksana semisal
transportasi, konsumsi atau akomodasi untuk dirinya ataupun orang-orang
yang dia pekerjakan. Adapun bila biaya-biaya operasional bukan manfaat
langsung si amil atau wakil-nya, semisal biaya pengangkutan material/bahan
baku, biaya sewa kandang/toko, biaya pengamanan dll maka masih bisa
diambil dari harta modal, tergantung kesepakatan dengan pemodal yaitu
dengan skema NPS bila diambil dari modal dan GPS bila ditanggung sendiri.

Tertuang di Fiqh Manhaji :

‫ما عىل العامل فعله‬


‫ أو‬،‫عىل العامل أن يقوم بكل عمل يلزم للمضاربة إذا كان من عادة أمثاله القيام به‬
‫حب ولو لم يعتد هو بالذات فعل‬ ‫ ى‬،‫كان من عادة التجار ونحوهم القيام به بانفسهم‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫ فإذا استأجر عىل القيام بما يلزمه فعله عرفا كانت االجرة يف ماله خاصة ال يف‬، ‫ذلك‬
‫مال القراض‬
Yang menjadi tugas amil:
Amir harus melakukan setiap pekerjaan yang lazim dilakukan dalam
mudhorobah sebagaimana kebiasaan yang biasa dilakukan daalam
mudhorobah atau semisal yang biasanya dilakukan dalam perdagangan
atau semisalnya oleh diri mereka sendiri meski dia belum terbiasa
melalukan sendiri hal tersebut. Apabila dia mempekerjakan orang lain
untuk melaksanakan apa-apa yang mestinya dia lakukan menurut
kebiaasaan, maka upah untuk orang lain tersebut diambil dari hartanya
sendiri, bukan dari harta qirodh.

5. Memilih Calon Investor


Setiap orang yang mempunyai kelebihan harta dan tertarik untuk terjun
ke bisnis yang real tentu merupakan calon investor potensial. Namun tentu
tidak mudah untuk mengetahui siapa saja yang sedang memiliki keluangan
harta dan akan berminat pada proposal bisnisnya. Dan karena kedua hal
tersebut (keluangan dana + minat) tidak bisa ditebak-tebak melainkan harus
dipastikan, maka CP tidak masalah CP untuk menawarkan ke siapa saja yang
dianggap ada keluangan dana.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 29


CP harus rajin mencari CI dengan pendekatan misalnya menggunakan
teori marketing AIDA (Attention/ Awareness, Interest, Desire, Action)
yang coba kami gambarkan/ilustrasikan kurang lebih semisal berikut :

Tahapan Level Tindakan Calon Popu-


Pemahaman Pengusaha lasi
Calon Investor
Attention Belum tahu adanya  Mengirimkan brosur 100%
bisnis yang akan bisnis yang membuka
ditawarkan peluang kerjasama dan %
profit yang dijanjikan
Interest Ingin mengetahui  Memberikan gambaran 20%
informasi lebih jauh bisnis yang sedang
termasuk peluang berlangsung
keberhasilan bisnis  Memberi informasi bahwa
telah banyak investor
yang bergabung dan
mendapatkan keuntungan
Desire Mempertimbangkan  Meyakinkan bahwa bisnis 5%
bisnis yang yang ditawarkan rendah
ditawarkan risiko dan pasar masih
dibanding dengan terbuka sehingga akan
bisnis yang lain menguntungkan pemodal
 Diajak survey ke lokasi
Action Yakin dengan  Mengikat investor dalam 1%
keberhasilan bisnis kontrak kerjasama dan
yang ditawarkan bersedia menerima risiko
usaha.
Table 7 - Ilustrasi penerapan konsep marketing AIDA untuk mencari calon investor

Dari gambaran diatas semestinya CP langsung saja menawarkan


kerjasama ke siapa saja yang dianggap punya dana dan menyiapkan mental
menerima reaksi semisal tidak diperhatikan, tidak tertarik, tidak berminat
atau mungkin tidak jadi melakukan pengikatan pada saat-saat terakhir.
Bagi CP yang masih mau mulai tentu memang menjadi tantangan sendiri
untuk menunjukkan bukti kesuksesan bisnisnya. Karena itu maka
semestinya ada hal lain yang bisa membuat tertarik calon pemodal semisal
CP juga ikut memasukkan modalnya di dalam investasi atau memberikan %
yang lebih ke investor dan lain sebagainya.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 30


6. Presentasi ke Calon investor
Presentasi ke calon investor (CI) adalah untuk mendapatkan minat CI
agar mau menjadi pemodal terutama dengan bukti record keberhasilan
calon pengusaha sebelumnya dan nisbah yang menarik. Sebagaimana calon
investor bisa mensyaratkan assetnya menjadi bagian dari pelaksanaan bisnis,
maka CP juga bisa mensyaratkan assetnya sebagai bagian dari bisnis dan bisa
meminta nisbah yang lebih besar. Contoh ilustrasi :
Biaya Biaya
1 Kambing 5 bulan x 10 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
2 Sewa Kandang 1 tahun Rp 3,000,000 Pengelola
3 Pakan & Vitamin 10 bulan Rp 10,000,000 Rp 10,000,000
4 Biaya Operasional (2+3) Rp 13,000,000 Rp 10,000,000
5 Modal + Operasional Rp 18,000,000 Rp 15,000,000
Penjualan
6 Harga Jual Kambing setelah 10 bln Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
7 Harga Jual 10 kambing Rp 25,000,000 Rp 25,000,000
Skema Bagi Laba Net Profit 50 : 50 35 : 65
8 Keuntungan Net (6 - 5) modal + ops Rp 7,000,000 Rp 10,000,000
9 Bagian Pemodal Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
10 Bagian Pengelola Rp 3,500,000 Rp 6,500,000
11 Net Bagian Pemodal (1 + 9) Rp 8,500,000 Rp 8,500,000
12 Net Bagian Pengelola (4 + 10) Rp 16,500,000 Rp 16,500,000
Skema Bagi Hasil Gross Profit 20 : 80 20 : 80
13 Keuntungan Gross (6 - 1) modal saja Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
14 Bagian Pemodal Rp 4,000,000 Rp 4,000,000
15 Bagian Pengelola Rp 16,000,000 Rp 16,000,000
16 Net Bagian Pemodal (1 + 15) Rp 9,000,000 Rp 9,000,000
17 Net Bagian Pengelola (14 - 4) Rp 3,000,000 Rp 6,000,000

Table 8 - Skema bagi hasil bila calon pengusaha memasukkan assetnya dalam mudhorobah

Dari tabel diatas tergambar bahwa bila calon pengelola menggunakan


asset (semisal kandang) yang dia miliki, maka dia bisa meminta perubahan
skema NPS dari 50:50 menjadi 35:65 untuk mendapatkan profit tambahan
sepadan dengan nilai sewa asset. Namun dalam hal ini calon pemodal
berhak untuk menilai apakah memang asset yang dimiliki calon pengelola
layak dinilai dengan harga umum atau tidak. Adapun bila menggunakan
skema GPS maka tidak ada perbedaan nisbah mengingat dalam GPS,
pemodal tidak mempermasalahkan dimana atau milik siapa asset yang akan
digunakan oleh calon pengelola dalam menjalankan bisnis.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 31


7. Negosiasi Kontrak Kerjasama
Apabila CI telah berminat dalam investasi yang ditawarkan, maka CP
memeriksa kembali apakah CI meminta perubahan nisbah bagi hasil atau
tidak, apakah ada koreksi biaya atau tidak untuk kemudian dipertimbangkan
oleh CP apakah bisa diterima atau tidak. Termasuk mereview apakah serta
apakah ada persyaratan yang haram atau mungkin ada perbedaan pandangan
fikih antara boleh tidaknya semisal :

Syarat yang khilafiyah Penyebab Perbedaan


Peternakan Harus menjual pupuk kandang Pupuk kandang najis
dan masuk dalam keuntungan atau tidak.
Perumahan Pembeli menggunakan skema Skema murabahah di
murabahan bank Islam Bank Islam sahih atau
fasid
Perdagangan Boleh konsumen membeli Beras termasuk barang
beras dengan kredit ribawi atau tidak
Table 9 - Contoh perbedaan pendapat dalam muamalah yang ikhtilafiyah

Untuk padangan-pandangan yang berbeda fikih tersebut masih bisa


disepakati pengaturannya, misalkan bila CP menganggap pupuk kandang
najis maka CP akan menyerahkan ke CI apabila ybs mau menjual sendiri
pupuk kandangnya. Namun bila ada syarat dari CI ada yang bertentangan
dengan syariat karena menabrak keharaman yang ijma’, maka CP harus
meminta pembatalan syarat tersebut. CP juga harus siap bila SI mundur dari
kerjasama bila syaratnya tidak diterima, karena muslim sejati mestinya tidak
mengejar profit dengan cara-cara haram. Syarat batil tersebut misalnya :
 Harus membeli ayam potong dari kandang supplier yang ateis.
 Harus menambahkan pakan ternak dari bangkai ayam tiren.
 Harus bikin ritual sajen dulu sebelum memulai membangun rumah.

Rasulullah SAW bersabda :


َ َ َ‫ وإن ى‬،‫ردود‬
ٌ َّ ‫شط ليس نف كتاب هللا‬ َ ُّ ُ
‫اشبطوا ِمئة َم َّر ٍة‬ ِ ‫وجل فهو َم‬
َّ ‫عز‬ ِ ِ ِ ‫ي‬ ٍ ْ َ ‫كل‬
Setiap syarat yang tidak ada di Kitabullah Azza wa Jalla maka tertolak
meskipun seratus syarat (HR Bukhari, Muslim)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 32


8. Menyepakati Kontrak Kerjasama
Apabila semua klausul kontrak telah disepakati, maka kedua pihak
bersepakat lisan atau menandatangani surat perjanjian dengan melibatkan
saksi dari kedua belah pihak. Setelah penandatanganan, maka status CP
berubah menjadi ‘amil (pelaksana) dan wajib untuk melaksanakan semua isi
kesepakatan termasuk persyaratan dengan ridho dan tanpa paksaan.

Rasulullah SAW bersabda :


ُ َُ ‫ْال ُم ْس ِل ُم ْو َن َع َىل‬
‫ش ْو ِط ِه ْم‬
Kaum Muslimin terikat dengan syarat-syarat yang telah mereka buat
(HR Suyuthi)

Amil harus juga kembali memahami bahwa setelah menyepakati


kontrak, maka sepanjang kontrak berlangsung dia akan bertindak sebagai
wiraswasata yang tidak mendapatkan gaji rutin, namun baru akan
mendapatkan bagian setelah ada keuntungan yang jelas di akhir periode. Jadi
bila si amil tidak punya tabungan atau sumber pendanaan lainnya, maka dia
harus menyiapkan dana kebutuhan sehari-harinya selama periode kontrak
dan tidak boleh menggunakan dana pemodal untuk kebutuhannya.

9. Meminta Penyerahan Modal


Amil meminta pemodal / Shahibul Mal (SM) menyerahkan modal
sejumlah yang telah disepakati berupa uang cash dengan mata uang
setempat dalam hal ini adalah Rupiah, bukan Dollar, Renminbi dll. Bukan
pula dalam bentuk piutang pada orang lain apalagi piutang yang sedang pada
amil. Apabila SM meminta amil menjadikan hutang amil kepadanya sebagai
modal mudhorobah, maka akad mudhorobahnya menjadi batal.

Dalam Kitab Minhaj Wajiz Fi Fiqh Al-Muamalat p 200 mengenai


ketentuan dana modal:
ّ ّ ُ ‫أن يكون ر‬.
‫أس المال من الدراهم أو الدنانب‬
َ ّ ّ ‫ا‬ ُ ‫أن يكون ر‬
‫ فإن كان مجهوْل ال تصح المضاربة؛ ألن جهالة رأس المال‬،‫أس المال معلوما‬
ّ ‫ وكون الرب ح معلوما َشط‬،‫الرب ح‬
‫صحة المضاربة‬ ّ ‫تؤدي إل جهالة‬.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 33


ّ ‫ فلو كان‬،‫ فإن كان دينا فالمضاربة فاسدة‬، ‫أس المال عينا ال دينا‬
‫لرب المال‬ ُ ‫أن يكون ر‬
‫ إن المضاربة‬،‫ذمتك مضاربة بالنصف‬ّ ‫بديب الذي نف‬ ‫ اعمل ن‬:‫ فقال له‬،‫عىل رجل دين‬
‫ي‬ ‫ي‬
‫فاسدة بال خالف‬.
 Modal haruslah berupa dirham dan dinar  uang, bukan barang
 Besar modal harus diketahui kedua belah pihak. Bila tidak diketahui
maka tidak sah mudhorobahnya karena ketidak-tahuan besaran modal
juga akan membawa ke ketidak-tahuan besaran keuntungan, sementara
keuntungan yang diketahui adalah syarat sahnya mudharabah
 Modal harus berupa ‘ain (ada wujudnya) bukan dayn/hutang. Kalau
modal berupa hutang maka mudhorbahnya fasid. Kalaulah si pemodal
berkata ke yang berhutang padanya : bekerjalah secara mudhorobah
dengan hutangmu padaku, maka mudhorobah-nya fasid tanpa khilaf.

10. Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Bunyi Kontrak Kerjasama


Ketika amil telah menerima modal (uang cash) dari SM, maka
penyerahan modal tersebut pada hakekatnya membuat amil menjadi wakil
dari SM dalam mengelola hartanya sesuai ketentuan di kontrak. Amil
menjadi yadul amanah (kepercayaan/trust) dalam menjaga harta dan amil
tidak wajib mengganti harta yang rusak kecuali apabila ada kontribusi karena
kesalahannya.

Dengan modal yang telah diterima, amil bisa langsung bertindak untuk
melaksanakan bisnisnya semisal mulai membeli anakan kambing, mulai
mencari barang dagangan, mendatangkan tukang dll baik secara mutlak
(mudharabah mutlaqoh) atau sesuai kriteria dalam kontrak (mudharabah
muqoyyadah). Amil juga bisa mengembalikan barang dagangan yang cacat
ke supplier atau mengganti tukang semuanya tanpa harus sepersetujuan SM
karena dalam mudharabah, SM telah mewakilkan sepenuhnya ke amil.

Namun apabila memang ada keperluan lain yang harus dilakukan amil
menggunakan dana dari SM, maka amil harus terlebih dahulu minta izin SM
untuk melakukan hal tersebut misalkan ternyata harus membangun
akomodasi bagi tukang di tempat pekerjaan bangunan, menambah naungan
di depan kandang agar ternak tidak kehujanan dll.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 34


Dalam mudharabah perdagangan, amil tidak diperbolehkan untuk
membeli barang dagangan lebih dari modal yang disepakati SM tanpa
persetujuannya. Misalkan modal dagang adalah 100 juta dan ternyata pada
bulan ke-5 cash yang dipegang amil hasil perputaran dagang telah mencapai
120 juta diluar barang dagangan, maka amil harus minta izin SM dahulu
apabila mau menggunakan tambahan 20 juta menjadi modal dagang bulan
selanjutnya. Dalam hal ini bukan berarti ada SM menambahkan modal 20
juta itu diambil dari transksi berjalan, bukan suntikan tambahan dari SM.

Apabila amil berhalangan atau karena ada load pekerjaan lainnya, maka
amil boleh mempekerjakan orang lain sebagai wakilnya namun harus
menggunakan dananya sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan di hal 26.

Amil harus melaksanakan pekerjaanya dengan ihsan / profesional dan


tidak memanfaatkan celah dalam syirkah dengan skema NPS yaitu : pemodal
menanggung kerugian sehingga menjalankan bisnis dengan asal-asalan, tidak
amanah dan profesional. Sikap abai tugas bisa termasuk khianat dan bisa
menjadi alasan dari SM untuk memfasakh-kan atau memutus kontrak.

Allah SWT berfirman


ِّۗ ُ ْ ُ َ ٰٓ ُ ٰ َّ َ ٰٓ
‫يا ُّي َها ال ِذ ْي َن ا َمن ْوا ا ْوف ْوا ِبال ُعق ْو ِد‬
Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.
(QS Al-Maidah-1)

11. Memberikan Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir


Baik SM maupun amil sudah seharusnya memasukkan klausul terkait
periode laporan perkembangan di dalam kontrak kerjasama, apakah dikirim
setiap pekan, atau setiap bulan atau setiap kuartal dan lain-lain. Hal ini agar
SM tidak selalu menanyakan kondisi perkembangan bisnis ke amil yang
justru akan menambah kesibukan amil.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 35


Amil-pun semestinya berinisiatif laporan perkembangan jikapun tidak
diminta pemodal, untuk menginformasikan penggunaan modal, terlebih
pada kerjasama yang menggunakan skema NPS dimana modal digunakan
untuk operasional. Pemberian laporan perkembangan penting bagi amil agar
di akir kegiatan pemodal tidak menuntut atau menuduh amil melakukan
penyimpangan sehingga bagian keuntungannya akan dikurangi.
Untuk laporan mudharabah semisal peternakan dan pembangunan
rumah, maka akan lebih baik lagi bila disertakan bukti berupa gambar atau
video yang dilampirkan pada laporan atau dikirimkan melalui WA. dll Lebih
baik lagi bila amil mengajak SM untuk langsung meninjau lokasi kegiatan
karena mudharabah adalah kemitraan.
Pada mudharabah perdagangan dengan menggunakan NPS, amil juga
perlu memberikan laporan arus kas / cash flow dan neraca modal yang lebih
terperinci karena siklus jual beli dari modal dan keuntungan lebih intense.
Cashflow dan neraca modal penting bagi kedua belah pihak apakah bisnis
masih menguntungkan atau tidak kedepannya dan apakah perlu diteruskan
atau dihentikan bila berpotensi makin merugi.
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 .. YTD
Penerimaan
Modal 100,000 30,000 130,000
Penjualan Beras dll 5,000 40,000 30,000 25,000 35,000 40,000 50,000 225,000
Penjualan Minyak dll 10,000 15,000 18,000 20,000 15,000 18,000 22,000 118,000
Penjualan Sabun dll 3,000 5,000 4,000 6,000 6,000 5,000 9,000 38,000
Pembayaran hutang 5,000 5,000
Total Penerimaan 118,000 60,000 57,000 51,000 56,000 63,000 111,000 516,000
Pengeluaran
Untuk Modal 30,000 30,000
Pembelian Beras dll 30,000 20,000 30,000 30,000 30,000 10,000 40,000 190,000
Pembelian Minyak dll 20,000 10,000 20,000 10,000 10,000 20,000 90,000
Pembelian Sabun dll 10,000 10,000 5,000 10,000 35,000
Transportasi Bahan 1,000 500 1,000 500 1,000 500 4,500
Listrik & Air 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 14,000
Piutang 5,000 3,000 8,000
Total Pengeluaran 63,000 37,000 62,500 43,000 35,500 28,000 102,500 371,500
Laba Bulanan 55,000 23,000 -5,500 8,000 20,500 35,000 8,500 144,500
Cash Position at the End 55,000 78,000 72,500 80,500 101,000 136,000 144,500
Neraca Modal -45,000 -22,000 -27,500 -19,500 1,000 36,000 14,500 14,500
Table 10 - Contoh laporan cash flow untuk perdagangan, modal berkembang langsung diinvestasikan

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 36


12. Menyerahkan Hasil Penjualan dan mendapatkan bagian
Setelah produk telah terjual dan harga penjualan telah diterima oleh amil,
amil tidak boleh mengambil bagian keuntungan sebelum seluruh hasil
kegiatan diserahkan ke pemodal terlebih dahulu. Pemodal akan mem-
verifikasi hasil usaha dan nantinya yang memberikan bagian keuntungan
pengelola. Jadi pembagian keuntungan dalam mudhorobah bukan seperti
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam sistem koperasi yang dilakukan
oleh pengelola koperasi.

Dalam kitab Fiqh Muamalah Dirosah Muqoronah hal 286 :

‫ن‬
‫بمعب أنه ال يستحق شيئا من الرب ح‬ ,‫حب يستوي رأس المال‬‫وليس للمضارب رب ح ى‬
‫جب الخشان من الرب ح‬ ِ ‫ و كان ف المال خشان و رب ح‬,‫حب يسلم رأس المال ال ربه‬ ‫ى‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫ ولكن اذا كان يف المال‬.‫سواء أكان الرب ح و الخشان يف صفقة و الرب ح يف االخرى‬
‫ فإن الذي‬,‫ دونا تعد وال توصب من العامل‬,‫يجب هذه الخسارة‬
ِ ‫خسارة وال رب ح‬
‫ وال يحتمل‬,‫ الن هالك المال او نقصه عىل صاحبه‬,‫يحتمل ذلك هو رب المال‬
‫ النه قد شارك بالعمل فخسارته ذهاب نفع بدنه‬,‫المضارب شيئا من هذه الخسارة‬

Mudhorib/Amil tidak mendapatkan keuntungan sampai dia menyerah-


kan modal (ke pemodal). Artinya, dia tidak berhak bagian keuntungan
sedikitpun sebelum menyerahkan modal ke pemilik modal. Bila ada
kerugian dan keuntungan, maka ditarik kerugian dari keuntungan baik
itu keuntungan dan kerugian dari suatu transaksi dan keuntungan dari
transaksi lainnya. Namun bila ada kerugian (saja) dan tidak ada
keuntungan, maka tidak dikembalikan atau diambil dari amil, karena
yang menanggun hal demikian adalah pemilik modal, karena hilangnya
uang atau berkurang-nya harta adalah pada pemiliknya. Mudhorib tidak
menanggung apapun dari kerugian ini karena dia adalah sekutu dalam
amal dan kerugiannya adalah perginya manfaat dari badannya.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 37


RAMBU - RAMBU LAINNYA
1. Pembatasan Waktu Mudhorobah
Keterangan di Kitab At-Tauqit fil Mu’amalaat halaman 514-520 :

 Mudhorobah otomatis berakhir atau menjadi fasad sehingga harus


dibubarkan bila :
- Meninggalnya salah satu pihak baik shahibul mal atau mudharib/
amil, namun menurut Malikiyah diteruskan oleh warisnya
- Berubahnya kondisi salah satu pihak misalnya jadi gila atau pikun
- Pemodal menjadi bangkrut sehingga harus di hijr atau dilarang oleh
negara untuk mengelola hartanya. Ini menurut pendapat Malikiyah,
Syafiiyah dan Hanabilah.
- Karena modal telah habis, dan banyak khilaf dalam perkara ini.

 Apabila pelaksanaan mudhorobah dibatasi oleh waktu (pen : misalkan


satu tahun), maka ada perbedaan pandangan sbb :
- Malikiyah dan Syafiiyah tidak membolehkan dengan alasan :
o Tujuan mudharabah adalah keuntungan yang mana tidak bisa
dipastikan bila dibatasi waktu, dan menyelisihi tujuan akad.
o Mudharabah adalah akad muawadhoh (timbal balik) sebagai-
mana jual-beli yang tidak bisa dibatasi waktu.
o Mudharabah adalah akad yang ghoiru lazim (tidak mengikat)
sehingga membatasi waktu membuatnya menjadi akad lazim.
- Hanafiyah dan Hanabilah membolehkan, dengan alasan bahwa
mudhorobah adalah semisal dengan akad perwakilan yang bisa
ditarik kapan saja oleh yang mewakilkan

 Mualif/pengarang kitab merajihkan pendapat yang membolehkan


pembatasan waktu mudhorobah dengan mengambil jalan tengah bahwa
selama pembatasan waktu tersebut tertuang di syarat mudhorobah
maka berarti tidak melanggar ketentuan akad mudhorobah

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 38


Menurut kami, perlu tidaknya pembatasan waktu tergantung dari tipe
bisnis mudhorobah itu sendiri. Kerjasama pada bisnis yang sifatnya project
yaitu yang hanya satu siklus saja tanpa dibatasi waktu-pun akan berakhir
sendiri semisal peternakan yang ditetapkan dijual ternaknya menjelang
lebaran atau pembangunan rumah yang ditetapkan sampai laku terjual.

Lain lagi pada mudharabah perdagangan yang siklus modal-nya bisa


sangat cepat yakni modal awal digunakan untuk beli bahan untuk dijual
kemudian diputar lagi hasilnya untuk modal beli bahan untuk dijual dan
seterusnya. Dampak bila mudharabah perdagangan tidak dibatasi waktu :
- Siklus modal – bahan dagangan – jual – keuntungan – modal dst akan
berlangsung selama-lamanya karena tidak ada kriteria untuk berhenti.
- Kedua belah pihak tidak bisa menikmati hasil mudharabah (bagian
keuntungan) karena dalam mudhorobah keuntungan hanya dibagi
setelah tutup buku dan perhitungan total keuntungan.
- Salah satu pihak sewaktu-waktu akan meminta mundur dari syirkah
atau membubarkan syirkah untuk mendapatkan bagian keuntungan.
- Meski mundurnya partner di tengah jalan dalam mudharabah itu tidak
masalah, namun akan menjadi kerumitan sendiri dan bisa jadi salah satu
pihak belum siap untuk dilepaskan karena masih menggantungkan diri
pada kegiaan mudharabah.

2. Amil Menyerahkan Pengelolaan Mudhorobah ke Pihak Lain


Pada keterangan sebelumnya disebutkan bahwa amil boleh mempeker-
jakan orang lain sebagai wakilnya namun harus menggunakan dananya
sendiri. Namun bila amil tidak punya uang dan bermaksud mengajak orang
lain untuk mengelola bisnis, yakni menjadi amil atau mudharib kedua, maka
ada pandangan yang berbeda dalam masalah tersebut. Dimana pada
dasarnya tidak boleh dilakukan apabila tanpa seizin pemilik modal. Bila
pemilik modal menyetujui maka pemilik modal siap menanggung risiko atas
kegiatan tersebut baik untung maupun ruginya. Bila tidak sepersetujuan
pemilik modal, maka risiko ditanggung oleh ‘amil (pertama) dan pemilik
modal berhak untuk meminta ganti rugi.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 39


Dalam kitab Fiqh Ala Madzahib Al-Arbaah Juz III/56 :

‫ن‬
‫ أن يكون‬:‫وجهي أحدهما‬ ‫ فإن كان بإذن المالك فهو عىل‬.. :‫الشافعية ء قالوا‬
‫ن‬ ‫ن‬ َ ‫ن‬
‫وف ذلك‬
‫الثان عىل أن يكون شيكه يف العمل والرجح ي‬
‫المضارب األول قد تعاقد مع ي‬
‫ ثانيهما أن يكون المضارب‬... ‫قوالن قول بالفساد وهو الرجح و قول ب الصحة‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫وف هذه الحالة يكون العقد صحيحا‬‫الثان وحده ي‬
‫الثان عىل أن يعمل ي‬‫األول تعاقد مع ي‬
‫وينعزل المضارب األول‬

Syafi’iyah : .. Apabila seizin pemilik modal maka ada dua pandangan, yang
pertama mudhorib pertama berakad dengan yang kedua untuk
bersekutu dalam amal, pendapat yang rojih adalah hal demikian fasid
dan pendapat lainnya men-sahihkan tindakan tersebut .. yang kedua
adalah menjadikan mudhorib kedua menjadi pengelola satu-satunya
maka yang demikian adalah akad sohih dan sekaligus mencabut
muhdorib yang pertama.

‫ا‬
‫ فإذا أعىط محمد لخالد ماْل ليتجر فيه بجزء من ربحه فأعطاه‬...:‫المالكية ء قالوا‬
‫خالد لشخص آخر ليعمل فيه مضاربة بدون إذن محمد كان ضامن المال عىل‬
‫خالد فإذا هلك المال أو خش كان عليه أن يرده لصاحبه أما إذا رب ح المال فإنه ال‬
‫وبي رب المال‬ ‫بي العامل ن‬
‫الثان ن‬ ‫َشء لخالد أيضا وإنما الرب ح يكون ن‬
‫ي‬ ‫ي‬

Malikiyah : .. Bila Muhammad memberi Kholid untuk berdagang dengan


bagian dari keuntungannya lalu Kholid memberikan ke orang lain untuk
beramal dalam mudhorobah tersebut, bila dilakukan tanpa izin
Muhammad maka Kholid menjadi penjamin modal tersebut. Bila lenyap
atau merugi maka bagi Kholid untuk mengembalikan harta tesebut ke
shahibul mal, dan bila ada keuntungan maka Kholid tidak mendapat
bagian sesuatupun juga, dan keuntungan dibagi antara amil kedua dan
dengan pemiliki modal

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 40


3. Bila Amil Menghentikan Kerjasama di Tengah Jalan
Masing-masing pihak berhak untuk mundur dari syirkah kapan saja, karena
syirkah termasuk mudharabah bukanlah akad lazim (mengikat). Dan
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bila amil tidak mau atau tidak
mampu lagi mengelola mudhrabah, dia bisa mempekerjakan orang lain atau
mengalihkan status ‘amil ke orang lain. Opsi lain adalah amil menghentikan
atau mundur syirkah.

Bila amil mengambil opsi mundur dari syirkah, maka ada 2 penyelesaian :
1. SM melanjutkan syirkah dan memberikan amil ujrah mitsli (upah
sepadan) semisal penggemukan kambing yang harusnya berjalan 10
bulan namun amil berhenti di awal bulan ke-3 maka SM memberikan
ujrah mitsli sebesar 2 bulan.
2. SM dan amil menjual seluruh obyek dan membagi keuntungan. Yang
seperti ini mungkin susah diterapkan pada kerjasama pembangunan
rumah bila rumah yang dibangun belum kelihatan bentuknya. Kalaupun
terjual maka hasilnya tidak maksimal dan akan merugikan pemodal.
Karena itu perlu musyawarah antar keduanya sehingga opsi terbaik
adalah memberikan ujrah (upah) atau qiradh (bagian) mitsli (sepadan).

Dalam Fiqh Muamalah Dirosah Muqoronah halaman 288 :

‫ فلرب المال و للعامل أن يبيعها او‬,‫واذا انفسخت المضاربة و رأس المال عروض‬
‫ن‬
‫أجب رب المال‬ ‫ وإن ي‬.‫ ألن ذلك حق لها‬,‫يقسمها‬
ِ ‫رض العامل بالبيع و ِأن رب المال‬
‫ن‬
‫ و هذا مذهب‬,‫ ألن للعامل حقا يف الرب ح وال يحصل عليه إال بالبيع‬,‫عىل البيع‬
‫الشفعية و الحنابلة‬

Bila difasakhkan / dibubarkan mudhorobah dan modal dalam bentuk


barang dagangan, maka bagi robul mal dan amil untuk menjualnya atau
membaginya karena ada haq pada barang tersebut. Kalau si amil ridho
sedangkan si robul mal acuh, maka robul mal dipaksa untuk membelinya
karena amil meliki hak dalam keuntungan (barang tersebut) dan tidak
akan tercapai kecuali dengan menjualnya. Ini adalah pendapat madzhab
syafi’iyah dan hanabilah.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 41


4. Amil Mengambil Bagian-nya sebelum Mudharabah Selesai.

Sebelumnya telah disampaikan bahwa pembagian keuntungan adalah


wewenang pemilik modal yakni setelah seluruh hasil kegiatan penjualan
diberikan ke pemilik modal. Namun bisa saja terjadi amil butuh uang
ditengah jalan mengingat pada mudharabah dia memang tidak mendapatkan
bayaran dari pemodal dan harus menahan diri mendapatkan harta setelah
produk terjual dan keuntungan dibagikan.
Pada mudharabah penggemukan ternak atau pembangunan rumah
memang tidak mungkin bagi amil untuk mengambil bagian keuntungan
sebelum dibagikan karena memang belum ada penjualan sama sekali, namun
pada mudharabah perdagangan sangat mungkin terjadi karena cash keras
yang fluktuatif selalu dipegang oleh amil.
Mengenai boleh tidaknya mengambil keuntungan sebelum dibagikan
oleh pemodal maka pendapat umum adalah tidak diperbolehkan sebelum
modal kembali. Namun bila yakin modal akan kembali dan ada keuntungan,
maka disebutkan dalam kitab Fiqh Ala Madzahib Al-Arbaah Juz III/58 sbb :

‫ وهل العامل يملك حصة من الرب ح بمجرد ظهور رب ح قبل‬:‫الشافعية ء قالوا‬


‫التصفية و مبيع جميع السلع أو ال يملكها األ بعد القسمة قوالن و اظهرهما أنه‬
‫يملكها بمجرد ظهور الرب ح عىل أنك عرفت أن الملك ال يستقر إال بعد أن تباع السلع‬
‫جبت الخسارة من الرب ح فبد‬ ِ ‫ وال‬،‫ ولم تقع خسارة فيه‬،‫ويتحول رأس المال إل نقد‬
‫ن‬
‫من العامل يف هذه الحالة‬.

Syafi’iyah : … Namun apakah amil bisa atau tidak memiliki bagian


keuntungan semata dari tampaknya keuntungan sebelum difilter dan
terjual seluruh dagangan maka ada dua pendapat dan yang paling unggul
adalah amil bisa memiliki bagiannya semata dari tampaknya keuntungan.
Namun kamu juga tahu bahwa kepemilikan itu tidak menetap kecuali
telah terjual dangan dan modal juga telah dirubah menjadi uang serta
tidak ada kerugian sehingga kerugian tidak ditutupi dari keuntungan.
Bila terjadi kondisi tersebut, maka dikembalikan dari (bagian) amil.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 42


5. Sahibul Mal menugaskan wakilnya untuk mengawasi amil
Shahibul mal (SM) kadang tidak mempunyai kesempatan untuk
memonitor pelaksanaan kontrak sehingga mengutus orang lain untuk
melakukannya. Semisal pada kontrak yang padat modal dan menggunakan
skema Net Profit dimana biaya operasional diambil dari modal, maka bisa
jadi SM mempekerjakan semacam auditor keuangan untuk mengaudit
pelaksaan pekerjaan memeriksa catatatan kas besar/kecil dan kemudian
dilaporkan ke SM hasil-hasil pemeriksaannya.

Dalam kitab Fiqh Ala Madzahib Al-Arbaah Juz III/43 :


‫ا‬
‫مستقال بالعمل منفردا فلو ى‬ ‫ن‬ ‫ى‬
‫اشبط أن يعمل معه غبه‬ ‫ويشبط يف العامل وحده أن يكون‬
‫اشباط أن يعمل معه غالم المالك فإنه يجوز ولكن‬ ‫ويستثب من ذلك ى‬
‫ن‬ ،‫فسد العقد‬
‫بشوط ثالثة‬: َ
‫ أن يكون الغالم معروفا للعامل بالمشاهدة أو الوصف‬:‫أحدهما‬.
‫يشبط أن يكون بعض المال تحت يد الغالم‬ ‫ أن ال ى‬:‫ثانيهما‬.
‫ أن ال يحجر به عىل العامل أن ال يتضف العامل إال إذا رجع رب المال أو ال‬:‫ثالثهما‬
.‫يتضف إال تحت َإشاف فالن‬
(Syafi’iyah) : Dan disyaratkan (dalam mudharabah) bahwa amil harus
independen dalam melaksanakan tugasnya. Kalau disyaratkan (oleh
pemodal) agar dia bekerja dengan selainnya maka akadnya mejadi fasad.
Dikecualikan dalam hal ini adalah apabila bersamanya seorang lainnya (mis:
fulan) dari pemodal, maka hal demikian diperbolehkan dengan 3 syarat :
1. Agar si fulan tersebut dikenal amil baik penampakan atau sifatnya
2. Agar tidak disyaratkan bahwa sebagian harga dipegang oleh si fulan
3. Agar tidak membatasi agar amil tidak bertindak kecuali telah kembali
modalnya atau tidak bertindak kecuali atas pengawasan fulan.

Karena ini adalah dibolehkan syara’, maka amil tidak boleh merasa tidak
senang karena seakan-akan dicurigai. Harus dimunculkan sikap bahwa
bantuan pengawasan ini adalah semata-mata untuk kebaikan bersama dan
bisa jadi malah ada temuan yang malah bisa membantu amil menghindari
kerugian yang lebih jauh.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 43


6. Memasukkan Harta Orang Lain atau Harta si Amil sendiri di
dalam Mudhorobah
Banyak terjadi bisnis yang ditawarkan tidak cukup modalnya bila hanya dari
satu CI saja atau si CI menganggap bahwa bisnis yang ditawarkan cukup
berisiko menanggung sendiri bila ada kegagalan. Karena itu solusi dari CP
tentunya adalah menawarkan paket kerjasama dengan CI lain atau mungkin
mengikut sertakan hartanya sendiri untuk menguatkan keyakinan CI.

Para ulama madzhab berbeda pendapat dalam masalah tersebut namun


intinya adalah perlunya izin dari pemodal sebelumnya dan jangan sampai
masukknya modal lain membuat kekacauan hitungan keuntungan.

‫ بإذن رب المال‬،‫ذهب الحنابلة إل جواز خلط المضارب ماله بمال المضاربة‬


‫ن‬ ‫ن‬
‫وف رأي‬ ‫ ي‬،‫بينما ذهب الشافعية يف الرأي األظهرء إل منع الخلط‬, ‫وقبل بدء العمل‬
‫ وقال المالكية‬.‫ وإال فسد القراض‬،‫إشباط األذن الضي ح الواضح بالخلط‬ ‫آخر إل ى‬
‫ن‬
‫ ومنعه إن لم يكن قادرا‬،‫بالمالي‬ ‫…بجواز الخلط إذا كان العامل قادرا عىل التجر‬
‫ فقد منعه الفقهاء‬،‫أما إذا أراد العامل خلط ماله بمال المضاربة بعد بدء العمل‬
‫عن ذلك ألن هذا قد يؤدي إل جهالة الرب ح‬
Hanabilah : bolehnya mencampurkan harta mudhorib ke mudhorobah
dengan izin pemodal dan sebelum dimulainya amal. Sementara
pendapat syafi’iyah yang unggul adalah tidak membolehkan dan
pendapat lain mensyaratkan izin yang terang (dari pemodal), kalau tidak
maka fasad. Malikiyah berpendapat bahwa boleh selama amil mampu
bernisnis dengan banyak harta dan melarangya bila tidak mampu.
Adapun bila si amil hendak memasukkan hartanya setelah amal berjalan
maka fuqoha melarang hal demikian karena akan menyebabkan ketidak
jelasan dalam keuntungan. https://almudarabah.com/?page_id=1403

‫ ومنها أن‬.‫يشبك مع شخص آخر‬ ‫ ومنها أن ى‬.‫منها أن يتعاقد مع غبه مضاربة‬


‫ن‬
‫يخلط مال المضاربة بمال نفسه أو بمال غبه إال إذا كانت العدة يف تلك البالد‬
Hanafiyah : (hak amil) adalah untuk berakad mudhorobah dengan yang
lain, bersyirkah dengan yang lain, mencampurkan harta mudhorobah
dengan hartanya sendiri atau dengan harta orang lain bila hal demikian
adalah kebiasaan di negeri tersebut. (Fiqih ala Mahzahib Arbaah)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 44


7. Sahibul Mal meminta jaminan kepada amil
Apakah diperbolehkan Shahibul mal (SM) meminta amil untuk memberikan
harta jaminan karena kuatir nantinya si amil melanggar klausul kontrak atau
melakukan kesalahan-kesalahan lainnya ? Misalnya:
 Pekerja pengelola salah memilih makanan sehingga ternak keracunan,
 Tembok yang dibangun ambruk karena ternyata pondasi tidak kuat,
 Konsumen berhutang ke toko dan tidak membayar, padahal dalam
kontrak disebutkan tidak boleh menghutangi konsumen.

Tidak diperbolehkan ada penetapan syarat amil memberikan hartanya


sebagai jaminan bila ada kerugian dalam syirkah, karena hal demikian
melanggar muqtadho/ karakteristik akad syirkah itu sendiri dan
menyebabkan akad menjadi fasad. Hal ini karena kerugian itu sendiri adalah
risiko dari bisnis baik dilakukan sendiri atau oleh orang lain. Posisi amil
dalam mudhorobah laksana wakil dari SM, yakni tindakan amil adalah
seumpama tindakan SM, bagaimana mungkin seseorang mewajibkan dirinya
sendiri untuk menjamin tindakannya sendiri ? Tangan amil adalah yadul
amanah yang terpercaya dalam menjaga harta orang lain.

Dalam kitab Fiqh Ala Madzahib Al-Arbaah Juz III/52 :

‫ن‬
‫ ومنها أن للعامل الحق يف أخذ اللمال بدون ضامن فإذا َشط المالك ضامنا‬: ‫المالكية‬
.‫يضمنه إذا هلك المال بال تفريط فإن العقد يفسد وللعامل قراض المثل ن يف الرب ح‬
‫يض كما تقدم‬ ‫أما إذا طلب ضامنا يضمنه فقد المال بسبب إهماله أو بتعديه فإنه ال ن‬.

Malikiyah : … dan dari ketentuan bahwa amil mempunyai hak untuk


mengambi harta modal tanpa jaminan. Bila disyaratkan ada jaminan oleh
pemilik modal agar menjamin bila modal lenyap bukan karena kelalaian,
maka ini adalah akad fasid dan bagi amil mendapatkan qiradh mitsli
(bagian sepadan) dari keuntungan. Apabila dituntut jaminan karena
lenyapnya harta sebab sikap abainya atau karena pelanggaran, maka
penjaminan ini tidak membahayakan sebagaimana telah disampaikan.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 45


8. Penyeleseaian Sengketa Mudharabah
Sengketa tentu bukan hal yang diharapkan oleh siapapun termasuk oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam mudharabah. Tentu setiap pihak ingin agar
bisnis berjalan dengan lancar dan keuntungan sesuai prediksi lalu membuat
akad kerjasama lagi yang saling menguntungkan dan seterusnya.

Meski demikian tidak bisa disangkal bahwa akan tetap selalu ada potensi
sengketa dalam muamalah dimana satu pihak akan menuduh pihak lain
melanggar klausul kesepakatan. Karena itu syariat Islam juga telah
memberikan jalan agar setiap sengketa bisa diselesaikan baik dengan
kompromi atau dengan sanksi yang adil bila memang terbukti bersalah.

Penyelesaian sengketa termasuk dalam mudhorobah adalah dengan :


1. Melakukan suluh / perdamaian, yakni kedua belah pihak ber-kompromi
baik dengan iqrar (pengakuan) atau ingkar atau sukut (diam) terhadap
dakwaan, dan pihak yang mengaku salah bersedia memberi ganti rugi.
2. Bila suluh tidak bisa diwujudkan kedua pihak, maka kedua pihak bisa :
a. Menunjuk hakam atau penengah yakni kedua belah pihak sepakat
menunjuk seseorang untuk menengahi persengketaan dan
memberikan solusi yang adil.
b. Membawa ke ranah hukum, yakni ke pengadilan agama. Namun
harus dikaji terlebih dahulu apakah delik aduan/gugatan memiliki
kekuatan hukum atau tidak mengingat syirkah bukanlah hutang dan
klaim kerugian atas syirkah juga sangat debatable.

Penyelesaian apapun yang dipilih, yang jelas setelah diputuksan maka kedua
belah pihak harus rela dan tidak mempermasalahkan lagi dibelakang hari.

Allah SWT berfirman :


َ ُ ُ َّ َ َ ‫ه‬ ُ َّ ُ َ َ َ‫َّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ٌ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ن‬
ࣖ ‫اّٰلل ل َعلك ْم ت ْر َح ُم ْون‬ ‫ي اخ َو ْيك ْم َواتقوا‬ ‫ِانما المؤ ِمنون ِاخوة فاص ِلحوا ب‬
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat (QS Al-Hujurat : 10)

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 46


PENUTUP
Mudhorobah adalah salah satu dari berbagai jenis akad muamalah yang
dijamin diperbolehkan oleh syariah dan telah dipraktekkan sejak jaman dahulu
yang bisa dilakukan dalam skala besar atapun skala kecil. Melakukan
mudhorobah secara langsung antar individu menurut penulis lebih selamat
hukumnya daripada melakukan mudhorobah melalui lembaga keuangan (LK)
seperti perbankan dll. Hal ini karena mudhorobah antar individu menggunakan
skema Loss Profit Sharing (LPS) sedangkan pada LK umumnya menggunakan
skema Revenue Sharing (RS) yang diambil dari total keuntungan seluruh
kegiatan bisnis si LK, dan kemudian keuntungannya dibagi ke seluruh pemodal.
Hal ini menyebabkan pemodal / investor selalu mendapatkan bagian keuntungan
dan seakan tidak ada risiko dalam berinvestasi yang sebenarnya merupakan
unsur instrinsik dari suatu investasi.
Namun demikian, semangat taat pada syariah yaitu mengambil LPS karena
ragu pada proses RS LK, tidak boleh kemudian malah menjerumuskan pemodal
maupun pengelola sehingga bisnis dijalankan dengan tidak profesional. Demikian
juga jangan sampai pemodal ataupun pengelola juga melanggar rambu-rambu
syariah dalam detail pelaksanaannya karena pengetahuan terhadap mudhorobah
memang baru masih mengenai aturan global dan belum aturan terperinci.
Penyusun menyadari masih banyak pengetahuan agama yang belum dimiliki.
Penyusun hanya menyajikan pendapat-pendapat ulama dan meramunya dalam
petunjuk-petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan mudhorobah. Semoga buku yang
kami sajikan ini bisa membantu para pembaca untuk lebih memahami aturan-
aturan syariah yang detail dalam mudhorobah. Demikian juga semoga buku ini
bisa membantu calon pemodal atau calon pengelola bisa memberi gambaran
kegiatan kegiatan teknis secara umum dalam menjalankan mudhorobah.
Wallahu Musta’an.

BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang 47


‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬
‫‪eBook.‬‬

‫ن‬
‫‪-‬‬ ‫أبو الشيخ الجليل عبدهللا محمد بن عبد الرحمن ‪ -‬رحمة األمة يف اختالف األئمة‬
‫‪-‬‬ ‫عبد الرحمن الجزيري ‪ -‬الفقه عىل المذاهب األربعة‬
‫ن ن‬
‫‪-‬‬ ‫الوجب يف فقه المعامالت‬ ‫دكتور صالح محمد أبو الحاج ‪ -‬المنهاج‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫‪-‬‬ ‫حسي الموجان ‪ -‬التوقيت يف المعامالت‬ ‫الدكتور عبد هللا بن‬
‫‪-‬‬ ‫ى‬
‫‪.‬الدكتور محمد عىل عثمان الفق ‪ -‬فقه المعامالت دراسة مقارنة‬
‫‪-‬‬ ‫محمد همام عبد الرحيم ‪-‬الدكتور همام عبد ‪ -‬موسوعة أحاديث المعامالت المالية‬
‫الدكتور الرحيم سعيد‬

‫‪Online.‬‬

‫‪-‬‬ ‫‪ - https://al-maktaba.org/book/9849/1021‬كتاب الفقه عىل المذاهب األربعة‬


‫‪-‬‬ ‫‪https://almudarabah.com/?page_id=1403‬‬

‫‪BIOGRAFI PENULIS‬‬
‫‪Pendidikan‬‬
‫‪- S1 FMIPA IPB, Geofisika dan Meteorologi – 1998‬‬
‫‪- S2 FKM UI, Keselamatan dan Kesehatan Kerja – 2015‬‬
‫‪- IOU Higher Diploma in Islamic Studies – 2017‬‬
‫‪- IOU Master of Art in Islamic Studies - 2020‬‬

‫‪‬‬

‫‪BRBU - Membentuk syikrah mudhorobah (qirodh) yang berkah dan berkembang‬‬ ‫‪48‬‬

Anda mungkin juga menyukai