Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS I


SEKOLAH DASAR

Muhammad Hasjmy ArIRaniry1)


Triska Aulia Viranti, M.Pd2)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan lmu
Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan lmu Pendidikan Universitas Terbuka

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan dan
pengurangan siswa kelas IB SD Negeri Cileunyi 04 tahun ajaran 2022/2023. Bentuk penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus yang terdiri dari 1 pembelajaran setiap siklusnya.
Langkah-langkah pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IB yang terdiri dari 17 siswa, 5 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan
dokumen. Hasil analisis penelitian pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai siswa yang berada
diatas KKM mencapai 72 dengan ketuntasan klasikal 59% atau sebanyak 10 siswa. Siklus II
meningkat menjadi 81 nilai rata-rata dengan ketuntasan klasikal 88% atau sebanyak 15 siswa.
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tas nilai dapat meningkatkan kemampuan berhitung
Dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas 1B SD Negeri Cileunyi 04 tahun pelajaran 2022/2023
dengan menggunakan media kantong nilai, terdapat peningkatan yang signifikan dalam
kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan peserta didik. Hasil siklus menunjukkan
peningkatan dari rata-rata peserta didik 67 dengan 35% mencapai KKM menjadi nilai rata-rata 72
dengan 59% peserta didik mencapai KKM. Pada siklus I, nilai rata-rata mencapai 81 dengan
persentase ketuntasan 88%. Dengan demikian, penggunaan media kantong nilai terbukti efektif
meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik. Hipotesis telah terbukti, menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika dengan media kantong nilai dapat sukses meningkatkan kemampuan
berhitung penjumlahan dan pengurangan peserta didik kelas .

Kata Kunci : Kantong bilangan, kemampuan, berhitung, sekolah dasar

ABSTRACT
The purpose of this research s to mprove the mathematical skills of addition and subtraction of
students n Class B of SD Negeri Cileunyi 04 for the academic year 2022/2023. The form of this
research s Classroom Action Research with 2 cycles, each consisting of 1 learning session. The
learning steps nclude planning, action mplementation, observation, and reflection. The research
subjects are students n Class B, totaling 17 students, with 5 male students and 12 female students.
The data collection techniques used are observation, nterviews, tests, and documents. The research
analysis results n Cycle show that the average student score above the Minimum Completeness
Criteria (KKM) reaches 72, with classical completeness of 59%, or 10 students. n Cycle I, there s an
mprovement, with an average score of 81 and a classical completeness of 88%, or 15 students. The
conclusion of this research s that the use of these values can mprove numeracy skills. n Class
Action Research n class 1B of SD Negeri Cileunyi 04 n the 2022/2023 school year using value bag
media, there was a significant ncrease n students' addition and subtraction numeracy skills. The
results of cycle showed an ncrease from an average of 67 students with 35% reaching the KKM to
an average score of 72 with 59% of students reaching the KKM. n cycle I, the average score reached
81 with a completion percentage of 88%. Thus, the use of value bag media has proven to be
effective n mproving students' numeracy skills. The hypothesis has been proven, showing that
learning mathematics using value bag media can successfully mprove the addition and subtraction
numeracy skills of class students.

Keywords: Counting bag, ability, calculation, elementary school.

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran sentral dalam era globalisasi saat ni. Tujuan
utama pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik, membentuk
ndividu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan berkebudayaan.
Sujana menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membantu
perkembangan jiwa anak didik secara fisik dan mental, menuju peradaban manusia
yang lebih baik. (Sujana, 2019) Contoh nyata dari proses pendidikan mencakup
anjuran untuk berperilaku baik, menjaga kebersihan, berpakaian rapi, menghormati
orang tua, saling peduli, dan menumbuhkan sikap kepedulian satu sama lain. ni
adalah sebagian kecil dari upaya pendidikan untuk mengembangkan sifat
kemanusiaan pada manusia. (Yuyun Sri, dkk 2023)
Pendidikan dasar khususnya kelas rendah berfokus pada kegiatan
membaca, menulis, dan berhitung. Ketiga kegiatan tersebut menjadi dasar yang
sangat penting bagi peserta didik untuk siap mendapatkan pengetahuan lanjutan di
jenjang kelas tinggi. Jika dalam praktiknya peserta didik masih kesusahan dalam
ketiga kegiatan tersebut, maka ketika menginjak ke kelas tinggi akan mengalami
ketertinggalan.
Salah satu subjek di tingkat Sekolah Dasar yang memiliki peran signifikan
dalam mengembangkan kemampuan dasar siswa adalah matematika. Melalui
pembelajaran matematika, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kemampuan-kemampuan ni
menjadi penting sebagai bekal siswa untuk hidup dalam masyarakat dan untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Oleh karena tu, guru
diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menarik guna
meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. (Putihatul Jannah, 2023)
Kegiatan berhitung yang terdapat di jenjang pendidikan dasar biasa kita
kenal dengan muatan pelajaran matematika. Matematika dianggap pelajaran yang
paling sulit dibandingkan dengan muatan pelajaran lainnya. Padahal implementasi
matematika sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu tujuan peserta didik mempelajari matematika
adalah agar mampu menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan), melakukan
menipulasi secara matematika, mengorganisasi data, memanfaatkan simbol,
diagram, grafik, membuat kalimat atau model matematika, serta menggunakan alat
hitung atau alat bantu matematika. (Sukiman, 2022).
Matematika di sekolah dianggap pelajaran yang paling sulit, meskipun
demikian semua orang mempelajarinya merupakan sarana untuk memecahkan
berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. (Tombokan & Kandou, 2019)
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa kemampuan belajar matematika
khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka hasilnya lebih
rendah bila dibandingkan dengan kemampuan belajar yang lain. (Aswandi, 2019)
Hal ini terbukti dengan sedikitnya peserta didik kelas IB SD Negeri Cileunyi 04 yang
memperoleh nilai di atas atau samadengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Untuk mencapai tujuan belajar, guru sebagai pendidik dan pengajar harus
mengutamakan tercapainya instruksional matematika dan mewujudkan
perkembangan kepribadian peserta didik. Gurubertugas membimbing peserta didik
agar memiliki pengetahuan, menumbuhkan resa senang, dan cinta matematika di
kalangan peserta didik. Sebab selama ini peserta didik menganggap pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak disukai oleh peserta didik.
Penjumlahan dan pengurangan adalah salah satu materi pokok dalam mata
pelajaran matematika karena penjumlahan dan pengurangan merupakan dasar
untuk mempelajari materi lain seperti perkalian dan pembagian. Sehingga peserta
didik harus menguasai penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Rendahnya
kemampuan peserta didik kelas IB SD Negeri Cileunyi 04 dalam mengausai materi
penjumlahan dan pengurangan akan menghambat peserta didik dalam belajarnya
kelak. Oleh karena itu, guru harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam menguasai materi berhitung.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan belajar matematika di Sekolah
adalah dalam penyampaian mata pelajaran khususnya matematika guru kurang
optimal, penerapan metode kurang pas atau tidak sesuai, tidak menggunakan alat
peraga, serta akibat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang dilaksanakan selama
awal semester yang mengakibatkan sulitnya peserta didik menerima materi
pembelajaran khususnya kemampuan berhitung. Untuk itu, guru memikirkan
bagaimana agar materi berhitung dapat tersampaikan pada peserta didik dengan
maksimal, yaitu dengan menggunakan alat peraga kantong nilai. (Subarinah, 2018)
Media pembelajaran yang dikenal sebagai kantong bilangan dirancang
dalam bentuk kantong-kantong yang dipasang pada sehelai kain atau kertas,
lengkap dengan penggunaan sedotan sebagai pengisi kantong. Setiap kantong
pada media ni mewakili nilai tempat dalam suatu bilangan. Sedotan digunakan
sebagai representasi jumlah bilangan yang sedang dihitung. Kantong bilangan
diciptakan dengan tujuan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran
matematika. (Sriyatun, 2020)
Alat peraga atau media dapat menjembatani konsep abstrak matematika
dengan dunia nyata. Dengan demikian peserta didik merasa tertarik dan lebih
mudah dalam menerima pembelajaran khususnya berhitung penjumalahan dan
pengurangan. Harapannya pengguanaan media kantong nilai mampu
menjembatani peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan dengan mudah. Sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas
bawah, pembelajaran aktif, konkrit dan kooperatif merupakan pembelajaran yang
sangat sesuai. (Firmansyah dan Deny, 2020). Penulis sebagai Guru Kelas IB
melakukan tindakan dalam pembelajaran menggunakan Media kantong bilangan.
Menurut Sadiman fungsi media pembelajaran adalah 1) Memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu verbalis, 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera, 3) Sikap pasif pada anak dapat diatasi dan 4) Memberikan perangsang yang
sama, mempersamakan perbedaan dan menimbulkan persepsi yang sama. (A
Sadiman dalam Yuyuk Budiarti)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa penggunaan media
kantong nilai menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan kemampuan berhitung
penjumalhan dan pengurangan. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di kelas IB SD Negeri Cileunyi 04. Penelitian ini berbentuk Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan Kantong Nilai untuk
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan pada
Peserta Didik Kelas 1B Semester I SD Negeri Cileunyi 04 Tahun Pelajaran
2022/2023.”

METODE
Pada bagian ini, anda diminta menjelaskan metode, model, desain, subjek dan
lokasi penelitian yang anda kerjakan. Anda juga dapat mencantumkan prosedur
penelitian yang anda kerjakan yang mudah dimengerti oleh pembaca. (Azhar, 2019)
Silahkan ikuti instruksi sebaik mungkin sehingga artikel dalam konferensi memiliki
format penulisan yang sama.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan
keahlian dalam mengajar dan sebagainya . Dari namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
dalam kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas)
proses pembelajaran di kelasnya malalui tindakan (treatment) tertentu di dalam
suatu siklus. Nana Sudjana& Ahmad Riva 2019)
Tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media kantong nilai dalam
pembelajaran Matematika tentang berhitung penjumlahan dan pengurangan.
Tempat penelitian adalah kelas IB di SD Negeri Cileunyi 04, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Demak. Tempat penelitain merupakan unit kerja penulis
sebagai Guru kelas IB. Waktu Penelitian ini adalah dua bulan, mulai bulan
Oktober sampai bulan November yang bertepatan dengan periode akhir semester I
Tahun Pelajaran 2022/2023.
Subjek penelitian yang diambil adalah peserta didik yang duduk di kelas IB SD
Negeri Cileunyi 04. Jumlah peserta didik sebanyak 17 peserta didik, dengan 5
peserta didik laki-laki, dan sebanyak 12 peserta didik perempuan. Peserta didik
kelas IB SD Negeri Cileunyi 04 sebagai subjekyang akan diamati aktivitasnya dalam
kegiatan pembelajaran dan dikenai tindakan.Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes berupa tugas
kelompok dan soal ulangan harian. Teknik nontes berupa data hasil pengamatan
dan data dokumentasi foto kegiatan penelitian. Teknik analisis data dalam
penelitian ini dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis
data kualitatif dilakukan dengan mendeksripsikan pembelajaran sesuai dengan
data hasil pengamatan dan data dokumentasi foto kegiatan penelitian padaSiklus I
dan Siklus II. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan mengkomparasikan data
hasil belajar dengan menganalisis data hasil tugas kelompok pada Siklus I dan
Siklus II dan data nilai ulangan harian pada prasiklus, Siklus I dan Siklus II.
Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode, yaitu
menganalisis data aktifitas belajar sesuai dengan data hasil pengamatan dan data
dokumentasi dengan data hasil belajar sesuai dengan data hasil tugas kelompok
dan data nilai ulangan harian dalam menarik kesimpulan. Prosedur dalam
penelitian ini menggunakan Model Siklus yang mengacu pada siklus penelitian
tindakan kelas Kemmis & Mc Taggart dalam Yuyun 2021, yang terdiri dari empat
tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penulis menyusun
prosedur penelitian selama dua siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi Awal
Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran diperoleh nilai peserta didik
dalam materi menghitung penjumlahan dan pengurangan pada pra siklus masih
banyak yang tidak tuntas KKM. Hal tersebut terlihat dari rata-rata kelasnya 65 dan
peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 6 peserta didik dengan
persentase 35%. Sedangkan masih banyak peserta didik yang belum tuntas KKM
sebanyak 11 peserta didik atau 65%. Dengan demikian, guru melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan media kantong nilai.

Siklus I
Kemampuan peserta didik dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan
sudah mengalami peningkatan daripada saat sebelum menggunakan alat peraga
kantong nilai. Hal tersebut terlihat dari rata-rata kelasnya mencapai 72 dan peserta
didik yang mendapat nilai di atas KKM sebanya 10 pesertadidik dengan persentase
59%.
Pada pelaksanaan siklus I terdapat 3 peserta didik yang mendapat nilai 50
sebanyak atau 17,6%. Sebanyak 4 peserta didik mendapatkan nilai 60 atau
sebanyak 32,5%. Peserta didik yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 2 peserta
didik atau 11,8%. Sebanyak 4 peserta didik mendapatkan nilai 80 atau sebanyak
32,5%. Sebanyak 3 peserta didik yang memperoleh nilai 90 atau 17,6%. 1 peserta
didik atau 5,9% yang mendapat nilai 100.
Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media kantong nilai
kurang berhasil karena target pencapaian persentase nilai di atas KKM adalah
kurang dari sama dengan 80%, sehingga dilanjutkan tindakan ke siklus II. Lebih
jelasnya dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.Hasil SIklus

No. Materi Siklus


Tuntas Tidak Tuntas
1. Penjumlahan dan 10 7
pengurangan
Persentase 59% 41%
Rata-rata 72

Dari data yang terdapat dalam tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pada siklus pertama, terdapat 10 peserta didik yang berhasil mencapai ketuntasan
atau sebanyak 59%. Sementara tu, terdapat 7 peserta didik yang belum mencapai
tingkat ketuntasan, atau sekitar 41%. Hasil ni menunjukkan bahwa pada siklus ,
pencapaian belum memenuhi ndikator kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena tu,
langkah-langkah tindakan akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan harapan
dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

1.1. Siklus I
Peningkatan kemampuan peserta didik dalam menghitung penjumlahan dan
pengurangan pada hasil pelaksanaan siklus I dapat diamati melalui beberapa
ndikator. Rata-rata kelas yang mencapai 81 menunjukkan adanya peningkatan
secara keseluruhan dalam pencapaian nilai siswa. Selanjutnya, terdapat 15 peserta
didik yang berhasil memperoleh nilai di atas KKM, dan hal ni mencapai persentase
sebesar 88%. Hasil ni mencerminkan efektivitas tindakan perbaikan dan
penyesuaian yang telah diterapkan pada siklus kedua. Tindakan tersebut mungkin
melibatkan strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, penggunaan metode atau alat bantu yang lebih efektif, atau penerapan
pendekatan yang lebih ndividualistik. Keseluruhan, peningkatan ni memberikan
gambaran positif terhadap perkembangan pemahaman dan kinerja peserta didik
dalam menguasai materi yang diajarkan.
Data dalam Gambar 4.3 menggambarkan variasi distribusi nilai peserta didik
yang cukup beragam. Dari 1 peserta didik, terdapat 5,9% yang memperoleh nilai 50.
Sama halnya, 5,9% dari peserta didik lain mendapatkan nilai 60. Selanjutnya,
sebanyak 3 peserta didik, atau sekitar 17,6%, meraih nilai 70. Jumlah peserta didik
yang memperoleh nilai 80 mencapai 5 orang, atau 29,4% dari total peserta didik. Di
samping tu, 2 peserta didik meraih nilai 90, kontribusi sebesar 11,7%. Sebanyak 4
peserta didik atau 23,5% berhasil mencapai nilai 100. Analisis data ni menunjukkan
variasi yang signifikan dalam pencapaian nilai antara peserta didik. Sebaran nilai
yang beragam ni dapat mencerminkan tingkat pemahaman dan kemampuan
peserta didik yang berbeda-beda terhadap materi pembelajaran. Pemahaman lebih
lanjut terhadap faktor-faktor yang memengaruhi distribusi nilai tersebut dapat
memberikan wawasan lebih mendalam tentang kebutuhan dan potensi masing-
masing peserta didik.
Keberhasilan pembelajaran menggunakan media kantong nilai dapat
dipertegas melalui pencapaian persentase yang telah melebihi target yang
ditetapkan, yakni lebih dari 80%. Dengan demikian, tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya, mengindikasikan bahwa tindakan perbaikan yang telah
diimplementasikan pada siklus sebelumnya telah memberikan dampak positif yang
memadai terhadap pemahaman dan pencapaian peserta didik.
Pencapaian persentase di atas 80% mencerminkan keberhasilan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ni menunjukkan bahwa metode pembelajaran
dengan media kantong nilai dapat dianggap efektif dan memberikan dampak
positif secara signifikan terhadap pencapaian peserta didik. Keputusan untuk tidak
melanjutkan ke siklus berikutnya dapat dijadikan sebagai evaluasi positif terhadap
keseluruhan proses pembelajaran dan mplementasi tindakan perbaikan

Tabel 2.Hasil SIklus I


No. Materi Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
Penjumlahan dan 15 2
pengurangan
Persentase 88% 12%
Rata-rata 72

Pada tabel di atas nilai matematika peserta didik pada siklus I terdapat 15
peserta didik yangtutas atau 88%. Sedangkan sebanyak 2 peserta didik yang tidak
tuntas atau 12%. Hal ni menunjukkan bahwa pada siklus I sudah memenuhi target
ndikator kinerja dan dinyatakan berhasil.
Guru matematika hendaknya menguasai kumpulan pengetahuan masa lalu
yang kemudian diteruskan kepada peserta didik dan juga menguasai proses,
pendekatan dan metode matematika yang sesuai sehingga mendukung peserta
didik berfikir kritis, menggunakan nalar secara efektif dan efisien, serta
menanamkan benih sikap lmiah/disiplin, bertanggung jawab, keteladanan, dan rasa
percaya diri disertai dengan man dan taqwa. Dalam pembahasannya matematika
memiliki dua objek garapan yakni objek langsung yang terdiri dari: fakta, konsep,
prinsip dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah mplikasi dari
proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap positif,
kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif), serta
membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran. (Narore, 2019)
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang disusun dengan
sengaja untuk menciptakan lingkungan di mana peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar matematika. Proses ni berfokus pada peran guru sebagai pendidik
matematika. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika diakui
memiliki manfaat signifikan. Manfaat alat peraga antara lain adalah (1)
menyediakan dasar konkret untuk berpikir matematis, (2) meningkatkan
konsentrasi siswa, (3) membuat pelajaran lebih melekat dan mudah diingat, (4)
memberikan pengalaman nyata yang mendorong nisiatif belajar mandiri di
kalangan siswa, (5) mengembangkan pola pikir yang teratur dan
berkesinambungan, (6) mendukung pemahaman dan perkembangan kemampuan
berbahasa. (Titik, 2019) Dalam konteks kegiatan belajar mengajar matematika,
peran alat peraga menjadi penting untuk membantu siswa memahami konsep
matematika yang diajarkan selama proses pembelajaran.
Alat peraga kantong nilai adalah sebuah alat pembelajaran yang
memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan yang
berbentuk kantong. Alat peraga atau model dibuat dari bahan kertas atau
kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai tempat.
Kantong nilai tempat adalah alat peraga yang berbentuk kantong-kantong satuan,
puluhan, dan ratusan.Penggunaan alat peraga kantong nilai dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil penelitian ni memperkuat hasil penelitian yang sudah
dilaksanakan sebelumnya yaitu penelitian yang menggunakan alat peraga kantong
nilai untuk pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. (David, 2019)

SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menggunakan media kantong nilai dalam pembelajaran
matematika pada peserta didik kelas 1B SD Negeri Cileunyi 04 tahun pelajaran
2022/2023, maka dapat dianalisis suatu kesimpulan yaitu: hasil Penelitian
Tindakan Kelas pada prasiklus rata-rata peserta didik 67 dengan persentase 35%
peserta didik yang mencapai KKM .Sedangkan pada siklus menunjukkan
peningkatan kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan apabila
dibandingkan dengan sebelum tindakan. Pada siklus nilai rata-rata peserta didik
adalah 72 dengan peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 59%. sedangkan
pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 81 dan persentase ketuntasan
peserta didik sebanyak 88%. Pelaksanaan Tindakan Kelas ni berlangsung 2 siklus,
karena pada siklus I ndikator ketercapaian sudah melebihi target, sehingga
berhenti di siklus I. Melalui penggunaan alat peraga kantong nilai ni, peserta didik
menjadi lebih aktif, lebih senang, lebih antusias, sehingga materi penjumlahan dan
pengurangan tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil Penelitain Tindakan Kelas dengan menggunakan dua siklus
di atas, hipotesis dirumuskan dan telah terbukti kebenarannya. Artinya bahwa
penggunaan media kantong nilai dapat meningkatkan kemampuan berhitung
penjumlahan dan pengurangan pada peserta didik KELAS IB SD Negeri Cileunyi 04
tahun pelajaran 2022/2023. Dengan demikian pembelajaran matematika dengan
menggunakan media kantong nilai dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan belajar matematika peserta didik kelas .

DAFTAR PUSTAKA
Azhar. (2019). Media Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada.
Aswandi, Yosfan. (2019). Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan.
Firmansyah dan Denny, (2020), Penggunaan media kantong berhitung untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada materi penjumlahan 3
angka siswa kelas 2 SDN Panggungrejo 1 Kabupaten Malang . Malang.
Universitas Negeri Malang
Glover, David. (2019). Pembelajaran Matematika. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Haryani, Titik. (2019). Penggunaan Media Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Penjumlahan Bilangan Di Kelas I
Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Man. Diakses dari
Http://Jurnal.Untan.Ac.Id/Index.Php/Jpdpb/Article/ Viewfile/1581/Pdf. Pada
tanggal 1 November, Pukul 22:05 WITA.
Martianty, Narore. (2019). Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Pengurangan
Bilangan Cacah Dengan Teknik Meminjam Melalui Media Kantong Bilangan Di
Kelas I SDN Pauwo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Jurnal lmiah
Penelitian Pendidikan, Vol. 8 (1), 25-35.
Nana Sudjana & Ahmad Riva. (2019). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Putihatul Jannah, (2023), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Media Pembelajaran Kantong Bilangan Siswa Kelas Sd Negeri
Tembongwah 01, Jurnal Fakutas Keguruan dan lmu Pendidikan, 7(1)
Runtukahu, Tombokan & Kandou, Selpius. (2019). Pembelajaran Matematika Dasar
Bagi Anak. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sujana, .W.C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan ndonesia. Jurnal Pendidikan.
Dasar, 4 (1), 29-39.
Sukiman. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka hsan
Madani.
Subarinah, Sri. (2018). novasi Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas
Sriyaun, (2020), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Media Kantong
Bilangan, Jurnal Widya Press, 4(7)
Yuyuk Budiarti, (2021), Penggunaan Kantong Nilai untuk Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan pada Peserta Didik
Kelas Sekolah Dasar. (9) 1
Yuyun Sri, dkk, (2023), Penggunaan Media Kantong Bilangan Dalam Meningkatkan
Keterampilan Materi Pengurangan, Jurnal lmiah PGSD FKIP Universitas
Mandiri. 9(2)

Anda mungkin juga menyukai