UAS FILSAFAT ILMU - Dede Wartini (223004047) N0n Reg.-1
UAS FILSAFAT ILMU - Dede Wartini (223004047) N0n Reg.-1
Angkatan : 2023-2024
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan mudah difahami. Jawaban UAS
h ttp s:/ /cla ssro o m. go o g le.co m/ w/ NjQ 2NT k2MzMzMTQ 4/ t/a ll pengumpulan berkas tidak
boleh lebih dari waktu Ju ma t , 22 Desemb er 20 23, j a m 2 0.00 W IB .
1. Thomas Kuhn (1922 - 1996) memiliki karya yang monumental tentang sejarah dan filsafat
ilmu pengetahuan dengan konsep dan teori besarnya tentang paradigma dan revolusi ilmu.
b. Jelaskan makna perubahan paradigma seperti yang tergambar berikut ini dan bagaimana
dampaknya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan:
2. Sejumlah UIN di Indonesia sejak penghujung abad 20 dan memasuki abad 21 ramai
mengusung konsep integrasi ilmu dan agama sebagai basis pengembangan keilmuan di
Perguruan Tinggi
Agama Islam, diantaranya dikenal dengan konsep paradigma wahyu memandu ilmu,
keilmuan integratif-interkonektif, integrasi keilmuan, pohon ilmu, dan saterusnya.
a. Apa yang saudara/i ketahui (jelaskan) tentang latar belakang munculnya berbagai
konsep paradigma baru di Perguruan Tinggi Agama Islam tersebut?
b. Apa yang saudara/i ketahui (jelaskan) tentang konsep integrasi ilmu dan agama,
dan jelaskan apa dan mengapa model integrasi yang diterapkan di berbagi UIN tersebut
monadik, diadik dan triadik?
3. Konsep Wahyu Memandu Ilmu (WMI) UIN Bandung memiliki pendekatan filosofis yang
terdiri dari 3 unsur: ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
a. Pada unsur aksiologis dari konsep WMI tersebut adalah, “alakhlak al-karimah
membingkai perilaku ilmuwan.” Jelaskan makna aksiologi tersebut ditinjau dari
perspektif integrasi ilmu dan agama
b. Bandingkan dengan pemahaman aksiologi ilmu secara umum dari perspektif nilai
kegunaan ilmu dalam kehidupan manusia dan etika keilmuan.
a. Jelaskan apa dan bagaimana implementasi dari model-model epistemologi ilmu pada
masa
keemasan peradaban Islam tersebut?
== Selamat mengerjakan ==
UAS FILSAFAT ILMU
No. 1
1. Deskripsi Normal dan Revolusi Ilmiah: Kuhn membedakan antara deskripsi normal
(normal science), di mana ilmuwan bekerja dalam kerangka paradigma yang diterima,
dan revolusi ilmiah, di mana terjadi perubahan paradigma secara mendalam. Revolusi
ilmiah mengguncang fondasi ilmu pengetahuan dan menghasilkan perubahan
konseptual yang signifikan.
2. Krisis dan Pergeseran Paradigma: Proses perubahan paradigma sering dimulai
dengan krisis di mana paradigma yang ada tidak dapat menjelaskan anomali-anomali
atau fenomena yang tidak sesuai dengan prediksi paradigma tersebut. Pergeseran
paradigma terjadi ketika muncul paradigma alternatif yang dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik terhadap fenomena tersebut.
3. Dampak pada Komunitas Ilmiah: Perubahan paradigma tidak hanya berdampak pada
cara ilmuwan melihat dunia, tetapi juga menciptakan pergeseran dalam komunitas
ilmiah. Ilmuwan yang terbiasa dengan paradigma lama mungkin mengalami resistensi
terhadap perubahan, sementara generasi baru ilmuwan dapat lebih terbuka terhadap
paradigma baru.
4. Contoh Perubahan Paradigma: Contoh perubahan paradigma termasuk Revolusi
Copernicus dalam astronomi yang menggeser pandangan geosentris menjadi
heliosentris, atau Revolusi Darwin dalam biologi yang mengubah pemahaman tentang
evolusi. Perubahan paradigma membuka pintu bagi kemajuan baru dalam ilmu
pengetahuan.
No.2
a. Latar Belakang Munculnya Konsep Paradigma Baru di Perguruan Tinggi Agama Islam:
2. Diadik (Dua Entitas): Paradigma diadik mengakui keberadaan dua entitas, yaitu ilmu
pengetahuan umum dan keilmuan Islam, yang saling melengkapi tanpa harus
disatukan. Integrasi diadik menciptakan keselarasan antara dua bidang tersebut.
Integrasi ilmu dan agama di UIN dengan model monadik, diadik, dan triadik
mencerminkan variasi pendekatan dalam menanggapi kompleksitas tantangan
kontemporer. Pendekatan ini mencoba menyelaraskan nilai-nilai agama Islam dengan
ilmu pengetahuan, baik sebagai satu kesatuan tunggal, dua entitas yang melengkapi,
atau tiga entitas yang mencakup dimensi spiritual. Pendekatan ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif dan relevan terhadap tantangan zaman modern.
No. 3
a. Dalam perspektif integrasi ilmu dan agama, makna aksiologi akhlak al-
karimah memainkan peran penting dalam membimbing perilaku para ilmuwan. Mari
kita telaah lebih lanjut:
1. Aksiologi Akhlak Al-Karimah:
Akhlak al-karimah merujuk pada perilaku terpuji yang mencerminkan kebaikan,
baik dalam hubungan dengan Allah (Hablum Minallah), manusia (Hablum
Minannas), maupun alam (Hablum Minal Alam) 1.
Ini melibatkan tindakan seperti sabar, tolong-menolong, merawat bumi,
dan melestarikan makhluk hidup 1.
2. Wahyu Memandu Ilmu:
Konsep Wahyu Memandu Ilmu menggambarkan bagaimana ajaran
agama (wahyu) mengarahkan perilaku ilmuwan.
Interkoneksi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama membentuk kerangka
etika bagi para peneliti dan akademisi 2.
Wahyu memandu ilmu mengajarkan bahwa akhlak al-karimah harus
menjadi panduan dalam melaksanakan penelitian dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3. Perspektif Integrasi Ilmu dan Agama:
Integrasi ilmu dan agama menggabungkan pengetahuan empiris dengan nilai-nilai
spiritual.
Para ilmuwan perlu memadukan rasionalitas ilmiah dengan etika agama agar
penelitian mereka bermanfaat bagi manusia dan alam semesta.
Kritis, reflektif, dan radikal adalah pendekatan filosofis yang membantu
mengintegrasikan ilmu dan agama secara holistik 2.
b. Dengan demikian, akhlak al-karimah menjadi pilar moral bagi para ilmuwan,
memandu mereka dalam mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat dan beretika.
Semoga ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang hubungan
antara ilmu dan agama dalam konteks aksiologi dan akhlak.
(22) WAHYU MEMANDU ILMU | Irawan I Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum. - Academia.edu
Dari perspektif nilai kegunaan ilmu dalam kehidupan manusia dan etika keilmuan, mari kita
bandingkan pemahaman aksiologi perspektif integrasi ilmu secara umum:
Dalam integrasi ilmu, pemahaman aksiologi ini membantu memastikan bahwa ilmu
digunakan dengan bijaksana, menghormati nilai-nilai kemanusiaan, dan memperkaya
kehidupan kita secara keseluruhan .
Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Dalam konteks akhlak al-karimah, kita memasuki wilayah perilaku yang terpuji.
Mari kita eksplorasi lebih lanjut:
1. Akhlak Al-Karimah:
Akhlakul karimah merujuk pada tindakan yang terpuji baik dalam hubungannya
dengan Allah (Hablum Minallah), seperti sholat, zakat, puasa, haji, maupun
dalam hubungannya dengan manusia (Hablum Minannas), seperti kesabaran dan
saling tolong-menolong. Selain itu, akhlakul karimah juga berlaku dalam
hubungannya dengan alam (Hablum Minal Alam), seperti merawat dan
melestarikan bumi serta makhluk yang hidup di dalamnya 1.
2. Wahyu Memandu Ilmu:
Konsep Wahyu Memandu Ilmu menggambarkan bagaimana akhlak al-
karimah membentuk perilaku para ilmuwan. Dalam perspektif integrasi ilmu dan
agama, wahyu (pengetahuan yang diberikan oleh Tuhan) menjadi panduan bagi
ilmuwan. Ini mencakup pendekatan kritis, reflektif, dan radikal dalam filsafat 2.
3. Interkoneksi Ilmu:
Interkoneksi mengacu pada saling bersilaturrahim antara berbagai bidang ilmu.
Ini seperti jaring laba-laba yang menghubungkan pengetahuan. Dalam konteks
ini, akhlak al-karimah menjadi kerangka etika yang membingkai perilaku
ilmuwan 2.
Dengan demikian, akhlak al-karimah bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang
bagaimana kita mengaplikasikannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Semoga ini
memberikan wawasan lebih lanjut!
No.4