Sistem Produksi Dan Sistem Buku Besar Dan Pelaporan - Kelompok 10
Sistem Produksi Dan Sistem Buku Besar Dan Pelaporan - Kelompok 10
Disusun Oleh
Kelompok 10:
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Sistem
informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan perkiraan penjualan)
yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, sistem
informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang
telah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke
sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem
siklus pengeluaran menyediakan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenal
pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik Informasi mengenai kebutuhan
tenaga kerja dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang sebagai balasannya menyediakan data
mengenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok
produksi akan dikirim ke sistem buku besar dan pelaporan informasi. Ada empat aktivitas dasar
dalam siklus produksi yaitu desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produkdi, dan
akuntansi biaya.
Pesanan Pelanggan
Permintaan Pembelian
Perkiraan Penjualan Overhead Siklus Pengeluaran
Siklus Produksi
Siklus Pendapatan Bahan Baku
Barang Jadi
Kebutuhan
Tenaga Kerja
Biaya
Harga Pokok Tenaga Kerja
Produksi
Laporan Siklus Manajemen
Sistem Buku Besar Sumber Daya Manusia/
dan Pelaporan Penggajian
Manajemen
Barang Jadi Perkiraan Penjualan
Siklus Pendapatan
Siklus Pengeluaran
Permintaan
Pesanan Pembelian
Pelanggan
4 5 Pesanan Produksi
WIP
Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang Tersedia Pesanan Produksi,
Barang Jadi Permintaan Bahan Baku,
Biaya dan Kartu Pemindahan
- Proses
Perhatikan bagaimana sistem informasi siklus produksi mengintegrasikan baik data
operasional maupun keuangan dari banyak sumber. Departemen teknik bertanggung
jawab untuk mengembangkan spesifikasi produk. File daftar bahan baku menyimpan
informasi mengenai komponen-komponen produk, dan file daftar operasi berisi informasi
mengenai bagaimana untuk pembuatan setiap produknya. Untuk mengembangkan
spesifikasi tersebut, departemen teknik mengakses kedua file tersebut untuk memeriksa
desain produk yang serupa. Departemen teknik juga mengakses buku besar dan file
persediaan untuk informasi mengenai perkiraan penjualan dan pesanan pelanggan.
Departemen perencanaan produksi menggunakan informasi itu, plus data mengenai
tingkat persediaan saat ini, untuk mengembangkan jadwal induk produksi dan membuat
catatan baru dalam file pesanan produksi untuk mengotorisasi produksi barang-barang
tertentu. Pada waktu yang sama, catatan baru ditambahkan pada file barang dalam proses
untuk mengakumulasi data biaya. Permintaan bahan baku dikirimkan ke departemen
penyimpanan persediaan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan baku. Antarmuka
computer-integrated manufacturing (CIM) mengirimkan instruksi mendetail ke stasiun
kerja pabrik. Antarmuka CIM tersebut juga mengumpulkan data biaya dan operasional
yang digunakan untuk memperbarui file barang dalam proses dan pesanan produksi
masing- masing.
Spesifikasi
Buku Besar Sistem Informasi
Pengendalian Antarmuka CIM
Umum Produksi Online
Manufaktur
Stasiun Kerja
Pabrik
Database Barang
Daftar Daftar Jadwal Induk Pesanan
Siklus Persediaan Dalam
Produksi Bahan Baku Operasi Produksi Produksi
Proses
Instruksi dan
Jadwal
Laporan Laporan
Laporan
Status Status Analisis Biaya
Kinerja
Produksi Produksi
Aktivitas siklus produksi tergantung pada dan memperbarui database terintegrasi yang berisi
data induk mengenai spesifikasi produk dan persediaan (baik barang jadi maupun bahan
baku).
1. DESAIN PRODUK
Tujuan: untuk menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas,
daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.
- PROSES
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku
(bill of materials-BOM), menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari
setiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua adalah daftar operasi
(operation list), yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam
membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang
diambil.
Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life-
cycle management-PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari
proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci: perangkat
lunak computer-aided design (CAD) untuk mendesain produk baru, perangkat lunak
manufaktur digital yang menirukan bagaimana produk-produk tersebut akan diproduksi,
dan perangkat lunak manajemen data produk yang menyimpan semua data yang terkait
dengan produk. Perangkat lunak CAD memungkinkan para produsen untuk mendesain
dan menguji model produk 3-D virtual, sehingga dapat mengeliminasi biaya yang terkait
dengan pembuatan dan penghancuran prototipe fisik. Perangkat lunak CAD memfasilitasi
kolaborasi dengan tim desain yang tersebar di seluruh dunia dan mengeliminasi biaya
yang terkait dengan bertukar salinan statis desain produk. Perangkat lunak manufaktur
digital mengizinkan perusahaan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja, mesin, dan
proses untuk secara optimal menghasilkan barang-barang dalam fasilitas yang berbeda di
seluruh dunia guna meminimalkan biaya. Perangkat lunak manajemen data produk
menyediakan akses mudah terhadap spesifikasi teknik mendetail dan data produk lainnya
untuk memfasilitasi desain ulang produk, modifikasi, dan pemeliharaan purnajual.
Meskipun PLM secara dramatis dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas desain
produk, Fokus 14-1 menunjukkan bahwa memetik manfaat penuhnya memerlukan
pengawasan yang cermat oleh manajemen senior.
- Ancaman dan Pengendalian
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara.
Menggunakan terlalu banyak komponen unik ketika membuat produk yang serupa
meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan
baku. Ini juga sering mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke produk yang
lain. Produk yang didesain dengan buruk juga cenderung menimbulkan garansi dan biaya
perbaikan yang tinggi.
Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi
dalam aktivitas desain produk karena 65% sampai 80% biaya produk ditentukan pada
tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan
komponen alternatif dan perubahan untuk proses produksi yang memengaruhi biaya.
Selain itu, para akuntan dapat menggunakan informasi dari siklus pendapatan mengenai
blaya perbaikan dan garansi terkait dengan produk yang ada untuk mengidentifikasi
penyebab penyebab utama dari kegagalan produk dan menyarankan peluang-peluang
untuk mendesain ulang produk guna meningkatkan kualitas.
Sama seperti MRP-II adalah perpanjangan dari sistem pengendalian persediaan MRP,
produksi ramping (lean manufacturing) memperpanjang prinsip-prinsip sistem persediaan
just-in-time untuk seluruh proses produksi. Tujuan dari produksi ramping adalah
meminimalkan atau mengeliminasi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Produksi ramping sering disebut sebagai pull manufacturing, karena barang
yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan. Secara teoretis, sistem
produksi ramping menghasilkan hanya sebagai respons terhadap pesanan pelanggan.
Dalam praktiknya, meski demikian, kebanyakan sistem produksi ramping
mengembangkan rencana produksi janga pendek.
Jadi, baik MRP-II dan sistem produksi ramping merencanakan produksi di awal.
Meskipun demikian, mereka berbeda dalam jangka waktu horizon perencanaan. Sistem
MRP-II mungkin mengembangkan rencana produksinya sampai dengan 12 bulan di awal,
sementara sistem produksi ramping menggunakan horizon perencanaan yang jauh lebih
singkat. Jika permintaan bagi produk perusahaan dapat diprediksi dan produk memiliki
siklus hidup yang panjang, maka pendekatan MRP-II dibenarkan. Sebaliknya, pendekatan
produksi ramping lebih tepat jika produk sebuah perusahaan ditandai dengan siklus hidup
yang pendek, permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan seringnya penurunan atau
kelebihan persediaan.
- Dokumen Kunci dan Formulir
Informasi mengenai pesanan pelanggan, perkiraan penjualan, dan tingkat
persediaan barang jadi digunakan untuk menentukan tingkat produksi. Hasilnya adalah
master production schedule (MPS-jadwal induk produksi), yang menentukan seberapa
banyak tiap-tiap produk untuk diproduksi selama periode perencanaan dan ketika
produksi tersebut harus terjadi. Meskipun bagian jangka panjang dari MPS mungkin
dimodifikasi sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar, rencana produksi untuk
banyak produk harus dibekukan beberapa bulan di awal untuk menyediakan waktu yang
cukup agar mendapatkan bahan baku, perlengkapan, dan sumber daya tenaga kerja yang
diperlukan.
Kerumitan dari penjadwalan meningkat secara dramatis sejalan dengan semakin
banyaknya jumlah pabrik. MPS digunakan untuk mengembangkan sebuah jadwal
mendetail yang menspesifikasikan produksi harian dan untuk menentukan apakah bahan
baku perlu dibeli. Untuk melakukannya, ini perlu untuk "melebihkan daftar bahan baku
untuk menentukan kebutuhan bahan baku langsung untuk memenuhi tujuan produksi
yang tercantum dalam MPS. Kebutuhan tersebut dibandingkan dengan tingkat persediaan
saat ini, dan jika bahan baku tambahan diperlukan, permintaan pembelian dihasilkan dan
dikirim ke departemen pembelian untuk memulai proses perolehan.
Figur 14-2 menunjukkan bahwa aktivitas perencanaan dan penjadwalan
menghasilkan tiga dokumen lain: pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu
pemindahan. Pesanan produksi (production order) mengotorisasi pembuatan dalam
kuantitas yang telah ditentukan pada sebuah produk tertentu. Pesanan produksi tersebut
mencantumkan operasi yang perlu dijalankan, kuantitas yang akan diproduksi, dan lokasi
di mana produk jadi harus dikirimkan. la juga mengumpulkan data mengenai masing-
masing aktivitas tersebut. Permintaan bahan baku (materials requisition) mengotorisasi
penghapusan kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan ke lokasi
pabrik di mana bahan baku tersebut akan digunakan. Dokumen ini berisi nomor pesanan
produksi, tanggal penerbitan; berdasarkan daftar bahan baku, dan nomor bagian dan
kuantitas dari semua bahan baku yang diperlukan. Transfer bahan baku selanjutnya di
seluruh pabrik didokumentasikan dalam kartu pemindahan (move ticket), yang
mengidentifikasi bagian yang ditransfer, lokasi di mana bagian tersebut ditransfer, dan
waktu transfer.
Perhatikan bahwa banyak dokumen yang digunakan dalam siklus produksi
melacak pergerakan dan penggunaan bahan baku. Penggunaan kode batang dan label
RFID menyediakan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dari aktivitas
penanganan bahan baku dengan mengeliminasi kebutuhan pada entri data manual. RFID
juga memfasilitasi penempatan persediaan tertentu karena perangkat pemindalan tidak
terbatas untuk membaca hanya barang-barang yang secara langsung terlihat. Ini terutama
juga berguna dalam gudang atau fasilitas penyimpanan yang besar, di mana barang-barang
mungkin akan dipindah- pindahkan untuk membuat ruang bagi kiriman baru.
Pada akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan
informasi mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan informasi
mengenai pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran), bersamaan dengan informasi
mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari siklus SDM/penggajian). Figur 14-9
mengilustrasikan bagaimana sebuah sistem ERP menyediakan integrasi ini. Sistem
tersebut pertama kalinya mengecek persediaan di tangan untuk menentukan seberapa
banyak yang perlu diproduksi untuk mengisi pesanan baru. Sistem kemudian menghitung
kebutuhan tenaga kerja dan menentukan apakah ada kebutuhan untuk menjadwalkan
lembur atau mempekerjakan bantuan sementara untuk memenuhi tanggal pengisian yang
dijanjikan. Pada waktu yang sama, informasi dalam daftar bahan baku digunakan untuk
menentukan komponen apa saja, jika ada, yang perlu dipesan. Segala pesanan pembelian
yang perlu dikirimkan ke pemasok melalui electronic data interchange (EDI). MPS
kemudian disesuaikan untuk memasukkan pesanan baru tersebut. Perhatikan bagaimana
pembagian informasi ini melalui siklus pendapatan, produksi, dan pengeluaran dalam cara
yang baru saja dijelaskan yang memungkinkan perusahaan untuk secara efisien mengelola
persediaan dengan mengatur waktu pembeliannya untuk memenuhi permintaan
pelanggan yang sesungguhnya.
- Ancaman dan Pengendalian
Tabel 14-1 menunjukkan ancaman utama dalam aktivitas perencanaan dan
penjadwalan adalah kelebihan atau di bawah target produksi. Kelebihan produksi dapat
mengakibatkan pasokan barang yang melebihi permintaan jangka pendek, dengan
demikian menciptakan masalah arus kas potensial karena sumber daya terikat dalam
persediaan. Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko pencatatan persediaan yang
menjadi usang. Sebaliknya, di bawah target produksi dapat mengakibatkan kerugian
penjualan dan ketidakpuasan pelanggan karena kurangnya ketersediaan barang yang
diinginkan. Ancaman-ancaman ini terutama penting bagi perusahaan yang memproduksi
produk baru dan inovatif, seperti pakaian fashion terkini, karena permintaan untuk produk
tersebut jauh lebih mudah berubah daripada permintaan untuk bahan pokok dan
komoditas, seperti makanan atau perlengkapan kantor.
Sistem perencanaan produksi dapat mengurangi risiko dari kelebihan dan di
bawah target produksi. Peningkatan memerlukan perkiraan penjualan yang akurat dan
terkini serta data mengenai stok persediaan, informasi yang dapat menyediakan sistem
siklus pendapatan dan pengeluaran. Selain untuk perkiraan yang meningkat, informasi
mengenai kinerja produksi, terutama terkait trend dalam total waktu untuk memproduksi
setiap produk, harus secara teratur dikumpulkan. Sumber-sumber data ini harus digunakan
secara periodik untuk meninjau dan menyesuaikan MPS.
Persetujuan dan otorisasi yang sesuai dengan pesanan produksi adalah
pengendalian lain untuk mencegah kelebihan atau di bawah target produksi atas barang-
barang tertentu. Tinjauan dan persetujuan yang cermat juga memastikan bahwa pesanan
produksi yang benar-benar dilepaskan. Risiko pesanan produksi yang tidak diotorisasi
dapat dikurangi dengan membatasi akses terhadap program penjadwalan produksi.
3. OPERASI PRODUKSI
Memasukkan
Pesanan Pelanggan
Produksi
Mengecek Ketersediaan
Persediaan dan Tenaga
Kerja Persediaan
Menjadwalkan Produksi
Pegawai
Persediaan Pembelian
Untuk Bahan Baku
Kebutuhan Staf
Pemasok MSDM
Perbedaan lain adalah bahwa pesanan untuk mesin dan peralatan hampir selalu melibatkan
permintaan resmi bagi penawaran kompetitif oleh pemasok yang potensial. Sebuah
dokumen yang disebut sebagai request for proposal (RFP-permintaan untuk proposal),
yang menspesifikasikan properti aset yang diinginkan, dikirim ke setiap pemasok.
Perbedaan lain adalah bahwa pesanan untuk mesin dan peralatan hampir selalu melibatkan
permintaan resmi bagi penawaran kompetitif oleh pemasok yang potensial. Sebuah
dokumen yang disebut sebagai request for proposal (RFP-permintaan untuk proposal),
yang menspesifikasikan properti aset yang diinginkan, dikirim ke setiap pemasok yang
prospektif. Komite investasi modal harus meninjau respons dan memilih penawaran
terbaik. Setelah pemasok telah dipilih, perolehan aset mungkin ditangani melalui proses
siklus pengeluaran reguler. Secara spesifik, sebuah pesanan pembelian resmi disiapkan,
tanda terima aset secara resmi didokumentasikan menggunakan laporan penerimaan, dan
voucher pencairan digunakan untuk mengotorisasi pembayaran ke pemasok. Set yang
sama atas pengendalian pemrosesan dan pengecekan edit digunakan untuk pembelian lain,
juga digunakan untuk perolehan aktiva tetap.
Ancaman lain adalah baik persediaan dan aktiva tetap tunduk pada kerugian akibat
kebakaran atau bencana lainnya. Pengamanan fisik, seperti sistem pemadaman api,
didesain untuk mencegah bencana tersebut. Meskipun demikian, karena pengendalian
preventif tidak pernah 100% efektif, organisasi juga perlu membeli asuransi yang cukup
untuk menutupi kerugian tersebut dan menyediakan pengganti bagi aset-aset tersebut.
Sebuah kekhawatiran yang terkait adalah gangguan aktivitas produksi. Tingginya
tingkat otomatisasi dalam aktivitas siklus produksi berarti bahwa bencana, tidak hanya
mengganggu fungsi sistem informasi, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas manufaktur.
Backup sumber daya seperti generator, dan perangkat suplai daya bebas gangguan
(uninterruptible power supply-UPS) harus diperoleh untuk memastikan bahwa peralatan
penting dan mesin tidak rusak oleh kerugian listrik tak terduga yang mendadak dan bahwa
proses produksi penting dapat diteruskan sesuai jadwal. Perusahaan juga perlu
menyelidiki kesiapsiagaan bencana dari pemasok kunci dan mengidentifikasi sumber
alternatif bagi komponen penting. Hal ini penting terutama bagi perusahaan yang
mempraktikkan produksi ramping: mereka menjaga persediaan rendah dari bahan baku
dan barang jadi, sehingga segala gangguan terhadap aktivitas manufaktur ataupun
aktivitas dari pemasoknya dapat dengan cepat mengakibatkan kerugian penjualan.
4. AKUNTANSI BIAYA
Tujuan utama:
1. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja
operasi produksi.
2. Menyediakan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
penetapan harga dan keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang dignakan untuk menghitung nilai-nilai
persediaan dan harga pokok penjualan yang muncul dalam laporan keuangan
perusahaan.
- PROSES
Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus didesain
untuk mengumpulkan data secara real-time mengenai kinerja aktivitas produksi, sehingga
manajemen dapat membuat keputusan yang tepat waktu. Untuk mencapai dua tujuan
lainnya, sistem akuntansi blaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan berbagai
kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit
organisasi. Hal ini memerlukan pengodean yang cermat pada data biaya selama
pengumpulan, karena sering kali biaya yang sama dialokasikan daları berbagai cara, untuk
beberapa tujuan yang berbeda.
Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya job-order atau
perhitungan proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya job-order (job-
order costing) menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan, dan digunakan
ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi
secara diskret (berlainan).
Sebaliknya, perhitungan biaya proses (process costing) menentukan biaya pada
masing- masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung
biaya rata- rata untuk seluruh unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan
ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit
diskret tidak dapat dengan segera diidentifikasi.
Throughput: Sebuah Ukuran Elektivitas Produksi. Throughput menunjukkan jumlah unit barang
yang diproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Throughput ini terdiri atas tiga faktor, di
mana masing-masing dapat dikendalikan secara terpisah, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
formula berikut.
Throughput (Total unit yang diproduksi/Waktu pemrosesan) x (Waktu pemrosesan/Total waktu)
x (Unit barang Total unit)
Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam formula tersebut, menunjukkan jumlah
unit maksimum yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi saat ini. Kapasitas
produktif dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi tenaga kerja atau mesin, dengan
mengatur ulang tata letak lantai pengerjaan untuk memperlancar pergerakan bahan baku, atau
dengan menyederhanakan spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif, adalah tulotal
bakaroduksi rane Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam formula tersebut,
menunjukkan jumlah unit maksimum yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi saat
ini. Kapasitas produktif dapat ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi tenaga kerja atau mesin,
dengan mengatur ulang tata letak lantai pengerjaan untuk memperlancar pergerakan bahan baku,
atau dengan menyederhanakan spesifikasi desain produk. Waktu pemrosesan produktif, adalah
syarat kedua dalam formula tersebut, mengindikasikan persentase total waktu produksi yang
digunakan untuk membuat produk tersebut. Waktu pemrosesan produktif dapat ditingkatkan
dengan memperbaiki pemeliharaan untuk mengurangi waktu kegagalan mesin atau dengan cara
yang lebih efisien menjadwalkan pengiriman bahan baku dan pasokan untuk mengurangi waktu
tunggu. Yield, adalah syarat ketiga dalam formula tersebut, menunjukkan persentase unit barang
(yang tidak cacat) yang dihasilkan. Menggunakan bahan baku berkualitas lebih baik atau
meningkatkan keahlian pekerja dapat meningkatkan imbal hasil (yield).
Ukuran Pengendalian Kualitas. Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan
menentukan dampak dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan yield dan mengidentifikasi
area-area untuk perbaikan lebih lanjut. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi ke dalam empat
area sebagai berikut.
1. Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan terhadap proses produksi yang didesain
untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
2. Biaya inspeksi berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk
memenuhi standar kualitas.
3. Biaya kegagalan internal berhubungan dengan pengerjaan ulang, atau pembuangan, produk
yang diidentifikasikan sebagai produk cacat sebelum penjualan.
4. Biaya kegagalan eksternal dihasilkan ketika produk cacat dijual ke pelanggan. Biaya ini
meliputi biaya-biaya seperti klaim kewajiban produk, garansi dan biaya perbaikan.
hilangnya kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.
Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah untuk "mendapatkan yang baik pertama kali"
dengan memproduksi produk yang memenuhi spesifikasi pelanggan. Hal ini terkadang terjadi
trade-off di antara keempat kategori biaya kualitas tersebut Sebagai contoh, meningkatkan biaya
pencegahan dapat menurunkan biaya inspeksi dan juga biaya kegagalan internal dan eksternal.
Banyak perusahaan telah menemukan, meski demikian, bahwa peningkatan pengeluaran untuk
mencegah produk cacat mengurangi total biaya manufaktur. Selain itu, pengendalian kualitas yang
ditingkatkan juga dapat membantu perusahaan menjadi "lebih hijau".
Sistem Buku Besar dan Pmemainkan sebuah peran penting dalam sistem infomasi akuntansi
sebuah peusahaan Fungsi utamanya adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-
sumber sebagai berikut:
• Setiap subsistem siklus akuntansi menyediakan infomasi mengenai transaksi regular.
• Bendahara menyediakan infomasi mengenai aktivitas pendanaan dan investasi, seperti
penerbitan atau penyelesaian instrumen utang dan ekuitas dan pembelian serta penjualan
sekuritas investasi.
• Departemen anggaran menyediakan nomor anggaran.
• Kontrolir menyediakan junal penyesuaian,
Penjualan Harga Pokok Produksi
Siklus Siklus
Pendapatan Produksi
Penerimaan Kas
Pembelian
Sistem Buku Beban Gaji dan Upah Siklus Sumber
Siklus
Besar dan Daya Manusia/
Pengeluaran Pelaporan
Nomor Anggaran Penggajian
Pengeluaran Kas
Anggaran
Direktur
Entri Jurnal Aktivitas Anggaran
Investasi
Entri Jurnal Aktivitas
Pendanaan Jurnal Penyesuaian
Laporan
Budget
Entri Jurnal Budget Plan Director
Subsistem 1.0
Akuntansi 4.0
Memperbarui Memperbarui
Buku Besar Laporan
Manajerial
4 5
10
Entri Jurnal
Budgets and
Reports
Bendahara
2.0
Neraca Saldo 3.0
Memasukkan
Disesuaikan Menyiapkan Financial
Jurnal
Penyesuaian Laporan Statements
External Users
Keuangan
6 7
8 9
Jurnal Penyesuaian
PROSES
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan tercapainya berbagai
kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun eksternal. Para manajer membutuhkan
informasi yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi pada area tanggung jawab
tertentunya. Para investor dan kreditur mengharapkan laporan keuangan periodik dan nembaruan
tepat waktu untuk membantu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai badan pemerintah
juga meminta persyaratan in formasi yang spesifik. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan ini,
sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga
mendukung pertanyaan secara online.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancaman umum yang pertama adalah data buku besar yang tidak tepat atau tidak valid.
Data buku besar yang tidak akurat dapat menghasilkarn laporan yang menyesatkan yang
menyebabkan para manajer membuat keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan
keuangan yang disediakan.. Penting pula untuk mempersempit akses terhadap buku besar dan
membuat konfigurasi sistem, sehingga hanya para Pegawai yang diotorisasi saja yang dapat
membuat perubahan terhadap data induk. Jadi, autentikasi multifaktor harus digunakan untuk
mempersempit akses terhadap buku besar. Lagipula, pengendalian otorisasi (sebuah matriks
pengendalian akses dan uji kompatibilitas) seharusnya juga digunakan untuk membatasi fungsi
yang mungkin dijalankan setiap pengguna sah.
Ancaman umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah pengungkapan
informasi keuangan yang tidak diotorisasi. Khususnya, perusahaan tidak perlu terburu-buru
menerbitkan laporan keuangan; penerbitan laporan keuangan secara prematur cenderung
menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya tuntutan hukum dari pemegang
kepentingan. Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko pengungkapan laporan
keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan menerapkan autentikasi multifaktor dan
pengendalian keananan fisik guna mempersempit akses terhadap buku besar, diberikan hanya bagi
pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan pekerjannya. Melakukan enkripsi
database memberikan proteksi tambahan karena menyediakan informasi yang tidak dapat
dimengerti oleh mereka yang berhasil mendapatkan akses database yang tidak diotorisasi. Enkripsi
Ancaman umum ketiga dalam siklus buku besar umum dan pelaporan berkaitan dengan
hilangnya atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk menanggulangi risiko atas ancaman
ini adalah menggunakan backup dan prosedur pemulihan bencana
Subsistem Lain
Bendahara
Entri Jurnal
Entri
Jurnal Penyesuaian
Jurnal
Kontrolir Standar
Jurnal
Penyesuaian
Laporan
Program Program
Buku Kinerja
Memperbarui Penutupan
Besar Keuangan
Buku Besar Periodik
Sistem Berbagai
Dukungan Manajer
Keputusan
File
Keuangan
Voucher
Jurnal
FIGUR 16-3
Desain Khas Sistem Buku Besar
Dan Pelaporan Online
• MEMPERBAHARUI BUKU BESAR
PROSES
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari dua
sumber berikut ini:
1. Subsistem akuntansi. Setiap subsistem akuntansi membuat sebuah entri jurnal untuk
memperbarui buku besar. Dalam teori, buku besar dapat diperbarui untuk setiap transaksi yang
terjadi. Meski demikian, dalam praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya
memperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal yang menunjukkan hasil dari
seluruh transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulanan)
2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk memperbarui
buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan
penjualan sekuritas investasi, atau akuisisi saham treasury.
Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar disimpan dalam file
voucher jurnal (journal voucher file). File voucher jurnal tersebut berisi informasi yang akan
ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi manual: tanggal entri jurnal, akun-
akun yang didebit dan dikredit, dan jumlahnya. File voucher jurnal merupakan bagian penting dari
jejak audit, yang memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dictat dengan
akurat dan lengkap.
• JEJAK AUDIT
Jejak audit (audit trail) adalah jalur yang dapat ditelusuri yang menunjukkan arus sebuah
transaksi yang mengalir melalui sistem informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar. Ini
adalah sebuah pengendalian detektif penting yang memberikan bukti mengenai penyebab
perubahan dalam saldo akun buku besar. Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat
menyediakan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas berikut:
1. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik) sampai entri
jurnal yang diperbarui ke buku besar dan sampai pada berbagai laporan atau dokumen lain
yang menggunakan data tersebut. Hal tersebut menyediakan sebuah sarana untuk
memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat.
2. Menelusuri ke belakang berbagai hal yang muncul dalam sebuah laporan menggunakan buku
besar ke dokumen sumber aslinya (kertas atau elektronik). Hal ini memberi sarana untuk
memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dictat diotorisasi dan dicatat dengan benar.
Dalam sistem akuntansi turun-temurun, file voucher jurnal adalah sebuah bagian penting dari
jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri yang dibuat untuk
memperbarui buku besar. Kegunaan dari jejak audit bergantung pada integritasnya. Oleh karena
itu, penting untuk membuat backup dari seluruh komponen jejak audit secara periodik dan
mengendalikan akses terhadap backup tersebut guna memastikan bahwa backup itu tidak dapat
diubah. Akses terhadap jejak audit biasanya dibatasi untuk para manajer. Selain itu, sistem ERP
menyediakan alat-alat melekat untuk memastikan integritas dari jejak audit.
• POSTING JURNAL PENYESUAIAN
PROSES
Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah neraca saldo awal disiapkan.
Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori dasar sebagai berikut.
1. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya meliputi pencatatan pendapatan bunga yang masuk harus diterima dan upah
yang belum dibayar.
2. Penangguhan adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang menggambarkan
nenerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi dilaksanakan. Contohnya meliputi
pengakuan pendapatan diterima di muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran
tertentu (misalnya, sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang dibayar dimuka.
3. Estimasi adalah entri yang menunjukkan sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi
depresiasi dan beban utang tak tertagih.
4. Revaluasi adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara nilai aktual dan
nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi. Contohnya meliputi
perubahan dalam metode yang digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai
persediaan yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan
yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan penghitungan fisik persediaan.
5. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan yang ditemukan
dalam buku besar.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi dan tidak akurat adalah ancanan yang perlu
diatasi karena dapat menghasilkan laporan keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan
yang buruk. Untuk mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian integritas pemrosesan
entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk mencegah ancaman entri jurnal yang keliru
oleh bendahara juga harus diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir.
Namun decmikian, sering kali, entri jurnal penyesuaian dihitung dalamn spreadsheet. Oleh karena
itu, penting pula untuk menggunakan berbagai pengendalian proteksi kesalahan
Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal penyesuaian standar
untuk jurnal penyesuaian yang berulang yang dibuat pada setiap periode, seperti beban depresiasi.
Sebuah file jurnal penyesuaian standar meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi
kebutuhan untuk memasukkan jenis entri jurnal yang sama secara berulang. File jurnal
penyesuaian juga mengurangi risiko lupa memasukkan sebuah jurnal Penyesuaian yang berulang,
sehingga memastikan kelengkapan input.
TRANSISI DARI GAAP KE IFRS Meskipun data yang efektif terus digalakkan, SEC
mempertahankan bahwa ia berkomitmen untuk mewajibkan perusahaan-perusahaan Amerika
beralih dari GAAP ke IFS sebagai dasar AS untuk menyiapkan laporan keuangan. Perusahaan
dapat mulai merencanakan transisi sekarang karena hal ini akan cenderung mensyaratkan
perubahan yang luas terhadap sistem buku besar dan pelaporannya. IFRS berbeda dari GAAP
dalam beberapa cara yang memengaruhi desain sistem buku besar dan pelaporan sebuah
perusahaan. Satu perbedaan besar terkait akuntansi untuk aktiva tetap. Dalam GAAP, sebagian
besar aktiva tetap utama dictat dan didepresiasikan dalam basis gabungan. Perbedaan lainnya
mencakup perhitungan untuk biaya penelitian dan pengembangan (litbang). Dibandingkan GAAP,
IFRS memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap awal proses. Perbedaan ketiga
adalah IFS tidak mengizinkan penggunaan metode last-in first-out (LIFO) untuk perhitungan
persediaan. Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi sistem akuntansi
biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk menilai persediaan.
XBRL: MEREVOLUSI PROSES PELAPORAN XBRL XBRL eXtensible Business Reporting
Language; yaitu suatu bahasa pemrograman yang didesain secara khusus untuk memfasilitasi
komunikasi informasi bisnis. SEC mewajibkan perusahaan publik Amerika Serikat untuk
menggunakan XBRL ketika mengirimkan pengajuan mereka. XBRL yang meningkatkan proses
pelaporan. Mereka yang menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik dalam
berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara langsung menganalisisnya. Jadi, XBRL
menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri data.
Tanpa XBRL, dokumen elektronik, secara esensial hanya versi digital dari laporan kertas. XBRI
mengubahnya dengan membuat sandi informasi mengenai komponen data yang bermakna,
sehingga program komputer lain dapat memahami apa yang perlu dilakukan dengan data tersebut.
XBRL yang dapat menerangkan sebuah angka dalam spreadsheet untuk mengidentifikasikan
bahwa ia menunjukkan penjualan bagi satu periode waktu tertentu, berdasarkan U.S. GAAP dan
dalam dolar Amerika Serikat.
PROSES XBRL DAN TERMINOLOGI File XBRL tersebut yang mengandung data yang
ditandai dan diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen, contoh (instance document).
Dokumen contoh berisi fakta-fakta mengenai akun-akun dalam laporan keuangan tertentu,
termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit pengukuran (dolar, euro, yuan, dsb.) dan
apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu (misanya, komponen laporan perubahan posisi
keuangan) atau suatu periode waktu tertentu (misalnya, komponen laporan laba rugi). Setiap
komponen data tertentu dalam sebuah dokumen XBRL disebut sebagai elemen (element). Nilai
tertentu suatu elemen ditampilkan dalam sebuah dokumen conto bersama di antara landa-tanda.
Tanpa XBRL
Data Menyiapkan
Membuat
Akuntansi Laporan
Laporan
File Laporan
Spreadsheet HTML
Teks PDF
Berbagai
Pengguna
Menyusun Dan
Data
Memasukkan Data Menyimpan
Akuntansi
dari Laporan Data
Dengan XBRL
Laporan Bisnis
XBRL
Berbagai
Pengguna
FIGUR 16-4
XBRL yang Mengubah Proses Laporan Bisnis Perangkat
Pelaporan XBRL Lunak Analisis Menganalisis Data
Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah taksonomi terhadap serangkaian data.
Sebuah taksonomi (taxonomy) adalah serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen dan
hubungan di antaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema (scheme), yang merupakan sebuah
file yang berisi definisi setiap elemen yang terdapat dalam sebuah dokumen contoh. Berikut ini
adalah beberapa atribut dasar yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen:
➢ Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik.
➢ Sebuah deskripsi yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan elemen dengan benar.
➢ Jenis data elemen (unit moneter, teks, tanggal, dsb.)
➢ Jenis saldo normal elemen (debit atau kredit.)
➢ Jenis periode elemen (satu waktu tertentu, disebut instan, atau satu periode waktu tertentu,
disebut durasi.)
Taksonomi
+Skema
+Linkbases
Data
Dokumen
Contoh
Menampilkan
Laporan
XBRL
FIGUR 16-6
Style Sheet Pelaporan Elektronik
dengan XBRL
PERAN AKUNTAN
Para akuntan dapat, dan harusnya, memainkan peran besar dalam semua tahap pembuatan
laporan XBRL, dimulai dari pemilihan taksonomi yang sesuai. Untuk memastikan keterbandingan
di laporan XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang berbeda, taksonomi standar telah
dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang berbeda. Para akuntan menggunakan
pengetahuan mereka atas praktik bisnis organisasi tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi
umum untuk menmilih taksonomi standar yang paling menyesuaikan organisasi tersebut Mereka
kemudian memetakan tiap hal data dalam sistem akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen
yang berkaitan dalam taksonomi.
Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi yang mungkin.
Terkadang, sebuah organisasi perlu mencatat informasi keuangan dalam cara atau Tingkat detail
yang berbeda guna menunjukkan carà uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus tersebut, para
akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi mengenai aktivitas bisnis
organisasi tersebut dengan lebih akurat. Tanda-tanda baru inilah yang disebut sebagai taksonomi
perpanjangan (extension taxonomy). Kemampuan untuk memodifikasi XBRL. Ini yang
menyebabkan hal itu disebut sebagai sebuah bahasa yang dapat dipanjangkan. Para akuntan
cenderung menggunakan perangkat lunak untuk melakukan taksonomi tersebut (dan- segala
perpanjangan) untuk menandai data organisasi mereka, membuat dokumen contoh, dan kemudian
memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum dikirimkan. Para akuntan juga akan berpartisipasi
secara khusus dalam pembuatan style sheet untuk memastikan bahwa informasi tersebut
ditanpilkan dengan layak.
Presiden dan
Manajer Umum
Tingkat Kedua
Wakil Presiden
Produksi
Tingkat Ketiga
Pengawas
Umum
FIGUR 16-7
Contoh Rangkaian Laporan untuk
Mengilustrasikan Akuntansi
Pertanggungjawaban
Tingkat Keempat
Floor Manager
Bor Tekan
2,87
2,65
2,24
1,87
1,25
2,87
2,65
2,24
1,87
1,25