Anda di halaman 1dari 32

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN

Disusun Oleh

Kelompok 10:

27. Ni Putu Ari Zeliyanti (2215644160)

28. Ni Komang Laksmi Suandewi (2215644166)

SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN AJARAN 2023/2024
SIKLUS PRODUKSI

Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Sistem
informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan perkiraan penjualan)
yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, sistem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang
telah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke
sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem
siklus pengeluaran menyediakan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenal
pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik Informasi mengenai kebutuhan
tenaga kerja dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang sebagai balasannya menyediakan data
mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok
produksi akan dikirim ke sistem buku besar dan pelaporan informasi. Ada empat aktivitas dasar
dalam siklus produksi yaitu desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produkdi, dan
akuntansi biaya.
Pesanan Pelanggan
Permintaan Pembelian
Perkiraan Penjualan Overhead Siklus Pengeluaran
Siklus Produksi
Siklus Pendapatan Bahan Baku
Barang Jadi
Kebutuhan
Tenaga Kerja
Biaya
Harga Pokok Tenaga Kerja
Produksi
Laporan Siklus Manajemen
Sistem Buku Besar Sumber Daya Manusia/
dan Pelaporan Penggajian
Manajemen
Barang Jadi Perkiraan Penjualan
Siklus Pendapatan
Siklus Pengeluaran
Permintaan
Pesanan Pembelian
Pelanggan

1.0 Bahan Baku 2.0


Desain Produk Perencanaan dan Daftar Bahan Baku
Penjadwalan
Daftar Operasi

4 5 Pesanan Produksi
WIP
Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang Tersedia Pesanan Produksi,
Barang Jadi Permintaan Bahan Baku,
Biaya dan Kartu Pemindahan

Biaya Siklus Manajemen WIP


Tenaga Kerja Sumber Daya Manusia/
Penggajian
4.0 3.0
Akuntansi Biaya Operasi Produk
Kartu Jam Kerja, Kartu Pemindahan, dan Permintaan Bahan Baku
6 7 8
12 13 14
Biaya Bahan Baku 9 10 11

Laporan Harga Pokok Produksi dan Overhead

Sistem Buku Besar


Manajemen
dan Pelaporan
Sistem

Informasi Siklus Produksi

- Proses
Perhatikan bagaimana sistem informasi siklus produksi mengintegrasikan baik data
operasional maupun keuangan dari banyak sumber. Departemen teknik bertanggung
jawab untuk mengembangkan spesifikasi produk. File daftar bahan baku menyimpan
informasi mengenai komponen-komponen produk, dan file daftar operasi berisi informasi
mengenai bagaimana untuk pembuatan setiap produknya. Untuk mengembangkan
spesifikasi tersebut, departemen teknik mengakses kedua file tersebut untuk memeriksa
desain produk yang serupa. Departemen teknik juga mengakses buku besar dan file
persediaan untuk informasi mengenai perkiraan penjualan dan pesanan pelanggan.
Departemen perencanaan produksi menggunakan informasi itu, plus data mengenai
tingkat persediaan saat ini, untuk mengembangkan jadwal induk produksi dan membuat
catatan baru dalam file pesanan produksi untuk mengotorisasi produksi barang-barang
tertentu. Pada waktu yang sama, catatan baru ditambahkan pada file barang dalam proses
untuk mengakumulasi data biaya. Permintaan bahan baku dikirimkan ke departemen
penyimpanan persediaan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan baku. Antarmuka
computer-integrated manufacturing (CIM) mengirimkan instruksi mendetail ke stasiun
kerja pabrik. Antarmuka CIM tersebut juga mengumpulkan data biaya dan operasional
yang digunakan untuk memperbarui file barang dalam proses dan pesanan produksi
masing- masing.

- Ancaman dan Pengendalian


Perencanaan Stasiun Kerja
Teknik Penjualan Produksi Akuntansi Biaya Persediaan
Pabrik

Perkiraan dan Pesanan dan Biaya Standar dan Permintaan Bahan


Spesifikasi Produk Data Produksi
Pesanan Jadwal Produksi Tingkat Overhead Baku

Spesifikasi
Buku Besar Sistem Informasi
Pengendalian Antarmuka CIM
Umum Produksi Online
Manufaktur

Stasiun Kerja
Pabrik

Database Barang
Daftar Daftar Jadwal Induk Pesanan
Siklus Persediaan Dalam
Produksi Bahan Baku Operasi Produksi Produksi
Proses

Instruksi dan
Jadwal

FIGUR 14-3 Sistem


Ikhtisar Desain Sistem ERP untuk Pemrosesan
Mendukung Siklus Produksi Permintaan

Laporan Laporan
Laporan
Status Status Analisis Biaya
Kinerja
Produksi Produksi

Penjualan Perencanaan Akuntansi Penyelia


Produksi Biaya Pabrik

Aktivitas siklus produksi tergantung pada dan memperbarui database terintegrasi yang berisi
data induk mengenai spesifikasi produk dan persediaan (baik barang jadi maupun bahan
baku).

Aktivitas Ancaman Pengendalian (angka pertama


mengacu pada ancaman
yang sesuai)
Isu-isu umum di seluruh siklus 1. Data induk yang 1.1 Pengendalian integritas
produksi tidak akurat/tidak pengolahan data
valid 1.2 Pembatasan akses
2. Pengungkapan yang terhadap data induk
tidak diotorisasikan 1.3 Tinjauan terhadap
oleh informasi semua peruahan
sensitif terhadap data induk
3. Kehilangan atau 2.1 Pengendalian akses
penghancuran data 2.2 Enkripsi
3.1 Backup dan prosedur
pemulihan bencana
Desain Produk 4. Desain produk yang 4.1 Analisis akuntansi
buruk biaya yang timbul
mengakibatkan dari pilihan desain
kelebihan biaya produk
4.2 Analisis garansi dan
biaya perbaikan
Perencanaan dan penjadwalan 5. Kelebihan dan 5.1 Sistem perencanaan
dibawah terget produksi
5.2 Tinjauan dan
persetujuan jadwal
dan pesanan
produksi
5.3 Pembatasan akses
terhadap pesanan
produksi dan jadwal
produksi
Operasi Produksi 6. Pencurian 6.1 Pengendalian akses fisik
persediaan 6.2 Dokumentasi dari
7. Pencurian aktiva semua pergerakan
tetap persediaan
8. Kinerja yang buruk 6.3 Pemisahan tugas-
9. Investasi suboptimal penyimpanan aset dari
dalam aktiva tetap pencatatan dan otorisasi
10. Kehilangan penghapusan
persediaan atau 6.4 Pembatasan akses
aktiva tetap terhadap data induk
dikarenakan persediaan
kebakaran atau 6.5 Perhitungan persediaan
bencana lainnya fisik secara periodik dan
11. Gangguan operasi rekonsiliasi dari
perhitungan tersebutt
terhadap kuantitas yang
dicatat
7.1 Persediaan fisik dari
semua aktiva tetap
7.2 Membatasi akses fisik
terhadap aktiva tetap
7.3 Memelihara catatan
detail dari aktiva tetap,
termasuk pelepasannya
8.1 Pelatihan
8.2 Laporan kinerja
9.1 Persetujuan yang tepat
dari perolehan aktiva tetap,
termasuk
penggunaanpermintaan
proposal untuk menjaring
berbagai penawaran
kompetitif
10.1 Pengamanan fisik (
misalnya, alat penyiram api)
10.2 Asuransi
11.1 Backup atau rencana
pemulihan bencana

Akuntansi Biaya 12. Data biaya yang 12.1 Otomatisasi data


tidak akurat sumber
13. Alokasi yang tidak 12.2 Pengendalian integritas
tepat dari biaya penglahan data
overhead 13.1 Perhitungan biaya
14. Laporan yang berbasis aktivitas yang
menyesatkan didorong waktu
14.1 Metrik kinerja inivatif
(misalnya, troughput)

1. DESAIN PRODUK
Tujuan: untuk menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas,
daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.

- PROSES
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku
(bill of materials-BOM), menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari
setiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua adalah daftar operasi
(operation list), yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam
membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang
diambil.
Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life-
cycle management-PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari
proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci: perangkat
lunak computer-aided design (CAD) untuk mendesain produk baru, perangkat lunak
manufaktur digital yang menirukan bagaimana produk-produk tersebut akan diproduksi,
dan perangkat lunak manajemen data produk yang menyimpan semua data yang terkait
dengan produk. Perangkat lunak CAD memungkinkan para produsen untuk mendesain
dan menguji model produk 3-D virtual, sehingga dapat mengeliminasi biaya yang terkait
dengan pembuatan dan penghancuran prototipe fisik. Perangkat lunak CAD memfasilitasi
kolaborasi dengan tim desain yang tersebar di seluruh dunia dan mengeliminasi biaya
yang terkait dengan bertukar salinan statis desain produk. Perangkat lunak manufaktur
digital mengizinkan perusahaan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja, mesin, dan
proses untuk secara optimal menghasilkan barang-barang dalam fasilitas yang berbeda di
seluruh dunia guna meminimalkan biaya. Perangkat lunak manajemen data produk
menyediakan akses mudah terhadap spesifikasi teknik mendetail dan data produk lainnya
untuk memfasilitasi desain ulang produk, modifikasi, dan pemeliharaan purnajual.
Meskipun PLM secara dramatis dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas desain
produk, Fokus 14-1 menunjukkan bahwa memetik manfaat penuhnya memerlukan
pengawasan yang cermat oleh manajemen senior.
- Ancaman dan Pengendalian
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara.
Menggunakan terlalu banyak komponen unik ketika membuat produk yang serupa
meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan
baku. Ini juga sering mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke produk yang
lain. Produk yang didesain dengan buruk juga cenderung menimbulkan garansi dan biaya
perbaikan yang tinggi.
Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi
dalam aktivitas desain produk karena 65% sampai 80% biaya produk ditentukan pada
tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan
komponen alternatif dan perubahan untuk proses produksi yang memengaruhi biaya.
Selain itu, para akuntan dapat menggunakan informasi dari siklus pendapatan mengenai
blaya perbaikan dan garansi terkait dengan produk yang ada untuk mengidentifikasi
penyebab penyebab utama dari kegagalan produk dan menyarankan peluang-peluang
untuk mendesain ulang produk guna meningkatkan kualitas.

2. PERENCANAAN DAN PENJADWALAN


Tujuan: mengembangkan rencana produksi yang cukup efesien untuk memenuhi pesanan
yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan
persediaan bahan baku dan barang jadi.
- Metode Perencanaan Produksi
Dua metode umum perencanaan produkal adalah manufacturing resource planning
dan produkai ramping. Manufacturing resource planning (MRP-II) adalah perpanjangan
dari perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk menyeimbangkan
kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan
penjualan yang diperkirakan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing
karena barang yang diproduksi dalam ekspektasi dari permintaan pelanggan.

Sama seperti MRP-II adalah perpanjangan dari sistem pengendalian persediaan MRP,
produksi ramping (lean manufacturing) memperpanjang prinsip-prinsip sistem persediaan
just-in-time untuk seluruh proses produksi. Tujuan dari produksi ramping adalah
meminimalkan atau mengeliminasi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Produksi ramping sering disebut sebagai pull manufacturing, karena barang
yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan. Secara teoretis, sistem
produksi ramping menghasilkan hanya sebagai respons terhadap pesanan pelanggan.
Dalam praktiknya, meski demikian, kebanyakan sistem produksi ramping
mengembangkan rencana produksi janga pendek.
Jadi, baik MRP-II dan sistem produksi ramping merencanakan produksi di awal.
Meskipun demikian, mereka berbeda dalam jangka waktu horizon perencanaan. Sistem
MRP-II mungkin mengembangkan rencana produksinya sampai dengan 12 bulan di awal,
sementara sistem produksi ramping menggunakan horizon perencanaan yang jauh lebih
singkat. Jika permintaan bagi produk perusahaan dapat diprediksi dan produk memiliki
siklus hidup yang panjang, maka pendekatan MRP-II dibenarkan. Sebaliknya, pendekatan
produksi ramping lebih tepat jika produk sebuah perusahaan ditandai dengan siklus hidup
yang pendek, permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan seringnya penurunan atau
kelebihan persediaan.
- Dokumen Kunci dan Formulir
Informasi mengenai pesanan pelanggan, perkiraan penjualan, dan tingkat
persediaan barang jadi digunakan untuk menentukan tingkat produksi. Hasilnya adalah
master production schedule (MPS-jadwal induk produksi), yang menentukan seberapa
banyak tiap-tiap produk untuk diproduksi selama periode perencanaan dan ketika
produksi tersebut harus terjadi. Meskipun bagian jangka panjang dari MPS mungkin
dimodifikasi sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar, rencana produksi untuk
banyak produk harus dibekukan beberapa bulan di awal untuk menyediakan waktu yang
cukup agar mendapatkan bahan baku, perlengkapan, dan sumber daya tenaga kerja yang
diperlukan.
Kerumitan dari penjadwalan meningkat secara dramatis sejalan dengan semakin
banyaknya jumlah pabrik. MPS digunakan untuk mengembangkan sebuah jadwal
mendetail yang menspesifikasikan produksi harian dan untuk menentukan apakah bahan
baku perlu dibeli. Untuk melakukannya, ini perlu untuk "melebihkan daftar bahan baku
untuk menentukan kebutuhan bahan baku langsung untuk memenuhi tujuan produksi
yang tercantum dalam MPS. Kebutuhan tersebut dibandingkan dengan tingkat persediaan
saat ini, dan jika bahan baku tambahan diperlukan, permintaan pembelian dihasilkan dan
dikirim ke departemen pembelian untuk memulai proses perolehan.
Figur 14-2 menunjukkan bahwa aktivitas perencanaan dan penjadwalan
menghasilkan tiga dokumen lain: pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu
pemindahan. Pesanan produksi (production order) mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada sebuah produk tertentu. Pesanan produksi tersebut
mencantumkan operasi yang perlu dijalankan, kuantitas yang akan diproduksi, dan lokasi
di mana produk jadi harus dikirimkan. la juga mengumpulkan data mengenai masing-
masing aktivitas tersebut. Permintaan bahan baku (materials requisition) mengotorisasi
penghapusan kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan ke lokasi
pabrik di mana bahan baku tersebut akan digunakan. Dokumen ini berisi nomor pesanan
produksi, tanggal penerbitan; berdasarkan daftar bahan baku, dan nomor bagian dan
kuantitas dari semua bahan baku yang diperlukan. Transfer bahan baku selanjutnya di
seluruh pabrik didokumentasikan dalam kartu pemindahan (move ticket), yang
mengidentifikasi bagian yang ditransfer, lokasi di mana bagian tersebut ditransfer, dan
waktu transfer.
Perhatikan bahwa banyak dokumen yang digunakan dalam siklus produksi
melacak pergerakan dan penggunaan bahan baku. Penggunaan kode batang dan label
RFID menyediakan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dari aktivitas
penanganan bahan baku dengan mengeliminasi kebutuhan pada entri data manual. RFID
juga memfasilitasi penempatan persediaan tertentu karena perangkat pemindalan tidak
terbatas untuk membaca hanya barang-barang yang secara langsung terlihat. Ini terutama
juga berguna dalam gudang atau fasilitas penyimpanan yang besar, di mana barang-barang
mungkin akan dipindah- pindahkan untuk membuat ruang bagi kiriman baru.
Pada akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan
informasi mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan informasi
mengenai pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran), bersamaan dengan informasi
mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari siklus SDM/penggajian). Figur 14-9
mengilustrasikan bagaimana sebuah sistem ERP menyediakan integrasi ini. Sistem
tersebut pertama kalinya mengecek persediaan di tangan untuk menentukan seberapa
banyak yang perlu diproduksi untuk mengisi pesanan baru. Sistem kemudian menghitung
kebutuhan tenaga kerja dan menentukan apakah ada kebutuhan untuk menjadwalkan
lembur atau mempekerjakan bantuan sementara untuk memenuhi tanggal pengisian yang
dijanjikan. Pada waktu yang sama, informasi dalam daftar bahan baku digunakan untuk
menentukan komponen apa saja, jika ada, yang perlu dipesan. Segala pesanan pembelian
yang perlu dikirimkan ke pemasok melalui electronic data interchange (EDI). MPS
kemudian disesuaikan untuk memasukkan pesanan baru tersebut. Perhatikan bagaimana
pembagian informasi ini melalui siklus pendapatan, produksi, dan pengeluaran dalam cara
yang baru saja dijelaskan yang memungkinkan perusahaan untuk secara efisien mengelola
persediaan dengan mengatur waktu pembeliannya untuk memenuhi permintaan
pelanggan yang sesungguhnya.
- Ancaman dan Pengendalian
Tabel 14-1 menunjukkan ancaman utama dalam aktivitas perencanaan dan
penjadwalan adalah kelebihan atau di bawah target produksi. Kelebihan produksi dapat
mengakibatkan pasokan barang yang melebihi permintaan jangka pendek, dengan
demikian menciptakan masalah arus kas potensial karena sumber daya terikat dalam
persediaan. Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko pencatatan persediaan yang
menjadi usang. Sebaliknya, di bawah target produksi dapat mengakibatkan kerugian
penjualan dan ketidakpuasan pelanggan karena kurangnya ketersediaan barang yang
diinginkan. Ancaman-ancaman ini terutama penting bagi perusahaan yang memproduksi
produk baru dan inovatif, seperti pakaian fashion terkini, karena permintaan untuk produk
tersebut jauh lebih mudah berubah daripada permintaan untuk bahan pokok dan
komoditas, seperti makanan atau perlengkapan kantor.
Sistem perencanaan produksi dapat mengurangi risiko dari kelebihan dan di
bawah target produksi. Peningkatan memerlukan perkiraan penjualan yang akurat dan
terkini serta data mengenai stok persediaan, informasi yang dapat menyediakan sistem
siklus pendapatan dan pengeluaran. Selain untuk perkiraan yang meningkat, informasi
mengenai kinerja produksi, terutama terkait trend dalam total waktu untuk memproduksi
setiap produk, harus secara teratur dikumpulkan. Sumber-sumber data ini harus digunakan
secara periodik untuk meninjau dan menyesuaikan MPS.
Persetujuan dan otorisasi yang sesuai dengan pesanan produksi adalah
pengendalian lain untuk mencegah kelebihan atau di bawah target produksi atas barang-
barang tertentu. Tinjauan dan persetujuan yang cermat juga memastikan bahwa pesanan
produksi yang benar-benar dilepaskan. Risiko pesanan produksi yang tidak diotorisasi
dapat dikurangi dengan membatasi akses terhadap program penjadwalan produksi.
3. OPERASI PRODUKSI

Pelanggan FIGUR 14-9


Pesanan Pelanggan Mungkin Ilustrasi Bagaimana Sistem ERP
Secara Manual Dimasukkan Mengintegrasikan Informasi Siklus
Pesanan Seperti Yang Ditunjukkan Produksi dengan Data dari Siklus
Atau Secara Otomatis Lainnya
Dimasukkan Melalui Situs
Atau Melalui Ekstranet

Memasukkan
Pesanan Pelanggan

Produksi

Mengecek Ketersediaan
Persediaan dan Tenaga
Kerja Persediaan
Menjadwalkan Produksi

Pegawai
Persediaan Pembelian
Untuk Bahan Baku
Kebutuhan Staf
Pemasok MSDM

Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI) dalam proses produksi,


seperti robot dan mesin yang dikendalikan komputer, disebut sebagai computer-integrated
manufacturing (CIM). CIM dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi. Para
akuntan tidak perlu menjadi ahli pada setiap aspek CIM, tetapi mereka harus memahami
bagiamana ini memengaruhi operasi dan akuntansi biaya. Satu efek operasional dari CIM
adalah pergeseran dari produksi massal menjadi manufaktur pesanan khusus. Sebagai
contoh, setiap produk Northrop Grumman dirakit untuk dipesan. Meskipun demikian,
setiap produk dapat menggunakan sekitar 256.000 komponen terpisah. Dengan demikian,
CIM memerlukan desain ulang atas sistem manajemen persediaan dan arus kerja untuk
memfasilitasi perubahan cepat dalam produksi.
- Ancaman dan Pengendalian
Pencurian persediaan dan aktiva tetap adalah keprihatinan utama. Selain kehilangan aset,
pencurian juga mengakibatkan saldo aset yang berlebihan, yang dapat mengarah pada
analisis yang salah dari kinerja keuangan dan di bawah target.Untuk mengurangi risiko
kehilangan atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan harus dibatasi dan seluruh
pergerakan internal dari persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku
harus digunakan untuk mengotorisasi dikeluarkannya bahan baku untuk produksi. Baik
pegawai pengendalian persediaan maupun pegawai produksi yang menerima bahan baku
harus menandatangani daftar permintaan untuk mengakui keluarnya barang ke produksi.
Permintaan untuk bahan baku tambahan yang melebihi jumlah yang dispesifikasikan
dalam daftar bahan baku harus didokumentasikan dan diotorisasi oleh personel penyelia
atau pengawas. Kartu pemindahan harus digunakan untuk mendokumentasi pergerakan
lanjutan atas persediaan melalui berbagai tahap dalam proses produksi. Retur berbagai
bahan baku yang tidak digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan. Di mana
pun memungkinkan, label RFID atau kode batang harus digunakan untuk
mengotomatisasi pelacakan persediaan.
Pemisahan tugas yang tepat penting untuk mengamankan persediaan. Memelihara
penyimpanan fisik pada persediaan bahan baku dan barang jadi adalah tanggung jawab
dari departemen penyimpanan persediaan. Penyelia departemen atau pabrik memiliki
tanggung jawab utama terhadap persediaan barang dalam proses. Fungsi otorisasi,
ditunjukkan dengan persiapan pesanan produksi, permintaan bahan baku, danı kartu
pemindahan, adalah tanggung jawab dari perencana produksi atau sistem informasi
produksi itu sendiri yang semakin meningkat. Peralatan RFID, pemindai kode batang, dan
terminal online dapat digunakan untuk mencatat pergerakan persediaan, dengan demikian
memelihara catatan persediaan perpetual dengan akurat. Akibatnya, pengendalian akses
yang tepat dan uji kompatibilitas sangat penting untuk memastikan bahwa hanya
personess yang diotorisasi memiliki akses terhadap catatan-catatan tersebut. Pada
akhirnya, pegawai tanpa tanggung jawab penyimpanan harus secara periodik menghitung
persediaan di tangan. Berbagai diskrepansi antara perhitungan fisik ini dan jumlah tercatat
harus diselidiki.
Pengendalian serupa diperlukan untuk mengamankan aktiva tetap. Pertama,
seluruh aktiva tetap harus diidentifikasi dan dicatat, sehingga manajer dapat ditugasi
tanggung jawab dan akuntabilitas untuk aktiva tetap di bawah pengendaliannya. Label
RFID menyediakan sebuah cara yang berbiaya efektif untuk mengawasi lokasi aktiva
tetap. Sebagaimana dengan persediaan, langkah-langkah keamanan harus digunakan
untuk mengendalikan akses fisik terhadap aktiva tetap. Oleh karena mesin dan peralatan
manufaktur sering diganti sebelum benar-benar usang, maka perlu untuk secara formal
menyetujui dan mencatat dengan akurat penjualan atau pelepasannya. Sebuah laporan
seluruh transaksi aktiva tetap harus dicetak secara periodik dan dikirim ke kontrolir, yang
harus memverifikasi bahwa setiap transaksi dengan tepat diotorisasi dan dieksekusi.
Sistem akuntarai biaya juga perlu menjaga catatan yang akurat dari biaya perolehan, dan
depresiasi untuk menghitung dengan tepat untung ruginya yang ditimbulkan dari transaksi
tersebut.
Kinerja yang buruk adalah ancaman lain terhadap operasi produksi. Pelatihan
adalah satu cara untuk menanggulangi ancaman ini. Memang, survei perusahaan
manufaktur melaporkan hubungan langsung antara waktu yang dihabiskan dalam
pelatihan dan produktivitas secara keseluruhan. Penting juga untuk secara teratur
menyiapkan dan meninjau laporan terhadap kinerja guna mengidentifikasi kapan
pelatihan tambahan diperlukan.
Ancaman lain terkait dengan aktivitas siklus produksi adalah investasi suboptimal
dalam aktiva tetap. Investasi yang berlebihan pada aktiva tetap dapat menciptakan
kelebihan biaya, tingkat investasi yang rendah dapat mengurangi produktivitas. Kedua
masalah tersebut mengurangi profitabilitas. Dengan demikian, otorisasi yang tepat atas
transaksi aktiva tetap adalah sangat penting.
Perolehan aktiva tetap menunjukkan jenis khusus pengeluaran dan mengikuti
proses datar yang sama (memesan aktiva tetap, menerimanya, dan membayarnya) dan
prosedur pengendalian. Namun, ukuran dari sebagian besar transaksi aktiva tetap
mengharuskan beberapa modifikasi dari proses yang digunakan untuk memperoleh
persediaan dan berbagai-perlengkapan lainnya. Seorang penyelia atau manajer, yang
memberikan detail mengenai arus kas yang diharapkan dan biaya serta manfaat lainnya
atas pengeluaran yang diajukan, harus lebih dahulu merekomendasikan pengeluaran
modal yang besar. Seluruh rekomendasi tersebut harus ditinjau oleh seorang eksekutif
senior atau oleh seorang komite eksekutif dan berbagai proyek berdasarkan prioritas
peringkat. Pengeluaran modal yang lebih kecil (misalnya, pengeluaran yang berbiaya
$10.000 atau kurang) biasanya dapat dibeli langsung dari anggaran departemen, yang
menghindari proses persetujuan formal. Manajer yang akuntabel untuk pengembalian atas
aktiva tetap departemen memberikan Insentif tambahan untuk mengendalian pengeluaran
seperti itu.

Perbedaan lain adalah bahwa pesanan untuk mesin dan peralatan hampir selalu melibatkan
permintaan resmi bagi penawaran kompetitif oleh pemasok yang potensial. Sebuah
dokumen yang disebut sebagai request for proposal (RFP-permintaan untuk proposal),
yang menspesifikasikan properti aset yang diinginkan, dikirim ke setiap pemasok.
Perbedaan lain adalah bahwa pesanan untuk mesin dan peralatan hampir selalu melibatkan
permintaan resmi bagi penawaran kompetitif oleh pemasok yang potensial. Sebuah
dokumen yang disebut sebagai request for proposal (RFP-permintaan untuk proposal),
yang menspesifikasikan properti aset yang diinginkan, dikirim ke setiap pemasok yang
prospektif. Komite investasi modal harus meninjau respons dan memilih penawaran
terbaik. Setelah pemasok telah dipilih, perolehan aset mungkin ditangani melalui proses
siklus pengeluaran reguler. Secara spesifik, sebuah pesanan pembelian resmi disiapkan,
tanda terima aset secara resmi didokumentasikan menggunakan laporan penerimaan, dan
voucher pencairan digunakan untuk mengotorisasi pembayaran ke pemasok. Set yang
sama atas pengendalian pemrosesan dan pengecekan edit digunakan untuk pembelian lain,
juga digunakan untuk perolehan aktiva tetap.
Ancaman lain adalah baik persediaan dan aktiva tetap tunduk pada kerugian akibat
kebakaran atau bencana lainnya. Pengamanan fisik, seperti sistem pemadaman api,
didesain untuk mencegah bencana tersebut. Meskipun demikian, karena pengendalian
preventif tidak pernah 100% efektif, organisasi juga perlu membeli asuransi yang cukup
untuk menutupi kerugian tersebut dan menyediakan pengganti bagi aset-aset tersebut.
Sebuah kekhawatiran yang terkait adalah gangguan aktivitas produksi. Tingginya
tingkat otomatisasi dalam aktivitas siklus produksi berarti bahwa bencana, tidak hanya
mengganggu fungsi sistem informasi, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas manufaktur.
Backup sumber daya seperti generator, dan perangkat suplai daya bebas gangguan
(uninterruptible power supply-UPS) harus diperoleh untuk memastikan bahwa peralatan
penting dan mesin tidak rusak oleh kerugian listrik tak terduga yang mendadak dan bahwa
proses produksi penting dapat diteruskan sesuai jadwal. Perusahaan juga perlu
menyelidiki kesiapsiagaan bencana dari pemasok kunci dan mengidentifikasi sumber
alternatif bagi komponen penting. Hal ini penting terutama bagi perusahaan yang
mempraktikkan produksi ramping: mereka menjaga persediaan rendah dari bahan baku
dan barang jadi, sehingga segala gangguan terhadap aktivitas manufaktur ataupun
aktivitas dari pemasoknya dapat dengan cepat mengakibatkan kerugian penjualan.

4. AKUNTANSI BIAYA
Tujuan utama:
1. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja
operasi produksi.
2. Menyediakan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
penetapan harga dan keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang dignakan untuk menghitung nilai-nilai
persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan
perusahaan.

- PROSES
Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus didesain
untuk mengumpulkan data secara real-time mengenai kinerja aktivitas produksi, sehingga
manajemen dapat membuat keputusan yang tepat waktu. Untuk mencapai dua tujuan
lainnya, sistem akuntansi blaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan berbagai
kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit
organisasi. Hal ini memerlukan pengodean yang cermat pada data biaya selama
pengumpulan, karena sering kali biaya yang sama dialokasikan daları berbagai cara, untuk
beberapa tujuan yang berbeda.
Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya job-order atau
perhitungan proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya job-order (job-
order costing) menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan, dan digunakan
ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi
secara diskret (berlainan).
Sebaliknya, perhitungan biaya proses (process costing) menentukan biaya pada
masing- masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung
biaya rata- rata untuk seluruh unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan
ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit
diskret tidak dapat dengan segera diidentifikasi.

• Data Penggunaan Bahan Baku


Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke produksi. Jika bahan baku
tambahan diperlukan, debit yang lain dibuat untuk barang dalam proses.
Sebaliknya, barang dalam proses dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan
dan dikembalikan ke persediaan. Banyak bahan baku diberi kode batang agar data
penggunaan dapat dikumpulkan dengan memindai produk tersebut ketika dilepas
dari, atau dikembalikan ke persediaan. Semakin banyak para produsen yang
menggunakan label RFID untuk lebih meningkatkan efisiensi dari pelacakan
penggunaan bahan baku. Faktanya, label RFID diterapkan ke produk individu,
perusahaan mungkin, jika menginginkan, mengadopsi metode identifikasi spesifik
untuk melacak persediaan. Meskipun demikian, sulit untuk menggunakan kode
batang atau label RFID untuk beberapa barang, seperti cairan. Pegawai persediaan
dan pekerja pabrik harus menggunakan terminal online untuk memasukkan data
penggunaan untuk barang barang tersebut.
• Biaya Tenaga Kerja Langsung
Di masa lalu, AOE dan para produsen lainnya menggunakan dokumen kertas yang
disebut kartu jam kerja (job-time ticket) untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas tenaga kerja. Dokumen ini mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang
digunakannya untuk setiap tugas pekerjaan tertentu. Sekarang, para pekerja
memasukkan data ini menggunakan terminal online di setiap stasiun kerja pabrik.
Untuk lebih meningkatkan efisiensi dalam proses ini, AOE sedang
mempertimbangkan untuk beralih ke kartu identifikasi berkode, yang akan
digesekkan para pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai kode batang untuk
mengotomatiskan pengumpulan data yang dapat menjadi signifikan.
• Penggunaan Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatiskan proses
produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin
dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai
penggunaan mesin dan peralatan dikumpulkan di setiap tahap proses produksi,
sering kali bersamaan dengan data mengenai biaya tenaga kerja. Sampai saat ini,
data ini dikumpulkan dengan pemasangan kabel pabrik, sehingga setiap potongan
peralatan ditautkan dengan sistem komputer. Hal ini membatasi kemampuan untuk
cepat dan mudah mendesain ulang tata letak lantai pengerjaan untuk meningkatkan
efisiensi produksi. Akibatnya, banyak perusahaan manufaktur menggantikan
sambungan kabel tersebut dengan teknologi nirkabel. Dengan melakukan hal
tersebut memungkinkan perusahaan untuk menggunakan perangkat lunak simulasi
3-D baru untuk menzevaluasi efek dari memodifikasi tata letak lantai pengerjaan
dan arus kerja dan dengan meningkatkan efisiensi produksi. Akibatnya, banyak
perusahaan manufaktur menggantikan sambungan kabel tersebut dengan teknologi
nirkabel. Dengan melakukan hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk
menggunakan perangkat lunak simulasi 3-D baru untuk mengevaluasi efek dari
memodifikasi tata letak lantai pengerjaan dan arus kerja dan dengan mudah dan
cepat mengimplementasikan perubahan yang bermanfaat.
• Biaya Overhead Pabrik
Biaya pabrik yang biasanya secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung
terhadap pekerjaan atau proses tertentu yang disebut overhead pabrik
(manufacturing overhead). Contohnya termasuk biaya penggunaan air, listrik, dan
utilitas lainnya; perlengkapan lain-lain, sewa, asuransi, dan pajak properti bagi
pabrik; serta gaji penyelia pabrik. Sebagian besar dari biaya-biaya ini dikumpulkan
dengan sistem informasi siklus pengeluaran, dengan pengecualian gaji penyelia,
yang diproses oleh sistem informasi siklus sumber daya manusia.
Para akuntan dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya overhead
dengan cermat menilai bagaimana perubahan dalam bauran produk dapat
memengaruhi total overhead pabrik. Meskipun demikian, mereka harus melampaui
tidak hanya sekadar mengumpulkan data, tetapi juga harus mengidentifikasi faktor-
faktor yang mendasari agar mendorong perubahan dalam total biaya. Informasi ini
kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana produksi dan tata letak
pabrik untuk memaksimalkan efisiensi dan profitabilitas. Sebagaimana yang
diilustrasikan dalam kasus AOE, melakukan hal ini secara efektif memerlukan
sistem akuntansi biaya untuk didesain ulang guna mengumpulkan dan melaporkan
biaya dalam cara yang konsisten dengan teknik perencanaan produk perusahaan
tersebut.

- Ancaman dan Pengendalian


Data biaya yang tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan
melemahkan kemampuan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi
manufaktur. Sebagai contoh, data biaya yang tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan
yang tidak tepat mengenai produk apa yang dibuat dan bagaimana menentukan harga
penjualan terkini. Kesalahan dalam catatan persediaan dapat mengakibatkan kelebihan
atau korangnya produksi barang. Aktiva tetap yang disajikan berlebihan akan menaikkan
biaya melalui depresiasi ekstra dan pajak properti yang lebih tinggi. Aktiva tetap yang
disajikan kurang juga dapat menyebabkan masalah, sebagai contoh, perhitungan tidak
akurat dari jumlah komputer pribadi yang digunakan dapat menyebabkan perusahaan
tanpa sepengetahuannya melanggar ketentuan lisensi perangkat lunak. Ketidakakuratan
dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat mengganggu analisis kinerja masa
lalu dan keinginan investasi di masa depan atau perubahan dalam operasi.
Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri dita skurat adalah
untuk mengotomatisasi pengumpulan data menggunakan teknologi RFID, geosindal kode
batang, alat pembaca kartu, dan perangkat lainnya. Saat hal ini tidak layak, serminal
online harus digunakan untuk entri data dan harus menggunakan berbagai pengendalian
edit entri data. Sebagai contoh digit cek dan verifikasi closed-loop harus digunakan untuk
memastikan bahwa informasi mengenai bahan baku yang digunakan, operasi yang
dijalankan, dan nomor pegawai dimuka dengan benar. Pengecekan validitas seperti
membandingkan nomor hagian layak, terminal online harus digunakan untuk entri data
dan harus menggunakan berbagai pengendalian edit entri data. Sebagai contoh, digit cek
dan verifikasi closed-loop harus digunakan untuk memastikan bahwa informasi mengenai
bahan baku yang digunakan, operasi yang dijalankan, dan nomor pegawai dimasukkan
dengan benar. Pengecekan validitas, seperti membandingkan nomor bagian dari bahan
baku dengan nomor yang tercantum dalam file daftar bahan baku, memberikan jaminan
lebih lanjut atas ketepatan. Pada akhirnya, untuk memverifikasi ketepatan dari catatan
database, perhitungan persediaan fisik secara periodik dan aktiva tetap harus dibuat dan
dibandingkan dengan kuantitas tercatat.
Sistem akuntansi biaya yang didesain dengan buruk akan menjadikan salah dalam
mengalokasikan biaya ke produk dan menghasilkan laporan yang menyesatkan mengenai
aktivitas siklus produksi, yang keduanya dapat mengakibatkan keputusan yang keliru dan
frustrasi. Dua subbagian berikut ini menjelaskan bagaimana sistem perhitungan biaya
berbasis aktivitas (activity-based costing) dan metrik kinerja inovatif dapat
menanggulangi masalah-masalah tersebut.

Meningkatkan Pengendalian Dengan Sistem Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas


Sistem biaya tradisional menggunakan basis yang didorong volume, seperti tenaga
kerja langsung atau jam mesin, untuk membebankan overhead ke produk. Meskipun
demikian, banyak biaya overhead tidak berubah secara langsung dengan perubahan
volume produksi. Biaya pembelian, sebagai contoh, berubah-ubah sejalan dengan jumlah
pesanan pembeli yang diproses, Sama halnya, biaya penerimaan berubah-ubah dengan
jumlah pengiriman dari pemasok. Biaya setup dan penanganan bahan baku dapat berubah-
ubah tergantung dari jumlah batch yang dijalankan, bukan tergantung pada total Jumlah
unit yang diproduksi. Jadi, mengalokasikan jenis-jenis biaya overhead ini ke produk
berdasarkan pada volume output akan menunjukkan kelebihan biaya produk yang dibuat
dalam jumlah besar. Ini juga akan menunjukkan kekurangan biaya produk yang dibuat
dalam batch kecil.
Selain itu, mengalokasikan overhead berdasarkan input tenaga kerja langsung
dapat mengganggu biaya antar-produk. Sebagaimana dengan peningkatan investasi dalam
otomatisasi pabrik, jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan dalam produksi akan
menurun. Akibatnya, Jumlah overhead yang dibebankan per unit tenaga kerja akan
meningkat secara dramatis. Hasilnya, perbedaan kecil dalam jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi dua produk dapat menghasilkan perbedaan yang
signifikan dalam biaya produk.
Perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing-ABC)' dapat
memperbaiki dan meningkatkan alokasi biaya baik dalam sistem biaya job- order atau
proses. Perhitungan ini berupaya untuk menelusuri biaya terhadap aktivitas yang
menimbulkannya, seperti penggilingan atau pemolesan, dan seterusnya hanya
mengalokasikan biaya-biaya tersebut ke produk atau departemen. Tujuan yang mendasari
perhitungan biaya berbasis aktivitas adalah untuk menghubungkan biaya dengan strategi
perusahaan. Strategi perusahaan menghasilkan keputusan mengenai barang dan jasa apa
yang akan diproduksi. Aktivitas harus dijalankan untuk memproduksi barang dan jasa ini,
yang akhirnya akan mengeluarkan biaya. Jadi, strategi perusahaan menentukan biaya.
Akibatnya, dengan mengukur biaya dari aktivitas dasar, seperti penanganan bahan baku
atau memproses pesanan pembelian, perhitungan biaya berbasis aktivitas dapat
memberikan informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi konsekuensi keputusan
strategis. Sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas berbeda dari sistem akuntansi biaya
konvensional dalam tiga cara yang penting:
1. Sistem biaya berbasis aktivitas berusaha secara langsung menelusuri proporsi besar
dari biaya overhead ke produk. Kemajuan dalam TI membuat hal ini
memungkinkan.Ketika mengimplementasikan sistem perhitungan biaya berbasis
aktivitas, para akuntan mengamati operasi produksi dan mewawancara para pekerja
pabrik dan para penyelia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
bagaimana aktivitas manufaktur memengaruhi biaya.
2. Sistem biaya berbasis aktivitas menggunakan sejumlah besar biaya pool untuk
mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead pabrik). Sementara sebagian besar
sistem biaya tradisional menyatukan seluruh biaya overhead bersama-sama, sistem
perhitungan biaya berbasis aktivitas membedakan tiga kategori overhead terpisah:
- Overhead yang terkait dengan batch. Contohnya meliputi biaya setup, inspeksi. dan
penanganan bahan baku. Sistem biaya berbasis aktivitas mengakumulasikan biaya-biaya
ini untuk sebuah batch dan kemudian mengalokasikannya ke unit yang diproduksi dalam
batch tersebut. Jadi, produk yang dibuat dalam jumlah besar memiliki biaya overhead yang
terkait dengan batch yang lebih rendah per unitnya daripada produk yang dibuat dalam
jumlah kecil.
- Overhead yang terkait dengan produk. Biaya ini terkait dengan perbedaan liui produk
perusahaan. Contohnya meliputi penelitian dan pengembangan, expediting,pengiriman dan
penerimaan, regulasi lingkungan, dan pembelian. Sistem biaya berbasis aktivitas mencoba
menghubungkan biaya-biaya ini dengan produk tertentu ketika memungkinkan.
- Overhead keseluruhan perusahaan. Kategori ini termasuk biaya-biaya seperti sewa atau
pajak properti. Biaya ini diberlakukan ke seluruh produk. Jadi, sistem biaya berbasis
aktivitas biasanya mengalokasikan biaya dengan menggunakan tarif departemen atau
pabrik.
3. Sistem biaya berbasis aktivitas berupaya untuk merasionalkan alokasi overhead ke
produk dengan mengidentifikasi pemicu biaya. Pemicu biaya (cost driver) adalah
segala sesuatu yang memiliki hubungan sebab akibat terhadap biaya.
Sistem ERP mempermudah dalam mengimplementasikan perhitungan biaya berbasis
aktivitas karene sistens tersebut menyediakan informasi mendetail mengenai langkah-langkah
yang diperlukan untuk memproses sebuah transaksi. Sebagai contoh, waktu (dan dengan demikian
biaya) dari permintaan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi sebuah produk yang
tergantung pada jumlah komponen dalam produk jadi. Para akuntan dan insinyur dapat mengamati
dan menghitung waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengambil satu komponen dari persediaan.
Ukuran waktu itu kemudian dapat dikalikan dengan jumlah item baris dalam urutan produksi
(secara otomatis dicatat oleh sistem ERP) untuk menghitung biaya permintaan bahan baku untuk
setiap produk jadi yang berbeda.Para pendukung perhitungan biaya berbasis akivitas berargumen
bahwa ini memberikan dua manfaat penting: Data biaya yang lebih akurat menghasilkan bauran
produk dan keputusan penetapan harga yang lebih baik, dan data biaya yang lebih detail dapat
lebih meningkatkan kemampuan manajemen untuk mengendalikan dan mengelola total biaya.
Keputusan yang lebih Baik. Sistem biaya tradisional cenderung membebankan terlalu
banyak overhead terhadap beberapa produk dan terlalu sedikit ke produk lain, karena terlalu
sedikitnya pool biaya yang digunakan. Hal ini mengarah pada dua jenis masalah. Pertama,
perusahaan mungkin menerima kontrak penjualan untuk beberapa produk pada harga di bawah
biaya produksi yang sebenarnya. Kedua, perusahaan mungkin menaikkan harga produknya,
sehingga mengundang kompetitor baru untuk memasuki pasar. Ironisnya, jika data biaya yang
lebih akurat tersedia, perusahaan akan menemukan bahwa mereka dapat memotong harga untuk
menjaga kompetitor di luar pasar dan masih membuat laba untuk setiap penjualan.Sistem biaya
berbasis aktivitas menghindari masalah masalah ini karena overhead dibagi ke dalam tiga kategori
dan dibebankan menggunakan pemicu biaya yang secara berkaitan dengan produksi. Jadi, data
biaya produk akan menjadi lebih akurat.
Peningkatan Pengendalian Dengan Metrik Kinerja Inovatif
Pendekatan modern ke produksi, seperti produksi ramping, secara signifikan berbeda dari produksi
massal tradisional. Salah satu perbedaan utama adalah pengurangan yang ditandai pada tingkat
persediaan barang jadi, karena produksi dijadwalkan sebagai respons terhadap permintaan
pelanggan bukannya proyeksi berdasarkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun ini bermanfaat
dalam Jangka panjang, ini sering menciptakan penurunan jangka pendek dalam profitabilitas yang
dilaporkan. Alasannya: Akuntansi keuangan tradisional memperlakukan persediaan sebagai aset.
Jadi, biaya produksi persediaan tidak diakui sampai produk terjual. Ketika perusahaan beralih dari
produksi massal ke produksi ramping, maka perusahaan tersebut akan mengurangi tingkat
persediaan yang ada, dengan hasil bahwa biaya yang terjadi di periode sebelumnya untuk
menciptakan persediaan tersebut sekarang dibebankan. Selain itu, karena produksi ramping
berusaha untuk meminimalkan pembuatan persediaan tambahan, hampir seluruh biaya tenaga
kerja dan overhead dibebankan ke periode saat ini, bukannya dialokasikan ke persediaan dan
dengan demikian diperlakukan sebagai aset dan ditahan untuk periode yang akan datang. Efek
yang dikombinasikan dari perubahan-perubahan ini sering menyebabkan peningkatan yang
ditandai dengan adanya biaya-biaya di dalam tahun transisi ke akuntansi ramping. Mesipun efek
ini hanya sementara, ini dapat menimbulkan perhatian yang signifikan di antara para manajer,
terutama jika evaluasi kinerjanya didasarkan pada laporan keuangan yang dilaporkan oleh
perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, para CPA yang bekerja untuk dan dengan perusahaan
yang telah mengadopsi teknik produksi ramping akan mengadvokasi pendampingan laporan
keuangan tradisional berdasarkan Generally Accepted Accounting Principles (GetAP) dengan
Perhitungan biaya berbasis aktivitas juga membuat penggunaan yang lebih baik atas data produksi
untuk meningkatkan desain produk. Sebagai contoh, biaya-biaya yang terkait dengan pemrosesan
pesanan pembelian dapat digunakan untuk menghitung overhead yang terkait dengan pembelian
yang berhubungan dengan tiap-tiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Departemen
teknik dapat menggunakan informasi ini, bersamaan dengan data mengenai penggunaan relatif
dari komponen antar-produk, untuk mengidentifikasi komponen unik yang dapat digantikan
dengan bagian yang lebih biasa digunakan dan berbiaya lebih rendah. Pada akhirnya, data biaya
berbasis aktivitas meningkatkan pembuatan keputusan manajerial dengan menyediakan informasi
mengenai biaya yang berhubungan dengan aktivitas tertentu, bukannya mengklasifikasikan biaya-
biaya tersebut berdasarkan kategori laporan keuangan.

Peningkatan Manajemen Biaya


Para pendukung berargumen bahwa keuntungan lain dari perhitungan biaya berbasis aktivitas
adalah bahwa perhitungan tersebut dengan jelas mengukur hasil dari tindakan-tindakan
manajemen atas profitabilitas secara keseluruhan. Sementara sistem biaya tradisional hanya
mengukur pengeluaran untuk memperoleh sumber daya, maka setem biaya berbasis aktivitas
mengukur jumlah yang dikeluarkan untuk memperoleh sumber daya dan konsumsi sumber daya
tersebut.Perubahan lainnya melibatkan pelaporan biaya overhead sebagai sebuah hal yang
terpisah, bukannya menyertakannya dalam perhitungan harga pokok penjualan, Laporan akuntansi
ramping juga mengidentifikasi perubahan dalam persediaan sebagai hal biaya yang terpisah, untuk
lebih jelas mengungkap efek dari tingkat persediaan pada laba yang dilaporkan.
Sebagai tambahan untuk perubahan struktur dari laporan kinerja, para akuntan harus
mengembangkan dan memperbaiki langkah-langkah baru yang didesain untuk berfokus pada Isu-
isu penting bagi manajer siklus produksi. Dua isu penting terutama pada tingkat output yang dapat
digunakan untuk memproduksi per unit waktu dan ukuran pengendalian kualitas

Throughput: Sebuah Ukuran Elektivitas Produksi. Throughput menunjukkan jumlah unit barang
yang diproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Throughput ini terdiri atas tiga faktor, di
mana masing-masing dapat dikendalikan secara terpisah, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
formula berikut.
Throughput (Total unit yang diproduksi/Waktu pemrosesan) x (Waktu pemrosesan/Total waktu)
x (Unit barang Total unit)
Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam formula tersebut, menunjukkan jumlah
unit maksimum yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi saat ini. Kapasitas
produktif dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi tenaga kerja atau mesin, dengan
mengatur ulang tata letak lantai pengerjaan untuk memperlancar pergerakan bahan baku, atau
dengan menyederhanakan spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif, adalah tulotal
bakaroduksi rane Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam formula tersebut,
menunjukkan jumlah unit maksimum yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi saat
ini. Kapasitas produktif dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi tenaga kerja atau mesin,
dengan mengatur ulang tata letak lantai pengerjaan untuk memperlancar pergerakan bahan baku,
atau dengan menyederhanakan spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif, adalah
syarat kedua dalam formula tersebut, mengindikasikan persentase total waktu produksi yang
digunakan untuk membuat produk tersebut. Waktu pemrosesan produktif dapat ditingkatkan
dengan memperbaiki pemeliharaan untuk mengurangi waktu kegagalan mesin atau dengan cara
yang lebih efisien menjadwalkan pengiriman bahan baku dan pasokan untuk mengurangi waktu
tunggu. Yield, adalah syarat ketiga dalam formula tersebut, menunjukkan persentase unit barang
(yang tidak cacat) yang dihasilkan. Menggunakan bahan baku berkualitas lebih baik atau
meningkatkan keahlian pekerja dapat meningkatkan imbal hasil (yield).

Ukuran Pengendalian Kualitas. Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan
menentukan dampak dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan yield dan mengidentifikasi
area-area untuk perbaikan lebih lanjut. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi ke dalam empat
area sebagai berikut.
1. Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan terhadap proses produksi yang didesain
untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
2. Biaya inspeksi berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk
memenuhi standar kualitas.
3. Biaya kegagalan internal berhubungan dengan pengerjaan ulang, atau pembuangan, produk
yang diidentifikasikan sebagai produk cacat sebelum penjualan.
4. Biaya kegagalan eksternal dihasilkan ketika produk cacat dijual ke pelanggan. Biaya ini
meliputi biaya-biaya seperti klaim kewajiban produk, garansi dan biaya perbaikan.
hilangnya kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.
Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah untuk "mendapatkan yang baik pertama kali"
dengan memproduksi produk yang memenuhi spesifikasi pelanggan. Hal ini terkadang terjadi
trade-off di antara keempat kategori biaya kualitas tersebut Sebagai contoh, meningkatkan biaya
pencegahan dapat menurunkan biaya inspeksi dan juga biaya kegagalan internal dan eksternal.
Banyak perusahaan telah menemukan, meski demikian, bahwa peningkatan pengeluaran untuk
mencegah produk cacat mengurangi total biaya manufaktur. Selain itu, pengendalian kualitas yang
ditingkatkan juga dapat membantu perusahaan menjadi "lebih hijau".

SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN

Sistem Buku Besar dan Pmemainkan sebuah peran penting dalam sistem infomasi akuntansi
sebuah peusahaan Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-
sumber sebagai berikut:
• Setiap subsistem siklus akuntansi menyediakan infomasi mengenai transaksi regular.
• Bendahara menyediakan infomasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas dan pembelian serta penjualan
sekuritas investasi.
• Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran.
• Kontrolir menyediakan junal penyesuaian,
Penjualan Harga Pokok Produksi
Siklus Siklus
Pendapatan Produksi
Penerimaan Kas

Pembelian
Sistem Buku Beban Gaji dan Upah Siklus Sumber
Siklus
Besar dan Daya Manusia/
Pengeluaran Pelaporan
Nomor Anggaran Penggajian
Pengeluaran Kas

Anggaran
Direktur
Entri Jurnal Aktivitas Anggaran
Investasi
Entri Jurnal Aktivitas
Pendanaan Jurnal Penyesuaian

Laporan

Bendahara Manajer Pengguna Kontrolir


Eksternal

Budget
Entri Jurnal Budget Plan Director
Subsistem 1.0
Akuntansi 4.0
Memperbarui Memperbarui
Buku Besar Laporan
Manajerial
4 5
10
Entri Jurnal
Budgets and
Reports
Bendahara

Buku Besar Managers

Neraca Saldo Jurnal Penutup


Voucher Jurnal
Laporan Keuangan
Jurnal Penyesuaian

2.0
Neraca Saldo 3.0
Memasukkan
Disesuaikan Menyiapkan Financial
Jurnal
Penyesuaian Laporan Statements
External Users
Keuangan
6 7
8 9

Jurnal Penyesuaian

Kontrolir Laporan Keuangan

• SISTEM BUKU DAN PELAPORAN

PROSES
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya berbagai
kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer membutuhkan
informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area tanggung jawab
tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan periodik dan nembaruan
tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai badan pemerintah
juga meminta persyaratan in formasi yang spesifik. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan ini,
sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga
mendukung pertanyaan secara online.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancaman umum yang pertama adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid.
Data buku besar yang tidak akurat dapat menghasilkarn laporan yang menyesatkan yang
menyebabkan para manajer membuat keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan
keuangan yang disediakan.. Penting pula untuk mempersempit akses terhadap buku besar dan
membuat konfigurasi sistem, sehingga hanya para Pegawai yang diotorisasi saja yang dapat
membuat perubahan terhadap data induk. Jadi, autentikasi multifaktor harus digunakan untuk
mempersempit akses terhadap buku besar. Lagipula, pengendalian otorisasi (sebuah matriks
pengendalian akses dan uji kompatibilitas) seharusnya juga digunakan untuk membatasi fungsi
yang mungkin dijalankan setiap pengguna sah.
Ancaman umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan
informasi keuangan yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahaan tidak perlu terburu-buru
menerbitkan laporan keuangan; penerbitan laporan keuangan secara prematur cenderung
menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan hukum dari pemegang
kepentingan. Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko pengungkapan laporan
keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan menerapkan autentikasi multifaktor dan
pengendalian keananan fisik guna mempersempit akses terhadap buku besar, diberikan hanya bagi
pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan pekerjannya. Melakukan enkripsi
database memberikan proteksi tambahan karena menyediakan informasi yang tidak dapat
dimengerti oleh mereka yang berhasil mendapatkan akses database yang tidak diotorisasi. Enkripsi
Ancaman umum ketiga dalam siklus buku besar umum dan pelaporan berkaitan dengan
hilangnya atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk menanggulangi risiko atas ancaman
ini adalah menggunakan backup dan prosedur pemulihan bencana

Subsistem Lain

Bendahara

Entri Jurnal
Entri
Jurnal Penyesuaian
Jurnal
Kontrolir Standar

Jurnal
Penyesuaian

Laporan
Program Program
Buku Kinerja
Memperbarui Penutupan
Besar Keuangan
Buku Besar Periodik

Sistem Berbagai
Dukungan Manajer
Keputusan
File
Keuangan
Voucher
Jurnal

Pemrosesan Analisis Analisis


Berbagai
Pertanyaan Keuangan Bagaimana
Manajer
Pemrosesan Akuntansi Jika?
Pertanyaan

Daftar Status Proyeksi Anggaran


Analisis
Jurnal Akun Arus Kas Versus
Audit
Aktual

FIGUR 16-3
Desain Khas Sistem Buku Besar
Dan Pelaporan Online
• MEMPERBAHARUI BUKU BESAR

Aktivitas Ancaman Pengendalian(Nomor Pertama Mengacu


Pada Ancaman Yang Sesuai)
Masalah - masalah 1. Data buku besar yang tidak akurat atau 1.1.Pengendalian intregritas pengolahan data
umum di seluruh tidak valid 1.2.Pembatasan askes ke buku besar
siklus buku besar 2. Pengungkapan laporan keuangan yang 1.3.Tinjauan terhadap seluruh perubahan pada
dan pelaporan tidak diotorisasikan data buku besar
3. Hilangnya atau perusakkan data 2.1.Pengendalian askes
2.2.Enkripsi
3.1.Backup dan prosedur pemulihan berencana
Memperbaharui 4. Pembaruan yang tidak akurat atas buku 4.1.Pengendalian intregritas pemrosesan entri
buku besar besar data
5. Entri jurnal yang tidak diotorisasikan 4.2.Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
4.3.Pembuatan dan tinjauan jejak audit
5.1.Pengendalian askes
5.2.Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
5.3.Tinjauan dan pembuatan jejak audit
Memasukkan 6. Jurnal penyesuaian yang tidak akurat 6.1.Pengendalian Integritas pemrosesan entri
jurnal penyesuaian 7. Jurnal penyesuaian yang tidak diotorasikan data
6.2.Pengenendalian perlindungan kesalahan
spreadsheet
6.3.Jurnal penyesuaian standar
6.4.Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
6.5.Tinajuan dan pembuatan jejak audit
7.1.Pengendalian askes
7.2.Rekonsiliasi dan laporan pengendalian
7.3.Tinjauan dan pembuatan jejak audit
Menyiapkan laporan 8. Laporan keuangan yang tidak tepat 8.1.Pengendalian integritas pemrosesan
keuangan 9. Laporan keuangan yang curang 8.2.Pengguanaan serangkaian perangkat lunak
8.4.Audit
9.1.Audit
Membuat laporan 10. Laporan dan grafik yang di didesain 10.1.Akuntansi pertanggungjawaban
manajerial dengan buruk 10.2.Balanced scorecard
10.3. Pelatihan desain grafis yang layak

PROSES
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari dua
sumber berikut ini:
1. Subsistem akuntansi. Setiap subsistem akuntansi membuat sebuah entri jurnal untuk
memperbarui buku besar. Dalam teori, buku besar dapat diperbarui untuk setiap transaksi yang
terjadi. Meski demikian, dalam praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya
memperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang menunjukkan hasil dari
seluruh transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulanan)
2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui
buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan
penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.
Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar disimpan dalam file
voucher jurnal (journal voucher file). File voucher jurnal tersebut berisi informasi yang akan
ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi manual: tanggal entri jurnal, akun-
akun yang didebit dan dikredit, dan jumlahnya. File voucher jurnal merupakan bagian penting dari
jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dictat dengan
akurat dan lengkap.

ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Ancaman terkait dalam tahap ini adalah entri jurnal yang tidak akurat dan tidak diotorisasi
untuk memperbari buku besar. Kedua hal tersebut dapat mengakibatkan pengambilan keputusan
yang buruk berdasarkan informasi yang keliru dalam laporan kinerja keuangan. Entri jurnal yang
dibuat oleh bendahara adalah entri jurnal yang asli. Akibatnya, jenis-jenis edit input dan
pengendalian pemrosesan berikut diperlukan untuk memastikan bahwa entri tersebut akurat dan
lengkap:
1. Pengecekan validitas untuk memastikan bahwa akun-akun buku besar ada untuk setiap nomor
akun yang dijadikan referensi dalam entri jurnal.
2. Pengecekan field (format) untuk memastikan bahwa jumlah field dalam entri jurnal hanya
berisi data numerik.
3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi sebuah entri jurnal, total debit sama dengan total
kredit
4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan bahwa seluruh data yang terkait telah
dimasukkan, terutama sumber entri jurnal.
5. Verifikasi closed-loop untuk mencocokkan nomor akun dengan deskripsi akun, untuk
memastikan bahwa akun buku besar yang benar sedang diakses.
6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi bahwa saldo berada pada sisi
yang tepat (debit atau kredit) setelah pembaruan telah selesai dilakukan.
7. Menghitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan pemrosesan sejumlah voucher
jurnal.

• REKONSILIASI DAN LAPORAN PENGENDALIAN


Rekonsiliasi dan laporan pengendalian dapat mendeteksi apakah suatu kesalahan dibuat
selama proses memperbarui buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi adalah mempersiapkan
neraca saldo. Neraca saldo (Trial balance) adalah sebuah laporan yang mencantumkan saldo untuk
seluruh akun buku besar. Namanya menunjukkan fakta bahwa jika seluruh aktivitas telah dicatat
dengan tepat, total dari seluruh saldo debit di berbagai akun harus sana dengan total dari seluruh
saldo kredit; jika tidak, itu berarti telah terjadi suatu kesalahan saat mem-posting. Rekonsiliasi lain
yang penting adalalh membandingkan saldo alkun pengendalian buku besar terhadap total saldo
dalam buku besar pembantu yang terkait.
Pada akhir periode fiskal penting pula untuk memverifikasi babwa akun "suspense" atau
akun "kliring" sementara memiliki saldo nol. Akun suspense dan kliring tersebut memberikan
sebuah sarana untuk memastikan bahwa buku besar selalu seimbang. Untuk mengilustrasikan
penggunaan jenis-jenis akun khusus ini, asumsikan bahwa seorang pegawai bertanggung jawab
untuk mencatat pengeluaran persediaan ke pelanggan dan bahwa pegawai yang lain bertanggung
jawab untuk mencatat penagihan ke pelanggan. Pegavwai pertama akan membuat entri jurnal
sebagai berikut.
Pengiriman yang belum ditagih XXX
Persediaan XXX
Pegawai kedua akan membuat entri sebagai berikut.
Harga Pokok Penjualan XXX
Piutang YYY
Pengiriman yang belum ditagih XXX
Penjualan YYY
Setelah kedua entri jurnal lengkap, akun kliring khusus, pengiriman yang belum ditagih,
seharusnya memiliki saldo nol. Jika tidak, berarti terjadi suatu kesalahan dan harus diteliti serta
dikoreksi.
Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan nomor akun umum agar mempermudah proses
identifikasi penyebab kesalahan yang memengaruhi suatu akun buku besar tertentu.
Mencantumkan voucher jurnal berdasarkan urutan numerik, tanggal, dan nomor akun yang dapat
menunjukkan posting entri jurnal yang tidak ada. Laporan-laporan tersebut juga sering
menyertakan jumlah total untuk menunjukkan apakah debit dan kredit total yang di-posting ke
buku besar jumlahnya sama.

• JEJAK AUDIT
Jejak audit (audit trail) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah
transaksi yang mengalir melalui sistem informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar. Ini
adalah sebuah pengendalian detektif penting yang memberikan bukti mengenai penyebab
perubahan dalam saldo akun buku besar. Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat
menyediakan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas berikut:
1. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik) sampai entri
jurnal yang diperbarui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau dokumen lain
yang menggunakan data tersebut. Hal tersebut menyediakan sebuah sarana untuk
memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat.
2. Menelusuri ke belakang berbagai hal yang muncul dalam sebuah laporan menggunakan buku
besar ke dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik). Hal ini memberi sarana untuk
memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dictat diotorisasi dan dicatat dengan benar.
Dalam sistem akuntansi turun-temurun, file voucher jurnal adalah sebuah bagian penting dari
jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk
memperbarui buku besar. Kegunaan dari jejak audit bergantung pada integritasnya. Oleh karena
itu, penting untuk membuat backup dari seluruh komponen jejak audit secara periodik dan
mengendalikan akses terhadap backup tersebut guna memastikan bahwa backup itu tidak dapat
diubah. Akses terhadap jejak audit biasanya dibatasi untuk para manajer. Selain itu, sistem ERP
menyediakan alat-alat melekat untuk memastikan integritas dari jejak audit.
• POSTING JURNAL PENYESUAIAN
PROSES
Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan.
Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar sebagai berikut.
1. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah
yang belum dibayar.
2. Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
nenerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan. Contohnya meliputi
pengakuan pendapatan diterima di muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran
tertentu (misalnya, sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang dibayar dimuka.
3. Estimasi adalah entri yang menunjukkan sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi
depresiasi dan beban utang tak tertagih.
4. Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan
nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi
perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai
persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan
yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan penghitungan fisik persediaan.
5. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan
dalam buku besar.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi dan tidak akurat adalah ancanan yang perlu
diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan
yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian integritas pemrosesan
entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk mencegah ancaman entri jurnal yang keliru
oleh bendahara juga harus diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir.
Namun decmikian, sering kali, entri jurnal penyesuaian dihitung dalamn spreadsheet. Oleh karena
itu, penting pula untuk menggunakan berbagai pengendalian proteksi kesalahan
Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal penyesuaian standar
untuk jurnal penyesuaian yang berulang yang dibuat pada setiap periode, seperti beban depresiasi.
Sebuah file jurnal penyesuaian standar meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi
kebutuhan untuk memasukkan jenis entri jurnal yang sama secara berulang. File jurnal
penyesuaian juga mengurangi risiko lupa memasukkan sebuah jurnal Penyesuaian yang berulang,
sehingga memastikan kelengkapan input.

• MENYIAPKAN LAPORAN KEUANGAN


PROSES
Sebagian besar perusahaan melakukan "tutup buku" untuk membuat laporan keuangan,
baik secara bulanan maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan
dan biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi) bersih pada
laba ditahan. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar kinerja perusahaan untuk satu periode waklu
tertentu (biasanya dalam periode bulanan atau tahunan). Laporan perubahan posisi keuangan
menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu tertentu.
Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan dalam menjalankan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan sehingga berpengaruh terhadap saldo kasnya.

TRANSISI DARI GAAP KE IFRS Meskipun data yang efektif terus digalakkan, SEC
mempertahankan bahwa ia berkomitmen untuk mewajibkan perusahaan-perusahaan Amerika
beralih dari GAAP ke IFS sebagai dasar AS untuk menyiapkan laporan keuangan. Perusahaan
dapat mulai merencanakan transisi sekarang karena hal ini akan cenderung mensyaratkan
perubahan yang luas terhadap sistem buku besar dan pelaporannya. IFRS berbeda dari GAAP
dalam beberapa cara yang memengaruhi desain sistem buku besar dan pelaporan sebuah
perusahaan. Satu perbedaan besar terkait akuntansi untuk aktiva tetap. Dalam GAAP, sebagian
besar aktiva tetap utama dictat dan didepresiasikan dalam basis gabungan. Perbedaan lainnya
mencakup perhitungan untuk biaya penelitian dan pengembangan (litbang). Dibandingkan GAAP,
IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap awal proses. Perbedaan ketiga
adalah IFS tidak mengizinkan penggunaan metode last-in first-out (LIFO) untuk perhitungan
persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi sistem akuntansi
biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai persediaan.
XBRL: MEREVOLUSI PROSES PELAPORAN XBRL XBRL eXtensible Business Reporting
Language; yaitu suatu bahasa pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi
komunikasi informasi bisnis. SEC mewajibkan perusahaan publik Amerika Serikat untuk
menggunakan XBRL ketika mengirimkan pengajuan mereka. XBRL yang meningkatkan proses
pelaporan. Mereka yang menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik dalam
berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisisnya. Jadi, XBRL
menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data.
Tanpa XBRL, dokumen elektronik, secara esensial hanya versi digital dari laporan kertas. XBRI
mengubahnya dengan membuat sandi informasi mengenai komponen data yang bermakna,
sehingga program komputer lain dapat memahami apa yang perlu dilakukan dengan data tersebut.
XBRL yang dapat menerangkan sebuah angka dalam spreadsheet untuk mengidentifikasikan
bahwa ia menunjukkan penjualan bagi satu periode waktu tertentu, berdasarkan U.S. GAAP dan
dalam dolar Amerika Serikat.
PROSES XBRL DAN TERMINOLOGI File XBRL tersebut yang mengandung data yang
ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen, contoh (instance document).
Dokumen contoh berisi fakta-fakta mengenai akun-akun dalam laporan keuangan tertentu,
termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran (dolar, euro, yuan, dsb.) dan
apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu (misanya, komponen laporan perubahan posisi
keuangan) atau suatu periode waktu tertentu (misalnya, komponen laporan laba rugi). Setiap
komponen data tertentu dalam sebuah dokumen XBRL disebut sebagai elemen (element). Nilai
tertentu suatu elemen ditampilkan dalam sebuah dokumen conto bersama di antara landa-tanda.
Tanpa XBRL

Data Menyiapkan
Membuat
Akuntansi Laporan
Laporan

File Laporan
Spreadsheet HTML
Teks PDF

Berbagai
Pengguna

Menyusun Dan
Data
Memasukkan Data Menyimpan
Akuntansi
dari Laporan Data

Dengan XBRL

Data Menandai Data


Membuat
Akuntansi dalam XBRL
Laporan

Laporan Bisnis
XBRL

Berbagai
Pengguna

FIGUR 16-4
XBRL yang Mengubah Proses Laporan Bisnis Perangkat
Pelaporan XBRL Lunak Analisis Menganalisis Data

Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian data.
Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen dan
hubungan di antaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (scheme), yang merupakan sebuah
file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen contoh. Berikut ini
adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen:
➢ Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik.
➢ Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar.
➢ Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb.)
➢ Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit.)
➢ Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu tertentu,
disebut durasi.)
Taksonomi
+Skema
+Linkbases

Data

Dokumen
Contoh

Menampilkan
Laporan
XBRL

FIGUR 16-6
Style Sheet Pelaporan Elektronik
dengan XBRL

PERAN AKUNTAN
Para akuntan dapat, dan harusnya, memainkan peran besar dalam semua tahap pembuatan
laporan XBRL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Untuk memastikan keterbandingan
di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang berbeda, taksonomi standar telah
dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang berbeda. Para akuntan menggunakan
pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi
umum untuk menmilih taksonomi standar yang paling menyesuaikan organisasi tersebut Mereka
kemudian memetakan tiap hal data dalam sistem akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen
yang berkaitan dalam taksonomi.
Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi yang mungkin.
Terkadang, sebuah organisasi perlu mencatat informasi keuangan dalam cara atau Tingkat detail
yang berbeda guna menunjukkan carà uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus tersebut, para
akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi mengenai aktivitas bisnis
organisasi tersebut dengan lebih akurat. Tanda-tanda baru inilah yang disebut sebagai taksonomi
perpanjangan (extension taxonomy). Kemampuan untuk memodifikasi XBRL. Ini yang
menyebabkan hal itu disebut sebagai sebuah bahasa yang dapat dipanjangkan. Para akuntan
cenderung menggunakan perangkat lunak untuk melakukan taksonomi tersebut (dan- segala
perpanjangan) untuk menandai data organisasi mereka, membuat dokumen contoh, dan kemudian
memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum dikirimkan. Para akuntan juga akan berpartisipasi
secara khusus dalam pembuatan style sheet untuk memastikan bahwa informasi tersebut
ditanpilkan dengan layak.

ANCAMAN DAN PENGENDALIAN


Salah satu ancaman yang ada adalah pembuatan laporan keuangan yang tidak akurat. Untuk
mendapatkan laporan keuangan dengan risiko kesalaban numerik dalam data yang mininm. Meski
demikian, karena baik IPRS maupun XBRL memerlukan berbagai pertimbangan mengenai
bagaimana mengklasifikasikan informasi, ada risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak
menunjukkan hasil operasi dengan akurat. Sebagai contoh, kekeliruan dalam pengelompokan
komponen aset tetap dapat mengakibatkan biaya depresiasi yang tidak akurat pada laporan
keuangan IFRS. Taksonomi standar XBRL menawarkan banyak pilihan detal yang bagus
(misalnya, lebih dari 20 elenmen menjelaskan konsep "Kas dan Akun Setara Kas"). yang dapat
menyebabkan pemilihan tanda yang tidak sesuai kecualí orang yang melakukan pemetaan
memiliki pengetahuan yang luas baik mengenai praktik bisnis organisasi maupun taksonomi
XBRI. Masalah potensial lainnya adalah adanya anggapan bahwa pembuatan perpanjangan
taksonomi tidak penting dan lebih memilih menggunakan tanda standar. Latihan dan pengalaman
akan cenderung mengurangi risiko terjadinya kesalahan semacamn itu. Selain itu, audit eksternal
independen merupakan hal yang penting sebagai sebuah detective control.

• MENGHASILKAN LAPORAN MANAJERIAL


PROSES
ERP dapat membuat sejumlah anggaran untuk membantu para manajer merencanakan dan
mengevaluasi kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasi menggambarkan pendapatan dan
pengeluaran yang direncanakan oleh tiap-tiap unit organisasi. Sebuah anggaran pengeluaran modal
menunjukkan arus masuk dan keluar kas yang direncanakan untuk setiap proyek model. Anggaran
arus kas membandingan arus masuk kas dari operasi dengan pengeluaran yang direncanakan dan
digunakan untuk menentukan kebutuhan peminjaman. Sebagai tambahan pada anggaran,
kemampuan pemrosesan pertanyaan sistem ERP mermungkinkan para manajer untuk membuat
sejumlah laporan kinerja yang hampir tak terbatas dengan mudah.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Laporan dan grafik yang didesain dengan buruk dapat menyebabkan manajemen membuat
keputusan yang bias atau keliru. Subbagian berikut menbahas tiga pengendalian yang penting
untuk menanggulangi ancaman tersebut, yaitu penggunaan akuntansi pertanggungjawaban dan
anggaran fleksibel untuk mendesain laporan kinerj, balanced scorecard, dan memahami prinsip
prinsip desain grafik yang layak.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGANGGARAN FLEKSIBEL


Untuk mengevaluasi kinerja dengan layak, laporan harus menekankan hasil yang dapat
dikendalikan secara langsung oleh orang atau unit yang dievaluasi. Akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting) melakukan ini dengan menghasilkan serangkaian
laporan berkorelasi yang membagi kinerja keseluruhan organisasi berdasarkan subunit spesifik
yang sebagian besar dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas tersebut secara langsung. Perhatikan
setiap laporan yang menunjukkan biaya dan varians sesungguhnya dari anggaran bagi bulan ini
dan sampai saat ini, tetapi hanya untuk hal-hal yang dikendalikan oleh manajer dari subunit
tersebut. Perhatikan juga sifat hierarkis dari laporan-laporan tersebut.Biaya total dari tiap subunit
individu ditampilkan sebagai sebuah komponen baris tunggal pada laporan bertingkat lebih
tinggi selanjutnya.
Metode yang digunakan untuk menghitung standar anggaran tetap merupakan hal yang
krusial. Pendekatan termudah adalah menetapkan target tetap bagi tiap unit, menyimpan angka-
angka tersebut dalam database, dan membandingkan kinerja sesungguhnya dengan nilai-nilai yang
telah diatur sebelumnya. Sebuah kekurangan besar terhadap pendekatan ini adalah bahwa nomor
anggaran statis dan tidak merefleksikan perubahaan yang tidak diramalkan dalam lingkungan
pengoperasian. Akibatnya, para manajer individu mungkin diberikan hukuman atau diberikan
hadiah bagi faktor-faktor yang melebihi kendali mereka.
BALANCED SCORECARD Balanced scorecard adalah sebuah laporan yang menyediakan
perspektif multidimensi atas kinerja organisasi. Balanced scorecard' berisi ukuran-ukuran yang
menunjukkan empat perspektif organisasi: keuangan, pelanggan, operasi internal, serta inovasi dan
pembelajaran. Bagian keuangan berisi indikator yang ketinggalan atas kinerja di waktu yang lalu,
sementara ketiga bagian lainnya menyediakan indikator yang mengarah pada kinerja di waktu
yang akan datang. Untuk tiap dimensi, balanced scorecard tersebut menunjukkan tujuan dan
ukuran spesifik organisasi yang merefleksikan kinerja dalam mencapai tujuan tersebut. Keempat
dimensi balanced scorecard secara bersama-sama menyediakan sebuah ikhtisar kinerja
keorganisasian yang jauh lebih komprehensif daripada yang hanya disediakan oleh ukuran
keuangan.
Kemampuan untuk menguji dan memperbaiki strategi adalah salah satu manfaat utama
yang tersedia dalam balanced scorecard. Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi
dalam pengembangan sebuah balanced scorecard. Peran manajemen puncak, yaitu untuk
menspesifikasikan tujuan yang dikejar dalam tiap dimensi. Para akuntan dan profesional sistem
informasi kemudian dapat membantu manajemen memilih ukuran yang paling layak guna melacak
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Selain itu, mereka dapat menyediakan input terkait
kemungkinan pengumpulan data yang akan diperlukan untuk mengimplementasikan berbagai
ukuran yang diajukan. Meskipun awalnya balanced scorecard dikembangkan sebagai alat
manajemen strategis, balanced scorecard juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengelola
risiko perusahaan secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan tujuan dan ukuran berbasis
risiko yang sesual dalam berbagai dimensi.
Tingkat Pertama

Presiden dan
Manajer Umum

Tingkat Kedua

Wakil Presiden
Produksi

Tingkat Ketiga

Pengawas
Umum

FIGUR 16-7
Contoh Rangkaian Laporan untuk
Mengilustrasikan Akuntansi
Pertanggungjawaban
Tingkat Keempat

Floor Manager
Bor Tekan

• PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIK YANG TEPAT


Grafik yang didesain dengan baik mempermudah proses identifikasi serta pemahaman
trend dan hubungan. Sementara, grafik yang didesain dengan buruk dapat mengganggu pembuatan
keputusan dengan perhatian yang menyesatkan, menyembunyikan perubahan-perubahan penting
dalam data, atau menyebabkan kesan awal yang keliru. Beberapa prinsip dasar yang
memungkinkan diagram batang mudah dibaca:

Pertumbuhan Kuat dalam


EPS

2,87
2,65
2,24
1,87
1,25

2010 2011 2012 2013 2014

1. Gunakan judul yang meringkas pesan dasar.


2. Sertakan nilai data dengan elemen masing-masing untuk memfasilitasi perhitungan dan
analisis mental.
3. unakan batang 2-D, bukan 3-D, karena batang 2-D mempermudah untuk menilai besarnya
perubahan dan trend dengan akurat.
Meskipun demikian, grafik tidak hanya harus mudah dibaca, tetapi juga harus
mengarahkan pada interpretasi data yang mendasari dengan akurat. Dua prinsip berikut merupakan
prinsip yang esensial dalam proses mendesain diagram batang data keuangan dengan sesuai,
sehingga diagram tersebut dapat dinterpretasikan dengan akurat.
1. Mulai sumbu vertikal pada angka nol. Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol, maka besar
perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan telah merefleksikan
perubahan data yang sesungguhnya dengan akurat. Sebaliknya, memulai sumbu vertikal bukan
dari angka nol, dapat memperbesar tampilan vistal swatt trend, Memulai sumbu vertikal pada
angka selain nol mungkin digunakan jika ada kebutuhan untuk mengawasi data dengan tingkat
fluktuasi yang kecil. Sebagai contoh, seorang pialang mungkin perlu untuk mengidentifikasi

Pertumbuhan EPS Berlanjut

2,87
2,65
2,24
1,87
1,25

2010 2011 2012 2013 2014


2. Grafik yang menggambarkan data time-series, atur sumbu x dari kiri ke kanan secara
berurutan. Sebagai contoh, kesan visual awal yang diciptakan adalah trend yang menurun.
Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup sederhana, tetapi mudah terjadi
kesalahan. Terkadang, kesalahan tersebut terjadi akibat program perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat grafik secara otomatis. Penting bagi para akuntan dan profesional
sistem informasi untuk memahami prinsip-prinsip membuat desain grafik yang tepat sehingga
dapat menghindari ketidaksengajaan pembuatan grafik yang menyesatkan, mengidentifikasi,
serta mengoreksi grafik yang mereka temui.

Anda mungkin juga menyukai