Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Inventory and
Warehouse
Management
Pengadaan Barang atau Jasa
Pemerintah
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Teknik Industri 190551005 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Verani Hartati, S.T., M.T.

Abstract Kompetensi
Pada pertemuan kedua mata kuliah Mahasiswa memiliki kemampuan
Inventory and Warehouse manage- memahami konsep pengadaan
ment mengenai pengadaan barang barang atau jasa pemerintah sesuai
atau jasa pemerintah sesuai dengan dengan aturan Perpres No. 16 Tahun
aturan Perpres No. 16 Tahun 2018. 2018.
Pendahuluan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa


adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
dibiayai oleh APBN/APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah) yang prosesnya
sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pemberlakuan Peraturan Presiden ini meliputi:


1. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
menggunakan anggaran belanja dari APBN/APBD;
2. Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBN/APBD, termasuk
Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman dalam
negeri dan/atau hibah dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah;
3. Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBN/APBD, termasuk
Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman luar negeri
atau hibah luar negeri.

Pengadaan Barang/Jasa dalam Peraturan Presiden ini meliputi:


1. Barang;
2. Pekerjaan Konstruksi;
3. Jasa Konsultansi; dan
4. Jasa Lainnya.

Tujuan PBJP

Tujuan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah adalah:


1. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek
kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia;
2. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
3. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;
4. meningkatkan peran pelaku usaha nasional;

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
5. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian;
6. meningkatkan keikutsertaan industri kreatif;
7. mendorong pemerataan ekonomi; dan
8. mendorong Pengadaan Berkelanjutan.

Prinsip PBJP

Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip sebagai berikut:


1. Efisien;
2. Efektif;
3. Transparan;
4. Terbuka;
5. Bersaing;
6. Adil; dan
7. Akuntabel.

Pelaku PBJP

Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:


Pelaku Tugas dan Wewenang
Pengguna Anggaran (PA); 1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja;
2. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan;
3. Menetapkan perencanaan pengadaan;
4. Menetapkan dan mengumumkan rup;
5. Melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/jasa;
6. Menetapkan penunjukan langsung untuk tender/seleksi
ulang gagal;
7. Menetapkan PPK;
8. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
9. Menetapkan PJPHP/PPHP;
10. Menetapkan Penyelenggara Swakelola;

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pelaku Tugas dan Wewenang
11. Menetapkan Tim Teknis;
12. Menetapkan Tim Juri/Tim Ahli untuk pelaksanaan melalui
sayembara/kontes;
13. Menyatakan tender gagal/seleksi gagal; dan
14. Menetapkan pemenang pemilihan/penyedia untuk metode
pemilihan
Kuasa Pengguna 1. Melaksanakan pendelegasian sesuai dengan pelimpahan
Aanggaran (KPA); dari PA
2. Sanggah Banding peserta Tender Pekerjaan Konstruksi
3. Menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan yang
terkait dengan:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan/atau
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan
Pejabat Pembuat 1. Menyusun perencanaan pengadaan;
Komitmen (PPK) 2. Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja
(KAK);
3. Menetapkan rancangan kontrak;
4. Menetapkan HPS;
5. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada penyedia;
6. Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
7. Menetapkan tim pendukung;
8. Menetapkan tim atau tenaga ahli;
9. Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di
atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
10. Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
11. Mengendalikan Kontrak;
12. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
PA/KPA;

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pelaku Tugas dan Wewenang
13. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada
PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
14. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
15. Menilai kinerja Penyedia
16. PPK melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari
PA/KPA, meliputi:
17. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan
18. Mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak lain
dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan.

Pejabat Pengadaan 1. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan


Langsung;
2. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
3. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
4. melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pokja Pemilihan 1. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia;
2. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia untuk katalog elektronik; dan
3. Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode
pemilihan:
4. Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pelaku Tugas dan Wewenang
Pagu Anggaran paling banyak Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah); dan
5. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
Agen Pengadaan 1. Agen Pengadaan dapat melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa.
2. Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan mutatis mutandis
dengan tugas Pokja Pemilihan dan/atau PPK.
3. Pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dan/atau PPK
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Agen Pengadaan diatur
dengan Peraturan Kepala Lembaga.
Pejabat/Panitia Pemeriksa 1. PjPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
Hasil Pekerjaan pekerjaan pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
(PjPHP/PPHP) Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan Jasa Konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. PPHP s memiliki tugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling sedikit di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Penyelenggara Swakelola 1. Penyelenggara Swakelola terdiri atas Tim Persiapan, Tim
Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas.
2. Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana
kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.
3. Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat,
mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala kemajuan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pelaku Tugas dan Wewenang
4. Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan
pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola.
Penyedia 1. Penyedia wajib memenuhi kualifikasi sesuai dengan
barang/jasa yang diadakan dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Penyedia bertanggung jawab atas:
a. Pelaksanaan Kontrak;
b. Kualitas barang/jasa;
c. Ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
d. Ketepatan waktu penyerahan; dan
e. Ketepatan tempat penyerahan.

Rencana Pengadaan

1. Perencanaan pengadaan meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara,


jadwal, dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa.
2. Perencanaan pengadaan yang dananya bersumber dari APBN dilakukan bersamaan dengan
proses penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) setelah penetapan
Pagu Indikatif.
3. Perencanaan Pengadaan yang dananya bersumber dari APBD dilakukan bersamaan dengan
proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah (RKA Perangkat
Daerah) setelah nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
4. Perencanaan pengadaan terdiri atas:
a. Perencanaan pengadaan melalui Swakelola; dan/atau
b. Perencanaan pengadaan melalui Penyedia.
5. Perencanaan pengadaan melalui Swakelola meliputi:
a. Penetapan tipe Swakelola;
b. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK; dan
c. Penyusunan perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)
6. Tipe Swakelola terdiri atas:

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
a. Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
b. Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan
oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola;
c. Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan dilaksanakan
oleh Ormas pelaksana Swakelola; atau
d. Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau berdasarkan usulan Kelompok
Masyarakat, dan dilaksanakan serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana
Swakelola.
7. Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi:
a. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK;
b. Penyusunan perkiraan biaya/RAB;
c. Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;
d. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; dan
e. Penyusunan biaya pendukung.
8. Hasil perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dimuat dalam RUP.

Persiapan PBJP

Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia oleh PPK meliputi kegiatan:


1. Menetapkan HPS;
2. Menetapkan rancangan kontrak;
3. Menetapkan spesifikasi teknis;
4. Menetapkan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, jaminan pemeliharaan,
sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


1. HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya tidak langsung (overhead cost).
3. Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia.
4. Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
5. HPS digunakan sebagai:
a. Alat untuk menilai kewajaran harga penawaran dan/atau kewajaran harga satuan;
b. Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah dalam Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan
c. Dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang
nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS.
6. HPS tidak menjadi dasar perhitungan besaran kerugian negara.
7. Penyusunan HPS dikecualikan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran paling
banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), E-purchasing, dan Tender pekerjaan
terintegrasi.
8. Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir untuk:
a. pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
b. pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan prakualifikasi.

Kontrak Pengadaan
1. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas:
a. Lumsum;
b. Harga Satuan;
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
d. Terima Jadi (Turnkey);
e. Kontrak Payung.
2. Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri atas:
a. Lumsum;
b. Waktu Penugasan; dan
c. Kontrak Payung.

"Kontrak Lumsum"
Kontrak Lumsum merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga
yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
2. Berorientasi kepada keluaran; dan
3. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan
Kontrak.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
"Kontrak Harga Satuan"
kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang
tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Volume Atau Kuantitas Pekerjaannya Masih Bersifat Perkiraan Pada Saat Kontrak
Ditandatangani;
2. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan;
dan
3. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.

"Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan"


Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya gabungan Lumsum dan Harga Satuan dalam 1
(satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

"Kontrak Terima Jadi (Turnkey)"


Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan
2. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai kesepakatan dalam Kontrak

"Kontrak Payung"
Kontrak Payung merupakan kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu untuk
barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu pengirimannya pada saat
Kontrak ditandatangani

"Kontrak Berdasarkan Waktu Penugasan"


Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pelaksanaan Kontrak

Pelaksanaan Kontrak terdiri atas:


1. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
2. Penandatanganan Kontrak;
3. Pemberian uang muka;
4. Pembayaran prestasi pekerjaan;
5. Perubahan Kontrak;
6. Penyesuaian harga;
7. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak;
8. Pemutusan Kontrak;
9. Serah Terima Hasil Pekerjaan;
10. Penanganan Keadaan Kahar.

Keadaan Kahar

1. Dalam hal terjadi keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak dapat dihentikan.


2. Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan perubahan
kontrak.
3. Perpanjangan waktu untuk penyelesaian Kontrak disebabkan keadaan kahar dapat melewati
Tahun Anggaran.
4. Tindak lanjut setelah terjadinya keadaan kahar diatur dalam Kontrak.

Penyelesaian Kontrak

Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan Kontrak
berakhir, namun PPK menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK
memberikan kesempatan Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan. Pemberian kesempatan
kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan, dimuat dalam adendum kontrak yang
didalamnya mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan. Pemberian kesempatan kepada
Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan, dapat melampaui Tahun Anggaran.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Metode Pemilihan Penyedia Barang/Pekejerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas:


1. E-purchasing;
2. Pengadaan Langsung;
3. Penunjukan Langsung;
4. Tender Cepat; dan
5. Tender.

E-purchasing
E-purchasing dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah
tercantum dalam katalog elektronik.

Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam
keadaan tertentu.

Tender Cepat
Tender dilaksanakan dalam hal:
a. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci; dan
b. Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia.

Tender
Tender dilaksanakan dalam hal tidak dapat menggunakan metode pemilihan Penyedia

Metode Evaluasi Penyedia Barang/Pekejerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Adapun metode evaluasi yang digunakan dalam PBJP adalah sebagai berikut:
1. Metode evaluasi penawaran Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilakukan
dengan:

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
a. Sistem Nilai;
b. Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis; atau
c. Harga Terendah.
2. Metode evaluasi Sistem Nilai digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan penilaian teknis dan harga.
3. Metode evaluasi Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan faktor umur ekonomis,
harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan nilai sisa dalam jangka waktu operasi
tertentu.
4. Metode evaluasi Harga Terendah digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dalam hal harga menjadi dasar penetapan pemenang di antara
penawaran yang memenuhi persyaratan teknis.

Metode Penyampaian Dokumen Penyedia Barang/Pekejerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

Metode penyampaian dokumen penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas:


1. Metode penyampaian dokumen penawaran dalam pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dilakukan dengan:
a. 1 (satu) file;
b. 2 (dua) file; atau
c. 2 (dua) tahap.
2. Metode satu file digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang menggunakan metode evaluasi Harga Terendah
3. Metode dua file digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang memerlukan penilaian teknis terlebih dahulu.
4. Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Spesifikasi teknisnya belum bisa ditentukan dengan pasti;
b. Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang
berbeda;
c. Dimungkinkan perubahan spesifikasi teknis berdasarkan klarifikasi penawaran teknis
yang diajukan; dan/atau
d. Membutuhkan penyetaraan teknis.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi

Metode pemilihan Penyedia jasa konsultasi terdiri atas:


1. Metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi terdiri atas:
a. Seleksi;
b. Pengadaan Langsung; dan
c. Penunjukan Langsung
2. Seleksi dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi bernilai paling sedikit di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3. Pengadaan Langsung dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi yang bernilai sampai dengan
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
4. Penunjukan Langsung dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi dalam keadaan tertentu.
5. Kriteria Jasa Konsultansi dalam keadaan tertentu meliputi:
a. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Pelaku Usaha yang mampu;
b. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang hak cipta yang
telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin pemegang hak cipta;
c. Jasa Konsultansi di bidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi atau pengadaan
arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk menghadapi gugatan dan/atau
tuntutan hukum dari pihak tertentu, yang sifat pelaksanaan pekerjaan dan/atau
pembelaannya harus segera dan tidak dapat ditunda; atau
d. Permintaan berulang (repeat order) untuk Penyedia Jasa Konsultansi yang sama

Metode Evaluasi Penyedia Jasa Konsultasi

Metode evaluasi penawaran Penyedia jasa konsultansi dilakukan dengan:


1. Kualitas dan Biaya;
2. Kualitas;
3. Pagu Anggaran; atau
4. Biaya Terendah.
5. Metode evaluasi Kualitas dan Biaya digunakan untuk pekerjaan yang ruang lingkup
pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan waktu penyelesaian pekerjaan dapat diuraikan dengan pasti
dalam KAK.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
6. Metode evaluasi Kualitas digunakan untuk pekerjaan yang ruang lingkup pekerjaan, jenis
tenaga ahli, dan waktu penyelesaian pekerjaan tidak dapat diuraikan dengan pasti dalam
KAK atau untuk pekerjaan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
7. Metode evaluasi Pagu Anggaran hanya digunakan untuk ruang lingkup pekerjaan sederhana
yang dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK dan penawaran tidak boleh melebihi Pagu
Anggaran.
8. Metode evaluasi Biaya Terendah hanya digunakan untuk pekerjaan standar atau bersifat
rutin yang praktik dan standar pelaksanaan pekerjaannya sudah mapan.

Metode Penyampaian Dokumen Penyedia Jasa Konsultasi

Metode penyampaian dokumen Penyedia jasa konsultasi terdiri atas:


1. Metode penyampaian dokumen penawaran pada pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
melalui Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung menggunakan metode satu file.
2. Metode penyampaian dokumen penawaran pada pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
melalui Seleksi menggunakan metode dua file.

Pelaksanaan PBJP melalui Penyedia

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui penyedia adalah sebagai berikut:


1. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender/Seleksi meliputi:
a. Pelaksanaan Kualifikasi;
b. Pengumuman dan/atau Undangan;
c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan;
d. Pemberian Penjelasan;
e. Penyampaian Dokumen Penawaran;
f. Evaluasi Dokumen Penawaran;
g. Penetapan dan Pengumuman Pemenang; dan
h. Sanggah.
2. Selain ketentuan untuk pelaksanaan pemilihan Pekerjaan Konstruksi ditambahkan tahapan
Sanggah Banding.
3. Pelaksanaan pemilihan untuk Seleksi Jasa Konsultansi dilakukan klarifikasi dan negosiasi
terhadap penawaran teknis dan biaya setelah masa sanggah selesa
4. Pelaksanaan pemilihan melalui Tender Cepat dengan ketentuan sebagai berikut:

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
a. peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia;
b. peserta hanya memasukan penawaran harga;
c. evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi; dan
d. penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah.
5. Pelaksanaan E-purchasing wajib dilakukan untuk barang/jasa yang menyangkut
pemenuhan kebutuhan nasional dan/atau strategis yang ditetapkan oleh menteri, kepala
lembaga, atau kepala daerah.
6. Pelaksanaan Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 1 (satu) Pelaku Usaha
yang dipilih, dengan disertai negosiasi teknis maupun harga.
7. Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:
8. pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya
yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi; atau
9. permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga
kepada Pelaku Usaha untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.
10. Pemilihan dapat segera dilaksanakan setelah RUP diumumkan.
11. Untuk barang/jasa yang kontraknya harus ditandatangani pada awal tahun, pemilihan
dapat dilaksanakan setelah:
a. Penetapan Pagu Anggaran K/L; atau
b. Persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Daftar Pustaka

1. Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
2. Peraturan LKPP No. 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Melalui
Penyedia

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai