Anda di halaman 1dari 56

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil pertambangan batubara.
Kegiatan membangun sendiri yg dilakukan secara bertahap dianggap satu kesatuan kegiatan
sepanjang tenggang waktu antar tahapan tersebut tidak lebih dari 2 tahun.
PKP harus buat FAKTUR PAJAK
TERUTANG PPN ATAU TIDAK?
RESUME

PMK 32/2019
DPP NILAI LAIN
DPP NILAI LAIN
RESUME SAAT TERUTANG
RESUME SAAT TERUTANG
RESUME SAAT TERUTANG
RESUME SAAT TERUTANG
RESUME TEMPAT TERUTANG
Latihan

Terjadi perjanjian jual beli satu unit sepeda motor dengan harga jual Rp.
6.000.000,00. Uang muka diterima tanggal 10 Juni 2020 Rp. 600.000,00,
sedangkan sisanya diangsur sebanyak 6 kali @ Rp. 900.000. Penyerahan sepeda
motor dilakukan tanggal 17 Juli 2020 bersamaan dengan Angsuran I sebesar Rp.
900.000,00. Kapankan saat terutang dan berapakan DPP nya ?
Pengkreditan pajak masukan
APA ITU PAJAK
MASUKAN?

APA ITU PAJAK


KELUARAN?
MEKANISME PENGKREDITAN PAJAK
MASUKAN
1. Pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan
dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama
2. Pajak masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum
dikreditkan dengan pajak keluaran di masa pajak yang
sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya
paling lama 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak
yang bersangkutan. Sepanjang belum dibebankan
sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN
• Pajak masukan yang dapat dikreditkan harus menggunakan faktur pajak yang memenuhi
persyaratan formil dan materiil

Persyaratan Formil
• Diisi secara benar, lengkap dan jelas
• Paling sedikit memuat (Nama, NPWP, Alamat Pembeli
dan Penjual) jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual
atau Penggantian, dan potongan harga; Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut; kode, nomor seri, dan
tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan nama dan tanda
Persyaratan Materiil
tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
• Berisi keterangan yang sebenarnya dan sesungguhnya
mengenai penyerahan BKP/JKP
Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
1. Faktur pajak yang tidak lengkap
2. Faktur pajak yang tidak ada hubungannya dengan usaha
3. Faktur pajak yang diterbitkan lebih dari 3 bulan
4. Faktur pajak untuk PPN yang dibebaskan (tetep buat faktur tidak
dipungut ke masyarakat diatur oleh UU)
5. Faktur pajak untuk PPN yang diberi fasilitas
PERHITUNGAN PPN
Faktur pajak
Buat di enofa
Efaktkur.pajak.go.id
Contoh faktur pajak
Faktur pajak digunggung
• Faktur Pajak digunggung adalah faktur pajak yang tidak diisi
dengan nama/identitas pembeli dan tanda tangan penjual.
Faktur Pajak jenis ini hanya digunakan oleh Pengusaha Kena
Pajak Pedagang Eceran (PKP PE).
• Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa faktur pajak
digunggung merupakan kumpulan faktur yang digabung
menjadi satu sebelum dihitung penghasilannya dari berbagai
faktur baik dari dalam maupun dari luar negeri. Faktur pajak
digunggung berlaku khusus untuk PKP PE sehingga PKP PE
tidak perlu melaporkan satu persatu faktur pajak melainkan
digabungkan semuanya tanpa identitas dan tanda tangan
pembeli.
Nota Retur dan Nota Pembatalan
• Pengembalian BKP dianggap tidak terjadi dalam hal BKP yang
dikembalikan diganti dengan BKP yang sama, baik dalam jumlah fisik,
jenis maupun harganya.
• Saat Pengembalian BKP adalah saat BKP tersebut dikembalikan oleh
Pembeli.
• Saat Pembatalan JKP adalah saat dilakukannya pembatalan seluruhnya
atau sebagian hak atau fasilitas atau kemudahan oleh pihak Penerima
Jasa.
Nota retur paling sedikit harus mencantumkan:
– nomor urut nota retur;
– nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang
dikembalikan;
– nama, alamat, dan NPWP Pembeli;
– nama, alamat, NPWP PKP Penjual;
– jenis barang, jumlah harga jual Barang Kena Pajak yang
dikembalikan;
– PPN atas BKP yang dikembalikan, atau PPN & PPnBM atas BKP yang
tergolong mewah yang dikembalikan;
– tanggal pembuatan nota retur; dan
– nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.
Nota pembatalan paling sedikit harus
mencantumkan:
– nomor nota pembatalan;
– nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak dari JKP yang dibatalkan;
– nama, alamat, dan NPWP Penerima Jasa;
– nama, alamat, NPWP PKP Pemberi JKP;
– jenis jasa dan jumlah penggantian JKP yang dibatalkan;
– PPN atas JKP yang dibatalkan;
– tanggal pembuatan nota pembatalan; dan
– nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota
pembatalan.
Pengembalian Barang Kena Pajak dianggap
tidak terjadi dalam hal:
– nota retur tidak selengkapnya mencantumkan
keterangan minimal yg disyaratkan
– nota retur tidak dibuat pada saat Barang Kena
Pajak tersebut dikembalikan
– nota retur tidak disampaikan
PA JA K BU MI DA N B A NGU NA N S E KTOR PE R DE SA A N DA N
PE R KOTA A N

PBB P2
Kecuali kawasan yang
digunakan untuk
kegiatan usaha sektor
P5L
OBJEK PAJAK (PBB-P2)

Bumi adalah permukaan Bangunan adalah konstruksi teknik


bumi dan tubuh bumi yang ditanam atau dilekatkan secara
yang ada di bawahnya tetap pada tanah dan/atau perairan

TERMASUK DALAM PENGERTIAN BANGUNAN 4. Pagar mewah


1. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu 5. Tempat olahraga
kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan
6. Galangan kapal, dermaga
emplasemennya dan lain-lain yang merupakan
satu kesatuan dengan kompleks bangunan 7. Taman mewah
tersebut;
8. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas,
2. Jalan tol pipa minyak
3. Kolam renang 9. Menara
OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB-P2)

• Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan


• Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, Kesehatan,
Pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
• Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenis dengan itu;
• Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan
yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
• Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
• Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan
SUBJEK PAJAK (PBB-P2)

• Subjek Pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas Bumi, dan/atau memperoleh
manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan.
• Subjek Pajak → Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
• Wajib Pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus
yang pengaturannya diatur dalam ketentuan umum pajak daerah
MENDAFTARKAN OP/SP PBB-P2

PENDAFTARAN BARU
• OP belum terdaftar pada basis data PBB

PEMECAHAN/PENGGABUNGAN OP
• OP dipecah terhadap lebih dari 1 SP

MUTASI SUBJEK PAJAK


• Peralihan SP atas OP yang sama
TARIF DAN CARA MENGHITUNG PBB P2

TARIF PALING TINGGI 0,3%


(DITETAPKAN DG PERDA)

DI KOTA DENPASAR :
NJOP : S/D Rp1.000.000.000 TARIF : 0,1%
NJOP : > Rp1.000.000.000 TARIF : 0,2%

PBB P2 Terutang = Tarif x (NJOP – NJOPTKP)


NJOPTKP ditetapkan paling rendah Rp10.000.000 per
WP
PENDAFTARAN DAN PELAPORAN OBJEK
PAJAK PBB-P2
SPOP disampaikan ke Kepala Daerah yang wilayahnya kerjanya
meliputi letak Objek Pajak selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak

SKPD juga diterbitkan


Apabila SPOP tidak
apabila ada hasil
disampaikan dan wajib
pemeriksaan atau
Setelah SPOP pajak telah
keterangan lain yang
disampaikan, maka akan mendapatkan teguran
menunjukkan jumlah
diterbitkan SPPT secara tertulis melalui
pajak terutang lebih
Surat Teguran, maka
besar dari jumlah pajak
akan diterbitkan SKPD
di SPOP

SKPD: Surat Ketetapan Pajak Daerah


PENAGIHAN DAN SANKSI PBB-P2

SPPT STPD SKPD


• Penerbitan • WP terlambat • Keterlambatan
didasarkan pada melunasi utang penyampaian SPOP
SPOP pajak di SPPT atau • Adanya hasil
• Pelunasan paling SKPD pemeriksaan atau
lambat enam bulan • 2% sebulan dari keterangan lain
sejak diterimanya jatuh tempo yang menunjukkan
SPPT pembayaran sampai jumlah pajak
dengan hari terutang lebih besar
pembayaran (maks dari SPOP
24 bulan)
KEBERATAN PBB-P2

Dapat diajukan terkait dengan


1. Timbulnya kesalahan pada luas objek pajak bumi dan/atau
bangunan;
2. Timbulnya kesalahan klasifikasi objek pajak bumi dan/atau
bangunan;
3. Timbulnya kesalahanpenetapan pajak terutang
4. Terdapat perbedaan penafsiran mengenai undang-undang atau
aturan pelaksanaannya antara Wajib Pajak dengan otoritas pajak

Anda mungkin juga menyukai